• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan pelanggan dan hubungannya dengan karakteristik pelanggan listrik prabayar PT. PLN (Persero) area pelayanan jaringan Di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan pelanggan dan hubungannya dengan karakteristik pelanggan listrik prabayar PT. PLN (Persero) area pelayanan jaringan Di Kota Bogor"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PRABAYAR PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan

DI KOTA BOGOR

Oleh

VINHA ANOVE

H24096063

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

(2)

ABSTRAK

VINHA ANOVE. H24096063.

Analysis of Customer Satisfaction and

Customer Relation to Electrical Characteristics Create PT PLN (Persero) Service Area Network in the city of Bogor. Under the guidance of

MA’MUN

SARMA

The times and technology increasingly encourage people to meet critical needs, in addition to basic needs such as food, clothing and shelter. Electricity is one of the important requirement that allows people to complete a job or daily activities. In addition to lighting as an energy source, electricity can also be converted into other energy sources that are useful to people's lives, such as thermal energy source and energy of sound. The need for electricity is increasing with population growth and urban development. The need for electrical energy source can be obtained through supply from state electricity company PT PLN (Persero). The research objective is (1) Identify the characteristics of household customers prepaid electricity company PT PLN (Persero) APJ Bogor, (2) analyze the importance and customer satisfaction on quality household electrical Create PT PLN (Persero) APJ (Service Area Network) Bogor, and (3) analyze the relationship between customer characteristics prepaid electricity company PT PLN (Persero) APJ Bogor satisfaction level. Sample with drawal by convenience sampling. Method of data collection through interviews with tools questionnaires to household electricity were prepaid customers who live in housing that is spread over an area of East Bogor rayon. The method of analysis used in the processing of the data is descriptive analysis, Importance Performance Analysis, Customer Satisfaction Index and Chi-squared test.

Based on the survey results revealed the characteristics of prepaid electricity customers most customers gender 62% male with an age range 35-45 years 41%. Working as a private employee in the amount of 46%, revenues Rp2.500.000, - 5,000,000, - the length of the subscription for 1-2 years by 64%. Based on the results of research in getting results in a value of customer satisfaction through CSI method worth 91.43% were in the range of 0.80 to 1.00 which means so far the PT PLN APJ Bogor has been satisfying customers. Moreover, it can also be obtained through the method of science outcomes that need to be improved is the ease of purchase voucher, the hospitality and the courtesy officer receiving the complaint and provide the service and attitude of staff on reception complaints.

Based on Chi-squared test showed that only the characteristics of customers who have a relationship with job satisfaction of the respondents it can be seen from the Khi-kuadrat value count> Khi-kuadarat table (28.225> 26.296) or the P value (Sig Asymp.) 0.03 > 0.05 then H1 is accepted.

(3)

Hubungannya Dengan Karakteristik Pelanggan Listrik Prabayar PT PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Di Kota Bogor. Di bawah bimbingan

MA’MUN

SARMA

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin meningkat mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan penting, selain kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting yang digunakan masyarakat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau kegiatan sehari-hari. Selain sebagai sumber energi penerangan, listrik juga dapat diubah menjadi sumber energi lain yang berguna bagi kehidupan masyarakat, misalnya sumber energi panas dan energi bunyi. Kebutuhan akan listrik semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota. Kebutuhan sumber energi listrik dapat diperoleh melalui pasokan dari perusahaan listrik negara PT PLN (Persero). Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik pelanggan rumah tangga listrik prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor, (2) Menganalisis tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan rumah tangga terhadap kualitas listrik Prabayar PT PLN (Persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan) Bogor, dan (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan listrik prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor dengan tingkat kepuasan. Penarikkan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner kepada pelanggan rumah tangga lisrik prabayar yang bermukim di perumahan yang tersebar di wilayah rayon Bogor Timur. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis,Customer Satisfaction Index dan uji Khi-Kuadrat.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik pelanggan listrik prabayar sebagian besar pelanggan berjenis kelamin laki-laki 62% dengan rentang usia 35 - 45 tahun 41%. Bekerja sebagai pegawai swasta dengan nilai sebesar 46%, pendapatan Rp2.500.000,- – Rp5.000.000,- dengan lama berlangganan selama 1 - 2 tahun sebesar 64%.

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil berupa nilai kepuasan pelanggan melalui metode CSI senilai 91.43% berada pada range 0,80 - 1,00 yang berati sejauh ini pihak PT PLN APJ Bogor telah memuaskan pelanggannya. Selain itu dapat juga didapatkan hasil melalui metode IPA yang perlu diperbaiki adalah kemudahan dalam pembelian voucher, keramahan dan kesopanan petugas penerima pengaduan dan memberikan pelayanan dan sikap petugas terhadap penerimaan keluhan.

(4)

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DAN HUBUNGANNYA

DENGAN KARAKTERISTIK PELANGGAN LISTRIK

PRABAYAR PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan

DI KOTA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

VINHA ANOVE

H24096063

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Di Kota Bogor

Nama : Vinha Anove

NIM : H24096063

Menyetujui, Dosen Pembimbing

( Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec )

NIP : 19581122198503 1 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Vinha Anove. Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 12 November 1983. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Simamora dan P. Manurung.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SDK. Satu Bakti Bogor tahun 1996. Lalu melanjutkan ke SLTPK. Satu Bakti Bogor dan lulus tahun 1999. Selanjutnya penulis menyelesaikan sekolah di SMUN 8 Bogor sampai tahun 2002.

Setelah lulus dari SMU, penulis melanjutkan kuliah di Diploma III Teknisi Medis Veteriner, Departemen Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor sampai tahun 2005. Selama perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai seminar ataupun pelatihan yang erat hubungannya dengan bidang ilmu Kedokteran Hewan dan mengikuti pelayanan di Komisi Pelayanan Siswa (KPS) salah satu Komisi di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB Bogor. Setelah lulus Diploma III penulis bekerja selama 4 tahun dan pada tahun 2009 penulis melanjutkan kuliah Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dan bekerja sebagai guru di TK Sejahtera Bogor sampai sekarang.

(7)

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Pelanggan dan Hubungannya Dengan Karakteristik Pelanggan Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Di Kota Bogor”.

Penulisan ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak keterbatasan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2013

(8)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat selesai karena bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis selama penelitian. 2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl., Ing., DEA dan Dr. Muhammad

Najib, STP, M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia menjadi penguji dan memberikan saran serta kritik yang membangun bagi penulis.

3. Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah memberikan masukan dan membantu penulis menyelesaikan skripsi.

4. Pihak PT. PLN (Persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan) di Kota Bogor, Ibu Sri, Bapak Yai dan seluruh karyawan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan membantu selama penelitian sampai penyelesaian skripsi.

5. Ompung terkasih atas segala doa dan dorongannya yang tak pernah berhenti. 6. Kedua orang tua serta adikku tercinta Erick Simamora dan Isna Simamora atas

segala doa, semangat, motivasi dan dorongannya.

7. Namboru Teresa dan Amangboru atas perhatian dan dukungannya baik materi dan moril.

8. Inang Bibel, Ka Rahel, Ka Cyntia, Ka Sondang, Septina Sinaga, Luluk Enggar, Lastri Siahaan, Binsar dan Parorgan atas dukungan dan kebersamaannya.

9. Teman-teman Ekstensi Manajemen, Rossa, Rista, Mba Aci, Nuzul dan Taty atas bantuan dan kekompakannya.

10.Ibu Samsiar Simorangkir dan Ibu Heidy yang sudah memberikan motivasi dan kesempatan untuk meyelesaikan skripsi.

(9)

13.Semua teman-teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen angkatan 6 yang telah memberikan kenangan dan kesan yang tak terlupakan.

14.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut namanya satu per satu dalam penulisan skripsi ini.

Tak ada gading yang tak retak. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik agar kesalahan dalam penulisan tidak lagi terulang di masa datang. Semoga penelitian ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.

Bogor, Maret 2013

Penulis  

(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran ... 6

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 6

2.1.2 Konsep Pemasaran ... 6

2.2. Produk ... 7

2.3. Atribut Produk ... 7

2.4. Jasa ... 8

2.4.1 Penegrtian Jasa ... 8

2.4.2 Karakteristik Jasa ... 9

2.4.3. Klasifikasi Jasa ... 10

2.4.4. Pemasaran Jasa ... 11

2.4.5. Penilaian Kualitas Pelayanan Jasa ... 13

2.5. Persepsi Pelanggan ... 14

2.5.1 Kepuasan Pelanggan ... 14

2.5.2 Faktor-faktor pendukung Kepuasan Pelanggan ... 15

2.6. Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 15

2.7. Listrik Prabayar ... 16

2.7.1. Definisi Listrik Prabayar ... 16

2.7.2. Kelebihan dan Kekurangan Listrik Prabayar ... 16

(11)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 22

3.4.Metode Pengolahan Data ... 22

3.5.Penyusunan dan Uji Coba Kuesioner ... 24

3.5.1. Uji Validitas ... 24

3.5.2. Reliabilitas ... 25

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 27

3.6.1. Analisis Deskriptif ... 27

3.6.2. IPA ... 27

3.6.3. Indeks Kepuasan Pelanggan ... 30

3.6.4. Uji Khi-kuadrat ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum PT PLN (Persero) ... 33

4.1.1. Sejarah Singkat PT PLN ... 33

4.1.2. Sejarah Singkat PLN JawaBarat ... 34

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan PT PLN ... 34

4.1.4. Struktur Organisasi ... 35

4.2.Karakteristik Responden ... 35

4.2.1. Jenis Kelamin ... 35

4.2.2. Usia ... 37

4.2.3. Jenis Pekerjaan ... 37

4.2.4. Tingkat Pendapatan ... 38

4.2.5. Lama berlangganan Listrik Prabayar ... 38

4.3.Analisis Kepuasan Pelanggan ... 39

4.3.1. Tingkat Kepentingan Atribut ... 39

4.3.2. Penilaian Kepuasan Atribut ... 41

4.4. IPA…….. ... 42

4.5.CSI……….. ... 46

4.6.Uji Khi-kuadrat ... 47

4.7.Implikasi Manajerial ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 50

2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(12)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah pelanggan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 2008-2010 ... 1 2. Keuntungan dan kerugian menggunakan listrik pascabayar ... 2 3. Keuntungan dan kerugian menggunakan listrik prabayar ... 3 4. Jumlah pelanggan listrik prabayar yang tersebar di wilayah Kecamatan

Bogor ... 3 5. Nilai korelasi uji validitas pernyataan kuesioner ... 25 6. Tingkat kepentingan atribut kualitas pelayanan kantor PT PLN

(13)

No Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 21

2. Penjabaran diagram Kartesius ... 29

3. Struktur organisasi PT PLN (Persero) APJ bogor ... 36

4. Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ... 37

5. Frekuensi responden berdasarkan usia ... 37

6. Frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 38

7. Frekuensi responden berdasarkan tingkat pendapatan ... 38

8. Frekuensi responden berdasarkan lama berlangganan ... 39

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 54

2. Uji validitas dan realibilitas kepentingan ... 57

3. Uji validitas dan realibilitas kepuasan... 59

4. Uji realibilitas kepentingan dan kepuasan... 60

(15)

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin meningkat

mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan penting,

selain kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Listrik

merupakan salah satu kebutuhan penting yang digunakan masyarakat untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan atau kegiatan sehari-hari. Selain sebagai

sumber energi penerangan, listrik juga dapat diubah menjadi sumber energi

lain yang berguna bagi kehidupan masyarakat, misalnya sumber energi panas

dan energi bunyi. Kebutuhan akan listrik semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota. Kebutuhan sumber energi

listrik tersebut dapat diperoleh melalui pasokan dari perusahaan listrik negara

PT PLN (Persero).

PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan, yang bertugas menyediakan

tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai

di seluruh wilayah Indonesia. Propinsi Jawa Barat dan Banten merupakan

salah satu wilayah Indonesia yang juga mengalami peningkatan jumlah

pelanggan listrik, salah satunya adalah pelanggan rumah tangga yang

meningkat setiap tahunnya. Berikut ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan

PT PLN Distribusi Jawa dan Banten pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah pelanggan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten 2008–2010

Jenis Pelanggan Tahun

2008 2009 2010

Sosial 152.898 158.786 168.657

Rumah Tangga 6.999.908 7.227.571 7.740.064

Bisnis 217.974 225.502 249.535

(16)

2

 

Dengan peningkatan pelanggan tersebut maka PT PLN (Persero) berusaha

untuk memuaskan kebutuhan pelanggannya dengan memberikan pelayanan

yang terbaik. Selama ini PT PLN (Persero) memberikan layanan listrik

kepada masyarakat dengan sistem pascabayar, yaitu pelangan terlebih dahulu

dapat menggunakan dan menikmati energi listrik kemudian membayar

tagihan secara tunai sesuai dengan catatan angka KWh meter (Kilo Watt

Hour) yang telah digunakan dan menjadi dasar pembayaran di bulan berikutnya. Listrik dengan sistem pascabayar memiliki keuntungan dan

kelemahan yang selama ini dirasakan oleh pelanggan seperti yang terlihat

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Keuntungan dan kerugian menggunakan listrik pascabayar

Melihat beberapa keluhan dari masyarakat tentang listrik pascabayar,

maka PT PLN (Persero) mengembangkan suatu program yang bertujuan

untuk mengoptimalkan konsumsi listrik dengan penggunaan program listrik

prabayar, yaitu pelanggan terlebih dahulu membeli voucher sejumlah

nominal energi atau daya listrik sesuai yang dibutuhkan. Token adalah kode

voucher yang bersifat unik dan dimasukkan ke meter listrik prabayar sehingga dapat menyalurkan sejumlah listrik (KWh) tertentu ke instalasi

pelanggan, gambar dapat dilihat dalam lampiran. Program listrik prabayar

memberikan banyak keuntungan dan ada beberapa kelemahan seperti yang

terlihat pada Tabel 3.

Keuntungan Listrik Pascabayar Kelemahan Listrik Pascabayar

Pelanggan terlebih dahulu dapat menikmati listrik kemudian membayar pemakaian

Sering terjadi kesalahan pencatatan meter

Sering terjadi pencurian listrik

Tidak perlu khawatir jika listrik mati karena tidak cukup kwh meterannya

Tagihan listrik tidak sesuai dengan pemakaian

(17)

Tabel 3. Keuntungan dan kerugian menggunakan listrik prabayar

Keuntungan Listrik Prabayar Kelemahan Listrik Prabayar

Pelanggan bisa mengendalikan pemakaian listrik setiap saaat

Jika daya listrik habis di malam hari, konsumen tidak dapat segera mengisi tokennya karena keterbatasan jam operasional kantor pos atau toko/ tempat yang menjual token.

Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai dengan anggaran belanja

Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter.

Belum semua wilayah di Indonesia dapat menikmati layanan ini, dikarenakan baru sebatas wilayah Jawa dan Bali, dan baru dinikmati dikota – kota besar.

Merubah perilaku hemat energi

Privasi pelanggan tidak terganggu (tidak perlu pencatatan meter setiap bulan)

Kurangnya sosialisasi layanan listrik prabayar

PT PLN (Persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan) Kota Bogor membagi

tempat distribusi pelayanan listrik dalam Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) yang

tersebar di wilayah-wilayah kecamatan di Bogor, yang dibagi di beberapa

rayon antara lain : Rayon Bogor Timur, Rayon Bogor Barat dan Rayon Bogor

Kota, dapat dilihat seperti Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah pelanggan listrik prabayar yang tersebar di wilayah Kecamatan Bogor

Rayon / Wilayah Jumlah Pelanggan

Bogor Timur 27.355

Bogor Barat 33.735

Bogor Kota 28.515

Cipayung 19.507

Jasinga 13.777

Leuwiliyang 31.521

Sumber: PT PLN UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) Bogor, 2012

Mempertahankan kepuasan pelanggan merupakan salah satu langkah

baik yang diterapkan oleh PT PLN untuk tetap bersaing dan menguasai

pangsa pasar dengan memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan

(18)

4

 

dalam pembelian voucher, sehingga menumbuhkan kepercayaan dan

kepuasan dari pihak pelanggan.

1.2. Perumusan Masalah

Peningkatan jumlah pelanggan listrik prabayar dari tahun ke tahun

terdapat kendala yang dapat dilihat dari salah satu kelemahan dari listrik

prabayar yaitu terbatasnya penjualan outlet voucher yang hanya tersedia di

beberapa tempat dan hanya beberapa bank yang menyediakan pembayaran

untuk membeli isi ulang listrik prabayar. Berdasarkan kelemahan tersebut,

penelitian ini akan membahas tentang bagaimana kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan listrik prabayar pada PT PLN (Persero) APJ

Bogor, dengan cara membandingkan antara teori dan penerapannya pada

pelayanan memenuhi kebutuhan pelanggan. Rumusan masalah dari penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik pelanggan rumah tangga listrik prabayar PT PLN

(Persero) APJ Bogor.

2. Bagaimana tingkat kepuasan dan kepentingan pelanggan rumah tangga

terhadap kualitas pelayanan dan penanganan keluhan Listrik Prabayar PT

PLN (Persero) APJ Bogor.

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan Listrik Prabayar PT

PLN (Persero) dengan tingkat kepuasan pelanggan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik pelanggan rumah tangga Listrik Prabayar

PT PLN (Persero) APJ Bogor.

2. Menganalisis tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan rumah tangga

terhadap Listrik Prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan listrik Prabayar PT

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, terutama bagi PT PLN (Persero) APJ di kota Bogor. Manfaat

yang dapat diambil diantaranya :

1. Bagi PT PLN (Persero) APJ Bogor, penelitian ini diharapkan memberikan

informasi atau masukkan bagi pihak PT PLN (Persero) APJ kota Bogor

dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan demi terciptanya kepuasan

pelanggan.

2. Bagi pihak–pihak lain yang berkepentingan, hasil penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan atau

rujukan untuk melakukan penelitian pada bidang sejenis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian di PT PLN (Persero) APJ Bogor difokuskan pada pelanggan

rumah tangga yang tinggal di perumahan Rayon Bogor Timur yaitu: Vila

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2008), adalah suatu proses

sosial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok untuk

mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara bebas mempertukarkan, produk yang benilai

dengan pihak lain.

Pengertian Pemasaran menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan

(2005), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial. Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh

pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2008)

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelaggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.

Menurut Rangkuti (2006), pemasaran adalah suatu proses kegiatan

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi,

dan manajerial. Di mana akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut

adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan

menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Menurut Swastha dan Irawan (2005) Konsep Pemasaran harus

(21)

jangka panjang dari pertukarannya dengan pelanggan. Menurut Kotler

(2000) Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar (pasar sasaran

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan keuntungan) yang

intinya:

1. Segala perencanaan dan kegiatan perusahaan harus disesuaikan

dengan pasar sasaran.

2. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan harus menjadi fokus

perusahaan dalam memepertahankan loyalitas pelanggan.

3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan

dan diintegrasikan rapi dan terpadu.

4. Keuntungan melalui kepuasan pelanggan harus menjadi tujuan

perusahaan demi kelangsungan hidupnya.

2.2. Produk

Menurut Kotler (2004), produk adalah sesuatu yang dapat dijual atau

ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,

kegiatan-kegiatan, orang, tempat, property, organisasi, dan gagasan. Menurut

Angiopora (2002), produk dapat didefinisikan menjadi dua pengertian dasar

yaitu:

a) Pengertian sempit, yaitu produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata

(tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.

b)Pengertian luas, yaitu produk adalah sekumpulan atribut yang nyata

(tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna,

rasa, harga, kemasan, prestise perusahaan, prestise pengecer, dan

pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima.

2.3. Atribut Produk

Menurut Lovelock dan Wright (2005) atribut produk merupakan semua

fitur (baik yang berwujud maupun tidak berwujud) suatu barang atau jasa

yang dapat dinilai pelanggan. Atribut produk dapat diperluas menjadi tiga

kategori karakteristik produk yang berbeda yaitu :

a) Atribut pencarian, merupakan karakterisktik produk yang dapat dinilai

(22)

8

 

b)Atribut pengalaman, merupakan fitur kinerja produk yang hanya dapat

dinilai pelanggan selama penyerahan jasa.

c) Atribut kepercayaan, merupakan fitur-fitur produk yang mungkin tidak

dapat dinilai pelanggan bahkan setelah membeli dan mengkonsumsinya.

Menurut Sumarwan (2004) bagi seorang pelanggan, atribut atau

karakteristik yang melekat dalam produk dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam keputusan pembelian produk. Atribut produk meliputi atribut fisik dan

atribut abstrak,atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik produk seperti

ukuran, jenis, merk, warna, kemasan, harga, rasa, dan lain-lain,sedangkan

atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk

berdasarkan persepsi pelanggan, misalnya prestise, kemudahan, dan

sebagainya.

2.4. Jasa

2.4.1 Pengertian Jasa

Menurut Kotler (2005) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikkan

apapun, produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu

produk fisik.

Menurut Lovelock dan Wright (2005), jasa adalah tindakan atau

kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan

mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama

penerima jasa.

