• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMU NEGERI 14 SEMARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMU NEGERI 14 SEMARAN"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS X SEMESTER II SMU NEGERI 14 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2005/2006

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Dewi Ayu Lestari

NIM : 4101402034

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii ABSTRAK

Dewi Ayu Lestari. 4101402034. Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semesterII SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. Skripsi. FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Dalam dunia pendidikan, pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting, karena pemahaman konsep yang dicapai siswa tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal dan menyeluruh. Salah satu pembelajaran yang mungkin dapat diharapkan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) efektif terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah cukup efektif menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) daripada pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun pelajaran 2005/2006. Sampel yang digunakan adalah dua kelas yang diambil secara teknik random sampling, yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol. Sedang untuk kelas uji coba adalah kelas X6. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan evaluasi setelah pembelajaran selesai. Soal evaluasi yang diberikan, terlebih dahulu telah diujicobakan di kelas uji coba. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uji normalitas bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan dari uji homogenitas mempunyai varians yang sama, sehingga untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji t dengan kriteria penolakan H0 adalah thitung ≥ ttabel. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 2,52 dan ttabel = 1,99 , dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

(3)

iii

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU Negeri 14 Semarang tahun

pelajaran 2005/2006.

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 6 September 2006 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Drs. Kasmadi Imam S., M.S Drs. Supriyono, M. Si

NIP. 130 781 011 NIP. 130 815 345

Pembimbing Utama, Ketua Penguji

Drs. Supriyono, M. Si Drs. Darmo

NIP. 130 815 345 NIP. 130 515 753

Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji,

Drs. Mashuri, M. Si Drs. Supriyono, M. Si

NIP. 131 993 875 NIP. 130 815 345

Anggota Penguji,

(5)

v

¾ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan sampai beberapa derajat. (Q. S.Al Mujadalah 58 ayat 11)

¾ Hidup adalah deretan situasi pemecahan masalah, sukses atau gagalnya kehidupan kita

tergantung dari seberapa efektif kita menemukan dan memecahkan masalah di depan kita. (Scoot Peck)

P E R S E M B A H A N Skripsi ini kupersembahkan kepada :

¾ Mama tercinta yang selalu mendoakan, menyayangi dan memenuhi semua kebutuhanku

¾ Papa tercinta yang sudah tiada tapi tetap selalu ada di hati

¾ De Andri tersayang yang selalu mendoakan dan menyayangiku

¾ Mas 30 tersayang yang selalu mendoakan, menyayangi dan mendukung dalam setiap

langkahku

¾ Onter, Eva, Endang, Rani, Uut, Widi, Pakde, Ningsih

¾ Teman-teman seperjuanganku “P. Mat 02”

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis ucapkan, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya berkat limpahan rahmat dan hidayahNya selesai sudah penyusunan skripsi yang berjudul “ KEEFEKTIFAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMU NEGERI 14 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2005/2006 “.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. A. T. Soegito, SH., MM., Rektor Universitas Negeri semarang. 2. Drs. Kasmadi Imam S., M.S., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Supriyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika sekaligus Dosen Pembimbing

Utama yang telah banyak memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Mashuri, M. Si., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis.

5. Drs. Waino S, Spd., Kepala SMU Negeri 14 Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis hingga selesainya penyusunan skripsi ini, khusunya pada waktu penelitian berlangsung.

(7)

vii

Namun demikian harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan penulis terima dengan lapang dada dan senang hati.

Semarang,

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

ABSTRAK………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….. iv

KATA PENGANTAR……… v

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR LAMPIRAN………. vii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………..………. 1

B. Permasalahan…………...………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

D. Manfaat Penelitian………..……… 4

E. Penegasan Istilah……….. 5

F. Sistematika Skripsi………. 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS………. 9

A. Model Pembelajaran………..……….. 9

B. Pembelajaran Kooperatif…………..……… 10

C. Model Pembelajaran Tipe TAI………..………. 12

D. Pemahaman Konsep……..……….. 16

(9)

ix

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian……….……….. 26

B. Variabel Penelitian………..……… 27

C. Metode Pengumpulan Data……… 28

D. Prosedur Penelitian………..……… 31

E. Metode Analisis Data……….………. 38

F. Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian………...……….. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 44

A. Hasil Penelitian……..……….. 44

B. Pembahasan……….. 49

BAB V PENUTUP……….. 54

A. Simpulan…..………. 54

B. Saran….……… 54

DAFTAR PUSTAKA……… 56

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Daftar Nama Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol…………. 58

2. Data Nilai Awal Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol……….. 59

3. Uji Normalitas Data Awal Kelompok Eksperimen……… 60

4. Uji Normalitas Data Awal Kelompok kontrol……… 61

5. Uji Homogenitas Awal……… 62

6. Uji Kesamaan Rata-rata Dua Pihak……… 63

7. Kisi-Kisi Tes Uji Coba……… 64

8. Soal Tes Uji Coba……… 66

9. Pembahasan Tes Uji Coba………... 68

10.Penskoran……… 76

11.Daftar Nama Kelompok Uji Coba………... 81

12.Uji Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal……… 82

13.Contoh Perhitungan Validitas Soal……….. 84

14.Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal……… 86

15.Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal……….. 88

16.Perhitungan Reliabilitas Soal………... 89

17.Lembar Observasi Pengelolaan Kelas Untuk Guru………. 90

18.Lembar Observasi Aktivitas Siswa……….. 92

(11)

xi

23.Hasil Observasi Pengelolaan Kelas Untuk Guru Pada Pembelajaran I……… 100

24.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran I……… 101

25.Pembahasan Lembar Kerja Siswa I……… 102

26.Pembahasan Tes Kecil I………. 103

27.Rencana Pembelajaran II……… 104

28.Lembar Kerja Siswa II……… 106

29.Tes Kecil II………..107

30.Hasil Observasi Pengelolaan Kelas Untuk Guru Pada Pembelajaran II………..108

31.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran II………..109

32.Pembahasan Lembar Kerja Siswa II………110

33.Pembahasan Tes Kecil II……….111

34.Rencana Pembelajaran III………112

35.Lembar Kerja Siswa III……….. 114

36.Tes Kecil III……….116

37.Hasil Observasi Pengelolaan Kelas Untuk Guru Pada Pembelajaran III………117

38.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran III……… 118

39.Pembahasan Lembar Kerja Siswa III………..119

40.Pembahasan Tes Kecil III………120

(12)

