• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh komitmen organisasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan bakso sehat bakso atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh komitmen organisasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan bakso sehat bakso atom"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (S.P.)

Oleh Atinda Yuliana M. NIM: 1110092000011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN BUDAYA

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

Atinda Yuliana M.

1110092000011

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juli 2014

Atinda Yuliana M. 1110092000011

(6)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Atinda Yuliana M.

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 27 Juli 1992

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Anggrek no.55 RT 002/018 Pondok Benda, Pamulang.

No. HP : 083875269269

Email : atinda.yuliana@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. 2010-2014 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 2007-2010 : SMAN 34 Jakarta 3. 2004-2007 : SMPN 1 Pamulang 4. 1998-2004 : SDN Serua 6

Pengalaman Kerja

1. 2013 : Praktek Kerja Lapang di Bakso Sehat Bakso Atom

2. 2013 : Marketing Staff Bank National Nobu 3. 2012-2013 : Staff Admin Bank Permata

4. 2012 : Tele Marketing Bank Danamon

5. 2011-2012 : Pengajar Biologi dan Matematika Bimbingan Tes Alumni 70 (BTA 70) Tingkat SD-SMA

(7)

v Pengalaman Organisasi

1. 2010-2013 : Tim Tari Saman Agribisnis

2. 2011-2012 : Volunteer/ Relawan di LEAP INDONESIA bidang sosial pendidikan

3. 2007-2010 : Anggota Klub Bahasa Jepang “Hagakure” SMAN 34 Jakarta

4. 2005-2007 : - Tim Olimpiade Matematika dan Sains SMPN 1 Pamulang

- Tim English Debate SMPN 1 Pamulang - Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) Elektronika SMPN 1 Pamulang

(8)

vi RINGKASAN

Atinda Yuliana M., Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom. Di bawah bimbingan Dr. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Drs. Acep Muhib, MM

(9)

vi karyawan tersebut akan memberikan lebih besar kesetiaannya kepada perusahaan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa baik masing-masing maupun secara bersama-sama, komitmen organisasional dan budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Bakso Sehat Bakso Atom.

Kata kunci: Komitmen Organisasional, Budaya Organisasi, Organisasi, Kinerja, Karyawan, Sumber Daya Manusia, Bakso Sehat bakso Atom.

(10)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa materil dan moral yang sangat berarti dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku ketua program studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberi arahan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi yang baik. Semoga Bapak dan keluarga selalu dalam lindungan Allah S.W.T.

3. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA selaku sekretaris prodi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Akhmad Riyadi Wastra, MM selaku dosen pembimbing pertama

yang telah membimbing untuk memberikan arahan, dukungan, doa, motivasi, serta saran kepada penulis. Semoga Bapak beserta keluarga selalu diberikan limpahan kasih sayang Allah S.W.T.

(11)

vi 5. Bapak Dr. Ujang Maman Kh, M.Sc selaku dosen penguji pertama dan pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, saran, serta nasihat kepada penulis. Semoga Bapak dan keluarga selalu diberikan limpahan kasih sayang Allah S.W.T.

6. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis dalam menyusun skripsi yang baik. Semoga Ibu beserta keluarga selalu dalam lindungan Allah S.W.T. 7. Seluruh dosen Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.

8. Kedua orang tua saya tercinta yang telah membimbing anaknya serta tak pernah lelah memberikan doa, semangat, serta motivasi. Semoga ayah dan bunda selalu diberikan kesehatan dan keberkahan dari Allah S.W.T.

9. Adik saya tersayang, Taufik Dwiki Darmawan. Terima kasih atas hiburan dan canda tawa yang selalu diberikan. Semoga selalu dalam lindungan-Nya dan selalu menjadi kebanggan orang tua.

10.Kakek dan Nenek saya tercinta beserta om, tante, dan sepupu saya yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dorongan semangat kepada saya. Mendengarkan keluh kesah dan memberikan nasihat yang membuat saya terus semangat sampai saat ini. Semoga kalian diberikan limpahan kasih sayang Allah S.W.T.

11.Adhitia Feriansyah, selaku orang terdekat selama 4 tahun ini. Merci d'être mon petit ami et mon meilleur ami. vous me faites toujours rire et heureux. merci pour tout ce que vous avez fait pour moi. Je t’aime. Semoga kamu

(12)

vi selalu diberikan kemudahan dalam setiap urusan dan selalu dalam lindungan-Nya.

12.Kedua sahabat terbaik saya, Pungky Erawati dan Adhi Tejo Dwicahyo yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta canda tawa selama ini. Selalu mendengarkan keluh kesah dan cerita, juga menjadi teman belajar terbaik saya selama kuliah. Semoga kalian selalu diberikan kemudahan dan selalu dalam lindungan-Nya.

13. Teman-teman Agribisnis angkatan 2010 yang telah banyak membantu saya melewati masa-masa perkuliahan dan selalu memberi semangat serta motivasi dalam melewati segala kesulitan. Merci beaucoup mes amis :*

14. Kakak-kakak agribisnis angkatan 2009 dan 2008 yang selalu memberikan saran serta nasihatnya, serta adik-adik agribisnis angkatan 2011 dan 2012 yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Semoga kalian semua selalu dalam lindungan-Nya.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini mungkin masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifatmembangun untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penyusun mengharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semuapihak dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak.

Jakarta, 15 Juli 2014

Penulis

(13)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

RINGKASAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasional ... 10

1. Definisi Komitmen Organisasional... 10

2. Bentuk Komitmen Organisasional ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional .. ... 13

4. Dampak Komitmen Organisasional ... 14

B. Budaya Organisasi ... 15

1. Definisi Budaya Organisasi ... 15

2. Terbentuknya Budaya Organisasi ... 17

3. Menanamkan Budaya Organisasi ... 17

C. Kinerja Karyawan ... 19

(14)

x

1. Definisi Kinerja Karyawan ... 19

2. Aspek-Aspek Standar Kinerja Karyawan ... 20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 23

D. Hubungan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan ... 25

E. Hubungan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ... 27

F. Kerangka Konseptual ... 28

G. Kerangka Pemikiran... 30

H. Penelitian Terdahulu ... 33

I. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III Metodologi Penelitian A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

