UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
M E D A N
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEGIATAN PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA
MASYARAKAT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT
(STUDI KASUS : BPR GUNA RAKYAT DI KOTA LUBUK
PAKAM)
SKRIPSI
Diajukan Oleh :WANDES R.S SIHOMBING
020501053
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Hipotesa ... 5
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bank ... 7
2.2 Jenis Bank ... 10
2.3 Sumber Dana Bank ... 14
2.4 Jenis Bank ... 18
2.5 Kredit ... 20
BAB III METODE PENELITAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian ... 31
3.2 Penentuan Responden Penelitian ... 31
3.3 Penentuan Sampel Penelitian ... 31
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.5 Model Analisis Data ... 33
3.6 Pengolahan Data ... 34
3.7 Test Goodness Of Fit ... 35
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 36
3.9 Denfenisi Operasional ... 39
BAB IV TINJAUAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Dari PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam ... 40
4.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 41
4.3 Kegiatan Usaha Perusahaan ... 41
4.4 Prosedur Umum Perkreditan ... 46
4.5 Peranan PT. BPR Dalam Upaya Pemberdayaan UMKM ... 49
4.6 Karakteristik Responden ... 56
4.7 Masalah Yang Dihadapi Pengusaha Kecil ... 56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH 5.1 Analisis Untuk Kegiatan Penghimpunan Dana ... 57
5.2 Analisis Untuk Kegiatan Penyaluran Dana ... 59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 61
6.2 Saran ... 63
ABSTRAK
Kehadiran dan keberadaan lembaga keuangan dalam sebuah perekonomian modern merupakan urat nadi dan pendorong yang penting. Demikian juga dipedesaan, kehadiran dan keberadaan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) sangat startegis dan penting bagi perekonomian pedesaan, baik dalam hal pengembangan dan penguatan ekonomi masyarakat pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada Bank Perkreditan rakyat Khususnya BPR Guna Rakyat di Lubuk Pakam, dimana yang menjadi faktor yang mempengaruhi kegiatan penghimpunan dana adalah tingkat pendapatan masyarakat, darana dan fasilitas BPR tersebut, serta jarak antara BPR dengan tempat tinggal masyarakat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kegiatan penyaluran dana adalah prosedur persyaratan, jenis produk yang ditawarkan dan jangka waktu proses pencairan kredit yang dilakukan oeh BPR.
ABSTRAK
Kehadiran dan keberadaan lembaga keuangan dalam sebuah perekonomian modern merupakan urat nadi dan pendorong yang penting. Demikian juga dipedesaan, kehadiran dan keberadaan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) sangat startegis dan penting bagi perekonomian pedesaan, baik dalam hal pengembangan dan penguatan ekonomi masyarakat pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat pada Bank Perkreditan rakyat Khususnya BPR Guna Rakyat di Lubuk Pakam, dimana yang menjadi faktor yang mempengaruhi kegiatan penghimpunan dana adalah tingkat pendapatan masyarakat, darana dan fasilitas BPR tersebut, serta jarak antara BPR dengan tempat tinggal masyarakat. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kegiatan penyaluran dana adalah prosedur persyaratan, jenis produk yang ditawarkan dan jangka waktu proses pencairan kredit yang dilakukan oeh BPR.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan nasional adalah membentuk masyarakat adil dan makmur
dan meningkatkan stabilitas masyarakat indonesia, perekonomian indonesia yang saat ini
bertumpu pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu dasar
penetapan startegi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yaitu
pembangunan yang terfokus pada pemberdayaan UMKM. Pembangunan nasional
memerlukan pembiayaan selain bersumber pada tabungan pemerintah maupun pinjaman
luar negeri, juga pada tabungan masyarakat.
1.1 Bank Perkreditan Rakyat
Sehubungan dengan penyerdehanaan jenis bank yang terdapat di Indonesia sesuai
dengan undang – undang perbankan No. 7 Tahun 1992, maka jenis bank yang terdapat di
Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan
itu tetapi bukan giro atau simpanan lain yang dapat ditarik dengan cek.
Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat ini terasa semakin penting sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan pelayanan jasa – jasa perbankan bagi masyarakat pedesaan,
seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia tentang Perkreditan
rakyat No. 71 Tahun 1992 bahwa : “Bank Perkreditan Rakyat yang berfungsi sebagai
badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dananya bagi masyarakat, harus
mampu menunjang modernisasi pedesaan dan memberikan pelayanan bagi golongan
a. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha BPR
- Menghimpun Dana
Sesuai dengan ketentuan UU No.7/1992 pasal 13, dana dari masyarakat yang boleh
dihimpun oleh BPR adalah simpanan deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu. Dalam praktiknya, BPR umumnya memprioritaskan dana
dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito.
- Menyalurkan Dana
Kegiatan menyalurkan dana yang terutama adalah memberikan kredit. Ada tiga
kategori kredit utama yang disalurkan yang disalurkan oleh BPR, yaitu kredit modal
kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan investasi diberikan
berkaitan dengan pengembangan usaha. Sedangkan kredit konsumsi untuk kegiatan
konsumsi . Untuk mengoptimalkan dana yang tersedia, Bank Indonesia mengizinkan
BPR untuk menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Larangan – larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat :
Pada pasal 14 UU No.7/1992 memberikan ketentuan tentang kegiatan yang tidak
boleh dilakukan oleh ( larangan –larangan ) BPR yang meliputi :
1. Melakukan simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3. Melakukan Penyertaan Modal
4. Melakukan usaha Perasuransian
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam
Selain ruang lingkup kegiatannya terbatas, wilayah operasional BPR juga dibatasi pada
tingkat kecamatan dan pedesaan – pedesaan dengan modal disetor minimal Rp.1 milliar.
Jika BPR ingin beroperasi di tingkat propinsi, mereka harus meningkatkan modal disetor
menjadi minimal Rp.2 milliar.
1.3 SUMBER DANA BANK
Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan atau mengatur secara mutlak
jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki, namun bank
bagaimanapun dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada tingkat
tertentu. Menurut Dahlan Siamat (1993 : 99), dana bank dilihat dari sumbernya dapat
dibedakan antara dana ekstern yaitu dana yang dihimpun dari luar bank, dan dana intern
yaitu dana yang dihimpun dari dalam bank itu sendiri. Sedangkan menurut Muchdarsyah
Sinungan (1993 : 84), dana -dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional
suatu bank bersumber atau berasal dari dana-dana sebagai berikut :
1. Dana pihak kesatu
Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham.
2. Dana pihak kedua
Dana pihak kedua adalah dana yang berupa pinjaman dari pihak luar.
