• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Atribut Susu Pasteurisasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Atribut Susu Pasteurisasi."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT SUSU PASTEURISASI

GITA SEPTIANA DEWI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen terhadap Atribut Susu Pasteurisasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRACT

GITA SEPTIANA DEWI. Analysis of Consumer Satisfaction Level on Pasteurized Milk Attributes. Supervised by ANIK DJURAIDAH and PIKA SILVIANTI.

Milk and other dairy products are the foodstuffs needed by the human. Ministry of Industry of Republic Indonesia states that milk consumption in Indonesia is lower than some countries in ASEAN. This is an opportunity and a challenge for milk companies to increase milk consumption in Indonesia. ABCD company will produce a new pasteurized milk and analyze the consumer satisfaction level for the products and the competitors. The satisfaction level is influenced by several attributes, such as color, freshness, flavor, consistency, taste, savory level, sweetness level, and remained taste. This research studied plain pasteurized milk named as “2L8”, “3C6” and “4P1”. The aim of this study was to determine the rank of attributes that affect respondents' assessment using Thurstone method, determine the overall performance of products using biplot analysis and measuring the similarity level of preference among respondents using Procrustes analysis. The results showed overall, remainden taste is an attribute that highly favored by the respondents. Biplot analysis mapped brands as objects and attributes as variables. Product "2L8" was rated by respondents as a product that has higher average (level) than the other products. Procrustes analysis showed that respondents matrix configuration of children and housewives have a similarity 72.25%.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT SUSU PASTEURISASI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan lindungan, rahmat, dan karunia-Nya lah karya ilmiah yang berjudul Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Atribut Susu Pasteurisasi ini berhasil diselesaikan.

Terselesaikannya penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, motivasi, saran, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr Ir Anik Djuraidah, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah bersabar dalam memberikan nasihat dan selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menghasilkan dan menyelesaikan karya ilmiah yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Ibu Pika Silvianti, MSi selaku anggota komisi pembimbing atas bimbingan dan nasehat yang membangun bagi karya ilmiah penulis.

3. Ibu Dr Ir Indahwati, MSi selaku penguji luar komisi pembimbing yang telah memberikan banyak masukan bagi karya tulis ilmiah penulis.

4. Perusahaan riset pemasaran Pixel Research yang telah bersedia memberikan kebutuhan data kepada penulis, terutama kepada Bapak Bambang S.L Tobing, Bapak Dudi Darmadi dan Bapak Mufti Mubarok yang telah bersedia membimbing dan memberikan nasehat kepada penulis.

5. Rekan-rekan Statistika angkatan 2011, terutama Muhammad Jamaludin, Linda Karlina Sari, Fauzi, Siti Nur Aziezah Syabani, Iqbal Hanif, Andhini Wira Pradana, Adi Nugraha, Ema Maryati, Aulia Rahma Dewi, Pradita Chandra, Vicha Angela Arisandhi dan Jumadi yang selalu memberikan motivasi dan masukannya dalam membantu penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

6. Staf Tata Usaha Departemen Statistika atas bantuannya dalam kelancaran administrasi.

7. Bapak, ibu, serta seluruh keluarga dan kerabat, atas segala doa dan dukungannya kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Metode Thurstone 2

Analisis Biplot 4

Analisis Procrustes 4

METODOLOGI 8

Data 8

Prosedur Analisis Data 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Performa Produk “2L8” 11

Performa Produk “3C6” 14

Performa Produk “4P1” 17

Performa Keseluruhan Produk Susu Pasteurisasi 20

Kemiripan Tingkat Kesukaan antar Konsumen 22

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 25

(13)

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis procrustes responden anak-anak dan ibu rumah tangga 22

DAFTAR GAMBAR

1 Ilustrasi konfigurasi matriks awal (a) dan transformasi translasi (b) 5

2 Ilustrasi transformasi rotasi 6

3 Ilustrasi transformasi dilasi 7

4 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada responden anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin

anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak-anak-anak 12

5 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial

ekonomi rumah tangga 14

6 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “3C6” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak

dan kelas sosial ekonomi anak-anak 15

7 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “3C6” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial

ekonomi ibu rumah tangga 16

8 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “4P1” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak

dan kelas sosial ekonomi anak-anak 18

9 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “4P1” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial

ekonomi ibu rumah tangga 19

10 Performa keseluruhan produk susu pasteurisasi pada responden

anak-anak 20

11 Performa keseluruhan produk susu pasteurisasi pada responden ibu

rumah tangga 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengelompokan responden berdasarkan karakteristik responden (jenis responden, jenis kelamin anak dan kelas sosial ekonomi) 25

2 Kriteria kelas sosial ekonomi responden 25

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Susu merupakan salah satu bahan pangan sumber kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang masih rendah atau kisaran 11.09 liter per kapita per tahun dibandingkan sejumlah negara di ASEAN sekitar 20 liter per kapita per tahun. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pengusaha susu di dalam negeri untuk meningkatkan konsumsi susu masyarakat Indonesia.

Produk susu yang dikonsumsi oleh masyarakat saat ini tidak hanya terbatas pada susu bubuk dan susu kental manis saja, tetapi juga terdapat susu cair yang siap minum dengan berbagai rasa dan bentuk kemasan yang praktis. Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang olahan susu cair, yaitu perusahaan ABCD akan mengeluarkan produk susu cair baru dalam kemasan untuk meningkatkan konsumsi susu masyarakat Indonesia. Produk susu cair yang akan diproduksi adalah susu pasteurisasi karena susu pasteurisasi merupakan salah satu produk olahan susu cair yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia (Ambarsari et al. 2013). Susu pasteurisasi adalah susu segar, susu rekonstitusi, susu rekombinasi yang telah mengalami proses pemanasan pada temperatur 63 °C - 66 °C selama minimum 30 menit atau pada pemanasan 72 °C selama minimum 15 detik, kemudian segera didinginkan sampai 10 oC, selanjutnya diperlakukan secara aseptis dan disimpan pada suhu maksimum 4.4 oC (BSN 1995).

Semakin berkembangnya perusahaan susu pasteurisasi di Indonesia, menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan yang terjadi. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan banyaknya pilihan terkait produk susu pasteurisasi, sehingga dapat menyebabkan penurunan tingkat loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Oleh karena itu, perusahaan ABCD akan menganalisis tingkat kesukaan konsumen terhadap produknya. Analisis tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk merupakan salah satu cara yang dilakukan produsen untuk mengevaluasi produk yang dikeluarkannya. Analisis tingkat kesukaan ini akan memberikan penilaian terhadap beberapa atribut pada produk susu pasteurisasi, diantaranya adalah atribut warna, kesegaran, aroma keseluruhan, aroma susu, kekentalan, rasa susu, kegurihan dan rasa yang tertinggal. Hasil penilaian konsumen ini merupakan hal penting untuk memperbaiki atribut mana yang harus ditingkatkan agar konsumen menyukai produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD. Produk yang akan dianalisis yaitu produk susu pasteurisasi terbaru perusahaan ABCD dan produk susu pasteurisasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan ABCD sebelumnya serta produk kompetitor perusahaan ABCD.