B. Jenis dan Sumber Data ... 35

1. Jenis Data ... 35

2. Sumber Data... 36

C. Metode Pengambilan Sampel ... 36

D. Metode Pengumpulan Data Analisis Data ... 38

1. Metode Pengumpuan Data ... 38

2. Uji Coba Kuesioner ... 40

a. Uji Validitas ... 41

b. Uji Reliabilitas ... 42

3. Analisis Data... 44

a. Uji Asumsi Klasik ... 44

1). Uji Multikolinieritas ... 44

2). Uji Normalitas ... 44

3). Uji Heteroskedastisitas ... 46

E. Pengujian Hipotesis ... 47

1. Uji T ... 47

2. Uji F ... 47

F. Anaisis Regresi Linier Berganda ... 48

G. Koefisien Determinasi (R) ... 49

H. Definisi Operasional ... 50

(15)

xi BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

A. Gambaran Umum Bakso Sehat Bakso Atom ... 51

B. Visi dan Misi Bakso Sehat Bakso Atom ... 53

C. Lokasi Bakso Sehat Bakso Atom ... 54

D. Makna Logo Bakso Sehat Bakso Atom ... 54

E. Struktur Organisasi Bakso Sehat Bakso Atom ... 54

BAB V Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Objek Penelitian ... 56

1. Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 56

2. Karakteristik Responden... 56

a. Jenis Kelamin ... 57

b. Usia ... 58

c. Pendidikan Terakhir ... 59

d. Lama Bekerja ... 60

B. Analisis Data ... 61

1. Uji Asumsi Klasik ... 61

a. Uji Multikolinieritas ... 61

b. Uji Normalitas ... 62

c. Uji Heteroskedastisitas ... 65

C. Pengujian Hipotesis ... 66

1. Uji T ... 67

2. Uji F ... 68

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

E. Koefisien Determinasi (R) ... 71

F. Hasil Wawancara ... 72

G. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 72

1. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 73

2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 84

3. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 99

(16)

xii BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN ... 106

(17)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji Multikolinieritas ... 62 Tabel 2. Hasil Uji t Variabel Komitmen Organisasional terhadap Kinerja

Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 67 Tabel 3. Uji f (Uji Simultan Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel

Dependen) ... 69 Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 70 Tabel 5. Uji adjusted R Square ... 71 Tabel 6. Persentase Jawaban Kuesioner Butir B4 dan B6 Subvariabe Komitmen

Berkesinambungan ... 81 Tabel 7. Hasil Kuesioner Budaya Organisasi Butir B7 ... 85

(18)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Jumlah Karyawan Keluar dan Dikeluarkan pada Bakso Sehat

Bakso Atom Tahun 2010-2013 ... 6

Gambar 2. Kerangka Konseptual ... 29

Gamabr 3. Kerangka Pemikiran ... 32

Gambar 4. Warung Bakso Aton Jl. Ir. H. Juanda No.1 Ciputat ... 52

Gambar 5. Gedung Bakso Sehat Bakso Atom ... 53

Gambar 6. Logo Bakso Sehat Bakso Atom... 54

Gambar 7. Jenis Kelamin ... 57

Gambar 8. Usia ... 59

Gambar 9. Pendidikan Terakhir ... 60

Gambar 10. Lama Bekerja ... 61

Gambar 11. Grafik Kurva Histogram Komitmen Organisasiona dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom... 63

Gambar 12. Grafik Normal Probability Plot Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom ... 64

Gambar 13. Uji Heteroskedastisitas Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom... 65

Gambar 14. Kinerja Karyawan (Butir B8) ... 74

Gambar 15. Komitmen Afektif : Tingkat Kepatuhan Karyawan dalam Memberi Jaminan Output Bakso Sehat (Butir B1) ... 76

Gambar 16.Komitmen Karyawan dalam Menjamin Kualitas Output Bakso yang Sehat dan Aman ... 77

Gambar 17. Karyawan Mengikuti Kegiatan Perusahaan ... 79

Gambar 18.Komitmen Berkesinambungan : Tingkat Kesesuaian Reward Apabila Karyawan Menyelesaikan Pekerjaan dengan Baik dan Melebihi Standar Perusahaan (Butir C10) ... 80

Gambar 19.Komitmen Normatif : Tingkat Kesediaan Karyawan Memberikan Saran/Ide Bagi Kepentingan Perusahaan (Butir C13) ... 82

Gambar 20. Kegiatan Briefing Rutin Bakso Sehat Bakso Atom ... 83

(19)

xv

Gambar 21. Budaya Organisasi : Optimis dan Percaya Diri (Butir C15) ... 87

Gambar 22. Budaya Organisasi : Berbagi (Butir C16) ... 88

Gambar 23. Budaya Organisasi : Berdoa (Butir C17) ... 90

Gambar 24. Budaya Organisasi : Bekerja Keras (Butir C18) ... 91

Gambar 25. Budaya Organisasi : Menuntut Ilmu (Butir C19) ... 92

Gambar 26. Penceritaan Kisah (Stories) ... 95

Gambar 27. Ritual Karyawan Menggunakan Yel-Yel BSBA ... 96

Gambar 28. Kegiatan Family Gathering ... 97

Gambar 29. Responden Melihat Slogan yang Berisi Niai Perusahaan (C14) ... 98

(20)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

1. Jumlah Outlet Bakso Sehat Bakso Atom Tahun 2007-2014 ... 106

2. Kuesioner Penelitian ... 107

3. Panduan Wawancara ... 115

4. Hasil Uji Validitas Variabel Bebas dan Terikat ... 117

5. Hasi Uji Reliabilitas ... 119

6. Definisi Operasional ... 120

7. Hasil Lulus Uji Terhadap Bahan Kimia dan Bakteri Berbahaya Indikator Tingkat Keamanan Pangan dan Hygenitas yang Tinggi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) ... 131

8. Lambang dan Makna Logo Bakso Sehat Bakso Atom ... 132

9. Struktur Organisasi Bakso Sehat Bakso Atom ... 133

10. Total Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 134

11. Karakteristik Responden ... 135

12. Hasil Wawancara ... 136

13. Hasil Pengisian Kuesioner ... 140

14. Surat Izin Penelitian ... 146

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AFTA (Asia Free Trade Area) untuk wilayah ASEAN yang dimulai

pada tahun 2003, ternyata memberikan dampak bagi perusahaan-perusahaan di wilayah Asia Tenggara, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan Indonesia.

Kompetisi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan berskala internasional menyebabkan tenaga kerja dari negara lain dapat secara bebas masuk ke Indonesia. Hal tersebut tentunya menjadi suatu tantangan tersendiri

bagi perusahaan domestik untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan global ini.

Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berasal dari kegiatan bercocok tanam dan memiiki potensi alam yang sangat besar, sehingga sangat bergantung pada sektor

agribisnis maka harus terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas komoditas agribisnis. Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau

bidang lain yang mendukungnya yang merupakan salah satu sektor terpenting bagi kelangsungan hidup manusia. Agribisnis terdiri dari suatu sistem yang utuh mulai dari subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan

(22)

2 diperlukan dukungan subsistem kelembagaan sarana dan prasarana serta

subsistem pembinaan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Upaya tersebut diperlukan perusahaan agribisnis untuk mencapai tujuannya, oleh karena itu dibutuhkan manajemen.

Manajemen dibutuhkan oleh perusahaan karena dalam perusahaan itu sendiri merupakan alat atau wadah dari sekelompok orang yang bekerja sama dengan

terkoordinasi dengan cara yang terstruktur untuk pencapaian tujuan tertentu yang dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, dan

salah satu faktor yang paling dominan adalah faktor sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan tersebut karena berhasil atau tidaknya suatu

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang terlibat di dalam aktivitas perusahaan. Perusahaan menghasilkan barang/jasa

yang berdaya saing tinggi ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya, yaitu SDM yang profesional yang dapat menciptakan nilai

tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Riva’i (2009:35) menyatakan bahwa suatu organisasi tanpa didukung pegawai/karyawan yang baik dari segi kuantitatif, kualitatif, strategi dan operasionalnya, maka

perusahaan/organisasi itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan di masa yang akan datang. Perusahaan yang

(23)

3 mempertahankan pegawai yang berkualitas, maka perusahaan harus

mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari pegawai tersebut. Pemenuhan kebutuhan pegawai akan memberikan dampak yang positif terhadap prestasi kerja pegawai secara keseluruhan. Hal tersebut terdapat dalam al Qur’an pada

surat At Taubat : 105.

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Sebagaimana telah dijelaskan pada ayat tersebut, pemenuhan kebutuhan karyawan adalah penting. Selain untuk meningkatkan kinerja,

tetapi juga sebagai pemberian hak atas kewajiban yang telah dikerjakan karyawan terhadap perusahaan. Namun seringkali pemenuhan kebutuhan tidak sesuai dengan tuntutan perusahaan terhadap karyawan, sehingga terdapat

beberapa masalah dalam organisasi tersebut. Salah satu masalah dalam organisasi yaitu sikap karyawan yang kurang menguntungkan bagi organisasi

sehingga akan mempengaruhi kinerjanya di organisasi.

Sikap karyawan yang menguntungkan bagi organisasi salah satunya ialah komitmen atau biasa disebut komitmen organisasional. Komitmen

(24)

4 kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi

(Mowday, dalam Sopiah, 2008:155). Jika komitmen organisasional karyawan terhadap perusahaan kurang, maka akan menyebabkan kurang taatnya karyawan terhadap nilai-nilai yang diciptakan perusahaan yang disebut

budaya perusahaan yang dibuat dalam suatu prosedur kerja dan segala aturan yang diterapkan perusahaan sehingga dampak yang akan terjadi adalah

tingginya karyawan yang keluar dari perusahaan, karena keinginannya sendiri maupun karena diberhentikan oleh perusahaan. Komitmen ini diperlukan untuk menjaga anggotanya untuk tetap pada prinsip yang telah diatur dan

disepakati bersama di organisasi. Hal ini sesuai pendapat Hairiyah (2012:6) bahwa kekuatan budaya perusahaan akan menghasilkan kinerja perusahaan

yang baik, karena anggapannya budaya yang kuat adalah budaya yang menanamkan nilai-nilai utama secara kokoh dan diterima secara luas di kalangan karyawan. Semakin tinggi tingkat penerimaan karyawan terhadap

nilai-nilai pokok organisasi, maka karyawan tersebut akan memberikan lebih besar kesetiaannya kepada perusahaan. Hal tersebut tentunya akan

mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri bahkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sehingga hal tersebut akan dapat menjadi salah satu cara mempertahankan keberadaan karyawan dan mengurangi tingkat turnover pada

organisasi, terutama untuk karyawan yang memiliki kualitas baik.

Bakso Sehat Bakso Atom merupakan salah satu perusahaan agribisnis

(25)

5 adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan,

dicampur dengan bahan-bahan lainnya, dibentuk bulat-bulatan, dan selanjutnya direbus. Produk perusahaan ini sangat dijaga kualitasnya, khususnya dari segi higienitasnya. Higienitas ini merupakan faktor utama

untuk menciptakan produk yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, sesuai dengan namanya yaitu “Bakso Sehat Bakso Atom”. Bakso Sehat Bakso Atom

mampu bersaing dengan produsen lain selama hampir 11 tahun sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 2003 dengan berbentuk gerobak yang mangkal di warung kecil di Jl. Ir. H. Juanda no.1, Ciputat. Hingga akhirnya

pada tahun 2006 gerobak bakso tersebut bertransformasi menjadi sebuah gedung dengan puluhan outlet dan ratusan karyawan. Namun berdasarkan

data perusahaan, dari tahun 2007 hingga tahun 2014, terjadi ketidakstabilan jumlah outlet dan juga terjadi buka-tutup outlet yang diduga karena banyak faktor. (Lampiran 1)

Lampiran 1 menjelaskan bahwa pada tahun 2007 hingga 2014 Bakso Sehat Bakso Atom mengalami fluktuasi jumlah outlet. Penurunan jumlah

outlet terjadi pada tahun 2008, 2010, dan 2013. Pada tahun 2013 penyebab berkurangnya jumlah outlet yaitu angkatan harga bahan baku, yaitu daging sapi yang sangat signifikan tersebut mempengaruhi biaya operasional

perusahaan sehingga menyebabkan penutupan outlet. Pada tahun 2008 dan 2010, berkurangnya jumlah outlet dikarenakan banyak faktor, yaitu dari segi

(26)

6 yang mengundurkan diri karena keinginannya dan juga karena keinginan

perusahaan, dan sebagian besar merupakan karyawan yang telah cukup lama bekerja di perusahaan serta memiliki kualitas yang cukup baik (Gambar 1).

Gambar 1.Grafik Jumlah Karyawan Keluar dan Dikeluarkan pada Bakso Sehat Bakso Atom Tahun 2010-2013

Sumber : Bakso Sehat Bakso Atom, 2014. Diolah

Gambar 1 memperlihatkan peningkatan yang signifikan dari jumlah

karyawan yang keluar dan dikeluarkan oleh perusahaan dari tahun 2008 hingga tahun 2013, khususnya pada tahun 2009, 2011, dan 2012. Hal ini

tentunya sangat merugikan perusahaan, tidak hanya dari segi finansial, namun juga pada produktivitas karyawannya. Apabila karyawan yang keluar dari perusahaan adalah karyawan yang memiliki kompetensi tinggi, maka

perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mencari pengganti karyawan yang kompetensinya lebih dari karyawan yang telah ada sebelumnya.

Kerugian nyata dalam hal ini adalah kehilangan produktivitas sampai karyawan baru mampu mencapai tingkat produktvitas sama dengan karyawan

0 10 20 30 40 50 60 70

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Karyawan Keluar dan Dikeluarkan Tahun 2008-2013 pada Bakso Sehat Bakso Atom

(27)

7 lama yang berhenti tersebut. Hilangnya karyawan yang kompeten, akan

berpengaruh pada sistem kerja perusahaan dalam rangka menciptakan produk yang sesuai dengan prosedur, tujuan, dan target perusahaan. Tingginya tingkat

turnover pada perusahaan ini dimungkinkan oleh beberapa faktor seperti

kurangnya komitmen dalam diri karyawan untuk mengikuti segala aturan, prosedur, dan nilai-nilai pokok perusahaan.

Perusahaan Bakso Sehat Bakso Atom merupakan perusahaan yang menjanjikan mutu dan higienitas dari produknya, sehingga dalam mencapai tujuan perusahaan membuat Standard Operational Procedure (SOP) dan nilai

perusahaan yang harus dipatuhi karyawan. Hal ini akan mendorong karyawan untuk berkomitmen terhadap rasa memiliki organisasi dengan nilai-nilai yang

diterapkan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk membangun organisasi atau perusahaan. Sehingga patut diduga bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komitmen organisasional dan budaya organisasi.

Oleh karena itu, Bakso Sehat Bakso Atom dapat menjadi sarana untuk mengamati tentang “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diduga kinerja karyawan

dipengaruhi oleh komitmen organisasional dan budaya organisasi. Sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalalah sebagai berikut:

(28)

8 2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Bakso Sehat Bakso Atom?

3. Apakah komitmen organisasional dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bakso Sehat Bakso Atom?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja

karyawan Bakso Sehat Bakso Atom.

2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bakso Sehat Bakso Atom.

3. Menganalisis pengaruh komitmen organisasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Bakso Sehat Bakso Atom.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya : 1. Sebagai sumber informasi dan pertimbangan bagi perusahaan untuk

mengembangkan hal-hal mengenai komitmen organisasional, budaya organisasi dan kinerja karyawan.

2. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam melakukan penulisan ilmiah dan penelitian.

3. Sebagai bahan referensi dan literatur bagi penelitian selanjutnya

(29)

9

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom” difokuskan kepada karyawan yang bekerja di Bakso Sehat Bakso Atom

dengan status karyawan tetap. Lokasi penelitian dilakukan di outlet

perusahaan Bakso Sehat Bakso Atom yang berada di Provinsi DKI Jakarta,

Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung serta seluruh karyawan di rumah produksi yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan. Peneliltian hanya terbatas pada variabel komitmen organisasional, budaya organisasi, dan

(30)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komitmen Organisasional

1. Definisi Komitmen Organisasional

Mowday (dalam Sopiah, 2008:155) menyatakan bahwa komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional.

Menurutnya, komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Konsep komitmen

organisasional didasarkan pada premis bahwa individual membentuk suatu keterikatan (attachment) terhadap organisasi. Komitmen

organisasional pada dasarnya tidak terbatas pada pimpinan yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, melainkan kepada seluruh pegawai dalam organisasi. Pegawai yang mempunyai kinerja

yang tinggi akan semakin berkembang jika bekerja pada lingkungan organisasi yang memiliki komitmen kerja tinggi.

Tuntutan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta apa yang dilakukan oleh organisasi akan menentukan bagaimana komitmen atau keterkaitan karyawan terhadap organisasi, yang pada

akhirnya mempengaruhi keputusan untuk tetap bergabung dan memajukan organisasinya atau memilih tempat kerja lain yang lebih

(31)

11

2. Bentuk Komitmen Organisasional

Spector (dalam Sopiah, 2008:159) mengemukakan bahwa terdapat tiga komponen komitmen organisasional, yaitu :

a. Affective Commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi

bagian dari organisasi karena adanya ikatan dengan organisasi dan keterlibatan diri dalam organisasi.

b. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak

menemukan pekerjaan lain, termasuk didalamnya hal-hal yang melandasi loyalitas pegawai terhadap organisasi. Herzberg dalam

Robbins (2006:213) berpendapat bahwa terdapat faktor yang dapat menciptakan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan yaitu :

1) Faktor yang berhubungan dengan isi (content) dari sebuah

pekerjaan, disebut juga content factor, terdiri dari :

a) Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya yang

dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.

b) Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.

c) Pencapaian (achievement), besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.

(32)

12 e) Pekerjaan itu sendiri (work it self), besar kecilnya

tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya.

2) Faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam pekerjaan seringkali disebut dengan context factor. Faktor

faktor ini adalah:

a) Kebijakan perusahaan (company policy), derajat

kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku diperusahaan. b) Penyeliaan (supervision), derajat kewajaran penyeliaan

yang dirasakan oleh tenaga kerja.

c) Gaji (salary), derajat kewajaran gaji/upah sebagai suatu

imbalan atas hasil kerjanya (performance)

d) Hubungan antar pribadi (interpersonal relations), derajat keseuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan

tenaga kerja lainnya.

e) Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian

kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaannya. c. Normative commitment, yaitu perasaan pegawai tentang kewajiban

yang harus diberikan kepada organisasi. Hal ini timbul dari

nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap

(33)

13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional

Minner (dalam Sopiah, 2008:163) mengemukakan faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :

a. Faktor Personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

kepribadian, dan lain-lain. Karakteristik responden menurut Steers (dalam Amstrong, 1996:213) mengenai tingkat pendidikan

menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula harapannya sehingga tidak mungkin dipenuhi oleh organisasi, akibatnya semakin rendah komitmen karyawan

pada organisasi. Selanjutnya Steers (dalam Amstrong, 1996:215) menyatakan karyawan laki-laki memiliki komitmen terhadap

perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan perempuan. Steers (dalam Armstrong, 1996:216) menyatakan lebih lanjut semakin lama masa kerja karyawan, maka akan semakin tinggi komitmen

yang diberikan kepada perusahaan tempat mereka bekerja akibat adanya rasa nyaman dan senang terhadap perusahaan, sehingga

akan memunculkan perasaan bertahan dan tidak ingin meninggalkan perusahaan.

b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan

dalam pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-lain.

(34)

14 pekerja dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi

terhadap karyawan.

d. Pengalaman kerja, pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi.

4. Dampak Komitmen Organisasional

Sopiah (2008:166) mengemukakan bahwa komitmen karyawan, baik yang tinggi maupun rendah akan berdampak pada :

a. Karyawan itu sendiri, misalnya terhadap perkembangan karir karyawan itu di organisasi/perusahaan.

b. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang, loyalitas karyawan, dan lain-lain.

Hackett dan Guinon (dalam Sopiah, 2008:166) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional tinggi

berdampak pada karyawan tersebut, yaitu lebih puas dengan pekerjaannya dan tingkat absensinya menurun, sedangkan menurut

(35)

15

B. Budaya Organisasi

1. Definisi Budaya Organisasi

Beberapa literatur menjelaskan bahwa istilah budaya perusahaan atau corporate culture sering diganti dengan budaya

organisasi atau organization culture. Kedua istilah tersebut dianggap memiliki pengertian yang sama (Soedjono, 2005:22). Hofstede (dalam

Budihardjo, 2011:176) mengemukakan bahwa budaya merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya. Wibowo (2013:85)

menyatakan budaya merupakan perekat yang mempersatukan organisasi dengan manajemen kinerja. Komponen budaya organisasi

adalah nilai-nilai, norma-norma, dan gaya manajemen. Nilai-nilai dinyatakan sebagai keyakinan tentang apa yang baik bagi organisasi dan perilaku seperti apa yang diinginkan. Norma-norma adalah aturan

tidak tertulis yang mendefinisikan harapan atas perilaku, seperti bagaimana manajer memperlakukan bawahan dan bagaimana bawahan

berhubungan dengan manajer. Seperti aktivitas memberi perintah dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota. Budaya pada intinya

mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk

(36)

16 Budaya organisasi/ budaya perusahaan sering diartikan sebagai

nilai-nilai, simbol-simbol yang dimengerti dan dipatuhi bersama, yang dimiliki suatu organisasi sehingga anggota merasa satu keluarga dan menciptakan suatu kondisi anggota organisasi tersebut merasa berbeda

dengan organisasi lain. Hal ini didukung oleh pendapat Robbins, dkk. (2007:511) yang menyatakan “Organizational culture refers to a

system of shared meaning held by members that distinguishes the

organization from other organizations”. (Budaya organisasi mengacu kepada sistem makna bersama yang dianut oleh anggotanya yang

membedakan organisasi itu dari organisasi lainnya).

Mullins (2005:891) menyatakan bahwa budaya organisasi

adalah “The collection of traditions, values, policies, beliefs, and attitudes that constitute a pervasive context for everything we do and

think in an organization”. (Kumpulan tradisi, nilai-nilai, kebijakan,

kepercayaan, dan sikap yang merupakan sebuah hubungan yang meliputi apapun yang kita kerjakan dan pikirkan di sebuah organisasi).

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk

kepentingan perorangan, secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya

(37)

17

2. Terbentuknya Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan kebiasaan, tradisi, dan tata cara umum dalam melakukan sesuatu dan sebagian besar berasal dari pendiri organisasi (Falikhatun, 2003:263). Pendiri organisasi

umumnya memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya awal organisasi. Mereka memiliki visi tentang akan menjadi apa organisasi

itu nantinya. Ukuran kecil organisasi yang merupakan ciri ketika organisasi baru pertama kali berdiri, lebih memudahkan pendiri untuk memaksakan visi mereka kepada seluruh anggota organisasi. Proses

penciptaan budaya organisasi terjadi melalui tiga cara, yaitu (Sunyoto, 2013:226) :

a. Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang memiliki satu pikiran dan satu perasaan dengan mereka.

b. Mereka melakukan indoktrinasi dan mensosialisasikan cara pikir

serta berperilaku mereka kepada karyawan.

c. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang

mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan menginternalisasi keyakinan, nilai, serta asumsi tersebut.

3. Menanamkan Budaya Organisasi

Sopiah (2008:137) menyatakan bahwa untuk menanamkan budaya kepada para anggota organisasi melibatkan proses belajar.

(38)

18 a. Penceritaan kisah atau stories. Budaya organisasi dapat

ditanamkan melalui penceritaan kisah-kisah tentang para pendiri organisasi, kesuksesan organisasi, pengurangan tenaga kerja, reaksi organisasi terhadap kesalahan masa lalu, dan penanganan

organisasi.

b. Ritual, merupakan serangkaian aktivitas berulang yang

mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai dasar organisasi, tujuan penting organisasi, orang-orang penting dalam organisasi, orang mana yang dapat dikeluarkan. Misalnya nyanyian

perusahaan yang digunakan oleh Wal-Mart, IBM, Ericsson, dan Deutsche Bank.

c. Simbol-simbol material, misalnya penataan ruang kantor, perabot yang digunakan, jenis mobil yang digunakan, pakaian khusus, bonus eksekutif, dan sebagainya. Simbol-simbol ini

menyampaikan kepada karyawan mengenai siapa orang yang penting dan jenis perilaku yang diinginkan oleh manajemen

puncak..

1) Bahasa. Sebagian besar organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi, menggunakan bahasa sebagai sarana untuk

mengidentifikasi anggota dari sebuah budaya atau sub-budaya. Dengan mempelajari bahasa ini, para anggota

(39)

19 istilah-istilah khusus atau akronim yang menggambarkan

perlengkapan, kantor, personalia kunci, konsumen, supplier, dan produk yang berkaitan dengan bisnis perusahaan.

C. Kinerja Karyawan

1. Definisi Kinerja Karyawan

Menurut Wibowo (2013:2) kinerja berasal dari pengertian

performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance

sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kenyataannya, kinerja

mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Amstrong (1996:274) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut, tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Wibowo, 2013:4).

Mangkunegara (2011:67) menyatakan bahwa kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selanjutnya, definisi kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan

(40)

20 tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Agar prestasi kerja dapat ditingkatkan, perlu dilakukan penilaian dan evaluasi kinerja. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui pengingkatan kinerja

karyawan.

2. Aspek-Aspek Standar Kinerja Karyawan

Sastrohadiwiryo (dalam Wibowo, 2013:103) memberikan uraian terhadap unsur-unsur yang harus dinilai dalam memberikan

penilaian terhadap kinerja karyawan, yaitu : a. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan

mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan

kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang bersangkutan dalam kegiatan sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan

kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja terhadap perusahaan sangat berhubungan dengan pengabdiannya. Pengabdian yang dimaksud

(41)

21 b. Prestasi kerja

Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumya kerja seorang tenaga kerja antara lain

dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan.

c. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan

kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul risiko atas keputusan yang telah diambilnya atau

tindakan yang dilakukannya. d. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk

mentaati segala ketetapan, peraturan perundaang-undangan dan peraturan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang

diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tak tertulis.

e. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam

(42)

22 f. Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga

mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas

pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lininya.

h. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain)

sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsur kepemimpinan bagi tenaga kerja

sebenarnya khusus diperuntukkan bagi tenaga kerja yang memiliki jabatan seluruh hierarki dalam perusahaan.

Mangkunegara (2005:18-19) mengemukakan bahwa aspek-aspek

standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi hal-hal seperti proses kerja dan kondisi

(43)

23 jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Sedangkan aspek

kualitatif meliputi ketetapan kerja dan kualitas pekerjaan, tingkat kemampuan dalam bekerja, kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan atau kegagalan mengunakan mesin atau peralatan, dan

kemampuan mengevaluasi (keluhan konsumen).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja karyawan diantaranya komitmen kerja atau komitmen organisasional, budaya

organisasi, kompetensi, kompensasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, serta pemberdayaan dan pembinaan sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi (Wibowo, 2013:66).

Timple (dalam Mangkunegara, 2009:15) menyatakan bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan

seseorang mempunyai kinerja buruk disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki

upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan

(44)

24 Faktor internal dan eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang

mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada tindakan.

Davis, dkk. (dalam wibowo, 2013:67) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi indikator maupun kriteria

penilaian kinerja karyawan, faktor penilaian kinerja di antaranya : a. Kualitas Kerja

Indikator ini terdiri dari ketepatan, ketelitian, kerapian

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, pemeliharaan alat-alat kerja, dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.

b. Kuantitas Kerja

Indikator ini meliputi output, bukan hanya output rutin, tetapi juga seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

c. Keandalan

Merupakan pengukuran dari segi kemampuan atau

keandalan karyawan dalam melaksanakan tugas, meliputi instruktur, inisiatif, kehati-hatian, seperti dalam hal keandalan pelaksanaan prosedur, peraturan kerja, disiplin, dan lain-lain.

d. Sikap

Merupakan sikap karyawan terhadap perusahaan, terhadap

(45)

25 e. Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata

dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Hal tersebut mnyebabkan

karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

f. Motivasi

Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara,

2011:67).

D. Hubungan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja adalah suatu ukuran tertentu untuk mengindikasikan hasil

capaian suatu pihak terhadap tugas organisasional. Morrison (dalam Sitty Yuwalliatin, 2006:245) menyatakan bahwa komitmen dianggap penting bagi organisasi karena: (1) pengaruhnya pada turnover, (2) hubungannya dengan

kinerja yang mengasumsikan bahwa individu yang memiliki komitmen cenderung mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaan.

(46)

26 pencapaian tujuan. Menurut Robbins, dkk. (dalam Sjabadhyni, 2001:456)

bahwa komitmen organisasional menyiratkan hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif. Sebab pegawai yang mempunyai kinerja yang tinggi akan semakin berkembang jika bekerja pada lingkungan organisasi yang

memiliki komitmen kerja tinggi yang didukung oleh semangat kerja para pegawai, menuntut para pegawainya untuk mempunyai komitmen kerja yang

tinggi, sehingga lingkungan yang demikian akan mempengaruhi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut Greenberg dan Baron (dalam

Sopiah, 2008:166), karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi

adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi.

Kanter (dalam Sopiah, 2008:166) menyatakan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi adalah bertingkat, dari tingkatan yang sangat rendah hingga tingkatan yang sangat tinggi. Manajer akan memilih karyawan

yang bisa dipercaya dan mengabaikan karyawan yang kurang memiliki komitmen organisasional. Hacker (dalam Sopiah, 2008:166) menambahkan

bahwa tanpa menunjukkan komitmen yang meyakinkan maka promosi seorang karyawan ke jabatan yang lebih tinggi tidak akan dilakukan. Ditinjau dari segi organisasi, karyawan yang berkomitmen rendah akan berdampak

pada turn over (Koch, dalam Sopiah, 2008:166), tingginya absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan

(47)

27 rendahnya kualitas kerja (Steers, dalam Sopiah, 2008:166), dan kurangnya

loyalitas pada perusahaan (Schein, dalam Sopiah, 2008:166).

E. Hubungan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi pada dasarnya berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasikan kepentingan semua pihak, agar dapat menjalankan

aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Robbins (dalam Sopiah, 2008:134) yang

menyatakan bahwa secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber daya yang ada sebagai stimulus

seseorang bertindak. Budihardjo (2011:186) menyatakan bahwa budaya organisasi atau budaya perusahaan yang dominan berpengaruh kuat terhadap

perilaku anggota organisasi. Deal dan Kennedy (dalam Budihardjo, 2011:186) mengemukakan bahwa budaya yang dominan berpengaruh terhadap kinerja. Salah satu contohnya yaitu pendiri Mc Donald (Ray Kroc) membawa Mc

Donald mencapai kesuksesannya melalui nilai-nilai dominan yang direfleksikan melalui slogan Q.S.C dan V (Quality, Service, Cleanliness/ Convenience & Value). Semantik bukan sekadar kata namun berperan

(48)

28 agar semua anggota menganut, menghayati, serta mempraktikkan nilai-nilai

tersebut.

F. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dalam teori

terkait, pada bab ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu variabel independen dan variabel depeden. Varibel independen (variabel

bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah komitmen organisasional dan budaya organisasi. Sedangkan variabel

dependen yaitu kinerja karyawan.

Variabel komitmen organisasional memiliki subvariabel komitmen

afektif, komitmen berkesinambungan, dan komitmen normatif. Variabel budaya organisasi memiliki subvariabel berupa niai-nilai yang dapat disosialisasikan dengan beberapa cara, yaitu penceritaan kisah/ stories, ritual,

dan simbol-simbol material. Sedangkan variabel kinerja karyawan memiliki beberapa subvariabel, yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, kemampuan,

(49)

29

[image:49.792.97.777.47.448.2]

2.1

Gambar 2. Kerangka Konseptual * Sopiah, 2008

Komit men Organisasional

Komit men Afekt if Komit men Berkesinambungan

Komit men Normatif

* Wibow o, 2013

* Sopiah, 2008

Budaya Organisasi

Keandalan

Nilai-niai

Kemampuan Kinerja Karyaw an

Kuant it as Kerja Kualit as Kerja

M ot ivasi

(50)

30

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pemaparan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kerangka ini merupakan turunan dari kerangka konseptual untuk membantu peneliti dalam menyusun

tahapan-tahapan penelitian yang harus dilakukan hingga menghasilkan analisis terhadap penelitian yang dilakukan dan mencapai tujuan dari penelitian.

Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel-variabel-variabel itu diturunkan. Penelitian ini diawali dengan mengetahui permasalahan yang ada

pada perusahaan Bakso Sehat Bakso Atom sehingga didapat variabel kinerja karyawan sebagai variabel terikat dan variabel komitmen organisasional dan

budaya organisasi sebagai variabel bebas.

1. Variabel komitmen organisasional terdiri dari sub variabel komitmen afektif dengan indikator keterikatan dan keterlibatan, sub variabel

komitmen berkesinambungan dengan indikator content factor dan context factor yang merupakan teori Herzberg mengenai kepuasan dan

ketidakpuasan, serta sub variabel komitmen afektif dengan diwakili indikator pemberian kekuatan diri.

2. Variabel budaya organisasi diwakili oleh sub variabel nilai-nilai dengan

indikator yang merupakan nilai-nilai dari perusahaan BSBA diantaranya, berdoa, bekerja keras, optimis dan percaya diri, berbagi, dan menuntut

(51)

31 3. Variabel kinerja karyawan diwakili oleh sub variabel kuantitas dan kualitas

kerja dengan diwakili indikator pencapaian hasil kerja berupa target, standar perusahaan, ketepatan waktu penyelesaian tugas, kemampuan karyawan dalam memahami dan melaksanakan tugas, serta usaha untuk

meningkatkan kualitas diri secara berkelanjutan.

(52)
[image:52.792.109.711.50.478.2]

32 ----a

Gambar 3. Kerangka Pemikiran H3

H2 Komit men Organisasional

Komit men Afekt if

Komit men Berkesinambungan

Opt imis dan Percaya Diri

Komit men Normat if

Berbagi Berdoa M enunt ut

Ilmu Kerja Keras

Kinerja Karyaw an

Kuant it as Kerja

Kualit as Kerja

Budaya Organisasi

Nilai-niai Ket erikat an

Ket erlibat an

Cont ent Fact or

Cont ext Fact or

Pemberian Kekuat an Diri

Target Perusahaan

St andar Perusahaan

Ket epat an Wakt u Ket elit ian Peningkat an Diri

H1

(53)

33

H. Penelitian Terdahulu

Keseluruhan hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini, yaitu :

1. Teman Koesmono (2005) dengan penelitiannya mengenai ”Pengaruh

Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di

Jawa Timur”. Hasil penelitian menyatakan bahwa Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.

2. Wiwik Handayani (2008) dengan penelitiannya berjudul “Dampak Komitmen Organisasional, Self Efficacy Terhadap Konflik Peran dan

Kinerja Karyawan PT HM Sampoerna, Tbk di Surabaya”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh negatif terhadap konflik peran dan kinerja dan self efficacy berpengaruh

positif terhadap konflik peran dan kinerja.

3. Hairiyah (2012) dengan penelitiannya berjudul “Pengaruh Budaya

Organisasi, Komitmen Organisasi, dan Efikasi Diri Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening” (Studi kasus pada Direktorat SDM dan Umum PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Hasil

Penelitian menunjukkan semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, kecuali komitmen organisasi.

(54)

34 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ketiga variabel tersebut. Sampel

dalam penelitian ini adalah karyawan BSBA, sehingga akan berbeda dengan penelitian terdahulu karena adanya perbedaan latar belakang sosial, budaya, dan karakteristik dari perusahaan serta responden yang menjadi objek

penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan pengujian hipotesis dibantu dengan

SPSS 17.0.

I. Hipotesis Penelitian

a. Variabel Komitmen Organisasional (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Ho1 : p=0 (Tidak terdapat pengaruh X1 terhadap Y).

H1 : p≠0 (Terdapat pengaruh X1 terhadap Y).

b. Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Ho2 : p=0 (Tidak terdapat pengaruh X2 terhadap Y).

H2 : p≠0 (Terdapat pengaruh X2 terhadap Y).

c. Variabel Komitmen Organisasional (X1) dan Budaya Organisasi (X2)

terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Ho3 : p=0 (Tidak terdapat pengaruh X1 dan X2terhadap Y).

(55)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA).

Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut memiliki permasalahan seperti yang telah dipaparkan di latar belakang.

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada Maret hingga Mei 2014.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Nazir, 2009:175) :

a. Data Kualitatif

Data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan

perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. b. Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat

(56)

36

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder (Nazir, 2009:175).

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu

melalui kuesioner dan wawancara dengan pimpinan dan staf perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Kuesioner terdapat pada lampiran 2 sedangkan panduan

wawancara dengan perusahaan disajikan pada lampiran 3. b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari dokumen–dokumen perusahaan dan buku–buku literatur yang memberikan informasi

sesuai kebutuhan dalam penelitian ini.

C. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan

yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah cara undian, yaitu

(57)

37 diambil dalam penelitian itu adalah karyawan tetap BSBA. Jumlah sampel

yang akan digunakan untuk uji coba kevalidan dan tingkat reliabilitas kuesioner sebelum dijadikan alat ukur untuk penelitian sebanyak 31 responden, dengan jumlah populasi 175 orang. Pengambilan sampel penelitian

ini sudah memenuhi kriteria statistik dan ekonometrik. Roscue (dalam Umar, 2008:58) meyatakan bahwa ukuran sampel minimal 30 dan maksimal 500

responden adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

Setelah diadakan uji coba kevalidan dan tingkat reliabel terhadap kuesioner, dari populasi yang ada maka sampel minimum yang digunakan

dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin adalah sebagai berikut (Umar, 2008:78) :

n = N 1 + N. e2

n = 175 = 63,63 = 64 orang (pembulatan)

1 + 175.(0,1)2

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

(58)

38

D. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

1. Metode pengumpulan data

Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui dua tahap penelitian, yaitu (Sugiyono, 2005:83) :

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data

sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi kepustakaan dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data

yang bersumber dari literatur–literatur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Penulis mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dengan cara melakukan pengamatan langsung

pada perusahaan yang bersangkutan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara :

1) Wawancara

Metode untuk mendapatkan data, guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam

(59)

39 2) Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Metode pengumpulan data di sini

ditujukan untuk memperoleh skor sebagai arah hubungan Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom. Kuesioner disiapkan dalam bentuk pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka.

Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawabannya yang berupa skala dan

pertanyaan berganda. Pertanyaan tertutup dalam penelitian ini menggunakan skala Likert pada interval 1-5 pada bagian C dan D pada kuesioner, dengan kriteria sebagai

berikut:

Bagian C :

1 = Tidak Pernah

2 = Hampir Tidak Pernah 3 = Kadang-Kadang

(60)

40

Bagian D :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat setuju (SS)

Sedangkan pertanyaan dengan pilihan berganda terdapat pada bagian A dan B kuesioner. Selain skala Likert, dalam penelitian ini juga digunakan skala Guttman yang

menggunakan pilihan jawaban yang lebih tegas, yaitu “ya-tidak” untuk mendapatkan jawaban dari responden yang

lebih tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Pertanyaan terbuka dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban bebas

dari responden. Pengisian pertanyaan terbuka memberikan kesempatan pada responden untuk bebas mengemukakan

pendapatnya. Jenis pertanyaan ini terdapat pada bagian B kuesioner.

2. Uji Coba Kuesioner

Try out atau uji coba kuesioner dilaksanakan terlebih dahulu agar diketahui apakah kuesioner tersebut valid dan reliabel sebelum

(61)

41 kuesioner yang disebarkan kepada 31 orang responden terkumpul 37

butir kuesioner, yaitu 20 butir mengenai komitmen organisasional, 6 butir budaya organisasi, dan 11 butir mengenai kinerja karyawan. Selain itu, terdapat juga 5 butir pertanyaan terbuka. Hasil uji data dari

try out telah memenuhi uji realibilitas yang masing-masing variabel memiliki alpha cronbach di atas 0,60 dan dari uji validitas terdapat

beberapa pernyataan yang tidak valid.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu indikator. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan melihat angka signifikansi, yaitu membandingkan nilai r hitung (Corrected

Item-Total Correlation) dengan r tabel untuk degree of freedom

(df) = n-2 (Nunnaly, dalam Ghozali, 2005:43).

Untuk mengetahui validitas dari butir-butir yang dinyatakan dalam kuesioner, digunakan teknik statistik korelasi product

moment dari Pearson dengan menggunakan uji dua pihak (two

tail) dan dengan rumus sebagai berikut ini :

Rxy = nΣxy – (Σx) (Σy)

√(nΣx2

(62)

42 Dimana :

Rxy : Korelasi antara variabel x dan variabel y

n : Jumlah sampel (responden)

x : Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

y : Skor total yang diperoleh dari seluruh item

Σx : Jumlah skor dalam distribusi x

Σy : Jumlah skor dalam distribusi y

Σx2

: Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x

Σy2

: Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y

Hasil uji validitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 4. Lampiran 4 menunjukkan bahwa semua butir pernyataan

memiliki signifikansi < 0,05 sehingga dapat dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan indikator. Uji reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

(63)

43 metode Alpha Cronbach dengan rumus berikut : (Umar,

2008:77)

r11 = k 1- Σσ02

k-1 σ12

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyak butir pertanyaan

Σσb2: jumlah varians butir

σ12 : varians total

Jika angka reliabilitas Alpha Cronbach > 0,6 maka item

variabel tersebut dinyatakan reliabel, dan jika angka reliabilitas

Alpha < 0,6 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak

reliabel. Alpha Cronbach merupakan indeks pengukuran reliabilitas yang tidak sulit selama subyek penelitian yang sama menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk menyatakan konstruk

yang sama (Robins, dkk. 2007:468). Penggunaan Alpha Cronbach memberikan keuntungan utama yaitu memiliki

kapasitas untuk menghasilkan perkiraan konsistensi tunggal dari keandalan melalui beberapa penilaian (Osborne, 2008:39). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 5. Lampiran 5

(64)

44 organisasi sebesar 0,767, dan kinerja karyawan sebesar 0,741.

Semua variabel tersebut memiliki Alpha Cronbach > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dari

masing-masing variabel adalah reliabel.

3. Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas). Untuk

menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas digunakan metode Inflation Factor (VIF) atau faktor inflasi

penyimpangan baku kuadrat. Nilai dari VIF maksimum 10 menunjukkan bahwa validitas konstruk terdapat pada indikator yang bersifat formatif, jika memiliki nilai lebih dari

10 maka indikator tidak digunakan (Gaskin dan Lowry, 2014:137).

2) Uji Normalitas

(65)

45 mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Tes statistik yang digunakan antara lain, kurva

histogram dan grafik normal P-P plot (Ghozali, 2009:147). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis

grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat

histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan

adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normalprobability

plot adalah sebagai berikut :

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal

menunjukkan pola distribusi normal, mak

Gambar

Gambar 2. Kerangka Konseptual
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
grafik yaitu
Gambar 4. Warung Bakso Atom Jl. Ir. H. Juanda No. 1 Ciputat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu untuk meningkatkan kinerja karyawan piket manajemen perlu mewujudkan budaya organisasi yang kondusif melalui faktor perusahaan dapat menerima tugas,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja karyawan CV. Penelitian ini juga

karyawan untuk keluar dari perusahaan. 2) Motivasi dan budaya organisasi juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap.. kinerja karyawan. Motivasi adalah penggerak

Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Kinerja yang dimiliki oleh organisasi ataupun perusahaan pada hakikatnya merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh karyawan, dan

kinerja karyawan merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode. waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan

Hal ini menunjukkan bahwa keadilan sangat mempengaruhi kinerja karyawan, jika perusahaan bersikap adil kepada karyawannya maka akan menimbulkan rasa trust dari karyawan tersebut

pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT NAV Jaya