• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerai gugat istri akibat suami dipenjara menurut hukum Islam dan hukum positif : (analisis putusan no. 1161/pdt. G/2007.PAJS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cerai gugat istri akibat suami dipenjara menurut hukum Islam dan hukum positif : (analisis putusan no. 1161/pdt. G/2007.PAJS)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

(Analisis Putusan No.1161/pdt.G/2007.PAJS)

Oleh: Syaiful Bahri 102043224975

KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM FAKULTAS SY ARI' AH DAN I-IUKM

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULLAH

(2)

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (ANALISIS PtlTUSAN NO.l 16/Pdt.G/2007/PA.JS)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan 1-Iukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Smjana 1-lukum Islam

OLEH: Syai ful Bahri

NIM: I 02043224975

Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. 1-1. 1-Iasanucldin AF, MA NIP: 150050917

konsentャセasi@ PERBANDINCAN lllJKUM

PRO(;RAM STU DI PERBANDINGAN MAZIIAB DAN llUKUM FAKULTAS

SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF I-IIDAYATULLAH

(3)

cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Hukum Islam pacla Program stucli Perbanclingan Mazhab clan I-fakum konsentrasi

PcrbanclinganH ukum.

u

Jakarta, 29 Mei 2008 Mengesahkan:

Dekan,

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (

,.,

)

NIP : 150 275 509

Sckretaris : I-I.Muhammad Taufigi, MAg ( )

NIP: 150 290 159

Penguji I : Dr.Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (

"

) NIP : 150 275 509

Penguji II : Kamaruscliana, S.Ag, M.H ( )

NIP : 150 285 972

Pembimbing : Prof. Dr. I-!. Hasanucldin AF, MA

セエZ⦅MMFjセ@

(4)

-Segala puJa dan pUJI syukur kita haturkan.kehadiran Allahulrobbi semata. selawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada pahlawan revolusi islam, pejuang islam yakni keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya dan kita selaku umatnya mendapat safaatnya diakherat nanti amin-amin ya Robal Alamin.

Tantu dalam menyelesaikan tugas ini saya, tidak semata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah berpatisipasi dalam terselesainya penulisan ini baik bersifat moril maupun materil, maka dengan ini sepatutnya penulis menyampaikan banyak terimah kasih at<:s ke1jasama dan dorongannya rasa terimah kasih yang saya sampaika11 kepada:

1. Prof. Dr. Muhan;mad Amin Suma, SH., MA.,MM. selaku Dekan Fakultas Syari ah dan !-lukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr, H. A. Mukri Aji MA. dan Muhammad Taufiqi M,Ag selaku ketua dan Sekertaris Program Stucli Perbanding Mazhab clan Hukum Fakultas Syariah clan Hukum UIN Syarifl-Iiclayatullah Jakatra

3. Prof. Dr, I-1, Hasanudclin AF.MA selaku Dosen Pembimbing

4. Marclani Bhmja, SH selaku staaf dukumen Peradilan Agama Jakarta Selatan 5. Margalena selaku staaf urn um Peradilan Agama .lakai1a Sela tan

6. dosen-dosen yang membcrikan subangsi ilmu dan pengalamanya

(5)

kasih alas segalah bantuanya, keritikannya dan saranya yang semua 1111 terangkai dalarn sebuah kenangan indah yang tidak dapat penulis lupakan.

sekali lagi penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah banyak mernbantu dan mendukung, serta membimbing dan mengarahkan penulis sehinga terselesaikan skripsi ini.

semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca sekaligus khususnya bagi penulis dalarn ha! rnembuka cakrawara kedepan dalam prodak hukum khususnys untuk mengimplementasikan aturan hukum islam mengenai cerai gugat

jakarta 20 maret 2008

(6)

KATA PEN GANT AR ... .

DAFT AR ISi ... iii

BABI BABU BAB III PENDAHlJLlJAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ... .. 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

TIN.JAlJAN lJMlJM TENTANG CERAI GUGAT A. l'engertian, Cerai Gugat ... ... ... .... 11

B. Hukum Cerai Gugat ... l 3 C. Rukun-rukun dan syarat-syarat Cerai Gugat ... 15

D. Akibat dan Hikmah Cerai Gugat... 18

E. Iclclah Khulu' ... 19

PROSEDlJR CERAI GlJGAT DALAM HlJKlJM ACARA PERADILAN AGAMA A. Sebab-sebab Terjadinya Cerai Gugat Menurut Hukurn Islam ... 22

(7)

BAB IV

BABV

PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA JAKARTA

SELATAN MENGENAI PERCERAIAN YANG

DISEBABKAN SUAMi DIPENJARA

A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan ... 34

B. Putusan Hakim ... 37

C. Putusan Perkara Cerai Gugat No.! ! 61/pdtG/2007 /PA JS ... 42

0. Analisis Putusan No.1161/pdtG/2007/PAJS Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif ... 45

PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFT AR PUST AKA ... 57

(8)

PENDAHULUAN A. Latar Bclakang Masalah

Islam merupakan aturan yang sesuai dengan fitrah yang diciptakan manusia dan sejalan dengan kepentingan kehidupannya. Islan1 memperhatikan moralitas manusia, memelihara kebersihan masyarakat, serta tidak mentoleransi timbulnya materialisme yang mendorong terjadinya kerusakan akhl;ak dan masyarakat. Allha menjadkan usrah (keluarga) sebagai tonggak kehidupan, kaidah pembanguna, asas pertumbuhan social kemasyarakatan dan perkembangan peradaban.

Demikianlah Alah mengokohkan bangunan keluarga dan masyarakat dengan pondasi yang kuat sebagaimana didalam Al-Qur'an menggambarkan sifat yang luhur bagi ikatan yang dijalin oleh dua orang insane bebrbeda jenis yakni ikatan perkawinan dengan gambaran yang dikemukakan melalui beberapa ayat antara lain surat An-nisa ayat 21 '.

Perkawinan adalah merupakan sunah Nabi. Sunah yaitu mencontoh tindak laku Nabi. Muhan1mad Oleh karena bagi pengikut Nabi Muhammad yang baik, maka mereka harus kawin. Selain dari pada itu mencontoh tindak laku Nabi Muhammad, juga itu merupakan kehendak kemanusiaan, kebutuhan rohani dan jasmani. Perkawinan di Syari'atkan supaya manusia mempunyai keturunan dan keluarga yang sah menuju kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat.1

1

H.Arso Sosroatmodjo dan H.A.Wasit Aulawi, Hukum Perkawinan dilndonesia, (Jakarta:

(9)

Islam sangat memperhatikan masalah keluarga bagi para penganutnya. Apabila landasan keluarga itu kuat, landasan Negarapun akan kuat pula. Oleh karena itu, Islam tidak mengabaikan peranan pribadi antara anggota keluarga itu demi perenungan kemanusiaan belaka. Islam memberi hak setiap anggota sesuai dengan khidupannya, lalu mengajukannya untuk mengemban tanggung jawab dengan penuh ketakwaan.

Allah berfimmn dalam Surat An-Nisa Ayat 34:

Artinya

"Kaum lelaki adalah berlindung dan memelihara (pemimpin) kaum wanita, karena Al/ha melebihkan sebagian mereka (lelaki) alas kebahagiaan-kebahagiaan yang lainnya(wanita), dank arena mereka (lelaki)menajkahkan sebagian dari harta mereka. Oleh sebab itu, wanita yang so/eh adalah wanita yang aat kepada Allah serta memelihara diri latkala suami tidak ada, sebagaimana Allah telah melindungi mereka sedangkan wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya, maka nasehatilah mereka, (kemudian) pisahkanlah dari tempat tidur mereka dan terakhir pukulah mereka namun apabila mereka mentaati mu, janganlah kamu mencari-carl

}a/an untuk memisahkan mereka." (QSAn-Nisa (4):34)

(10)

kepada seseorang yang bertanggung jawab untuk menjamin dan melindunngi

kepentingan orang lain. Kedudukan ini diberikan kepada kaum lelaki atas kaum

perempuan, karena secarn umum mereka memiliki kekuatan fisik lebih kuat dan lebih

besar untuk bekerja keras. Lebih dari itu, karena kaum lelaki adalah pemimpin .

adanya sesorang pemimpin yang akan memberikan pengarnh dan menata di antara

anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dalam tiap keluarga. Inilah

sebabnya keluarga yang lain, terutama istri, dituntut untuk menaati suaminya maka

Allah menjelaskan ketaatan istri sebagai ha! yang paling pantas.

Meskipun demikian, patut pula direnungkan bahwa istri tiak boleh menaati

suaminya apabila diminta mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah, karena

kataatan yang pertama itu hanya bagi Allah. Si perempuan harus memelihara diri

dari kesucian dirinya serta kehormatan suaminya kapan saja suaminya tidak berada

dirumai'l. 2

Selanjutnya masing-masing suami istri jika menjalankan kewajibannya dean

memperhatikan tanggung jawabnya akan terwujudlah ketentraman dan

ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan suami itri tersebut, diantara

hak dan kewajiban suami istri adalah keduanya harus saling mencintai juga setia.

