• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Abu Kulit Buah Tanaman Durian (Durio zibethinus L.) Dalam Formula Pewarna Rambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Abu Kulit Buah Tanaman Durian (Durio zibethinus L.) Dalam Formula Pewarna Rambut"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ABU KULIT BUAH TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.) DALAM FORMULA PEWARNA RAMBUT

SKRIPSI

OLEH:

AYNUL QOLBY NASUTION NIM 081524056

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

(2)

PENGGUNAAN ABU KULIT BUAH TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.) DALAM FORMULA PEWARNA RAMBUT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

AYNUL QOLBY NASUTION NIM 081524056

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENGGUNAAN ABU KULIT BUAH TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.) DALAM FORMULA PEWARNA RAMBUT

OLEH:

AYNUL QOLBY NASUTION NIM 081524056

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal: Desember 2010

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Drs. Suryanto, M.Si., Apt. Dra. Julia Reveny, M.Si., Ph.D., Apt. NIP 196106191991031001 NIP 195807101986012001

Pembimbing II, Drs. Suryanto, M.Si., Apt. NIP 196106191991031001

Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt.

NIP 195011171980022001 Drs. David Sinurat, M.Si., Apt. NIP 194912281978031002

Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt. NIP 195306251986012001

Dekan,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi yang berjudul “Penggunaan Abu Kulit Buah Tanaman Durian (Durio

zibethinus L.) Dalam Formula Pewarna Rambut” untuk memenuhi syarat guna

mencapai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H. Marzuki Nasution dan

Ibunda Hj. Hasibah, S.Pd tercinta, serta kakanda dan adinda tersayang yang telah

dengan penuh kesabaran dan kasih sayang selalu member dorongan, bimbingan,

nasehat serta doa.

Melalui tulisan ini ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas atas

bimbingan, petunjuk, pemberian fasilitas serta saran dan bantuan lainnya, sebelum

dan selama penelitian juga disampaikan kepada:

1. Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt.,

selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh

kesabaran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini.

2. Ibu Dra. Julia Reveny, M.Si.,Ph.D.,Apt., Dra. Anayanti Arianto, M.Si.,

Apt., dan Bapak Drs. David Sinurat, M.Si., Apt., selaku penguji yang telah

menguji dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan

(5)

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah mensyahkan dan

memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt., selaku dosen wali yang Selma ini telah

banyak membina dan membimbing penulis selama masa pendidikan.

5. Asisten Laboratorium Teknologi Formulasi Sediaan Semi Solid dan Cair

dan staf – staf farmasi yang banyak memberikan dorongan dan bantuan

selama penelitian.

6. Teman – teman penulis khususnya Meyti, Desi, Ratih, Nana, Vindi dan

Vivi yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian

dan penulisan skripsi.

7. Semua mahasiswa/wi farmasi khususnya farmasi ekstensi 2008 yang tidak

disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat dan doa nya.

Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu

pengetahuan khususnya pada ilmu farmasi. Penulis mengharapkan kritik

dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Desember 2010

Penulis

(6)

PENGGUNAAN ABU KULIT BUAH TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.) DALAM FORMULA PEWARNA RAMBUT

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) sebagai pewarna rambut. Formula pewarna rambut ini terdiri dari abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.), pirogalol, dan tembaga (II) sulfat dengan berbagai perbandingan, yaitu abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dengan konsentrasi 30%, 35%, 40%, 45%, 50%; pirogalol dengan konsentrasi 1,2%; dan tembaga (II) sulfat 0,98%. Sebagai pelarut digunakan aquades. Pewarnaan dilakukan dengan cara perendaman sampai 4 jam, setiap 1 kali perendaman lamanya 1 jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dan waktu perendamannya. Abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dapat diformulasikan sebagai pewarna rambut.

(7)

DURIAN RIND ASH (Durio zibethinus L.) IN HAIRCOLORING FORMULA

Abstract

The used of durian rind ash (Durio zibethinus L.) as haircoloring has been investigated. This formula contained of durian rind ash (Durio zibethinus L.), pyrogallol, and cupri (II) sulphate, with some comparisons of concentrations, these are durian rind ash (Durio zibethinus L.) 30%, 35%, 40%, 45%, and 50%, pyrogallol 1,2%, cupri (II) sulphate 0,98%. Aquadest is used as solvent. Soaking 1 – 4 hours, each soaking needs 1 hour has done the coloring.

The result of research showed that the colours influenced by the concentration of durian rind ash (Durio zibethinus L.), and the time of soaking. Durian rind ash (Durio zibethinus L.) as colour and colour stabilizer.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... …i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Uraian Tanaman Durian (Durio zibethinus L.) ... 5

2.1.1 Morfologi Tanaman Durian ... 5

2.1.2 Sistematika Tanaman Durian ... 6

2.1.3 Kandungan Tanaman Durian ... 6

2.1.4 Khasiat Tanaman Durian ... 6

(9)

2.2.1 Tembaga (II) sulfat ... 7

2.2.2 Pirogalol ... 7

2.3 Rambut ... 8

2.3.1 Anatomi Rambut ... 8

2.3.1.1 Bagian – bagian rambut ... 9

2.3.1.2 Struktur atau bentuk rambut ... 11

2.3.1.3 Jenis Rambut ... 12

2.3.1.4 Tekstur rambut ... 13

2.3.2 Fisiologi rambut ... 15

2.3.2.1 Pertumbuhan rambut ... 15

2.3.2.2 Fungsi rambut... 16

2.4 Pewarna Rambut ... 16

2.4.1 Berdasarkan daya lekat zat ... 17

2.4.2 Berdasarkan system pewarnaan ... 17

2.5 Uji Iritasi ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Alat - alat ... 20

3.2 Bahan - bahan ... 20

3.3 Prosedur Kerja ... 20

3.3.1 Pembuatan Abu Kulit Buah Durian ... 20

3.3.2 Pembuatan Formula ... 20

3.3.3 Evaluasi ... 22

3.3.3.1 Pengamatan secara visual ... 22

3.3.3.2 Pengamatan stabilitas warna ... 23

(10)

3.3.3.2.2 Stabilitas terhadap sinar matahari ... 23

3.3.3.3 Uji biologis (uji iritasi) ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1 Pengaruh penambahan bahan dan pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap perubahan warna rambut uban ... 25

4.1.1 Pengaruh penambahan bahan dan campuran bahan terhadap perubahan warna rambut uban ... 25

4.1.2 Pengaruh konsentrasi abu kulit buah durian terhadap perubahan warna rambut uban………..28

4.1.3 Pengaruh waktu perendaman terhadap hasil pewarnaan rambut uban ... 30

4.2 Hasil evaluasi ... 32

4.2.1 Pengamatan stabilitas warna ... 32

4.2.1.1 Stabilitas terhadap pencucian ... 32

4.2.1.2 Stabilitas terhadap sinar matahari... 33

4.2.2 Uji biologis (uji iritasi) ... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Formula standard ... 20

Tabel II. Formula pewarna rambut... 21

Tabel III. Data hasil pengamatan secara visual pengaruh konsentrasi abu

kulit buah durian terhadap perubahan warna rambut uban ... 28

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Natural Color Levels... 23

Gambar II. Pengaruh penambahan bahan dan campuran bahan terhadap

perubahan warna rambut uban dengan lama pengecatan

4 jam ... 25

Gambar III. Pengaruh konsentrasi abu kulit buah durian terhadap perubahan

warna dengan lama pengecatan 4 jam ... 28

Gambar IV. Pengaruh waktu perendaman terhadap hasil pewarnaan rambut

uban... 30

Gambar V. Warna rambut sebelum dan setelah pencucian ... 32

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I. Gambar pohon durian ... 37

Lampiran II. Gambar kulit buah durian... 38

Lampiran III. Gambar abu kulit buah durian ... 39

Lampiran IV. Gambar pirogalol ... 40

Lampiran V. Gambar Tembaga II sulfat ... 41

Lampiran VI. Gambar pewarnaan rambut ... 42

(14)

PENGGUNAAN ABU KULIT BUAH TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus L.) DALAM FORMULA PEWARNA RAMBUT

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) sebagai pewarna rambut. Formula pewarna rambut ini terdiri dari abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.), pirogalol, dan tembaga (II) sulfat dengan berbagai perbandingan, yaitu abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dengan konsentrasi 30%, 35%, 40%, 45%, 50%; pirogalol dengan konsentrasi 1,2%; dan tembaga (II) sulfat 0,98%. Sebagai pelarut digunakan aquades. Pewarnaan dilakukan dengan cara perendaman sampai 4 jam, setiap 1 kali perendaman lamanya 1 jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dan waktu perendamannya. Abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dapat diformulasikan sebagai pewarna rambut.

(15)

DURIAN RIND ASH (Durio zibethinus L.) IN HAIRCOLORING FORMULA

Abstract

The used of durian rind ash (Durio zibethinus L.) as haircoloring has been investigated. This formula contained of durian rind ash (Durio zibethinus L.), pyrogallol, and cupri (II) sulphate, with some comparisons of concentrations, these are durian rind ash (Durio zibethinus L.) 30%, 35%, 40%, 45%, and 50%, pyrogallol 1,2%, cupri (II) sulphate 0,98%. Aquadest is used as solvent. Soaking 1 – 4 hours, each soaking needs 1 hour has done the coloring.

The result of research showed that the colours influenced by the concentration of durian rind ash (Durio zibethinus L.), and the time of soaking. Durian rind ash (Durio zibethinus L.) as colour and colour stabilizer.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang ada dalam

lapisan dermis kulit dan melalui saluran folikel rambut ke luar dari kulit. Bagian

rambut yang ke luar dari kulit dinamakan batang rambut (Tranggono dan Latifah,

2007). Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel tanduk yang berbeda

dalam panjang, tebal, dan warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa

sehingga tidak terasa sakit bila dipangkas (Bariqina dan Ideawati, 2001).

Rambut berfungsi sebagai mahkota (perhiasan), rambut juga berfungsi

sebagai pelindung terhadap bermacam-macam rangsang. Pertama sebagai

pelindung terhadap rangsang fisik seperti panas, dingin, kelembaban, dan sinar.

Kedua sebagai pelindung terhadap rangsang mekanik seperti pukulan, gosokan,

dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsang kimia seperti

berbagai zat kimia dan keringat (Bariqina dan Ideawati, 2001).

Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin di dalam rambut yang

ada dalam lapisan korteks. Bahan asal pigmen melanin adalah melanosit yang

berada dalam umbi rambut. Melanosit adalah sel-sel yang menghasilkan pigmen

(zat warna) yang menyebabkan rambut asli dapat memiliki bermacam-macam

warna (Bariqina dan Ideawati, 2001).

Urutan pigmen yang menentukan warna rambut dari yang paling terang

sampai yang paling gelap adalah pirang, merah, coklat muda, coklat tua dan

hitam. Rambut pirang mengandung campuran pigmen warna merah dan warna

(17)

warna hitam. Rambut coklat muda mengandung pigmen-pigmen warna merah,

coklat dan hitam. Rambut coklat tua mengandung lebih banyak pigmen warna

hitam daripada rambut coklat muda. Rambut hitam hanya mengandung pigmen

warna hitam (Tranggono dan Latifah, 2007).

Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih

yang sering kurang disukai keberadaannya (Wasitaatmadja, 1997). Warna rambut

dapat diubah-ubah secara buatan dengan menggunakan cat rambut, di Indonesia

disebut juga dengan semir rambut, yaitu mengecat rambut putih (uban) agar tetap

nampak hitam (Tranggono dan Latifah, 2007).

Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata

rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut

asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru (Ditjen POM, 1985).

Keinginan untuk mewarnai rambut sudah berkembang sejak dahulu.

Bahan ramuan yang dijadikan zat warna pada waktu itu diperoleh dari sumber

alam, pada umumnya berasal dari tumbuhan, dengan tujuan untuk memperbaiki

penampilan (Ditjen POM, 1985) ; (Wasitaatmadja, 1997).

Limbah kulit buah durian merupakan limbah yang cukup banyak

ditemukan di lingkungan terutama dalam musim – musim tertentu. Pemanfaatan

limbah kulit durian ini salah satunya dijadikan sebagai sumber pewarna alami.

Kulit buah durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa,

lignin, serta kandungan pati (Widarto, 2009).

Kulit buah durian digunakan untuk mengobati ruam pada kulit, susah

buang air besar (sembelit), kulit buah durian ini pun biasa dibakar dan abunya

(18)

buah durian dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna

tradisional (Anonim, 2010).

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengolah dan

memanfaatkan abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) tersebut sebagai

pewarna rambut.

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dapat diformulasikan ke

dalam sediaan pewarna rambut?

b. Apakah abu kulit buah durian (Durio zibethinus L) dapat mengubah warna

rambut?

c. Berapakah konsentrasi abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) yang

menghasilkan warna paling gelap?

1.3 Hipotesis

a. Abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) diduga dapat diformulasikan ke

dalam sediaan pewarna rambut.

b. Abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dapat mengubah warna rambut

yang diklasifikasikan menurut Natural Color Level.

c. Abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dapat menghasilkan warna yang

(19)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui pengaruh abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) di dalam

formula pewarna rambut dengan penambahan bahan pembangkit warna

tembaga (II) sulfat dan pirogalol.

b. Mengetahui warna yang dihasilkan dari abu kulit buah durian (Durio

zibethinus L.) yang diklasifikasikan menurut Natural Color Level.

c. Mengetahui konsentrasi abu kulit buah durian (Durio zibethinus L.) yang

menghasilkan warna yang paling gelap.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil

guna dari kulit buah durian. Selain itu dapat memberikan informasi mengenai

manfaat kulit buah durian (Durio zibethinus L.) dimana abu kulit buah durian

(Durio zibethinus L.) dengan penambahan pembangkit warna dapat dipergunakan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Durian (Durio zibethinus L.)

Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus L.) banyak

tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Ciri buahnya, bentuknya besar

bulat/oval dengan aroma rasa, baunya khas dan menjadi buah primadona yang

banyak disukai masyarakat Indonesia umumnya. Buahnya besar dan berduri

dengan kulit buah yang keras dan tebal hampir seperempat bagian dari buahnya

merupakan bagian yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk.

Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya, sebenarnya

banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kulit buahnya misalnya untuk bahan

campuran papan partikel, papan semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran

untuk bahan baku obat nyamuk dan lain-lain (Soedarya, 2009).

2.1.1 Morfologi Tanaman Durian

Tumbuhan berbentuk pohon, tinggi 27 - 40 m. Akar tunggang. Batang

berkayu, silindris, tegak, kulit pecah - pecah, permukaan kasar, percabangan

simpodial, bercabang banyak, arah mendatar. Daun tunggal, bertangkai pendek,

tersusun berseling, permukaan atas berwarna hijau tua - bawah cokelat

kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5 - 25 cm, lebar 3 - 5 cm,

ujung runcing, pangkal membulat, permukaan atas mengkilat, permukaan bawah

buram, tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat

kemerahan. Bunga muncul di batang atau cabang yang sudah besar, bertangkai,

kelopak berbentuk lonceng berwarna putih hingga cokelat keemasan. Buah bulat

(21)

bentuk biji lonjong, berwarna cokelat, berbuah setelah berumur 5 - 12 tahun.

Perbanyakan Generatif (biji) (Soedarya, 2009).

Nama daerah durian yaitu deureuyan (Aceh), duren (Gayo), drotong

(Batak), kadu (Sunda), duren (Jawa), dhurin (Madura), dahuyan (Dayak), duren

(Bali), aduria (Bima), duria (Gorontalo), durian (Sangir), duriang

(Makasar),duliango (Buol), duriang (Bugis), duria (Ternate), duria (Tidore), dulen

(Seram) (Anonim, 2010).

2.1.2 Sistematika Tanaman Durian

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Malvales

Familia : Bombacaceae

Genus : Durio

Spesies : Durio zibethinus L.

2.1.3 Kandungan Tanaman Durian

Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit durian

mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta

kandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol,

sedangkan akarnya mengandung tannin (Anonim, 2010).

2.1.4 Khasiat Tanaman Durian

Daun dan akar durian berkhasiat sebagai antipiretik dan daun durian yang

dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu dengan cara

(22)

dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan tekanan

darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagai penolak nyamuk. Kulit

buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar

(sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan

untuk melancarkan

abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional (Anonima, 2010).

2.2 Tembaga (II) sulfat dan Pirogalol 2.2.1 Tembaga (II) sulfat

Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan

sebagai pewarna pada rambut.

Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan

berat molekul 223,68 (Ditjen POM, 1995).

Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; 0,5 ml air panas; 2,8 ml gliserol; 5000 ml

alcohol (Anonimb, 1960).

Tembaga (II) sulfat dalam konsentrasi rendah yang umum dapat digunakan

untuk pewarna rambut, praktis tidak berbahaya dalam proses penyerapannya

melalui kulit yang luka, tetapi jika senyawa ini masuk dalam tubuh melalui oral

dapat mengakibatkan keracunan (Ditjen POM, 1985).

2.2.2 Pirogalol

Pirogalol (C6H3(OH)3) atau 1, 2, 3, - trihidroksi benzene (asam pirogalat).

Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat

molekul 126, 1

Titik lebur : 133oC

(23)

Pirogalol bersifat sebagai reduktor (mudah teroksidasi). Dalam bentuk

larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakainannya

dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh – tumbuhan, pirogalol

berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna

logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat

menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur,

selain itu dapat menghasilkan warna coklat gelap. Pirogalol diizinkan digunakan

sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5 %. (Ditjen POM, 1985).

2.3 Rambut

2.3.1 Anatomi Rambut

Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang, juga sebagai lambang

kecantikan bagi wanita dan pria. Rambut pada manusia tidak hanya tumbuh di

kepala saja, tetapi juga di seluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki

dan bibir. Pertumbuhan rambut dibeberapa bagian kulit manusia tidak sama lebat

dan panjangnya, ada yang tumbuh terus sampai panjang misalnya pada kepala dan

ada pula yang hanya terbatas pada kepanjangan tertentu misalnya pada badan

(Dalton, 1985).

Rambut dapat menyerap air dan bahan kimia dari luar. Komposisi rambut

terdiri atas zat karbon ± 50%, hidrogen 6%, nitrogen 17%, sulfur 5% dan oksigen

20%. Rambut mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugus disulfida, misalnya

(24)

2.3.1.1 Bagian – Bagian Rambut

Bagian – bagian rambut ini dapat dibagi atas:

a. Ujung rambut

Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum atau tidak pernah

dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.

b. Batang rambut

Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas permukaan kulit

berupa benang – benang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin. Batang

rambut terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

1. Selaput rambut (Kutikula)

Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel –

sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Kutikula ini

berfungsi sebagai pelindung rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke

dalam batang rambut.

2. Kulit rambut (Korteks)

Korteks terdiri atas sel – sel tanduk yang membentuk kumparan, tersusun

secara memanjang, dan mengandung melanin. Sel – sel tanduk terdiri atas serabut

– serabut keratin yang tersusun memanjang. Tiap serabut terbentuk oleh molekul

– molekul keratin seperti tali dalam bentuk spiral. Struktur korteks menentukan

tipe rambut seperti lurus, berombak atau keriting.

3. Sumsum rambut (Medula)

Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang

(25)

jala / anyaman sehingga terdapat rongga – rongga yang berisi udara. Pada rambut

yang lurus tidak memiliki medula.

c. Akar Rambut

Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Bagaian

– bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:

1. Kantong rambut (Folikel)

Folikel merupakan suatu saluran yang menyerupai tabung dan berfungsi

untuk melindung akar rambut, mulai dari permukaan kulit sampai di bagian

terbawah umbi rambut. Folikel rambut bentuknya menyerupai silinder. Kalau

folikel bentuknya lurus rambutnya juga lurus, kalau folikel bentuknya

melengkung rambutnya berombak, kalau folikel melengkung sekali rambutnya

keriting.

2. Papil rambut

Papil rambut adalah bulatan kecil yang bentuknya melengkung, terletak

dibagian terbawah dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam umbi

rambut. Papil rambut bertugas membuat atau memproduksi bermacam – macam

zat yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Misalnya sel – sel tunas rambut,

zat protein yang membentuk keratin, zat makanan untuk rambut, zat melanosit

yang membentuk melanin.

3. Umbi rambut (Matriks)

Matriks adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur bagian

akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut diatasnya. Sel –

sel akar rambut berwarna keputih – putihan dan masih lembek. Pertumbuhan

(26)

Pada umbi rambut melekat otot penegak rambut yang menyebabkan rambut halus

berdiri bila ada suatu rangsangan dari luar tubuh (Bariqina dan Ideawati, 2001).

2.3.1.2 Struktur atau Bentuk Rambut

Rambut dapat berwujud tebal atau kasar, halus atau tipis. Keadaan atau

wujud rambut dapat dilihat berbentuk lurus, berombak, atau keriting.

Struktur rambut memberi perbedaan pada penampang melintang rambut,

yaitu:

- rambut yang lurus, bentuk penampangnya bulat dan panjang

- rambut yang berombak, bentuk penampangnya oval dan panjang

- rambut yang keriting, bentuk penampangnya semi oval dan panjang

- rambut yang sangat keriting, bentuk penampangnya pipih dan panjang.

Struktur rambut berhubungan dengan bentuk folikel atau kantong rambut,

yaitu:

- rambut lurus mempunyai folikel seperti silinder lurus

- rambut berombak mempunyai folikel seperti silinder yang melengkung /

bengkok

- rambut keriting mempunyai folikel seperti silinder yang melengkung

menyerupai busur

- rambut yang sangat keriting mempunyai folikel seperti silinder yang sangat

(27)

2.3.1.3 Jenis Rambut

a. Jenis rambut menurut morfologinya, yaitu:

1. Rambut lanugo / velus

Rambut lanugo / velus adalah rambut yang sangat halus dengan pigmen

yang sedikit. Rambut ini terdapat hampir diseluruh tubuh kecuali pada bibir,

telapak tangan, dan kaki. Rambut ini tumbuh pada pipi, dahi, tengkuk, dan tangan

(Bariqina dan Ideawati, 2001).

2. Rambut terminal

Rambut terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta

berpigmen banyak (Putro, 1997). Rambut ini dibedakan berdasarkan ukurannya,

yaitu:

- rambut panjang tumbuh pada kulit kepala, wajah laki – laki dan ketiak.

- rambut pendek terdapat pada alis mata, bulu mata, dan bulu hidung.

b. Jenis rambut menurut sifatnya

1. Rambut normal

Rambut dapat dikatakan normal, apabila tidak terlalu berminyak, tidak

terlalu kering serta bersih dari ketombe. Rambut normal lebih mudah

pemeliharaannya. Serta tidak terlalu kaku sehingga mudah dibentuk menjadi

berbagai jenis model rambut.

2. Rambut berminyak

Jenis rambut ini mempunyai kelenjar minyak yang bekerja secara

berlebihan sehingga rambut selalu berminyak. Rambut berminyak kelihatan

(28)

3. Rambut kering

Rambut ini biasanya berwarna kemerah – merahan dan agak kaku, dan

biasanya jenis rambut ini ujungnya bercabang atau pecah sehingga rambut kurang

bagus (Bariqina dan Ideawati, 2001).

2.3.1.4 Tekstur Rambut

Tekstur rambut adalah sifat – sifat rambut yang dapat ditentukan dengan:

penglihatan, perabaan, atau pegangan. Sifat – sifat rambut sebagai berikut:

a. Kelebatan rambut (Densitas rambut)

Kelebatan rambut dapat ditentukan dengan melihat banyaknya batang

rambut yang tumbuh di kulit kepala, ratta – rata 90 helai rambut kasar sampai 130

helai rambut halus setiap sentimeter persegi. Banyaknya rambut yang tumbuh di

seluruh kulit kepala berkisar antara 80.000 – 120.000 helai tergantung pada halus

kasarnya rambut seseorang.

b. Tebal halusnya rambut

Tebal halusnya rambut ditentukan oleh banyaknya zat tanduk dalam kulit

rambut. Pada umumnya, rambut yang berwarna hitam dan coklat lebih tebal

daripada rambut merah atau pirang. Rambut di pelipis lebih halus daripada rambut

didaerah lain.

c. Kasar licinnya permukaan rambut

Kasar licinnya permukaan rambut ini ditentukan melalui perabaan.

Permukaan rambut dikatakan lebih kasar jika sisik – sisik selaput rambut tidak

teratur rapat satu dengan yang lain. Hal ini dapat juga disebabbkan oleh kotoran

yang menempel pada permukaan rambut atau kelainan rambut yang berupa

(29)

d. Kekuatan rambut

Sifat ini tergantung pada banyaknya dan kualitas zat tanduk dalam rambut.

Kekuatan rambut dapat diketahui dengan cara meregangkan rambut sampai putus.

e. Daya serap (porositas) rambut

Porositas rambut adalah kemampuan rambut untuk mengisap cairan.

Porositas tergantung dari keadaan lapisan kutikula, yaitu lapisan rambut paling

luar yang mempunyai sel – sel seperti sisik, bertumpuk – tumpuk membuka ke

arah ujung rambut. Selaput rambut yang sisik – sisiknya terbuka dan zat tanduk

yang keadaannya kurang baik akan meningkatkan daya serap rambut. Rambut di

puncak kepala memiliki daya serap terbaik.

f. Elastisitas rambut

Elastisitas rambut adalah daya kemampuan rambut untuk memanjang bila

ditarik dan kembali kepada panjang semula jika dilepas. Normalnya, daya

elastisitas rambut dapat mencapai kira – kira 20 – 40% dari panjang asli rambut.

Elastisitas pada rambut basah dapat mencapai 40 – 50% lebih panjang dari

keadaan semula.

g. Plastisitas rambut

Plastisitas adalah sifat mudah tidaknya rambut dapat dibentuk (Bariqina

dan Ideawati, 2001).

h. Warna rambut

Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin yang ada pada korteks

rambut, baik jumlah maupun besarnya melanosit. Pigmen yang mempengaruhi

warna rambut adalah eumelanin yang menyebabkan warna hitam atau coklat pada

(30)

ukuran granula pigmen dan ada tidaknya gelembung udara dalam korteks juga

menentukan warna rambut.

Ketika usia semakin lanjut maka warna rambut semakin memutih, karena

mulai kehilangan pigmen yang disebabkan oleh menurunnya fungsi melanosit dan

menurunnya aktivitas tirosin. Pemutihan rambut juga dapat terjadi karena faktor

keturunan atau anemia pernisiosa atau hipertiroid (Putro, 1997).

2.3.2 Fisiologi Rambut

2.3.2.1 Pertumbuhan Rambut

Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan karena

sel – sel daerah matriks rambut secara terus menerus membelah. Rambut

mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu

rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru.

Pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam

kandungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata diseluruh

permukaan kulit. Diakhir bulan ke 6 atau awal bulan ke 7 usia kandungan, rambut

pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa rambut lanugo.

Kemudian menjelang bayi lahir rambut bayi ini akan rontok, diganti dengan

rambut terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus – menerus.

Pada waktu – waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setelah

mngalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke matriks rambut.

Sementara itu, papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai

(31)

Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase, yaitu:

1. Fase anagen (fase pertumbuhan)

Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus

membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagen akan berlanngsung antara 2 –

6 tahun.

2. Fase katagen (fase istirahat)

Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu

3. Fase telogen (fase kerontokan)

Fase ini berlangsung antara 90 – 100 hari. Pada akhir fase ini, folikel

rambut beralih ke fase anagen secara spontan (Rostamailis, 2008).

2.3.2.2 Fungsi Rambut

Rambut memiliki fungsi, yaitu:

- Rambut sebagai mahkota (perhiasan) kepala

- Rambut sebagai pelindung terhadap bermacam – macam rangsang fisik,

mekanik, dan kimia (Bariqina dan Ideawati, 2010).

2.4 Pewarna Rambut

Pewarna rambut adalah suatu cara untuk mewarnai rambut dengan

mengubah warna asal rambut ataupun mengembalikan warnanya kewarna asal

rambut tersebut. Proses mewarnai rambut sudah dikenal sejak zaman dahulu

dengan menggunakan bahan alami. Namun saat ini dengan kemajuan ilmu dan

teknologi telah memungkinkan untuk membuat zat warna baru, terlepas dari

(32)

Pewarna rambut dapat dibedakan menjadi:

1. Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna.

2. Pewarnaan berdasarkan proses sistem pewarnaan (Ditjen POM, 1985).

2.4.1 Berdasarkan Daya Lekat Zat 2.4.1.1Pewarna Rambut Temporer

Pewarna rambut temporer adalah pewarna rambut yang tidak

membutuhkan waktu yang lama dan dapat dihilangkan hanya dengan keramas

menggunakan sampo.

2.4.1.2Pewarna Rambut Semipermanen

Pewarna rambut semipermanen adalah pewarna rambut yang memiliki

daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4 – 6 minggu, ada juga 6 – 8

minggu. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika

berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga.

2.4.1.3 Pewarna Rambut Permanen

Pewarna rambut secara permanen memberikan warna rambut sampai ke

bagian korteks. Pewarna rambut ini merupakan pewarna efektif. Daya lekat zat

warna berlangsung lama yaitu 3 – 4 bulan sehingga tidak mudah luntur dengan

menggunakan sampo (Dalton, 1985).

2.4.2Prosedur Sistem Pewarnaan

Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi 2 golongan:

1. Pewarna rambut langsung

Sediaan pewarna rambut langsung telah menggunakan zat warna, sehingga

dapat langsung digunakan dalam pewarnaan rambut tanpa terlebih dahulu harus

(33)

1. Pewarna rambut langsung dengan zat warna alam

2. Pewarna rambut langsung dengan zat warna sintetik

Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak, sari komponen warna

bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna komponen

warna bahan nabati.

2. Pewarna rambut tidak langsung

Pewarna rambut tidak langsung disajikan dalam dua komponen yaitu masing

– masing berisi komponen zat warna dan komponen pembangkit warna. Misalnya

pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna senyawa logam.

Pewarna rambut tidak langsung terdiri dari:

1. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna senyawa logam

2. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna oksidatif.

Dalam hal ini peranan pewarna rambut ditentukan oleh jenis senyawa

logam, jenis pembangkit warna dan pembawanya. Jenis senyawa logam yang

digunakan misalnya tembaga (II) sulfat, zat pembangkitnya misalnya pirogalol

(Ditjen POM, 1985).

2.5Uji Iritasi

Sebagian besar zat yang terkandung dalam pewarna rambut merupakan

iritan kulit, reaksi iritan ini dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan

tergantung dari jenis zat dan kadar yang dilekatkan.

Banyak produk kosmetik yang dapat menyebabkan gangguan kulit yang

bersifat iritan ataupun alergi. Uji keamanan produk kosmetik dilakukan pada

panel manusia untuk menetapkan apakah produk kosmetik itu dapat menyebabkan

(34)

memperoleh kesimpulan umum dalam arti respon akibat zat kimia berlaku umum

untuk semua manusia, maka diperlukan subjek panel yang relatif banyak untuk

menetapkan keseragaman respon, sedangkan untuk uji keseragaman produk

kosmetik sebelum digunakan hanya diperlukan satu subjek panel yaitu orang yang

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca listrik, alat –

alat gelas, ayakan, kertas perkamen, batang pengaduk, spatel, cotton buds, pinset,

gunting, pisau, tisu gulung, mortir dan stamfer, benang wol.

3.2 Bahan – bahan

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah abu kulit buah

durian, pirogalol, tembaga (II) sulfat, aquadest, sampo, dan uban.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Abu Kulit Buah Durian

Kulit buah durian dicuci, ditiriskan, dan ditimbang berat basahnya.

Kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, lalu

ditimbang untuk mengetahui berat keringnya, selanjutnya diserbukkan dengan

cara dibakar sampai menjadi abu, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat

abunya. Selanjutnya digerus, dan diayak. Abu kulit buah durian disimpan di

dalam wadah kering dan dimasukkan dalam desikator.

3.3.2 Pembuatan Formula

Formula yang dipilih berdasarkan formula standard yang terdapat pada

[image:35.595.114.484.665.728.2]

Formularium Kosmetika Indonesia (1985).

Tabel I. Formula Standard

Komposisi Coklat muda Coklat tua Hitam

Serbuk inai 30 83 73

Pirogalol 5 10 15

(36)

Pada penelitian ini dibuat beberapa formula dengan memvariasikan

[image:36.595.109.486.167.261.2]

konsentrasi abu kulit buah durian, dan waktu perendamannya.

Tabel II. Formula Pewarna Rambut

Komposisi Formula

A B C D E

Abu kulit buah durian (%) 30 35 40 45 50

Pirogalol (%) 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2

Tembaga (II) sulfat (%) 0,98 0,98 0,98 0,98 0,98

Aquadest ad (ml) 100 100 100 100 100

Keterangan:

A = formula yang mengandung abu kulit buah durian 30%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%

B = formula yang mengandung abu kulit buah durian 35%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%

C = formula yang mengandung abu kulit buah durian 40%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%

D = formula yang mengandung abu kulit buah durian 45%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%

E = formula yang mengandung abu kulit buah durian 50%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%

Prosedur Kerja:

Pirogalol dimasukkan ke dalam beker glas, dilarutkan dalam sebagian

aquadest, setelah larut ditambahkan sedikit demi sedikit tembaga (II) sulfat diaduk

sampai larut, kemudian abu kulit buah durian dimasukkan sedikit demi sedikit ke

dalam beker glas yang berisi larutan tersebut di atas, diaduk, ditambahkan sisa

(37)

Pengujian terhadap rambut: masing – masing bahan dari setiap formula

pewarna rambut dimasukkan ke dalam beker glas, aduk sampai homogen.

Sejumlah rambut uban yang telah dipotong kira – kira 5 cm dan sudah dicuci

dengan sampo dimasukkan ke dalam formula pewarna rambut, rambut uban

direndam selama 1 – 4 jam di dalam formula tersebut. Setelah 1 jam direndam,

sebagian rambut dikeluarkan dari dalam beker glas lalu dicuci, dikeringkan dan

dipisahkan. Sisa rambut yang masih direndam, setelah 2 jam dikeluarkan lagi

sebagian dan dicuci, dikeringkan dan dipisahkan. Demikian dilakukan untuk

rambut yang direndam selama 3 jam dan 4 jam. Masing – masing diamati warna

yang terbentuk sesuai dengan waktu perendamannya.

3.3.3 Evaluasi

3.3.3.1 Pengamatan Secara Visual

Pengamatan ini dilakukan terhadap masing – masing formula untuk tiap

kali perendaman. Dari hasil percobaan yang dilakukan, ditentukan waktu

perendaman yang optimal, yaitu dengan membandingkan hasil pewarnaan setelah

1 sampai 4 jam perendaman. Kemudian masing – masing formula diamati hasil

akhir pewarnaannya dan warna tersebut diklasifikasikan menurut Natural Color

(38)
[image:38.595.66.563.85.234.2]

Gambar I. Natural Color Levels (Dalton, 1985)

Keterangan:

a = terang

b = biasa

c = gelap

3.3.3.2 Pengamatan Stabilitas Warna 3.3.3.2.1 Stabilitas Terhadap Pencucian

Setelah diamati secara visual, maka ditentukan formula yang

menghasilkan perubahan warna rambut yang paling baik.

Prosedur kerja:

Uban yang telah diberi pewarna dengan perendaman 4 jam dicuci dengan

menggunakan sampo dan dikeringkan. Pencucian ini dilakukan setiap 2 hari sekali

sebanyak 15 kali pencucian. Setiap 1 kali pencucian uban disisihkan, kemudian

diamati apakah terjadi perubahan warna rambut setelah pencucian.

3.3.3.2.2 Stabilitas Terhadap Sinar Matahari

Uban yang telah direndam dan dibilas bersih dibiarkan terkena sinar

matahari langsung selama 5 jam mulai pukul 10.00 – 15.00 WIB, setelah itu

diamati perubahan warnanya.

(39)

3.3.3.3 Uji Biologis (Uji Iritasi) Prosedur kerja:

Kulit sukarelawan yang akan diuji dilingkari dengan spidol (diameter 3

cm) pada bagian belakang telinganya dan dibersihkan, kemudian pewarna rambut

yang telah disiapkan dioleskan dengan menggunakan cotton buds pada tempat

yang akan diuji dengan diameter 2 cm, lalu dibiarkan selama 24 jam dengan

diamati setiap 4 jam sekali apakah terjadi eritema, papula, vesikula, dan edema

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Penambahan Bahan Dan Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Terhadap Perubahan Warna Rambut Uban

4.1.1 Pengaruh Penambahan Bahan dan Campuran Bahan Terhadap Perubahan Warna Rambut Uban

a b c d

[image:40.595.118.450.244.536.2]

e f g h

Gambar II. Pengaruh Penambahan Bahan dan Campuran Bahan Terhadap

Perubahan Warna Rambut Uban dengan lama Pengecatan 4 jam

Keterangan:

a = Rambut uban

b = Rambut uban dalam larutan abu kulit buah durian

(41)

d = Rambut uban dalam tembaga (II) sulfat 0,98%

e = Rambut uban dalam pirogalol 1,2% + tembaga (II) sulfat 0,98%

f = Rambut uban dalam abu kulit buah durian 50% + pirogalol 1,2%

g = Rambut uban dalam abu kulit buah durian 50% + tambaga (II) sulfat 0,98%

h = Rambut uban dalam abu kulit buah durian 50% + pirogalol 1,2% + tembaga

(II) sulfat 0,98%.

Pada gambar II dapat dilihat bahwa hasil pengecatan rambut uban dalam

abu kulit buah durian 50% (IIb) terjadi perubahan warna yaitu pirang, dalam

pirogalol 1,2% (IIc) berwarna coklat gelap, dalam tembaga (II) sulfat 0,98% (IId)

berwarna pirang terang, dalam pirogalol 1,2% + tembaga (II) sulfat 0,98% (IIe)

berwarna coklat gelap, dalam abu kulit buah durian 50% + pirogalol 1,2% (IIf)

berwarna coklat, dalam abu kulit buah durian 50% + tembaga (II) sulfat 0.98%

(IIg) berwarna pirang terang, dan dalam abu kulit buah durian 50% + pirogalol

1,2% + tembaga (II) sulfat 0,98% (IIh) memberikan warna pirang gelap.

Pada gambar (IIb) warna yang dihasilkan abu kulit buah durian berwarna

pirang yang kurang stabil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ditjen POM

(1985) yaitu zat warna alami sukar menembus ke dalam korteks rambut, tetapi

hanya terdeposit pada permukaan tangkai rambut dan salutan tipis.

Hasil penelitian gambar (IIb) menunjukkan bahwa warna yang terjadi

kurang stabil karena dapat hilang dengan pencucian, oleh karena itu untuk

mendapatkan hasil yang optimal maka pewarna alami digunakan bersamaan

dengan zat warna logam dan zat pembangkit warna. Efek warna rambut dapat

(42)

warna senyawa logam dan zat pembangkit warna akan menghasilkan warna yang

lebih kuat dan lebih stabil (Ditjen POM, 1985).

Pada formula pewarna rambut ini, peran abu kulit buah durian adalah

sebagai pewarna dimana warna rambut yang dihasilkan lebih berkilau (tidak

kusam).

Tembaga (II) sulfat adalah salah satu zat warna senyawa logam dalam

bentuk garam yang dapat digunakan sebagai komponen warna pada pewarna

rambut. Biasanya dikombinasikan dengan zat warna alam dan pirogalol sebagai

pembangkit warna (Dalton, 1985).

Pirogalol mempunyai peranan penting dalam menghasilkan perubahan

warna. Semakin besar konsentrasi pirogalol maka perubahan warnanya akan

semakin gelap. Ini disebabkan oleh sifat pirogalol yang mudah teroksidasi dalam

suasana alkali (basa). Pirogalol adalah zat yang bersifat asam lemah, jika

dilarutkan dalam air akan mengakibatkan perubahan sifat pirogalol dari asam

lemah menjadi bersifat basa, yaitu basa konjugasi. Ini disebabkan pirogalol dalam

larutan tersebut melepaskan proton (atom H). Perubahan sifat ini akan semakin

(43)

3.1.2 Pengaruh Konsentrasi Abu Kulit Buah Durian Terhadap Perubahan Warna Rambut Uban

Tabel III. Data hasil pengamatan secara visual pengaruh konsentrasi abu kulit

buah durian terhadap perubahan warna rambut uban

No Formula Hasil pewarnaan pada perendaman (jam)

I II III IV

1 A Pirang Pirang gelap Coklat terang Coklat terang

2 B Pirang Pirang Pirang gelap Coklat terang

3 C Pirang gelap Coklat terang Coklat terang Coklat 4 D Pirang gelap Pirang gelap Pirang gelap Pirang gelap 5 E Pirang gelap Pirang gelap Pirang gelap Pirang gelap

[image:43.595.96.520.188.458.2]

A B C D E

Gambar III. Pengaruh konsentrasi abu kulit buah durian terhadap perubahan

warna dengan lama pengecatan 4 jam

Keterangan:

Formula A = Konsentrasi abu kulit buah durian 30%

Formula B = Konsentrasi abu kulit buah durian 35%

Formula C = Konsentrasi abu kulit buah durian 40%

Formula D = Konsentrasi abu kulit buah durian 45%

Formula E = Konsentrasi abu kulit buah durian 50%

I = Hasil pewarnaan pada perendaman selama 1 jam

(44)

III = Hasil pewarnaan pada perendaman selama 3 jam

IV = Hasil pewarnaan pada perendaman selama 4 jam

Dari gambar III terlihat bahwa konsentrasi abu kulit buah durian yang

lebih kecil yaitu formula A (30%) pada perendaman IV, menghasilkan warna

coklat terang. Begitu juga dengan formula B (35%) pada perendaman IV

menghasilkan warna coklat terang. Pada formula C menghasilkan warna yang

lebih gelap yaitu warna coklat jika dibandingkan dengan formula A,B,D, dan E.

Hal ini disebabkan karena abu kulit buah durian sebagai pewarna rambut

memberikan warna pirang, sehingga dalam konsentrasi yang cukup tinggi

mempengaruhi warna gelap yang dihasilkan oleh tembaga (II) sulfat dan

pirogalol, serta sediaannya yang cair menyebabkan rambut uban terendam dengan

baik dan terjadi penyerapan warna yang sempurna oleh rambut uban. Formula D

dan E adalah konsentrasi tinggi yaitu 45% dan 50%. Dari hasil penelitian yang

diperoleh semakin besar konsentrasinya hasil pewarnaannya menjadi lebih terang,

hal ini disebabkan karena pengaruh sediaan pewarna rambut yang kental sehingga

tidak terjadi penyerapan warna yang sempurna pada saat proses perendaman.

Pencampuran abu kulit buah durian, pirogalol, dan tembaga (II) sulfat

dapat memperbaiki daya lekat warna pada rambut. Zat warna dapat menempel

lebih kuat pada tangkai rambut, hal ini disebabkan karena molekul – molekul

tersebut menembus kutikula dan masuk ke dalam korteks rambut sehingga terjadi

perubahan warna pada rambut (Ditjen POM, 1985).

Dari hasil pencampuran abu kulit buah durian, pirogalol, tembaga (II)

(45)

lebih bagus (mengarah ke warna gelap), lebih stabil (tidak luntur), dan lebih

bercahaya sehingga terlihat alami.

3.1.3 Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Hasil Pewarnaan Rambut Uban

Dari hasil pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, diketahui

bahwa lamanya waktu perendaman mempengaruhi hasil pewarnaan rambut uban

seperti terlihat pada gambar di bawah ini yang diambil dari formula C.

[image:45.595.117.414.281.403.2]

a b c d

Gambar IV. Pengaruh waktu perendaman terhadap hasil pewarnaan rambut uban

Keterangan:

a = Perendaman 1 jam

b = Perendaman 2 jam

c = Perendaman 3 jam

d = Perendaman 4 jam

Ternyata lama perendaman yang dilakukan selama 4 jam diperoleh hasil

pewarnaan rambut uban yang optimal. Sehingga waktu perendaman dapat

ditentukan selama 4 jam.

Dari gambar IV terlihat bahwa pewarnaan rambut ini terjadi secara

bertahap, sedikit demi sedikit mengubah rambut uban dari putih menjadi warna

(46)

gelap, kemudian pada perendaman selama 2 dan 3 jam mengubah warna dari

pirang gelap menjadi coklat terang, dan pada perendaman selama 4 jam menjadi

coklat.

Menurut Ditjen POM (1985), tembaga (II) sulfat merupakan zat warna

senyawa logam, umumnya memiliki daya lekat yang tidak begitu kuat, sehingga

jika digunakan langsung harus dilakukan pengecatan setiap hari sampai terbangkit

corak warna yang diinginkan, oleh sebab itu untuk memperbaiki daya lekatnya,

maka zat warna senyawa logam ini sering dicampur dengan pembangkit warna

dan zat warna alam. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada formula C yaitu

campuran abu kulit buah durian dengan pirogalol dan tembaga (II) sulfat.

Daya lekat zat warna logam ini juga semakin kuat dengan dilakukannya

perendaman secara bertahap selama 1 - 4 jam. Dapat dilihat pada perendaman

selama 4 jam menghasilkan warna yang lebih gelap yaitu coklat.

Dari pengamatan visual terhadap hasil percobaan yang dilakukan

diperoleh formula yang menghasilkan warna paling gelap yang mengarah kepada

warna coklat, yaitu formula C yang terdiri dari abu kulit buah durian 40%,

pirogalol 1,2%, tembaga (II) sulfat 0,98%. Kemudian formula inilah yang

(47)

3.2 Hasil Evaluasi

3.2.1 Pengamatan Stabilitas Warna 3.2.1.1. Stabilitas Terhadap Pencucian

Dari hasil pencucian terlihat bahwa hasil rambut sebelum dan setelah

pencucian tetap sama, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

[image:47.595.115.490.222.353.2]

a b c d e

Gambar V. Warna rambut sebelum dan setelah pencucian

Keterangan:

a = sebelum pencucian

b = 1 kali pencucian

c = 5 kali pencucian

d = 10 kali pencucian

e = 15 kali pencucian

Dari gambar V terlihat bahwa mulai dari pertama kali pencucian sampai ke

15 kali pencucian warna rambut uban masih sama dengan warna pada saat

sebelum pencucian. Menurut Ditjen POM (1985), warna rambut uban tetap stabil

terhadap pencucian karena adanya pencampuran zat warna alam dengan zat warna

senyawa logam. Campuran tersebut dapat memperbaiki daya lekat warna pada

(48)

disebabkan oleh molekul – molekul zat tersebut menembus kutikula dan masuk ke

dalam korteks rambut sehingga warna tidak mudah hilang pada saat pencucian.

3.2.1.2 Stabilitas Terhadap Sinar Matahari

Warna ditentukan kestabilannya dengan memaparkan rambut selama 5 jam

di bawah sinar matahari. Hasil pengamatan stabilitas warna terhadap sinar

matahari dapat dilihat sebagai berikut:

[image:48.595.114.318.246.381.2]

a b

Gambar VI. Stabilitas warna terhadap sinar matahari

Keterangan:

a = Warna rambut sebelum terkena sinar matahari langsung

b = Warna rambut setelah terkena sinar matahari langsung

Dari gambar VI terlihat bahwa sesudah rambut terkena sinar matahari

langsung warnanya menjadi lebih gelap, hal ini disebabkan sifat dari pirogalol

yang apabila terkena cahaya ataupun udara akan teroksidasi sehingga warna

rambut lebih gelap (Ditjen POM, 1985).

3.2.2 Uji Biologis (Uji Iritasi)

Sediaan pewarna rambut yang hendak dipasarkan untuk konsumen harus

diberikan penandaan yang jelas mengenai cara penggunaan, komposisi, dan kadar

zat yang digunakan. Selain itu, pada etiket tersebut harus tercantum perlu tidaknya

(49)

formulasi sediaan pewarna rambut terjadi reaksi antara komponen sehingga

terbentuk zat yang bersifat iritan atau toksik.

Uji ini dilakukan terhadap 6 orang sukarelawan. Formula yang dipilih

adalah formula C yang terdiri dari abu kulit buah durian 40%, pirogalol 1,2%,

tembaga (II) sulfat 0,98%. Hasil pengujian dapat dilihat dari data pengamatan

[image:49.595.107.467.279.387.2]

yang dilakukan pada masing – masing sukarelawan.

Tabel IV. Data pengamatan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan

No Pernyataan Sukarelawan

I II III IV V VI

1 Eritema - - - -

2 Eritema dan Papula - - - -

3 Eritema, Papula, dan Vesikula - - - -

4 Edema dan Vesikula - - - -

Keterangan:

+ = Ya

- = Tidak

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa formula yang digunakan tidak

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:

1. Abu kulit buah durian, pirogalol, tembaga (II) sulfat dapat diformulasikan

dan digunakan sebagai pewarna rambut.

2. Abu kulit buah durian dalam formula pewarna rambut memberikan warna

mulai dari pirang sampai coklat, dapat menstabilkan warna atau

memberikan daya lekat yang lebih baik sehingga rambut menjadi lebih

bercahaya dan alami.

3. Formula yang menghasilkan warna yang paling gelap adalah formula C

dengan konsentrasi 40% + pirogalol 1,2% + tembaga (II) sulfat 0,98%

berwarna coklat, stabil terhadap pencucian beberapa kali dan sinar

matahari langsung, serta tidak menimbulkan reaksi iritasi pada kulit.

5.2 Saran

Disarankan pada peneliti selanjutnya dapat menghasilkan pewarna rambut

abu kulit buah durian yang diformulasikan dalam bentuk sediaan serbuk atau

bentuk sediaan lain yang menghasilkan warna yang lebih baik dengan waktu

pengecatan yang lebih singkat yang memenuhi persyaratan sebagai pewarna

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. (2010). Durian. Diakses pada tanggal 14 April 2010.

Anonimb. (1960). The Merck Index of Chemical and Drugs Seventh Edition. New

York: Merck & Co.Inc. Hal. 302 - 303

Bariqina, E; dan Ideawati. (2001). Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta:

Adi Cita Karya Nusa. Hal. 1 – 4, 26 – 27

Dalton, J. W. (1985). The Professional Cosmetologist. St. Paul: West Publishing

Company. Hal. 201 – 220

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes. Hal 192 –

193, 1199

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Depkes. Hal. 86,

206 – 219

Putro. Dhody, (1998). Agar Awet Muda. Ungaran: Trubus Agriwidya. Hal. 12 - 15

Rostamailis. (2008). Tata Kecantikan Rambut. Jakarta: Cable Book. Hal. 15 - 22

Soedarya, A.P. (2009). Agribisnis Durian. Bandung: Penerbit CV Pustaka

Grafika. Hal. 18 – 25

Tranggono, R. I. S. Latifah. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 33 – 37

Wasitaatmaja, S. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas

Indonesia. Hal. 58 – 60

Widarto, Heru. (2009). Uji Aktivitas Minyak Atsiri Kulit Durian (Durio Zibethinus

Murr). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah. Hal. 1, 9

(52)

Lampiran 1. Gambar Kulit Buah Durian

(53)

Lampiran 2. Gambar Abu Kulit Buah Durian

(54)

Lampiran 3. Gambar Pewarnaan Rambut

[image:54.595.113.447.427.530.2]

1 jam 2jam 3 jam 4jam

Gambar IX a. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah

durian 30% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

[image:54.595.114.449.650.732.2]

1jam 2jam 3jam 4jam

Gambar IX b. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah

durian 35% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

(55)

1jam 2jam 3jam 4jam

Gambar IX c. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah

durian 40% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

[image:55.595.116.438.221.331.2]

1jam 2jam 3jam 4jam

Gambar IX d. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah

(56)

Lampiran 1. Gambar Pohon Durian

(57)

Lampiran 2. Gambar Kulit Buah Durian

(58)

Lampiran 3. Gambar Abu Kulit Buah Durian

(59)

Lampiran 4. Gambar Pirogalol

(60)

Lampiran 5. Gambar Tembaga II sulfat

(61)

Lampiran 6. Gambar Pewarnaan Rambut

[image:61.595.115.444.92.206.2]

1 jam 2jam 3 jam 4jam

Gambar IX a. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah durian 30% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

[image:61.595.115.448.289.375.2]

1jam 2jam 3jam 4jam

Gambar IX b. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah durian 35% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

1jam 2jam 3jam 4jam

Gambar IX c. Pewarnaan rambut selama 1, 2, 3, 4 jam dalam abu kulit buah durian 40% + pirogalol 4,8% + tembaga (II) sulfat 3,8%

1jam 2jam 3jam 4jam

[image:61.595.116.446.452.543.2] [image:61.595.112.462.608.696.2]
(62)

[image:62.595.141.475.84.170.2]

1jam 2jam 3jam 4jam

(63)

Gambar

Tabel I. Formula Standard
Tabel II. Formula Pewarna Rambut
Gambar I. Natural Color Levels (Dalton, 1985)
Gambar II. Pengaruh Penambahan Bahan dan Campuran Bahan Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana hasil uji organoleptik terhadap jelly dari buah apel hijau ( Malus domestica ) yang ditambahkan pektin dari albedo kulit durian ( Durio zibethinus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi daging buah dan albedo durian berpengaruh terhadap kualitas selai lembaran durian (Durio zibethinus Murr.) yang dihasilkan meliputi

Kombinasi daging buah dan albedo durian (Durio zibethinus Murr.) berpengaruh terhadap kualitas selai lembaran durian (Durio zibethinus Murr.) yang dihasilkan, meliputi kadar air,

(Durio zibethinus ) pada waktu 48 jam sampai 192 jam memiliki pengaruh waktu yang nyata terhadap kada etanol limbah kulit durian (Durio zibethinus ), hal ini dibuktikan

Kata kunci: Ekstrak buah rumbia (Metroxylon sagu Rottb .), pirogalol, tembaga (II) sulfat, xanthan gum, formula pewarna rambut. Universitas

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan bahwa ekstrak etanol kulit buah durian ( Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan dan

Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Metanol Kulit Durian ( Durio zibethinus Murr.) Varietas Petruk.. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi daging buah dan albedo durian berpengaruh terhadap kualitas selai lembaran durian (Durio zibethinus Murr.) yang dihasilkan meliputi