Perencanaan Kapasitas
http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-
kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html
1.
Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume
pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani,
diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam
suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer dan Barry Render Manajemen
Operasi Edisi ketujuh 2006).
Kapasitas menentukan :
a.
Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya
tetap.
b.
Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah
fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian
fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang
dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau
pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari
kapasitas yaitu:
1)
Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan
untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan
jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen
produksi per hari.
2)
Immediate Capacity
3)
Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas
produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini
merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk
apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan
permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai
ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan
atau tidak dapat dipenuhi oleh customer. Permintaan untuk
kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan
produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas
produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang
baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat
memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness
(OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru,
peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin,
peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.
1.1
Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan
kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk
mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
(
http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity
planning)
1.2
Tujuan Perencanaan Kapasitas
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat
utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi,
dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
1.3
Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon
waktu:
a.
Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas
jangka pendek –
kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada
proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –
penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan
keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja
lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
Perencanaan kapasitas
jangka menengah
( intermediet range) - rencana- rencana
bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam
hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan
tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
c.
Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas
jangka panjang
(long time) – lebih dari satu tahun. Di
mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau
menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas
jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan
untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak
di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan
yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek.
Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per
hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika
perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan
lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan
adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu
bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus
perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas
norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam
kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah
atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan
penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak
dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan
permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat
lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1.
Meningkatkan jumlah sumber daya;
a.
Penggunaan kerja lembur
b.
Penambahan regu kerja
c.
Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d.
Sub-Kontrak
e.
Kontrak kerja
b.
Menetapkan skedul
3.
Memodifikasi produk:
a.
Menentukan standar produk
b.
Melakukan perubahan jasa operasi
c.
Melakukan pengawasan kualitas
4.
Memperbaiki permintaan:
a.
Melakukan perubahan harga
b.
Melakukan perubahan promosi
5.
Tidak memenuhi permintaan:
a.
Tidak mensuplai semua permintaan
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan
strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya,
rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka
pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang
dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang
rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang
dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya
minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a.
Pola permintaan jangka panjang
b.
Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua
strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a.
Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati,
karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan
konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan
bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus
menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya
ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi
menjadi tinggi.
b.
Strategi ekspansionis
kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya
peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya
produk di pasaran.
1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk
menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan
forecast penjualan dan merencanakan perubahan – perubahan
cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih
memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk
(master production schedule)dan untuk mengecek permintaan
kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan
kapasitas yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan –batasan
atas bagi skedul – skedul produksi. kapasitas juga memberikan
batasan bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah
tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.
Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan
Kapasitas
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk
menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya
penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah sumber
daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar
(substansial) dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang
dan kemudian memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk
membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5
hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni ... 300
Juli ... 400
Agustus ... 600
September ... 450
Oktober ... 400
adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang bekerja 40 jam
satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya dapat diubah, dan
kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan atau dengan
penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi jam
kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan
menggunakan tenaga kerja konstan:
Bulan
Jumlah
karyawan
Jumlah
jam per
minggu
Karyawan ekuivalen
yang dikontrak dari
luar.
Juni
350
34
-Juli
350
46
-Agustus
350
58
92
Septem
ber
350
51
-Oktober
350
46
-Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau
penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan
manajerial dan tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing
alternatif.
Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk
menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai
berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah
menaikkan upah karyawan sehingga akan membuat para karyawan
lebih senang. Kerja lembur meminimumkan kebutuhan penarikan
lebih banyak karyawan dan memberhentikan mereka. Perubahan
jumlah karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan
produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan
tidak dapat memperoleh cukup orang dengan
keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.
sebaik mungkin. Ini terutama orang-orang tidak langsung mungkin
merupakan para karyawan teknik yang sulit didapatkan karena sulit
untuk melakukan estimasi berapa banyak karyawan tidak langsung
yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu jenis
rasio antara karyawan tidak langsung dengan karyawan langsung
atau dengan beban kerja pabrik untuk melakukan estimasi
tersebut.
Perencanaan Kapasitas
1.
Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006).
Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas
yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu:
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).
3) Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer. Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.
