SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN STRUKTUR
MODAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
IMRAN KARO KARO 110522008
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau
dituliskan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2014
IMRAN KARO KARO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate
Social Responsibility Disclosure terhadap nilai perusahaan dengan
kebijakan struktur modal sebagai variabel pemoderasi pa da perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini merupakan penelitian sampel sehingga dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 15 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan, dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal tidak mampu menjadi variabel pemoderasi.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of property companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. This research is sample research, only some population of this research take as sample those are 15 property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 - 2010. Data used in this research is secondary data obtained from
The partially test indicated that, independent variable CSR is significantly not influence the company value. The value of absolute difference test is not indicated that, capital structure policy as a moderating variable.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method
used is the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,
kemampuan, dan kekuatan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul: “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi
pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda P. Karokaro dan Ibunda N. Br
Brahmana atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus
sebagai sumber motivaasi bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi
ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum,M.Ec.Ac.,Ak.,CA, selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS,CPA,Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Hotmal Ja’far,M.M.,Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif,M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail,M.M.,Ak., selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra.Narumondang B.Siregar,M.M.,Ak., selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Rina Bukit,S.E.,M.Si.,Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini.
6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga
yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, adikku Itafitri br
Karo,AM.Keb.,SKM dan Ihsan Karokaro Juga kepada sahabat dan teman
seperjuangan di S1 Akuntansi Ekstensi dan juga teman-teman dari DPC
GMIK Kota Medan, terkhusus untuk Srina Br Ginting,SE terima kasih
atas doa dan dukungannya. Selanjutnya terima kasih juga penulis ucapkan
kepada seluruh pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
khususnya Bang Sugeng.
Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka
demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, ...
Penulis,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTARCT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL. ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Batasan Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian CSR ... 9
2.1.1.1 Komponen Utama CSR ... 10
2.1.1.2 Kategori CSR ... 14
2.1.1.3 Manfaat CSR ... 15
2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi CSR ... 18
2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR ... 19
2.1.2 Pengertian Nilai Perusahaan ... 20
2.1.3 Struktur Modal Perusahaan ... 22
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 27
2. 3.1 Kerangka Konseptual ... 27
2. 3.2 Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.5 Metode Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.6 Metode Analisis Data ... 32
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian ... 37
4.2 Statistik Deskriptif ... 40
4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
4. 3.1 Uji Normalitas ... 42
4. 3.2 Uji Multikolinearitas ... 46
4. 3.3 Uji Heterokedastisitas ... 47
4. 3.4 Uji Autokorelasi ... 49
4.4 Pengujian Hipotesis ... 51
4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji f) ... 52
4.4.3 Koefisien Determinasi (R2 ) ... 53
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 26
3.1 Daftar Sample... 30
3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran variabel... 31
4.1 Tabel Populasi dan Sample... 37
4.2 Tabel Pengungkapan Tema CSR... 38
4.3 Data Variabel Penelitian tahun 2008, 2009, dan 2010... 40
4.4 Statistik Deskriptif………. 41
4.5 One Sample Kolmogorof-Smirnov Test... 43
4.6 One Sample Kolmogorof-Smirnov Test setelah Transormasi 44 4.7 Uji Parsial (t-test)... 47
4.8 Durbin- Watson... 50
4.9 Uji Simultan (f-test)... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual... 27
4.1 Uji Normalitas (Histogram)... 45
4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)... 46
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Sample……… 60
2 Pengungkapan Tema Masyarakat... 61
3 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2008... 63
4 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2009... 64
5 Perhitungan Pengungkapan CSR perusahaan 2010... 65
6 Data Variabel Penelitian... 66
7 Metode One Sample Kolmogrov-Smirnov... 67
8 Metode Chart Histogram... 68
9 Metode Grafik... 69
10 Uji Multikolinearitas... 70
11 Uji Heteroskedastisitas... 71
12 Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinan... 72
13 Uji Signifikansi Parsial (t-test)... 73
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate
Social Responsibility Disclosure terhadap nilai perusahaan dengan
kebijakan struktur modal sebagai variabel pemoderasi pa da perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini merupakan penelitian sampel sehingga dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 15 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan, dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal tidak mampu menjadi variabel pemoderasi.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of property companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. This research is sample research, only some population of this research take as sample those are 15 property companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 - 2010. Data used in this research is secondary data obtained from
The partially test indicated that, independent variable CSR is significantly not influence the company value. The value of absolute difference test is not indicated that, capital structure policy as a moderating variable.
