PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN
(Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
ABDUL RAHMAN 090907033
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : ABDUL RAHMAN
NIM : 090907033
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul : Pengaruh Budaya PerusahaanTerhadap Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara).
Medan, Juli 2013
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Onan Marakali Siregar S.Sos M.Si
NIP: 195908161986111001 Prof. Dr.Marlon Sihombing, M.A
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIP : 19680525199203100 Prof.Dr.Badaruddin,Msi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : ABDUL RAHMAN
NIM : 090907033
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul : Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara).
yang dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Panitia Penguji
Ketua : ( ……….. )
NIP :
Anggota I : ( ……….. )
NIP :
Anggota II : ( ……….. )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya dan atas segala keridhoannya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik oleh penulis.
Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis (S.AB) dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berjudul “PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN
TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN (Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)”. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bagaimana pengaruh budaya perusahaanterhadap pencapaian tujuan perusahaan pada PT Perkebunan
Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memiliki banyak hambatan dan keterbatasan pengetahuan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan dan keikhlasan serta kerendahan hati penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu, mendorong, dan
memberikan motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
memberikan semangat , membiayai , dan mendoakan penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. DR. Marlon Sihombing , MAselaku KetuaProgram Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.
3. Bapak Muhammad Arifin Nasution , S.Sos. MSP selakuSekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.
4. Ibu Siswati Saragih, S.sos. MSP selaku pegawai bagian kemahasiswaan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang tidak pernah lelah membantu seluruh mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Bisnis, khususnya penulis dalam memudahkan urusan administrasi pada penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Onan Marakali,S.Sos. Msi, selaku Dosen Pembimbing sehingga penulisdapat menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik.
6. Bapak Prof. Dr. Badaruddin.Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
7. Ibu Nurlela Ketaren. S.Sos. MSP selaku Dosen Penguji Seminar Proposal Skripsi Penulis, yang memberikan banyak masukan terhadap perbaikan skripsi penulis.
8. Bapak Agus Edy Rangkuti. SE. Msi dan Bapak Armauliza Septiawan S.Sos. Msi selaku Dosen yang selalu ada untuk memberikan masukan-masukan yang luar biasa untuk penulis yang sangat membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Staf Pengajar / Dosen di Prodi Ilmu Administrasi Bisnis Fisip USU dan Seluruh Staf / Pegawai yang bekerja di FISIP USU.
10.Abangda Ahmad Farid selaku Bagian Pendidikan Ilmu Administrasi Bisnis.
12.Bapak Haryono selaku Karyawan SDM PTPN IV Unit Kebun Pabatu, yang selalu membantu penulis dalam hal pembagian kuesioner kepada karyawan.
13.Keluarga Bapak Ismail Marzuki selaku wali asuh penulis selama menjalani proses kegiatan risetdi PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara.
14.Someone Special Suci Larasati, yang selalu ada bersama penulis disaat kapan pun dan tiada hentinya memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, terutama membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
15.Teman-teman Pasukan Perang, Agus, Alam, Fahru, Yudhi, Wisnu, Rangga, Topan, Fuji Begok, Baam, Faisal Gajah, Yudha Plenger, Ega,
Jimmy Ezon, Sony, Samuel, Erwinto, Robet, Fery, Juju yang merupakan kawan-kawan gila yang selalu bersama dengan penulis selama 4 tahun menjalani proses perkuliahan.
16.Teman-teman AB 2009 Kelas A juga yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang selalu bersama-sama selama 4 tahun ini, semoga kedekatan kita semua tidak hanya sampai di masa perkuliahan ini saja ya kawan-kawan.
17.Seluruh teman – teman yang berada di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU dari stambuk 2009-2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
18.Seluruh kawan-kawan yang berada dalam Tim Pemenangan FisOne yang juga sering memotivasi dan memberi masukan kepada penulis, Bembenk Gelap, Nico Bibir, Frans Aweng, dll.
Masih banyak orang-orang yang belum dapat penulis sebutkan satu persatu.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Medan , 24 Juli 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL………... DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR………. DAFTAR LAMPIRAN………..
2.1.1. Pengertian Budaya Perusahaan ... 11
2.1.2. Karakteristik Budaya Perusahaan ... 12
2.1.3. Fungsi Budaya Perusahaan ... 16
2.1.4. Faktor Pembentuk Budaya Perusahaan ... 19
2.1.5. Level Budaya Perusahaan... 20
2.1.6. Pewarisan Budaya Perusahaan ... 22
2.1.7. Perubahan Budaya Perusahaan ... 24
2.1.8. Langkah-langkah Memperkuat Budaya Perusahaan ... 25
2.2. Tujuan Perusahaan ... 25
2.2.1. Pengertian Tujuan Perusahaan ... 25
2.2.2. Klasifikasi Tujuan Perusahaan ... 26
2.2.3. Karakteristik Tujuan Perusahaan ... 28
2.2.4. Manfaat Tujuan Perusahaan ... 29
2.2.5. Faktor-Faktor Penetapan Tujuan Perusahaan ... 30
2.3. Kerangka Konseptual... 31
3.9. Teknik Analisa Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 44
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitiaan ... 44
4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 44
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 51
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 52
4.1.4. Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang-Bidang Kerja... .... 53
4.2. Penyajian Data ... 61
4.2.1. Identitas Responden ... 61
4.2.2. Analisis Penjelasan Responden Atas Instrumen Variabel 64 4.3. Analisa Data ... 77
BAB V PENUTUP……... 87
5.1. Kesimpulan……... 87
5.2. Saran……… 88
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Indikator Variabel Penelitian ... 36
Tabel 4.1. Rak Unit Kebun Pabatu ke Tempat-Tempat Penting Sekitar Kebun ... 48
Tabel 4.2. Luas Areal PTPN IV Unit Kebun Pabatu... 49
Tabel 4.3. Produksi PTPN IV Unit Kebun Pabatu ... 49
Tabel 4.4. Rendamen ... 49
Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 61
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 62
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 63
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Bidang Kerja ... 64
Tabel 4.10. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 1 ... 64
Tabel 4.11. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 2 ... 65
Tabel 4.12. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 3 ... 66
Tabel 4.13. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 4 ... 67
Tabel 4.14. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 5 ... 68
Tabel 4.15. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 6 ... 68
Tabel 4.16. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 7 ... 69
Tabel 4.17. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 8 ... 70
Tabel 4.18. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 9 ... 71
Tabel 4.19. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 10 ... 72
Tabel 4.20. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 11 ... 72
Tabel 4.21. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 12 ... 73
Tabel 4.22. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 1 ... 74
Tabel 4.23. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 2 ... 75
Tabel 4.24. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 3 ... 75
Tabel 4.25. Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan Nomor 4 ... 76
Tabel 4.26. Case Processing Summary Output Variabel X ... 77
Tabel 4.27. Item Statistic Output Variabel X ... 77
Tabel 4.28. Item Total Statistic Output Variabel X ... 78
Tabel 4.29. Case Processing Summary Output Variabel Y ... 78
Tabel 4.30. Item Statistic Output Variabel Y ... 79
Tabel 4.31. Item Total Statistic Output Variabel Y ... 79
Tabel 4.32. Reliability Statistic Output Variabel X ... 80
Tabel 4.33. Reliability Statistic Output Variabel Y ... 80
Tabel 4.34. One-Sample Kolmolgorov-Smirnov Test ... 81
Tabel 4.35. Unstandardized Coefficients Output Regresi ... 81
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Syarat Pengajuan Judul Skripsi 3. Permohonan Judul Skripsi 4. Penugasan Dosen Pembimbing
5. Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 6. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 7. Berita Acara Seminar Proposal
8. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal 9. Surat Izin Penelitian
10.Kartu Kendali Bimbingan Skripsi 11.Tabulasi Jawaban Kuesioner Penelitian 12.Out Put SPSS
ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN
(Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)
Nama : Abdul Rahman NIM : 090907033
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos,M.Si
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya merupakan pengaruh dari seluruh faktor pada perusahaan tersebut.Setiap faktor memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya karena sumber daya manusia yang menjalankan seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan seperti keahlian, manajemen yang bertanggungjawab, kepemimpinan yang luar biasa, kesederhanaan organisasi perusahaan, kepegawaian yang efektif, tugas yang menantang, perencanaan dan pengendalian tujuan serta pelatihan yang khusus, dan sebagainya.Namun selain faktor-faktor di atas, ada faktor lain yang “tidak tampak” yang lebih menentukan perusahaan dalam mencapai tujuannya.Faktor tersebut adalah budaya perusahaan.Keunggulan perusahaan ditentukan oleh unggul atau tidaknya budaya perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sehingga secara tidak langsung pencapaian tujuan perusahaan akan dapat dilihat dari keunggulan budaya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar budaya perusahaan yang diterapkan PTPN IV Unit Kebun Pabatu berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (budaya perusahaan) terhadap variabel Y (tujuan perusahaan) dan bagaimana hubungan keduanya.Sampel penelitian ini sebanyak 125 orang sebesar 15% dari populasi yaitu 1127 karyawan.Teknik analisis data menggunakan rumus regresi linier sederhana dan koefisien determinasi untuk melihat pengaruh budaya perusahaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapat hasilnya adalah model persamaan regresi linier sederhana Y= 3,907 + 0,237X dan koefisien determinasi pengaruh budaya perusahaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan pada PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara sebesar 37,1%
ABSTRACT
EFFECT ON CORPORATE CULTURE GOAL ACHIEVEMENT COMPANY
(Study on PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)
Name : Abdul Rahman NIM : 090907033
Dept : ScienceBusiness Administration/Business Faculty : Social and PoliticalSciences
Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos,M.Si
The success of a company in business is the influence of all the factors in the company. Each factor has an important role in achieving the company's goals that have been set. Human resources are the main factors that determine the success of a company in achieving its goals for human resources to run all of the activities within the company.
There are many factors that affect the achievement of corporate goals such as expertise, responsible management, outstanding leadership, organizational simplicity of the company, effective civil, challenging tasks, planning and control purposes as well as specialized training, and so on. But in addition to the factors above, there are other factors that "do not look" better define the company in achieving its goals. These factors is the company culture. Superior corporate excellence is determined by whether or not the culture of a company owned by the company. Thus indirectly to the achievement of corporate goals can be seen from the culture of excellence that is owned by the company.
This study aims to determine how big the company culture applied PTPN IV Unit Kebun Pabatu affect the achievement of its objectives.
The method used in this research is quantitative research methods associative approach that aims to determine how much influence the variable X (corporate culture) to variable Y (corporate goals) and how their relationship. The study sample as many as 125 people at 15% of the population is 1127 employees. Analysis using simple linear regression equation and the coefficient of determination to see the influence of corporate culture to the achievement of corporate goals.
Based on the results of research conducted the obtained result is a model of a simple linear regression equation Y = 3.907 + 0.237 X and the coefficient of determination influence of corporate culture to the achievement of corporate goals at PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara by 37.1%
ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN
(Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)
Nama : Abdul Rahman NIM : 090907033
Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Onan Marakali Siregar, S.Sos,M.Si
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya merupakan pengaruh dari seluruh faktor pada perusahaan tersebut.Setiap faktor memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya karena sumber daya manusia yang menjalankan seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan seperti keahlian, manajemen yang bertanggungjawab, kepemimpinan yang luar biasa, kesederhanaan organisasi perusahaan, kepegawaian yang efektif, tugas yang menantang, perencanaan dan pengendalian tujuan serta pelatihan yang khusus, dan sebagainya.Namun selain faktor-faktor di atas, ada faktor lain yang “tidak tampak” yang lebih menentukan perusahaan dalam mencapai tujuannya.Faktor tersebut adalah budaya perusahaan.Keunggulan perusahaan ditentukan oleh unggul atau tidaknya budaya perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sehingga secara tidak langsung pencapaian tujuan perusahaan akan dapat dilihat dari keunggulan budaya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar budaya perusahaan yang diterapkan PTPN IV Unit Kebun Pabatu berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (budaya perusahaan) terhadap variabel Y (tujuan perusahaan) dan bagaimana hubungan keduanya.Sampel penelitian ini sebanyak 125 orang sebesar 15% dari populasi yaitu 1127 karyawan.Teknik analisis data menggunakan rumus regresi linier sederhana dan koefisien determinasi untuk melihat pengaruh budaya perusahaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapat hasilnya adalah model persamaan regresi linier sederhana Y= 3,907 + 0,237X dan koefisien determinasi pengaruh budaya perusahaan terhadap pencapaian tujuan perusahaan pada PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara sebesar 37,1%
ABSTRACT
EFFECT ON CORPORATE CULTURE GOAL ACHIEVEMENT COMPANY
(Study on PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara)
Name : Abdul Rahman NIM : 090907033
Dept : ScienceBusiness Administration/Business Faculty : Social and PoliticalSciences
Supervisor : Onan Marakali Siregar, S.Sos,M.Si
The success of a company in business is the influence of all the factors in the company. Each factor has an important role in achieving the company's goals that have been set. Human resources are the main factors that determine the success of a company in achieving its goals for human resources to run all of the activities within the company.
There are many factors that affect the achievement of corporate goals such as expertise, responsible management, outstanding leadership, organizational simplicity of the company, effective civil, challenging tasks, planning and control purposes as well as specialized training, and so on. But in addition to the factors above, there are other factors that "do not look" better define the company in achieving its goals. These factors is the company culture. Superior corporate excellence is determined by whether or not the culture of a company owned by the company. Thus indirectly to the achievement of corporate goals can be seen from the culture of excellence that is owned by the company.
This study aims to determine how big the company culture applied PTPN IV Unit Kebun Pabatu affect the achievement of its objectives.
The method used in this research is quantitative research methods associative approach that aims to determine how much influence the variable X (corporate culture) to variable Y (corporate goals) and how their relationship. The study sample as many as 125 people at 15% of the population is 1127 employees. Analysis using simple linear regression equation and the coefficient of determination to see the influence of corporate culture to the achievement of corporate goals.
Based on the results of research conducted the obtained result is a model of a simple linear regression equation Y = 3.907 + 0.237 X and the coefficient of determination influence of corporate culture to the achievement of corporate goals at PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara by 37.1%
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan organisasi sebenarnya sudah ada sejak sejarah awal peradaban manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, tidak semua
orang sadar bahwa mereka sebenarnya telah berorganisasi. Berkembangnya kesadaran mengenai pentingnya organisasi bagi setiap orang sebenarnya melalui
perjalanan yang sangat lama dibandingkan dengan peradaban manusia itu sendiri.Karena baru dalam beberapa tahun terakhir orang mulai cenderung untuk melakukan studi tentang organisasi beserta perilakunya secara mendalam.
Organisasi sebagai tempat atau wadah di mana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-parasarana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama yang dimaksud adalah
kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan.
Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola
dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama yang dikenal dengan sebutan budaya organisasi.
Budaya organisasi disebut juga budaya perusahaan dan budaya kerja, karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia
(SDM).Makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.
Budaya perusahaan (corporate culture) memang sulit didefinisikan secara
tegas dan sulit diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan tersebut.Suatu perusahaan yang mempunyai budaya
perusahaan yang kuat bahkan dapat terlihat atau teramati oleh peninjau dari luar perusahaan yang mengamati. Pengamat tersebut akan merasakan suasana yang khas dan lain dari pada yang lain, di dalam perusahaan tersebut, bila dibandingkan
dengan perusahaan lainnya.
Perusahaan bukan lagi hanya tempat berkarya mencari nafkah, tetapi lebih
dari itu, diyakini sebagai tempat dimana individu merasa memperoleh nilai tambah dan dapat mengembangkan diri.Agar karyawan tetap mejadi lebih menyenangkan, maka budaya perusahaan harus bersifat dinamis, artinya harus
terbuka, adaptif dan siap berubah sesuai yang terjadi di lingkungan intern maupun ekstern perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam menghadapi perubahan zaman didasari dengan adanya kesadaran dalam sebuah perusahaan dalam membangun budaya perusahaan atau budaya korporasi. Budaya korporasi mulai dilirik dan diminati
yang merosot dan ekspor komoditi non-migas didorong oleh pemerintah. Perusahaan-perusahaan menengah dan besar di Indonesia merasakan pentingnya
suatu budaya korporasi dan oleh karena itu mereka berusaha merumuskan dan menginternalisasikannya kepada karyawan perusahaan (Ndraha, 2005: 249).
Pemahaman terhadap budaya perusahaan atau budaya korporasi dilakukan kepada seluruh anggota yang ada dalam perusahaan tersebut.Ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi karyawan ataupun pimpinan perusahaan. Hadirnya
budaya korporasi akan menciptakan kesesuaian atau kesamaan nilai antar karyawan dengan lingkungan perusahaan yang akan lebih mudah menggerakkan
sumber daya manusia untuk mencapai kemajuan dari suatu perusahaan.
Menurut Robbins dalam Moeljono (2003: 21), ada beberapa hal mengapa budaya korporat itu menjadi penting dalam sebuah perusahaan.Pertama, budaya
mempunyai suatu peran pembeda. Hal ini berarti bahwa budaya korporat menciptakan pembedaan yang jelas antara satu perusahaan dengan perusahaan
yang lain. Kedua, budaya korporat membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota perusahaan.Ketiga, budaya korporat mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan
individual.Keempat, budaya korporat itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Terkait dengan point keempat, budaya korporat dapat berfungsi sebagai perekat
Jika sebuah perusahaan dianggap mencapai suatu kesuksesan, visi pendirilah yang dipandang sebagai faktor utama penentu keberhasilan tersebut.
Pada titik itu seluruh kepribadian para pendiri akan berbaur dan melekat dalam budaya perusahaan.
Sumatera Utara merupakan daerah di mana dapat ditemukan berbagai perusahaan perkebunan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, antara lain : PT. Perkebunan Nusantara, PT. Socfin, PT. Lonsum, PT. Dami Mas,
PT. Tunggal Yunus, dan PT. Bina Sawit Makmur dan Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS), dan sebagainya.
PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman,
kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan
kegiatan pendukung lainnya.
PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budi daya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit
Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal.
Perusahaan yang memfokuskan usahanya pada tanaman kelapa sawit ini
sehingga masih terus melakukan proses produksi dengan terus menunjukkan taraf peningkatan di setiap hasil produksinya dengan melakukan pengelolaan
perkebunan yang dilakukan dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan keahlian di bidang agro-industri dan agro-manajemen serta tenaga
kerja yang terampil dan professional.
PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) memiliki beberapa Grup Unit Usaha yang dibangun oleh perusahaan perkebunan dengan kelengkapan fasilitas
pengolahan dan dimiliki oleh perusahaan perkebunan tersebut dan dipersiapkan untuk menjadi pelaksana produksi untuk hasil produksi di setiap daerahnya di
Sumatera utara yang salah satunya adalah Unit kebun Pabatu yang terletak di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Kebun pabatu merupakan salah satu grup Unit Usaha PTPN IV yang
berpusat di Medan, Sumatera Utara, yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak kelapa sawit naksara
(CPO) dan minyak inti kelapa sawit (PKO). Pada awalnya kebun pabatu merupakan perkebunan tembakau di bawah kekuasaan Belanda Bandar Oile
Colture Maschapay/BOCM.Pada tahun 1968-1978 hingga sesuai dengan PP No.
9/1996 berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (persero).
Sama halnya dengan perusahaan lain, Unit Kebun Pabatu juga memiliki
sumber-sumber potensial untuk menunjang laju perkembangan perusahaan yang termasuk di dalamnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah para karyawan yang telah
dalam perjalanan menjadi seorang karyawan yang masih belum mengenal budaya korporasi tempatnya bekerja (para karyawan baru) proses sosialisasi budaya
korporasi menjadi suatu hal yang penting agar para karyawan baru dapat mengerti nilai-nilai dan visi misi perusahaan yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu sendiri memiliki visi untuk menjadi perusahaan agrobisnis (perkebunan) yang tangguh dan mampu
bersaing baik di sector hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional. Nilai-nilai budaya korporasi yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun
Pabatu adalah integritas, jujur, bertanggung jawab, kerja sama, saling menghormati, peduli, unggul, disiplin dan perbaikan terus menerus.
Adapaun gejala-gejala yang menjadi permasalahan di PTPN IV Unit
Kebun Pabatu berdasarkan pengamatan penulis adalah sulitnya menerapkan budaya perusahaan tersebut karena beberapa faktor antara lain:
1. Para karyawan memiliki budayanya masing-masing dalam bekerja. 2. Adanya Gaya Feodal yang masih begitu mempengaruhi sistem
kerja.
3. Sulitnya merubah pandangan karyawan untuk dapat mengikuti globalisasi.
Adapun Penelitian Terdahulu yang menjadi acuan penulis dalam Penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Harisa, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Sogo Sun
Plaza)” pada tahun 2010 dengan hasil penelitian “Terdapat hubungan
yang kuat antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
sebesar 0,641. Berdasarkan uji determinan diketahui bahwa budaya
organisasi mempengaruhi kinerja pegawai dengan tingkat pengaruh
sebesar 41%. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh
antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dapat
diterima.”
2. Indriani, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Budaya Korporasi PT.
PP London Sumatra Indonesia Tbk” pada tahun 2011 dengan hasil
penelitian “Bahwa budaya korporasi merupakan suatu aturan yang sudah baku yang dirumuskan oleh para pendiri perusahaan yang
menjadikannya ciri khas PT. Lonsum dalam menjalankan kegiatan
perusahaan demi terwujudnya tujuan perusahaan. Perusahaan tidak
dapat langsung menanamkan nilai-nilai budaya korporat tanpa
terlebih dahulu melalui proses pembelajaran atau sosialisasi yang
berwujud pelatihan-pelatihan yang diberikan pada karyawan baru.
diberikan untuk karyawan atau staf baru. Para karyawan atau staf
yang mengalami kenaikan pangkat itu biasanya hanya diberi
pelatihan-pelatihan yang berkenaan dengan kepemimpinan dan
manajemen. ”
3. Lili, Mahasiswi Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Pendawa” pada tahun 2010
dengan hasil penelitian “bahwa budaya organisasi (X) berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan (Y) pada PT Sinar Pandawa.”
4. Pasaribu, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Honda
Istana Deli Kencana I.” pada tahun 2009 dengan hasil penelitian
“semakin besar budaya perusahaan pada PT. Honda IDK I maka
produktivitas kerja karyawannya akan semakin meningkat. Dan dari
koefisien determinasi kita dapat melihat bahwa budaya perusahaan
pada PT. Honda IDK I berpengaruh 15,00 % terhadap produktivitas
kerja karyawannya. Dimana hasil ini didukung oleh pendapat Timpa
Dale A. dan Muchdarsyah Sinungan yang menyatakan bahwa salah
satu aspek yang mempengaruhi produktivitas kerja karyarwan
adalah budaya perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat Harris
diperhitungkan dalam meningkatkan produktivitas selain
komponen-komponen manajemen lainnya.”
5. Sirait, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan.” Pada tahun 2009 dengan
hasil penelitian “Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
budaya organisasi dan produktivitas kerja pegawai.”
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disebutkan bahwa budaya perusahaan merupakan salah satu acuan baku yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dimana baik buruknya proses perkembangan laju
perusahaan akan dapat dilihat dari budaya perusahaan yang melekat pada perusahaan tersebut.
Oleh sebab itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pentingnya budaya perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan PTPN IV Unit Kebun Pabatu dan menyusunnya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “
Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Pencapaian Tujuan Perusahaan
Pada PTPN IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang
Pengaruh dari Budaya Perusahaan yang diterapkan PTPN IV Unit Kebun
Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara terhadap Pencapaian Tujuan
Perusahaannya?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui seberapa besar Budaya Perusahaan yang diterapkan
PTPN IV Unit Kebun Pabatu tersebut berpengaruh terhadap Pencapaian Tujuan Perusahaannya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Secara Subjektif, sebagai suatu sarana melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan
untuk menuliskannya dalam bentu karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasinya yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis.
2. Secara Akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara
3. Secara Praktis, bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Budaya Perusahaan
2.1.1 Pengertian Budaya Perusahaan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa budaya merupakan pola bagi prilaku manusia dan kebiasaan yang diciptakan oleh
manusia.Budaya di sini mengacu pada pola tindakan dan prilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari.Apa yang dilakukan, benda apa yang
digunakan dan untuk apa ia melakukan tindakan tersebut.
Seperti halnya seorang manusia, organisasi juga memiliki sifat dan prilaku.Seseorang biasanya memiliki ciri atau sifat pembawaan yang stabil
dan konsisten sehingga dapat membantu kita untuk memperkirakan sikap dan prilakunya.Organisasi juga dapat diwarnai dengan inovatif,
konservatif, serta bersahabat dan lain sebagainya.Ciri atau sifat pembawaan ini pada gilirannya dapat digunakan untuk memperkirakan sikap dan prilaku karyawan yang berada di dalam suatu perusahaan.
J. Scherriton & J.L. Stern dalam Tika ( 2006 : 6) menyatakan bahwa budaya perusahaan umumnya terkait dengan lingkungan atau
personalitas organisasi dengan segala dimensi masalah yang dihadapi. Sedangkan menurut Robbins (2001), budaya perusahaan adalah sekumpulan sistem nilai yang diakui dan dibuat oleh semua anggotanya
Pendapat lainnya tentang defenisi budaya perusahaan dijelaskan oleh Deal and Kennedy dalam bukunya Coorporate Culture (1982), yaitu
nilai inti sebagai esensi falsafah perusahaan untuk mencapai sukses yang didukung semua warga organisasi dan memberikan pemahaman tentang
arah bersama dan menjadi pedoman perilaku mereka dari hari ke hari. J.P. Kotter & J.L. Heskett (1990) juga menjelaskan defenisi budaya perusahaan sebagai nilai dan praktik yang dimiliki bersama di seluruh kelompok
dalam suatu perusahaan, sekurang-kurangnya dalam manajemen senior. Budaya dalam suatu organisasi terdiri dari nilai yang dianut bersama dan
norma perilaku kelompok.
Menurut Mondy (1993), budaya perusahaan merupakan sistem-sistem nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam organisasi yang
berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku. Sedangkan Matsumoto (1996), mendefenisikan budaya perusahaan sebagai
seperangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang dipegang oleh sekelompok orang dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya.
2.1.2Karakteristik Budaya Perusahaan
Stepen P. Robbins dalam Tika (2006 : 11) menyatakan ada 10 karakteristik yang apabila dicampur dan dicocokkan, akan menjadi budaya organisasi atau budaya perusahaan. Kesepuluh karakteristik tersebut
1. Inisiatif Individual
Yang dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung
jawab, kebebasan atau independensi yang dimiliki setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Inisiatif individu
tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan
2. Toleransi terhadap Tindakan Berisiko
Dalam budaya perusahaan perlu ditekankan, sejauh mana para
pegawai dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko. Suatu budaya perusahaan dikatakan baik, apabila dapat memberikan toleransi kepada anggota/para
pegawai untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani mengambil
resiko terhadap apa yang dilakukannya. 3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu
organisasi/perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.Sasaran dan harapan tersebut jelas
tercantum dalam visi, misi, dan tujuan perusahaan.Kondisi ini dapat nerpengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.
Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi
untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakkan unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas
dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan. 5. Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer
dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.Perhatian manajemen
terhadap bawahan (karyawan) sangat membantu kelancaran kinerja suatu organisasi/perusahaan.
6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku dalam suatu organisasi atau
perusahaan.Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai/karyawan
dalam suatu organisasi atau perusahaan. 7. Identitas
Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggota/karyawan suatu organisasi/perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai
tertentu.Identitas diri sebagai satu kesatuan dalam perusahaan sangat membantu manajemen dalam mencapai tujuan dan
sasaran organisasi/perusahaan. 8. Sistem Imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan atas
senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.Sistem imbalan yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai dapat mendorong
pegawai/karyawan suatu organisasi/perusahaan untuk bertindak dan berperilaku inovatif dan mencari prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.
Sebaliknya, sistem imbalan yang didasarkan atas senioritas dan pilih kasih, akan berakibat tenaga kerja yang punya
kemampuan dan keahlian dapat berlaku pasif dan frustasi. Kondisi semacam ini dapat berakibat kinerja organisasi/perusahaan menjadi terhambat.
9. Toleransi terhadap Konflik
Sejauh mana para pegawai/karywan didorong untuk
mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan.Namun, perbedaan pendapat atau kritik
perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
10.Pola Komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan
yang formal.Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
2.1.3 Fungsi Budaya Perusahaan
Dalam Tika (2006 : 14), dapat diketahui bahwa fungsi utama budaya organisasi adalah sebagai berikut :
1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi, maupun
kelompok lain.
Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki
oleh suatu organisasi/perusahaan yang tidak dimiliki organisasi/perusahaan lain.
2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan.Mereka bangga sebagai seorang pegawai/karyawan suatu
Hal ini dapat tergambarkan di mana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan diatur secara
efektif.
4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.
Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh
perusahaan, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kea rah yang
sama.
5. Sebagai integrator.
Budaya organisasi/perusahaan dapat dijadikan sebagai integrator
karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar di mana setiap
unit terdapat sub budaya baru. Demikian pula dapat mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang
berbeda.
6. Membentuk perilaku bagi para karyawan.
Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.
7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok
Masalah utama yang sering dihadapi organisasi adalah masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi
internal.Budaya organisasi diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.
8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.
Fungsi budaya oeganisasi/perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, penentuan
positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. 9. Sebagai alat komunikasi.
Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antaranggota organisasi.Budaya sebagai alat komunikasi tercemin pada
aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku.Kata-kata mencerminkan kegiatan
dan politik organisasi.Material merupakan indicator dari status dan kekuasaan, sedangkan perilaku merupakan tindakan-tindakan realistis yang pada dasarnya dapat dirasakan oleh semua insan yang
ada dalam organisasi.
10.Sebagai penghambat berinovasi
Budaya organisasi dapat juga sebagai penghambat dalam berinovasi.Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan
lingkungan tidak cepat dilakukan adaptasi oleh pimpinan organisasi.Demikian pula pimpinan organisasi masih berorientasi
pada kebesaran masa lalu.
2.1.4Faktor Pembentuk Budaya Perusahaan
Deal & Kennedy dalam Tika ( 2006 : 16 ). Membagi lima unsur pembentuk budaya sebagai berikut.
1. Lingkungan Usaha
Kelangsungan hidup organisasi (perusahaan) ditentukan oleh
kemampuan perusahaan memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan
perusahaan agar bisa berhasil. Lingkungan usaha yang berpengaruh anatara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan,
teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Sehubungan dengan itu, perusahaan harus melakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi lingkungan tersebut antara lain seperti
kebijakan penjualan, penemuan baru, atau pengelolaan biaya dalam menghadapi realitas pasar yang berbeda dengan lingkungan
usahanya. 2. Nilai – Nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianu oleh sebuah
pedoman berpikir dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuan/misi organisasi.
3. Pahlawan
Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan
nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata.Pahlawan bisa berasal pendiri perusahaan, para manajer, kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi.
4. Ritual
Ritual merupakan tempat di mana perusahaan secara simbolis
menghormati pahlawan-pahlawannya.Karyawan yang berhasil memajukan perusahaan diberikan penghargaan yang dilaksanakan secara ritual setiap tahunnya.
5. Jaringan Budaya
Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada
dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi.
2.1.5 Level Budaya Perusahaan
Schein dalam Tika ( 2006 : 22 ). Membagi level budaya perusahaan menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut.
Artifak mencakup semua fenomena yang bisa dilihat, didengar, dan dirasakan. Pada level artifak dan kreasi, konstruksinya dilakukan
secara lingkungan fisik dan social. Pada level ini orang dapat melihat ruang fisik, produk teknologi kelompok, bahan tertulis dan
bahan tidak tertulis, produk seni dan perilaku nyata anggota organisasi. Dalam hal ini termasuk gaya berpakaian, penampilan emosional, mitos dan sejarah organisasi, nilai-nilai yang muncul
dalam komunikasi seperti ritual,seremonial, dan sebagainya. Setiap kenampakan kehidupan kelompok menghasilkan artifak dan
menciptakan masalah klasifikasi. 2. Nilai – Nilai
Nilai-nilai adalah solusi yang muncul dari seorang pemimpin
dalam organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi tersebut.Nilai-nilai dapat mencerminkan
falsafah dan misi organisasi, tujuan, standar, dan larangan-larangan.Solusi-solusi ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan menjadi bagian budaya organisasi.
3. Asumsi Dasar
Asumsi dasar ini merupakan bagian budaya organisasi yang paling
utama.Asumsi dasar menjadi jaminan (taken for granted) bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya.Dalam asumsi dasar terdapat petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi
menjelaskan kepada anggota kelompok bagaimana merasakan, memikirkan segala sesuatu. Simbolisasi merupakan proses yang
menghasilkan realitas; bentuk simbolis adalah organ realitas. Realitas merupakan tindakan dari imajinasi yang dijalani sebagai
cara dan efek yang membawa sesuatu yang gambling bagi kehidupan. Perspektif dimaksudkan sebagai norma sosial dan peraturan baik tertulis atau tidak tertulis yang mengatur bagaimana
para anggota organisasi harus berperilaku dalam situasi-situasi khusus.
Dari uraian di atas, dapat di ketahui bahwa level budaya organisasi terdiri dari lima dimensi, yaitu
a. Artifak
b. Nilai-nilai c. Asumsi
d. Symbol e. Perspektif.
2.1.6 Pewarisan Budaya Perusahaan
Pewarisan (learning) diartikan sebagai proses pembelajaran untuk
melestarikan budaya organisasi dari pimpinan/pendiri oeganisasi dan/atau anggota kelompok kepada anggota-anggota baru dengan maksud agar budaya organisasi dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku oleh seluruh
1. Berbagi Nilai (Value Sharing)
Shared diartikan oleh Taliziduhu sebagai berbagi nilai yang
sama yang dianut oleh sebanyak mungkin warga organisasi.Shared menurut Sathe (dalam buku Taliziduhu
Ndhara) terbagi atas:
a. Shared things misalnya pakaian seragam
b. Shared sayings misalnya ungkapan-ungkapan bersayap
c. Shared doings misalnya pertemuan, kerja bakti
d. Shared feelings misalnya turut belasungkawa, ucapan
selamat, dan sebagainya. 2. Seleksi
Proses seleksi merupakan tindakan awal untuk
memperkenalkan budaya organisasi kepada pelamar atau calon anggota baru organisasi. Dengan memperkenalkan budaya
organisasi, maka dapat memilih melanjutkan atau mundur setelah mengetahui standar/kriteria yang ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.
3. Tindakan Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap
budaya organisasi.Perilaku pimpinan puncak dapat ditiru sebagai suri teladan oleh anggota-anggota organisasi.Demikian pula perintah dan larangan yang dibuat oleh pimpinan puncak
4. Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penyesuaian diri anggota-anggota
baru terhadap budaya organisasi dalam memasuki suatu organisasi/perusahaan. Sosialisasi organisasi merupakan
mekanisme kunci yang digunakan untuk menanamkan budaya organisasi. Proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut.
a. Sosialisasi Antisipasi (Tahap Kedatangan) b. Pertemuan
c. Perubahan dan Pemahaman yang Bertambah (Tahap Metamorfosis)
5. Media Pewarisan Budaya Organisasi
Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembentukan dan pewarisan budaya organisasi, yaitu :
a. Cerita b. Ritual
c. Simbol Material
d. Bahasa
2.1.7Perubahan Budaya Perusahaan.
Menurut Dyer dalam Tika (2006 : 97), proses perubahan budaya organisasi dapat terjadi karena dipicu oleh krisis tertentu yang
dengan krisis, terjadi juga penguraian pola pemeliharaan simbol-simbol, keyakinan,keyakinan, dan struktur-struktur yang mendukung dan
melandasi budaya lama.
Menurut Schein dalam Tika (2006 : 98), jenis perubahan budaya
dalam organisasi tidak hanya tergantung dari tahap pengembangan organisasi, tetapi juga tergantung dari derajat kesiapan organisasi untuk berubah, baik yang disebabkan oleh krisis eksternal maupun
kekuatan-kekuatan internal yang berubah.
2.1.8 Langkah-Langkah Untuk Memperkuat Budaya Perusahaan.
Untuk memperkuat budaya organisasi/perusahaan, ada beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi sebagai
berikut :
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya perusahaan.
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi. 3. Memberikan contoh atau teladan.
4. Membuat acara-acara rutinitas.
5. Memberikan penilaian dan penghargaan.
2.2 TujuanPerusahaan
2.2.1 Pengertian Tujuan Perusahaan.
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur,
program, pola, kebijaksanaan, strategi, anggaran, dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (Wursanto : 2005 : 55).
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari misi utama organisasi. Tujuan utama tidak secara otomatis, bahwa anggota-anggota kelompok akan mempunyai tujuan yang sama (Tika : 2006 : 47).
Tujuan perusahaan merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam perusahaan dan memberikan arah bagi kegiatan dan cara untuk
mengukur efektifitas kegiatan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai-nilai tertentu (Sumarni dan Soeprihanto : 2003 : 131).
2.2.2 Klasifikasi Tujuan Perusahaan.
Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Tujuan utama.
Tujuan utama disebut juga tujuan pokok atau tujuan tunggal,
adalah tujuan yang menyebabkan timbulnya organisasi.Tujuan utama atau tujuan pokok adalah tujuan yang menjadi dasar
dibentuknya organisasi.Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalanya tujuan mendapat
anggota, dan tujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat.
2. Tujuan sekunder.
Tujuan sekunder adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
organisasi setelah tujuan pokok atau tujuan utama dapat di capai dengan baik.
3. Tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu organisasi/perusahaan.Kadang-kadang
tujuan akhir merupakan tujuan yang abstrak karena kurang jelas.
4. Tujuan jangka menengah.
Tujuan jangka menengah adalah tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu di atas satu tahun dan kurang dari 25
tahun.
5. Tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu organisasi/perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun.
6. Tujuan organisasi dan Tujuan pribadi.
bersangkutan.Sedangkan tujuan pribadi adalah tujuan dari setiap individu yang ada dalam organisasi.
7. Tujuan operasional
Tujuan operasional merupakan nilai-nilai yang disumbangkan
oleh masing-masing tahap dalam suatu unit prosedur kerja secara keseluruhan pada perusahaan.
8. Tujuan sosial.
Tujuan sosial adalah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat
secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
2.2.3Karakteristik Tujuan Perusahaan.
Dalam L. Daft (2002 : 271), karakteristik tujuan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Spesifik dan dapat di ukur.
Tidak seluruh tujuan dapat di ekspresikan dalam bentuk numerik, tetapi tujuan yang samar-samar hanya memiliki
sedikit kekuatan untuk nmemotivasi karyawan.Sesuai kebutuhan, tujuan dapat berupa tujuan kualitatif dan kuantitatif,
2. Mencakup bidang hasil kunci.
Sasaran tidak dapat ditetapkan ke dalam setiap aspek perilaku
karyawan atau kinerja organisasi. Apabila terjadi, jumlahnyasaja akan membuat tujuan-tujuan tersebut tidak
berarti. Sebaliknya, para manajer sebaiknya mengidentifikasi bidang hasil kunci (key result areas) mungkin sampai emapat atau lima bagi setiap department atau pekerjaan organisasi.
Bidang hasil kunci merupakan aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan sebagian besar kontribusi bagi kinerja perusahaan.
3. Menantang namun realistis.
Tujuan sebaiknya menantang, tetapi tidak berarti sulit bukan kepalang. Ketika tujuan tidak terpenuhi, perusahaan
meletakkan kesalahan kepada para karyawan dan ini menyebabkan terjadinya penurunan moril karyawan.meski
demikian, bila tujuan ditetapkan terlalu mudah, para karyawan tidak akan merasa termotivasi.
4. Pembatasan periode waktu.
Tujuan sebaiknya juga menspesifikasikan periode waktu tertentu untuk mencapai tujuan. Periode waktu merupakan
5. Memiliki keterkaitan dengan imbalan.
Dampak terbesar dari tujuan tergantung pada seberapa besar
peningkatan gaji, promosi, dan penghargaan yang didasarkan pada pemenuhan tujuan.Karyawan yang dapat mencapai tujuan
perusahaan harus diberi penghargaan.Imbalan dapat memberi arti dan signifikan terhadap tujuan dan membantu karyawan berkomitmen pada pencapaian tujuan.Kegagalan mencapai
tujuan sering disebabkan oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali karyawan.
2.2.4 Manfaat Tujuan Perusahaan.
Dalam Wursanto (2005 : 220), manfaat dari tujuan
organisasi/perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi/perusahaan tidak akan
mempunyai arah.
2. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan belaka.
3. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi.
4. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan karyawan.
5. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada
6. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi
bekerja ke tujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi.
7. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi,
siasat, metode, dan prosedur yang akan dipergunakan.
8. Tujuan yang jelas merupakan dasar daripada organisasi untuk bergerak.
2.2.5 Faktor-Faktor Penetapan Tujuan perusahaan.
Pada Wursanto (2005 : 220), dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tujuan harus selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan
dengan perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi/perusahaan.
2. Tujuan organisasi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota dan dicamkan benar-benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka.
3. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat diterima oleh anggota,
4. Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan sesuai dengan klasifikasi tujuan secara keseluruhan pada
perusahaan tersebut.
2.3 Kerangka Konseptual
Pemahaman terhadap budaya perusahaan atau budaya korporasi dilakukan kepada seluruh anggota yang ada dalam perusahaan tersebut.Ini bertujuan untuk
memberikan manfaat bagi karyawan ataupun pimpinan perusahaan. Hadirnya budaya korporasi akan menciptakan kesesuaian atau kesamaan nilai antar
karyawan dengan lingkungan perusahaan yang akan lebih mudah menggerakkan sumber daya manusia untuk mencapai kemajuan dari suatu perusahaan.
Budaya organisasi atau budaya perusahaan merupakan salah satu faktor
penting dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Budaya organisasi/perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan
pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi
Gambar.2.1. Kerangka Konseptual. Budaya Perusahaan (X)
- Nilai-nilai Dasar perusahaan
- Perilaku Organisasi Perusahaan
Pencapaian Tujuan perusahaan (Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dengan maksud untuk mengkaji bagaimana suatu
variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya, atau apakah suatu
variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di PTPN IV Unit Kebun pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana pada PTPN IV Unit Kebun pabatu Tebing Tinggi
Sumatera Utara yang bekerja pada perusahaan tersebut yang berjumlah sebanyak 1.127 orang karyawan.
Menurut Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian (2002: 107) apabila populasi kurang dari 100 orang, maka sampel yag diambil secara keseluruhan
sedangkan apabila populasi diatas 100 maka diambil 10% - 15% atau 20% - 25% dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 1127 orang karyawan sehingga
penulis mengambil 10% - 15% dari populasi sebagai sampel. Jadi sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah 10% dari 1.127 orang, atau sekitar 120 karyawan pada perusahaan tersebut. Dalam menentukan sampel, teknik sampling
yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling, di mana peneliti menjadikan semua karyawan sebagai objek penelitian karena pada dasarnya
semua karyawan memiliki kedudukan yang sama dalam perusahaan tersebut.
3.4 Hipotesis
Sebagai jawaban sementara dari hasil penulisan dengan permasalahannya yang telah dirumuskan maka hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai
berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat pengaruh yang signifikan dari Budaya Perusahaan yang
diterapkan PTPN IV Unit Kebun Pabatu Terhadap Pencapaian Tujuan Perusahaannya.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Budaya Perusahaan yang diterapkan PTPN IV Unit Kebun Pabatu Terhadap Pencapaian Tujuan
3.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.Konsep teoritis diajukan untuk menjawab permasalaan yang
diteliti, maka perlu diadakan defenisi konsep. Adapun konsep dari penelitian ini adalah :
1. Budaya perusahaan.
Budaya perusahaan adalah suatu sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan
secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan (moeljono : 2003 : 21).
2. Tujuan perusahaan.
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan di capai, yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola,
3.6 Defenisi Oprasional
Defenisi oprasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variable atau suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variable yang sama.
Tabel 1.1 Indikator Variabel Penelitian.
Variabel Indikator-Indikator Sub Indikator
Budaya
a. Berorientasi pada keuntungan (profit).
b. Bertanggung jawab
(responsibility).
c. Integritas (integrity). d. Berdaya saing tinggi. e. Terpercaya (Accountability.)
a. Sumber Daya Manusia.
b. Gaya kepemimpinan.
c. Kinerja Karyawan.
d. Sistem Imbalan.
a. Letak/lokasi perusahaan. b. Lingkungan tempat kerja.
c. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja. Tujuan
Perusahaan (Y)
Produktifitas Perusahaan.
a. Efektifitas Kerja. b. Efisiensi Waktu Kerja. c. Disiplin Kerja.
d. Hasil Kerja.
1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah budaya perusahaan, dimana penulis mengambil beberapa indikator untuk mengukur
keberadaan budaya perusahaan, yaitu :
1. Nilai-nilai dasar perusahaan yang merupakan aspek dasar yang diterapkan suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan
b. Bertanggung jawab (responsibility). c. Integritas (integrity).
d. Berdaya saing tinggi.
e. Terpercaya (Accountability).
2. Perilaku Organisasi Perusahaan yang mencakup semua aspek perilaku yang merupakan aspek pendukung yang diterapkan suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan , yang
terdiri atas :
a. Sumber Daya Manusia.
b. Gaya kepemimpinan. c. Kinerja Karyawan. d. Sistem Imbalan.
3. Lingkungan Kerja, merupakan lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh
perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
Lingkungan usaha diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Letak/lokasi perusahaan strategis bagi pihak internal
dan eksternal.
b. Lingkungan tempat perusahaan nyaman bagi pihak
internal dan eksternal.
2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Tujuan perusahaan, dimana penulis mengambil beberapa indikator untuk mengukur
pencapaian tujuan perusahaan, yaitu :
1. Produktivitas Kerja yang merupakan segala hasil yang diperoleh
pegawai selama ia bekerja yang dapat diukur dengan beberapa hal sebagai berikut :
a.Efektifitas Kerja.
b. Efisiensi Waktu Kerja. c.Disiplin Kerja.
d. Hasil Kerja.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yakni:
1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut.
a) Pengamatan/Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenan dengan topik penelitian ke
lokasi penelitian. b) Angket (Kuesioner)
Pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden
c) Wawancara
Dialog langsung yang terjadi antara peneliti dengan responden
penelitian.
2. Pengumpulan data sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan
melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:
a) Pengumpulan kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
b) Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui
pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah melalui penyebaran angket yang berkaitan beberapa pertanyaan yang akan di ajukan kepada responden. Untuk menilai jawaban kuesioner responden,
ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini dihitung berdasarkan akternatif jawaban ( A,B,C,dan D ) akan diberikan skor sebagai berikut :
Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 4 Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 3 Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 2
Untuk menentukan kategori jawaban apakah tergolong sangat kuat, kuat, sedang, rendah, atau sangat rendah terlebih dahulu ditentukan intervalnya sebaai
berikut:
= 0,75
Sehingga dengan demikian dapat dikategorikan jawaban responden masing-masing variabel yaitu:
1. Skor untuk kategori sangat kuat = 3,26 – 4,00 2. Skor untuk kategori kuat = 2,51 – 3,25
3. Skor untuk kategori rendah = 1,76 – 2,50 4. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,75
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor veribel yang akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian
maka dapat diketahui jawaban responden termasuk ke dalam kategori yang mana.
3.9 Teknik Analisa Data
3.9.1 Metode Uji Instrumen
1. Uji Validitas
dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product
and Service Solution) versi 12.0.Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk
mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan yang mendefinisikan suatu variabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah
sebagai berikut:
Jika r hitung > r table maka pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung < r table maka pertanyaan tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrument penelitian. Instrumen yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono,2006:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukakan konsisten dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan
setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki
reliabilitas yang baik (Nunnaly dalam Ghozali, 2005) atau dengan kata lain instrument adalah reliabel atau terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrument yang diuji tersebut tidak reliabel.