(15)

2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan peringkat atribut-atribut yang memengaruhi penilaian responden terhadap produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD.

2. Mengetahui performa produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD secara keseluruhan.

3. Mengukur kemiripan tingkat kesukaan antara anak-anak dan ibu rumah tangga terhadap produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Thurstone

Seorang psikolog Amerika yang bernama Louise Leon Thurstone memperkenalkan metode untuk mengolah data ordinal, khususnya mengenai penilaian sikap, persepsi atau reaksi seseorang terhadap sebuah pernyataan atau atribut. Metode tersebut diantaranya adalah metode Thurstone (the law of comparative judgment), successive intervals, dan equal appearing intervals. Dalam penggunaannya, metode Thurstone (law of comparative judgment) lebih fleksibel dan mudah digunakan untuk mengatasi permasalahan data, sehingga metode Thurstone inilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode Thurstone merupakan salah satu hukum psikofisik yang dikembangkan pertama kali oleh Louise Leon Thurstone pada tahun 1927. Prinsip dasar metode Thurstone adalah metode perbandingan berpasangan (Pair Comparison) pada seluruh kemungkinan pasangan atribut dan mentransformasi data dari skala ordinal menjadi interval agar relevan dalam melakukan interpretasi (Thurstone 1994).

(16)

3 perbedaan antara proses diskriminal dari dua stimulus yang terlibat dalam penilaian yang sama (Thurstone 1994).

Persamaan The law of comparative judgment didefinisikan sebagai berikut:

X −�X = � √� +�� − �� �

dengan:

Xi , Xj = nilai skala psikologis dari atribut i dan j

Zij = nilai dari tabel normal baku yang berhubungan dengan proporsi

penilaian (pi>j). Ketika pi>j bernilai lebih besar dari 0.5, maka Zij

bernilai positif. Sedangkan ketika pi>j kurang dari 0.5, maka Zij

bernilai negatif

�i = dispersi diskriminal dari atribut i �j = dispersi diskriminal dari atribut j

r = korelasi antara simpangan diskriminal dari atribut i dan atribut j pada penilaian yang sama

The law of comparative judgment dapat diuraikan dalam lima kasus yang berbeda berdasarkan perbedaan asumsi, pendekatan penilaian oleh pengamat dan perbedaan tingkat penyederhanaan. Kasus I diterapkan dalam bentuk lengkap dengan asumsi tiap-tiap atribut saling berkorelasi. Pengamatan dilakukan oleh pengamat tunggal dengan penilaian berulang pada seluruh pasangan atribut. Kasus ini dapat diaplikasikan pada pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Kasus II diterapkan pada sekelompok pengamat, masing-masing memberikan satu penilaian untuk tiap pasang atribut sebagai pengganti pengamatan berulang yang dilakukan oleh seorang pengamat. Persamaan yang digunakan sama dengan persamaan pada kasus I. Kasus III menggunakan asumsi pada kasus I dan II ditambah dengan asumsi tidak ada korelasi antar simpangan diskriminal (r=0) sehingga persamaan menjadi

X −�X = � �√� +�� . Kasus IV memiliki asumsi sama dengan kasus

sebelumnya namun ditambah dengan dispersi diskriminal antar atribut tidak jauh berbeda, sehingga � = �� + d. Dengan mensubstitusikan persamaan tersebut dengan persamaan pada kasus III dan diasumsikan nilai d2 sangat kecil sehingga dapat diabaikan, maka persamaan yang digunakan menjadi X − X = �

√ � � + �)

= 0.707� � + � . Kasus V (lima) merupakan kasus yang paling sederhana. Kasus V mengasumsikan bahwa dispersi diskriminal antar atribut adalah sama atau homogen (�� = � serta tidak ada korelasi simpangan diskriminal ( � =

,�sehingga persamaan yang digunakan menjadi:

X −�X = � �√ �

�=� ��√

Dengan asumsi semua dispersi diskriminal nilainya sama dengan satu, maka persamaan yang digunakan menjadi:

X −�X = � ��√

Konstanta √ dapat dihilangkan karena yang akan dicari adalah jarak skala relatif antar atribut. Sehingga persamaan akhir yang digunakan untuk kasus V adalah sebagai berikut:

(17)

4

Analisis Biplot

Biplot merupakan teknik statistika deskriptif dimensi ganda yang dapat menyajikan secara simultan segugus obyek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciri-ciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis (Jollife 2002). Tiga hal penting yang didapatkan dari tampilan biplot adalah:

1. Kedekatan antar objek yang diamati 2. Keragaman peubah

3. Korelasi antar peubah

Biplot yang mampu memberikan informasi sebesar 70% dari seluruh informasi dapat dinyatakan cukup baik. Hal ini disebabkan karena biplot adalah upaya membuat gambar di ruang berdimensi banyak menjadi gambar di ruang berdimensi dua. Pereduksian dimensi inilah yang mengakibatkan menurunnya informasi yang terkandung dalam biplot.

Analisis Procrustes

Analisis procrustes adalah suatu analisis statistika yang dikembangkan untuk membandingkan sebuah matriks data observasi dengan matriks target, kedua matriks ini memiliki nilai objek yang sama (sebagai baris) dan diperboleh memiliki nilai peubah yang berbeda (sebagai kolom). Analisis ini bertujuan untuk membandingkan dua konfigurasi yang mewakili n unit pengamatan yang sama. Untuk mendapatkan kecocokan yang maksimal, analisis procrustes dapat mengolah data dan membuat penyesuaian konfigurasi yang mampu mengeliminasi ketidakmungkinan pembandingan peubah di dalam sebuah set data dan perbedaan ukuran antara set data (Siswadi et al. 2012).

Misalkan akan dibandingkan dua buah matriks X dan Y, X adalah matriks berukuran n x p dan Y adalah matriks berukuran n x q yang masing-masing adalah representasi konfigurasi yang akan dibandingkan. Konfigurasi pertama berada pada ruang berdimensi p dan koordinat titik ke-i yaitu (� , � , …�, � ) . Konfigurasi kedua berada pada ruang berdimensi q dan koordinat titik ke-i yaitu

(� , � , …�, � ). Konfigurasi kedua berada pada subruang berdimensi p jika p > q.

Dalam analisis procrustes, perbedaan dimensi ini dapat diselesaikan dengan cara menambahkan kolom 0 pada bagian mana saja dari konfigurasi Y sebanyak p - q kolom. Sehingga menjadi matriks berukuran n x p. Dengan demikian, dapat digunakan secara umum p=q. Menurut Siswadi et al. (2012), untuk menentukan ukuran kesesuaian dalam dua konfigurasi, analisis procrustes menggunakan jumlah kuadrat jarak antara titik yang bersesuaian yaitu:

� �, � = �∑�= ∑ (� −�� ) = tr � − �= T � − � (1)

(18)

5

Translasi

Translasi adalah perpindahan paralel dari setiap titik pengamatan ke suatu titik asal yang baru dengan jarak yang tetap dan arah yang sama untuk mendapatkan sumbu baru yang sejajar dengan sumbu aslinya.

Gambar 1 Ilustrasi konfigurasi matriks awal (a) dan transformasi translasi (b) Dari persamaan (1) diperoleh:

� �, � = �∑ ∑ [ (� −��̅ ) −�(� −��̅ ) +�(�̅ −��̅ ) ]

= �

=

= �∑ ∑ [(� −��̅ ) − (� −��̅ )�] + � ∑ ∑ [(� −� =

= =

� =

��������������������̅ ) −�(� −��̅ )]�(�̅ −��̅ ) + �� ∑ (�̅ −��̅ ) ����= (2) Suku kedua dari persamaan (2) bernilai nol maka diperoleh:

� �, � = � ���, �� + �� (3)

dengan:

�� = � −� ��

��= � −� ��

� =�(�̅ ,��̅ , … . . ,�̅�)

� =� �̅ �,�̅ , … . . ,�̅

� = �∑ (�̅ −��̅ )=

�̅ =�� �∑ ��=

�̅ =�� �∑ ��= untuk j = 1,2,...,p.

��dan ��merupakan konfigurasi dari matriks X dan Y setelah mengalami

translasi. � dan � �masing-masing adalah sentroid kolom dari matriks X dan matriks Y. Sedangkan � merupakan jumlah kuadrat jarak dari kedua sentroid kolom X dan Y. Agar nilai E menjadi minimum, maka � harus bernilai 0 sehingga konfigurasi matriks X dan Y setelah mengalami translasi adalah:

(19)

6

Rotasi

Rotasi adalah pemindahan seluruh titik dengan sudut yang tetap tanpa mengubah jarak setiap titik terhadap sentroidnya. Di dalam analisis procrustes, transformasi rotasi ini dilakukan dengan mengalikan matriks Y dengan suatu matriks ortogonal. Penjelasan secara aljabar ditunjukan dari penurunan persamaan (1) dengan Y dikalikan dengan matriks ortogonal Q( �TQ = Q�T = I ) sehingga menjadi E(X,YQ).

Gambar 2 Ilustrasi transformasi rotasi

Perbedaan minimum konfigurasi X dan konfigurasi Y setelah penyesuaian dengan rotasi adalah:

���������������������������������������������� �, � = infQ�� �, �� (5)

Secara aljabar, nilai perbedaan minimum setelah dilakukan penyesuaian dengan rotasi adalah:

� �, �� �� = tr � − �� T � − ��

= tr ��T + tr ��T − �tr ��TT (6)

Nilai E akan minimum apabila tr(��T�T) maksimum. Agar tr(��T�T) maksimum maka harus memaksimumkan nilai Q dengan Teorema Sibson. Menurut Sibson (1978) jika X dan Y merupakan elemen didalam ℝ�� �dan Q elemen dalam

ℝ � merupakan matriks ortogonal maka tr(��TT) akan maksimum bila dipilih Q

= ��T dengan �T merupakan hasil Dekomposisi Nilai Singular Bentuk Lengkap (DNSBL) dari matriks ��T.

Dilasi

(20)

7

Gambar 3 Ilustrasi transformasi dilasi Perbedaan minimum konfigurasi X dan Y setelah dilasi adalah:

��������������������������� �, � = infc�� �, �� (7)

Secara aljabar, nilai perbedaan minimum setelah dilakukan dilasi adalah:

� �, �� = tr � − �� T � − ��

��������������������������������������������= �� �tr ��� − ��tr ��+ tr �� (8)

Persamaan (8) merupakan persamaan kuadrat dalam peubah c maka nilai E yang minimum dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama sama dengan nol dan turunan kedua lebih besar dari nol. Dari persamaan (8) diperoleh:

���

�� = ��tr ��T − �tr ��� =

��tr ��T = �tr ��� c = �tr ��T

tr ��T (9) Substitusi nilai c ke dalam persamaan (8), nilai minimum E diperoleh:

���� �, � = tr ��T −���� ��T

�� ��T (10)

Transformasi berupa translasi, rotasi, kemudian dilasi akan diperoleh jarak minimum procrustes sebagai berikut:

������ �, � = � ��, ���� = tr(����T) −tr

2 T TT

tr ����T (11) Untuk memperoleh posisi yang paling sesuai sehingga kedua matriks menjadi semakin dekat dilakukan penyesuaian seperti di atas. Ukuran kesesuaian dua konfigurasi menggambarkan kesesuaian antara dua matriks. Semakin kecil nilai

(21)

8

Ukuran Kemiripan Procrustes

Salah satu ukuran yang digunakan untuk menggambarkan kesamaan bentuk kedua konfigurasi yang dibandingkan adalah R2. Nilai ini menunjukan berapa persen pengamatan pada kedua konfigurasi yang dapat dianggap sama. Jika nilai ini sama dengan 1 (100%), berarti kedua konfigurasi tersebut memiliki bentuk yang sama (Sumertajaya et al. 1997).

R2 =

[ −

�T,��T�

tr ��T

] ×

%

Keterangan:

� ��, ��T� = Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

tr ��� = Jumlah Kuadrat Total (JKT)

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari hasil survei yang dilakukan oleh salah satu perusahan riset pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini ditunjuk oleh perusahaan ABCD untuk membantu mengevaluasi produk susu pasteurisasi baru. Selain peluncuran produk baru, perusahaan ABCD ingin mengetahui pendapat responden mengenai produk susu pasteurisasi yang telah dikeluarkannya dan pendapat mengenai produk susu pasteurisasi kompetitornya. Data tersebut diambil di Jakarta pada 9 Maret, 15-18 Maret, 6-8 April tahun 2012 dengan menggunakan metode penarikan contoh tidak berpeluang, yaitu penarikan contoh dengan tujuan tertentu (purpossive random sampling).

