• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 12 Januari 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 12 Januari 2016"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Perdagangan saham di BEI awal pekan tahun 2016, dibayangi faktor negatif eksternal. IHSG secara teknikal masih terkonfirmasi negatif untuk perdagangan pada pekan ini. Sinyal tersebut dapat terlihat pada indikator MACD dan Stochastic yang mengindikasikan negatif bagi IHSG. Selain itu, konfirmasi negative bagi IHSG juga tercermin pada MA

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4465.483 -80.805 3,238.00 4,182.14

LQ-45 773.437 -16.623 956.36 3,322.37

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Tekanan dari eksternal semakin kuat menekan pergerakan IHSG pada perdagangan hari Senin (11/01) yang ditutup turun sebanyak 80,80 (1,77%) dari level 4.515,50 ke level 4.465,48. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan perekonomian China. IHSG dibayangi oleh perekonomian China yang melambat seiring dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi China sebesar 6,7%, pada tahun 2016, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 6,9% pada 2015. Ditambah lagi, sentimen harga minyak yang masih berada di area negatif juga menghambat laju IHSG pada awal pekan ini. Diperkirakan akumulasi kecemasan pasar terhadap harga minyak dunia serta perekonomian China akan membayangi laju IHSG pada pekan ini. Dari domestik, hasil survei Bank Indonesia menunjukkan penjualan ritel pada November 2015 yang tumbuh 10,2% dibandingkan pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Menurut hasil survey yang dirilis, (11/01) penjualan makanan, minuman, dan produk tembakau menjadi motor pertumbuhan ritel pada November lalu. Pada kesempatan yang sama, BI juga merilis angka revisi pertumbuhan penjualan pada Oktober 2015 sebesar 8,7% dari angka yang dirilis bulan lalu sebesar 8,8%. Dengan melibatkan 700 peritel di 10 kota besar Indonesia, survei memperkirakan bahwa pertumbuhan penjualan ritel pada Desember akan melemah ke level 6,7%, meski penjualan untuk bahan bakar kendaraan, barang rekreasi dan budaya, aksesoris dan suku cadang cukup kuat. Para responden mengaku lebih optimistis terhadap penjualan dalam tiga bulan ke depann dibandingkan dengan November, seiring membaiknya distribusi barang dan kondisi cuaca. Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 turun 69 poin (0,3%) menjadi 17.697 and indeks Hang Seng ditutup turun 2,76% ke level 19.888,50 setelah kemarin menunjukkan penguatan sementara. Angka tersebut menembus angka psikologis di bawah 20.000 terendah sejak Juni 2013. Hang Seng juga sempatjatuh 6,7% pekan lalu dan merupakan penurunan terbesar sejak 2011. Tekanan terhada Hang Seng muncul dari saham-saham perusahaan China yang ditandai oleh penurunan Indeks Shanghai Composite sebesar 5,33% pada level 3,016.70. Dari pasar Eropa, saham-saham Eropa dibuka stabil pada awal sesi hari Senin, dimana indeks FTSE 100 turun tipis 0,1%.

Investor concern terhadap perlambatan ekonomi Cina. Meski pun ADB memproyeksikan ekonomi Cina tahun 2016 tumbuh 6,7%, tetapi penasehat tertinggi Cina justru lebih pesimis dan menyatakan Cina akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% sepanjang tahun 2016-2020. Hal itu karena perlambatan ekonomi global dan kenaikan upah di Cina yang menurunkan daya saing Cina serta kepedulian akan lingkungan. Faktor terakhir mengakibatkan proses industrialisasi tidak secepat sebelumnya. Meski demikian pemimpin Cina menyatakan untuk mencapai tujuan pertumbuhan PDB dan pendapatan per kapita tahun 2020, maka Cina harus menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% dalam lima tahun ke depan. Cina akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 pada 19 Januari 2016, yang diperkirakan mencapai 7%. Indonesia juga mewaspadai perlambatan ekonomi Cina. Perekonomian Cina dan kebijakan pemerintah Cina mempengaruhi perekonomian Indonesia., karena Cina adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Sedangkan kebijakan moneter People Bank of China (PboC) juga telah menekan nilai tukar rupiah. Untuk itu pemerintah akan mendorong investasi asing langsung (FDI) guna mengantisipasi dampak perekonomian Cina. Selain itu pemerintah telah memulai percepatan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga akan mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi lagi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan perbaikan daya beli masyarakat. Pemerintah optimis target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,3% bisa tercapai. Untuk itu Bank Indonesia berkomitmen menjaga inflasi sebesar 4±1%. Sementara itu DPR menginginkan BI menurunkan BI Rate untuk menstimulasi perekonomian Indonesia. BI menyatakan ada ruang untuk penyesuaian BI rate jika melihat kondisi inflasi saat ini. Meski demikian penyesuaian itu harus melihat kebijakan moneter ke depan, terutama terkait perekonomian global dari Cina. Dalam pandangan Kami, stabilitas nilai tukar rupiah menjadi kunci perekonomian Indonesia di tahun 2016. Percepatan pembangunan infrastruktur menjadi katalis pertumbuhan Indonesia. Tender proyek-proyek infrastruktur telah dimulai pada Agustus 2015, sehingga pembangunan infrastruktur Kami perkirakan terakselerasi di tahun 2016. Pembangunan infrastruktur diekspektasikan memberi multiplier effect pada perekonomian nasional dan diharapkan mendorong belanja konsumen, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. Koreksi IHSG beroptensi kontinu hari ini, seiring potensial berlanjutnya tekanan terhadap pasar global.

DAILY REPORT

12 Januari 2016

•WIKA incar pendanaan Rp6 triliun

•Belanja WIKA tahun ini naik menjadi Rp 10,5 triliun

•WIKA targetkan kontrak baru hingga Rp 52,3 triliun pada 2016 •INDF belum akan tambah pinjaman

•SIDO alokasikan Rp300 miliar tahun ini

•TINS menyiapkan belanja modal Rp1,2 triliun pada 2016 •TINS bidik kontribusi anak usaha 20%

•ANTM siap membeli saham Freeport

•DSSA konversi utang anak usaha menjadi saham •BMRI diharapkan ekspansi ke Malaysia tahun ini •BBNI siapkan sindikasi Rp35 triliun

•BBTN proyeksi kredit tahun 2016 tumbuh 18%-19% •BJTM optimis untuk kinerja 2016

•LPKR jual mal di Kuta Bali •SRTG suntik modal bisnis logistik •BIRD akan tambah 2.000 armada

•SAME akan bangun rumah sakit baru di Balikpapan •CINT bangun pabrik II di Cimahi

•DPUM tingkatkan bisnis maritim

•Harga saham IPO PT. Mitra Pemuda Rp 150-220 per saham •PT. Mitra Pemuda targetkan kontrak baru 2016 capai Rp 200 miliar •Bank Artos listing hari ini dengan kode ARTO

•Pemerintah kaji strategi dorong industri hulu farmasi •BI prediksi inflasi tahun 2016 sedikit di atas tahun 2015

Support Level 4444/4423/4386 Resistance Level 4502/4539/4561

Major Trend Down

(2)

     

           

 

 

12 January 2016

12 January 2016

Perusahaan konstruksi dan investasi milik negara, Wijaya Karya (WIKA), mengincar pendanaan sekitar Rp6 triliun pada 2016 untuk memenuhi kebutuhan belanja modal sekitar Rp10 triliun. Namun, perusahaan belum memutuskan jenis sumber pendanaan tersebut apakah pinjaman perbankan atau penerbitan obligasi. Adapun, rencana belanja modal serta sumber pendanaan eksternal tersebut dengan asumsi WIKA mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp4 triliun dalam APBN Perubahan 2016. Apabila mendapat PMN, Wijaya Karya berencana melakukan penerbitan saham baru (rights issue) dengan target dana senilai Rp6,1 triliun. Dengan rights issue tersebut, modal perusahaan akan bertambah dan peluang mendapatkan pinjaman besar semakin besar. Pada 2016, belanja modal WIKA terdiri dari belanja untuk perusahaan induk senilai Rp9,82 triliun dan belanja anak perusahaan Rp770,44 miliar.

Wijaya Karya (WIKA) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 10,5 triliun tahun ini, naik signifikan dibandingkan realisasi tahun lalu yang diperkirakan sekitar Rp 1 triliun. Alokasi capex tersebut dengan asumsi perseroan memperoleh penyertaan modal negara (PMN) sekitar Rp 4 triliun dan dana sekitar Rp 2,1 triliun dari investor publik melalui rights issue. Selain itu, sekitar Rp 4,5 triliun berasal dari ekuitas. WIKA akan menggarap sejumlah proyek prioritas. Proyek tersebut termasuk kereta cepat (HSR) Jakarta-Bandung. Pendanaan HSR tidak berasal dari PMN. Adapun pengembangan usaha yang menggunakan dana PMN adalah proyek kawasan industri Kuala Tanjung, jalan tol Manado-Bitung, jalan tol Samarinda-Balikpapan, serta PLTU Banten (Jawa 5) dan PLTU Aceh.

Tahun ini, Wijaya Karya (WIKA) menargetkan kontrak baru hingga mencapai Rp 52,3 triliun, meningkat 106,7% YoY dari Rp 25,3 triliun. Kontrak dari infrastruktur dan bangunan ditargetkan berkontribusi 72,46%, bidang industri 4,52%, energi infrastruktur 13,87% dan properti 9,14%. Dengan target kontrak baru tersebut, maka total order book akan sebesar Rp 86 triliun. Tingginya target pertumbuhan kontrak baru diharapkan membuat pendapatan perseroan pada akhir 2016 sebesar Rp 26,4 triliun dan laba bersih senilai Rp 750 miliar.

Untuk menerapkan programMobile Obstetrical Monitoring (MOM)

Solutionyang pertama di Indonesia secara menyeluruh dan

komersial, Philips Indonesia mengumumkan kerjasamanya dengan Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Dalam kerja sama ini, Philips menggandeng Telekomunikasi Indonesia (TLKM) untuk memungkinkan solusi MOM menjangkau area yang luas di seluruh Indonesia. Telkom mendukung layanan antara lain menyediakan jaringan telekomunikasi melalui Telkomsel untuk pengiriman data, dan juga di-back end system- melaluiplatform cloud. Tahun 2016 layananTeleHealth MOMdirencanakan akan diperkenalkan ke daerah-daerah lain di Indonesia, dengan target sedikitnya 70-100 puskesmas.

Indofood Sukses Makmur (INDF) belum berniat mengajukan pinjaman baru untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan pada tahun ini. Meski ada peluang suku bunga kredit akan lebih murah dengan proyeksi penurunan BI Rate. Pasalnya, manajemen INDF memutuskan arah pertumbuhan perusahaan tahun ini lebih konservatif. Selain itu, kas internal juga masih mencukupi untuk ekspansi bisnis pada 2016. Pada tahun ini, INDF memproyeksikan bahwa masih sulit untuk mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 5%. Meski demikian, INDF telah menunjukkan pembaikan sejak paruh kedua tahun lalu.

Sido Muncul (SIDO) menargetkan belanja modal mencapai Rp300 miliar tahun ini. Anggaran belanja tersebut akan dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas produksi Tolak Angin/Tolak Linu cair dan jamu sejenisnya yang merupakan produk baru. Dengan finalisasi kapasitas produksi baru, perusahaan mengharapkan akan dapat meningkatkan kinerja tahun ini. Di sisi lain, belanja modal yang ditargetkan pada 2016 sedikit meningkat dari tahun sebelumnya.

Timah (TINS) menyiapkan belanja modal pada 2016 sebesar Rp1,2 triliun, lebih besar 1,5 kali dari realisasi belanja modal 2015. Sekitar 70% dari alokasi belanja modal atau Rp840 miliar digunakan untuk aktivitas produksi timah, sisanya untuk diversifikasi usaha. Diversifikasi usaha yang dimaksud yakni properti, barang jadi, dan sektor rumah sakit. TINS akan mengalokasikan sekitar Rp100-150 miliar untuk membangun pabrik dan Rp200 miliar untuk rumah sakit. Adapun, TINS menyiapkan anggaran belanja modal tahun ini dari kas internal. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dana eksternal. Timah (TINS) meningkatkan kontribusi dari diversifikasi usaha seiring menurunnya harga komoditas pada tahun lalu. Perseroan membidik kontribusi anak usaha di bidang properti, rumah sakit dan barang jadi dapat mencapai 20% dari total pendapatan tahun ini.

Aneka Tambang (ANTM) menyatakan kesiapannya membeli saham yang ditawarkan Freeport Indonesia. Pembelian saham tersebut tidak akan menjadi masalah karena banyak institusi keuangan yang bersedia membantu. Divestasi ini akan memperkuat proses operasional yang terintegrasi dari penambangan hingga dengan pengolahan dan pemurnian khususnya untuk komoditas emas dan logam lainnya.

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mengkonversi utang anak usahanya, Bumi Kencana Eka Sejahtera (BKES) senilai Rp 215,41 miliar menjadi saham. Pemegang saham BKES menyetujui untuk mengkonversi piutang perseroan dengan nilai Rp 215,41 miliar. Piutang tersebut diubah menjadi 215.415 lembar saham dalam BKES.

Bank Mandiri (BMRI) saat ini masih menunggu penandatanganan head of agreement antara Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Negara Malaysia sebelum merealisasikan rencana melakukan ekpansi ke Malaysia. BMRI sudah memasukkan rencana pembukaan kantor cabang tersebut dalam rencana bisnis bank (RBB) 2016. Dengan demikian, pembukaan kantor cabang di Malaysia tersebut diharapkan akan teralisasi tahun ini. Ekspansi BMRI di Malaysia tersebut akan berstatus subsidiary company dengan syarat modal sebesar US$300 juta.

Bank Negara Indonesia (BBNI) memberikan porsi untuk sindikasi sektor infrastruktur sekitar Rp30 triliun sampai Rp35 triliun pada 2016. Perusahaan menilai sektor tersebut masih akan menjadi penopang perekonomian Indonesia ke depannya. Manajemen BBNI telah sepakat memberikan porsi dominant untuk sektor infrastruktur karena menilai sektor itu yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Oleh karena itu, BBNI menargetkan kenaikan kredit khusus untuk infrastruktur sebesar 20%. Persentase tersebut lebih tinggi dari target kredit BBNI secara keseluruhan yang sektiar 15%-17%.

Bank Negara Indonesia (BBNI) siap mendukung program Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait layanan izin investasi 3 jam. Nantinya investor yang menggunakan Layanan Izin

(3)

     

           

 

 

12 January 2016

12 January 2016

Investasi 3 jam akan menerima delapan produk perizinan plus surat surat booking tanah. Dengan adanya layanan transaksi pembayaran terkait perizinan investasi, diharapkan investor bisa membuka akun di BBNI. Selain itu BBNI akan mendapat benefit dari tambahan transaksi dan fee based ekspor impor. BBNI mengincar potensi kredit, dana dan jasa kepada calon investor. Hingga 30 September 2015 asetBank Tabungan Negara (BBTN)tercatat Rp 166,04 triliun atau meningkat sebesar 17% YoY dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 142,43 triliun. Peningkatan Aset ini terutama didorong oleh kenaikan Kredit dan Pembiayaan serta Dana Pihak Ketiga Perseroan. Kredit dan Pembiayaan Perseroan mencapai Rp 131,58 triliun atau meningkat 19% YoY dari tahun 2014 yang sebesar Rp 110,54 triliun. Penggerak utama pertumbuhan kredit berasal dari kredit perumahan. Perseroan mempertahankan pangsa pasar KPR sebesar 30%, sedangkan untuk KPR Subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebesar 98% dari total penyaluran FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) sepanjang tahun 2015. Dana Pihak Ketiga Perseroan tercatat sebesar Rp 124,47 triliun atau tumbuh 22% YoY dari tahun 2014 sebesar Rp 101,84 triliun. Dana Pihak Ketiga tertinggi berasal dari Giro tumbuh sebesar 48%. Pertumbuhan kredit Bank BTN tahun 2016 diproyeksi akan mencapai 18%-19%, atau tetap berada di atas pertumbuhan kredit industri nasional. Peningkatan penyaluran kredit tersebut diantaranya berasal dari komitmen perseroan untuk melanjutkan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah. Tahun 2016 paling tidak telah tercatat sekitar 1.500.000 rumah yang siap untuk dibiayai oleh Bank BTN.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) optimistis pertumbuhan kredit membaik pada tahun ini. Selama 2015, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,46% dengan target pertumbuhan kredit selama 2016 naik menjadi 14,98%. Salah satu strategi yang digunakan dalam meningkatkan jumlah kredit pada 2016 adalah dengan mengalokasikan dana idle yang ada di Bank Jatim untuk disalurkan pada kredit. Adapun, perusahaan masih akan menyasar kredit kecil yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk menyalurkan kredit melalui BPR milik daerah. Dengan membaiknya kondisi ekonomi, maka akan mendorong konsumsi masyarakat sehingga meningkatkan konsumsi masyarakat. Selain itu, Bank Jatim juga akan menargetkan adanya kenaikan aset sebesar 10,56% dan pendapatan bunga sebesar 12,67%. Dengan target yang ditingkatkan, perusahaan optimistis akan mengantongi laba hingga Rp1,487 triliun sebelum pajak pada tahun ini.

Bank Sinarmas (BSIM) menjalin kerja sama dengan Kioson Komersial Indonesia (Kioson) untuk menjadi agen Laku Pandai bank tersebut. Kerjasama ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah agar masyarakat mudah menjangkau layanan perbankan. Peresmian kerjasama antara Bank Sinarmas dan Kioson ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan pertukaran plakat. Kerjasama dengan Kioson pada dasarnya adalah mutualisme. Bank Sinarmas akan mengoptimalkan agen-agen Kiosong sebagai agen Laku Pandai. Sebaliknya agen-agen Laku Pandai Bank Sinarmas kelak dapat menjadi agen Kioson.

Lippo Karawaci (LPKR) telah melakukan penandatanganan penjualan properti pada 8 Januari 2016 lalu dengan Kuta1 Holdings Pte Ltd. Properti tersebut adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Kuta Bali. Jual beli properti akan dilakukan dengan harga Rp 800 miliar.

Modernland Realty (MDLN) berencana menerbitkan obligasi I berkelanjutan tahap II sebesar Rp 1 triliun guna melunasi utang atau refinancing. Aksi korporasi tersebut merupakan bagian dari PUB I 2015 dengan total emisi Rp 2 triliun. Sebagian besar dana berpotensi dipakai untuk membayar obligasi global senilai USD 150 juta yang akan jatuh tempo pada kuartal IV 2016. Dana hasil PUB juga akan dianggarkan untuk belanja modal dan pengembangan usaha. Perseroan menunjuk PT CIMB Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB OSK Securities Indonesia selaku penjamin emisi. Sedangkan Bank Permata (BNLI) bertindak selaku wali amanat. Belanja modal (capital

expenditure/capex) tahun 2016 diproyeksikan flat dibandingkan

tahun 2015 yang sebesar Rp 1 triliun. Perseroan masih memfinalisasi rencana investasi tahun 2016.

Saratoga Investama Sedaya (SRTG) menyuntik modal 5,63% saham dalam Mulia Bosco Logistik (MBL) Rp18,4 miliar. Suntikan modal tersebut digunakan oleh Mulia Bosco Logistik untuk mengakuisisi Bonecom Indstri Pangan dan meningkatkan modal pada Mulia Gunung Mas (MGM). Melalu MGM dan Bosco, MBL menyediakan jasa angkutan truk dengan pendingin yang memberikan jasa kepada klien besar dalam industri FMCG di Surabaya dan Jakarta, serta mengoperasikan fasilitas gudang dengan mesin pendingin di Jakarta Utara.

Blue Bird (BIRD) akan menambah jumlah armada baru sebanyak 2.000 unit pada tahun ini yang merupakan bagian dari rencana ekspansi perusahaan pada tahun ini. Adapun, untuk 2016, perusahaan memproyeksikan kebutuhan belanja modal tahun ini akan mencapai Rp1,6 triliun – Rp2 triliun. Jumlah belanja modal akan mencapai batas atas dari proyeksi jika pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi dari tahun lalu.

Sarana Meditama Metropolitan (SAME), pemilik dan operator Rumah Sakit (RS) Omni, berencana membangun rumah sakit baru di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang akan menjadi RS keempat yang dimiliki perseroan. Untuk itu perseroan melalui anak usahanya yaitu PT Sarana Meditama Nusantara (SMN) membeli lahan yang berlokasi di Balikpapan seluas 6.450 m2 dengan nilai transaksi final Rp 41,92 miliar. Nilai investasi pembangunan RS tersebut mencapai USD 30 juta dengan masa kontruksi selama 1 tahun dan akan mulai dibangun pada kuartal I 2016. Saat ini SAME memiliki dua portofolio RS yaitu Omni Alam Sutera, Tangerang dan Pulomas, Jakarta. Selain itu Perseroan sedang merampungkan pembangunan satu RS di Cikarang, Jawa Barat dengan nilai investasi USD 30 juta.

Chitose Internasional (CINT) mulai membangun pabrik kedua di Cimahi, Jawa Barat guna meningkatkan pasar produksi dan menargetkan pasar kelas atas dengan margin dua kali lipat dibandingkan produk reguler. Pabrik baru ini membutuhkan dana sekitar Rp 21 miliar dengan luas 6.6100 meter persegi dan kapasitas 360 ribu kursi per tahun. Pembangunan pabrik diperkirakan selesai pada kuartal IV 2016 dan segera beroperasi secara komersial. Pabrik baru tersebut berdekatan dengan lokasi pabrik pertama perseroan. Pada pertengahan tahun pertama beroperasi, pabrik II tersebut akan memiliki utilisasi sebesar 50%. Utilitas pabrik akan terus dipacu agar meningkat menjadi 75% pada semester II. Produksi dari pabrik tersebut akan didistribusikan melalui PT Okamura Chitose Indonesia, perusahaan patungan (joint venture/JV) perseroan dengan perusahaan manufaktur asal Jepang, Okamura Corp. Perseroan akan membidik pasar ekspor. Pada tahun 2017, produksi dari pabrik kedua ditargetkan mampu menyumbang 10% terhadap total pendapatan perseroan. Chitose menganggarkan belanja

(4)

     

           

 

 

12 January 2016

12 January 2016

modal (capital expenditure/capex) tahun 2016 sebesar Rp 33 miliar atau stagnan dibandingkan alokasi tahun 2015. Mayoritas belanja modal dialokasikan untuk pembangunan pabrik kedua di Cimahi. Sedangkan sisanya sebesar Rp 13 miliar digunakan untuk membangun flagship shop di Surabaya. Sumber dana menggunakan dana IPO.

Dua Putra Utama Makmur (DPUM) siap meningkatkan bisnis maritim agar lebih optimal, karena produksi di sektor maritim masih rendah. Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki lautan seluas 5,8 juta km2. Dengan dana hasil IPO saham yang diperoleh, perseroan akan meningkatkan kapasitas lima kali lipat menjadi 20 ribu ton pada akhir tahun depan. Dengan demikian, DPUM yakin dapat meningkatkan pangsa pasarnya secara nasional menjadi 20% dari saat ini sekitar 10%.

PT Mitra Pemuda, perusahaan jasa konstruksi umum khusus struktur baja, berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan saham di kisaran harga Rp 150-Rp 220 per saham. Perseroan akan melepas saham sebanyak-banyaknya 25% dari modal disetor perseroan atau 200.000 saham. Perseroan berpotensi menghimpun dana segar dari IPO tersebut sekitar Rp 30 – Rp 44 miliar. Sekitar 45% perolehan dana IPO akan digunakan untuk membiayai sebagian pembangunan infrastruktur dan bangunan workshop yang saat ini sedang dalam proses pembangunan di Tegal, Jawa Tengah. Sebesar 20% akan digunakan untuk pembelian mesin penunjang fabrikasi dan peralatan berat. Sebesar 20% untuk modal kerja dan 15% untuk melunasi utang bank. PT Lautandhana Securindo bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam IPO tersebut. Masa penawaran awal dilakukan pada 11-19 Januari 2016, tanggal efektif dari OJK diharapkan pada 28 Januari 2016, masa penawaran umum 1-3 Februari 2016, penjatahan 5 Februari 2016, distribusi saham 9 Februari 2016. Saham perseroan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Februari 2016.

PT. Mitra Pemuda menyiapkan dana bakal belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 sekitar Rp 17-Rp 18 miliar. Dana ini akan digunakan untuk divisi pabrikasi (workshop) yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah. Sekitar 45% dana dari perolehan IPO untuk capex. Workshop tersebut akan memiliki kapasitas produksi sebesar 200 ton per bulan dengan luas lahan sebesar 15 ha.Saat ini PT. Mitra Pemuda telah memiliki workshop seluas 3 ha dengan kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per bulan, yang berlokasi di Balaraja, Tangerang, Banten. Jika workshop di Tegal sudah beroperasi, maka total kapasitas produksi perseroan akan mencapai 1.200 ton per bulan.

PT Mitra Pemuda , salah satu perusahaan jasa kontruksi umum yang fokus pada struktur baja, tidak berminat untuk terjun ke dalam proyek pemerintah programsatu juta rumah. Saat ini perseroan lebih fokus pada proyek pemerintah dengan struktur baja berat sebesar 60% dari total target kontrak sepanjang tahun 2016. Saat ini perseroan tengah fokus dalam membangun pabrikasi (workshop) di Tegal, Jawa Tengah. Sehingga dengan mengandalkan pabrik di Balaraja, Provinsi Banten dan di Tegal, Mitra Pemuda akan dapat menghasilkan baja dengan total produksi 1.200 ton per bulan.

PT Mitra Pemuda optimis kinerja bisnis akan terdongkrak di tahun 2016. Hal ini didukung dengan adanya program Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang memfokuskan pada pembangunan infrastruktur guna memperbaiki perekonomian. Perseroan menargetkan kontak baru tahun 2016 mencapai Rp 200 miliar.

Pada Januari 2016 perseroan telah membukukan kontrak baru sebesar Rp 60 miliar.

Bank Artos Indonesia hari ini mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode perdagangan ARTO. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 241.250.000 lembar saham dengan harga Rp 132 per lembar dengan dana yang diperoleh sebesar Rp 31.845 miliar.

Pemerintah tengah mencari strategi untuk mendorong tumbuhnya industri hulu farmasi,terutamabahan baku obatdi Indonesia. Keberadaan sektor industri tersebut dinilai penting sebagai industri substitusi impor bahan baku obat yang sangat tinggi. Impor bahan baku obat untuk memenuhi produksi obat jadi dalam negeri mencapai 90%. Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengatakan salah satu opsi yang tengah dikaji untuk mendorong sektor industri tersebut adalah mengubah aturan kepemilikan modal usaha industri farmasi dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 38 Tahun 2014 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam aturan itu, kepemilikan asing dalam usaha industri farmasi, baik bahan baku obat maupun obat, dibatasi maksimal 85%. Peluang ekspor tersebut bisa mencapai 40% dari total produksi. Pemerintah tengah meramu insentif fiskal, baik diskon pajak (tax allowance) dan tax holiday yang lebih menarik dalam rangka pengembangan sektor industri hulu farmasi. Pemerintah juga tengah mengkaji deregulasi aturan percepatan perizinan obat. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengindikasikan akan merevisi target pajak tahun 2016 yang telah disepakati bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebesar Rp 1.360 triliun. Target tahun 2016 akan dibuat dengan melihat basis penerimaan di 2015 yang mencapai Rp 1.060 triliun.

Bank Indonesia (BI) memprediksi tekanan inflasi pada tahun 2016 masih dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kondisi perekonomian global yang belum stabil. Salah satu faktor yang memicu inflasi tahun 2016 adalah ketidakpastian global masih tinggi, akibatnya tekanan rupiah tidak bisa menguat. BI memprediksi inflasi tahun 2016 sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2015, tetapi tetap berada di kondisi relatif stabil dengan titik tengah di level 3,5%-4%.

(5)

      

 

 

 

 

 

12 January 2016

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 31,27 -0,14 TLKM (US) 44 15.245 -364

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,37 -0,03 ANTM (GR) 0,02 150 -30

Gold (US$)/Ounce 1096,10 1,90

Nickel (US$)/MT 8560,00 55,00

Tin (US$)/MT 13750,00 20,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 49,30 -13,10

Coal (RB) (US$)/MT* 49,70 -13,66

CPO (ROTH) (US$)/MT 600,00 -20,00

CPO (MYR)/MT 2214,50 -5,50

Rubber (MYR/Kg) 514,50 1,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 784,62 -4,29

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 16398,57 0,32 -5,89 14,27 12,88 2,72 2,59 4.949,2

USA NASDAQ COMPOSITE 4637,99 -0,12 -7,38 19,15 16,10 3,15 2,89 7.332,6

ENGLAND FTSE 100 INDEX 5871,83 -0,69 -5,94 14,26 12,47 1,60 1,54 1.514,3

CHINA SHANGHAI SE A SH 3157,71 -5,31 -14,76 11,99 10,57 1,38 1,25 3.812,6

CHINA SHENZHEN SE A SH 1932,42 -6,61 -20,00 22,15 18,98 3,01 2,63 2.890,6

HONG KONG HANG SENG INDEX 19888,50 -2,76 -9,24 9,86 8,93 1,00 0,94 1.584,7

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4465,48 -1,78 -2,78 14,99 13,04 2,28 2,07 342,2

JAPAN NIKKEI 225 17697,96 -0,39 -7,02 17,10 15,49 1,51 1,41 2.773,2

MALAYSIA KLCI 1637,59 -1,21 -3,24 15,33 14,13 1,70 1,60 222,4

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2708,85 -1,54 -6,03 11,50 10,76 1,01 0,97 260,2

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.861,95 -61,05 1000 IDR/ USD 0,07 0,0003

EUR/IDR 15.048,95 -39,41 EUR / USD 1,09 -0,0003

JPY/IDR 117,78 0,26 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.660,10 15,08 SGD / USD 0,70 -0,0002

AUD/IDR 9.680,94 -32,53 AUD / USD 0,70 -0,0011

GBP/IDR 20.153,75 -47,22 GBP / USD 1,45 -0,0004

CNY/IDR 2.109,55 0,00 CNY / USD 0,15 0,0005

MYR/IDR 3.161,04 -8,93 MYR / USD 0,23 0,0004

KRW/IDR 11,46 -0,16 100 KRW / USD 0,08 -0,0008

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 8.22

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

12 January 2016

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description December-15 November-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 3.35 2.37 SBI (9M) 7.10

Inflation YOY % 3.35 4.89 SBIS (9M) 7.10

Inflation MOM % 0.96 0.21 SBI (12M) 7.15

Foreign Reserve (USD) 105.93 Bn 100.24 Bn SBIS (12M) 7.15

GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

13-14 Jan Indonesia BI Reference Rate Turun menjadi 7.25% dari 7.50% 14 Jan US Monthly Budget Statement Turun menjadi -$2.7 Bn dari $1.9 Bn 14 Jan US Import Price Index MoM Turun menjadi -1.5% dari -0.4% 14 Jan US Import Price Index YoY Naik menjadi -8.6% dari -9.4% 14 Jan US Initial Jobless Claims Turun menjadi 275 ribu dari 277 ribu 14 Jan US Continuing Claims Turun menjadi 2210 ribu dari 2230 ribu 15 Jan Indonesia Trade Balance Naik menjadi $100 juta dari -$346 juta 15 Jan Indonesia Total Exports YoY Turun menjadi -20.30% dari -17.58% 15 Jan Indonesia Total Imports YoY Turun menjadi -21.00% dari -18.03%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

AMRT IJ 600 3.45 0.79 HMSP IJ 91000 -2.26 -9.24 ULTJ IJ 3710 2.77 0.27 TLKM IJ 3060 -2.70 -8.10 BHIT IJ 160 4.58 0.26 UNVR IJ 35325 -2.35 -6.13 BNII IJ 164 2.50 0.25 BBCA IJ 12750 -1.92 -5.77 PTBA IJ 4405 2.32 0.22 BBRI IJ 11375 -1.94 -5.20 KPIG IJ 1400 1.82 0.16 ASII IJ 5950 -1.65 -3.83 PNIN IJ 565 6.60 0.14 BMRI IJ 9100 -1.89 -3.82 ISAT IJ 5325 0.47 0.13 INTP IJ 19750 -4.13 -2.96 SILO IJ 9450 1.07 0.11 SCMA IJ 3040 -6.32 -2.83 TSPC IJ 1745 1.45 0.11 PGAS IJ 2480 -2.94 -1.72 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Buyung Poetra Sembada

Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities

PT Mahaka Radio Integra

Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk PT Bank Artos

Indonesia

Banking & Finance

132.00 241.25 04-06 Jan 2016 12 Jan 2016 Erdikha Elit Sekuritas PT Mitra Pemuda Infrastructure &

Construction

(7)

      

 

 

 

 

 

 

12 January 2016

12 January 2016 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BACA Rights Issue 81:8 102.00 28 Dec’15 29 Dec’15

 

06 Jan – 12 Jan’15

 

BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA

 

GSMF Rights Issue 32:15 100.00 TBA TBA TBA

 

MCOR Rights Issue 100:154 100.00 TBA TBA TBA

 

RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16

 

TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

BBNI RUPSLB

 

12-Jan-16

BTEL RUPSLB

 

12-Jan-16

KIAS RUPSLB

 

14-Jan-16

AHAP RUPSLB

 

14-Jan-16

HERO RUPSLB

 

14-Jan-16

CTRA RUPSLB

 

14-Jan-16

BATA RUPSLB

 

15-Jan-16

ASRI RUPSLB

 

15-Jan-16

SIAP RUPSLB

 

20-Jan-16

SUGI RUPSLB

 

21-Jan-16

TPIA RUPSLB

 

25-Jan-16

TIRA RUPSLB

 

27-Jan-16

GPRA RUPSLB

 

29-Jan-16

RIMO RUPSLB

 

29-Jan-16

BJTM RUPSLB

 

29-Jan-16

GSMF RUPSLB

 

29-Jan-16

KONI RUPSLB

 

29-Jan-16

ALKA RUPSLB

 

12-Feb-16

SIPD RUPSLB

 

15-Feb-16

(8)

      

 

 

 

 

 

12 January 2016

12 January 2016

ADHI

TRADING BUY

S1 2275 R1 2355 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2195 R2 2435

Closing

Price 2325

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 2275-Rp 2355

•Entry Rp 2325, take Profit Rp 2355

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 68.13 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) 54.34 Positif

Bollinger Band (Mid) 2154 Positif

MA5 2238 Positif 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200

Jun Jul August September October November December 2016

ADHI Wedge Bullish Breakout 2,191.25 2,170 2,153.75 2,083.64 2,083.64 2,070 2,040 2,238 2,295.38 2,295.38 2,325 2,325 2,325 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 79.52, Stochastic %K = 84.95, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

79.518 79.518 20 80 84.9537 84.9537 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0

ADHI - MACD (5,3) = -32.97, Signal() = -26.37

-32.9714 -26.37 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0

ADHI - TSI(3,5,3) = 54.34, Volume() = 49,457,700.00

41.8221 0.00000 54.3436

49,457,70

ADHI - William's % R(14) = -5.56, Volume() = 49,457,700.00 -5.55556

49,457,70

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

WIKA

TRADING BUY

S1 2805 R1 2860 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 2750 R2 2915

Closing

Price 2835

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 2805-Rp 2860

•Entry Rp 2835, take Profit Rp 2860

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 87.05 Negatif

MACD 29.50 Positif

True Strength Index (TSI) 67.92 Positif

Bollinger Band (Mid) 2688 Positif

MA5 2829 Positif 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400

Jun Jul August September October November December 2016

WIKA Downward Sloping Channel

2,720 2,687.75 2,650 2,650 2,605 2,474.11 2,474.11 2,752.5 2,829 2,835 2,835 2,835 2,961.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WIKA - Stochastic %D(6,3,3) = 90.22, Stochastic %K = 85.89, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 85.8918

80 20 85.8918 90.2196 90.2196 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 WIKA - MACD (5,3) = -24.00, Signal() = -29.37

-29.3672 -24.0048 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0

WIKA - TSI(3,5,3) = 67.92, Volume() = 10,660,300.00 65.5654

0.00000 67.9211 10,660,30

WIKA - William's % R(14) = -15.49, Volume() = 10,660,300.00 -15.493

10,660,30

(9)

      

 

 

 

 

 

12 January 2016

12 January 2016

ICBP

TRADING BUY

S1 13800 R1 14100 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 13500 R2 14400

Closing

Price 13950

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought •Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 13800-Rp 14100

•Entry Rp 13950, take Profit Rp 14100

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 88.68 Negatif

MACD 170.51 Positif

True Strength Index (TSI) 49.97 Positif

Bollinger Band (Mid) 12878 Positif

MA5 13755 Positif 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000

Jun Jul August September October November December 2016

ICBP Downward Sloping Channel

12,877.5 12,850 12,550 12,550 11,682.8 9,591.67 9,591.67 13,575 13,600 13,755 13,950 13,950 13,950 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

ICBP - Stochastic %D(6,3,3) = 87.55, Stochastic %K = 94.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 87.5465

80 20 87.5465 94.3259 94.3259 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0

ICBP - MACD (5,3) = -123.34, Signal() = -134.85

-134.849 -123.336 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0

ICBP - TSI(3,5,3) = 49.97, Volume() = 1,117,900.00

47.694 0.00000

49.9658 1,117,900

ICBP - William's % R(14) = -6.67, Volume() = 1,117,900.00 -6.66667

1,117,900

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

GGRM

TRADING BUY

S1 54300 R1 54825 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 53775 R2 55350

Closing

Price 54500

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought •Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 54300-Rp 54825 •Entry Rp 54500, take Profit Rp 54825

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 84.42 Negatif

MACD 267.48 Negatif

True Strength Index (TSI) 16.64 Positif

Bollinger Band (Mid) 52730 Positif

MA5 54355 Positif 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 56,000

Jun Jul August September October November December 2016

GGRM Downward Sloping Channel

52,730 52,550 51,600 51,600 47,391.8 47,163.9 47,163.9 54,355 54,384.4 54,500 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 70.66, Stochastic %K = 71.35, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

70.6582 70.6582 20 71.3501 71.3501 80 -1,200 -800 -400 0 400 800 0 GGRM - MACD (5,3) = -115.69, Signal() = -136.96 -136.964 -115.688 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GGRM - TSI(3,5,3) = 16.64, Volume() = 685,700.00 16.6448 0.00000 18.8077 685,700 GGRM - William's % R(14) = -20.74, Volume() = 685,700.00 -20.7447 685,700

(10)

      

 

 

 

 

 

12 January 2016

12 January 2016

TLKM

TRADING BUY

S1 3040 R1 3105 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 2975 R2 3170

Closing

Price 3060

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI mendekati area oversold • Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 3040-Rp 3105 •Entry Rp 3060, take Profit Rp 3105

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 66.08 Negatif

MACD 3.16 Negatif

True Strength Index (TSI) -7.86 Positif

Bollinger Band (Mid) 3087 Negatif

MA5 3172 Negatif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100 3,200 3,300 3,400

Jun Jul August September October November December 2016

TLKM Upward Sloping Channel

Bearish Breakout 3,074.55 3,074.55 3,060 3,060 3,060 3,020 2,859.69 3,087.25 3,150 3,172 3,385 3,430.79 3,430.79 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 41.28, Stochastic %K = 21.62, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

21.62 21.62 20 41.2819 41.2819 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = 17.93, Signal() = 3.66 3.66144 17.9272 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = -7.86, Volume() = 89,758,096.00 0.00000 -7.86105 14.7212 89,758,09 TLKM - William's % R(14) = -89.04, Volume() = 89,758,096.00 -89.0411 89,758,09

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

KLBF

TRADING BUY

S1 1370 R1 1420 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 1340 R2 1450

Closing

Price 1385

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 1370-Rp 1420 •Entry Rp 1385, take Profit Rp 1420

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 70.50 Positif

MACD 16.23 Positif

True Strength Index (TSI) 33.35 Positif

Bollinger Band (Mid) 1284 Positif

MA5 1354 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900

Jun Jul August September October November December 2016

KLBF Wedge 1,315 1,284 1,242.14 1,242.14 1,242.14 1,225 1,149.92 1,315 1,333.13 1,354 1,385 1,385 1,385 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 73.08, Stochastic %K = 76.61, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

73.0841 73.0841 20 76.6129 76.6129 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 KLBF - MACD (5,3) = -16.37, Signal() = -15.63 -16.3657 -15.6254 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 KLBF - TSI(3,5,3) = 33.35, Volume() = 50,965,300.00 31.1932 0.00000 33.3519 50,965,30 KLBF - William's % R(14) = -15.79, Volume() = 50,965,300.00 -15.7895 50,965,30

(11)

      

 

 

 

 

 

 

12 January 2016

12 January 2016

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

11-01-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 16000 16000 15825 15400 15825 16250 16675 Negatif Negatif Negatif 18900 15375 LSIP Trading Sell 1235 1235 1215 1185 1215 1245 1275 Negatif Positif Negatif 1415 1200 SGRO Trading Sell 1670 1670 1660 1635 1660 1685 1710 Negatif Negatif Negatif 1725 1370

Mining

PTBA Trading Buy 4405 4405 4470 4160 4315 4470 4625 Positif Positif Negatif 6050 4305

ADRO Trading Sell 486 486 482 469 482 495 510 Negatif Negatif Negatif 595 441

MEDC Trading Sell 750 750 740 715 740 765 790 Negatif Negatif Negatif 1450 715

INCO Trading Sell 1455 1455 1440 1405 1440 1475 1510 Negatif Negatif Negatif 1830 1340

ANTM Trading Buy 303 303 309 285 297 309 321 Positif Positif Positif 363 285

TINS Trading Sell 470 470 469 465 469 473 477 Negatif Negatif Negatif 575 455

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Buy 945 945 960 900 930 960 990 Positif Positif Positif 960 780

SMGR Trading Sell 10700 10700 10575 10225 10575 10925 11275 Negatif Negatif Negatif 11550 10275 INTP Trading Sell 19750 19750 19400 18375 19400 20425 21450 Negatif Negatif Negatif 22800 18700

SMCB Trading Sell 975 975 965 940 965 990 1015 Negatif Negatif Negatif 1140 950

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 5950 5950 5925 5850 5925 6000 6075 Negatif Negatif Negatif 6600 5800

GJTL Trading Sell 510 510 490 490 505 520 535 Negatif Negatif Negatif 610 470

Consumer Goods Industry

INDF Trading Sell 5525 5525 5475 5350 5475 5600 5725 Negatif Negatif Negatif 5800 4840 GGRM Trading Buy 54500 54500 54825 53775 54300 54825 55350 Negatif Negatif Positif 55475 48275 UNVR Trading Sell 35325 35325 35100 34475 35100 35725 36350 Negatif Negatif Negatif 38500 34150 KLBF Trading Buy 1385 1385 1420 1340 1370 1420 1450 Positif Positif Positif 1415 1135

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Sell 1765 1765 1750 1710 1750 1790 1830 Negatif Negatif Negatif 1850 1580 PTPP Trading Buy 3900 3900 3940 3800 3870 3940 4010 Positif Negatif Positif 3950 3600 WIKA Trading Buy 2835 2835 2860 2750 2805 2860 2915 Positif Negatif Positif 2950 2535 ADHI Trading Buy 2325 2325 2355 2195 2275 2355 2435 Positif Positif Positif 2330 2040 WSKT Trading Sell 1685 1685 1670 1640 1670 1700 1730 Positif Negatif Negatif 1760 1605

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 2480 2480 2450 2375 2450 2525 2600 Negatif Negatif Negatif 3040 2305 JSMR Trading Sell 5625 5625 5575 5475 5575 5675 5775 Negatif Negatif Negatif 5875 4500 ISAT Trading Sell 5325 5325 5275 5150 5275 5400 5525 Negatif Positif Negatif 5825 5000 TLKM Trading Buy 3060 3060 3105 2975 3040 3105 3170 Negatif Negatif Negatif 3385 2800

Finance

BMRI Trading Sell 9100 9100 9025 8875 9025 9175 9325 Negatif Negatif Negatif 9550 8450 BBRI Trading Sell 11375 11375 11250 11000 11250 11500 11750 Negatif Negatif Negatif 11825 10425 BBNI Trading Sell 4935 4935 4915 4865 4915 4965 5025 Negatif Negatif Negatif 5250 4770 BBCA Trading Sell 12750 12750 12675 12450 12675 12900 13125 Negatif Negatif Negatif 13800 12375 BBTN Trading Sell 1310 1310 1295 1265 1295 1325 1355 Negatif Negatif Negatif 1360 1215

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 15875 15875 15725 15450 15725 16000 16275 Negatif Negatif Negatif 17375 13925 MPPA Trading Sell 1675 1675 1650 1585 1650 1715 1780 Negatif Negatif Negatif 2020 1530

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Transformasi bakteri mula‐mula diperkenalkan oleh Frederick Griffith pada tahun 1982, berdasarkan kenyataan bahwa suatu bakteri dapat melepaskan fragmen DNA‐nya ke

Komunikasi antara mikrokontroller ATMega16 pada bagian transmitter ini dapat berkomunikasi secara baik dengan XBee, dimana data yang terukur oleh sensor kemudian diolah

Dengan demikian, pemahaman terhadap gagasan “kembali ke akar kembali ke sumber”, akhirnya akan sampai pada pemahaman sastra transendental yang dalam wawasan estetik Islam,

Pasar saham sendiri seiring waktu akan bergerak dalam pola yang teratur terutama untuk gerakan dalam jangka mingguan dan bulanan, atas alasan inilah maka dalam penggunaan analisa

Sungguhpun kooperasi itu sudah ada dalam masjarakat desa, apabila kita sekarang m enjebut „kooperasi” , kita maksud semata-mata kooperasi ekonomi.. baiknja kita

Dari perancangan data warehouse pada departemen radiologi dan laboratorium yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, data warehouse dapat membantu proses

Dari seluruh kasus tadi, yang dilengkapi dengan specimen dan data klinik lengkap adalah 1 18 anak dengan seluruh jumlah cairan otak yang diterima dari kasus lain

Oleh karena itu, diperlukan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah dengan metoda yang tepat kepada para siswa, sehingga mereka memiliki semangat kembali untuk