• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

Oleh :

Dewi Nur Kumalasari D1109008

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)

iv

Belajar dari kegagalan adalah cara meraih kesuksesan. Tidak pernah gagal berarti tidak pernah menang

( Sri Dhamananda Nayake)

Satu-satunya orang yang tidak membuat kesalahan ialah orang yang tidak berbuat apa-apa. Jangan takut pada kesalahan, selama tidak mengulangi

kesalahan yang sama ( Roosevelt )

Jangan menyerah pada keadaan, hanya orang bodoh yang tidak mau berusaha bangkit dari keterpurukan

( Penulis )

(5)

v

Karya kecilku ini aku persembahkan untuk :

Allah SWT atas semua hal terbaik yang sudah diberikan untukku

Ibu atas semua kasih sayang, doa dan pengorbanan yang tulus

Ayah dan adik atas semua doa dan semangatnya

Kakek dan Nenek atas kasih sayang yang tulus

Haris Bayukarno Putra atas cinta, kasih sayang dan semangatnya

Sahabatku dimasa-masa kuliah Endang dan Rita. Terima kasih atas

persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku

Teman-teman Kos Wisma New Arifah. Kalian adalah keluarga keduaku,

terimakasih sudah mau berbagi berbagai hal

(6)

vi

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan berkah, karunia dan hidayah-NYA serta kemudahan jalan

yang diberikan-NYA sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN

(APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN

Proses penyusunan skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dorongan dan bantuan kepada penulis. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar membimbing, memotivasi, serta memberi banyak masukan selama

ini.

2. Bapak Soeharmanto, Ibu Popy, Mas Iwan dan segenap karyawan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta, yang memberikan informasi dan kemudahan

dalam penyusunan skripsi ini serta membantu penulis dalam proses

pencarian data.

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

(7)

vii

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Keluarga, kekasih, teman-teman serta seluruh sahabat yang telah

memberikan bantuan dan selalu memberi semangat.

6. Serta semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan

penulis perhatikan. Sebagai kata penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara, serta bagi

pihak-pihak yang memerlukannya.

Wassalamualaikum, Wr,Wb

Surakarta, Juli 2011

Penulis

(8)
(9)

ix

(10)

x

2. Strategi PT. PLN Surakarta Dalam Mengatasi Tunggakan

Pelanggan... 83

3. Hambatan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam Menjalankan Strategi Mengatasi Tunggakan Pelanggan... 108

BAB V PENUTUP ... 111

A. Kesimpulan ... 111

(11)

xi

Tabel 1.1 Data Perkembangan Keseluruhan Pelanggan

PT (Persero) APJ Surakarta Selama Tahun 2010... 7

Tabel 1.2 Tunggakan Pelanggan Golongan Tarif Bulan Januari-Des 2010.. 11

Tabel 1.3 Total Tunggakan Pelanggan Per Akhir Tahun 2010

Berdasarkan Golongan Tarif... 12

(12)

xii

Gambar 2.1 Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis ... 21

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 39

Gambar 3.1 Skema Analisis Model Interaktif ... 53

Gambar 4.1 TempatPembayaran Online ( PPOB ) ... 92

Gambar 4.2 Sosialisasi Melalui Spanduk di Jalan ... 100

(13)

xiii

DEWI NUR KUMALASARI. D1109008. STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN. Skripsi. Program Studi Administrasi Negara. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011. 118 Hal.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kuasa pemerintah sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Demi kelancaran dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus didukung dengan lancarnya arus pemasukan uang yang baik. Namun adanya keterlambatan pembayaran rekening listrik menyebabkan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merugi karena tunggakan pelanggan. Tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan narasumber, fakta-fakta yang ditemukan di lokasi penelitian, dan arsip/dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan

purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan ketika

peneliti menetapkan narasumber yaitu pegawai PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Snowball sampling digunakan untuk menentukan siapa narasumber selanjutnya yang mengetahui permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode trianggulasi data. Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan model analisis interaktif.

(14)

xiv

Dewi Nur Kumalasari. D1109008. THE SURAKARTA NETWORK SERVICE CUSTOM ER ARREARS. Thesis. State Administration Study Program. Administration Department. Social and Political Sciences Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011. 118 pages.

The Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) is State-Owned Enterprise holding the governmental authority of providing electricity power for the people, particularly in Surakarta areas and surrounding. For the sake of smoothness in undertaking its operating activities and to improve the service to the customers, the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) should be supported by the smoothness of good cash inflow. But the presence of delayed electricity account payment leads to its loss because of the customer arrears. The customer arrears of the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) are dominated by household customers. This research aims to find out and to describe the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) strategy in handling the customer arrears.

The method employed in this research was a descriptive qualitative one. The data source of research was obtained from interview with the informant, the facts found in the research location, and archive/document relevant to the research. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling. The purposive one was used when the author determined the informant, namely the personnel of Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero). Meanwhile the snowball sampling was used to determine who the next informant is who is knowledgeable on the research problem. Techniques of collecting data used were interview, observation, and document study. The data validation technique employed was data triangulation method. The data analysis was done using an interactive model of analysis.

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan organisasi yang semakin maju, yang diiringi

oleh perkembangan era informasi di tengah masyarakat modern, terjadi

peningkatan dan penerobosan di bidang teknologi informasi. Pada

kenyataannya, kini tidak ada lagi kehidupan yang tidak disentuh oleh

informasi sehingga hubungan antar organisasi dan organisasi dengan

masyarakat menjadi semakin penting. Salah satunya adalah dengan adanya

tenaga listrik yang sangat bermanfaat sekali dalam kehidupan manusia.

Listrik memang tak bisa dilepaskan dari realitas perkembangan budaya

dan gaya hidup masyarakat yang semakin modern. Listrik makin diperlukan

sebagai salah satu kebutuhan masyarakat. Lampu-lampu penerangan baik di

perumahan maupun penerangan jalan umum sudah dapat menyala terang

dengan adanya listrik. Alat-alat perlengkapan rumah tangga juga banyak yang

menggunakan energi listrik. Listrik juga dimanfaatkan dalam bidang

transportasi dengan adanya bus listrik dan kereta api listrik. Bagi kalangan

industri kecil dan menengah yang menggunakan listrik sebagai tenaga

penggerak mesin dan alat-alat produksi, ada tidaknya listrik menjadi hal yang

menentukan perekonomian mereka. Bahkan dengan adanya perkembangan

(16)

di atas 2,3% per tahun, konsumsi listrik negara juga akan terus meningkat.

Dilihat dari kondisi obyektif ini, semestinya pembangunan kelistrikan berpijak

pada kebijakan yang lebih maksimal dan focus.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2002 tentang Ketenagalistrikan, disebutkan bahwa tenaga listrik sangat

bermanfaat untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan meningkatkan perekonomian dalam rangka mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan bidang kelistrikan

dilakukan dengan terus-menerus, dengan berorientasi pada perubahan dan

inovasi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun demikian akhir-akhir ini

bidang kelistrikan mendapat perhatian dari pemerintah, hal ini dikarenakan

Perseroan Terbatas (PT) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai

BUMN penyedia energi listrik kurang dapat memenuhi pasokan listrik di

beberapa daerah di Indonesia.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan perusahaan yang

berkecimpung dalam bidang ketenagalistrikan. Oleh karenanya, PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta selalu berinteraksi dengan pelanggan yang sangat

membutuhkan tenaga listrik, karena merupakan salah satu kebutuhan yang

vital bagi masyarakat bahkan seluruh manusia di dunia untuk menjalani

(17)

(Persero) Adalah untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada semua

pelanggan. Salah satu sisi yang menjadi titik perhatian adalah pada

kemudahan pembayaran. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kuasa pemerintah sebagai

penyedia tenaga listrik bagi masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta dan

sekitarnya. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta membawahi 11 Unit Pelayanan

Jaringan (UPJ) yang berada di wilayah eks-Karesidenan Surakarta, antara lain

: Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Surakarta Kota, Kantor PT. PLN (Persero)

UPJ Manahan, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sukoharjo, Kantor PT. PLN

(Persero) UPJ Grogol, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Kartasura, Kantor PT.

PLN (Persero) UPJ Karanganyar, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Palur,

Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sragen, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ

Sumberlawang, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Wonogiri, Kantor PT. PLN

(Persero) UPJ Jatisrono. Demi kelancaran dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus didukung dengan

lancarnya arus pemasukan uang yang baik dari hasil penjualan rekening

listriknya. Namun pada kenyataannya tidak semua pelanggan membayar

rekening listrik pada saat yang ditentukan sehingga terdapat tunggakan

pelanggan.

Pelanggan adalah seseorang atau pihak yang selalu menuntut

(18)

mereka butuhkan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu menentukan strategi

yang tepat dan dapat digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan

kualitas pelayanan. Salah satunya adalah strategi bagaimana mengatasi

tunggakan pelanggan, karena apabila pelanggan mengalami keterlambatan

dalam membayar otomatis akan mempengaruhi keuangan PT. PLN itu sendiri

dan akan merugikan PT. PLN. Pelanggan merupakan fokus utama dalam

pembahasan mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan karena

kelangsungan perusahaan sangat tergantung pada kesetiaan/loyalitas para

pelanggan serta ketepatan pelanggan dalam pembayaran listrik.

Pelanggan PT. PLN (Persero) dikelompokkan ke dalam beberapa

jenis golongan tarif yaitu:

1. Sosial (S)

Pelanggan jenis ini merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang

penggunaan listriknya untuk kegiatan sosial. Yang termasuk dalam

pelanggan ini adalah masjid, gereja, sekolah, yayasan dan lain sebagainya.

Batas daya 220 VA untuk kategori rendah (S1), 250 VA s/d 200 kVA

untuk kategori sedang (S2), Diatas 200 VA kategori tinggi (S3).

2. Rumah tangga (R)

Pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan PT. PLN (Persero)

yang penggunaan listriknya untuk kegiatan rumah tangga. Yang termasuk

(19)

s/d 6600 VA untuk rumah tangga menengah (R2), dan Diatas 6600 VA

untuk keperluan rumah tangga besar (R3).

3. Bisnis (B)

Pelanggan bisnis merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang

penggunaan listriknya untuk kegiatan menjual barang dan jasa. Yang

termasuk dalam pelanggan ini adalah pertokoan, rumah makan, salon, dan

sebagainya. Batas daya 250 VA s/d 2200 VA untuk bisnis kecil (B1),

Diatas 2200 VA s/d 200 kVA untuk keperluan bisnis menengah (B2), dan

Diatas 200 kVA untuk bisnis besar (B3).

4. Industri (I)

Pelanggan industri merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang

penggunaan listriknya untuk kegiatan produksi. Yang termasuk dalam

pelanggan ini adalah pabrik-pabrik tekstil, industri kerajinan dan lain-lain.

Batas daya 450 VA s/d 14 kVA untuk keperluan industry kecil atau rumah

tangga (I1), Diatas 14 kVA s/d 200 kVA untuk keperluan industry sedang

(I2), Diatas 200 kVA untuk keperluan industry menengah, dan 30000 kVA

keatas untuk industry besar (I3).

5. Pemerintah (P)65

Pelanggan ini adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang

penggunaan listriknya untuk kepentingan kegiatan pemerintahan. Yang

(20)

pemerintah kecil dan sedang (P1), Diatas 200 kVA untuk keperluan kantor

pemerintah besar (P2), dan untuk keperluan penerangan jalan umum (P3).

6. Multiguna(M)

Pelanggan multiguna adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang

penggunaan listriknya untuk kegiatan yang memerlukan pelayanan khusus

dan karena berbagai hal tidak dapat tercakup dalam ketentuan golongan

tarif diatas. Kualitas khusus yang dimaksud misalnya karena

kebutuhannya, pelanggan menginginkan tegangan standar yang

dibutuhkannya. Selain itu frekuensi pelanggan multiguna lebih diutamakan

(prioritas) daripada pelanggan lainnya kalau terjadi gangguan. Yang

(21)

Data Perkembangan Keseluruhan Pelanggan PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta Selama Tahun 2010 (Dalam Ribuan)

Bulan Jumlah Pelanggan

Januari 962.877

Februari 964.219

Maret 968.674

April 972.902

Mei 974.036

Juni 976.262

Juli 980.450

Agustus 980.616

September 983.153

Oktober 989.947

November 991.942

Desember 995.876

Jumlah 11.740.950

Sumber: PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Kinerja PT. PLN Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta pada

akhir 2010 cukup terbebani dengan tunggakan pelanggan, untuk itu PLN

berupaya keras meminimalisasikan tunggakan pelanggan sampai seminim

mungkin. Dalam merealisasikan capaian target tersebut PLN gencar

melakukan sosialisasi diberbagai tempat termasuk melalui berbagai event.

Adanya keterlambatan pembayaran rekening listrik menyebabkan PT.

(22)

nominal tunggakan pada tahun 2009 lalu.

(Sumber:http://bisnis.timlo.net/baca/5588/34.493-pelanggan-bebani

kinerja-pln).

Humas PT. PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Surakarta

Soeharmanto menguraikan, pelanggan yang paling besar tunggakannya

adalah pelanggan kategori rumah tangga, hampir 90 persen dari puluhan

ribu pelanggan tersebut menunggak selama satu bulan. Sebanyak delapan

persen sisanya sudah dua bulan belum membayar tagihan.

(sumber:http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/01/02/745

25/Puluhan-Ribu-Pelanggan-PLN-Nunggak-Rekening). Fokus penelitian

ini adalah pada pelanggan kategori rumah tangga karena diketahui bahwa

pelanggan kategori rumah tangga merupakan pelanggan yang paling besar

tunggakannya, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang

strategi apa yang digunakan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam

mengatasi tunggakan tersebut. Oleh karena itu, sebagai bentuk respon

yang dilakukan untuk mengatasi tunggakan pelanggan, PT. PLN (Persero)

sebagai BUMN yang memegang kendali di bidang penyediaan listrik

menetapkan sejumlah tindakan/program. Sebagai perusahaan atau lembaga

yang melakukan monopoli di bidang kelistrikan di Indonesia, PT. PLN

(Persero) berusaha mengatasi tunggakan pelanggannya agar tidak

(23)

meningkatkan pelayanan PT. PLN (Persero) kepada pelanggannya.

Strategi merupakan suatu rencana yang ditentukan secara

menyeluruh untuk diimplementasikan, dengan perencanaan tersebut

perusahaan dapat melaksanakan langkah yang tepat sehingga menghindari

dan memperkecil resiko yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Strategi juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan keuntungan yang

maksimal. Pelaksanaan strategi ini sangat bergantung pada kemampuan

perusahaan yang tersedia terhadap strategi yang direncanakan untuk

mewujudkan tujuan perusahaan, sehingga perusahaan perlu

mengkoordinasi dan membagi sumber daya manusia yang dimiliki untuk

dapat melaksanakan strategi dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

Guna mendukung strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan,

PLN juga menambah loket-loket pembayaran rekening listrik serta

menurunkan petugas keliling untuk melakukan sosialisasi kepada

pelanggan mengenai pembayaran listrik. Kemungkinan tunggakan ini

terjadi karena kesibukan pelanggan sehingga tidak sempat untuk

membayar listrik, sebagai langkah paling akhir dari PLN untuk mengatasi

tunggakan pelanggan dan yang akhir-akhir ini sedang marak

diperbincangkan adalah dengan sistem pembayaran listrik prabayar yaitu

(24)

prabayar antara lain Pelanggan akan lebih mudah mengontrol konsumsi

listrik.(Sumber:

http://bisnis.timlo.net/baca/5588/34.493-pelanggan-bebani-kinerja-pln/Andi Penowo). Berikut ini adalah tabel tunggakan

pelanggan berdasarkan golongan tarif di PT. PLN (Persero) APJ

(25)

id

R1 2.218.405.530 4.494.605.060 3.650.200.225 3.001.741.420 2.868.924.125 2.695.217.065 2.481.576.810 2.277.055.860 2.068.870.865 2.840.845.455 2.997.021.985 5.554.894.185

R2 27.446.640 66.789.515 26.470.030 37.883.690 37.768.385 23.613.540 30.550.195 47.984.510 36.134.360 40.546.655 49.048.745 49 .306.955

R3 23.477.150 30.615.110 7.956.470 16.080.165 7.774.705 4.430.130 5.176.700 28.873.505 19.291.060 25.448.935 25.862.270 33.926.205

S2 83.158.810 73.920.380 52.845.730 68.749.255 41.711.815 30.121.005 41.352.855 47.027.240 30.829.410 39.540.260 44.959.475 70.837.520

S3 19.820.430 - - - - - - - - - -

Sumber : PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Tahun 2010

(26)

TOTAL TUNGGAKAN PELANGGAN PER AKHIR TH 2010 BERDASARKAN GOLONGAN TARIF

Sumber : PT. PLN Persero APJ Surakarta Tahun 2010

Bentuk strategi yang telah dilakukan PT. PLN (Persero) Surakarta dalam

mengatasi tunggakan pelanggannya antara lain :

a. Dengan menurunkan Tim Petang (Penurunan Tunggakan).

b. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik.

c. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online (PPOB)

d. Melakukan berbagai sosialisasi diantaranya melalui media cetak

maupun elektronik, Penyebaran brosur mengenai pentingnya

pembayaran listrik tepat waktu

e. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke

sistem prabayar.

GOLONGAN TOTAL

SOSIAL ( S ) 70.837.520

BISNIS ( B ) 145.097.330

INDUSTRI ( I ) 33.424.555

PEMERINTAH ( P ) 1.418.348..415

RUMAH TANGGA ( R ) 5.638.127.345

(27)

mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan di PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang dijabarkan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi

tunggakan pelanggan?

2. Hambatan apa saja yang ditemui PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam

menjalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan?

C. Tujuan Penelitian

Jika masalah dalam suatu penelitian sudah ditentukan, maka tujuan

penelitian tersebut adalah untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan

sebelumnya. Tujuan penelitian adalah untuk menjawab semua permasalahan

yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tersebut di atas. Bertolak

dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan guna mencapai

(28)

a. Untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai Strategi dalam

mengatasi tunggakan pelanggan yang dilakukan PT PLN (Persero)

APJ Surakarta.

b. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui PT PLN (Persero) APJ

Surakarta dalam menjalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan

2. Tujuan Individu

Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis guna

memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 di Jurusan Ilmu Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta.

3. Tujuan Fungsional

Sebagai bahan masukan dan pemikiran agar dapat digunakan oleh

organisasi, lembaga pemerintahan dan semua pihak yang memerlukan

dalam rangka membantu dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang

dihadapi.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan informasi

yang rinci, akurat dan aktual yang dapat memberikan manfaat dalam

menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Adapun manfaat yang didapat

(29)

Penelitian mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan

pelanggan yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta ini

diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang bisa

digunakan untuk membantu bagi penelitian selanjutnya dan sejenis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan

pelanggan yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengembangan

dan perbaikan kinerja pegawai PT. PLN (Persero) terutama dalam

pelayanan pembayaran rekening listrik. Selain itu, bagi penulis penelitian

ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh

selama kuliah ke dalam praktik nyata untuk menganalis suatu

(30)

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Unsur penelitian yang paling besar peranannya adalah teori, dengan

teori peneliti mencoba menerangkan fenomena sosial yang menjadi pusat

perhatiannya. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan

cara merumuskan hubungan antar konsep. Teori perlu disusun secara

sistematis. Dibawah ini, penulis menguraikan beberapa konsep/ teori yang

dapat mendukung dan menjelaskan arahan penelitian ini, yang dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu 1) Strategi, 2) Tunggakan Pelanggan dan 3) Strategi

Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan.

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos, yang

terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti

memimpin (Grant, 1999:11). Penggunaan konsep dan teori strategi

pertama kali digunakan dalam dunia militer, sedangkan dunia bisnis

baru mulai mengadopsinya pada pertengahan tahun 60-70an.

Apabila sebuah perusahaan ingin mencapai suatu sasaran

maupun tujuan yang ingin diwujudkan, dibutuhkan suatu perencanaan

(31)

dengan baik dan lancar serta mengarah pada tujuan yang diharapkan.

Dalam perencanaan tersebut juga perlu disusun suatu strategi sehingga

tujuan dapat tercapai dengan maksimal, efektif dan efisien. Efektif

berarti dapat melaksanakan proses pencapaian tujuan dengan langkah

yang tepat sasaran dan efisien berarti dalam prosesnya dapat berjalan

dengan cepat, hemat, tepat waktu, tidak membuang tenaga yang

digunakan dan tidak dirugikan. Istilah strategi sudah digunakan oleh

semua jenis organisasi. Ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian

semula tetap dipertahankan, hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan

jenis organisasi yang menerapkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:859),

tujuan khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan demi

kepuasan pelanggan, strategi ini harus direncanakan karena merupakan

unsur kepuasan yang penting terutama karena strategi menentukan

pelatihan, perilaku, dan penyampaian layanan spesifik yang tepat.

Menurut Sondang P. Siagian (2004:15) dalam bukunya

menejemen strategi menyatakan Strategi adalah Serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh seluruh jajaran

(32)

Hadari Nawawi (2003:147) menjelaskan strategi dalam

manajemen sebagai kiat, cara, taktik utama yang dirancang secara

sistematis dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah

pada tujuan strategik organisasi.

John M. Bryson menyatakan bahwa strategi dapat dipandang

sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau

alokasi sumber daya yang dikerjakan organisasi dan mengapa

organisasi melakukannya (2001:189).

Pengertian strategi juga dijelaskan oleh Chandler (1962) yang

menjelaskan bahwa:

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak

Rangkuti, 2006: 3)

Jadi dari beberapa pengertian strategi diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa pengertian strategi adalah suatu rencana yang

ditentukan secara menyeluruh dan terpadu untuk diimplementasikan

ke dalam perusahaan dan dirancang agar dalam pelaksanaannya dapat

membuahkan hasil sesuai dengan tujuan yang ditentukan.

Raduan C. R, Jegak U, Haslinda A, dan Alimin I. I dalam

International Journal of Social Sciences Volume 11, Number 3

(2009:406) menjelaskan tentang strategi :

(33)

resources so as to implement the policies and plans. In other words, strategic management can be seen as a combination of strategy formulation, implementation and evaluation.

(Manajemen strategis adalah proses dan pendekatan menentukan tujuan sebuah organisasi, mengembangkan kebijakan dan rencana untuk mencapai dan mencapai tujuan-tujuan ini, dan mengalokasikan sumber daya sehingga melaksanakan kebijakan dan rencana. Dengan kata lain, manajemen strategis dapat dilihat sebagai kombinasi

( http://www.eurojournals.com/ejss_11_3_06.pdf )

Freddy Rangkuti sendiri menjelaskan konsep strategi meliputi

dua hal, yaitu distinctive competence (tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dari para

pesaingnya) dan competitive advantage (kegiatan spesifik yang

dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan

pesaingnya).

Stoner dan Freeman (1992) menjelaskan strategi berdasarkan

dua perspektif yang berbeda, yaitu: (1) dari perspektif apa yang

organisasi ingin lakukan (intends to do) dan (2) dari perspektif apa

yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan

perspektif pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk

menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta

mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung adalah bahwa

manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam

merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif

(34)

organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu (dalam Fandy

Tjiptono, 1995:2).

Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan. Frase

strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi

organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang

menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi.

Strategi digunakan untuk mengisi 3 tujuan manajemen (Grant,

1999:21-23), yaitu:

1) Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Strategi menentukan pedoman, peraturan dan kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan, membatasi alternatif keputusan yang akan diambil.

2) Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi.

Strategi tidak hanya dapat digunakan untuk memperoleh konsistensi dalam keputusan yang diambil dalam waktu berbeda. Bagi organisasi yang kompleks, strategi memberikan kesamaan arah bagi perusahaan. Agar strategi dapat digunakan sebagai alat koordinasi, maka proses strategi harus bertindak sebagai mekanisme komunikasi dalam perusahaan.

3) Strategi sebagai target.

Konsep strategi akan digabungkan dengan visi dan misi untuk menentukan dimana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang. Dengan demikian strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan.

Menurut Pearce & Robinson (2003:10) dalam Mudrajad

Kuncoro (2005:2). Manfaat manajemen stratejik adalah sebagai

berikut:

1) Formulasi strategi meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

(35)

2) Keputusan stratejik berbasis kelompok akan dapat ditarik dari

berbagai alternatif yang terbaik

3) Dilibatkannya karyawan dalam formulasi strategi akan

meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan

produktivitas dan bonus dalam setiap rencana stratejik dan pada

gilirannya meningkatkan motivasi mereka

4) Penolakan atas perubahan dapat dikurangi. Partisipasi dalam

formulasi strategi akan membuat proses pengambilan keputusan

menjadi demokratis dan jauh dari kesan otoriter

Menurut J. David Hunger dan Thomas I, Wheelen (2003:11)

Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis adalah:

Gambar 2.1.

Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis

Keterangan :

Analisis Internal

Lingkungan Internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan

dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak

(36)

Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka

panjang untuk manajemen efektif dari dari kesempatan dan ancaman

lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan

tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan

penetapan pedoman kebijakan

Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen

mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui

pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Implementasi

meliputi :

1) Program yaitu pernyataan aktivitas-aktivitas atau

langkah-langakah yang diperlukan untuk menyelesaikan

perencanaan

2) Anggaran yaitu program yang dinyatakan dalam bcntuk

satuan uang, seliap program akan dinyatakan secara rinci

dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk

merencanakan dan mengendalikan

3) Prosedur yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik

yang berurutan yang menggambarkan secara rinci

(37)

Evaluasi dan Pengendalian

Adalah proses yang melalui aktivitas-aktivitas perusahaan dan

hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan

dengan kinerja yang diinginkan.

b. Ciri Ciri Strategi

Selain itu Coulter (2002:7) Mudrajad Kuncoro (2005:38)

mengungkapkan bahwa :

an keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam

Maka beberapa ciri strategi yang utama adalah:

1) Goal-directed action (tindakan mengarah pencapaian tujuan), yaitu

aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan

bagaimana mengimplementasikannya

2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan

kapabilitas) serta memperhatikan peluang dan tantangan.

