• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome di SLB Darma Asih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome di SLB Darma Asih"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Putri Megawati

Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih

Allah S.W.T sangat melarang umat muslim untuk menghina, mencaci, mengucilkan ataupun menggunjingkan saudara muslim lainnya walaupun orang itu memiliki perbedaan fisik maupun psikis.Tetapi, pada kenyataannya sekarang banyak orang yang masih belum bisa menerima perbedaan fisik maupun psikis yang dialami oleh anak-anak yang menderita kelainan. Adanya stigma negatif dari masyarakat bagi anak yang menderita kelainan inilah yang sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial atau bersosialisasi dilingkungan masyarakat. SLB Dharma Asih termasuk salah satu sekolah luar biasa yang berada di wilayah Depok yang sangat menginginkan anak penyandang down syndrome atau anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa berinteraksi sosial atau hidup bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat sebagaimana anak-anak normal lainnya sekaligus mengurangi atau menghapus stigma negatif masyarakat selama ini, melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan peningkatan interaksi sosial, antara lain: kegiatan pramuka, kegiatan SOIna (olah raga tingkat provinsi) dan syuting film(seni peran).

Program-program kegiatan peningkatan interaksi sosial anak down syndrome yang dilaksanakan di SLB Dharma Asih, antara lain kegiatan pramuka, SOIna, dan syuting film (seni peran) telah membentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif, yaitu kerjasama dan akomodasi dan bentuk interaksi sosial disasosiatif, yaitu persaingan.

Penelitian ini dengan Pendekatan kualitatif dengan tujuan yang bersifat deskriftip. Prosedur pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, yaitu : 1 kepala sekolah, 2 guru, 2 orang tua klien (anak down syndrome), dan 2 orang klien. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara juga dokumentasi.

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan bertaubat hanya kepada-Nya saja. Shalawat dan salam kita curahkan kepada qudwah hasanah kita, baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya yang tulus ikhlas mengikuti sunnah-sunnah dan langkah-langkah perjuangannya. Amin.

Skripsi berjudul ”Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih” ini merupakan upaya penulis dalam memberikan pengetahuan bahwa stigma masyarakat terhadap anak-anak down syndrome selama ini tidak benar.

Selama pembuatan skripsi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis dapatkan, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat kerja keras dan kesungguhan jualah yang mendorong penulis dapat melewati berbagai kesulitan dan hambatan itu.

Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah S.W.T Tuhan Pencipta Alam Semesta, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(3)

iii

kesabaran selalu memberikan dorongan baik moril maupun materil, serta oa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis. 3. Adik-adikku tercinta, ”Dede dan Dhika” yang selalu menjadi inspirasi bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Murodi., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta para pembantu dekan I, II dan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Helmy Rustandi, M.A., selaku Ketua Jurusan KESSOS, dan Bapak Ismet Firdaus, Msi., selaku Sekretaris Jurusan KESSOS sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Pimpinan Perpustakaan, para staff dan para karyawan, baik perpustakaan

utama UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepala sekolah dan staf pengajar SLB Dharma Asih yang telah banyak

membantu penulis dalam memberikan segala informasi yang penulis butuhkan dalam pembuatan skripsi ini, semoga Allah S.W.T selalu mencurahkan segala nikmat dan rahmat-Nya sebagai balasan kebaikan mereka.

(4)

teman-iv

teman KESSOS angkatan 2004 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, semoga KOMPAK SELALU!!! Dan juga teman-teman angkatan 2004 di semua jurusan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, YAKUSA!!! 10. Special thank’s to sahabatku Eri Suhasni, Fitrah Nasuha, Zaki Mubarok dan

Winda Wulansari atas segala perhatiannya dalam memberikan motivasi atau masukan-masukan, dan selalu ada di saat penulis menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman KESSOS angkatan 2005, SELALU SEMANGAT..CAYO!!! n buat someone yang pernah menjadi teman dekat penulis (Thanx a lot for everything)!!!!

12. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu, yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terwujud.

Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jazakumullah Khairan Katsiro...

Jakarta, 19 Februari 2009

(5)

v

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...9

D. Sistematika Penulisan...10

BAB II LANDASAN TEORI A. Program 1. Pengertian Down Syndrome...16

2. Karakteristik Individu Anak Penyandang Down Syndrome...18

3. Pendidikan bagi Anak Down Syndrome...23

C. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial...25

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial...30

3. Ciri-ciri Interaksi Sosial...34

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial...35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian...39

B. Jenis Penelitian...41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian...41

D. Teknik Pemilihan Subyek dan Informan... 41

E. Sumber Data...43

F. Teknik Pengumpulan Data...43

G. Alat Bantu Pengumpulan Data...45

H. Teknik Analisis Data...46

(6)

vi BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Temuan Lapangan

1. Gambaran Umum Yayasan SLB Dharma Asih

a. Sejarah Berdirinya SLB Dharma Asih...49

b. Visi dan Misi...51

c. Pengembangan SLB Dharma Asih...52

d. Struktur Organisasi SLB Dharma Asih...53

e. Proses Persyaratan Pendaftaran anak...54

f. Perolehan dan Distribusi Dana...54

g. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SLB Dharma Asih...56

h. Aktivitas dan Prestasi Siswa...57

B. Analisis Kegiatan Peningkatan Interaksi Sosial 1. Interaksi Sosial Asosiatif a. Pramuka...61

b. SOIna (olah raga tingkat provinsi)...63

c. Syuting Film (Seni Peran)...64

2. Interaksi Sosial Disasosiatif a. Pramuka...67

b. SOIna...67

c. Syuting Film (seni peran)...68

3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial...68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...71

B. Saran...73

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rancangan Informan...41

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SLB Dharma Asih...53

Tabel 1.2 Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah...54

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Pembimbing

Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Riset/wawancara Lampiran 5 Pedoman Wawancara

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar srata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 19 Februari 2009

(10)

x

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ibu Sudarsih

Hari/Tgl Wawancara : Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009

Jabatan : Kepala Sekolah SLB Dharma Asih

Daftar Pertanyaan

T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J : Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk

memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup mandiri agar bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih?

J : Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

(11)

xi

sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.

T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J : Proses persyaratannya, antara lain:

1. Mengisi formulir

2. Membayar SPP bulan masuk siswa 3. Membayar uang sarana dan prasarana T : Darimana perolehan dana sekolah?

J : Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu

T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut?

J : Digunakan untuk keperluan operasional sekolah, membayar SPP siswa tidak mampu, biaya THB atau ujian, atau untuk kegiatan ekstrakurikuler.

T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih?

J : Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sudah di printkan.

T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

(12)

xii

T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?

J : Untuk program kegiatan seperti kegiatan keterampilan, Alhamdulillah sudah ada hasil yang telah dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya lulusan dari sekolah ini yang sudah bekerja. Untuk anak kelompok Tuna Grahita Sedang memang IQ nya agak rendah, belum ada yang mampu bekerja. Tapi, ada juga yang bisa berhasil dan mampu kalau benar-benar kita latih dan didik semaksimal mungkin, misalnya dalam bidang menari. Dalam bidang menari ada yang sampai bisa tapi, memerlukan waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan terus mencoba. Anak-anak down syndrome atau anak-anak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus.

(13)

xiii

T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

J : Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena kriteria C1 seperti itu dan anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55.

T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?

J : Anak down syndrome kurang lebih sekitar 15 atau 20 anak.

T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program-program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J : Program-program kegiatan kita adakan diluar pembelajaran kelas, jadi

program yang ada dan sudah dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini, antara lain : di ikutsertakannya anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka.

T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?

(14)

xiv

T : Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

J : Yang terlibat dalam program ini seluruh warga sekolah dan orang tua murid. T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak

normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan?

J : Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.

T : Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

J : Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini.

T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J : Dengan dilaksanakannya program ini hasil yang dicapai selain

penghargaan-penghargaan, yang paling utama adalah anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.

T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

(15)

xv

dilaksanakannya program ini tapi, ada alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung. Terus juga dari kurangnya guru pembimbing. T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan

pelaksanaan program tersebut?

J : Tidak ada pihak yang tidak setuju, karena ini adalah program sekolah. T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu?

J : Tidak ada.

Tanda Tangan

(16)

xvi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ibu Ane Tewiane

Hari/Tgl Wawancara : Sabtu, 24 Januari 2009

Jabatan : Guru

Daftar Pertanyaan

T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J : Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala

sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.

T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih?

J : Visi dan misi sebagaimana yang dimiliki SLB Dharma Asih.

Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

(17)

xvii

T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru?

J : Proses persyaratan pendaftaran anak yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa.

T : Darimana perolehan dana sekolah?

J : Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.

T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut?

J : Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.

T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih?

J : Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang kepala sekolah..

T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

J : Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.

T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?

(18)

xviii

T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

J : Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.

T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?

J : Ada kurang lebih 30 anak yang terdaftar, dan yang tidak aktif kurang lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.

T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

J : Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau.

Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk

meningkatkan interaksi sosial tersebut?

(19)

xix

T : Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

J : Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua yang ada di lingkungan sekolah.

T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan?

J : Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga.

T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

J : Kalau untuk beradaptasi dengan orang-orang yang baru memang tidak begitu mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orang-ornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.

T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J : Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak

(20)

xx

T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

J : Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.

T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut?

J : Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu untuk kemajuan anak.

T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu?

J : Faktor penyebab kontravensi tidak ada, karena tidak ada yang tidak setuju.

Tanda Tangan

(21)

xxi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ibu Imas

Hari/Tgl Wawancara : Sabtu, 24 Januari 2009

Jabatan : Guru

Daftar Pertanyaan

T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J : Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus

kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya. T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih?

J : Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

(22)

xxii

T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru?

J : Proses persyaratan pendaftaran anak bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak.

T : Darimana perolehan dana sekolah?

J : Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.

T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut?

J : Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.

T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih?

J : Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah.. T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

J : Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.

T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?

J : Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa lebih mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain

T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

(23)

xxiii

T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?

J : Anak down syndrome ada kurang lebih 30 anak

T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

J : Untuk anak yang masih kecil atau TK agar mereka mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru.

Sedangkan untuk peningkatan interaksi sosial anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, syuting film dan kegiatan yang baru akan dilaksanakan bulan februari atau bulan mei adalah kegiatan outbond

T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?

J : Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih T : Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam

pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

J : Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua warga sekolah

T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan?

(24)

xxiv

T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

J : Kalau untuk masalah beradaptasi....tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.

T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J : Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak

mendapatkan penghargaan atau piala-piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.

T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?

J : Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.

T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut?

(25)

xxv

T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J : Karena semua setuju, jadi faktor penyebab kontravensi tidak ada

Tanda Tangan

(26)

xxvi

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)

Nama : Ibu Djuniarti

Hari/Tgl Wawancara : Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009

Daftar Pertanyaan

T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J : Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, waktu mencari-cari sekolah. T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J : Sekolah di Dharma Asih sejak TK, dari umur 5 tahun.

T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih?

J : Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak.

T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan?

(27)

xxvii

T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

J : Program-programnya cukup bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan kegiatan yang baru akan diadakan kegiatan outbond bulan februari nanti.

T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?

J : Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi.

T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin?

(28)

xxviii

T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?

J : Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya. T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang

tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J : Kalau yang tidak setuju mungkin tidak ada, karena program kegiatan ini dari

sekolah.

T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J : Tidak ada...

Tanda Tangan

(29)

xxix

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)

Nama : Ibu Elli

Hari/Tgl Wawancara : Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009

Daftar Pertanyaan

T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J : Dari tetangga saya....

T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J : Sekolah di sini sudah lama sekali...

T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih?

J : Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus. T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang

pendidikan?

J : Kemajuan ada. Menulis sudah cukup lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar dan berbicara juga lancar.

T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

(30)

xxx

T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?

J : Hasil sudah ada. Anak saya mendapatkan medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka ikut, di syuting film kemarin juga ikut. Yang saya dengar bulan mei nanti filmnya akan di putar. Terus,sosialisasi anak jadi lebih bagus.

T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin?

J : Waktu syuting film kemarin, saya tidak ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana sikap interaksi mereka disana.

T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?

J : Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. Jadi, mungkin itu salah satu yang membuat orang tua kurang mendukung

T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J : Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak ada, karena program kegiatan ini

dari sekolah.

T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J : Tidak ada.

Tanda Tangan

(31)

xxxi

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Ibu Sudarsih

Hari/Tgl Wawancara : Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009

Jabatan : Kepala Sekolah SLB C1 Dharma Asih

A

Gambaran Umum Lembaga

Pertanyaan Jawaban

1 Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?

Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup adalah meletakkan dan mengem-bangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

(32)

xxxii

kecakapan hidup. 3 Bagaimana proses

per-syaratan pendaftaran untuk siswa baru?

Proses persyaratannya, antara lain: 1. Mengisi formulir

2. Membayar SPP bulan masuk siswa 3. Membayar uang sarana dan

prasarana 4 Darimana perolehan dana

sekolah?

Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu

5 Digunakan untuk apa saja

6 Bagaimana struktur organi-sasi SLB Dharma Asih?

Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sudah di printkan.

7 Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

Kegiatan yang ada disekolah selain belajar secara kademik, kita juga mengajarkan anak-anak keterampilan. Karena untuk SLB mulai dari SMP 52 % keterampilan dan untuk SMA 62 % keterampilan. Jadi, lebih diperbanyak keterampilannya daripada akademisnya. Karena hal itu memang sangat diperlukan sebagai bekal untuk hidup mandiri dan untuk menunjang setelah mereka selesai sekolah di SLB ini.

8 Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegi-atan yang sudah dilaksanakan tersebut?

(33)

xxxiii

waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan mencoba. Anak-anak down syndrome atau aanak-anak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus.

Sedangkan untuk kelompok Tuna Grahita Ringan dengan IQ yang agak tinggi dari tuna grahita sedang sudah ada yang bekerja dan berhasil, mungkin memang tidak semuanya. Misalnya sudah ada yang bekerja di salon, karena memang diberikan keterampilan salon; ada yang bekerja di pabrik sepatu, karena dulu memang diberikan keterampilan menjahit, membuat pola sandal dan sepatu. Jadi, kemampuannya itu ternyata bisa diterapkan untuk mereka bekerja. Ada juga yang bekerja menjadi satpam atau security di perusahaan swasta, masih banyak contoh-contoh lainnya. tapi, ini semua anak-anak tuna grahita ringan, karena dari penampilan fisik dan kemampuannya agak ringan.

9 Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55. 10 Ada berapa jumlah

keselu-ruhan anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?

Anak down syndrome kurang lebih sekitar 15 atau 20 anak.

B. Temuan Lapangan

Pertanyaan Jawaban

1 Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial.

Apa program yang dimiliki

(34)

xxxiv SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka. 2 Sudah berapa lama

dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?

Untuk kegiatan–kegiatan seperti SOIna kurang lebih sudah 5 tahun.Tetapi, pada 2008 lalu SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan SOIna, karena berbenturan dengan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

3 Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam pelaksanaan program pening-katan interaksi sosial ?

Yang terlibat dalam program ini seluruh warga sekolah dan orang tua murid.

4 Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedangdilaksanakan kegiatan?

Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.

5 Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini. 6 Apa hasil yang telah dicapai

dari pelaksanaan program tersebut?

Dengan dilaksanakannya program ini hasil yang dicapai selain penghargaan-penghargaan, yang paling utama adalah anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.

7 Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan inter-aksi sosial?

(35)

xxxv

alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung.Terus juga dari kurangnya guru pembimbing.

8 Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut?

Tidak ada pihak yang tidak setuju, karena ini adalah program sekolah.

9 Apa saja faktor – faktor penyebab dari kontravensi itu?

Tidak ada

Nama : Ibu Ane Tewiane

Hari/Tgl Wawancara : Sabtu, 24 Januari 2009

Jabatan : Guru belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?

Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-adalah meletakkan dan mengembang-kan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

(36)

xxxvi

karakteristik peserta didik; Mening-katkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkat-kan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.

3 Bagaimana proses per-syaratan pendaftaran untuk siswa baru?

Proses persyaratan pendaftaran anak yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa.

4 Darimana perolehan dana sekolah?

Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.

5 Digunakan untuk apa saja dana tersebut?

Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.

6 Bagaimana struktur organi-sasi SLB Dharma Asih?

Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang kepala sekolah..

7 Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala tersebut adalah anak bisa bersosialisasi dengan teman maupun orang lain

9 Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.

(37)

xxxvii ruhan anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?

terdaftar, dan yang tidak aktif kurang lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.

B Temuan Lapangan

Pertanyaan Jawaban

1 Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial.

Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau. Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film.

2 Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?

Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih

3 Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam pelaksanaan program pening-katan interaksi sosial ?

Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua yang ada di lingkungan sekolah.

4 Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?

Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga.

5 Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramukakan

(38)

xxxviii bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orang-ornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.

6 Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut?

Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman tidak hanya dari lingkungan sekolahnya tetapi, juga dengan teman-teman dari sekolah lain.

7 Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan inter-aksi sosial?

Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.

8 Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut?

Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu untuk kemajuan anak.

9 Apa saja faktor – faktor penyebab dari kontravensi itu?

(39)

xxxix

Nama : Ibu Imas

Hari/Tgl Wawancara : Sabtu, 24 Januari 2009

Jabatan : Guru belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?

Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya

adalah meletakkan dan

mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010.

Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.

3 Bagaimana proses per-syaratan pendaftaran untuk siswa baru?

Proses persyaratan pendaftaran anak bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak.

4 Darimana perolehan dana sekolah?

(40)

xl 5 Digunakan untuk apa saja

dana tersebut?

Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah

6 Bagaimana struktur organi-sasi SLB Dharma Asih?

Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah..

7 Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah?

Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang. mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain

9 Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?

Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.

10 Ada berapa jumlah keselu-ruhan anak Penyandang Down Syndrome di SLB Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial.

Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

(41)

xli 2 Sudah berapa lama

dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?

Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih

3 Pihak-pihak mana saja yang telah membantu/terkait dalam pelaksanaan program pening-katan interaksi sosial ?

Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua warga sekolah

4 Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?

Ya perbedaannya seperti yang sudah mbak lihat selama ini....kadang-kadang mereka bisa diatur, kadang-kadang sulit untuk diatur.

5 Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?

Kalau untuk masalah beradaptasi... tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.

6 Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut?

Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak mendapatkan penghargaan atau piala-piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.

7 Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan inter-aksi sosial?

Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.

8 Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut?

Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu sudah program yang ada disekolah.

(42)

xlii penyebab dari kontravensi itu?

penyebab kontravensi tidak ada.

Nama : Ibu Djuniarti

Keterangan : Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome) Hari/Tgl Wawancara : Senin, 26 Januari 2009

Senin, 02 Februari 2009 A Perihal Hasil Pelaksanaan

Program Kegiatan

Pertanyaan Jawaban

1 Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih?

Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, waktu mencari-cari sekolah.

3 Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih?

Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak.

4 Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan?

Alhamdulillah kemajuan sudah ada. Menulis sudah lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar, masih agak sulit. Kalau saat diajarkan dia bisa, tapi setelah itu kadang-kadang lupa lagi. Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

(43)

xliii 2 Apakah ada hasil atau

kema-juan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?

Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi.

3 Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin?

Anak-anak yang ikut dalam pembuatan syuting film ini sangat senang. Mereka tidak mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal

4 Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?

Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya

5 Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?

Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya.

6 Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut?

(44)

xliv

Nama : Ibu Elli

Keterangan : Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome) Hari/Tgl Wawancara : Senin, 26 Januari 2009

Senin, 02 Februari 2009 A Perihal Hasil Pelaksanaan

Program Kegiatan

Pertanyaan Jawaban

1 Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih?

Dari tetangga saya....

2 Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih?

Sekolah di sini sudah lama sekali...

3 Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih?

Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus lancar dan berbicara juga lancar.

B Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?

Program-programnya bagus. Ada kegia-tan SOIna, syuting film, pramuka dan nanti juga akan diadakan kegiatan outbond.

2 Apakah ada hasil atau kema-juan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?

(45)

xlv 3 Bagaimana sikap interaksi

sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin?

Waktu syuting film kemarin, saya tidak ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana sikap interaksi mereka disana.

4 Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?

Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. Jadi, mungkin itu salah satu yang membuat orang tua kurang mendukung

5 Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?

Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak ada, karena program kegiatan ini dari sekolah.

6 Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut?

(46)

xlvi BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan sumber daya manusia seutuhnya diarahkan dalam rangka perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, termasuk didalamnya adalah pembangunan kesejahteraan sosial yang betujuan untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh individu, kelompok dan masyarakat yang diakibatkan oleh situasi yang berubah-ubah.

Penyandang cacat merupakan salah satu bagian dari masyarakat Indonesia seluruhnya, terdiri dari : Penyandang cacat netra, Penyandang cacat tubuh, Penyandang cacat akibat penyakit kronis, Penyandang cacat mental atau yang biasa disebut Keterbelakangan mental dan Penyandang cacat rungu wicara.

Padahal dalam perjalanan hidup manusia, setelah melalui fase-fase kehidupan dan sampai pada tahap perkawinan, memiliki anak yang sehat secara fisik dan psikologis menjadi harapan berikutnya yang sangat besar. Namun, tidak semua harapan itu dapat menjadi kenyataan.

Sebagian kecil dari orang tua di dunia khususnya di Indonesia, memiliki anak yang sejak kecil telah memiliki kelainan. Kelainan bawaan semacam itu bisa terjadi karena selama masa kehamilan kondisi kesehatan ibu secara fisik dan atau psikologis kurang terjaga, sehingga mengganggu dan menghambat perkembangan janin di dalam kandungan. Selain itu, penyebab lain seringkali juga tidak diketahui dengan pasti, sehingga terjadi di luar jangkauan kemampuan manusia

(47)

xlvii

untuk mencegahnya. Salah satu bentuk kelainan bawaan anak adalah Down Syndrome.

Menurut catatan Indonesia Center for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB), Bogor tahun 2007, terdapat lebih dari 300 ribu anak di Indonesia penyandang down syndrome. Angka penderita itu diseluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa.1

Down Syndrom merupakan salah satu kelainan bawaan yang terjadi karena adanya kelainan kromosom pada saat terjadinya pembuahan. Anak penyandang down syndrom selain terlihat dari penampilan fisik dengan ciri-ciri tertentu, juga disertai dengan keterbatasan kemampuan. Sehingga dengan keterbatasannya tersebut memang sulit diharapkan perkembangan yang normal seperti anak yang lahir normal.2

Anak penyandang down syndrome biasanya disertai dengan redertasi mental. Mereka memiliki penampilan wajah yang mirip satu dengan yang lainnya. Wajah mereka lebih rata daripada anak-anak normal dan mata mereka yang cenderung sipit. Mereka biasanya memiliki hidung dan mulut yang kecil, rambut lurus dan lemas serta leher yang pendek dan lebar. Ukuran tubuhnya lebih pendek daripada anak-anak seusianya yang normal dan banyak diantara mereka yang mengalami obesitas (kegemukkan). Oleh karena memiliki karakteristik seperti orang-orang asia, anak down syndrome sering disebut ”Anak-anak Mongol”.3

Dari segi kognitif atau kemampuan berfikir, mereka juga terlambat. Kebanyakan dari mereka masuk dalam golongan keterbelakangan mental ringan

1

“Keterbelakangan Mental, Mayoritas Anak Syndroma Down Karena Fakor Genetik”, Tabloid Mom and Kiddie, Edisi 08 03-16 Desember 2007, h 10

2

Http ://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg122805. html

3

(48)

xlviii

sampai sedang. Namun ini bukan berarti mereka tidak bisa apa-apa. Anak-anak ini bisa belajar mengembangkan keterampilan yang mereka punya, hanya saja mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai kemampuan tertentu dibandingkan anak pada umumnya. Sekarang ini banyak anak penyandang down syndrome yang tumbuh dengan baik, bisa bersekolah meski disekolah khusus dan bisa menikmati aktivitas yang sama menyenangkannya sebagaimana anak lain. Ketika dewasa, ada juga yang bisa meneruskan sekolah dan punya pekerjaan yang layak semua itu bisa terjadi dengan dukungan dan pengertian dari orang-orang yang menyayanginya.4

Di dalam kehidupan sosial, tidak semua masyarakat dapat dengan mudah menerima kehadiran anak down syndrom. Karakteristik kelainan yang jelas terlihat pada anak penyandang down syndrome dapat mengundang reaksi negatif masyarakat. Penampilan fisik mereka yang tampak jelas berbeda dapat menjadi masalah tersendiri bagi orang tua anak down syndrome dibandingkan dengan anak cacat yang lainnya yang secara fisik tidak terlihat jelas. Padahal didalam lingkungan masyarakat ini yang menimbulkan adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.5 Selain mempengaruhi pembentukkan kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak, penampilan fisik anak yang berbeda ini juga dapat mempengaruhi interaksi orang tua dengan lingkungan sekitar.

4

Hadiwidjojo. K, Vera Itibiliana. Seputar Anak Berkebutuhan Khusus (Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer, 2008) h. 128-129

5

(49)

xlix

Hampir semua orang yang pertama kali melihat si anak akan menyadari adanya suatu kejanggalan yang membuat mereka bertanya-tanya baik dalam hati atau menanyakan secara langsung. Dan pada saat seperti ini orang tua dan si anak akan menghadapi reaksi lingkungan sekitar yang tidak umum dan terkadang terasa kurang menyenangkan bagi mereka jika harus memberikan penjelasan. Dan kenyataannya, seringkali anak yang memiliki kelainan seperti ini diasingkan dan dianggap tidak berguna karena dengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, serta adanya perbedaan fisik yang sangat menonjol. Padahal seseorang yang memiliki kelainan atau berbeda dengan yang lainnya secara fisik maupun psikis, tidak boleh diasingkan atau dikucilkan.

Hal ini sesuai dengan Surah Al-Hujuraat/49:11 berikut : 6

Artinya :

” Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-(mengolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. 49:11)

6

(50)

l

Dari ayat diatas jelaslah bahwa Allah sangat melarang kaum muslimin untuk mencaci, menghina, berburuk sangka, bergunjing atau lainnya terhadap kaum muslimin lainnya, walaupun seseorang itu memiliki perbedaan fisik maupun psikis.

Perbedaan perilaku yang diterima oleh anak penyandang down syndrom, berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial atau bersosialisasi di lingkungan masyarakat, karena interaksi sosial merupakan sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial. Adanya interaksi sosial merupakan naluri manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness).

Perlakuan yang diterima oleh anak penyandang down syndrome ini salah satu masalah didalam kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak sebagaimana yang tedapat didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Bab I Pasal I ayat 1a dan 1b adalah sebagai berikut :7

Pasal 1 (a) ”Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jamani maupun sosial.”

(b) ”Usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak.”

Hal ini sesuai dengan Undang-undang yang dibuat oleh pemerintah tentang Kesejahteraan Sosial yang tercantum dalam Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 adalah sebagai berikut :

Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan,dan ketentraman lahir dan bathin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara

7

(51)

li

untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah kita, yaitu pancasila.”8

Dalam tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3039 tentang Penjelasan atas UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, menerangkan bahwa guna mencapai terwujudnya tujuan kesejahteraan sosial tersebut, perlu disusun berbagai program dan kegiatan yang kemudian disebut sebagai Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial. Definisi usaha-usaha kesejahteraan sosial itu sendiri adalah sebagai berikut :9

”Usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditunjukkan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.”

Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial ini mempunyai ruang lingkup yang khusus tertuju kepada manusia sebagai perseorangan, manusia dalam kehidupan masyarakat yang karena faktor-faktor dalam dirinya sendiri atau faktor-faktor dari luar, mengalami kehilangan kemampuan melaksanakan peranan sosialnya (disfungsi sosial). Jadi, sudah sangat jelas bahwa setiap anak termasuk anak yang mengalami kecacatan mental atau keterbelakangan mental memiliki hak-hak yang sama untuk mencapai suatu kesejahteraan sosial . Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Bab II Pasal 2 ayat 1 Tentang Hak Anak, adalah sebagai berikut :10

” Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.”

8

Syarif Muhidin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 1997), cet. Ke-VII, h.5

9

Lembaran Negara RI Tahun 1974, No 53 : UU RI No. 6 Tahun 1974, Pasal 2 (2)

10

(52)

lii

Anak penyandang down syndrom yang memiliki keterbatasan intelektual belum tentu memiliki adaptasi sosial yang buruk. Perkembangan sosial anak penyandang down syndrom tidak bergantung pada kemampuan abstraksi dan integrasi, tetapi bergantung pada keahlian hidup sehari-hari sehingga adaptasi sosial mereka lebih baik daripada perkembangan kognitifnya. Hubungan dengan teman-teman usia sebaya (peer group) juga faktor yang mempengaruhi adaptasi sosial dari individu penyandang down syndrom11.

Berdasarkan pada kondisi dan permasalahan yang saat ini dialami oleh anak penyandang down syndrom, maka diperlukan sekolah khusus untuk anak down syndrom. Karena di dalam tahap menjalin hubungan interaksi sosial atau dalam tahap bersosialisasi, selain dari peranan intervensi keluarga juga tidak terlepas dari peranan intervensi sekolah atau lembaga khusus ini agar tercipta hubungan interaksi sosial yang baik.

Memang selama ini anak penyandang down syndrom penanganannya masih sering digabung dengan anak berkebutuhan khusus lain. Karena, di Indonesia khususnya di Jakarta masih sangat jarang sekali di temukan sekolah yang benar-benar khusus menangani anak penyandang down syndrome.

Salah satu sekolah luar biasa yang menangani anak penyandang down syndrom dan anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus lainnya adalah SLB Dharma Asih. Adapun tujuan pendidikan di SLB Dharma Asih adalah untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus supaya dapat berbicara dan berkomunikasi serta beradaptasi berinteraksi, berpartisipasi aktif secara produktif

11

(53)

liii

dengan lingkungannya dikemudian hari dapat hidup mandiri dan memiliki kecakapan hidup (life Skill).

Dan disini peneliti berusaha mempelajari sejauh mana SLB Dharma Asih menjalankan perannya sebagai sekolah luar biasa yang menangani anak penyandang down syndrome dan anak berkebutuhan khusus lainnya untuk membantu meningkatkan hubungan interaksi sosial mereka.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk memperdalam pembahasan dalam skripsi ini yang berjudul ”PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB DHARMA ASIH”

Dengan menempatkan SLB Dharma Asih yang beralamat di Jl. Bangau Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok sebagai sampel penelitian karena pertimbangan sebagai berikut : SLB Dharma Asih sebagai sekolah luar biasa yang membantu anak-anak berkebutuhan khusus supaya dapat memiliki lifesklill, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sangat menunjang dalam masalah yang diteliti, tempatnya tidak terlalu jauh, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1.

Pembatasan Masalah

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.1 : Rancangan Informan
 Gambar 2.1       YAYASAN DHARMA ASIH
Tabel 1.2 Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik menunjukkan peran kegiatan bermain musik berkelompok terbadap peningkatan interaksi sosial pada anak autistik kurang signifikan (p=0,068;

Interaksi sosial merupakan bagian dari perkembangan sosial, dimana anak usia 3 sampai 6 tahun memiliki ciri-ciri di antaranya,mampu untuk bereaksi terhadap orang lain, menikmati

Pada tahal ini RPP disusun dalam bentuk program khusus yaitu meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Pertemuan dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam waktu 30

Interaksi sosial merupakan bagian dari perkembangan sosial, dimana anak usia 3 sampai 6 tahun memiliki ciri-ciri di antaranya,mampu untuk bereaksi terhadap orang lain, menikmati

ISSN. Behavioral Art Program adalah suatu intervensi yang bertujuan meningkatkan Interaksi sosial anak dengan ASD yang terdiri dari 6 strategi pengajaran, yakni: 1) memberikan

Dari hasil temuan penelitian mengenai interaksi sosial anak autis di sekolah inklusi yang telah dilakukan oleh Rahayu (2017) di SD Al Firdaus mengungkapkan bahwa interaksi

Hasil: Berdasarkan analisa data dari dukungan saudara kandung dengan kemampuan interaksi sosial anak berkebutuhan khusus didapatkan nilai (ρ value = 0,001) α = 0,05

iv RADEN RORO JANE ADJENG PURNAMASARI 10050010027 PENGARUH TERAPI ABA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SLB AUTIS PRANANDA BANDUNG Autis merupakan suatu kondisi dimana anak