• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Samsat Medan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Samsat Medan Selatan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

9001:2000 TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR

BERSAMA SAMSAT MEDAN SELATAN

T E S I S

Oleh

YUNI RAHMA SIREGAR 087019121/IM

S

EK O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

9001:2000 TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR

BERSAMA SAMSAT MEDAN SELATAN

T E S I S

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

YUNI RAHMA SIREGAR 087019121/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT MEDAN SELATAN

Nama Mahasiswa : Yuni Rahma Siregar Nomor Pokok : 087019121

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.) (Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.)

(4)

Telah diuji pada:

Tanggal: 18 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. Anggota : 1. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Kepuasan

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Bersama Samsat Medan Selatan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun

juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, 18 Agustus 2011 Yang membuat pernyataan,

(6)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT MEDAN SELATAN

Yuni Rahma Siregar, Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., dan Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA.

ABSTRAK

Penyediaan pelayanan bermutu merupakan salah satu instrumen penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang antara lain dapat melalui peningkatan strategi mutu, yaitu penerapan sistem manajemen mutu yang memberikan jaminan bahwa harapan pelanggan akan terpenuhi. Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan berusaha secara konsisten memberikan keyakinan bahwa keseluruhan proses dan penyelesaian pekerjaan memenuhi kriteria pelanggan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Berdasarkan hal itu, maka rumusan masalah penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (sumber daya manusia dan infrastruktur) terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan?

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Manajemen Operasi yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor roda dua di Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan yaitu sebanyak 145.072 kendaraan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 100 orang wajib pajak.

Hasil penelitian uji Hipotesis menunjukkan bahwa secara serempak sumber daya manusia dan infrastruktur berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan, dan secara parsial variabel infrastruktur berpengaruh lebih dominan daripada variabel sumber daya manusia. Artinya, variabel infrastruktur lebih berperan dalam menentukan kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor dibandingkan dengan variabel sumber daya manusia.

(7)

THE INFLUENCE OF THE APPLICATION OF ISO 9001:2000 STANDARD MANAGEMENT SYSTEM ON THE SATISFACTION OF THE TAXPAYERS OF

MOTORIZED VEHICLES AT SAMSAT MEDAN SELATAN JOINT OFFICE

Yuni Rahmah Siregar, Prof., Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., and Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

ABSTRACT

The availability of qualified service constitutes one of the important instruments to regain public trust in government among others, though quality strategy improvement, that is, quality management system that gives assurance of meeting the customers’ expectations.Customers’ satisfaction in the form of quality assurance is very important, especially for the public service provider. The single administration system under the same roof (SAMSAT) of Medan Selatan is striving consistently for assuring that the whole process and accomplishment meet the customers’ criteria. Based on this assumption, the formulation of the research was: To what extent was the influence of the application of ISO 9001:2000 Standard Management System which consisted of human resources and infrastructure on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at the SAMSAT Medan Selatan Joint Office?

The research used the theory of Operation Management which was related to the ISO 9001:2000 Standard Management System.

This research used descriptive quantitative method with explanatory design. The data were analyzed by using a multiple linear regression test. The population was all taxpayers of 145,072 motorcycles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office. The samples were selected by using Slovin formulation with the reliability level of 90%; they consisted of 100 taxpayers.

The result of the Hypothesis test showed that human resources and infrastructure simultaneously had significant influence on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office, and partially the variable of infrastructure had more dominant influence than that of the human resources. It meant that the variable of infrastructure played more important role in determining the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles than the variable of human resources.

The conclusion of the research was that human resources and infrastructure simultaneously had significant influence on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office, and partially the variable of infrastructure was more dominant than the variable of human resources.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang

dilakukan penulis adalah: ”Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2000 terhadap Kepuasan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor

Bersama Samsat Medan Selatan”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), SpA(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Ketua Komisi

pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

(9)

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS., Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA., dan Bapak

Dr. Tarmizi, SU., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai di Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orang tua penulis, Bapak H. SYAIB SIREGAR, S.E dan Ibunda

Almarhumah Hj. SALMIAH NASUTION, BA yang senantiasa memberikan

dukungan moril, materi, dan doa.

8. Kakanda Ipda MARHARA TUA SIREGAR, S.E, dan adinda ELY NADYA

SIREGAR, S.H, atas doa dan dukungannya.

9. Calon Imamku RICCO ANDRIAN S,STP, atas kesabaran dan motivasinya.

10.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan XV di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan

kerja samanya selama penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.

Harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga

Tuhan selalu melimpahkan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua. Amin.

Medan, 18 Agustus 2011

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

YUNI RAHMA SIREGAR, lahir di Medan, Provinsi Sumatera Utara tanggal

06 Juni 1985, anak ke-2 dari 3 (tiga) orang bersaudara, dari pasangan Bapak H.

SYAIB SIREGAR, S.E dan Almarhumah Ibu Hj. SALMIAH NASUTION, BA.

Pendidikan dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri 112136 Rantauprapat,

tamat dan lulus tahun 1997 Melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di

SMP Negeri 3 Rantauprapat, tamat dan lulus tahun 2000 Selanjutnya meneruskan

pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 5 Rantauprapat, tamat dan

lulus tahun 2003 Kemudian menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) di

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), tamat dan lulus tahun 2007. Pada tahun

2008 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu

Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sejak tahun 2007 sampai dengan saat ini bekerja di Pemerintah Kabupaten

Labuhanbatu.

Medan, 18 Agustus 2011

(11)

DAFTAR ISI

2.1. Teori tentang International Organization for Standardization (ISO)... 8

2.1.1. ISO ... 8

2.1.2. ISO 9000 ... 11

2.1.3. ISO 9001:2000 ... 13

2.1.4. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ... 14

2.1.4.1. Langkah-langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem Manajemen Mutu... 15

2.1.4.2. Hambatan-hambatan dalam Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ... 17

2.1.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 18

2.1.5. Persyaratan Standar dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 19

2.2. Kualitas Sumber Daya Manusia ... 25

2.2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia ... 25

(12)

2.2.3. Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya

4.1.1. Gambaran Umum Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan... 56

4.1.1.1. Sejarah singkat Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan ... 56

4.1.1.2. Visi dan misi Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan ... 57

(13)

4.1.2. Karakteristik Responden ... 59

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 59

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 61

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62

4.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 63

4.1.3. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian ... 64

4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas SDM ... 64

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 45

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen VariabelKualitas Sumber Daya Manusia. 47

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen VariabelInfrastruktur ... 48

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen VariabelKepuasan Wajib Pajak ... 48

3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel... 50

4.1. Karakteristik Responden BerdasarkanUsia... 59

4.2. Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin ... 60

4.3. Karakteristik Responden BerdasarkanStatus Pernikahan ... 61

4.4. Karakteristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan ... 62

4.5. Karakteristik Responden BerdasarkanPekerjaan ... 63

4.6. Penjelasan Responden atasPegawai SAMSAT Medan Selatan Sangat Cakap dalam Memberikan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 64

4.7. Penjelasan Responden atas Pegawai SAMSAT Medan Selatan Sangat Terampildalam Memberikan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 65

4.8. Penjelasan Responden atas Pegawai SAMSAT Medan Selatan Sangat Ramahdalam Memberikan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 66

4.9. Penjelasan Responden atas Pegawai SAMSAT Medan Selatan Sangat

(15)

Bermotor ... 67

4.10. Penjelasan Responden atas Pegawai SAMSAT Medan Selatan Sangat Tepat Waktu dalam Memberikan Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor ... 68

4.11. Penjelasan Responden atasKondisi Bangunan SAMSAT Medan Selatan Sangat Baik ... 69

4.12. Penjelasan Responden atasRuang Tunggu SAMSAT Medan Selatan Sangat Nyaman ... 70

4.13. Penjelasan Responden atasKondisi Peralatan Kerja SAMSAT Medan Selatan Sangat Baik ... 71

4.14. Penjelasan Responden atasJumlah Peralatan Kerja SAMSAT Medan Selatan yang Tersedia Sudah Sangat Sesuai dengan Kebutuhan... 72

4.15. Penjelasan Responden atasWajib Pajak Merasa Sangat Puas terhadap Keseluruhan Pelayanan yang Diberikan SAMSAT Medan Selatan ... 73

4.16. Penjelasan Responden atasPelayanan yang Diberikan SAMSAT Medan Selatan Sudah Sangat Sesuai dengan Harapan Wajib Pajak... 74

4.17. Penjelasan Responden atasWajib Pajak Merasa Sangat Senang terhadap Pelayanan yang Diberikan Pegawai SAMSAT Medan Selatan... 75

4.18. Hasil Uji Multikolinieritas ... 77

4.19. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda ... 79

4.20. Koefisien Determinasi Hipotesis ... 80

4.21. Uji F Hipotesis ... 80

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Konsep Kepuasan Pelanggan ...

34

2.2. Kerangka Berpikir Hipotesis... 40

4.1. Struktur Organisasi Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan ... 58

4.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis ... 76

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner ... 91

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 96

3. Karakteristik Responden ... 99

4. Deskriptif Variabel... 101

(18)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT MEDAN SELATAN

Yuni Rahma Siregar, Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., dan Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA.

ABSTRAK

Penyediaan pelayanan bermutu merupakan salah satu instrumen penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang antara lain dapat melalui peningkatan strategi mutu, yaitu penerapan sistem manajemen mutu yang memberikan jaminan bahwa harapan pelanggan akan terpenuhi. Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT) Medan Selatan berusaha secara konsisten memberikan keyakinan bahwa keseluruhan proses dan penyelesaian pekerjaan memenuhi kriteria pelanggan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Berdasarkan hal itu, maka rumusan masalah penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (sumber daya manusia dan infrastruktur) terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan?

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Manajemen Operasi yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor roda dua di Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan yaitu sebanyak 145.072 kendaraan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 100 orang wajib pajak.

Hasil penelitian uji Hipotesis menunjukkan bahwa secara serempak sumber daya manusia dan infrastruktur berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan, dan secara parsial variabel infrastruktur berpengaruh lebih dominan daripada variabel sumber daya manusia. Artinya, variabel infrastruktur lebih berperan dalam menentukan kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor dibandingkan dengan variabel sumber daya manusia.

(19)

THE INFLUENCE OF THE APPLICATION OF ISO 9001:2000 STANDARD MANAGEMENT SYSTEM ON THE SATISFACTION OF THE TAXPAYERS OF

MOTORIZED VEHICLES AT SAMSAT MEDAN SELATAN JOINT OFFICE

Yuni Rahmah Siregar, Prof., Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., and Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

ABSTRACT

The availability of qualified service constitutes one of the important instruments to regain public trust in government among others, though quality strategy improvement, that is, quality management system that gives assurance of meeting the customers’ expectations.Customers’ satisfaction in the form of quality assurance is very important, especially for the public service provider. The single administration system under the same roof (SAMSAT) of Medan Selatan is striving consistently for assuring that the whole process and accomplishment meet the customers’ criteria. Based on this assumption, the formulation of the research was: To what extent was the influence of the application of ISO 9001:2000 Standard Management System which consisted of human resources and infrastructure on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at the SAMSAT Medan Selatan Joint Office?

The research used the theory of Operation Management which was related to the ISO 9001:2000 Standard Management System.

This research used descriptive quantitative method with explanatory design. The data were analyzed by using a multiple linear regression test. The population was all taxpayers of 145,072 motorcycles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office. The samples were selected by using Slovin formulation with the reliability level of 90%; they consisted of 100 taxpayers.

The result of the Hypothesis test showed that human resources and infrastructure simultaneously had significant influence on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office, and partially the variable of infrastructure had more dominant influence than that of the human resources. It meant that the variable of infrastructure played more important role in determining the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles than the variable of human resources.

The conclusion of the research was that human resources and infrastructure simultaneously had significant influence on the satisfaction of the taxpayers of motorized vehicles at SAMSAT Medan Selatan Joint Office, and partially the variable of infrastructure was more dominant than the variable of human resources.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penyediaan pelayanan bermutu merupakan salah satu instrumen penting

untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, baik yang

diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan maupun sebab

akibat dari orientasi pelayanan itu sendiri yang sering dijadikan sebagai objek

palayanan dan bukan subjek pelayanan. Untuk mendekatkan fungsi pelayanan kepada

masyarakat, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, telah

memberikan perluasan bagi daerah dengan sasaran akhir adalah kemudahan

pelayanan kepada masyarakat. Di pihak lain Undang-Undang No. 25 Tahun 2000

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menegaskan

bahwa pelayanan publik sebagai program yang dilaksanakan tahun 2000-2004,

dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam fungsi pelayanan publik tertentu dan

menjamin standar pelayanan publik yang cepat, tepat, murah, memuaskan,

transparan, dan tidak diskriminatif.

Dengan adanya tuntutan akan kebutuhan pelayanan yang berorientasi

kepada kepuasan pelanggan maka dapat dilakukan antara lain melalui peningkatan

strategi mutu, yaitu penerapan Sistem Manajemen Mutu yang dapat memberikan

(21)

bentuk jaminan mutu menjadi sangat penting terutama bagi penyelenggara pelayanan

publik. Diharapkan Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT)

Medan Selatan secara konsisten mampu memberikan keyakinan bahwa keseluruhan

proses dan penyelesaian pekerjaan memenuhi kriteria pelanggan. Untuk itu penerapan

Sistem Manajemen Mutu pada proses pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor merupakan salah satu bentuk upaya SAMSAT Medan Selatan dalam

peningkatan pelayanan kepada wajib pajak (masyarakat) secara terus menerus dan

berkesinambungan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu yang bersifat global

yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 yang banyak diadopsi di Indonesia.

Penerapan sistem ini di Pemerintah Daerah relatif masih sangat sedikit namun

SAMSAT Medan Selatan telah mencoba memulainya sejak tahun 2007 dengan

menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam proses pelayanan

Pengesahan 1 tahun, penelitian ulang ganti STNK 5 tahun, BBN satu wilayah dan

ganti warna tanpa bayar. Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ini SAMSAT

Medan Selatan sangat mengharapkan adanya peningkatan :

a. Komitmen seluruh karyawan (mulai dari Top Manajemen) sampai dengan staf

pelaksana.

b. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi

dan sistematik, di mana kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan

(22)

c. Secara keseluruhan akan terjadi perubahan positif pada instansi dalam hal kultur

kualitas dari pegawai instansi, karena manajemen dan karyawan senantiasa

terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya

akan berlaku selama 3 tahun.

d. Kepuasan Wajib Pajak (masyarakat).

e. Manajemen Sumber Daya Manusia.

f. Pelayanan pajak kendaraan bermotor secara terus menerus dan

berkesinambungan.

Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu SAMSAT

Medan Selatan dalam 6 (enam) bulan sekali dilakukan audit internal maupun

eksternal atau disebut survelence. Hal ini sangat penting guna melihat konsistensi

terhadap penerapan sistem manajemen mutu tersebut. Pola pelaksanaan secara

konsisten tersebut merupakan perinsip dalam melaksanakan sistem manajemen mutu.

Selama penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 khususnya di

Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan, belum pernah dilakukan penelitian

mengenai dampak penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap

peningkatan kepuasan wajib pajak, sehingga belum dapat dilihat efek nyata dari

adanya sertifikasi tersebut.

Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terdapat beberapa klausal

(23)

klausal yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, peneliti hanya meneliti klausal 6

(enam) saja, antara lain adalah :

1. Sumber daya manusia

2. Infrastruktur

Sumber daya manusia yaitu kemampuan dan kesadaran yang dimiliki

pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, mengambil keputusan yang relevan dengan

keahlian, pengalaman, keterampilan yang didukung pendidikan dan pelatihan

berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawab serta bagaimana mereka

berkontribusi pada pencapaian tujuan kualitas meliputi keahlian, pengalaman,

keterampilan, kesadaran, pendidikan dan pelatihan.

Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan

pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi

bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak

dan perangkat keras), pelayanan pendukung (transportasi dan komunikasi).

Dengan diperolehnya sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ini

tidak berarti menjamin kepuasan seluruh masyarakat dalam pelayanan pembayaran

pajak kendaraan bermotor namun hanya merupan langkah awal bagi terwujudnya

standar pelayanan yang diharapkan masyarakat. Dan selama kurun waktu empat

tahun menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO masih terdapat keluhan dan

ketidakpuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

(24)

Fenomena yang terlihat hasil penilaian kinerja belum secara optimal

ditindaklanjuti oleh manajemen, masih terdapatnya kekecewaan wajib pajak terhadap

pelayanan pembayaran PKB, masih adanya pegawai yang belum pernah diikut

sertakan dalam pelatihan di bidang yang dilakukannya, sehingga kualitas pegawai

masih perlu untuk ditingkatkan demikian juga halnya dengan fasilitas, sarana kerja

dan dukungan organisasi sebagai infrastruktur pendukung kelancaran pelaksanaan

pekerjaan juga masih perlu ditingkatkan. Standar/target waktu yang menjadi pedoman

bagi pegawai di tiap-tiap bagian kerja sebenarnya sudah ada dan tertulis pada

prosedur mutu, akan tetapi pada pelaksanaannya banyak pegawai yang tidak

mengikuti prosedur mutu tersebut dan berakibat pihak manajemen yang terkait

dengan proses akhir akan mengalami hambatan untuk menyelesaikan pembayaran

pajak kendaraan bermotor.

Proses alur kerja yang dibuat oleh pihak manajemen tidak diketahui oleh

sebahagian wajib pajak. Hal ini dikarenakan informasi yang kurang baik sehingga

mereka tidak dapat mengetahui secara pasti dan jelas alur kerja pada pembayaran

PKB. Akibatnya sebagian wajib pajak masih enggan mengurus langsung pajaknya.

Wajib pajak cendrung menggunakan jasa perantara sehingga membuka maraknya

pencaloan dan menimbulkan akses yang kurang menguntungkan.

Sistem Manajemen Mutu ISO ini begitu penting sebagai persyaratan minimal

(25)

mempunyai tanggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan produk dan jasa

yang sesuai dengan kebutuhan wajib pajak.

Atas dasar uraian tersebut diatas, sehingga timbul keinginan melaksanakan

penelitian untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2000 atas Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor

Bersama SAMSAT Medan Selatan, khusunya kendaraan roda dua.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Sejauh mana pengaruh

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang terdiri dari kualitas sumber

daya manusia dan infrastruktur terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor

pada Kantor Bersama SAMSAT Medan Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Beradasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian bertujuan: Untuk

mengetahui dan menganalisis sejauh mana pengaruh penerapan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2000 yang terdiri dari kualitas sumber daya manusia dan

infrastruktur terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor

(26)

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat

yang luas antara lain :

a. Sebagai dorongan bagi Pemda untuk menerapkan sistem manajemen mutu di

instansi lainnya dalam meningkatkan mutu pelayanan publik guna mencapai

kepuasan pelanggan dan bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan

Medan Selatan sebagai dasar/usulan upaya perbaikan secara

berkesinambungan (continual improvement) dalam menentukan standar

pelayanan publik serta menjadi masukan untuk evaluasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2000.

b. Sebagai penambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

c. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan penulis di masa mendatang,

khususnya mengenai pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000

terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Tentang International Organization for Standardization (ISO)

2.1.1. ISO

Kata ISO digunakan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi atau The

International Organization for Standardization sebagai nama organisasinya.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1946 di Genewa, Swiss. Tujuan pendiriannya

adalah untuk mengembangkan standarisasi di seluruh dunia.

Kata ‘ISO’ yang menjadi nama organisasi ini, berasal dari bahasa Yunani

yaitu ‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘equivalent’. Dalam bentuk modern kata ‘Isos’

kemudian ditransformasikan menjadi ‘Iso’ seperti yang digunakan dalam istilah

Isotermis (kesamaan panas), Isobar (kesamaan tekanan). Kata ini diadopsi oleh

Organisasi Internasional untuk Standarisasi menjadi nama dari organisasinya

disamping karena kemiripan arti kata ini dengan tujuan organisasi, juga karena kata

tersebut memiliki bentuk yang paling mendekati dengan singkatan nama organisasi.

ISO merupakan federasi internasional dari badan-badan standarisasi nasional

diseluruh dunia, saat ini anggotanya mencakup lebih dari 130 negara. Pekerjaan

pembuatan standar internasional biasanya dilakukan oleh Komite Teknis ISO. Setiap

anggota yang memiliki kepentingan terhadap suatu subjek yang akan dipersiapkan

(28)

oleh Komite Teknis ISO berhak menetapkan wakilnya di dalam komite tersebut.

Selain itu organisasi-organisasi internasional lainnya baik milik pemerintah ataupun

non pemerintah yang berhubungan dengan ISO juga diizinkan ikut ambil bagian

dalam pekerjaan pembuatan standar internasional. Seperti dalam pekerjaan

pembuatan standarisasi elektroteknik, ISO bekerjasama erat dengan komisi

Elektroteknik internasional atau International Electrotechnical Commision (IEC).

Setiap draft internasional yang dibuat oleh Komite Teknis ISO disosialisasikan

terlebih dahulu kepada seluruh anggota federasi ISO, dan baru bisa diterbitkan setelah

mendapat persetujuan sedikitnya 75% dari anggota federasi.

Sejak tahun 1946 federasi ISO memiliki visi untuk membuat standar

pemastian mutu (Quality Assurance) yang dikemudian hari juga dikenal dengan

istilah Sistem Manajemen Mutu (Quality Manajemen System).

Standar Mutu ISO dikembangkan dari standar-standar mutu yang telah ada

dan digunakan secara luas. Pada tahun 1963, ISO mengadopsi standar mutu militer,

MIL-Q-9858A yaitu Persyaratan Program Mutu (Quality Program Requirements) dari

USA dan standar mutu NATO, AQAP 1 untuk standar pemastian mutunya. Pada

tahun 1972, ISO mengadopsi standar BS 4891 (British Standar) yaitu pedoman untuk

pemastian mutu (A Guide to Quality Assurance) dari Inggris. Kemudian

berturut-turut pada tahun 1975 dan tahun 1979 mengadopsi lagi BS 5179 dan BS 5750.

Beberapa tahun kemudian dibentuk Komite Teknis ISO/TC 176 yang

(29)

Manajemen Mutu (Quality Management). Komite ini terdiri atas wakil-wakil ISO,

IEC, dan BSI (British Standar Institute). Dengan mengambil sejumlah

standar-standar nasional negara anggotanya seperti ; BS 4891 & BS 5750 (Inggris), AFNOR

Z50-110 (Perancis), DIN 55-355 (Jerman), ANSI/ASQC Z-1.15 & ASME NQA-1

(US) sebagai bahan dasar untuk pembuatan draft standar tersebut.

Produk-produk ISO yang terkenal antara lain :

ISO 9000 Series yang membuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu.

ISO 14000 Series yang memuat standar Sistem Manajemen Lingkungan.

ISO TS 17025 Series yang memuat tentang standar Pengujian dan Kalibrasi di

Labaratorium.

ISO TS 16949 yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu di industri

otomotif.

ISO 19011 yang memuat tentang standar Audit Sistem Manajemen Mutu dan

Lingkungan, standar ini digunakan untuk menggantikan ISO 10011 (Audit Sistem

Manajemen Mutu) dan ISO 14010, ISO 14011, ISO 14012 (Audit Sistem Manajemen

Lingkungan).

ISO mempunyai tiga misi utama, yaitu :

1. Mengembangkan standar internasional.

2. Menyebarkan informasi tentang standar internasional, dan

(30)

2.1.2. ISO 9000

ISO 9000 adalah seri standar internasional untuk sistem manajemen mutu.

Dapat pula dirumuskan ISO 9000 adalah sistem manajemen mutu. Seri standar ISO

9000 digunakan untuk mendokumentasikan, menerapkan sistem manajemen mutu.

Seri standar ISO 9000 ini menjelaskan tiga model sistem mutu dan memberikan

panduan penggunaan standar internasional sistem mutu. ISO 9000 adalah standar

untuk desain, produk, penjualan dan layanan produk. Disini produk obat merupakan

produk fisik maupun prroduk lunak (jasa). Seri ISO 9000 merupakan standar untuk

mengendalikan kualitas. Bahkan di tahun-tahun belakangan ini ISO 9000 dianggap

sebagai pedoman untuk menjalankan usaha yang bertaraf internasional.

Standar dari ISO 9000 merupakan dokumen yang dapat diterapkan hampir

disemua jenis usaha, mulai dari lembaga kesehatan, perbankan, pabrk, usaha alat-alat

berat, perusahan farmasi, hingga perusahaan pembuat makanan. ISO 9000

mendorong setiap perusahaan untuk menentukan elemen-elemen yang mempengaruhi

proses dihasilkannya produk yang konsisten.

ISO 9000 series memiliki standar, pedoman dan laporan teknis terdiri :

1. ISO 9000 : 2000, dasar dan kosa kata sistem manajemen mutu dibuat sebagai

langkah awal untuk memahami standar dasar yang membantu ketika sistem

digunakan.

2. ISO 9001 : 2000, persyaratan sistem manajemen mutu, berisi persyaratan

(31)

memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai.

3. ISO 9004 : 2000, pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajemen,

pedoman yang menyediakan acuan dalam peningkatan berkelanjutan untuk

memberikan keuntungan bagi semua pihak semua pihak termasuk kepuasan

pelanggan.

4. ISO 19011, pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan, pedoman

untuk memverifikasi kemampuan sistem dalam mencapai sasaran mutu, dapat

juga digunakan untuk audit internal maupun audit pemasok.

5. ISO 90005 : 1995, manajemen mutu pedoman untuk rencana mutu, pedoman

untuk membantu dalam persiapan, tinjauan penerimaan dan revisi rencana

mutu.

6. ISO 90006 : 1997 manajemen mutu – pedoman mutu untuk manajemen proyek,

pedoman membantu dalam memastikan mutu dari proses dan produk proyek.

7. ISO 90007 : 1995 manajemen mutu – pedoman untuk susunan manajemen.

8. ISO/DIS 10012, persyaratan jaminan mutu untuk pengukuran peralatan.

9. ISO 10013 : 1995 pedoman untuk mengembangkan manual manual mutu,

pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu.

10. ISO 10014 : 1998 pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu, pedoman dalam

pengembangan, penerapan, pemeliharaan dan peningkatan strategi dan sistem

(32)

11. ISO 10015 : 1999, manajemen mutu – pedoman pelatihan, pedoman dalam

pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem

pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.