Menurut Rangkuti (2006), jasa merupakan pemberian suatu kinerja

atau tindakan kasat mata dari suatu pihak kepada pihak lain. Pada

umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, di mana

interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil

(23)

2.4.2 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2000) ada 4 karakteristik pokok jasa yang

membedakan dengan barang yaitu :

a. Tidak berwujud (intangibility)

Suatu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, ataupun

dicium sebelum dibeli.Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa

sebelum membeli jasa tersebut terlebih dahulu.

b. Tidak terpisahkan (inseparability)

Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada

waktu bersamaan, dimana penyedia jasa juga merupakan bagian

dari jasa tersebut, baik penyedia maupun pelanggan aka

mempengaruhi hasil dan jasa tersebut.

c. Bervariasi (variability)

Jasa bersifat variabel karena terdiri dari banyak variasi bentuk,

kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa

tersebut dihasilkan.

d. Tidak tahan lama (perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan.

Menurut Umar (2003), mengemukakan lima dimensi dalam

menentukan kualitas jasa, yaitu :

a. Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan.

b. Cepat tanggap (Responsiveness), yaitu respon atau kesigapan

karyawan atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tanggap.

c. Jaminan (Assurance), yaitu meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramahtamahan,

perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan,

keterampilan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam

(24)

10

 

di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

d. Empati (Emphaty), yaitu perhatian secara individual yang

diberikan perusahaan kepada konsumen seperti diberikan

perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi kepada konnsumen dan usaha perusahaan untuk

memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

e. Bukti Langsung (Tangibles), yaitu meliputi penampilan fasilitas

fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat

parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan,

kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah

persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima

dimensi ini. Kepuasan pelanggan selain itu dipengaruhi oleh persepsi

kualitas jasa juga ditentukan oleh kualitas produk, harga, dan

faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.

2.4.3 Klasfikasi Jasa

Menurut Kotler (2000) produk dan jasa dapat ditawarkan kepada

pasar dengan berbagai klasifikasi sebagai berikut:

a. Produk berwujud murni

Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya : sabun

mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan

lainnya yang menyertai produk tersebut.

b. Produk berwujud disertai layanan

Penawaran yang terdiri dari suatu produk fisik yang disertai dengan

satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya tarik

pelanggannya dimana penjualannya tergantung kepada kualitas

produk dan tersedianya pelayanan pelanggan, seperti : tersedianya

ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan, operator dan

(25)

c. Campuran

Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang

sama, misalnya pelaggan dapat menikmati makanan dan pelayanan

yang ditawarkan secara bersamaan di restoran.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan

dan barang pendukung lainnya, misalnya bila pelanggan ingin naik

pesawat terbang.hal ini berati pelanggan telah membeli jasa

transportasi dan pelanggan dapat menikmati pelayanan yang

ditawarkan, seperti : makanan, minuman, majalah penerbangan

selama perjalanan. Pelanggan harus naik pesawat terbang terlebih

dahulu untuk menikmati produk yang ditawarkan selama

perjalanan.

e. Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, misalnya : menjaga

bayi, memijat, psikoterapi dan sebagainya.

2.4.4 Pemasaran Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2005), Definisi pemasaran jasa

merupakan bagian dari sistem jasa secara keseluruhan di mana

perusahaan memiliki bentuk kontak dengan pelanggan, mulai dari

pengiklanan hingga penagihan. Hal ini mencakup kontak yang

dilakukan pada saat penyerahan jasa.

Menurut Rangkuti (2006), ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam konsep manajemen jasa pelayanannya, antara lain :

a. Merumuskan suatu strategi pelayanan. Strategi pelayanan dimulai

dengan perumusan suatu tingkat keuunggulan yang dijanjikan

kepada pelanggan. Perumusan strategi pelayanan ini pada dasarnya

dilakukan dengan merumuskan apa bidang usaha perusahaan, siapa

pelanggan perusahaan, dan apa yang bernilai bagi pelanggan.

b. Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan. Startegi yang

telah dirumuskan dikomunikasika kepada pelanggan. Hal ini

(26)

12

 

kepentingan yang akan diperolehnya. Pelanggan perlu mengetahui

dengan jelas mengenai macam dan tingkat pelayanan yang akan

diperolehnya.

c. Menetapkan suatu standar kualitas secara jelas. Walaupun

penetapan suatu standar kualitas pelayanan dalam bidang jasa

pelayanan tidak mudah, hal ini perlu diusahakan agar setiap orang

mengetahui dengan jelas tingkatan kualitas yang harus dicapai.

d. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif. Menghadapi pelanggan

tidaklah cukup hanya dengan senyuman dan sikap yang ramah,

tetapi lebih dari itu, yaitu suatu sistem yang terdiri dari metode dan

prosedur untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara cepat.

e. Karyawan yang berorientasi kepada kualitas pelayanan. Setiap

karyawan yang terlibat dalam jasa pelayanan harus mengetahui

dengan jelas standar kualitas pelayanan itu sendiri. Oleh karena itu,

perusahaan harus memperhatikan pemilihan karyawan yang tepat

dan melakukan pengawasan secara terus menerus bagaimana

pelayanan tersebut harus disampaikan.

f. Survei tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Pihak yang

menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan. Oleh karena

itu, perusahaan perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat

kepuasan pelanggan dan kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi

oleh perusahaan. Informasi dan jumlah pelanggan yang mana yang

puas dapat diketahui melalui survei secara periodik dan sistematik.

Survei juga dapat menunjukkan dalam hal ketidakpuasan terjadi.

Menurut Lovelock dan Wright (2005) Bauran Pemasaran jasa

dalam suatu model 8P terdiri dari:

a. Produk (Product) merupakan komponen kinerja jasa yang

memberikan nilai bagi pelanggannya.

b. Tempat dan Waktu (Place and time) merupakan keputusan

manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana jasa

(27)

c. Proses (Process) merupakan metode pengoperasian atau

serangkaian tindakan tertentu yang diperlukan dalam suatu urutan

yang telah diterapkan.

d. Produktivitas (Productivity) merupakan perubahan input jasa

menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan.

e. Orang (People) merupakan karyawan yang terlibat dalam proses

produksi.

f. Promosi dan edukasi (Promotion and Education) merupakan

aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang

untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan

penyedia jasa.

g. Bukti fisik (Physical Evidence) merupakan petunjuk visual atau

berwujud lain yang member bukti atas kualitas jasa.

h. Harga (Prices) merupakan kegiatan mengeluarkan uang, waktu dan

usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa.

2.4.5 Penilaian Kualitas Pelayanan Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2005), Pelanggan menilai tingkat

kepuasan dan ketidakpuasan mempergunakan jasa dan informasi untuk

memperbaharui persepsi mereka tentang kualitas jasa, tetapi sikap

terhadap kualitas tidak bergantung pada pengalaman.Orang sering

mendasarkan tentang kualitas jasa yang belum pernah mereka pakai

pada informasi dari mulut ke mulut atau dari iklan perusahaan.Namun

pelanggan harus benar-benar mempergunakan jasa untuk mengetahui

apakah mereka puas atau tidak dengan hasilnya.

Menurut Rangkuti (2006), Salah satu cara agar penjualan jasa

perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya adalah dengan

memberikan pelayanan berkualitas dan bermutu yang memenuhi

tingkat kepentingan pelanggan. Tingkat kepentingan pelanggan dapat

dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang diperoleh.Konsumen

memilih pemberi jasa berdasarkan tingkat kepentingan. Setelah

menikmati jasa tersebut mereka cenderung akan membandingkannya

(28)

14

 

kepentingan pelanggan dengan memerhatikan komponen kualitas

pelayanan dalam merumuskan strategi dan program pelayanan.

2.5. Persepsi Pelanggan

Menurut Rangkuti (2006) Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses

memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan

lingkungan melalui panca indera (pendengaran, penglihatan, perasa,

penciuman, dan peraba). Akan tetapi, makna dari proses persepsi tersebut

juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah

harga, citra, tahap pelayanan, dan moment pelayanan.Persepsi pelanggan

terhadap produk dan jasa berpengaruh terhadap tingkat kepentingan

pelanggan, kepuasan pelanggan dan nilai pelanggan.

2.5.1 Kepuasan Pelanggan

Menurut Rangkuti (2003), kepuasan pelanggan merupakan respon

pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan

kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan pelanggan

ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang didapatkan oleh pelanggan

selama menggunakan beberapa tahapan pelayanan tersebut. Ketidakpuasan

yang diperoleh pada tahap awal pelayaan menimbulkan persepsi berupa

mutupelayanan yang buruk untuk tahapan selanjutnya, sehingga pelanggan

merasa tidak puas dengan p elayanan serta keseluruhan. Menurut Kotler

(2000), para konsumen membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak

berdasarkan hal itu, kenyataannya apakah suatu penawaran memenuhi

harapan akan nilai konsumen mempengaruhi dan kemungkinan akan

membeli kembali. Para pembeli akan membeli kembali pada perusahaan

(29)

2.5.2 Faktor-faktor Pendukung Kepuasan Pelanggan

Menurut Irawan (2007), terdapat lima faktor yang menentukan

tingkat kepuasan pelanggan itu:

a. Mutu produk. Pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Mutu pelayanan. Komponen pembentuk kepuasan pelanggan

terutama untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa puas apabila

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai yang diharapkan.

c. Faktor emosional. Pelanggan merasa bangga akan mendapatkan

keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila

mempergunakan produk dengan merk tertentu akan cenderung

mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

d. Harga. Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan

harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang tinggi

kepada pelanggannya.

e. Kemudahan. Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapakan

suatu produk atau jasa akan cenderung merasa puas terhadap

produk atau jasa.

2.6. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (2004), terdapat empat perangkat untuk melacak dan

mengukur kepuasan pelanggan. Keempat perangkat tersebut antara lain :

1. Sistem keluhan dan saran. Perusahaan yang berfokus pada pelanggan akan

mempermudah pelanggannya untuk memberikan saran atau keluhan.

2. Survei kepuasan pelanggan. Perusahaan-perusahaan yang responsif akan

mengukur kepuasan pelanggan secara langsung dengan melakukan survey

berkala jika perusahaan tidak dapat mempergunakan keluhan sebagai

ukuran kepuasan pelanggan.

3. Belanja siluman. Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang

(30)

16

 

mereka tentang kekuatan dan kelemahan yang mereka alamai ketika

membeli produk perusahaan dan produk pesaing.

4. Analisis pelanggan yang hilang. Perusahaan-perusahaan harus

menghubungi para pelanggan yang berhenti membeli atau berganti

pemasok untuk mempelajari sebabnya.

2.7. Listrik Prabayar

2.7.1 Definisi Listrik Prabayar

Program Listrik Prabayar merupakan suatu program yang

ditawarkan oleh PLN kepada pelanggan agar dapat mengendalikan

pemakaian listrik sesuai dengan kebutuhan, baik bagi pelanggan

pasang baru maupun pelanggan yang pindah dari pascabayar dengan

mudah dapat mengajukan pemasangan listrik prabayar dengan

menghubungi kantor pelayanan PLN terdekat, dengan cara melengkapi

surat permohonan dan petugas PLN akan melakukan survei lokasi jika

hasil survei tidak terdapat masalah maka pihak PLN dengan segera

akan melakukan pemasangan.

Program listrik prabayar sejak diluncurkan pada tahun 2008

menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam kemudahan pengelolaan

pemakaian listrik. Listrik prabayar merupakan cara pembelian listrik

dimana pelanggan membayar terlebih dahulu baru kemudian

menikmati aliran listrik. Layanan listrik prabayar menggunakan alat

khusus yang berbeda dengan layanan listrik pascabayar atau yang

biasa.

Alat khusus ini dinamakan kWh Meter (meteran listrik) prabayar,

atau lebih dikenal sebagai Meter prabayar. Sistem Prabayar merupakan

bentuk paling efisien pembayaran listrik. Karena pelanggan hanya

dibebankan membeli sejumlah kredit (isi ulang) untuk kemudian

dipergunakan sampai kWh listrik tersebut habis. Pilihan besaran isi

ulang bebas, dengan nilai minimum Rp.20.000 sampai dengan

(31)

2.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Listrik Prabayar

Kelebihan yang dapat diperoleh dari listrik prabayar:

a. Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap

saat.

b. Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik

sesuai dengan anggaran belanja.

c. Pelanggan bisa membeli token (isi ulang energi listrik) di payment

point dan ATM dengan jaringan yang luas. d. Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter.

e. Merubah perilaku hemat energi

f. Privasi pelanggan tidak terganggu (tidak perlu pencatatan meter/bln)

Kekurangan program prabayar, antara lain:

a. Sosialisasi layanan listrik prabayar ini sudah jarang terdengar didaerah

Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi). Berbeda

dengan disaat pertama kali diperkenalkan, yang sangat gencar

disosialisasikan di televisi, radio dan media massa.

b. Jika daya listrik habis di malam hari, konsumen tidak dapat segera

mengisi tokennya karena keterbatasan jam operasional kantor pos atau

toko / tempat yang menjual token.

c. Belum semua wilayah di Indonesia dapat menikmati layanan ini,

dikarenakan baru sebatas wilayah Jawa dan Bali, dan baru dinikmati

dikota – kota besar.

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian Farida (2011) mengenai analisis kepuasan pelanggan terhadap

kualitas pelayanan jasa kereta api ekspres pakuan Jabodetabek (studi kasus

kereta api ekspres pakuan Bogor-Jakarta) bertujuan untuk menganalisis

atribut kualitas pelayanan, menganalisis kinerja PT. KAI Commuter

Jabodetabek terhadap kualitas pelayanan, menganalisi kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan dan menganalisis hubungan atara karakteristik

(32)

18

 

pelanggan.Penelitian ini menggunakan alat analisis IPA, CSI, dan

Khi-Kuadrat. Hasil analisis Importance Performance Analysis menunjukkan terdapat sebelas atribut yang memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi

konsumen, namun kinerja masih kurang memuaskan, dan yang dianggap

penting dalam menentukan kepuasan pelanggan KA Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta. Berdasarkan hasil analisis Customer Satisfaction Indeks (CSI) yang

diperoleh sebesar 0,476 yang berati pelanggan kurang puas terhadap kinerja

pelayanan PT. KAI Commuter Jabodetabek karena terdapat kesenjangan yang

cukup besar antara harapan pelanggan dengan kualitas pelayanan yang

diterima.

Paturahman (2009) mengenai analisis kepuasan pelangan rumah tangga

dan kualitas penanganan keluhan pelanggan (Studi kasus PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

IPA, CSI dan analisis deskriptif. Hasil analisis IPA untuk tingkat kepentingan

atribut kualitas jasa untuk dimensi responsiveness memiliki nilai rata-rata

sebesar 4,28, untuk dimensi emphaty memiliki nilai rata-rata sebesar 4,19 dan

untuk dimensi reliability memiliki nilai rata-rata sebesar 4,00 yang

menunjukkan rata-rata pelanggan merasa puas. Hasil CSI tingkat kepuasan

pelanggan rumah tangga atau atribut kualitas jasa sebesar 77,94% dan atribut

penangan keluhan sebesar 74,77%. Hasil analisis deskriptif menyatakan puas

terhadap penanganan keluhan yang diberikan PDAM Tirta Pakuan kota

Bogor.

Penelitian Saputra (2009) mengenai analisis tingkat kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan pada AHASS Honda motor (Studi kasus CV.

Guna Motor Bogor). Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik

pelanggan, menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu jasa

pelayanan dan menganalisa hubungan antara beberapa karakteristik

pelanggan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Alat analisis yang digunakan

adalah Importantce Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction

Index (CSI) analisis deskriptif dan Uji chi Square. Hasil penelitian yang ditemukan tingkat kepuasan secara keseluruhan terhadap atribut kualitas jasa

(33)

indeks kepuasan pelanggan (CSI) yang memiliki nilai sebesar 78,47%,

artinya adalah tingkat kepuasan total berada pada 0,66–0,80 yang berarti

para pelanggan telah puas terhadap kinerja yang dilakukan oleh bengkel

(34)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

PT PLN (Persero) sebagai penyedia listrik sangat berperan penting bagi

masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,

mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan

menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. PT PLN (Persero)

APJ Bogor memahami bahwa kualitas layanan yang baik adalah menurut

sudut pandang pelanggannya.

Pelanggan Listrik Prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor akan menilai

kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT PLN dengan membandingkan

antara tingkat kepentingan (harapan) pelanggan dengan tingkat kinerja

(kepuasan) PT PLN (Persero) APJ Bogor. Tingkat kepentingan adalah

harapan pelanggan terhadap kinerja PT PLN (Persero) APJ Bogor terhadap

penanganan keluhan dan kinerja PT PLN (Persero) APJ Bogor, sedangkan

tingkat kinerja (kepuasan) merupakan kenyataan yang diterima oleh

pelanggan atas pelaksanaan atribut kualitas pelayanan PT PLN (Persero) APJ

Bogor.

Pengukuran kepuasan pelanggan listrik prabayar terhadap kualitas

pelayanan dan penanganan keluhan PT PLN (Persero) APJ Bogor dapat

dilakukan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan

metode Customer Satisfaction Index (CSI). Analisis ini bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan dan kinerja

perusahaan menurut persepsi pelanggan serta mengetahui atribut kualitas

pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan dan mendorong upaya perbaikan

dan peningkatan kualitas pelayanan oleh PT PLN (Persero) APJ Bogor,

dalam meningkatkan kepuasan pelanggan listrik prabayar PT PLN (Persero)

APJ Bogor. Bagan dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada

(35)
[image:35.595.45.576.58.676.2]

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran

PT PLN (Persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan) BOGOR

Visi dan Misi

Pelayanan yang dilaksanakan oleh PT PLN APJ Bogor pada penyediaan pulsa listrik

Tanggapan Pelanggan terhadap kualitas Pelayanan PT PLN APJ BOGOR

Karakteristik pelanggan Tingkat Kepuasan

Analisis Deskriptif

Atribut Kualitas pelayanan Pelanggan

Tingkat Kepentingan

Analisis Kepuasan pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan yang dilaksanakan

oleh PT PLN (Persero) APJ Bogor terhadap Listrik Pra Bayar

IPA CSI

Saran untuk PT PLN (Persero) APJ Bogor Uji Khi-kuadrat

Kondisi Karakteristik

Pelanggan

Hubungan antara Karakteristik Pelanggan

(36)

22

  3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor PT PLN (Persero) APJ Bogor yang

berlokasi di Jalan Raya Pajajaran No. 233 Bogor. Penelitian difokuskan pada

pelanggan rumah tangga yang tinggal di perumahan Rayon Bogor Timur

yaitu: Vila Bogor Indah, Bogor Asri, Griya Soka, Mutiara Sentul dan Bumi

Sentosa. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai bulan

Mei-Juni 2012.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan untuk tujuan

tertentu yang sedang dihadapi. Data ini diperoleh melalui prosedur dan

teknik pengambilan data yang dapat berupa wawancara (interview),

observasi, dan penggunaan instrument pengukuran yang khusus dirancang

sesuai dengan tujuannya. Data primer diperoleh melalui wawancara

langsung dengan pihak PT PLN APJ Bogor serta observasi langsung dengan

sejumlah responden. Responden terdiri dari pelanggan listrik prabayar PT

PLN (Persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan) Bogor yang memenuhi

kriteria dan bersedia menjadi responden. Kuesioner disajikan pada Lampiran

1.

Data sekunder merupakan sekumpulan data yang berisikan informasi

yang sudah ada dan sebelumnya sudah dikumpulkan untuk tujuan lain. Data

sekunder berupa data studi pustaka, buku-buku, artikel dari media cetak

maupun internet, dan laporan tahunan PLN yang berkaitan dengan topik

yang dilaksanakan. Pencarian data sekunder ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi dan teori-teori yang berhubungan dan dapat

mendukung permasalahan yang akan dibahas, sehingga peneliti dapat

memahami permasalahan secara mendalam.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Sampling merupakan suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak

menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek penelitian

(37)

mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut. Populasi adalah

kumpulan elemen-elemen yang memiliki karakteristik tertentu yang sama

dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan

listrik prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor yang tersebar di enam

kecamatan kota Bogor yaitu Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Selatan,

Bogor Tengah, Bogor Barat, dan Tanah Sareal. Metode pemilihan sampel

yang digunakan yaitu metode non probability sampling dengan

menggunakan teknik convenience sampling. Convenience sampling

merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit

yang mudah dijumpai atau diakses. Peneliti bebas memberikan

petunjuk-petunjuk penelitian pada orang yang dijumpai dan bersedia menjadi

responden. Responden tersebut dipilih dari pelanggan listrik prabayar PT

PLN APJ Bogor sesuai dengan kriteria populasi yang telah ditetapkan

berlangganan dan bersedia menjadi responden.

Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100

orang dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan nilai e sebesar 10%.

Jumlah populasi sebanyak N dialokasikan mewakili pelanggan listrik

Prabayar yang tersebar di Rayon Bogor Timur sebesar 27.355 pelanggan.

Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin

dalam Umar (2005) yaitu :

N

N ……… (1)

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir (10%)

maka dengan menggunakan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel

yang akan digunakan sebagai berikut

:

.

. ,

(38)

24

  3.5. Penyusunan dan Uji Coba Kuesioner

Kuesioner dibuat setelah didapatkan kerangka dari konsep penelitian

yang akan diukur dan dapat disebarkan berupa daftar pertanyaan yang telah

tertulis rapi. Isi kuesioner secara umum meliputi data karakteristik responden,

persepsi responden terhadap berbagai asosiasi dari atribut-atribut yang

dimiliki oleh PT PLN (Persero) APJ Bogor. Sebelum kuesioner disebarkan

kepada pelanggan, kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu diuji

validitas dan relibilitas dengan menggunakan sampel beberapa orang

responden. Pengujian kelayakan kuesioner dilakukan dengan uji coba

kuesioner kepada 30 responden.

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji uang menunjukkan ukuran tingkat

kevalidan atau keabsahan suatu instrument penelitian. Uji validitas

digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada

masing-masing pertanyaan dengan skor total. Uji validitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel

2007 dan SPSS versi 15.0. Apabila ada pertanyaan yang tidak

berhubungan maka pertanyaan tersebut tidak valid, akan dihilangkan

atau diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih sahih (Umar,

2003) rumus yang digunakan :

(

)

(

)

∑ ∑

− − − = 2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X XY n r …….(2)

Keterangan: rxy = korelasi antar X dan Y

n = jumlah responden

x = skor pertanyaan

y = skor total pertanyaan

Hasil pengujian validitas atribut dengan teknik yang dipakai untuk

menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment

(39)

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

=

2

1 2 11 σ σ 1 1 k k r

Tabel 5. Nilai korelasi uji validitas pernyataan kuesoner

Atribut Mutu Jasa

Nilai Korelasi ( r ) Tingkat

Kepentingan

Tingkat Kepuasan

1 0.650 0,762

2 0,669 0,648

3 0,655 0,709

4 0,638 0,570

5 0,552 0,842

6 0,811 0,812

7 0,790 0,615

8 0,787 0,640

9 0,577 0,639

10 0,588 0,816

11 0,861 0,891

12 0,733 0,896

13 0,860 0,920

Nilai r tabel (n=30; α=0,05) = 0,361

Hasil pengujian validitas untuk masing-masing hasil pengukuran

tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan

lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar

0,361. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dinyatakan

signifikan dan valid. Oleh karena itu dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

ukur didalam mengukur gejala yang sama. Jika alat ukur telah

dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji

reliabilitasnya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

teknik Alpha Cronbach. Hasil uji yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 15.0 yang menunjukkan

bahwa peubah tersebut bersifat sangat reliabel.

……….(3)

Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen

(40)

26

 

(

)

n n

X X

=

2 2

2

σ

σ2 = Jumlah ragam butir

σ12 = Jumlah ragam total

Untuk mencari nilai ragam digunakan rumus berikut :

...……….……….(4)

Keterangan : n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Realibilitas merupakan suatu pengujian instrument untuk

mengetahui apakah instrumen tersebut dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang dapat

dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Koefisien realibilitas yang diperoleh dibandingkan dengan alpha

minimal 0,60. Jika koefisien realibilitas > alpha (0,60) maka soal yang

ditanyakan reliable dan koefisien realibilitas < alpha (0,60) maka soal

yang akan ditanyakan tidak realibel. Berdasarkan hasil pengolahan

dimensi kualitas jasa dihasilkan nilai αcronbach untuk tingkat

kepentingan atribut kualitas mutu jasa yaitu sebesar α = 0,889 dan nilai αcronbach untuk tingkat kepuasan yaitu sebesar α = 0,931. Sedangkan untuk dimensi penanganan keluhan dihasilkan nilai αcronbach untuk

tingkat kepentingan atribut penanganan keluhan yaitu sebesar α =

0,773 dan nilai αcronbach untuk tingkat kepuasan yaitu sebesar α = 0,926. Berdasarkan hasil uji realibilitas, diperoleh nilai αcronbach yang lebih besar dari 0,7 dan 0,9. Hal ini dapat disimpulkan kemungkinan

terjadinya kesalahan pengukuran dalam kuesioner cukup rendah

sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan

hasil pengukuran yang konsisten. Adapun hasil pengujian realibilitas

(41)

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan mencakup analisis deskriptif, metode

Importance and Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan analisis uji Khi-kuadrat menggunakan Microsoft Excel dan SPSS

15.0 for Windows.

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara

terperinci data yang telah diperoleh. Data yang aka dianalisis

menggunakan analisis deskriptif yaitu karakteristik responden

pelanggan listrik prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor yang

mengalami keluhan.

3.6.2 Important Performance Analysis

Metode Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan

untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan

terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan

dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kepentingan dari kualitas

pelayanan adalah seberapa penting suatu peubah pelayanan bagi

pelanggan terhadap kinerja pelayanan. Skala Likert 5 tingkat

digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan yaitu sangat penting,

penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima

tingkat tersebut diberi skor sebagai berikut:

a. Jawaban sangat penting diberi skor 5.

b. Jawaban penting diberi skor 4.

c. Jawaban cukup penting diberi skor 3.

d. Jawaban kurang penting diberi skor 2.

e. Jawaban tidak penting diberi skor 1.

Tingkat pelaksanaan adalah kinerja aktual dari mutu pelayanan

diberikan PT PLN (Persero) APJ Bogor yang dirasakan oleh

konsumennya. Skala Likert 5 tingkat digunakan untuk mengukur

tingkat pelaksanaan yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik

(42)

28

 

a. Jawaban sangat baik diberi skor 5.

b. Jawaban baik diberi skor 4.

c. Jawaban cukup baik diberi skor 3.

d. Jawaban kurang baik diberi skor 2.

e. Jawaban tidak baik diberi skor 1.

Dalam analisis data ini terdapat dua buah variable yang diwakili

oleh huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja suatu produk

konsumen sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen.

……….(5)

TKi : Tingkat kesesuaian responden

Xi : Bobot penilaian pelanggan terhadap kinerja PT. PLN

(Persero) APJ Bogor

Yi : Bobot penilaian pelanggan terhadap tingkat kepentingan

atribut PT. PLN (Persero) APJ Bogor

Kinerja PT. PLN (Persero) dianggap telah memenuhi kepuasan

pelanggan jika TKi > 100%. Dan sebaliknya, jika besar TKi < 100%

maka kinerja PT. PLN (Persero) dianggap belum dapat memenuhi

kepuasan pelanggan. Setelah diketahui tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksanaan setiap peubah untuk seluruh responden, selanjutnya

adalah memetakan hasil perhitungan yang telah didapat kedalam

diagram Kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah

diagram, dimana skor rata-rata penilaian terhadap tingkat kinerja (X)

menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara posisi

atribut pada sumbu Y, ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat

kepentingan terhadap atribut (Y).

       n Xi

Xi=

 ………(6) 

       n Yi

Yi=

 ………(7)

 

(43)

Dimana:

Xi = Skor rataan setiap atribut i.

Yi = Skor rataan setiap atribut i .

n = Total responden.

Diagram Kartesius adalah diagram yang terdiri dari empat bagian

yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada

titik (X dan Y), dimana X adalah rata-rata dari bobot tingkat kinerja

atribut produk, sedangkan Y merupakan rata-rata dari tingkat

kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Rumusnya adalah:

    K

Xi X

n

i

=

= 1   ………(8)

    K

Yi Y

n

i

= = 1

   ………(9)

Dimana:

k = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut

yang memposisikan suatu atribut terletak dimana pada diagram kartesius.

