• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada

Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo

Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011

Oleh :

SARAH H.N.G

070100343

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGUKURAN SEFALIK INDEKS ETNIS BATAK DAN CINA

PADA SISWA-SISWI KELAS X DAN KELAS XI SMA SWASTA

SANTO THOMAS 1 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

SARAH H.N.G

070100343

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011

Nama : SARAH H.N.G NIM : 070100343

Pembimbing Penguji I

(dr. Surjit Singh, Sp.F DFM) (dr. Liberty Sirait, Sp.B-KBD)

NIP. 195103021989031001

Penguji II

(dr. Muhammad Ali, Sp.A(K) NIP: 196905241999031001

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)
(5)

ABSTRAK

Penyidikan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lampau dan dalam kaitannya dengan tujuan dari penyidikan itu sendiri. Dalam indentifikasi suatu korban, data yang dicari adalah suku bangsa, jenis kelamin, usia, warna kulit, penampilan, rambut, sidik jari tangan dan kaki, antropometri pada bagian tubuh, deformitas yang didapat maupun bawaan, tanda identifikasi seperti bekas luka, pemeriksaan darah, dan sebagainya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur sefalik indeks dua etnis yang berbeda dan membandingkan untuk melihat perbedaan nilai sefalik indeks tersebut baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Kelas X dan XI Tahun ajaran 2010-2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional. Metode pengumpulan sampel dilakukan dengan consecutive sampling, lalu data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata sefalik indeks pada Laki-Laki Batak bernilai 67,6, Perempuan Batak bernilai 68,6, dan untuk nilai rata-rata total sefalik indeks etnis Batak adalah 67,9. Sedangkan nilai rata-rata sefalik indeks Laki-Laki Cina adalah 85,9, Perempuan Cina 85,1, dan untuk nilai rata-rata total sefalik indeks etnis Cina adalah 85,5.

Dari hasil uji t-independen didapatkan nilai P > 0.5 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sefalik indeks antara etnis Batak dan Cina. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui nilai sefalik indeks etnis-etnis yang berbeda.

(6)

ABSTRACT

Identification is a process to learn and to know what happened in the past and its relation with the aim. The data that is needed in an identification is nationality, sex, age, skin colour, appearance, hair, finger print of hand and foot, anthropometry of the body, deformity, the mark of identification such as scar, blood checking, etc.

This research is due to measure the cephalic index between two different ethnics and compare them to see the difference of the cephalic index from male and female from those different ethnics. The subject of this research are Bataknese and Chinese students of the 10th and 11th grade from SMA Santo Thomas 1. This research is an analytic research with cross-sectional design study. Sample is collected by consecutive sampling method, then analyzed by Independent sample t-test.

Based on the research, the average of the cephalic index from the male bataknese is 67,6, female is 68,6, and the tottal average of the cephalic index for Bataknese is 67,9. The average of the cephalic index from the male Chinese is 85,9, female is 85,1 and the tottal average of the cephalic index for Chinese is 8,5.

Based on the analysis by independent sample t-test, the result of P is more than 0,5, therefore, the conclusion is, there is a difference between the cephalic index of the Bataknese and Chinese. To know the cephalic index of different ethnics, a furthermore research is needed to be done.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011”. Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai tugas akhir dalam pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengakui adanya kekurangan dalam tulisan ini sehingga laporan hasil penelitian ini tidak mungkin disebut sebagai suatu karya yang sempurna. Kekurangan dan ketidak sempurnaan tulisan ini tidak lepas dari berbagai macam rintangan dan halangan yang selalu datang baik secara pribadi pada penulis maupun dalam masalah teknis pengerjaan. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis yang kelak dapat memberi manfaat di kemudian hari.

Oleh karena kekurangan pada diri penulis dalam merampungkan karya tulis ini, maka semua itu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran USU Medan. 2. Bapak dr. Surjit Singh, Sp.F DFM, sebagai dosen pembimbing yang telah

(8)

3. Kepala Sekolah SMA Santo Thomas 1 Medan, Bapak Johannes O. Fian yang telah memberikan kesempatan serta sarana untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh pegawai dan staf pengajar bagian IKK Fakultas Kedokteran USU yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

5. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, F. E. Giri dan A. Pakpahan serta keluarga besar saya, yang telah membantu dan mendukung saya hingga saya dapat menjadi seperti sekarang ini dan dapat menyelesaikan KTI ini hingga selesai.

6. Kepada teman-teman saya yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan KTI ini, Christine N.S.S, Axel Ivander, Todung Wesley, Cerahwati, Juang Zebua, Samuel Michael dan Anastasya Gabriella, dan teman-teman Ekklesia yang lain, saya mengucapkan banyak terima-kasih.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya tuliskan yang telah memberikan bantuan kepada saya dalam pengerjaan karya tulis ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini di berikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, November 2010 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Abstrak ... iii BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.. 13

(10)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian…... 18

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 18

5.1.2. Karakteristik Siswa-Siswi (Responden)... 18

5.1.3. Hasil Analisa Data…... 19

5.2. Pembahasan... 20

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 22

6.2. Saran... 22

DAFTAR PUSTAKA... 23

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Race Determination 10

2.2 Tabel Antropometri Menurut Ewing 12

3.1 Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur 13 dan Skala Ukur

5.1 Karakteristik Responden 18

5.2 Nilai Sefalik Indeks Rata-Rata 19

5.3 Nilai Sefalik Indeks Berdasarkan Jenis Kelamin 19

(12)

ABSTRAK

Penyidikan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lampau dan dalam kaitannya dengan tujuan dari penyidikan itu sendiri. Dalam indentifikasi suatu korban, data yang dicari adalah suku bangsa, jenis kelamin, usia, warna kulit, penampilan, rambut, sidik jari tangan dan kaki, antropometri pada bagian tubuh, deformitas yang didapat maupun bawaan, tanda identifikasi seperti bekas luka, pemeriksaan darah, dan sebagainya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur sefalik indeks dua etnis yang berbeda dan membandingkan untuk melihat perbedaan nilai sefalik indeks tersebut baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Kelas X dan XI Tahun ajaran 2010-2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional. Metode pengumpulan sampel dilakukan dengan consecutive sampling, lalu data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata sefalik indeks pada Laki-Laki Batak bernilai 67,6, Perempuan Batak bernilai 68,6, dan untuk nilai rata-rata total sefalik indeks etnis Batak adalah 67,9. Sedangkan nilai rata-rata sefalik indeks Laki-Laki Cina adalah 85,9, Perempuan Cina 85,1, dan untuk nilai rata-rata total sefalik indeks etnis Cina adalah 85,5.

Dari hasil uji t-independen didapatkan nilai P > 0.5 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan sefalik indeks antara etnis Batak dan Cina. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui nilai sefalik indeks etnis-etnis yang berbeda.

(13)

ABSTRACT

Identification is a process to learn and to know what happened in the past and its relation with the aim. The data that is needed in an identification is nationality, sex, age, skin colour, appearance, hair, finger print of hand and foot, anthropometry of the body, deformity, the mark of identification such as scar, blood checking, etc.

This research is due to measure the cephalic index between two different ethnics and compare them to see the difference of the cephalic index from male and female from those different ethnics. The subject of this research are Bataknese and Chinese students of the 10th and 11th grade from SMA Santo Thomas 1. This research is an analytic research with cross-sectional design study. Sample is collected by consecutive sampling method, then analyzed by Independent sample t-test.

Based on the research, the average of the cephalic index from the male bataknese is 67,6, female is 68,6, and the tottal average of the cephalic index for Bataknese is 67,9. The average of the cephalic index from the male Chinese is 85,9, female is 85,1 and the tottal average of the cephalic index for Chinese is 8,5.

Based on the analysis by independent sample t-test, the result of P is more than 0,5, therefore, the conclusion is, there is a difference between the cephalic index of the Bataknese and Chinese. To know the cephalic index of different ethnics, a furthermore research is needed to be done.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyidikan merupakan suatu proses untuk mempelajari dan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lampau dan dalam kaitannya dengan tujuan dari penyidikan itu sendiri. Dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepada penyidik, pada umumnya penyidik memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk mendapat kejelasan dari suatu perkara. Sumber-sumber informasi yang dipakai penyidik untuk mengetahui apa yang terjadi adalah: barang-barang bukti (anak peluru, bercak darah, jejak, narkotika), dokumen dan catatan-catatan, korban, saksi mata, tersangka pelaku kejahatan, dan lain-lain. Sedangkan dalam indentifikasi suatu korban, data yang dicari adalah: suku bangsa, jenis kelamin, usia, warna kulit, penampilan, rambut, sidik jari tangan dan kaki, antropometri pada bagian tubuh, deformitas yang didapat maupun bawaan, tanda identifikasi seperti bekas luka, pemeriksaan darah, dan sebagainya (Idries, 2008).

(15)

menentukan suku bangsa korban, salah satunya adalah dengan menentukan sefalik indeks. Sefalik indeks adalah perbandingan antara panjang maksimum dengan lebar maksimum tulang tengkorak. Sefalik indeks dapat diperoleh melalui perhitungan:

Keterangan:

Indeks kepala: 70-74,9 Suku Aria, Aborigin (Dolicocephalic)

75-80 orang Inggris, Cina, Caucasian (Mesocephalic), 80-84,9 Mongoloid, Indonesia (Brachycephalic)

≥85, Hyperbrancycephalic (Baajs, 1995).

Selain dapat menentukan ras, etnis ataupun suku bangsa, perhitungan sefalik indeks juga dapat menunjukan jenis kelamin dari suatu korban pada kasus-kasus dimana hanya ditemukan tulang tengkorak saja untuk diidentifikasi (Nandy, 2001).

Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian sefalik indeks pada mahasiswa di Gujarat. Penelitian tersebut juga dilakukan untuk melihat penggolongan jenis kelamin melalui perhitungan sefalik indeks. Pada penelitian tersebut, didapatkan rata-rata sefalik indeks pada mahasiswa adalah 80,42 dan sefalik indeks pada mahasiswi adalah 81,20. Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin melihat perbedaan sefalik indeks pada masyarakat Batak dan Cina di Sumatera Utara, melalui perhitungan pada Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 kelas X dan XI tahun ajaran 2010-2011.

1.2. Rumusan Masalah

(16)

melalui perhitungan sefalik indeks, tetapi etnis pada penelitian ini difokuskan pada etnis Batak dan Cina.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengukur sefalik indeks pada Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan, untuk menentukan etnis dan jenis kelamin.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengukur sefalik indeks Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan, yang beretnis Batak, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. 2. Mengukur sefalik indeks Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan, yang

beretnis Cina, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. 3. Melihat perbedaan sefalik indeks antara Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1

Medan, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, yang beretnis Batak dan Cina.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Mengetahui nilai rata-rata sefalik indeks pada masyarakat yang beretnis Batak pada Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan.

2. Mengetahui nilai rata-rata sefalik indeks pada masyarakat yang beretnis Cina pada Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan.

(17)

Thomas 1 Medan, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

4. Membantu pihak penyidik dan tenaga kesehatan di bidang kedokteran Forensik, dalam proses penyelidikan suatu korban.

5. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang didapat selama proses pembelajaran.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antropometri

Antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam konteks antropologi. Antropometri berkembang sebagai ilmu yang mempelajari klasifikasi dan identifikasi perbedaan ras manusia dan efek dari diet serta kondisi lingkungan hidup pada pertumbuhan. Dewasa ini antropometri menjadi sangat penting dan berkembang ke wilayah ilmu ergonomi, ilmu yang menyesuaikan mesin dan lingkungan kerja untuk orang yang menggunakannya (Kurniawan, 2009).

Antropometri meliputi penggunaan secara hati-hati dan teliti dari titik titik pada tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin diukur dan penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam, circumference (putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada pada tubuh secara keseluruhan (contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh: panjang tungkai) (Kurniawan, 2009).

Pengukuran tubuh digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk

pediatrics, orthopedics, dentistry, orthodontics, physical education, pengetahuan

umum, kedokteran olahraga, ilmu kesehatan masyarakat, forensik, dan status nutrisi (Kurniawan, 2009).

(19)

Antropologi adalah aplikasi ilmu pengetahuan dari antropologi fisik untuk proses hukum. Identifikasi dari kerangka, atau sediaan lain dari sisa-sisa jasad (dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi penting untuk alasan kemanusiaan. Forensik antropologi mengaplikasikan tehnik sains sederhana yang berdasarkan antropologi fisik untuk mengidentifikasi sisa-sisa jasad manusia dan mengungkap tindak kejahatan. Pemeriksaan dapat dilakukan sebagai langkah pertama untuk menentukan apakah sisa-sisa jasad tersebut berasal dari manusia dan selanjutnya dapat menentukan jenis kelamin, perkiraan usia, bentuk tubuh, dan pertalian suku bangsa. Peemeriksaan juga dapat memperkirakan waktu kematian, penyebab kematian dan riwayat penyakit terdahulu atau luka yang pada saat hidup menimbulkan jejas pada struktur tulang. Beberapa tahun terakhir, pemeriksaan antropologi forensik semakin berkembang seiring dengan pemeriksaan kejahatan yang menjadi lebih kompleks.

2.2. Identifikasi

Sudah menjadi hal yang paling penting diketahui mengenai identifikasi kehidupan seseorang oleh pihak polisi, dimana hal tentang identifikasi tersebut berhubungan dengan kriminalitas.

Untuk dapat mengetahui dan dapat membantu proses penyidikan, maka dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia diperlukan pengetahuan khusus, yaitu Ilmu Kedokteran Forensik (istilah lain yang sering dipakai: Ilmu Kedokteran Forensik, Forensic Medicine, Legal Medicine dan

Medical Jurisprudence). Proses penegakan hukum dan keadilan adalah suatu usaha

(20)

Identifikasi korban yang sudah meninggal paling banyak terjadi karena kematian yang tiba-tiba dan tidak terduga, seperti: kebakaran, bom, kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan pesawat udara, dan lain-lain. Dan semua itu memerlukan konsep medikolegal yang tepat (Idries, 2008).

Selain bantuan Ilmu Kedokteran Forensik tersebut tertuang dalam bentuk Visum et Repertum, maka bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat diperlukan didalam upaya mencari kejelasan dan kebenaran materil yang selengkap-lengkapnya tentang suatu perbuatan/tindak pidana yang telah terjadi. Dengan demikian, dalam melakukan pemeriksaan ditempat kejadian perkara, interogasi, dan rekonstruksi, bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat diperlukan (Idries, 2008).

Baik secara tersendiri yaitu pemahaman serta penguasaan prinsip-prinsip dasar Ilmu Kedokteran Forensik oleh penyidik, maupun secara keseluruhan dalam arti bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya merupakan sumbangan yang besar artinya dalam penyidikan demi terwujudnya tujuan itu sendiri, yaitu membuat terang dan jelas suatu perkara (Tjiptomartono, 2008).

Fungsi penyidikan merupakan fungsi teknis kepolisian yang mempunyai tujuan membuat suatu perkara menjadi lebih jelas, yaitu dengan mencari dan menemukan kebenaran materiil yang selengkap-lengkapnya tentang suatu perubahan atau tindak pidana yang telah terjadi (Tjiptomartono, 2008).

Penyidikan itu sendiri adalah suatu proses untuk mempelajari dan mengetahui apa yang telah terjadi dimasa lampau dan kaitannya dengan tujuan dari penyidikan itu sendiri. Dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepada penyidik, pada umumnya penyidik memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk membuat jelas dan terang suatu perkara (Idries, 2008).

(21)

Sumber-sumber yang dipakai penyidik untuk mengetahui apa yang telah terjadi adalah:

1. Barang-barang bukti (physical evidence), seperti: a. Anak Peluru

b. Bercak darah

c. Jejas (impresion), dari alat, jejas ban dari sepatu, dan lain sebagainya d. Narkotika

e. Tumbuh-tumbuhan

2. Dokumen dan catatan-catatan, seperti: a. Cek palsu

b. Surat penculikan

c. Tanda-tanda pengenal diri lainnya d. Catatan tentang ancaman

3. Orang-orang seperti: a. Korban

b. Saksi-saksi mata

c. Tersangka pelaku kejahatan

d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan korban, tersangka, dan keadaan di tempat kejadian perkara.

Untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi yang telah diterima, tentu dibutuhkan pemahaman dan bantuan dari ilmu-ilmu forensik, seperti kriminalistik, fisika, dan khususnya dalam tindak pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia, diperlukan pemahaman serta penguasaan prinsip-prinsip dasar dari Ilmu Kedokteran Forensik (Tjiptomartono, 2008).

(22)

Menurut Nandy, data-data yang penting untuk didapatkan pada proses identifikasi korban adalah: ras, etnis, kebangsaan, agama, jenis kelamin, perawakan, warna kulit muka, corak kulit, rupa, rambut, mata, kelainan kongenital, tanda lahir, tahi lalat, bekas luka, tato, cacat, penyakit lain, gigi, pengukuran antropometri, (tinggi dan lebar badan, ukuran lingkar kepala), sidik jari, pakaian dan ornamen lain yang dipakai korban (Nandy, 2001).

Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan berbagai kasus yang memerlukan bantuan Kedokteran Forensik. Tidak jarang juga ditemukan kasus-kasus dimana hanya ditemukan beberapa tulang saja untuk diidentifikasi. Pada proses identifikasi, mengetahui ras, suku bangsa, dan jenis kelamin korban merupakan hal yang penting. Dalam kasus seperti hanya ditemukan beberapa tulang saja untuk diidentifikasi, mengetahui ras, suku bangsa, etnis dan jenis kelamin dapat diketahui salah satunya melalui perhitungan sefaliks indeks (Nandy, 2001).

2.3. Ras dan Etnis

Identifikasi mengenai ras, etnis dari seorang korban, sering ditemukan pada kasus-kasus kematian yang disebabkan oleh kecelakan, baik itu kecelakaan kereta api, mobil, maupun pesawat terbang baik lokal maupun internasional.

(23)

lurus dan berwarna hitam, mata yang berwarna coklat tua. Orang Negro memiliki kulit yang gelap, rambut hitam yang keriting, mata yang berwarna coklat tua (Modi, 1990).

Metode paling baik dalam mengidentifikasi korban dimana hanya ditemukan beberapa tulang saja untuk diidentifikasi adalah pengukuran tulang tengkorak dan pelvis. Panjang, lebar, luas dan lingkar dari kepala harus diukur (Modi, 1990)

Tabel 2.1 Race determination

Caucasians Mongoloid Negro

1. Tengkorak Bulat Persegi Sempit dan memanjang.

2. Dahi Menonjol, cembung

Menonjol Kecil dan tertekan.

3. Muka Kecil secara proporsional

(24)

4. Orbit Triangular Kecil Persegi

5. Ekstremitas atas Normal Kecil Lengan cukup besar, tangan kecil 6. Ekstremitas

bawah

Normal Kecil Kaki sampai paha cukup besar, kaki lebar dan datar. (Modi, 1990)

2.4. Seks

Jenis kelamin dari suatu korban, dapat dengan mudah diidentifikasi melalui organ-organ tubuhnya, misalnya payudara. Dengan melihat bagian payudara, bisa diketahui apakah korban tersebut berjenis-kelamin laki-laki atau perempuan. Tetapi, sering ditemukan pada berbagai kasus, dimana bagian-bagian tubuh yang ada tidak cukup jelas untuk diidentifikasi. Karena itu, ditemukan kesulitan dalam menentukan jenis kelamin korban tersebut (Thomas, 1954).

Secara umum, perempuan memiliki sedikit rambut pada tubuhnya, ektremitas yang lebih halus, lebih banyak lemak dibawah kulit dan lebih sedikit otot. Tulang pada perempuan lebih kecil dengan poros yang lebih sempit, dan ruang medula yang lebih besar dari pada laki-laki. Kapasitas rongga kranial lebih kecil dan banyak tulang yang kurang menonjol. Rahang bawah lebih sempit, muka lebih kecil daripada laki-laki. Dinding dada perempuan lebih kecil pendek dan lebih bulat, sternum lebih kecil dan tangan serta kaki lebih kecil daripada laki-laki (Thomas, 1954).

2.5. Sefalik Indeks

(25)

sebelumnya, pada kehidupan sehari-hari, sering terdapat kejadian dimana hanya ditemukan tulang tengkorak saja untuk diidentifikasi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam proses indentifikasi, ras, etnis dan jenis kelamin merupakan suatu hal yang harus diketahui. Untuk itu, dengan perhitungan sefalik indeks dapat diketahui identitas korban tentang ras, etnis dan jenis kelaminnya (Modi 1990).

Lingkaran kepala mencakup keliling bidang horizontal yang melewati titik

ophyron dan oksipital. Panjang dari kepala diukur antara glabela dan titik oksipital.

Luas dari kepala adalah diameter dari kepala di atas tulang mastoid. Tinggi kepala diukur dari basis sampai bregma (Modi, 1990).

Indeks luasnya kepala adalah proporsi dari luas kepala dibandingkan dengan panjangnya. Atau dengan kata lain:

Indeks Tinggi kepala adalah proporsi dari tinggi kepala dibandingkan dengan panjang kepala. Atau dengan kata lain:

Indeks orbital kepala merupakan panjang dari orbit kepala dibandingkan dengan luasnya. Atau dengan kata lain:

(26)

Kapasitas Cranial

Indeks Kepala

Inggris 1.480 ml 71

Cina 1.430 ml 75

Negro 1.350 ml 72

Australia 1.300 ml 71

(27)

Etnis (Batak dan Cina) Jenis Kelamin

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan peneliatian, maka kerangka konsep penelitian ini adalah: Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasionil

a.Etnis berhubungan dengan bangsa, suku bangsa, atau kelompok sosial yang dibedakan oleh keturunan, adat, agama, budaya, bahasa.

b.Jenis kelamin adalah perbedaan antara pria ataupun wanita.

c.Sefalik Indeks adalah ukuran rasio (dalam persen) dari panjang maksimum tulang tengkorak dengan lebar maksimum tulang tengkorak.

(28)

keturunan adat, agama, budaya, bahasa.

Jenis Kelamin Perbedaan

antara pria

Sefalik Indeks Ukuran rasio (dalam persen)

Tidak ada perbedaan antara sefalik indeks masyarakat etnis Batak dengan sefalik indeks masyarakat etnis Cina.

b. Hipotesa Alternatif (Ha)

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain studi

cross-sectional atau potong lintang yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang perbedaan sefalik indeks dalam 2 etnis yang berbeda, sehingga dapat dilihat ada tidaknya hubungan antara etnis dengan sefalik indeks. Tetapi dalam penelitian ini, etnis yang diteliti hanya etnis Batak dan Cina.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Kelas X dan Kelas XI. Adapun alasan pemilihan tempat, karena pada SMA St. Thomas 1 Angkatan 54 Medan, terdapat 50% siswa-siswi yang bersuku Batak dan Cina. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2010 dan dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data sampai bulan November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Kelas X dan Kelas XI. Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Teknik penarikan sampel adalah consecutive

sampling, dimana subyek yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

(30)

Keterangan:

n = Besar sampel minimum

Z1-α/2= Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1.96) Z1-β = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β tertentu (0.84) P = Rata-rata nilai P1 dan P2 (0.3)

P1 = Proporsi di populasi (0.5)

P2 = Perkiraan proporsi di populasi (0.8)

P1-P2 = Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi (-0.3)

Dari rumus didapatkan perkiraan besar sampel adalah: 63, kemudian dilakukan pembulatan, sehingga jumlah sampel yang akan diteliti adalah 64, dengan pembagian:

Batak: n= 32 Cina: n= 32

Kriteria Inklusi:

1. Semua Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan Kelas X dan XI yang bersuku Batak.

2. Semua Siswa-Siswi SMA St. Thomas 1 Medan Kelas X dan XI yang bersuku Cina.

(31)

Kriteria Eksklusi:

1. Siswa-siswi yang tidak sedang menjalani pengobatan trauma kepala (pemakaian bandage).

2. Tidak bersedia ikut dalam penelitian.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan membawa surat pengantar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara kepada Kepala Sekolah SMA St. Thomas 1 Medan. Pengumpulan data dimulai dengan wawancara tertulis yang meliputi: nama, alamat, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, usia, suku ayah dan suku ibu. Setelah melakukan wawancara tertulis, dilakukan pengukuran lingkar kepala pada responden yang dianggap memenuhi kriteria penelitian dengan menggunakan

sliding-calliper dan meteran standar.

Pengukuran lingkar kepala diukur melalui panjang maksimum kepala dari glabela ke ementia protuberensia oksipitalis dan lebar maksimum kepala di daerah parietal selebar mungkin, yaitu sepanjang sutura parieto skuamosa kanan dan kiri. Dikarenakan sutura pada orang yang masih hidup tidak dapat diraba, sehingga untuk menghilangkan bias, dilakukan pengukuran sutura pada tulang tengkorak suatu korban yang sudah meninggal, dengan menghitung jarak sutura dari muskulus mastoideus.

(32)

4.5. Metode Analisis Data

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA St.Thomas I Medan yang beralamat di Jalan

S. Parman no. 109.

Sekolah ini memiliki bangunan yang bersatu berbentuk persegi dan memiliki satu lapangan. Sebelah barat sekolah ini adalah kompleks perumahan, sebelah timur adalah SMA St. Thomas II Medan dan SMP St.Thomas IV Medan.

Didalam SMA St.Thomas I Medan terdapat 15 kelas yang terdiri dari 5 kelas X, 5 kelas XI dan 5 kelas XII. Kegiatan belajar berlangsung dari jam 7.30 WIB hinga 12.50 WIB. Setalah kegiatan belajar ini selesai terdapat kegiatan ekstrakulikuler maupun les tambahan bagi para siswa.

5.1.2. Karakteristik Responden (Siswa-Siswi kelas X dan XI)

(34)

Tabel 5.1 Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi Persen

Jenis Kelamin

5.1.3. Hasil Analisa Data

Perhitungan Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi kelas X dan XI SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun Ajaran 2010-2011

Berdasarkan data yang telah diolah, diperolah rata-rata sefalik indeks pada orang Batak dan Cina sebagai berikut:

Tabel 5.2 Nilai Sefalik Indeks Rata-Rata

Variabel Nilai Sefalik Indeks Rata-Rata Jumlah Responden

Suku Batak 67,9 32

Suku Cina 85,5 32

(35)

Tabel 5.3 Nilai Sefalik Indeks Berdasarkan Jenis Kelamin

Suku Jenis

Kelamin

Sefalik Indeks Jumlah Responden

Pada penelitian ini, hubungan variabel etnis, baik Batak maupun Cina (nominal) dengan variabel sefalik indeks (numerik) menggunakan analisis bivariat untuk melihat hubungan antar kedua variabel dengan metode uji t independen. Setelah dianalisis dengan metode uji t independen, diperoleh hasil:

Tabel 5.4 Perbedaan Sefalik Indeks

Levene’s Test for Equality of Variances

F Sig.

Sefalik Indeks

1,9 0,17

(36)

5.1.4. Pembahasan

Berdasarkan pengukuran sefalik indeks yang telah dilakukan terhadap 32 orang Batak (50%) dan 32 orang Cina (50%), terlihat perbedaan nilai sefalik indeks pada kedua suku tersebut. Pada orang Batak, diperoleh nilai rata-rata sefalik indeks secara keseluruhan yaitu 67,9984. Sedangkan pada orang Cina, diperoleh nilai rata-rata sefalik indeks secara keselurah yaitu 85,5000.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian sefalik indeks pada mahasiswa di Gujarat. Penelitian tersebut juga dilakukan untuk melihat penggolongan jenis kelamin melalui perhitungan sefalik indeks. Pada penelitian tersebut, didapatkan rata-rata sefalik indeks pada mahasiswa adalah 80,42 dan sefalik indeks pada mahasiswi adalah 81,20. Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan, didapati kesamaan bahwa sefalik indeks pada laki-laki dan perempuan memiliki nilai yang berbeda. Sedangkan di Indonesia sendiri, pernah dilakukan penelitian terhadap hubungan tinggi badan dengan sefalik indeks pada tahun 1986, dan dari hasil penelitian, rata-rata sefalik indeks yang di dapat pada mahasiswa Indonesia adalah 55,8.

(37)

atau Cina Jawa atau Jawa Batak. Faktor ketelitian dalam pengukuran juga menentukan tingkat kebenaran penelitian. Misalnya saja pada penelitian ini, alat yang digunakan adalah slidding calliper, tetapi karena keterbatasan alat, sehingga hanya dilakukan pengukuran dengan menggunakan kaliper biasa.

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengukuran sefalik indeks yang telah dilakukan terhadap Siswa-Siswi SMA Santo Thomas 1 kelas X dan XI, diperoleh nilai P (yang dapat dilihat dari nilai Sig pada tabel 5.4) adalah > dari 0,5, sehingga diperoleh kesimpulan:

• Terdapat perbedaan sefalik indeks antara etnis Batak (67,9) dan etnis Cina (85,5), baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

6.2. Saran

Bagi Peneliti

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sefalik indeks beragam etnis di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi sefalik indeks, dimana hal ini akan sangat berguna bagi Kedokteran Forensik.

Bagi tenaga kesehatan khususnya kedokteran forensik

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Baajs, W.M., 1995. Human Osteology A laboratory and Field Manual. Forth Edition. 37-93

Chan, G.V., Jadhav, H.R., 2004. The Study of Cephalic Index in Students of Gujarat. Available from: http:// medind.nic.in/jae/t04/i1/jaer04i1p25.pdf

Gonzales, Thomas A., Vance, Morgan., Helpern, Milton., Umberger, Charles J., 1954. Legal Medicine Pathology and Toxicology. 2nd ed. New York: ACC

[Accesed 27 Februari 2010]

Idries, A.M., 2008. Pedahuluan. In: Abdul Mun’im Idries., Agung Legowo Tjiptomartono. Penerapn Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses

Penyidikan. Jakarta: CV. Sagung Seto. 1-3

Kurniawan, I.W., 2009. Anthropometri, Universitas Gajah Mada. Available from:

Modi, J. P., 1988. In: Modi, J. P., 21st ed. Medical Jurispudence and Toxicology. Bombay: Tripathi. 28-32

http://i1samayoga.wordpress.com/2009/01/19/anthropometry-anthropos-manusia-metrosmetry-ukurpengukuranmengukur/

Nandy, A.p., 2001. Principles of Forensic Medicine. Calcuta: New Central Book Agency. 48-50

Tjiptomartono, A.L., 2008. Fungsi Penyidikan dan Bantuan Ilmu-Ilmu Forensik Khususnya Ilmu Kedokteran Forensik. In: Abdul Mun’im Idries., Agung Legowo Tjiptomartono. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam

Proses Penyidikan. Jakarta: CV. Sagung Seto. 4-8

Tjiptomartono, A.L., 2008. Pemeriksaan di Tempat kejadian Perkara. In: Abdul Mun’im Idries., Agung Legowo Tjiptomartono. Penerapn Ilmu Kedokteran

Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: CV. Sagung Seto. 9-10

(40)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarah H.N.G

Tempat/Tgl. Lahir : Medan/29 Januari 1991 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Setia Budi,Komplek: TPI Blok H10, Tj.Sari, Medan Jumlah Bersaudara : 1 orang

Riwayat Pendidikan :

(41)

Lembar Penjelasan Penelitian

“Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Tahun Pelajaran 2010-2011.”

Saya, Sarah.H.N.G, mahasiswa tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Perhitungan Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-Siswi SMA St.Thomas 1 Angkatan 54 Medan Tahun 2010. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata sefalik indeks masyarakat etnis Batak dan Cina baik pada laki-laki maupun perempuan, sehingga dapat membantu proses identifikasi dalam bidang kedokteran forensik.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara tertulis ini dengan benar dan sejujur-jujurnya dan bersedia menjadi responden untuk dilakukan pengukuran lingkar kepala. Setiap data yang didapat pada saat proses penelitian ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan kesediaan dalam berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan, ...2010 Hormat saya,

(42)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama :

Tempat/ Tgl.Lahir : Alamat :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada

Siswa-Siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011”

Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden pengukuran lingkar kepala, menjawab pertanyaan melalui wawancara tertulis yang memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Medan, ...2010 Responden,

(43)
(44)
(45)

Frequencies

Means

Report

SefalikIndeks

Suku Mean N Std. Deviation

Batak 67.9984 32 3.43296

China 85.5000 32 2.38273

Total 76.7492 64 9.29432

Means

Report

SefalikIndeks

Suku JenisKelamin Mean N Std. Deviation

Batak P 68.6880 10 2.75993

L 67.6850 22 3.71529

Total 67.9984 32 3.43296

China P 85.1667 18 2.45549

L 85.9286 14 2.30265

Total 85.5000 32 2.38273

Total P 79.2814 28 8.42551

L 74.7797 36 9.57128

(46)

T-Test

Group Statistics

Suku N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SefalikIndeks Batak 32 67.9984 3.43296 .60687

China 32 85.5000 2.38273 .42121

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Erro

Difference

SefalikIndek

s

Equal variances

assumed

1.927 .170 -23.692 62 .000 -17.50156 .73872

Equal variances not

assumed

Gambar

Tabel 2.1 Race determination
Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala
Tabel 5.2 Nilai Sefalik Indeks Rata-Rata
Tabel 5.3 Nilai Sefalik Indeks Berdasarkan Jenis Kelamin

Referensi

Dokumen terkait

(2003-2011), beberapa diantaranya berjudul: (1) Pelatihan Pembuatan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-guru SD; (2) Peningkatan Profesionalisme Guru Matematika Melalui

bentuk pengukuran poligon untuk pekerjaan ini adalah poligon terbuka terikay sempurna dimana titik awal dan akhir pengukuran diikatkan pada titik yang telah

Menurut al-Zuhayli (1998) lagi, negara Islam juga boleh dikatakan sebagai negara Arab dan negara yang telah dibuka oleh umat Islam sebelum ini, dan ia didiami

Berdasarkan hasil pengolahan data DDST sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok II menggunakan wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 ( p < 0,05), sehingga

DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM4. O L

Education pada materi pecahan dalam matematika di kelas IV SDN Trompoasri sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa hal ini dapat dilihat dapat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.. Skripsi PENGEMBANGAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas pada perusahaan