1.1 Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan
perubahan permintaan setiap produk.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity planning)
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
1.3 Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:
a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
b. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
c. Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan
http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a. Pola permintaan jangka panjang
b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan – perubahan cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master production schedule)dan untuk mengecek permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan –batasan atas bagi skedul – skedul produksi. kapasitas juga memberikan batasan bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.
Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan Kapasitas
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5 hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni ... 300
Juli ... 400
Agustus ... 600
September ... 450
Oktober ... 400
Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat bulan Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan atau dengan penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi jam kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan menggunakan tenaga kerja konstan:
Bulan Jumlah karyawan
Jumlah jam per minggu
Karyawan ekuivalen yang dikontrak dari luar.
Juni 350 34
-Juli 350 46
-Agustus 350 58 92
Septemb er
350 51
-Oktober 350 46
-Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan manajerial dan tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing alternatif.
sehingga akan membuat para karyawan lebih senang. Kerja lembur meminimumkan kebutuhan penarikan lebih banyak karyawan dan memberhentikan mereka. Perubahan jumlah karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan tidak dapat memperoleh cukup orang dengan keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.
http://image.slidesharecdn.com/mpo-pptxautosaved-130119065310-htmlhttp://slank-schatzymansion.blogspot.com/2011/02/manajemen-operasi.html
Minggu, 20 Februari 2011
Manajemen Operasi
Makalah Manajemen Operasi
PERENCANAAN KAPASITAS DAN AGREGAT
Disusun Oleh:
Kelompok III
Anis Putri Pertiwi (0906127)
Eka Sri Wahyuni (0900789)
Panji Nugraha (0901760)
Selvia Herlina (0900386)
Tresna Aditya (0901296)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kasih-Nya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan
Dalam makalah ini penyusun mencoba menyajikan bahasan tentang materi
Perencanaan Kapasitas dan Agregat.
Penyusun berusaha mencurahkan segala pengetahuan dan kemampuan yang
dimilliki dalam rangka penyusunan makalah ini, tidak tertutup kemungkinan terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan penulisan makalah ini
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada kelompok 3 Manajemen
Operasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Bandung, Oktober 2010
Penyusun
PENDAHULUAN
Penjadwalan agregat (perencanaan agregat) menyangkut penentuan jumlah dan kapan
operasi berupaya untuk menetukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan
menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu
lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan. Tujuan
proses produksi biasanya adalah meminimisasi biaya sepanjang periode perencanaan.
Meskipun begitu, isu-isu strategis lainnya mungkin bisa lebih penting daripada biaya yang
rendah. Strategi-strategi ini mungkin mencakup usaha memuluskan tingkat kebutuhan tenaga
kerja, menurunkan tingkat persediaaan, atau mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan
konsumen yang tertinggi tanpa memandang berapa biaya yang dikeluarkan.
Bagi perusahaan-perusahaan manufaktur, jadwal agregatnya mengkaitkan
sasaran-sasaran strategis perusahaan ke rencana-rencana produksi untuk produk-produk tertentu.
Bagi perusahaan-perusahaan jasa, jadwal agregatnya mengkaitkan sasaran-sasaran strategis
dan jadwal terinci untuk para tenaga kerja.
Tujuan pembahasan dari materi ini adalah menjelaskan keputusan perencanaan
agregat dan kapasitas, untuk menunjukkan bagaimana rencana agregat dan rencana
penentuan kapasitas yang cocok dengan keseluruhan proses perencanaan, dan menjelaskan
beberapa teknik yang digunakan para manajer dalam mengembangkan suatu rencana. Dalam
hal ini, penekanan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur maupun
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan
bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu.
Keputusan kapasitas harus dipadukan kedalam misi dan strategi organisasi. Investasi tidak
dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang terpadu yang
Pada peramalan permintaan dapat mengedepankan masalah-masalah jangka pendek,
menengah dan panjang yang mampu membantu para manajer dalam mengatasi isu-isu
kapasitas dan strategis yang merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak.
Perencaan kapasitas dan agregat sangat berhubungan dengan perencanaan penyediaan
bahan baku. Besar kecilnya persediaan kapasitas yang diproduksi tergantung pada banyak
sedikitnya bahan baku yang tersedia di suatu Perusahaan.
Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetapkan kapasitas yang harus
dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Dimana tujuan analisis titik
impas ini adalah menemukan sebuah titik, dalam satu dolar dan unit, dimana biaya sama
dengan keuntungan.
Proses perencanaan kapasitas dan agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetap
mengedepankan kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan.
Perencanaan kapasitas dan agregat ini berhubungan dengan srategi lokasi dalam hal
penyimpanan barang yang berlebih, agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko
penyimpanan.
Hubungannya dengan manajemen persediaan adalah ketika kapasitas produksi pada
satu waktu diperlukan barang persediaan yang relatif banyak maka kapasitas produksi
sebaiknya diperbanyak, begitu pula sebaliknya.
Menurut Bartal dan martin (1999) Adalah proses penentuan tujuan tujuna dan
menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya. Menurut AKoof (1970) perencanaan
adalah persipaan segaka sesuatu hari ini untuk keperluan hari esok. Menurut Flunqitt dan
Attneer (1997) adalah persiapan segala sesuatu hari ini untuk keperluan hari esok. Menurut
G.R.Terry (1997) adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat
serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
memvisualisasikan dan merumuskan aktifitas yang di angap perlu untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut), atau jumlah unit yang dapat
ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu
tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menetukan
apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas
terlalu besar, sebagian fasilitas akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang
dibebankan pada produksi yang ada atau pelanggan.
Perencanaan kapasitas adalah penentuan kebutuhan kapasitas masa depan yang sebagian
besar didasarkan pada permintaan dimasa yang akan datang. Jika permintaan barang dan jasa
dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka penentuan kapasitas dapat
langsung dilakukan.
Perencanaan aggregat adalah perencanaan yang dibuat untuk menentukan total
permintaan dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang
sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan ketepatan yang memadai, maka penentuan
membutuhkan dua tahap. Pada tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan
model tradisional. Pada tahap kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan
kebutuhan kapasitas serta peningkatan ukuran untuk setiap penambahan kapasitas. Yang
menarik, pertumbuhan permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam setiap unit yang
kecil, di mana penambahan kapasitas biasanya terjadi secara serentak dan dalam unit yang
besar. Pertentangan ini sering menyulitkan perluasan kapasitas.
Gambar T7.4 Pendekatan pada Perluasan Kapasitas
Gambar T7.4 mengungkapkan empat pendekatan menuju kapasitas baru.
Sebagamana terlihat dalam Gambar T7.4(a), kapasitas baru diperoleh pada permulaan tahun
1. Kapasitas ini akan mengatasi peningkatan permintaan hingga awal tahun 2. Pada awal
tahun kapasitas baru diperoleh lagi, yang menjadikan organisasi memproduksi lebih dari
permintaan hingga awal tahun 3. Proses ini dapat dilanjutkan terus-menerus di masa depan.
Rencana kapasitas yang ditunjukan pada Gambar T7.4(a) hanya merupakan satu dari
sekian banyak rencana yang tidak terhitung untuk memenuhi permintaan di masa yang akan
dan pada permulaan tahun 2. Gambar T7.4(b), peningkatan kapasitas besar-besaran
didapatkan pada awal tahun 1 untuk memenuhi ramalan permintaan hingga awal tahun 3. Kapasitas berlebih yang dihasilkan oleh perencanaan, Gambar T7.49(a) Gambar
T7.4 dan Gambar T7.4(b) memberikan fleksibilitas bagi para manajer operasi. Sebagai
contoh, dalam industri perhotelan penambahan kapasitas dalam bentuk penambahan kamar
memberikan adanya pilihan kamar yang lebih bervariasi dan mungkin menambahkan
fleksibilitas dalam jadwal pembersihan ruangan. Dalam manufakture, kapasitas yang
berlebih dapat digunakan untuk melakukan banyak aktivitas penyetelan mesin untuk
mempercepat laju produksi dan menurunkan tingkat persediaan. Kapasitas tambahan juga
menjadikan manajemen dapat membuat persediaan yang berlebih, yang karenanya dapat
menunda pengeluaran modal dan gangguan yang datang dengan adanya penambahan
kapasitas baru.
Alternatif seperti pada Gambar T7.4(a) dan Gambar T7.4(b) kapasitas memimpin
(lead) yakni kapasitas yang ada selalu melebihi permintaan tetapi Gambar T7.4(c)
menunjukan sebuah pilihan di masa kapasitas terlambat (lag) dari permintaan, mungkin
dengan menggunakan waktu lembur atau subkontrrak untuk mengatasi permintaan yang
berlebih. Gambar T7.4(d) mencoba untuk membuat kapasitas rata-rata, yang terkadang
kurang dari permintaan dan terkadang lebih dari permintaan.
Dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan alternatif mana yang akan diambil
relatif mudah. Biaya total dari setiap alternatif dapat dihitung dan alternatif dengan biaya
total terendah akan dipilih. Dalam kasus lain, penetapan kapasitas dan bagaimana mencapai
kapasitas tersebut akan jauh lebih rumit. Dalam banyak kasus, faktor subjektif yang banyak
sulit untuk dihitung dan diukur. Faktor-faktor ini meliputi pilihan teknologi, strategi pesaing,
membuat pembatasan, biaya modal, pilihan sumber daya manusia, dan hukum serta
peraturan lokal dan negara lain.
Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan
kapasitas. Produk baru mungkin berupa acara live music setiap malam pada Hard Rock Cafe
yang meningkatkan permintaan pelayanan makanan dan toko eceran Kafe, atau produk ini
bisa berupa kemampuan operasi jantung yang baru pada Cleveland Clinic, atau model PT
Cruiser baru di DaimlerChrysler. Apapun produk baru yang ada, prospeknya, dan siklus
hidup produk yang ada sekarang, harus ditentukan. Manajemen harus mengetahui produk
mana yang sedang ditambahkan dan yang mana yang sedang dihentikan produksinya, begitu
juga volume yang diharapkan.
Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan,
keputusan teknologi dapat dipandu dengan analisis biaya, kebutuhan sumber daya manusia,
kualitas dan keandalan. Tinjauan ulang sering mengurangi jumlah alternatif menjadi hanya
beberapa saja. Teknologi juga mungkin mendikte peningkatan kapasitas. Memenuhi
permintaan tambahan dengan beberapa meja tambahan dalam ruang makan restauran
mungkin tidak sulit, tetapi memenuhi peningkatan permintaan untuk sebuah mobil baru
dengan menambahkan lini perakitan baru pada BMW menjadi sangat sulit dan mahal. Tetapi
Manajer Operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang tepat.
Teknologi dan peningkatan kapasitas sering menentukan ukuran optimum sebuah
fasilitas. Sebuah motel dipinggir jalan mungkin membutuhkan 50 kamar untuk dapat
dijalankan secara baik. Jika lebih kecil, maka biaya tetapnya kan sangat memberatkan. Jika
lebih besar maka fasilitas membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengawasi.
Permasalah ini dikenal sebagai Skala ekonomis dan disekonomis (economies and
diseconomies of scale).
Dalam dunia yang berubah dengan cepat, perubahan tidak dapat diabaikan. Oleh
mengevaluasi sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa proyeksi pendapatan pada
risiko potensial atas dan bawah. Bangunan, dan infrastrukturnya seperti layanan umum dan
tempat parkir, sering dibangun secara bertahap. Bangunan dan peralatan dapat di desain
dengan perubahan dalam pikiran untuk mengakomodasi perubahan produk, bauran produk,
dan proses di masa datang.
Pohon kapasitas membutuhkan pengidentifikasian alternatif dan beragam status
keadaan. Untuk situasi perencanaan kapasitas, status keadaan biasanya merupakan
permintaan masa depan atau kondisi yang dikuasai pasar. Dengan menetapkan nilai
kemungkinan pada beragam status keadaan, keputusan yang memaksimumkan nilai yang
diharapkan dari alternatif dapat dibuat. Contoh T6 menunjukan bagaimana menerapkan
pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Contoh T6
Soulthern Hospital Supplie, sebuah perusahaan yang membuat baju seragam rumah
sakit sedang mempertimbangkan perluasan kapasitas. Alternatif utama yang tersedia adalah
tidak melakukan apa-apa (do nothing), membangun sebuah pabrik kecil, pabrik denagn
ukuran sedang atau membangun sebuah pabrik besar. Fasilitas baru ini akan memproduksi
tipe baju seragam baru, dan pada saat ini, kemampuan pasar atau kemampuan potensial
produk ini belum diketahui. Jika sebuah pabrik besar dibangun dan terdapat pasar yang
menguntungkan, laba sebesar $100.000 bisa didapatkan. Pasar yang tidak menguntungkan
akan menghasilkan kerugian $90.000. walaupun demikian sebuah pabrik berukuran sedang
akan menghasilkan laba $60.000 dengan kondisi pasar yang menguntungkan dan
menghasilkan kerugian $10.000 di saat pasar tidak menguntungkan. Di sisi lain, sebuah
pabrik kecil akan menghasilkan laba $40.000 pada kondisi pasar menguntungkan, dan hanya
merugi sebesar $5.000 di saat pasar tidak menguntungkan. Tentu saja, selalu ada pilihan
Penelitian pasar terkini mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan sebesar 0,4
pasar menguntungkan, yang berarti juga juga terdapat kemungkinan sebesar 0,6 pasar tidak
menguntungkan. Dengan informasi ini, alternatif yang akan menghasilkan nilai uang yang
diharapkan terbesar (expected monetary value-EMV) dapat dipilih:
EMV (pabrik besar) = (0,4) ($100.000) + (0,6) (-$90.000) = -$14.000
EMV (pabrik sedang) = (0,4) (60.000) + (0,6) (-$10.000) = -$18.000
EMV (pabrik kecil) = (0,4) ($40.000) + (0,6) (-$5.000) = -$13.000
EMV (tidak melakukan apa-apa) = $0
Berdasarkan kriteria EMV, Soulthern harus membangun pabrik ukuran sedang.
Kapasitas Desain (design capacity) adalah output maksimum sistem secara teoritis
dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas Desain biasanya dinyatakan dalam suatu
tingkatan tertentu, seperti jumlah tonase baja yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap
bulan atau setiap tahun.
Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai
oleh sebuah perusahaaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif
sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah
didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang
sekarang sedang diproduksi.
Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat: Utilisasi dan efisiensi.
Utilisasi (utilization) adalah persentasi kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai.
Efisiensi adalah persentasi kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Utilisasi dan
efisiensi dapat dihitung sebagai berikut :
Efisiensi = Output Aktual / Kapasitas Efektif
Contoh Soal
Toko roti MGT memililki sebuah pabrik yang memproduksi roti untuk sarapan.
Minggu lalu fasilitas memproduksi 148.000 roti. Kapasitas efektif pabrik adalah 175.000
roti. Lini produksi beroperasi 7 hari per minggu dengan 3 shift masing-masing 8 jam perhari.
Lini dideasain untuk memproduksi roti Deluxe isi kacang, rasa kayu manis, dan lapis gula
dengan tingkat output 1.200 roti per jam. Tentukan kapasitas desain, utilisasi dan efisiensi
pabrik ini saat memproduksi roti Deluxe.
Penyelesaian:
Kapasitas desain = (7 hari x 3 shift x 8 jam ) x (1.200 roti per jam ) = 201.600 roti
Utilisasi = Output Aktual/Kapasitas Desain = 148.000 / 201.600 = 73,4%
Efisiensi = Output Aktual/Kapasitas Efektif = 148.000 / 175.000 = 84,6%
Perencanan Agregat adalah suatu langkah pendahuluan perencanaan kapasitas secara
terperinci. Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi
(JIP). Adapun metode yang biasa digunakan antara lain metide utilitas tenaga kerja, metode
make to stock, metode mix strategi, dll. JIP menyajikan rencana produksi detail untuk setiap
produk akhir. Proses penyusunan JIP untuk perusahaan yang Make to Order. Hal ini
dikarenakan sumber informasi permintaan (kebutuhan) yang berbeda. JIP adalah rencana
tertulis yang menunjukkan apa dan berapa banyak setiap produk (barang jadi) yang akan
Perencanaan aggregat merupakan perencanaan produksi jangka menengah. Horizon
perencanaannya biasanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1
sampai 3 tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu
produksi. Periode perencanaan disesuaikan dengan periode peramalan, biasanya 1 bulan.
Tujuan perencanaan aggregat adalah menyusun suatu rencana produksi untuk
memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau
alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum.
Jika kapasitas produksi tetap berdasarkan perencanaan jangka panjang yang telah
dipasang, adalah menjadi kewajiban perencanaan produksi aggregat untuk menetapkan
kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan dengan
biaya yang minimum. Dengan kata lain perencanaan aggregat dibuat untuk menyesuaikan
kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan
mengoptimumkan penggunanan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia ongkos
total produksi dapat ditekan seminimum mungkin.
Jika pesanan yang diterima bersifat tetap dalam waktu yang relatif panjang, maka
perencanaan produksi tidak akan mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi
bulanan. Akan tetapi pada kenyataannya, pola permintaan seringkali menunjukkan pola
statis, sehingga menyulitkan dalam menetapkan rencana produksi bulanan. Disinilah peranan
metode perencanaan aggregat dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Kata aggregat tersebut menyatakan bahwa perencanaan dibuat pada tingkat kasar
untuk memenuhi total kebutuhan semua produk yang akan dihasilkan (bukan per-individu
produk) dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam sistem manufaktur,
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam membuat perencanaan aggregat adalah semua sumber
daya yang berupa kapasitas mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja yang ada, tingkat
Langkah berikutnya adalah menterjemahkan permalan kedalam tingkat produksi
bulanan. Proyeksi permintaan yang tidak konstan (sering terjadi dalam prakteknya)
meningkatkan kesulitan dalam pembuatan perencanaan produksi. Pengaruh pola permintaan
khususnya faktor musiman dan siklus bisnis selama periode perencanaan membutuhkan
kehati-hatian dalam perencanaannya sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan kerugian.
Secara umum, pola permintaan dapat dipengaruhi oleh 4 komponen, yaitu kecenderungan
(trend), siklus bisnis, musiman dan random. Komponen kecenderungan (trend) menyatakan
kenaikan dan penurunan rata-rata permintaan untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Komponen siklus bisnis mengindikasikan penyimpangan yang cukup besar dari permintaan
terhadap kecenderungan yang disebabkan aktivitas bisnis yang bervariasi. Pengaruh
musiman juga dapat menaikkan atau menurunkan tingkat permintaan. Dibandingkan siklus
bisnis yang sulit diprediksi kapan mulai dan berakhirnya, maka komponen musiman selalu
mengikuti pola yang tetap setiap tahunnya. Komponen terakhir adalah faktor random yang
biasa dianggap sebagai noise pada pola permintaan.
Penyesuaian dari kapasitas produksi untuk mengantisipasi komponen kecenderungan
adalah merupakan tanggung jawab dari perencanaan produksi strategis, sedangkan
komponen random akan diantisipasi pada perencanaan produksi harian (penjadwalan).
Komponen musiman dan siklus bisnis merupakan perhatian utama dari perencanaan
produksi aggregat. (Arman Hakim Nasution, Hal : 59).
Pada umumnya, ada 4 jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan
aggregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan
perusahaan dalam prakteknya dan pertimbangan biaya. Keempat jenis strategi tersebut
adalah sebagai berikut:
Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang lebih
dan faktor eksternal merupakan sesuatu yang berguna. Manajer operasi tidah hanya
menerima input dari ramalan permintaan yang dilakukan departemen pemasaran, tetapi
manajer operasi juga berurusan dengan data.
Teknik ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada
dasarnya, rencana-rencana dengan grafik dan diagram ini menangani variabel secara sedikit
demi sedikit agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan
kapasitas-kapasitas yang ada. Rencana-rencana ini merupakan pendekatan trial-and-error yang tidak
menjamin tercipta rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan yang dibutuhkan
hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf-staf yang paling dasar pekerjaannya. Berikut
adalah 5 tahapan dalam metode pembuatan grafik :
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan kapasitas dan agregat merupakan salah satu elemen yang penting dalam
proses produksi yang juga berkaitan dan tergantung pada strategi operasi yang digunakan
oleh masing-masing perusahaan. Perusahaan dituntut sangat hati-hati dalam menerapkan
perencanaan ini, karena jika tidak maka perusahaan akan merugi karena kapasitas barang
yang di produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya menyebabkan banyak biaya-biaya
tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan yang seharusnya dapat dinetralisir tau
dihindari sebelumnya.
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan kapasitas dan agregat
strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli melihat peluang kapan perusahaan harus
memproduksi lebih kapan perusahaan harus memproduksi cukup barang agar tidak adanya
barang-barang yang berlebih dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang tidak dibutuhkan.