• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

By: Kelompok II

2014

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

1. Penting atau Tidaknya Bahasa Indonesia

Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.

a.

Dipandang dari Jumlah Penutur

Ada dua bahasa di Indonesia,yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah.Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar wargam bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah Bahasa Daerah (”bahasa ibu”).Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (Taman Kanak-kanak).

Berdasarkan keterangan di atas, penutur Bahasa Indonesia sebagai ”bahas aibu” tidak besar jumlahnya.

Kalau kita memandang Bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”, Bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahas aibu”.Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan Bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”.Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia amat penting kedudukannya dikalangan masyarakat.

b. Dipandang dari Luas Penyebarannya

Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari seg ipenutur. Penutur Bahasa Indonesia yang berjumlah 174 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas, yaitu dari Sabang sampai Merauke. Keadaan daerah penyebarannya ini akan membuktikan bahwa Bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.

(2)

By: Kelompok II

2014

c. DipandangdaridipakainyasebagaiSaranaIlmu,Budaya,danSusastra

Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa itu. Kalau kita mencoba memandang Bahasa Daerah, seperti Bahasa Kerinci, kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat dipakai sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra.

Tentang susastra, Bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya,walaupun hanya dalam susastra lisan. Susastra kerinci telah memasyarakat kesegenap pelosok daerah kerinci. Dengan demikian, Bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.

Tentang Budaya, Bahasa Kerinci telah dipakai pula walaupun hanya dalam komunikassi, bertutu radat, bernyanyi, menari, berpantun, dan sebagainya.

Tentang ilmu pengetahuan, Bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya.

Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai Bahasa Indonesia, bukan Bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa Bahasa Krinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu.

Ketiga hal di atas – Sarana Ilmu Pengetahuan, Budaya, dan Susastra – telahd ijalankan oleh Bahasa Indonesia dengan sangat sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.

2. Ragam Lisan dan Ragam Tulis

Adanya bermacam-macam ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa ini pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu Ragam Lisan dan RagamTulis.

Tidak dapat kita mungkiri, Bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia ragam tulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan kedalam ragam tulis (huruf). Pendapat ini tidak dapat dibenarkan seratus persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan; sebaliknya, tidak semua

(3)

By: Kelompok II

2014

ragam tulis dapat dilisankan .Kaidah yang berlaku bag iragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.

Kedua ragam ini berbeda.Perbedaannya yaitu :

Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan Ragam tulis tidak harus ada teman bicara berada di depan.

3. Ragam Baku TulisdanRagam Baku Lisan

Ragam baku tulus adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan dan menertibkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku Pedoan Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan.

Ragam baku Lisan , ukuran yang dipakai adalah besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapannya. Seseorang dkatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraan tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

4. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya disasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam Sosial todak jarang dihubungkan dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan social yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional data pula berfungsi sebagai ragam social yang tingggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam social yang lain merupakan ragam social dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.

Ragam fungsional yang sering juga disebut ragam professional, adalah ragam bahasa yang dikaitakan dengan profesi lembaga, lingkungan kerja atau kegiayan tertentu lainnya. Beerikut ini contoh-contoh jelmaan ragam Fungsional.

 Ragam Kelilmuan/Teknologi

 Ragam Kedokteran

 Ragam Keagamaan

(4)

By: Kelompok II

2014

5.

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Pengertian Benar pada suatu kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Suatu kalimat dianggap benar apabila bentuk itu mematuhi kaidah –kaidah yang berlaku. Berikut ini akan dipaparkan sebuah contoh.

Kuda Makan Rumput; kalimat ini benar karena memenuhi kaidah sebuah kalimat

secara struktur, yatu ada Subjek (kuda), ada Predikat (Makan), dan ada Objek

(Rumput). Kalimat ini juga memenuhi kaidah sebiah kalimat dari segi makna, yaitu mendukung sebuah informasi yang dapat dimengerti oleh pembaca.

Sebuah berntuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses pembentukan yang benar menurut kaidah yang berlaku. Pengertian “baik” pada suatu kata (bentukan) atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari pilihan kata (diksi) . dalam suatu pertemuankita dapat memakai kata yang sesuai dengan pertemuan itu sehingga kata-kata yang keluar atau ditulis itu tidak akan menimbulkan nilai rasa yang tidak pada tempatnya.

Referensi

Dokumen terkait

Karena internalisasi bahasa Indonesia melibatkan juga penutur bahasa yang juga adalah penutur atau anggota masyarakat tutur bahasa lainnya, variasi bahasa karena

Perbandingan bahasa Melayu, bahasa Inggeris dan bahasa Thai dilihat daripada aspek tujuan penggunaan, perbezaan penutur mengikut gender (jika wujud) dan hukum bahasa yang

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (selanjutnya disebut BIPA) adalah program pembelajaran bahasa Indonesia yang ditujukan kepada penutur bahasa selain bahasa

(3) Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing dapat memberikan hasil atau dampak yang positif terhadap siswa, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya

 Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah.. Keterpakaian sebagai Sarana Ilmu, Budaya,

Pembelajaran yang dapat dipetik antara lain: (a) Mengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing berbeda dengan mengajar bahasa Inggris untuk penutur asing dalam

4 3 2 1 1 Tulisan Tulisan rapi, tanpa coretan, mudah terbaca, jeda proporsional Memenuhi tiga kriteria Memenuhi dua kriteria Memenuhi satu kriteria 2 Bahasa Menggunakan kosa kata

Agar lebih mudah untuk dipahami, berikut ini disajikan perbedaan letak artikulasi beberapa bunyi bahasa Indonesia oleh pemelajar BIPA dengan L1 bahasa Prancis dan penutur jati bahasa