3. Dana pihak ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang berupa simpanan dari pihak masyarakat.
Sesuai dengan batasan masalah sebelumnya, maka hanya dana pihak ketiga saja yang
akan penulis uraikan.
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari
masyarakat. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting bagi
kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan
relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya, selain itu dapat
dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan
memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah, ATM dan pelayanan
yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, baik berasal dari perseorangan (rumah tangga),
perusahaan maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah
biayanya relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya
untuk biaya bunga atau biaya promosi. Ada 3 (tiga) jenis simpanan pada bank sebagai
sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu :
1. Giro (Demand Deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang dapat digunakan oleh
pemiliknya sebagai alat pembayaran, dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau
dengan cara pemindahbukuan. Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran
yang dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk
rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa :
a. Rekening atas nama perorangan.
b. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.
Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana yang sangat labil
dan tidak memiliki jatuh tempo. Kelebihan sumber dana ini adalah biayanya relatif lebih
murah. Bunga yang dibayarkan bank kepada pemegang rekening ini disebut sebagai “jasa
giro”. Persentase jasa giro yang diberikan cukup bervariasi antara bank satu dengan bank
lainnya, akan tetapi pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga
deposito berjangka maupun tabungan.
2. Deposito (Time Deposit)
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak
ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang
bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito ini merupakan dana yang relatif mahal
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan. Sumber dana ini
dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap. Berbeda dengan giro, dana deposito
akan mengendap dibank karena para pemega ngnya (deposan) tertarik dengan tingkat
bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo
bila dia (deposan) tidak ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya
dapat ditarik kembali. Dalam praktiknya terdapat 3 (tiga) jenis deposito yaitu :
a. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat
b. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi
permohonan kredit.
c. Deposit on call
Deposit on call adalah deposito yang saat penarikannya harus diberitahukan
terlebih dahulu kepada bank pada waktu yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan
peraturan bank yang bersangkutan. Biasanya hanya digunakan untuk deposan yang
memiliki uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan.
3. Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berbeda
dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha atau para pedagang
untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga -jaga atau
keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan dengan giro atau
deposito, peranan tabungan dalam komposisi sumber dana perbankan relatif lebih kecil.
Tingkat fluktuasi dana tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1.PENGERTIAN BANK
Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.
Pengertian bank pada saat ini berkembang, sebagai bukti seperti dalam
undang-undang RI No. 7, tahun 1992 yang direvisi dengan UU nomor 10 Tahun 1998, Bab I
Pasal I.I tertulis : bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepaada masyarakat dalam rangka
meningkatkan tarap hidup rakyat banyak.
Menurut Faisal, dkk(1996:P.6), pengertiannya yaitu bank dibebani suatu misi
dalam perekonomian Indonesia, yakni meningkatkan tarap hidup rakyat banyak. Artinya
dana yang terhimpun perlu dialokasikan kepada masyarakat dalam bentuk kredit agar
daya beli dan atau modal usaha masyarakat dapat meningkat sehingga dapat
meningkatkan laju dan pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia. Tentunya bank
dalam mengemban misi tersebut tidak berarti mengabaikan kesehatan usaha bank itu
sendiri, keduanya harus berjalan secara proporsional.
Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan
kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank
dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan
simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini, menjadi
semakin penting artinya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Disamping faktor likuditas, keberhasilan usaha
bank juga ditentukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan
nasabah yang dipercayakan kepadanya serta keamanan atas uang atau aset lainnya yang
dititipkan pada bank.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa Bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah
bidang keuangan, jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan
yaitu:
a. Menghimpun dana ( Saving )
b. Menyalurkan dana ( Lending ) dan
c. Memberikan jasa Bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan.
Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa Bank lainnya hanyalah merupakan pendukung
dari kedua kegiatan di atas.
Pengertian menghimpun maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana
(uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan
dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara
memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan
serta deposito berjangka di mana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki
kelebihan dan keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut
dengan Funding.
Strategi Bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan rangsangan
berusaha balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat beupa
bunga Bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil, bagi Bank yang
berdasarkan prinsip syariah. Kemudian rangsangan lainnya dapat berupa cendera mata,
hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin beragam dan menguntungkan balas
jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh
karena itu pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan
sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya di Bank.
Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana
yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman (kredit) bagi Bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan
bagi Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan menyalurkan dana ini juga dikenal
dalam perbankan dengan istilah Lending. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan
bunga Bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam
benuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bagi bank yang
bedasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga
simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula
besar kecilnya bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya
operasi yang dikeluarkan, cadangan risiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.
Bagi perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan utama diperoleh
dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman
atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di Bank dikenal daengan
istilah spread based. Jika suatu Bank mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di
mana suku bunga simpanan laebih besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal
dengan nama negatif spread.
UU Nomor 10 Tahun 1998, yang merupakan revisi UU Nomor 7 Tahun 1992,
telah menetapkan dua jenis bank yang beroperasi di Indonesia, yaitu bank umum dan
bank perkreditan rakyat (BPR). Hakikatnya, perubahan tersebut sangat mendasar, yang
bersumber dari transformasi sistem finansial global.
2.2 JENIS – JENIS BANK
2.2.1 Bank Umum
Para ahli ekonomi mendefenisikan bank umum ( Bank komersial ) sebagai
instituisi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum
melaksanakan fungsi intermediasi. Bank umum juga disebut juga sebagai lembaga
depositori karena diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito. Berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (giral), bank umum juga disebut sebagai bank umum
pencipta uang giral ( BPUG ).
Bank umum memiliki keunggulan dalam pengelolaan kredit karena sejak awal
bank umum sudah melakukan penyaluran kredit, maka bank umum mempunyai
memiliki sumber daya manusia yang paling banyak dan paling komplit dibandingkan
dengan lembaga keuangan lainnya, selain SDM, bank umum juga merupakan lembaga
yang memiliki jaringan kerja dan informasi yang paling luas dan kuat.
Fungsi dan peranan bank umum dalam perekonomian seperti yang diuraikan dibawah ini:
- Penciptaan Uang, uang yang diciptakan oleh bank umum adalah uang giral,
yaitu alat pembayaran lewat pemindahbukuan ( kliring )
- Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran, salah satu jasa yang
ditawarkan bank umum adalah jasa – jasa yang berkaitan dengan mekanisme
pembayaran, seperti kliring, transfer uang, penerimaan setoran – setoran,
pemberian fasilitas pembyaran dengan tunai, kredit, fasilitas – fasilitas
pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastic dan system
pembayaran elektronik.