xii

42.Soal Tes Hasil Belajar……… 123

43.Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar………124

44.Data Tes Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol……… 130

45.Uji Normalitas Data Akhir Kelompok Eksperimen………131

46.Uji Normalitas Data Akhir Kelompok Kontrol…...………132

47.Uji Homogenitas Akhir………...133

48.Uji Kesamaan Rata-rata Pihak Kanan……….134

49.Grafik Perkembangan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran……135

50.Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa……….. 136

51.Surat Permohonan Ijin Penelitian……….. 137

52.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……….. 138

53.Surat Usulan Pembimbing………...139

(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan barbagai faktor. Adapun faktor untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan yaitu bagaimana cara untuk mengefektifkan pemahaman konsep. Karena pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan yang dicapai dari kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan seperti tersebut di atas.

(14)

2

Rendahnya pemahaman konsep siswa terjadi karena rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika terutama pada pokok bahasan trigonometri. Penyebab utama rendahnya motivasi siswa karena kurangnya variasi model pembelajaran dan guru kurang dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Selama ini yang terjadi, pembelajaran hanya berpusat pada guru, dan siswa tidak dilibatkan secara aktif.

Alternatif yang digunakan yaitu menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) agar dapat mengembangkan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini digunakan untuk menerapkan strategi pemecahan masalah sebagai jawaban dari permasalahan. Adapun model TAI adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling menbantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.

(15)

dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Suyitno, 2002:9). Beberapa alasan lain yang menyebabkan model TAI perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak ada persaingan antar siswa atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru, serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu (Slavin, 1995:101).

B. Permasalahan

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti yakni “ Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) efektif terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU NEGERI 14 SEMARANG tahun pelajaran 2005/2006 “.

C. Tujuan Penelitian

(16)

4

konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU NEGERI 14 SEMARANG tahun pelajaran 2005/2006.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi siswa :

a. siswa dapat bekerjasama dalam mengembangkan pemahaman konsep pelajaran;

b. terjalin hubungan baik antar siswa dalam meningkatkan hasil belajar; c. menumbuhkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa

yang berasal dari latar belakang yang berbeda;

d. mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir kritis dan bekerjasama dalam kelompok;

e. menerapkan bimbingan antar teman. 2. Bagi guru :

a. sebagai alternatif guru untuk memilih model pembelajaran yang variatif, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar;

(17)

E. Penegasan Istilah 1. Keefektifan

Keefektifan berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya, ada pengaruhnya. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan yaitu keberhasilan dalam penggunaan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization). Dikatakan berhasil jika pemahaman konsep siswa lebih baik dibanding jika tidak diberikan dengan model pembelajaran TAI. Efektif ditunjukkan dengan pemahaman konsep siswa yang lebih baik jika diberikan model pembelajaran TAI dibanding dengan siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Beberapa model pembelajaran kooperatif telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa model yang telah dikembangkan para ahli diantaranya adalah TAI (Team Assisted Individualization). 3. Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

(18)

6

diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Di samping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Suyitno, 2002:9).

4. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep adalah salah satu alat ukur perkembangan hasil belajar siswa yang berupa pencapaian kompetensi matematika siswa.

5. Trigonometri

Dalam kamus matematika, kata ini berasal dari Yunani yang berarti ukuran segitiga. Trigonometri adalah salah satu pokok bahasan dalam matematika yang diajarkan pada siswa SMA kelas X semester II. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas rumus-rumus segitiga. Adapun bahasan di dalam rumus-rumus segitiga tersebut adalah aturan sinus, aturan cosinus dan luas segitiga.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

(19)

1. Bagian awal skripsi

Berisi judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori dan Hipotesis

Berisi uraian teoritis, atau teori-teori yang mendasari pemecahan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan judul skripsi dan rumusan hipotesisnya.

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang populasi, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi semua hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V Penutup

(20)

8

3. Bagian akhir skripsi

(21)

9 A. Model Pembelajaran

Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:28).

Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswa.

Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran, membuat model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

2. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning – CTL)

3. Model Pembelajaran Pakem

(22)

10

8. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Ragam model pembelajaran Cooperative Learning cukup banyak seperti STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw, Jigsaw II, CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dan sebagainya.

9. Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Ediucation)

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Bukanlah pembelajaran kooperatif jika siswa duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan mempersilakan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan pekerjaaan seluruh kelompok. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas sebuah masalah atau tugas.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

(23)

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok barasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. 3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

a. Hasil Belajar Akademik

b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu c. Pengembangan Ketrampilan Sosial 4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkahlaku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Fase-2

Menyajikan informasi

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

(24)

12

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Fase-5 Evaluasi

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mampresentasikan hasil belajarnya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok.

C. Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

(25)

Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut (Suyitno, 2002:9).

Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa,

2. placement test, yakni pemberian pretest kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu,

3. student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,

4. team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya,

(26)

14

6. teaching group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok,

7. facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil bardasarkan fakta yang diperoleh siswa,

8. whole class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

(Suyitno, 2002:9)

Dengan mengadopsi model pembelajaran TAI dalam mata pelajaran matematika, maka seorang guru mata pelajaran matematika dapat menempuh tahapan pembelajaran sebagai berikut :

1. guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada para siswanya dengan mangadopsi model pembelajaran TAI;

2. guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok;

3. guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok. Bila terpaksa, guru dapat memanfaatkan LKS yang dimiliki para siswa;

4. guru memberikan pretest kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pretest bisa digantikan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa;

(27)

6. guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota-anggota 4 – 5 siswa pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok; 7. guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam hal ini,

jika guru belum siap, guru dapat memanfaatkan LKS siswa. Dengan buku paket dan LKS, melalui kerja kelompok, siswa mengisi isian LKS;

8. ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara indivual;

9. bila ada waktu guru memberikan tes kecil;

10.menjelang akhir waktu, guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah.

Adapun keuntungan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. siswa yang lemah dapat terbantu dalam memyelesaikan masalahnya;

2. siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya; 3. adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan

permasalahannya;

4. siswa diajarkan bagaimana beker jasama dalam suatu kelompok. Sedangkan kelemahan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. tidak ada persaingan antar kelompok;

(28)

16

D. Pemahaman Konsep

Menurut Gagne (Suherman, 2003:33) dalam belajar matematika ada 2 objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung berupa fakta, ketrampilan, konsep dan aturan. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh.

Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan matematika. Dalam pemahaman konsep, siswa mampu untuk menguasai konsep, operasi dan relasi matematis. Kecakapan ini dapat dicapai dengan memperhatikan indikator-indikatornya sebagai berikut :

1. siswa mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;

2. siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut;

3. siswa mampu menerapkan konsep secara algoritma;

4. siswa mampu memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang telah dipelajari;

5. siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika;

6. siswa mampu mengaitkan berbagai konsep;

(29)

E. Trigonometri

Rumus-rumus Segitiga 1. Aturan Sinus

Jika a, b, dan c masing-masing menyatakan panjang sisi segitiga sebarang ABC, maka berlaku rumus yang disebut “aturan sinus”, yaitu :

C sin B sin A sin

c b

a = =

b a

Bukti :

C

b a

A B

c

1) Pada ΔAEC, sin A = AC CE

atau CE = b sin A (1)

2) Pada ΔBEC, sin B = BC CE

atau CE = a sin B (2) C

A c B

D

(30)

18

3) Dari (1) dan (2), a sin B = b sin A

B sin A sin A sin B sin A sin B

sin b

a = ⇔ B sin A sin b a =

⇔ (3)

4) Pada ΔADB, sin A = AB BD

atau BD = c sin A (4)

5) Pada ΔCDB, sin C = BC BD

atau BD = a sin C (5)

6) Dari (4) dan (5), c sin A = a sin C

C sin A sin C sin C sin A sin A

sin a

c = ⇔ A sin C sin a c =

⇔ (6)

7) Dari (3) dan (6), diperoleh :

C sin B sin A sin c b a = = Contoh :

Dalam ΔABC, a = 17 cm, b = 8 cm, dan ∠A = 600. Hitung panjang sisi c! Jawab :

8 17

C

A B

(31)

B sin A sin

a

= b ∠C = 1800 - ∠A - ∠B

B sin 8 60 sin 17 0 =

⇔ = 1800 – 600 - 240

B sin 8 3 2 1 17 =

⇔ = 960

⇔ 17 sin B = 4 3

C sin A sin a = c

⇔ sin B = 0,41

0

0 sin96

60 sin

17 c

= ⇔

⇔ B = 240

99 , 0 3 2 1 17 c = ⇔

⇔ c = 19,5

Jadi panjang sisi c adalah 19,5 cm. 2. Aturan Cosinus

Perhatikan gambar di bawah :

2 13 5

A B C

9 - x x

(32)

20

Pada ΔABC, diketahui AB = 9 cm, BC = 5 cm, dan AC = 2 13 cm.

Hitunglah besar ∠B.

Soal tersebut tidak dapat diselesaikan dengan aturan sinus. Untuk itu perhatikan langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut :

Kita buat garis bantu atau garis tinggi dari C ke sisi AB, CD ⊥ AB. Misalkan BD = x cm, maka AD = (9 – x) cm.

Pada ΔBDC, CD2 = 25 – x2 dan x = 5 cos B

maka CD2 = 25 – 25 cos2 B………..(1) Pada ΔADC, CD2 = 52 – (9 – x)2

= 52 – 81 + 18x – x2

= -29 + 90 cos B – 25 cos2B………(2) Dari (1) dan (2) :

-29 + 90 cos B – 25 cos2 B = 25 – 25 cos2 B ⇔ 90 cos B = 54

⇔ cos B = 0,6

Jadi besar sudut B adalah 530.

Ternyata kita memerlukan rumus baru untuk mempermudah dalam perhitungan, yang disebut aturan cosinus, untuk setiap segitiga ABC berlaku : a2 = b2 + c2 – 2bc cos A

(33)

Bukti :

b a

A D B c

1) Misalkan AD = x, maka BD = c - x

2) Pada ΔADC, CD2 = b2 – x2 (1)

3) Pada ΔBDC, CD2 = a2 – (c – x)2

= a2 – c2 + 2cx – x2 (2) 4) Dari (1) dan (2), b2 – x2 = a2 – c2 + 2cx – x2

b2 = a2 – c2 + 2cx

a2 = b2 + c2 – 2cx (3)

5) Pada ΔADC, cos A = b x

⇔ x = b cos A (4)

6) Dari (3) dan (4), diperoleh : a2 = b2 + c2 – 2bc cos A 7) Jadi aturan cosinus dalam ΔABC secara lengkap adalah :

a2 = b2 + c2 – 2bc cos A b2 = a2 + c2 – 2ac cos B c2 = a2 + b2 – 2ab cos C

(34)

22

Contoh :

Dalam ΔABC, a = 5 cm, b = 6 cm, dan ∠C = 600. Hitung panjang sisi c! Jawab :

6 5

A B

c2 = a2 + b2 – 2ab cos C = 52 + 62 – 2. 5. 6. cos 600 = 25 + 36 – 60. ½ = 25 + 36 - 30 = 31

c = 5,57

Jadi panjang sisi c adalah 5,57 cm. 3. Luas daerah Segitiga

Dalam sebarang ΔABC berlaku rumus luas (L). L ΔABC = ½ ab sin C = ½ ac sin B = ½ bc sin A Bukti :

C C

b a b a

A D B D A c B c

C 600

(35)

1) L ΔABC = ½ AB. CD (1)

2) Pada gambar (i), sin A = b CD

⇔ CD = b sin A (2)

3) Dari (1) dan (2), L ΔABC = ½ AB. b sin A = ½ c. b sin A = ½ bc sin A

4) Pada gambar (ii), sin DAC = b CD

⇔ CD = b sin DAC

= b sin (1800 -A)

= b sin A (3)

5) Dari (1) dan (3), L ΔABC = ½ AB. b sin A = ½ c. b sin A = ½ bc sin A

6) Jadi luas segitiga adalah setengah hasil kali dua sisi dengan sinus sudut apitnya.

(36)

24

Contoh :

Dalam ΔABC, a = 30 cm, b = 14 cm, dan ∠C = 600. Hitung luas daerah ΔABC!

Jawab :

14 30

A B

L ΔABC = ½ ab sin C = ½ . 30. 14 sin 600 = 15. 14. ½ 3

= 105 3

Jadi luas daerah ΔABC adalah 105 3 cm2.

F. Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang mempunyai arti kegiatan-kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Semakin tepat memilih metode pembelajaran diharapkan makin efektif dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan dalam memilih metode pembelajaran sehingga jangan sampai keliru dalam menentukan metode pembelajaran yang berakibat kurang efektifnya pembelajaran di sekolah.

(37)

Metode pembelajaran model TAI merupakan model pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran penerapan bimbingan antar teman. Dalam pembelajaran ini siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara kelompok sehingga dapat menghantarkan siswa memahami konsep.

Melalui metode ini siswa diajak belajar mandiri, dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah yang dicari, dilatih menjelaskan temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Jadi melalui metode ini siswa diajak berpikir dan memahami materi pelajaran, tidak hanya mendengar, menerima dan mengingat-ingat saja. Namun dengan metode ini keaktifan, kemandirian dan ketrampilan siswa dapat dikembangkan, sehingga pemahaman materi diharapkan dapat dikembangkan dan akhirnya pemahaman konsep yang diperoleh dapat berkembang secara efektif. Oleh karena itu penulis beranggapan bahwa konsep trigonometri sangat tepat apabila disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran TAI.

G. Hipotesis

(38)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002:108).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa

kelas X semester II SMUN 14 Semarang yang terdiri dari tujuh kelas, yaitu

X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan X7. Penetapan populasi yang menjadi sasaran

penelitian beserta karakteristiknya merupakan hal yang penting sebelum

menentukan sampel penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002:109). Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara

random, yaitu dengan mengambil dua kelas dari populasi dengan syarat kedua

kelas tersebut homogen.

Pada penelitian ini, penulis mengambil secara acak satu kelas sebagai

kelas eksperimen, dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel ditentukan

dengan cara sampling klaster. Dalam sampling ini, populasi dibagi-bagi

menjadi beberapa kelas. Secara acak kelas-kelas yang diperlukan diambil

dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada di dalam kelas yang

(39)

a. Kelompok eksperimen

Pada kelompok ini akan diberikan suatu treatment atau perlakuan yang

dalam hal ini adalah model pembelajaran TAI. Dalam hal ini yang

menjadi kelompok eksperimen adalah kelas X1.

b. Kelompok kontrol

Pada kelompok ini tidak diberikan suatu treatment atau perlakuan apapun,

dalam hal ini pembelajaran menggunakan model yang biasa dilakukan

yaitu dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam hal ini

yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas X4.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang akan dipelajari pengaruhnya terhadap

variabel terikat (Rianto, 1996:12)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan

pembelajaran konvensional.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi titik pusat permasalahan

(40)

28

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar

pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMUN 14

Semarang tahun pelajaran 2005/2006.

C. Metode Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam sebuah penelitian.

Dengan adanya data-data itulah peneliti menganalisisnya untuk kemudian dibahas

dan disimpulkan dengan panduan serta referensi-referensi yang berhubungan

dengan penelitian tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan data adalah hasil

pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2002:96).

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mancatat data

yang sudah ada (Rianto, 1996:83). Dalam penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data berupa nama-nama siswa kelas I dan nilai raport

matematika semester I.

2. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan

pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru dan aktivitas siswa

dalam memahami konsep. Adapun aspek yang diamati dalam pengelolaan

(41)

a. menyampaikan tujuan pembelajaran;

b. memberi motivasi kepada siswa;

c. menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok;

d. menjelaskan materi baru secara singkat;

e. membagi siswa dalam kelompok;

f. membimbing kelompok-kelompok dalam merumuskan masalah;

g. membimbing diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan

kelompok;

h. memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan baik

kepada guru maupun sesama siswa;

i. memberi tes kecil;

j. membimbing siswa menarik kesimpulan.

Sedangkan aspek yang diamati pada aktivitas siswa adalah :

a. siswa mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;

b. siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi

tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut;

c. siswa mampu menerapkan konsep secara algoritma;

d. siswa mampu memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang

telah dipelajari;

e. siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk

representasi matematika;

(42)

30

g. siswa mampu mngembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu

konsep.

3. Metode Tes

Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar

pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan trigonometri setelah

diadakan perlakuan yang berbeda. Dalam penelitian ini, tes diberikan hanya

satu kali kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes ini

diberikan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan (treatment) yang

dalam hal ini adalah model pembelajaran TAI dan model pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan data

akhir. Tes ini diberikan kepada kedua kelompok dengan alat yang sama. Hasil

pengolahan data ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah :

1. Pembuatan Instrumen Penelitian

Untuk kepentingan penelitian, instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah instrumen tes. Tes yang peneliti gunakan berupa tes

uraian, yaitu sejenis tes untuk mengukur hasil belajar siswa yang memerlukan

jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata, soal bentuk ini

menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasikan

(43)

lain tes uraian menuntut siswa untuk dapat mengingat kembali dan terutama

harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

Adapun kebaikan-kebaikan tes bentuk uraian adalah :

a. mudah disiapkan dan disusun;

b. tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan

untung-untungan;

c. mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun

dalam kalimat yang bagus;

d. dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang

diteskan.

(Arikunto, 2002:163)

Sedangkan langkah-langkah pembuatan instrumen penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. pembatasan terhadap bahan yang diteskan;

Bahan yang akan diteskan adalah trigonometri.

b. menentukan waktu yang disediakan;

Jumlah waktu yang disediakan untuk tes uji coba adalah 90 menit.

c. menentukan jumlah soal;

Banyaknya butir soal yang akan diteskan untuk uji coba adalah 12 soal.

d. menentukan tipe soal;

Tipe soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian.

(44)

32

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen merupakan langkah yang sangat penting dalam

proses pengembangan instrumen, karena dari uji coba inilah diketahui

informasi mengenai mutu instrumen yang digunakan. Uji coba dalam

penelitian ini, dilakukan dengan cara menberikan tes kepada kelompok yang

bukan merupakan sampel penelitian, melainkan kelompok lain yang masih

satu populasi, serta kelompok uji coba ini harus normal dan homogen.

Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas X6

semester II SMUN 14 Semarang. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak

12 butir soal. Adapun analisis yang digunakan dalam pengujian instrumen ini

meliputi validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.

Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut :

a. Validitas

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur (Arikunto, 2002:65).

Dalam penelitian ini, validitas yang dicari adalah validitas isi karena

instrumen yang digunakan bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman

konsep siswa terhadap materi pelajaran.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari validitas instrumen tes

(45)

)} ) ( )( ) (

{(

2

2

2

2

∑ ∑

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy keterangan :

rxy = koefisien korelasi tiap item

N = banyaknya subjek uji coba

ΣX = jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total

ΣX2 = jumlah kuadrat skor item

ΣY2 = jumlah kuadrat skor total

ΣXY = jumlah perkalian skor item dan skor total

Kemudian hasil rxy dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan α = 5%, jika r hitung < r tabel, maka alat ukur dikatakan valid.

(Arikunto, 2000:72)

b. Taraf Kesukaran

Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung berapa

persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus

(passing grade) untuk tiap-tiap item.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran soal bentuk

uraian adalah :

(46)

34

Dalam penelitian ini testi dikatakan gagal jika tingkat kebenaran dalam

menjawab kurang dari 65%.

Untuk menginterpolasikan nilai taraf kesukaran soal digunakan tolok ukur

sebagai berikut :

0% ≤ TK ≤ 27% soal mudah

28% ≤ TK ≤ 72% soal sedang

73% ≤ TK ≤ 100% soal sukar

(Arifin, 1991:135)

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, sebaiknya proporsi antara

tingkat kesukaran item dijabarkan dengan asumsi bahwa kelompok siswa

(testi) itu distribusinya secara normal sehingga proporsi tersebut dapat

diatur sebagai berikut :

¾ item sukar 25%, item sedang 50%, item mudah 25% atau

¾ item sukar 20%, item sedang 60%, item mudah 20% atau

¾ item sukar 15%, item sedang 70%, item mudah 15%

Dapat dikatakan bahwa penyusunan suatu item dilakukan dengan

mempertimbangkan tingkat kesukaran item, maka diharapkan hasil yang

didapat siswa dapat menggambarkan prestasi yang sesungguhnya.

(47)

c. Daya Pembeda

Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda bagi tes bentuk

uraian adalah dengan menghitung dua rata (mean) yaitu antara

rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata-rata-rata kelompok bawah dari tiap-tiap

soal. Untuk menghitung daya pembeda soal uraian dapat digunakan

rumus:

) 1 (

) (

2 2 2

1 − + − =

i i n

n

x x

ML MH t

keterangan :

t = daya beda

MH = rata-rata dari kelompok atas

ML = rata-rata dari kelompok bawah

Σx12 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

Σx22 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

ni = 27% x N

N = banyaknya peserta tes

n1 = banyak peserta tes kelompok atas

n2 = banyak peserta tes kelompok bawah

Jika thitung > ttabel dengan derajat kebebasan = (n1 – 1) + (n2 – 2) dengan

taraf signifikan 5% maka daya pembeda soal tersebut signifikan.

(48)

36

d. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek

yang sama (Arikunto, 2002:90). Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat

memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, atau dengan

kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan

ketetapan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal

tes bentuk uraian adalah rumus alpha, yaitu :

2 2

11 1

1 t

i n

n r

σ σ

− −

=

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

n = banyak item

(Arikunto, 2003:109)

Rumus varians item soal, yaitu :

n n

x x

i

=

2 2

2

) (

σ

keterangan :

(49)

Σx2 = jumlah kuadrat item soal

n = banyak item

Rumus varians total yaitu :

n n

Y Y

t

=

2 2

2

) (

σ

ΣY = jumlah skor soal

ΣY2 = jumlah kuadrat skor soal

n = banyak item

Kriteria pengujian reliabilitas tes dikonsultasikan dengan harga r product

moment pada table, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujicobakan

reliabel.

(Arikunto, 2003:97)

E. Metode Analisis Data 1. Analisis Data Tahap Awal

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan kelas

eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen. Perhitungan

dilakukan dengan data dari nilai raport semester I mata pelajaran

(50)

38

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat, yaitu:

=

− = K

i i

i i

E E O 1

2

2 ( )

χ

Keterangan :

χ2

= harga chi-kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika χ2≤χ2(1-α) (K-3) dengan taraf

nyata 5% (Sudjana, 1996:273)

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama

atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka

dikatakan kedua kelompok homogen.

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : variansnya homogen ( σ12 = σ22 )

Ha : varians tidak homogen ( σ12≠σ22 )

(51)

k b hitung V V F = keterangan :

Vb = varians terbesar

Vk = varians terkecil

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <

) 1 ( 1 ( 2 /

1 n1− n2−

F α dengan taraf nyata 5% (Sudjana, 1996:250)

c. Uji Kesamaan Rata-Rata

Analisis data dengan uji t digunakan untuk menguji hipotesis.

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠μ2

μ1 = rata-rata data kelompok eksperimen

μ2 = rata-rata data kelompok kontrol

Maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

t = 2 1 2 1 1 1 n n s x x + −

dengan s2 =

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − n n s n s n keterangan : 1

x = nilai rata-rata kelompok eksperimen

2

x = nilai rata-rata kelompok kontrol

(52)

40

n2 = banyaknya subyek kelompok kontrol

dengan kriteria pengujian, terima H0 jika –ttabel < thitung < ttabel dengan

derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2 dan tolak H0 untuk harga t lainnya.

(Sudjana, 1996:239)

2. Analisis Data Tahap Akhir

Setelah diperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka dilakukan uji

hipotesis tahap akhir.

a. Uji Normalitas

Langkah–langkah pengujian normalitas tahap ini sama dengan

langkah-langkah uji normalitas pada tahap awal.

b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Langkah–langkah pengujian homogenitas tahap ini sama dengan

langkah-langkah uji homogenitas pada tahap awal.

c. Uji Kesamaan Rata-Rata (Uji Pihak Kanan)

Hipotesis yang diajukan dalam uji kesamaan rata-rata dengan uji pihak

kanan adalah sebagai berikut :

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 > μ2

μ1 = rata-rata data kelompok eksperimen

(53)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

i. Varians kedua kelas berbeda

Rumus yang digunakan adalah :

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t + − =

ii. Varians kedua kelas sama

Rumus yang digunakan adalah :

2 1 2 1 1 1 n n S X X t + −

= dengan⎯

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − + − + − = n n S n S n S

Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika thitung > t(1−α)(n1+n2−2)

(Sudjana, 1996:241)

keterangan :

1

X = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

2

X = rata-rata hasil belajar kelas kontrol

S1 = simpangan baku kelas eksperimen

S2 = simpangan baku kelas kontrol

S12 = varians kelas eksperimen

S22 = varians kelas kontrol

(54)

42

n2 = banyak siswa kelas kontrol

S = simpangan baku gabungan

F. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Validitas Soal

Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi product moment, maka

diperoleh soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 12.

Adapun yang tidak valid adalah soal nomor 6, 7, dan 9. Untuk contoh

perhitungannya terdapat pada lampiran 13 halaman 84.

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus alpha terhadap

hasil uji coba tes diperoleh rhitung = 0,74 , sedangkan harga rtabel = 0,312. Jadi

rhitung > rtabel sehingga tes yang diuji cobakan reliabel Untuk perhitungan

selengkapnya terdapat pada lampiran 16 halaman 89.

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba dalam penelitian

ini, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. yang termasuk kriteria mudah, yaitu soal nomor 2, 4, 5 dan 9;

b. yang termasuk kriteria sedang, yaitu soal nomor 1, 3, 10 dan 12;

c. yang termasuk kriteria sukar, yaitu soal nomor 6, 7, 8 dan 11.

(55)

4. Analisis Daya Pembeda Soal

Berdasarkan hasil uji coba tes dengan α = 5 % dan dk = 20, diperoleh ttabel =

1,72. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, didapatkan bahwa item

soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11 dan 12 memiliki daya pembeda signifikan.

Untuk contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 14 halaman 86.

5. Penentuan Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembeda soal, maka item soal uji coba yang dipilih sebagai

instrumen untuk mengambil data pada penelitian ini sebanyak 9 buah item

soal, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, dan 12. Sedang soal yang tidak

dipakai adalah soal nomor 6, 7 dan 9. Untuk perhitungan selengkapnya

(56)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Data Tahap Awal a. Uji Normalitas

Uji nomalitas ini menggunakan uji chi-kuadrat. Nilai awal yang

digunakan untuk menguji kenormalan kedua kelas adalah nilai rata-rata

matematika semester I. Untuk data awal kedua sampel dapat dilihat pada

lampiran 2 halaman 59.

1) Uji normalitas kelas eksperimen

Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh

χ2

hitung = 2,936 dan χ2tabel = 9,49. Jelas χ2hitung < χ2tabel, maka dapat

dikatakan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk

perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 3 halaman 60.

2) Uji normalitas kelas kontrol

Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas kontrol diperoleh χ2hitung

= 6,187 dan χ2tabel = 9,49. Jelas χ2hitung < χ2tabel, maka dapat dikatakan

bahwa kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk perhitungan

(57)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini, bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai awal

sampel mempunyai varians yang sama (homogen).

H0 : variansnya homogen ( σ12 = σ22 )

Ha : varians tidak homogen ( σ12≠σ22 )

Dari perhitungan diperoleh :

Fhitung = 1,044 dan Ftabel = 1,89.

Karena Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Untuk

perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 5 halaman 62.

c. Uji Kesamaan Rata-Rata

H0 : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠μ2

Dari perhitungan diperoleh :

Kelompok n mean s2

Eksperimen 40 64,32 141,37

kontrol 40 61,45 147,65

Dari kedua kelompok diperoleh Sgab = 12,02.

(58)

46

Kriteria penerimaan H0 apabila –ttabel < thitung < ttabel. Karena thitung berada

pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada

lampiran 6 halaman 63.

2. Analisis Data Tahap Akhir a. Uji Normalitas

Sebelum menguji hipotesis diajukan terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas. Hal ini dilakukan untuk menentukan statistik yang digunakan

dalam pengujian hipotesis. Untuk menguji kenormalan data digunakan uji

chi-kuadrat. Data yang digunakan adalah data hasil pemahaman konsep siswa materi pokok trigonometri. Untuk data akhir kedua sampel dapat

dilihat pada lampiran 44 halaman 130.

1) Uji normalitas kelas eksperimen

Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh

χ2

hitung = 7,144 dan χ2tabel = 7,81. Jelas χ2hitung < χ2tabel, maka dapat

dikatakan bahwa data hasil belajar pemahaman konsep siswa

eksperimen berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat

(59)

2) Uji normalitas kelas kontrol

Berdasarkan perhitungan uji normalitas kelas kontrol diperoleh χ2hitung

= 7,638 dan χ2tabel = 7,81. Jelas χ2hitung < χ2tabel, maka dapat dikatakan

bahwa data hasil belajar kelas kontrol berdistribusi normal.

Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 46 halaman 132.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai hasil tes sampel

mempunyai varians yang homogen.

H0 : variansnya homogen ( σ12 = σ22 )

Ha : varians tidak homogen ( σ12≠σ22 )

Dari perhitungan diperoleh :

Fhitung = 1,436 dan Ftabel = 1,89.

Karena Fhitung < Ftabel berarti H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Untuk

perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 47 halaman 133.

c. Uji Perbedaan Rata-Rata (Uji Pihak Kanan)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t.

H0 : μ1 = μ2 tidak ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok

Ha : μ1 > μ2 nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih

baik daripada kelompok kontrol

(60)

48

Kelompok n mean s2

Eksperimen 40 64,1 193,9

kontrol 40 56,88 135,06

Dari kedua kelompok diperoleh Sgab = 12,825.

Dengan uji t diperoleh thitung = 2,52 dan ttabel = 1,99.

Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan hipotesis diterima. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil evaluasi pembelajaran

pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok

kontrol. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 48

halaman 134.

d. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru

Berdasarkan hasil observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru pada

kelas eksperimen selama pembelajaran diperoleh data, yaitu :

1. pada pembelajaran I (Senin, 1 Mei 2006) persentase kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 47,5%;

2. pada pembelajaran II (Kamis, 4 Mei 2006) persentase kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 67,5%;

3. pada pembelajaran III (Senin, 8 Mei 2006) persentase kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran adalah sebesar 85%.

Perkembangan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk

(61)

e. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada kelas eksperimen selama

pembelajaran berlangsung diperoleh data, yaitu :

1. pada pembelajaran I (Senin, 1 Mei 2006) persentase aktivitas siswa

adalah sebesar 53,57%;

2. pada pembelajaran II (Kamis, 4 Mei 2006) persentase aktivitas siswa

adalah sebesar 64,28%;

3. pada pembelajaran III (Senin, 8 Mei 2006) persentase aktivitas siswa

adalah sebesar 85,71%.

Perkembangan aktivitas siswa selama pembelajaran untuk selengkapnya

terdapat pada lampiran 50 halaman 136.

B. Pembahasan

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelompok kontrol

dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, terlihat bahwa hasil

belajar kedua kelompok tersebut berbeda saecara nyata. Hal ini ditunjukkan dari

hasil uji thitung sebesar 2,52 > 1,99 yang merupakan ttabel, yang berarti H0 ditolak.

Dengan kata lain rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih baik

daripada kelompok kontrol. Terjadinya perbedaan hasil belajar ini salah satunya

disebabkan adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada

(62)

50

Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong siswa untuk bekerjasama

dalam kelompoknya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengajari siswa menjadi

pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman kelompoknya,

berdiskusi dan menghargai pendapat teman lain. Hal ini dapat berdampak positif

terhadap hasil belajar siswa, sebab dalam model pembelajaran kooperatif tipe

TAI, siswa yang lemah mendapat bantuan dari teman sekelompoknya yang lebih

pandai untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Melalui teman

sendiri, siswa akan merasa nyaman, tidak ada rasa malu sehingga diharapkan

siswa yang lemah tidak segan-segan untuk menanyakan kesulitan yang

dihadapinya. Keberhasilan yang dicapai juga tercipta karena adanya hubungan

antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai dan

peduli antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Dengan

belajar secara berkelompok, siswa yang lemah akan terbantu dari siswa yang

pandai, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajarnya. Di samping itu, guru

dapat memberikan bantuan secara individual, kepada siswa yang

membutuhkannya. Motivasi inilah yang akan menimbulkan dampak positif

terhadap hasil belajar siswa.

Pada awal pembelajaran, pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen

mengalami sedikit hambatan. Pembelajaran yang baru bagi guru maupun siswa

membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Selain itu pada waktu pengelompokan,

terkadang menimbulkan kegaduhan dalam kelas yang cukup menyita waktu

(63)

karena sebelumnya guru tidak biasa membentuk kelompok belajar. Pada awalnya

ada beberapa siswa yang merasa tidak cocok dengan siswa lain dalam

kelompoknya, sehingga terkadang terjadi perselisihan. Hal ini berakibat

penyerapan materi pembelajaran oleh siswa kurang maksimal.

Hambatan yang terjadi secara perlahan-lahan dapat berkurang dikarenakan

siswa mulai tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Siswa mulai

terbiasa dengan teman lain dalam kelompoknya dan mulai menerima perbedaan

yang ada, yang membuat siswa justru merasa saling membutuhkan, saling

membantu dan menghormati satu sama lain karena adanya tuntutan masalah yang

harus dikerjakan bersama. Siswa merasa senang bekerja dalam kelompok dan

menyelesaikan tugas secara kelompok. Hal ini dapat mempermudah siswa dalam

memahami permasalahan yang diberikan.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol kurang dapat

memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Seringkali

siswa yang pandai merasa dirinya mampu untuk menyelesaikan tugas sendiri,

sedangkan siswa yang kurang pandai hanya bertugas menyalin saja. Hal ini dapat

berakibat kemampuan siswa kurang dapat meningkat. Selain itu siswa juga masih

merasa takut untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya jika ada sesuatu hal

yang belum dimengerti. Ini membuat guru kurang memahami siswa mana yang

kurang dapat menyerap materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi pada kelas eksperimen mengenai kemampuan

(64)

52

pembelajaran III menunjukkan adanya peningkatan persentase pada setiap

pembelajaran. Pada pembelajaran I dari perhitungan persentase menunjukkan

pembelajaran cukup baik, pada pembelajaran II dari perhitungan persentase

menunjukkan pembelajaran sudah baik, sedangkan pada pembelajaran III dari

perhitungan persentase menunjukkan pembelajaran sangat baik. Adanya

kekurangan, hambatan dan kendala pada setiap pembelajaran ditindak lanjuti oleh

guru untuk memperbaiki kemampuan dalam pengelolaan kelas dan memperbaiki

kesalahan serta kekurangan pada pembelajaran sebelumnya.

Peningkatan kemampuan guru diikuti pula dengan peningkatan aktivitas

siswa pada setiap pembelajaran. Terlihat hasil perhitungan persentase pada

pembelajaran I menunjukkan aktivitas siswa cukup baik, pembelajaran II

menunjukkan aktivitas siswa baik, sedangkan pada pembelajaran III dari

perhitungan persentase menunjukkan bahwa aktivitas siswa menjadi sangat baik.

Pada setiap pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat berinteraksi satu sama lain

dan mengembangkan ketrampilan kooperatifnya. Pada awal pembelajaran yaitu

pembelajaran I, siswa masih merasa bingung tentang apa yang harus siswa

lakukan. Siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan. Ketidakterbiasaan siswa dalam bekerja secara berkelompok, membuat

siswa harus menyesuaikan diri dengan siswa lain dan terkadang siswa masih

bekerja secara individu karena ketidakcocokan satu sama lain. Peningkatan

persentase aktivitas siswa ini disebabkan karena siswa sudah mulai terbiasa

(65)

Hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini didukung dengan aktivitas

siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen yang terus mengalami peningkatan.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pun semakin meningkat pada

setiap pembelajaran. Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar

dimungkinkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe TAI

dikembangkan ketrampilan siswa dalam bekerjasama, berinteraksi dari latar

belakang cara berpikir yang berbeda untuk dapat menyelesaikan permasalahan

yang dikerjakan secara bersama sehingga dapat membangun motivasi belajar pada

(66)

54 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yaitu 64,1 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 56,88. Jadi rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik daripada nilai rata-rata kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen terus mengalami peningkatan, aktivitas siswa selama pembelajaran juga terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajarannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional terhadap pemahaman konsep pada pokok bahasan trigonometri pada siswa kelas X semester II SMU NEGERI 14 SEMARANG tahun pelajaran 2005/2006.

B. Saran

(67)

pendidikan, khususnya pada pembelajaran matematika. Untuk itu penulis memberikan beberapa saran, yaitu :

1. guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih mengembangkan ketrampilan kooperatif atau bekerjasama yang dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat siswa;

(68)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 1991. Evaluasi instruksional : Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

---. 2002. Prosedur Penelitian. Jogjakarta : Rineka Cipta.

---. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. ---. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Kusmini. Model pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan kecakapan

matematika siswa SD kelas IV sebagai implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Muarofah. Keefektifan penggunaan model pembelajaran TAI ( Team Assisted Individualization ) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas II semester I SLTP Negeri I Wedung Demak tahun pelajaran 2003/2004 pada pokok bahasan waktu, jarak dan kecepatan. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Noormandiri, B.K. dan Sucipto, Endar. Matematika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga.

Rianto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC.

Slavin, Robert. E. 1995. Cooperative Learning : Theory Research and Practice, Second Edition. Boston : Allyn and Bacon.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Alfa Beta.

Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta.

Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung : JICA

(69)

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang.

(70)

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK GURU

Nama guru : Sekolah :

Hari / Tgl :

Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai ! Dilakukan Penilaian

No Aspek yang diamati

Ya Tidak 1 2 3 4 1.

2. 3.

4. 5. 6.

7.

8.

9. 10.

Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberi motivasi kepada siswa

Menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok

Menjelaskan materi baru secara singkat Membagi siswa dalam kelompok

Membimbing kelompok-kelompok dalam merumuskan masalah

Membimbing diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan kelompok

Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan baik kepada guru maupun sesama siswa

Memberi tes kecil

Membimbing siswa menarik kesimpulan

Penilaian : Persentase =

max total skor jumlah

skor

(71)
(72)

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK GURU

Nama guru : Dra. Muslikah Sekolah : SMUN 14 Semarang Hari / Tgl : Senin, 1 Mei 2006

Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai ! Dilakukan Penilaian

No Aspek yang diamati

Ya Tidak 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberi motivasi kepada siswa

Menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok

Menjelaskan materi baru secara singkat Membagi siswa dalam kelompok

Membimbing kelompok-kelompok dalam merumuskan masalah

Membimbing diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan kelompok

Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan baik kepada guru maupun sesama siswa

Memberi tes kecil

Membimbing siswa menarik kesimpulan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor total = 2 + 1 + 2 + 2 + 3 + 2 + 2 + 1 + 2 + 2 = 19 Skor max = 40

Persentase = 40 19

x 100% = 47,5%.

(73)

Hari / Tgl : Kamis, 4 Mei 2006

Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai ! Dilakukan Penilaian

No Aspek yang diamati

Ya Tidak 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberi motivasi kepada siswa

Menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok

Menjelaskan materi baru secara singkat Membagi siswa dalam kelompok

Membimbing kelompok-kelompok dalam merumuskan masalah

Membimbing diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan kelompok

Memberikan kesempatan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan baik kepada guru m

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :. APBD

Presentasi dan diskusi (pembelajaran melalui penyampaian gagasan dan argumen secara efektif dan efisien, mendengar, memahami dan menerima gagasan yang berbeda, serta

Surat Keterangan (Dinas Perhubungan) ... Pedoman Wawancara ... Biaya Pemungutan Retribusi Parkir ... Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2005 ... Realisasi Pendapatan Daerah Tahun

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,