2.1.3. ISO 9001:2000

ISO 9001:2000 adalah standar internasional untuk sistem manajemen

kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi

untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, bertujuan untuk

menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang

memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan

dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang

dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk

tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh

organisasi.

ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan/atau

jasa).Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga tidak

dapat menginspeksikan suatu produk terhadap standar-standar produk, ISO

(33)

2.1.4. Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Semakin maraknya perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu

setidaknya ikut memicu suatu perusahaan untuk menerapkan hal yang serupa.

Penerapan sistem manajemen mutu ini tidak ada bedanya dengan melakukan

perubahan yang berorientasi kedepan. Karena dengan menerapkan sistem manajemen

mutu, setidaknya merupakan langkah awal ke arah sana. Sebuah perusahaan yang

menerapkan sistem manajemen mutu hendaknya memperhatikan lingkungan

perusahaannya karena acuan yang ada dalam standar hanya menyangkut hal-hal yang

umum saja, dan aplikasinya sangat tergantung pada :

1. Besar kecilnya suatu perusahaan.

2. Kerumitan dan hubungan masing-masing proses dan bagaimana memetakannya.

Setiap perusahaan memiliki perbedaan proses yang ada dalam perusahaannya,

walaupun memproduksi produk yang sama, apalagi perusahaan yang bergerak

dalam bidang yang berbeda, seperti perusahaan manufaktur dan jasa.

3. Kecanggihan proses yang ada di perusahaan. Teknologi yang digunakan dapat

menjadi perbedaan dalam bentuk perencanaan dan penerapan sistem manajemen

mutu.

Secara umum, acuan pada standar internasional sama dan dapat dijadikan

patokan pada perusahaan. Sebuah perusahaan dapat saja menerapkan sendiri sistem

manajemen mutu yang ada atau dengan menggunakan bantuan konsultan karena,

(34)

1. Mengetahui persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001 yang

merupakan persyaratan minimum yang dimiliki oleh perusahaan;

2. Mengerti kemampuan perusahaan dan prosesnya;

3. Memiliki komitmen dari semua sumber daya yang ada;

4. Merencanakan sistem manajemen mutu yang diterapkan;

5. Mempelajari secara seksama guna melakukan peningkatan secara terus-menerus.

2.1.4.1. Langkah-Langkah Membangun dan Mengembangkan Sistem

Manajemen Mutu

Definisi dari Standar ISO 9000 untuk sistem manajemen mutu (Quality

Management System, QMS) adalah: struktur organisasi, tanggung jawab,

prosedur-prosedur; proses-proses dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen mutu

(Gaspersz: 2003). Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur

terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang bertujuan

menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau

persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan

oleh pelanggan dan organisasi.

Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan

praktik manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan

(35)

1. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitasaktivitas

dalam organisasi moderen. Mutu dapat didefinisikan melalui lima pendekatan

utama:

a. transcendent quality, yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan;

b. product-based quality, yaitu suatu atribut produk yang memenuhi mutu;

c. user-based quality, yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk;

d. manufacturing-based quality, yaitu kesesuaian terhadap

persyaratan-persyaratan standar, dan

e. value-based quality, yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang

kompetitif.

2. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering

mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.

3. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga

bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui

pula bahwa banyak sistem manajemen mutu tidak akan efektif 100% pada

pencegahan semata, sehingga sistem manajemen mutu juga harus berlandaskan

pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan

dengan hal ini, sistem manajemen mutu merupakan suatu closed loop system yang

mencakup deteksi, umpan balik dan koreksi. Bagaimanapun proporsi yang terbesar

(36)

4. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives), pelanggan

(costumers), hasil-hasil (out-put), pemasok (suppliers) dan pengukuran untuk

umpan balik (measurements for feedback and feedforward

2.1.4.2. Hambatan dalam Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Biasanya, dalam merancang dan menerapkan sistem manajemen mutu

kuranglah efektif, terutama untuk budaya bangsa Indonesia yang kurang peduli akan

pentingnya sistem manajemen ini. Oleh karena itu, dalam penerapan sistem

manajemen mutu, peran aktif manajemen puncak harus benar-banar dirasakan sampai

ke tingkat bawah. Hal-hal yang sering jadi penghambat dalam penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 antara lain :

1. Kurangnya komitmen

2. Kurangnya sumber daya

3. Kurangnya partisipasi

4. Keterbatasan waktu

5. Kurangnya pemahaman

6. Kurangnya pemantauan

7. Pembatasan eksternal

Untuk mengatasi hambatan dalam menerapkan sistem manajemen mutu

(SMM) ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

(37)

2. Mengadakan pelatihan;

3. Membuat indikator kerja;

4. Menyediakan sumber daya yang cukup.

Suksesnya implementasi dapat dicapai dengan adanya budaya kerja mutu

dalam perusahaan, komunikasi yang baik internal dan eksternal, dan adanya

komunikasi dari seluruh komponen/personel perusahaan.

2.1.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 telah diperoleh banyak perusahaan.

Beberapa manfaat dapat dicatat sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang

terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000

menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan

mutu telah direncanakan dengan baik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2000 diizinkan untuk mengiklankan

pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan itu telah diakui

secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya

saing dalam memasuki pasar global.

3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat

(38)

sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan

menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit.

4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis

terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin

mencari pemasok bersertfikat ISO 9001:2000, akan menghubungi lembaga

registrasi. Jika nama perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi

bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka kesempatan pasar baru.

5. Meningkatkan mutu dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan

komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten serta

pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu dalam

perusahaan.

6. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer

organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi

secara baik.

7. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena

manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO

9001:2000 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

2.1.5. Persyaratan Standar dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Karena sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan sistem

(39)

terhadap persyaratan-persyaratan dari ISO 9001:2000 ini akan membantu organisasi

dalam menetapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu secara sistematik

untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan peningkatan proses

terus-menerus (continious process impovement). Berikut klausul-klausul yang perlu

diperhatikan oleh manajemen organisasi (Gaspersz: 2002):

Klausul 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup ISO 9001: 2000 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam hal ini

persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan

pelanggan melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses untuk

meningkatkan terus-menerus dan jaminan kesesuaian. Klausaul ini terdiri dari :

Klausul 1.1 Umum dan Klausul 1.2 Penerapan.

Klausul 2. Referensi Normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2000.

Klausul 3. Istilah dan Definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO

9000:2000 (Quality Management System –Fundamental and Vocabulary).

Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus

(continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah

untuk implementasi sistem manajemen mutu 9001:2000. Klausul ini terdiri dari:

(40)

Klausul 4.2 Persyaratan dokumen

Klausul 4.2.1 Umum

Klausul 4.2.2 Pedoman mutu

Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen

Klausul 4.2.4 Pengendalian rekaman

Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen dari manajemen puncak menuju

perkembangan dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Klausul ini

juga “memaksa” keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan kebutuhan

pelanggan, menetapkan kebijakan untuk mutu, menetapkan tujuan-tujuan mutu,

perencanaan sistem manajemen mutu, menetapkan tanggung jawab dan wewenang

organisasi, mengangkat secara formal seorang yang mewakili manajemen dan

menjamin proses komunikasi internal yang tepat, serta harus melakukan peninjauan

ulang sistem manajemen mutu. Klausul ini terdiri dari :

Klausul 5.1 Komitmen manajemen

Klausul 5.2 Pengutamaan pelanggan

Klausul 5.3 Kebijakan mutu

Klausul 5.4 Perencanaan

Klausul 5.4.1 Sasaran mutu

(41)

Klausul 5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

Klausul 5.5.2 Wakil manajemen

Klausul 5.5.3 Komunikasi internal

Klausul 5.6 Tinjauan manajemen

Klausul 5.6.1 Umum

Klausul 5.6.2 Masukan dari tinjauan

Klausul 5.6.3 Keluaran dari tinjauan

Klausul 6. Manajemen Sumber Daya

Klausal ini menyatakan bahwa suatu organisasi hasus menetapkan dan memberikan

sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat, personel yang bertanggung jawab

dalam melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu ISO

9001:2000 serta memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang

relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman. Klausul ini terdiri dari :

Klausul 6.1 Ketersediaan sumber daya

Klausul 6.2 Sumber daya manusia

Klausul 6.2.1 Umum

Klausul 6.2.2 Kompetensi, Kepedulian dan Pelatihan

Klausul 6.3 Infrastruktur

Klausul 6.4 Lingkungan kerja

Klausul 7. Realisasi Produk

(42)

produk berada di bawah pengendalian agar memenuhi persyaratan produk. Klausul

ini terdiri dari :

Klausul 7.1 Perencanaan realisasi produk

Klausul 7.2 Proses yang berhubungan dengan pelanggan

Klausul 7.2.1 Menentukan persyaratan yang berhubungan dengan produk

Klausul 7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berhubungan dengan produk

Klausul 7.2.3 Komunikasi pelanggan

Klausul 7.3 Desain dan pengembangan

Klausul 7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan

Klausul 7.3.2 Masukan untuk desain dan pengembangan

Klausul 7.3.3 Keluaran desain dan pengembangan

Klausul 7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan

Klausul 7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan

Klausul 7.3.6 Validasi desain dan pengembangan

Klausul 7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembangan

Klausul 7.4 Pembelian

Klausul 7.4.1 Proses pembelian

Klausul 7.4.2 Informasi pembelian

Klausul 7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli

Klausul 7.5 Produksi dan penyediaan pelayanan

(43)

Klausul 7.5.2 Validasi proses produksi dan penyediaan pelayanan

Klausul 7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur

Klausul 7.5.4 Properti pelanggan

Klausul 7.5.5 Pemeliharaan produk

Klausul 7.6 Pengendalian pemantauan dan pengukuran alat

Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

Menurut klausul ini organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan

proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan

agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari sistem manajemen

mutu dan meningkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem manajemen mutu.

Klausul ini terdiri dari :

Klausul 8.1 Umum

Klausul 8.2 Pemantauan dan pengukuran

Klausul 8.2.1 Kepuasan pelanggan

Klausul 8.2.2 Audit internal

Klausul 8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

Klausul 8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk

Klausul 8.3 Pengendalian produk yang sesuai

Klausul 8.4 Analisis data

Klausul 8.5 Peningkatan

(44)

Klausul 8.5.2 Tindakan perbaikan

Klausul 8.5.3 Tindakan pencegahan

2.2. Kualitas Sumber Daya Manusia

2.2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Menurut Nasution (2005) bahwa sumber daya manusia ( SDM) di dalam

organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi, karena pada dasarnya SDM

yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara dari system integral

tersebut, baik itu input, proses, maupun output.

Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada dalam

organisasi memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Sumber daya manusia jika

ditinjau dari segi kualitasnya memiliki dua kemampuan, yaitu :

1. Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang.

2. Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan terutama dalam dunia

kerja / organisasi.

Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya manusia dalam

menggerakan dan mengembangkan organisasi. Agar kualitas sumber daya manusia

yang dihasilkan memenuhi standard maka setiap tahapan proses harus direncanakan

dan dikendalikan sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai

(45)

Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah kerja

yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari

pekerjaan tersebut (Zainun,2001).

Bila mana dikehendaki seseorang yang akan diserahi pekerjaan yang sudah

jelas dan pasti standar syarat-syarat yang dituntutnya, maka perlu dikembangkan

cara-cara pembuktian untuk menyatakan adanya kecocokan antara jabatan atau

pekerjaan itu dengan orang yang akan menduduki jabatan dan melaksanakan

pekerjaan itu.

2.2.2. Pengukuran Kualitas Sumber Daya Manusia

Zainun (2001) menyatakankan peningkatan mutu sumber daya manusia

dimaksudkan untuk berbagai keperluan seperti :

1) Menyiapkan seseorang agar saatnya dihari tugas tertentu yang belum tahu secara

khusus, apa tugas itu dengan harapan akan mampu bilamana nanti diserahi tugas

yang sesuai.

2) Memperbaiki kondisi sesorang yang sudah diberi tugas dan sedang menghadapi

tugas tertentu yang merasa ada kekurangan pada dirinya untuk mampu

mengemban tugas itu sebagaimana mestinya.

3) Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti yang

(46)

4) Melengkapi seseorang dengan hal-hal apapun yang mungkin timbul di seputar

tugasnya,baik yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap

pelaksanaan tugasnya.

5) Menyesuaikan seseorang kepada tugas-tugas yang mengalami perubahan karena

berubahnya syarat-syarat untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan itu secara

sebagian atau seluruhnya.

6) Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah orang

yang benar-benar cocok untuk tugas yang sedang diembannya.

7) Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain

baik teman sejawat maupun para relasinya

Peningkatan kualitas sumber daya manusia menurut Robbins (2001) dapat

diukur dari keberhasilan :

1) Peningkatan kemampuan teoritis adalah suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

2) Peningkatan kemampuan teknis adalah metode atau system mengerjakan suatu

pekerjaan.

3) Peningkatan kemampuan konsepsual adalah mampu memprediksi segala sesuatu

yang ada kaitannya dengan sasaran yang akan dituju.

4) Peningkatan moral adalah mampu melaksanakan koordinasi, mampu bekerja

sama, selalu berusaha menghindari perbuatan tercela dan mampu bersedia

(47)

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dengan pemberian pekerjaan

merupakan upaya peningkatan mutu. Orang yang dikatakan sudah bermutu dalam arti

mempunyai kualitas tertentu untuk melakukan sesuatu pekerjaan akan kehilangan

sebagian atau seluruh mutu itu secara berangsur-angsur bila pada saatnya tidak

dimanfaatkan dengan memberi pekerjaan yang sesuai. Orang dapat bermutu dan

diberi pekerjaan yang sesuai akan semakin matang dan semakin mantap mutunya

karena bertambahnya mutu itu dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari

pekerjaan.

2.2.3. Tantangan dalam Pengelolaan Kualitas Sumber Daya Manusia

Faktor manusia sangat penting didalam organisasi untuk menghadapi

kompetensi dan strategi bertahan, maka setiap bagian didalam organisasi harus

terlibat dan membutuhkan waktu yang berkesinambungan serta konsisten didalam

pengelolaanya.

Tantangan didalam pengelolaan sumber daya Manusia terdiri dari dua aspek

yaitu aspek dari luar organisasi dan aspek dari dalam organisasi.

1. Aspek dari luar organisasi.

a. Teknologi

Perubahan teknologi akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur

pekerjaan, proses operasi, sehingga menuntut keahlian tertentu dalam

(48)

b. Budaya dan lingkungan

Perubahan Norma dan system nilai dalam masyarakat.

c. Ekonomi

Perubahan struktur ekonomi menyebabkan ketatnya persaingan sehingga para

pegawai dituntut lebih kreratif dan inovatif.

d. Pemerintahan.

Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lapangan

kerja, seperti undang-undang kepegawaian, system penggajian dll.

2. Aspek dari dalam organisasi

a. Sistem pengelolaan SDM yang meliputi : rekrutmen, system penilaian

Performance, system karier, pendidikan dan latihan, system imbalan, system

reward and punishment dan Pemberhentian Pegawai.

b. Budaya organisasi

Keadaan ini apabila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan

konflik didalam organisasi, walaupun konflik didalam organisasi tidak dapat

dihindari, tetapi bagaimana organisasi mengelolanya agar konflik tersebut

menjadi minimum

c. Ketersediaan sistem Informasi .

Sistem informasi yang dibutuhkan haruslah dapat diakses oleh semua anggota

organisasi agar dapat cepat menyatukan persepsi dalam mengambil kebijakan

(49)

2.3. Insfrastruktur

Insfrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kalancaran pelaksanaan

pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi

bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak

dan perangkat keras), pelayanan pendukung (transportasi dan kamunikasi).

Dalam upaya peningkatan kepuasan pelanggan atas pelayanan perlu

diperhatikan infrastruktur yang mendukung dan memadai sehingga pelanggan merasa

nyaman dan puas. Kenyamanan pelanggan dapat tercapai apabila karyawan juga

merasa nyaman, oleh karena itu lingkungan kerja juga harus diperhatikan.

Robins (2002), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja adalah sebagai berikut : 1. Suhu, 2. Kebisingan, 3. Penerangan, 4.

Mutu udara, 5. Ukuran ruangan, 6. Pengaturan ruangan kerja, 7. Privasi.

a) Suhu

Untuk memaksimalkan kinerja adalah penting bagi karyawan yang bekerja

disuatu lingkungan suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara

rentang yang dapat diterima setiap individu. Seperti tersedianya sistem

pendingin antara lain AC, kipas angin dan ventilasi udara.

b)Kebisingan

Efek dari suara-suara yang tidak konstan (tidak dapat diramalkan) cendrung

mengganggu kemampuan karyawan untuk berkonsentrasi dan memusatkan

(50)

mempunyai tingkat kebisingan berkisar dari rendah dan sedang dan organisasi

hendaknya mempertimbangkan untuk memasang bahan kedap suara seperti :

langit-langit, karpet, dan tirai yang dapat menyerrap bunyi.

c) Penerangan

Untuk tugas yang sulit dan pekerjaan yang membutuhkan tingkat kecermatan

yang tinggi sangat membutuhkan intensitas cahaya yang sangat tepat. Hal ini

disebabkan melakukan aktifitas di dalam intensitas cahaya yang buruk dapat

membuat mata tegang dan sakit.

d)Mutu udara

Merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa menghirup udara yang

sangat tercemar membawa efek yang merugikan baagi kesehatan pribadi.

Sejauh ini polutan ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi di lingkungan

kerjadibanding masyarakat umumnya, karyawan dapat menghadapi resiko

kesehatan pribadi yang serius yang dapat menyebabkan menurunnya kinerja

karyawan. Hal ini bagi perusahaan dapat menjadi alasan untuk memasang alat

penyaring udara, meletakkan tumbuhan hijau pada ruangan dan kecendrungan

kearah tempat kerjayang bebas dari asap rokok.

e) Ukuran ruangan

Ukuran ruangan selayaknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan

(51)

f) Pengaturan ruangan kerja

Ukuran ruangan merujuk pada pengukuran besarnya ruangan per karyawan,

pengeturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas, misalnya :

penempatan meja, kursi, computer, telpon dll. Penempatan fasilitas yang baik

dapat memudahkan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya.

g)Privasi

Banyak karyawan menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan

mereka namun banyak juga karyawan menginginkan peluang untuk

berinteraksi dengan rekan kerja. Privasi pada dasarnya membatasi gangguan

terutama bagi karyawan yang melakukan tugas-tugas yang rumit.

Faktor infrastruktur sangat berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak, untuk

itu kondisi infrastruktur yang kondusif akan membuat wajib pajak merasa nyaman.

2.4. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan

2.4.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

manajemen, sehingga merupakan periode utama organisasi, maka organisasi harus

berfokus pelanggan. Hal tersebut menyebabkan adanya slogan gerakan kualitas

berbunyi “Kualitas dimulai dari pelanggan” jadi setiap orang dalam organisasi harus

bekerja dengan pelanggan untuk menentukan kebutuhannya. Jadi Prioritas utama

(52)

”Kepuasan anda tujuan kami”, “we care for customer” dan “sejenisnya”. Dewasa ini,

kepuasan pelanggan umumnya terwujud berkat komitmen, determinasi dari top

management dengan seluruh staf organisasinya, dikarenakan kepuasan pelanggan

dimulai dari yang detail hingga proses memproduksinya sampai pada tahap

penyeleksian dari hasil pegawainya yaitu rasa kesadaran dan mencintai terhadap

pelanggan.

Kotler (2001) menyatakan bahwa kepuasan adalah ”perasaan senang atau

kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja

(atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”.

Lamb (2001) mendefinisikan kepuasan konsumen adalah “proses seorang

pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan

membuang barang-barang dan jasa yang dibeli serta juga termasuk faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk”.

Menurut oxford Advanced leamer’s Dictionary (2000): menyatakan bahwa

"The good feeling you have when you achieved or whwn something that you wanted

to happen does happen”. atau perasaan senang yang didapat ketika memperoleh atau

ketika sesuatu yang diinginkan terjadi.

Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga demi

mempertahankan keberadan pelanggan dan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan, pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh

(53)

Menurut Mowan dan Minor (2001): menyatakan bahwa "Kepuasan pelanggan

adalah keseluruhan sikap yang ditunjukan konsumen atas barang dan jasa setelah

mereka memperolehnya.

Apabila kinerja yang dirasakan oleh seseorang ada di bawah harapannya,

maka pelanggan tersebut akan merasa tidak puas. Sebaliknya apabila kinerja yang

dirasakan sama dengan harapannya, maka pelanggan akan meras puas. Jika kinerja

yang dirasakannya melampaui harapannya, maka pelanggan akan meras sangat puas

dan sangat senang.

Tjiptono (2002), menggambarkan konsep kepuasan pelanggan sebagai

berikut:

Tujuan perusahaan 

Produk 

Nilai produk bagi 

pelanggan 

Tingkat kepuasan 

pelanggan 

Harapan pelanggan 

terhadap produk  Kebutuhan dan keinginan 

pelanggan 

Sumber : Tjiptono (2002)

Gambar 2.1. Konsep Kepuasan Pelanggan

Berdasarkan Gambar 2.1. diatas, diketahui bahwa perusahaan menawarkan

(54)

ditawarkan tersebut diharapkan sesuai harapan pelanggan, sehingga merasa puas,

apabila pelanggan puas, maka tujuan perusahaan akan tercapai karena produk yang

ditawarkan perusahaan beresiko bagi konsumen.

2.4.2. Faktor-faktor yang Menentukan Tingkat Kepuasan

Faktor-faktor yang menentukan tentang tingkat kepuasan menurut Lupiyodi

(2001), yaitu:

“Ada lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan

pelanggan, yaitu:

a. Kualitas produk

Pelanggan akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan

Pelanggan akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum bila seseorang menggunakan produk yang bermerek dan cenderung mempunyai kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat pelanggan menjadi puas dengan merek tertentu.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Fornell et al. (dalam Tjiptono 2002) memberikan tiga aspek penting dalam

(55)

1. Kepuasan jeneral atau keseluruhan

2. Konfirmasi harapan, yakni tingkat kesesuaian antara kinerja dengan harapan

3. Perbandingan dengan situasi ideal, yakni kinerja produk dibandingkan dengan

produk ideal menurut persepsi konsumen.

2.4.3. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Untuk mengukur kepuasan pelanggan Kotler (2001) mengemukakan 4(empat)

metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran (complain and suggestion system)

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu

memberikan kesempatan seluas–luasnya bagi para pelanggannya untuk

meyampaikan saran, pendapat dan keluhan. Media yang dapat digunakan meliputi

kotak saran yang diletakkan di tempat–tempat strategis menyediakan kartu

komentar, menyediakan saluran telepon khusus (customer hot lines) dll.

2. Survei kepuasan pelanggan (customer satisfaction surveys)

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan

menggunakan metode survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara

pribadi (McNeal dan Lamb dalam Peterson dan Wilson, 1992 Tjiptono, 2002).

Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara

langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa

(56)

3. Belanja siluman (ghost shopping)

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost

shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial

produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan

temuan–temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk– produk

tersebut. Selain itu para ghost shopper dapat mengamati cara perusahaan ,

pesaingnya menjawab pertanyaan dan menangani setiap keluhan;

4. Analisa kehilangan pelanggan (lost customer analysis)

Metode ini sedikit unik, perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang

telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang diharapkan adalah

akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini

sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam

meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

2.5. Kerangka Berpikir

Menurut Suardi (2003) bahwa standar ISO 9000 series merupakan sarana

untuk dapat mencapai kepuasan pihak yang berkepentingan. Standar ISO 9000 series

(57)

tujuan untuk memastikan suatu organisasi mampu untuk selalu menghasilkan produk

dan jasa yang memenuhi tuntutan mutu pelanggan dan peraturan yang berlaku.

Implementasi ISO akan mengikat, karena menuntut perubahan dan perombakan

fundamental atas budaya organisasi. Di samping itu komitmen dan totalitas yang

dituntut dalam implementasi ISO harus sungguh-sungguh direalisasikan. Sumber

daya manusia sebagai komponen vital dalam organisasi patut mendapatkan perlakuan

dan perhatian sebagaimana yang dituntut dalam ISO 9000, dan keberhasilan ISO

tidak sekedar dipengaruhi oleh segi teknis tetapi juga banyak dipengaruhi budaya

mutu dan sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang penting

bagi suatu organisasi yang membangun keunggulan bersaing melalui peran sumber

daya manusia yang menjalankan strategi organisasinya. Oleh karena itu sangatlah

penting bagi sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

yang mampu mendorong semua petugas untuk memberikan kontribusi secara optimal

terhadap pencapain tujuan organisasi.

Zainun (2001) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang bermutu dalam

arti sebenarnya adalah kerja yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang

memang dikehendaki dari pekerja tersebut.

Berkualitas bukan hanya pandai tetapi memenuhi semua syarat kualitatif yang

dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar- benar dapat diselesaikan menurut

Gambar

Gambar 2.1. Konsep Kepuasan Pelanggan
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Hipotesis
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kualitas Sumber Daya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Disarankan agar ibu hamil pada umur berisiko, tingkat pendidikan rendah dan ibu yang bekerja, serta berpendapatan rendah agar lebih memperhatikan masa kehamilan

• Suatu garis tidak mungkin memiliki lebih dari dua kutub, karena, seperti yang terlihat, semua yang tegak lurus dengan garis tersebut untuk melewati garis tersebut

Dalam rumusan masalah penulis menetapkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang gangguan pada jaringan menengah 20 KV Area Ciputat dilihat dan diperoleh dari

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya digunaka n

satu contoh obat yang tergolong biguanid adalah metformin dengan berbagai karakteristik sebagai berikut: (a) menurunkan kadar glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa

Sumur CSL-1 adalah sumur eksplorasi, dengan total kedalaman 1.477,36m, terletak di Pasir Pameungpeuk, Cisolok, kurang lebih 300 m dari manifestasi mata air panas di Sungai

Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien jampersal terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari lima dimensi servqual (reliability,

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang.