ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Susunan Baru, Bandar Lampung yang berjumlah 23 siswa. Data yang diperoleh melalui tes dan observasi menggunakan perangkat tes dan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siwa melalui pendekatan kontekstual mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, aktivitas siswa siklus I (63,04%), siklus II (78,25%), prestasi belajar siswa siklus I (69,56%), siklus II (82,60%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan kontekstual dapat berpengaruh positif terhadap aktivitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pelajaran matematika.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU
BANDARLAMPUNG
Oleh
SUMARNI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
SUMARNI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
vii MOTO
viii
PERSEMBAHAN
Rasa syukur segala puji bagi Allah Swt, karena segala rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Dengan hati yang tulus rasa kasih sayang Tugas Akhir ini kupersembahkan
kepada :
1. Suami dan anak-anakku yang tersayang yang selalu memberikan cinta, kasih
sayang, do’a, dukungan, kesabaran dan harapan untuk keberhasilan dan kesuksesanku.
2. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi semangat dan
dorongan demi terselesainya penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Almamaterku tercinta Universitas Lampung semoga kita semua kelak akan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan seorang wanita yang bernama Sumarni.
Penulis dilahirkan di Lahat, pada tanggal 15 Agustus 1959.
Penulis merupakan putri dari pasangan Bapak Agus Sumar
(Alm) dan Ibu Juriah (Almh).
Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di SD Lahat Sumatera Selatan pada
tahun 1971. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang SMP Lahat dan selesai
tahun 1974. Pada tahun 1977, penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya di
SPG Lahat. Kemudian pada tahun 1978 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil di Lahat pada tahun 1978 kemudian penulis mutasi ke Lampung pada tahun
1990 dan sekarang mengajar pada SDN 1 Susunan Baru. Pada tahun 2011, penulis
mengikuti Program Pendidikan S1 PGSD dalam jabatan di Universitas Lampung,
ix
SANWANCANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Penelitian
ini berjudul ”Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Pembelajaran Tematik Siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung”.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini, antara lain kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi
S1 PGSD dalam Jabatan.
4. Drs. M. Coesamin, M.Pd., sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi
ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan kesabaran.
5. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang telah
memberikan banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan dari penulisan
penelitian ini.
6. Bapak dan Ibu dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1
x
selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
7. Khairuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Susunan Baru Bandar
Lampung yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan
studi Program S1 PGSD Dalam Jabatan hingga selesainya tugas akhir ini.
8. Suami dan anak-anakku yang kusayangi atas segala dukungan, doa, serta kasih
sayang dalam perjalanan hidup dan pendidikanku.
9. Teman-teman peserta Program S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah banyak
memberikan semangat dan bantuan serta jalinan persaudaraan.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan
penelitian ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kemajuan karya
lainnya di masa yang akan datang. Semoga penulisan penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandar Lampung, Nov 2014
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 7
a. Pengertian Belajar ... 7
b. Prinsip-prinsip Belajar ... 8
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 9
B. Pendekatan Kontekstual ... 10
C. Aktivitas Belajar ... 12
D. Pengertian Prestasi Belajar ……….. 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR GRAFIK
Tabel Halaman
1. Persentase Siswa Aktif Siklus 1 dan 2 ... 35
2. Nilai Rata-rata Siklus 1 dan 2 ... 36
3. Persentase Siswa Tuntas ... 37
4. Rata-rata Persentase Siswa Aktif Siklus 1 dan 2 ... 41
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus ... 51
2. RPP Siklus I ... 53
3. RPP Siklus II ... 57
4. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 61
5. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 62
6. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 63
7. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 64
8. Data Hasil Belajar Siklus I ... 65
9. Data Hasil Belajar Siklus II... 66
10. Rekap Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ………. 67
11. Lembar Observasi Guru Siklus I ……… 68
12. Lembar Observasi Guru Siklus II ……… 69
xiii
DAFTAR TABEL
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika saat ini pada umumnya guru
masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih),
sehingga mudah melupakan materi pelajaran yang diberikan). Guru hanya
menjelaskan dan siswa menerima penjelasan saja. Demikian juga dalam
latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal yang itu-itu juga,
tidak bervariasi, hanya berkisar pada pertanyaan apa, berapa, tentukan,
selesaikan. Jarang sekali bertanya dengan menggunakan kata mengapa,
bagaimana, darimana, atau kapan.
Dalam pembelajaran di kelas, sebagian besar siswa tidak siap, tidak pernah
membaca terlebih dahulu bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa
persiapan pengetahuan awal. Lebih parah lagi, mereka tidak mengerti tujuan
belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa
depannya. Mereka memandang belajar sebagai suatu kewajiban yang dipikul
atas perintah orang tua, guru, atau lingkungannya. Mereka belum memandang
belajar sebagai suatu kebutuhan. Kondisi tersebut disebabkan ketika dalam
pembelajaran guru jarang menggunakan model pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk mempermudah memahami pelajaran yang ingin
2
Dampak dari kedua hal di atas, bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya
belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali
terlihat karena keterpaksaan. Ditambah lagi materi matematika yang abstrak
dan sulit suasana belajar matematika yang monoton, penuh ketegangan, banyak
tugas, nilainya kurang baik. Begitu pula, dengan kondisi di luar kelas, suasana
rumah tidak nyaman, fasilitas belajar kurang, lingkungan kehidupannya tidak
kondusif. Lengkaplah penunjang kegagalan belajar.
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk
mengubah kondisi di atas, yaitu dengan membuat skenario pembelajaran yang
dimulai dari konteks kehidupan nyata (daily life). Selanjutnya guru
memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke
dalam konsep matematika, dengan melalui tanya-jawab, diskusi, inkuiri,
sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya. Siswa
belajar melalui penerapan dan pendekatan kontekstual sejalan dengan
tumbuh-kembangnya matematika itu sendiri dan ilmu pengetahuan secara umum.
Matematika tumbuh dan berkembang bukan melalui pemberitahuan, akan
tetapi melalui inkuiri, kontruksivisme, tanya-jawab, dan semacamnya yang
dimulai dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata.
Pembelajaran Matematika adalah suatu proses (aktivitas) berpikir disertai
dengan aktivitas afektif dan fisik. Suatu proses akan berjalan secara alami
3
bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual yang dilakukan
terhadap siswa mengarah pada hal alami, tidak perlu disalahkan, justru
seharusnya guru memberikan atensi karena ia telah melakukan (terlibat)
pembelajaran. Guru jangan selalu berharap kepada siswa mengemukakan hal
yang benar saja, apalagi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan
membuka toleransi dan menghargai setiap usaha siswa dalam belajar siswa
tidak akan takut berbuat salah malahan akan tumbuh semangat untuk mencoba
karena tidak takut lagi disalahkan. Karena belajar adalah suatu proses, belajar
bukan sekedar menghapal konsep yang sudah jadi, akan tetapi belajar haruslah
mengalami sendiri. Siswa mengkontruksi sendiri konsep secara bertahap,
kemudian memberi makna konsep tersebut melalui penerapanya pada konsep
lain, bidang studi lain, atau bahkan dalam kehidupan nyata yang dihadapinya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu lupakanlah tradisi, guru sebagai
pemain dan siswa sebagai penonton. Pembelajaran perlu diubah ke dalam
situasi dimana siswa sebagai pemain dan guru menjadi sutradara, biarkanlah
siswa mengembangkan potensiya (intelektual, minat, bakat) secara alamiah,
atau bahkan berbuat kesalahan. Guru tidak boleh selalu menyalahkan siswa,
buanglah jauh-jauh prilaku tersebut, berusahalah agar siswa menyadari
kesalahannya akan lebih baik dampaknya. Pendekatan kontekstual dan
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan
mengambil (mensimulasikan, menceritakan) kejadian pada dunia nyata
kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep
4
Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu
konstruksivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan asesmen otentik. Pembelajaran kontekstual berlandaskan pada
paham konstruktivis, yaitu bahwa ilmu pengetuahn itu pada hakikatnya
dibangun tahap demi tahap, sedikit demi sedikit. Ilmu pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta yang siap diambil dan diingat, tetapi harus dikonstruksi
melalui pengalaman nyata. Dalam konstruksivisme, proses lebih utama dari
pada hasil. Bertanya merupakan kegiatan dalam pembelajaran, bertanya adalah
cerminan dalam kondisi berpikir. Melalui bertanya jendela ilmu pengetahuan
menjadi terbuka, karena dengan bertanya bisa melakukan bimbingan,
dorongan, evaluasi, atau. konfirmasi. Di samping itu dengan bertanya bisa
mencairkan ketegangan, menambah pengetahuan, mendekatkan hati, menggali
informasi, meningkatkan motivasi, dan memfokuskan perhatian.
Pendekatan kontekstual sangat penting artinya dalam proses pembelajaran
matematika di sekolah. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang
belum memahami pendekatan kontekstual. Hal ini mengakibatkan minat
belajar matematika yang rendah, sehingga pada soal-soal matematika nilai
siswa banyak yang kurang baik. Demikian pula halnya pada siswa kelas VI
SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung. Hasil ulangan harian Tahun Pelajaran
2014/2015 dalam pelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata kelas adalah
5
Hal tersebut diatas disebabkan kurangnya pemahaman guru tentang
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran yang mengakibatkan aktivitas
belajar matematika siswa rendah yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi
belajar matematika siswa. Sedangkan harapan guru yaitu kemampuan siswa
kelas VI mengalami peningkatan atau lebih baik dari sebelumnya. Soal-soal
yang berkaitan dengan pendekatan kontekstual pada pelajaran matematika
antara lain pada soal-soal operasi hitung campuran seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Berdasakan latar belakang masalah
tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lajut dalam penelitian tindakan
kelas yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru
Bandar Lampung”.
B.Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka masalah di dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika pada siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung?
2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar
6
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika pada siswa
kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika pada siswa
kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini anatara lain adalah :
1. Merupakan sumbangan pemikiran bagi guru untuk lebih meningkatkan
kinerja dan kemampuannya di dalam pembelajaran matematika dengan
menerapkan metode yang bervariasi khususnya pada pendekatan
kontekstual.
2. Sebagai bahan masukan kepada guru, untuk mensiasati agar siswanya lebih
giat lagi dalam belajar matematika terutama pada pendekatan kontekstual
yaitu dengan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari dan menjabarkannya melalui operasi hitung sehingga
kemampuan menghitung siswa menjadi lebih baik.
3. Sebagai tambahan bahan bacaan bagi guru-guru SDN 1 Susunan Baru
Bandar Lampung terutama tentang peningkatan prestasi belajar matematika
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman (Fontana
dalam Winataputra, 1995:2). Pengertian belajar juga dikemukakan oleh
Slameto (2003:2), yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Sukardi, (1983:15), pengertian dari belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang
atau perubahan yang instinktif atau yang bersifat temporer.
Sehubungan dengan pengertian di atas, selanjutnya penulis dapat
menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari latihan dan pengalaman yang
8
b. Prinsip – prinsip Belajar
Menurut Winataputra (2004 : 210), prinsip belajar merupakan ketentuan
atau hokum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan
belajar.
Beberapa prinsip – prinsip belajar adalah : 1. Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggerakkan motif-motif menjadi
perilaku yang mengatur perilaku untuk memuaskan kebutuhann dalam
rangka mencapai tujuan. Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak
aktivitas.
2. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energy psikis (fikiran dan perasaan)
terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran proses
semakin baik.
3. Aktivitas
Seperti telah dibahas didepan, bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas
yaitu aktivitas mental dan aktivitas emosional. Kegiatan mendengarkan
penjelasan guru sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar.
4. Umpan Balik
Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di
dalam proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses
9
memperoleh umpan balik dengan segera agar ia tidak terlanjur
membuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan belajar.
5. Perbedaan Individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar berarti
tidak akan memperoleh kemampuan.
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003:12), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah yang berasal
dari dalam diri siswa yang terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Intelegensi kemampuan untuk mencapai prestasi
2. Minat yaitu kecenderungn yang mantap pada subyek untuk tertarik
pada bidang tertentu
3. Keadaan fisik dan psykis yaitu keadaan fisik menunjukkan pada tahap
pertumbuhan kesehatan jasmani, keadaan psykis menunjukkan pada
keadaan stabilitas mental siswa.
Faktor eksternal adalah faktor dari luar dimana siswa yang mempengaruhi
prestasi belajar terbagi beberapa bagian :
1. Faktor guru : guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki tugas
menyelenggarakan kegiatan belajar
2. Faktor lingkungan : lingkungan sangat penting dan sangat berpengaruh
10
3. Faktor sumber-sumber belajar : ketersediaan sumber belajar yang
memadai
B. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran dimana guru
dalam mengajar tidak hanya dengan memberikan soal di dalam kelas dan
langsung di jawab oleh siswa melainkan suatu proses pembelajaran dimana
guru tidak hanya mengajar di dalam kelas melainkan yang juga melaksanakan
tugas mengajar di sekitar kelas, di luar kelas dilingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah (Nurhadi, 2002:1). Pada pendekatan kontekstual ini pada
dasarnya menekankan pada kegiatan sehari-hari yang dialami siswa kemudian
diangkat kedalam konsep matematika dan di bahas dalam kegiatan
pembelajaran dengan tidak mengilangkan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Menurut Depdiknas (2006:18), pendekatan
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan mengambil
(mensimulasikan, menceritakan) kejadian pada dunia nyata kehidupan
sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep matematika
yang dibahas.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa pada pembelajaran kontekstual
sesuai dengan tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan, konsep dikonstruksi
oleh siswa melalui proses tanya jawab dalam bentuk diskusi. Pembelajaran
11
antara lain membangun kreatifitas siswa, aktifitas siswa bertanya,
menemukan permasalahan, belajar bermasyarakat, refleksi dan pengenalan
diri.
Pendekatan kontekstual merupakan aktivitas insani, pembelajaran matematika
tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah,
mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran.
Menurut Supinah (2002:22) langkah pembelajaran menggunakan pendekatan
kontekstual menekankan proses pembelajaran pada kehidupan nyata yang ada
di sekitar siswa dimana guru tidak hanya aktif mengajarkan tetapi antar guru
dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
kontekstual, guru dituntut tidak hanya menyalahkan siswa dan siswa tidak
takut berbuat salah melainkan sama-sama mencari jalan keluar sehingga akan
tumbuh semangat untuk mencoba memecahkan masalah yang akan
diselesaikan.
Pemecahan masalah merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu
dimiliki siswa dan pembelajaran hendaknya dimulai dengan pengenalan atau
pengajuan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah
kontektual, peserta didik secara bertahap dibimbing menguasai matematika.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual cocok atau mendukung apa
12
pembelajaran matematika dan penekanan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual. Untuk itu, agar tujuan mata pelajaran tercapai dengan optimal,
maka guru perlu merencanakan dengan sungguh-sungguh.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Menyiapkan materi pembelajaran yang dapat membangun kemampuan
berpikir dan berargumentasi yang dapat dipakai siswa selamanya, diperlukan
kesungguhan dari guru. Untuk itu, guru dalam merencanakan kegiatan
pembelajarannya seperti yang dituangkan dalam RPP hendaknya dilakukan
dengan benar dan sungguh-sungguh sesuai dengan strategi, pendekatan
ataupun model yang dipilih. Sementara itu, untuk merencanakan atau
menyusun RPP yang mengacu pada pendekatan pembelajaran kontekstual
atau realistik perlu memperhatikan komponen, ciri, ataupun karakteristik
pembelajarannya.
C. Aktivitas Belajar
Menurut W.S Winkel ( 1993:48) Aktivitas belajar adalah segala kegiatan
belajar. Siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar
13
Jenis – jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (1987:100) dapat digolongkan antara lain : Visual activities, Oral activities, Listening activities,
Writing activities, Drawing activities, Emosional activities, Mental activities,
dan Motor activities.
Aktivitas yang dimaksudkan adalah pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas belajar siswa terutama dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif. Belajar aktif (Depdiknas, 2002:31) adalah Suatu sistem belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual
dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:110) hasil belajar dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
a. Kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan
peserta didik yang telah dicapai selama pembelajaran berlangsung.
b. Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku
dan pengembanan diri siswa dalam pembelajaran yang diberikan oleh
guru
c. Psikomotorik adalah aspek yang menilai tentang perkembangan anak
untuk mengubah dirinya memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta
latihan-latihan yang diarahkan sesuai dengan keberadaan dirinya
sehingga terpenuhi kebutuhan psikologis, serta perasaan dicintai oleh
14
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi
yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal
ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana
masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal
mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi.
Penjelasan diatas maka aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini
dikategorikan sebagai berikut:
a. Bertanya kepada guru atau siswa lain
b. Mengerjakan tugas yang diberikan guru
c. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru
d. Berdiskusi dengan teman
e. Mengerjakan LKS
D. Pengertian Prestasi Belajar
Hasil belajar atau keberhasilan setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah identik dengan prestasi di sekolah. Hamalik (1983:84)
mengemukakan bahwa prestasi adalah perubahan tingkah laku yang
diharapkan pada murid setelah melakukan proses belajar mengajar.
Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,
15
Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai atau prestasi adalah hasil yang
dicapai pada suatu saat (WS. Winkel, 1984: 161), dan menurut
Poerwadarminta (2004:768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
Berdasarkan pengertian-pengertian prestasi yang telah dikemukakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa setelah ia
mengikuti aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi
belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1
Susunan Baru Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung
dengan jumlah siswa 23 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Susunan Baru Kecamatan Tanjungkarang
Barat Kota Bandar Lampung.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
B.Faktor Yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas dan prestasi belajar
matematika siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru dalam pembelajaran melalui
18
C.Data Penelitian
Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh melalui hasil tes / hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
siklus, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengamatan atau
observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
D.Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh melalui tes dan pengamatan (observasi).
1. Tes
Seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, dan
berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwati, dkk,
2008). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan
data-data nilai siswa guna mengetahui minat dan prestasi belajar siswa
mata pelajaran Matematika pada kelas VI SD Negeri 1 Susunan Baru
Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung khusunya tes
kemampuan tentang menghitung luas bangun.
2. Observasi
Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung
maupun tidak langsung (Poerwati, dkk, 2008). Secara sederhana, observasi
dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan baku untuk
19
menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran di kelas akan lebih
efisien, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan
dilakukan.
E.Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan instrumen
penelitian. Untuk mempermudah penelitian penulis menggunakan alat bantu
pengumpul data antara lain :
1. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam operasi pecahan
2. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas
siswa maupun peneliti saat pembelajaran berlangsung
3. Lembar kerja siswa adalah berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan
diajukan oleh peneliti kepada siswa.
F. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur yang terdiri
dari empat kegiatan pokok, yaitu : merencanakan, melakukan tindakan,
mengamati (observasi) dan melakukan refleksi yang diilustrasikan melalui alur
20
G.
H.
Gambar 1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelass oleh Arikunto (2007:16)
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan :
Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar
b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk
kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.
c. Menentukan materi
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
21
Pertemuan pertama
Penyampaian materi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang suatu yang berhubungan
dengan materi sebagai apersepsi untuk membimbing pemikiran dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
2) Membentuk kelompok belajar
3) Guru menginformasikan pokok bahasan yang akan dipelajari bersama
4) Membuat rangkuman materi yang akan diberikan dan membuat tentang
soal cerita dan menghitung luas bangun dalam materi memcahkan
masalah sehari-hari.
3. Tahap Pengamatan
Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal
yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat
kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada
22
Pertemuan Kedua Perencanaan Tindakan :
Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar.
b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk
kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi
c. Menentukan materi
Berdasarkan kajian tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan
dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
5. Tahap Pengamatan
Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran.
6. Tahap refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi dalam membahas hal-hal
yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat
kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada
perencanaan tindakan untuk siklus II. Sedangkan kelebihan yang sudah
23
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan :
Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar
b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk
kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.
c. Menentukan materi
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai berikut :
Pertemuan Pertama
Mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang
berkaitan dengan yang akan dipelajari.
1. Mengemukakan tujuan pembelajaran
2. Menyiapkan tentang soal cerita dan menghitung pecahan dalam materi
memecahkan masalah sehari-hari
3. Menyiapkan tugas kelompok
4. Menyiapkan lembar observasi
3. Tahap Pengamatan
Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Pada
24
4. Tahap Refleksi
Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan
pada siklus I. Hasil dan refleksi siklus ini akan dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus III.
G.Teknik Analisis Data
Penilaian adalah satu proses kegiatan untuk mengukur ketercapaian dan suatu
tujuan pembelajaran. Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Data hasil belajar yaitu: nilai yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran
matematika pada materi pecahan.
Prestasi belajar siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
� = 100
Keterangan :
� =�
= �� ℎ � �
25
2. Data aktivitas
Aspek yang diamati dalam proses pembelajaran, terdiri dari 5 aspek yaitu:
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Bertanya tentang penjelasan guru
c. Berdiskusi kelompok
d. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
e. Mengerjakan LKS
a. = memperhatikan penjelasan guru b. = bertanya tentang penjelasan guru c. = berdiskusi kelompok
d. = menjawab pertanyaan guru dengan benar e. = mengerjakan LKS
A = Aktif
26
Aktivitas siswa dihitung dengan rumus :
As = Banyaknya siswa yang aktif x 100%
Banyaknya siswa
Siswa dikatakan aktif jika melakukan aktivitas minimal 3 indikator yang di
amati.
H.Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila :
a. Rata-rata hasil belajar siswa serendah-rendahnya 60
b. Banyaknya siswa yang tuntas sekurang-kurangnya 75%
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan :
1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar matematika pada siswa kelas VI
yaitu siklus 1 yaitu 63,04% siklus 2 yaitu 78,25% sehingga mengalami
peningkatan sebesar 15,21%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika
pada siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru.
2. Terjadi peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VI dari siklus
1 ke siklus 2 sebesar 14,03% yaitu dari 69,56% menjadi 82,60%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SDN 1 Susunan
Baru.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan bahwa untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar hendaknya guru menggunakan
pendekatan kontekstual. Guru hendaknya lebih membimbing siswa dalam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara: Jakarta
Depdiknas, 2005, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.
________, 2006, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Pembelajaran Matematika.
Hamalik Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito:Bandung.
Nurhadi. 2002. Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta : Depdiknas
Poerwati, dkk. 2008. Evaluasi Belajar. Bandung : Sinar Baru
Poerwadarminta, WJS. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Jakarta.
Sardiman. AM. 1992. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar. Tarsito: Bandung.
Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bhineka Cipta. Jakarta.
Sukardi. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta
Supinah. 2002 Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika|
PPPPTK Matematika | Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan
Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP
49
Winataputra, Udin S. 1995. Pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka: Jakarta.
---, 2004. Teori Belajar dan Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka: Jakarta.
Winkel,WS. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia: Jakarta