MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 535/MENKES/PERNI/2008
TENTANG
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISIDOKTER GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIAL,STIK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 538/MENKES/SKNI/2008
TENTANG
KOMPONEN DAN TATACARA PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 539/MENKES/SKNI/2008
TENTANG
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGK • TAN AKSES DAN MUTU
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 535/MENKES/PERNI/2008
TENTANG
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 535/MENKES/PERNI/2008
TENTANG
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa dalam rangka memenuhi ketersediaan dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis secara memadai diperlukan percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik Spesialistik; b. bahwa untuk memenuhi percepatan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu ditempuh upaya pemberian bantuan biaya pendidikan bagi calon Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program Pemberian Bantuan Pendidikan Bagi Peserta Program Pend idikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses Dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik;
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
4. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431) ;
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
9. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tetang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Penangkatan Tenaga Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 91 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4743);
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20052009;
16. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas , Fungsi , Susunan Organisasi , dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diu bah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207.A/MENKES/SKI
VIII/2000 tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis ;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PERI XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/MENKES/PERlXIi/2007;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PERI IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PERI VIII/2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MENKESI SK/X11/2007 ;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PERI X1/2007 tentang Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALlS{ DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Biaya Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan untuk membiayai pendidikan para Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter SpesialisfDokter Gigi Spesialis.
2. Dokter dan Dokter Gigi adalah Dokter, Dokter Spesialis , Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis lulusan pendidikan Kedokteran atau Kedokteran Gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan .
3. Bidang spesialis adalah bidang peminatan yang terdapat pada Program Pendidikan Dokter SpesialisfDokter Gigi Spesialis seperti kebidanan dan penyakit kandungan, anak, bedah, penyakit dalam , bedah mulut dan lain-lain.
4. Fakultas Kedokteran Pengampu adalah Fakultas Kedokteran Negeri yang memiliki Program Pendidikan Dokter Spesialis dan menyelenggarakan pendidikan bagi Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
5. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang selanjutnya disebut dengan PPDS/PPDGS adalah para Dokter Umum Dokter Gigi yang mengikuti pendidikan Dokter Spesialis/Dokter G igi Spesialis dan mendapatkan bantuan biaya pendidikan .
6. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) adalah biaya operasi satuan pendidikan meliputi : gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji , bahan atau peralatan pendidikan habis pakai , dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi , pajak , asuransi, dan lain sebagainya .
7. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) adalah biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana , pengembangan sumber daya manusia , dan modal kerja tetap .
8. Kursus Wajib adalah kursus atau pelatihan yang wajib diikut i oleh peserta PPDS /PPDGS dalam rangka peningkatan kapasitas yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran pengampu , misalnya Advance Trauma Life Support (ATLS) bagi peserta PPDS bedah, Advance Cardiac Life Support (ACLS), Electrocardiography dan Echocardiography bagi peserta PPDS penyakit dalam.
9. Karya IImiah adalah karya tulis yang bersifat ilmiah yang diwajibkan oleh Fakultas Kedokteran pengampu pada para peserta PPDS/PPDGS, misalnya jurnal , referat, laporan kasus, tesis dan lainlain.
10. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit yang menjadi tempat penyelenggara utama pendidikan klinik untuk PPDS/PPDGS dari Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai ikatan kerja sama dengan Rumah Saki!.
11 . Rumah Sa kit Jejaring Pendidikan adalah Rumah Sakit yang dijadikan sebagai tempat pendidikan bagi peserta PPDS/PPDGS dan terhubungl memiliki hubungan koordinasi dengan Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Fakultas Kedokteran Pengampu .
MENTERIKESEHATAN REPUB1.IK INDONESIA
perbatasan, pulaupulau kecil terluar, daerah yang tidak diminati, daerah rawan bencana/mengalami bencana dan konflik sosial.
13. Jenjang 1 adalah suatu jenjang dimana peserta PPDS mampu menguasai kompetensi dapat menangani kasuskasus yang umum , lama pendidikan untuk menempuh jenjang 1 berkisar antara 2 sampai 3 tahun.
14. Jenjang 2 adalah suatu jenjang setelah jenjang 1 dimana peserta PPDS telah menyelesaikan pendidikannya untuk menguasai semua kompetensi yang terdapat dalam kurikulum bidang spesialis masingmasing. Lama peserta PPDS untuk menempuh jenjang 2 berkisar 1 sampai 2 tahun.
15. Residen adalah Dokter atau Dokter Gigi yang sedang menempuh pendidikan klinis yang khusus di Rumah Sakit Pendidikan , Rumah Sa kit Jejaring Pendidikan ataupun Rumah Sakit lainnya yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan.
16. Residen Senior adalah dokter atau dokter gigi yang sedang menempuh pendidikan klinis yang khusus dan sudah memasuki tahap akhir pendidikan di rumah sakit pendidikan , rumah sakit jejaring pendidikan ataupun rumah sakit lainnya yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan .
17. Ketua Program Studi adalah Pejabat yang mengetuai program studi yang terdapat pada PPDS Fakultas Kedokteran/PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi .
18. Sertifikat Kompetensi adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Ketua Program Studi masingmasing bidang spesialisasi sebagai tanda bahwa peserta PPDS/PPDGS telah menyelesaikan tahapan pendidikan tertentu dan memiliki kompetensi dalam pemahaman ataupun pelaksanaan tindakan medik spesialistik tertentu.
19. Surat Izin Praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan .
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
21. Surat Keterangan Kewenangan Klinik di Rumah Sa kit adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit untuk memberikan kewenangan bagi peserta PPDS/PPDGS untuk melaksanakan tindakan medik spesialistik tertentu dengan mengacu kepada sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Ketua Program Studi.
22 . uN " adalah lama masa menerima bantuan pendidikan di Fakultas Kedokteran (dalam tahun).
23. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat Eselon I atau Eselon II yang ditunjuk oleh Menteri dan selanjutnya atas nama Menteri Kesehatan membuat Surat Keputusan Penugasan bagi Peserta Program.
BAB II
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISIDOKTER GIGI SPESIALIS
Pasal 2
(1) Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter G igi Spesialis dilaksanakan dalam rangka percepatan pemenuhan kebutuhan akan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis di Rumah Sakit Pemerintah sebagai upaya percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik.
(2) Bidang Spesialistik, serta jumlah peserta program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan memperhatikan usulan Pemerintah Daerah .
(3) Penugasan pelayanan medis spesialistik di daerah merupakan bagian dari tahapan pendidikan yang dilaksanakan oleh peserta PPDS/PPDGS setelah menyelesaikan pendidikan jenjang 1 dan merupakan upaya jangka pendek untuk percepatan pelayanan medik spesialistik di daerah .
MENTERIKESEHATAN REPUOLIK INDONESIA
(5) Pendayagunaan peserta program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah menyelesaikan pendidikan langsung berada di bawah tanggung jawab Gubernur/Bupati/Walikota .
BAB III
PESERTA PENERIMA PROGRAM BANTUAN
Pasal 3
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis terdiri dari Dokter Umum/Dokter Gigi yang akan mengikuti PPDS/PPDGS dan atau sedang mengikuti pendidikan Dokter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis.
(2) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Dokter Umuml Dokter Gigi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil/Non Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan . (3) Ketentuan tentang Penerimaan Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan .
Pasal 4
Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal (3), diberikan bantuan biaya pendidikan selama program pendidikan sesuai kurikulum dan atau sesuai sisa program pendidikan lanjutan yang ditetapkan oleh masingmasing bidang spesialis .
Pasal 5
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal (4), wajib
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
a. Menyelesaikan program pendidikan sesuai jadwal waktu dan kurikulum bidang spesialis di masingmasing institusi pendidikan;
b. Mentaati dan melaksanakan peraturan perundangundangan yang berlaku termasuk ketentuan kedinasan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil;
c. Melaksanakan tugas profesi kedokteran sesuai dengan program Pemerintah di bidang kesehatan.
(2) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang pindah PPDSI PPDGS dan atau pindah ke institusi pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi selain yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan.
Pasal 6
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dapat mengangkat Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang berstatus non Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, selama peserta masih mengikuti atau setelah menyelesaikan pendidikan.
BAB IV
KETENTUAN PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIG I SPESIALIS
Pasal 7
(1) Besaran bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada peserta Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis disesuaikan dengan alokasi anggaran yang tersedia pada tahun anggaran yang sedang berjalan.
MENTERIKESEHATAN セepublik@ INDONESIA
ilmiah dan atau kursus wajib; Penyelenggaraan ujian nasional; Bantuan pengembangan kolegium; Biaya perjalanan dari Propinsi pengusul ke lokasi pendidikan.
(3) Ketentuan komponen dan tata cara pemberian bantuan biaya peserta PPDS/PPDGS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Pasal 8
(1) Bantuan biaya pendidikan berakhir terhitung sejak tanggal dinyatakan oleh Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi, bahwa peserta program pendidikan: a. Telah lulus sebagai Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;
b. Berhenti dari pendidikan; atau c. Pindah PPDS/PPDGS dan
Kedokteran/Kedokteran Gigi Keputusan Menteri Kesehatan.
atau pindah selain yang
ke institusi telah diteta
pend pkan
idikan dalam
(2) Pengakhiran bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
BAB V PENDAYAGUNAAN
Pasal 9
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
(2) Untuk kepentingan Nasional, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah PropinsifKabupten/Kota yang belum terpenuhi bidang spesialis tertentu wajib memberikan persetjuan menerima Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang berstatus Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil dari Propinsi/Kabupatenl Kota lain yang telah terpenuhi bidang spesialisnya selama peserta yang besangkutan mengikuti atau setelah menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
Pasal 10
Pemerintah Propinsi setempat mengatur penempatan/mutasi peserta Penerima bantuan pendidikan sesuai kebutuhan bidang spesialis pada Kabupaten/Kota di wilayahnya dan apabila semua telah terpenuhi akan dialihkan ke Propinsi lain atas koordinasi Departemen Kesehatan.
Pasal11
Bagi Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang tidak dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil ditugaskan oleh Menteri Kesehatan sesuai dengan masa pengabdian sesuai dengan ketentuan .
BABVI MASA PENGABDIAN
Pasal12
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan , wajib melaksanakan masa pengabdian.
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Menteri Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia Pemerintah Daerah, dan Organisasi Profesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang masingmasing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rangka percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik.
(3) Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat dibentuk Tim yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 14
(1) Dalam rangka pengawasan, Menteri Kesehatan dapat mengambil sanksi administratif terhadap pelanggaran peraturan ini.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa Peringatan lisan, Peringatan tertulis, Penghentian bantuan, Pengembalian bantuan biaya pendidikan sampai dengan Pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) dan atau Surat Izin Praktik (SIP).
(3) Pengembalian bantuan biaya pendidikan sebagaimana di maksud pada ayat (2) sebanyak 10 (sepuluh) kali dari jumlah biaya bantuan yang diterima, bagi peserta apabila :
a. Pindah di luar bidang pendidikan yang ditentukan; b. 8erhenti bukan atas pertimbangan akademis;
(4) Pengembalian bantuan biaya pendidikan sebanyak 20 (dua puluh) kali dari jumlah biaya bantuan yang diterima, bagi peserta yang telah menyelesaikan pendidikan dan tidak melaksanakan tugas sesuai program Departemen Kesehatan.
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VIII PEMBIAYAAN
Pasal15
Biaya Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dibebankan pada Anggaran Belanja Departemen Kesehatan serta sumber lainnya yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri ini akan ditetapkan dalam pengaturan tersendiri.
Pasal17 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia .
Ditetapkan di Jakarta pad a tanggal16 Juni 2008 MENTERI KESEHATAN,
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 535/MENKES/PERNI/2008
Tan99al : 16 Juni 2008
MASA PENGABDIAN
PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIAUS/DOKTER GIGI SPESIAUS
Masa pengabdian ditentukan sebagai berikut :
1. Bagi yang ditempatkan di seluruh Ibukota Propinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Jawa dan Bali selama 2N .
2. Bagi yang ditempatkan pada Kabupaten/Kota tersebut di bawah ini ditetapkan selama N+2, yaitu :
a. Propinsi Banten Pandeglang dan Lebak b. Jawa Barat Sukabumi dan Garut
c. Jawa Tengah Banjar Negara, Wonogiri dan Rembang
d. DIYogyakarta Kulon Progo dan Gunung Kidul e. Jawa Timur Pacitan, Trenggalek , Bondowoso,
Situbondo, Madiun, Bangkalan, Sampang dan Pamekasan. f. Bali Karang Asem
3. Bagi yang ditempatkan di Kabupaten/Kota di luar Jawa Bali, kecuali wilayah Indonesia Timur selama N+1.
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
a. Propinsi Papua b. Propinsi Papua Sarat c. Propinsi Maluku d. Propinsi Maluku Utara e. Propinsi Nusa Tenggara Timur f. Propinsi Sulawesi Sarat g. Propinsi Sulawesi Tengah h. Propinsi Sulawesi Tenggara
i. Propinsi Sulawesi Utara Khusus Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 538/MENKES/SKNI/2008
TENTANG
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
538/MENKES/SKNI/2008
TENTANG
KOMPONEN DAN TATACARA PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISIDOKTER GIGI SPESIALIS
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa dalam upaya meninggalkan mutu dan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan medik spesialistik bagi masyarakat, telah dicanangkan program percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik; b. bahwa untuk memenuhi percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik salah satunya melalui program pemberian bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b, perlu ditetapkan Komponen dan Tatacara Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter gigi Spesialis dengan Keputusan Menteri Kesehatan ;
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041 sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
4. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 ten tang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;
7. UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
9. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 122 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4733);
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20052009 ; 15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas , Fungsi , Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207 A/ MENKESI SKIVIII/2000 tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis ;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PERI X1/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/MEN KES/PER/XII/2007. 18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PERI IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 20.
21.
22.
23.
Menetapkan :
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PER/ X1/200? tentang Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan .
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1235/MENKES/SK/ X11/200? tentang Pemberian Insentif Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Melaksanakan Penugasan Khusus; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 591/MENKES/ SK/v/200? tentang Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui Pendidikan Dokter Spesialis berbasis Kompetensi;
Peraturan Menteri Kesehatan No . 535/MENKES/PER/ VI/2008 tentang Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik;
MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMPONEN DAN TATACARA PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS.
Komponen dan besaran bantuan biaya pendidikan yang dimaksud pada Diktum Kesatu diberikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Pembiayaan sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri ini dibebankan pada Anggaran Departemen Kesehatan. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari.
MENTER I KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal17Juni2008
MENTERIKESEHATAN,MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 538/MENKES/SKNI/2008 Tanggal 17 Juni 2008
I. KOMPONEN DAN BESARAN BIAYA
NO. KOMPONEN BIAYA BIAYA SATUAN KETERANGAN
1 2 3 4
A. Bantuan Pendidikan Untuk Peserta PPDS/PPDGS 1. Transport kedatangan Rp Sesuai bukti pengeluaran Maksimal dibayarkan 1 kali selama masa pendidikan
2. Uang harian Rp. 350.000 pagu maksimal dibayarkan
2 hari selama masa pendidikan
3. Transport lokal Rp . 500.000 Perbulan, dibayarkan paket persemester selama masa pendidikan
4. Buku dan literatur Rp. 500.000 Perbulan, dibayarkan paket persemester selama masa pendidikan
5. Biaya hidup Rp . 1.000.000 Perbulan, dibayarkan paket persemester selama masa pendidikan B. Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan 1. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP)
Rp . 4.000.000 Dibayarkan persemester selama ma sa pendidikan
2. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)
Rp . 20.000.000 Dibayarkan persemester selama masa pendidikan
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO. KOMPONEN BIAYA BIAYA SATUAN KETERANGAN
1 2 3 4
3. Karya Ilmiah dan/ atau kursus wajib
- Semester 1
- Semester 2 dst Rp.
Rp.
2.500.000
5.000.000 Rincian:
Rp. 4.500.000, untuk Karya IImiah dan/atau Kursus Wajib
Rp. 500.000, untuk premi asuransi kesehatan/jiwa dan asuransi profesi
4. Penyelenggaraan Ujian Nasional (Jenjang 1 dan Jenjang 2)
Rp. 5.000.000 Dibayarkan maksimal 2 kali selama masa pendidikan
5. Bantuan Pengembangan Kolegium
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
II. TATACARA PEMBAYARAN
Tatacara untuk pelaksanaan pembayaran Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesial islDokter Gigi Spesialis secara rinci akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Kerja/Kontrak tentang Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter SpesialislDokter Gigi Spesialis antara Departemen Kesehatan dengan Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi.
MENTERIKESEHATAN,
Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)
MENTERI KESEHATAN
REPUIILIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA NOMOR 539IMENKESlSKM12008
TENTANG
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALISIDOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 539/MENKES/SKNI/2008
TENTANG
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN
MEDIK SPESIALISTIK
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan medik spesialistik bagi masyarakat, perlu dilaksanakan program percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik melalui pemenuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis pada Rumah Sakit; b. bahwa dalam upaya pemenuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis di Rumah Sakit perlu dilakukan Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis;
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Mengingat: 1. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republlk Indonesia Nomor 4301);
5. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
7. UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
8. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
9. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indo nesia Nomor 4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 91, Tambaham (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4743);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20052009; 15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan ,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia , sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207.A/MENKESI
SKIVIII/2000 tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis;
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PERI IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PERI VII1I2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MENKESI SK/XI1/2007:
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PERI XI/2007 tentang Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1235/MENKES/SKI XI1I2007 tentang Pemberian Insentif Sagi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Melaksanakan Penugasan Khusus; 22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 591/MENKESI SKIV/2007 tentang Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui Pendidikan Dokter Spesialis berbasis Kompetensi.
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535/MENKES/PERI VII2008 tentang Program Pemberian Santuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 538/MENKES/SKI VII2008 tentang Komponen dan Tata Cara Pemberian Santuan Siaya Program Pendidikan Dokter Spesia 'is/Dokter Gigi Spesialis;
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT :
KELIMA
KEENAM
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK.
Pedoman Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Speslalis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini .
Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan Organisasi Profesi melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Keputusan Menteri ini sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang masingmasing . Pembiayaan sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri ini dibebankan pada Anggaran Departemen Kesehatan .
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2008
MENTERIKESEHATAN,
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 539/MENKES/SKNI/2008 Tanggal : 17 Juni 2008
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM
RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK
A. PENDAHULUAN
1. Sebagian besar Rumah Sakit Daerah belum terpenuhi kebutuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sesuai standar, maka Departemen Kesehatan berupaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan medik spesialistik di Rumah Sa kit melalui perluasan program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis berbasis kompetensi di seluruh wilayah Indonesia .
2. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat memperoleh hak dalam pelayanan medik spesialistik, perlu segera diupayakan penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis, yang selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan akan ditempatkan pada Rumah Sakit yang membutuhkan . 3. Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik sebagai Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535/MENKES/P ER/V1/2008 tentang Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dok ter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik.
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
B. TUJUAN
1. Pedoman ini bertujuan sebagai acuan bagi Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi dan/atau pelaksana yang ditunjuk di Tingkat PusatlPropinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan proses penerimaan Peserta Penerima Bantuan Program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis .
2. Menjamin transparansi dan mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme dalam melakukan proses penerimaan Peserta Penerima Bantuan Program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis .
C. RUANG LlNGKUP
Ruang lingkup Pedoman ini, meliputi :
1. Perencanaan dan persiapan penerimaan ; 2. Pelaksanaan penerimaan ;
3. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penerimaan 4. Evaluasi hasil pelaksanaan penerimaan.
D. PENGERTIAN
Dalam pedoman ini , yang dimaksud dengan :
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. Penerimaan peserta adalah proses rekrutmen calon peserta program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis penerimaan bantuan pendidikan dalam rangka percepatan peningkatan pelayanan medik spesialistik yang dimulai dari perencanaan, pengumuman, persyaratan, pelamaran sampai dengan penetapan peserta penerima bantuan pendidikan.
E. PROSES PENERIMAAN
1. PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENERIMAAN a. Umum
Proses penerimaan calon Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis didasarkan atas rencana kebutuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang disusun oleh Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota. Penerimaan harus dilaksanakan secara transparan dan objektif, berdasarkan syaratsyarat yang telah ditentukan serta tidak membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau daerah.