Menjaga kehormatan keluarga untuk kebaikan masing-masing suami istri harus

pula menjadikan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahrnah serta

mengasuh anak-anak mereka dan membesarkannya sampaianak=-anak tersebut

2 A.Rahmanl.Doi,Penjelasan Lengkap Hukum_Hukum Allah (Syari'ah),(Jakarta:

(11)

dapat hidup mandiri secara hokum, berbuat kebaikan antara keduanya dalam berumah tangga adalah sebuah keniscayaan.

Kebaikan··kebaikan yang tertanam, baik suami dan istri untuk menjatuhkan persepsi dalam perkawinan terkadang terhalang oleh kerikil-kerikil dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Misalkan ada muncul orang ketiga sehingga muncul percekcokan (Shiqaq) antara suami dan istri tersebut, begitupula kekerasan fisik yang dilakukan suami terhadapistri karena egoisme suami bahkan mempunyai istri simpanan (poligami) tanpa izin istrinya, ataupun masalah li'an yaitu suami kmenuduh bahwa istrinya telah berbuat zina dan tidak ingin mengakui anak yang dikandung oleh istrinya.

Islam sebagai agama yang inklusif dan toleran memberi jalan keluar, ketika suami istri yang tidak dapat lagi meneruskan perkawinan, dalam arti adanya ketidak cocokan pandangan hidup dan pcrcekcokan rumah tangga yang tidak bisa didamaikan lagi, maka Islan1 memberikan jalan keluar yang dalam istilah fiqh disebut dengan Thalaq (perceraian). Agama Islam membolehkan suami istri bercerai,tentunya dengan alasan-a!asan tertentu, kendati perceraian itu (sangat) dibenci Allah SWT.3

Perceraian merupakan solusi terakhir yang dapat ditempuh oleh suami-isteri dalam mengakhiri ikatan perkawinan setelah mengadakan upaya perdamaian secara

3

Mohammad Daud Ali, Hukum !sla11i dan Peradilan Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

(12)

maksimal. Perceraian dapat dilakukan atas kehendak suami atau permintaan si isteri,

perceraian yang dilakukan atas permintaan isteri disebut Cerai Gugat. 4

Maksud Cerai Gugat adalah permintaan istri kepada suaminya untuk

menceraikan (melepaskan) dirinya dari ikatan perkawinan dengan disertai iwadh

berupa uang atau barang kepada suami dari pihak istri sebagai imbalan penjatuhan

talaqnya.

Cerai Gugat adalah pemberian hak yang sama bagi wanita untuk melepaskan

diri dari ikatan perkawinan yang dianggap sudah tidak ada kemaslahatan sebagai

imbalan hak talaq yang diberikan kepada laki-laki dimaksudkan untuk mencegah

kesewenangan suami <lengan hak talaqnya, dan menyadarkan suami bahwa istri-pun

mempunyai hak yang sama untuk mengakhiri perkawinan. Artinya dalam situasi

tertentu istri yang sangat tersiksa akibat ulah suami mempunyai hak menuntut cerai

dengan imbalan scsuatu.5

Dengan adanya kemajemukan kehidupan berumah tangga pada zaman

sekarang ini, sering terjadi berbagai macam kasus yang sering kita jumpai di

lingkungan masyarakat ataupun di media-media massa maupun media elektronik,

khususnya di kalangan selebritis, contoh kasus aktris Film Indonesia Yesi Gusman,

yang dalam ha! ini menuntut (Cerai Gugat) terhadap suami nya kepada Pengadilan

Agama, setelah suaminy terkena sanksi kurungan (penjara), contoh kasus lain "Tata"

Istri dari Tomy Soeharto, cerai gugat Tomy yang terkena sanksi kurungan penjara.

4

Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1991), h. 509

5

(13)

Meninjau dari pembahasan di alas, penulis tergugah untuk meneliti tentang perkara Cerai Gugat karena suami dipenjara ataupun istri tidak ridho karena sudah diterlantarkan dan tidak diberikan nafkah lahir maupun bathin, dan terjadilah Cerai Gugat, maka dari itu penulis mengambil objek penelitian di Pengadilan Agan1U yang notabennya merupakan lembaga peradilan yang menangani kasus bagi orang yang beragama Islam, khnsusnya di batasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan . Karena latar belakang di atas penulis mengambil skripsi dengan judul "Putusan Hakim Pengadilan Agama Dalam Perkara Cerai Gugat Istri, Karena Suami Dipenjara Menurut 1-Iukum Islam Dan Hukum Positif ; Analisis Atas Perkara Pengadilan No. 1161/Pdt.G/2007/PAJS Agama Jakarta Selatan ".

B. Pembatasan clan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dan untuk mempennudah pembahasmi, maka tulisan ini dibatasi pada perkara Cerai Gugat karena suami dipeajara yang teijadi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor perkara. 1161/Pdt.G/2007 /PAJS menurut hukum Islam dan hukum Positif. Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan terhadap perkara Cerni Gugat istri, karena suami clipeajara?

(14)

C. Tujuan dan Manfaat Pcnclitian

Penulis mclaksanakan kegiatan kajian ini karena adanya hal-hal yang ingin penulis capai. Tujuan penulis melaksanakan kajian ini adalah:

I. Untuk mengetahui dan menjelaskan putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Se Iatan terhadap perkara Cerai Gugat istri, karena suan1i dipe11jara.

2. Unluk mcngetahui dan menjelaskan tinjauan hukum Islam dan hukum Positifterhadap perkara Cerai Gugat istri, karena suami dipenjara.

Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

I. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan manfaat bagi pengembangan ilmu hukum baik perdata positif maupun perdata Islam.

2. Menambah pembendaharaan kepustakaan hukum umumnya dan hukum Islan1 khususnya dibidang peradilan agama.

3. Bagi pihak suami maupun istri hendaknya selalu menjaga dan memelihara keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, dari kemungkinan-kernungkinan sesuatu yang tidak diinginkan.

D. Metodc Penclitian

Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

(15)

Adapun jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yakni deskripsi berupa kata-kata, ungkapan, norma-norma atau aturan-aturan dari fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penulis berupaya mencermati mengenai perkara Cerai Gugat istri, karena suami dipenjara.

Sedangkan dari seg1 tujuan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian yang bersifat deskriptif analisis yakni penelitian lapangan yang menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta yang diperoleh secara mendalam.6 Dan dari segi tipe penelitian hukum penelitian doktriner komperatif. Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian kepustakaan (library reseach), penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan metode yaitu dari buku-buku, norma-norma baik berupa KUHPerdata, peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

2. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Studi dokumentasi

Dengan mengadakan pendekatan terhadap kasus yang berhubungan dengan judul skripsi, khususnya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Adapun teknik pengumpulan datanya

'' Suharsimi Arikunto, Manajemen Pene/itian, (Jakarta: PT. Rineka Bakti, 1993), eel. ke-2

(16)

adalah melalui telaah terhadap dokumentasi yang terdapat di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Adapun Sumber data yaitu melalui Pengadilan Agama Jakarta Se Iatan.

3. Teknik analisa data

Setelah data terkumpul lalu dianalisa dengan analisa kualitatif lalu di interprestasikan sedemikian rupa dengan metode deduktif.

Penelitian ini menggunakan konten analisis yaitu teknik analisis yang berusaha menyimpulkan dengan menarik bagian atau ha! yang bersifat khusus dalam bentuk kasus dan data-data lapangan menjadi kesimpulan umum yang berlaku secara general.

Teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku "Pedoman Penulisan Sla-ipsi Fakultas Syari 'ah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakarta"

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusun menyelesaikan pembahasan secara sistematis, maka perlu disusun sistematika pembahasan sedemikian rupa. Adapun sistematika yang akan diuraikan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

>

Bab pertama menguraikan Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
(17)

>

Bab Kedua menguraikan tinjauan umum tentang cerai gugat dan meliputi :

Pengertian, Hukum cerai gugat, Rukun-rukun dan Syarat-syarat Khulu', akibat dan hikmah cerai gugat, dan iddah khulu'

>

Bab ketiga menguraikan prosedur perceraian dalam hukum acara peradilan

agama meliputi : sebab-sebab terjadinya perceraian menurut hukum Islam, sebab-sebab terjadinya perceraian menurut hukum positif dan proses mengajukan pcrccraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

>

Bab keempat menguraikan putusan peradilan Agama Jakarta Selatan

mnengenai perceraian yang disebabkan karena suami di penjara meliputi profil Peradilan Agama Jakarta Selatan, putusan hakim, putusan perkara cerai gugat No. 1161/Pdt.G/2007/PAJS dan analisis putusan 1161/Pdt.G/2007

IP

AJS menurut hukum Islam dan hukum Positif.
(18)

TINJAUAN UMUM TENTANG CERAI GUGAT

A. Pengertian cerai gugat

Didalam perkawinan masalah putusnya hubungan perkawinan (perceraian, talak). Dalam hal keputusan untuk bercerai tidak tergantung kepada seorang laid-laki (suami), perempuan pun (istri) bisa mengajukan gugatan perceraian apabila si istri sudah merasa tidak cocok dan tidak tahan lagi dengan keadaan suaminya, yang dikarenakan suami kasar, pemabuk pezimr; dan pejudi.

Olch karcn::i itu pcrceraian bukan hanya milik bagi kaum laki-laki sa.Ja rndainkan pcrcrnpuanpun (istri) bisa mcnggugat cerai suaminya bila mana ticlak ada kccocokan dari keduanya.

Gugat cerai (khulu') terdiri dari lafazd kha-la- 'a yang berasal dari bahasa arab, secara etimologi berarti menanggalkan atau membuka pakaian. Dihubungkan kata khulu' dengan perkawinan karena dalam Al-Qur'an disebutkan suami itu sebagai pakaian bagi istrinya dan istrinya merupakan pakaian baf;i suaminya. 1 Dalam surat Al Baqarah ayat 187 Allah SWT berfirman :

1

Amir Syarifuddin, Hukum Perkmvinan !s!am di Indonesia, ( Jakai1a : Kencana, 2006 ), cet

(19)

" mereka merupakan pakaian bagimu dan kamu mrupakanpakaian bagi mereka" (QS. Al-Baqarah: 187)

Gugatan cerai yang dilakukan istri kepada suaminya disebut dengan klmlu'. Khulu' ialah perceraian yang dilakukan pihak istri kepada suami, dengan iwadh/ fidyah (uang pengganti/ tebusan) kepada suami, dalam ha! ini tetap diucapkan oleh suami dan keputusannya tetap berada ditangan laki-laki (suami).2

Khulu' menurut bahasa berarti tebusan. Dan menurut istilah khulu' ialah talak yang diucapkan istri dengan mengembalikan mahar yang pernah dibayarkan suami.3 Muhammad Jawad mughniyah Dalam Fiqih Lima mazhab bahwa khulu' ialah penyerahan harta yang dilakukan oleh istri untuk menebus dirinya dari (lkatan) suaminya.4

Khulu' secara harfiah berarti "lepas" atau "copot", ulama mendefinisikan

"Perceraian dengan tebusan (dari pi/wk islri kepada pi/wk suami) dengan

menggunakan /afc1z !alak atau khu/u"5

Dari beberapa definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa khulu' ialah permintaan cerai oleh pihak istri kepada suami dengan mernberi kembali malrnr

2 I-lusein 1nuha1n111ad, Pe1J1baharuan Hukun1 keluarga Jslan1 Di Indonesia,

bllp://\V\Vw.jurn.nlpere111puan.con1/Yjl21P-o/?act=artikel7c-25, Novmber 2004

3 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (pene1jemah M. Abdul Ghojfm; E.M), ( Pustaka

Al-l(autsar, 2006), cet ke-5, h. 305

4 Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqh Lima Mazhab. (Beirut: Dar al-Jawad, 2006), h. 456

(20)

yang tel ah di berikan suami. B. Hukum Cerai gugat ( khulu')

Cerai gugat ( khulu') merupakan salah satu jalan bagi istri untuk menentukan arah dan tujuan hidupnya, apakah perkawinan nya mau dilanjutkan atau diputuskan, cerai gugat ( khulu') adalah kehendak istri.

Dasar kebolehan khulu'6

Jika pasangan suami istri saling berselisih, dan membenci karena keburukan akhlak, ketaatannya terhadap agarna, atau karena kesornbongan yang menyebabkan istri khawatir tidak dapat rnenunaikan hak-hak Allah SWT, maka diperbolehkan baginya mengkhulu' dengan cara memberikan ganti berupa tebusan untuk menebus dirinya dari suaminya.

Menurul imam Syafi'i khulu' dibolehkan pada waktu te1jadi perselisihan dan pada saat rukun dengan cara yang lebih baik dan tepat. 7

Adapun hukum dari khulu' adalah mubah (boleh). Sesuai dengan firman Allah dalarn surat Al-Bagarah 229:

" jika kalian khawalir bahwa keduanya (suami islri) tidak dapa!

menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang

bayaran yang diberikan oleh is!ri untuk menebus dirinya. " ( Q.S. Al-Baqarah :

229)

6 An1ir Syarifuddin, Goris-garis Besen· Fiqih, Ibid, h.131

7

(21)

Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW, sabdanya dari Anas bin Malik menurut riwayat Bukhari:

,,. \ ,, ,,. ,, ,, IP ,, \ .,; "'" ..- ,,. ,,. ,.. セ@ t

J.

セゥN[@

.»1

Jy)t;

:.:Jw

;;.t-)

セ@

.»1

セ@

;,i1 ..:Ji

セ@

J.

セゥN[@

•i;.1 01

,, ,, ,, ti ,, ,,. ,, "

' J ,,. ,.,,,. ,,. 0 J 0 t セ@ ... ,,. } ,., t ,,.

.lll

J:;,,)

JW i')G'jl,} p l

セスGi@

._?Jj

jセ@

'lj

セ@

j

セセi@

c;

セ@

... ,,. ,,. ti ,,. ti ,,. ,, ... ti

+

11

セ@

11

j:,_:,:;

jセ@

r

Xセ@

セセ@

+

jセ[イ@

;.

i' ..

j

+

11

J.,,

ti,., g g "'"' ,,. ,,. ,, ,,,,. 01

8( WI ol ) Nセ@ 1'.,IL' セjjMQ@ \';i '.I' .. '

i..fJ . )J -, セI@ -,

u.

,

r--J

"istri Tsabit bin Qais datang mengadu kepada Nabi SAW, dan berkata: " Ya

Rasul Allah Tsabit bin Qais ilu tidak ada kurangnya dari segi kelakuannya dan tidak pula dari segi keberagamaannya. cuma saya tidak senang akan terjadi kekufi1ran dalam Islam". Rasul Allah SAW. berkata : "Maukah kamu

mengembalikan kebunnya?". Si istri menjawab: "Ya mau". Nabi berkata kepada

Tsabil:" Terimalah kebun dan ceraikanlah dia satu kali cerai" (HR. Al-Bukhari)

Dengan adanya khulu' maka si istri akan terhindar dari kesulitan yang ia rasakan, tan pa merugikan pihak si suami karena kebun yang dij adikan mahar telah dikembalikan kepada suami.

Apabila seorang istri menggugat cerai tanpa suatu alasan, lalu ia meminta tebusan dari suaminya, dalam ha! ini Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Tsaubah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

,

,

" Wanita mana saja yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, :naka diharamkan baginya bau syurga. "(HR. Tirmidzi)

8

Ab! al-Husaien Muslim bin al-Hujjaz, Shahih Bukhari (Jakarta : Bumi Restu. 1992), ha!, 20

Hadits No. 1619. 9

Abi l'sa' Muhammad bin Saurah, Sunan al-Turmudzii, (Beirut: Dar al-Fikr 1994) Juz ll, h.

(22)

Banvak ularna salaf dan para imam khalaf yang menyatakan, bahwa tidak bo!eh khulu' kecuali jika teijadi perselisihan dan nusyuz dari pihak istri. Maka pada saat itu, bagi suami diperbolehkan untuk menerima fidyah ( tebusan).

Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an serta hadits diatas cukuplah menjadi fakta kekuatan pengadilan dalam menangani kasus khulu' sehingga untuk melindungi hak wanita dalam perkawinan, pemberian hak khulu' kepada wanita sangat diperlukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan te1jadi.

C. Rukun-Rukun dan Syarat-Syarat cerai gugat I. Rukun cerai gugat

Suatu akad dilakukan sah apabila akad tersebut dilaksanakan dengan rukun-rukun dan syarat-syarat yang sempurna dan sesuai dengan ketentuan 。ァ。ョセ。N@

Begitu pula clengan khulu'. Untuk tejadinya khulu ada rukun dan syarat. Aclapun rukun khul u sebagai berikut :

Istri sebagai yang mengajukan khulu'

para ulama sepakat bahwa istri yang mengajukan khulu' kepacla suaminya itu wajib suclah baligh, clan berakal sehat, mereka juga sepakat bahwa istri yang safih (idiot) ticlak boleh mengajukan khulu' tanpa izin walinya.10 Suami sebagai penerima 'I waclh

seluruh mazhab, kecuali mazhab hambali sepakat bahwa baligh dan

10 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab Penerjemah Masykur A.8., dan Umar

(23)

berakal merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh laki-laki yang melakukan khulu'. Sedangkan hambali mengatakan klmlu', sebagaimana halnya dcngan talak, clianggap sah bila dilakukan oleh orang yang mumayyiz (telah mengerti sekalipun belum baligh)11

Aclanya uang ganti ('iwaclh), 'iwadh berupa suatu yang berharga clan dapat clinilai sebanding clengan mahar yang diterimanya waktu akad nikah, hanti rugi ini diberikan oleh istri sendiri atau oleh pihak ketiga atas persetujuan suami istri.12

Bentuk barang ganti rugi menurut Imam mazhab bahwa segala sesuatu yang bias dijadikan mahar (maskawin), boleh pula dijadikan tebusan itu harus dik<:tahui sccara rinci nrnna kala bcnda-benda terscbut cenderung bias diketahui clengan mudah.13 Dan mengenai kaclar barang ganti rugi yang harus cliberikan, imam Malik, Syafi'I dan golongan fugaha berpenclapat bahwa seorang istri boleh melakukan khulu' clengan memberikan harta yang lebih banyak dari mahar yang diterimanya clari suaminya.14 Ini berdasarkan Firman Allah SWT Surat Al-l3aqarab: 229

11 Muhammad Jawad Mughniyah, Ibid, h. 462

12

An1ir Syarifuddin, Hukzun Perkarvinan Is/an1 dilndonesia, Ibid, h. 237

" Muhammad Jawad Mughniyah, lbicl, h. 457

14

lbnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Penerjemah DRS. Imam Ghazali Said, MA dan Drs.

(24)

... Maka tidak ada dosa alas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh

isteri untuk menebus dirinya. (QS. Al-Baqarah:229)

ayat inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Kulu' yaitu permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.

Akan tetapi segolongan Ulama seperti Imam Ahmad, Abu ubaid, dan Ishak bin Rawaih mengatakan, " Suami tidak boleh menerima tebusan istri lebih dari pada mahar yang diberikan dulu". Demikian juga pendapat Said bin Musayyah Atha', Amr bin Syu'aib az-Zuhri, Thawus, hasan al-Basri, sya'bi, Hamad bin abi Sulaiman, rabi bin anas. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan Abdu bin hamid dari Atha' dapat dikatakan bahwa Nabi SAW membenci seorang suami mengambil melebihi dari apa yang pernah ia berikan.15

Shigat, yaitu ucapan cerai yang disampaikan oleh suami yang dalam ungkapan tersebut dinyatakan dengan uang ganti ('iwadh).16

Adapun lafaz khulu' terbagi menjadi dua, yaitu sharih dan kiasan. Khulu' sharih itu terdapat tiga lafaz yaitu :

a. Kha/a iuki (alrn meng-khulu'-mu) seperti "saya khulu' kamu dengan iwadh

sebuah sepeda motor"

b. Mufadah (tebusan) seperti "saya bercerai denganmu dengan tebusan sekian" c. Fasakhtu nikahaki, seperti "saya faskh kamu dengan iwadh sebuah kitab suci

" Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, Ibid, h. 310-311

(25)

Al-Qur' an. 17

2. Syarat-syarnt khulu'

Syaikh Hasan Ayyub menyatakan bahwa syarat-syarat khulu itu ada tiga yaitu: Seorang istri boleh meminta kepada suaminya untuk melakukan khulu' jika tampak adanya bahaya yang mengancam dan ia merasa takut tidak akan 111enegakkan hukurn Allah Azza wa jalla

Khulu' itu hendaknya dilakukan sarnpai selesai tanpa dibarengi dengan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh suarni. Jika pihak suarni rnelakukan penganiayaan, maka tidak boleh mengambil sesuatu pun dari istrinya.

Khulu' itu berasal dari pihak istri dan bukan dari pihak suami.18

0. Akibat dan Hikmah Cerai gugat

Adapun akibat dari cerai gugat adalah babwa seorang istri yang telah dikhulu' oleh sumninya, ia berhak alas dirinya karena istri telah merniliki dirinya, ia bebas rnenentukan nasib dirinya sendiri. Menurut Jumhur ulama termasuk Imam Mazhab berpendapat bahwa suami tidak boleh merujuk lagi dengan mantan istrinya setelah ia rnenerima 'iwadh sebagai tebusan dari sang istri, 19 dan mantan

17

Amir Syarifuddin, Hukun1 Perkcnvinan !s/an1 dilndonesia, Ibid, h. 237

18 Syaikh Hasan Ayyub, !hid. h. 309 .. 3 I 0

19

Tengku Muhan1n1ad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ko/eksi Hadits-hadits Huku111, (Seinarang: PT.

(26)

suami tesebut tidak berhak rujuk dalam masa iddah, sebab dengan khulu' tersebut telah terjadi talak bain.20

Adapun hikmah dari cerai gugat adalah.

Hikmah dibolehkan khulu' adalah memberikan kemaslahatan kepada umat manusia yang telah dan sedang menepuh hidup berumah tangga dalam masa perkawinan itu mungkin ditemukan hal-hal yang tidal< memungkinkan keduanya mencapai tujuan perkawinan

Menurut Amir Syarifoddin bahwa hikmah khulu' adalah tampaknya keadilan Allah sehubungan dengan hubungan suami istri. Bila suami berhak melepaskan diri dari hubungan dengan istrinya menggunakan cara talak, istri juga mempunyai hak dan kesempatan bercerai dari suaminya dengam menggunakan cara khulu.21

Jadi jelas dengan adanya khulu', pihak istri bisa menggunakan haknya, yang mana hak berccrai bukan untuk pihak laki-laki (suami) saja melainkan istri bisa mempergunakannya dan dengan alas an-alasan yang tepat.

E. lddah ccrai gugat

Seperti halnya perceraian karena talak, khulu' pun mempunyai masa iddah, adapun iddah untuk orang yang dikhulu' menurut Imam Malik, Abu hanifah,Syafi'I, Ahmad bin Hanbal, Ishak bin Rahawaih, bahwa iddah wanita yang melakukan khulu' adalah sama dengan wanita iddah wanita yang diceraikan

20 Syaikh Hasan Ayyub, Ibid, h. 323

(27)

yaitu tiga quru'. Sedangkan Imam Tarmidzi mengatakan wanita yang melakukan khulu' adalah satu quru'( satu kali haid) berdasarkan hadits Rubayyi' binti Mu'awwidz yang diriwayatkan Nasa'I mengenai kisah istri Tsabit bi Qais, bahwa Nabi SAW pernah berkata kepadanya, " ambilah miliknya yang ada padamu dan biarkanlah jalannya." Kemudian Tsabit menjawab, " Ya, baiklah." Lalu beliau menyuruh istrinya untuk menjalankan iddahnya satu kali haid dan kembali kepada keluarganya.22

Untuk wanita yang melakukan khulu' iddahnya satu kali haid sesuai dengan hadits Nabi dalam kasus Tsabit.

(28)

PROSEDUR CERAI GUGAT DALAM HUKUM ACARA

PERADILAN AGAMA

A. Sclrnb-scbab tcrjadinya Ccrai Gugat Mcnurut Ilulrnm Islam

Asumsi yang menyatakan bahwa orang Islam boleh menceraikan istrinya dengan sewenang-wenang, hanyalah memutarbalikan ketentuan-ketentuan hukum Islam tentang perceraian atau talaq. Meski Al-qur'an menunjukan bermacam-macam sebab yang memungkinkan terjadinya perceraian itu dilakukan, tetapi Al-qur'an tidak memberikan rincian sampai yang sekecil-kecilnya. Hal ini adalah wajar, karena Islam adalah sebagai agama yang asas perceraian yang diuraikan dalam Al-qur'an besar kecilnya mencakup segala macam sebab, yakni keputusan suami

istri

untuk menrntuskan ikatan perkawinan, karena mereka ti.dak sanggup lagi unyuk hidup sebagai suami istri.

Sebenarnya, perkawinan itu rnerupakan suatu pe1janjian suci untuk hidup bersama sebagai suami istri, dan jika masing-masing pihak tidak setuju lagi untuk hidup bersama. Hal ini menjadikan perceraian merupakan satu jalan yang tidak dapat dihindarkan. lni bukan berarti bahwa setiap pertengkaran suami istri akan mengakibatkan perceraian, kecuali jika tidak ada masalah kesanggupan untuk hidup bersama sebagai suami istri sajalah yang menyebabka!1 ditempuhnya perceraian.

Tidak ada kesanggnpan untuk hidup セ・イウ。ュ。@ itu menurut Al-qur'an disebut

(29)

hak kepada masing-masing pihak untuk mengadakan perceraian, setelah ditempuh segala macam usaha untuk mendamaikan perselisihan suami istri.1

Perceraian menurut Hukuin Islam biasanya terjadi disebabkan dua hal : a. Istri atau Suami mandul2

Jika Istri mandul, tidak dapat melahirkan anak, tentu rumah tangga menjadi sepi, karena anak-anak adalah laksana btmga dan menjadi perhiasan didalam keluarga, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-kahfi ayat 46, yaitu:

Artinya : "hart a dan anak-anak adalah perhiasan kihidupan dunia"

Salah satu tujuan utama dari perkawinan ialah untuk memperolah anak atau keturunan. Dengan kemandulan salah seorang diantara mereka berdua, maka berarti salah satu tujuan pokok dari perkawinan menjadi lenyap

jika istri mandul, maka untuk kemaslahatan suami, dia boleh menceraikannya, selanjutnya kawin lagi dengan wanita lain yang mungkin dapat melahirkan anak.

Sebaliknya jika suami mandul, maka untuk kemaslahatan istri, dia dapat mengajukan gagatan perceraian. Untuk selanjutnya dapat kawin dengan laki-laki lain yang mungkin dapat memperoleh keturunan (anak).

1

Sri Mulyati (ed), Relasi Suami Istri Dalam Islam, (Jakarta; Pusat Studi Wanita (PSW)UIN

Jakarta, 2004),h. 20-2 I

2

M, Quraish Shihab, Wawasan Qur 'an;Tafsir Maudhzi 'i At as Pelbagai Persoalan Umat.

(30)

Dengan de111ikian percernian itu adakalanya untuk ke111aslnhatan suami, adakalanya untuk kemaslahatan mereka berdua dan anak.

Jika keduanya tidak ingin te1jadi perceraian maka dapat mangangkat anak orang miskin atau anak yatim atau bahkan anak telantar Galanan). Hubungan darah memang penling. Telapi bukan manjadi ·unsure penilaian tcrlinggi di masyarakat. Hal ini jelas tidak sejalan dengan Al-Qur'an.3

b. Tidak terdapat kerukunan dalam rumah tangga

Kerukunan dan kesepakatan adalah merupakan unsure utama bagi pembinaan rumah tangga bahagia. Jika hubungan perkawinan dalam situasi kemelut yang melanda rumah tangga itu, dilanjutkan terns, tentu akibatnya akan menimbulkan rasa permusuhan yang berkesinambungan antara mereka berdua dan akhirnya rumah tangga hancur berantakan. Maka salah satu solusi dari perselisihan itu, meraka harus bercerai.

B. Scbab-scbab tcrjadinya Cerni Gugut mcnurut hukum positif

Adapun sebab-sebab putusnya pekawinan me11urut UU No. 1 th. 1974 dan kompilasi hukum Islam cliscbabkan oleh:

a. kematian b. percerai an

3

Amina Wadud Muhsin (Pe;nikir Wanita Muslim Amerika yang Menekankan kajiannya Pada

MAsalah-masalahn Wanita, dengan pendekatan heumeneutik), Wanita di da!am Al-Qur'an, (Bandung:

(31)

hal ini dijelaskan dalam kompilasi hukum Islam pasal 116 dan pp No. 911975 pasal 19, sebagai berikut:

a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pamadat, penjudi dsb yang sukar untuk disembuhkan.

b. Sal ah satu pihak i,neninggalkan pihak lain dalam j angka waktu dua tahun secara terns menerus tanpa izin dari pihak lain dan tanpa a!asan yang sah atau karana ha! Jain diluar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mandapatkan pidana ljma talrnn penjara dan hukuman lain yang lebih berat.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman yang membahayakan keselamatan anggota keluarga

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat melakukan ォセキ。ェゥ「。ョョケ。@ baik sebagai suami/istri

f. Terns menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran antara kedua belah pihak sehingga tidak ada harapan untuk _qidup harmonis ( terdapat juga dalam pasal 39 ayat 2 UU No. 111974)

g. Suami melanggar ta'lik talak

4

(32)

h. Peralihan agama atau murlad yang menyababkan teijadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga

C. Prosedur Pengajuan Cerai Gugat di Pcngadilan Aganrn Jakarta Sclatan Baik hukum Islam maupun hukum positif kita menempatkan suami istri dalam kedudukan yang sama dimana seseorang istri dibolehkan menuntut perveraian dari suaminya jika ia mempunyai. '.'Jasan yang kuat. Sebagimana ha! ini terdapat dalam sunnah Rasulullah SAW yang berbunyi:

J.

セjャI@

: ,

セj@

セ@

セi@ セ@

セi@

J_,...:.j

Jlii

GヲセGスi@

セ@

}5:J1

o)'f

セ|ェ@

セNjMQ@

..

JJ1) :

.. ..

セj@

セ@

1"1

J;.p

1"1

j_,...:.J

jセ@

Gセ@

|Zjセ@

NHセセ@

セ@

,,. , ,

Artinya: diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA. Bahwa istri sabit bin Qurais,

memenuhi Nabi SAW. dan ia berkata : . "Ya Rasu/u/lah saya tidak

menjelekkan Sabit Bin Quraisy dalam ha/ akhlak dan agamanya, tetapi saya tidak ingin rerjerumus kedalam perilaku yang menenrang Islam (apabila saya tetap menjadi istri sabit bin Qais) Rasulu/lah SAW bersabda : apakah kamu bersedia mengembalikan kebun yang telah diberikan Sabit bin Qais (sebagai maskawin) ? "lsrri Sabir menjawab, "ya", ceraikan islrimu dengan .talak satu (Hadits Riwayat Bukhari)

5 Ahmad Bin Hajar Al-Qailani, (Shahih Bukhari}, Beirut, Dar Al-Fikri, 1996. Zz I 0. Hal.

(33)

Sedangkan dalam hukum positif kita terdapat dalam UU perkawinan No.1/1974 pasal 40 ayat 16, PP No. 9/1975 7 dan UU No.3 Th. 2006 tentang peradilan agama menjelaskan memberikan kesempatan.yang sama kepada suami ataupun kepada istri untuk mengajukan perceraian di pengadilan Agama dengan memakai istilah yang berada yaitu cerai talak (permohonan perceraian yang di aj ukan oleh suami ke pangadilan agama atas inisiatif dari suami) dalam cerai gugat ( gugatan perceraian yang diajukan 0leh istri kepada pengadilan agama atas inisiatif istri)

Walaupun mengajukan perceraian dapat diajukan oleh suami atau istri, namun penullis akan lebih terinci membahas perceraian yang diajukan oleh istri ( cerai gugat ) karena pembahasan tullisan ini mengenai pengajuan gugat istri karena suami dipenjara. "'.'erdapat dalam pasal 74 UU No. 3/2006

Akan tetapi sebeh:m pihak istri melakukan perceraian ke pengadilan agama, maka sebelunya istri lebih tahu bagaimana prosedur mengajukan gugat cerai ke Pengadilan agama.

Gugat cerai ( cerai gugat) di atur dalam pasal 40 UU No. 1/1974 pasal 20-36 pp No. 9/1975, pasal 73-88 UU NO. 3/2006, pasal 113-148 Kompilasi Hukum Islam. Adapun tata earn penyelesaian gugat cerai di atur sebagai berikut:

1. Gugatan cerai diajukan kepada pengadilan agama

6 UU No. I Th.1974 Pasal 20 ayat I: "Gugatan Perceraian diajukan kepada pengadilan"

7

PP No.9/1975 pasal 20 ayat I: "Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau istri at au

(34)

a. Gugatan cerai diajukan oleh seorang istri yang dilakukan perkawinan menurut agama Islam ( panjelasan pasal 20 pp No.9/1975

b. Gugatan perceraian diajukan kepada pengadHan Agama

2. Menyusun surat gugat cerai8

Surat gugatan cerai memuat :

a. Jdentitas para pihak, yaitu yang me1miat cirri-ciri daripada penggugat seperti nama, umur, pekerjaan dan tempat kediaman penggugat yaitu istri dan tergugat yaitu suami ....

b. Alasan -alasan yang menjadi dasar alasan perceraian yang disebut dengan fondamentum petendi.

c. Petitum atau tuntutan perceraian, yaitu apa yang diminta atau diharapkan penggugat agar diputuskan oleh hakim. Jadi tuntutan itu akan terjawab didalam amar atau dictum putusan. Oleh karena itu petitum hams di rumuskan secara jelas dan tegas.

Cerai gugat dapat diajukan berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang diajukan dalam kompilasi hukum Islam,Pasal 116 dan pp No. 9/1975 pasal 19 serta terdapat juga dalam pasal 39 ayat 2 UV No. 1/194 sebagaimana telah dijelaskan oleh penulis pada poin b2.

3. Kewenangan relative pengadilan agama

a. Gugat cerai diajukan o!eh istri atau kuasanya kepada pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali dalam ha! :

8

(35)

1) Penggugat dengan sengaja menunggalkan tempat kediamanbersama tanpa izin tergugat, maka gugatan cerai diajukan kepada pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat. 2) Penggugat bertempat kediaman diluar negeri, maka gugatan perceraian

juga diajukan ke pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat

3) Penggugat dan tergugat bertempat kediaman diluar negeri, maka gugatan cerai diajukan kepada pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi di tempat perkawinan mereka dilangsungkan atau kepar!a pengadilan Jakarta pusat. (Pasal 73 (3) UU No. 3/2006

b. Gugat cerai di proses di kepaniteraan gugatan dan dicatat clalam register induk perkara gugatan.

4. Pemanggilan pihak-pihak

A. Pemangilan pihak pihak dalam pekara cerai gugat di lakukan sama clengan pangi !an dalam perkara cerai talak.

a. pangilan terhadap para pihak yang セ・ュー。エ@ kecliamanya berada di wilayah pengadilan lain, dilakukan melalui pengadilan agama di tempat kediaman pihak yang di panggil.(pasal.103(2)UU-pengadilan agama).

5. Pemeriksaan

(36)

b. Setelah ketua pengadilan menerima gugatan maka ia menunjuk ketua majelis dan dua hakim anggota yang di tugaskan untuk menangani perkara tersebut. c. Hakim yang bersangkutan dengan surat ketetapan menentukan hari sidang

dan memanggil para pihak agar menghadap pada sidang pengadilan agama pada hari sidang yang telah di tetapkan dengan membawa saksi-saksi serta bukti-bukti yang di perlukan.

d. Pemanggilan dilakukan oleh jurusita. Surat panggilan tersebut disebut

exploit. Exploit itu berserta salinan surat gugatan di serahkan kepada tegugat

pribadi di tempat tingalnya.

1) Apabila tegugat tidak di temukan,exploit di serahkan kepacla kepala desa yang bersangkutan untuk di teruskan kepada tergugat.

2) Kalau tergugat sudah meningal dunia, maka exploit di sampaikan kepada ahli warisnya dai;i apabila ahli warisnya tidak diketahui maka di sampaikan kepada kepala desa di tempat kecliaman terebut.

3) Apabila tempat tinggal tidak di ketahui rµaka exploit diserahkan kepada bupati dan untuk selanjutnya exploit · diserakan kepada bupati dan selanjutnya exploit tersebut di temple pada papan pengumumandi pengadilan agama yamg bersangkutan

(37)

5) Sctd11h 111cl11kuk1111 p1111ggil1111, jurusit11 !111rus 11ic11ycnd1lrn11 rd1111s (ris11l11h) panggilan kepada hakim yang akan memeriksa perkara yang bersangkutan.relaas itu merupakan bukti bahwa tegugat telah dipanggil. c. Kcmudian pada hari yang telah di tcntukan siclang perneriksaan perkara di

mulai.

6. Jalan persidangan 9 a. Sidang pertama

setelah hakim membl1ka sidang dengan menyatakan " sidang di buka untuk umum" dengan mengetuk palu, hakim mulai dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan identitas npra pihak -dan menanyakan apakah pata pihak sudah mengerti mengapa mereka di panggil untuk mengadiri sidang. Dan yang paling utama dalam sidang pertarna ini adalah upaya hakirn untuk mendamaikan mereka.

b. Sidang kedua

Apabila perdamaian te1jadi di luar perdamaian, maka sidang di hentikan oleh majelis hakim dan kedua pihak mendapatkan akta perdamaian.akam tetapi jika perdamaian tidak dapat terjadi, makam sidang dapat dilanjutkan dengan penyerahan jawaban dari pihak tergugat.

c. Sidang ketiga

Pada sidang ini pengugat menyerahkan Replik. Replik adalah tanggapan pengugat terhadap jawaban tergugat.

9

(38)

Selanjutnya, tergugat memberikan duplik, yaitu tanggapan tergugat atas n:plik pcngugnl.

e. Sidang kelima

Sid:mg kclimn dnpnl discbut sidnng pe111buktirn1 okh pengugnl. Disini pengugat mengajukan bukti-bukti yang memperkuat dalil-dalil tergugat bukti-bukti yang di maksud terdiri dari surat surat dan saksi-saksi.

I'. Sidnng. kcenrnn

kalau sidang keenam merupakan sidang pembuktian tergugat,maka sidang ke cnnm ini adalnh sidang pc111buktin11 dnri pihnk tcrgugnl.

g. Sidang ketujuh

Sidang ketujuh adalah sdang penyerahan kesimpulan. Disini kedua belah pihak membuat kesimpulan dari basil hasil sidang tersaebut. Isi pokok kesimpulan sudah barang tentu yang menguntungkan para pihak sendiri. h. Sidang kedelapan

sidang kedelapan dinamakan sidang putusan hakim. Dalam hal ini hakim membacakan putusan yang seharusnya di hadiri oleh para pihak. Setelah selesai pembacaan putusan hakim mengetuk palu tiga kali dan para pihak di beri kesempatan untuk mengajukan banding apabila tidak puas dengan putusan hakim. Pernyataan banding ini harus.di lakukan dalam jangka waktu

(39)

Sidang perceraian tersebut di atas tidak harus dilaksanakan dalam delapan tnhupun pcrsidungan, .iiku jtilunnyu p0rsidanga11 luucur yaitu kcdun beluli pilink (pengugnt dan tergugat) hadir pada setiap persidangnn, hadirnya saksi ketika sidPng pembuktian dan sudah sepakatnya suami istri untuk bercerai.

Kesimpulan dari prosedur mengajukan perceraian ke pengadilan agama tempat tinggal yang berwenang di atur berdasarkan UU No. 3/2006 dan UU perkawinan no.

(40)

PUTUSAN HAKIM PENG ADI LAN AG AMA ,JAKARTA sャセlatan@

DALAM PERKARA CERAl GUGAT KARENA SUAMI DIPENJARA

A. Profil Prng11dil1111 Ag1111111 ,J11k11rt11 Sdntnn

I. Sejarah berdirinya Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pengadilan Agan1a Jakarta Selatan dibentl1k berdasarkan surat keputusan menteri agama RI. Nomor 69 th 1963, pada Mula Pengadilan Agama di Jakarta hanya terdiri dari kantor induk dan (2) dua cabang yaitu :

I. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Utara

2. Kantor cabang pengadilan agama Jakarta Tengah( sekarang Jakarta Pusat) 3. Kantor cabang pengadilan istimewa Jakarta Raya sebagai induk

Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk wi!ayah hukum Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian telah berdirinya cabang mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI. NO, 71 tahun 1976, semua Pengadilan Agama di Provinsi Jawa Barat dan Pengadilan Agama di daerah khusus !bu kota Jakarta berada dalam wilayah Hukum Mahkamah Tinggi cabang Bandung.·

(41)

1987. dengan demikian otomatis wilayah hukum Pengadi!an Agama yang ada di Jakarta yang semula termaksud wilayah hukurn Pengadilan Tinggi Agama Bandung menjadi wilayah hukurn Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

Gedung Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang beralamat di jalan Rambutan VII no 48 Pejaten Baral Pasar Minggu Jakarta Se!atan mempunyai luas tanah sekitar 3.421 M2. adapun luas bangunannya Pengadilan Agama Jakarta Selatan seluas 1000 M2. yang pada saat ini djadikan balai sidang perkantoran. adapun luas bangunannya.dan status tanah dan bangunan yang dipergunakan untuk kantor Pengadilan Agarna Jakarta Selatan adalah milik pemda DK! Jakarta.

2. Dasar Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai intansi yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugasnya yang rnenjadi dasar hukum dan landasan ke1janya:

I. Undang - Undang J:)asar 1945

2. Undang - Undang No. 4 Tahun 2004 tentang pokok - pokok kekuasaan kehakilr an

3. Undang - Undang No. 5 Taun 2004 tentang Mahkamah Agung 4. Undang - Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

5. Undang -Undang No. 3 tahun 2006 tentang Pengadilan Agarna

(42)

7. Keputusan ketua Menteri Agama RI No. KMA/004/SK/ll/1992 tanggal 24 Februari 1992 tentang susunan organisasi dan tata kerja kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama dan keputusan Menteri Agama RI No. 303 tahun 1990 tentang susunan organisasi dan tata kerja kesekretariatan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama

8. Keputusan Menteri Agama RI No. KMA /SK/l/1991 tangggal 24 januari 1991 tentang pola pidana dalam Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama

9. Keputusan Menteri Agama RI No. KMA/006/SK/III/1994 tanggal 24 Januari 1991 tentang pengawasan dan evaluasi atas hasil pengawasan oleh Pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama

I 0. Undang- undang serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Pengadilan Agama

11. Keputusan presiden No. 21 :21 tahum 2004 ten tang perubahan satu atap dibawah Mahkamah Agung RI

3. letak Geografis dan Wilayah Hukum

(43)

Kecamatan Tebet terdiri clari 7 kelurahan Kecamatan Setia Budi terdiri clari 8 kelurahan Kecamatan Mampang tercliri clari 5 kelurahan Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari 7 kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama terdiri clari 6 kelurahan Kecamatan Cilandak terdiri dari 5 kelurahan

Kecamatan Kebayoran Baru terdiri dari 10 kelurahan Kecamatan Pancoran terdiri dari 6 kelurahan

Kecamatan Jagakarsa tersiri dari 6 kelurahan Kecamatan Pesanggrahan terdiri dari 5 kelurahan.

B. Putusan Hakim

Dengan rnerujuk pada ketentuan pasal 57 ayat2, pasal 59 ayat 2, pasal 60, 61, 62, 63, dan 64, kemudian tentang bentuk keputusan Peradilan Agama ditegaskan lebih lanjut dalarn penjelasan pasal 60. Dari ketentuan-ketentuan inilah dapat diketahui bentuk produk keputusan yang dapat dijatuhkan Peradilan Agama, yang terdiri dari "Penetapan" dan "Putusan".

(44)

dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara permohonan (voluntair).1

Adapun keputusan Peradilan Agama yang lain adalah "putusan". Putusan adalah pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari pemeriksaan perkara gugatan (kontesius).2 Macam-macam kcputusan:

1. Putusan Akhir

Putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri pemeriksaan di persidangan, baik yang telah melalui semua tahap pemeriksaan maupun yang tidak atau belum menempuh semua tahap pemeriksaan. Semua putusan akhir dapat dimintakan banding, kecuali undang-undang menentukan lain.

2. Putusan Sela

Putusan sela adalah putusan yang dijatuhkan masih dalam proses pemeriksaan perkara dengan tujuan untuk memperlancar jalannya pemcriksaan. Dasar hukum putusan ini adalah pasal 185 HIR/196 RBg. Putusan sela tidak mengakhiri pemeriksaan, tetapi akan berpengaruh terhadap arah dan j alannya pemeriksaan. Putusan ini juga sclalu tunduk pada putusan akhir, karena tidak berdiri sendiri dan akhirnya akan dipertimbangkan.

1

A. Mukri Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadi/an Agama, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2000), Edisi Revisi, 11. 251.

(45)

Putusan gugur dapat dijatuhkan apabila telah clipenuhi syarat-syaratnya, yaitu: a. Penggugat/Pemohon telah clipanggil dengan resmi dan palut untuk hadir

dalam sidang hari itu.

b. Pcnggugat/Pemohon ternyata ticlak haclir clalam sidang tersebut, clan tidak pula mewakilkan ·orang lain untuk hadir, serta ketidak hadirannya itu karena sesuatu halangan yang sah.

c. Tergugat/Termohon badir dalam sidang. d. Tergugat/Termohon mohon keputusan. 4. Putusan Verstek

Putusan verstek adalah keputusan yang dijatuhkan karena tergugat/tennohon tidak pernah hadir meskipun telah dipanggil secara resmi, sedang penggugat hadir dan mohon keputusan. Putusan verstek dapat dijatuhkan apabila telah dipenuhi syarat-syaratnya, seperti:

a. Tergugat telah dipanggil secara resmi clan patut.

b. Tergugat tidak hadir dalam sidang dan tidak mewakilkan kepada orang lain serta tidak ternyata pula ketidak hadirannya itu karena suatu alasan yang sah.

(46)

<..'. Pt:nggugul n1ohon kt:putus1.1n.

5. Putusan Kontradiktoir

Putusan kontradiktoir adalah keputusan akhir yang pada saat clijatuhkan/diucapkan dalam sidang tidak dihadiri saluh satu pihak atau para pihak. Dalam pemeriksaan (putusan kontradiktoir) disyaratkan bahwa baik penggugat maupun tergugat pernah hadir dalam sidang.

G. Putusan Tidak Mencrima

Putusan tidak menerima adalah putusan Hakim yang menyatakan tidak menerima gugatan penggugat/permohonan pemohon. Hal ini karena gugatan/permohonan tidak memenuhi syarat hukum, baik secara formil maupun materil. Putusan tidak menerima belum menilai pokok perkara (dalil gugat) melainkan baru menilai syarat-syarat gugatan. Apabila syarat gugat tidak terpenuhi maka gugatan pokok ( dalil gugat) tidak dapat diperiksa.

7. Putusan Menolak Gugatan Penggugat

Putusan menolak gugatan penggugat adalah putusan akhir yang dijatuhkan setelah menernpuh sernua tahap perneriksaan, dimana ternyata dalil-dalil gugat tidak terbukti. Dalam memeriksa pokok gugatan (dalil gugat) maka hakim lwrus terlebih dahulu memeriksa apakah syarat-syarat gugat telah terpenuhi, agar pokok gugatan dapat diperiksa dan diadili.

8. Putusan Mengabulkan Gugatan Penggugat Sepenuhnya

(47)

rnrngahulk:111 suatu pdil11rn hnrus didukung dalil gugnl. Satu pctitum mungkin didukung oleh beberapa dalil gugat. Apabila diantara dalil-dalil gugat itu sudah ada satu dalil gugat yang dapat dibuktikan maka telah cukup untuk mengabulkan, meskipun mungkin dalil gugat yang lain tidak terbukti. Namun apabila seluruh dalil gugat itu terbukti, maka semakin kuat alasannya untuk mengabulkan petitum.

9. Putusan Diklatoir

Putusan diklatoir adalah putusan yang hanya menyatakan suatu keadaan tertentu sebagai suatu keadaan yang resmi menurut hukum, misalnya: Putusan yang menyatakan sah tidalmya suatu perbuatan hukum atau keadaan/status hukum seseorang, menyatakan boleh tidaknya untuk melakukan suatu perbuatan hukum, dan sebagainya.

l 0. Putusan Konstitutif

Putusan konstitutif adalah suatu putusan yang menciptakan/menimbulkan keadaan hukum baru, berbeda dengan keadaan Jrnkum sebelumnya. Misalnya: Putusan perceraian, putusan pembatalan perkawinan, dan sebagainya. Putusan konstitutif selalu berkenaan dengan status hukurn seseorang atau hubungan keperdataan satu sama lain.

11. Putusan Kondemnatoir

(48)

pihuk tcrhukum tiduk mau 111claksu11uku11 isi putusun dcugan sukarclu, nrnku alas permohonan penggugat, putusan dapat dilaksanakan dengan paksa (Execution

Force) nkh pcngadilnn ynng rncrnutusnyn. Putusnn dnpnl clicksckusi sctclnh

memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali dalam ha! Vitvoer baar bijvoorrad,

yaitu putusan yang dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum (pulusan scrta merla).

Mengenai bentuk dan isi putusan Hakim diatur dalam pasal 183 dan 184 HIR/pasal 194 dan 195 RBg. Putusan Hakim harus dibuat secara tertulis dan ditanda tangani sebagai dokumen resmi. Suatu putusan hakim, terdiri dari empat bagian yaitu:3

a. Kepala Putusan. b. Identitas para pihak.

c. Pertimbangan (konsideran) yang memuat tentang "duduknya perkara" dan "pcrlimbangan hukum".

d. Amar dan diktum putusan.

C. Putusan Perlrnra Cerai Gugat Nomor: 1161/pdt.G/2007/PAJS

Dalam dokumen putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan hakim mengabulkan beberapa gugatan yang diajukan oleh Pengugat. dalam Gugatan tersebut terdapat beberapa alasan yang menyebabkan Istri mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama yang berwenang. Salah satu gugatannya yaitu Suami dipenjara.

(49)

Adapun pertimbangan Hakim, Mengabulkan gugatan Istri atau penggugat, untuk bercerai kepada suaminya atau tergugat, dikarcnakan pcnggugat tclap pada pendirianya untuk bercerni dan 111ohon putusan.

Selain itu bunyuk hal yang n.1i:nyebabkun lstri atau pengugut ゥャャlセゥQQ@ h0n.:crui

salah satunya, bahwa pada awal pernikahan sering te1jadi percekcokan, Suaminya sering menggunakan narkoba yang berakibat dipenjara. Hal ini berakibat buruk kepada penggugat, sepeninyu suduh tidak hannol\is clc11gn11 mlu11y11 ーセイウセャゥウゥ|QQQQQ@ clt111 pcn:ekenknn )'tll\[' terns tc1:indi, dnn juga sudah tidal< mia lagi tanggung jawab tL•1·hadap kL'lumga dan rnrnk khususnyn dnlmn lrnl l\t11l<til1.

Pcrtimbangan Hakim lainnyu yaitu dalil gugatan pcnggugat/ lstri clapat

dibuktikun dengtll\ ndanyu ki:snksinn dun ornng :-:aksi yang 11H.:ngat;1k:111 ja\vaha11 dnn

nar!a yang sama mengenai dalil gugatan penggugatan, dan keluarga sudah menasehati tetapi tidal< berhasil. Hal ini dianggap oleh majelis hakim bahwa pengugat dapat membuktikan dalil gugatannya sebagai beralasan dan tidak melawan hukum. Maka dengan demikian majelis hakim menilai gugatan penggugat telah memenuhi ketentuan pasal 39 ayat (2) UU No. 1 Th. 19744

Jo

pasal 19 huruf (b) PP No. 9 Th.1975 Jo pasal 116 huruf(b) dan (g) kompilasi Hukum Islam5

Jo

angka 1, 2, dan 4 ta'lik talak. Oleh karenanya gu9atan cerai penggugat patut di kabuli.

4

Pasal 39 ayat 2 UU No. 1174: "untuk me\akukan perceraian harus ada alasan,bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat nhidup rukun sebagai suami istri ·

(50)

Menimbang bahwa dengan jelasnya pokok gugatan pengugat serta ditemukannya dasar hukum tentang gugatan tersebut oleh majelis hakim, serta maje!is halim telah berusaha menasehati dan memberikan pokok-pokok pikiran kepada pcnggugat agar berpikir ulang dan mengurungkan niatnya untuk bercerai,ternyata pengugat tetap pada pendiriannya karena sudah tidak sanggup lagi membina rumah tangga bersama tergugat. Majelis hakim berpendapat penggugat dengan tergugat sudah tidak mungkin didamaikan lagi.

Kita ketahui bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mcwujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah dan bila terjadi perselisihan dan percekcokan, maka kehidupan rumah tangga yang tenang ,aman dan sejahtera tersebut sudah tidak mungkin lagi dapat dipertahankan, dan oleh karenanya kedur. belah pihak berperkara dapat menentukan jalan hidupnya masing- masing dengan tidak lebih jauh melanggar Norfla- Norma hukum dan Agama, maka perceraian dapat dijadikan suatu alrernatif untuk menyelesaikan sengketa rumah tangga antara pengugat dan tergugat.

Menimbang bahwa pengakuan penggugat dan keterangan dua orang saksi serta pcnggugat telah membayar uang iwadh. Maka dari itu, majelis hakim perlu menyatakan bahwa syarat ta'lik talak telah terpenuhi dan talak satu khulu' dapat ditetapkan.

(51)

Pertimbangan hakim yang tidak selalu ada dalam putusannya yaitu jika

ternyata tergugat meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut tidak datang

menghadap, dan ternyata bahwa tidak datangnya itu clisebabkan suata halangan yang

sah scrla gugulan lcrscbut ticlak mclawan hukum dun bcralasan. Tcrgugal yang telah

dipanggil secara resmi clan patut akan tetapi ticlak datang menghadap harus

dinyatakan tidak hadir dan gugatan tersebut harus dikabulkan dengan verstek.

D. Analisis Putusan Nomor: 1161/pdt.G/2007/PAJS Mcnnrut Hukum Islam

dan Hukum Positif

Keputusan Pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya sengketa

yang menuntut pemutusan dan penyelesaian pengadilan. Keputusan atas perkara ini

bersifat Verstek, Sebagaimana telah penulis kemukakan sebelumnya; ini adalah

putusan yang dijatuhkan oleh hakim sementara tergugat ticlak hadir meskipun telah

dipanggil secara resmi dan patut. Dimana panggilan ini biasanya lebih dari satu kali,

serta gugatan yang diajukan oleh penggugat berdasarkan hukum dan beralasan. Bila

dicermati maka sesungguhnya dalam putusan ini, pengadilan berusaha memenuhi

hak-hak dari masing-masing pihak, baik itu penggugat maupun tergugat. Bahwa

penggugat mengajukan gugatan karena merasa ada haknya yang tidak terpenuhi oleh

tergugat atau tergugat telah melakukan perbuatan melanggar hukum. Maka dengan

adanya keputusan dari pengadilan sebagai lembaga yang secara konstitusi memiliki

(52)

Perceraian didalam hukum Islam pada dasarnya adalah hak suami, ia dapat 1Henggun11k11n itu salllpui tign knli, m1111un hnk itu tiduk holch dig111rnlrnn scwen11ng-wenang. Begitu juga Istri, sebagaimana peraturan perundang-undangan Indonesia telah mengatur hal itu dalam undang-undang.

Fukla yuridis 111c11gcnai alasan gugatan scbagainutnn h:rsebut dula111 pnsnl 39

(2) Undang-undang Perkawinan dan penjelasannya serta pasal 19 PP No.9/1975, tidak disebut mengenai taklik talak sebagai alasan perceraian, karena apa yang diatur dalam Perundang-undangan telah cukup memadai dan mensejajari kebutuhan masyarakat. Apalagi jika dilihat dan dikaitkan dengan perluasan alasan Bュ・ャ。ャ。ゥkセョ@

kewajiban" sebagaimana yang' yang diatur dalam pasal 34 ayat (3) UU No. Ill 974 tentang perkawinan.Alasan yang kita miliki telah lebih dari cukup dan memang alasan perceraian telah ditetapkan oleh undang-undang secara bairn. Diluar itu tidak ada alasan yang dapat dipergunakan.

Kemudian dijelaskan dalam pasal 19 PP No.9/1975 jo. Pasal 39 UU No. l/1974, bahwa taklik talak tidaklah termasuk dalam alasan-alasan perceraian. Namun bila diamati dari fakta alasan pelanggaran terhadap pe1janjian taklik talak yang diterima pengadilan agama banyak sekali.

(53)

Dalam rnngku 111empe1:jclus unulisa, pe1ndis alrnn menrnndung putusun Pengadilan Agama No: 1161/pdt.G/2007/pajs dari berbagai segi, sebagai berikut:

I. Segi alasan hukum dan tuntutan penggugat

Yang dimaksud dengan alasan hukum ialah kaidah hukum kanun (regal

van het ol!iective rechl). /\pabila pcnggugal clalam surat gugalnnnya tidak

menyebut dasar gugatan, maka Hakim dalam pertimbangannya akan mcncukupkan segala alasan hukum, supaya menang kalahnya salah satu pihak menjadi terang.

Dalam perkara cerai gugat antara lindawati binti sudirman sebagai penggugat dengan Purbo Sakti Mardiyanto bin Maryono sebagai tergugat, alasan yang cliberikan penggugat adalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat suclah tidak harmonis lagi dan tidak dapat dipertahankan lagi, yang disebabkan Tergugat di penjara akibat perbtiatannya yang telah mengkonsumsi barang barang terlarang, sehingga pacla saat ini sudah sampai pacla puncak pertengkaran dan perselisihan yang mengakibatkan antara Penggugat dan Tergugat pisah rumah (tempat tinggal) sejak agustus 2004 dan sejak itu Tergugat tidak pernah memberikan nafkah lahir dan bathin. Alasan ini sudah memenuhi ketentuan pasal 19 PP No.9/1975 tentang peraturan pelaksanaan dari UU No.111974 bahwa alasan tersebut dapat diterima sebagai alasan terjadinya perceraian.

(54)

adalah membina rumah tangga sakinah mawaddah warahmah, pasal 3 KHI dan pasal I UU No. I 1974.

Jadi alasan Lidiawati binti Sudirman mengajukan gugatan cerm karena adanya pelanggaran taklik talak.

2. Pertimbangan Hukum Hakim

Dalam proses pemeriksaan Hakim hams dapat mengkualifisir, yaitu sebagaimana yang dalani pertimbangan hukum dalam surat putusan, dimana Hakim harus dapat menemukan hubungan hukum peristiwa-peristiwa/fakta-fakta yang terbukti dalam petitum, sehingga dapat ditemukan hukumnya dengan tepat, baik te1iulis maupun tidak tertulis dengan menyebutkan sumber-sumbernya, serta dapat mempertimbangkan biaya perkara.

Dalam pertimbangan hukumnya Hakim membuktikan kebenaran pertengkaran antara Udiawati binti Sudirman dan Purbo Sakti Mardiyato bin Maryono adalah dengan kutipan akta nikah dan keterangan para saksi dari keluarga yang terpenting saja yang dikemukakan, tidak seluruh keterangan saksi dimuat juga tidak kesemua keterangan saksi dipertimbangan, melainkan yang penting saja yang berguna bagi pembuktian.

(55)

pL'nggugut bcnnr odunyu, l lnkiln QQhNNZZQョー・イエゥQQQィッョァjセQQQQ@ ke11111:·dt1ht1lt111 ru111ull tunggu

suami istri tersebut.

l'ertimbnngnn-pcrtimbnngnn l lnki111 ynng dikc111uknknn ynitu surnl

/\I-Baqarah ayat 229 dan UU No.1/1974 pasal 1 Kl-II pasal 1 sebagai dasar tujuan perkawinan adalah sudah sesuai dan tepat.

Pertimbangan hukum selanjutnya berdasarkan pada pasal t 9 PP No.9/1975 dan Kl-II pasal 116 huruf (f), adalah tepat. Oleh karena itu gugatan penggugat patut dikabulkan.

Karena syarat-syarat gugat telah terpenuhi dan seluruh dalil-dalil gugat yang mendukung petitum ternyata telah terbukti, maka Pengadilan cukup untuk mengabulkan gugatan. Dalam menentukan amar putusan (dictum), Hakim harus dapat menkonstituir yaitu menetapkan hukumnya ·ctalam amar putusan, mengaditi seluruh petitum, tidak Jebih boleh lebih kecuali undang-undang menentukan lain clan menetapka11. biaya perkara. Dan Hakim Pengaditan Agama dalam menentukan perkara cerai gugat ini telah dapat menrrkonstatuir, mengkualifisir clengan tepat dan sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan yang berlaku. 3. Proses acara persidangan

(56)

Perceraian antara Lindawati binti Sudirman ( Penggugat) dan Purbo sakti mardiyanto bin Maryono (tergugat) telah dilakukan didepan persidangan, berarti proses perkara cerai gugat ini telah memenuhi proses acara perdata Pengadilan Agama, sebagaimana diatur dalam pasal 39 ayat (I) PP No. 911975" Perceraian hanya dapat dilakukan didepan persidangan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

4. Pembuktian

Dalam suatu proses perdata, salah satu tugas Hakim adalah untuk menyelidiki apakah hubungan hukum yang menjadi dasar gugatan benar-benar ada atau tidak. Adanya hubungan hukum inilah yang harus terbukti apabila menginginkan kemenangan dalam suatu perkara. Apabila penggugat tidak berhasil untuk membuktikan dalil-dalinya yang menjadi dasar gugat, maka gugatan akan ditolak.

Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara cerai gugat lstri ini adalah dengan menjatuhkan talak bain shugro, keputusan tersebut sesuai dengan petitum yang diajukan pcnggugat, putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara ini tidak melebihi atau mengurangi dari petitum yang diajukan. Pengadilan memutuskan talak bain shugro dalam perkara cerai gugat (khulu') tersebut ada!ah tepat.

Adapun menurut pendapat mazhab tentang khulu' adalah sebagai berikut :

I. Imam Syafi'i mengatakan, adapun syarat bagi wanita yang akan

(57)

sekali tidak sah, baik dengan atau tanpa izin walinya, clan manakala walinya khawatir bahwa suaminya akan menguasai harta istrinya yang safih itu. Khulu'nya batal dan jatuh talaq raj'i. Apabila wanita tersebut mengajukan khulu' dengan tebusan sebesar mahar mitsil nya, sahlah khulu'ny

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapatkan setelah reduksi data dan penyajian data merupakan kesimpulan awal yang masih bersifat sementara. Kesimpulan akan berubah bila tidak

Lahan pasang surut tipologi D Desa Banyu Urip Kabupaten Banyuasin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan budidaya pertanian melalui aplikasi kapur

Potensi energi laut di Indonesia tersebar di berbagai wilayah kepulauan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat tiga potensi energi laut yang

Kabupaten Banyuwangi merupakan lokasi perancangan sekolah kejuruan desain grafis, dengan kondisi lingkungan yang ada pada lokasi tapak diperlukan pembuatan tema

Selain itu, tujuan pendidikan rohani yang diharapkan adalah untuk mencari, membina dan mengembangkan hubungan individual-vertikal yang harmonis; sampai (wushūl) kepada

Perkembangan usahatani PHT kapas di Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa dengan menerapkan teknik pengendalian yang direkomendasikan, para petani kooperator (petani PHT)

audit manual di mana konsentrasi settleable solid di outlet pada sistem pengolahan limbah harus diukur pada awal dan akhir periode pengeringan tambak, jika periode tersebut kurang

Dengan demikian, untuk mengetahui apakah riwayat berbagai hadis yang terhimpun dalam kitab-kitab hadis tersebut dapat dijadikan sebagai hujjah ataukah tidak, terlebih