Responden yang di survei sebanyak 246 yang terdiri dari 124 responden anak-anak (laki-laki 42 dan perempuan 82 responden) dan 122 responden ibu rumah tangga. Kriteria responden terdiri atas anak-anak berusia 6-15 tahun, ibu rumah tangga berusia 25-45 tahun, responden merupakan pengonsumsi susu cair segar (pasteurized liquid milk) dalam enam bulan terakhir serta termasuk dalam kriteria kelas sosial ekonomi (SEC) yang terdiri dari SEC A dan SEC B. Kriteria sosial ekonomi (SEC) didapatkan dengan cara menggabungkan data pengeluaran rutin keluarga per bulan dan kepemilikan barang dalam suatu rumah tangga. Dipilih responden ibu rumah tangga karena ibu rumah tangga dianggap sebagai pengambil keputusan dalam pembelian produk susu pasteurisasi, sedangkan responden anak-anak dipilih karena anak-anak-anak-anak dianggap sebagai pengonsumsi susu pasteurisasi terbanyak di dalam sebuah keluarga.

(22)

9 karakteristik susu pasteurisasi full cream dalam kemasan dengan komposisi 1000 ml dengan bentuk kemasan lebih panjang dari produk sebelumnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah central location test (CLT). CLT merupakan suatu teknik penelitian dengan metode tatap muka yang mengundang responden dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya ke suatu tempat yang ditentukan untuk mengevaluasi produk-produk yang diujikan, misalnya di pusat perbelanjaan. Responden akan direkrut untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan dan diselesaikan pada waktu tersebut (ESOMAR 1998). Metode evaluasi produk yang digunakan adalah blind testing dan sequential monadic testing. Blind testing merupakan metode pengujian yang mencatat hasil tes tanpa mengetahui identitas sampel dan hasil yang diharapkan. Metode ini membantu menghilangkan efek dari merek dalam mempengaruhi opini terhadap kinerja produk. Metode blind testing ini dikombinasikan dengan sequential monadic testing yang merupakan metode evaluasi produk yang mengevaluasi semua produk yang diujikan secara bergantian. Pergantian produk yang diujikan ini membutuhkan penetralisir yang tepat (Pati 2002).

Atribut yang diukur pada produk susu pasteurisasi pada penelitian ini adalah:

Data yang dihasilkan berupa data ordinal dalam skala likert 1-9. Skala 1-9 menyatakan tingkat kesukaan terhadap produk susu pasteurisasi dengan skala 1 menunjukan perasaan sangat tidak suka sekali dan skala 9 sangat suka sekali. Hasil kesimpulan dari prosiding seminar nasional tentang perbedaan pandangan skala likert sebagai skala ordinal atau interval adalah:

a) Skala likert merupakan skala yang sudah memiliki tingkatan namun jarak antar tingkatan belum pasti.

b) Terdapat korelasi yang kuat antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditrasfomasi dengan menggunakan metode successive interval baik menggunakan korelasi rank Spearman maupun korelasi product moment Pearson.

c) Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis regresi antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode successive interval.

d) Tidak terdapat perbedaan kesimpulan analisis jalur antara data yang belum ditransformasi dengan data yang telah ditransfomasi dengan menggunakan metode successive interval.

(23)

10

Responden pada penelitian ini dikelompokan berdasarkan beberapa karakteristik responden. Karakteristik tersebut adalah jenis responden, jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi responden. Kelompok tersebut adalah anak-anak secara keseluruhan, ibu rumah tangga secara keseluruhan, anak-anak berjenis kelamin laki-laki, anak-anak berjenis kelamin perempuan, SEC A dan SEC B pada kedua responden. Hasil pengelompokan responden dapat dilihat pada Lampiran 1. Kelompok-kelompok tersebut akan menghasilkan nilai skala Thurstone sehingga dapat menentukan peringkat atribut-atribut yang memengaruhi tingkat kesukaan responden terhadap produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD pada masing-masing kelompok responden.

Prosedur Analisis Data

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin dan kelas sosial ekonomi yang terdapat pada data. Pembagian kelas sosial ekonomi bergantung pada pengeluaran tiap bulan dan kepemilikan barang-barang. Untuk deskripsi masing-masing kelas sosial ekonomi dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Menganalisis data menggunakan metode Thurstone kasus V:

i. Melakukan perbandingan berpasangan pada seluruh pasangan atribut dan seluruh pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut :

Skor = {

1, ketika nilai atribut i>nilai atribut j 0, ketika nilai atribut i<nilai atribut j 0.5, ketika nilai atribut i=nilai atribut j dengan i=1,2,3...8 dan j=1,2,3...8

ii. Menghitung matriks frekuensi (F ) dengan menjumlahkan skor seluruh pengamatan dan menempatkan skor tersebut pada kolom dan baris yang mewakili setiap atribut.

iii. Menghitung matriks proporsi (P ) dengan cara membagi setiap unsur pada matriks frekuensi dengan jumlah responden.

P

=

F

N

iv. Mentransformasikan unsur-unsur dalam matriks proporsi (P ) menjadi nilai kurva normal baku�� .

v. Menghitung rataan tiap kolom tanpa menyertakan unsur dari diagonal matriks, kemudian mengurutkan kolom matriks dari kolom dengan rataan terkecil hingga kolom dengan rataan terbesar.

vi. Menghitung selisih antar kolom terdekat � − � dengan

� merupakan urutan rataan tertinggi dan � − merupakan urutan rataan tertinggi kedua.

vii. Menghitung nilai skala setiap atribut dengan nilai skala pertama bernilai nol dan nilai skala selanjutnya merupakan nilai kumulatif dari nilai skala sebelumnya.

(24)

11 i. Menentukan matriks nXp, dengan n adalah banyaknya merk produk susu

pasteurisasi dan p adalah atribut susu pasteurisasi. ii. Mencari matriks �T�.

iii. Mencari akar ciri dan vektor ciri dari matriks �T�.

iv. Melakukan proses dekomposisi nilai singular dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mencari matriks A yang kolom-kolomnya berasal dari vektor ciri

�T dengan

� sebagai kolom matriks A. � = [� �� �…�� ]

b. Mencari matriks U yang diperoleh dari diperoleh dari � =

√��� , i = 1, 2, ..., r dan � adalah kolom matriks U.

� = [� �� �…��r]

c. Mendefinisikan �� dan � −� dengan � = . �� adalah matriks diagonal yang berukuran r × r dengan unsur-unsur diagonal √� � > √� � > ... > √� �, dan �−�adalah matriks diagonal dengan unsur-unsur diagonal √� −� > √� −� > ... > √� −�.

d. Memfaktorkan matriks X menjadi: � = ���� −��T e. Mendefiisikan matriks G = ��� dan T = � −��T

f. Mereduksi matriks G menjadi G* dengan mengambil dua kolom pertama dari matriks G.

g. Mereduksi matriks T menjadi ∗T dengan mengambil dua kolom pertama dari matriks T

h. Menggambar biplot dengan matriks G sebagai koordinat bagi objek dan matriks H sebagai koordinat bagi peubah.

i. Melakukan interpretasi pada biplot yang dihasilkan.

4. Melakukan analisis procrustes antara responden ibu rumah tangga sebagai matriks X dan responden anak-anak sebagai matriks Y.

5. Menggolongkan hasil R2 ke dalam empat golongan secara subyektif:

a. 0% ≤ R2 ≤ 25% : tidak mirip b. 25% < R2 ≤ 50% : cukup mirip c. 50% < R2 ≤ 75% : mirip

d. 75% < R2 ≤ 100% : sangat mirip

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performa Produk “2L8”

(25)

12

Secara umum anak-anak sangat menyukai atribut rasa yang tertinggal pada produk susu pasteurisasi “2L8”. Atribut rasa yang tertinggal memiliki nilai skala yang jauh dari atribut lainnya. Atribut yang menempati peringkat kedua yaitu atribut kekentalan dengan nilai skala yang tidak terlalu jauh dengan atribut rasa gurih yang menempati urutan ketiga. Hal ini dapat diartikan kedua atribut tersebut merupakan atribut yang disukai oleh anak-anak secara umum. Atribut terendah pada produk susu pasteurisasi “2L8” ini adalah kesegaran. Hal ini menunjukan bahwa secara umum anak-anak tidak terlalu memperhatikan atribut kesegaran susu dalam memilih produk susu pasteurisasi “2L8”. Atribut aroma keseluruhan merupakan atribut yang kurang disukai. Atribut warna, aroma susu dan rasa susu yang memiliki jarak tidak terlalu jauh dan cenderung membentuk kelompok. Hal tersebut dapat diartikan bahwa atribut-atribut tersebut tidak dominan atau kurang begitu disukai oleh anak-anak secara umum.

A NA K SEC B Gambar 4 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada

responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak

(26)

13 warna menempati urutan ke lima. Hal ini sesuai dengan karakteristik perempuan yang lebih menyukai hal yang berwarna. Atribut yang menempati urutan terendah pada anak perempuan yaitu atribut kesegaran. Atribut yang menempati urutan terendah dapat dijadikan bahan evaluasi oleh perusahaan ABCD untuk segera melakukan perbaikan pada atribut tersebut sebelum dilakukan pemasaran.

Berdasarkan kelas sosial ekonomi pada responden anak-anak, atribut rasa yang tertinggal menempati urutan pertama pada SEC A maupun SEC B. Hal ini menunjukan bahwa atribut rasa yang tertinggal merupakan atribut yang sangat diutamakan atau disukai oleh anak-anak secara umum. Hal menarik terjadi pada atribut aroma keseluruhan, pada SEC A atribut aroma keseluruhan menempati posisi kedua dengan skala 0.408, sedangkan pada SEC B atribut aroma keseluruhan menempati urutan kedua terakhir dengan skala 0.098. Hal ini berarti atribut aroma keseluruhan merupakan atribut yang disukai pada SEC A, namun atribut ini hampir tidak begitu disukai oleh SEC B. Nilai skala atribut pada responden anak SEC A tidak ada yang membentuk suatu kelompok, artinya atribut-atribut tersebut tidak ada yang memiliki kesamaan tingkat kesukaan. Atribut lainnya seperti kekentalan, rasa gurih, rasa susu, aroma susu dan warna menempati urutan yang beragam. Hal ini menunjukan anak-anak pada SEC A maupun SEC B memiliki penilaian khusus terhadap atribut tersebut. Atribut kesegaran menempati urutan terakhir pada semua kelas sosial ekonomi. Hal ini dapat diartikan bahwa anak-anak pada semua kelas sosial ekonomi tidak begitu menyukai atribut kesegaran pada produk susu pasteurisasi “2L8”.

Gambar 5 menunjukan hasil untuk responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial ekonominya. Secara umum ibu rumah tangga lebih menyukai atribut rasa yang tertinggal dibanding atribut lainnya, karena memiliki nilai skala paling tinggi yaitu 0.415. Atribut kekentalan menyusul diurutan kedua dengan skala yang tidak berbeda jauh dengan atribut rasa yang tertinggal yaitu 0.363. Hal ini menunjukan bahwa secara umum ibu rumah tangga lebih mengutamakan dan menyukai atribut rasa yang tertinggal dan kekentalan dalam memilih produk susu pasteurisasi “2L8”. Atribut aroma keseluruhan dan rasa gurih menempati urutan ketiga dan keempat, artinya atribut tersebut cukup disukai oleh ibu rumah tangga secara umum. Atribut warna dan aroma susu membentuk suatu kelompok dengan nilai skala yang berdekatan. Artinya kedua atribut ini memiliki tingkat kesukaan yang kurang disukai oleh ibu rumah tangga secara umum. Atribut rasa susu menempati urutan kedua terakhir. Hal ini berarti rasa susu menjadi atribut yang kurang begitu disukai oleh ibu rumah tangga secara umum. Atribut yang menempati urutan terakhir yaitu atribut kesegaran. Secara umum ibu rumah tangga tidak begitu menyukai atribut kesegaran pada produk ini.

(27)

14

Gambar 5 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial ekonomi rumah tangga

Terdapat hal menarik disini, atribut aroma keseluruhan pada SEC A menempati urutan kedua sedangkan pada SEC B menempati urutan ketiga terbawah. Artinya atribut aroma keseluruhan memiliki tingkat kesukaan yang berbeda pada kedua kelas sosial ekonomi. Atribut warna juga memiliki keunikan tersendiri, pada SEC B atribut warna menempati urutan ketiga sedangkan pada SEC A atribut warna menempati urutan kedua terbawah. Terdapat persamaan pada kedua kelas sosial ekonomi ini, yaitu atribut kesegaran menempati urutan terakhir pada masing-masing kelas sosial ekonomi. Hal ini berarti atribut kesegaran tidak begitu disukai oleh kedua kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga. Atribut lainnya seperti aroma susu, rasa gurih, rasa susu dan warna hampir menempati urutan terbawah pada kedua kelas sosial ekonomi. Artinya atribut-atribut tersebut merupakan atribut yang kurang begitu disukai oleh ibu rumah tangga di kedua kelas sosial ekonomi. Beragamnya hasil peringkat pada kedua kelas sosial ekonomi tersebut, maka perusahaan ABCD harus membedakan strategi pemasaran produk susu pasteurisasi “2L8” pada kedua kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga.

Performa Produk “3C6”

(28)

15 Atribut warna dan rasa susu juga memiliki nilai skala yang tidak berbeda jauh, kedua atribut ini dinilai kurang disukai oleh anak-anak. Sedangkan atribut kesegaran menempati urutan terakhir, artinya kesegaran merupakan atribut yang tidak begitu disukai anak-anak secara umum. Tahapan selanjutnya adalah memisahkan responden anak-anak berdasarkan jenis kelaminnya. Atribut rasa yang tertinggal merupakan atribut yang paling disukai oleh laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki atribut kekentalan berada pada urutan kedua, sedangkan pada perempuan atribut yang berada pada urutan kedua adalah atribut aroma susu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masing-masing anak, baik laki-laki maupun perempuan memiliki penilaian tersendiri terhadap produk susu pasteurisasi “3C6”. Keunikan terjadi pada atribut warna, karena justru pada produk ini, laki-laki lebih menyukai atribut warna dibanding perempuan. Hal ini sangat berbeda dengan produk susu pasteurisasi “2L8” sebelumnya. Atribut aroma keseluruhan, rasa gurih, rasa susu dan aroma susu pada responden laki-laki menempati urutan yang beragam. Artinya atribut-atribut tersebut merupakan atribut yang kurang disukai oleh laki-laki. Atribut kekentalan, rasa gurih, aroma keseluruhan dan rasa susu pada perempuan merupakan atribut yang cukup disukai. Terdapat persamaan pada laki-laki dan perempuan, yaitu pada atribut kesegaran yang menempati urutan terakhir pada responden laki-laki maupun perempuan.

A NA K SEC B

Gambar 6 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “3C6” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak

(29)

16

yang tertinggal, sedangkan pada SEC B atribut rasa yang tertinggal menempati urutan kedua. Atribut kekentalan yang menjadi atribut paling disukai pada SEC B, sedangkan pada SEC A atribut kekentalan menempati urutan kelima. Pada SEC A atribut aroma keseluruhan menempati urutan kedua dengan nilai skala 0.399, nilai ini tidak terlalu jauh dengan atribut rasa gurih yaitu 0.368. Artinya kedua atribut ini merupakan atribut yang cukup disukai oleh anak-anak SEC A. Atribut aroma susu dan kekentalan seperti membentuk suatu kelompok, sama hal nya dengan atribut warna dan rasa susu. Atribut-atribut tersebut kurang disukai oleh anak-anak SEC A karena menempati urutan pertengahan. Atribut aroma susu dan rasa gurih juga seperti membentuk suatu kelompok karena nilai skala yang tidak berbeda jauh pada SEC B. Kedua atribut tersebut sama halnya dengan atribut rasa susu dan aroma keseluruhan. Terdapat kesamaan pada kedua kelas sosial ekonomi ini, yaitu atribut kesegaran yang menempati urutan terakhir. Atribut kesegaran ini tidak begitu disukai anak-anak dalam produk susu pasteurisasi “3C6”.

I B U SEC B

Gambar 7 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “3C6” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga

(30)

17 secara umum. Atribut aroma keseluruhan menempati urutan ketiga terakhir pada produk ini. Namun atribut ini memiliki nilai skala yang jauh dengan kedua atribut yang menempati urutan terakhir. Kedua atribut yang menempati urutan terakhir tersebut terlihat membentuk suatu kelompok, atribut tersebut yaitu atribut kesegaran dan warna. Hal ini menunjukan bahwa kedua atribut pada produk susu pasteurisasi “3C6” ini tidak begitu disukai oleh ibu rumah tangga secara umum.

Hampir semua atribut pada produk ini membentuk suatu kelompok, sehingga pada penelitian ini akan dilihat juga urutan atribut produk susu pasteurisasi “3C6” berdasarkan kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga. Gambar 7 menunjukan hasil atribut rasa yang tertinggal menempati urutan pertama pada kedua kelas sosial ekonomi, artinya atribut rasa yang tertinggal merupakan atribut yang paling diutamakan atau sangat disukai oleh ibu rumah tangga pada SEC A maupun SEC B. Terdapat beberapa perbedaan pada kedua kelas sosial ekonomi ini yang menyimpulkan bahwa ibu rumah tangga mempunyai penilaian khusus pada produk ini. Urutan kedua pada SEC A ditempati atribut kekentalan, sedangkan pada SEC B ditempati atribut rasa susu. Hal menarik terjadi pada atribut kekentalan, atribut ini berada di urutan kedua pada SEC A, sedangkan pada SEC B atribut kekentalan ini menempati urutan kedua terbawah. Atribut lainnya seperti aroma susu, aroma keseluruhan dan rasa gurih berada pada posisi yang berbeda-beda pada SEC A. Atribut kesegaran berada di posisi terbawah pada SEC A, sedangkan pada SEC B yang menempati posisi terbawah adalah atribut roma keseluruhan, kekentalan dan warna. Atribut warna juga menempati posisi terendah kedua pada SEC A. Hal ini berarti atribut warna dinilai tidak begitu penting pada kedua kelas sosial ekonomi.

Performa Produk “4P1”

Produk susu pasteurisasi “4P1” pada penelitian ini merupakan produk susu kompetitor perusahaan ABCD. Hasil analisis menggunakan metode Thurstone dapat dilihat pada Gambar 8. Responden anak-anak secara umum sangat menyukai atribut rasa yang tertinggal. Atribut- atribut seperti atribut rasa gurih, kekentalan, aroma susu dan rasa susu seperti membentuk suatu kelompok. Hal ini berarti keempat atribut ini merupakan atribut yang cukup disukai anak-anak secara umum. Atribut aroma keseluruhan dan warna menyusul dibelakangnya dan membentuk suatu kelompok karena nilai skala keduanya tidak berbeda jauh. Artinya kedua atribut ini merupakan atribut yang kurang disukai oleh anak-anak secara umum. Urutan terbawah ditempati oleh atribut kesegaran, artinya secara umum atribut kesegaran merupakan atribut yang tidak begitu disukai oleh anak-anak.

(31)

18

Gambar 8 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “4P1” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak

Atribut aroma keseluruhan sama-sama menempati urutan keenam pada laki-laki maupun perempuan. Hal unik terjadi pada atribut warna. Responden laki-laki-laki-laki lebih menyukai atribut warna dibanding dengan responden perempuan. Atribut warna pada laki-laki menempati urutan keempat sedangkan pada perempuan menempati urutan kedua terakhir. Persamaan selanjutnya terdapat pada atribut kesegaran. Atribut ini menempati urutan terakhir pada keduanya. Atribut ini tidak disukai oleh anak-anak dan tidak diutamakan dalam memilih produk susu pasteurisasi “4P1”.

(32)

19

Gambar 9 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “4P1” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga secara umum sangat menyukai atribut rasa yang tertinggal, aroma keseluruhan, kekentalan dan aroma susu (Gambar 9). Keempat atribut ini memiliki nilai skala yang tidak berbeda jauh dan berada di urutan teratas diantara atribut lainnya. Disusul dengan dua atribut yang membentuk suatu kelompok juga yaitu atribut rasa gurih dan rasa susu. Atribut ini merupakan atribut yang cukup disukai oleh ibu rumah tangga secara umum. Atribut warna merupakan atribut yang kurang disukai oleh ibu rumah tangga. Urutan terakhir ditempati oleh atribut kesegaran, ini berarti atribut kesegaran merupakan atribut yang tidak begitu disukai oleh ibu rumah tangga secara umum pada produk susu pasteurisasi “4P1”.

(33)

20

ekonomi ini terdapat pada atribut kesegaran yang menempati urutan terakhir. Atribut kesegaran ini merupakan atribut yang tidak begitu disukai atau tidak begitu diutamakan pada kedua kelas sosial ekonomi ibu rumah tangga.

Performa Keseluruhan Produk Susu Pasteurisasi

Analisis Biplot Responden Anak-anak

Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 pada biplot ini sebesar 87.4% dan sumbu utama 2 sebesar 12.6% sehingga secara keseluruhan keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu tersebut sebesar 100%. Nilai ini menunjukan bahwa hasil yang ditunjukan biplot ini sudah dapat menerangkan dengan sangat baik hubungan antara atribut dan merek produk susu pasteurisasi.

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa seluruh nilai rata-rata atribut berkorelasi positif karena sudut yang terbentuk antar atribut sempit dan memiliki arah garis yang searah. Korelasi atribut terkuat adalah rasa gurih dengan kesegaran, sedangkan korelasi atribut terkecil adalah warna dan kekentalan. Panjang vektor peubah sabanding dengan keragaman peubah tersebut. Rasa susu merupakan atribut dengan vektor yang paling panjang, ini dapat diinterpretasikan bahwa penilaian responden anak-anak tentang atribut rasa susu jauh berbeda atau beragam antar produk susu pasteurisasi. Sedangkan atribut warna merupakan atribut dengan vektor yang paling pendek, ini dapat diinterpretasikan bahwa penilaian responden anak-anak tentang atribut warna tidak jauh berbeda antar produk susu pasteurisasi.

(34)

21

Hasil biplot pada Gambar 10 terlihat ada tiga pengelompokan merk yang cukup jelas. Produk “2L8” menempati diri sebagai merk dengan sifat-sifat atribut yang lebih tinggi nilainya dari yang lain, seperti kekentalan, aroma susu dan aroma keseluruhan, kesegaran dan rasa gurih pada produk susu pasteurisasi. Produk “3C6” menyusul dibelakangnya, “3C6” dikenal dengan karakteristik yang dominan di atribut rasa susu, rasa yang tertinggal dan warna yang menarik. Kelompok ketiga yaitu produk “4P1”, kelompok ini mendapatkan penilaian terlemah untuk semua atribut. Merk “4P1” dinilai paling tidak populer dan dinilai negatif pada semua atribut. Merk “4P1” merupakan produk susu pasteurisasi yang berasal dari kompetitor perusahaan ABCD.

Analisis Biplot Responden Ibu Rumah Tangga

Keragaman yang diterangkan oleh sumbu utama 1 pada biplot ini sebesar 63.7% dan sumbu utama 2 sebesar 36.3% sehingga secara keseluruhan keragaman yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu tersebut sebesar 100%. Nilai ini menunjukan bahwa hasil yang ditunjukan biplot ini sudah dapat menerangkan dengan sangat baik hubungan antara atribut dan merk produk susu pasteurisasi.

Gambar 11 Performa keseluruhan produk susu pasteurisasi pada responden ibu rumah tangga

(35)

22

dua garis atribut tersebut mendekati 90° (siku-siku). Korelasi atribut terkuat adalah rasa gurih dengan kesegaran, sedangkan korelasi atribut terkecil adalah warna dan rasa gurih. Panjang vektor peubah sabanding dengan keragaman peubah tersebut. Warna merupakan atribut dengan vektor yang paling panjang, ini dapat diinterpretasikan bahwa penilaian responden ibu rumah tangga tentang atribut warna jauh berbeda atau beragam antar produk susu pasteurisasi. Sedangkan atribut rasa gurih merupakan atribut dengan vektor yang paling pendek, ini dapat diinterpretasikan bahwa penilaian responden ibu rumah tangga tentang atribut rasa gurih tidak jauh berbeda antar produk susu pasteurisasi.

Hasil biplot pada Gambar 11 terlihat ada tiga pengelompokan merk yang cukup jelas. Produk “2L8” dikarakteristikan dengan produk yang aroma susu, kesegaran, rasa susu dan rasa gurih yang kuat pada produk susu pasteurisasi. Produk “3C6” dikenal dengan karakteristik yang dominan di atribut aroma keseluruhan, kekentalan, rasa yang tertinggal dan warna yang menarik. Kelompok ketiga yaitu produk “4P1”, kelompok ini mendapatkan penilaian terlemah untuk semua atribut. Merk “4P1” dinilai paling tidak populer dan dinilai negatif pada semua atribut. Merk “4P1” merupakan produk susu pasteurisasi yang berasal dari kompetitor perusahaan ABCD.

Kemiripan Tingkat Kesukaan Antar Konsumen

Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah membandingkan konfigurasi matriks antara responden anak-anak dan ibu rumah tangga yang bertujuan untuk mengukur kemiripan tingkat kesukaan antar konsumen terhadap produk susu pasteurisasi perusahaan ABCD. Hasil dari kemiripan kedua konfigurasi matriks responden anak-anak dan ibu rumah tangga dapat diperoleh dengan menggunakan analisis procrustes dengan hasil pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil analisis procrustes responden anak-anak dan ibu rumah tangga

Peubah Nilai

Skalar (c) 0.525

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) 0.030

Jumlah Kuadrat Total (JKT) 0.108

R2 72.25%

(36)

23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Metode Thurstone dengan prinsip perbandingan berpasangan dapat digunakan untuk memeringkatkan atribut-atribut yang memengaruhi penilaian responden terhadap suatu produk. Nilai skala yang paling besar mengindikasikan atribut yang paling disukai, sedangkan nilai skala paling kecil mengindikasikan bahwa atribut tersebut tidak terlalu disukai responden. Atribut produk susu pasteurisasi “2L8”, “3C6” dan “4P1” yang paling disukai oleh responden secara umum adalah atribut rasa yang tertinggal. Sedangkan atribut yang tidak terlalu disukai oleh responden adalah atribut kesegaran pada susu pasteurisasi. Oleh karena itu untuk mengeluarkan produk susu pasteurisasi baru, perusahaan ABCD harus mempertahankan atribut rasa yang tertinggal dan harus meningkatkan atribut kesegaran susu.

Biplot responden anak-anak dan ibu rumah tangga masing-masing dapat menerangkan keragaman secara sempurna dari total keragaman data yang sebenarnya. Produk “2L8” dinilai oleh anak-anak sebagai produk dengan sifat-sifat atribut yang lebih tinggi nilainya dari yang lain, seperti atribut kekentalan, aroma susu, kesegaran, rasa gurih dan aroma keseluruhan. Produk “3C6” karakteristiknya dominan pada atribut rasa susu, warna dan rasa yang tertinggal. Sedangkan pada responden ibu rumah tangga, produk “2L8” dinilai sebagai produk yang memiliki karakteristik rasa susu, kesegaran, rasa gurih dan aroma susu yang nilainya lebih tinggi dari atribut lainnya. Produk “3C6” dikenal dengan karakteristik aroma keseluruhan, kekentalan, warna dan rasa yang tertinggal yang kuat. Penilaian terendah untuk semua atribut diberikan kepada produk “4P1”. Besar kemiripan antara responden anak-anak dan ibu rumah tangga digolongkan mirip berdasarkan analisis procrustes.

Saran

(37)

25

Lampiran 1 Hasil pengelompokan responden berdasarkan karakteristik responden (jenis responden, jenis kelamin anak dan kelas sosial ekonomi)

Kelompok Data

Responden Jenis Kelamin Kelas Sosial Ekonomi

Jumlah Responden

Anak-anak Laki-laki A 24

B 18

Perempuan A 39

B 43

Ibu Rumah Tangga A 65

B 57

Total 246

Lampiran 2 Kriteria kelas sosial ekonomi responden

Pengeluaran per bulan Kode

1.500.000 atau kurang 0

Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 C1

Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 B

Rp. 3.000.001 – Rp. 4.000.000 A2

Lebih dari Rp. 4.000.000 A1

Peralatan barang yang dimiliki a) Kode

Televisi 1

Video tape / VCD / DVD Player 2

Radio / Tape 3

Telepon Rumah 4

Mesin Cuci 5

Lemari Es 6

Mobil (Harus mobil pribadi, bukan mobil kantor) 7

Sepeda Motor 8

Microwave 9

Kartu Kredit (Bukan Kartu ATM) 10

Hand Phone 11

TV Kabel/ TV Berbayar 12

Komputer Desktop / laptop 13

Pendingin Ruangan (AC) 14

Kompor Gas 15

(38)

26

Lampiran 2 Kriteria kelas sosial ekonomi responden (lanjutan) Keterangan :

Kriteria Kode

Terlingkar 12 dari 16 barang + harus termasuk mobil pribadi (tidak termasuk tabung gas 3 kg / kompor minyak tanah)

A Terlingkar 10 dari 16 barang (tidak termasuk tabung gas 3 kg /

kompor minyak tanah)

B Terlingkar 8 dari 16 barang + harus termasuk VCD / DVD

player (tidak termasuk tabung gas 3 kg / kompor minyak tanah)

C Terlingkar 2 dari 16 barang (tidak termasuk tabung gas 3 kg /

kompor minyak tanah)

D Paling sedikit harus memiliki radio tape atau tabung gas 3 kg

atau kompor minyak tanah

E

Pengeluaran Kepemilikan barang Final SEC

A1 A/B A

Lampiran 3 Tahapan pada metode Thurstone

Matriks Total Skor Perbandingan Berpasangan

(39)

27

Lampiran 3 Tahapan pada metode Thurstone (lanjutan)

(40)

28

Lampiran 3 Tahapan pada metode Thurstone (lanjutan)

Matriks Selisih

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

Warna 0.16 0.05 0.00 0.06 0.05 0.00 0.22

Kesegaran 0.16 0.04 0.01 0.02 0.09 0.00 0.18

Aroma Keseluruhan 0.16 0.02 -0.01 0.06 0.06 -0.04 0.27

Aroma Susu 0.18 0.02 0.00 0.05 0.07 0.00 0.22

Kekentalan 0.22 -0.01 0.01 0.09 0.00 0.02 0.19

Rasa Susu 0.16 0.02 0.03 0.02 0.06 -0.02 0.21

Rasa Gurih 0.20 0.01 0.01 0.05 0.06 0.02 0.22

Rasa yang tertinggal 0.19 -0.02 0.01 0.04 0.04 0.05 0.19

Total 1.44 0.13 0.06 0.40 0.44 0.03 1.70

k=8 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00

Rataan 0.18 0.02 0.00 0.05 0.06 0.00 0.21

Atribut Kesegaran

Rasa Susu

Aroma

Susu Warna

Aroma Keseluruhan

Rasa

Gurih Kekentalan

Rasa yang tertinggal

(41)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada tanggal 13 September 1993 dari pasangan bapak Mulyadi dan ibu Ninik Sunarsih S.Pd. Penulis adalah putri ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan pada tingkat perguruan tinggi ditempuh sejak diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Sebelumnya, penulis telah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Mandirancan pada tahun 2011, SMP Negeri 2 Pancalang tahun 2008, dan SDN Danalampah tahun 2005.

Gambar

Gambar 1 Ilustrasi konfigurasi matriks awal (a) dan transformasi translasi (b)
Gambar 4 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak
Gambar 5 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “2L8” pada responden ibu rumah tangga secara umum dan berdasarkan kelas sosial ekonomi rumah tangga
Gambar 6 Peringkat atribut tingkat kesukaan produk susu pasteurisasi “3C6” pada responden anak-anak secara umum, berdasarkan jenis kelamin anak-anak dan kelas sosial ekonomi anak-anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh tim dosen penguji serta dosen lainnya di lingkungan Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah membantu serangkaian

EXCLUDE

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Komitmen Dosen serta pengaruhnya baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja

Kemudian hasil penelitian Maharani Tejasari berjudul, Peranan Sektor Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia, skripsi

Terngiang di benak kami, ini adalah minggu terakhir kami bera- da di Kaledupa dan minggu depan kami harus berpisah dengan warga Desa Ollo yang selama ini selalu menyambut

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berorientasi model pembelajaran pemaknaan dengan menggunakan model pengembangan 4-D

Direktur, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Ketua Lembaga, Kepala Pusat, dan Kepala UPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rektor paling lambat