• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang"

Copied!
279
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN INTERAKSI PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS REALISTIK

PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN WONOSARI 03 KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang

Oleh : M. Qurotul Aein

1401909109

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : M. Qurotul Aein

NIM : 1401909109

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 27 September 2011

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Setiap manusia pasti binasa kecuali orang yang berilmu. Setiap yang berilmu juga binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Setiap pengamal ilmupun

akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmu dengan ikhlas niatnya” (Al – Hadist).

”Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan shodaqoh”

(HR. Athabroni)

“ sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memberi manfaat kepada orang lain” ( HR. Bukhori Muslim )

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur atas segala karunia-Nya karya ini saya persembahkan kepada:

1. Abah dan Umi tercinta yang selalu memberi kasih sayang dan doa serta semangat dalam setiap langkah penulis

2. Kedua Adik kecil Najib dan Zahwa tersayang yang selalu menghibur penulis didalam duka.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang”

Dalam penulisan skripsi ini berkat bimbingan dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi.

2. Drs. Hardjono, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian.

3. Drs. H. A. Zaenal Abidin, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu jalannya penelitian.

4. Drs. Jaino, M. Pd. Dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dengan kesabaran serta kesungguhan hati sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

5. Harmanto, S. Pd., M. Pd. Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dengan kesabaran serta kesungguhan hati sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

6. Dra. Renggani, M. Si. Dosen Penguji Utama Skripsi, yang telah menguji dengan teliti

7. Budi Sanyoto, S.Pd. Kepala SDN Wonosari 03 yang telah memberikan izin penelitian.

8. Seluruh siswa, guru dan karyawan SDN Wonosari 03.

9. Teman-teman yang telah membantu melaksanakan penelitian.

Segalanya akan dikenang peneliti. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, 23 September 2011

(7)

vii ABSTRAK

Aein, Qurotul M. 2011. Peningkatan Interaksi Pembelajaran Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Drs. Jaino, M.Pd. Dan Harmanto, S.Pd., M. Pd. 185 Halaman.

Kata kunci : Interaksi Pembelajaran, kooperatif tipe Jigsaw Berbasis Realistik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran masih didominasi oleh guru. Siswa disuruh membaca kembali materi yang ada di LKS dan siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKS setelah itu proses belajar mengajar selesai. Aktifitas siswa cenderung pasif dan prestasi belajar siswa kelas IV masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu (65). Nilai terendah yaitu 30 dan nilai tertinggi yaitu 80, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 29% dan yang belum tuntas 22 siswa dengan presentase 70,96% dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV yaitu 31. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : a) Apakah pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik

dapat meningkatkan keterampilan guru pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03?. b) Apakah pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik dapat meningkatkan interaksi pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Wonosari 03?. c) Apakah pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Wonosari 03?. Penelitian ini bertujuan : Meningkatkan keterampilan guru dalam upaya meningkatkan interaksi pembelajaran, Meningkatkan interaksi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 3 siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN Wonosari 03. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik tes, observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan keterampilan guru pada siklus I pertemuan 2 mendapat skor 20,presentase 56.25%, kategori baik. siklus II pertemuan 2 mendapat skor 26, presentase 81.2%, kategori baik. Sedangkan pada siklus III keterampilan guru mendapat skor 28, presentase 87.5%, kategori sangat baik. Interaksi pembelajaran siklus I pertemuan 2 mendapat skor 45, presentase 75% rata-rata 2,6 dengan kategori baik. Interaksi pembelajaran pada siklus II pertemuan ke 2 mendapat skor 52, presentase 86% rata-rata 3 kategori baik. Siklus III interaksi pembelajaran mendapat skor 55, presentase 91,6% rata-rata 3,2 kategori sangat baik. Sedangkan hasil belajar siklus I pertemuan ke 2 yang mengalami ketuntasan sebanyak 51,61% atau 15 siswa sedangkan yang belum tuntas 48,38% atau 15 siswa. Pada siklus II pada pertemuan 2 yang tuntas sebanyak 64,51% atau 20 siswa dan 35,48% atau 11 siswa belun tuntas. Pada siklus III yang mengalami ketuntasan sebanyak 87,09% atau 27 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 12,90% atau 4 siswa. Pelaksanaan penelitian ini adalah Pendekatan Koopertif Tipe

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN KELULUSAN... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang………... 1

B. PerumusanMasalah Dan PemecahanMasalah………. 12

1. PerumusanMasalah……… 12

2. PemecahanMasalah………... 12

C. TujuanPenelitian……….. 15

D. ManfaatPenelitian……… 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianTeori...………... 17

1. PengertianInteraksi………... 17

2. Keterampilan Guru ……… 45

(9)

ix

4. PembelajaranKooperetif ………... 67

5. KoopereatifTipeJigsaw………... 70

6. PendekatanRealistik ………. 74

7. HakikatPendidikanKewarganegaraan ………. 77

B. KajianEmpiris……….. 81

C. KerangkaBerpikir……… 85

D. HipotesisTindakan………... 87

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan SubyekPenelitian ………... 88

B. Prosedur / Langkah-LangkahPenelitian……… 88

1. Perencanaan………... 88

2. PelaksanaanTindakan ………... 89

3. Observasi………... 89

4. Refleksi ……….. 89

C. SiklusPenelitian……… 89

1. SiklusPertama ………... 90

2. SiklusKedua ………. 92

3. SiklusKetiga ………. 95

D. Data Dan Pengumpulan Data ………... 99

E. TehnikPengumpulan Data ………... 101

F. TehnikAnalisis Data ………. 103

1. Kualitatif……… 103

2. Kuantitatif ………. 104

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian………... 107

1. Deskripsi Data PelaksanaanPraSiklus ………. 107

2. Deskripsi Data PelaksanaanSiklus I ………. 108

a. Perencanaan ……….. 109

b. Pelaksanaan……….. 109

c. Obnservasi……… 113

1)ObservasiKeterampilan Guru ………. 113

2)ObservasiInteraksiPembelajaran ………... 114

3) HasilBelajar ………... 116

d. Refleksi……… 119

e. Revisi……… 120

3. Deskripsi Data PelaksanaanSiklus II ……… 122

a. Perencanaan ………. 122

b. Pelaksanaan………. 123

c. Observasi………. 126

1) ObservasiKeterampilan Guru ………... 127

2) ObservasiInteraksiPembelajaran …………. 128

3) HasilBelajar……….. 130

d. Refleksi……… 134

e. Revisi………... 135

4. Deskripsi Data pelaksanaansiklus III……… 136

a. Perencanaan………. 136

(11)

xi

c. Observasi……….. 140

1)ObservasiKeterampilan Guru……….. 141

2)ObservasiInteraksiPembelajaran……… 142

3) HasilBelajar……… 145

d. Refleksi……….. 147

e. Revisi………. 149

B. Pembahasan……….. 150

1. PemaknaanHasilTemuanPenelitian ……… 150

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran …………. 150

b. Interaksi Pembelajaran………. 157

c. HasilBelajar……… 169

2. ImplikasiHasilPenelitian ………. 170

BAB V PENUTUP A. Simpulan……… 180

B. Saran ……….. 182

DAFTAR PUSTAKA ……….. 184

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Penilaian ... 104

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan ... 105

Tabel 3. Penilaan hasil Belajar Sebelum Perbaikan ... 107

Tabel 4. Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I Pertemuan I Dan Pertemuan II ... 113

Tabel 5. Penilaian Keterampilan Guru Siklus I ... 113

Tabel 6. Hasil Pengamatan Interaksi Pembelajaran Siklus I Pertemuan I Dan Pertemuan II ... 114

Tabel 7. Penilaian Interaksi Pembelajaran Siklus I………... 116

Tabel 8. Analisis hasil belajar siklus I pertemuan I dan pertemuan II ... 117

Tabel 9. Kriteria Ketuntasan Minimal ... 117

Tabel 10. Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II pertemuan I dan Pertemuan II ... 127

Tabel 11. Penilaian keterampilan guru siklus II ... 127

Tabel 12. Hasil Pengamatan Interaksi Pembelajaran Siklus I Pertemuan I Dan Pertemuan II ... 128

Tabel 13. Penilaian interaksi pembelajaran siklus II ... 130

Tabel 14. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I Dan Pertemuan II ... 131

Tabel 15. Kriteria Ketuntasan Minimal ... 131

Tabel 16. Hasil Pengamatan Guru Siklus III ... 141

Tabel 17. Penilaian Keterampilan Guru Siklus III ... 141

Tabel 18. Hasil Pengamatan Interaksi Pembelajaran Siklus III ... 142

(13)

xiii

Tabel 20. Analisis Hasil Belajar Siklus III ... 145 Tabel 21. Kriteria Ketuntasan Minimal

Tabel 22. Presentase Peningkatan Hasil Pengamatan Guru Per Siklus I, II Dan III ... Tabel 23. Presentase Peningkatan Interaksi Pembelajaran Per Siklus I, II dan

III ... Tabel 24. Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Per Siklus ...

146

173

176

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 86 Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Siklus 1pertemuan I ... 118 Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siklus 1pertemuan II ... 118 Gambar 4. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I dan

Pertemuan II ... 119

Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I... 132 Gambar 6. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 132 Gambar 7. Diagram batang pelaksanaan siklus II pertemuan I dan

pertemuan II

133

Gambar 8. Diagram hasil belajar siswa siklus III ... 146 Gambar 9. Diagram batang keterampilan guru dan interaksi pembelajaran

siklus I, siklus II dan siklus III ... 148

Gambar 10. Diagram Batang Presentase Ketuntasan Klasikal Siswa ... 149 Gambar 11. Diagram Batang Presentase Peningkatan Keterampilan Guru .... 174 Gambar 12. Diagram batang peningkatan presentase interaksi pembelajaran 176 Gambar 13. Diagram Batang Presentase Peningkatan Hasil Belajar Per

Siklus

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen ... 186

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 190

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 201

Lampiran 4. Hasil Observasi Penelitian Keterampilan Guru ... 233

Lampiran 5. Hasil Observasi Penilitian Interaksi Pembelajaran... 240

Lampiran 6. Hasil Belajar Siswa………... 247

Lampiran 7. Foto Kegiatan……….……… 254

Lampiran 8. Surat – Surat ...……….……….... 259

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam UU RI No. 20 Pasal I Tahun 2003 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu setiap guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi siswanya dalam setiap pembelajaran, karena pada dasarnya tujuan guru mengajar adalah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku siswa.

(17)

2

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi pereubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Dari belajar tersebut akan tampak perubahan perilaku individu sebagai akibat dari belajarnya. Dari perubahan tersebut akan tampak baik perubahan dari pengetahuan, keterampilan, penguasaan nilai-nilai dan perubahan sikapnya.

Menurut Gagne (1984) dalam Udin S. Winataputra, dkk (2005:2.3) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Ada tiga atribut pokok (ciri utama) belajar yaitu : (1) Proses : Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. (2) Perubahan perilaku : Belajar adalah perubahan perilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai (sikap). (3) Pengalamam : Belajar adalah mengalami, artinya belajar terjadi di dalam interaksi antar individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

(18)

3

yang memiliki kesempatan bertatap muka lebih banyak dengan siswanya, oleh karena itu seorang guru hendaknya menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, mengelola program belajar, mengelola kelas, menggunakan media dan sumber, menguasai landasan pendidikan, meningkatkan interaksi dalam belajar, merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran, serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Syaifudin Nurdin (2002) dalam Ahmad Barizi(2009:150). Kemampuan guru dalam memproses keterampilan serta menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien yang terorganisir dengan baik.

(19)

4

keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak. Dalam pembelajaran, interaksi mempunyai beberapa tujuan yaitu : membantu menyeleksi bahan pengajaran yang akan disampaikan, memudahkan menyeleksi metode yang akan digunakan, memudahkan menyeleksi media dan alat bantu pengajaran, menolong sikap, tingkah laku dan perbatan guru, memudahkan memberikan penilaian, serta memudahkan mengorganisasika kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, memudahkan menyeleksi kemampuan yang ingin diinginkan dari anak didik. Jadi dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai arah dan tujuan yang jelas Syaifu Bahri Djamarah (2005:28)

Dalam belajar mengajar memunculkan istilah guru sebagai satu

pihak dan siswa sebagai lain pihak. Keduanya memegang peran, posisi dan

tanggung jawab yang berbeda-beda namun bersama-sama mencapai tujuan.

Guru bertanggung jawab mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan susila

yang cakap dengan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan dan

membimbingnya. Sedangkan anak didik berusaha untuk mencapai tujuan itu

dengan bantuan dan pembinaan dari guru. Dari paparan di samping kedua

belah pihak berada dalam interaksi edukatif. Didalam proses interaksi

edukatif mengandung sejumlah norma, semua norma itulah yang harus guru

transfer kepada anak didik. Proses intaraksi edukatif menjadi jembatan yang

menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang

menghantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang

(20)

5

hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma

sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut pendapat Drs. Moh. Uzer Usman (1990)dalam Drs.

Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. (2005 : 13) berpendapat bahwa kegiatan

interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragan coraknya, mulai dari

kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan

oleh anak didik. Hal ini tentu tergantung pada keterampilan guru dalam

mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Penggunaan variasi pola

interakasi mutlak dilakukan oleh guru , hal ini dimaksudkan agar tidak

menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana

kelas demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

(21)

6

pembelajaran siswa. Adapun yang dimaksud realistik adalah siswa dapat menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar. Realistik ini merupakan sebuah pendekatan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan realistik ini adalah sebuah pendekatan pendidikan yang berusaha menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri. http ://zahra-abcde.blogs.pot.Com/2010/04/ mengajar-matematika-denganpendekatan. html.

Realistik atau dunia nyata tidak hanya sebagai sumber pembelajaran, tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali pembelajaran kedunia nyata. Pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual “dunia nyata yang berkaitan dengan isi dari pembelajarannya, sehingga memungkinkan siswa menggunakan pengalaman yang pernah ia dapat dalam kesehariannya sebelumnya secara langsung dituangkan dalam pembelajaran. Melalui abstraksi dan formalisasi siswa akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian, siswa dapat mengaplikasikan konsep-konsep yang ia dapat ke bidang baru dari dunia nyata. Oleh karena itu, untuk menjembatani konsep-konsep pembelajaran dengan pendekatan realistik siswa perlu mengaplikasikan pengalaman sehari-hari.

(22)

7

berlangsung, sehingga dalam pendekatan realistik tersebut guru dengan langsung dapat meningkatkan interaksi pembelajaran.

Namun didalam pembelajaran, seringkali dalam pelaksanaannya guru kurang memperhatikan aspek-aspek yang dapat meningkatkan belajar siswa. Terkait dengan hal tersebut, berdasarkan pengamatan/observasi khususnya pada mata pelajaran PKn di SD Negeri wonosari 03 terutama dalam proses belajar mengajarnya terdapat beberapa permasalahan yang belum optimal. Pembelajaran masih didominasi oleg guru (teacher centre)Guru dalam menerapkan pembelajaran kurang kreatif dan efektif, dalam pembelajaran guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran serta model-model pembelajaran. Proses interaksi timbal balik antara siswa dengan guru belum sepenuhnya berjalan dengan baik,yaitu siswa masih malu dan takut untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, interaksi siswa dalam pembelajaran baik dengan siswa lain, dengan lingkungan, maupun dengan pembelajarannya itu sendiri belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Mayoritas siswa hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan dari guru, siswa disuruh membaca kembali materi yang ada di LKS dan siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKS yang berhubungan dengan materi setelah itu proses belajar mengajar selesai.

(23)

8

sekaligus menjadi media pembelajaran. Selain itu aktifitas siswa cenderung pasif dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Wonosari 03 masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu (65). Hal tersebut dapat dilihat dalam rerata klasikal awal.Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah yaitu 30 dan nilai tertinggi yaitu 80, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 29% dan yang belum tuntas 22 siswadengan presentase 70,96% dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV yaitu 31. Beberapa faktor yang lain dapat diduga penyebab tidak keberhasilan siswa diantaranya adalah jumlah siswa yang cukup banyak ukuran kelas di SD yaitu sebanyak 31 siswa, sehingga didalam kelas cenderung ramai untuk bercanda dan bermain-main dengan teman lainnya. Untuk itu guru harus berpikir kembali dan meningkatkan kemabali keterampilan serta kepedulian dalam mengajar agar masalah-masalah yang terdapat didalam proses belajar menagajar dapat teratasi denagan baik.

(24)

9

untuk meningkatkan interaksi pembelajaran PKn. Maka dalam Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasis realistik. Ketertarikan peneliti mengambil pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasisi realistik karena peneliti melihat dalam pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berbasis realistik semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab masing-masing baik individu maupun kelompok yang mengaitkan dengan kehidupan seharai-hari dengan kenyataannya. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif Jigsaw berbasis realistik dibanding dengan diskusi lain yaitu seluruh anggota dalam kelompok bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu merupakan tanggung jawab individu dan tanggung jawab kelompok. Model jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memeberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian Robert E. Slavin (2009:237).

(25)

10

Guru (RRLG) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 69,45%, (7) Rasio Pergantian Konten (RPK) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 45,77%, (8) Rasio Tetap Siswa (RTS) menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0%, dan (9) penggunaan bahasa antara siswa dan guru selama berinteraksi sebesar 93,56% untuk penggunaan bahasa Indonesia, terdiri dari guru sebesar 65,34% dan siswa 28,21%; dan penggunaan bahasa Jawa sebesar 6,44%, terdiri dari guru 3,13% dan siswa 3,32%. Data di atas mengindikasikan bahwa pola interaksi guru dan siswa bersifat multi arah, namun tetap berpusat pada guru. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa merupakan jenis interaksi edukatif.http://lib.unnes.ac.id/75/.

