PERFORMING FINANCING
TERHADAP PROFITABILITAS BANK
SYARIAH
(Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)
THE INFLUENCE OF FINANCING TO DEPOSITS RATIO AND NON
PERFORMING FINANCING TO ISLAMIC BANK PROFITABILITY
(
Case Study at PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan pada
Program Studi Akuntansi Beasiswa Unggulan
Jenjang Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi
Disusun Oleh:
SABRIADI
21110518
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
Catatan:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Sabriadi
Nim
: 21110518
Program Studi
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenjang
: Strata-1
Jenis Kelamin
: Pria
Tempat, Tanggal Lahir
: Majang, 20 Mei 1991
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Titiran No. 2 RT. 01 RW. 07 Kel. Sadang
Serang, Kec. Coblong – Bandung 40133
: sabri_2503@yahoo.com
Telp.
: 085250526305 / 085795682115
DATA PENDIDIKAN
Pendidikan Formal :
1.
SD Inpres 12/79 Sailong, 1998 – 2004.
2.
SMP Negeri 2 Dua Boccoe, 2004 – 2007.
3.
SMA Negeri 5 Berau, 2007 – 2010.
4.
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung, Jurusan Akuntansi,
2010 – 2014.
Pendidikan Informal :
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...
ii
MOTTO ...
iii
ABSTRAK ...
iv
ABSTRACT ...
v
KATA PENGANTAR ...
vi
DAFTAR ISI ...
ix
DAFTAR TABEL ...
xiv
DAFTAR GAMBAR ...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ...
1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...
10
1.2.1. Identifikasi Masalah ...
10
1.2.2. Rumusan Masalah ...
11
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...
11
1.3.1. Maksud Penelitian ...
11
1.3.2. Tujan Penelitian ...
12
1.4. Kegunaan Penelitian ...
12
1.4.1. Kegunaan Praktis ...
12
x
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ...
13
1.5.1. Lokasi Penelitian ...
13
1.5.2. Waktu Penelitian ...
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka ...
15
2.1.1. Perbankan Syariah ...
15
2.1.1.1. Pengertian Perbankan Syariah ...
15
2.1.1.2. Prinsip Dasar Operasioanal Bank Syariah ...
16
2.1.1.3. Produk-produk Bank Syariah ...
18
2.1.2. Financing to Deposits Ratio (FDR) ...
19
2.1.2.1. Pengertian Financing to Deposits Ratio (FDR) ...
19
2.1.2.2. Financing to Deposits Ratio di Bank Syariah ...
21
2.1.2.3. Hal-hal yang Dapat Mempengaruhi
Financing to
Deposits Ratio (FDR) ...
22
2.1.3. Non Performing Financing (NPF) ...
22
2.1.3.1. Pengertian Non Performing Financing (NPF) ...
22
2.1.3.2. Penyebab Pembiayaan Bermasalah (NPF) ...
24
2.1.3.3. Dampak Pembiayaan Bermasalah (NPF) ...
25
2.1.3.4. Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (NPF)
...
25
2.1.4. Profitabilitas ...
26
2.1.4.1. Pengertian Profitabilitas ...
26
xi
2.1.4.3. Pengertian Return on Assets (ROA) ...
28
2.1.4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Return on Assets
(ROA) ...
29
2.2. Kerangka Pemikiran ...
30
2.2.1. Penagaruh Financing to Deposits Ratio dengan Return on Assets
...
32
2.2.2. Pengaruh Non Performing Financing dengan Return on Assets
...
32
2.2.3. Penelitian Sebelumnya ...
34
2.3. Hipotesis ...
36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian ...
37
3.2. Metode Penelitian ...
37
3.2.1. Desain Penelitian ...
39
3.3. Operasionalisasi Variabel ...
40
3.4. Sumber Data ...
43
3.5. Populasi dan Penarikan Sampel ...
45
3.5.1. Populasi ...
45
3.5.2. Sampel ...
45
3.6. Metode Pengumpulan Data ...
47
3.7. Metode Pengujian Data ...
48
3.7.1. Rancangan Analisis ...
48
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...
60
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ...
60
4.1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...
60
4.1.1.2. Struktur Organisasi...
63
4.1.1.3. Uraian Tugas ...
65
4.1.1.4. Aktivitas Perusahaan ...
71
4.1.2. Analisis Deskriftif ...
73
4.1.2.1.
Financing to Deposits Ratio
(FDR) pada PT Bank
Muamalat Indonesia, Tbk...
73
4.1.2.2.
Non Performing Financing (NPF) pada PT Bank
Muamalat Indonesia, Tbk...
78
4.1.2.3.
Return on Assets (ROA) pada PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk. ...
82
4.1.3. Analisis Verifikatif ...
86
4.1.3.1. Analisis Uji Asumsi Klasik ...
86
4.1.3.2. Analisis Uji Regresi Linier Berganda ...
91
4.1.3.2.1. Pengaruh
Financing to Deposits Ratio terhadap
Return on Assets ...
93
xiii
4.1.3.2.3. Pengaruh
Financing to Deposits Ratio dan Non
Performing Financing terhadap Return on Assets
103
4.2. Pembahasan ...
107
4.2.1. Pengaruh Financing to Deposits Ratio (FDR) terhadap Return on
Assets (ROA) ...
107
4.2.2. Pengaruh
Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return on
Assets (ROA) ...
109
4.2.3. Pengaruh
Financing to Deposits Ratio
(FDR) dan
Non
Performing Financing (NPF) terhadap Return on Assets (ROA)
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...
113
5.2. Saran ...
114
DAFTAR PUSTAKA ...
116
116
Ali, H. Masyhud. (2004).
Asset Liability Management. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Amir M. & Rukamana. (2010). Bank Syariah, Teori, Kebijakan dan Studi Empiris
di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Antonio, Muh. S. (2001).
Bank Syariah: Dari Teori ke Prektek. Jakarta: Gema
Insani.
Arifin, A. (2013). Laba Bank Muamalat naik 42,3 persen. Diakses pada 24 Maret,
2014 dari World Wide Web: http://www.antaranews.com
Arifin, A. (2014). Diakses pada 15 Februari, 2014 dari
World Wide Web: http://
www.muamalatbank.com.
Arim. (2009). Pengaruh Tingkat Resiko Pembiayaan terhadap Profitabilitas pada
Bank Syariah. Jurnal Percikan, 104 Edisi September, p. 7-14.
Bambang, S. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan
LDR terhadap Kinerja Keuangan Pada Sector Perbankan Yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2
(2), p. 125-137.
Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
_____________.(2009).
Manajemen Perbankan. (2 ed.). Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Dwi & Rifka. (2005).
Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Faisal Khan, Melati Ahmad Anuar, Lim Guan Choo & Hashim Khan. (2011).
Determinants of Bank Profitability in Pakistan : A Case study of Pakistani
Banking sector. World Applied Science Journal, 15(10), p. 1484-1439.
Gozali, Imam. (2007). Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Yogyakarta.
Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Halim, A. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, S. S. (2009).
Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hasibuan, M. S.P. (2008). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
I Made Wirartha. (2006).
Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Ismail. (2011).
Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:
Kencana.
Johansyah, D. (2013).
BI: Perbankan Syariah Berkembang Pesat. Diakses pada
10 Maret, 2014 dari World Wide Web: http://www.kemenkeu.go.id
Jonathan, S. (2007).
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kasmir. (2008).
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Masyhuri, M. (2009).
Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Jakarta: Refika Aditama.
Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad. (2004). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia.
__________. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
__________. (2005). Lembaga Ekonomi Syariah. Jakarta: Graha Ilmu.
Mulyono, T. P. (2000).
Analisis Laporan Keuangan Perbankan. Jakarta:
Djambatan.
Narimawati, Umi. (2010).
Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun
Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.
Bekasi: Genesis.
Noor, J. (2012).
Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Prenada Media Group.
Podder, B. (2012). Determinants of Profitability of Private Commercial Banks
in Bangladesh: An Empirical Study. Journal Asian Institute of Technology
School of Management Tahiland.
Popita, M. S. A. (2013). Analisis Penyebab Terjadinya Non Performing Financing
pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal, 2(4),
p. 404-412.
S. Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
_________. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Setiadi, E. (2013).
Bank Syariah Tak Perlu Rem Pembiayaan. Diakses pada 12
Maret, 2014 dari World Wide Web: http://keuangan.kontan.co.id
Setiadi, P. B. (2010). Analisis Hubungan Spread of Interest Rate, Fee Based
Income, dan Loan to Deposits Ratio dengan ROA pada Perbankan di Jawa
Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manejemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, p.
63-82.
Siamat, D. (2004).
Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit
FE UI.
Siswati. (2013). Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah.
Jurnal Dinamika
Manajemen, Vol. 4, No. 1, p. 82-92.
Soemarso, S.R. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Citra.
Sudarsono, H. (2008). Diakses pada 10 Februari, 2014 dari
World Wide Web:
http://www.bi.go.id.
Sudarwanto, B. (2013). Perbankan Syariah Pascakenaikan BI Rate. Diakses pada
15 Maret, 2014 dari World Wide Web: http://www.investor.co.id.
Suharyadi & Purwanto. (2009). Statistika. Jakarta: Salemba Empat.
________. (2010). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
________. (2013). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surat Edaran BI No. 12/11/DPNP (31 Maret 2010).
Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Financing to Deposits Ratio (FDR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia.
Walisongo, Volume 19,
Nomor 1, p. 47-74.
Sutojo, S. (2008).
Menangani Kredit Bermasalah: Konsep dan Kasus. Jakarta:
Damar Mulia Pustaka.
Sutrisno. (2000).
Manajemen Keuangan: Teori, konsep, dan Aplikasi Edisi
Utama. Yogyakarta: Ekonosia.
Umam, K. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas berkat dan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi ini dengan judul
“Pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non
Performing Financing
terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dan bertujuan untuk memperbaiki mutu penulisan ini sangat penulis
hargai dan terima dengan senang hati.
Dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala
hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto Msc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2.
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3.
Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dosen Wali kelas
AK-BU Syariah.
4.
Dr. Surtikanti, SE., M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
vii
5.
Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan dan penyusunan Skripsi ini.
6.
Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Penguji 1 yang bersedia
memberi masukan dan pengarahan dalam penulisan dan penyusunan Skripsi
ini.
7.
Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Penguji 2 yang bersedia
memberi masukan dan pengarahan dalam penulisan dan penyusunan Skripsi
ini.
8.
Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis
dengan pengetahuan.
9.
Staff Kesekertariatan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
10.
Yang tercinta Kedua Orangtuaku yang tak henti-hentinya memberikan do’a,
dukungan dan semangat bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
11.
Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya
bagi Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
12.
Teman-teman seperjuangan Beasiswa Unggulan pada umumnya Akuntansi
Syariah, Akuntansi Pemerintahaan, Manajemen Rumah Sakit, DKV, dan
Sistem Informasi pada khususnya.
13.
Sisma Andriani yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam
viii
14.
Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmatnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar
Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Terima kasih.
Bandung, Agustus 2014
Penulis,
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Bank syariah merupakan bank yang seluruh kegiatan transaksinya
berdasarkan prinsip syariah Islam. Bank syariah pertama di Indonesia adalah
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan pada tahun 1992. Pendirian Bank
Muamalat sendiri bukanlah sebuah proses yang pendek, tetapi dipersiapkan secara
hati-hati. Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1992, telah
didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan
sistim syariah. Perkembangan lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia
hingga tahun 1998 masih belum pesat, karena baru ada satu Bank Syariah dan 78
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi. Pada tahun 1998,
dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan landasan hukum lebih kuat
untuk perbankan syariah. Melalui UU No. 23 tahun 1999, pemerintah
memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat menjalankan
tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya adalah Undang-Undang
Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menerangkan bahwa perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. (Nur Gilang Giannini, 2013)
Baru kemudian berdiri
Islamic Development Bank
(IDB) pada tahun 1974
disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi
negara-negara anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada
syariah Islam. (Heri Sudarsono, 2008)
Perbankan Syariah sebagai bagian dari perbankan nasional. Perbankan
syariah juga dituntut untuk dapat menyalurkan pembiayaan dengan harga yang
tidak wajar. Saat ini,
pricing
pembiayaan di bank syariah dirasakan oleh beberapa
kalangan masih cukup tinggi. Lebih tingginya
pricing
di bank syariah ini tentunya
tidak terlepas dari uniknya prinsip operasional di perbankan syariah. Sistim
operasional bank syariah berdasarkan pada sistim
equity
dimana setiap modal atau
dana yang disetor akan berbagi risiko. Dengan Bank Indonesia (BI) rate yang
meningkat seperti saat ini, sebenarnya hal itu tidak berpengaruh secara langsung
bagi bank syariah. Bank syariah lebih terfokus kepada risiko likuiditas dan risiko
kredit atau pembiayaan. Penetapan
pricing
di bank syariah juga didasarkan pada
analisis berbagai faktor risiko, yang agak berbeda dengan bank konvensional.
Dalam penyaluran pembiayaan ini bank syariah akan selalu melakukan analisis
terhadap risiko yang akan muncul dari pembiayaan yang disalurkannya. Saat ini
produk pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat kita kelompokkan ke
dalam dua jenis. Pertama, pembiayaan yang akan memberikan kepastian
pembayaran bagi bank syariah, baik dari segi jumlah maupun waktunya.
Cash
flow
-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua
pihak yang bertransaksi di awal akad. Kedua, pembiayaan yang tidak memberikan
kepastian pendapatan bagi bank syariah, dari segi jumlah maupun waktunya.
Tingkat pendapatannya bisa positif, nol atau bahkan negatif. Mengingat
risiko pembiayaan kedua kelompok tersebut juga akan berbeda. Dalam analisis
risiko pembiayaan yang memberikan kepastian dalam pembayaran, bank syariah
harus dapat mengidentifikasikan dan menganalisis dampak dari seluruh risiko
nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan
risiko yang ada dari pembiayaan ini. (Barno Sudarwanto, 2013)
Perkembangan perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir
tergolong pesat, khususnya pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
Syariah (UUS) yang mendominasi aset perbankan syariah. Dari data BI, tercatat
aset perbankan syariah per Oktober 2013 meningkat menjadi Rp229,5 triliun. Bila
ditotal dengan aset Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), maka aset
perbankan syariah mencapai Rp235,1 triliun. “Pertumbuhan tersebut masih berada
dalam koridor revisi proyeksi pertumbuhan tahun 2013 yang telah
mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, ditambah dengan siklus
pertumbuhan akhir tahun yang pada umumnya aset perbankan syariah akan
mengalami peningkatan yang cukup berarti”. (Difi Johansyah, 2013)
Sementara itu menurut Direktur Utama Bank Muamalat, Arviyan Arifin
mengatakan, sepanjang kuartal I tahun 2013 perolehan laba Bank Muamalat
sebesar Rp184 miliar atau naik sekitar 60% dibandingkan periode sama tahun
sebelumnya Rp115 miliar, dengan perolehan aset sepanjang kuartal I tahun 2013
sebesar Rp46,5 triliun. Sedangkan sepanjang tahun 2012 pertumbuhan laba bersih
Bank Muamalat tercatat sebesar 42,3% menjadi sebesar Rp389,4 miliar dari
sebelumnya Rp273,6 pada tahun 2011. Arviyan mengatakan pencapaian laba
triliun 2011 menjadi Rp44,9 triliun sebesar tahun 2012. Pertumbuhan aset ini
membawa
market share
Bank Muamalat meningkat dari 22,3% pada tahun 2011
menjadi 23,0% pada tahun 2012 terhadap industri perbankan syariah. Disisi lain
pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat berjumlah Rp32,9 triliun sepanjang
tahun 2012, atau tumbuh 46,3% dari Rp22,5 triliun pada tahun 2011, dengan
Financing to Deposits Ratio
(FDR/rasio dana terhadap pembiayaan) 94,2%.
“Meskipun pembiayaan cukup ekspansif, rasio pembiayaan bermasalah atau
Non
Performing Financing
rendah yaitu 1,81%”. (Arviyan Arifin, 2013)
Di sisi lain BI mengeluarkan peraturan baru membuat
Loan to Deposits
Ratio
(LDR) atau dalam syariah dikenal dengan
Financing to Deposits Ratio
(FDR) bisa ditekan rendah. Selama tahun ini memang banyak bank syariah yang
memiliki FDR 100%, bahkan di atas 100%. Tapi BI memandang perbankan
syariah tak perlu khawatir dan mengerem pembiayaan meski bank sentral resmi
menurunkan batas atas Giro Wajib Minimum -
Loan to Deposits Rasio
(GWM-LDR) menjadi 92%. Menurut BI perbankan syariah hanya perlu mendorong
tumbuhnya Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk bisa menekan angka rasio
pembiayaan terhadap dana pihak ketiga. “Sekarang dengan ketentuan yang baru,
mau tidak mau nanti kita sesuaikan dengan cara mendorong simpanan sehingga
FDR rendah. Ini antara lain dengan menambah banyak DPK, tanpa harus
mengurangi
exposure
”. Menurut Direktur Perbankan Syariah BI (sekarang
Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK), Edi Setiadi mengatakan, ini jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan menekan nilai pembiayaan. Pasalnya,
dimana ketika pembiayaan bermasalah maka secara tidak langsung akan
berpengaruh ke sektor riil. Meski begitu, Edi pun sadar bahwa tingginya nilai
FDR di bank syariah bisa saja mengganggu kestabilan bisnis perbankan tersebut.
“Jangan sampai dia terlalu banyak
exposure
nanti likuiditas tidak cukup”. Oleh
karenanya Edi memandang perlu ada
supervisory
aksi sektoral agar bank lebih
selektif dalam penyaluran pembiayaan ke beberapa sektor. Ia menyarankan
adanya pengawasan lebih ketat pada pembiayaan ke sektor-sektor yang jenuh
ataupun yang meningkatkan
Non Performing Financing
(NPF) bagi perbankan.
“Intinya FDR yang kita dorong lebih berkualitas. Berkualitas itu antara lain
dengan pembagian sektoral tadi”. (Edi Setiadi, 2013)
Rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa
lalu dan membantu menggambarkan
trend
pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukkan rasio dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan. (Irham Fahmi, 2012:46)
Return
on
Assets
(ROA)
merupakan
salah
satu
rasio
rentabilitas/profitabilitas yang memberikan informasi seberapa efisien suatu
bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan
seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah
asetnya. Semakin besar
Return on Asset
menunjukkan kinerja perusahaan
Financing to Deposits Ratio
(FDR) merupakan rasio yang membandingkan
antara total pembiayaan dengan total dana sekuritas. Sebesar apapun aset yang
dimiliki bank jika likuiditasnya terancam, maka saat itu juga bank akan
mengalami kesulitan dana ketika terjadi penarikan dana secara serentak oleh pihak
deposan untuk menyikapi hal tersebut, bank harus selalu menyiapkan dana
cadangan atau modal.
Financing to deposits ratio
akan mengalami likuiditas
apabila
Financing to Deposits Ratio
tinggi maka likuiditas pada perbankan
syariah juga akan tinggi. Likuiditas yang tinggi akan berdampak pada perbankan
syariah yakni ketika likuiditas tinggi maka secara tidak langsung bank tersebut
akan mengalami kebangkrutan. Bukan pada tingkat kerugian bank tersebut
dikatakan mengalami kebangkrutan melainkkan dikarenakan likuiditas yang kecil
dapat menggangu operasional sehari-hari sebuah bank sedangkan likuiditas yang
besar dapat menurunkan tingkat efisiensi dan akan berpengaruh pada profitabilitas
bank tersebut.
Financing to Deposits Ratio
(FDR) yaitu seberapa besar dana pihak
ketiga bank syariah dilepaskan untuk pembiayaan. (Muhammad, 2005:265)
Non Performing Financing
(NPF) merupakan indikator pembiayaan
bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak pasti
sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. NPF merupakan salah
satu instrument penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi intrepretasi
penilaian pada aktiva produktif khususnya dalam penilaian pembiayaan
bermasalah. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
Indikasi
Deposits Ratio
Financing to
(FDR)
Non Performing
Financing
(NPF)
Profitabilitas
(ROA)
2004
86.03%
2.19%
1.80%
2005
89.04%
2.00%
2.53%
2006
83.60%
4.84%
2.10%
2007
99.16%
1.33%
2.27%
2008
104,41%
3,85%
2,60%
2009
85,82%
4,1%
0,45%
2010
91,52%
3,51%
1,36%
2011
85,18%
1,78%
1,52%
2012
94,15%
1,81%
1,54%
2013
99,99%
0,78%
1,37%
Pada tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam sistem
keuangan, bank global maupun domestik. Krisis finansial yang bemula tahun
2008 telah mengganggu stabilitas sistem keuangan dan berdampak negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhnya secara wajar yang
ditunjukkan dengan pertumbuhan pembiayaan dan profitabilitas.
Tabel 1.1
Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar persen)
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008
Non Performing
Financing
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni menjadi 3,85%.
Namum hal ini diikuti juga dengan kenaikan
Return on Assets
yang mengalami
meningkat tajam dari tahun sebelumnya. Hal ini bertentangan dengan teori yang
disebutkan bahwa sebuah Bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam
jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. ROA yang merupakan tolak
ukur profitabilitas mereka akan menurun. (Sutojo, 2008:14)
Pada tahun 2012
Non Performing Financing
mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yakni menjadi 1,81% dan
Return on Assets
juga mengalami
peningkatan sebesar 1,54% dari tahun sebelumnya. Hal ini diidikasikan karena
pada saat yang sama bank mengalami dampak adanya pembiayaan yang
terhambat atau pembiayaan macet yang meningkat di tahun 2012. Hal ini
bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil NPL semakin
kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Namun sebaliknya, jika
risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun.
(Nusantara, 2009:11)
Dari uraian fenomena NPF di atas didukung dengan adanya pernyataan dari
Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edy
Setiadi, yang menyatakan bahwa: “Jangan sampai kalau pertumbuhannya cepat
khususnya pembiayaan akan terjadi NPF yang tinggi, jika NPF terlalu tinggi maka
akan berpengaruh pada kinerja perbankan syariah”. (www.infobanknews.com)
Pertumbuhan dana pihak ketiga yang tinggi tidak diikuti dengan
peningkatan penghimpunan dana yang berasal dari tabungan, deposito, giro dan
kewajiban jangka pendek nasabah oleh pihak bank sehingga menyebabkan
financing to deposits ratio
mengalami penurunan sebesar 85,18% di tahun 2011
deposits ratio
bisa terjadi karena berbagai sebab sehingga pihak
pengelola/nasabah/peminjam tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk
mengembalikan dana pembiayaan yang diberikan oleh bank. Serta penurunan
financing to deposits ratio
tidak diikuti oleh turunnya
return on assets
melainkan
return on assets
menjadi 1,52%. Hal ini diindikasikan bahwa
return on assets
mengalami kenaikan dikarenakan pada saat yang sama profitabilitas bank
muamalat menjadi lebih kuat akibat adanya penambahan modal. Hal ini
bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa
financing to deposits ratio
akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak
ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio
financing to deposits ratio
mengindikasikan bahwa
financing to deposits ratio
berpengaruh terhadap profitabilitas karena akan menurunkan tingkat likuiditas
suatu bank dan akan berpengaruh terhadap keuntungan yang tinggi, begitu juga
dengan bank syariah dimana apabila
financing to deposits ratio
naik akan
berpengaruh juga terhadap kenaikan profitabilitas bank syariah. (Muhammad
Syafi’i Antonio, 2001)
Pada tahun 2013
Financing to Deposits Ratio
mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yakni menjadi 99,99%. Namun hal ini tidak diikuti kenaikan
pada
Return on Assets
yang mengalami penurunan sebesar 1,37% dari tahun
sebelumnya. Hal ini diindikasikan bahwa pertumbuhan aset yang tinggi tidak
diikuti dengan peningkatan laba sebelum pajak. Hal ini bertentangan dengan teori
yang menyatakan bahwa Semakin tinggi FDR akan semakin tinggi tingkat
diberikan semakin meningkat, sehingga pendapatan bunga akan semakin
meningkat pula. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah FDR akan semakin
rendah tingkat keuntungan perusahaan karena penempatan dana berupa
pembiayaan yang disalurkan semakin menurun, sehingga pendapatan bunga
semakin menurun pula. (Setiadi, 2010:67)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin mengangkat judul
“Pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non Performing Financing
terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1.
Identifikasi Masalah
1.
Rasio
non performing financing
pada tahun 2008 di Bank Muamalat
Indonesia, Tbk mengalami kenaikan, namun diikuti juga dengan
return on
assets
-nya. Hal ini diindikasikan karena laba sebelum pajak meningkat
tajam dari tahun sebelumnya.
2.
Rasio
non performing financing
pada tahun 2012 di Bank Muamalat
Indonesia, Tbk mengalami kenaikan, namun diikuti juga dengan
return on
assets
-nya. Hal ini diidikasikan karena pada saat yang sama bank
mengalami dampak dari ekspansi pembiayaan yang cukup agresif di tahun
2012. Bisa karena adanya pembiayaan yang terhambat atau pembiayaan
macet yang meningkat.
3.
Rasio
financing to deposits ratio
pada tahun 2011 di Bank Muamalat
penurunan
financing to deposits ratio
tidak diikuti dengan menurunnya
return on assets
melainkan mengalami kenaikan yang dikarenakan
meningkatnya profitabilitas bank muamalat serta pertumbuhan dana pihak
ketiga yang tinggi namun tidak diikuti dengan peningkatan penghimpunan
dana.
4.
Rasio
financing to deposits ratio
pada tahun 2013 di Bank Muamalat
Indonesia, Tbk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sementara
peningkatan
financing to deposits ratio
tidak diikuti dengan meningkatnya
return on assets
melainkan mengalami penurunan yang dikarenakan
pertumbuhan aset yang tinggi tidak diikuti dengan peningkatan laba
sebelum pajak.
1.2.2.
Rumusan Masalah
1.
Seberapa besar pengaruh
Financing to Deposits Ratio
terhadap
Return on
Assets
Bank Syariah.
2.
Seberapa besar pengaruh
Non Performing Financing
terhadap
Return on
Assets
Bank Syariah.
3.
Seberapa besar pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non Performing
Financing
terhadap
Return on Assets
Bank Syariah.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1.
Maksud Penelitian
Untuk mengetahui Pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non
1.3.2.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Financing to Deposits Ratio
terhadap
Profitabilitas Bank Syariah.
Return on Assets
(ROA) merupakan tolak ukur
profitabilitas tersebut.
2.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Non Performing Financing
terhadap
Profitabilitas Bank Syariah.
Return on Assets
(ROA) merupakan tolak ukur
profitabilitas tersebut.
3.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non
Performing Financing
terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Return on
Assets
(ROA) merupakan tolak ukur profitabilitas tersebut.
1.4. Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan oleh penulis dalam rangka
mempelajari dan membandingkan teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan
dengan praktek, tentang pengaplikasian dan perhitungan memperoleh
profitabilitas atau laba pada sebuah perusahaan ataupun bank. Selain itu, penulis
mengharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dan
bermanfaat bagi semua pihak.
1.4.1.
Kegunaan Praktis
Bagi Perusahaan, penelitian ini bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah praktis dengan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi
atau perusahaan. Penelitian ini merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian
1.4.2.
Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Penulis
Yaitu diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai perhitungan profitabilitas serta kaitannya dengan
financing to deposits
ratio
dan
non performing financing
dan untuk mengaplikasikan mata kuliah
pengantar akuntansi yaitu mengenai Siklus Akuntansi dan pada mata kuliah yang
didapat pada semester dua yaitu pengantar akuntansi lanjutan mengenai
Rekonsiliasi Bank.
2.
Bagi pihak lain
Sebagai bahan acuan, bahan referensi dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan
masalah yang diangkat dalam penelitian.
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian yang penulis kemukakan di
atas, adapun lokasi dan waktu penelitian ini adalah:
1.5.1.
Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini di Kantor PT Bank Muamalat Indonesia,
Tbk yang berlokasi di Gedung Arthaloka Jl. Sudirman No. 2 Jakarta.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian
yang dimulai dengan tahap persiapan sampai tahap akhir yang digambarkan dalam
tabel di bawah ini:
[image:30.595.114.519.215.456.2]Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Keterangan Maret April Mei Bulan (2014) Juni Juli Agustus 1. Penyusunan Proposal
2. Pengumpulan Proposal
3. Pemeriksaan Proposal 4. Bimbingan 5. Pendaftaran Sidang UP
6. Pelaksanaan Sidang UP
7. Bimbingan untuk Sidang Akhir
37
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan
dalam usulan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti.
Menurut Husen Umar (2005:303), “Objek penelitian menjelaskan tentang
apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan
penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal jika dianggap perlu”.
Objek penelitian yang penulis teliti adalah pengaruh
Financing to Deposits
Ratio
(FDR),
Non Performing Financing
(NPF) dan
Return on Assets
(ROA)
Bank Syariah pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Sedangkan menurut I Made Wirartha (2006:68), pengertian metode
penelitian adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian
(yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan,
menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau
gejala-gejala secara ilmiah”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penulis dapat
mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi
(variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhi (variabel independen).
Menurut Sugiyono (2010:147), pengertian metode deskriptif adalah sebagai
berikut:
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi”.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui
kondisi
Financing to Deposits Ratio
(FDR),
Non Performing Financing
(NPF)
dan
Return on Assets
(ROA) Bank Syariah.
Menurut Masyhuri (2009:45), pengertian metode verifikatif adalah sebagai
berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupannya”.
Dalam penelitian ini, metode verifikatif digunakan untuk menilai seberapa
besar pengaruh
Financing to Deposits Ratio
(FDR) dan
Non Performing
3.2.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Moh. Nazir (2003:84), “Desain penelitian adalah rancangan semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Menurut Umi Narimawati (2010:30), langkah-langkah desain penelitian
adalah sebagai berikut:
“Proses penelitian meliputi:
1.
Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena.
2.
Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3.
Menetapkan rumusan masalah.
4.
Menetapkan tujuan penelitian.
5.
Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6.
Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7.
Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
8.
Melakukan analisi data.
9.
Melakukan pelaporan hasil penelitian”.
Desain penelitian ini yang lebih lengkap akan dijelaskan dalam bentuk tabel
di bawah ini:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode yang
digunakan
Unit Analisis
Horizon
Time
T-1
Deskriptif dan
Verifikatif
Explanatory
Survey
Muamalat
PT Bank
Indonesia, Tbk.
Time Series
Indonesia, Tbk.
T-3
Deskriptif dan
Verifikatif
Explanatory
Survey
Muamalat
PT Bank
Indonesia, Tbk.
Time Series
Sumber : Umi Narimawati dkk 2010.
Dari tabel di atas kemudian penulis menguraikan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Financing to Deposits Ratio
terhadap
Profitabilitas Bank Syariah.
Return on Assets
(ROA) merupakan tolak ukur
profitabilitas tersebut.
2.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Non Performing Financing
terhadap
Profitabilitas Bank Syariah.
Return on Assets
(ROA) merupakan tolak ukur
profitabilitas tersebut.
3.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non
Performing Financing
terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Return on Assets
(ROA) merupakan tolak ukur profitabilitas tersebut.
3.3. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian
ke dalam sub variabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat
penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator
masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu
dilakukan analisis faktor.
Menurut Sugiyono (2013:38), variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Berdasarkan judul penelitian yang telah dikemukakan di atas yaitu
“Pengaruh
Financing to Deposits Ratio
(FDR) dan
Non Performing Financing
(NPF) terhadap
Return on Assets
Bank Syariah”. Maka variabel-variabel yang
diteliti dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Variabel Bebas/
Independent
(X)
Menurut Sugiyono (2013:39), “Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:27), “Variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel
yang pengaruhnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh penulis untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang di observasi dalam kaitannya
dengan variabel lain”.
Dalam hal ini variabel bebas yang akan diteliti yaitu X
1Financing to
Deposits
Ratio (FDR) dan X
2Non Performing Financing
(NPF).
2.
Variabel tidak Bebas/
dependent
(Y)
Menurut Sugiyono (2009:4), “Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:27), “Variabel yang
memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel
tergantung adalah variabel yabg keberadaannya diamati dan diukur untuk
Total Assets Net Profit Before Tax
X 100%
Total Dana Pihak Ketiga Total Pembiayaan Disalurkan
X 100%
Total Pembiayaan Disalurkan Pembiayaan Bermasalah X 100%
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel tidak bebas (Y) adalah
Return
on Assets
(ROA). Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat
[image:36.595.113.526.218.755.2]pada di bawah ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Financing to
Deposits
Ratio
(FDR)
(Variabel X
1)
Financing
to
Deposits
Ratio
(FDR)
adalah
perbandingan
antara pembiayaan
yang
diberikan
oleh bank dengan
dana pihak ketiga
yang
berhasil
dikerahkan oleh
bank.
(Muhammad,
2005)
FDR =
(Muhammad, 2005)
Rasio
Non
Performing
Financing
(NPF)
(Variabel X
2)
Non
Performing
Financing
(NPF)
adalah rasio yang
digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam mengelola
pembiayaan yang
bermasalah yang
ada dapat dipenuhi
dengan
aktiva
produktif
yang
dimiliki oleh suatu
bank.
(Pudjo Mulyono,
2000:56)
NPF=
Surat Edaran BI No. 12/11/DPNP 31
Maret 2010
Rasio
Return
on
Assets
(ROA)
(Variabel Y)
Return on Assets
(ROA) merupakan
rasio
yang
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam
ROA=
memanfaatkan
aktivanya
untuk
memperoleh laba
juga
mengukur
tingkat
pengembalian
investasi yang telah
dilakukan
oleh
perusahaan dengan
menggunakan
seluruh
dana
(aktiva)
yang
dimiliki.
(Dwi dan Rifka,
2004:91)
Surat Edaran BI No. 12/11/DPNP 31
Maret 2010
3.4. Sumber Data
Data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam
bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang
mewakilinya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Adapun dua jenis sumber data sebagai berikut:
1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi
yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau
badan lainnya untuk keperluan penelitian dari pengguna (Andi Supangat,
2007:2). Sedangkan menurut Jonathan Sarwono, (2007:8) bahwa data primer
merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Jadi pada
dasarnya dapat kita simpulkan bahwa data primer merupakan data yang
dikumpulkan dengan cara terjun langsung dengan meneliti keadaan
2.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk
mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data
tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual
(responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja
melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk
keperluan penelitian baru para pengguna (Andi Supangat, 2007:2).
Sedangkan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2007:8) adalah data
yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.
Dengan demikian, sesuai pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
pengertian dari data sekunder adalah data yang didapat dengan cepat karena
sudah tersedia sebelumnya seperti: Studi Kepustakaan (
Library Research
)
yaitu studi yang dilakukan untuk menggali teori-teori yang berhubungan
dengan penulisan hasil penelitian agar supaya dapat dijadikan data sekunder
dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku atau laporan yang dapat
membantu kelancaran peneliti dalam penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data yang diambil dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang diperoleh penulis
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut
berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh
pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang
berhubungan dan sudah dipublikasikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk
melalui data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan keuangan yang
laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan, berupa laporan neraca dan
laporan laba rugi suatu perusahaan.
3.5. Populasi dan Penarikan Sampel
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai
berikut:
3.5.1.
Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang diambil oleh penulis adalah laporan keuangan perusahaan PT
Bank Muamalat Indonesia, Tbk sejak berdiri pada tahun 1992 sampai sekarang
atau selama periode 1992-2013 yaitu sebanyak 21 tahun.
3.5.2.
Sampel
Menurut Sugiyono (2013:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka
dilakukan dengan teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu
non
probability sampling
.
Menurut Sugiyono (2013:84), pengertian
non probability sampling
adalah
“
Non Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling
sistematis, kuota, insidental, purposive, jenuh, snowball
”.
Jenis
non probability sampling
yang akan digunakan oleh penulis adalah
sampling purposive
.
Menurut Sugiyono (2013:85), “
Sampling Purposive
adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Neraca dan
Laporan Laba Rugi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk dari tahun 2004-2013 atau
selama 10 tahun. Sampel yang diambil selama 10 tahun dan penulis menganggap
bahwa sampel yang ada adalah homogen, sehingga sampel yang dipilih dapat
mewakili populasi yang ada. Adapun alasan sampel yang diambil selama 10 tahun
karena:
1.
Data yang diambil merupakan laporan keuangan PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk yang merupakan sumber informasi keuangan terbaru berupa
laporan neraca dan laporan laba rugi.
2.
Data yang diambil adalah data yang sudah diaudit.
3.
Data yang diambil adalah 10 tahun dari tahun 2004-2013 yang dijadikan
sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang
menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
4.
Sampel yang diambil sebanyak 10 tahun dari periode 2004-2013 karena
sudah dianggap representatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
5.
Menurut Hair Et Al (2006:196), jumlah sampel yang diajukan dalam suatu
“
In Addition to its role in determining statistical power, sample size also
affect the generalizability of the result by the ratio of observation to the
independent variables. A general rule is that the ratio should be never fall
below 1:5 meaning that five observation are made for each independent
variable in the variate
”.
Berdasarkan teori tersebut, jumlah sampel minimal dalam penelitian ini
adalah 5x2 (variabel X) yaitu 10 buah sampel. Maka jumlah sampel yang
digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013
yaitu 10 tahun sehingga cukup representatif (mewakili) untuk dilakukan
penelitian.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (
Field Research
),
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang
menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. (Umi
Narimawati, 2010:39)
Berhubung data yang penulis gunakan adalah jenis data sekunder, maka
metode pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:
1.
Dokumentansi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan, (Umi Narimawati, 2010:40). Dokumentasi yang
dilakukan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, umumnya tentang
laporan keuangan berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi di PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk pada tahun 2004-2013.
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku
mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet
sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori
maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.7. Metode Pengujian Data
3.7.1. Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41), pengertian rancangan analisis adalah
sebagai berikut:
“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deksriptif (kualitatif) dan
verifikatif (kuantitatif)”.
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis kuntitatif. Adapun
rancangan analisis terdiri dari kualitatif dan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2010:14), pengertian analisis kualiatatif adalah sebagai
berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di
lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
Menurut Sugiyono (2010:31), pengertian analisis kuantitatif adalah sebagai
berikut:
Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik
nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian
dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat
berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,
piechart
(diagram lingkaran), dan
pictogram
. Pembahasan hasil penelitian
merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data
yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan penulis pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian Asumsi Klasik Regresi
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda
maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan
persamaan regresi yang memiliki sifat
Best Linier Unbiased Estimator
(BLUE).
Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
menggunakan analisis regresi berganda (
Multiple Linear Regression
) sebagai alat
untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri atas: Analisis
regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas
antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X
1dan X
2). Persamaan
regresinya sebagai berikut:
1)
Uji Normalitas Data Residual
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan profitabilitas
(
Asymtotic Significance
), yaitu:
a.
Jika profitabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal
b.
Jika profitabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
Probability Plots
dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
a)
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b)
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
menguji kenormalan adalah uji
Kolmogorov-Smirnov
. Berdasarkan sampel ini
akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
Sumber: (Gujarati, 2003: 351)
21
1
i
R
VIF
Multikolinieritas
merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara
sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
a.
Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
b.
Nilai standar
error
setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar
error
-nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas
adalah dengan menggunakan
Variance Inflation Factors
(VIF),
Dimana R
i2adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas X
1terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF-nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat
Multikolinieritas
.
(Gujarati, 2003: 362)
3)
Uji
Heteroskedastisitas
Situasi
heteroskedastisitas
akan menyebabkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang
atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien
regresi tidak menyesatkan, maka situasi
heteroskedastisitas
tersebut harus
Untuk menguji ada tidaknya
heteroskedastisitas
digunakan uji-
rank
Spearman
yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap
nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing
variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (
error
) ada yang signifikan,
maka kesimpulannya terdapat
heteroskedastisitas
(varian dari residual tidak
homogen). (Gujarati, 2003: 406)
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS,
heteroskedastisitas
juga
bisa dilihat dengan melihat grafik
scatterplot
antara nilai prediksi variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah
terjadi
heteroskedastisitas
. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang
teratur, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
.
4)
Uji
Autokorelasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:232),
“
Autokorelasi
merupakan korelasi antar anggota observasi yang disusun
menurut urutan dalam model regresi atau dengan kata lain
error
dari
observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya
autokorelasi
dalam model
regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya
tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi
tidak stabil”.
Untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi
, dari data residual terlebih dahulu
dihitung nilai statistik
Durbin-Watson
(D-W):
(
2 1)
t t t
e
e
e
W
D
Menurut Gujarati (2003:470), Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan
nilai d dari tabel
Durbin-Watson
:
a.
Jika D-W < d
Latau D-W > 4 – d
L, kesimpulannya pada data terdapat
autokorelasi
b.
Jika D
U< D-W < 4 – d
U, kesimpulannya pada data tidak terdapat
autokorelasi
c.
Tidak kesimpulan jika: d
L≤ D-W ≤ d
Uatau 4- d
U≤ D-W ≤ 4-d
LApabila hasil uji
Durbin-Watson
tidak dapat disimpulkan apakah terdapat
autokorelasi
atau tidak maka dilanjutkan dengan
runs test
.
2.
Analisis Statistik
1)
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Andi Supangat (2007:352), garis regresi (
regression line/line of the
best fit/estimating line
) adalah: “Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik
(
scatter
diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir
besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga
dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh
Financing to Deposits Ratio
dan
Non
Performing Financing
terhadap
Return on Assets
. Analisis regresi berganda
digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila d