• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM : Sudi Persepsi Dosen tentang Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM : Sudi Persepsi Dosen tentang Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Hilmi, 2013

KINERJA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

(Studi Persepsi Dosen tentang Pengaruh Kepemimpinan, Iklim

Organisasi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi)

DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

dalam Bidang Administrasi Pendidikan

Promovendus:

H. Hilmi

NIM. 0707536

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM DOKTOR (S3)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Hilmi, 2013

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, H. HILMI, menyatakan bahwa disertasi dengan judul “KINERJA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM” (Studi Persepsi Dosen tentang Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

Hilmi, 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PANITIA DISERTASI

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd.

Ko-Promotor Merangkap Sekretaris,

Prof. H. Udin Syaefudin S

a’ud

, Ph.D.

Anggota,

Prof. Dr. H. Akdon, M.Pd.

Diketahui dan Disetujui oleh

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)
(5)

Hilmi, 2013

ABSTRAK

H. Hilmi, NIM. 0707536. (2012). Disertasi: “KINERJA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (Sudi Persepsi Dosen tentang Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi).

Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor atau variabel internal yang menentukan mutu perguruan tinggi adalah tentang kinerja perguruan tinggi. Kinerja IAIN STS Jambi bukan hanya terkait dengan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran serta unsur Tri Dharma Perguruan Tingga Agama Islam, melainkan juga terkait dengan sejumlah variabel-variabel determinan yang menentukan kinerja IAIN STS Jambi. Masalah pokok penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Komitmen Dosen baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi?”

Penelitian ini dibatasi pada pokok masalah tentang pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Komitmen Dosen dan pengaruhnya secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Komitmen Dosen serta pengaruhnya baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi; menganalisis secara kritis temuan hasil penelitian serta merekomendasikan suatu model manajemen atau strategi alternatif pengembangan kinerja Perguruan Tinggi Agama Islam.

Dalam penelitian digunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode survai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen tetap IAIN STS Jambi dari fakultas syariah, tarbiyah, ushuluddin dan fakutas adab (SKI) yang berjumlah 306 orang, adapun sampel penelitian ini adalah 25 % dari jumlah keseluruhan dosen tetap pada IAIN STS Jambi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuisioner, serta instrumen model angket. Pengolahan Data dilakukan dengan cara-cara berikut: (a) untuk Uji Validitas/Reliabilitas digunakan model pengukuran Pearson Product Moment, (b) untuk Uji Normalitas/Linieritas digunakan model pengukuran Chi kuadrat (X2) dan (c) untuk pengolahan Data Regresi Korelasi digunakan Path Analysis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran tentang kepemimpinan, iklim organisasi, komitmen dosen dan kinerja IAIN STS Jambi disimpulkan pada katagori sedang/cukup. Secara parsial, Kepemimpinan, iklim organisasi dan komitmen dosen secara parsial terbukti memberikan pengaruh yang signfikan terhadap kinerja dosen. Kepemimpinan perguruan tinggi agama Islam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu kinerja dosen, demikian pula iklim organisasi yang kondusif serta tingginya komitmen dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Pergurian Tinggi Agama Islam memberikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu kinerja dosen. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa Kepemimpinan, iklim organisasi dan komitmen dosen secara simultan (bersama-sama) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu kinerja dosen. Semakin tinggi kualitas kepemimpinan, iklim organisasi dan komitmen dosen maka semakin tinggi pengaruhnya terhadap mutu kinerja dosen.

Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan kinerja dosen diperlukan peningkatan kepemimpinan, iklim organisasi dan komitmen dosen secara sinergis dan signifikan melalui serangkaian upaya dan kebijakan pimpinan IAIN STS Jambi yang berbasis mutu kinerja.

(6)

Hilmi, 2013

ABSTRACT

H. Hilmi, NIM. 0707536. (2012). Dissertation: “THE PERFORMANCE OF ISLAMIC COLLEGE (Study of The Perception of Lecturer on Influence Leadership, Organizational Climate, and Commitment to Performance of IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi).

The quality of higher education is determined by many factors, both internal and external factors. One of the factors or internal variables that determine the quality of performance is about the performance of higher education. The performance of IAIN STS Jambi is not only related to the results achieved in the implementation of education and learning as well as the Tri Dharma of Islamic College, but it is also related to a number of determinant variables that determine the performance of IAIN STS Jambi. The main problem of the research is “To what extent the influence of the Leadership, Organizational Climate, Lecturer Commitment partially and simultaneously on Performance of IAIN STS Jambi?

This research is limited to the main problem on the influence of leadership, Organizational Climate, commitments from a Lecturer partially and simultaneously towards the performance of IAIN STS Jambi. The purpose of the research is to describe about leadership, Organizational Climate, commitments from a Lecturer both in simultaneous and partial influence on the performance of IAIN STS Jambi; critically analyze research findings and recommend an alternative model of development or management strategy performance lecturer at the Islamic College.

The study uses a quantitative approach, with survey methods. Population in this research is all lecturers in IAIN STS Jambi from syariah, tarbiyah, ushuluddin and adab (SKI) faculteit that amount to 306 person, and the sample amount to 25 % from all lecturers in IAIN STS Jambi. Data collection was carried out with a detailed questionnaire, as well as instrument the model question form. Processing of Data is carried out by the following ways: (a) to test the Validity/Reliability measurement models using Pearson Product Moment, (b) to test the Normality/Linierity measurement model using Chi square (X 2), and (c) for the processing of Data Correlation Regression using Path Analysis.

The results showed that an overview of leadership, organizational climate, commitments and performance of IAIN STS Jambi can be concluded in the category of moderate/enough. Partially, leadership, organizational commitment and climate lecturer partially proven to give the effect significantly on the performance of a lecturer. The leadership of Islamic colleges provide a significant influence on the quality of the performance of lecturers, as well as organizational climate that is conducive and the high commitment of the lecturer in the Tri Dharma Islamic College gives a significant influence on the quality of the performance of a lecturer. The results showed that leadership, commitment to the Organization and climate lecturer simultaneously (together) provide a significant influence on the quality of the performance of a lecturer. The higher the quality of leadership, organizational commitment and climate lecturer then the higher its influence on the quality of the performance of a lecturer.

Based on the results of the study, it is recommended that in order to improve the performance of lecturers, it is needed for improvements in leadership, organizational commitment and climate lecturer synergistically and significant through a series of policies and efforts led by IAIN STS Jambi based on the quality of the performance.

(7)

Hilmi, 2013

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN..... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... xi

B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah serta Pertanyaan Penelitian... 19 1. Identifikasi Masalah ... 19

2. Batasan dan Rumusan Masalah ... 23

a. Batasan Masalah... 23

b. Rumusan Masalah... 25

3. Pertanyaan Penelitian... 25

C. Tujuan Penelitian ... 26

D. Manfaat Penelitian ... 27

E. Struktur Organisasi Disertasi... 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 30 A. Konsep Administrasi Pendidikan... 30

B. Konsep Kinerja Perguruan Tinggi ... 38

1. Definisi Tentang Kinerja ... 38

2. Dimensi Kinerja ... 50

(8)

Hilmi, 2013

D. Konsep Kepemimpinan ... 86

1. Pengertian Kepemimpinan ... 86

2. Teori-teori Kepemimpinan ... 93

3. Gaya Kepemimpinan dan Penerapannya ... 103

4. Kepemimpinan Konstruktivistik ... 118

D. Konsep Iklim Organisasi ... 123

1. Perguruan Tinggi sebagai Organisasi Terbuka... 123

2. Iklim Organisasi Perguruan Tinggi ... 127

E. Konsep Komitmen Dosen ... 133

F. Kerangka Pemikiran... 139

G. Asumsi ... 143

H. Hipotesis ... 148

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 150

A. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel... 150

1. Lokasi Penelitian... 150

2. Populasi... 150

3. Sampel... 152

B. Desain Penelitian ... 155

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 157

D. Definisi Operasional... 160

E. Kisi-kisi Penelitian... 167

F. Instrumen Penelitian ... 177

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 179

1. Menguji Validitas Instrumen... 179

2. Menguji Reliabilitas... 181

3. Hasil Uji Validitas Instrumen... 182

4. Hasil Uji Reliabilitas... 187

H. Teknik Pengumpulan Data, Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian... 189 1. Teknik Pengumpulan Data ... 189

2. Instrumen Penelitian ... 192

(9)

Hilmi, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 198

A. Hasil Penelitian ... 198

1. Gambaran Kepemimpinan, Iklim Organisasi, Komiten Dosen dan Kinerja IAIN STS Jambi ... 198 d. Deskripsi Data Komitmen Dosen (X3) IAIN STS Jambi ... 212 2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 217

a. Uji Normalitas... 217

b. Uji Homogenitas ... 219

3. Pengujian Hipotesis ... 221

a. Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial Variabel Kepemimpinan, Iklim Organisasi dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi... 221 b. Pengujian Hipotesis Pengaruh Simultan (Bersama-sama) Variabel Kepemimpinan, Iklim Organisasi dan Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ... 233 B. Pembahasan ... 237

1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ... 243 2. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja IAIN STS Jambi... 252 3. Pengaruh Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi... 254 4. Pengaruh Kepemimpinan, Iklim Organisasi dan Komitmen Dosen secara bersama-sama terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ... 259 C. Model Konseptual Manajemen Strategi Pengembangan Kinerja Perguruan Tinggi Agama Islam ... 260 1. Rasional Model ... 260

(10)

Hilmi, 2013

3. Visualisasi Struktur Model ... 280

4. Tujuan Model ... 281

5. Persyaratan Implementasi Model ... 282

6. Indikator Keberhasilan Model ... 286

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 287

A. Kesimpulan ... 287

B. Rekomendasi... 289

DAFTAR PUSTAKA ... 295

(11)

Hilmi, 2013

2.1 Critical Success Factors dalam Penetapan Indikator Kinerja Perguruan Tinggi...

53

2.2 Ciri Subsistem Organisasi Tiga Gelombang Peradaban... 126

3.1 Sebaran Populasi Penelitian... 151

3.2 Sebaran Sampel Penelitian ... 154

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 168

3.4 Gambaran Tingkat Validitas Instrumen Seluruh Variabel (X1, X2, X3 dan Y)... 187 3.5 Gambaran Hasil Hasil Uji Reliabilitas Variabel XΌ, X΍, XΎ dan Y 188 4.1 Distibusi Frekuensi Variabel Kinerja (Y) IAIN STS Jambi... 199

4.2 Gambaran Umum Variabel Kinerja (Y) IAIN STS Jambi.. 201

4.3 Distibusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan (X1) ... 203

4.4 Gambaran Umum Variabel Kepemimpinan (X1) IAIN STS Jambi 205 4.5 Distibusi Frekuensi Variabel Iklim Organisasi (X2) ... 209

4.6 Gambaran Iklim Organisasi pada IAIN STS Jambi... 210

4.7 Distibusi Frekuensi Variabel Komitmen Dosen (X2) ... 213

4.8 Gambaran Komitmen Dosen pada IAIN STS Jambi... 214

4.9 Gambaran Rekapitulasi Rerata Variabel X1, X2, X3... 216

4.10 Rangkuman Uji Normalitas Data ... 218

4.11 Rangkuman Uji Homogenitas... 220

4.12 Output Analisis Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

222

4.13 Hasil Perhitungan Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

223

4.14 Hasil Uji Linieritas Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

224

4.15 Output Analisis Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

227

4.16 Hasil Perhitungan Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

(12)

Hilmi, 2013

4.17 Hasil Uji Linieritas Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

228

4.18 Output Analisis Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

230

4.19 Hasil Perhitungan Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ...

230

4.20 Hasil Uji Linieritas Pengaruh Komitmen Dosen terhadap Kinerja IAIN STS Jambi...

231

4.21 Hasil Pengukuran dan Pengujian Signifinaksi Pengaruh Parsial Kepemimpinan (X1), Iklim Organisasi (X2) dan Komitmen

Dosen (X3) terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ...

233

4.22 Output Analisis Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Variabel X1, X2, X3 terhadap Kinerja IAIN STS Jambi ...

234

4.23 Hasil Perhitungan Signifikansi dan Koefisien Korelasi Pengaruh Variabel X1, X2, X3 secara simultan terhadap Kinerja IAIN STS

Jambi ...

235

(13)

Hilmi, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1 Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja 20

2.1 Hubungan Kinerja, Mutu Dosen dan Mutu Perguruan Tinggi... 38

2.2 Proses Terjadinya Persepsi ... 85

2.3 Pola-pola Prilaku Pemimpin ... 106

2.4 Gaya Kepemimpinan... 109

2.5 Model Hubungan Kepemimpinan dalam Organisasi ... 116

2.6 Constructivist Leadership Dimensions... 122

2.7 Model Sistem dalam Organisasi ... 123

2.8 Kerangka Pemikiran... 142

3.1 Hubungan Antarvariabel Penelitian... 155

3.2 Desain/Formula Penelitian ... 155

3.3 Profil Variabel Penelitian ... 156

4.1 Histogram Data Variabel Kinerja IAIN STS Jambi (Y) ... 200

4.2 Gambaran Umum Variabel Kinerja (Y) IAIN STS Jambi.. 202

4.3 Histogram Data Variabel Kepemimpinan (X1) ... 204

4.4 Gambaran Kepemimpinan (X1) IAIN STS Jambi ... 206

4.5 Gambaran Kepemimpinan pada IAIN STS Jambi ... 207

4.6 Histogram Data Variabel Iklim Organisasi (X2) ... 209

4.7 Gambaran Iklim Organisasi pada IAIN STS Jambi ... 211

4.8 Histogram Data Variabel Komitmen Dosen (X2) ... 213

4.9 Gambaran Komitmen Dosen pada IAIN STS Jambi... 215

4.10 Gambaran Rekapitulasi Rerata Variabel X1, X2, X3... 216

4.11 Diagram Korelasi dan Determinasi Antarvariabel ... 237

4.12 Struktur Model Konseptual Manajemen Strategi Pengembangan Kinerja Perguruan Tinggi Agama Islam...

(14)

Hilmi, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN: halaman

1 SK Pembimbing Disertasi ...

2 Riwayat Hidup Penulis...

3 Data Populasi Penelitian...

4 Data Sampel Penelitian...

5 Kisi-Kisi Penelitian...

6 Angket-Instrumen Uji Coba...

7 Data Statistik Uji Validitas...

8 Data Hasil Uji Reliabilitas...

9 Angket-Instrumen Penelitian ...

10 Data Skor Variabel X1, X2, X3 dan Y...

11 Data Statistik Uji Normalitas dan Linieritas ...

12 Data Statistik Uji Regresi, Korelasi dan Uji Hipotesis...

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Arah kebijakan program pembangunan Perguruan Tinggi bertujuan 1)

meningkatkan pemerataan dan perluasan akses bagi semua warga negara

melalui program-program pendidikan diploma, sarjana, magister dan doktor;

2) meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan tinggi dalam

rangka menjawab kebutuhan pasar kerja serta pengembangan iptek untuk

memberikan sumbangan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan daya saing bangsa; 3) meningkatkan kinerja perguruan tinggi

dengan jalan meningkatkan produktivitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan layanan pendidikan tinggi secara otonom. (Rencana Strategis

Kemendiknas 2005-2009, hal. 51).

Salah satu upaya peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan

tinggi adalah melalui kegiatan-kegiatan: (1) peningkatan pelayanan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada msayarakat sesuai dengan Tri

Dharma Perguruan Tinggi; (2) penerapan otonomi keilmuan yang

dimaksudkan untuk mendorong perguruan tinggi melaksanakan tugasnya

sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan

kualitas/kuantitas dan diversifikasi bidang penelitian di perguruan tinggi; (3)

pengembangan kurikulum dan pembelajaran efektif dalam kelompok mata

(16)

dan (4) pengembangan community college untuk mengenalkan model

pendidikan kejuruan/vokasional yang fleksibel sesuai dengan tantangan pasar.

Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Salah satu faktor atau variabel internal yang menentukan

mutu perguruan tinggi adalah tentang kinerja dosen. D o s e n

a d a l a h p e n d i d i k p r o f e s i o n a l d a n

i l m u w a n d e n g a n t u g a s u t a m a

m e n t r a n s f o r m a s i k a n ,

m e n g e m b a n g k a n , m e n y e b a r l u a s k a n

i l m u p e n g e t a h u a n , t e k n o l o g i , d a n s e n i

m e l a l u i p e n d i d i k a n , p e n e l i t i a n , d a n

p e n g a b d i a n k e p a d a m a s y a r a k a t . ( P a s a l

1 a y a t 2 U U N o m o r 1 4 T a h u n 2 0 0 5 ) .

K i n e r j a d o s e n m e n e n t u k a n m u t u s e r t a

p e r a n p e r g u r u a n t i n g g i d a l a m

m e n j a l a n k a n f u n g s i n y a s e c a r a

o p t i m a l .

Pendidikan tinggi dan fungsi-fungsi perguruan tinggi abad ke-21 tidak

dapat dilepaskan dari konstelasi perubahan dan corak kehidupan masa depan.

Daniel Bell sebagaimana dikutip oleh Buchori (2001: 33-34) memaparkan

bahwa setidaknya ada 5 (lima) kecenderungan kehidupan masa yang akan

(17)

Pertama, kecenderungan untuk berintegrasi dalam kehidupan ekonomi,

dan berpecah belah (fragmentasi) dalam kehidupan politik. Kedua,

kecenderungan globalisasi yang akan mewarnai seluruh kehidupan. Salah satu

konsekuensi globalisasi ialah bahwa permasalahan seperti pertumbuhan

penduduk, lingkungan, kelaparan, narkotika, dan hak-hak asasi manusia,

dipandang sebagai persoalan global dan menyangkut nasib seluruh umat

manusia. Tidak ada satu negara pun yang dapat bersembunyi dari sorotan

dunia dan menutup diri dari kekuatan-kekuatan global yang terdapat di seluruh

dunia.

Ketiga, kecenderungan adanya perubahan radikal terhadap situasi pasar

tenaga kerja. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

menyebabkan pekerjaan-pekerjaan tertentu tidak diperlukan lagi, dan akan

timbul pekerjaan-pekerjaan baru yang menuntut kecakapan-kecakapan baru

pula.

Keempat, penggunaan teknologi tingkat tinggi. Alat-alat produksi dengan

teknologi rendah akan “diekspor” dari negara-negara maju ke negara-negara

yang ekonominya masih terbelakang. Negara-negara maju akan memusatkan

kegiatan ekonominya pada usaha-usaha yang menghasilkan nilai tambah yang

cukup tinggi.

Kelima, kecenderungan lahirnya gaya hidup baru yang mengandung

ekses-ekses baru pula. Gejala-gejala gaya hidup baru yang dilahirkan oleh

zaman globalisasi seperti penyebaran infomasi yang sangat cepat, penyebaran

(18)

penggunaan senjata api serta alat-alat mikroelektronika untuk melakukan

tindakan-tindakan kejahatan, akan mendorong banyak orang untuk melakukan

tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat.

Berbagai kecenderungan tersebut berlangsung dalam situasi global. Salah

satu aspek yang mengkhawatirkan adalah tingginya laju pertumbuhan dan

dinamika penduduk global dalam kondisi krisis lingkungan global. Keadaan

ini makin memperbesar kesenjangan antara negara-negara maju dengan

negara-negara berkembang.

Selain menghadapi dampak globalisasi, bangsa Indonesia juga

dihadapkan dengan situasi baru dalam negeri, berupa otonomi daerah,

reformasi, dan pergeseran paradigma baru dalam melihat kekuatan suatu

bangsa. Di masa lalu kekuatan bangsa dilihat berdasarkan kekayaan sumber

daya alamnya, sedangkan kini lebih dilihat dari kekayaan sumber daya

manusianya.

Sementara itu, Task Force Dikti (Bappenas dan World Bank, 1999:113)

menyatakan bahwa salah satu kritik yang ditujukan kepada dunia pendidikan,

termasuk pendidikan tinggi, adalah:

Sistem dan prosesnya kurang memperhatikan pembentukan kepribadian yang mandiri, kreatif, inovatif, dan demokratis. Para mahasiswa yang memasuki PT lebih bertujuan meningkatkan “harga jual” dirinya dalam

pasaran kerja, tetapi kurang disertai kualitas leadership dan

enterpreneurship. Iklim pendidikan semacam itu akan melahirkan sarjana

berorientasi having mode, bukan being mode, yaitu sarjana dengan

(19)

Pembangunan perguruan tinggi dalam kerangka rencana pembangunan

pendidikan nasional 2005-2009 (Depdiknas, 2006:79), dititikberatkan kepada

tiga pencapaian berikut ini. Pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasan

akses bagi semua warga negara. Kedua, meningkatkan mutu, relevansi, dan

daya saing pendidikan tinggi dalam rangka menjawab kebutuhan pasar kerja,

serta pengembangan iptek untuk memberikan sumbangan secara optimal bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Ketiga,

meningkatkan kinerja PT dengan jalan meningkatkan produktivitas, efisiensi,

dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan pendidikan tinggi secara otonom

melalui Badan Hukum Pendidikan Tinggi (BHPT).

Menghadapi berbagai kecenderungan dan agenda pembangunan

pendidikan tersebut, para ahli pendidikan menyarankan perlunya menentukan

strategi yang paling tepat. Thurrow (dalam Buchori, 2001: 147) misalnya,

menganalogikan strategi pendidikan tersebut dengan permainan catur. Ia

mengutip perkataan Gary Kasparov, bahwa seorang pesaing dalam permainan

catur:

Must find the best position for a piece, fight for the open line, to have a strong center, to attach the opponent‟s king. Material must be compared against time. Material and time must be evaluated against quality. It take imagination. At the highest level, chess is a talent to control unrelated thing. It is like controlling chaos.

Kutipan tersebut bermakna, apabila pendidikan dianalogikan sebagai

permainan catur, maka diperlukan strategi yang tepat dan berdaya antisipatif

tinggi. Pendidikan harus dapat menentukan pilihan yang akurat untuk

(20)

membuka akses ke seluruh dunia dan menjadikan dirinya sebagai pusat

keunggulan. Berbagai risiko yang berkaitan dengan waktu, biaya, sumber daya

manusia, manajemen dan sebagainya harus terus-menerus dievaluasi

kualitasnya sehingga ia tetap mampu menghadapi tantangan global.

IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (selanjutnya disingkat IAIN STS

Jambi) adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi agama Islam Negeri di

Provinsi Jambi, yang didirikan tanggal 8 September 1967 M/3 Jumadil Akhir

1387 H. Sejauh ini IAIN STS Jambi telah menunaikan misi sesuai dengan

situasi dan kondisi yang dilaluinya. Saat ini telah memiliki empat fakultas

yaitu Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syari‟ah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas

Adab.

Masa depan IAIN STS Jambi sebagai lembaga pendidikan tinggi agama

Islam, bergantung kepada kemampuannya menghadapi berbagai tantangan dan

permasalahan yang makin kompleks. Tantangan tersebut berkenaan dengan

berbagai kecenderungan sebagaimana yang telah diidentifikasi di atas.

Sejalan dengan itu, IAIN STS Jambi yang sejak tahun 2007 dipersiapkan

menjadi Universitas Islam Negeri, hingga kini memiliki sejumlah kelemahan

internal dan tantangan eksternal sebagaimana diringkaskan dalam analisis

SWOT sebagaimana disajikan pada tabel 1.1 di bawah ini.

TABEL 1.1

ANALISIS SWOT KONDISI INTERNAL DAN EKSTERNAL IAIN STS JAMBI

Strength (Kekuatan):

 Sumber daya yang cukup representatif

 Visi dan Misi IAIN yang jelas

 Jumlah fakultas yang representatif

Weakness (Kelemahan):

 Minat calon mahasiswa tidak merata

pada semua jurusan/prodi yang

(21)

 Jumlah dosen yang besar

 Output belum memiliki keterampilan

kerja untuk hidup lebih baik

 Kurangnya terobosan karyawan dalam

memajukan bagian-bagian

 Implementasi pengajaran belum

berjalan optimal

 Kurikulum belum sesuai dengan visi

dan misi

 Implementasi penelitian belum sesuai

dengan visi dan misi

 Rencana pengembangan IAIN ini

belum berjalan sesuai dengan harapan

 Jumlah dosen kualifikasi S2/S3 belum

sesuai dengan kebutuhan

perjurusan/prodi

 Etos kerja dosen/pegawai lemah

 Tradisi analitik, inovatif dan kreatif

belum mentradisi di masyarakat

banyak yang belum mendapatkan pekerjaan

 Sebagian PT di Jambi memiliki sarana

dan prasarana yang lebih bagus

 PT umum mendominasi lulusan

sekolah menengah

 PT umum memiliki budaya dan

keunggulan dalam pelaksanaan Tri Dharma PT yang berbasis kinerja

 Adanya otomatisasi kecenderungan

meningkatnya PT yang hanya

menawarkan skill untuk kerja

Sumber: Hasil Analisis SWOT di IAIN STS Jambi

Analisis tersebut mencerminkan bahwa persoalan kinerja merupakan

masalah utama yang dihadapi oleh IAIN STS Jambi. Sejalan dengan masalah

tersebut, IAIN STS Jambi telah menetapkan empat tujuan strategis, yaitu: (1)

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

(22)

akuntabel, efektif, dan efisien; (3) meningkatkan kualitas proses pembelajaran

dan pelayanan yang berkelanjutan dan borientasi mutu; (4) meningkatkan

kapabilitas dan kompetensi dosen dan karyawan.

Ketercapaian tujuan-tujuan strategis tersebut merepresentasikan

membaiknya kinerja lembaga. Selanjutnya, ada tiga faktor pendukung penting

bagi peningkatan kinerja dan pencapaian tujuan strategis IAIN STS Jambi,

yaitu kepemimpinan pendidikan, iklim organisasi, dan komitmen dosen.

Kompleksitas permasalahan kinerja dosen IAIN dapat dilihat dari

beberapa fakta dan kondisi nya sebagai berikut:

1. Di IAIN STS Jambi ditemukan fakta bahwa kinerja dosen masih rendah,

baik di bidang pendidikan pengajaran, penelitian maupun pengabdian pada

masyarakat. Di bidang pendidikan pengajaran masih banyak ditemukan

dosen-dosen yang mengajar tidak menggunakan satuan acara pembelajaran

(SAP) dan juga jumlah kuliah tatap muka tidak mencapai 75 % dari 16 kali

pertemuan tatap muka.

2. Di bidang penelitian, masih sedikit minat dosen melakukan penelitian

secara mandiri untuk dapat dipublikasikan dan digunakan sebagai landasan

penentuan kebijakan pembangunan. Kecuali hanya ada penelitian yang

dikucurkan oleh pusat penelitian (Puslit) sebagai proyek penelitian,

maupun dari setiap fakultas untuk diterbitkan di dalam jurnal

masing-masing jurusan akan tetapi jumlahnya masih sedikit.

3. Sedangkan di bidang pengabdian pada masyarakat hanya ada dalam

(23)

sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana dan dosen bertindak

sebagai pembimbing dari masing-masing kelompok mahasiswa yang

mengikuti Kuliah Kerja Nyata tersebut. Secara pribadi-pribadi dosen telah

melaksanakan pengabdian pada masyarakat seperti menjadi Khutbah

Jum‟at, Imam Masjid dan ceramah agama. Namun kegiatan tersebut tidak

diorganisir oleh IAIN STS Jambi (Pusat Pengabdian Pada Masyarakat)

sebagai pelaksana tugas pengabdian pada masyarakat. Idealnya

pengabdian pada masyarakat itu mencakup Penyantunan, Penyadaran,

Pemberdayaan, Pendampingan, Advokasi dan Pembelaan. Yang apabila

dijabarkan menjadi program pengabdian maka akan di dapat lapangan

pengabdian yang sangat luas.

4. Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009

pasal 8 ayat 1 tentang dosen disebutkan bahwa :

a. dosen yang mendapat tunjangan profesi adalah dosen yang telah

memiliki nomor sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi

dosen oleh departemen,

b. melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling

sedikit sepadan dengan 12 SKS dan paling banyak 16 SKS pada setiap

semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya.

Di IAIN STS Jambi jumlah dosen yang telah mendapatkan tunjangan

profesi ini berjumlah 235 rang. Dosen yang telah mendapatkan tunjangan

profesi ini harus membuat laporan kinerja berkaitan dengan beban kerja

(24)

IAIN STS Jambi persemester. Namun, faktanya menunjukkan bahwa

terdapat temuan dalam pemeriksaan Inspektorat Departemen Agama RI,

bahwa masih ada sebanyak 20% orang dosen tidak menyampaikan laporan

kinerja dosennya.

Sejalan dengan kondisi tersebut, penelitian Fadillah (2010) diantaranya

menemukan permasalahan-permasalahan lain yang ditemukan berkaitan

dengan kinerja dosen antara lain:

1. banyaknya dosen yang mengajar bukan pada bidang keahliannya, fakta ini

didukung oleh data yang diolah dari Surat Keputusan Rektor Institut

Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2008 tentang roster

perkuliahan semester genap dan ganjil tahun akademik 2007/2008,

2008/2009, dan data kepegawaian tentang dosen tetap Institut Agama

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2008 (Data kepegawaian

IAIN STS Jambi, Januari 2008) yaitu terdapat 73 dari 249 orang dosen

tetap (29 %) yang mengajar bukan pada bidang keahliannya. Fakta ini

diduga akan mengakibatkan dosen kurang menguasai materi, kesulitan

dalam menganalisa bahan dan merumuskan tujuan perkuliahan.

2. permasalahan pada penguasaan manajemen pembelajaran oleh dosen.

Temuan Magdalena 2008, bahwa terdapat 90 % dosen IAIN STS Jambi

dari total jumlah dosen (73) orang yang mengajar diluar bidang

keahliannya tidak membuat perencanaan perkuliahan. Dan 24 % dosen

mengalami kendala dalam melaksanakan evaluasi. Fakta lain yang juga

(25)

terdapat 42 % dosen yang perlu ditingkatkan pengetahuannya tentang

manajemen pembelajaran, khususnya pada bidang perencanaan

pembelajaran. 41.02% dosen bermasalah dalam menjalankan perannya

sebagai motivator pembelajaran. 25.59% pada bidang pengorganisasian

pembelajaran, dan 29.38 % pada bidang pelaksanaan pembelajaran.

3. permasalahan lain yang juga muncul adalah beberapa dosen yang

mengambil program doktor di luar negeri dan dalam negeri, tidak

secepatnya kembali melaksanakan tugas sebagai dosen, data ini didasarkan

pada surat Rektor IAIN STS Jambi perihal pemanggilan bagi dosen yang

melanjutkan studi lebih dari 4 tahun agar kembali melaksanakan kewajiban

mengajar, teguran tersebut ditindak lanjut temuan Inspektorat Jenderal

Departemen Agama RI September 2009.

4. dosen kurang melakukan penelitian, fakta berdasarkan data pada laporan

penyelenggaran penelitian IAIN STS Jambi tahun 2007 oleh pusat

penelitian, minim sekali kegiatan penelitian, baik yang dilakukan secara

mandiri maupun penelitian yang dikelola pusat penelitian atau yang

dikelola fakultas. Berdasarkan data pusat penelitian antara tahun 1980

sampai dengan tahun 2007, hanya 358 penelitian yang dihasilkan melalui

lembaga penelitian.

5. dosen mendelegasikan tugas mengajar kepada para asisten, tanpa

komunikasi dan pengawasan. Dosen senior tidak masuk kelas dan kurang

memberikan arahan kepada asisten tentang apa yang baik untuk dilakukan

(26)

peningkatan mutu perguruan tinggi. Kinerja dosen sangat menentukan

kualitas suatu perguruan tinggi. D o s e n a d a l a h

p e n d i d i k p r o f e s i o n a l d a n i l m u w a n

d e n g a n t u g a s u t a m a

m e n t r a n s f o r m a s i k a n ,

m e n g e m b a n g k a n , m e n y e b a r l u a s k a n

i l m u p e n g e t a h u a n , t e k n o l o g i , d a n

s e n i m e l a l u i p e n d i d i k a n , p e n e l i t i a n ,

d a n p e n g a b d i a n k e p a d a m a s y a r a k a t .

Semakin tinggi kinerja dosen dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka akan semakin

tinggi kualitas perguruan tinggi. Sebaliknya dosen yang berkinerja

buruk akan membawa dampak kurang baik bagi peningkatan kualitas

suatu perguruan tinggi. Agar kinerja dosen dapat terus ditingkatkan

maka diperlukan upaya serta kebijakan pimpinan perguruan tinggi yang

memungkinkan dosen memiliki kinerja yang baik dan profesional

sehingga mampu melahirkan lulusan perguruan tinggi yang bermutu.

Jika masalah rendahnya kinerja dosen tidak segera diselesaikan atau

diatasi maka dipastikan akan mengakibatkan mutu IAIN STS Jambi

menurun.

Selain oleh kinerja dosen, faktor pendukung penting bagi peningkatan

kinerja dan pencapaian tujuan strategis IAIN STS Jambi, yaitu kepemimpinan

(27)

kemampuan pemimpin satuan pendidikan sebagai penggerak dan motivator

perubahan. Dengan kemampuannya itu, pemimpin lembaga pendidikan

tinggi berupaya mengubah cara pandang serta pemahaman para

pengajar/dosen, staf administrasi, orang tua peserta didik dan masyarakat

terhadap pelaksanaan pendidikan. Melalui pendayagunaan kapasitas

kepemimpinannya, pemimpin satuan pendidikan dapat mendorong segenap

sumber daya untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan lembaga melalui

program-program yang dilaksanakan secara bertahap. Lebih jauh

keseluruhan upaya itu akan mempertinggi rasa tanggung jawab semua

pihak terhadap keseluruhan program pendidikan. Kepemimpinan

merupakan variabel penting dalam suatu organisasi pendidikan.

Kepemimpinan merupakan pemicu utama (crucial trigger) bagi

keberhasilan dan terciptanya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lembaga

pendidikan. Kepemimpinan lembaga pendidikan merupakan penentu

terciptanya iklim organisasi yang kondusif bagi warganya. Semakin tinggi

kualitas kepemimpinan lembaga pendidikan tinggi dan semakin kondusif

iklim organisasi maka akan semakin tinggi kualitas serta mutu pengelolaan

perguruan tinggi. Kepemimpinan tidak hanya berupa kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi, tetapi yang lebih penting adalah

bagaimana kepemimpinan dijadikan sebagai kemampuan untuk

memberdayakan semua potensi dan sumber daya organisasi secara

(28)

Kepemimpinan pendidikan memegang peranan penting dalam suatu

organisasi atau lembaga pendidikan. Pemimpin (leader) bagi suatu

organisasi bisnis maupun organisasi politik menjadi posisi cukup penting,

dibutuhkan dan dapat dikatakan memiliki peran kunci. Keberadaannya

menjadi bagian penting bagi keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan

untuk mencapai sukses yang diinginkan. Setidaknya ada empat hal yang

menjadi bagian penting (esensi) dari sebuah kepemimpinan yaitu: 1) Rasio,

adalah kemampuan seorang pemimpin dalam berfikir teknis dan strategis.

Memiliki kemampuan berfikir pemecahan masalah, juga sebagai path

finder (penemu terobosan). Rasio yang dimiliki paling tidak memberi

keyakinan akan keberhasilan yang akan diraih dalam periode waktu yang

sudah diperhitungkan; 2) Interpersonal : kemampuan leadership, memberikan

dorongan atau motivasi kepada anak buahnya. Memiliki kemampuan

komunikasi yang handal sehingga dapat mempengaruhi anak buahnya.

Mampu memberikan keteladanan dan ketegasan dalam mengambil

keputusan, tentunya setelah memperhitungkan segala hal secara komprehensif.

Dengan memiliki dua hal penting di atas, seorang pemimpin akan memiliki

apa yang disebut dengan kepercayaan (trust) pada tingkat awal. Kepercayaan

dalam mengelola aset organisasi yang tentu memiliki nilai besar. Kepercayaan

untuk mempergunakan anggaran yang sudah ditentukan kegiatan operasional.

Kepercayaan yang diberikan menjadikan pimpinan memiliki otoritas penuh

astas jalannya organisasi. Terkadang kepercayaan yang timbul mampu

(29)

merupakan perusahaan publik. Kepercayaan yang dimiliki tersebut harus

dilandasi satu hal yang sangat penting yaitu 3) integritas. Integritas

bersumber kepada karakter atau moral, tanpa integritas yang baik, seorang

pemimpin akan kehilangan interpersonalnya. Ketika seorang pemimpin sudah

tidak lagi memiliki interpersonal, maka kepemimpinannya menjadi tidak

efektif, karena sudah kehilangan kepercayaan yang dimiliki sebelumnya.

Seringkali seorang pemimpin mendapatkan ujian terhadap integritasnya.

Ketika tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan semakin besar,

semakin besar pula ujian yang harus dilewatinya. Kesempatan-kesempatan

untuk melakukan penyimpangan semakin terbuka, kemampuan pemimpin

untuk dapat melewati godaan-godaan tersebut tergantung kepada moral

dasarnya. Banyak sekali pemimpin-pemimpin yang sebelumnya dikatakan

hebat, memiliki pendidikan tinggi, mampu memberikan hasil-hasil nyata,

namun apa yang sudah mereka bangun selama memimpin akan hancur

selamanya, ketika mereka tidak bisa menjaga integritasnya. Seorang

pemimpin tidak bisa hanya memiliki satu bagian saja, yaitu rasio untuk

menjadi seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kedua bagian tersebut

dan dilandasi oleh integritas. Dua hal tersebut diatas yang menghasilkan

kepercayaan kemudian dilandasi dengan integritas haruslah di sinergikan

secara ber-kesinambungan kepada tujuan organisasi. Tidak kalah penting

seorang pemimpin harus memahami arti dari kesuksesan yang menjadi tujuan.

Sukses berarti semua konstituen (pengikut) yang dia miliki „puas‟ ketika dia

(30)

tujuan seorang pemimpin untuk memberikan „kepuasan‟ ketika dia memimpin.

Ukuran relatif kepuasan harus ditetapkan sebagai indikator keberhasilan

pemimpin. Jika pengikut mendapatkan kepuasan relatif yang diinginkan, maka

secara otomatis akan memberikanfeed back/umpan balik positif dalam bentuk

bermacam-macam tergantung siapa pengikut tersebut.

(http://www.budilukmanto.org/index.php/artikel-bebas/107-esensi-kepemimpinan). Pemimpin pun perlu memiliki dan menjadi teladan. Sun Tzu

dalam Andrew King

(http://powerstatus.wordpress.com/2010/04/16/esensi-kepemimpinan-oleh-andrew-king/) menyatakan “A leader leads by example

not by force (Seorang pemimpin memimpin dengan teladan, bukan dengan

kekerasan/kekuatan). Selanjutnya Jonathan LS Byrnes (2005-dalam

http://bswk.hbs.edu/archive/4983.html) menyatakan bahwa dalam rangka

memimpin perubahan paradigmatik, pemimpin perlu memiliki delapan

karakteristik penting yaitu:

memiliki kapasitas untuk gairah. Pertama dan terpenting. Pemimpin perlu memiliki drive pembakaran untuk membuat hal-hal yang lebih baik. Manajemen perubahan adalah proses melelahkan, dan gairah akan terlihat melalui itu. Beberapa manajer hanya tampaknya memiliki "api di perut."

memiliki perspektif dalam rangka untuk mengubah gairah ke dalam tindakan.

memiliki kreativitas. Setelah memiliki perspektif tentang proses bisnis, dibutuhkan kreativitas untuk melihat cara-cara yang efektif fundamental baru dan lebih untuk melakukan hal-hal yang lebih kreatif daripada yang lain.

keterampilan organisasi. Memimpin perubahan besar membutuhkan baik

kreativitas melonjak dan kepraktisan duniawi. Pemimpin harus

(31)

Memiliki Teamwork yang kuat. Hampir semua perubahan besar melibatkan menarik, membujuk, dan bekerja dengan orang lain. Pemimpin harus memiliki kepentingan organisasi terbaik di hati, dan benar-benar termotivasi untuk membuat hal-hal yang lebih baik, bagi pemimpin berusaha untuk memimpin. Dengan sikap ini, dan rencana praktis yang baik, orang akan cenderung mengikuti pemimpin.

Memiliki kegigihan. Setelah gairah dimiliki, ketekunan dan kegigihan adalah hal penting. Saya bisa memikirkan beberapa brilian, kreatif, manajer gairah yang datang dengan ide-ide besar, tetapi kehilangan minat ketika tiba saatnya untuk bekerja keras melalui implementasi. Pada akhirnya, mereka merancang drama besar tetapi mereka tidak pernah menempatkan poin di papan skor.

Memiliki buka pikiran. Perubahan dalam skala besar harus melibatkan

ukuran baik learning by doing. Seorang pemimpin yang baik

membutuhkan tingkat tinggi toleransi untuk ambiguitas.

Integritas. para pemimpin perlu integritas. Ini tidak hanya berarti tidak melanggar hukum tetapi pula memiliki kejujuran, yang tentunya merupakan komponen penting dari integritas.

Pemimpin harus mampu menciptakan dan memelihara iklom

organisasi yang kondusif yang memungkinkan anggota organisasi memiliki

perasaan nyaman, aman dan dihargai dalam bekerja.

Iklim organisasi merupakan konsep sistem yang mencerminkan

keseluruhan gaya hidup organisasi. Pemimpin efektif menentukan

terciptanya budaya organisasi efektif (School leaders from every levels are

key to shaping school culture).(Peterson & Deal 1998:28-30). Budaya

organisasi pada organisasi efektif memiliki indikator adanya iklim

(organizational climate) yang kondusif dan nyaman sehingga mendukung

aktivitas warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar

sebagai upaya peningkatan mutu kinerja sekolah. (Wayne K Hoy, 2008:198).

Budaya organisasi mengarahkan pada perubahan arah dan

(32)

prasyarat utama untuk menjadikan sekolah makin efektif. (School culture

is directed toward change and school improvement and assumses that

understanding culture is a prerequisite to making schools more effective).

(Hoy, Miskel, 2008: 186; Deal: 1985; Metz:1986; Rossman, Corbett and

Firestone:1988; Deal and Petterson: 1990). Maka, semakin tinggi budaya

organisasi/sekolah maka akan semakin tinggi efektivitas

organisasi/sekolah dalam mencapai tujuan.

Iklim organisasi yang kuat dan kondusif akan memungkinkan semua

warganya merasakan kenyamanan bekerja sehingga dapat memacu

motivasi untuk bekerja dan berprestasi. Demikian pula pada lembaga

pendidikan tinggi, Dosen akan merasakan bahwa iklim tempat mereka

bekerja menyenangkan apabila dapat melakukan suatu yang bermanfaat

dan menimbulkan perasaan yang berharga yang akan memberikan kepuasan

bagi mereka yang mampu mengerjakannya dengan baik. Iklim organisasi

yang kondusif akan menciptakan berlangsungnya proses pengajaran yang

efektif. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim organisasi yang kondusif

bagi seluruh warga sehingga memicu warganya untuk berkinerja baik dan

berprestasi.

Selain kepemimpinan dan iklim organisasi, komitmen dosen dalam

menjalankan tugas dan kewajibannya menduduki posisi strategis bagi

upaya peningkatan kinerja dosen dan mutu perguruan tinggi. Komitmen

dapat dimaknai sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam

(33)

ditandai dengan: (1) penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi; (2)

kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama

organisasi; (3) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam

organisasi atau menjadi bagian dari organisasi. (Porter, dalam Mowday, dkk,

1982:27). Berkaitan dengan tugas, komitmen dosen ditandai oleh rasa

tanggung jawab terhadap tugas dan kesiapan terhadap tugas dan merasa puas

atas prestasi yang dicapai. Semakin tinggi komitmen dosen terhadap tugas dan

tanggung jawabnya sebagai p e n d i d i k p r o f e s i o n a l

d a n i l m u w a n d e n g a n t u g a s u t a m a

m e n t r a n s f o r m a s i k a n ,

m e n g e m b a n g k a n , m e n y e b a r l u a s k a n

i l m u p e n g e t a h u a n , t e k n o l o g i , d a n s e n i

m e l a l u i p e n d i d i k a n , p e n e l i t i a n , d a n

p e n g a b d i a n k e p a d a m a s y a r a k a t , m a k a

a k a n s e m a k i n t i n g g i kinerja dosen dan mutu perguruan

tinggi.

B. Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah serta Pertanyaan Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Lembaga pendidikan tinggi termasuk IAIN STS Jambi merupakan

sebuah sistem. Untuk berfungsinya sistem dengan baik, diperlukan

koordinasi dan sinergi antar subsistem. Apabila sub-sub sistem itu berjalan

(34)

Hilmi, 2013

Kinerja Perguruan Tinggi Agama Islam

normal. Salah satu sub sistem yang menentukan mutu perguruan tinggi

termasuk mutu IAIN STS Jambi adalah kinerja dosen.

Banyak hal yang ikut mempengaruhi kinerja dosen dan kinerja

perguruan tinggi. Kinerja dosen bukan hanya disebabkan oleh kompetensi

dan kinerja dosen itu sendiri. Kinerja dosen banyak ditentukan oleh

banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Diantara faktor

internal yang mempengaruhi dan ikut menentukan kinerja dosen

diantaranya adalah Kemampuan, Kepribadian, Motif, Motivasi kerja,

Kecerdasan, Kompetensi, Cita-cita, Tujuan bekerja, Kesehatan, Minat,

Bakat, Disiplin kerja, Komitmen, kinerja individu, Gizi, nutrisi dan

kesehatan, dll. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi dan ikut

menentukan kinerja dosen diantaranya adalah Lingkungan keluarga,

Lingkungan Kerja, Sarana Prasarana, Komunikasi, Penghargaan, Insentif,

Iklim Organisasi, Diklat, Peran serta Ortu, Peran serta masyarakat, suasana

kerja, prosedur kerja, struktur organisasi, fasilitas kerja, prilaku

manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, sistem hukuman dan

penghargaan, umpan balik, kesempatan kerja, pengembangan karir, dll.

Berdasarkan hasil riset para pakar, diantara faktor-faktor yang ikut

mempengaruhi kinerja adalah sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1.

(35)

Gambar 1.1

Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja (Sumber: Dirangkum/diadopsi dari berbagai sumber:The Liang Gie, 1982;

Dale Timple, 2000; Peter Drucker,1984; Wibowo, 2008)

Dari sudut pandang analisis kelemahan internal dan tantangan eksternal

yang dihadapi sistem IAIN STS Jambi sebagaimana dijelaskan di atas,

teridentifikasi tiga subsistem penting yang mempengaruhinya. Ketiga

subsistem tersebut adalah kepemimpinan, iklim organisasi, dan komitmen

dosen. Dari sejumlah faktor atau variabel yang ditemukan, dalam

penelitian ini dilakukan kajian kinerja IAIN STS Jambi yang difokuskan

pada kepemimpinan, iklim organisasi, dan komitmen dosen.

Dari ketiga variabel bebas tersebut yang menjadi pemicu utama

(crusial trigger) yang mempengaruhi kinerja IAIN STS Jambi adalah

variabel kepemimpinan. Hal ini sejalan dengan pernyataan dan hasil riset

Donald B. Lambert (1968) dalam disertasinya “A Study of the Relatonship

Between Teacher Morale and The Schools Principals Leader Behavior”

(36)

relationship between the principals leader behavior and the teacher

morale”. Bahwa, prilaku kepemimpinan berhubungan secara langsung,

positif dan signifikan dengan moral/kinerja guru. Betty J. Watson (1965)

dalam disertasinya “A Study of the Relatonship Among Selected Aspects of

Administrative Behavior and The Teacher Cohesiveness in the Elementery

School” (dalam Lipham, 1974:192) menemukan: “The leadership

behavior of the principals to be related to the cohesiveness of the teaching

group. Prilaku kepemimpinan kepala sekolah berhubungan secara kohesif

(keterpaduan) dengan kinerja dosen dalam pembelajaran.

Selanjutnya Gary Yukl (20084:5) menyatakan tentang pentingnya

kepemimpinan sebagai berikut.

Leadership is defined broadly as influences processes affecting the interpretation of events for followers, the choice of objectives for the group or organization, the organization of work activities to accomplish the objectives, the motivation of followers to achieve to objectives, the maintenance of cooperative relationships and teamwork, and the enlistment of support and cooperation from people outside the group or organization.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan menterjemahkan

keinginan-keinginan para anggota atau pengikut yang menekankan pada

tujuan dan sasaran organisasi melalui kegiatan memberi motivasi,

memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan anggota, dan memberi

dukungan pada kelompok-kelompok tertentu di luar organisasi dan di

dalam organisasi.

Formatted: Font color: Auto

(37)

Kepemimpinan sebagai pemicu utama (crusial trigger) yang

mempengaruhi kinerja dosen juga adalah sebagaimana dikemukakan Keith

Davis (dalam Sutisna, 1989: 301) yang menyatakan:

“Tanpa kepemimpinan yang baik suatu organisasi tidak akan efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa kepemimpinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang kacau. Kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang-orang lain supaya mengejar tujuan tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. Ia adalah faktor manusiawi yang mempersatukan kelompok dan menggerakannya ke

arah tujuan-tujuan. Kegiatan-kegiatan manajemen seperti

merencanakan, mengorganisasi, dan membuat putusan ialah kepompong tersembunyi sampai saat pemimpin meledakkan kekuatan motivasi dalam orang dan membimbing mereka ke arah tujuan-tujuan.

Kepemimpinan mengubah potensi menjadi kenyataan. Ia adalah tindakan akhir yang membawa kepada keberhasilan semua potensi yang ada pada organisasi dan orang-orangnya.

Selain kepemimpinan, dalam penelitian ini juga diteliti variabel iklim

organisasi dan komitmen dosen. Kepemimpinan menentukan iklim dan

budaya organisasi serta komitmen anggota organisasi. Pemimpin efektif

menentukan terciptanya budaya sekolah efektif (School leaders from every

levels are key to shaping school culture).(Peterson & Deal 1998:28-30).

Budaya pada organisasi efektif memiliki indikator adanya budaya atau

iklim organisasi (organizational climate) yang kondusif dan nyaman

sehingga mendukung aktivitas anggota organisasi dalam melaksanakan

kegiatan proses belajar mengajar sebagai upaya peningkatan mutu kinerja

sekolah. (Wayne K Hoy, 2008:198). Reynold & Petter Cuttance

(1992:296) menyatakan: “Environment components is influence

organizational effectiveness.”

(38)

2. Batasan dan Rumusan Masalah

a. Batasan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang

telah diungkapkan di atas, penelitian ini secara khusus didasari oleh

beberapa permasalahan yang muncul dalam pengembangan kinerja

perguruan tinggi agama Islam khususnya pada IAIN STS Jambi.

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian pada faktor atau

variabel kepemimpinan, iklim organisasi, dan komitmen dosen serta

pengaruhnya terhadap kinerja IAIN STS Jambi. Masalah yang penulis

teliti adalah masalah yang berada dalam ruang lingkup serta kajian

administrasi pendidikan, dimana penulis melakukan studi.

Variabel kepemimpinan (X1) dibatasi pada dimensi atau sub variabel

kepemimpinan struktural, kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan

fasilitatif, kepemimpinan suportif dan dimensi kepemimpinan situasional

dalam penerapannya.

Variabel iklim organisasi (X2) dibatasi pada dimensi atau sub variabel

psikologikal (Beban kerja, otonomi, pemenuhan sendiri, inovasi);

dimensi Struktural (Fisik, lingkungan kerja, Tingkat keserasian antara

keperluan kerja dan struktur fisik); dimensi sosial (Interaksi dengan

klien/dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya, Interaksi

dengan rekan sejawat, Interaksi dengan penyelia-penyelia (dukungan

dan imbalan); dimensi birokratik (Undang-undang dan

(39)

Responbility Birokrasi, Reward usaha karyawan, Warmt, Support,

Organizational identity and loyailty, dan Risk).

Variabel komitmen dosen (X3) dibatasi pada dimensi atau sub variabel

dimensi Responsibility (tanggung jawab), Standards (standar kerja),

Reward (sistem penghargaan), Clarity (kejelasan tugas dan potret

organisasi), Commitment (komitmen), Komitmen afektif (affective

commitment), Komitmen berkesinambungan (continuance commitment),

Komitmen normatif (normative commitment).

Sedangkan variabel kinerja IAIN STS Jambi (Y) dibatasi pada dimensi

atau sub variabel Student Learning (Indikator indeks prestasi kumulatif

mahasiswa, rata-rata rasio SKS lulus/semester, indeks prestasi lulusan,

rasio lulusan, waktu tunggu mendapat pekerjaan, persentase lulusan yang

memperoleh pekerjaan yang relevan dengan bidang ilmu dan mahasiswa

drop out); Dimensi student and stakeholder focused (Tingkat kepuasan

mahasiswa, Umpan balik kepada dosen, Total investasi penelitian bidang

ilmu, Penerimaan mahasiswa baru, Biaya partisipasi fakultas,

Pertumbuhan peminat calon mahasiswa); Dimensi faculty and staff

(Kontribusi dosen/ekuivalensi jam mengajar, Indeks jabatan akademik dan

pendidikan dosen, Biaya pengembangan dosen dan staf dan Jumlah

penelitian bidang keilmuan); Dimensi organizational effectiveness

(Rata-rata calon pendaftar mahasiswa, Biaya pemasaran per-pendaftar,

Kehadiran mahasiswa di kelas, Kehadiran dosen di kelas, Utilitas

(40)

lembaga, Tingkat pencapaian pendapatan dan Tingkat pencapaian rencana

biaya); Dimensi governance and responsibility (Etika perilaku,

Kepercayaan stakeholders dan derajat Akreditasi oleh BAN-PT).

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, secara umum rumusan masalah penelitian

adalah sebagai berikut:

”Seberapa besar pengaruh kepemimpinan (X1), iklim organisasi (X2),

dan komitmen dosen (X3) baik secara parsial maupun simultan

terhadap terhadap kinerja IAIN STS Jambi?”

3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, selanjutnya penulis

merumuskan pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

a. Bagaimanakah gambaran kepemimpinan, iklim organisasi, komitmen

dosen dan kinerja IAIN STS Jambi?

b. Seberapa besar pengaruh parsial dari kepemimpinan terhadap kinerja

IAIN STS Jambi?

c. Seberapa besar pengaruh parsial dari iklim organisasi terhadap kinerja

IAIN STS Jambi?

d. Seberapa besar pengaruh parsial dari komitmen dosen terhadap kinerja

IAIN STS Jambi?

e. Seberapa besar pengaruh simultan dari kepemimpinan, iklim

(41)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memahami kondisi

empirik kepemimpinan, iklim organisasi, dan komitmen dosen dalam

hubungan determinatifnya dengan kinerja IAIN STS Jambi. Tujuan khususnya

adalah untuk mengungkap, mengetahui, mesdeskripsikan dan membuktikan

serta menganalisis tentang:

1. Deskripsi kepemimpinan, iklim organisasi, komitmen dosen dan kinerja

IAIN STS Jambi.

2. Pengaruh parsial dari kepemimpinan terhadap kinerja IAIN STS Jambi.

3. Pengaruh parsial dari iklim organisasi terhadap kinerja IAIN STS Jambi.

4. Pengaruh parsial dari komitmen dosen terhadap kinerja IAIN STS

Jambi.

5. Pengaruh simultan dari kepemimpinan, iklim organisasi, komitmen

dosen terhadap kinerja IAIN STS Jambi.

6. Menganalisis secara kritis temuan tentang pengaruh kepemimpinan,

iklim organisasi, komitmen dosen terhadap kinerja IAIN STS Jambi.

7. Mengajukan model konseptual pengembangan kinerja IAIN STS Jambi

yang berbasis perbaikan kualitas kepemimpinan, iklim organisasi, dan

komitmen dosen dalam rangka pengembangan konsep dan teori.

(42)

Secara teoretik hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para

peneliti dan pengembang kinerja pendidikan tinggi agama Islam, khususnya

telaah teoretik administrasi pendidikan mengenai kepemimpinan, iklim

organisasi, dan komitmen dosen.

Secara praktik, penelitian dan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas kepemimpinan dosen,

menciptakan dan memelihara iklim organisasi yang kondusif di IAIN STS

Jambi, meningkatkan komitmen dosen dalam mewujudkan Tri Dharma

Perguruan Tinggi sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya,

serta meningkatkan kinerja IAIN STS Jambi sehingga kesemuanya memberi

kontribusi terhadap peningkatan mutu perguruan tinggi agama Islam

khususnya IAIN STS Jambi. Selanjutnya model konseptual yang dilahirkan

melalui hasil penelitian ini dan rekomendasi penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi pengembangan IAIN STS Jambi di masa depan, dan

meningkatkan perhatian pemerintah pusat dan daerah dan dukungan

stakeholder lainnya, meningkatkan mutu perguruan tinggi Agama Islam serta

kinerja dosen dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Penulisan disertasi ini terdiri dari lima (5) bab, yaitu : Bab I

Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian yang memuat

alasan-alasan rasional dan esensial yang mendorong peneliti tertarik

(43)

penelitian sebelumnya; identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah

serta pertanyaan penelitian; tujuan penelitian; manfaat penelitian baik teoritis

maupun praktis; dan struktur organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis, yang

menyajikan pembahasan tentang: 1) Konsep Administrasi Pendidikan, 2)

Konsep Kinerja Perguruan Tinggi, 3) Konsep Kepemimpinan, 4) Konsep

Iklim Organisasi, 5) Konsep Komitmen Dosen, 6) Kerangka Pemikiran, 7)

Hipotesis Penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian, menyajikan pembahasan tentang: 1)

Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian, 2) Desain Penelitian, 3)

Metode Penelitian, 4) Definisi operasional, 5) Instrumen Penelitian, 6) Proses

Pengembangan Instrumen, 7) Teknik pengumpulan data, 8) Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menyajikan pembahasan

tentang: 1) Hasil penelitian yang meliputi : a. Statistik deskriptif hasil

penelitian, b. pengujian persyaratan analisis, c. pengujian hipotesis

penelitian, dan 2) Pembahasan; serta 3) Model Hipotetik Strategi

Pengembangan Kinerja Perguruan Tinggi Agama Islam.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, yang terdiri dari : 1) Kesimpulan,

dan 2) Rekomendasi terhadap Pimpinan IAIN STS Jambi dan Dosen-Dosen

IAIN STS Jambi serta semua stakeholders perguruan tinggi Agama Islam serta

saran untuk peneliti lain yang mengkaji atau melakukan riset tentang kinerja

dosen, yang kiranya dapat dimanfaatkan bagi pengembangan Ilmu

(44)
(45)

Hilmi, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ini terdiri dari empat (4) fakultas yaitu : 1) Fakultas

Ushuluddin, 2) Fakultas Tarbiyah, 3) Fakultas Syari’ah, dan 4) Fakutas

Adab

2. Populasi

Creswell, John W., (2008:151) menyatakan “A Population is a

group of individuals who have the same characteristic”, suatu populasi

adalah suatu kelompok individu yang memiliki persamaan karakteristik.

Sementara itu, Gay dan Diehi (1992, dalam Satori 2009: 46), “the

population is the group of interest to the researcher, to group to with she

or he would like to generalize the results of the study”, populasi merupakan sekumpulan objek yang menarik perhatian peneliti untuk digeneralisasikan atas hasil-hasil studi. Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

(46)

Hilmi, 2013

kuantitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Populasi menurut Sugiyono (2009:117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Untuk itu, sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini berasal dari populasi yaitu objek yang dapat dijadikan sebagai sumber penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Surachmad (1988:93) dalam Sugiyono

bahwa “populasi adalah sekumpulan objek baik manusia, gejala, nilai,

peristiwa, benda-benda”.

(47)

Hilmi, 2013

3. Sampel

Arikunto (2003:78) menyatakan “Sampel adalah bagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili (representatif) seluruh populasi.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:91). Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel menurut Akdon (2005:253), maka harus diperhatikan mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar- dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi - asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Sejalan

dengan itu, Satori (2009:46) menyatakan bahwa “Sampel dalam penelitian

adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif, sehingga yang diteliti dari sampel tersebut kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.”

Dalam penelitian ini penulis menentukan sampel dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Model ini penulis pilih dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut: (1) Populasi penelitian yang tidak homogen; (2) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak homogen pula.

Gambar

Tabel
Gambaran Umum Variabel Kinerja (Y) IAIN STS Jambi..
TABEL 1.1 ANALISIS SWOT KONDISI INTERNAL DAN EKSTERNAL
Tabel 3.1 Sebaran Populasi Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat bahwa ODHA dalam film ini ditampilkan sebagai sosok yang positif yang bisa memberikan semangat hidup pada orang lain, bukan seperti kecenderungan

Skripsi yang berjudul, “ Persepsi Pemustaka SD (Sekolah Dasar) Inpres Teladan Merpati Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Bantaeng ” disusun oleh Andi Marwansyah , NIM

Evaluasi biaya merupakan cara untuk mengevaluasi suatu harga dan biaya pada pelayanan rumah sakit, sehingga dapat diperoleh komponen-komponen biaya dan besarnya jumlah

Ties adalah nilai kesamaan pre-test dan post-test, disini menunjukkan nilai 0, yang artinya tidak ada nilai yang sama antara pre-test dan post-test ini menunjukkan ada

Akhmad

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tapioka sebagai bahan pengisi pada pembuatan lem tegel karet berpengaruh terhadap daya rekat dan viskositas

Nursyirwan dalam laporan penelitiannya, “Musik Kompang Di Daerah Kelakap Tujuh Perspektif Musikologis” (Pad angpanjang, STSI, 2000), temuan penelitiannya memang sulit untuk

(Sayap jendela itu yang mendirikan Pak Masnun,dan pak masnun itu sudah meninggal, sayap jendela itu seperti rumah, terus didalamnya ada banyak kamar sekat, ada