EVALUASI DIRI SEKOLAH
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
(Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, danSulawesi Tenggara)
ANISSA RAHMAYANTI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Persamaan Struktural (Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
ANISSA RAHMAYANTI. Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Persamaan Struktural (Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara). Dibimbing oleh YENNI ANGRAINI dan AGUS M SOLEH.
Pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Menurut Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) tahun 2012, Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara memiliki nilai akreditasi yang rendah untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Akreditasi diukur melalui delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang kemudian dijadikan instrumen dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS). SNP terdiri dari delapan standar yang saling berhubungan satu sama lain. Nilai dari SNP tidak dapat diukur secara langsung sehingga disebut peubah laten, peubah laten diukur melalui peubah indikator. Model persamaan struktural digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis hubungan antar SNP dan hubungan antara SNP dengan peubah indikator yang mengukur SNP di keempat provinsi. Model persamaan struktural menunjukkan bahwa peubah laten isi (ISI), proses (PRS), penilaian (NIL), pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), serta pengelolaan (PNG) semuanya berpengaruh terhadap standar kompetensi lulusan (SKL). Peubah laten ISI memiliki pengaruh total terbesar ke SKL dibanding empat peubah laten lainnya yaitu sebesar 36.05%. Semua peubah indikator telah valid dalam mengukur peubah latennya masing-masing pada taraf nyata 0.10.
Kata kunci: EDS, model persamaan struktural, peubah indikator, peubah laten, SNP
ABSTRACT
ANISSA RAHMAYANTI. Evaluasi Diri Sekolah in Senior High School Using Structural Equation Model (Case Study in the Provinces of Maluku, West Sulawesi, Central Sulawesi, dan Southeast Sulawesi). Advised by YENNI ANGRAINI and AGUS M SOLEH.
(PTK), and management (PNG) are all affect the competency standards (SKL). Latent variable ISI has the largest total effect to SKL when compared with four other latent variables that is equal to 36.05%. All manifest variables are valid to measure each latent variable at significance level of 0.10.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada
Departemen Statistika
EVALUASI DIRI SEKOLAH
TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
(Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, danSulawesi Tenggara)
ANISSA RAHMAYANTI
DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Persamaan Struktural (Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara)
Nama : Anissa Rahmayanti NIM : G14100051
Disetujui oleh
Yenni Angraini, SSi MSi Pembimbing I
Agus M Soleh, SSi MT Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Departemen
PRAKATA
Alhamdullilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Evaluasi Diri Sekolah Tingkat Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Persamaan Struktural (Studi Kasus di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara). Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, antara lain:
1. Ibu Yenni Angraini, SSi MSi selaku pembimbing I dan Bapak Agus M Soleh, SSi MT selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberi masukan sampai karya ilmiah ini terselesaikan.
2. Bapak Dr Anang Kurnia, MSi selaku dosen penguji atas saran dan kritikannya yang membangun.
3. Bapak Dr H Ridwan Abdullah Sani, MSi atas penjelasan teori Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan sarannya terkait data penelitian.
4. Dosen pengajar Departemen Statistika yang telah memberikan ilmunya.
5. Staf tata usaha Departemen Statistika yang telah membantu kelancaran administrasi.
6. Beasiswa Bidik Misi IPB yang telah membiayai penulis dalam menjalani masa kuliahnya selama empat tahun.
7. Orang tua saya, Irsyad Satria, Siti Nur Azizah, Dewi Andari, dan seluruh teman-teman Statistika 47 yang telah memberikan semangat dan bantuannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak agar dapat meningkatkan pengetahuan penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODOLOGI 2
Data 2
Metode 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Eksplorasi Data 6
Pengembangan Model Struktural dan Model Pengukuran 10
Identifikasi Model 11
Asumsi Model Persamaan Struktural 11
Pendugaan Parameter Model Persamaan Struktural 12
Modifikasi Model Persamaan Struktural 13
Interpretasi Model Persamaan Struktural 15
SIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
DAFTAR TABEL
1 Ukuran kelayakan model persamaan struktural tahap awal 13 2 Ukuran kelayakan model persamaan struktural setelah modifikasi tahap
pertama 13
3 Ukuran kelayakan model persamaan struktural setelah modifikasi tahap
kedua 14
4 Reliabilitas konstruk dan variance extracted 15
5 Koefisien jalur antar peubah laten 15
6 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten 16
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir analisis model persamaan struktural 2 2 Jumlah SMA berdasarkan provinsi dan status sekolah 7 3 Jarak mahalanobis dari masing-masing observasi 7 4 Jarak mahalanobis dari masing-masing observasi setelah pencilan
dikeluarkan 8
5 Jumlah SMA berdasarkan provinsi dan status sekolah setelah pencilan
dikeluarkan 8
6 Perbandingan nilai rata-rata indikator pada data tanpa pencilan dan data
pencilan 9
7 Perbandingan rata-rata nilai pertanyaan untuk masing-masing komponen sekolah pada data pencilan dan tanpa pencilan 9 8 Nilai rata-rata setiap peubah indikator pada SKL setelah pencilan
dikeluarkan 10
9 Model teori keterkaitan SNP 10
10 Diagram jalur model keterkaitan SNP 11
11 Plot kuantil-kuantil dari data yang digunakan 12
DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar
pertanyaan yang membangun peubah indikator 18
2 Persamaan model struktural dan persamaan model pengukuran 50 3 Korelasi antar peubah indikator dalam satu laten yang sama 51 4 Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi pada tahap awal dan setelah
modifikasi (tahap pertama dan tahap kedua) 52
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting yang memiliki peranan sangat strategis dalam pembangunan nasional. Pendidikan juga bisa dijadikan salah satu indikator kemajuan bangsa, sehingga kualitas dari pendidikan sangat penting untuk diperhatikan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijabarkan diantaranya dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, telah dibentuk delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diharapkan mampu mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia. Delapan SNP tersebut kemudian dijadikan salah satu alat untuk mengkaji peningkatan kualitas sekolah secara komprehensif yang kemudian dikenal dengan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Peningkatan kualitas dari suatu sekolah bisa dilihat melalui standar kompetensi lulusannya (SKL). Berdasarkan teori yang ada, SKL ini dipengaruhi oleh ketujuh standar lainnya yaitu standar isi (ISI), proses (PRS), penilaian (NIL), pengelolaan (PNG), pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), sarana dan prasarana, serta pembiayaan (Kemendiknas dan Kemenag 2010). Standar sarana dan prasarana serta pembiayaan tidak digunakan pada penelitian ini, sehingga standar yang digunakan ada enam standar. Standar-standar tersebut merupakan peubah-peubah yang tidak dapat diukur secara langsung sehingga disebut peubah laten, peubah laten ini diukur melalui peubah indikator. Hubungan antar peubah laten serta hubungan antara peubah laten dan peubah indikatornya dapat dianalisis dengan model persamaan struktural.
Menurut Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) tahun 2012 untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat empat provinsi dengan potret pendidikan yang cukup memprihatinkan dengan sangat sedikitnya proporsi SMA yang mendapatkan akreditasi A dan cukup tingginya proporsi SMA yang tidak terakreditasi. Provinsi-provinsi itu antara lain Maluku dengan proporsi SMA berakreditasi A sebesar 6.52% dan tidak terakreditasi 18.48%, Sulawesi Barat dengan proporsi SMA berakreditasi A sebesar 6.17% dan tidak terakreditasi 20.99%, Sulawesi Tengah dengan proporsi SMA berakreditasi A sebesar 8.23% dan tidak terakreditasi 6.96%, serta Sulawesi Tenggara dengan proporsi SMA berakreditasi A sebesar 13.65% dan tidak terakreditasi 16.12% (www.ban-sm.or.id). Oleh karena itu, melalui hasil analisis dengan model persamaan struktural diharapkan dapat dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di keempat provinsi tersebut pada masa yang akan datang.
Tujuan Penelitian
2
METODOLOGI
Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder hasil survei EDS tahun 2013 yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tingkat SMA (tidak termasuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah) di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Data yang digunakan ada sebanyak 546 SMA. Survei dilakukan dengan metode kuesioner di setiap sekolah yang melibatkan tiga komponen sekolah sebagai responden yaitu satu orang kepala sekolah, minimal 10 guru, dan minimal 30 siswa. Total pertanyaan ada sebanyak 113 pertanyaan yang terdiri dari 36 pertanyaan yang ditujukan untuk kepala sekolah, 51 pertanyaan yang ditujukan untuk guru, 25 pertanyaan yang ditujukan untuk siswa, dan satu pertanyaan yang ditujukan baik untuk guru maupun untuk kepala sekolah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian membentuk 32 peubah indikator yang menjelaskan enam peubah latennya masing-masing. Penjelasan dari masing-masing peubah indikator dan pertanyaan-pertanyaan yang membangun peubah indikator terdapat pada Lampiran 1. Data dianalisis menggunakan paket OpenMx yang terdapat pada perangkat lunak R 2.15.3.
Metode
Metode yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat melalui diagram alir pada Gambar 1.
3 Tahapan analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis statistika deskriptif dari data SNP SMA di Provinsi Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
2. Melakukan pengembangan model struktural berdasarkan teori. 3. Melakukan konstruksi diagram jalur dari model teori.
Model persamaan struktural terdiri dari dua macam model, yaitu model struktural dan model pengukuran. Model struktural menjelaskan hubungan antar peubah laten dan model pengukuran menjelaskan hubungan antara peubah laten dan peubah indikator (Kusnendi 2008). Peubah laten terdiri dari dua macam yaitu peubah laten endogen dan peubah laten eksogen. Peubah laten endogen merupakan peubah laten yang minimal dipengaruhi oleh satu atau lebih peubah laten lainnya, namun peubah laten ini tetap bisa mempengaruhi peubah laten lainnya. Sedangkan peubah laten eksogen merupakan peubah laten yang hanya bisa mempengaruhi peubah laten lainnya (Hair et al. 2009).
4. Melakukan konversi diagram jalur ke persamaan model struktural dan persamaan model pengukuran.
Persamaan model struktural (Bollen 1989) :
dengan adalah vektor peubah laten endogen berukuran m x 1, adalah vektor peubah laten eksogen berukuran n x 1, B adalah matriks koefisien peubah laten endogen terhadap peubah laten endogen berukuran m x m, adalah matriks koefisien peubah laten eksogen terhadap peubah laten endogen berukuran m x n, adalah vektor sisaan acak dari hubungan antara peubah laten endogen dan peubah laten eksogen atau peubah laten endogen berukuran m x 1, serta m adalah jumlah peubah laten endogen dan n adalah jumlah peubah laten eksogen.
Persamaan model pengukuran (Bollen 1989) :
dengan y adalah vektor peubah indikator peubah laten endogen berukuran p x 1, x adalah vektor peubah indikator peubah laten eksogen berukuran q x 1, y adalah matriks koefisien y terhadap endogen berukuran p x m, x
adalah matriks koefisien x terhadap eksogen berukuran q x n, ε adalah vektor sisaan pengukuran dari y berukuran p x 1, adalah vektor sisaan pengukuran dari x berukuran q x 1, serta p adalah banyaknya peubah indikator bagi peubah laten endogen dan q adalah banyaknya peubah indikator bagi peubah laten eksogen.
5. Melakukan identifikasi model.
Identifikasi model dilakukan untuk menentukan terdapat atau tidaknya solusi bagi parameter yang akan diduga. Cara untuk menentukannya melalui t-rule yaitu sebagai berikut :
4
dengan t adalah jumlah parameter yang diduga, p adalah jumlah peubah indikator dari peubah laten endogen, dan q adalah jumlah peubah indikator dari peubah laten eksogen. Nilai t ini haruslah lebih kecil dari jumlah elemen unik dari matriks input (Bollen 1989).
6. Melakukan pemeriksaan asumsi model persamaan struktural. a. Ukuran contoh
Ukuran contoh yang disarankan agar dapat dilakukan analisis dengan model persamaan struktural ada sebanyak 5-10 kali banyaknya peubah indikator (Mattjik dan Sumertajaya 2011).
b. Data menyebar normal ganda
Pengujian kenormalan ganda dari suatu data dapat dilakukan dengan uji Mardia. Hipotesis yang diuji adalah :
H0 : Data menyebar normal ganda H1 : Data tidak menyebar normal ganda
Kriteria yang disarankan adalah nilai-p dari uji Mardia lebih dari taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 0.10.
c. Tidak ada pencilan
Pendeteksian pencilan dapat dilakukan dengan menghitung jarak mahalanobis dari masing-masing observasi. Jarak mahalanobis (d2) dapat dituliskan sebagai berikut :
dengan z merupakan vektor nilai setiap peubah indikator untuk masing-masing observasi, merupakan vektor nilai rata-rata setiap peubah indikator, dan S merupakan matriks peragam dari data contoh. Nilai jarak mahalanobis observasi yang lebih dari nilai khi-kuadrat pada taraf nyata 0.10 menunjukkan bahwa observasi tersebut dikategorikan kedalam pencilan. Pencilan disarankan untuk dikeluarkan dari dalam data karena dapat menimbulkan bias pada analisis selanjutnya (Kusnendi 2008).
d. Tidak ada multikolinearitas
Multikolinearitas dalam model persamaan struktural terjadi ketika ada korelasi yang kuat antar peubah laten eksogen. Deteksi multikolinearitas ini bisa melalui perhitungan determinan dari matriks peragam data.
7. Menentukan matriks input.
Matriks input yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu matriks korelasi dan matriks peragam. Matriks korelasi biasa digunakan ketika skala dari peubah yang digunakan berbeda, sedangkan matriks peragam biasa digunakan ketika skala dari peubah sama (Hair et al. 2009).
8. Melakukan pendugaan parameter.
Pendugaan parameter dilakukan dengan metode penduga kemungkinan maksimum. Metode ini memaksimumkan fungsi kemungkinan bagi model persamaan struktural yaitu :
5 Metode ini secara iteratif akan meminimumkan fungsi yaitu sebagai berikut (Bollen 1989) :
| | | |
dengan merupakan matriks peragam dari populasi, ( ) merupakan matriks peragam dari model yang juga penduga dari , dan S merupakan matriks peragam dari data contoh.
9. Melakukan evaluasi kelayakan model. a. Statistik Khi-Kuadrat
Statistik khi-kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis : H0 :
H1 :
Nilai statistik khi-kuadrat yang sangat kecil atau nilai-p > 0.10 menyatakan bahwa matriks peragam dari model telah cocok dengan matriks peragam dari populasi. Nilai statistik khi-kuadrat ini akan semakin besar dengan membesarnya ukuran contoh, sehingga untuk ukuran contoh yang cukup besar kriteria ini tidak terlalu diharapkan untuk dipenuhi (Hair et al. 2009).
b. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
Nilai RMSEA ini menunjukkan seberapa baik model dapat merepresentasikan populasi (Hair et al. 2009).
√
dengan 2 adalah nilai khi-kuadrat dari model dan N adalah ukuran contoh yang digunakan. Nilai RMSEA ≤ 0.10 menunjukkan bahwa model mendekati pemenuhan model terbaik (Kline 2011).
c. Comparative Fit Index (CFI)
Nilai CFI merupakan ukuran kelayakan model yang bersifat komparatif dengan model dasar atau dikenal dengan baseline model (Kusnendi 2008).
dengan adalah nilai khi-kuadrat dari model yang dihipotesiskan dan adalah nilai khi-kuadrat dari model dasar. Nilai CFI yang disarankan untuk model terbaik adalah CFI ≥ 0.90 (Kline 2011).
d. Tucker Lewis Index (TLI)
Nilai TLI merupakan ukuran kelayakan model yang juga membandingkan sebuah model yang diuji dengan model dasar (Mattjik dan Sumertajaya 2011).
6
Nilai TLI yang disarankan untuk model terbaik adalah TLI ≥ 0.90 (Schumacker dan Lomax 2010).
e. Reliabilitas konstruk (RK)
RK menggambarkan kemampuan peubah indikator secara bersama-sama mengukur peubah laten.
∑
∑ ∑
dengan ij adalah nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi ke-i pada peubah laten ke-j dan eij adalah kesalahan pengukuran peubah indikator ke-i pada peubah laten ke-j. Nilai RK yang disarankan adalah lebih besar dari 0.70 (Kusnendi 2008).
f. Variance Extracted (VE)
VE merupakan ukuran yang juga menggambarkan kemampuan indikator secara bersama-sama mengukur peubah latennya.
∑
dengan k adalah banyaknya peubah indikator pada peubah laten ke-j. Nilai VE yang disarankan adalah lebih dari 0.50 (Kusnendi 2008). 10. Modifikasi model
Modifikasi model dilakukan ketika kriteria kelayakan model belum terpenuhi. Caranya adalah dengan membuang peubah indikator yang tidak valid dan dengan melihat nilai korelasi antar peubah indikator dalam peubah laten yang sama. Validitas peubah indikator yang dilakukan dengan menguji hipotesis sebagai berikut:
H0 : ij = 0 (peubah indikator tidak valid) H1 : ij≠ 0 (peubah indikator valid)
Peubah indikator dikatakan valid jika nilai statistik t-hitung lebih dari nilai t pada taraf nyata 0.10 (Hair et al. 2009). Sementara untuk nilai korelasi, peubah indikator yang memiliki nilai korelasi yang rendah terhadap peubah indikator lainnya dalam satu peubah laten yang sama menandakan peubah indikator tersebut kurang baik dalam mengukur peubah latennya secara bersama-sama.
11. Interpretasi model.
Interpretasi model dilakukan terhadap koefisien jalur serta pengaruh langsung dan tidak langsung yang terdapat dalam model.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Eksplorasi Data
7 Sulawesi Tenggara. Jumlah SMA di Provinsi Sulawesi Barat masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan ketiga provinsi lainnya yaitu hanya sebanyak 44 SMA (Gambar 2). Selain itu, jumlah SMA swasta di Provinsi Maluku jauh lebih mendominasi dibanding jumlah SMA negerinya. Hal yang berbeda terlihat dari tiga provinsi lainnya dengan jumlah SMA negeri yang lebih mendominasi dibanding jumlah SMA swastanya. Namun secara keseluruhan jumlah SMA negeri dan swasta di keempat provinsi cenderung berimbang yaitu sebesar 52% SMA negeri dan 48% SMA swasta.
Gambar 2 Jumlah SMA berdasarkan provinsi dan status sekolah
Berdasarkan kurva nilai jarak mahalanobis dari setiap SMA yang telah diurutkan (Gambar 3), dapat dilihat bahwa data yang digunakan masih mengandung banyak pencilan yaitu ada sebanyak 116 SMA atau sekitar 20% dari total SMA. Nilai jarak mahalanobis dari SMA yang melebihi nilai khi-kuadrat pada taraf nyata 0.10 dengan derajat bebas 32 dapat dikategorikan sebagai pencilan. Oleh karena itu, SMA tersebut kemudian dikeluarkan dari data sehingga total SMA menjadi sebanyak 430 SMA.
Gambar 3 Jarak mahalanobis dari masing-masing observasi
Setelah pencilan dikeluarkan dari data, terlihat pada Gambar 4 bahwa data yang digunakan sudah jauh lebih baik dengan jumlah pencilan yang sudah berkurang menjadi sebanyak 16 SMA atau hanya sekitar 3% saja dari total SMA. Karena pencilan tersebut bukan merupakan pencilan yang ekstrem, maka pencilan tersebut tidak dikeluarkan dari data (Kusnendi 2008).
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Maluku
27
98
129
31 17
49
34
161
Negeri Swasta
0 50 100 150 200
1
24 47 70 93 116 139 162 581 208 231 254 277 003 323 346 369 392 541 438 461 448 507 530
Observasi ke-
8
Gambar 4 Jarak mahalanobis dari masing-masing observasi setelah pencilan dikeluarkan
Penurunan yang cukup drastis terjadi untuk jumlah SMA di Provinsi Maluku yang awalnya berjumlah 192 SMA menjadi 76 SMA (Gambar 7). Artinya seluruh SMA yang terdeteksi sebagai pencilan yaitu berjumlah 116 SMA berasal dari Provinsi Maluku. Mayoritas SMA yang merupakan data pencilan merupakan SMA berstatus swasta yaitu sebanyak 112 SMA dan sisanya empat SMA berstatus negeri.
Gambar 5 Jumlah SMA berdasarkan provinsi dan status sekolah setelah pencilan dikeluarkan
Banyaknya SMA yang dikategorikan pencilan dan semuanya berasal dari Provinsi Maluku menunjukkan bahwa provinsi tersebut memiliki penyimpangan yang cukup besar terhadap provinsi lainnya. Nilai rata-rata dari peubah indikator pada data pencilan memiliki nilai yang relatif lebih rendah dibanding rata-rata peubah indikator pada data tanpa pencilan (Gambar 6). Nilai yang cukup berbeda jauh terlihat dari prestasi siswa atau lulusan (Y1) dengan nilai rata-rata sebesar 2.56 pada data pencilan dan nilai rata-rata sebesar 3.64 pada data tanpa pencilan. Selain itu, aspek transparansi dan akuntabilitas dalam penilaian (Y22), profesionalitas pendidik (Y24), kepemilikan sekolah terhadap dokumen perencanaan yang berkualitas (X2), serta evaluasi pelaksanaan perencanaan sekolah (X4) juga memiliki nilai yang lebih rendah pada data pencilan dibandingkan dengan data tanpa pencilan.
9
Gambar 6 Perbandingan nilai rata-rata indikator pada data pencilan dan tanpa pencilan
Gambar 7 Perbandingan rata-rata nilai pertanyaan untuk masing-masing komponen sekolah pada data pencilan dan tanpa pencilan
Jika dilihat dari nilai rata-rata pertanyaan yang ditujukan untuk kepala sekolah (Gambar 7), data pencilan memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibanding data tanpa pencilan. Sementara untuk nilai rata-rata dari pertanyaan yang ditujukan untuk guru dan siswa relatif berimbang baik untuk data pencilan maupun data tanpa pencilan. Nilai rata-rata yang rendah pada pertanyaan untuk kepala sekolah sejalan dengan rendahnya nilai rata-rata peubah indikator Y1, Y22, Y24, X2, dan X4. Peubah-peubah indikator tersebut memang didominasi oleh pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk kepala sekolah. Perbedaan yang cukup jauh dari nilai pada peubah-peubah tersebut bisa disebabkan karena adanya dugaan kecurangan yang dilakukan oleh operator di Provinsi Maluku yang menyebabkan data tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sehingga hal ini sangat berpotensi menjadikan data di Provinsi Maluku tersebut sebagai pencilan.
Peubah indikator Y1 memiliki nilai rata-rata yang rendah di keempat provinsi yang artinya prestasi siswa atau lulusan di keempat provinsi masih cukup rendah (Gambar 8). Peubah prestasi ini juga memiliki nilai yang beragam jika dilihat berdasarkan provinsinya. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki nilai rata-rata Y1 tertinggi dan Provinsi Maluku memiliki nilai rata-rata Y1 terendah. Peubah indikator Y2 sampai Y6 memiliki nilai rata-rata yang cenderung merata di setiap
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 2Y1 Y13 Y14 Y15 Y16 71Y Y18 Y19 Y20 Y21 22Y Y23 Y24 52Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
SKL ISI PRS NIL PTK PNG
Tanpa pencilan Pencilan
0 2 4 6 8
Siswa Guru Kepala sekolah
10
provinsi. Peubah indikator Y2 mengukur kemampuan lulusan menghayati karakter (jujur, disipin, bertanggung jawab). Peubah indikator Y3 mengukur kemampuan lulusan berpikir logis. Peubah indikator Y4 dan Y5 masing-masing mengukur kemampuan lulusan berkomunikasi efektif dan kemampuan lulusan untuk menalar. Sedangkan peubah indikator Y6 mengukur pengetahuan prosedural dan metakognitif dari lulusan.
Gambar 8 Nilai rata-rata peubah indikator pada SKL di setiap provinsi setelah pencilan dikeluarkan
Pengembangan Model Struktural dan Model Pengukuran
Berdasarkan teori pendidikan yang ada, SKL dipengaruhi oleh kelima standar lainnya (Gambar 9). SKL dipengaruhi secara langsung oleh ISI, PRS, dan NIL, sementara PTK dan PNG mempengaruhi SKL secara tidak langsung. Model teori ini kemudian dikembangkan kedalam diagram jalur yang ditunjukkan pada Gambar 10. SKL dibangun oleh enam peubah indikator, ISI dibangun oleh empat peubah indikator, PRS dibangun oleh delapan peubah indikator, NIL dibangun oleh lima peubah indikator, PTK dibangun oleh dua peubah indikator, dan PNG dibangun oleh tujuh peubah indikator. Konversi diagram jalur kedalam persamaan model struktural dan model pengukuran dapat dilihat pada Lampiran 2.
Gambar 9 Model teori keterkaitan SNP
0 1 2 3 4 5 6 7
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
11
Gambar 10 Diagram jalur model keterkaitan SNP Identifikasi Model
Model yang teridentifikasi artinya memiliki solusi bagi dugaan parameter model. Model dikatakan dapat diidentifikasi jika jumlah parameter yang diduga kurang dari atau sama dengan jumlah seluruh parameter yang ada dalam model. Jumlah parameter yang akan diduga terdiri dari koefisien jalur, koefisien bobot faktor terstandarisasi, dan kesalahan pengukuran dari masing-masing peubah indikator. Model persamaan struktural pada penelitian ini memiliki sembilan koefisien jalur, 32 koefisien bobot faktor yang terstandarisasi, dan 32 kesalahan pengukuran dari masing-masing peubah indikator, sehingga jumlah parameter yang akan diduga sebanyak 73 parameter. Jumlah seluruh parameter yang terdapat dalam model adalah (p+q)(p+q+1)/2 yaitu sebanyak 528 parameter. Karena umlah parameter yang akan diduga dari model kurang dari jumlah seluruh parameter yang terdapat dalam model, maka model dapat diidentifikasi.
Asumsi Model Persamaan Struktural
Ukuran Contoh
Jumlah peubah indikator yang digunakan adalah 32 indikator sehingga ukuran contoh minimal yang digunakan adalah 5-10 kali jumlah indikator yaitu sebesar 160-320. Jumlah SMA yang digunakan pada analisis adalah 430 SMA sehingga asumsi ukuran contoh sudah terpenuhi.
Data Menyebar Normal Ganda
12
sebaran normal tidak selalu memberikan dampak yang besar terhadap hasil analisis, terkadang dampaknya kecil sehingga dapat diabaikan. Dampak yang diakibatkan dari pelanggaran asumsi sebaran normal bergantung pada besarnya penyimpangan terhadap pola sebaran normal itu sendiri. Besarnya penyimpangan terhadap sebaran normal dapat dilihat secara eksploratif melalui plot kuantil-kuantil (Gambar 11). Plot tersebut menunjukkan bahwa data tidak terlalu menyimpang dari sebaran normal sehingga data dapat dihampiri dengan sebaran normal.
Gambar 11 Plot kuantil-kuantil dari data yang digunakan Tidak Ada Pencilan
Pencilan dideteksi melalui jarak mahalanobis masing-masing SMA yang telah dibahas pada subbab sebelumnya, sehingga asumsi tidak adanya pencilan dalam data telah terpenuhi.
Tidak Ada Multikolinearitas
Peubah laten eksogen yang digunakan pada penelitian ini hanya satu yaitu PNG, sehingga sudah dipastikan tidak terjadi multikolinearitas dalam data.
Pendugaan Parameter Model Persamaan Struktural
13 RMSEA, CFI, dan TLI menunjukkan nilai yang belum memenuhi kriteria kelayakan model (Tabel 1). Model yang diperoleh pada tahap awal ini masih kurang baik sehingga perlu dilakukan modifikasi model guna memperbaiki kinerja model.
Tabel 1 Ukuran kelayakan model persamaan struktural tahap awal Kriteria kelayakan model Nilai yang disarankan Nilai hasil uji
nilai-p khi kuadrat ≥ 0.10 0.00
RMSEA ≤ 0.10 0.15
CFI ≥ 0.90 0.74
TLI ≥ 0.90 0.72
Modifikasi Model Persamaan Struktural
Tahap pertama dalam modifikasi model adalah mengeluarkan peubah indikator yang tidak valid. Nilai statistik t-hitung peubah indikator yang kurang dari nilai t pada taraf nyata 0.10 dikeluarkan dari model. Peubah indikator yang pertama dikeluarkan dari model adalah peubah Y25 yaitu keteladanan pendidik. Peubah ini memiliki nilai statistik t-hitung terkecil dibanding peubah indikator lainnya yaitu sebesar 0.78 yang artinya peubah ini tidak valid atau dengan kata lain keteladanan pendidik ternyata tidak dapat mengukur kualitas tenaga pendidik yang ada di sekolah. Modifikasi tahap pertama masih belum menghasilkan model yang terbaik karena masih belum memenuhi kriteria kelayakan model (Tabel 2). Oleh karena itu, modifikasi model dilanjutkan ke tahap kedua.
Tabel 2 Ukuran kelayakan model persamaan struktural setelah modifikasi tahap pertama
Kriteria kelayakan model Nilai yang disarankan Nilai hasil uji
nilai-p khi kuadrat ≥ 0.10 0.00
RMSEA ≤ 0.10 0.14
CFI ≥ 0.90 0.78
TLI ≥ 0.90 0.76
14
pengembangan kreatifitas siswa (Y15), kemandirian siswa dalam belajar (Y16), dan suasana akademik yang mendukung pembelajaran (Y18). Sedangkan pengembangan kreatifitas siswa itu sendiri memiliki korelasi yang relatif kecil dengan pengembangan karakter dalam proses belajar mengajar (Y13), kemampuan berkomunikasi efektif (Y14), interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Y17), dan suasana akademik yang mendukung pembelajaran (Y18). Keempat peubah indikator tersebut juga memiliki korelasi yang relatif kecil dengan kemandirian siswa dalam belajar (Y16). Sementara itu, interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar (Y17) memiliki korelasi yang relatif kecil dengan kesesuaian rancangan pelaksanaan pembelajaran (Y11), pengembangan kreatifitas siswa (Y15), kemandirian siswa dalam belajar (Y16), dan suasana akademik yang mendukung pembelajaran (Y18). Peubah indikator terakhir di PRS adalah suasana akademik di sekolah (Y18) ternyata berkorelasi relatif kecil dengan semua peubah indikator lainnya di PRS. Peubah-peubah indikator tersebut kemudian dikeluarkan dari model dengan tujuan memperoleh model yang lebih baik. Selain kelima peubah indikator dari PRS yang dikeluarkan dari model, peubah indikator Y7 yang berasal dari ISI dan peubah indikator Y21 yang berasal dari NIL pun dikeluarkan dari model. Peubah indikator Y7 yang berkaitan dengan kurikulum yang logis dan sistematis memiliki korelasi terendah dengan peubah indikator lainnya dalam ISI, sehingga Y7 ini dikeluarkan dari model. Peubah indikator pada NIL yang memiliki korelasi relatif rendah satu sama lain adalah Y21 dan Y22. Ketika peubah Y22 dikeluarkan dari model ternyata membuat kinerja model tidak lebih baik dibandingkan jika dibandingkan dengan dikeluarkannya Y21, sehingga kesesuaian penilaian dengan kompetensi siswa (Y21) lebih dipertimbangkan untuk dikeluarkan dari model. Nilai korelasi dari peubah indikator yang dibuang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3 Ukuran kelayakan model persamaan struktural setelah modifikasi tahap kedua
Kriteria kelayakan model Nilai yang disarankan Nilai hasil uji
nilai-p khi kuadrat ≥ 0.10 0.00
RMSEA ≤ 0.10 0.10
CFI ≥ 0.90 0.91
TLI ≥ 0.90 0.90
Hasil ukuran kelayakan model dari modifikasi tahap kedua sudah memenuhi kriteria yang disarankan untuk nilai RMSEA, CFI, dan TLI (Tabel 3). Sedangkan nilai-p khi-kuadrat masih belum memenuhi kriteria yang disarankan. Hal ini terjadi karena statistik khi-kuadrat sangat sensitif terhadap ukuran contoh yang digunakan. Semakin besar ukuran contoh yang digunakan, maka nilai-p dari khi-kuadrat akan semakin kecil. Modifikasi tahap kedua juga sudah menghasilkan semua peubah indicator yang valid dalam mengukur peubah latennya pada taraf nyata 0.10, sehingga model hasil modifikasi tahap kedua merupakan model akhir yang akan digunakan. Nilai koefisien bobot faktor terstandarisasi beserta statistik t-hitung dari masing-masing peubah indikator terdapat pada Lampiran 4.
15 reliabilitas konstruk lebih dari 0.70 dan variance extracted lebih dari 0.50 (Tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama, setiap peubah indikator yang terdapat dalam model pengukuran telah reliabel dalam mengukur peubah latennya masing-masing.
Tabel 4 Reliabilitas konstruk dan variance extracted
Peubah Laten Reliabilitas Konstruk Variance Extracted Keterangan
SKL 0.93 0.70 Reliabel
ISI 0.97 0.91 Reliabel
PRS 0.96 0.89 Reliabel
NIL 0.86 0.61 Reliabel
PTK 0.71 0.71 Reliabel
PNG 0.89 0.51 Reliabel
Interpretasi Model Persamaan Struktural
Semua hubungan yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang signifikan dan positif (Tabel 5). Hubungan antara peubah laten ISI dan SKL menunjukkan bahwa semakin sesuainya materi pembelajaran dengan kurikulum yang digunakan, maka akan meningkatkan kualitas kompetensi siswa dan lulusan dari sekolah tersebut. Hal yang sama terjadi pada hubungan-hubungan lain yang ada dalam model. Koefisien jalur juga menunjukkan kekuatan hubungan antar peubah laten yang terdapat dalam model. Terdapat beberapa hubungan antar peubah laten yang memiliki koefisien jalur kecil yaitu PRS ke SKL, NIL ke SKL, PRS ke NIL, dan PTK ke PRS yang artinya keempat hubungan tersebut memiliki kekuatan hubungan yang relatif rendah. Akan tetapi, statistik t-hitung menunjukkan bahwa keempat hubungan tersebut tetap signifikan pada taraf nyata 0.10. Proses belajar mengajar yang menggambarkan laten PRS dan proses penilaian yang menggambarkan laten NIL selalu muncul di keempat hubungan dengan koefisien jalur terendah. Masih banyaknya sekolah yang belum menerapkan sistem penilaian autentik pada kurikulum yang baru bisa menyebabkan koefisien jalur dari NIL terhadap SKL menjadi kecil bahkan bisa menjadi tidak signifikan. Sementara itu, banyaknya peubah indikator dalam PRS yang dibuang pada tahap modifikasi bisa membuat koefisien jalurnya terhadap SKL menjadi kecil.
Tabel 5 Koefisien jalur antar peubah laten
Hubungan antar peubah laten Koefisien jalur Statistik t-hitung
ISI ke SKL 0.58 6.86
PRS ke SKL 0.18 2.13
NIL ke SKL 0.12 2.15
PRS ke NIL 0.09 2.35
ISI ke PRS 0.86 9.18
PTK ke ISI 0.70 4.44
PTK ke PRS 0.10 2.87
PTK ke NIL 0.92 2.17
16
Berdasarkan koefisien jalur yang telah dibahas sebelumnya, dapat diidentifikasi pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total antar peubah laten yang terdapat dalam model (Tabel 6). Peubah laten yang memberikan pengaruh paling besar terhadap SKL adalah ISI. Materi ajar yang sesuai dengan kurikulum memberikan pengaruh langsung sebesar 33.64% dan pengaruh tidak langsung sebesar 2.41% terhadap peningkatan kompetensi siswa dan lulusan sekolah di keempat provinsi. Sedangkan proses belajar mengajar yang diterapkan di sekolah (PRS) dan sistem penilaian yang dilakukan oleh sekolah (NIL) justru memiliki pengaruh total yang kecil terhadap peningkatan kompetensi siswa atau lulusan yaitu masing-masing sebesar 3.25% dan 1.44%. Hal yang berbeda terlihat dari pengaruh PTK dan PNG yang hubungannya secara tidak langsung terhadap SKL ternyata memberikan pengaruh lebih besar. Kualitas dan kompetensi pendidik (PTK) mempengaruhi 18.91% peningkatan kompetensi siswa atau lulusan sekolah. Sedangkan perencanaan dan pengelolaan program sekolah (PNG) mempengaruhi 17.79% peningkatan kompetensi siswa atau lulusan sekolah di keempat provinsi.
Tabel 6 Pengaruh langsung dan tidak langsung antar peubah laten Hubungan antar
peubah laten
Pengaruh langsung (%)
Pengaruh tidak langsung (%)
Pengaruh total (%)
ISI ke SKL 33.64 2.41 36.05
PRS ke SKL 3.24 0.01 3.25
NIL ke SKL 1.44 - 1.44
PTK ke SKL - 18.91 18.91
PNG ke SKL - 17.79 17.79
PRS ke NIL 0.81 - 0.81
ISI ke NIL - 0.60 0.60
PTK ke NIL 84.64 0.30 84.94
PNG ke NIL - 79.64 79.64
ISI ke PRS 73.96 - 73.96
PTK ke PRS 1.00 36.24 37.24
PNG ke PRS - 0.94 0.94
PTK ke ISI 49.00 - 49.00
PNG ke ISI - 46.10 46.10
PNG ke PTK 94.09 - 94.09
17 perencanaan program sekolah (PNG) hanya memberikan pengaruh sebesar 0.94% terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar (PRS). Selain itu, proses belajar mengajar (PRS) yang sudah baik ternyata hanya berpengaruh sebesar 0.81% terhadap penilaian (NIL), sedangkan materi ajar yang sudah sesuai dengan kurikulum (ISI) hanya berpengaruh sebesar 0.60% terhadap penilaian (NIL). Penjabaran lengkap dari pengaruh tidak langsung antar peubah laten yang terdapat dalam model dapat dilihat pada Lampiran 5.
SIMPULAN
Model persamaan struktural terbaik diperoleh dengan mengeluarkan peubah indikator Y7, Y14,Y15, Y16, Y17, Y18, Y21, dan Y25 dari model. Peubah-peubah ini dikeluarkan dari model karena peubah tidak signifikan pada taraf nyata 0.10 dan ada peubah-peubah indikator dengan korelasi yang relatif kecil dalam peubah laten yang sama sehingga membuat kinerja model menjadi lebih buruk. Peubah laten ISI memberikan pengaruh total terbesar ke SKL di keempat provinsi, yang artinya tinggi rendahnya kompetensi siswa dan lulusan dari sekolah di keempat provinsi dipengaruhi cukup besar oleh kesesuaian materi ajar yang digunakan sekolah dengan kurikulum yang ditetapkan. Sedangkan peubah laten yang memberikan pengaruh total paling kecil terhadap SKL adalah peubah laten NIL, yang artinya proses penilaian yang dilakukan oleh sekolah di keempat provinsi ternyata tidak berpengaruh besar terhadap kompetensi siswa dan lulusannya. Pengaruh total yang terbesar terdapat pada hubungan antara pengelolaan dan perencanaan program sekolah terhadap kualitas dan kompetensi pendidik. Sedangkan penilaian yang dilakukan oleh sekolah di keempat provinsi dipengaruhi sangat kecil oleh kesesuaian materi ajar dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aunuddin. 1989. Analisis Data. Bogor (ID) : PAU Ilmu Hayat IPB.
Bollen KA. 1989. Structural Equations With Latent Variables. New York (US) : John Wiley and Sons, Inc.
Hair JF, Anderson RF, Tatham RL, Black WC. 2009. Multivariate Data Analysis 7th ed. New Jersey (US) : Prentice Hall, Inc.
[Kemendiknas dan Kemenag] Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama. 2010. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan : Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Jakarta (ID) : [penerbit tidak diketahui]. Kline RX. 2011. Principles and Practice of Structural Equation Modelling 3rd ed.
New York (US) : The Guilford Press.
Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural : Satu dan Multigrup Contoh dengan LISREL. Bandung (ID) : Alfabeta.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS. Bogor (ID) : IPB Press.
18
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator
A. Standar Kompetensi Lulusan
No Responden Pertanyaan Skor
Prestasi siswa/lulusan (Y1)
1 Kepala Sekolah
Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir
Minimal memiliki 1 penghargaan maka skor = 1 2 Kepala
Sekolah
Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat provinsi pada satu tahun terakhir
Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat nasional pada satu tahun terakhir
Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat internasional pada satu tahun terakhir disiplin, bertanggung jawab (Y2)
5 Guru Permasalahan sikap dan perilaku peserta didik yang masih ditemukan :
Minimal 1 pilihan
□ Tidak menghormati guru dan orang lain
6 Guru
Sikap dan perilaku yang dapat dibanggakan dari mayoritas peserta didik di sekolah Bapak/Ibu adalah:
Minimal 1 pilihan
19 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Lulusan menghayati dan mengamalkan karakter jujur disiplin, bertanggung
jawab (Y2)
7 Guru
Sikap dan perilaku jujur, santun, bertanggungjawab dapat diamati dalam perilaku siswa serta dapat dibuktikan dengan dokumen penilaian adalah tersebut ketika siswa berinteraksi dengan semua orang
Lulusan mampu berpikir logis dan sistematis (Y3)
8 Guru Pengetahuan peserta didik di sekolah
Bapak/Ibu dapat ditunjukkan melalui :
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Mampu menjelaskan kembali sebuah informasi yang dipelajari
□ Mampu menyelesaikan permasalahan yang mirip dengan masalah yang telah dipelajari
□ Mampu menyelesaikan permasalahan secara kreatif
□ Mampu mengidentifikasi variabel yang terkait dengan suatu permasalahan
□ Mampu menganalisis dan mengajukan penyelesaian yang tepat
□ Mampu mengusulkan alternatif untuk menyelesaikan sebuah permasalahan
Lulusan mampu berkomunikasi efektif dan santun (Y4)
9 Guru Kemampuan peserta didik dalam
ber-komunikasi adalah sebagai berikut :
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Mampu membaca cepat dan membuat rangkuman dari informasi tertulis
□ Mampu menyampaikan ide dan pendapat dengan mudah dipahami
□ Menyimak informasi dan mampu menyampaikan kembali
□ Mampu melakukan telaah secara kritis kritis terhadap teks atau buku
20
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Lulusan memiliki kemampuan menalar, produktif, dan kreatif (Y5)
10 Guru
Kemampuan peserta didik di sekolah pada umumnya dalam mengamati, mencoba, mengolah, dan menyajikan, menalar, mencipta pemikiran dan tindakan produktif serta kreatif, serta dapat dibuktikan bukti penilaiannya adalah
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Melakukan pengamatan berdasarkan rancangan yang jelas
□ Melakukan percobaan/ekplorasi dan mencatat data secara teliti
□ Menganalisis hasil percobaan/ekplorasi
□ Menyajikan hasil percobaan/ekplorasi secara memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan lain 11 Guru Kemampuan peserta didik dalam menghasilkan
karya dapat dikelompokkan sebagai :
Jika memilih (c) maka skor = 1, lainnya skor = 0
a. Hasil meniru karya orang lain b. Hasil modifikasi karya orang lain
c. Hasil kreasi sendiri sesuai dengan fasilitas yang tersedia
Lulusan memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif (Y6)
12 Guru
Kemampuan peserta didik di sekolah dalam menalar dan mencipta pemikiran dan tindakan produktif serta kreatif, yang dapat dibuktikan dengan penilaian Bapak/Ibu adalah:
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan ide kreatif untuk menyelesaikan suatu masalah kontekstual
□ Menganalisis dan menggabungkan beberapa pemikiran/ide untuk menghasilkan gagasan baru
□ Mengevaluasi ide orang lain dan menghasilkan pemikiran/ide baru yang kreatif
21 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan) B. Standar Isi
No Responden Pertanyaan Skor
Kurikulum yang logis dan sistematis (Y7)
13 Guru
Rancangan metode pembelajaran dalam kurikulum sekolah mendukung pembelajaran aktif (student active learning) adalah
Minimal 1
□ Penemuan terbimbing
□ Pemecahan masalah 14 Guru
Dokumen yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Standar Isi
□ Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
□ Standar proses
□ Standar penilaian
□ Panduan penyusunan KTSP yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
□ Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dari sekolah di negara maju 15 Guru Proses pengembangan KTSP di sekolah
□ Mengadopsi dan mengadaptasi BSNP
□ Mengembangkan KTSP melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)/Kelompok
Kerja Kepala Sekolah
(KKKS)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
□ Mengembangkan KTSP sendiri mengacu panduan yang disusun BSNP
□ Mengembangkan KTSP sendiri mengacu kurikulum sekolah di negara maju
16 Guru KTSP yang Bapak/Ibu kembangkan dibuat peserta didik dan lingkungannya
□ Beragam dan terpadu
□ Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
□ Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
□ Menyeluruh dan berkesinambungan
□ Belajar sepanjang hayat
22
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Kurikulum disusun secara logis dan sistematis (Y7)
17 Guru Jenis penilaian yang diterapkan dalam KTSP di sekolah Bapak/Ibu adalah
Minimal 1
□ Penilaian hasil karya berupa tugas
□ Penilaian proyek
Program layanan bimbingan yang dimuat dalam kurikulum sekolah Bapak/Ibu
□ Pengembangan kepribadian peserta didik
□ Pengembangan sosial peserta didik
□ Pengembangan belajar peserta didik
□ Berkenaan masalah karier peserta didik
19 Kepala Sekolah
Dokumen data yang dikembangkan di sekolah sebagai pendukung program pelayanan bimbingan dan konseling yang termuat dalam kurikulum sekolah adalah
Minimal 1
□ Dokumen permasalahan belajar peserta didik
20 Kepala Sekolah
Penelaahan kurikulum yang dilakukan oleh sekolah dilengkapi dengan
kegiatan review kurikulum (lengkap dengan lampiran yang relevan)
23 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Materi ajar sesuai dengan kurikulum nasional (Y8)
21 Guru Materi ajar yang dimuat dalam kurikulum
sekolah Bapak/Ibu memenuhi syarat :
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Sahih
□ Signifikan
□ Bermanfaat secara akademis dan non akademis
□ Layak
□ Relevan, konsisten, dan edukatif
Materi ajar sesuai dengan SKL (Y9)
22 Guru
Komposisi materi pelajaran yang dimuat dalam Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Bapak/Ibu adalah :
Jika memilih (d) maka skor = 1, lainnya skor = 0 a. Dominan pada aspek sikap dan
perilaku
b. Dominan pada aspek pengetahuan c. Dominan pada aspek keterampilan d. Proporsi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dibuat merata
23 Guru Materi kurikulum di sekolah Bapak/Ibu disesuaikan untuk:
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Mengembangkan ketrampilan berpikir kritis
□ Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
□ Mengembangkan budaya membaca dan menulis untuk menumbuhkan budaya gemar membaca
Materi ajar relevan dengan kebutuhan siswa (Y10)
24 Guru
Keterkaitan materi dengan kebutuhan peserta didik yang dicakup dalam RPP Bapak/Ibu dibuat dengan:
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Sesuai perkembangan usia peserta didik
□ Mengembangkan karakter mulia.
□ Memperhatikan gender
□ Memperhatikan karakeristik lingkungan sekitar peserta didik
□ Memperhatikan kehidupan sosial peserta didik
24
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan) C. Standar Proses
No Responden Pertanyaan Skor
RPP sesuai dengan SKL dan ISI serta memenuhi aspek kualitas (Y11)
25 Guru
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bapak/Ibu di sekolah terkait dengan perencanaan pembelajaran meliputi
Minimal 1
□ Memilih metode belajar yang relevan
□ Menentukan dan mengevaluasi buku sumber yang digunakan
□ Menyusun bahan ajar yang sesuai
□ Menyusun penilaian yang relevan 26 Guru
Perancangan RPP yang disusun guru di sekolah Bapak/Ibu telah memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Memperhatikan perbedaan individu
□ Mendorong partisipasi aktif
□ Mengembangkan budaya membaca
□ Pemilihan media yang sesuai
□ Penggunaan sumber belajar yang relevan
□ Penggunaan penilaian autentik
Proses Belajar Mengajar (PBM)
dilakukan efisien dan efektif (Y12)
27 Guru
Hal-hal yang disampaikan oleh guru pada awal semester kepada peserta didik adalah:
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Kompetensi yang akan dicapai
□ Cakupan materi ajar
□ Rancangan tugas selama satu semester
□ Tugas mandiri dan tugas kelompok yang harus dikerjakan
25 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM)
dilakukan efisien dan efektif (Y12)
28 Guru
Aktifitas yang dilakukan oleh Bapak/Ibu untuk meningkatkan kompetensi peserta didik adalah :
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Melakukan remedial untuk peserta didik yang belum tuntas belajar
□ Melakukan refleksi proses pembelajaran
□ Menganalisis daya serap peserta didik dan memperbaiki pembelajaran
□ Mengecek gaya belajar peserta didik dan menyesuaikan pembelajaran
□ Berkomunikasi dengan teman sejawat atau KKG/MGMP untuk mempersiapkan PBM yang lebih baik
□ Tidak mengetahui kisi-kisi UN
□ Kurangnya buku sumber untuk belajar
□ Kurang memahami materi pelajaran yang diajarkan di sekolah
□ Kurangnya latihan penyelesaian soal setara UN
30 Siswa Kesulitan kamu dalam menguasai pelajaran di sekolah adalah :
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Materi pelajaran terlalu sulit untuk dipahami
□ Materi pelajaran terlalu banyak
□ Dasar pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kurang mendukung
□ Guru tidak menjelaskan materi yang sulit secara rinci
□ Penjelasan guru sukar dipahami 31 Siswa Jumlah percobaan/eksplorasi yang kamu
lakukan di sekolah selama satu semester
Jika memilih (a) maka skor = 0, lainnya skor = 1 a. Tidak ada
26
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
33 Siswa
Jumlah buku yang kamu baca dan dibuat intisari atau penyajiannya atas petunjuk guru selama satu semester adalah
Jika memilih (a) maka skor = 0, lainnya skor = 1 a. Tidak ada
b. Satu sampai tiga percobaan c. Empat sampai tujuh percobaan d. Lebih dari tujuh percobaan
34 Guru Sumber belajar yang Bapak/Ibu gunakan
□ Buku teks yang dikembangkan sendiri
□ Buku panduan
□ Ensiklopedia atau kamus
□ Majalah dan/atau Koran
□ Internet
□ Diktat yang dikembangkan sendiri
□ Modul belajar
□ Nara sumber yang menguasai bidangnya
□ Perpustakaan atau museum 35 Siswa
Kegiatan belajar yang kamu lakukan di sekolah pada umumnya mencakup hal-hal sebagai berikut : tulisan, gambar, dan grafik.
□ Bersosialisasi dengan masyarakat dalam kegiatan tertentu
□ Magang atau terlibat aktif dalam kegiatan pada sebuah kantor
□ Mempelajari olah raga dan mempraktikkannya
□ Praktek di bengkel atau laboratorium
□ Mempelajari teori dan teknik, serta mempraktekkan kesenian tertentu □ Mempelajari tatacara beribadah dan
27 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
36 Siswa
Siswa IPA: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Fisika di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
□ Melakukan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan
37 Siswa
Siswa IPA: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Kimia di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
28
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
38 Siswa
Siswa IPA: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Biologi di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
□ Melakukan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan
39 Siswa
Siswa IPS: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Geografi di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
29 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
40 Siswa
Siswa IPS: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Sejarah di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
□ Melakukan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan
41 Siswa
Siswa IPS: Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Sosiologi di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
30
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
42 Siswa
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
□ Melakukan penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan
43 Siswa
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Bahasa Inggris di sekolah kamu adalah :
Minimal 1
pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Menyampaikan pelajaran tidak hanya ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam mengguna-kan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian
31 Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta
daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan efisien dan efektif (Y12)
44 Siswa
Kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru Matematika di sekolah kamu adalah : ceramah, namun diselingi aktivitas lain yang tidak membosankan
□ Membimbing siswa dalam belajar, tidak hanya memberikan tugas
□ Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
□ Penjelasan guru padat dan ringkas, serta mudah dipahami
□ Memperhatikan siswa ketika mengajar
□ Melibatkan siswa dalam menggunakan media dan fasilitas belajar
□ Teori diikuti dengan pelaksanaan praktek
□ Bersikap adil dalam melakukan penilaian □ Melakukan penilaian sesuai dengan
materi yang diajarkan
PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan
menghargai orang lain (Y13)
45 Guru Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sekolah untuk membentuk karakter siswa
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Melaksanakan program sekolah dan tata tertib untuk pembentukan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab
□ Melaksanakan pembelajaran yang memiliki dampak langsung terhadap pembentukan karakter jujur, disiplin, tanggungjawab, dan menghargai orang lain
□ Melaksanakan pembelajaran yang menyadarkan akan pentingnya memiliki karakter jujur, disiplin, dan bertanggungjawab
32
Lampiran 1 Daftar peubah laten dan peubah indikator yang digunakan beserta daftar pertanyaan yang membangun peubah indikator (lanjutan)
No Responden Pertanyaan Skor
PBM mengembangkan karakter jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan
menghargai orang lain (Y13)
46 Siswa Kebiasaan baik yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswa adalah:
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Memberi salam ketika bertemu guru
□ Berdoa sebelum mulai belajar
□ Antrian dalam melakukan kegiatan
□ Membersihkan ruang kelas
□ Bergotongroyong bersihkan sekolah
□ Berpartipasi dalam penanggulangan masalah yang terjadi di masyarakat □ Berpartisipasi dalam bersosial
PBM mengembangkan kemampuan
berkomunikasi efektif dan santun (Y14)
47 Guru
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif : membaca, menulis dan berbicara
□ Memberi tugas belajar berupa telaah buku dan membuat karya tulis
□ Melakukan belajar berkelompok
□ Memberi tugas
□ Memberi tugas berkomunikasi dengan anggota masyarakat
□ Mempresentasikan hasil kerja mandiri atau kelompok di depan kelas
48 Siswa Proses belajar yang kamu alami di sekolah terkait dengan keterampilan komunikasi
Minimal 1 pilihan yang diisi maka skor = 1
□ Membuat karya tulis dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
□ Melaporkan hasil telaah buku secara tulisan dan lisan
□ Membuat laporan kegiatan hasil projek, eksperimen atau penelitian