(26)

11

menjawab pertanyaan sebesar 79,16%, mengemukakan pendapat sebesar 291,16%, interaksi dengan sumber ajar sebesar 91,16%.Skripsi oleh Catur Endah Lestari 2010, dengan judul Skipsi. Peningkatan Interaksi Pembelajaran Dan Hasil Belajar Dengan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang)

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasisi realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang.

Harapan melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik ini interaksi didalam belajar mengajar lebih meningkat dan lebih baik serta dari interaksi hanya dua arah antara guru dan siswa menjadi interaksi multi arah, siswa dan siswa, siswa dan guru serta guru dan siswa dengan sumber belajar. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru memainkan peranannya sesuai fungsinya sebagai fasilitator, motivator, mediator, komunikator dan evaluator.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

(27)

12

b. Apakah pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik dapat meningkatkan interaksi pembelajaran PKn kelas IV SD Negeri Wonosari 03?

c. Apakah pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Wonosari 03?

2. Pemecahan Masalah

Semua siswa harus mendapatkan perhatian khusus oleh guru tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan keterampilan atau konsep terhadap pelajaran - pelajaran yang dipelajarinya. Guru juga dituntut tidak memperlakukan perhatian khusus terhadap salah satu siswa di dalam kelas, dan juga harus bisa di senangi dan disegani oleh siswa-siswanya. Dengan menggunakan model pembelajaran, media pembelajaran dan pendekatan dalam pembelajaran secara terus menerus dan berkelajutan serta terorganisir dengan baik akan menumbuhkan semangat belajar siswa serta dapat memberi pengaruh positif terhadap siswa sehingga akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi kepada siswa.

(28)

13

Guru dapat pula menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw berbasis realistik yaitu :

a. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal, beranggotakan 3-5 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya A,B,C,D,E

b. Membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapat tugas yang berbeda,

c. Masing-masing nomor yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli atau siswa yang memiliki tugas yang sama berkumpul menjadi satu kelompok

d. Dalam kelompok ahli ini, tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi tim ahli sesuai dengan wacana atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan mengaitkan wacana atau tugas tersebut ke dunia nyata atau mencari bukti-bukti konkrit (riil)dari wacana atau tugas tersebut.

e. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan mendapat bukti konkrit atau berkaitan dengan dunia nyata (realistik) serta dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah dipahami kepada kelompok asal

f. Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal atau kelompok awal.

(29)

14

h. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan guru memberikan klarifilkasi.

Hipotensis : Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :“Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasis Realistik Diharapkan Dapat Meningkatkan Interaksi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wonosari 03 Pada Mata Pelajaran PKn “.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan pendekatan kooperatiftipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn SDN Wonosari 03 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan guru dalam upaya meningkatkan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03.

2. Meningkatkan interaksi pembelajaran melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Wonosari 03.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di dalam dunia pendidikan sehingga penelitian ini dapat bermanfaat. Manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut :

(30)

15

Agar siswa dapat meningkatkan interaksi dalam pembelajaran, meningkatkan pemahaman, perhatian, aktivitas, dan keterampilan memalui model pendekatan kooperatif tipe jigsaw berbasis realistik.

2. Bagi guru

a. Yaitu untuk menambah wawasan, pemahaman, keterampilan dan kreativitas guru dalam rangka peningkatan sebagai tenaga profesional dalam bidang pendidikan

b. Guru dapat memahami pentingnya model pembelajaran untuk meningkatkan interaksi, aktifitas, perhatian dan prestasi belajar siswa 3. Bagi sekolah

a. Sebagai gambaran dalam upaya meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran di dalam sekolah

b. Mendorong guru - guru SDN Wonosari 03 untuk mengembangkan wawasan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kemajuan sekolah

4. Bagi penulis

(31)

16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pengertian Interaksi

Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda. http://id.wikipedia. org/wiki/Interaksi.

(32)

17

jika telah terjadi rekayasa tentunya hal tersebut sudah merupakan pratanda kondisi negatif. Untuk mencapai keberhasilan di dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menerapkan metode interaksi yang sesuai dengan kondisi saat proses berlangsung.

Interaksi merupakan prasyarat agar tercipta sebuah komunikasi dua arah yang selanjutnya memberikan pengalaman belajar maksimal bagi anak didik. Peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran memang tergantung pada sikap para pelaku pembelajaran, pembelajar dan pelajar pada saat mengikuti proses pembelajarannya. Hal ini karena pada prinsipnya proses pembelajaran merupakan interaksi antar dua orang atu lebih untuk melakukan perubahan sistematis pada satu sisi, yaitu anak didik. Jika tidak terjadi interaksi yang baik, tentunya proses pembelajaran tidak dapat berlangsung maksimal.

a. Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dengan anak (murid), dalam hal ini harus menunjukan

adanya hubungan yang bersifat edukatif.

(33)

18

guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan dalam sistem pengajaran dengan menggunakan beberapa pendekatan proses. Anak didik harus lebih aktif dari pada guru, guru hanya bertindah hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didomonasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak didik. Hal ini tentu saja bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kel;as demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan belajar. Drs. Moh. Uzer Usman dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag (2005:13) mengemukakan pendapatnya tentang jenis pola interaksi yaitu :

1)Pola guru-anak didik.

Yaitu komunikasi sebagai aksi (satu arah) 2)Pola guru-anak didik-guru.

Yaitu ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)

3)Pola guru-anak didik-anak didik

yaitu ada balikan bagi guru, anak didik saling belajar satu sama lain.

(34)

19

Yaitu interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik (komunikasi sebagai interaksi multi arah) 5)Pola melingkar

yaitu setiap anak didik mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap anak didik belum mendapat giliran.

Dalam proses belajar mengajar, interaksi mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini karena dengan interaksi memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Tanpa adanya interaksi, proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Belajar mengajar sebagai suatu proses memiliki beberapa tahap yang harus dilalui, pada dasarnya merupakan kegiatan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yaitu; tahap perencanaan, yang dengan perencanaan yang baik akan memungkinkan terciptanya perencanaan yang baik pula untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan, dimana dalam pelaksanaan juga harus mempunyai tujuan, metode, dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan tahap evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan apakah tercapai atau tidak pembelajaran tersebut.

(35)

20

demikian tujuan pendidikan dapat tercapai, hal ini hanya dapat terjadi dengan interaksi belajar mengajar.

(36)

21

(37)

Langkah-22

langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, (7) Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus dicapai, (8) Unsur penilaian. Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai melalui interaksi belajar mengajar. Edi Suardi (1980) dalam Sardiman A.M. (2011:15)

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Belajar Mengajar 1)Faktor Guru

Guru adalah pengelola pembelajaran atau disebut pembelajar. Pada faktor ini yang perlu diperhatikan adalah keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, dan memanfaatkan metode pembelajaran

2)Faktor Siswa

Siswa adalah subyek yang belajar atau disebut belajar. Pada faktor siswa yang harus anda perhatikan adalah karakteristik siswa baik karakteristik umum maupun karakteristik khusus.

(38)

23

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini perlu diperhatikan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran dan mengorganisasikan isi pembelajaran

4)Faktor Lingkungan

Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya pengalaman belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi belajar mengajar optimal.http://guruproffesional.blogspot.com/2010/05/ interaksi-belajar-mengajar.html.

Adapun pengelolaan interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut :

a)Menguasai bahan

Sebelum guru tampil didepan kelasuntuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar.

b)Mengelola program belajar mengajar

Guru juga harus mampu mengelola program-program belajar mengajar agar proses belajar-mengajar dapat terkendali dan berjalan dengan baik.

(39)

24

Untuk mengajar didalam kelas guru dituntut mampu mengelola kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

d)Menggunakan media dan sumber

Seorang guru harus benar-benar mengenal dan bisa, memilih, membuat alat bantu pelajaran sederhana, mengelola dan menggunakan laboraturium, menggunakan buku pegangan atau buku sumber, menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar, menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman lapangan.

e) Menguasai landasan-landasan kependidikan

Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan bangsa tersebut akan terwujud secara nyata dengan menciptakan ketahanan nasioanal dalam rangka mencapai cita-cita bangsa

f) Mengelola interaksi belajar mengajar

Didalam proses belajar menggajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Dengan interaksi proses belajar mengajar akan tertransfer dengan baik.

g)Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

(40)

25

yang lain misalnya soal kreativitas, gaya belajar siswa. Untuk itu hal ini perlu diketahui oleh guru agar guru dapat mengambil tindakan instruksional yang lebih tepat dan memadai.

h)Mengebal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan disekolah

Dalam tugas dan peranannya di sekolah guru ujga sebagai pembimbing ataupun konselor/penyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta harus menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah agar kegiatan interaksi belajar mengajarnya menjadi lebih tepat dab produktif.

i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

Seorang guru diosamping berperan sebagai pengajar juga sebagai administator, dengan demikian guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekoalah.

j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

Disamping bertugas sebagai pendidik dan pembimbing guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan pengembangan proses belajar mengajar.

(41)

26

kegiatan interaksi guru dan siswadalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values, akan senatiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen satu dengan yang lainnya. Serasi dalam hal ini berarti komponen komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. Jadi proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar mengajar tersebut.

Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar, komponen-komponen itu misalnya guru, siswa, metode, alat atau teknologi, sarana, dan tujuan. Untuk mencapai tujuan instruksional, masing-masing komponen tersebut akan saling merespon dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendesain dari masing-masing komponen agar menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal. Dengan demikian guru dselanjunya akan dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

(42)

27

(43)

28

keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan mengguanakan seperangkat instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.

Menurut Agus Suprijono (2010) ada unsur interaksi promotif, unsure ini pening karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. adapun cirri-ciri unsur promotif ini adalah : saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi secara bersama lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumenttasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

c. Interaksi Belajar Mengajar Sebagai Interaksi Edukatif

(44)

29

harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan.

Interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma, semua norma itulah yang harus guru transfer kepada anak didik. Oleh karena itu, wajar bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interraksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuam yang diterima oleh anak didik.

Interaksi pemebelajaran atau interaksi edukatif dalam pembelajaran menpunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu :

1) Interaksi edukatif mempunyai tujuan. Tujuan tersebut adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.

2) Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Yaitu agar mencapai tujuan yang optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai tujuan mungki akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda-beda.

(45)

30

4) Ditandai dengan aktivitas siswa. Yaitu sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan sentral, maka aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatis. Aktivitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun mental aktif

5) Guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranan sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motifasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.

6) Interaksi edukatif membutuhkan disiplin. Disiplin disini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru dengan pihak anak didik

7) Mempunyai batas waktu. Yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan deberi waktu tertentu, kapan tujuan sudah harus tercapai.

(46)

31

Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan

Dalam interaksi pembelajaran atau interaksi edukatif mempunyai tujuan yang sangat penting, sebab tanpa tujuan kegiatan yang telah dilakukan akan kurang bermakna, bahkan akan membuang-buang wakstu dengan sia-sia. Oleh karena itu, tujuan menempati posisi yang penting dalam semua aktifitas. Tujuan dapat memberikan arah kegiatan yang jelas. Oleh karena itu, guru sebaiknya merumuskan tujuan dalam pembelajarannya sebelum melaksanakan tugas mengajar dikelas. Dengan cra itu guru akan mudah menyeleksi bahan pengajaran yang akan disampaikan atau deberikan kepada anak didik.

(47)

32

d. Prinsip-Prinsi Interaksi Pembelajaran

Interaksi pembelajaran adalah intraksi yang tidak pernah sepi dari masalah. Permasalahan bisa muncul dari pada anak didik, dimana anak didik kurang mampu menempatkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai kedalam situasi yang nyata dan berlainan. Kebanyakan anak didik hanya menerima informasi dan kurang dapat memahami hubungannya dengan dunia lingkungannya. Hal ini disebabkan bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam bentuk penjelasan kurang atau tidak dikaitkan dengan situasi lingkungan nyata. Sebanyak apapun bahan yang diberikan kepada anak didik, maka anak didik akan kurang mampu menerapkan perolehannya itu, bila guru menjelaskan bahan pelajaran tidak dikaitkan dengan situasi nyata yang sedang dihadapi dan dirasakan oleh anak didik.

Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : 1)Prinsip motivasi

(48)

33

oleh guru agar dapat memberi motivasi yang berfariasi kepada anak didik. Guru dapa menggunakan motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar diri anak didik, motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan oleh guru karena motivasi ini dapat diberikan kepada anak didik, seperti bentuk ganjaran, pujian, hadiah, dan sebagainya. 2)Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki

Seiap anak didik yang hadir dikelas memiliki latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Guru jangan menyalahkan anak didik yang tidak bisa menguasai bahan pelajaran dan jangan pula mengatakan anak didik bodoh atau memarahinya. Koreksilah diri apakah guru mengabaikan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak didik. Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak didik guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang guru berikan dengan mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menaggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik mudah memusatkan perhatiannya.

3)Prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu.

(49)

34

dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola pelajaran dapat terpisah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatiannya. Titik pusat dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab atau merumuskan konsep yang hendak ditemukan.

4)Prinsip keterpaduan

Salah satu sumbangan dari guru untuk membantu anak didik dalam upaya mengorganisasikan perolehan belajar adalah penjelasan yang mengaitkan antara suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan yang lain dalam mata pelajaran yang berbeda. Misalnya dalam menjelaskan pokok bahasan moral dalam mata pelajaran PKn, guru menghubungkannya dengan masalah akhlak dalam mata pelajaran akidah akhlak. Ketrpaduan dalam pembahasan dan peninjauan ini akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam interaksi pembelajaran. 5)Prinsip pemecahan masalah yang di hadapi

Masalah perlu dihadapi bukan dihindari. Menghindari masalah sama halnya tidak mau membina diri untuk terbiasa memecahkan masalah. Namun masalah bukan dicari, mencari masalah sama halnya dengan mengundang masalah.

(50)

35

kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapt mendorong anak didik untuk lebih tegar dan terbiasa dalam memecahkan berbagai masalah dalam belajar. 6)Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan sendiri

Anak didik sebagai individu pada hakikatnya mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya. Lingkunganlah yang harus diciptakan untuk menunjang potensi anak didik.

Guru yang bijaksana akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Atau apabila memberikan informasi, hanya yang mendasar saja sebagai dasar pijakan bagi anak didik dalam mencari dan menemukan sendiri informasinya.

7) Prinsip belajar sambil bekerja

Belajar secara verbal terkadang kurang membawa hasil bagi anak didik, karena itulah dikembangkan konsep belajar secara realistis atau belajar sambil bekerja (learning by doing). Berlajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapat oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

8)Prinsip hubungan sosial

(51)

36

(belajar bersama dalam kelompok) . konsepsi belajar seperti ini dimaksudkan untuk mendidik anak didik terbiasa bekerjasama dalam kebaikan. Terlepas dari kegiatan “nyontek” ketika ulangan. Kerjasama disini memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas, yang akan mengakrabkan hubungan anak didik dengan anak didik lainnya dalam belajar.

Keunggulan lain dari belajar bersama, yakni anak didik yang belum mengerti penjelasan dari guru, akan menjadi mengerti dari hasil penjelasan dan diskusi mereka dalam kelompok, dalam kasus-kasus tertentu penejelasan anak didik lebih efektif dimengerti dari pada penjelasan dari guru. Hal demikianlah yang mendassari pentingnya prinsip hubungan sosial.

9)Prinsip perbedaan individual

Ketika guru hadir didalam kelas guru akan berhadapan dengan anak didik dengan segala perbedaannya. Perbedaan inilah yang perlu guru sadari sehingga guru tidaka akan terkejut melihat tingkah laku dan perbuatan anak didik yang berlainan antara yang satu dengan yang lainnya.

(52)

37

dimiliki anak didik, fokus tertentu, keterpaduan, pemecahan masalah, mencari, menemukan, mengembangkan sendiri, belajar sambil bekerja, hubungan sosial dan perbedaan individual agar kegairahan belajar anak didik dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama dengan suasana kelas yang kondosif.

e. Tahap-Tahap Interaksi Pembelajaran

R.D. Connes dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. (2005:69) mengidentifikasikan tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1)Tahapan sebelum pengajaran

Dalam tahapan ini guru harus menyusun program tahunan pelaksabaan kurikulum, program semester atau catur wulan (cawu), program satuan pembelajaran dan perencanaan program pengajaran. Dalam melaksanakan program-program tersebut diatas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan : a) Bekal bawaan anak didik

(53)

38

berhubungan sehingga anak didik mudah menyerap penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Perumusan tujuan pembelajaran

Guru mutlak melakukan perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memberikan arah yang jelas kemana kegiatan interaksi akan dibawa. Didalam tujuan pembelajaran tersimpan sejumlah norma seperti, norma susila, norma sosial, norma huku, norma agama dan norma moral.

c) Penilaian metode

Metode adalah cara atau siasat yang digunakan dalam pengajaran. Sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran. Peranan metode ini akan nyata jika guru memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak dicapai oleh tujuan pembelajaran. d) Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar

Pengalaman belajar apa yang harus diberikan kepada anak didik adalah suatu hal yang perlu mendapat perhatian guru. Guru tidak dibenarkan memberikan pengalaman yang negatif kepada anak didik, karena semua itu akan berkesan didalam jiwa anak didik.

e) Pemilihan bahan dan peralatan belajar

(54)

39

akan diberikan kepada anak didik harus diseleksi. Bahan apa yang akan di terima oleh anak didik harus disesuaikan dengan tingkat penguasaannya, bukan memberikan bahan pelajaran yang sukar diterima dan dicerna oleh anak didik.

f) Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik

Jumlah anak didik akan mempengaruhi suasana kelas. Semakin banyak jumlah anak didik mudah terjadi konflik. Anak lebih mudan memilh teman yang disukainya, sebaliknya dengan jumlah anak didik yang sedikit lebih mudah mengendalikan kelas bila terjadi kasus keributan, mengelola kelaspun lebih mudah dari pada jumlah anak didik yang banyak. Didalam kelas setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari siswa satu dengan siswa yang alinnya.

g) Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

Jumlah jam untuk setiap mata pelajaran ada yang sama ada juga yang berlainan. Masalah waktu ini akan berhibungan dengan kedisiplinan dalam mengajar. Kelebihan pemakaian waktu belajar berarti tidak disiplin dan merugikan guru lain yang akan mengajar pada jam berikutnya. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan jumlah jam pelajarean yang tersedia, sehingga dapat mempersiapkan bahan pelajaran yang sesuai waktu yang tersedia.

(55)

40

Pola pengelompokan anak didik bervariasi. Pengelompokan bisa bisa menurut kesenangan berkawan. Selain menurut kemampuan anak didik. Atau bisa juga menurut minat anak didik. Pola lain misalnya pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik diatur oleh guru sendiri atau diatur oleh guru atas usul anak didik.

i) Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar

Belajar adalah berubah. Perubahan dalam belajar adalah disadari setelah berahirnya kegiatan belajar. Agar perubahan itu tercapai ada beberapa prinsip belajar yang patut diperhatikan, antara lain : prinsip motivasi, pemusatan perhatian, pengambilan pengertian yang pokok, pengulangan, kegunaan, pemanfaatan hasil belajar atau pengalaman dan penghindaran dari segala gangguan dalam pembelajaran.

2)Tahapan Pengajaran

Tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahapan penngajaran ini, yaitu :

a) Pengelolaan dan pengendalian kelas

(56)

41

didik belajar dengan penuh perhatian mendengarkan penjelasan dari guru yang sedang memberi bahan pembelajaran.

b) Penyampaian informasi

Awal terjadinya komunikasi antara guru dengan anak didik dikelas adalah diawali dengan penyampaian informasi dari guru kepada anak didik. Informasi yang diberikan bukan hanya menyangkut masalah apa yang harus dikerjakan oleh anak didik tetapi juga menyangkut masalah lain, seperti petunjuk, pengarahan, dan apersepsi yang divariasikan kedalam berbagai bentuk tanpa menyita banyak waktu untuk kegiatan pokok. c) Pengguanaan tingkah laku verbal dan non verbal

Apapun yang dilakukan guru didalam kelas pasti akan terkait dengan masalah tingkah laku verbal dan non verbal. Tingkah laku verbal itu misalnya dengan kata-kata : “bagus”, “benar”, “tepat”, dan sebagainya. Dengan kalimat misalnya “pekerjaanmu baik sekali”, saya senang dengan pekerjaanmu” dan sebagainya.

d) Merangsang tanggapan balik dari anak didik

Indikator adanya tanggapan dari anak didik adalah ketika guru menyampaikan bahan pelajaran, ketika itu juga anak didik memberikan perhatian dan tanggapan atas tugas yang diberikan untuk dikerjakan dalam kelompok atau sendiri-sendiri.

(57)

42

Kegiatan interaksi pembelajaran bukan hanya kegiatan fisik yang dapat dilihat, tetapi juga kegiatan psikologis anak didik. Namun pandangan anak didik yang tertuju kepada guru bukan sebagai indikator untuk menilai belajar atau tidaknya anak didik.

f) Mendiaknosis kesulitan belajar

Dengan mendiaknosis guru akan mudah mkelakukan prognosa (ramalan) tentang bentuk perlakuan (treatment) sebagai tindak lanjut (follow up) dari diaknosis.

g) Mempertimbangkan perbedaan individual

Dalam kelas myang jumlah anak didik yag banyak cenderung heterogen. Berbagai sifat tingkah laku anak didik terhimpun didalamnya.

h) Mengevaluasi kegiatan interaksi

Interaksi antar guru dengan anak didik bervariasi. Ada interaksi satu arah (guru keanak didik), interaksi dua arah (guru ke anak didik dan anak didik ke guru), dan minteraksi banyak arah (guru-anak didik, anak didik-guru dan anak didik-anak didik). Ketiga macam interaksi tersebut dapat guru jadikan sebagai bahan evaluasi, apakah kegiatan interaksi yang telah dilakukan sudah sampai pada tingkat optimal yakni sampai ketingkat interaksi banyak arah.

(58)

43

Tahapan ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesudah mengajar, antara lain :

a) Menilai pekerjaan anak didik

Penilaian adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan yang harus guru lakukan sesudah pengajaran. Untuk menilai keberhasilan siswa salah satunya adalah melaksanakan tes tertulis, lisan, perbuatan atau tindakan. Penilaian bisa dengan pendekatan analisis kuantitatif atau analisis kualitatif.

b) Menilai pengajaran guru

Pekerjaan gurupun juga harus dinilai oleh guru sendiri. Disisni kejujuran penilaian dituntut dari guru. Penilaian diarahkan pada aspek antara lain gaya-gaya mengajar, struktur penyampaian bahan pelajaran, penggunakaan metode, ketepatan [erumusan tujuan pembelajaran, ketepatan pemakaian alat dana alat bantu pengajaran.

c) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

(59)

44

perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah ketepatan perumusan tujuan pembelajaran, kesesuaian bahan dengan tujuan pembelajaran, pemilihan metode yang akurat, pemakaian alat pengajaran, pemilihan sumber belajar, pemakaian prosedur, jenis dan alat evaluasi yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.

2. Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran a. Keteampilan Pendahuluan Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efekif agar siswa secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :

1)Menciptakan kondisi awal pembelajaran

a) Menciptakan semangat dan kesiapan belajar, upaya ini dapat diwujudkan melaui bimbingan dari guru pada siswa. Atau melalui cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. b) Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar, upaya ini dapat

(60)

45

2)Melaksanakan apersepsi dan atau penilaian kemampuan awal siswa Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang telah dimilki siswa. Serta guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dengan tidak mengenyampingkan pemberian motivasi belajar terhadap siswa. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang perlu dikembangkan pada awal pembelajaran.

b. Keterampilan Melaksanakan Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh kerena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa

Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktifitas siswa yang dibilang secara efektif oleh guru.

1) Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi : a) Memberitahukan tujuan/topic pelajaran yang akan dibahas b) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang harus ditempuh

siswa

(61)

46

Dalam langkah-langkah ini dikelompokan menjadi tiga kelompok pembelajaran meliputi :

a) Pembelajaran klasikal, digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau informative. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar. sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab yang aka banyak dilakukan

b) Pembelajaran kelompok, digunakan apabila materi pelajaran lebih mengembnagkan konsep pokok/sub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktifitas sisial, sikap nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Pembelajaran perseorangan digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Serta untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar.

c. Keterampilan Melaksanakan Kegiatan Akhir Dan Tindak Lanjut Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran adalah :

(62)

47 2)Mengkaji hasil penilaian akhir

3)Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, alternatif kegiatan diantaranya :

a) Memberikan tugas atau latihan-latihan

b) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa

c) Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu d) Memberikan motivasi / bimbingan belajar 4)Mengemukakan topik bahasan yang akan datang 5)Menutup pelajaran.

d. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan gu\ru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengahiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

(63)

48

pelajaran, memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia pelajari, memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, keterampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa dan memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

e. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenali. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yag merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

1) Keterampilan bertanya mempunyai tujuan : a) Merangsang kemampuan berpikir siswa b) Membantu siswa dalam belajar

c) Mengarahkan siswa pada tingkat intetaksi belajar yang mandiri d) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan

berpikir tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi

e) Membantu siswa dalam mencapai tuuan pelajaran yang dirumuskan.

2) Komponen-komponen keterampilan bertanya : a) Keteerampilan dasar

(64)

49 (2) Memberi acuan

(3) Pemusatan kearah jawaban yang diminta (4) Pemindahan giliran menjawab

(5) Penyebaran pertanyaan (6) Pemberian waktu berpikir (7) Pemberian tuntunan b) Keterampilan lanjutan

(1) Pengubahan tujuan tingkat kognitif pertanyaan (2) Urutan pertanyaan

(3) Melacak pertanyaan

(4) Keterampilan mendorong terjadinya interaksi antar siswa 3)Hal-hal yang harus dihindari dalam keterampilan bertanya

(a) Menjawab pertanyaan sendiri

(b) Mengulang jawaban siswa mengulang-ulang jawaban siswa (c) Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak f. Keterampilan Memberikan Penguatan

Memberi penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

1)Keterampilan memberi penguatan mempunyai tujuan yaitu : a) Meningkatkan perhatian siswa

(65)

50

d) Mengontrol atau mengubah sikap yang menggangu kearah tingkah laku belajar yang produktif

e) Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar

f) Mengarahkan kepada siswa cara berpikir yang baik dan inisiativ. 2)Komponen-komponen keterampilan memberi penguatan adalah :

a) Penguatan verbal. Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru. Contoh, “baik”, “bagus”, “ kamu sangat pintar” dan lain-lain

b) Penguatan gestural. Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah, atau anggota badan yang dapat membeikan kesan kepada siswa, misalnya tepuk tangan, menaikkan ibu jari “jempol”, tersenyum dan lain-lain.

c) Penguatan dengan cara mendekati. Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa unruk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.

d) Penguatan dengan sentuhan. Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, mengangkat tangan siswa.

(66)

51

f) Penguatan dengan tanda atau benda. Penguatan ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macamsimbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain : komentar tertulis dalam buku pekerjaan siswa, member perangko, bintang, permen dan sebagainya.

g. Ketereampilan Mengguanakan Variasi

Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjikkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.

1) Prinsip-prinsip yang perlu dipahami dalam menggunakan keterampilan variasi :

a) Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif b) Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat

c) Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstuktur dan direncanakan sebelumnya

d) Penggunaan kompponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.

2) Komponen-komponen keterampilan variasi : a) Variasi dalam gaya mengajar guru

(67)

52

(2) Pemusatan perhatian : pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model

(3) Kesenyapan : pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba-tiba. H

Gambar

Tabel 21. Kriteria Ketuntasan Minimal
Gambar 1: Kerangka Berfikir Penelitian.
Tabel 1. Kategori penilaian data kualitatif
Tabel 2. Kriteria ketuntasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

12 Radiografer pelaksana D.III Radiologi/ Radiodiagnostik dan Radioterapi II/c 1 1 Loka Rehabilitasi BNN Batam. 13 Asisten Apoteker pelaksana D.III Farmasi II/c 1 1

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Sebagaimana hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa ekstrak daun ketapang ( Terminalia catappa ) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk

Pengeplotan ini adalah untuk memvisualisasikan hasil pengolahan data, yanag pertama yaitu nilai anomali TEC di setiap stasiun pengamatan, dan yang kedua adalah posisi

[r]

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang

Dari kegiatan PPL II praktikan memperoleh banyak ilmu, diantaranya praktikan mulai mengerti karakter menjadi guru baik dan professional karena kerja sama yang baik