• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan peran vital dalam menjaga stabilitas perekonomian

suatu negara. Perbankan merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut

tercermin pada UU RI No. 10 Tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang

menjelaskan mengenai Perbankan. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998

menyatakan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk

kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak”. Berdasarkan pengertian di atas, perbankan mempunyai peran dalam

memajukan perekonomian suatu negara.

Di Indonesia, perbankan diawasi secara ketat oleh Bank Indonesia sebagai

Bank sentral, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BAPEPAM-LK (Badan Pengawas

Pasar Modal), LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dan Dirjen Pajak.

Pengawasan yang ketat menyebabkan perbankan menjalankan fungsinya

berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Prinsip kehati-hatian dimaksudkan agar semua aktivitas yang dilakukan tidak membahayakan nasabah

atau perekonomian negara. Prinsip kehati-hatian ini menyebabkan kebijakan

(2)

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, ada beberapa pihak yang

berperan dalam menentukan kebijakan, seperti manajerial dan institusional. Pihak

manajerial adalah manajer atau direksi, sedangkan pihak institusional adalah

pemegang saham. Manajer berperan sebagai pengelola perusahaan, dan pemegang

saham berperan sebagai pemilik perusahaan. Pemegang saham sebagai pemilik

perusahaan memberi mandat kepada manajer untuk mengelola perusahaan yang ia

miliki. Manajer sebagai pengelola perusahaan berkewajiban untuk membuat

keputusan terbaik bagi pemegang saham.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan merupakan

suatu kontrak satu orang atau lebih pemegang saham dalam memerintah orang

lain untuk melakukan suatu jasa atas nama pemegang saham. Hubungan keagenan

ini dapat menimbulkan konflik, ketika terjadi perbedaan kepentingan antara

manajer dengan pemegang saham. Konflik ini terjadi karena kemungkinan

manajer mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan

pemegang saham. Manajer cenderung menguntungkan dirinya sendiri dengan

mengorbankan kepentingan orang lain. Christiawan dan Tarigan (2007)

menyatakan keputusan dan aktivitas manajer yang murni sebagai manajer berbeda

dengan manajer yang memiliki saham perusahaan.

Keputusan manajer yang murni berperan sebagai pengelola, cenderung

menimbulkanopportunistic untuk melakukan manajemen laba. Manajer memang mendapatkan kompensasi dari pekerjaannya, namun peningkatan kemakmuran

manajer lebih kecil dibandingkan kemakmuran pemegang saham. Peningkatan

(3)

melakukan manajemen laba. Selain itu, manajer cenderung melakukan

manajemen laba karena manajer mempunyai informasi lebih dibandingkan dengan

pemilik. Astuti (2013) menyatakan manajer sebagai pengelola perusahaan lebih

banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang dibandingkan pemilik. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada

manajer untuk memanipulasi laporan keuangan atau laporan tahunan sebagai

usaha untuk kepentingan manajer (Haryaniet al., 2011).

Opportunistic manajer diharapkan berkurang, jika manajer diberi kesempatan untuk mempunyai kepemilikan saham atas perusahaan. Mutiya

(2012) dalam Kusumaningrum (2013) menyatakan kepemilikan saham oleh

manajer, cenderung membuat manajer berhati-hati dalam melakukan suatu

tindakan atau membuat keputusan. Keputusan yang dibuat oleh manajer tersebut

tidak hanya berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan tetapi pada

kesejahteraan dirinya sendiri. Pernyataan lain oleh Kusumaningrum (2013)

menyatakan jika kepemilikan saham oleh direksi semakin meningkat, maka

keputusan yang diambil oleh direksi akan lebih cenderung untuk menguntungkan

dirinya. Manajer dengan tingkat kepemilikan saham signifikan kemungkinan akan

membuat keputusan demi keuntungan pribadi.

Kepemilikan saham oleh manajer dengan kepemilikan ≥10% merupakan

kepemilikan saham yang signifikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).Undang-Undang RI No 40 Tahun 2007 Pasal 144, menyatakan direksi,

dewan komisaris, atau satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling

(4)

mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS). Kepemilikan saham yang signifikan oleh manajer menandakan manajer

mempunyai status ganda, yaitu sebagai pemilik dan pengelola. Manajer berperan

sebagai pengelola dan pengawas perusahaan sekaligus. Hal ini menandakan

seolah-olah manajer memonitor diri sendiri, sehingga memudahkan jalan manajer

untuk mencapai kepentingan pribadi. Manajer kemungkinan mencapai

kepentingan pribadi dengan mengorbankan kepentingan perusahaan. Sulistiono

(2010) menyatakan manajer akan mengambil kebijakan yang paling

menguntungkannya baik sebagai manajer dan pemegang saham atau harus

mengorbankan salah satu kedudukannya tersebut demi kebijakan yang dapat

menguntungkannya. Jika manajer mencapai kepentingan pribadi dengan

mengorbankan nilai perusahaan, kemungkinan nilai perusahaan turun.

Kepemilikan saham oleh institusi (external ownership) dapat membantu untuk melakukanmonitoringperusahaan. Institusi diharapkan mendorong manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian, kemungkinan manajer untuk

mencapai kepentingan pribadi akan berkurang. Permanasari (2013) menyatakan

tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap

perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini kemungkinan akan meminimalisasi

tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajer.

Wening (2009), menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi akan

menyebabkan semakin besar pula kekuatan suara dalam perusahaan. Pengawasan

(5)

kinerjanya sebagai pengelola perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat

tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan pada perusahaan

perbankan terkait dengan kepemilikan saham manajerial. Berdasarkan 29

perusahaan perbankan pada tahun 2009, dua puluh bank menunjukkan tidak ada

kepemilikan saham oleh manajerial, enam bank menunjukkan kepemilikan saham

oleh manajerial dengan kepemilikan <2%, dan tiga bank lain menunjukkan

kepemilikan saham oleh manajerial dengan kepemilikan >10%. Hasil ini

menunjukkan bahwa sebagian besar manajerial hanya berperan sebagai pengelola,

atau pemilik saham minoritas perusahaan. Tiga bank lain dengan kepemilikan

saham manajerial >10%, menunjukkan bahwa manajer mempunyai kepemilikan

saham signifikan dalam perusahaan.

Berbagai penelitian dilakukan terkait kepemilikan manajerial dan

institusional terhadap nilai perusahaan, namun memiliki hasil yang berbeda-beda.

Penelitian yang dilakukan oleh Christiawan dan Tarigan (2007) menunjukkan

hasil kepemilikan manajerial mempunyai nilai perusahaan lebih tinggi

dibandingkan dengan kepemilikan institusional. Hasil penelitian yang dilakukan

Fauzan (2012), menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan institusional

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berikut adalah penjabaran singkat

(6)

Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Hasil penelitian

Fauzan et al. (2010)

Pengaruh Struktur

Kepemilikan danKinerja

KeuanganEarly Warning SystemTerhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

perusahaan asuransi yang

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)

Variabel Independen:

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan manajerial

- Early Warning System

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Kepemilikan Institusional,

Kepemilikan Manajerial,

Kinerja KeuanganEarly Warning Systemdengan Rasio Beban Klaim, Rasio

Likuiditas, RasioAgent’s Balance to Surplusdan Rasio Pertumbuhan Premi

baik secara bersama-sama

maupun parsial

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

Sulistiono (2010)

Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Struktur Modal dan

Ukuran Perusahaan terhadap

Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI

Tahun 2006-2008

Variabel Independen:

- Kepemilikan manajerial

- Struktur modal

- Ukuran perusahaan

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Penelitian ini menunjukkan

bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Struktur modal tidak

berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

(7)

berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

nilai perusahaan

Sujoko dan Soebiantoro

(2007).

Pengaruh Struktur

Kepemilikan Saham, Leverage,

Faktor Intern Dan Faktor

Ekstern Terhadap Nilai

Perusahaan (Studi empiris pada

perusahaan manufaktur dan

non manufaktur di Bursa Efek

Jakarta).

Variabel Independen:

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan manajerial,

- Faktor intern

- Faktor ekstern

- Leverage

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Penelitian ini menunjukkan

bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh

negatif, dan kepemilikan

manajerial berpengaaruh

positif terhadap nilai

perusahaan.

Rustendi dan Jimmi (2008).

Pengaruh Hutang Dan

Kepemilikan Manajerial

Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan Manufaktur

(Survey Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Tercatat Di

Bursa Efek Jakarta)

Variabel Independen:

- Hutang

- Kepemilikan manajerial

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

hutang mempunyai

pengaruh positif terhadap

nilai perusahaan, dan

kepemilikan tidak

mempunyai pengaruh

positif terhadap nilai

(8)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan

judul: “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN Permanasari (2010)

Pengaruh Kepemilikan

Manajemen, Kepemilikan

Institusional, DanCorporate Social ResponsibilityTerhadap Nilai Perusahaan.

Variabel Independen:

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan manajerial

- Corporate Social Responsibility

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

kepemilikan manajemen

dan kepemilikan

institusional tidak memiliki

pengaruh terhadap nilai

perusahaan, danCorporate Social Responsibility

mempunyai pengaruh

positif signifikan terhadap

nilai perusahaan.

Kusumaningrum (2013).

Pengaruh Struktur

Kepemilikan danDividend Payout RatioTerhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris

pada Perusahaan Non

Keuangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

Variabel Independen:

- Kepemilikan

institusional

- Kepemilikan manajerial

- Dividend Payout Ratio

Variabel Dependen:

Nilai perusahaan

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial,

dividend payout ratio

berpengaruh positif

(9)

INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Rumusan Masalah

Perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham,

cenderung menyebabkan tindakan opportunistic dari manajer untuk melakukan manajemen laba. Christiawan dan Tarigan (2007), menyatakan keputusan dan

aktivitas manajer sebagai pemegang saham berbeda dengan manajer sebagai

manajer murni. Manajer yang hanya berperan sebagai pengelola cenderung

bertindak demi keuntungannya sendiri. Hal ini dikarenakan peningkatan

kemakmuran manajer lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan kemakmuran

sebagai pemegang saham.

Perbedaan kepentingan ini dapat disejajarkan dengan memberi kesempatan

manajer untuk memiliki saham perusahaan. Manajer yang mempunyai

kepemilikan saham dalam perusahaan diharapkan akan meningkatkan kinerja, dan

berhati-hati mengambil keputusan. Peningkatan kinerja diharapkan akan

meningkatkan nilai perusahaan. Jika manajer memiliki saham cukup besar, maka

manajer akan mempunyai status ganda. Status ganda tersebut adalah manajer

sebagai pemegang saham dan manajer sebagai pengelola perusahaan. Status ganda

menunjukkan seolah-olah manajer mengawasi dirinya sendiri. Manajer dapat

dengan mudah memutuskan sesuatu yang cenderung menguntungkan dirinya

(10)

Kepemilikan saham oleh pihak institusi(external ownership) dapat membantu peningkatan pengawasan dalam perusahaan. Semakin tinggi

kepemilikan saham oleh institusi, semakin tinggi tingkat pengawasan manajer.

Pengawasan ini diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan

kinerjanya. Jika kinerja manajer meningkat, diharapkan nilai perusahaan

meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif secara parsial

terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif secara parsial

terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh

secara simultan terhadap perusahaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

(11)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkaya

pemahaman kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek

Indonesia.

2. Bagi pembaca.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan literatur atau referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan Masalah

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.

2. Periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2009 sampai 2013.

Peneliti memilih tahun 2009 sampai 2013, karena dianggap sudah cukup

mewakili data yang dibutuhkan, yaitu 5 tahun.

3. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dalam penelitian ini

adalah kepemilikan langsung (immediate ownership).

4. Porsi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional diasumsikan

tidak berubah di tahun berjalan, sehingga peneliti menggunakan

(12)

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 BAB I: PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah yang

mendasari dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

 BAB II:TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini berisi tentang pengertian dan tujuan laporan keuangan, teori

agensi, nilai perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan

pengembangan hipotesis penelitian.

 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab metodologi penelitian berisi tentang penentuan populasi dan

sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi dan

operasionalisasi variabel, metode analisis data, dan pengujian

(13)

 BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab analisis dan pembahasan berisi tentang objek penelitian, analisis

data, dan interpretasi hasil penelitian.

 BAB V: PENUTUP

Bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja 11/Dis.Dikbud/PL Unit Layanan Pengadaan untuk Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Riau melakukan kontes untuk Pengadaan Barang Seni dan Barang

faktor yang mempengaruhi konsentrasi gas ozon di udara menunjukkan bahwa besar konsentrasi gas ozon khususnya untuk Kota Padang tidak bisa hanya diukur dari nilai regresi

Untuk itu dibutuhkan sistem yang dapat mendokumentasikan objek arkeologi pemodelan 3D (tiga dimensi), sebagai bentuk pelestarian warisan budaya serta menjadi

Kata absurd mengalami proses pembentukan nomina dengan penambahan afiks –ity sebagai sufiks pembentuk nomina menjadi kata absurdity dan mengubah kelas kata dari ajektiva

Wavan Teguh Wibawan, MS Dr.dr.. Ketua Program Studi Bioteknologi

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penyusun Kebijakan Sistem dan

Kemoterapi untuk KPKBSK dapat 6 siklus (pada kasus tertentu diberikan sampai lebih dari 6 siklus) dengan ”platinum based” rejimen yang diberikan sebagai terapi lini pertama (first