Hal tersebut semakin dikuatkan oleh Robert M. Grand

(1999:29) mengenai maksud, tujuan, dan pentingnya

mempertimbangkan kekuatan internal terhadap strategi yang disusun,

bahwa :

(38)

Apabila segala faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi

dapat dipertimbangkan dengan baik, maka akan melahirkan sebuah

konsep yang baik pula.

c. Macam-macam Strategi

Hadari Nawawi menjelaskan mengenai beberapa macam

strategi yang dapat dipilih dan digunakan oleh organisasi, yaitu:

1) Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program dan tindakan

untuk mendobrak penghalang, rintangan, atau ancaman untuk

mencapai keunggulan/ prestasi yang ditargetkan.

2) Strategi Konservatip, dilakukan dengan membuat program dan

mengatur tindakan dengan cara yang sangat berhati-hati

disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku.

3) Strategi Difensif (Strategi Bertahan), dilakukan dengan membuat

program-program tindakan untuk mempertahankan kondisi

keunggulan atau prestasi yang sudah dicapai.

4) Strategi Kompetitif, dilakukan dengan membuat program dan

tindakan untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi

lainnya yang sama posisi dan jenjangnya.

5) Strategi Inovatif, dilakukan dengan membuat program, proyek dan

tindakan agar organisasi selalu menjadi pelopor pembaharuan

khususnya di bidang tugas pokok masing-masing, sebagai

(39)

6) Strategi Diversifikasi, dilakukan dengan membuat program, proyek

dan tindakan berbeda dari strategi yang biasa dilakukan

sebelumnya, atau berbeda dari strategi yang dipergunakan

organisasi lain.

7) Strategi Preventif, dilakukan dengan membuat program, proyek

dan tindakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kekeliruan, baik

yang dilakukan oleh organisasi sendiri maupun yang diperintahkan

organisasi atasan.

8) Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu

dan hanya memberikan tanggapan jika telah diberi petunjuk,

pengarahan, pedoman pelaksanaan. Manajemen tidak berusaha

membuat dan menetapkan program dan proyek secara proaktif.

9) Strategi Oposisi, program dan proyek bersikap menolak,

menantang ataupun menunda pelaksanaaan perintah, petunjuk,

pengarahan, peraturan dari atasan yang dinilai mempersulit atau

tidak menguntungkan.

10) Strategi Adaptasi, hampir sama dengan strategi difensif yaitu

dengan melakukan program, proyek dan tindakan mengadaptasi

dari organisasi lain.

11) Strategi Ofensif, membuat program, proyek dan tindakan selalu

(40)

sesuai dengan pengarahan, petunjuk, pedoman, dan peraturan dari

atasan.

12) Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan

menghindari untuk membuat program, proyek, dan tindakan sesuai

petunjuk, pengarahan, pedoman karena berbagai sebab.

13) Strategi Kontijensi, dilakukan dengan membuat program, proyek,

dan tindakan sebagai cara pemecahan masalah, dengan memilih

alternatif yang paling menguntungkan/ terbaik dari berbagai

aternatif yang sesuai dengan petunjuk, pengarahan dan pedoman

dari atasan dan peraturan yang berlaku.

14) Strategi Pasif, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan

tindakan mengikuti perintah, petunjuk, pengarahan, pedoman dan

perundang-undangan yang berlaku, serta lebih dominan pada

pelaksanaan tugas rutin. (Hadari Nawawi, 2003:176-179)

Strategi menurut Hadari Nawawi inilah yang nantinya akan

digunakan peneliti sebagai pedoman dalam penerapan strategi yang

dijalankan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi

tunggakan pelanggan, karena strategi yang dijalankan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan berkaitan

dengan macam strategi yang diungkapkan oleh Hadari Nawawi.

d. Penentu Keberhasilan Strategi

Ada beberapa kategori/macam strategi menurut Higgins (1985)

(41)

1) Enterprise Strategy.

Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Dalam

strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat

luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat

menguntungkan organisasi. Strategi ini juga menampakkan bahwa

organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi

pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

2) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga

sering disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti

oleh suatu organisasi.

3) Business Strategy

Strategi pada ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran

ditengah masyarakat. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat

memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus

mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang

lebih baik.

4) Fungsional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk

menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi

(42)

a) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi

yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan

ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan

keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan

pengembangan;

b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi

manajamen, yaitu planning, organizing, implementing,

controlling, staffing, leading, motivating, communicating,

decision making,representing, dan integrating.

c) Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol

lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui

maupun situasi yang belum diketahui atau yang sudah berubah.

(dalam J. Salusu, 1996:101-104).

Strategi yang jitu dapat memberikan keberhasilan dalam

kelemahan yang kita miliki seperti apa yang dikemukakan oleh Robert

M. Grand (1999:27) bahwa strategi yang berhasil biasanya memiliki

empat unsur utama yaitu:

1) Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang

2) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal

(43)

Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003:108)

memberi beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa

sukses yaitu:

1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya.

2) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi.

3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan

semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan satu dan lainnya.

4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang

merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru

adalah kelemahannya.

5) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis.

6) Strategi hendaknya memperhitungakan risiko yang tidak terlalu

besar.

7) Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah

dicapai.

8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya

dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para

ekskutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.

Dalam International Journal of Bussines and Emerging

Market, A strategic shift of automobile manufacturing firms in

Turkey Vol.1 No.3, 2009: 214 Fuchs and his collleagues ( Fuchs et

(44)

imensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent product-market focus supported by operating capabilities and resources.

(Dimensi kunci dari efektifitas pengembangan strategi dan implementasi seperti mengarang musik semua unsur-unsur strategi di sekitar kekuatan tema inti dan meluruskan focus pasar produk yang padu didukung dengan operasi kemampuan dan sumber

( http://mpra.ub.uni-muenchen.de/20233/ )

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa kunci dari membangun

pelaksanaan strategi yang efektif adalah seperti mengarang musik.

Semua unsur disekitar strategi harus didukung oleh kemampuan

beroperasi dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Strategi dapat

berhasil dan efektif apabila didukung oleh semua sumber daya yang

terlibat di dalamnya.

Maka dari itu untuk menentukan keberhasilan organisasi, ada

empat faktor penentu strategi yaitu tujuan yang jelas, pemahaman

lingkungan eksternal, apresiasi terhadap kelemahan dan kekuatan

internal, serta implementasi yang efektif. Indikator-indikator strategi

dapat dikatakan berhasil, apabila strategi tersebut konsisten dengan

sasaran dan nilai yang dimiliki perusahaan, lingkungan eksternalnya,

kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, serta dengan sistem dan

organisasinya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

upaya pencapaian tujuan khususnya untuk mengatasi masalah

(45)

baik mengenai langkah, pertimbangan sumber daya yang ada maupun

tujuan yang ingin dicapai. Hal-hal tersebut merupakan unsur yang

penting terutama karena strategi menentukan pelatihan, perilaku, dan

penyampaian layanan spesifik yang tepat untuk mengatasi masalah

yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi. Selain itu

strategi juga berperan untuk mengkomunikasikan sasaran sehingga

dapat membentuk tujuan strategis dan memicu organisasi untuk

melebihi kemampuan hasil kerjanya.

e. Hambatan dalam Strategi

Menurut Hunger&Whellen (2003:297) dalam menerapkan

strategi sering ditemui beberapa masalah/hambatan yang dihadapi.

Masalah mulai muncul terjadi saat pelaksanaan suatu strategi. Masalah

yang sering muncul dalam perusahaan antara lain:

1) Implementasi berjalan lebih lambat dari perencanaan awalnya.

2) Munculnya masalah-masalah utama yang tidak terduga.

3) Koordinasi kegiatan yang tidak efektif.

4) Perhatian terhadap aktivitas persaingan dan penanganan krisis yang

berlebihan sehingga mengalihkan perhatian terhadap implementasi

yang harus dijalankan.

5) Kurangnya kemampuan para karyawan yang terlibat dalam

(46)

6) Tidak memadainya pendidikan dan pelatihan karyawan tingkat

bawah.

7) Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal.

8) Tidak memadainya kepemimpinan dan pengarahan dari para

manajer departemen.

9) Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci.

10)Tidak memadainya pemantauan aktivitas oleh sistem informasi

yang dimiliki.

Alexander dalam penelitiannya terhadap hampir seratus

presiden dan divisi perusahaan (1991) mengungkapkan beberapa

masalah yang sering dijumpai dalam pelaksanaan strategi (J.Salusu,

1996:431). Masalah yang sering timbul adalah jangka waktu

pelaksanaan. Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh lebih lama dari

yang direncanakan karena timbulnya banyak masalah baru yang tidak

diprediksi sebelumnya. Sementara itu koordinasi tidak berjalan efektif,

pengarahan dari unit kerja yang kurang tepat sehingga eselon bawah

belum begitu paham dengan strategi yang digunakan. Masalah lain

yang juga sering dihadapi adalah kualitas kepemimpinan yang kurang

memadai dan kurangnya pengarahan dan informasi yang bisa diterima

eselon bawahan yang menyebabkan intrpretasi yang diterima karyawan

(47)

mengenai faktor yang berkaitan dengan strategi sehingga produk atau

pelayanan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Tunggakan pelanggan a. Pengertian Tunggakan

Dalam kamus besar bahasa indonesia, edisi ketiga (2007:1313)

pengertian tunggakan adalah angsuran, pajak, tagihan dsb yang belum

dibayar. Jadi dapat disimpulkan pengertian Tunggakan adalah pajak

yang belum dibayar selama seseorang, badan usaha, atau lembaga

masih berstatus sebagai pelanggan/ pengguna jasa.

b. Pengertian Pelanggan

Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan

mengenai stategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Oleh karena

itu pelanggan memegang peranan yang cukup penting dalam

keberhasilan suatu strategi yang direncanakan oleh suatu perusahaan.

Hal ini disebabkan karena kelangsungan perusahaan sangat tergantung

pada kelancaran arus uang yang masuk pada perusahaan, apabila ada

pelanggan yang menunggak/tidak membayar tepat waktu maka akan

membuat perusahaan merugi dan otomatis mengganggu kelangsungan

suatu perusahaan

Fandy Tjiptono (1996:128) mengungkapkan penjelasannya

(48)

Kemudian Imber dalam Rosady Ruslan (2005:277)

pembeli utama

Selain itu Juhana Wijaya (2004:40) juga menyatakan bahwa:

Pelanggan adalah orang-orang yang pekerjaannya membeli dan

menggunakan suatu produk, baik barang ataupun jasa secara terus

menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang

yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan

perusahaan bisnis.

Boediono (2003:35) juga menambahkan bahwa yang dimaksud

dengan pelanggan adalah:

yang unik dan wajib mendapatkan perhatian dan kepedulian secara sungguh-sungguh dalam hal organisasi berorientasi kepada pelanggan, sehingga mampu bertahan pada

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pelanggan adalah setiap orang atau konsumen

yang melaksanakan suatu interaksi maupun transaksi dengan

perusahaan berupa pembelian dan penggunaan barang atau jasa

(produk) yang telah dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan.

c. Jenis Pelanggan

Juhana Wijaya (2004:40) menyatakan bahwa jenis jenis

pelanggan terdapat 3 (tiga) jenis yaitu:

(49)

Pelanggan internal (Internal Customer) adalah orang-orang atau

pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dan memiliki

pengaruh terhadap maju mundurnya pelanggan.

2) Pelanggan Perantara (Intermediate Customer) adalah setiap orang

atau kelompok orang yang berperan sebagai perantara produk

bukan sebagai pemakai.

3) Pelanggan Eksternal

Pelanggan eksternal (External Customer) adalah setiap orang atau

kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang

dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang

berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.

Fandy Tjiptono (1996:128) menyatakan ada 5 (lima) tipe

pelanggan menurut tangga loyalitas yaitu:

1) Prospek (Prospect)

Prospek adalah orang-orang yang hanya mengenal bisnis

(barang/jasa) suatu perusahaan, tetapi belum pernah masuk

toko/perusahaanya, serta belum pernah membeli dan memakai

barang/jasa perusahaan tersebut.

2) Pembelanja (Shopper)

Pembelanja atau shopper adalah prospek yang telah yakin untuk

mengunjungi toko tersebut, paling tidak satu kali. Akan tetapi,

(50)

perusahaan hanya memiliki kesempatan untuk mempengaruhi

mereka.

3) Pelanggan (Customer)

Pelanggan adalah orang yang membeli barang atau jasa dari suatu

perusahaan.

4) Klien (Client)

Klien adalah orang yang secara rutin membeli barang atau jasa

perusahaan.

5) Penganjur (Advocates)

Penganjur merupakan pelanggan yang sedemikian puasnya dengan

barang atau jasa perusahaan, sehingga ia akan menceritakan kepada

siapa saja tentang betapa memuaskannya barang/jasa perusahaan

tersebut.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan

bahwa secara umum jenis-jenis pelanggan terdiri dari pelanggan

internal yaitu orang-orang didalam organisasi atau perusahaan yang

menggunakan produk, kemudian pelanggan perantara yaitu orang yang

menjadi perantara produk kepada kosumen dari perusahaan serta

pelanggan eksternal yaitu pengguna produk akhir.

Jadi pengertian tunggakan pelanggan adalah pajak/kewajiban

(51)

sebagai pelanggan dan pengguna/pemakai jasa suatu perusahaan pada

waktu yang telah ditetapkan perusahaan tersebut.

3. Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan

Berdasarkan penjelasan diatas yang dimaksud dengan strategi

dalam mengatasi tunggakan pelanggan ialah suatu rencana tindakan, kiat,

cara yang dilakukan untuk mengatasi jumlah tunggakan yang belum

dibayar oleh pelanggan atau pengguna jasa listrik. Mengacu pada tingkatan

strategi yang dijelaskan oleh Higgins (1985) dalam J. Saluso (1986), dilihat

dari tingkatannya Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan yang

dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta atas keadaan

lingkungannya yaitu meningkatnya jumlah tunggakan pelanggan, strategi

ini adalah termasuk strategi fungsional. Dimana strategi dijabarkan dalam

bentuk program-program yang berhubungan dan dilakukan oleh divisi yang

menangani masalah ini dalam organisasi yaitu divisi yang menangani

pengendalian dan pengusahaan pelanggan. Penelitian ini dimaksudkan

untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana strategi yang

dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi

(52)

B. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran merupakan landasan berfikir seseorang yang

bertujuan untuk menjelaskan fakta atau suatu hubungan antar faktor maupun

variabel dengan berpijak pada landasan teori. Dari uraian tentang landasan

teori tersebut diatas dapat diambil garis besar tentang kerangka pemikiran

(53)

Gambar 2.2. TUNGGAKAN PELANGGAN RUMAH TANGGA : 1. Dengan Menurunkan Tim Petang (Penurunan Piutang).

Bentuk Strategi Diversifikasi

2. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik. Bentuk strategi diversifikasi 3. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online

(PPOB). Bentuk strategi diversifikasi 4. Melakukan berbagai sosialisasi antara lain:

a. melalui media cetak maupun elektronik. Bentuk strategi konservatif

b. Penyebaran brosur dan pemasangan spanduk mengenai pentingnya pembayaran listrik tepat waktu. Bentuk strategi konsevatif

c. Melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah. Bentuk strategi konservatif

(54)

Dalam usahanya untuk meningkatkan pelayanannya, PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta terkendala dengan adanya tunggakan pelanggan.

Sesuai data yang diperoleh, pelanggan PT. PLN (Persero) Surakarta yang

jumlah tunggakannya paling besar menurut jenis golongan tarifnya adalah

kategori pelanggan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena Pelanggan rumah

tangga kurang begitu memahami akan kewajibannya sebagai pelanggan listrik

yaitu membayar rekening tepat waktu sehingga mengakibatkan jumlah

tunggakan pelanggan kategori ini cukup besar, kemungkinan tunggakan ini

terjadi karena kesibukan pelanggan rumah tangga sehingga tidak sempat untuk

membayar listrik. Tunggakan pelanggan tersebut menyebabkan PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta harus mengeluarkan jumlah uang yang semakin besar

untuk menutup sementara biaya operasionalnya, dana anggaran yang

seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang berkaitan dengan peningkatan

pelayanan harus digunakan untuk menutupi sementara tunggakan pelanggan

dan Pelanggan lain yang tidak menunggak merasa dirugikan dengan adanya

pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada 14 macam strategi menurut

Hadari Nawawi, karena strategi yang diterapkan PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan berkaitan dengan macam

strategi yang diungkapkan oleh Hadari Nawawi. Dari 14 strategi yang telah

dipaparkan diatas penulis mengacu pada beberapa strategi yang akan

(55)

pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta membuat sejumlah strategi dan tindakan sebagai cara dalam

mengatasi jumlah tunggakan pelanggan. Saat ini Strategi yang dijalankan oleh

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta diantaranya sebagai berikut:

1. Dengan Menurunkan Tim Petang ( Penurunan Tunggakan) merupakan

bentuk strategi Agresif dilakukan dengan membuat program dan mengatur

langkah-langkah atau tindakan mendobrak penghalang, rintangan, atau

ancaman untuk mencapai keunggulan/ prestasi yang ditergetkan

2. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik.

Bentuk strategi Diversifikasi yaitu strategi yang dilakukan dengan

membuat program atau mengatur tindakan berbeda dari yang dilakukan

sebelumnya.

3. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online (PPOB). Bentuk

strategi diversifikasi dan inovatif yaitu strategi dengan membuat program

yang berbeda dari sebelumnya dan dilakukan sebagai pelopor

pembaharuan.

4. Melakukan berbagai sosialisasi antara lain:

a. melalui media cetak maupun elektronik. Bentuk strategi

konservatif yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program

dan mengatur langkah dengan sangat hati-hati disesuaikan dengan

(56)

b. Penyebaran brosur mengenai pentingnya pembayaran listrik tepat

waktu. Bentuk strategi konsevatif yaitu strategi yang dilakukan

dengan membuat program dan mengatur langkah dengan sangat

hati-hati disesuaikan dengan kebiasaan pelanggan.

5. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke sistem

prabayar. Bentuk Strategi inovatif yaitu strategi yang dilakukan sebagai

pelopor pembaharuan.

Dalam mejalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan PT.

PLN (Persero) APJ Surakarta terkendala oleh faktor penghambat.

Hambatan yang ditemui oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

diantaranya adalah masalah penyebaran tempat pembayaran online

(PPOB) yang belum merata dan masalah jaringan secara online (PPOB)

yang sering mengalami trouble serta Pelanggan rumah tangga belum

begitu tahu dan mengerti lebih dalam tentang sistem pembayaran listrik

(57)

STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

Oleh :

Dewi Nur Kumalasari D1109008

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(58)

commit to user

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu aktivitas ilmiah yang harus dilakukan secara

sistematis, teratur, baik dalam proses berpikir tentang materinya maupun

mengenai prosedur dalam suatu penelitian. Sifat ilmiah menitik beratkan kegiatan

penelitian sebagai usaha menemukan kebenaran yang objektif dan dapat

berbentuk hasil pemecahan masalah atau pengujian hipotesis dan mungkin dapat

berupa pembuktian tentang adanya sesuatu yang belum ada, namun diharapkan

ada atau dimungkinkan ada. Kebenaran yang objektif itu disatu pihak memerlukan

dukungan data atau informasi yang bersifat sebagai bukti ilmiah. Sedang dipihak

lain kebenaran itu diterima bilamana prosedur mengungkapkan hal yang sama dan

materinya sesuai dengan kenyataan yang ada dan selaras dengan jalan pemikiran

yang sehat, untuk mendapatkan suatu kebenaran yang objektif dari proses

penelitian, maka perlu adanya suatu metodologi.

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tentang Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan

mengambil lokasi di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Jalan Slamet

Riyadi no 468 Surakarta. Adapun alasan-alasan pemilihan lokasi ini adalah

(59)

dengan penelitian yang dilaksanakan. Yaitu adanya masalah yang

ingin diteliti dan untuk ditemukan jawaban, mengenai bagaimana

strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan

pelanggan.

b. Pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta sangat mendukung untuk

memberikan data-data atau informasi yang peneliti butuhkan sesuai

dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

c. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan unit perusahaan Negara

yang bertanggungjawab di bidang kelistrikan di wilayah Surakarta dan

sekitarnya. Dalam tingkatan manajemen, PT. PLN (Persero) APJ

Surakarta merupakan salah satu manajemen operasional yang

menjalankan strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. sehingga

sangat cocok dijadikan tempat penelitian bagi peneliti mengenai

strategi mengatasi tunggakan pelanggan.

Untuk lebih melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian,

peneliti juga mendatangi tempat-tempat pembayaran listrik untuk mencari

informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Strategi PT. PLN

(Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dari bulan Maret-juni

(60)

ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011.

B. Jenis Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, jenis penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif

adalah bentuk penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan

memaparkan, menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena

sosial masyarakat berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Menurut H.B. Sutopo, deskriptif kualitatif adalah metode yang

digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan secara

rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya

terjadi menurut apa adanya di lapangan (2002:111). Jadi penelitian deskriptif

kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang

diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi

penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari

data yang telah disajikan. Metode ini dipilih karena metode ini yang dianggap

tepat untuk menggambarkan secara jelas, sistematis, dan akurat mengenai

bagaimana strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero)

(61)

Dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan berbagai macam

sumber-sumber. Semakin banyak sumber data yang digunakan, maka semakin

banyak peluang untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Adapun sumber

data yang diambil dari penelitian ini adalah :

a. Informan

Informan adalah orang yang dipandang mengetahui

permasalahan yang akan dikaji peneliti dan bersedia memberikan

informasi kepada peneliti. Informan merupakan tumpuan pengumpulan

data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian,

sehingga peneliti harus dapat menentukan informan yang dipandang

mengetahui data yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini

antara lain Asman (Asisten Manajer) bidang Pemasaran dan Niaga,

Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga, Kepala Bidang Humas serta

Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

b. Dokumen

Lexy J. Moleong (2010

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak

hal, dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Adapun dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi struktur organisasi, arsip-arsip

(62)

berhubungan dengan strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam

mengatasi tunggakan pelanggan.

D. Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian kualitatif diambil untuk mewakili informasi

dengan kelengkapan dan kedalamannya, tidak ditentukan oleh jumlah sumber

data. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:85). Dengan teknik ini peneliti

memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan

secara mendalam dan dapat dipercaya, antara lain : Asman (Asisten Manajer)

Pemasaran dan Niaga, Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga, Kepala Bidang

Humas serta Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

Selain itu untuk melengkapi data yang diperoleh, peneliti juga

menggunakan teknik snow ball sampling. Teknik snowball sampling ialah

teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

membesar (Sugiyono, 2010:85). Sampel dipilih berdasarkan informasi dari

informan sebelumnya yang dianggap dipercaya dan diyakini mengetahui

permasalahan yang sama sehingga mendapatkan data yang lengkap dan

(63)

Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan

untuk memperoleh data dalam penelitian. Berhasil tidaknya suatu penelitian

tergantung pada data yang objektif. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan

teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengambilan data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Wawancara

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan

teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan

komunikasi langsung dengan informan untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terbuka, sehingga informasi yang diperoleh semakin lengkap

dan mendalam serta berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang dilakukan untuk

memperoleh data adalah dengan cara memilih informan yang benar-benar

mengerti tentang strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Adapun

informan yang diwawancarai adalah Kepala Bidang Humas, Asman

Bidang Pemasaran dan Niaga, Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga,

serta Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

2. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman gambar

Gambar

Tabel 1.1      Data Perkembangan Keseluruhan Pelanggan
Gambar 2.1     Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis .........  21
Tabel 1.1.
TABEL 1.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

PLN Persero APJ Surakarta in socializing PLN prepaid service towards societies, the writer proposes the new communication plan which is.. based on the Brenstein’s

Motivasi dibutuhkan oleh semua karyawan termasuk karyawan di PT PLN (Persero) APJ Surakarta, dalam melakukan pekerjaan dan kewajibannya karyawan diharapkan mempunyai semangat

PLN (Persero) Area Surakarta melakukan berbagai inovasi dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan salah satunya mengeluarkan program Drive Thru, yaitu

PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan (APJ) Cimahi dalam pengembangan karir pimpinan perlu memperhatikan kemampuan dan pengetahuan karyawan untuk dapat

Untuk memberikan jawaban atas permintaan penambahan daya yang disetujui atau tidak, diperlukan data teknik.Perencanaan dengan survei data teknik dilapangan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Humas PT PLN (Persero) APJ Surakarta dalam Menjalin Hubungan Baik dengan Pelanggan melalui Media Radio. Metode penelitian

Analisa data dilakukan dengan membandingkan hasil data yang sudah diolah dengan Standarisasi ITU-T G.1010 dan standarisasi yang dipunyai PT PLN Persero APJ Surakarta untuk

“ Jadi untuk menanggapi keluhan dari masyarakat, kami memberikan pelayanan call center untuk menampung keluhan masyarakat, kemudian dari pihak call center akan