Dalam upaya mendapatkan calon peserta program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis berbasis kompetensi penerima bantuan pendidikan di lakukan seleksi administrasi dan mengikuti tes akademik di Rumah Sakit Pendidikan yang ditunjuk b. Perencanaan Kebutuhan
MENTERIKESEHATAN REPU8l1K INDONESIA
c. Tatalaksana Pencalonan Peserta
Tatalaksana Pencalonan Peserta meliputi Kriteria , Persyaratan , Jadwal dan lokasi pelaksanaan seleksi administrasi dan akademik serta pembiayaan .
1) Kriteria
Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis memiliki kriteria , sebagai berikut :
a) Warga Negara Indonesia
b) Berpendidikan dokter umum/dokter gigi yang berstatus : • PNS dan Non PNS
• Sesuai butir satu dapat akan/sedang menjalani program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Bagi yang belum PNS bersedia diangkat sebagai CPNS di daerah sesuai perjanjian .
2) Persyaratan
Persyaratan pengajuan kelengkapan berkas lamaran
a) Usulan dari Pokja Propinsi/Kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang ditunjuk;
MENTERIKESEHATAN Rt::PUBLIK INDONESIA
e) Bagi ealon peserta yang sedang/akan mengikuti pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis, dilengkapi dengan surat keterangan sedang/akan mengikuti pendidikan Dokter Spesialisl Dokter Gigi Spesialis dan Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi yang bersangkutan;
d) Surat Pernyataan bersedia memenuhi ketentuan Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis .
e) Fotoeopi Ijazah dokter yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
f) Fotoeopi transkrip Akademik yang dilegalisir asli; g) Fotoeopi Surat Tanda Registrasi (STR);
h) Fotoeopi Sural Rekomendasi dari IDI/PDGI di wilayah setempat; i) Pas pholo ukuran 4x6 em sebanyak 5 (lima) lembar;
j) Daftar riwayat hidup k) Sural Keterangan Sehat
I) Bagi yang berstatus PNS, menyertakan : • Fotoeopi Keputusan PNS
• Fotoeopi Kepulusan kenaikan pang kat lerakhir Fotoeopi Keputusan Kartu Pegawai
Fotoeopi surat rekomendasi dari pimpinan unit kerja
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3) Jadwal dan lokasi pelaksanaan seleksi administrasi dan akademik a) Pelaksanaan seleksi administrasi calon peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dilakukan di seluruh Propinsi/Kabupaten/Kota dan telah diterima di Departemen Kesehatan cq. Sekretariat Pokja Pusat sesuai jadwal yang ditentukan.
b) Untuk kelancaran pelaksanaan seleksi administrasi Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis menyusun jadwal yang lebih rinci setiap kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain mengenai waktu, tempat serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan seleksi administrasi dan akademik.
4) Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Departemen Kesehatan.
d. Pengumuman
Informasi penerimaan calon peserta diumumkan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan kepada Pemerintah PropinsilKabupaten/Kota.
e. Pengajuan Lamaran
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2) Penerimaan surat permohonan dan berkas lamaran dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan.
2. PELAKSANAAN PENERIMAAN a. Seleksi Administrasi
1) Pemeriksaan kelengkapan berkas lamaran dilakukan oleh Pokja Propinsi.
2) Lamaran yang telah memenuhi syarat administrasi disusun dalam satu daftar nominatif sebagai bahan pengendalian administrasi , selanjutnya disampaikan kepada Pokja Pusat. 3) Daftar nominatif sebagai bahan pengendalian administrasi
diverifikasi oleh Tim Pelaksana dan Pengelol a Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis .
4) Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis menyampaikan hasil verifikasi kepada :
• Pokja Propinsi untuk keperluan pemanggilan calon Peserta guna mengikuti seleksi akademik ;
• Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi untuk keperluan seleksi akademik .
b. Seleksi Akademik
1) Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi menyelenggarakan seleksi akademik berdasarkan hasil verifikasi dari Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
M EN TERI K E S EH ATAN REPUBLIK INDONESIA
2) Hasil seleksi akademik dikirimkan oleh Fakultas Kedokteranl Kedokteran Gigi kepada Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
c. Penetapan dan Pengumuman Peserta Penerima Bantuan Pendidikan
1) Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis melakukan kajian untuk penetapan Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
2) Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis mengajukan Hasil Kajian kepada Menteri Kesehatan untuk ditetapkan.
3) Penetapan Menteri Kesehatan disampaikan kepada Pokja Propinsi/Kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang ditunjuk untuk diumumkan dengan menyebutkan nama pelamar, tempat tanggal lahir, Bidang Spesialisasi, Universitas, jadwal pendaftaran ulang dan jadwal dimulainya pendidikan.
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
4. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PENERIMAAN
a. Pokja Propinsi/Kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang ditunjuk melakukan evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis. Hasil evaluasi disusun dalam bentuk laporan disertai rekomendasi pelaksanaan Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
b. Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis, selanjutnya menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Menteri Kesehatan.
F. PENUTUP
Pedoman Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses Dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik diterbitkan oleh Menteri Kesehatan agar dijadikan acuan bagi instansi Pusat dan Daerah .
MENTERI KESEHATAN ,
Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)
MENTERIKESEHATAN
DAFTAR ANAK LAMPIRAN
Contoh Formulir :
Tabel Data Rekapitulasi Rencana Kebutuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
KEADAAH & KfBUTUHAN DOKTER SPESIAUS I OOKTER GIGI SPESIALIS 01 RUMAH SAKIT
.j>.
CD
...
00ICllRsPE$W.JS£0A,SNI'"
_u
",""SAIJ!....
...
So< SpPD...
"'"
I 2 )
.
5•
T•
t...
I PROPINS I. __
...
...
I- RS.__
..,.
I- K»1(1)/J ...
l
RS-
f-PROPINSI •.••.•..• _...TAHUN...
""""""""
..- OOKTElWESlAUSLJ.IIIYA...
"'"
"'"
SoIU ... "TIlT"'"
....
...
'"
Sp8S....
",,-"
...
SoOT
'""
11
"
12 1l,.
" "
IT"
11• " "
"
"
•
•
2TTOT 'iT F.I.KlJl.T'u
I
Sp Sp. 1l.
" " OGS
B.C\ii On\
[image:52.595.61.544.103.342.2]DAFTAR ANAK LAMP/RAN Contoh Formulir :
Formulir Lamaran PPDS/PPDGS
PROGRAM PENOIOIKAN DOKTER SPESIALlS I FORMULlR LAMA RAN
Isilah slIml I:ll1lilran ini dengau mes!n tik scbanyak 5 T<tngk:1p,
Jawablah sC'l cngkaplcngbpnyi.l Setelah ditanda langall l o lcl1 yang berkepemingan . ォセュ「[ャャゥBゥQョ「ィ@ kl! 5 raug,kap forrnuli r mi bc:rserta scmua lampiran (jug<l rankap 5) yan g dipL'rlukan dengall TERCATAf kepad a
SEKRETARIS JEI'IDERAL DEPARTEMEN KESEHATAN
n.p. Kcpala Biro Kcpcg,n wa i31l
JI. H R. r 。セ |ャiQj@ S3id Kav X 5 No. 04 sId 09 Jakar1<l Tcl cpo" 5201592. 520 I 594. 5201595, 520 1 S9S
5201599.5204 395, 5204 396
PasfolO
4x6cm
Yanda laogan Dikirim o k·h Jm li1!\s i asal :
c:::==:J O c-piirkIlH:n Pemcrinlah .
c:::==:J Bli M N .
c:::==:J FK SwaSI<l ..
c:::==:J RS SW<lSla ,
c:::==:J Swn sla Pcro fangan
、ャBャャ セ Z Qjャ@ sur:., no. . . ... lal1 gg111 .
LHmpL r:m :
fOl D kOPJ Tran ship akndcmil\ (diJc g;\li slr)
k ・ Hセ ュョ ァ 。ョ@ tdah sck sai ャオ セ 。ウ@ PTT
Rd, olllclldnsi 101
Sura l T::lI)da Regi:'strClSl Dok lcr (STR)
SK Pell£ang kalilll PNS
セ@
fo\o kopi Ij<lsah Doklcr (ddcgnJisir). . . . . . . .. . . . . . . .. ., . ... ... ... ..
.... .
HANYADIISI OLEH DINAS PClU njuk
Ot lSI 0kh Ulro k・ー・セ。キ 。@ ゥ@ 。 ョ@ Dcparlcmcn Keschalan
I. Fo r-mutir Jama r an (5 rangkap) bc s \!rta l amp.ranny., dilerima darl pelamar { ョャャセエZ L ゥi@ . .. ... No. Agend(l .
[ : : = J Mcm clluhi l)Crsyc-.ralan adminis tra tif ditcru:-kall kc PDPTBK
t<1nggal
sural n0
Tcmbus;lIl kcpada pl!!nmilr
Tldak memt:.l1 uhi p!!T""iY<lnltan admin islratif
c==J Lamaran dike mhalikan kcpad a pelamar
tan gga l sur;!! no
I. Jclas
2. Jclas
· Rang.kap kc 1dl'<impan d l
Biru Kepcg :lwaia.\.
· Rangk:lp kc 2. 3. 4 d;\Jl 5 dilcruskiHl kc PDP111K
Oii n o k l1 PDPTBK
I. F'lnmdir lamaran (4 イセ ャiャァNォ。 ーI@ bCSl!flCl IJ.lllp,ranny a dill'rim;) dari Biro KC[1c gnv. aian Dcp Kcs. langgOl] ... . .. No. :"t g cl1 d a .. .
2. No . R eg . Ca lon p」 ウ セャQ。@ PPDS FL ... .
O ilcru ::;k Iln kC[1adil Deka n FK Umversilas ..
ur Koo rd . PI'D S [ langg,ll .... s ural no
T(.'mhlls an k c pada pelamar
lelns
2.1elas
3 . . Rangkap kc 2 disim[1.:m
PDPTIiK • R;,ngkap ke 3, 4 dan S
di leruskan kc Kourd PPDS
Oii :-. i o h: h K(lord PPOSI H@ セj ョ N@Dc bn FK Uiv ..
1. Formullr !;\tn<l.n'11l (1 mngkap) h l' SL'rla IJrnpirnnnya d,lc nma tid" PDPTBK
l anggal . .. No. ag.c.:n d<l
Olrapalkall bc rsama KP S tJn gp.1 C===:J OilL' rim <l (]al"m pr0gram :;tUdl
C===:J Dllolak 、 セ ュ@ dlk l' mbalika!1 ke PDPTBK
H。ョ@ ァセ 。@ ャ@ ... .... .. .... .. ... . SUI al no .
I . Jelas
JdOls
3 . . Ran g,kap kc セ@ di s impa n di
Koord . PPOSI · R:lIl gka p kc 4 da n 5
dilerus kan ke K PS
DlI "i o Jc:h Kd lla Pro,!.!ralll Studi ..
I. f- omlUlir lam.ara n ( 2 filngkolp) 「 c セ|NN Gイャ。@ Jampinllmya dilc rima dari Koo rd . PPO S I
Llll g.gll1 : ... Nu. age-ud'·1 .
2. O ll'updlkan el i PS . . . !:In gga l .
3. C===:J Dilerima da lam r c ndidikan mli lili langgal .
C===:J Tld"J,.; dil l.:rilllol dil lam. p.:ndid,k .l n. cliJ,.;l.:mbalibn ke Koo rd . PPOSJ
la nggaJ . .. ... sural no
I Nt・ャ。 Nセ@
Jclas
• R.lllgkap,kc 4 di simpan di
KPS
· Rangkap kc 5 di sL' rahklln
(]1
DAFTAR ANAK LAMPIRAN
Contoh Formulir :
Daftar Hasil Verifikasi Calon Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dan
Tempal Mengikuli Seleksi Akademik Seluruh Indonesia
DAFTAR HASIL VERIFIKASI CALON PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DOKTER GIGI SPESIALIS
ill NAMA TempaiTarq;)aI Lahir NIPI NRPn STAnJSKE PEGAWAIAN UNIT KERJAASAl INSTANSI PENGUSUL REKQM P£NE.J.4PATANKE!o!8Al1 prqpiG セ@ fl(TUIJAN
PNS INDNPNS Kab.""" Kab.1«G RSUD
I 1 3 4 5 6 7 8 9 10
"
11 13I 1 3 4 5 6 7 8 9 10
"
11 13 14 15"
17 18 19 10 n 12 23 1< 15 26 27 28 19 II 31 11 33 34 15PEMINATAN NO.HP
Contoh Formulir : a. Riwaya\ Pribadi
-1-RAN GKAP KESATU
BAG IA N : RIWAYAT PRIBADI
I. Nam a lcngkap :
2. Tempat dan tanggallahir :
0
L.kil.ki0
WanilaJ. Agam a :
4. "Iamal korespondensi :
Telepon : Fax:
HP. :
Alarnat rum ah :
Tel epon :
HP.
fax:
4. Riwayat keluarga
Ayah
Nama :
Agama :
Pekcrjaan/jabatan :
Alamat :
Ibu
Nama :
Agam a :
Pekerjaan/jabalan
Alamat :
lsteri BeaU Suami Nama
Tcmp a l/ langgal lahir :
Pckcrjaan /jabatan :
Alamat :
TanggaJ Perkawinan :
Anakanak
(nama, Icmpal dan tangg al lahir, pcndidikan)
Contoh Formulir : b. Riwayat Pendidikan
-
2-BAG IAN [I: RIWAYAT PENDIDIKAN
(rWlna so:::kolah, It'l1lpal, 1;\hUIJ. ー」ョ、ャャZゥゥォL B ョセ [|ヲ ョ ーZャ@ ゥ@Ill Cnd Jp; ll Ij an h l
I. Sekolah Dasar :
3. sセォ ッ ャ@ Hャ@ ィ@ Iv !enengah A la s :
l. Fa kull;J S Kcdok lt:ra n
( Lam [1ira n fOlO kop i iJ<lZ ah da n lrnnskri p nkadcrn i).. "c lam J d i FK ) :
5 . PClldidl ka n/ pd a u harl la in (pennel) :
Contoh Formulir : b. Riwayat Pekerjaan
RANGK,\P KESATIJ
-
3-BAGIAN'" ,RIWAYAT PEKER.IAAN
I. (Sebutkan pekcrJaan <llau jabcllan dl pcmcrinlah rnaupun swasta bcserta \crnpcu dan lahun berrugas:, scrta
nama, dan jabatan alasan langsung secara kronologlk )
2. Jabalan sckarang
(scbulkan stalus kepcgawaian dan sural kCpllt1l.'ianJbesiil tcrakhir)
3. Nama danJabalan atasan langsllng dl lTlSlansi perncnntah cHau swasla
Karya ilmiah yang dibtwt seodlri atau IUnl! membualnya
Kcgiatan dalam orgaoisasi profesi atall orgamsas\ masyarak,H lainnya
Hウセ「オエォ。ョ@ kcdudukan Saudara pada organisasi/onnas lersebut)
Contoh Formulir :
d. Program Sludi Dan Pusal Pendidikan Yang Diinginkan
BAGlAN IV: PR OGRA M STUDl DA N PUSAT PENDIDIKAN YANG DllNGINKAN
I Program sHldi ya ng diinginkall (maksiroal 2 pili ha n )
Program Studi Jlmu Keseh atan Anak I I
Program Studi Ilmu Bcdah c::::=:::::J
Program Studi HUIll Pen yakit Da lam
セ@
Program Studi O bsletri dan G in ekolog i Program S hldi Ancslesiologi Program Stu di llmu Peny akit Janlung Progra m Snldi IIm u Kedokt c ran Fore nsik Program Studi Ilmu Kesehatan Kuli! dan Kdamin
Program Studl Ilmu Pen yakil Mala
E3
Prograln Studi IIHlu Peny akit Paru Program Studi Ps ikiatri
i
!
Progra m Snldi Radi o lo g i Prog ram Studj lImu Peoyakit Saraf
Program Studi Ihnu Kesehatan Telin ga- Hidung dan Tl.!nggorok
§
Program SlUdi PatoJog i Analomi Program S tudl Pawlogi Klinlk
Program Studi Orlhopaedi
!
i
P rogram Studl Uro log i Progra m Studi Bedah Saraf Progra m Stud i Rchebilitasi Medik
セ@
Program Studi Bedah Pl astik Prog ra m Studi Kedokt e ran Olah-raga Prog ram Stud i Mikrobiologi Klin ik Program Snldi Ilmu Kedokt c ran Nuklir Progra m Studi Farm akologi Klinik
Progra m Studi Beda h Torak s - Kardiovaskulcr I I
Program Studi Kedokteran Okupasi C==:i
Program Shldi Onkologi Radiasi I I
2. Pu sa t Pen didlk an yang dling inkan (mak si mal I pilihan) Fakuh as Kedoktera n Universitas Sumalera Ulara
;
Fakulla s Kedokt eran U1Jivers ii as And ala s Fa kulta s Kedokt e ran Uni versita s Sriwijaya Faku ltas Kedokteran Universitas HaSall Udd))1 Fakultas Kedokteran Univ ersita s Sa m Ratulangi Fakult as Kedokteran Univers itas Padjadjaran Fakul tas Ked okteran Univ ersi tas Indonesia Fakultas Ked ok teran Universitas Diponegoro Fakulta s Kedokt e ran universita s Gadjah Mada
§
Fakull as Kc::dokt eran Univcrsitas Ajrlangg<l Fakultas Kedokteran Univ ers itas Brawijaya Fakul tas Kedokleran Universitas Ud aya na
I
:
Fakultas Ked okleran Uni ve rs itas SebcJa s Ma rel 3. Waktu mulai Pendidikan
0
I Januari . O l l u l i .yang diinginkan
4. Ura ikan se cara smgk :lI alasan uOlUk memilth Progra m Studi (I). Pusat Pcndidikall (2) dan 'Vaktu (3) di alas.
5. Refcrcns i (sebutkan 3 nama yang dapat dihubungi Icbih lanjut olch pus at Pcnd idikan unnlk informas i dari Saudara)
Nama l abatan AlalOat Catman
I. (Dari Org. Profesi)
2. (diui Jabata n)
Contoh Formulir : e. Pernyataan
-
5-RANGKAP KESATV
BAGLAN V : PERNYATAAN
Say a, yang be rland., langan dibawah inJ dcngan di sak sikan
olch . . atasan lallgsung saya, dc ngan ini mcnyala kan scbagai
bcrikul :
I. Semun kClerangan yang dirults d, alas adnlah BENAR
2. Saya tidak bc rkcberalan jlka Pusal Pe ndtdikan menanyakan la ngsun g mengenai hal ih wal saya kepada
rnereka yan g saya IUlis dal am kolom refercn si.
3. Say a tidak berkeb l! ratan jika Pusa! Pcndldik an rncngadakan testles t khusus (a kadc01lk , keseha tan.
psiko-ICS I, dll) dalam rangka lamaran ini .
4 . Jika saya dl! c rima dalam p c ndidikan D o kler Spe s ia li s lcr se bul, maka say a akan menta a!! seg<.Lla
kete nlllan yang be rlaku
5. Setelah se lesa i pcndidikan lersebul, saya be rsedl3 dilempalkan dirnana saja di sduruh Indones Ia dt:Jl gan peralUran yang bcrl aku .
. ... 200 ..
Mengclahl1LfM e nyetujui : Pdarnar,
( Na ma, land a langan, cap ( Na ma peiamar, ta nda langan,
DAFTAR ANAK LAMPIRAN Contoh Formulir :
Oaftar Namanama Program Pemberian Bantuan Pendidikan Ookter Spesialis/Ookter Gigi Spesialis
DAFTAR CALON PESERTA PROGRAM BANTUAN PENDlDIKAN DOKTER SPESIALlSJDOKTER GIGI SPESIALIS KEMENTERIAN KESEHATAN ANGKATAl'li ... TAHUN ...
PROPfNSI :
No, Nama Temp.11 / Taogga!
Lahir
I 2 J
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ds< pセョ 、ゥ、ゥ ォ。ョ@ Umur
Fa" Kedok· Thn, ITh )
teran Lulus
4 5 6
NIP! PangKal 1
NRPTI Golongan
7 8
SI31 US Kep cgawa ian !nSlansi Pcngirim
Kah I FK 'FKG
PNS ! Unil
PropIKab'KOia KOla TUJuan
PNS D KCfJ3 Pengusul
9 10 II 12 13
PrOb'T3 m f',·