• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL OXFORD YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG HOTEL OXFORD YOGYAKARTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beban Struktur

Dalam merencanakan suatu struktur bangunan harus memenuhi

peraturan-peraturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

secara konstruksi. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan

beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban tersebut

antara lain berupa beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Menurut PBI

(1983) pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang tercantum di

bawah ini:

1. beban mati adalah berat dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk

segala unsur tambahan, penyeleseian-penyeleseian (finishing),

mesin-mesin, serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari gedung,

2. beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau

penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang

berasal dari barang-barang yang berpindah, mesin-mesin serta peralatan

yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan

dapat diganti selama masa hidup gedung itu, sehingga mengakibatkan

perubahan dalam pembebanan atap dan lantai tersebut,

3. beban gempa adalah semua beban statik ekuivalen yang bekerja dalam

gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan

(2)

6

gaya-gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah

akibat gempa.

2.2 Beton Bertulang

Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah

tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau

tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material

bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. (Purwono, Tavio,

Imran, dan Raka, 2009 ).

Menurut Imran (2010), karakteristik material beton dan baja tulangan yang

digunakan pada struktur beton bertulang tahan gempa akan sangat mempengaruhi

perilaku plastifikasi struktur yang dihasilkan. Parameter material beton yang

paling berpengaruh dalam hal ini adalah nilai kuat tekan.

2.3 Struktur Atas

Struktur atas adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang berada

diatas muka tanah (SNI 1726-2012: pasal 7.1). Pada penulisan tugas akhir ini,

bagian struktur yang ditinjau adalah struktur atas gedung yang meliputi: pelat,

balok, kolom dan tangga.

A. Pelat

Pelat adalah elemen struktur yang fungsinya menyalurkan beban kepada

elemen pendukung seperti balok dan kolom. Pelat yang difungsikan sebagai pelat

lantai dan atap tidak terlalu berbeda, hanya pelat atap langsung terpengaruh cuaca.

Menurut McCormac dan Nilson (2010), elemen – elemen pelat tersebut dapat

(3)

7

B. Balok

Balok adalah bagian dari struktur yang berfungsi untuk menopang lantai di

atasnya serta sebagai penyalur momen ke kolom – kolom yang menopangnya.

Balok yang bertumpu langsung pada kolom disebut dengan balok induk,

sedangkan yang bertumpu pada balok induk disebut balok anak. Tulangan

rangkap pada perancangan balok pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan

daktilitas tampang, pengendalian defleksi jangka panjang akibat adanya rangkak

dan susut (MacGregor, 2005).

Berdasarkan besarnya regangan pada tulangan baja yang tertarik,

penampang balok dapat dibagi menjadi dua kondisi awal keruntuhan, yaitu:

1. keruntuhan tarik, yang diawali dengan lelehnya tulangan yang tertarik,

2. keruntuhan tekan, yang diawali dengan hancurnya beton yang tertekan.

Kondisi balanced terjadi apabila keruntuhan diawali dengan lelehnya

tulangan yang tertarik sekaligus juga hancurnya beton yang tertekan.

C. Kolom

Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan

tulangannya, posisi beban pada penampangnya, dan panjang kolom dalam

hubungannya dengan dimensi lateralnya. Menurut Nawy (2003) bentuk dan

susunan tulangan pada kolom dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. kolom segiempat atau bujursangkar dengan tulangan memanjang dan

sengkang,

2. kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa

(4)

8

3. kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja struktural

didalamnya.

Berdasarkan besarnya regangan pada tulangan baja yang tertarik,

penampang kolom dapat dibagi menjadi dua kondisi awal keruntuhan, yaitu:

1. keruntuhan tarik, yang diawali dengan lelehnya tulangan yang tertarik,

2. keruntuhan tekan, yang diawali dengan hancurnya beton yang tertekan.

Kondisi balanced terjadi apabila keruntuhan diawali dengan lelehnya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Gaya magnetik (gaya Lorentz) 2.3 Memformula sikan konsep induksi Faraday dan arus bolak- balik serta penerapan- nya  Memformulasikan konsep induksi elektromagnetik

Berdasarkan hasil analisis SWOT yaitu dengan cara membandingkan faktor internal kekuatan (Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) dengan faktor eksternal peluang (Oppurtunities) dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode team quiz pada siswa kelas V SD Negeri 01 Sambirejo

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu hasil belajar siswa akan meningkat jika diterapkan pendekatan CTL pada pembelajaran IPA

Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bimbingan dalam

Berdasarkan tersebut, maka penelitian ini dengan maksud untuk mengetahui kuat tekan dan keruntuhan yang terjadi pada balok beton bertulang dengan pecahan keramik sebagai

Jika kewajiban kita tidak kita laksanakan dengan baik maka yang terjadi adalah.. Ketentraman di hati