- Penghimpunan Dana Simpanan, dana yang paling banyak dihimpun oleh bank
umum adalah dan simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
- Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional, kesulitan – kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda Negara selalu muncul karena perbedaan
geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing – masing negara. Kehadiran
bank umum yang beroperasi dalam skla internasional akan memudahkan
penyelesaiaan transaksi – transaksi tersebut.
- Penyimpanan Barang – Barang Dan Surat Berharga, masarakat dapat
dan ijazah dalam kotak – kotak yang sengaja disediakan oleh bank umum untuk
disewa ( safety box atau safe deposit box ).
- Pemberian Jasa – Jasa Lainnya, pemberian jasa oleh bank umum semakin
banyak variasinya dan semakin luas, seperti mengambil dan mengirim uang
melalui ATM, dan membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa bank
2.2.2 Bank Perkreditan Rakyat
Sehubungan dengan penyerdehanaan jenis bank yang terdapat di Indonesia sesuai
dengan undang – undang perbankan No. 7 Tahun 1992, maka jenis bank yang terdapat di
Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan
itu tetapi bukan giro atau simpanan lain yang dapat ditarik dengan cek.
Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat ini terasa semakin penting sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan pelayanan jasa – jasa perbankan bagi masyarakat pedesaan,
seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia tentang Perkreditan
rakyat No. 71 Tahun 1992 bahwa : “Bank Perkreditan Rakyat yang berfungsi sebagai
badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dananya bagi masyarakat, harus
mampu menunjang modernisasi pedesaan dan memberikan pelayanan bagi golongan
ekonomi lemah / pengusaha kecil.
a. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha BPR
- Menghimpun Dana
Sesuai dengan ketentuan UU No.7/1992 pasal 13, dana dari masyarakat yang boleh
dipersamakan dengan itu. Dalam praktiknya, BPR umumnya memprioritaskan dana
dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito.
- Menyalurkan Dana
Kegiatan menyalurkan dana yang terutama adalah memberikan kredit. Ada tiga
kategori kredit utama yang disalurkan yang disalurkan oleh BPR, yaitu kredit modal
kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan investasi diberikan
berkaitan dengan pengembangan usaha. Sedangkan kredit konsumsi untuk kegiatan
konsumsi . Untuk mengoptimalkan dana yang tersedia, Bank Indonesia mengizinkan
BPR untuk menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
Larangan – larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat :
Pada pasal 14 UU No.7/1992 memberikan ketentuan tentang kegiatan yang tidak
boleh dilakukan oleh ( larangan –larangan ) BPR yang meliputi :
1. Melakukan simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3. Melakukan Penyertaan Modal
4. Melakukan usaha Perasuransian
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam
UU No.7/1992, pasal 13.
Selain ruang lingkup kegiatannya terbatas, wilayah operasional BPR juga dibatasi pada
tingkat kecamatan dan pedesaan – pedesaan dengan modal disetor minimal Rp.1 milliar.
Jika BPR ingin beroperasi di tingkat propinsi, mereka harus meningkatkan modal disetor
2.3 SUMBER DANA BANK
Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan atau mengatur secara mutlak
jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki, namun bank
bagaimanapun dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada tingkat
tertentu. Menurut Dahlan Siamat (1993 : 99), dana bank dilihat dari sumbernya dapat
dibedakan antara dana ekstern yaitu dana yang dihimpun dari luar bank, dan dana intern
yaitu dana yang dihimpun dari dalam bank itu sendiri. Sedangkan menurut Muchdarsyah
Sinungan (1993 : 84), dana -dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional
suatu bank bersumber atau berasal dari dana-dana sebagai berikut :
1. Dana pihak kesatu
Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham.
2. Dana pihak kedua
Dana pihak kedua adalah dana yang berupa pinjaman dari pihak luar.
3. Dana pihak ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang berupa simpanan dari pihak masyarakat.
Sesuai dengan batasan masalah sebelumnya, maka hanya dana pihak ketiga saja yang
akan penulis uraikan.
Dana Pihak Ketiga (Dana Dari Masyarakat)
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari
masyarakat. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting bagi
kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya, selain itu dapat
dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan
memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah, ATM dan pelayanan
yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, baik berasal dari perseorangan (rumah tangga),
perusahaan maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah
biayanya relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya
untuk biaya bunga atau biaya promosi. Ada 3 (tiga) jenis simpanan pada bank sebagai
sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu :
1. Giro (Demand Deposit)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang dapat digunakan oleh
pemiliknya sebagai alat pembayaran, dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau
dengan cara pemindahbukuan. Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran
yang dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan dalam bentuk
rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa :
a. Rekening atas nama perorangan.
b. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.
c. Rekening bersama atau gabungan.
Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana yang sangat labil
dan tidak memiliki jatuh tempo. Kelebihan sumber dana ini adalah biayanya relatif lebih
murah. Bunga yang dibayarkan bank kepada pemegang rekening ini disebut sebagai “jasa
lainnya, akan tetapi pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga
deposito berjangka maupun tabungan.
2. Deposito (Time Deposit)
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak
ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang
bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito ini merupakan dana yang relatif mahal
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan. Sumber dana ini
dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap. Berbeda dengan giro, dana deposito
akan mengendap dibank karena para pemega ngnya (deposan) tertarik dengan tingkat
bunga yang ditawarkan oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo
bila dia (deposan) tidak ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya
dapat ditarik kembali. Dalam praktiknya terdapat 3 (tiga) jenis deposito yaitu :
a. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat
dipindahtangankan.
b. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat
dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi
permohonan kredit.
c. Deposit on call
Deposit on call adalah deposito yang saat penarikannya harus diberitahukan
peraturan bank yang bersangkutan. Biasanya hanya digunakan untuk deposan yang
memiliki uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan.
3. Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berbeda
dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para pengusaha atau para pedagang
untuk melakukan transaksi, tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga -jaga atau
keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan dengan giro atau
deposito, peranan tabungan dalam komposisi sumber dana perbankan relatif lebih kecil.
Tingkat fluktuasi dana tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang
bersumber dari giro.
Dana Yang Bersumber Dari Lembaga Lain.
Dalam prakteknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika Bank
mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua. Pencarian sumber
dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. kemudian dana
yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi
tertentu. Perolehan dana sumber ini antara lain dapat diproleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada Bank-bank yang menalami kesulitan likuiditasnya. Kredit
2. Pinjaman antar Bank (Call Money), biasanya pinjaman ini diberikan kepada
Bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek
dengan bunga yang relatif tinggi jika dibanding dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari Bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan
SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun non keuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan
tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.
2.4. ALOKASI DANA BANK
Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber tersebut diatas, perlu
dikelola secara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan dana
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, karena penempatan dana mempunyai
beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup.
2. Untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman.
Untuk mencapai tujuan tersebut, alokasi dana bank perlu diarahkan sedemikian
rupa sehingga pada saat diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat dipenuhi.
Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan atas dasar :
1. Prioritas penggunaan dana
a. Cadangan primer (primary reserve), merupakan prioritas pertama dan yang
paling utama dalam alokasi dana bank.
b. Cadangan sekunder (secondary reserve), merupakan prioritas kedua dan sebagai
pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer.
c. Penyaluran kredit, merupakan prioritas ketiga dalam alokasi dana bank setelah
mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder.
d. Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam alokasi dana bank
dimana dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah
penanaman dana dalam bentuk kredit telah memenuhi kriteria atau target
tertentu.
2. Sifat aktiva
Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank
kedalam bentuk-bentuk aktiva, yaitu :
a. Penanaman dana dalam aktiva produktif
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki
bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan, penempatan pada bank
lain, surat-surat berharga dan penyertaan modal.
b. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif
Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank kedalam aktiva yang tidak
memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri
Penempatan (alokasi) dana bank yang merupakan prioritas ketiga dalam alokasi
dana bank setelah mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder yaitu :
2.5 Kredit
2.5.1 Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu “credere” yang artinya kepercayaan,
sedangkan dalam bahasa latinnya yaitu “creditum” yang artinya kepercayaan dan
kebenaran. Oleh karena itulah dasar kredit ialah kepercayaan, seseorang atau suatu badan
usaha yang memberkan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa
medatang akan sanggup memenhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah
dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa.
Jika kita kaitkan dengan bank berarti bank selaku kreditur percaya meminjamkan
sejumlah uang kepada nasabah, karena debitur dapat dipercayai kemampuannya
membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah ditentukan.
Pengertian kredit dalam arti ekonomi dapat didefenisikan sebagai berikut “
Penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik bentuk barang
maupun jasa “. Berdasarkan pengertian diatas, berarti jika terjadi pemberian kredit maka
pihak yang kelebihan dana memberikan kepada pihak yang kekurangan dana, dimana
pihak yang memerlukan dana berjanji akan mengembalikan dana tersebut dalam waktu
tertentu dimasa yang akan datang dimana tenggang waktu antara pemberian kredit dan
penerimaan kembali kredit merupakan suatu masa yang abstrak. Dalam hal ini terdapat
dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak kelebihan dana ( pemberi kredit )
dan pihak yang kekurangan dana ( penerima kredit ).
* Kepercayaan ( trust )
Adanya suatu pemberian uang / tagihan atas barang kepada pihak lain harus
didasari rasa saling percaya antara kedua belah pihak bahwa pada saat yang telah
dijanjikan si penerima uang / tagihan akan membayar/melunasi utangnya.
* Resiko ( Risk ) Pemberian kredit menimbulkan suatu resiko dimana jangka
waktu kredit merupakan masa yang abstrak. Resiko timbul pada kredit karena
uang jasa barang telah lepas kepada orang lain.
* Waktu ( time ) Kredit yang diberikan telah disepakati untuk msa waktu
tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan
* Prestasi atau bunga Pihak pemberi pinjaman ( kreditur ) akan memperoleh
tambahan nilai atas prestasi yang diberikan kepada pihak peminjam ( debitur )
sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan, hal ini berarti bank selalu
memperhitungkan bunga.
* Kreditur Orang atau badan usaha yang memiliki uang, barang atau jasa dan
bersedia meminjamkannya kepada orang lain.
* Debitur Orang atau badan usaha yang merupakan pihak yang membutuhkan
/meminjam uang, barang atau jasa untuk memenuhi tujuannya dimasa yang akan datang.
2.5.2 Jenis – Jenis Kredit :
a. Dari segi penerima kredit, dibagi atas :
1. Public credit ( kredit public )
Yaitu jenis kredit yang digunakan masyarakat melalui pemerintah
2. Private credit ( kredit perorangan )
b. Dari segi jangka waktu kredit, dibagi atas :
1. Kredit jangka pendek
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu ( 1 ) tahun
2. Kredit jangka menengah
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu ( 1 ) s/d tiga ( 3 ) tahun
3. Kredit jangka panjang
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari satu ( 1 ) tahun
c. Dari segi penggunaannya, kredit dibagi atas :
1. Kredit pembiayaan modal kerja
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan perputaran usaha
nasabah dalam meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan nasabah tersebut.
2. Kredit pembiayaan investasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang – barang modal
dan jasa yang dibutuhkan dalam rangka usaha rehabilitasi dan modernisasi.
3. Kredit Perlengkapan sarana transaksi
Yaitu kredit yang digunakan untuk melengkapi suatu transaksi yang berkaitan
dengan prestasi yang harus dicapai sesuai dengan perjanjian kontrak/jual beli
4. Kredit Konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang dan jasa –jasa
d. Dari segi jaminan kredit, dibagi atas :
1. Kredit tanpa jaminan ( Unsecured loans )
Yaitu kredit yang tidak memiliki jaminan dama sekali.
2. Kredit dengan jaminan ( Secured Loans )
Yaitu kredit yang memiliki jaminan tertentu baik yang berupa barang bergerak
ataupun tak bergerak.
e. Dari segi kriteria lembaga pemberi / penerima kredit terbagi atas :
1. Kredit Perbankan pada masyarakat
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank swasta atau bank pemerintah kepada dunia
usaha untuk ikut membiayai sebagian kebutuhan pembiayaan dan atau kredit dari
bank kepada perseorangan untuk membiayai pembelian barang – barang
konsumsi tahan tahan lama secara angsuran.
2. Kredit likuiditas
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank Indonesia kepada bank – bank Negara dan
selanjutnya digunakan sebagai dana untuk melengkapi kegiatan perkreditan.
3. Kredit Langsung
Yaitu kredit yang diberian Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah atau
lembaga semi pemerintah.
2.5.3 Tujuan Perkreditan
Kegiatan perkreditan melibatkan beberapa pihak seperti kreditur (bank), debitur
(penerima kredit), otorita moneter (pemerintah) dan bahkan masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu tujuan perkreditan berbeda -beda dan tergantung pada pihak-pihak
1. Kreditur (bank) memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.
b. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya
c. Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas bank
2. Debitur (penerima kredit) memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar
dan performance (kinerja) usaha semakin baik daripada sebelumnya.
b. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan
kelanjutan kehidupan perusahaan.
c. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.
3. Otoritas moneter (pemerintah) memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter.
b. Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan bekerja yang
memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka
sumber-sumber pendapatan negara.
c. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu
manajemen dunia usaha sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi
pemborosan di semua lini.
4. Masyarakat memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Kredit dapat menimbulkan hubungan timbal balik dalam kehidupan
b. Kredit mengurangi pengangguran karena membuka peluang usaha, bekerja
dan pemerataan pendapatan.
c. Kredit meningkatkan fungsi pasar karena adanya peningkatan daya beli.
2.5.4 Fungsi Kredit Dan Pertimbangan Dalam Pemberian Kredit
a. Fungsi Kredit
Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan yang
sangat penting. Hal ini antara lain disebabkan usaha pokok bank adalah memberikan
kredit dan kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam
segala bidang kehidupan, khususnya dibidang ekonomi.
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara
lain sebagai berikut :
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang, dalam arti :
a. Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya
kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau
usahanya.
b. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga-lembaga-lembaga keuangan tersebut
diusahakan dalam bentuk pemberian kredit.
2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang dalam arti kredit uang yang
disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan alat pembayaran baru seperti cek,
bilyet giro dan wesel sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan dengan
Selain itu kredit perbankan yang ditarik tunai dapat pula meningkatkan peredaran
uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula.
3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan mendapat kredit
para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya
guna barang tersebut menjadi meningkat.
4. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila keadaan
ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain
pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
dimana untuk menekan laju inflasi pemerintah melindungi usaha -usaha yang bersifat
nonspekulatif.
5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat dalam arti bantuan kredit
yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha
dibidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan
usahanya.
6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan bantuan kredit
dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek
baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai maka
untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan
meningkat pula.
7. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bank-bank besar
di luar negeri yang mempunya i jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam
bentuk kredit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
mempererat hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat
meningkatkan hubungan internasional.
Pada prinsipnya kredit itu hanya satu macam saja, yaitu uang nasabah yang oleh
bank dipinjamkan kepada nasabah kredit dan akan dikembalikan pada suatu waktu
tertentu dimasa mendatang disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.
b. Pertimbangan Dalam Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa melakukan
pertimbangan – pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturan –
peraturan yang berlaku. Untuk menumbuhkan suatu kepercayan pada nasabah setelah
dilakukan pendekatan antara pihak pemberi dan penerima kredit maka pihak bank
sebagai pemberi kredit perlu meneliti lebih dahulu tentang apa dan bagaiman serta siapa
calon penerima kredit tersebut. Dalam hal ini dikenal formulasi yang lazim digunakan
dalam penilaian kredit yaitu berpedoman pada Prinsip “ 5C “ yang antara lain adalah :
1. Character ( Karakter )
Adalah sifat / kelakuan ataupun tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang.
Karakter mencakup keinginan ( kuat ) calon debitur untuk memenuhi janji atau
melunasi kewajibannya sesuai jadwal, dalam kondisi baik dan buruk. Dengan
demikian dalam unsure karakter tercakup kemampuan membayar ( ability to pay )
dan keinginan untuk membayar ( Willingness to Pay ).
2. Capacity ( kapasitas )
Adalah kemampuan si pemohon kredit untuk memperoleh kredit serta
memanfaatkannya dan membayarnya kembali sesuai jadwal penilaian kemampuan
3. Capital ( Modal )
Penilaian atas modal ( capital ) yang dimiliki calon debitur ingin melihat kekuatan
permodalan, juga komitmen dalam usaha. Makin besar modal yang dimiliki dapat
merupakan indikasi makin besarnya kemampuan dan komitmen dalam menjalankan
usaha. Modal yang dinilai adalah modal Netto, yaitu modal aset atau modal yang
dimiliki dikurangi dengan total kewajiban
4. Collateral ( Jaminan )
Adalah barang – barang yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang telah
diterima. Jaminan kredit ini diperlukan agar kredit yang diberikan oleh bank terjamin
pengembaliannya baik dari usahanya maupun dari barang jaminan yang dicairkan bila
pemohon kredit tidak mampu mengembalikan pinjaman kreditnya. Penilaian jaminan
bukan hanya dari nilai finansialnya saja, tetapi juga kualitas asset yang dimiliki calon
debitur.
5. Condition Of economic ( kondisi Ekonomi )
Adalah keadaan perekonomian secara keseluruhan, dalam hal ini kondisi
perekonomian secara umum dan kondisi pada sektor usaha debitur perlu untuk diteliti.
Artinya bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh kondisi
perekonomian. Keadaan perdagangan serta persaingan dilingkungan sektor usaha
pemohon kredit perlu diketahui sehingga bantuan kredit yang akan diberikan benar –
benar bermanfaat bagi perkembangan dan kelancaran usahanya.
Selain prinsip 5C, Konsep 7P dan 3R juga dapat diterapkan dalam pengambilan
a. Konsep 7P terdiri dari
1) Kepribadian ( personality )
Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah tingkah laku, sejarah
hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi masalah.
2) Tujuan ( purpose )
Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa
besar kredit yang diajukan.
3) Prospek ( Prospect )
Menilai prospek yang direncanakan debitur, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
4) Pembayaran ( Payment )
Menilai bagaimamana cara calon debitur melunasi kredit, darimana saja sumber
dana tersebut, dan bagaimana tingkat kepastiannya.
5) Tingkat Keuntungan ( Profitability )
Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon debitur ;
bagaimana polanya, apakah semakain besar atau sebaliknya.
6) Perlindungan ( Protection )
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan
perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang, atau asuransi
7) Parti ( Party )
Bertujuan mengklasifikasikan calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan
b. Konsep 3R
Tiga komponen dalam konsep adalah :
1. Tingkat pengembalian usaha ( Return )
2. Kemampuan membayar kembali ( Repayment )
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji
hipotesis penelitian.
3.1. Penentuan Daerah Penelitian
Dalam penentuan daerah penelitian penulis membatasinya dalam wilayah lubuk
pakam dan sekitarnya.
3.2. Penentuan Responden penelitian
Untuk kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan oleh BPR Guna Rakyat
penulis menentukan responden ini adalah nasabah BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam,
sedangkan responden penelitian untuk kegiatan penyaluran dana ( kredit ) yang dilakukan
oleh BPR Guna Rakyat adalah nasabah kredit BPR Guna Rakyat, akan tetapi karena
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dalam penelitian kelapangan maka penulis
mengambil masing – masing sebanyak 30 orang responden untuk setiap kegiatan.
3.3 Penentuan Sampel Penelitian
Anggota sample dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan harus
representative, untuk itu ciri populasi harus mengerti akan maksud dan tujuan penelitian
ini, tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan dana untuk mengobservasi seluruh
jumlah total dari kegiatan yang akan diteliti maka oleh sebab itu diambil dari sebagian
populasi untuk dapat menjadi sample penelitian.
Kriteria sample penelitian untuk kegiatan penghimpunan dana masyarakat
- Berumur lebih dari 20 tahun
- Merupakan Nasabah di BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam
Kriteria sample penelitian untuk kegiatan penyaluran dana masyarakat
- Adalah warga lubuk pakam dan sekitarnya
- Mempunyai pekerjaan, usaha dan Sudah menikah
- Merupakan Nasabah di PT. BPR Guna Rakyat ( khususnya nasabah kredit )
3.4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian lazimnya disebut dengan research yang artinya adalah penelitian
kembali terhadap data yang bersifat ilmu pengetahuan. Jenis data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian
yang dilakukan secara langsung ke lapangan/obyek penelitian.
Cara mengumpulkan data seperti ini menggunakan tiga cara yaitu :
1. Cara Interview ( Wawancara )
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dengan Tanya jawab secara lisan dan tatap muka dengan
responden. Dalam hal ini penulis akan bertanya langsung kepada orang yang akan
menjadi obyek penelitian.
2. Cara Observasi ( Pengamatan )
Observasi adalah suatu strategi yang digunakan peneliti dengan secara sengaja dan
sistematis untuk mendapatkan informasi data yang merupakan tingkah laku Non-Verbal
dari responden dengan tujuan mendapatkan informasi data yang dapat menjelaskan atau
menjawab permasalahan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan observasi
3. Questions List ( Daftar Pernyataan )
Daftar pertanyaan adalah daftar yang disusun dalam questioner sedemikian rupa
sehingga peneliti dapat memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
Daftar pertanyaan harus sudah disusun dan dimengerti isi dan makna dari pertanyaan –
pertanyaan tersebut, sehingga responden mengerti maksud dari pertanyaan yang diajukan
dan dapat dijawab dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan membagikan
daftar pertanyaan dan megadakan wawancara (Interview) langsung kepada para
responden yaitu masyarakat dan nasabah di PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam, dan
data sekunder adalah mengambil informasi dari buku literatur (Library Research),
internet, dan lembaga yang berhubungan dengan penelitian ini untuk kelengkapan bahan
bagi penulisan skripsi.
3.5. Model Analisis Data
Untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat pada PT. BPR Guna
Rakyat Lubuk Pakam, maka penulis menggunakan model analisis data dengan fungsi
linear berganda, dengan meregresi variabel – variable metode ordinary least square (
OLS ) dengan model persamaan sebagai berikut :
Y = f(T1, T2, T3,…Tn)………..( 1 )
Y = f(K1, K2, K3,…Kn)………..( 2 )
Kemudian dari fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan regresi linear dengan spesifikasi model sebagai berikut :
Model Persamaan untuk kegiatan Penghimpunan Dana ( Funding )
Dimana :
Y : Jumlah Tabungan yang dihimpun BPR ( Rp )
: Koefisien intercept
β1β2β3 : Koefisien Regresi
T1 : Tingkat Pendapatan Nasabah ( Rp )
T2 : Sarana dan fasilitas BPR
T3 : Jarak tempat tinggal nasabah dengan BPR
: Standard error
Model Persamaan untuk kegiatan Penghimpunan Dana ( Lending )
Y = 1K12K2 3K3 ……….……...( 2 )
Dimana :
Y : Jumlah dana yang disalurkan oleh BPR ( Rp )
: Koefisien intercept
β1β2β3 : Koefisien Regresi
K1 : Prosedur Persyaratan
K2 : Produk kredit yang ditawarkan BPR
K3 : Jangka Waktu Proses Pencairan Kredit dari BPR
: Standard error
3.6. Pengolahan Data
Penulis menggunakan Program eviews 4.1 untuk mengolah data penelitian ini
kelapangan dengan menggunakan questioner dan wawancara langsung dengan objek
penelitian ( masyarakat dan nasabah BPR Guna Rakyat ).
3.7. Test Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.7.1. R-Square (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel
independen memberikan penjelasan terhadap variabel dependen.
3.7.2. Uji t – statistik
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing varibel independen
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya
tetap/konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variable independent ke-1 nilai parameter hipotesis
biasanya dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variable X1 terhadap Y. Bila nilai
t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal in berarti
bahwa variable independent yang berpengaruh nyata ( signifikan ) terhadap variable
dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
T* =
Sbi b bi
Dimana :
bi : Koefisien variable independent ke-i
3.7.3. Uji F-statistik
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh nyata (signifikan) atau tidak terhadap variabel dependen.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
Ho : BI =B2 = ………..bk = 0 ( Tidak ada pengaruh )
Ha : bi = 0 ( ada pengaruh ) untuk i = 1….k
pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan tabel. Jika
F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variable independen secara bersama –
sama mempengaruhi variable dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :
F-hitung =
Dimana : R2 = Koefisien Determinasi
k = Jumlah Variable Independent
n = Jumlah Sampel
Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan (1 – α ) 100% sebagai berikut :
Ho diterima jika F-hitung < F-tabel
Ho ditolak jika f-hitung > F-tabel
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.8.1 Uji Kolinearitas Ganda (Multicollinearity)
Uji ini digunakan untuk melihat adanya korelasi sempurna atau mendekati
sempurna di antara variabel bebas dalam model regresi. Oleh karena kolinearitas timbul
disebabkan adanya satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau
mengetahui variabel bebas X yang mana berkorelasi dengan variabel bebas lainnya ialah
dengan membuat regresi setiap variabel X terhadap sisa variabel lainnya dan menghitung
R2 serta F- hitungnya masing-masing.
Adanya Multikolenearity dapat diketahui dengan melihat :
Standar error tidak terhingga
Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 10%, α = 5%, α= 1%
Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
R2 sangat tinggi
3.8.2 Uji Autokorelasi (autocorrelation)
Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri obserbasi yang disusun
menurut urutan waktu (seperti data cross-section), atau korelasi pada dirinya sendiri.
Apabila ada ketergantungan antara kesalahan pengganggu i dan kesalahan pengganggu
j, maka dikatakan ada autokorelasi, dengan simbol dapat dinyatakan sebagai berikut:
E (1j) 0, I j
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini akan menggunakan uji d
Durbin Watson. Statistik d Durbin Watson dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bentuk penjelasan dari rumus ini adalah sebagai berikut:
d < dL : tolak H0
d > 4-dL : tolak H0
dLd dU atau
4-dU d 4-dL tidak dapat disimpulkan (unconclusive)
f (d)
d
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
Gambar 3.1 : Pengujian Durbin – Watson Statistik
Keterangan:
A : tolak H0, berarti ada autokorelasi positif
B : daerah tanpa keputusan
C : terima H0 atau H0* atau keduanya
D : daerah tanpa keputusan
E : tolak H0* berarti ada otokorelasi negatif
3.9 Defenisi Operasional
1. Penghimpunan dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara
membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito.
2. Tingkat Pendapatan Nasabah adalah jumlah dana ( penghasilan ) yang diperoleh
masyarakat dalam jangka sebulan melalui usaha yang dikerjakan nasabah itu.
3. Sarana dan fasilitas adalah jasa yang disediakan oleh bank untuk mencapai tujuan
dari bank tersebut yaitu menghimpun dana dari masyarakat
4. Jarak adalah ukuran panjang antara satu tempat dengan tempat yang lain.
5. Penyaluran dana adalah mennyalurkan dana (uang) dengan cara menjual ke
masyarakat luas dalam bentuk kredit.
6. Prosedur persyaratan adalah ketentuan syarat atau mekanisme yang harus dilalui
oleh nasabah sebelum mendapatkan kredit yang diberlakukan oleh bank tersebut.
7. Jenis produk yang ditawarkan adalah bentuk – bentuk dari kredit yang ditawarkan
bank kepada nasabah.
8. Jangka waktu pencairan kredit adalah waktu yang disediakan atau ditentukan oleh
BAB IV
TINJAUAN UMUM
4.1. GAMBARAN UMUM DARI PT. BPR GUNA RAKYAT LUBUK PAKAM
PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam adalah Bank Perkreditan Rakyat yang
berdiri sendiri dan berkantor pusat di Jl. Diponegoro No. 8 Lubuk Pakam, Bank
Perkreditan Rakyat Guna Rakyat dimulai operasionalnya pada tanggal 1 January 2006
usaha PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam ini mulai diresmikan pada bulan April 2006,
dan dengan izin resmi dari pemerintah dan telah diakui dengan akta yang disahkan oleh
Menteri Kehakiman RI No. C-17532 HT. 01.01 TH. 2005 tanggal 24 Juni 2005, dengan
SK Gubernur Bank Indonesia No. 7/90/KEP.GBI/2005 TANGGAL 5 Desember 2005.
Sebagai langkah awal PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam menyediakan modal
sebesar Rp. 1.000.000.000,- ( satu milliar rupiah ) untuk memberi dana dan membangun
usaha kepada masyarakat. Dengan tujuan untuk menyediakan modal kerjasama kepada
petani dan pedagang kecil akan menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat secara luas.
PT. Bank Perkreditan Rakyat Guna Rakyat ini didirikan di lubuk pakam
disebabkan karena masyarakat Lubuk Pakam masih banyak yang hidup dari hasil
pertanian, perkebunan serta mengadakan usaha dagang kecil – kecilan dimana nantinya
PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam akan membantu masyarakat di Lubuk Pakam untuk
mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari sebelumnya.
PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam adalah usaha yang bergerak dibidang
Pakam mempunyai Motto “ KAMI ADA UNTUK ANDA “ yang mana PT. BPR Guna
Rakyat Lubuk Pakam hadir untuk masyarakat sebagai mitra bisnis dan Bank Perkreditan
Rakyat Guna Rakyat juga menyediakan produk – produk yang menguntungkan bagi
segala kebutuhan masyarakat. BPR Guna Rakyat juga melayani nasabah dengan prosedur
pelayanan pinjaman mudah dan cepat, dan dengan sistem antar jemput sehingga
memudahkan nasabah untuk berhubungan dengan bank dan tanpa biaya.
4.2. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang bagian – bagian tugas
dan tanggung jawab serta hubungannya. Pada hakikatnya jumlah dan hubungan dan
wewenang yang mempunyai fungsi yang mengorganisir.
Struktur organisasi bukanlah merupakan tujuan akan tetapi merupakan alat
perusahaan untuk mencapai tujuan perusaaan yang telah direncanakan dan ditetapkan
oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan dapat dilihat
dengan jelas pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian yang ada
didalamnya dalam melakukan kegiatannya.
Dengan adanya struktur organisasi yang terorganisir dengan sempurna, maka
kegiatan dalam organisasi akan berjalan lancar dan akan tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif.
Adapun struktur organisasi PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam dapat kita lihat
Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR GUNA RAKYAT LUBUK PAKAM
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
INTERNAL CONTROL DIREKTUR
OPERASIONAL
KASIR
Kabag Akunting Kabag Umum &
Personalia
Kabag Kredit % Marketing
Penjaga
malam Supir C.S Bag. Kredit
C. S Bag. Tabungan
& Kredit Marketing
Penjelasan dari Struktur Organisasi PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam
1. RUPS merupakan keputusan tertinggi di Bank Perkreditan Rakyat Guna Rakyat
2. RUPS di perseroan adalah :
a. RUPS Tahunan, yaitu rapat yang di selenggarakan tiap tahun buku
perseroan ditutup. Dalam rapat ini direksi menyampaikan laporan keuangan
tahunan beserta penjelasan dan dokumen untuk mendapat pengesahan RUPS
atau sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 anggaran dasar perseroan
b. Rapat umum pemegang saham lainnya yang dalam anggaran dasar
perseroan dalam pasal 17 disebut RUPS luar biasa yang diadakan sewaktu –
waktu
3. Dewan Komisaris terdiri atas komisaris utama, komisaris diangkat dan
diberhentikan oleh RUPS
4. Dewan komisaris merupakan perpanjangan tangan RUPS atau mewakili
RUPS dalam melakukan pengawasan terhadap direksi dalam menjalankan dan
mengoperasinalkan perseroan serta memberi nasehat kepada direksi
5. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS
6. Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur Operasional yang
membawahi semua bagian sesuai dengan uraian tugas dan wewenang masing
– masing direksi
7. Direksi memimpin, mengelola, mengurus dan menjalankan perseroan sesuai
dengan akta pendirian PT. BPR Guna Rakyat
9. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang direksi bersifat konsultatif dalam
pengambilan keputusan sesuai dengan tugas dan wewenang masing – masing
direksi.
10.Masing – masing kepala bagian membawakan pelaksanaan kegiatan
operasional pada bagian masing – masing sesuai dengan uraian tugas dan
wewenang.
4.3. KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN
Sesuai dengan surat izin usaha yang diterbitkan oleh menteri Keuangan maka
kegiatan usaha PT. BPR Guna Rakyat yang terutama adalah memberikan/ menyalurkan
kredit pada masyarakat agar masyarakat tersebut dapat menjadi mandiri ( self sufficient ),
disamping itu juga adalah usaha penarikan/ penghimpunan dana dari pihak ketiga untuk
membiayai kredit tersebut.
Adapun produk perbankan dari PT. BPR Guna Rakyat antara lain adalah
pertama, tabungan dimana kemudahan yang yang ditawarkan pihak Bank Perkreditan
Rakyat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat, misalnya setoran awal yang
cukup rendah minimal Rp. 25.000,- dan selanjutnya tabungan minimal Rp. 5000,-
penarikan dan penyetoran dapat dilakukan setiap hari kerja, dan suku bunga dihitung
berdasarkan saldo harian yang besarnya 7% per tahun.
Yang kedua, deposito merupakan suatu bentuk simpanan yang dipercayakan oleh
pihak ketiga pada pihak bank, yang dibuat dalam bentuk surat berharga yang disebut
sebagai sertifikat deposito yang hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo serta
Tabungan dan Deposito BPR Guna Rakyat dapat digunkan terhadap pinjaman dengan
suku bunga pinjaman yang lebih rendah dari agunan lain.
Ketiga, Kredit usaha kecil yang selanjutnya disebut sebagai kredit modal kerja
diberikan kepada debitur yang membutuhkan dana bagi pengembangan usahanya, dalam
hal ini usaha industri kecil. BPR Guna Rakyat menawarkan suku bunga yang kompetitif,
sehingga meringankan debitur untuk membayarkan bunga kredit. Jenis pinjaman yang
ditawarkan BPR Guna Rakyat :
1. Pinjaman Flat ( Tetap )
Nasabah membayar angsuran pokok dan bunga setiap bulan. Bunga bulanan
dihitung dari pinjaman awal, suku bunga pinjaman flat : 1,75% / bulan
2. Pinjaman Sliding ( Menurun )
Nasabah membayar angsuran pokok dan bunga secara teratur setiap bulan. Suku
bunga pinjaman Sliding : 3% / bulan menurun
3. Pinjaman Persekot
Nasabah dimungkinkan membayar bunga setiap bulan sampai pembayaran pokok
pinjaman jatuh tempo. Suku bunga pinjaman Persekot : 3% / bulan.
Kegiatan Usaha BPR Guna Rakyat dalam menghimpun dana masyarakat seperti
tabungan dan deposito serta kegiatan menyalurkan dana masyarakat seperti memberikan
kredit pada periode bulan Maret 2006 sampai dengan maret 2007 sesuai dengan realisasi
yang telah dilakukan dan dicatat pada periode tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat pada BPR Guna Rakyat terus
mengalami peningkatan yang rata – rata perbulan adalah meningkat 3%, berikut dapat
Tabel 4.3.1 Data Jumlah Tabungan, Jumlah Deposito yang dihimpun dan Jumlah Kredit yang disalurkan oleh PT. BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam per
31 Maret 2006 s/d 31 Maret 2007
Sumber : BPR Guna Rakyat Lubuk Pakam
4.4 PROSEDUR UMUM PERKREDITAN
Selanjutnya akan diuraikan mengenai syarat – syarat atau petunjuk tindakan yang
harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah sampai dengan lunasnya suatu
kredit yang diberikan oleh bank. Adapun hal ini adalah merupakan prosedur yang harus
dilalui para nasabah bank dalam memperoleh kredit.
Langkah – langkah prosedur umum pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1. Permohonan Kredit
Setiap berkas – berkas permohonan kredit yang diajukan nasabah biasanya
berisikan hal – hal berikut :
Tgl/Bln /Tahun Jumlah Tabungan (Rp)
Jumlah deposito (Rp)
Posisi kredit yg disalurkan ( Rp )
31/03/2006 125.000.000,- 300.000.000,- 255.000.000,-
30/04/2006 150.000.000,- 400.000.000,- 382.500.000,-
31/05/2006 153.750.000,- 452.500.000,- 400.000.000,-
30/06/2006 158.362.000,- 459.000.000,- 460.000.000,-
31/07/2006 161.292.000,- 505.000.000,- 500.000.000,-
31/08/2006 164.654.000,- 520.000.000,- 510.000.000,-
30/09/2006 160.500.000,- 530.000.000,- 480.000.000,-
31/10/2006 165.350.000,- 500.000.000,- 520.000.000,-
30/11/2006 170.562.000,- 550.000.000,- 580.000.000,-
31/12/2006 174.560.000,- 580.000.000,- 610.000.000,-
31/01/2007 180.000.000,- 600.000.000,- 650.000.000,-
28/02/2007 192.500.000,- 620.000.000,- 685.000.000,-
31/03/2007 209.050.000,- 635.000.000,- 700.000.000,-
Rata – rata 179.302.000,- 511.610.000,- 517.800.000,-
Max 209.050.000,- 635.000.000,- 700.000.000,-
a. Surat – surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah
oleh yang bersangkutan
b. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya den lengkap diisi
oleh nasabah yang bersangkutan
c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan oleh bank menurut jenis daripada
fasilitas kredit
d. Selanjutnya permohonan dinyatakan lengkap apabila telah memenuhi persyaratan
yang telah diajukan nasabah, untuk memudahkan pihak bank dalam memperoleh
keterangan atas nasabah yang diperlukan dalam pengisian permohonan kredit,
pihak bank dalam hal ini menggunakan Daftar Isian Permohonan Kredit yang
harus diisi oleh nasabah yang bersangkutan.
2. Penyelidikan dan Analisa Kredit
Kegiatan penyelidikan ini mencakup kegiatan – kegiatan berikut, yaitu :
a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur
b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan pemohon kredit yang diajukan oleh
nasabah, baik data intern maupun data ekstern
c. Penyusunan laporan sepenuhnya mengenai hasil – hasil pemeriksaan yang telah
dilaksanakan.
Selanjutnya dilakukan kegiatan Penganalisaan kredit yang meliputi kegiatan – kegiatan
berikut :
a. Mempersiapkan pekerjaan untuk menguraikan dari segala aspek, baik aspek
keuangan maupun aspek non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat