Laporan Pengantar Tugas Akhir
PER ANCANGAN EBOOK SLEEP PARALYSIS
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh : Srie Sulastri 51910131
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Srie Sulastri
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 18 Juni 1991 Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Tinggi/Berat badan : 165 cm/ 55 kg
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komplek Margaasih Permai Jl. Melati Blok u1 no.5 Rt 02/19 Kec. Margaasih Kab. Bandung 40215
Telp. : 085722754587
Status : Belum menikah
Email : Chyechye@rocketmail.com
Pendidikan Formal
1997-2003 : SDN Rancamalang II
2003-2006 : SMPN 1 Margaasih
2006-2010 : SMKN 1 Cimahi
2010-2014 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
ABSTRAK... iii
BAB II FENOMENA SLEEP PARALYSIS ...4
II.1 Konsep tidur ...4
II.1.1 Fisiologis tidur ...4
II.1.2 Siklus Tidur ...5
II.2 Gangguan Tidur ...7
II.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur ...7
II.2.2 Jenis Gangguan Tidur ...9
II.3 PenjelasanSleep paralysis ...9
II.3.1 Bagian Otak Yang Mempengaruhi Sleep paralysis...10
II.3.2 Etiologi Sleep paralysis ...11
II.4 Akibat Dari Sleep Paralysis...11
II.5 Cara Mengatasi Sleep Paralysis ...12
II.6 Anggapan masyarakat tentang Sleep Paralysis ...14
II.8 Tata Letak (layout)...16
II.8.1 Prinsip Layout...17
II.8.2 Elemen-elemen dalam suatu halaman ...17
II.8.2.1 Macam- macam style layout...17
II.9 Tipografi ...21
II.9.1 Anatomi Huruf ...21
II.10 Warna ...25
II.11 Media Informasi...23
II.11.1 Jenis-jenis Media Informasi...23
II.12 Pengertian Ebook ...24
II.12.1 Macam- macam Ebook ...25
II.12.1.1 Jenis-jenis Ebook berdasarkan formatnya...25
II.13 Target Audiens...26
II.14 Kesimpulan dan Solusi ...27
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL...28
III.1 Strategi Perancangan ...28
III.1.1 Pendekatan Komunikasi...28
III.1.1.1 Tujuan Komunikasi ...28
III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Visual ...29
III.1.1.3Pendekatan Komunikasi Verbal ...29
IV.1.1 Media Utama...45
IV.1.2 Media Pendukung ...47
DAFTAR PUSTAKA ...56
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Carney, Paul R., Berry, Richard B., & Geyer, James D. (2005). Clinical Sleep Disorders. USA: Lippincott Williams & Wilkims.
Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Tipografi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Marhijanto, Bambang. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer. Surabaya: Bintang Timur.
Reading, Paul. 2013. ABC of Sleep Medicine. UK: Wiley-Blackwell & BMJ Books.
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jurnal ilmiah akademik :
Japardi, Dr.Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. Medan: Universitas Sumatra Utara.
Laporan Riset TA & Skripsi :
Larasaty, Ruby. 2012. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Sleep Paralysis Pada Mahasiswa FIK UI Angkatan 2008. Depok.
Universitas Indonesia.
Lukman, Mikail Muhammad. 2013. Perancangan Multimedia Inteaktif Fabel Rusa dan Anjing. Bandung: UNIKOM.
Ujha, Adhe. 2013. Kampanye Pola Tidur Yang Sehat. Bandung: UNIKOM.
Web :
http://teori-Nuruddin. 2013 (17 Januari). Pengertian Ebook.
http://raghibnuruddin18.blogspot.com/2013/01/pengertian-e-book.html (12 Agustus 2014)
2012 (22 Februari). Pengertian dan Definisi Metode Penelitian. http://setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-dan-metode-penelitian/ (1 Januari 2014)
KATA PENGAN TAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat illahirobbi penulis panjatkan karena Allah SWT telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Perancangan EbookSleep Paralysis.
Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof.Dr.Primadi Tabrani selaku Dekan Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia.
2. Taufan Hidayatullah, S.sn., M.Ds selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual.
3. Deni Albar, M.Ds selaku Koordinator Tugas Akhir. 4. Drs. Hary Lubis selaku Dosen Wali penulis.
5. Rini Maulina, M.Sn selaku pembimbing selama penulis menyusun Tugas Akhir.
6. Keluarga terutama Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
7. Teman-teman seangkatan DKV 3 & sahabat terdekat yang telah membantu selama penulis menyusun Tugas Akhir.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dengan penuh keikhlasan dan dapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Tidur merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar kinerja dan performa tubuh tetap optimal saat tubuh sedang terjaga. Selama tidur, tubuh akan membentuk dan meregenerasi sel, mendukung fungsi otak, dan mengisi kembali energi tubuh. Menurut Potter dan Perry (2005), Tidur berfungsi untuk memulihkan dan mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktifitas. Tidur juga berfungsi untuk mengurangi stres, kece masan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. Tanpa tidur yang cukup seseorang menjadi lebih sulit dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang individu. Sebagian besar orang pernah mengalami gangguan tidur dan sering kali menganggap sebagai hal yang wajar sehingga kurang diperhatikan.
Sleep paralysis merupakan salah satu yang termasuk kedalam
gangguan tidur. Pada umumnya sleep paralysis terjadi pertama kali pada usia 11-14 tahun atau pada usia remaja awal, dimana usia tersebut sedang menempati bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Pada usia remaja awal ini, mereka lebih mempercayai informasi dari apa yang dikatakan oleh orang disekitarnya.
Pada saat ini pengetahuan tentang sleep paralysis di usia remaja, hanya dari sudut pandang budaya saja yang telah membudaya sejak lama seperti di kota Bandung yaitu budaya sunda. Sleep paralysis lebih dikenal dengan istilah “ereup-ereup” atau tindihan yang dipercayai bahwa seseorang yang pernah mengalami sleep paralysis ini mereka merasa sedang ditindihi oleh makhluk halus.
ketakutan karena pada saat sleep paralysis terjadi seperti ditindih dan seolah melihat makhluk halus. Beberapa responden juga mengatakan bahwa setelah mengalami kejadian sleep paralysis ini, mereka lebih memilih mendapatkan informasinya hanya dari orang terdekat disekitar mereka seperti orangtua, teman-teman, dan lain- lain. Sehingga pengetahuan mereka yang didapatkan hanya dari sudut pandang budaya saja dan belum mengetahui kejadian sleep paralysis dari sudut pandang lainnya, karena mereka tidak mencari tahu
informasi tentang sleep paralysis dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah.
Kebutuhan terhadap informasi untuk anak remaja awal sebetulnya tinggi termasuk informasi seperti sleep paralysis. Secara sudut pandang ilmiah sleep paralysis bukanlah salah satu penyakit yang bersarang dalam tubuh tetapi penting untuk diketahui oleh masyarakat khususnya anak remaja awal. Karena ketika mereka mengetahui sleep paralysis, mereka tidak panik dan tidak takut lagi ketika mengalami kejadian sleep paralysis karena mereka memiliki pengetahuan secara ilmiah.
1.1Identifikasi Masalah
Istilah “Ereup-ereup” lebih dikenal oleh masyarakat pada usia remaja awal dibandingkan dengan istilah sleep paralysis.
Pengetahuan tentang sleep paralysis dipercaya bahwa ada hubungannya dengan makhluk halus karena pengetahuan yang didapat hanya dari orang sekitar mereka yang telah membudaya sejak lama.
Pengetahuan kejadian sleep paralysis di usia remaja awal hanya sebatas
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi rumusan masalahnya
adalah “Bagaimana memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat khususnya usia remaja awal tentang sleep paralysis dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak sebatas dari sudut pandang budaya saja.”
1.3Batasan Masalah
Batasan masalah dari permasalah ini hanya dibatasi pada keterbatasan remaja akan pengetahuan tentang sleep paralysis.
1.4Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan yang akan dicapai adalah :
Untuk menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya pada usia
remaja awal tentang kejadian sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah. Untuk mengurangi rasa panik dan rasa takut dengan kejadian sleep
BAB II
FENOMENA SLEEP PAR ALYSIS
II.1 Konsep tidur
Menurut Maslow (1943) menyebutkan bahwa manusia akan memenuhi kebutuhan fisiologis seperti bernapas, makan, minum, hubungan seksual, homeostasis, ekskresi, dan tidur sebelum naik ketingkat selanjutnya. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang penting karena ketika tidur tubuh akan mengalami relaksasi dan merupakan proses pemulihan tubuh. Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton, 1987). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran menurun, terdapat perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh, dan adanya penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
II.1.1 Fisiologis tidur
II.1.2 Siklus Tidur
Pola tidur berubah di umur (tabel 2-1 ). Lamanya siklus tidur yang normal bervariasi dengan usia, seperti halnya distribusi tahap tidur. Misalnya, durasi rata-rata siklus tidur adalah 60 menit pada bayi baru lahir dan 90 menit pada remaja. Lamanya siklus tidur yang normal bervariasi dengan usia. Bayi yang baru lahir tidur hingga 16 jam per hari, dengan usia 6 bulan, waktu tidur berkura ng menjadi sekitar 12 jam. Pada dewasa, periode tidur normal adalah 7,5 sampai 8 jam.
Tabel II.1 Kara kteristik tidur d iseluruh jangka h idup
Sumber: Charles J. Bae dan Nancy Foldvary Scaefe r, 2005
Bayi Dewasa Tua
Total waktu tidur (jam) 14-15 7.5-8.5 6 Waktu bangun setelah
permulaan tidur (%) <5 <5 15-26
Durasi siklus (menit) 50-60 90-110 90-110
Menurut Closs (1998), tahapan siklus tidur adalah sebagai berikut : 1. Tahap NREM 1
Tahap NREM adalah tahap pertama saat seseorang mulai untuk tertidur. Penurunan secara bertahap dari mulai tanda-tanda vital dan metabolisme. Ketika memasuki ditahapan ini, seseorang sangat mudah untuk terbangun oleh stimulus sensori dan suara. Tahap ini akan berakhir setelah beberapa menit.
2. Tahap NREM 2
Tahap NREM merupakan tahap kemajuan relaksasi. Kesadaran mulai menurun dan fungsi tubuh juga semakin menurun. Tahap ini berakhir pada menit ke 10 sampai 20.
3. Tahap NREM 3
Tahap awal baru untuk tidur yang lebih dalam. Orang yang sudah masuk dalam tahap ini akan sulit untuk terbangun dan jarang bergerak. Otot-otot berada dalam keadaan relaksasi penuh. Tahap ini berakhir setelah 15 sampai dengan 30 menit.
4. Tahap NREM 4
Tahap ini merupakan tahap paling dalam. Ketika seseorang masuk kedalam tahap ini akan sulit untuk dibangunkan. Tanda tanda vital semakin menurun dan tahap ini terjadi selama 15-30 menit.
5. Tidur REM
Gambar II.1 Tahapan tidur NREM dan REM
Sumber: Charles J. Bae dan Nancy Foldvary Scaefer, 2005
II.2 Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat dikategorikan menjadi gangguan tidur primer dan gangguan tidur sekunder. Gangguan tidur primer jika seseorang mengalami gangguan tidur tanpa penyebab lain. Sedangkan, gangguan tidur sekunder yaitu gangguan tidur yang diakibatkan oleh gejala klinis seperti disfungsi, depresi, atau alkoholik.
II.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat muncul akibat berbagai faktor seperti gaya hidup, lingkungan tidak nyaman, emosi yang tidak stabil, pola tidur yang mengantuk pada siang hari, dan kelelahan, serta asupan makan dan kalori. Faktor- faktor gangguan tidur menurut Perry dan Potter (1997) adalah:
1. Gaya hidup
2. Lingkungan yang tidak nyaman
Lingkungan adalah faktor yang paling penting untuk seseorang dapat tertidur lelap. Lingkungan yang berisik, terlalu panas, atau terlalu dingin akan mengurangi kenyamaan seseorang.
3. Emosi yang tidak stabil
Kecemasan dan perasaan stres dapat mengganggu pola tidur seseorang. Mahasiswa yang berada pada jurusan desain, dihadapkan pada tugas yang begitu banyak disetiap mata kuliahnya Hal ini sangat mudah sekali untuk memicu perasaan stres yang akan menimbulkan pola tidur seseorang dapat terganggu.
4. Pola tidur mengantuk pada siang hari
Menurut Kay (2010) Pada mahasiswa yang berada pada jurusan science khususnya, beratnya mata kuliah yang dihadapi, ditunjang dengan tugas yang padat, dapat menyebabkan gangguan pola tidur. 5. Latihan fisik dan kelelahan.
Seseorang yang kelelahan dalam tahap sedang, biasanya memiliki tidur yang baik. Namun seseorang yang terlalu lelah dan dipicu dengan stres yang tinggi, akan menyebabkan keletihan dan kesulitan untuk tertidur. Biasanya masalah tidur akibat latihan fisik dan kelelahan menjadi faktor utama timbulnya stres pada mahasiswa. 6. Asupan makanan dan kalori
II.2.2 Jenis Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat mengganggu kualitas tidur seseorang (Perry & Potter, 2007). Dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut jenis-jenis gangguan tidur yang biasa terjadi menurut Perry dan Potter (2007): 1. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk memenuhi kualitas dan kuantitas
saat tidur. Insomnia ditandai dengan kesulitan seseorang untuk memulai tahap NREM 1.
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah suatu keadaan ketika seseorang tidur secara berlebihan dari waktu yang normal. Gangguan tidur ini adalah kebalikan dari insomnia yaitu kelebihan tidur dari 9 jam di malam hari.
3. Parasomnia
Parasomnia adalah jenis gangguan tidur yang terjadi pada anak-anak. Anak anak yang mengalami parasomnia mengalami gejala seperti berjalan saat tertidur, perasaan takut, dan enuresis.
4. Apnea
Apnea adalah suatu keadaan saat seseorang mengalami keadaan henti napas saat tidur.
5. Sleep Paralysis
Sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur ditahap Rapid Eye Movement (REM).
II.3 Penjelasan Sleep paralysis
volunteer selama sleep onset (gypnagogic) atau selama terbangun di antara waktu malam dan pagi (hypnopompic).
Menurut Gillian (2008) Sleep paralysis didukung dengan halusinasi, perasaan tercekik, dan sulit menggerakkan lidah. Dalam keadaan ini, seseorang dapat membuka mata, menggerakan bola mata, dan melihat sekeliling. Keadaan sleep paralysis dapat terjadi selama beberapa menit sampai dua puluh menit.
Menurut Ohaeri et al (2004) Sleep paralysis bersifat sementara, biasanya terjadi satu hingga beberapa menit. Sleep paralysis akan menghilang secara spontan atau dengan stimulus eksternal. Biasanya dengan sentuhan atau dibangunkan oleh orang lain.
II.3.1 Bagian Otak yang Mempengaruhi Sleep paralysis
Menurut Cheyne (2002) menyebutkan bahwa terdapat dua sistem otak yang berkontribusi dalam terjadinya sleep paralysis. Sistem otak yang paling mempengaruhi terjadinya sleep paralysis adalah struktur inner-brain/bagian dalam otak yang mengatur ancaman dan tanggapan terhadap bahaya dalam hal ini yang dapat memicu seseorang melihat sosok yang mengintai dalam kegelapan di dekatnya.
II.3.2 Etiologi Sleep paralysis
Sleep paralisis, banyak terjadi pada seseorang yang memiliki
tekanan atau yang mengalami stres. Simard dan Nielson (2005) mengatakan bahwa kejadian sleep paralysis dan kecemasan adalah gejala dari trauma yang pernah dialami pada masa lalu. Hal ini didukung oleh jurnal yang ditulis oleh Murphy (2006), jurnal tersebut menyebutkan bahwa seorang anak yang pernah mengalami tindak kekerasan cenderung pernah mengalami sleep paralysis.
Menurut Culebras (2011), Sleep paralysis dapat terjadi dikaitkan dengan beberapa hal, seperti:
1. Kurang tidur misalnya pada status siswa/mahasiswa yang belajar hingga larut malam. Jadwal tidur yang berubah-ubah, misal jet-lag. 2. Kondisi mental, seperti stres, dan seseorang yang mengalami
schizophrenia dengan gangguan berat pada sleep nocturnal.
3. Sleeping on the back, Tidur dengan posisi terlentang dapat menyebabkan tingginya angka kejadian sleep paralysis.
4. Masalah tidur lainnya, Kejadian tidur seperti narkolepsi dan kram pada kaki di malam hari dapat mengganggu tidur tahap REM dan berkontribusi terhadap timbulnya sleep paralysis.
5. Penyalahgunaan zat kimia, Seseorang yang minum alkohol dapat mudah terserang sleep paralysis.
II.4 Akibat Dari Sleep Paralysis
II.5 Cara Mengatasi Sleep Paralysis
Ada beberapa cara untuk mengatasi agar tidak terjadi gangguan tidur sleep paralysis yaitu sebagai berikut :
1. Hindari Stress
Stres diduga penyebab terbesar sleep paralysis. Mulailah hidup yang sehat secara fisik maupun psikis. Jangan merokok serta meminum minuman alkohol/kafein, dan hindari untuk makan terlalu banyak. Selain itu selalu cukupi kebutuhan tidur dan istirahat.
Tenangkan pikiran sebelum tidur. Kunci pintu, jendela, dan padamkan api atau lampu sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda :
“Padamkan api sebelum tidur, tutup pintu, bejana, makanan dan
minuman” (HR. Bukhari dan Muslim). Hindari tidur dengan atap terbuka. “Barangsiapa tidur malam pada rumah yang tak ada atap penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya” (HR. Bukhari dalam Adab Al Mufrad). Jangan lupa membersihkan ranjang. “jika kalian akan tidur,
maka kibaskan kain tempat tidurnya terlebih dahulu, karena ia tidak tahu
apa yang ada diatasnya ...” dalam riwayat lain, “tiga kali” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Wudhu sebelum tidur sangat membantu menyegarkan tubuh dan pikiran. Jeda waktu saat berbaring menuju terlelap dapat diisi dengan musahabah (evaluasi diri), membaca doa, zikir, ayat Kursi, dua ayat terakhir Al Baqarah, surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas.
Jika bangun mendadak maka bisa berdoa : “A‟udzu bikalimatillahit tammati min ghodobihi wa syarro i‟baadihi wamin hamazaatisy syayaatiin wa ayyahdurun” (HR. Abu Dawud, dihasankan Al Albani).
Jika mimpi buruk maka meludahlah ke kiri tiga kali, baca ta‟awudz
2. Pola Tidur
Buatlah pola tidur menjadi lebih teratur. Usahakan tidur di awal pada jam yang sama setiap malam, sekitar pukul 8 atau 9 sesudah isya.
Aisyah ra: “Rasulullah tidur pada awal malam dan bangun dipenghujung malam lalu sholat” (HR. Bukhari dan Muslim).
Posisi tidur terlentang menjadi salah satu penyebab sleep paralysis,
karena itu berbaring miring dapat mengurangi resiko tersebut. Bara‟ bin
„Azib meriwayatkan, Nabi SAW bersabda: “Jika kamu akan tidur,
berwudhulah seperti akan sholat, kemudian berbaringla h dengan miring
sebelah kanan ...”. Hindari pula tidur tengkurap (HR. Ibnu Majah,
dishahihkan Al Albani).
3. Membuat Gerakan Kecil
Jika mengalami sleep paralysis, beberapa orang menyarankan untuk membuat gerakan mata dengan cepat, agar dapat keluar dari situasi tersebut. Selain itu bisa juga mencoba dengan menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh dapat digerakkan kembali seperti semula.
Cara diatas tadi ditambah dengan bernafas sedalam mungkin, tarik nafas sedalam mungkin lalu keluarkan secara teratur. Begitu anggota tubuh mulai dapat bergerak maka segera bangun dan tenangan diri.
4. Membuat Gerakan Mental
Kondisi pada saat sleep paralysis terjadi dapat membuat panik dan
ketakutan sehingga akan memunculkan alam bawah sadar tentang
ketakutan kita sendiri sehingga terkadang terbayang penggambaran
adanya makhluk halus.
Mulut kelu dan susah bergerak ketika sleep paralys is bukanlah
Karena itu tetaplah tenang dan berfikir positif jika sleep paralysis
itu terjadi. Sikap yang tenang akan meminimalkan muculnya ketakutan
dan penggambaran bayangan yang buruk. Lakukan gerakan-gerakan kecil
seperti yang disampaikan sebelumnya dengan ditopang pergerakan
mental. Gerakan mental menjadi efektif dengan lantunan zikir yang
teratur.
5. Pengobatan Medis
Jika terlalu sering mengalami sleep paralysis, maka selain
cara-cara diatas yang telah dilakukan, maka perlu untuk evaluasi diri. Untuk itu
bisa dengan buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa pekan dan
susun daftar masalah- masalah yang menyita pikiran. Dengan cara tersebut
membantu untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya sleep paralysis,
sehingga gangguan tidur tersebut dapat diatasi dengan menghindari faktor
pemicunya.
Lain halnya jika sleep paralysis disertai gejala lain, maka ada
baiknya segera pergi ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur. Catatan
yang sudah dibuat sebelumnya akan membantu dokter untuk mengetahui
kapan sleep paralysis dimulai dan sudah berlangsung lama, juga jenis
obat yang pernah atau sedang digunakan. Hindari juga untuk
mengkonsumsi obat penenang untuk tidur.
II.6 Anggapan masyarakat tentang Sleep Paralysis Tabel II.2 Kuisioner
Sumber : Data pribadi
NO PER TAN YAAN YA TIDAK
1 Apakah anda mengetahui tentang istilah sleep paralysis ?
8 orang 32 orang
2 Apakah anda mengetahui tentang istilah Ereup – ereup ?
38 orang 2 orang
3 jika iya, apakah anda pernah mengalaminya ?
33 orang 7 orang
Tidak bisa bergerak
Tidak bisa berbicara/berteriak
Merasakan tekanan yang kuat pada dada
Melihat sosok yang menakutkan
5. Pada saat pertama kali mengalaminya, sekitar usia berapa ?
- 2 orang menyebutkan pada usia 11 tahun
- 15 orang menyebutkan pada usia 12 tahun
- 18 orang menyebutkan pada usia 13 tahun
- 5 orang menyebutkan pada usia 14 tahun
6 Pernahkah mencari informasi tentang sleep paralysis setelah
anda mengalaminya ? dari mana ?
- Menanyakan kepada orang disekitar
- Dari internet
7 Ereup – ereup itu menurut kabar yang beredar erat kaitannya
dengan hal mistis, apakah anda mempercayainya ? 26 orang 14 orang
mengalami sleep paralysis pada usia 11 tahun untuk pertama kalinya, 15 siswa pada usia 12 tahun, 18 orang pada usia 13 tahun, dan 5 orang pada usia 14 tahun. 38 siswa menyebutkan bahwa mereka pernah mencari informasi tentang sleep paralysis hanya sebatas menanyakan kepada orang disekitarnya saja, sedangkan 2 siswa pernah mencari informasi melalu media internet. 26 siswa mempercayai bahwa kejadian sleep paralysis erat kaitannya dengan hal mistis, sedangkan 14 siswa tidak mempercayai bahwa kejadian sleep
paralysis erat kaitannya dengan hal mistis.
II.7 Budaya
Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, kebiasaan makan, praktik komunikasi dan lain sebagainya semua itu berdasarkan pola-pola budaya.
Deddy & Jalaludin (1990) berpendapat bahwa:
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitakn minat. Secara normal budaya didefenisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individudan kelompok. (h.18)
II.8 Tata Letak (Layout)
II.8.1 Prinsip Layout
Menurut Robin Williams (dalam The Non Designer‟s Design
book) prinsip layout adalah sebagai berikut: Kontras (Contrast)
Perulangan (Repetition) Peletakan (Alignment)
Kesatuan atau fokus (Proximity)
II.8.2 Elemen-elemen dalam suatu halaman
Dasar bidang atau blok dalam suatu halaman cetak secara umum dapat dibagi menjadi empat elemen, yaitu headline, teks, gambar, dan yang tidak kalah pentingnya adalah bidang kosong (bidang yang tidak berisi tiga elemen yang lain). Walaupun warna adalah unsur yang sangat penting, tetapi warna tidak termasuk elemen dasar.
II.8.2.1 Macam-macam style layout 1. Style Conventional
Menampilkan kesan yang padat dengan pilihan teks yang berat, headline diletakkan diatas kiri, sedangkan gambar diletakkan dibawah. Style itu terkesan sederhana dan formal.
Gambar II.2 Contoh tatanan layout dengan style
Conventional
2. Style Classic
Style ini memberikan kesan yang sederhana, dimana teks dibagi menjadi dua kolom di setiap halamannya.
Gambar II.3 Contoh tatanan layout dengan style Classic
Sumber: Dokumen pribadi
3. Style Modern
Style ini menggunakan susunan teks yang melebar, dimana cukup hanya dengan satu kolom pada satu halaman. Gambar dimuat dalam dua halaman dengan posisi yang berlawanan di bagian tengah pada masing- masing halaman. Sebagai elemen tambahan, diberikan garis tebal sebagai balancing bidang di pojok kiri dan pojok kanan bawah.
Gambar II.4 Contoh tatanan layout dengan style Modern
4. Style Aggressive
Style ini dicirikan terdapat headline dengan teks besar dan bergaris bawah serta menggunakan jarak antarbaris yang lebih besar.
Gambar II.5 Contoh tatanan layout dengan style
Aggressive
Sumber: Dokumen pribadi
5. Style Juvenile
Layout dibuat dengan kesan meriah dan memasang gambar secara tersebar. Di antara kolom diberi garis pemisah dengan warna yang lemah.
Gambar II.6 Contoh tatanan layout dengan style Juvenile
6. Style Youthful
Style youthful kesan lucu, main- main, serta menyenangkan. Pada style tersebut digunakan unsur gambar serta pilihan font yang mendukung. Penulisan headline menggunakan huruf dengan berbagai ukuran.
Gambar II.7 Contoh tatanan layout dengan style Youtful
Sumber: Dokumen pribadi
7. Style Natural
Style ini memiliki susunan yang elegan dengan menggunakan teks berspasi lebar. Jarak antara headlines dengan bodyteks dibuat cukup jauh. Bidang gambar ditampilkan dalam bentuk oval.
Gambar II.8 Contoh tatanan layout dengan style Natural
8. Style Prestigious
Hal yang menonjol pada style ini adalah penggunaan bidang kosong yang cukup luas untuk menciptakan keluwesan (gracefull) dan fokus. Pemasangan Headline ditempatkan dihalaman tersebut.
Gambar II.8 Contoh tatanan layout dengan style Prestigious
Sumber: Dokumen pribadi
II.9 Tipografi
Tipografi secara umum adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara cetak. Tetapi belakangan ini tulisan tangan (hand writting) dan seni melukis aksara (calligraphy) termasuk yang dibahas dalam ilmu tipografi. Jadi akan lebih tepat bahwa tipografi itu adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara (karakter/aksara/type/typeface). (Danton Sihombing, 2001)
Menurut Adi Kusrianto (2010) menjelaskan “Tipografi dalam pengertian ilmiah adalah seni dan teknik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual, baik cetak maupun non-cetak” (h.1).
II.9.1 Anatomi Huruf
antar huruf yang satu dengan yang lain. Apabila telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf (Danton Sihombing, 2001). Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.
Baseline
Sebuah garis maya lurus horison yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar.
Capline
Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar.
Meanline
Sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil.
X-Height
Jarak ketinggian baseline sampe ke meanline. X-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf „x‟.
Ascender
Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline.
Descender
Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada bawah baseline.
II.10 Media Informasi
Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu samalain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.
Demikian pentingnnya media informasi pada masa ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu samala innya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11). Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima
informasi, adapun penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat -alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual”.
II.11.1 Jenis-jenis Media Informasi
1. Media Lini Atas
Merupakan media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens dan jumlahnya terbatas tetapi jangkauan target yang luas, seperti billboard, iklan televis, iklan radio, dan
lain-Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah, seperti brosur. Poster, flyer, Sign System dan lain- lain.
Media Cetak
Media cetak dapat berupa brosur, Koran, majalah, poster,pamphlet, spanduk, dan lain- lain.
II.2 Pengertian Ebook
Sebuah E-book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus
bahasa Inggris, adalah “versi elektronik dari buku cetak yang dapat dibaca
pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang dirancang khusus
untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini. (http://raghibnuruddin18.blogspot.com/2013/01/pengertian-e-book.html)
II.12.1 Macam-macam Ebook
Adadua macam e-book yang tersedia, yaitu:
1. Ebook yang bersifat ‘tertutup’ dan hanya dapat dibaca dengan alat dan program khusus.
Setiap berkas hanya dapat dibaca dengan perangkat yang sudah disiapkan khusus, misalnya merek Rocket dan Softbook. Perangkat kerasnya dibuat agar mudah dibawa-bawa (portable). Tidak hanya teks yang ditampilkan, tetapi juga bisa suara video. 2. Kedua, e-book yang dapat dibaca oleh berbagai pe ralatan
digital (tidak khusus).
Ebook jenis kedua yang tersedia di Internet adalah yang
untuk dibaca di berbagai alat digital, mulai dari (desktop, laptop, sampai PDA (personal digital assistant). Kunci dari ebook jenis ini tentu saja adalah penggunaan bahas penyajian yang terstandar.
II.12.1.1 Jenis-jenis Ebook berdasarkan formatnya
1. Teks polos, teks polos merupakan salah satu format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap prangkat lunak menggunakan komputer personal.
2. PDF, Format PDF memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya.
3. JPEG, Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya.
II.13 Target Audiens
Adapun pemilihan target audiens dari media informasi ebook ini yaitu sebagai berikut:
Demografis
Segmentasi demografis menurut M. Suyanto (2004, 3) adalah pasar yang dikelompokkan berdasarkan variabel- variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Dalam perancangan media informasi, target audiens ditujukan kepada :
Usia : 11-14 Tahun
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Pekerjaan : Pelajar (SMP)
Status Ekonomi Sosial : Menengah ke atas
Agama : Semua Agama
Psikografis
Segmentasi psikografis menurut M. Suyanto (2004, 4) adalah mengelompokkan pasar dalam variabel gaya hidup, nilai, dan kepribadian. Media informasi ini ditargetkan kepada usia remaja awal yang sering berhubungan dengan media informasi internet.
Geografis
II.14 Kesimpulan dan Solusi
Dapat disimpulkan bahwa pada siswa SMP tidak banyak yang mengetahui istilah dari sleep paralysis, mereka lebih mengenal dengan istilah ereup-ereup karena kebanyakan dari mereka hanya mengetahui informasi
tentang sleep paralysis hanya sebatas menanyakan kepada orang disekitarnya yang telah membudaya sejak lama.
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan mengenai fenomena sleep paralysis yang terjadi dimasyarakat khususnya diusia remaja awal, pengetahuan mereka tentang sleep paralysis hanya sebatas dari sudut pandang budaya saja tanpa mengetahui dari sudut pandang lain seperti sudut pandang ilmiah.
Pada saat ini media internet sudah menjadi kebutuhan sehari- hari bagi masyarakat khususnya pada usia remaja awal, dengan membuat sebuah media utama yaitu ebook maka akan tepat karena ebook ini akan disebarkan dan dapat di download di media internet.
III.1.1 Pendekatan Komunikasi
Menurut Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Pendekatan komunikasi pada perancangan ebook ini yaitu dengan unsur-unsur budaya dan agama. Sehingga informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh target audiens.
III.1.1.1 Tujuan Komunikasi
III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Visual
Bahasa visual adalah sebuah penyampaian pesan menggunakan seperti gambar, foto, garis atau yang lainnya yang dapat dilihat oleh kasat mata. Sehingga target audiens dapat lebih memahami tentang pesan yang ingin disampaikan. Dengan menampilkan elemen visual fotografi dari beberapa ilustrasi kejadian sleep paralysis yang sering dialami oleh masyarakat. Sehingga dengan elemen visual fotografi tersebut dapat memperjelas dari materi pesan yang disampaikan.
III.1.1.3 Pendekatan Komunikasi Verbal
Pendekatan komunikasi verbal yang ingin disampaikan agar tepat pada sasaran maka akan dilakukan perancangan sebuah media informasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh target audiens. Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dengan bahasa formal karena pada saat penyampaian pesan tentang sleep paralysis menggunakan bahasa-bahasa ilmiah. Dengan menggunakan komunikasi verbal dapat diartikan pesan yang dikomunikasikan malalui lisan dan tulisan berupa materi tentang pengenalan sleep paralysis dari sudut pandang ilmiah.
III.1.2 Strategi Kreatif
Dalam melakukan sebuah perancangan tentunya dituntut untuk menciptakan sebuah ide yang cemerlang agar hasil yang didapat menjadi efektif serta informasi yang ada didalamnya dapat tersampaikan secara tepat oleh target audiens.
Didukung dengan melakukan berbagai promosi keberadaan ebook sleep paralysis ini dengan cara pendekatan diberbagai media
ebook sleep paralysis dan dapat memiliki informasi ebook ini dengan mendownloadnya.
Strategi kreatif yang digunakan untuk menarik perhatian target audiens yaitu dengan memasang judul ebook sleep paralysis, karena istilah sleep paralysis tersebut belum terkenal dibenak masyarakat khususnya remaja awal. Kemudian ditiap pemasangan iklan online akan menggunakan kata-kata yang menarik perhatian agar target audiens mengklik iklan online tersebut dan mendownloadnya. Sehingga informasi yang akan disampaikan akan sampai kepada target audiens.
III.1.3 Strategi Media
Media adalah salah satu hal yang terpenting dalam penyampaian sebuah informasi, yaitu sebagai alat penghubung untuk menyampaikan sebuah pesan kepada audiens.
Media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi ini berupa media utama dan media pendukung.
1. Media Utama
Media utama yang dirancang yaitu sebuah ebook. Dimana didalam ebook tersebut dirancang sebuah cover yang menarik agar target audines tertarik untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya.
2. Media Pendukung
Beberapa media pendukung yang dipilih untuk menunjang dari media utama adalah sebagai berikut :
X-banner
X-banner adalah salah satu media yang menarik perhatian yang dapat dilihat ditempat umum seperti dinas pendidikan dan lain sebagainya.
Poster
sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada dikota Bandung.
Iklan Online
Media ini adalah salah satu media informasi yang paling cepat untuk diaskes oleh target audiens yang kebanyakan aktif dengan koneksi internet seperti di jejaring sosial da n situs-situs yang populer seperti facebook, twitter, yahoo. Iklan online adalah upaya pemasaran online dengan menampilkan sebuah situs web pada hasil pencarian search engine dengan cara berbayar. Iklan online bisa digambarkan sebagai kegiatan memasang iklan untuk menawarkan produk atau jasa lewat dunia maya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk meraih keuntungan dari kegiatan penjualan.
Flyer
Flyer merupakan leaflet yang hanya terdiri dari satu lembar. Flyer umumnya memiliki ukuran tak lebih dari A5(14,8 cm x 24 cm). Karena flyer mudah disebar dijalanan.
Media Sosial (Facebook & Twitter)
Media sosial adalah salah satu sarana media online dengan menggunakan koneksi internet yang sangat mudah dan paling umum digunakan oleh masyarakat. Seperti facebook, twitter, dan sebagainya.
Stiker
Untuk memperkenalkan secara massal lewat pembagian secara gratis melalui sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tersebar di Kota Bandung dimana audiens yang telah memiliki dapat mengetahui alamat website untuk mengunduh media utama yaitu Ebook.
Notebook
Kalender
Kalender ini adalah salah satu media gimmick yang dapat mendukung untuk menginformasikan keberadaan dari media utama yang telah dibuat.
III.1.4 Strategi Distribusi
Jadwal penyebaran ebook sleep paralysis ini akan disebarkan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Maret dan April hal ini sebelumnya sudah dipertimbangkan, karena mengambil moment pada saat sebelum siswa melaksanakan Ujian Nasional. Untuk jadwal penyebaran medianya adalah sebagai berikut:
bandung (www.bandung.go.id) pada bagian halaman dinas kesehatan.
Poster Untuk penyebaran poster akan dipasang di papan pengumuman yang ada di sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) di kota Bandung.
Flyer Untuk penyebaran flyer akan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung.
Stiker Untuk penyebaran stiker akan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di kota Bandung
Notebook Untuk penyebaran notebook akan dibagikan langsung ditiap sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.
III.2 Konsep Visual
Visual yang akan ditampilkan dalam ebook tersebut adalah dengan menampilkan elemen visual fotografi dari beberapa ilustrasi kejadian sleep paralysis yang sering dialami oleh masyarakat. Dengan mengatur tata letak
sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian target audiens. Pewarnaan dalam ebook sleep paralysis ini ditampilkan dengan warna-warna yang gelap karena kejadian sleep paralysis ini erat kaitannya dengan hal mistis.
III.2.1 Format Desain
Format desain dalam perancangan ebook menggunakan desain potrait, mengikuti alur baca yang runut dari atas kebawah seperti membaca buku pada umumnya. Selain itu ebook tersebut berukuran A5 (14,8 cm x 21 cm).
Gambar III.1 Format desain
Sumber: Dokumen Pribadi
III.2.2 Tata Letak (layout)
Tata letak pada perancangan ebook ini menggunakan style Prestigious karena pada setiap isi dari ebook ini banyak terdapat bidang kosong ditiap halamannya karena untuk menciptakan keluwesan serta fokus terhadap isi dari ebook yang ditampilkan.
II.2.2.1 Struktur Ebook 1. Halaman Cover
Gambar III.2 halaman cover
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman cover terdapat sebuah image yang menjadi
background dari layout cover. Image tersebut adalah penggambaran
dari kejadian sleep paralysis yang identik sedang melihat bayangan
sosok gaib. Pada image tersebut digambarkan oleh seseorang yang
sedang melihat sosok gaib yang sedang menghampirinya dengan
ekspresi muka yang sedang ketakutan. Selain itu pada layout cover ini
ada bagian headline dari ebook. Pada bagian tengah bawah terdapat
2.Halaman 1 & 2
Gambar III.3 halaman 1&2
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 1&2 memiliki background berwarna abu-abu serta
dipinggiran layout ada warna gradasi dari warna hitam. Headline dan
body text pada halaman ini disimpan pada bagian tengah layout. Pada
sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan
runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara
3.Halaman 3 & 4
Gambar III.4 halaman 3& 4
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 3&4 terdapat image yang menjadi sebuah
background. Image foto terebut dominan berwarna hitam. Dari layout
ini terdapat elemen garis yang menyerupai garis detak jantung, karena
pada saat kejadian sleep paralysis jantung seseorang seolah berdetak
lebih kencang. Sedangkan pada bagian body text berwarna putih agar
text tersebut dapat terbaca karena pada bagian background memiliki
page number dan runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk
memisahkan antara page number dan running tittle.
4.Halaman 5 & 6
Gambar III.5 halaman 5 & 6
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 5&6 memiliki style background yang sama
dengan halaman 1&2 tetapi pada background layout diselipi image.
Image tersebut merupakan seseorang yang sedang tidur. Headline
ditempatkan di kiri atas dan body text pada halaman ini disimpan pada
bagian tengah layout. Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah
5. Halaman 7 & 8
Gambar III.6 halaman 7 & 8
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 7&8 terdapat background, elemen garis yang sama
dengan hal 3&4 hanya saja pada bagian image berbeda. Pada image
dihalaman ini terdapat seseorang yang sedang menggerakkan
kepalanya karena sesuai dengan bahasan pada halaman ini mengenai
bagian otak yang mempengaruhi terjadinya sleep paralysis.
Sedangkan pada bagian body text diatur sedemikian rupa sehingga
memiliki tata letak yang enak untuk dilihat. Pada sudut kanan dan kiri
6. Halaman 9 & 10
Gambar III.7 halaman 9 & 10
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 9&10 memiliki style background yang sama
dengan halaman 5&6 tetapi pada background layout diselipi image
yang berbeda. Image tersebut merupakan seseorang yang sedang
mengerutkan kening oleh tangannya sehingga memiliki kesan bahwa
orang terebut mengalami kelelahan yang akan menimbulkan stres.
Headline ditempatkan di kiri atas dan body text pada halaman ini
disimpan pada bagian tengah layout. Pada sudut kanan dan kiri
bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan terdapat
garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan running
7. Halaman 11 & 12
Gambar III.8 halaman 11 & 12
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 11&12 memiliki layout yang sama dengan
halaman 7&8 hanya saja pada bagian background memiliki image
yang berbeda. Pada penataan subjudul, image, dan body text diatur
sedemikian rupa sehingga tertata dengan rapi. Pada sudut kanan dan
kiri bagian bawah terdapat page number dan runnning tittle dan
terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara page number dan
8. Halaman 13 & 14
Gambar III.9 halaman 13 & 14
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada halaman 13&14 memiliki background yang sama dengan
halaman 1&2 karena pada halaman ini bagian dari penutup. Sehingga
pada halaman awal dan akhir memiiki bagian halaman yang sama.
Pada sudut kanan dan kiri bagian bawah terdapat page number dan
runnning tittle dan terdapat garis vertikal untuk memisahkan antara
III.2.3 Tipografi
Jenis tipografi yang akan digunakan pada ebook ini terdiri dari tiga font. Untuk tipografi pada halaman cover ebook menggunakan font 1942 Report, pada subjudul disetiap halaman ebook menggunakan font Century Ghotic.
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan dalam ebook sleep paralysis ini menggunakan teknik fotografi. Menampilkan gambar dari ilustrasi kejadian-kejadian sleep paralysis yang sering terjadi dimasyarakat serta ilustrasi dari penyampaian pesan yang disampaikan dalam ebook tersebut.
Gambar III.10 Cover ebook
Sumber: Dokumen Pribadi
III.2.5 Warna
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Teknis Media
Teknis pembuatan media utama dan pendukung pada perancangan ebook sleep paralysis melalui beberapa tahap proses seperti berikut:
1. Tahap penyusunan materi pesan
Penyusunan materi pesan adalah proses merangkum dari materi- materi tentang sleep paralysis yang akan disajikan kedalam bentuk ebook, kemudian memikirkan konsep fotografi dari berbagai refrensi sehingga dari hasil fotografi tersebut dapat mendukung materi pesan yang akan disampaikan.
2. Tahap Pengerjaan
Setelah mendapatkan materi pesan dan hasil gambar yang baik, tahap selanjutnya adalah pengolahan menata tata letak untuk cover dan isi ebook. Software yang digunakan yaitu menggunakan Adobe Photoshop CS5, Adobe Illustrator CS5, dan Adobe Indesign CS5.
3. Finishing
IV.1.1 Media Utama
Media utama dalam perancangan media informasi sleep paralysis yaitu ebook, dengan judul “Sleep Paralysis”. Media utama yang dirancang yaitu sebuah ebook. Dimana didalam Ebook tersebut dirancang sebuah cover yang menarik agar target audines tertarik untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya.
Gambar IV.1 Cover Ebook
Gambar IV.2 Sebagian isi dari ebook
Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Ebook
IV.1.2 Media Pendukung 1. X-Banne r
X-banner digunakan sebagai media informasi sleep paralysis untuk dapat mengakses Ebook sleep paralysis. X-banner ditempatkan pada lokasi indoor di Dinas Kesehatan Kota Bandung. adalah salah satu media pendukung yang menarik perhatian yang dapat dilihat ditempat umum seperti dinas pendidikan dan lain sebagainya.
Gambar IV.3 X-banner
Sumber: Dokumen Pribadi
Media : X-banner
Material : Flexy
2. Poster
Media poster digunakan sebagai media pendukung pada media informasi sleep paralysis. Poster ditempatkan pada mading disekolah-sekolah SMP (sekolah Menengah Pertama) yang berada di Kota Bandung sesuai dengan target audiens yaitu remaja awal umur 11-14 tahun. Isi pesan pada media poster tidak ditampilkan secara rinci, namun hanya memberikan informasi akan media utama Ebook tentang sleep paralysis secara ilmiah. Konsep visual dari media poster ini adalah menampilkan visualisasi foto dari fotografi yang terdapat didalam Ebook.
Gambar IV.4 Poster
Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Poster
3. Iklan Online
Iklan online ini akan ditempatkan pada jejaring sosial yang sering digunakan oleh target audiens seperti facebook dan twitter. Iklan web ini berupa ajakan agar target audiens mendownload media utama yaitu Ebook mengenai sleep paralysis.
Gambar IV.5 Iklan online
Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Iklan online Teknis : Digital
Gambar IV.6 Iklan online Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Iklan online
Teknis : Digital
4. Flyer
Flyer ini akan disebarkan ke sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang ada di Kota Bandung. Flyer ini berupa informasi untuk mendapatkan ebook sleep paralysis tersebut.
\
Gambar IV.7 Flyer
Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Flyer
5. Media Sosial (Facebook & Twitte r)
Media sosial facebook dan twitter ini digunakan untuk mempromosikan ebook tentang sleep paralysis kepada target audiens dengan melalui media jejaring sosial yang sering digunakan oleh masyarakat khususnya remaja awal.
Gambar IV.8 Tampilan Facebook
Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Jejaring sosial facebook
Alamat : www.facebook.com/sleepparalysis
Gambar IV.9 Tampilan Twitter
Sumber : Dokumen Pribadi
6. Stiker
Untuk memperkenalkan secara massal lewat pembagian secara gratis melalui sekolah-sekolah SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang tersebar di Kota Bandung dimana audiens yang telah memiliki dapat mengetahui alamat website untuk mengunduh media utama yaitu ebook.
Gambar IV.10 Stiker Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Stiker
Material : Art Paper 180 gr Ukuran : diameter 6 cm
7. Kalender
Kalender ini adalah salah satu media gimmick yang dapat mendukung untuk menginformasikan keberadaan dari media utama yang telah dibuat.
Gambar IV.11 Kalender Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Kalender
8. Notebook
Notebook ini dipilih karena target audiens adalah anak sekolah dan berfungsi sebagai buku catatan sehingga dapat dipakai disekolah ketika belajar.
Gambar IV.12 Notebook Sumber : Dokumen Pribadi
Media : Notebook