• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TvOne (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TvOne (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TvOne

(Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

AFID RIDHO NURVIANTONO NIM : 07220431

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’Alamin, Segala Puji syukur dan rahmat dari Allah SWT, dengan segenap rasa kebersyukuran akan ke-Esaan nya yang telah memberi rahmat dan anugerah yang sangat indah, akhirnya peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi yang berjudul Motif Mahasiswa Menonton Program Acara Radioroadshow Live in Universitas Muhammadiyah Malang di Tvone (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini didasari oleh fenomena dari berkembangnya beragam program musik pada setiap televisi nasional yang tidak hanya sebagai penyaji informasi, belakangan dunia pertelevisian nasional telah menjadi suatu ajang promosi bagi para musisi berbakat Indonesia. Dengan adanya persaingan program musik disetiap televisi nasional menunjukkan bahwa bangsa ini semakin berkembang ke arah yang positif. Diantaranya adalah Tvone yang telah menjadi salah satu perusahaan media massa elektronik yang terbesar di negeri ini dengan karakternya sebagai televisi penyampai berita paling update juga menghadirkan program musik seperti Radioshow. Salah episode yang paling ditunggu yaitu Radioroadshow ke kota-kota di Indonesia dengan menampilkan musisi ciri khas kota yang didatanginya juga menampilkan sisi informatif dan edukatif di setiap episodenya.

Audiens mempunyai kebutuhan dan keinginan dalam menggunakan dan memilih media seperti berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan media yang mempengaruhinya. Sebagai audiens yang aktif berhubungan dengan media tentunya audiens dapat mengetahui motif menonton terhadap program musik yang ada.

Selama proses pengerjaan skripsi ini, tak sedikit peneliti menerima masukan, bimbingan maupun arahan dari berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung ataupun tidak dalam proses pengerjaan skripsi ini dengan segala peneliti haturkan terima kasih, terkhusus kepada :

1. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

(7)

3. Nurudin, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Drs. Farid Rusman, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, arahan, koreksi, diskusi dan dukungan moril serta ilmu dan kesabaran sehingga skripsi ini selesai

5. Dr. Achmad Habib, MA selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, arahan, koreksi, diskusi dan dukungan moril serta ilmu dan kesabaran sehingga skripsi ini selesai

6. Abdullah Masmuh, Drs. M.Si selaku penguji I 7. Isnani Dzuhrina, S. Sos., MA selaku penguji II

8. Segenap dosen Ilmu Komunikasi dan pihak administrasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan serta kemudahan dan bantuannya

9. Bapak Arif Hidayatullah yang telah bersedia sharing dan membantuku dari kebuntuan dan keputus asaan

10.Ibu dan Ayah tercinta dengan kasih sayang dan iringan Do’a serta restunya yang tak pernah hentinya dihaturkan setiap saat.

11.Buat kekasih saya Mawit Novianty, terima kasih untuk setiap harinya. Support dan bimbingan sehingga saya bisa menyelesaikan proposal ini, semoga ini menjadi amal ibadah dan keberkahan untuk impian-impian kita selanjutnya dan seterusnya, Amien. 12.Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 atas bantuannya dalam mengisi kuisioner dan

memberikan data yang sebenar-benarnya.

13.Buat teman-teman kost Alcatraz 88b, terima kasih support dan pelajaran hidupnya, saya bangga menjadi bagian dari kehidupan kalian.

14.Buat teman kontrakan jalan Candi Borobudur, jalan Cengger Ayam, jalan Tapak Liman terima kasih atas doa dan supportnya.

15.Buat teman-teman Ilmu komunikasi angkatan 2007, dan teman-teman jurusan Audio Visual kesan yang indah melewati masa-masa kuliah bersama kalian. Terima kasih kenangannya, saya rindu membikin product Audio Visual bersama kalian.

16.Untuk semua ahli, pakar dan ilmuwan yang telah saya kutip pendapat ataupun ilmunya. Terimaksih atas ilmu dan pengetahuan yang telah kalian torehkan. Kalian adalah pahlawan bagi kaum akademis seperti kami.

(8)

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini adalah sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masa depan. Saran ataupun kritik yang membangun senantiasa diharapkan demi memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Malang, 08 Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

COVER...i

LEMBAR PERSETUJUAN .………...ii

LEMBAR PENGESAHAN ………...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ………...v

LEMBAR PERSEMBAHAN ……….vi

ABSTRAKSI...vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL ... xi

(10)

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ...4

Tinjauan Pustaka ...4

1. Komunikasi Massa ...4

2. Fungsi Komunikasi Massa ...6

3. Pengertian Media Komunikasi ...7

4. Macam-Macam Media Komunikasi ...7

5. Televisi ...8

6. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ...8

7. Fungsi Televisi ...9

8. Format Acara Televisi ...10

9. Definisi Variety Show ...11

10.Motif ...12

11.Audience Televisi ...14

12.Teori Uses and Gratification ...16

Definisi Konseptual dan Operasional ...22

Metode Penelitian ...24

1. Pendekatan dan Tipe Penelitian ...24

2. Tipe Penelitian ...24

3. Ruang Lingkup Penelitian ...25

4. Populasi ...25

Sampel ...26

Pengumpulan Data ...27

Teknik Pengukuran data...28

Uji Instrumen ...28

(11)

A. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi

Angkatan 2009 ... 31

B. Stasiun Televisi TVONE ...32

B.1 Sejarah dan Perkembangan ...32

B.2 Dewan Direksi TVONE ...33

B.3 Visi dan Misi ...34

B.4 Logo ...34

B.5 Profile TVONE ...35

C. Gambaran Acara Radio Show ...35

C.1 Makna Logo Radio Show ...36

BAB III. MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM ACARA RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TVONE (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2009) A. Usia dan Daerah Asal Responden ...40

A.1 Responden Berdasarkan Usia ...40

A.2 Responden Berdasarkan Daerah Asal ...41

B. Deskripsi Jawaban Responden ...42

B.1 Motif Kognitif ...42

B.2 Motif Diversi ...52

(12)

B. 4 Integrasi Sosial ...57

C. Uji Validitas dan Reliabilitas ...59

C.1 Uji Validitas ...59

C.2 Uji Reliabilitas ...61

BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan...63

B.Saran... ...66

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Dewan Direksi TvOne...33

Gambar 2 Logo TvOne... ....34

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tingkat Usia Responden ...41

Tabel 3.2 Daerah Asal Responden ...41

Tabel 3.3 Tanggapan Responden Mengenai Pernyataan Menonton acara Radioroadshow Tvone Live in UMM” untuk mengetahui sejarah musik kota Malang ...42

Tabel 3.4 Tanggapan Responden Mengenai Menonton program “Radioroadshow Tvone Live in UMM” untuk mengetahui jejak kreatif dari mahasiswa kota Malang ...43

Tabel 3.5 Tanggapan Responden Mengenai acara Radioroadshow diadakan disetiap kota dengan mengangkat kebudayaan kota tersebut ...45

Tabel 3.6 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow sebagai pedoman wawasan bermusik ...46

Tabel 3.7 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow untuk mengetahui musikalitas dari musisi secara langsung...47

(15)

Tabel 3.9 Tanggapan Responden Mengenai acara Radioroadshow untuk memacu ide kreatif anda sebagai mahasiswa Komunikasi konsentrasi Audiovisual ...49

Tabel 3.10 Tanggapan Responden menonton acara Radioroadshow karena mengidolai salah satu grup band yang tampil di acara Radioroadshow ...50

Tabel 3.11 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow sebagai bentuk perlawanan terhadap perkembangan musik diluar mainstream yang sesungguhnya layak diapresiasi musikalitasnya ...51

Tabel 3.12 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow sebagai hiburan yang menjadi tontonan kebiasaan di akhir pekan ...52 Tabel 3.13 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow sebagai

pengusir kejenuhan anda di akhir pekan ...54

Tabel 3.14 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara tsb untuk mengenang / bernostalgia dengan band atau lagu dulu ...55

Tabel 3.15 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow dikarenakan adanya syuting di lokasi kampus ...56

Tabel 3.16 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow memberikan wacana anda dalam membentuk grup band yang solid ...57

Tabel 3.17 Tanggapan Responden Mengenai menonton acara Radioroadshow untuk dijadikan bahan pembicaraan dalam sosial media ...58

(16)

Tabel 3.19 Uji Validitas Motif Diversi ...60

Tabel 3.20 Uji Validitas Motif Identitas Personal ...61

Tabel 3.21 Uji Validitas Motif Identitas Personal ...61

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Jawaban Responden 4. Hasil Uji Validitas

(18)

Daftar Pustaka

Ardiyanto, E & Erdinaya, Lukiati, K. (2004). Komunikasi Massa Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatema Media.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2006.

Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Sosial. Surabaya : Airlangga University Press. Efendy, Onong Uchana. (1993). Televisi siaran, Teori dan Praktek. Bandung : Mandar Maju. _____. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Hamidi, Prof., Dr., M.Si. 2010. Metode penelitian dan komunikasi. Malang:UMMpress Kuswandi, Wawan. (1996). Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta McQuail, Dennis. (1987). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga. McQuail, Dennis and Sven Windahl. 1993. Communication Models: For The Study of Mass

Communication. 2 nd Edition. New York: Longman Inc.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya ____ 1982. A Model for the study of Mass Media effects State University

____ 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Silalahi, Gabriel Amin. (2003). Metodologi Penelitian dan Studi Kasus. Sidoarjo Citra Media. Singarimbun, M,. dan Efendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Hamidi, Prof., Dr., M.Si. 2010. Metode penelitian dan komunikasi. Malang:UMMpress Dari Web :

http://musik.kapanlagi.com/berita/penuh-kejutan-hari-kedua-roadshow-radioshow-di-malang-340211.html

(19)

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2132965-pengertian-populasi/#ixzz2BtJ21DFy diakses tanggal 11/12/2012

http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/teknik-pengambilan-sampel-penelitian.html#ixzz2BtKr1dcN diakses tanggal 11/12/2012

http://www.scribd.com/doc/22186725/Observasi-Dan-Wawancara diakses tanggal 11/12/2012 http://hukum.uns.ac.id/downloadmateri.php?id=124 diakses tanggal 11/12/2012

http://rafsanjani-biografi.blogspot.com/2011/01/teknik-pengumpulan-data-sampling.html diakses tanggal 11/12/2012

http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/ diakses tanggal 11/12/2012

http://menatap-ilmu.blogspot.com/2011/07/pengertian-fungsi-macam-macam-motivasi.html diakses tanggal 20/12/2012

http://adiprakosa.blogspot.com/2007/11/uses-gratification.html diakses tanggal 20/12/2012 http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/macam-macam-motivasi/ diakses tanggal

20/12/2012

http://www.tvonenews.tv/pers Diakses tgl 14-03-2013

http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/55815-qradio-road-show-tvoneq-bakal-keliling-dari-kampus-ke-kampus.html

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Kemajuan teknologi dan komunikasi adalah salah satu faktor yang

menunjang usaha pembaharuan pendidikan. Pemerintah dan masyarakat telah

menyadari akan pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi komunikasi dalam

rangka memperluas dan meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

Televisi sebagai komponen komunikasi dalam proses pendidikan memiliki peran yang

sangat efektif bagi transformasi informasi. Kehadiran televisi sebagai media

elektronik yang bersifat audio visual ternyata memiliki daya tarik lebih besar

dibandingkan media lainnya seperti radio dan surat kabar, yang tampaknya

berimplikasi besar bagi kehidupan sosial.

Dalam kaitannya dengan siaran televisi swasta nasional Indonesia, harian

Suara Merdeka menuliskan bahwa televisi merupakan media yang paling strategis

untuk mempengaruhi perilaku anak, remaja dan generasi muda pada umumnya.

Kultur baru yang disajikan oleh televisi akan membentuk sikap, perilaku dan

kepribadian mereka. Generasi muda Indonesia saat ini adalah generasi yang

mempunyai karakter atau ciri khas tersendiri. Sebagian dari mereka adalah "Generasi

Televisi" generasi yang sikap, perilaku dan kepribadiannya banyak dibentuk oleh

media TV. (http://musik.kapanlagi.com)

Televisi atau sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang

sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele

(jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh.

Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai media massa yang

menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh. Tayangan televisi sudah

dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat (di Indonesia dan didunia). Karakteristik

yang dimilikinya membuat televisi menjadi sesuatu media yang mudah dinikmati oleh

semua kalangan. Sekalipun seseorang memiliki keterbatasan indera. Televisi dapat

dinikmati oleh orang yang buta huruf, tuna rungu (dengan hanya melihat gambar),

bahkan tuna netra sekalipun (hanya mendengar suaranya). Televisi saat ini sudah

bukan merupakan barang mewah dan bukan lagi sebuah kemajuan teknologi yang

(21)

Selain banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menonton tayangan televisi,

acara-acara atau program yang ditayangkan oleh televisi juga harus diperhatikan.

Adegan-adegan dalam film dan program berita kriminal di televisi banyak

menyajikan kekerasan, pelecehan seksual dan sebagainya. Tayangan seperti ini tidak

mendidik. Tayangan kekerasan akan berdampak pada perilaku agresif dan anak akan

menjadi kurang sensitive terhadap kekerasan. Anak-anak akan merasa bahwa

kekerasan bukanlah sesuatu yang jelek, kekerasan hanyalah suatu bagian normal dari

kehidupan. Ini memberi mereka ijin moral untuk terlibat pertengkaran dan

mengalahkan orang lain. Anak-anak yang dibesarkan seperti ini dapat dipengaruhi

oleh brutalitas di televisi untuk melakukan kejahatan yang kejam, termasuk

pembunuhan.

Dengan semakin berkembangnya program musik di televisi, menyebabkan

stasiun televisi lainnya mengikuti program tersebut dengan konsep dan bentuk

program yang tidak jauh berbeda. Program musik itu sendiri menjadi suatu wadah

bagi para musisi indonesia untuk menunjukkan hasil karyanya, bisa dalam bentuk live

performance maupun video clip yang menjadi salah satu media promosi bagi musisi

tersebut. Program musik ini menyajikan suatu konten musik yang menghibur

sekaligus mempunyai konsep yang berbeda dengan memasukan sisi edukatif yang

memberikan suatu workshop dalam bermusik, berbeda jenis alat maupun kemampuan

musik dalam setiap episode-nya. Sebuah episode mempunyai edisi tentang jamming

bareng dengan menampilkan live performance dari bintang tamu yang ditentukan

yaitu musisi yang sudah handal dibidangnya sehingga dapat menjadi suatu tayangan

edukasi sekaligus menghibur yang belum pernah ada di program musik televisi

lainnya. Dijelaskan dalam tayangan tersebut bagaimana ciri suatu band membuat atau

menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, kemudian ditambahkan dengan teknik

khusus tersendiri bagaimana cara memainkan alat musik tersebut yang belum tentu

bisa didapatkan di program musik lainnya. Pada segmen berikutnya juga ada sesi

tanya jawab untuk membahas masalah dalam bermusik khususnya sesuai dengan edisi

pada setiap episode-nya. Kemudian untuk pecinta musik lainnya bisa melihat secara

lebih detail bagaimana teknik-teknik bermusik dipraktekkan secara langsung yang

diadopsi dari teori yang tepat. Acara ini mempunyai suatu karakterisktik yang

terdapat nilai hiburan, edukatif, informatif dan sekaligus sebagai media promosi bagi

(22)

Gelaran roadshow program RADIOSHOW dari TV One yang terbukti

memberikan nafas baru di blantika musik Indonesia sampai di Malang. Faktanya,

Malang adalah kota pertama yang disambangi program RADIOSHOW dari TV One.

Kota Malang yang juga disebut sebagai kota Pendidikan sehingga memberikan

dukungan atau tolak ukur atas barometer musik Indonesia, mengingat dengan

beragamnya latar belakang budaya setiap mahasiswa. Beberapa keunggulan yang

dimiliki oleh acara RADIOSHOW dari TV One dibandingkan dengan acara musik

yang lain memberikan warna yang berbeda mengingat acara ini merupakan gabungan

dari beberapa acara yang dikemas dalam suatu acara musik (variety show).

Keunggulan tersebut juga menjadi motif bagi pemirsa televisi untuk selalu mengikuti

acara tersebut, motif tersebut merupakan suatu upaya pemirsa televisi untuk

mengikuti acara yang benar-benar memberikan kepuasan ketika menonton.

Selama 2 hari berturut-turut, Lapangan Helipad, Kampus Universitas

Muhammadiyah Malang dibanjiri penggemar musik di malam hari. Kalau di hari

pertama, Sabtu (17/6) ada Silvia Sartje, D Kill Band dan anak-anak punk Begundal

Lowokwaru, di hari kedua Minggu (18/6) band lawasElpamas dan Snickers and The

Chicken Fighters (SATCF) yang sedang booming akan memanaskan lapangan

helipad.

Dalam akun resmi @RadioShow_tvOne, mereka menyampaikan kekaguman

atas sambutan hangat para mahasiswa yang berada di Kota Malang. Sayang memang

hanya sedikit band-band lokal Malang yang bermain di acara yang memang terbatas

waktunya itu. Silvia Sartje, Elpamas, D Kill, Begundal Lowokwaru dan SATCF

hanyalah sebagian kecil dari begitu banyak potensi Malang. (Kapanlagi.com)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1.Motif apa saja yang muncul dalam menonton program Radiroadshow

Live in Universitas Muhammadiyah Malang dikalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009.

2.Seberapa kuat masing-masing jenis motif mendorong audiens untuk

menonton program Radiroadshow Live in Universitas Muhammadiyah

Malang dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas

(23)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas dan agar

penelitian ini menjadi lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuanya.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif

menonton acara program musik televisi Radiroadshow Tvone dikalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Akademis : Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi khasanah ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang komunikasi audio visual dan nantinya dapat

membantu penelitian-penelitian yang berhubungan dengan korelasi selanjutnya.

2. Praktis : Diharapkan dapat menjadi masukan dalam membuat program musik

yang sesuai dengan perkembangan musik secara kreatif dan jujur.

E. Tinjauan Pustaka

  1. Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli

komunikasi yang lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass

communication is the tehnologically and institutionally based production

and distribution of the most broadly shared continousflow of messages in

industrial societes”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta

paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indonesia (rakhmat, seperti

yang dikutip Komala, dalam Karnilah, dkk.1999). Dari definisi Gerbner

tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa

pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan

kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu

yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses

memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan

harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga

komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

Menurut Gamble mengemukakan bahwa sesuatu bisa didefinisikan

(24)

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan

modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat

kepada khalayak luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media

modern pula layaknya surat kabar, majalah, televisi, film atau

gabungan diantara media tersebut

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan

pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai atau mengetahui satu sama

lain.

3. Pesan adalah milik publik, artinya bahwa pesan ini didapatkan dan

diterima oleh banyak orang.

4. Sebagai sumber komunikasi biasanya organisasi formal seperti

jaringan, ikatan ataupun perkumpulan, dengan kata lain

komunikatornya tidak berasal dari seseorang tapi lembaga.

5. Komunikator diatur oleh gatekeeper (penapis informasi), artinya

pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah

individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media

massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda, kalau dalam

jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya,

komunikasi antar personal, dalam komunikasi ini umpan balik

langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat

kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed) (Nurudin,

2007:7).

Media massa selalu berhubungan dengan komunikasi massa

karena komunikasi massa menimbulkan bayangan mengenai televisi,

radio, gambar hidup, surat kabar, buku-buku komik dan sebagainya,

yang mana semua itu merupakan media massa.

Komunikasi massa mungkin bisa dikategorikan sebagai

komunikasi umum, cepat dan selintas. Komunikasi umum, bukannya

bersifat pribadi. Pesan-pesan bukan ditujukan kepada satu orang saja,

isinya pun terbuka bagi setiap orang. Pesan-pesan komunikasi massa

dikatakan cepat dalam arti bahwa pesan-pesan itu dimaksudkan untuk

(25)

bahkan dengan segera. Selintas berarti pesan yang dikomunikasikan

biasanya dibuat agar dikonsumsi dengan segera (Rakhmat, 1985: 5).

Menurut Joseph Klapper komunikasi massa menimbulkan

perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum

terjadi daripada perubahan seluruh sikap dari satu sisi masalah ke sisi

yang lain (Rakhmat Edisi Revisi, 2007: 232).

2.Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai kemampuan untuk memperluas

pandangan, pendengaran dalam jarak yang tidak terbatas, dan dapat melipat

gandakan suara dan kata-kata secara luas, sehingga komunikasi massa

memiliki beberapa fungsi. Fungsi komunikasi massa sama hal nya dengan

definisi komunikasi massa, yakni mempunyai latar belakang dan tujuan yang

berbeda satu sama lain menurut Black and Whitney dalam Nurudin,

(2007:64) adalah sebagai berikut :

a. To inform (menginformasikan)

b. To entertain (memberi hiburan)

c. To persuade (membujuk)

d. Transmission of the culture (transmisi budaya)

3. Pengertian Media Komunikasi

Media komunikasi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

komunikasi. Pengertian media komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai alat

bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Pengertian

media komunikasi ini menjadi alat bantu atau seperangkat sarana yang

digunakan untuk kelancaran proses komunikasi.

Pengertian media komunikasi bisa bermacam-macam bentuknya

tergantung dari bentuk komunikasi yang dilakukan. Ada beberapa bentuk

komunikasi yang memerlukan media komunikasi, tapi ada juga yang memang

tidak memerlukan media komunikasi seperti komunikasi yang bersifat

langsung atau tatap muka. Sehingga ada sebagian orang yang menggolongkan

paca indera juga merupakan media komunikasi

Bentuk komunikasi yang memerlukan media adalah komunikasi yang

tidak memungkinkan komunikan dan komunikator untuk dapat menjalankan

(26)

antara komunikator dengan komunikan yang pada akhirnya akan menentukan

komunikasi tersebut memerlukan media atau tidak.

4. Macam-macam Media Komunikasi

Dalam komunikasi massa sendiri, media komunikasi yang digunakan

adalah media komunikasi massa. Pengertian media komunikasi massa ini adalah

alat yang dapat menghubungkan antara sumber dengan penerima yang sifatnya

terbuka. Disini, setiap orang melihat, membaca, atau mendengarnya. Ada dua

jenis media komunikasi massa :

1. Media Cetak

Media yang mempergunakan unsur pencetakan untuk penyampaian

pesannya. Sehingga pesan dapat dilihat atau dibaca oleh massa. Contohnya: surat

kabar, buku, majalah, jurnal, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan

lain sebagainya.

Jenis media komunikasi ini pada awalnya sangat digemari oleh masyarakat karena

termasuk jenis komunikasi yang tergolong murah sehingga dapat dijangkau oleh

seluruh kalangan masyarakat.

2. Media Elektronik

Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian

pesan dari sumber kepada massa. Pesan dapat dilihat, didengar, atau dibaca oleh

khalayak karena bentuknya lebih kompleks dari sekedar media cetak. Apalagi

dengan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin cepat. Contohnya televisi,

radio, film, video recording, komputer, electronic board, audio casette, internet

dan sebagainya.

5. Televisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Televisi artinya adalah Sistem

penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui

angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi

(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas

cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.

Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan

peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan

mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya

(27)

suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan

sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film

atau pita video.

6. Televisi Sebagai Media Massa Elektronik

Televisi sebagai media massa, dan tumbuh dari teknologi yang ada

sebelumnya. Seperti, telegraf, fotocopy bergerak atau diam, dan rekaman suara.

Menurut wiliam (1975:25), tidak seperti semua bentuk teknologi komunikasi

sebelumnya, televisi adalah sistem yang dirancang bagi proses abstrak

penyebaran dan penerimaan dengan sedikit atau tanpa konten yang jelas. Televisi

mendapati dari media yang telah ada sebelumnya, dan bentuk mereka yang

populer datang dari film, musik, cerita, teater, berita dan olahraga

Saat ini, hampir seluruh masyarakat sudah memiliki televisi. Tidak dapat

dipungkiri pentingnya media elektronik tersebut bagi manusia. Televisi dapat

menyuguhkan berbagai macam acara yang menarik agar dapat dinikmati oleh

masyarakat.

7. Fungsi Televisi

Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada pokoknya

mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan

(Effendy, 1993: 24).

a. Fungsi Penerangan (the information function)

Televisi dianggap sebagai media yang menyiarkan informasi

yang menarik dan memuaskan. Karena disebabkan adanya factor

immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian langsung

dan dekat. Realism mengandung makna kenyataan. berarti bahwa

stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual

dengan perantaraan mikrofon dan kamera apa adanya sesuai

dengan kenyataan

b. Fungsi Pendidikan (the education function)

Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana

yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak.

Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan

pengetahuan dan penalaran masyarakat.

(28)

Fungsi hiburan sangat melekat pada televisi, karena sebagian

besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan.

Menurut Neil Postman bahwa esensi media televisi adalah hiburan

sehingga beliau memperolok masyarakat dengan sindiran

menghibur diri sampai mati. Oleh karenanya sebuah televisi selalu

mempertimbangkan aspek hiburan.

8. Format Acara Televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar suatu konsep

acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi

yang akan terbagi dalam berbagai critera utama yang disesuaikan dengan

tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Ada tiga bagian dari format acara

televisi yaitu drama (fiksi), non-drama (nonfiksi), dan berita olahraga

(Naratama, 2004: 65).

a. Drama (Fiksi)

Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi

yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan

merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam

suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan

tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup

dengan fiksi atau imajinasi khayalan para creator.

b. Non-Drama (Nonfiksi)

Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta

melalui pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan

sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi

dunia khayalan. Non drama bukanlah suatu runtutan cerita fiksi

dari setiap pelakunya. Untuk itu, format program acara non drama

merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang

mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya,

dan music. Contoh: Talk Show, Konser Musik, Variety Show,

Realiti Show.

c. Berita dan Olahraga

Sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan

(29)

pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan

nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan

kecepatan waktu di mana dibutuhkan sifat liputan yang

independen. Contoh: Berita Ekonomi, Liputan Siang dan Laporan

Olahraga.

9. Definisi Veriety Show

Salah satu program yang banyak dilirik oleh stasiun televisi

akhir-akhir ini adalah variety show. Menurut Harold R Hickman, “In the variety

show the ideas is the audience likes to have a little variety in what they watch,

and this can be done within single program. Music, comedy, talk, and dance

can all be mixed into a single program with a common thread to tie ite all

together”. Secara lebih sederhana, Garin Nugroho mengistilahkan variety

show layaknya supermarket yang menawarkan segala rupa hiburan. Konsep

gado-gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas dengan baik,

akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda. “This means that lots of

production value will come within the frame-bright color, large etage setting,

fast-paced dialogue, and the use of audience interaction and even

participation when possible”. Program ini menjadi alternatif bagi stasiun tv

karena selain biaya operasionalnya lebih murah, jika acara tersebut sukses,

pencitraan stasiun televisi yang bersangkutan juga ikut terangkat (Idialfero :

2008).

Jika menilik program televisi Indonesia, tayangan variety show

kurang bervariasi jenisnya. Sebagian besar didominasi ajang pencarian bakat.

Ini dimulai ketika Indonsiar menayangkan Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

pada 2002, lalu diikuti RCTI dengan Indonesian Idol, TPI dengan Kontes

Dangdut TPI (TPI), Mamamia (Indosiar), Kondang-in (Indosiar), Idola Cilik

(RCTI), Let’s Dance (Global TV), The Master (RCTI), dan acara radio show

yang ada di TV One.

10. Motif

a. Pengertian Motif

Motif pada hakekatnya merupakan suatu pengertian yang melingkupi

semua penggerak dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

(30)

tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Motif pada

hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya

dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan (Muslimin, 2004:290).

Motif merujuk pada pendapat Sperling (1982:187) yaitu motif is

defined as attency to activity. Started by a drive and ended by an adjustment.

The adjustment said to satisfy the motif. Artinya motif merupakan suatu

kecederungan untuk melakukan aktivitas yang berasal dari dorongan dalam

diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri dimana penyesuaian ini

dikatakan untuk memuaskan motif.

Menurut Azwar (dalam DR. Nyayu Khodijag, 2006), disebutkan

bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam arti

seseorang yang disadari atau tidak disadarai yang membawa kepada terjadinya

suatu perilaku.

Dari beberapa pendapat di atas, maka kami dapat menyimpulkan

bahwasanya Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari

dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai

tujuan tertentu.

b. Macam-Macam Motif

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel

diukur (Hamidi,2007:142). Adapun untuk memperjelas fokus penelitian maka

dalam definisi operasional ini akan dibahas mengenai indikator dari motif

orientasi kognitif, diversi, integratif personal, dan integratif sosial. Motif

menurut Wood Worth dan Marquis dalam Abu Ahmadi (2007:180)

membedakan motif atas:

1. Motif yang berhubungan dengan kebutuhan Kejasmanian (organic needs),

yaiutu merupakan motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup

individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan

pernapasan, seks, kebutuhan istirahat.

2. Motif darurat (emergency motives) yaitu merupakan motif untuk

tindakan-tindakan dengan segeran karena sekitar menuntutnya, misalnya motif

untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi

rintangan-rintangan, motif untuk bersaing.

3. Motif obyektif (obyektive motives), yaitu merupakan motif untuk

(31)

orang-orang atau benda-benda. Misalnya, motif eksplorasi, motif manipulasi,

minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus.

Kalau disederhanakan pembagian Wood Word atas motif itu sebagai

berikut:

1. Motif yang ditentukan oleh keadaan di dalam diri jasmani individu. (

motif Intrinsik)

2. Motif yang ditentukan oleh hubungan antara individu dan lingkungan

(orang dan benda). (motif Ekstrinsik).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya

Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri

seseorang baik di sadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan

tertentu.

Alasan W.A. Gerungan (1991:142-143) motif dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Motif biogenetis yang berkembang pada diri orang dan berasal dari

organisasinya.

2. Motif Sosiogenesis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari

kebudayaan tempat orang itu berada.

3. Motif Teogenetis yaitu motif yang berasal dari interaksi antara manusia

dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupan

sehari-hari.

Adapun motif seseorang mengkonsumsi media menurut Mc Quail,

Blumler, Brown (1992), yaitu meliputi:

a. Motif kognitif, yaitu kebutuhan akan infromasi dan kebutuhan untuk

mencapai tingkat tertentu yang diinginkan misalnya memuaskan rasa ingin

tahu dan minat umum atau mencari berita tentang peristiwa dan kondisi.

b. Diversi atau hiburan, keinginan untuk melepas diri dari kejenuhan tekanan

dan kebutuhan akan hiburan.

c. Identitas personal, kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat

sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri yang

bersangkutan.

d. Motif interaksi sosial, keinginan untuk menyesauaian diri dengan

lingkungannya untuk mengikuti keadaan sekitarnya.

(32)

Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa ini sangat beragam,mereka

berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yangditerima,

pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing-masing individuini juga bisa

saling mereaksi satu sama lain terhadap pesan yang diterima(Nurudin, 2003 :

96).Masih (dalam Nurudin 2003 : 97-98),

Menurut Hiebert dan kawan-kawan audience dalam komunikasi massa

setidak-tidaknya mempunyai limakarakter yaitu:

1) Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka.

Individu-individu tersebut memilihproduk media yang mereka gunakan berdasarkan

seleksi kesadaran.

2) Audience cenderung besar. Luas di sini berarti tersebar keberbagai wilayah

jangkauan sasaran komunikasi massa.

3) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dariberbagai lapisan dan

kategori sosial.

4) Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satusama lain.

5) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.

Teori Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya perilaku

audience. Proses ini berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus - response. Di

sini tidak ada audience yang relatif sama, pengaruh media massa pada masing-masing

individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologis individu itu yang berasal

dari pengalaman masa lalu.

Sedangkan dalam teori Sosial Categories Perspective mengambil posisi bahwa

ada perkumpulan sosial pada masyarakat yang didasarkan pada karakteristik umum

seperti jenis, kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, kesempatan dan seterusnya.

Menurut Frank Biocca (dalam Syahputra, 2006 : 89) memaparkan ada lima

ciri audience aktif yaitu :

1. Selectivity, mempunyai pilihan selektif dalam menggunakan media.

2. Utilitarianisme, penggunaan media ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan

tujuan tertentu.

3. Itentionality, secara implisit mengakui penggunaan isimedia untuk maksud

(33)

4. Involvement, audience secara aktif mengikuti, berpikir tentang dan

menggunakan media.

5. Impervious to influence, sangat tidak mudah terbujuk oleh media itu sendiri.

Sedangkan menurut Norman H. Andeson (dalam Syahputra, 2006 :89)

mengatakan bahwa sebenarnya semua informasi memiliki potensi

untuk mempengaruhi sikap seseorang. Informasi juga akan membentuk persepsi

audience ketika menerima informasi tersebut.

Dampak dari media televisi yang berhasil menampilkan realitas sosial akan

bisa membuat pemirsa bisa menilai diri sendiri, mental, moral, perilaku, wawasan,

cita-cita dan sebagainya (Kuswandi, 1996 : 22).

11. Teori Uses and Gratification

Teori ini dicetuskan oleh Elihu Katz, Michel Gurevitch dan Hadassa

Hass (1973). Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasan) ini

menyatakan (mengasumsikan) bahwa orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan

dan keinginan-keinginan yang dapat dipenuhi dengan (salah satu caranya)

menggunakan (berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan) media

massa.

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lalu memilih,

media apa yang hendak digunakan, kemudian juga memilih pesan apa (acara,

rubrik, berita) yang hendak "dinikmati". Tindakan memilih atau menggunakan

tersebut dilakukan karena orang mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya

keinginan.

Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Baran dan

Davis, 2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and

Gratification Media sebagai berikut:

1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.

2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media

spesifik terletak di tangan audiens

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan

kebutuhan audiens

4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan

penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi

(34)

Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi

harus dibentuk. Dengan ungkapan lain asumsi teori ini mengatakan bahwa orang

sebenarnya aktif membuat pilihan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginannya. Karena itu teori ini digunakan jika peneliti ingin mengetahui apa

yang dilakukan oleh orang terhadap media (what the people do with mass media).

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase

(dalam Rosengren dkk., 1974), yaitu:

a) Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan

deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi

media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual

dalam meneliti orientasi audiens.

b) Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi

variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap

perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya

perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.

c) Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk

menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif

audiens mungkin berhubungan.

Pendekatan uses and gratification memberikan alternatif untuk memandang

pada hubungan antara isi media dan audience, dan pengkategorian isi media

berdasarkan fungsinya. (Bungin,2006;284) Dalam teori ini bukan media yang

mempengaruhi khalayak namun justru bagaimana khalayak terpuaskan oleh media

massa. Namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen adalah konsep GS

(Gratification Sought) dan konsep GO (Gratification Obtained).

a) Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu

ketika menggunakan suatu jenis media tertentu (apakah itu surat kabar, televisi

atau radio).

b) Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang

setelah mengkonsumsi suatu media tertentu (Winarso&Mariana,2006;37)

Jadi kepuasan khalayak terhadap suatu media tertentu dapat diukur

berdasarkan kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO. Semakin kecil

discrepancynya, semakin memuaskan media tersebut. Sedangkan semakin besar

(35)

Model “Uses and Gratifications”

Dengan Menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan hubungan

diantara variabel-variabel yang diukur. Sering kali ia hanya meneliti sebagian dari

komponen-komponen dalam gambar diatas.

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia,

jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan

seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalisasikan

dengan berbagai cara: Unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau

bermain), bifungsional (informasi, edukasi, fantasisescapist, atau gratifikasi

segera-tertangguhkan), empat-fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal, dan

surveillance; atau surveillance, korelasi, hiburan, tranmisi budaya, dan

multifungsional (lihat Katz, Blumler, Gurevitch, 1974; Greenberg, 1974).

Pengujian-pengujian terhadap asumsi-asumsi Uses and Gratification

Media menghasilkan enam (6) kategori identifikasi dan temuan-temuannya (dalam

Rosengren dkk., 1974), sebagai berikut:

1. Asal usul sosial dan psikologis gratifikasi media

John W.C. Johnstone (1974) menganggap bahwa anggota audiens

tidak anonimous dan sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota

kelompok sosial yang terorganisir dan sebagai partisipan dalam sebuah kultur.

Sesuai dengan anggapan ini, media berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan dan keperluan individu-individu, yang tumbuh didasarkan lokalitas

dan relasi sosial individu-individu tersebut.

Faktor-faktor psikologis juga berperan dalam memotivasi

penggunaan media. Konsep-konsep psikologis seperti kepercayaan,

nilai-nilai, dan persepsi mempunyai pengaruh dalam pencarian gratifikasi dan

(36)

2. Pendekatan nilai pengharapan

Konsep pengharapan audiens yang perhatian (concern) pada

karakteristik media dan potensi gratifikasi yang ingin diperoleh merupakan

asumsi pokok Uses and Gratification Media mengenai audiens aktif. Jika

anggota audiens memilih di antara berbagai alternatif media dan non media

sesuai dengan kebutuhan mereka, mereka harus memiliki persepsi tentang

alternatif yang memungkinkan untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

Kepercayaan terhadap suatu media tertentu menjadi faktor signifikan dalam

hal pengharapan terhadap media itu.

3. Aktifitas audiens.

Levy dan Windahl (1984) menyusun tipologi aktifitas audiens yang

dibentuk melalui dua dimensi:

a) Orientasi audiens: selektifitas; keterlibatan; kegunaan.

b) Skedul aktifitas: sebelum; selama; sesudah terpaan ( baca handsout

”audiens”)

Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam penelitian tentang

penggunaan media, menemukan perbedaan anggota audiens berkenaan dengan

basis gratifikasi yang dirasakan. Dipengaruhi beberapa faktor. Yaitu: struktur

media dan teknologi; isi media; konsumsi media; aktifitas non media; dan

persepsi terhadap gratifikasi yang diperoleh.

Garramore (1983) secara eksperimental menggali pengaruh

”rangkaian motivasi pada proses komersialisasi politik melalui TV. Ia

menemukan bahwa anggota audience secara aktif memproses/mencerna isi

media, dan pemrosesan ini dipengaruhi oleh motivasi.

4. Gratifikasi yang dicari dan yang diperoleh.

Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media

menekankan perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian

gratifikasi (GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang

hubungan antara GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS

individual berkorelasi cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat

dipisahkan secara empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan

(37)

a) GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang

lain.

b) Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa studi.

c) Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.

d) GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran

konsumsi media dan efek.

5. Gratifikasi dan konsumsi media.

Penelitian mengenai hubungan antata gratifikasi (GS-GO) dengan

konsumsi media terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:

a) Studi tipologis mengenai gratifikasi media.

b) Studi yang menggali hubungan empiris antara gratifikasi di satu sisi

dengan pengukuran terpaan media atau pemilihan isi media di sisi lain.

Studi-studi menunjukkan bahwa gratifikasi berhubungan dengan pemilihan

program. Becker dan Fruit memberi bukti bahwa anggota audiens

membandingkan GO dari media yang berbeda berhubungan dengan konsumsi

media. Studi konsumsi media menunjukkan terdapat korelasi rendah sampai

sedang antara pengukuran gratifikasi dan indeks konsumsi.

6. Gratifikasi dan efek yang diperoleh.

Windahl (1981) penggagas model uses and effects, menunjukkan

bahwa bermacam-macam gratifikasi audiens berhubungan dengan spectrum

luas efek media yang meliputi pengetahuan, dependensi, sikap, persepsi

mengenai realitas social, agenda setting, diskusi, dan berbagai efek politik.

Blumer mengkritisi studi uses and effects sebagai kekurangan

perspektif. Dalam usaha untuk menstimulasi suatu pendekatan yang lebih

teoritis, Blumer menawarkan tiga hipotesis sebagai berikut:

a) Motivasi kognitif akan memfasilitasi penemuan informasi.

b) Motivasi pelepasan dan pelarian akan menghadiahi penemuan

audiens terhadap persepsi mengenai situasi sosial.

c) Pelepasan (diversion), kebutuhan dasar manusia yang lain

adalah hiburan yang meliputi usaha pembebasan dari rasa

kebosanan, relaksasi, pelepasan emosional dari emosi dan

energi yang terpendam.

(38)

F. Definisi Konseptual dan Operasional

1. Definisi konseptual

Untuk membantu peneliti dan pembaca dalam memahami konsep penelitian ini,

maka diperlukan beberapa konsep untuk didefinisikan. Adapun definisi

konsepnya adalah:

1. Program acara Radio roadshow Tv one.

Program acara Radio roadshow Tv one pada tanggal 17 Juni 2012

Di lapangan Helipad Universitas Muhammadiyah Malang, Program ini

merupakan salah satu acara musik yang mengusung tema berbeda dari

tayangan musik lainnya yang juga menggunakan media kampus to

kampus sebagai media interaksi langsung melalui berbagai kota. Acara

ini yang tayang eksklusif dari lapangan Helipad Universitas

Muhammadiyah Malang menyuguhkan tidak hanya penampilan band Gratification Category Examples

Information

 Belajar, maupun belajar secara otodidak.  Meningkatkan kesadaran akan keamanan

melalui pengetahuan.

 Mencari tahu peristiwa yang sedang terjadi di sekeliling, maupun di tingkat nasional maupun global.

Personal Identity

 Mencari model/teladan dalam berperilaku.  Mencari penguatan kepribadian.

 Mendalami sosok orang lain secara lebih mendalam.

Integration and Social Interaction

 Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan menguatkan rasa saling memiliki.

 Menghubungkan diri dengan keluarga, kawan maupun masyarakat.

 Mencari rekan untuk berkomunikasi/bercakap-cakap dan berinteraksi.

Entertainment

 Melepaskan diri dari permasalahan (eskapisme).  Mengistirahatkan tubuh dan pikiran.

(39)

indie kota Malang, juga menampilkan edukasi bermusik kota Malang

dan juga beberapa wirausaha dari Mahasiswa yang juga menjadi

inspirasi buat mahasiswa lain dan juga tentunya penonton di rumah.

Pada hari Sabtu dan Minggu tayang selama dua jam yaitu pukul 23.00 –

pukul 01.00 WIB. Selama 2 hari berturut-turut, Lapangan Helipad,

Kampus Universitas Muhammadiyah Malang dibanjiri penggemar

musik di malam hari. Kalau di hari pertama, Sabtu (17/6) ada Silvia

Sartje, D Kill Band dan anak-anak punk Begundal Lowokwaru, di hari

kedua Minggu (18/6) band lawas Elpamas dan Snickers and The

Chicken Fighters (SATCF)

2. Motif menyaksikan Acara musik RadioRoadshow "Live In Malang"

Motif merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang

berorientasi pada pemuasan kebutuhan. Karena itu motif tidak harus

dipersepsikan secara sadar sebab motif yang mendasari perilaku

seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan

yang diinginkan. Dalam hal ini motif yang dimaksud adalah motif

intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik adalah motif ataupun motivasi

yang datang dari dalam diri individu itu sendiri ketika ia ingin

memenuhi kebutuhannya. Motif ini terjadi tanpa adanya dorongan dari

luar. Sedangkan motif ekstrinsik yaitu motif ataupun motivasi yang

berasal dari luar diri individu, dimana tingkah laku yang ditunjukkan

oleh individu disebabkan oleh dorongan dari luar.

3. Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang dimaksud adalah

mahasiswa/mahasiswi yang sedang menempuh atau menyelesaikan

proses belajar tentang audio wisual di Universitas Muhammadiyah

Malang. Responden yang akan diteliti merupakan mahasiswa/mahasiswi

Ilmu Komunikasi, Dan lebih spesifik lagi mahasiswa yang akan menjadi

responden yaitu mahasiswa/mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2009.

Karena jumlah mahasiswa angkatan 2009 sudah dianggap cukup

mewakili sebagai responden yang akan diteliti.

(40)

Sebagai petunjuk untuk mempertegas fokus penelitian, maka dalam definisi

operasional ini ditentukan indikator dari motif intrinsik dan ekstrinsik secara

lebih spesifik. Berikut adalah indikator-indikator penenlitian ini:

1. Motif kognitif, yaitu kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk

memperoleh pengetahuan dengan menonton acara RadioRoadshow "Live In

Malang".

2. Diversi atau hiburan, merupakan motivasi seseorang dengan menonton

RadioRoadshow "Live In Malang" dengan harapan mendapatkan hiburan.

3. Identitas personal, merupakan bentuk motivasi dari seseorang untuk

menonton RadioRoadshow "Live In Malang" karena merupakan cerminan

dari dirinya.

4. Motif interaksi sosial, merupakan motivasi seseorang untuk menonton

RadioRoadshow "Live In Malang" karena berupaya untuk menambah

wawasan terkait dengan acara musik.

G. METODE PENELITIAN

1.Pendekatan dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitan

Kuantitatif itu sendiri menggunakan Ukuran, Jumlah atau frekuensi yang

menghasilkan data berupa angka.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini yaitu penelitian survey adalah penelitian yang mengambil

sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data

yang pokok (Singarimbun, 1995). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif

yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey

adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan

dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada

survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan

seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Penggalian data dapat

melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data

melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms,

e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan

juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari

(41)

untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat

superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan

analisa secara bertahap. Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat

pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample

besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan

untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan

(eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa,

evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating,

penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social (Arikunto

1998:180)

3. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi lingkupnya pada mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009.

4. Populasi

Populasi (Sumber : Riduan, hal. 8-10), Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti. (Sugiyono) Populasi adalah berkenaan dengan data.

(Nazir) Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung

maupun hasil pengukuran kuantitatif atau kualitatif dan pada karasteristik tertentu

mengenai sekumpulan obyek yang lengkap. (Nawawi) Populasi adalah keseluruhan

dari karasteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian yaitu

sebanyak 321 mahasiswa. Populasi terbagi dua, yaitu :

a. Populasi terbatas, populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya

secara kuantitatif sehingga dapat dihutung jumlahnya. Contoh : Jumlah Penduduk,

jumlah mahasiswa yang mendapat bea siswa. Dsb.

b. Populasi tak terbatas, Sumber datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya

sehingga relative tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah Contoh : Mencari

logam mulia (mendulang emas)

Berdasarkan sifatnya, populasi terbagi dua :

a. Populasi homogen, adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama

sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

b. Populasi Heterogen, adalah sumber data yang umumnya memiliki sifat atau

keadaan yang berbeda (bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik

(42)

H. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Ronald (1995) mendefinisikan sampel adalah suatu himpunan bagian dari

populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Simple Random Sampling

Untuk menghilangkan kemungkinan bias, Peneliti mengambil sampel random

sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.

Hal ini dapat dilakukan apabila anggota poipulasi dianggap homogen. Teknik

sampling ini seperti pada gambar berikut:

1. Menentukan Jumlah Sampel

Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian

yang harus diambil, paneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit

analisis dari penelitian. Unit analisis atau satuan subyek yang dianalisis sangat

tergantung pada siapa yang diteliti. Apabila penelitian tentang siswa maka sebagai

unit analisis adalah siswa.

Besarnya jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah

sampel yang mewakili 100% populasi adalah sama dengan jumlah populasi. Makin

besar jumlah sampel mendekati jumlah populasi maka peluang kesalahan dalam

melakukan generalisasi akan semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah

sampel penelitian maka diduga akan semakin besar kemungkinan kesalahan dalam

melakukan generalisasi. Untuk jumlah subyek dalam populasi sebanyak 100 sampai

150 subyek, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25-30%.

Dalam pemelitian ini jumlah sampel penelitian ditentukan sebanyak 25% dari total

populasi yaitu sebanyak 321 mahasiswa, yaitu sebanyak 80 mahasiswa.

2. Menentukan Anggota Sampel

Secara umum terdapat dua teknik sampling, yaitu: (1) teknik probaility, dan

(2) teknik non-probability. Teknik sampling probability adalah teknik yang memberi

peluang yang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Pengambilan sampel secara acak/random dapat dilakukan dengan bilangan

(43)

dengan undian maka setiap anggota populasi diberi nomor sesuai dengan jumlah

populasi. Penarikan sampel dengan cara mencabut satu demi satu nomor yang ada

pada kotak undian sampai mencapai jumlah sampel yang telah ditetapkan dengan

rumus cohran atau dengan persentase.

I. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode

tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode, antara lain; observasi

(pengamatan), kuesioner atau angket dan dokumentasi. Metode yang dipilih untuk

setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden.

Berikut ini adalah metode pengumpulan data suatu penelitian.

1) Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data maupun arsip-arsip

tertulis berupa profil Universitas Muhammadiyah Malang dan gambaran program

acara Radioroadshow “episode Live in Malang” di Tvone.

2) Kuisioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang diketahui”. Suharsimi Arikunto (1999:140). Kuesioner dipakai untuk

menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket

atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

J. Teknik Pengukuran Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan teknik kuantitatif, yaitu

analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yang

telah ditetapkan dan untuk menganalisis data-data tersebut akan dilakukan dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik. Menggunakan data instrumen skala ordinal.

Dalam penelitian ini menggunakan skala likert karena skala Likert mempunyai

gradasi dari positif hingga negatif (Sugiyono, 2002:107). Selain itu juga untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial dengan sistem skor sebagai berikut:

1. Pilihan jawaban alternafif jawaban (a) diberi skor (5)

2. Pilihan jawaban alternafif jawaban (b) diberi skor (4)

3. Pilihan jawaban alternafif jawaban (c) diberi skor (3)

4. Pilihan jawaban alternafif jawaban (d) diberi skor (2)

(44)

K. Uji Instrumen

1). Uji Validitas Data

Menurut Widayat (2004:87) validitas adalah suatu pengukuran yang mengacu

pada proses dimana pengukuran benar-benar bebas dari kesalahan sistimatis dan

kesalahan random. Pengukuran yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pada penelitian ini, digunakan validitas Pearson berdasarkan rumus korelasi

product moment. Adapun kriteria pengujiannya adalah: Apabila r hitung < r tabel maka

tidak terdapat data yang valid sedangkan apabila r hitung > r tabel terdapat data yang

valid.

Nilai r hitung dapat diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut:

r =

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana instrument tersebut

dapat diberikan hasil yang relatif sama bisa dilakukan pengukuran kembali terhadap

subyek yang sama. Suatu instrumen yang mempunyai reliabilitas yang tinggi

menunjukkan bahwa instrumen tersebut mantab. Suatu alat ukur yang mantab tidak

berubah-rubah pengukurannya, artinya meskipun alat itu digunakan berkali-kali akan

memberikan hasil yang hampir serupa.

Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan metode konsistensi internal

dengan teknik Reliabilitas Alpha, (Arikunto 1998:192). Dengan rumus sebagai

(45)

sj2 = Varian belahan j; j= 1,2,…..k

sx2 = Varians skor tes

Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila nilai reliabilitas instrumen diatas

0,6 atau 60%, berarti terdapat data yang reliabel pada tingkat kepercayaan 95%.

Sebaliknya jika nilai reliabilitas kurang dari 0,6 atau 60% berarti tidak terdapat data

yang reliabel pada tingkat kepercayaan 95%.

L. Teknik Analisa Data

Setelah data didapat, selanjutnya akan dianalisis dengan metode yang sesuai

dan mudah dipahami. Tujuannya agar data mentah yang didapat di lapangan

mempunyai arti dan makna guna menjawab permasalahan yang ada. Dalam penelitian

ini analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kuantitatif, yaitu analisis terhadap

data yang telah diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yang telah ditetapkan dan

untuk menganalisis data-data tersebut akan dilakukan dengan menggunakan

prosedur-prosedur statistik. Adapun persamaan yang digunakan yaitu:

Rata-Rata = n

f.x

Dimana:

fx = Jumlah Frekuensi Jawaban responden

n = Jumlah responden

Gambar

GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Ketika user mengklik tulisan tersebut, maka akan muncul halaman input data atestasi keluar untuk memasukkan data yang diperlukan, seperti pada Gambar 4.41. Gambar

Melihat pentingnya sebuah surat untuk dikelola dengan baik maka penyajian informasi terbaru mengenai pengelolaan sangat penting karena memegang peran utama dalam

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perbandingan sari bit dengan sari nenas memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap total asam sirup yang

Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja bank yang diukur dengan CAR, BOPO, LDR, dan NPL Net terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA pada bank

Berdasarkan hasil tes Akhir/pos-test dengan menggunakan kegiatan bermain pancing menunjukan peningkatan yang signifikan setelah anak tunagrahita ringan diberi

Kriteria Sangant baik 4 Baik 3 Cukup 2 Perlu pendampingan 1 Informasi tentang sikap toleransi dan kerja sama anata umat agama Menuliskan informasi tentang

Prosesi pelaksanaan tradisi Mundut Bhatara Istri pada Upacara Melasti di Desa Pakraman Budeng dimulai dari waktu dan tempat pelaksanaan tradisi mundut Bhatara Istri