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method
used is the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Revolusi industri telah membawa kehidupan umat manusia lebih maju. Era
demi era bergeser seiring kemajuan zaman. Pada awalnya revolusi industri
membawa dampak baik kehidupan manusia. Kesejahteraan yang meningkat dan
kemudahan terhadap akses kebutuhan jauh lebih baik. Namun, tampaknya ada
yang terlupa, bahwa kebutuhan dalam jangka pendek akan sangat cepat
terpenuhi. Sementara bumi yang menjadi tempat hidup menjadi korban secara
terus menerus, karena yang terjadi adalah eksploitasi besar-besaran tanpa
memikirkan apa yang yang akan terjadi nanti. Mengambil maksimalisasi laba
dengan mengesampingkan kepentingan lingkungan sama artinya dengan
berpandangan jangka pendek merupakan bencana jangka panjang. Kegiatan
perusahaan yang menitikberatkan pada keuntungan ternyata sekarang telah
bergeser. Proposisi teori klasik sebagaimana dirumuskan oleh Adam Smith
tugas korporasi diletakkan semata-mata mencari keuntungan, “ the only duty of
the corporation is to make profit” . Perusahaan yang ingin baik pencitraannya
dimata publik haruslah memikirkan dampak lebih yang dapat mereka bagi
terhadap lingkungan dan manusia di sekitar mereka. Menurut Friedman dalam
Djalil (2003) “ the Social Responsibilities of Businnes is to increase its profit” .
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengakomodir kebaikannya
selanjutnya disebut sebagai CSR.
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan akan meningkat secara berkelanjutan apabila dalam menjalankan
operasinya perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, dimensi sosial dan
dimensi lingkungan hidup. Dimensi ekonomi dapat diproksikan melalui
profitabilitas perusahaan, sementara dimensi sosial dan dimensi lingkungan hidup
tergambarkan melalui CSR. Menurut Bowman&Haire (1976) dan Preston (1978)
dalam Hackston&Milne (1996) dalam Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial
yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social
Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas
perusahaan meningkat.
Perusahaan yang didirikan harus memiliki dampak yang positif bagi
lingkungan tempatnya beroperasi, apakah itu terhadap manusia maupun alam.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kholis dan Maksum (2003) yaitu pergeseran
terhadap filosofis teori keagenan yang menyatakan tanggung jawab perusahaan
yang hanya berorientasi terhadap pengelola (agen) dan pemilik (Principle)
mengalami perubahan kepada pandangan manajemen modern yang didasarkan
pada teori stakeholder, yaitu terdapat perluasan tanggung jawab perusahaan
dengan dasar pemikiran bahwa pencapaian tujuan perusahaan sangat berhubungan
dengan pola (setting) lingkungan sosial dimana perusahaan berada. Tujuan utama
industri seharusnya bukan untuk mendatangkan uang. Tujuan itu semestinya
mendatangkan uang. Mengejar sesuatu yang sangat bermutu akan
memungkinkannya untuk menciptakan lebih banyak kekayaan Irani (2003).
Kegiatan CSR sendiri di Indonesia didasari oleh Undang-Undang No.40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 yang intinya menyatakan bahwa
perusahaan yang melaksanakan kegiatan di bidang atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini
menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat luas. Dengan adanya
Undang-Undang tersebut diharapkan CSR bukan hanya menjadi kesukarelaan
perusahaan, tetapi menjadi kewajiban setiap perusahaan.
Selanjutnya hal ini yang mengatur CSR juga terakomodasi dalam Standar
Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 paragraph ke-9 :
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting
BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) juga memiliki regulasi yang
sejalan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007. Perusahaan - perusahaan
yang memperdagangkan sahamnya dipasar modal diwajibkan untuk
melaporkan kegiatan CSR pada laporan tahunan. Sebagaimana yang dikutip dari
Referensi Peraturan Bapepam LK No.X K6 menyatakan uraian mengenai
aktivitas dan biaya yangdikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial
konsumen, community development program yang telah dilakukan dan aktivitas
lingkungan.
CSR diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan. Karena
kegiatan CSR merupakan keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat.
Sehingga masyarakat akan mampu memilih produk yang baik yang di nilai tidak
hanya barangnya saja, tetapi juga melalui tata kelola perusahaannya. Kegiatan
CSR sendiri merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Pada saat
masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki penilaian yang positif terhadap
perusahaan, maka mereka akan loyal terhadap produk yang dihasilkan. Sehingga
hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui harga
saham yang akan meningkat.
Hasil penelitian terdahulu Sitorus (2008) dan hasil penelitian Mawarni
(2010) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh CSR terhadap profitabilitas.
Sementara itu penelitian yang dilakukan Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang
menggambarkan performa manajemen. Apabila performa manajemen baik maka
ini akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas
perusahaan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang inkonsisten, maka pada penelitian ini
perlu dimoderasi. Menurut Erlina (2007:34) variabel moderating adalah variabel
independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi karena
terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya.
Terjadi ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu, kemungkinan ada
variabel lain yang memoderasi hubungan tersebut. Selanjutnya, pemilihan Debt
Equity Ratio selanjutnya disebut DER sebagai variabel pemoderasi pada
penelitian ini adalah secara teoritis akan semakin memperkuat hubungan antara
pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Karena DER memiliki hubungan
yang positif terhadap nilai perusahaan. Apabila DER naik maka nilai perusahaan
juga akan naik.
Pada penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan sampel
penelitian sebanyak 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2006. Yuniasih dan Wirakusuma
menggunakan ROA sebagai proksi dari variabel kinerja keuangan,78 item
pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR, dan kepemilikan manajerial
sebagai proksi dari variabel GCG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh positif pada nilai perusahaan, demikian juga dengan pengungkapan
CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada
hubungan antara ROA dan nilai perusahaan yang berarti bahwa selain melihat
kinerja keuangan, pasar juga memberikan respons terhadap pengungkapan CSR
yang dilakukan perusahaan. Namun kepemilikan manajerial tidak terbukti
berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dan nilai perusahaan, hal ini
dimungkinkan karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat
(2010) mengungkapkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap
signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel pemoderating
tidak dapat memperkuat hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010)
dan yang akan diteliti dalam penelitian ini menggunakan 28item
pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR dan Price Book
Value sebagai proksi dari nilai perusahaan. Sementara itu untuk variabel
pemoderasi menggunakan Debt Equity Ratio sebagai proksi dari struktur modal.
Penelitian ini akan menganalisa perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia antara Tahun 2008-2010.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk penelitian
terhadap hubungan CSR dengan nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Properti Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2.Apakah Kebijakan Struktur Modal mampu memoderasi hubungan antara
1.3 Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui pengaruh CSR Disclosure dan Kebijakan Struktur
Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI.
2.Untuk mengetahui kemampuan Kebijakan Struktur Modal memoderasi
hubungan antara CSR Disclosure dengan nilai perusahaan
padaperusahaan properti yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1.Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
Corporate Social Responsibility, Kebijakan Struktur Modal, dan Nilai
Perusahaaan.
2.Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam
pertumbuhan perusahaan.
3.Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya menggunakan laporan perusahaan yang
diterbitkan sepanjang Tahun 2008-2010. Penilaian CSR pada penelitian ini
berdasarkan 28 item pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR
Penggunaan proksi untuk nilai perusahaan adalah Price to Book Value. Kebijakan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teor itis
2.1.1Penger tian CSR
Sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai CSR.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD),
CSR adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan
berkontribusi dalam dunia pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup para karyawan beserta keluarganya,
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas setempat dan masyarakat luas.
Sejalan dengan WBCSD, World Bank mendefinisikan CSR yaitu ”the
commitment of business to contribute to sustainable economic
development working with employees and their representatives the
local community and society at large to improve quality of life, in ways that are
both good for businessand good for development” .
Menurut Uni Eropa dalam Anggraini (2007) “ CSR is concept whereby
companies integrate social and enviromental concerns in their
business operations and in their interaction with their stakeholders on a
voluntary basi“ .
Di Indonesia CSR disepadankan dengan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan (TSL). Sebagaimana tercantum didalam Undang-Undang
TSL sebagai komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat
maupun masyarakat pada umumnya.
Dari penjelasan mengenai pengertian diatas, CSR merupakan
tanggung jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara
langsung tetapi memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan
eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini
tidak langsung dapat dinikmati begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi
memiliki efek jangka panjang yang sangat penting bagi keberadaan
perusahaan, seperti misalnya dukungan dari masyarakat tempat kegiatan
usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
2.1.1.1 Komponen Utama CSR
Menurut Wibisono (2007:134), CSR terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu perlindungan lingkungan, perlindungan dan
jaminan karyawan, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan
masyarakat, kepemimpinan dan pemegang saham, penanganan produk
dan pelanggan, pemasok (supplier), serta komunikasi dan laporan.
a.Perlindungan lingkungan
Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai
berkelanjutan. Lingkungan tempat usaha harus dijaga
keadaannya jangan sampai terjadi kerusakan. Sehingga,
eksistensi perusahaan juga dapat terjamin. Contohnya:
pengelolaan limbah yang dihasilkan sebagai residu dari
proses produksi harus terlebih dahulu di netralisir
sebelum akhirnya dibuang.
b.Perlindungan dan jaminan karyawan
Tanpa karyawan perusahaan sudah dapat dipastikan
tidak mampu menjalankan kegiatannya. Kesejahteraan
karyawan merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur
bagi perusahaan dalam menghargai karyawannya. Pada saat
karyawan merasa bahwa dirinya bersinergi dengan
perusahaan hal ini akan berdampak positif bagi perusahaan.
Perusahaan memberikan imbalan yang sesuai maka karyawan
akan memberikan kontribusi yang positif, dan bekerja keras
demi perusahaan yang telah berjasa baginya. Contohnya:
pelatihan.
c. Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat
Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan
perusahaan penting. Sehingga perusahaan dengan
masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi
agar bersinergi. Pada saat masyarakat lokal memboikot
bagi keberlanjutan usaha. Contoh kegiatan yang dapat
mengakomodasi faktor ini adalah memperkerjakan native
atau penduduk lokal.
d. Kepemimpinan dan pemegang saham
Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki
kepentingan terhadap pencapaian keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Hal ini disebabkan mereka telah
berinvestasi dan mengharapkan hasil investasi yang paling
maksimal dari saham yang mereka miliki. Contohnya: semua
informasi tentang program yang dilakukan perusahaan dapat
melibatkan pemegang saham dalam hal-hal yang bersifat non
finansial.
e. Penanganan pelanggan dan produk
Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya.
Pada saat pelanggan merasa puas dengan produk yang
dihasilkan maka mereka akan repeat order. Hal ini yang
membuat bisnis dapat terus berrgulir dan keuntungan dapat
dinikmati. Pada saat hal-hal yang mendetail mengenai
pelanggan diabaikan mereka akan melakukan
brandswitching. Hal ini yang akan membuat perusahaan
mengalami kerugian. Contoh:menanggapi keluhan
mudah diakses.
f. Pemasok (supplier)
Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan
distribusi. Hubungan yang baik dengan pemasok
menguntungkan perusahaan. Karena pemasok telah
mengetahui keinginan perusahaan dan memenuhinya.
Contohnya: komunikasi dengan pemasok.
g. Komunikasi dan laporan
Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang
tercermin melalui sistem informasi akan membantu
dalam pengambilan keputusan. Diperlukan keterbukaan
informasi material dan relevan bagi stakeholder.
Contohnya: mencantumkan pengungkapan kontribusi
sosial ke dalam laporan tahunan.Sedangkan menurut
Bank Dunia dalam Anggraini tanggung jawab
sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama,
yakni dari beberapa komponen utama, yakni
perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi
manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan
masyarakat, standar usaha, pasar pengembangan ekonomi
dan badan usaha, perlindungan kesehatan,kepemimpinan
2.1.1.2 Kategor i CSR
Menurut Susanto (2003) apabila melihat praktek
pelaksanaan CSR, maka sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan
dalam tiga bagian yaitu:
a.Social Obligation
CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kewajiban
sehingga pelaksanaannya hanya mengikuti persyaratan
minimal yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
Disini ada keterpaksaan bagi korporasi dalam
menjalankan program CSR.
b.Social Reaction
Pada tahap ini korporasi sudah menjalankan CSR dengan
lebih maju karena sudah mulai tumbuh kesadaran akan arti
pentingnya CSR. Namun karena berbagai alasan pelaksanaan
CSR masih jauh dari yang diharapkan meskipun sudah diatas
sekedar memenuhi persyaratan minimal.Dalam konteks
ini, perusahaan masih membutuhkan dorongan-dorongan
eksternal agar pelaksanaan CSR lebih maju.
c.Social Response
Didalam tahap ini korporasi dan masyarakat mampu secara
bersama-sama mencari peluang-peluang untuk
memberikan kontribusi demi kepentingan
mengalami perubahan paradigm.Kalau pada masa
sebelumnya lebih pada pendekatan adhoc, charity, serta
externally driven maka sekarang lebih internally driven
dengan menekankan pentingnya partnership.
2.1.1.3 Manfaat CSR
Menurut Anggraini (2003) manfaat CSR dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
perusahaan.Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan
reputasi perusahaan. Begitupun sebaliknya, kontribusi
positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image
positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non
finansial utama bagi perusahaan sementara bagi
stakeholder nya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk
dapat tumbuh secara berkelanjutan.
b.Layak mendapatkan Social License to Operate.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas
utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan benefit
dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan
sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan
sehingga imbalan diberikan ke perusahaan paling tidak
bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi diharapkan CSR sebagai
asuransisosial yang akan menghasilkan harmonisasi dan
persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi
perusahaan.
c.Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan
perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya
usaha. Perusahaan harus menyadari bahwa kegagalan untuk
memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi
bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan
misalnya disharmoni dengan stakeholder hingga
pembatalan atau penghentian operasi, yang ujungnya akan
merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja
perusahaan.
d.Melebarkan akses sumber daya.
Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan
bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu
memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan
perusahaan.
e.Membentangkan akses menuju pasar.
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat
menjadi jalan bagi perusahaan menuju peluang besar yang
konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
f.Mengurangi biaya
Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan
program CSR diantaranya pengurangan limbah industri
melalui proses daur ulang kedalam proses produksi.
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
Pelaksanaan CSR akan menambah frekuensi komunikasi
dengan stakeholders. Hubungan ini dapat membentuk
kepercayaan terhadap perusahaan.
h.Memperbaiki hubungan dengan regulator
Perusahaan yang melakukan program CSR pada
dasarnya membantu meringankan beban pemerintah
sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi
penanggung jawab utama untuk mensejahterakan
masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan
dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah
untuk menanggung beban tersebut.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya
sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang
dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya wajar bila
Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata
stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi
karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga
kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai
peluang yang cukup tinggi.
2.1.1.4 Faktor yang mempengar uhi CSR
a. Komitmen pimpinan perusahaan
b. Ukuran dan kematangan perusahaan -perusahaan besar akan
lebih berperanterhadap kontribusi.
c.Regulasi & sistem perpajakan yang diatur pemerintah.
Kalau semakin besar CSR yang diakui sebagai pengurang
penghasilan akan memiliki hubungan positif terhadap keberhasilan
CSR, menurut Sofyan dan Jalil agen pemerintah yang tidak
selamanya menjalankan kesejahteraan masyarakat secara
memuaskan melalui pajak sehingga untuk mengatasinya
pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk regulasi,
2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR
Menurut Susanto (2003) langkah pertama yang harus
dilakukan adalah community net analysis. Pada langkah ini dilakukan
analisa secara komprehensif perbedaan-perbedaan yang ada di
masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif, legislatif,
pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang
dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda.Bahkan, kebutuhan dan keinginan tokoh
masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang
dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat
penting sebab akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam
pengembangan dan upaya melibatkan mereka dalam proyek
pengembangan masyarakat.
Langkah selanjutnya adalah sosialisasi. Di dalam tahap ini target
yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat dan
korporasi. Sebab itu, tahap ini bisa pula disebut ownership
transfer.Disini kita mulai melakukan program-program
pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah
terpupuk.Dengan bekal ini maka program pengembangan
menjadi berdayaguna, apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga
melibatkan sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan
kepemilikan.
(customization) sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing
daerah.Kalau langakah-langkah di atas sudah berhasil, perusahaan
tinggal melakukan sosialisasi ulang agar lebih meningkatkan rasa
kebanggaan mereka, kebanggan terhadap perusahaan, program,
kelompok mereka serta dalam proyek pengembangan. Setelah itu
dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek
pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek
selanjutnya juga membantu perusahaan dalam menyusun strategic
planning berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, pemanfaatan
sumber daya alam, masyarakat sekitar sehingga peningkatan servis
yang hendak dilakukan.
2.1.2 Penger tian Nilai Per usahaan
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam Rahayu (2010),terdapat
beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum seccara formal dallam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan dan juga di tulis jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar -menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa
ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.
perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam
konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan
aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
dasar konsep akuntansi.
5. Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu
merupakan bagian para pemegang saham.Nilai likuidasi bisa
dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan likuidasi.
Dalam mengelola kekayaan perusahaan, kinerja manajemen dapat
tergambar melalui nilai perusahaan. Baik atau buruknya kinerja keuangan
perusahaan menggambarkan tinggi atau rendahnya nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan sejalan dengan naiknya harga saham di
pasar. Menurut Erlina (2008:1) tujuan utama sebuah perusahaan adalah
untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang diartikan melalui
pemaksimuman harga saham dari perusahaan .
Nilai perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value. Price
to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek
perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan
ditanamnya ke perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Rumus Price to Book Value :
PBV =
2.1.3 Str uktur Modal Per usahaan
Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proporsi utang
jangka panjang dan ekuitas yang ditetapkan perusahaan Mardiyanto
(2009:258).
Sehingga ada perbandingan antara modal asing dan modal sendiri.
Modal asing yang dimaksudkan disini adalah hutang yang dimiliki
perusahaan. Sedangkan modal sendiri adalah laba yang ditahan untuk
diinvestasikan kembali dan dapat juga berupa penyertaan kepemilikan
perusahaan. Struktur modal merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Untuk mengukur komposisi struktur modal ada beberapa teori yang
mendasarinya.
Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa struktur modal
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat
berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Ini
salah satu teori yang mendasari penelitian ini.
Selanjutnya, teori Trade Off menyatakan bahwa perusahaan tidak Harga saham
bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Karena teori ini menyatakan
bahwa semakin tinggi hutang maka semakin tinggi kemungkinan
bangkrut. Biaya kebangkrutan ini bisa cukup signifikan, bisa dari biaya
langsung yaitu biaya administrasi yang dikeluarkan untuk membayar
utang, dan bisa dari biaya tak langsung yaitu biaya yang terjadi karena
kebangkrutan, sehingga menyebabkan perusahaan lain tidak mau
berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya pemasok yang
menghentikan pasokan barang, karena kuatir tidak akan dibayar. Biaya lain
dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara
pemengang hutang dengan pemegang saham. Karena dengan
meningkatnya hutang maka biaya pengawasan terhadap manajemen akan
semakin meningkat.
Teori asimetri informasi mengatakan bahwa pihak-pihak yang
berkaitan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama
mengenai prospek dan resiko perusahaan.
Teori sinyal dikembangkan agar berhubungan dengan struktur modal
yaitu, bahwa struktur modal merupakan sinyal bagi pasar untuk direspon.
Semakin tinggi hutang dapat dianggap bahwa perusahaan memiliki
keyakinan yang kuat akan berkembangnya prospek perusahaan dimasa yang
akan datang.
Pendekatan terhadap teori keagenan pada struktur modal selalu
dikaitkan free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan
tersebut.Sehingga hutang dianggap sebagai jalan keluar untuk
permasalahan ini. Karena manajemen terpaksa harus menggunakan free
cash flow untuk membayar bunga.
Sebagai proksi dari struktur modal pada penelitian ini menggunakan
Debt Equity Ratio.Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
Rumus:DER =
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk
mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk
pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan hutang
yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh
debtholder terhadap aktivitas perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Ter dahulu
Penelitian CSR dalam mempengaruhi Profitabilitas telah
banyakdilakukan. Peneliti yang menghubungkan secara langsung hubungan Total hutang
CSR terhadap Profitabilitas maupun kinerja keuangan maupun nilai
perusahaan, menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Keberagaman hasil ini,
dipengaruhi ada variabel lain yang memoderasi hubungan keduanya. Sehingga
pada penelitian ini menggunakan kebijakan dividen dalam memoderasi hubungan
CSR terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Nurlela dan Islahudin (2008) prosentase kepemilikan manjerial
mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sementara itu
penelitian Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa profitabilitas tidak mampu
memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Berikut adalah ringkasan
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Ter dahulu
No J udul Penelitian Peneliti Var iabel Hasil Penelitian
1 Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi Yuniasih dan Wirakusuma (2007) CSRI,RO A,Tobin’s Q,KM Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,
CSR mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan,GCG melalui kepemilikan manajerial tidak mampu
memoderasi nilai perusahaan.
2 Pengaruh CSR
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Sebagai Variabel Moderating Nurlela dan Islahudin (2008) CSRI,Pros entase Kepemilik an,Tobin’s Q CSR,Prosenatse kepemilikan manajerial serta interaksi antara CSR
dengan presentase kepemilikan manajemen
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
3 Pengaruh CSR
2.3 Ker angka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Ker angka Konseptual
Menurut Erlina (2011:33) kerangka konseptual adalah suatu model
yang menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting
yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka
konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel
penelitian, yaitu variabel bebas dengan variabel independen. Begitu juga
variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel lain tersebut harus
dijelaskan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis maka
dibangunlah kerangka konseptual sebagai berikut :
H2
H1
Gambar 2.1 Ker angka Konseptual
Kebijakan Struktur Modal (X2)
CSR Disclosure (X1)
[image:41.596.117.554.428.632.2]Dari kerangka konseptual diatas menjelaskan hubungan bahwa
CSR mempengaruhi nilai perusahaan. Sementara peranan kebijakan
stuktur modal dalam penelitian ini adalah sebagai variabel pemoderasi
Menurut Erlina (2007:34) variabel moderating adalah variabel yang
mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel
independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi
karena terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya.Dengan kata lain, kebijakan struktur modal diharapkan
mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2011:41), “Hipotesis adalah proporsi yang
merumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, yang menyatakan
hubungan yang diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis
pada peneliatian ini adalah:
H1 : CSR berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.
H2: Kebijakan Struktur Modal mampu memoderasi hubungan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode
asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini akan di uji coba
hubungan rasio nilai perusahaan sebagai variable dependen dan corporate social
responsibility sebagai variable independen, sedangkan struktur modal sebagai
variable yang memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian ini dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian Kuncoro (2003 : 103). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di BEI sejak
tahun 2008-2010.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian sampel. Karena populasi yang
diteliti banyak, Sehingga hanya sebagian populasi dijadikan sebagai sampel
amatan. Sebagaimana pendapat Erlina (2010:75) apabila tidak memungkinkan
untuk melakukan penelitian sensus, maka penelitian dapat dilakukan dengan
menggunakan sebahagian dari elemen populasi (mengambil sampel) sebagai
objek penelitian. Penelitian yang menggunakan sampel akan menghemat biaya,
Tabel 3.1 Daftar Sampel
3.3 J enis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan Sugiyono
(2004 : 13). Sifat data adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang
merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data
yang diteliti adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang
telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang
terdaftar di BEI 2008 sampai 2010 melalui situs resmi milik BEI. No Kode
Nama P erusahaan Sampel
1 ADHI PT Adhi Karya Tbk Sampel 1
2 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk Sampel 2
3 BKSL PT Sentul City Tbk Sampel 3
4 DILD PT Intiland Development Tbk Sampel 4 5 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Development Sampel 5 6 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama tbk Sampel 6 7 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk Sampel 7 8 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Sampel 8
9 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk Sampel 9
10 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk Sampel 10
11 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk Sampel 11
12 RODA PT Royal Oak Development Tbk Sampel 12 13 SCBD PT Danayasa Arthatama Tbk Sampel 13
14 SIIP PT Suryainti Permata Tbk Sampel 14
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data
yang dilakukan dengan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yaitu
diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui internet dan dari
Indonesian Capital Market Directory.
3.5 Defenisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Menurut Jogiyanto (2004 :62), “Defenisi operasional adalah bagian dari riset
yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan
[image:45.596.135.500.470.683.2]didalam riset”.
Tabel 3.2
Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Var iabel Defenisi Pengukur an
Oper asional
Skala
CSR (X1) Pengungkapan kegiatan CSR yang dilakukan
perusahaan
Item yang diungkapkan
Total item CSR
Rasio
DER (X2) Perbandingan
antara seluruh utang dengan ekuitas
Total hutang
Ekuitas
Rasio
Nilai Perusahaan (Y)
Perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham
Harga saham
Nilai buku saham
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah
analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Peneliti
menggunakan program SPSS versi 17 for windows dalam menganalisis data.
3.6.1 Pengujian asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat agar persamaan
yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diterima secara ekonometrik. Uji
asumsi klasik ini dilakukan melalui uji normalitas data, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitasi.
a.Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam
bentuk distribusi normal atau tidak. Apabila data normal maka
digunakan uji parametik agar data normal. Model regresi yang baik
adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Menurut Ghozali (2005 : 110). “cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, ada dua cara, yaitu
analisis grafik dan analisis statistik . Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan
grafik dengan melihat histogram dan residualnya”. Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik yang dapt digunakan kolmogorov-Smirnov(K-S) Ghozali
Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai
signifikansi atau profitabilitas > 0,05 maka residual memiliki
distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau profitabilitas <
0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal. Jika data
tidak normal, ada beberapa cara mengubah modal regresi
menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172) yaitu :
a).Melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10
b).Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih
besar dari µ + 2σ,
c).Winzorising, yaitu mengubah nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
b.Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan unutk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada
korelasi antara varibel independen. Ada tidaknnya multikolinearitas
dapat dideteksi dengan melihat tolerance dan varience inflation
factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel
independen-independen. Nilai VIF > 10 atau nilai tolerance <
0,10 maka terjadi multikolinieritas, sedangkan apabila nilai VIF
< 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi
multikolineritas. Multikolineritas diindikasikan oleh adanya
independen.
c.Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dan residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual suatu
pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik ada
tidaknya pola tertentu pada scatterplot dengan dasar analisis :
1)Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka mengidentifikasikan terjadi heteroskedastisitas.
2)Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas
ataudibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas atau terjadihomoskedastisitas.
d.Uji autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95),”uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi muncul karena observasi
yang beurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan
bagaimana pengaruh sub variabel dari variabel independen pertama dan
variabel independen kedua terhadap varibel dependen. Pengujian
hipotesis ini diawali dengan penetapan hipotesis nol (Ho) yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dan variabel depanden, sedangkan hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua
variabel .
Menentukan hubungan yang berlaku antara informasi rasio
profitabilitas terhadap Coporate Social Responsibility pada perusahaan
properti yang terdaftar di BEI menggunakan analisis statistik yaitu :
a. Uji T (uji secara parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing
variabel independen mempengaruhi variabel dependen
menggunakan t-test. Uji parsial untuk menguji setiap variabel bebas
(X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat
atau (Y). Untuk pengujiannya adalah :
Ho : bi = 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Ho : bi≠ 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
derajatkebebasan (df) >20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung
untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila t hitung > t tabel, maka Ho
ditolak.
b. Uji F ( uji secara simultan)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel independen
bentuk pengujiannya adalah:
Ho : b1= b2 = 0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan
dividen secara simultan tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ha : b1≠ b2≠0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati f hitung pada
nilai signifikansi atau (alpha) 5%. Apabila f hitung > dari f tabel
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan setelah dilakukan pemilihan sampel maka diperoleh 15
perusahaan.Berikut tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di
[image:51.596.109.534.373.692.2]Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Properti yang Terdaftardi BEI tahun 2008-2010 (Populasi dan Sampel )
No Kode
Kriteria
Nama P erusahaan 1 2 3 Sampel
1 ADHI PT . Adhi Karya Tbk √ √ √ Sampel 1
2 BKDP PT . Bukit Darmo Property Tbk √ √ √ Sampel 2
3 BKSL PT . Sentul City Tbk √ √ √ Sampel 3
Periode penelitian dimulai dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010 pada
perusahaan propertiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Populasi secara keseluruhan
berjumlah 35 perusahaan dan hanya 15 populasi dijadikan sebagai sampel amatan penelitian,
dikarenakan tidak semua perusahaan mengungkapkan secara rinci sehingga menyulitkan
[image:52.595.71.486.280.576.2]dalam pengukurannya. Berikut item-item pengungkapan CSR.
Tabel 4.2
Item Pengungkapan CSR PengungkapanTemaMasyarakat
No Itempengungkapantanggung jawabsosial
01 Dukungan padakegiatansosial budaya(pameran,pagelaranseni,dsb)
02 Dukungan padakegiatanolahraga(termasuk sponsorship)
03 Dukungan padadunia anak (pendidikan)
04 Partisipasi pada kegiatansekitar kantor atau pabrik(perayaaanHari besar)
05 Dukungan keLembagakerohanian(DewanMasjid,Bazis,dsb)
06 Dukungan kelembagapendidikan (termasuk beasiswa,
kesempatanmagangdankesempatan penelitian)
07 Dukungan kelembagasosial lainnya
08 Fasilitas sosial dan fasilitas umum
09 Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar(termasukpemberian fasilitas danmotivasi oleh perusahaanuntuk berwirausaha bagi masyarakat sekitarindustri)
Pengungkapan Tema Konsumen
No Itempengungkapantanggung jawabsosial
01 Mutu, kualitas produk
02 Penghargaankualitas (termasuk sertifikasi kualitas, sertifikasi
halal , penghargaan , dsb)
03 Costumer Satisfaction (upaya– upayauntuk meningkatkan
04 Masalah komputer(MKT )2000 / Y2K
05 Iklanyangterlalu mengekploitasi konsumen
06 Spesifikasi produk, umurproduk, aspek masaberlaku dsb
Pengungkapan Tenaga Kerja
No Itempengungkapantanggung jawabsosial
01 Jumlah tenagakerja
02 Keselamatankerja( kebijakan danfasilitas keselamatan kerja)
03 Kesehatan(termasukfasilitas dokterdan poliklinik perusahaan )
04 Koperasi karyawan
05 Gaji / upah
06 Tunjangan dan kesejahteraan lain (termasuk UMR, bantuan masa
krisis untuk keluargakaryawan, asuransi dan fasilitas transportasi)
07 Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruantinggi )
08 Kesetaraangenderdalamkesempatan kerja dankarir
09 Fasilitas peribadatan( termasukfasilitas peribadatan dan
peringatan hari besaragama)
10 Cuti karyawan (termasukcutiyangdiperlukan oleh pekerjawanita)
11 Pensiun (termasuk pembentukan atau pemilihanyayasan danapensiun )
12 KesepakatanKerjaBersama( KKB) danSerikatPekerja
13 Turnoverpekerja(termasuk pengurangan kerjadan rekrutmen)
[image:53.595.72.488.107.565.2]Sumber: Muslim Utomo, 2000
Tabel 4.3
Data Variabel Penelitian Tahun 2008, 2009 dan 2010
NO Emiten 2008 2009 2010
CSR DER PBV CSR DER PBV CSR DER PBV
1 ADHI 0.21 7.75 1.02 0.29 6.69 1.01 0.29 4.71 1.90
3 BKSL 0.18 0.16 0.69 0.21 0.22 0.41 0.25 0.16 0.69
4 DILD 0.21 0.86 1.10 0.18 0.83 1.72 0.29 0.27 1.23
5 GMTD 0.14 2.09 0.16 0.21 1.92 0.14 0.25 1.80 0.13
6 JKON 0.25 1.35 4.04 0.29 1.30 3.23 0.21 1.35 4.04
7 KARK 0.11 0.46 0.24 0.14 0.96 0.42 0.21 0.22 0.42
8 KIJA 0.29 0.86 0.43 0.29 0.99 1.02 0.29 1.00 0.99
9 LCGP 0.07 0.14 0.44 0.11 0.15 0.44 0.14 0.01 0.44
10 LPCK 0.18 1.96 0.30 0.21 2.11 0.31 0.29 0.01 0.31
11 LPKR 0.11 1.54 3.08 0.11 1.40 1.81 0.11 0.44 1.81
12 RODA 0.18 0.20 0.54 0.21 0.01 0.55 0.14 0.01 0.52
13 SCBD 0.18 1.88 1.63 0.21 0.96 1. 35 0.18 0.58 1.02
14 SIIP 0.11 1.27 1.09 0.11 0.96 0.51 0.11 1.05 0.45
15 SMRA 0.11 1. 31 0.68 0.21 1.59 2.25 0.21 1.86 3.50 Sumber Diolah Peneliti (2014)
4.2 StatistikDeskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum,
[image:54.595.71.482.621.748.2]serta standar deviasi dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
CSR 45 .22 .07 .29 .1891 .06515 .004
DER 45 7.74 .01 7.75 1.2536 1.56548 2.451
PBV 45 3.91 .13 4.04 1.1433 1.02909 1.059
Valid N
(listwise)
45
Tabel 4.4di atas menunjukkan bahwa variabel PBV, DER, dan PBV
Minimumnol.Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
1.Variabel CSR memiliki nilai minimum 0.07 dan nilai maksimum 0.29 dengan nilai
rata-rata sebesar 0.1891dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.
2.Variabel DER memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 7.75 dengan nilai
rata-rata sebesar1.256 dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.
3.Variabel PBV memiliki nilai minimum 0,13 dan nilai maksimum 4,04 dengan nilai
rata-rata sebesar 1,1433 dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
statistik.Menurut Ghozali(2006:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
1. Berdistribusi normal.
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak
memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
3. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling
berkorelasi.
4. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan
kepengamatan lain adalah konstan atau sama.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians pengganggu atau residual
berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam model
regresi.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov(K-S),dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima,
[image:56.595.112.425.366.572.2]sedangkan jika nilai signifikansil ebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.
Tabel4.5 HasilUjiNormalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.00777574
Most Extreme Differences Absolute .212
Positive .212
Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z 1.422
Asymp. Sig. (2-tailed) .035
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber:DiolahPeneliti(2014)
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini
terdistribusi tidak normal,dimana variabel dalam penelitian CSR, DER, dan PBV
memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 (5%) yakni sebesar 0.035 sehingga
perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas.Beberapa cara
untuk mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172) terdapat
tiga cara untuk menormalkan distribusi data,yaitu:
1. Melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10.
2. Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih besar dari µ + 2σ.
3. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
Setelah melihat Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa perhitungan
kolmogorov-simirnov menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Untuk itu, peneliti
melakukan transformasi data kemodel logaritma, hal ini dikarenakan histogramnya
menunjukkan moderate positive skewness sehingga transformasi yang harus dilakukan
menggunakan logaritma.Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.
[image:57.595.128.436.433.633.2] [image:57.595.129.435.434.633.2]Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .84700594
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .044
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .479
Asymp. Sig. (2-tailed) .976
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.Untuk lebih jelasnya
[image:58.595.149.442.217.446.2]berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yangt erdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber:Diolah Peneliti(2014)
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik
histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng
(skewness) kiri maupun menceng kanan atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot
Gambar 4.2 GrafikNormal Plot
Sumber : DiolahPeneliti(2014)
Pada grafik normal
plotter lihat titik-titik
menyebar di sekitar garis
diagonal serta
penyebarannya agak
mendekati dengan garis
diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data
dalam model regresi
terdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2006:91) menyatakan“uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)”.Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang
memiliki kemiripan atau hubungan dengan variabel independen lain dalam model
regresi.Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varianc
eInflation Factor(VIF), apabila nilai VIF>10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila
VIF<10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Model