Penjabaran dari diagram kartesius dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 

[image:43.595.149.427.559.723.2]

Gambar 2. Penjabaran diagram Kartesius

Prioritas Utama (A)

Prioritas Rendah (C)

Berlebihan (D)

Pertahankan Prestasi (B)

Tingkat Kepentingan

X   X 

(44)

30

  Keterangan :

a. Kuadran A (prioritas utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah yang

masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan harus secara

terus menerus melaksanakan perbaikan.

b. Kuadran B (pertahankan prestasi)

Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor

yang dianggap pelanggan telah sesuai dengan apa yang dirasakannya, sehingga

tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang masuk pada kuadran

ini harus tetap dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, hal ini

dikarenakan semua peubah ini menjadikan produk atau jasa tersebut unggul

dimata pelanggan.

c. Kuadran C (prioritas rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah mutu pelayanan yang

termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh pelanggan dan

pihak perusahaan hanya melaksanakan dengan biasa saja. Pihak perusahaan belum

merasa terlalu perlu mengalokasikan biaya dan investasi untuk memperbaiki

kinerjanya (prioritas rendah). Namun perusahaan juga perlu tetap mewaspadai,

mencermati, dan mengontrol setiap peubah pada kuadran ini, karena tingkat

kepentingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya kebutuhan.

d. Kuadran D (berlebihan)

Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan

terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat

dikurangi, agar perusahaan dapat menghemat biaya.

3.6.3 Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)

Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan Customer Satisfaction

Index (CSI) diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun-tahun mendatang. Cara

(45)

1. Menghitung Weighting Factors (WF)

Yaitu fungsi dari media importance score atau skor media tingkat kepentingan

masing-masing atribut dalam bentuk 5% dari total median importance score

atau skor median tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji.

2. Menghitung Weighted Score (WS)

Yaitu fungsi dari median satisfaction score atau skor median tingkat kepuasan

masing atribut dikalikan dengan Weighting Factors (WF)

masing-masing atribut.

3. Menghitung Weighted Median Total (WMT)

Yaitu total dari nilai Weighted Score (WS) keseluruhan.

4. Indeks Kepuasan Pelanggan

Yaitu perhitungan dari Weighted Median Total (WMT) dibagi skala

maksimum atau hightest scale dikali 100%.

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari

kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria sebagai

berikut:

a. 0,81 – 1,00 Sangat puas

b. 0,66 – 0,80 Puas

c. 0,51 – 0,65 Cukup puas

d. 0,35 – 0,50 Kurang puas

e. 0,00 – 0,34 Tidak puas

3.6.4 Uji Khi-kuadrat

Uji Khi-kuadrat merupakan salah satu uji statistic non parametrik. Karena termasuk dalam uji non parametrik, maka uji khi-kuadrat dapat diterapkan untuk

pengujian data nominal dan nominal atau kategorik. Pengujian khi-kuadrat biasa

digunakan untuk mengetahui frekuensi dua data observasi terhadap frekuensi data

observasi yang diharapkan (expected value). Berdasarkan sebaran data tersebut

dapat diketahui besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainya.

Rumus dari Uji Khi-kuadrat adalah :

(46)

32

  Keterangan:

: Khi-kuadrat

Oj : Frekuensi hasil observasi

Ej : frekuensi yang diharapkan

Hipotesa dari uji khi-kuadart adalah H0 menyatakan frekwensi data

observasi bersifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atau hubungan antara dua

observasi yang di uji, sedangkan H1 menyatakan terdapat pengaruh atau

hubungan antara kedua observasi tersebut. Penulisan hipotesa tersebut adalah:

H0 : ρ11 = ρ12 = ρ13 … = ρJJ H1 : ρ11 ≠ρ12 ≠ρ13 … ≠ρJJ

Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai khi-kuadrat hitung lebih

besar dari khi-kuadrat tabel atau nilai probability khi-kuadrat lebih kecil dari α (5%), maka H0 ditolak. Sebaliknya, penerimaan H0 terjadi jika nilai khi-kuadrat

hitung lebih kecil dari khi-kuadart tabel atau nilai probability khi-kuadrat lebih

(47)

4.1. Gambaran Umum PT PLN (Persero)

4.1.1 Sejarah Singkat PT. PLN

Sejarah ketenagalistrikkan di Indonesia dimulai pada akhir abad

ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

listrik untuk kepentingan sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut

berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan

perusahaan swasta Belanda yang memperluas usahanya mulai dari

bidang gas ke bidang tenaga lsitrik. Selama Perang Dunia II

berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh

Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemudi

Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada

Pemerindah Republik Indonesia pada tanggal 27 Oktober 1945.

Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan

kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi

BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang

bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965,

BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan Negara yaitu Perusahaan

Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan

Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit

tenaga lsitrik PLN sebesar 300 MW. Tahun 1972, pemerintah Indonesia

menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan

Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan

Pemerintah No.17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha

(48)

34

 

PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero).

4.1.2 Sejarah singkat PLN Jawa Barat

Berawal di tahun 1905, di kota Bandung berdiri perusahaan listrik

milik Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama Bandoengsche

Electriciteit Maatschaappij (BEM). Selanjutnya BEM diubah menjadi

perusahaan perseroan dengan nama Gemeenschhapplijk Electriciteit

Bedriff en Omstreken Voor Bandoeng (GEBEO).

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia penguasaan pengelolaan

tenaga listrik ditangani langsung oleh Pemerintahan Indonesia. Salah

satunya ditandai dengan terbentuknya perusahaan listrik di Jawa Barat

dengan nama PLN Exploitasi IX pada tahun 1961 hingga pertengahan

tahun 1975. Kemudia pada kurun waktu 1974 sampai 1994, PLN

Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum (Perum)

Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Ditahun 1994, sejalan dengan

perkembangan ekonomi dan pertumbuhan kelistrikan yang bergerak

begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari

Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut

mengubah nama perusahaan listrik di Jawa Barat menjadi PT PLN

(Persero) Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Oleh karena wilayah

kerja tidak hanya menjangkau Jawa Barat tetapi provinsi Banten, maka

sejak tanggal 27 Agustus 2002 hingga saat ini nama PT PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dilengkapi menjadi PT PLN (Persero) Distribusi

Jawa Barat dan Banten. Pada tahun 2000 PLN sektor Bogor berganti

nama menjadi PLN APJ (Area Pelayanan Jaringan) Bogor.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan PT PLN

PT PLN dalam upaya mengefisienkan pelayanan terhadap

kebutuhan masyarakat yang senantiasa berkembang, maka PT PLN

(49)

Visi PT PLN (Persero)

Diakui sebagai perusahaan Kelas Dunia yang

Bertumbuh

Gambar

Tabel 3. Keuntungan dan kerugian menggunakan listrik prabayar
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Gambar 2. Penjabaran diagram Kartesius
Gambar 3. Struktur organisasi PT PLN (Persero) APJ Bogor
+6

Referensi

Dokumen terkait

keterangan terdakwa dalam persidangan pengadilan tidak dapat digunakan sebagai alat bukti, justru keterangan terdakwa (tersangka), di tingkat penyidikanlah (BAP) yang

Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352 B3. Muatan Peminatan

Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran Semester Gasal 2014/2015, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu menetapkan Tugas

Interactive chat tools—including standalone instant messen- ger and VoIP (voice over Internet protocol) clients, such as Skype (skype.com), and those embedded in other media, such

[r]

descriptive statistics data points minimum maximum mean median mode standard deviation variance. coefficient of variation

Hasil penelitian:Kedudukan anak dalam kandungan sebagai ahli waris menurut KUHPerdata dan Hukum Kewarisan Islam memiliki persamaan. Persamaan tersebut berdasar pada

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas