SKRIPSI
ANALISIS INTEGRASI SEKTOR PERBANKAN ASEAN +3
BERDASARKAN ANALISIS KETERKAITAN PADA CENTRAL
BANK RATE DENGAN MENGGUNAKAN METODE VAR
PERIODE TAHUN 2006-2013
OLEH
DAVID PUTRA TUMBOR SIPAYUNG
100501048
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Kajian Sektor Perbankan ASEAN +3 Berdasarkan
Analisis Keterkaitan Pada Central Bank Rate Dengan Menggunakan Metode VAR
Tahun 2006-2013 adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai
tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat pada
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Tanda tangan
Nama : David PTS
ABSTRACT
One of way to do it is by observe the relation of each country's central bank
rates. This study aimed to analyze the relationship between central bank rates, the
response of each central bank rates on changes of other countries central bank rates,
and the impact of a central bank rates to central bank rates of other countries.
This study uses Vector Auto Regression (VAR) using the program Eviews 6. In
the analysis methods Granger Causality Test, Impulse Response Function (IRF) and
Variance Decomposition (VD) are used.
The results showed that the Granger Causality Test found some significant
relations between central bank rates that exist in the member countries of ASEAN +3.
The Impulse Response Function (IRF) shows the reaction of the central bank rates j
shocks that occurred in central bank rates i. The average quickest response is two
month from the shock of other countries central bank rate. While the results of the
analysis Variance Decomposition (VD) shows some impact of shock on central bank
rates i will be accepted at the central bank rates j. These results indirectly prove the
presence of banking sector integration in the ASEAN +3 country members.
Keywords: integration of the banking sector, central bank rates, vector error
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antar central bank
rates, respon masing-masing central bank rates atas perubahan central bank rates
negara lain, dan dampak suatu central bank rates terhadap central bank rates negara
lain.
. Penelitian ini menggunakan metode Vector Auto Regression (VAR) dengan
menggunakan program Eviews 6. Dalam analisis tersebut metode yang digunakan
antara lain Granger Causality Test, Impulse Response Function (IRF), dan Variance
Decomposition (VD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Granger Causality Test ditemukan
adanya beberapa keterkaitan signifikan diantara central bank rates yang ada pada
negara anggota ASEAN +3. Untuk hasil dari analisis Impulse Response Function
(IRF) menunjukkan adanya reaksi dari central bank rates j terhadap goncangan yang
terjadi pada central bank rates i. Rata-rata respon tercepat yang diberikan adalah dua
minggu dari adanya goncangan perubahan central bank rate negara lain. Sedangkan
hasil dari analisis Variance Decomposition (VD) menunjukkan adanya dampak
goncangan pada central bank rates i akan diterima pada central bank rates j. Hasil
tersebut secara tidak langsung membuktikan adanya integrasi sektor perbankan pada
ASEAN +3.
KATA PENGANTAR
Skripsi ini berjudul Analisis Integrasi Sektor Pebankan ASEAN+3
Berdasarkan Analisis keterkaitan Central Bank Rate Dengan Menggunakan Metode
VAR periode Tahun 2006-2013.penulis telah banyak menerima
bimbingan,saran,motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu,pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah member bantuan dan bimbingan,yaitu kepada:
1. .Bapak Prof.Dr.Azar Maksum,M.Ec.AK selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatra Utara
2. .Bapak Irsyad Lubis,SE,M.Soc,Sc.Ph.D sekalu Ketua Program Studi
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo,SE,M,Ec selaku Dosen Pembingbing saya
4. Ibu Dra.Raina Linda Sari,M.Si selaku Dosen Pengguji saya
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPERTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PERCETAKAN
Nama :DAVID PUTRA TUMBOR SIPAYUNG
NIM :100501048
Program Studi :EKONOMI PEMBANGUNAN
Konsentrasi :PERBANGKAN
Judul :Analisis Integrasi Sektor Perbangkan ASEAN+3 Berdasarkan Analisis Keterkaitan Pada Central Bank
Rate Periode Tahun 2006-2013.
Tanggal: Ketua Program Studi
Irsyad Lubis,SE,M.Soc,Sc.Ph.D
NIP.
Tanggal: Ketua Depertemen
Wahyu Ario Pratomo,SE,M,Ec
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ... 8
2.1.1 Pengertian Industri Perbankan……… 8
2.1.2 Pengertian Integrasi Sektor Perbankan……... 9
2.1.3 Pentingnya Pengukuran Integrasi Perbankan 10
2.2.1 Teori Integrasi………. 11
2.2.2 Kaitan Teori Paritas Suku Bunga dengan Integrasi………... 13
2.3 Penelitian Terdahulu……… 14
2.4 Kerangka Konseptual ... 15
2.5 Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……….…….. .. 17
3.1.1 Variable Peneliatian Dan Devenisi Operasional Peneliatian ... 17
3.1.2 Suku Bunga Bank Sentral (Central Bank Rates)……… 17
3.2 Populasi dan Sampel ……… 18
3.2.1 Populasi ... 18
3.2.2 Sampel ... 18
3.3 Jenis dan Sumber Data………….……… 29
3.4 Metode Pengumpulan Data………..…… 20
3.5 Metode Analisis……… ... 20
3.5.1 Vektor Auto Regression (VAR) ... 20
3.5.2 Uji Akar Unit (unit root test) ... 23
3.5.3 Uji Hipotesis (Hyphothesis Testing) ... 24
3.5.5 Tahapan Estimasi ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Perkembangan RIND.…….. ... 31
4.2 Gambaran dan Perkembangan RCIN ... 32
4.3 Gambaran dan Perkembangan REJP ……… 33
4.4 Gambaran dan Perkembangan RKSL……… 35
4.5 Gambaran dan Perkembangan RMAL ... 36
4.6 Gambaran dan Perkembangan RSGP ... 37
4.7 Gambaran dan Perkembangan RTHA……… . 39
4.8 Gambaran dan Perkembangan RFIL………..…… .. 40
4.9 AnalisisData dan Pembahasan……… 42
4.9.1 Uji Stasioner Data ... 43
4.9.2 Penentuan Lag Lenght... 49
4.9.3 Uji Kausalitas Granger ... 50
4.9.4 Estimasi VAR ... 67
4.9.5 The Impluse Respon..…… ... 76
4.9.6 Variance Decomposition……… ... 88
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan saran……… ... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran……… ... 98
DAFTAR PUSTAKA……… ... 99
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Sampel Penelitian ……… ... 19
4.1 Perkembangan Bank Indonesia reference Rate ... 31
4.2 Perkembangan China Base Lending Rate (RCIN)…… 32
4.3 Perkembangan Bank of Japan target rate(RJEP) … . 34 4.4 Perkembangan South Korea Official Bank Rate ... 35
4.5 Perkembangan Malaysia Overnaight Police (RMAL) 36 4.6 Perkembangan Singapore Domestick Interbank Rate 38 4.7 Perkembangan Bank of Thailand Repurchase Rate .. 39
4.8 Perkembangan Philiphina Overnaight Aggrement . 41 4.9 Nilai Uji Stasioner ... 43
4.9.1 Hasil Uji RIND …… ... 44
4.9.2 Hasil Uji RCIND … ... 45
4.9.3 Hasil Uji RJEP ... 45
4.9.4 Hasil Uji RKSL ... 46
4.9.5 Hasil Uji RMAL ... 47
4.9.6 Hasil Uji RSGP … ... 47
4.9.7 Hasil Uji RTHA ... 48
4.9.8 Hasil Uji RFIL ... 48
4.10 Penentuan Lag Leght ... 49
4.12 Vector Autoregresion Estimasi ... 67
4.13 The Impulse Respon ... 76
4.13.1 Response of DRCIN… ... 78
4.13.2 Response of DRFIL ... 79
4.13.3 Response of DRIN… ... 79
4.13.4 Response of DRJEP ... 80
4.13.5 Response of DRKSL… ... 80
4.13.6 Response of DRMAL ... 81
4.13.7 Response of DRSGP… ... 81
4.13.8 Response of DRTHA ... 82
4.14 Variance Decomposition ... 88
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1 Kerangka Konseptual ……… ... 15
DAFTAR LAMPRAN
1. Output stasioneritas variabel pada tingkat first difference .... 100
1. RIND first dfference…… ... 101
2. RCIN first dfference…… ... 102
3. RJEP first dfference…… ... 103
4. RKSL first dfference…… ... 104
5. RMAL first dfference…… ... 105
6. RTHA first dfference…… ... 106
7. RSGP first dfference…… ... 107
8. RFIL first dfference…… ... 108
2. Output Lag leght ... 109
3. Output Uji Grangger kausality ... 110
ABSTRACT
One of way to do it is by observe the relation of each country's central bank
rates. This study aimed to analyze the relationship between central bank rates, the
response of each central bank rates on changes of other countries central bank rates,
and the impact of a central bank rates to central bank rates of other countries.
This study uses Vector Auto Regression (VAR) using the program Eviews 6. In
the analysis methods Granger Causality Test, Impulse Response Function (IRF) and
Variance Decomposition (VD) are used.
The results showed that the Granger Causality Test found some significant
relations between central bank rates that exist in the member countries of ASEAN +3.
The Impulse Response Function (IRF) shows the reaction of the central bank rates j
shocks that occurred in central bank rates i. The average quickest response is two
month from the shock of other countries central bank rate. While the results of the
analysis Variance Decomposition (VD) shows some impact of shock on central bank
rates i will be accepted at the central bank rates j. These results indirectly prove the
presence of banking sector integration in the ASEAN +3 country members.
Keywords: integration of the banking sector, central bank rates, vector error
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antar central bank
rates, respon masing-masing central bank rates atas perubahan central bank rates
negara lain, dan dampak suatu central bank rates terhadap central bank rates negara
lain.
. Penelitian ini menggunakan metode Vector Auto Regression (VAR) dengan
menggunakan program Eviews 6. Dalam analisis tersebut metode yang digunakan
antara lain Granger Causality Test, Impulse Response Function (IRF), dan Variance
Decomposition (VD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Granger Causality Test ditemukan
adanya beberapa keterkaitan signifikan diantara central bank rates yang ada pada
negara anggota ASEAN +3. Untuk hasil dari analisis Impulse Response Function
(IRF) menunjukkan adanya reaksi dari central bank rates j terhadap goncangan yang
terjadi pada central bank rates i. Rata-rata respon tercepat yang diberikan adalah dua
minggu dari adanya goncangan perubahan central bank rate negara lain. Sedangkan
hasil dari analisis Variance Decomposition (VD) menunjukkan adanya dampak
goncangan pada central bank rates i akan diterima pada central bank rates j. Hasil
tersebut secara tidak langsung membuktikan adanya integrasi sektor perbankan pada
ASEAN +3.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena terkini menunjukkan bahwa bentuk kerjasama regional menjadi
semakin meluas khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan internasional.
Fenomena Regionalisasi melalui pembentukan berbagai blok-blok perdagangan (Uni
Eropa,APEC, NAFTA, AFT, CACM dan MERCOSUR) di berbagai kawasan.Dalam
kawasan Asia Timur terdapat juga Reorganisasi untuk memenuhi cakupan
pengawasan ekonomi kawasan Asia Timur dibentuklah ASEAN+3 yang
beranggotakan sepuluh negara ASEAN dan Cina, Korea Selatan dan
Jepang.(kawai,2008)
Berdasarkan pengalaman pembentukan Custom Unions di Eropa (Benelux dan
Uni Eropa) tipe integrasi ekonomi di mana Negara-negara yang berpartisipasi dalam
kesepakatan tersebut tidak hanya melakukan penghapusan tarif dan hambatan
kuantitatif lainya di antara anggota terhadap barang yang berasal dari Negara-negara
tersebut,tetapi juga menerapkan kebijakan tarif yang sama terhadap Negara bukan
anggota yaitu Common External Tariff (CET).(R.winantiyo,2008)
Viner (1950) yang pertama kali mengungkapkan adanya manfaat trade
cre-ation/trade diversion dalam integrasi ekonomi dalam pembentukan custom unions
sedikit negara yang menikmati keuntungan dalam bentuk income spillover dari
terbentuknya Central America Common Market (CACM) di Negara-negara Amerika
Latin. Sedangkan multiplier effect dari perdagangan intra-CACM relatif rendah.
Berbagai studi berusaha untuk membuktikan teori Viner tersebut. Studi yang
dilakukan oleh Careces (1994) menunjukkan bahwa hanya sedikit negara yang
menikmati keuntungan dalam bentuk income spillover dari terbentuknya Central
America Common Market (CACM) di negara-negara Amerika Latin. Sedangkan
multiplier effect dari perdagangan intra-CACM relatif rendah.
Masing-masing kawasan/blok perdagangan memiliki aturan main (rule of the
game) yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi perekonomian regional yang terjadi.
Dibentuknya kerjasama ekonomi regional tersebut semakin menunjukkan bahwa
Interdepensi perekonomian antar negara menjadi semakin penting. Interdepensi ini
dapat diwujudkan dengan interaksi ekonomi yang saling menguntungkan pada
Negara-negara.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah disebutkan di atas, salah satu hal
pokok yang dapat diamati adalah keterbukaan negara-negara kawasan Asia Timur
terhadap Internasional. Keterbukaan terhadap Internasional yang terjadi pada
Negara-negara kawasan Asia Timur merupakan salah satu faktor penting dalam tingginya
pertumbuhan ekonomi pada kawasan tersebut. Namun, adanya keterbukaan
Internasional memiliki risiko. Dan kaitannya dengan integrasi kawasan Asia Timur,
risiko krisis tersebut benar-benar terjadi. Asia mengalami krisis keuangan pada tahun
kawasan Asia Timur yang meningkatkan kerentanan keuangan.(plummer dan
Michael G,2005)
Berdasarkan pengalaman dari krisis keuangan Asia tahun 1997-1998, maka
timbul kesadaran dari negara-negara kawasan Asia Timur untuk melakukan
pencegahan efektif. Mekanisme tidak dapat hanya dilakukan oleh satu negara
saja.Hal ini dikarenakan adanya alasan bahwa semakin terintegrasinya ekonomi
regional, maka krisis yang terjadi di suatu negara akan berpengaruh kepada kondisi di
Negara-negara tetangganya. jika hal tersebut tidak dapat di atasi lagi maka akan
terjadi krisis ekonomi regional yang terjadi di kawasan tersebut. Oleh sebab itu, di
kawasan ASEAN, dibentuklah ASEAN +3 yang beranggotakan sepuluh negara
ASEAN dan Cina, Korea Selatan dan Jepang yang bertujuan untuk melakukan
pengawasan ekonomi di kawasan Asia Timur.(kawai,2008)
Perbankan adalah salah satu sektor yang diprioritaskan dalam proses integrasi
ekonomi ASEAN karena perannya yang paling dominan dibandingkan jasa keuangan
lain, seperti asuransi dan pasar modal. Sehingga memiliki dampak yang signifikan
dalam perekonomian. Melalui integrasi perbankan diharapkan perdagangan di antara
negara ASEAN dapat meningkat dengan lebih cepat sehingga pertumbuhan ekonomi
dapat didorong lebih optimal. Penyatuan sistem perbankan di ASEAN juga dapat
dilihat dari pespektif yang lebih luas yaitu sebagai kawasan perdagangan dan
investasi yang terintegrasi dengan perekonomian global, sehinga semakin mendorong
Pengamatan seberapa integrasi yang terjadi sebenarnya dapat dilakukan pada
berbagai aspek ekonomi suatu negara. terutama pengamatan integrasi yang terjadi
pada sektor perbankan menjadi salah satu hal pokok yang harus diperhatikan. Hal ini
disebabkan adanya karakter khusus dari kegiatan perbankan, dimana apabila terjadi
kebangkrutan pada sektor perbankan maka akan mengakibatkan efek ke sektor
perbankan Negara tetangga
Dalam melakukan pengamatan integrasi pada sektor perbankan, sejauh ini ada
beberapa pendapat mengenai pendekatan-pendekatan yang ditempuh dalam
mengukur integrasi perbankan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Adam, Jappelli, Menichini, Padula dan Pagano (2002). Pada salah satu bagian dari
penelitian tersebut meneliti indikator-indikator yang digunakan dalam integrasi
perbankan yaitu tingkat suku bunga. Dalam penelitian tersebut, mengamati pula
tingkat suku bunga perumahan (mortgage), tingkat suku bunga pinjaman perusahaan
(corporate debt), pinjaman konsumsi (consumer credit) dan suku bunga antar bank
(interbank rate). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa integrasi terjadi manakala tingkat suku bunga yang ada dalam Negara-negara suatu kawasan menjadi
terkonvergensi.
Lebih lanjut, menurut Kirchgassner dan Wolters (1995), peran pemerintah
dalam mengurangi hambatan aliran modal internasional sangat penting bagi
keterkaitan pasar modal internasional dan keuangan internasional. Peningkatan
penting bagi kebebasan kebijakan moneter oleh bank-bank sentral di masing-masing
negara.
Suku bunga merupakan variabel makroekonomi yang paling dekat dengan
perekonomian.Suku bunga mempengaruhi keputusan seseorang dalam menggunakan
uangnya untuk melakukan konsumsi atau menabung ataupun berinvestasi pada pasar
keuangan. Suku bunga juga mempengaruhi perilaku investor untuk berinvestasi di
sektor riil atau menyimpan uangnya di bank. Keputusan seseorang untuk
membelanjakan uangnya atau berinvestasi didasarkan pada besarnya suku bunga
nominal. Keterkaitan suku bunga antar negara merupakan masalah yang penting
karena suku bunga terletak pada jantung mekanisme transmisi dari kebijakan moneter
dan memainkan peranan yang penting dalam mempengaruhi kegiatan riil melalui
perilaku saving dan investasi. Selain itu, penting bagi industri perbankan dalam
mengamati adanya interaksi central bank rate karena kesalahan dalam penetapan
suku bunga maka berdampak negatif bagi bank di negara tersebut. Bila suatu bank
terlalu tinggi menetapkan tingkat suku bunga simpanan masyarakat, maka bank
tersebut membayar biaya yang terlalu tinggi dari yang seharusnya dan sebaliknya,
bila terlalu rendahnya tingkat suku bunga simpanan masyarakat yang ditetapkan
bank, maka bank tersebut akan kesulitan untuk menghimpun dana masyarakat.
(Kuncoro,2002).
Berdasarkan uraian di atas,dapat diketahui bahwa perlu dilakukan pengawasan
ekonomi secara bersama-sama dalam lingkup regional Asia Timur akibat dari
interdependensi yang tinggi antar suatu negara dapat menyebarkan krisis yang terjadi
pada suatu negara tersebut menjalar pada negara-negara lain. Pengawasan yang dapat
dilakukan antara lain mengamati integrasi pada industri perbankan. Mengingat
karakteristik dari bank, apabila mengalami suatu kebangkrutan maka akan
mengakibatkan efek domino ke seluruh sistem. Pengamatan tersebut dapat
difokuskan pada keterkaitan penetapan interest rate oleh bank sentral (central bank
rates) masing-masing negara pada suatu kawasan. penetapan central bank rate
merupakan jantung mekanisme transmisi kebijakan moneter dan mempengaruhi
kegiatan ekonomi riil. Selain itu, penting bagi industri perbankan dalam mengamati
adanya interaksi central bank rate karena penetapan suku bunga mempengaruhi
pengelolaan aset-aset yang dimiliki bank. Dari alasan-alasan tersebut penelitian
mengenai integrasi sektor perbankan dengan mengamati keterkaitan suku bunga pada
kawasan Asia Timur khususnya ASEAN +3 sangat diperlukan.
1.2. Rumusan Masalah
Atas uraian-uraian tersebut, dapat dikemukakan permasalahan dalam penelitian ini.
Permasalahan tersebut adalah bagaimana keterkaitan penerapan central bank rates
pada negara-negara ASEAN +3 pada periode tahun 2006-2013. Keterkaitan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Adakah saling keterkaitan dalam penetepan central bank rate suatu negara antar
2. Bagaimana respon penetepan central bank rate suatu negara dari perubahan central
bank rate negara lain pada Negara anggota ASEAN+3 ?
3. Seberapa besar dampak penetepan central bank rate negara lain terhadap
perubahan central bank rate suatu negara pada negara anggota ASEAN +3?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis apakah ada saling keterkaitan yang signifikan dari penetapan central
bank rate antar negara pada negara anggota ASEAN +3.
2. Menganalisis bagaimana respon perubahan suatu central bank rate terhadap
perubahan central bank rates negara lain pada negara anggota ASEAN +3.
3. Menganalisis seberapa besar dampak dari perubahan suatu central bank rate
terhadap central bank rate negara lain pada Negara anggota ASEAN+3.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para
akedemisi dan pihak-pihak terkait dengan pendidikan terlebih pada perbankan dan
keuangan untuk memperluas wawasan mengenai fenomena integrasi pada sektor
perbankan yang ada pada kawasan Asia Timur khususnya negara-negara anggota
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.1.1. Pengertian Industri Perbankan
Pasal 1 angka (2) UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 menentukan bahwa bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Bank Menurut Kuncoro (2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran dan peredaran uang Lebih lanjut, menurut Rose dan Hudgins
(2008) bank dapat didefinisikan berdasarkan tiga faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu:
(i) fungsi ekonomi yang ditawarkan bank, (ii) jasa yang ditawarkan bank kepada
nasabah, atau (iii) dasar hukum dari pendirian bank.
Berdasarkan fungsinya maka bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha
yang berperan sebagai intermediasi pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
membutuhkan dana serta membantu transaksi barang dan jasa. Maksudnya adalah
bank akan menampung dana nasabah dan membayarkan bunga serta di sisi lain bank
akan mnyalurkan kredit bagi nasabah yang membutuhkan dana dan mendapatkan
bunga dari nasabah yang meminjam dana. Sedangkan dalam membantu transaksi
Berdasarkan jasa yang ditawarkan bank, dari waktu ke waktu terjadi perluasan
bidang jasa yang ditawarkan. Maka bank dapat didefinisikan sebagai lembaga
keuangan yang menawarkan jasa rekening tabungan, perencanaan tabungan,
pemberian kredit bagi perusahaan, perorangan maupun pemerintahan. Dan lebih
lanjut, juga menawarkan jasa investment banking, asuransi, perencanaan keuangan,
advisor perusahaan, dan jasa-jasa inovatif lainnya.
terakhir, berdasarkan dasar hukum dari bank. Definisi bank berdasarkan hukum
berbeda-beda antara suatu negara dengan negara lain. Hal ini berdasarkan peraturan
yang berlaku yang ditetapkan oleh regulator dimana bank tersebut berada. Peraturan
tersebut berisi apa yang boleh dilakukan dan atau apa yang tidak boleh dilakukan oleh
bank.
2.1.2. Pengertian Integrasi Sektor Perbankan
Pengertian integrasi menurut Holzman (2008) menyatakan integrasi ekonomi
sebagai situasi di mana dua kawasan menjadi satu atau mempunyai satu pasar yang di
tandai harga barang dan faktor produksi yang sama di antara dua kawasan tersebut.
Integrasi tentu mempunyai manfaat, antara lain agar sektor keuangan pada umumnya
dan perbankan pada khususnya di kawasan ASEAN bisa menjadi pusat keuangan
yang kuat dan tepercaya di dunia, Lebih lanjut kaitannya dengan keuangan.
Menurut ECB (European Central Bank) (2007) integrasi adalah pasar yang
terdiri dari kumpulan instrumen atau jasa keuangan yang menjadi saling terkait ketika
seluruh partisipan pasar potensial pada suatu pasar menjadi (i) subyek dari kesatuan
akses yang sama terhadap instrument dan jasa keuangan, (iii) diperlakukan setara
ketika mereka beroperasi dalam pasar.
Berdasarkan definisi tersebut, integrasi sektor perbankan dapat diartikan pula sebagai
sebuah proses menuju ke satu titik yang membentuk menjadi pasar tunggal bagi
produk perbankan dan jasa-jasa keuangan, dimana para pembeli dan penjual dalam
suatu pasar tunggal tersebut mempunyai kesempatan untuk bertransaksi dalam
ketentuan yang baik. (Gabriel dan Andreea, 2010).
2.1.3. Pentingnya Pengukuran Integrasi Perbankan
Baele et al. (2004) juga mendukung pentingnya pengukuran integrasi
keuangan. Hal ini dikarenakan integrasi keuangan mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan mengurangi hambatan dan penghalang adanya perdagangan. Selain itu juga
pengalokasian modal secara efisien. Namun integrasi juga memberikan dampak yang
kurang positif. Sebagai contoh, terlalu banyak konsolidasi dalam segmen pasar dapat
menghambat kompetisi. Oleh sebab itu, penting untuk memonitor dan mengetahui
proses integrasi, khususnya bagi pembuat kebijakan sehingga diketahui apakah suatu
segmen pasar perlu integrasi lebih lanjut atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengukuran integrasi lebih difokuskan pada bank.
Alasannya adalah bank merupakan bagian dari sistem keuangan serta mempunyai
berbagai peran dalam perekonomian. Pertama, bank memperbaiki masalah informasi
antara pemberi dan peminjam dana dengan memonitor dan menjaga penggunaan dana
pihak ketiga secara benar. Kedua, bank meminimalisir risiko antarwaktu yang tidak
terhadap guncangan konsumsi tak terduga. Ketiga, bank berkontribusi dalam
pertumbuhan governance ekonomi. Keempat, bank mempunyai peran penting dalam
terciptanya good corporate
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Integrasi
Jovanovic (2006) mendokumentasikan berbagai definisi integrasi yang
berkembang dari Tinbergen, Balassa, Holzman, Kahneert, serta Menis dan Sauvant,
dan kemudian menyimpulkan bahwa konsep integrasi ekonomi merupakan konsep
yang cukup kompleks dan harus didefinisikan secara hati-hati. Secara umum integrasi
ekonomi didefinisikan sebagai sebuah proses di mana sekelompok negara berupaya
untuk meningkatkan tingkat kemakmurannya.
United Nation Conference on Trade and Development. (UNCTAD)
mendefinisikan integrasi ekonomi sebagai kesepakatan yang dilakukan untuk
memfasilitasi perdagangan internasional dan pergerakan faktor produksi lintas
negara. Pelkman (2003) mendefinisikan integrasi ekonomi sebagai integrasi yang
ditandai oleh penghapusan hambatan-hambatan ekonomi (economic frontier) antara
dua atau lebih ekonomi atau negara. Hambatan-hambatan ekonomi tersebut meliputi
semua pembatasan yang menyebabkan mobilitas barang,jasa faktor produksi, dan
juga aliran komunikasi, secara aktual maupun potensial relatif rendah.
Ketika integrasi ekonomi berlangsung, terjadi perlakuan diskriminatif antara
negara anggota dengan negara-negara bukan anggota integrasi di dalam pelaksanaan
negara-negara anggota. Krugman (1991) memperkenalkan suatu anggapan bahwa secara
alami blok perdagangan didasarkan pada pendekatan geografis yang dapat
memberikan efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya.
Salvatore (1997) menguraikan integrasi ekonomi atas beberapa bentuk :
a. Pengaturan Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Arragements) dibentuk
oleh negaranegara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan di
antara mereka dan membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota.
b. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) di mana semua hambatan
perdagangan baik tarif maupun non tarif di antara negara-negara anggota
dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing negara anggota masih berhak
menentukan sendiri apakah mempertahankan atau menghilangkan
hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara nonanggota.
c. Persekutuan Pabean (Customs Union) mewajibkan semua negara anggota untuk
tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan
di antara mereka, namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka
terhadap negara lain non-anggota.
d. Pasaran bersama (Common Market) yaitu suatu bentuk integrasi di mana bukan
hanya perdagangan barang saja yang dibebaskan namun arus faktor produksi
seperti tenaga kerja dan modal juga dibebaskan dari semua hambatan.
e. Uni Ekonomi (Economic Union) yaitu dengan menyeragamkan
kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara anggota di dalam suatu
Hasil kajian Dollar (1992), Sach dan Warner (1995), Edwards (1998), dan
Wacziarg (2001) menunjukkan bahwa integrasi ekonomi yang menurunkan atau
menghilangkan semua hambatan perdagangan di antara negara-negara anggota, dapat
meningkatkan daya saing dan membuka besarnya pasar pada negara anggota, dapat
meningkatkan persaingan industri domestik yang dapat memacu efisiensi produktif di
antara produsen domestik dan meningkatkan kualitas dan kuantitas input dan barang
dalam perekonomian, produsen domestik dapat meningkatkan profit dengan semakin
besarnya pasar ekspor dan meningkatkan kesempatan kerja.
2.2.2. Kaitan Teori Paritas Suku Bunga dengan Integrasi
Teori paritas suku bunga menjelaskan bahwa dengan tingginya derajat
mobilitas modal, maka aset-aset finansial dua negara akan disubstitusi di antara
mereka dan arbitrase akan membawa suku bunga satu negara sama dengan suku
bunga negara lainnya di tambah premium forward pada kedua negara tersebut. Oleh
karena itu, dua suku bunga dapat bergerak secara bersamaan sepanjang waktu ketika
2.3. Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Klaus Adam, Tullio Jappeli, Annamaria Menichini, Mario Padula, Marco Pagano (2002) Analyse, Compare, and Apply Alternative Indicators and Monitoring Methodologies to Measure the
Evolution of Capital Market Integration in the European Union
β-convergence dan
ߪߪ-convergence (β-convergence digunakan untuk kecepatan
perubahan,
ߪߪ-convergence digunakan untuk melihat kemiripan dari waktu ke waktu) Tingkat suku bunga perbankan secara kuartal Konvergensi yang terjadi sangat lambat dan menyimpulkan
perbankan di EU jauh dari integrasi.
Gebhard Kirchgassner, Jurgen Wolters (1995) Interest RateLinkages in Europe Before and
After the Intoduction of the
European Monetary System
Granger
Causality dan
Cointegration Test Money Market Rate Jerman memberikan pengaruh bagi sebagian besar Negara-negara Eropa dalam penetapan tingkatt suku bunga. Sedangkan Amerika Serikat hanya memberikan pengaruh yang lemah secara langsung bagi negara-negara Eropa. Guglielmo Maria Caporale ,Geoffrey Williams (1998)
Can Interest Rate
2.4. Kerangka konseptual
RIND
RKSL
RFIL RSGP RTHA RMAL
RJEP RCIN
RCIN RKSL
RMAL
RTHA
RFIL RSGP
RJEP
RJEP RFIL RSGP RTHA
RKSL
RKSL RJEP RFIL RSGP RTHA
RMAL
RJEP
RSGP
RJEP RFIL
RTHA
RJEP RFIL RSGP
2.5. Hipotesis
1. Ada hubungan kausalitas penetapan central bank rates antar Negara – Negara
anggota ASEAN +3.
2. Ada reaksi dari central bank rates j terhadap goncangan yang terjadi pada
central bank rates i
3. Ada dampak dari goncangan pada central bank rate i akan diterima pada
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Di dalam penelitian kuantitatif,
proses analisis memiliki maksud untuk meringkas dan menghubungkan data.
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah central bank rate dari negara
anggota ASEAN +3.
Pada analisis data kuantitatif, pengolahan data merupakan kegiatan pendahuluan
yang meliputi tahap editing dan coding (pembuatan kode), penyederhanaan data dan
mengode data.(Suyanto dkk, 2005).
3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah central bank rate dari
negara anggota ASEAN +3.
3.1.2. Suku Bunga Bank Sentral (Central Bank Rates)
Dalam penelitian ini, Central Bank Rates digunakan sebagai proxy dalam
mengamati keterkaitan suku bunga perbankan antar negara. Central Bank Rates
adalah tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral yang dapat berasal dari
berbagai macam tingkat suku bunga dalam perbankan dan dapat digunakan sebagai
acuan.www.stats.oecd,www.gecodia.comdanwww.deltastock.com telah menyediakan
bagaimana keterkaitan central bank rates akan dipaparkan menjadi tiga bagian, yaitu
:
1. Analisis ada atau tidaknya saling keterkaitan dari central bank rates antar Negara
anggota ASEAN +3dengan menggunakan Granger Causality Test.
2. Analisis kecepatan respon penetepan central bank ratesatu negaraterhadap
perubahan central bank rate negara lain anggota ASEAN+3dengan
menggunakan Impulse Response Function (IRF).
3. Analisis dampak dari perubahan central bank ratesatu negaraterhadap central
bank rateNegara lain anggota ASEAN+3dengan menggunakan Variance
Decomposition.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian yang menjadi objek penelitian. (Kuncoro, 2009).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah central bank rates yang ada pada negara
anggota-anggota ASEAN +3 (Negara-negara anggota ASEAN dan Cina, Jepang dan
Korea selatan) sebanyak 13 negara, dimana data diperoleh dari sumber data sekunder.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro,
2009). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
Adapun kriteria-kriteria dipilihnya anggota populasi menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Ketersediaan data pada www.stats.oecd,www.gecodia.com dan
www.deltastock.com
2) Data tersedia dari tanggal 1 januari 2006 hingga 30 Desember 2013 (secara
bulanan)
[image:34.612.116.526.400.597.2]Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Central Bank Rates Simbol yang Digunakan
1. China 1 Year Base Lending Rate RCIN
2. Bank of Japan Target Rate of Unsecured Over
Night Call Rate Expected
RJEP
3. South Korea Official Bank Rate RKSL
4. Bank Indonesia Reference Rate RIND
5. Bank of Thailand Repurchase Market Rate 1
Day Official
RTHA
6. Malaysia Overnight Policy Rate RMAL
7. Singapore Domestic Interbank Rates Overnight RSGP
8. Philippines Overnight Reverse Repurchase
Agreement
RFIL
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
digunakan berasal dari www.stats.oecd,www.gecodia.com dan www.deltastock.com.
Data yang diambil yaitu data yang digunakan untuk variabel yaitu data central bank
rate secara bulanan dari 1 Januari 2006 hingga 30 Desember 2013.
3.4. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
www.stats.oecd,www.gecodia.com dan www.deltastock.com
3.5. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Teknik analisis dalam penelitian ini akan menggunakan Eviews 6, analisis
data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.5.1. Vector Autoregression (VAR)
Model VAR yang dikembangkan oleh Sims (dalam Enders, 2004)
mengasumsikan bahwa seluruh variabel dalam persamaan simultan adalah variabel
endogen. Asumsi ini diterapkan karena seringkali penentuan variabel eksogen dalam
persamaan simultan bersifat subyektif. Dalam VAR, semua variabel tak bebas dalam
persamaan juga akan muncul sebagai variabel bebas dalam persamaan yang sama.
Pendekatan VAR merupakan permodelan setiap variabel endogen dalam sistem
sebagai fungsi dari lag semua variabel endogen dalam sistem. Berdasarkan standard
form dalam model VAR, bentuk umum untuk kasus multivariate (Enders, 2004)
Yt = Ao + A1Yt -1 + A2Yt -2 + ... + ApYt-p + εt ……… (3.1)
dimana:
Yt : vektor (nx1) yang berisi n dari masing-masing variabel dalam VAR Ao : vektor (nx1) intersep
Ai : koefisien matrik (nxn)
εt : vektor (nx1) dari error term
Berdasarkan bentuk umum di atas, model penelitian dengan menggunakan
model standard VAR menjadi sebagai berikut:
IHSGt =
α
10 a11(L) a12 (L)a13 (L) IHSGt ε1tFEDt =
α
20 + a21 (L) a22 (L)a23 (L) FEDt + ε2tIDJt =
α
30 a31(L) a32 (L)a33 (L) IDJt ε3tNIKt =
α
40 a41(L) a42 (L)a43 (L) NIKt ε4tdimana:
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan FED = The Fed Rate
IDJ = Indeks Dow Jones NIK = Nikkei225
Bentuk VAR di atas merupakan bentuk VAR biasa yang bebas restriksi
digunakan jika data stasioner di tingkat level. Variasi bentuk VAR biasanya terjadi
akibat perbedaan derajat integrasi data variabelnya, yaitu dikenal dengan nama VAR
in level dan VAR in difference. VAR level digunakan ketika data penelitian memiliki
bentuk stasioner dalam level. Jika data tidak stasioner dalam level namun tidak
memiliki (secara teoritis tidak memerlukan keberadaan) hubungan kointegrasi, maka
estimasi VAR dilakukan dalam bentuk difference.
Vector Auto Regression (VAR) biasanya digunakan untuk memproyeksikan
sistem variabel-variabel runtut waktu dan untuk menganalisis dampak dinamis dari
VAR bisa dipadankan dengan suatu model persamaan simultan, oleh karena dalam
Analisis VAR kita mempertimbangkan beberapa variabel endogen secara
bersama-sama dalam suatu model.
Perbedaannya dengan model persamaan simultan biasa adalah bahwa dalam
Analisis VAR masing-masing variabel selain diterangkan oleh nilainya di masa
lampau, juga dipengaruhi oleh nilai masa lalu dari semua variabel endogen lainnya
dalam model yang diamati.
Di samping itu, dalam analisis VAR biasanya tidak ada variabel eksogen dalam
model tersebut. Keunggulan dari Analisis VAR antara lain adalah:
(1) Metode ini sederhana, kita tidak perlu khawatir untuk membedakan mana
variabel endogen, mana variabel eksogen;
(2) Estimasinya sederhana, dimana metode OLS biasa dapat diaplikasikan pada
tiap-tiap persamaan secara terpisah;
(3) Hasil perkiraan (forecast) yang diperoleh dengan menggunakan metode ini
dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasil yang didapat
dengan menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun.
Selain itu, VAR Analysis juga merupakan alat analisis yang sangat berguna,
baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara
variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi
berstruktur.
3.5.2. Uji akar unit (Unit Root Test)
Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati stationer
atau tidak. Test ini sebenarnya hanya merupakan pelengkap dari analisis VAR,
mengingat tujuan dari analisis VAR adalah untuk menilai adanya hubungan timbal
balik di antara variabel-variabel yang diamati, dan bukan test untuk data. Akan tetapi,
apabila data yang diamati adalah stationer, hal ini akan meningkatkan akurasi dari
analisis VAR.
Uji stasioneritas data dapat dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey
- Fuller (ADF).pada tingkat derajat yang sama hingga diperoleh suatu data yang
stasioner. Bentuk persamaan uji stasioner dengan analisis ADF dapat dilihat dalam
persamaan berikut:
p
∆Yt =
α
0 + γYt-1 +β
i Σ∆Yt-i+1 + εt ……… (3.2) i=1dimana:
Yt = Bentuk dari first difference
α
0 = IntersepY = Variabel yang diuji stasionernya
β = Panjang lag yang digunakan dalam model ε = Error Term
Dalam persamaan tersebut, diketahui bahwa H0 menunjukkan adanya unit
roots dan H1 menunjukkan kondisi tidak adanya unit root. Jika dalam uji stasioner ini
menunjukkan nilai ADFstatistic yang lebih besar daripada Mackinnon Critical Value,
roots.Sebaliknya, jika nilai ADFstatistic lebih kecil daripada Mackinnon Critical Value,
makadapat diketahui bahwa data tersebut tidak stasioner.
3.5.3. Uji Hipotesis (Hyphothesis Testing)
a. Likelihood Ratio Test
Likelihood Ratio Test digunakan untuk menguji hipotesis mengenai berapakah
jumlah lag optimal yang sesuai untuk model yang diamati. untuk mengetahui jumlah
lag optimal yang digunakan dalam uji stasioneritas berikut adalah kriteria yang
digunakan:
b. Granger Causality Test
Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat
diperlakukan sebagai variabel eksogen. Uji kausalitas dapat dilakukan dengan
berbagai metode diantaranya metode Granger’s Causality dan Error Correction
Model Causality.
Pada penelitian ini digunakan metode Granger’s Causality. Granger’s
Causalitydigunakan untuk menguji adanya hubungan kausalitas antara dua variabel.
Kekuatan prediksi (predictive power) dari informasi sebelumnya dapat menunjukkan
jumlah lag atau efek tunda dianjurkan dalam waktu lebih lama, sesuai dengan dugaan
terjadinya kausalitas.
Pengujian hubungan kausalitas dengan metode Granger’s
Causalitydikembangkan oleh Granger. Model Granger’s Causalitydinyatakan dalam
bentuk vektor autoregresi yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
n n
Yt =
Σα
ty
t-i +Σ
ß
jXt-j+µ
1t ; X → Y jikaß
j> 0 …….…………...… (3.3)i=1 j=1
m m
Xt =
Σ
λ
tyt-i+Σ
γ
jXt-j+µ
2t;
Y → X jikaγ
j> 0 ……..……….. (3.4) i=1 j=1keterangan :
Y = variabel terikat X = variabel bebas
µ1,µ2 = error of term
Dimana
µ
1,µ
2 adalah error of term yang diasumsikan tidak mengandungkorelasi serial dan m = n.Berdasarkan hasil regresi linear diatas, akan dihasilkan
empat kemungkinan mengenai nilai koefisien-koefisien regresi dari persamaan (3.1)
dan (3.2) adalah sebagai berikut:
n s
1) Jika secara statistik
∑
ß
j≠ 0 dan∑
γ
j = 0,j=1 j=1
maka terdapat kausalitas satu arah (unindirectional causality) dari Y ke X.
n s
2) Jika secara statistik
∑
ß
j= 0 dan∑
γ
j≠ 0,j=1 j=1
n s
3) Jika secara statistik
∑
ß
j= 0 dan∑
γ
j= 0,j=1 j=1
maka X dan Y bebas antara satu dengan yang lainnya, artinya antara Y ke X tidak
saling mempengaruhi (independence atau tidak signifikan) antara satu dengan
lainnya.
n s
4) Jika secara statistik
∑
ß
j≠ 0 dan∑
γ
j≠ 0,j=1 j=1
maka terdapat kausalitas dua arah antara Y dan X atau terdapat hubungan kausalitas
(feedback atau bilateral causality) antara satu dengan lainnya.
Untuk memperkuat indikasi keberadaan berbagai bentuk kausalitas seperti yang
disebutkan diatas, maka perlu dilakukan uji F (Ftest) untuk masing-masing regresi.
n
Hipotesis nolnya adalah H0: Σ
α
i = 0i=1
Kemudian untuk menguji hipotesis atau pola kausalitas granger tersebutlah
digunakan uji F (Ftest) dengan rumus sebagai berikut:
(RSSR – RSSUR) / m
RSSUR / (n – k)
dimana:
m adalah jumlah lag, RSSR (Restricted Residual Sum of Squares) diperoleh dari
regresi yang dilakukan terhadap X tanpa melibatkan lag variabel B, dan RSSUR
terhadap jumlah observasi dan k adalah jumlah parameter. Sedangkan nilai (n – k)
disebut juga derajat kebebasan atau degree of freedom.
Jika nilai Fstat lebih besar daripada Ftabel pada level signifikan yang
ditentukan, maka H0 ditolak atau tidak cukup bukti untuk diterima. Dengan kata lain,
bahwa Y granger cause X atau terdapat hubungan kausalitas. Jika H0 tidak cukup
bukti untuk dapat ditolak maka Y does not granger cause X.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan software e-views. Dengan
menggunakan e-views, maka test kausalitas antara variabel dapat dilakukan dengan
mudah, dimana lag optimal digunakan. Untuk menguji hipotesis, maka dipermudah
dengan membaca probabilitasnya.
Dimana jika probabilitas lebih kecil daripada α (dalam penelitian ini, penulis
menggunakan α sebesar 5%), maka H0 ditolak atau dengan kata lain variabel Y
menyebabkan variabel X. Dan sebaliknya, jika probabilitasnya lebih besar daripada
α
, maka tidak cukup bukti menolak H0, atau Y tidak menyebabkan X sehinggaartinya tidak ada hubungan kausalitas diantara kedua variabel tersebut.
Pengujian kausalitas dengan model bivariat menggunakan pengujian secara
berpasangan untuk masing-masing variabel (secara parsial) pada satu persamaan.
Dalam proses pengujian dengan model mutivariat VAR dilakukan secara bersamaan
(simultan) sehingga terdapat signifikansi gabungan dalam satu persamaan (Hamilton
Setiap persamaan dalam VAR diuji dalam distribusi Wald Chi-Squares atau
biasa dinotasikan χ2 – Wald. Setiap variabel dipertukarkan dari variabel endogen
menjadi variabel eksogen untuk diuji hubungan kausalitas. Hasil perhitungan statistik
χ2 – Wald menunjukkan signifikansi gabungan (joint significance) dari variabel
endogen bedakala dalam persamaan VAR.
3.5.4. Innovation Accounting
Pada dasarnya test ini digunakan untuk menguji struktur dinamis dari sistem
variabel dalam model yang diamati, yang dicerminkan oleh variabel inovasi
(innovation variable). Dengan kata lain, test ini merupakan test terhadap variabel
inovasi (innovation variable).
Test ini terdiri dari:
a. The Impulse Responses function
Lama waktu penularan penetapan central bank rates akan dapat diketahui dengan
menggunakan metode Impulse Responses Function (IRF). IRF dapat digunakan untuk
melihat efek gejolak (shock) suatu standar deviasi dari variabel invovasi terhadap
nilai sekarang (current time values) dan nilai yang akan datang (future values) dari
variabel-variabel endogen yang terdapat dalam model yang diamati. IRF dalam VAR
sensitive terhadap pengurutan variabel, oleh karena itu variabel akan diurutkan
berdasarkan GDP yang terbesar berdasarkan data terakhir yaitu tahun 2012.
Alasannya adalah adanya dugaan negara dengan ekonomi kuat cenderung
memberikan pengaruh terhadap negara dengan ekonomi yang lemah (Morgenthau,
b. The Cholesky Decomposition
The Cholesky Decomposition atau biasa disebut juga dengan The Variance Decomposition memberikan informasi mengenai variabel inovasi yang relatif lebih penting dalam VAR.
Pada dasarnya test ini merupakan metode lain untuk menggambarkan sistem
dinamis yang terdapat dalam VAR. Test ini digunakan untuk menyusun perkiraan
error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara varians sebelum
dan sesudah shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun shock dari
variabel lain
3.5.5. Tahapan Estimasi
Pada metode VAR tahapan estimasi yang dilakukan meliputi: uji stasioneritas,
penetapan lag optimal, uji kestabilan, uji kointegrasi ADF, estimasi VAR, uji Granger
causality, analisis variance decomposition dan analisis impulse response.
Metode Vector Autoregression (VAR) dapat digunakan apabila data yang digunakan
telah stasioner pada tingkat level. Namun bila data belum stasioner pada tingkat level,
maka analisis yang dilakukan akan disesuaikan yaitu dengan menggunakan metode
Vector Error Corection Model (VECM). Hal ini perlu dilakukan karena bila kita
meregresikan variabel-variabel yang tidak stasioner maka akan menimbulkan
fenomena spurious regression (regresi palsu). Penggunaan metode ini diharapkan
dapat merepresentasikan bagaimana varibel suku bunga di suatu negara dapat
Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan menggunakan program
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambararan dan perkembanganBank Indonesia Reference Rate ( RIND)
Bank Indonesia Reference Rate (RIND) adalah tingkat suku bunga yang
ditentukan oleh bank sentral Indonesia. RIND mempunyai tugas dalam menjaga
sistem moneter. Oleh sebab itu tujuan dari adanya Bank Indonesia Reference Rate(
RIND) adalah sebagai salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Maksudnya adalah kebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat
melalui perubahan suku bunga. Pengaruh perubahan suku bunga ditransmisikan pada
suku bunga jangka menengah atau panjang melalui mekanisme penyeimbang sisi
permintaan dan penawaran di pasar uang.Berikut disajikan data perkembangan dari
Bank Indonesia Reference Rate dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember
[image:46.612.111.527.500.665.2]2013.
Tabel 4.1
Perkembangan Bank Indonesia Reference Rate (RIND) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 12.75 9.50 8.00 8.75 6.50 6.50 6.00 5.75
Februari 12.75 9.25 8.00 8.25 6.50 6.75 5.75 5.75
Maret 12.75 9.00 8.00 7.75 6.50 6.75 5.75 5.75
April 12.75 9.00 8.00 7.50 6.50 6.75 5.75 5.75
Mei 12.50 8.75 8.25 7.25 6.50 6.75 5.75 5.75
Juni 12.50 8.50 8.50 7.00 6.50 6.75 5.75 6.00
Juli 12.25 8.25 8.75 6.75 6.50 6.75 5.75 6.50
Agustus 11.75 8.25 9.00 6.50 6.50 6.75 5.75 7.00
September 11.25 8.25 9.25 6.50 6.50 6.75 5.75 7.25
Oktober 10.75 8.25 9.50 6.50 6.50 6.50 5.75 7.25
November 10.25 8.25 9.50 6.50 6.50 6.00 5.75 7.50
Pada tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga paling tinggi
terdapat pada bulan Januari-Juli 2006 yakni sebesar 12.75% Pada saat itu Indonesia
mengalami krisis yang sangat besar sehingga yang menyebabkan jumlah uang yang
beredar sangat tinggi maka Bank Central menaikan tingkat suku bunga untuk menarik
jumlah uang yang beredar. Sedangkan suku bunga paling rendahterdapat pada bulan
Februari 2012–mei 2013 yakni sebesar 5.75%. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat
bahwa tingkat suku bunga bergerak fluktuatif tiap tahun.
4.2 Gambararan dan perkembangan China Base Lending Rate (RCIN)
China DevelopmentBank ("Bank"atau"CDB") menyediakan
fasilitaspembiayaan jangka panjangyang membantudalam pengembanganekonomi
yang kuatdanmasyarakat yang sehat, sejahtera. Inisejalanfokus bisnisdengansumber
daya nasionalstrategi ekonomidanmengalokasikanuntuk meneroboshambatan
dalampembangunan ekonomidansosial
http://www.cdb.com.cn/english/
China. Berikut akan disajikan data perkembangan dari China Base Lending
Tabel 4.2
Perkembangan China Base Lending Rate(RCIN) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Februari 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Maret 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
April 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Mei 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Juni 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Juli 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Agustus 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
September 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Oktober 3.33 3.33 4.14 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
November 3.33 3.33 3.06 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25
Desember 3.33 3.33 2.79 2.79 3.25 3.25 3.25 3.25
Pada tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga paling yang tertinggi
terdapat pada bulan Januari-October 2008 yakni mencapai4.14% Sedangkan suku
bunga yang terrendah terdapat pada bulan Januari 2009-November 2010 mencapai
2.79%. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga bergerak
sangat sedikit tiap tahun dan kebanyakan tiap bulan Tingkat suku bunga tetap.
4.3 Gambararan dan perkembangan Bank of Japan Target Rate of Unsecured Over Night Call Rate Expected(REJP)
PengembanganBank of Japan(DBJ) adalah lembagakeuangan milikpemerintah
Jepang, yang didirikanpada bulan Oktober 2008(didirikan sebelumnya sebagaiBank
Pembangunan Jepangpada tahun 1951). DBJmemilikipenyediaanpendanaan
jangkapanjanguntuk bisnisutama danmemainkan peran pentingdalam pertumbuhan
ekonomiJepangselama lebih dari50tahun.
TujuanDBJadalah untukmelakukan kegiatan usahamemanfaatkanmetode
sehingga memberikan kontribusi bagikelancaran pasokandanakepada mereka
yangmembutuhkan danabisnis jangka panjang(untuk daerah, revitalisasiekonomi,
energi terbarukan, kualitas hidup), sertakecanggihanfungsi keuangan.
http://www.ltic.org/Development‐Bank‐of‐Japan‐DBJ.htm
Berikut disajikan data perkembangan dari RJEP dari bulan Januari 2006
[image:49.612.114.526.310.471.2]sampai dengan Desember 2013
Tabel 4.3
PerkembanganBank of Japan Target Rate of Unsecured Over Night Call Rate Expected(REJP) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 0.01 0.27 0.5 0.12 0.1 0.09 0.08 0.08
Februari 0.01 0.36 0.5 0.11 0.1 0.09 0.09 0.08
Maret 0.01 0.51 0.51 0.1 0.1 0.09 0.08 0.08
April O.01 0.51 0.51 0.1 0.09 0.06 0.08 0.07
Mei 0.02 0.52 0.51 0.1 0.09 0.07 0.08 0.07
Juni 0.04 0.51 0.51 0.1 0.1 0.07 0.08 0.07
Juli 0.16 0.5 0.5 0.1 0.09 0.07 0.08 0.07
Agustus 0.25 0.49 0.5 0.11 0.1 0.08 0.09 0.07
Septenber 0.26 0.51 0.5 0.1 0.09 0.08 0.09 0.07
Oktober 0.25 0.51 0.49 0.11 0.09 0.08 0.09 0.07
November 0.26 0.5 0.3 0.11 0.09 0.08 0.09 0.07
Desember 0.26 0.5 0.21 0.1 0.09 0.08 0.08 0.07
Dari table 4.3 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga paling rendah di
Negara anggota Negara ASEAN+3 adalah Negara jepang hanya mencaipai 0.1%
sedangkan tingkat suku bunga tertinggi pada Negara jepang hanya mencapai
0.5%.dapat kita simpulkan Negara jepang ini adalah Negara yang paling maju di
4.4 Gambararan dan perkembangan South Korea Official Bank Rate (RKSL)
KoreaDevelopment Bankmenyediakan berbagaiperbankan
dankeuanganproduk dan jasadiKoreaSelatandan internasional. Perusahaanberoperasi
melaluiCorporate Finance, InvestasiKeuangan, Manajemen Aset, Asuransi,
dansegmenlain. Perusahaan inijuga menyediakanlayanan perbankaninvestasiterdiri
dariMdanAlayanan untukperusahaan lokal dan asing, pelaksanaanprimer dan
sekunderpenawaran ekuitas, divestasi, restrukturisasiutang, reallobisnis.
http://investing.businessweek.com
Berikut disajikan data perkembangan dari RKSL dari bulan Januari 2006
sampai dengan Desember 2013
Tabel 4.4
PerkembanganSouth Korea Official Bank Rate (RKSL)
Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 3.74 4.63 4.99 2.43 2.00 2.66 3.26 2.76
Februari 3.92 4.60 4.97 2.06 2.00 2.75 3.25 2.75
Maret 3.97 4.60 4.97 1.77 2.01 2.92 3.25 2.74
April 3.97 4.69 4.99 1.80 2.00 3.01 3.25 2.75
Mei 3.96 4.61 4.97 1.91 2.01 3.02 3.26 2.55
Juni 4.17 4.54 4.95 1.93 2.00 3.21 3.26 2.49
Juli 4.21 4.67 4.98 1.93 2.21 3.26 3.08 2.48
Agustus 4.42 4.92 5.22 1.98 2.27 3.25 3.00 2.50
September 4.47 4.98 5.22 1.99 2.27 3.25 2.99 2.50
Oktober 4.48 5.00 4.88 1.99 2.26 3.24 2.80 2.50
November 4.47 5.00 4.00 2.00 2.37 3.26 2.75 2.50
Desembe 4.45 4.99 3.27 2.00 2.50 3.26 2.75 2.50
Dari table 4.4 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga korea selatan
termasuk kategori rendah atau menegah yang mana ter rendah mencapai 1.8% dan
yang tertinggi mencapai 5.2% .tingkat suku bunga korea selatan setiap tahun berubah
korea fluktuasi tiap tahun.dan dapat kita ketahui tinggkat perekonomian yang baik
pada korea selatan terdapat pada tahun 2009 sebab memiliki tingkat suku bungga
yang paling rendah.
4.5 Gambaran dan perkembangan Malaysia Overnaight Policy Rate(RMAL)
Malaysiaadalah negaraberpenghasilan menengahdengan catatankinerja
ekonomiyang kuatdanpengurangan kemiskinan. Hal inisebagian besar
dicapaidenganMillenniumDevelopment Goalsuntuk pendapatan, kemiskinan,
pendidikan dasar, jenis kelamin, dan baikkesehatanmenjelangtarget2015.
ADB bertujuan untuk membangunperansesuai dengan
pengembanganprogramMalaysia.http://www.adb.org/countries/malaysia/main
Berikutdisajikan data perkembangan dari RMAL dari bulan Januari 2006
sampai dengan Desember 2013
Tabel 4.5
Perkembangan Malaysia Overnaight Policy Rate(RMAL)
Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 3.14 3.57 3.55 3.28 2.06 2.79 3.05 3.06
Februari 3.15 3.55 3.55 3.28 2.06 2.79 3.05 3.07
Maret 3.37 3.55 3.55 3.28 2.31 2.79 3.05 3.06
April 3.38 3.54 3.55 3.28 2.33 2.79 3.05 3.06
Mei 3.75 3.53 3.56 3.28 2.43 2.80 3.06 3.06
Juni 3.76 3.54 3.56 3.28 2.56 3.04 3.06 3.06
Juli 3.77 3.55 3.56 3.28 2.81 3.05 3.06 3.06
Agustus 3.70 3.54 3.56 3.28 2.81 3.05 3.06 3.06
September 3.69 3.55 3.56 3.28 2.81 3.05 3.06 3.06
Oktober 3.65 3.54 3.57 3.28 2.81 3.05 3.09 3.06
November 3.61 3.54 3.56 3.28 2.79 3.05 3.06 3.06
Dari table 4.5dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga malaysia termasuk
kategori stabil tiap bulan atau tiap tahun mengalami sedikit perubahan atau
perubahanya sangat sedikit hanya berkisar pada 3% dan tinggkat suku tertinggi dapat
kita lihat pada tahun 2006 mencapai 3.7% dan terendah dapat kita lihat pada tahun
2010 menurun mencapai 2%.negara Malaysia ini termasuk Negara yang mujudan
perekonomian yang baik di kawasan ASEAN pada tahun 2010.
4.6 Gambaran dan Perkembangan Singapore Domestic Interbank Rate Overninght (RSGP)
DBS merupakan bank paling aman diAsia untuk keenam kalinya
berturut-turut,DBS Bank membentengi berkembang pesat transaksi bisnis perbankan dengan
appointmentmanajemen senior,DBSmelengkapi transaksi derivatif RMB FX pertama.
DBSBank, bank terbesardi Asia Tenggara, hari ini mengumumkanbahwa
mereka telahmenandatanganikemitraan denganState Bank of India(SBI), bank
terbesardi India,untuk menawarkan layananRemittanceonline dariSingapura keIndia.
Melaluilayanan, yang dikenal sebagai 'DBS2SBI Remittance',
pelangganDBS/POSBsekarangakan dapatmentransfer danacepat dan mudahke
rekeningdilebih dari 16.000cabangSBI, serta30.000cabangdi India.
http://www.adb.org/publications/singapore-fact-sheet
Berikut disajikan data perkembangan dariRSGP dari bulan Januari 2006
Tabel 4.6
Perkembangan Singapore Domestic Interbank Rate Overninght (RSGP) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 3.31 3.44 1.69 0.44 0.44 0.31 0.31 0.30
Februari 3.38 3.31 1.38 0.44 0.44 0.31 0.31 0.30
Maret 3.38 2.94 1.13 0.50 0.44 0.31 0.31 0.40
April 3.31 2.94 1.25 0.44 0.38 0.31 0.31 0.40
Mei 3.32 2.38 1.06 0.44 0.38 0.31 0.31 0.40
Juni 3.50 2.38 0.94 0.44 0.38 0.31 0.31 0.50
Juli 3.50 2.38 0.88 0.44 0.38 0.31 0.31 0.50
Agustus 3.44 2.63 1.00 0.44 0.38 0.31 0.31 0.50
September 3.44 2.50 1.88 0.44 0.38 0.31 0.31 0.50
Oktober 3.56 2.38 1.13 0.44 0.38 0.31 0.31 0.50
November 3.44 2.31 0.69 0.44 0.31 0.31 0.31 0.50
Desember 3.44 2.00 0.75 0.44 0.31 0.31 0.31 0.50
Dari table 4.6 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga singapura termasuk
kategori rendah di Negara anggota Negara ASEAN+3 adalah yang mana ter rendah
mencapai 0.3% beda sedikat dengan jepang dan yang tertinggi mencapai 3.5%
singapura dan jepang adalah sama-sama Negara paling maju di kawasan asiadan
memiliki perekonomian yang baik sama seperti jepang.Dan pergerakan tinggat suku
4.7 Gambaran dan Perkembangan Bank of ThailandRepurchase Market Rate (RTHA)
Develoment Bank of Thailand, lembaga keuangan, mengembangkan,
mempromosikan, danmembantuusaha kecil dan menengahdalam pembentukan,
operasi, perluasan, dan peningkatanbisnis mereka. menawarkanpinjaman, dijamin,
layanankredit,modal ventura, konseling, dan layanan lainnya. Perusahaan inijuga
menyediakanjasa pelatihan, seperti pelatihansistemPOSuntukusaha kecilritel,
hukumpajak, danpelatihanperencanaanbagi pengusahakecil dan menengah, riset
pasardan pelatihanpengembangan produk baru, distribusi produkdan
pelatihanstrategishumas, pelatihan manajemenkekayaan intelektual,
[image:54.612.114.526.414.597.2]danpelatihanmanajemen keuangan. Kecildan Menengah
Tabel 4.7
Perkembangan Bank of ThailandRepurchase Market Rate (RTHA) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 4.25 4.75 3.25 2.75 1.25 2.25 3.00 2.75
Februari 4.25 4.50 3.25 2.00 1.25 2.25 3.00 2.75
Maret 4.50 4.00 3.25 1.50 1.25 2.50 3.00 2.75
April 4.75 4.00 3.25 1.25 1.25 2.75 3.00 2.75
Mei 4.75 3.50 3.25 1.25 1.25 2.75 3.00 2.50
Juni 5.00 3.25 3.50 1.25 1.25 3.00 3.00 2.50
Juli 5.00 3.25 3.50 1.25 1.50 3.25 3.00 2.50
Agustus 5.00 3.25 3.75 1.25 1.75 3.50 3.00 2.50
September 5.00 3.25 3.75 1.25 1.75 3.50 3.00 2.50
Oktober 5.00 3.25 3.75 1.25 1.75 3.50 2.75 2.50
November 5.00 3.25 2.25 1.25 1.75 3.25 2.75 2.25
Desember 5.00 3.25 2.25 1.25 2.00 3.25 2.75 2.25
Dari table 4.7dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga Thailand tertinggi
pada tahun 2006 mencapai 5% dan terrendah pada tahun 2009 mencapai 1.2% setiap
berubah kembali memburuk.dan tiap tahun tinggakat suku bungga Thailand
berubah-ubah.dan pada tahun 2009 tingkat perekonomian Thailand yang terbaik dn ang
terburuk skitar tahun 2006.
4.8 Gambaran dan Perkembangan Philipina Overninght Reserve Repurchase Aggrement(RFIL)
Bank Pembangunan Filipina adalah lembaga perbankan perkembangan
progresif di ASEAN Selama bertahun-tahun, DBP telah menjadi pemain kunci dalam
pembangunan bangsa dengan membantu industri kritis dan sektor, mempromosikan
kewirausahaan terutama di pedesaan, membantu membangun komunitas yang lebih
produktif, maju perlindungan lingkungan dan memberikan kontribusi bagi perbaikan
kehidupan seluruh bangsa Filipina.
https://www.devbnkphl.com/
Berikut akan disajikan data perkembangan dari RFIL dari bulan Januari 2006
Tabel 4.8
Perkembangan Philipina Overninght Reserve Repurchase Aggrement(RFIL) Dari Januari 2006 – Desember 2013
PERIODE 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 7.50 7.50 5.00 5.00 4.00 4.00 3.50 3.50
Februari 7.50 7.50 5.00 5.00 4.00 4.00 3.50 3.50
Maret 7.50 7.50 5.00 4.75 4.00 4.25 3.50 3.50
April 7.50 7.50 5.00 4.50 4.00 4.25 3.50 3.50
Mei 7.50 7.50 5.00 4.25 4.00 4.50 3.50 3.50
Juni 7.50 7.50 5.25 4.25 4.00 4.50 3.50 3.50
Juli 7.50 6.00 5.75 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
Agustus 7.50 6.00 6.00 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
September 7.50 6.00 6.00 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
Oktober 7.50 5.75 6.00 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
November 7.50 5.55 6.00 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
Desember 7.50 5.25 5.50 4.00 4.00 4.50 3.50 3.50
Pada tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa Tingkat suku bunga paling yang tertinggi
terdapat pada Tahun 2006 mencapai 7.5% Sedangkan suku bunga yang terrendah
terdapat pada Tahun 2013 yankni sebesar 3.5%. dan timgkat perekonomian philipina
yang baik pada tahun 2013bdan tingkat suku bungga tiap tahun mengalami perubahan
4.9 Analisis data dan pembahasan
Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VAR adalah semua variabel tak
bebas bersifat stasioner.Uji kestasioneran data dapat dilakukan melalui pengujian
terhadap ada tidaknya unit root dalam variabel dengan uji Augmented Dickey Fuller
(ADF), adanya unit root akan menghasilkan persamaan atau model regresi yang
lancung.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi persamaan regresi lancung
adalah dengan melakukan diferensiasi atas variabel endogen dan eksogennya,
sehingga diperoleh