SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
OLEH
ERNITA SARTIKA PARDEDE 130522075
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN PROFITABILITAS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN TAHUN 2011-2013
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keberhasilan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dalam memiliki nilai perusahaan yang positif pada tahun 2011-2013 yang mana kondisi ini mampu memberikan sinyal baik bagi pemegang saham dan menandakan kinerja perusahaan yang terus meningkat menjadi lebih baik dalam pencapaian tujuan perusahaan secara optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan profitabiltas terhadap nilai perusahaan secara simultan dan parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 yang berjumlah 18 perusahaan. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sa mpling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda, yang diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis menggunakan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) kebijakan investasi dan Return On Equity secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan Return On Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
THE EFFECT ANALYSIS OF FINANCING DECISIONS, DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS AND PROFITABILITY TO FIRM
VALUE PERIOD 2011-2013
This resea rch is ba sed on manufa cturing companies sector consumption goods industry whose ha ve positive firm va lue a t a period time of 2011 to 2013 which is this condition give positive signa l to stockholders a nd indica te companies’ performance increased more better to get optimum goa l. Based on this problem ba ckground, this resea rch a ims to exa mine the effect of fina ncing decisions, dividend policy, investment decisions and profita bility to firm va lue a ccording to simulta neously and pa rtia lly.
The popula tion in resea rch is the ma nufa cturing compa nies sector consumption goods industry which list in Indonesia Stock Excha nge, a t a period time of 2011 to 2013 a mounting 18 compa nies. Sa mple is ta ken by using purposive sa mpling method. The type of da ta used is seconda ry da ta . Technique test is by using multiple linea r regression a na lysis, preceded by a test consist of the a ssumption of cla ssica l test for norma lita s test, multicollinea rity test, a utocorela tion test a nd heteroskeda stisita s test. Hypothesis is tested by using F test, t test a nd determina nt coefficients test.
The result shows tha t: (1) pa rtia lly fina ncing decisions a nd dividend policy a ffect positive but ha ve not significa nt va lue on firm va lue, (2) partia lly investment decisions a nd Return On Equity a ffect positive a nd significa nt va lue on firm va lue, (3) simulta neously fina ncing decisions, dividend policy, investment decisions a nd return on equity a ffect significa nt to firm va lue.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan atas segala berkat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta, orang
tua penulis (E. Pardede dan L.N.Silitonga) dan kakak serta abang (Erdina, Edward
dan Eselon) yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi melalui doa
dan kasih sayang tulus yang diberikan selama ini.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, arahan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.,Ak.,CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
Drs.Hotmal Jafar,MM.,Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Firman Syarif ,M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia
Ismail,MM.,Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah banyak memberikan masukan dan koreksi selama menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca Pembanding
6. Sahabat-sahabat yang sudah banyak memberikan arahan, motivasi dan doa
kepada penulis Lopiani, Cenji, Gelora, Tresia, Kristian, Cinbon dan
teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu.
Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis menerima kritik dan saran
membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Medan, Juni 2015
Penulis,
Ernita Sartika Pardede
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 9
2.1.1 Nilai Perusahaan ... 9
2.1.2 Pecking Order Theory ... 12
2.1.3 Signalling Theory... 13
2.1.4 Keputusan Pendanaan ... 14
2.1.5 Kebijakan Dividen ... 16
2.1.6 Keputusan Investasi ... 21
2.1.7 Profitabilitas ... 23
2.2 Review Penelitian Terdahulu... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 32
2.4 Perumusan Hipotesis ... 33
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Batasan Operasional ... 36
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 37
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.5.1 Populasi ... 40
3.5.2 Sampel ... 40
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 43
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 43
3.8 Teknik Analisis Data... 43
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 43
3.8.2 Model Analisis Data ... 44
3.9.1 Uji Normalitas ... 45
3.9.2 Uji Multikolinearitas ... 47
3.9.3 Uji Autokorelasi ... 48
3.9.4 Uji Heteroskedasitas ... 49
3.10 Pengujian Hipotesis ... 50
3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 51
3.10.2 Uji Statistik t (Uji Parsial) ... 52
3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 54
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 56
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 56
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 59
4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 60
4.2.2.4 Uji Heteroskedatisitas ... 61
4.1.3 Analisis Linear Berganda ... 63
4.1.4 Uji Hipotesis ... 65
4.1.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji- F)... 65
4.1.4.2 Uji Signifikasi Parsial (t-test) ... 67
4.214.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 68
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73
5.2 Saran... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
1.1 Rata-rata nilai PBV Periode 2011-2013 ... 5
2.1 Review Penelitian Terdahulu... 26
3.1 Defenisi Operasional Variabel... 39
3.2 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi ... 41
4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 54
4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 59
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60
4.4 Hasil Uji Runs Test ... 61
4.5 Hasil Uji Glejser ... 63
4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 64
4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 66
4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 67
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 33
4.1 Grafik Histogram... 57
4.2 Grafik P- Plot ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
1 Perhitungan Rasio Variabel Dependen dan Independen 2 Data SPSS 20
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN PROFITABILITAS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN TAHUN 2011-2013
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan keberhasilan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dalam memiliki nilai perusahaan yang positif pada tahun 2011-2013 yang mana kondisi ini mampu memberikan sinyal baik bagi pemegang saham dan menandakan kinerja perusahaan yang terus meningkat menjadi lebih baik dalam pencapaian tujuan perusahaan secara optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan profitabiltas terhadap nilai perusahaan secara simultan dan parsial.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 yang berjumlah 18 perusahaan. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan purposive sa mpling method. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda, yang diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis menggunakan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) kebijakan investasi dan Return On Equity secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan Return On Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
THE EFFECT ANALYSIS OF FINANCING DECISIONS, DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS AND PROFITABILITY TO FIRM
VALUE PERIOD 2011-2013
This resea rch is ba sed on manufa cturing companies sector consumption goods industry whose ha ve positive firm va lue a t a period time of 2011 to 2013 which is this condition give positive signa l to stockholders a nd indica te companies’ performance increased more better to get optimum goa l. Based on this problem ba ckground, this resea rch a ims to exa mine the effect of fina ncing decisions, dividend policy, investment decisions and profita bility to firm va lue a ccording to simulta neously and pa rtia lly.
The popula tion in resea rch is the ma nufa cturing compa nies sector consumption goods industry which list in Indonesia Stock Excha nge, a t a period time of 2011 to 2013 a mounting 18 compa nies. Sa mple is ta ken by using purposive sa mpling method. The type of da ta used is seconda ry da ta . Technique test is by using multiple linea r regression a na lysis, preceded by a test consist of the a ssumption of cla ssica l test for norma lita s test, multicollinea rity test, a utocorela tion test a nd heteroskeda stisita s test. Hypothesis is tested by using F test, t test a nd determina nt coefficients test.
The result shows tha t: (1) pa rtia lly fina ncing decisions a nd dividend policy a ffect positive but ha ve not significa nt va lue on firm va lue, (2) partia lly investment decisions a nd Return On Equity a ffect positive a nd significa nt va lue on firm va lue, (3) simulta neously fina ncing decisions, dividend policy, investment decisions a nd return on equity a ffect significa nt to firm va lue.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri manufaktur khususnya sektor industri barang konsumsi
merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini didukung oleh data dari www.neraca.co.id
yang menyatakan sektor barang konsumsi pada tahun 2013 masih mencatatkan
pertumbuhan yang positif, bahkan dengan kenaikan di atas 20% di tengah
melemahnya beberapa sektor industri dalam negeri. Walaupun demikian, melihat
banyaknya perusahaan industri dalam negeri serta kondisi perekonomian saat ini,
telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin
meningkatkan kinerjanya agar tujuannya dapat tercapai.
Suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan
tersebut antara lain mendapat keuntungan yang maksimal, memakmurkan pemilik
perusahaan dan mengoptimalkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari nilai
sahamnya. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai
perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan
makmur jika kekayaannya meningkat. Fama & French (1998) menyatakan bahwa
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar
saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi
oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan
sinyal positif tentang profitabilitas perusahaan pada masa yang akan datang,
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi
menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon
positif keadaan tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan
Soebintoro, 2007).
Nilai perusahaan dapat dilihat dari price to book value (PBV) yang
merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar
saham. Berdasarkan perbandingan tersebut, harga saham perusahaan dapat
diketahui berada di atas atau di bawah nilai bukunya. PBV yang tinggi akan
membuat investor percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal ini juga yang
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi
mengindikasikan kemamkmuran pemegang saham. Peneliti memfokuskan hanya
pada keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi dan
profitabilitas untuk mengetahui tingginya nilai perusahaan dalam memakmurkan
pemegang saham.
Keputusan pendanaan memiliki peran strategis bagi kesejahteraan pemilik
dan kelangsungan hidup perusahaan. Sejumlah teori telah muncul untuk
tersebut menyatakan bahwa perusahaan dalam menetapkan struktur pendanaan
tergantung pada perimbangan antara beban dan manfaat, keseimbangan informasi
dan insentif pengendalian perusahaan. Menurut konsep cost of capital, perusahaan
harus mengusahakan agar dapat mencapai keputusan pendanaan yang optimal,
yakni keputusan pendanaan yang meminimumkan biaya penggunaan modal rata
-rata dimana besarnya average cost of capital tergantung pada proporsi
masing-masing sumber dana tersebut. Van Horn menyatakan kalau ingin meningkatkan
harga per saham, maka terlebih dahulu harus mengusahakan biaya modal
perusahaan menjadi seminimum mungkin untuk meningkatkan kemakmuran para
pemegang saham perusahaan. Penelitian empiris mengenai pengaruh keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan masih belum adanya konsistensi hasil
penelitian seperti yang dilakukan Hasnawati (2005), Naiborhu (2014)
menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan memiliki pengaruh signifikan dan
positif terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian lain seperti Anugrah (2014)
menyimpulkan bahwa keputusan pendanaan tidak signifikan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang penting dan harus
dipertimbangkan matang oleh manajemen perusahaan, karena kebijakan
dividenakan melibatkan kepentingan saham dengan dividennya dan kepentingan
perusahaan dengan laba ditahannya. Pada hakikatnya kebijakan dividenakan
menentukan berapa banyak laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen dan berapa banyak laba yang akan ditahan untuk
terhadap nilai perusahaan masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti
kembali karena belum adanya konsistensi hasil penelitian. Menurut Modigliani &
Miller (1963) dan Naiborhu (2014) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak
relevan memengaruhi nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian
Sujokodan Soebintoro (2007) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan dan positif kebijakan pembayaran dividen terhadap nilai perusahaan
disebabkan adanya mekanisme yang dapat mengkomunikasikan informasi
manajemen mengenai kinerja perusahaan saat ini dan masa yang akan datang.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Tujuan keputusan investasi
adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu.
Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan
akan mampu menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran
pemegang saham. Naiborhu (2014) mendapat hasil penelitian bahwa keputusan
investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Sedangkan Wahyudi
dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan diartikan bahwa adanya sejumlah investasi yang akan mendapat
surplus jika perusahaan mampu membuat keputusan investasi yang tepat. Surplus
yang diperoleh akan memberikan kontribusi terhadap cash inflow, kemudian
diakumulasikan pada peningkatan profit perusahaan. Sebaliknya jika keputusan
memiliki defisit atas sejumlah investasi yang dilakukan sehingga akan
mengurangi ekuitas dan pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas
yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan
bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan
operasinya.Weston dan Copeland (1992), mendefenisikan profitabilitas sejauh
mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan akan memengaruhi kebijakan para investor atas
investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan
dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas
usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para
investor menarik dananya. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu
berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat
profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan akan lebih
terjamin.
Tabel 1.1 berikut ini merupakan perhitungan rata-rata nilai perusahaan
yang dikonfirmasikan melalui Price To Book Value.
Tabel 1.1
Rata-rata nilai PBV Periode 2011-2013
No. Emiten Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-rata
1. AISA 0.79 1.55 1.85 1.40
2. DLTA 3.12 6.83 10.04 6.66
4. GGRM 4.86 4.07 2.85 3.93
5. HMSP 16.76 19.73 32.85 23.11
6. ICBP 2.83 3.79 4.62 3.75
7. INDF 1.28 1.50 1.50 1.43
8. KAEF 1.51 2.86 2.14 2.17
9. KLBF 5.30 7.30 7.40 6.67
10. MERK 6.01 8.17 8.61 7.60
11. MBLI 14.26 47.27 35.44 32.32
12. MYOR 4.51 5.00 6.35 5.29
13. ROTI 6.16 10.48 7.17 7.94
14. SKLT 0.79 0.96 0.90 0.88
15. TCID 1.52 2.02 2.02 1.85
16. TSPC 3.77 5.00 3.84 4.20
17. ULTJ 2.22 2.29 6.60 3.70
18. UNVR 38.97 40.09 36.00 38.35
Sumber : Indonesia Capital Market Directory (ICMD), IDX, data diolah 2015
Dari tabel 1.1 di atas nilai perusahaan yang dihitung dengan Price To Book
Va lue dari 2011 sampai dengan 2013 menunjukkan rata-rata nilai PBV dari tiap
perusahaan berbeda-beda. Diketahui 17 perusahaan menunjukkan bahwa nilai
perusahaan yang dikonfirmasikan melalui PBV bernilai positif karena PBV > 1.
Sedangkan 1 perusahaan lainnya menunjukkan bahwa nilai perusahaan bernilai
negatif karena PBV < 1. Banyaknya perusahaan yang memiliki nilai PBV yang
positif mampu menjadi sinyal yang baik bagi pasar, dimana menandakan kinerja
perusahaan yang terus meningkat menjadi lebih baik dan pencapaian tujuan
perusahaan semakin optimal.
Berdasarkan uraian keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan
investasi, profitabilitas dan nilai perusahaan, kajian beberapa penelitian terdahulu
yang menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing penelitian dan
fenomena gap yang terjadi maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen,
Keputusan Investasi dan Profitabilitas berpengaruh secara simultan maupun
secara parsial terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini maka
yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Profitabilitas
secara simultan dan secara parsial terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan
peneliti khususnya mengenai pengaruh keputusan pendanaan, kebijakan
dividen, keputusan investasi dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2. bagi calon investor, dengan adanya kajian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
3. bagi manajemen, penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi
terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan pengambilan keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan
investasi dan profitabilitas yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
4. bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori mengenai nilai perusahaan, keputusan pendanaan,
kebijakan dividen, keputusan investasi dan profitabilitas yang diterapkan pada
suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
5. bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
bahan wacana di bidang keuangan, khususnya yang ingin meneliti tentang nilai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan
tersebut didirikan sampai saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah
prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan
meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik perusahan juga
meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran
pemegang saham (Horn, 1998). Nilai perusahaan yang tinggi juga akan membuat
para pemegang saham percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan (Value of
Firm) berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham, maka nilai perusahaan akan maksimum.
Memaksimumkan nilai perusahaan ini digunakan sebagai pengukur keberhasilan
perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan atau
pemegang saham perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland (1992) nilai perusahaan dapat
investor terhadap emiten bersangkutan. Nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
perusahaan yang beredar (Keown, et al, 2004). Harga yang bersedia dibayar oleh
calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa
saham, harga pasar berarti harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap
lembar saham perusahaan.Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap perusahaan selalu dikaitkan dengan harga
saham.
Ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk nilai perusahaan,
diantaranya:
1. pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio
(PER).
2. pendekatan arus kas antara lain metode pertumbuhan deviden.
3. pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.
4. pendekatan harga saham.
5. pendekatanEconomic ValueAdded (EVA).
Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga
saham disebut dengan beberapa istilah, diantaranya:
1. Pr ice to Book Va lue (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan
nilai buku saham.
2. Ma rket to Book Ra tio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham
3. Ma rket to Book Assets Ra tio yaitu ekspektasi pasar tentang nilai dari peluang
investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar
aset dengan nilai buku aset.
4. Enterprice Va lue (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai
nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan
saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.
5. Pr ice Ea rning Ra tio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli
apabila perusahaan dijual. PER dapat dirumuskan sebagai price per share /
ea rnings per sha re.
6. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai
pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai
penggantian aset (asset replacement value) perusahaan.
7. Ma rket Va lue yaitu nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan nilai pasar atas
surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
Penelitian ini mengukur nilai perusahaan dengan menggunakan Pr ice to
Book Va lue(PBV) yaitu rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio PBV ini mengindikasikan tentang
pendapat investor terhadap prospek perusahaan di masa depan. PBV dapat
dihitung dengan menggunakan rumus (Wild, 2005:43):
2.1.2 Pecking Order Theory
Teori ini menunjukkan kecenderungan perusahaan memilih pembiayaan
berdasarkan hierarki sumber dana yang paling disukai. Hal ini dikarenakan adanya
informasi asimetrik yang menunjukkan bahwa manajemen mempunyai informasi
yang lebih banyak daripada pemodal karena merekalah yang mengambil
keputusan-keputusan keuangan dan menyusun berbagai rencana perusahaan.
Kondisi ini dapat dilihat dari reaksi harga saham pada waktu manajemen
mengumumkan peningkatan pembayaran dividen. Asimetrik informasi, biaya
transaksi dan biaya emisi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pendanaan sehingga cenderung mendorong perilaku pecking order theory
(Husnan, 2006). Para manajer akan menerbitkan sekuritas sesuai dengan urutan
risiko yang paling kecil sesuai pecking order theory, dengan maksud untuk
mengurangi berbagai biaya yang timbul dari pemilihan dana antara hutang atau
ekuitas. Sesuai dengan teori ini maka investasi yang akan dibiayai dengan dana
internal yaitu laba ditahan terlebih dulu, kemudian diikuti oleh penerbitan hutang
baru dan penerbitan ekuitas baru. Penggunaan dana internal tidak mengharuskan
perusahaan mengungkapkan informasi baru kepada pemodal sehingga dapat
menurunkan harga saham.
Secara ringkas pecking order theory tersebut menyatakan sebagai berikut
(Brealy dan Myers, dalam Hardiyanti , 2012):
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen
secara drastis.
3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk diubah, fluktuasi profitabilitas
dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana
hasil operasi terkadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi meskipun
dalam kesempatan lain munkin kurang.
4. Apabila external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu dimulai dengan menerbitkan
obligasi kemudian diikuti dengan sekuritas yang berkarakteristik opsi
(obligasi konversi) dan terakhir adalah penerbitan saham.
2.1.3 Signalling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu
tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori
ini mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan yang
memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah. Perusahaan
yang profitable memberikan signal tentang perusahaannya yang relatif tidak
mudah mengalami kebangrutan dan bentuk lain dari financial distress, disbanding
perusahaan yang kurang profitable. Optimisme perusahaan akan prospek yang
Hal ini dikarenakan adanya asymmetric information. Asymmetric
informa tion adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda
mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Kondisi ini dapat
dilihat dari reaksi harga saham ketika manajemen mengumumkan peningkatan
pembayaran dividen. Dengan demikian, pihak manajemen berpikir bahwa harga
saham saat ini sedang overvalue. Apabila hal tersebut yang dipikirkan terjadi,
maka manajemen tentu akan berpikir lebih baik menawarkan saham baru,
sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya. Di sisi
lain, apabila perusahaan menawarkan saham baru, pemodal akan menafsirkan
bahwa salah satu kemungkinannya adalah hatga saham saat ini sedang terlalu
mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para
pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih
rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.
2.1.4 Keputusan Pendanaan
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa
yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah. Hal tersebut akan
direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan
pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang
menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan
tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order
menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Masulis
(1980) melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan
pendanaan, menemukan bahwa
terdapat kenaikan abnormal returns sehari sebelum dan sesudah pengumuman peningkatan proporsi hutang, sebaliknya terdapat penurunan abnormal returns pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang. Harga saham perusahaan naik apabila diumumkan akan diterbitkan pinjaman yang digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan tersebut.
Mulyadi (2006) mengatakan bahwa jika menggunakan dana yang berasal
dari hutang, jelas dana itu mempunyai biaya, minimal sebesar tingkat bunga,
tetapi jika menggunakan modal sendiri (equity capital), maka masih harus
mempertimbangkan oppurtunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud.
Pengaturan antara perpaduan sumber modal mana yang akan diambil,
maka diperlukan suatu pertimbangan-pertimbangan tertentu dari perusahaan. Oleh
sebab itu, kebijakan pendanaan merupakan suatu kebijakan yang membahas
mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai suatu investasi
yang menyangkut kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber
dana. Mulyadi (2006) berpendapat bahwa
keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai sumber dana yang pada dasarnya akan dibagi menjadi dua, salah satunya adalah pendanaan eksternal yang akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini akan nampak pada Debt Equity Ratio (DER) perusahaan tersebut.
Dalam memilih sumber pendanaan, apakah bersumber dari dalam atau
dari luar perusahaan, Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan
2009). Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan
lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal. Penggunaan sumber dana
eksternal melalui hutang hanya akan digunakan jika kebutuhan investasi lebih
tinggi dari sumber dana internal.
Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu
dimulai dari penerbitan obligasi kemudian diikuti oleh sekuritas berkarakter opsi
(obligasi konversi), baru akhirnya penerbitan saham baru apabila masih belum
mencukupi.
Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
leverage memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa yang akan
datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.5 Kebijakan Deviden
Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham,
disamping capital gain. Nilai dan waktu pembayaran dividen ditentukan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan nilai yang dibagikan dapat berkisar
antara 0 hingga sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu.
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan
(Sartono, 2001). Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai (cash dividend),
aktiva yang lain (property dividend), surat hutang (notes dividend), ataupun saham
(stock dividend). Kebijakan dividen didasarkan pada pertimbangan kepentingan
pemegang saham dan juga kepentingan perusahaan.
Kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu:
1. pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham.
2. laba yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan
modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.
Kedua alasan tersebut membuat kebijakan dividen harus diputuskan secara
hati-hati dan teliti agar kedua alasan tersebut dapat terpenuhi secara
optimal. Keown et al. (2004) ada tiga pandangan teori yang biasa digunakan
sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen. Ketiga teori tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Dividend Irreleva nce Theor y
Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM).
Mereka berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung hanya
pada kemampuan perusahaan memperoleh laba dari aset perusahaan, bukan
pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba
ditahan.
2. A Bird In The Hand Theor y
Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat
bahwa pembagian dividen berpengaruh secara positif terhadap nilai
dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding capital
ga in di masa depan.
3. Tax Preference Theor y
Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya pembagian dividen merugikan
investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus dibayar ketika dividen
dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak perlu membayar
pajak sampai saham terjual. Sesuai dengan konsep time value of money
maka pembayaran pajak pada masa yang akan datang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan pembayaran pajak pada saat ini dengan jumlah yang
sama. Kebijakan dividen yang umum dilakukan oleh perusahaan salah satunya
adalah dividen tunai. Ada beberapa bentuk kebijakan pemberian dividen secara
tunai. Bentuk kebjakan pemberian dividen tersebut adalah:
1. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil
Kebijakan ini akan memberikan dividen secara tetap per lembarnya untuk
jangka waktu tertentu walaupun laba perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil
ini akan dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian bila laba yang
diperoleh meningkat secara mantap dan stabil maka dividen juga akan
ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan lagi selama beberapa tahun.
2. Kebijakan Dividen Yang Meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada
pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan
3. Kebijakan Dividen Dengan Rasio Yang Konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin
besar dividen yang dibayarkan, begitu juga sebaliknya. Dasar yang sering
digunakan sering disebut dengan dividend payout ratio.
4. Kebijakan Pemberian Dividen Regular Yang Rendah Dan Ekstra Dividen
Kebijakan ini menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang
dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila
keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
Kebijakan dividen yang dipilih oleh perusahaan sudah tentu harus
melewati pertimbangan yang matang agar tidak timbul masalah bagi perusahaan
dikemudian hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
akan dibayarkan antara lain:
1. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Apabila perusahaan dalam keadaan insolvensi atau solvabilitinya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini
disebabkan karena laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki posisi struktur modalnya.
2. Posisi Likuiditas Perusahaan
Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan. Oleh karena itu bila
perusahaan membayarkan dividen berarti harus menyediakan uang kas yang
cukup banyak dan hal ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang likuiditasnya lebih
baik.
3. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang
Semakin banyak hutang yang harus dibayar, maka semakin besar dana
yang harus disediakan. Disamping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti
dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang
tersebut bisa dengan cara mencari hutang baru ataupun dengan sumber
dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya
akan memperkecil Dividend Pa yout Ratio.
4. Rencana Perluasan
Semakin pesat perluasan yang dilakukan, maka semakin besar dana yang
dibutuhkan. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi baik dari hutang,
menambah modal sendiri, ataupun dari sumber dana internal dengan cara
memperbesar laba ditahan yang akhirnya akan memperkecil Dividend Pa yout
Ra tio.
5. Kesempatan Investasi
Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang
dibayarkan sebab dananya akan digunakan untuk memperoleh kesempatan
investasi tersebut.
6. Stabilitas Pendapatan
perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang
banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya
mengakibatkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil akan memperkecil
Dividend Pa yout Ra tio-nya.
7. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Terkadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan cenderung mencari sumber dana dari modal
sendiri. Kemungkinan akan masuk investor baru tentunya akan
mengurangi kendali pemilik lama atas perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang
risikonya cukup besar. Hal itulah yang menyebabkan perusahaan akan
cenderung tidak membagi dividen.
Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di
masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap nilai perusahaan.
Hasnawati (2005) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bahwa
kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.6 Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer
keuangan dalam allocation of fund atau pengalokasian dana ke dalam bentuk
investasi di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan
harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.
Perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan pilihan
diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal
hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan
bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor
karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai.
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi.
Myers (1977) memperkenalkan Investment Opportunity Set (IOS) pada studi
yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS
didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan
pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. IOS
memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung
pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang, sehingga prospek
perusahaan dapat ditaksir dari IOS.
Teori-teori yang melatarbelakangi keputusan investasi, antara lain:
1. Signalling Theor y
Teori tersebut menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal
positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan
Pawestri, 2006). Teori ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang
dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal, khususnya kepada investor
maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa
memperhitungkan return yang akan diterima dan hal tersebut sudah pasti akan
memilih pilihan yang paling menguntungkan perusahaan.
2. F isher ia n’s Theor y
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh penyandang nama teori tersebut yaitu
Irving Fisher, yang merupakan ekonom neoklasik berkebangsaan Amerika.
Teori tersebut menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi
antara investor dengan manajemen maka investor sebagai pihak luar tidak
dapat melihat perilaku manajemen dalam membuat keputusan investasi
sehingga akan melakukan investigasi perilaku manajer melalui sisi lain.
Hasnawati (2005) menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan
bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.1.7 Profitabilitas
Dewasa ini banyak pimpinan mendasarkan kinerja perusahaan yang
dipimpinnya pada financial performance. Paradigma yang dianut oleh banyak
perusahaan tersebut adalah profit oriented. Perusahaan yang dapat memperoleh
laba besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja financial yang
baik. Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil, maka dapat
dikatakan perusahaan kurang berhasil atau kinerja yang kurang baik, hal tersebut
dikarenakan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan manajemen perusahaan.
kebijakan dan keputusan. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada
periode akuntansi. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu
diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membayar dividennya, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih
baik.
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi perusahaan yang memperoleh laba yang
besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja yang baik, sebaliknya
kalau laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil atau menurun dari periode
sebelumnya, maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau memiliki
kinerja yang kurang baik. Laba yang menjadi kinerja perusahaan harus dievaluasi
dari satu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba actual dibandingkan
dengan laba yang direncanakan.
Apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan
penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi
periode sebelumnya, yang mengisyartkan keberhasilan. Profitabilitas yang tinggi
menunjukkan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon
positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.
Profitabilitas dapat diproksi melalui Return On Equity (ROE) sebagai
On Equity adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Maksud
dari defenisi ROE yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston ini adalah
bahwa rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi para
pemegang saham.Dari defenisi ROE tersebut dapat disimpulkan bahwa, tingkat
pengembalian modal atau ROE adalah rasio yang mengukur berapa besar
pengembalian yang diperoleh para pemegang saham atas modal yang
disetorkannya untuk perusahaan. Secara umum, semakin tinggi ROE, semakin
baik kedudukan para pemegang saham sehingga akan menyebabkan baiknya
penilaian investor terhadap perusahaan yang menyebabkan meningkatnya harga
saham dan nilai perusahaan.
Penelitian Susanti (2010) menyimpulkan bahwa faktor profitabilitas
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan, dalam
penelitiannya menunjukkan profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek
perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan
permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 berikut ini menyajikan review penelitian terdahulu mengenai kaitan
[image:39.595.113.517.196.750.2]antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Putri
(2014)
Variabel Independen: - Net Profit Ma rgin
Ea rning Per Sha re - Return On Assets - Return On Equity Variabel Dependen: - Nilai Perusahaan
Net Profit Ma rgin dan Return On Assets memiliki pengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
Earning Per Share dan Return On Equity tidak memiliki pengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Gayatri
(2014)
Variabel Independen: - Struktur Modal - Kebijakan Dividen - Keputusan Investasi Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Struktur Modal dan Keputusan Investasi secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan Dividen tidak
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
Hardiyanti (2012)
Variabel Independen: - Insider Ownership - Leverage
- Profitabilitas - Firm Size
- Dividend Payout Ratio Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Leverage, Profitabilitas dan
Dividend Payout Ratio berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Insider Ownership dan Firm Size berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan Insider Ownership, Levera ge, Profitabilitas, Firm Size dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan Naiborhu (2014)
Variabel Independen: - Keputusan Investasi - Keputusan Pendanaan - Kebijakan Dividen - Modal Intelektual
Variabel Dependen: - Nilai Perusahaan
Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
Secara parsial variabel Kebijakan Dividen tidak
Modal Intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Uniariny (2012)
Variabel Independen: - Struktur Modal - Modal Intelektual Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Struktur Modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Modal Intelektual berpengaruh negatif dan Signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Hasnawati (2005)
Variabel Independen: - Keputusan Investasi - Pendanaan
- Dividen
Variabel Dependen: - Nilai Perusahaan
Hasilnya menunjukan bahwa secara parsial keputusan investasi,
pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan Antwi, et al
(2012)
Variabel Independen: - Capital Structure Variabel Dependen:
- Firm Value
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa capital structure berpengaruh positif terhadap firm value
Ramlall (2009)
Variabel Independen: - Capital Structure Variabel Dependen:
- Firm Value
Likuiditas dan size berpengaruh negatif terhadap leverage, Tangibility of a ssets dan age of company berpengaruh positif terhadap leverage,
Profitability, nob-debt tax dan growth tidak berpengaruh terhadap levera ge,
Investment berkaitan positif dengan lea ses tetapi berkaitan negatif terhadap loans
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai
kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan telah banyak
dilakukan di Indonesia. Beberapa penelitian tersebut antara lain:
Gayatri (2014), meneliti pengaruh struktur modal, kebikajan dividen dan
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 9
perusahaan. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur
berdasarkan Price to Book Value sedangkan variabel independennya adalah
struktur modal yang diukur dari Debt Equity Ratio, kebijakan dividen diukur dari
Dividend Pa yout Ra tio dan keputusan investasi yang diukur dari Price Earning
ra tio. Dengan menggunakan program aplikasi SPSS dengan versi 15 for windows,
disimpulkan bahwa struktur modal dan keputusan investasi secara parsial
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan
kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Putri (2014), menelitin pengaruh rasio profitabilitas terhadap nilai
perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur sub-sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling berjumlah 16 perusahaan. Variabel
dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur berdasarkan Price to Book
Va lue sedangkan variabel independennya adalah profitabilitas yang diukur
berdasarkan Net Profit Margin, Earning Per Shar e, Return On Assets, Return On
Equity. Dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0, disimpulkan
bahwa NPM dan ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
sedangkan EPS dan ROE tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Hardiyanti (2012), meneliti analisis pengaruh insider ownership, leverage,
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2007-2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai tahun 2010.
Sampel dipilih dengan metode purposive sampling berjumlah 12 perusahaan.
Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur berdasarkan Price to
Book Va lue sedangkan variabel independennya terdiri dari insider ownership yang
diukur dari Insider Ownership, leverage yang diukur dari leverage, profitabilitas
yang diukur dari Return On Assets, firm size yang diukur dari log(total assets),
dan dividend payout ratio yang diukur dari Dividend Payout Ratio. Dengan
menggunakan program SPSS versi 16.0, disimpulkan bahwa leverage,
profitabilitas dan dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan sedangkan insider ownership dan firm size berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, insider ownership, leverage,
profitabilitas, firm size dan dividend payout ratio secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Naiborhu (2014), meneliti pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan dividen dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan.
Populasi dalam perusahaan ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Sampel
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 27
perusahaan. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur
berdasarkan Market to Book Ratio sedangkan variabel independennya terdiri dari
yang diukur dari Debt to Equity Ratio, kebijakan dividen yang diukur dari
Dividend Pa yout Ra tio dan model intelektual diukur dengan metode Value Added
Intelectua l Coefficient. Dari hasil penelitian ini disimpulkan keputusan investasi
dan keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan kebijakan dividen dan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Uniariny (2012) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal dan modal
intelektual terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada periode tahun 2006 sampai
dengam tahun 2010. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan nilai pasar
ekuitas dan nilai pasar hutang, sehingga didapatkan koefisien dari nilai
perusahaan dengan cara menjumlahkan kedua komponen tersebut, sedangkan
variabel independennya terdiri dari struktur modal yang diukur menggunakan
nilai buku ekuitas dan kewajiban jangka panjang, modal intelektual yang diukur
menggunakan metode Value Added Intelectual Coefficient (VAIC). Hasil dari
penelitian adalah struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan yang berarti struktur modal yang berupa total dari ekuitas dan
kewajiban jangka panjang pada perbankan di Indonesia telah berperan penting
dalam kontribusi peningkatan nilai perusahaan. Modal intelektual berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan karena aset financial berupa
dibandingkan dengan modal intelektualnya.
Hasnawati (2005), meneliti implikasi keputusan investasi, pendanaan dan
dividen terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk menguji
pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun
2001, dan diperoleh populasinya adalah 259 perusahaan di Jakarta Stock
Excha nge. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan Price to Book Value, sedangkan variabel independennya adalah
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi, pendanaan
dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, serta
kebijakan dividen secara langsung memengaruhi nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen dan keputusan pendanaan.
Antwi, et al (2012), meneliti capital structure terhadap nilai perusahaan.
Penelitian empiris ini mengambil bukti empirisnya yang berasal dari Ghana.
Penelitian ini diimplementasikan pada semua 34 perusahaan yang listing di Ghana
Stock Exchange (GSE) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010. Hasil
penelitian menunjukkan equity capital yang merupakan komponen dari capital
structure releva n terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga sangat
menyarankan agar perusahaan selalu membandingkan keuntungan dari
penggunaan long term debt terhadap biaya dari penggunaan long ter m debt
sebelum menentukan keputusan manajemen keuangan dalam operasinya. Hal ini
memiliki pengaruh positif pada nilai perusahaan seperti equity capital.
Ramlall (2009), meneliti eksplorasi capital structure pada perusahaan yang
tidak terdaftar di Mauritius. Penelitian ini mengarahkan terhadap
bermacam-macam pengukuran leverage, pengukuran liabilities terhadap leases, loans dan
debt. Hasil penelitian ini menunjukkan Likuiditas dan size berpengaruh negatif
terhadap leverage, Tangibility of assets dan age of company berpengaruh positif
terhadap leverage, Profitability, nob-debt tax dan growth tidak berpengaruh
terhadap leverage. Investment berkaitan positif dengan leases tetapi berkaitan
negatif terhadap loans.
2.3 Kerangka Konseptual
Nilai perusahaan dapat didefenisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang
menggambarkan persepsi investor terhadap emiten. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi juga akan membuat para pemegang saham percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Dalam
mewujudkan nilai perusahaan yang tinggi, manajemen perusahaan dituntut untuk
cakap dalam menentukan keputusan keuangan secara efektif dan efisien. Efektif
dalam keputusan investasi akan tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan
yang optimal. Efisien dalam keputusan pendanaan akan tercermin dalam
perolehan dana dengan biaya yang minimum. Kebijakan dividen yang optimal
Profitabilitas suatu perusahaan akan memengaruhi kebijakan para investor atas
investasi yang dilakukan. Bila profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka investor
akan tertarik untuk berinvestasi dalam perusahaan.
Berdasarkan landasan teori di atas, berikut disajikan kerangka pemikiran
[image:46.595.115.511.266.496.2]teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Perumusan Hipotesis
Keputusan pendanaan memiliki peran strategis bagi kesejahteraan pemilik
dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut konsep cost of capital, perusahaan
harus mengusahakan agar dapat mencapai keputusan pendanaan yang optimal,
yakni keputusan pendanaan yang meminimumkan biaya penggunaan modal
rata-rata dimana besarnya average cost of capital tergantung pada proporsi
masing-masing sumber dana tersebut. Konsep tersebut mendukung penelitian yang
dilakukan Ruan, et al (2011), yang menyatakan variabel keputusan pendanaan Nilai Perusahaan
(Y) Keputusan Pendanaan (X1)
Keputusan Investasi (X2)
Kebijakan Dividen (X3)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Mengacu pada
uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis pertama yaitu keputusan pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dividend Pa yout Ra tio yang semakin meningkat menunjukkan prospek
perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham
dan nilai perusahaan akan meningkat. Dengan demikian variabel kebijakan
dividen mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Investasi yang
dihasilkan dari kebijakan dividen memiliki informasi yang positif tentang
perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya akan berdampak positif
terhadap nilai perusahaan. Mengacu pada uraian tersebut, maka dirumuskan
hipotesis kedua yaitu kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang investasi dan pengeluaran discretionary di masa yang
akan datang. Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui
pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru,
penggantian mesin yang lebih efisien dan pengembangan research and
development.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Naiborhu
(2014), yang menyatakan keputusan investasi berpengaruh positif dan signufikan
terhadap nilai perusahaan.Mengacu pada uraian tersebut, maka dirumuskan
hipotesis ketiga yaitu keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
Untuk menghasilkan video, pertama dimulai dengan merekam, lalu setelah mengakhiri perekaman dengan mengklik stop, maka hasil rekaman video akan disimpan di directory file dan
Hal yang pertama kali dilakukan adalah tahap Analysis dengan mengumpulkan data yang bisa dijadikan input dalam pembuatan e-Learning , yaitu; Materi bahan
Kolaka Utara merupakan salah satu kota yang berpotensi untuk berkembangnya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan promosi dan perdagangan, ini dilihat dari
While he does not speak of a “standstill” of military reform in Indonesia (Sebastian & Iisgindarsah) or a “stalemate” (R € uland & Manea), he regards current
-Moving Dry Cupping Therapy Reduces Upper Shoulder and Neck Pain in Office Workers. The Effect of Traditional Wet Cupping on Shoulder Pain and Neck Pain: A
Dalam mendesain pakaian yang akan diluncurkan oleh Sandiwara Store, desain musik atau film yang akan diluncurkan oleh Sandiwara Store akan lebih mudah
The associated table 22 specifies that this property should be a link to the EO Products that were used in the generation of the ssp products.. Like the similar eop:linkedWith
Dari hasil yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja berada pada kategori baik.. Dari hasil