• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Susunan Baru, Bandar Lampung yang berjumlah 23 siswa. Data yang diperoleh melalui tes dan observasi menggunakan perangkat tes dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siwa melalui pendekatan kontekstual mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, aktivitas siswa siklus I (63,04%), siklus II (78,25%), prestasi belajar siswa siklus I (69,56%), siklus II (82,60%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan kontekstual dapat berpengaruh positif terhadap aktivitas dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pelajaran matematika.

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU

BANDARLAMPUNG

Oleh

SUMARNI

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

SUMARNI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTO

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Rasa syukur segala puji bagi Allah Swt, karena segala rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Dengan hati yang tulus rasa kasih sayang Tugas Akhir ini kupersembahkan

kepada :

1. Suami dan anak-anakku yang tersayang yang selalu memberikan cinta, kasih

sayang, do’a, dukungan, kesabaran dan harapan untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

2. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberi semangat dan

dorongan demi terselesainya penyusunan Tugas Akhir ini.

3. Almamaterku tercinta Universitas Lampung semoga kita semua kelak akan

(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan seorang wanita yang bernama Sumarni.

Penulis dilahirkan di Lahat, pada tanggal 15 Agustus 1959.

Penulis merupakan putri dari pasangan Bapak Agus Sumar

(Alm) dan Ibu Juriah (Almh).

Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di SD Lahat Sumatera Selatan pada

tahun 1971. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang SMP Lahat dan selesai

tahun 1974. Pada tahun 1977, penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya di

SPG Lahat. Kemudian pada tahun 1978 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri

Sipil di Lahat pada tahun 1978 kemudian penulis mutasi ke Lampung pada tahun

1990 dan sekarang mengajar pada SDN 1 Susunan Baru. Pada tahun 2011, penulis

mengikuti Program Pendidikan S1 PGSD dalam jabatan di Universitas Lampung,

(10)

ix

SANWANCANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Penelitian

ini berjudul ”Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Pembelajaran Tematik Siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung”.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini, antara lain kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Dr. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi

S1 PGSD dalam Jabatan.

4. Drs. M. Coesamin, M.Pd., sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi

ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan kesabaran.

5. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang telah

memberikan banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan dari penulisan

penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1

(11)

x

selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

7. Khairuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Susunan Baru Bandar

Lampung yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan

studi Program S1 PGSD Dalam Jabatan hingga selesainya tugas akhir ini.

8. Suami dan anak-anakku yang kusayangi atas segala dukungan, doa, serta kasih

sayang dalam perjalanan hidup dan pendidikanku.

9. Teman-teman peserta Program S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah banyak

memberikan semangat dan bantuan serta jalinan persaudaraan.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kemajuan karya

lainnya di masa yang akan datang. Semoga penulisan penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, Nov 2014

(12)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Belajar ... 7

b. Prinsip-prinsip Belajar ... 8

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 9

B. Pendekatan Kontekstual ... 10

C. Aktivitas Belajar ... 12

D. Pengertian Prestasi Belajar ……….. 14

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(14)

xv

DAFTAR GRAFIK

Tabel Halaman

1. Persentase Siswa Aktif Siklus 1 dan 2 ... 35

2. Nilai Rata-rata Siklus 1 dan 2 ... 36

3. Persentase Siswa Tuntas ... 37

4. Rata-rata Persentase Siswa Aktif Siklus 1 dan 2 ... 41

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus ... 51

2. RPP Siklus I ... 53

3. RPP Siklus II ... 57

4. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 61

5. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 62

6. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 63

7. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 64

8. Data Hasil Belajar Siklus I ... 65

9. Data Hasil Belajar Siklus II... 66

10. Rekap Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ………. 67

11. Lembar Observasi Guru Siklus I ……… 68

12. Lembar Observasi Guru Siklus II ……… 69

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika saat ini pada umumnya guru

masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih),

sehingga mudah melupakan materi pelajaran yang diberikan). Guru hanya

menjelaskan dan siswa menerima penjelasan saja. Demikian juga dalam

latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal yang itu-itu juga,

tidak bervariasi, hanya berkisar pada pertanyaan apa, berapa, tentukan,

selesaikan. Jarang sekali bertanya dengan menggunakan kata mengapa,

bagaimana, darimana, atau kapan.

Dalam pembelajaran di kelas, sebagian besar siswa tidak siap, tidak pernah

membaca terlebih dahulu bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa

persiapan pengetahuan awal. Lebih parah lagi, mereka tidak mengerti tujuan

belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa

depannya. Mereka memandang belajar sebagai suatu kewajiban yang dipikul

atas perintah orang tua, guru, atau lingkungannya. Mereka belum memandang

belajar sebagai suatu kebutuhan. Kondisi tersebut disebabkan ketika dalam

pembelajaran guru jarang menggunakan model pembelajaran yang dapat

membantu siswa untuk mempermudah memahami pelajaran yang ingin

(18)

2

Dampak dari kedua hal di atas, bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya

belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali

terlihat karena keterpaksaan. Ditambah lagi materi matematika yang abstrak

dan sulit suasana belajar matematika yang monoton, penuh ketegangan, banyak

tugas, nilainya kurang baik. Begitu pula, dengan kondisi di luar kelas, suasana

rumah tidak nyaman, fasilitas belajar kurang, lingkungan kehidupannya tidak

kondusif. Lengkaplah penunjang kegagalan belajar.

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk

mengubah kondisi di atas, yaitu dengan membuat skenario pembelajaran yang

dimulai dari konteks kehidupan nyata (daily life). Selanjutnya guru

memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke

dalam konsep matematika, dengan melalui tanya-jawab, diskusi, inkuiri,

sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya. Siswa

belajar melalui penerapan dan pendekatan kontekstual sejalan dengan

tumbuh-kembangnya matematika itu sendiri dan ilmu pengetahuan secara umum.

Matematika tumbuh dan berkembang bukan melalui pemberitahuan, akan

tetapi melalui inkuiri, kontruksivisme, tanya-jawab, dan semacamnya yang

dimulai dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata.

Pembelajaran Matematika adalah suatu proses (aktivitas) berpikir disertai

dengan aktivitas afektif dan fisik. Suatu proses akan berjalan secara alami

(19)

3

bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual yang dilakukan

terhadap siswa mengarah pada hal alami, tidak perlu disalahkan, justru

seharusnya guru memberikan atensi karena ia telah melakukan (terlibat)

pembelajaran. Guru jangan selalu berharap kepada siswa mengemukakan hal

yang benar saja, apalagi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan

membuka toleransi dan menghargai setiap usaha siswa dalam belajar siswa

tidak akan takut berbuat salah malahan akan tumbuh semangat untuk mencoba

karena tidak takut lagi disalahkan. Karena belajar adalah suatu proses, belajar

bukan sekedar menghapal konsep yang sudah jadi, akan tetapi belajar haruslah

mengalami sendiri. Siswa mengkontruksi sendiri konsep secara bertahap,

kemudian memberi makna konsep tersebut melalui penerapanya pada konsep

lain, bidang studi lain, atau bahkan dalam kehidupan nyata yang dihadapinya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu lupakanlah tradisi, guru sebagai

pemain dan siswa sebagai penonton. Pembelajaran perlu diubah ke dalam

situasi dimana siswa sebagai pemain dan guru menjadi sutradara, biarkanlah

siswa mengembangkan potensiya (intelektual, minat, bakat) secara alamiah,

atau bahkan berbuat kesalahan. Guru tidak boleh selalu menyalahkan siswa,

buanglah jauh-jauh prilaku tersebut, berusahalah agar siswa menyadari

kesalahannya akan lebih baik dampaknya. Pendekatan kontekstual dan

pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan

mengambil (mensimulasikan, menceritakan) kejadian pada dunia nyata

kehidupan sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep

(20)

4

Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu

konstruksivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan asesmen otentik. Pembelajaran kontekstual berlandaskan pada

paham konstruktivis, yaitu bahwa ilmu pengetuahn itu pada hakikatnya

dibangun tahap demi tahap, sedikit demi sedikit. Ilmu pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta yang siap diambil dan diingat, tetapi harus dikonstruksi

melalui pengalaman nyata. Dalam konstruksivisme, proses lebih utama dari

pada hasil. Bertanya merupakan kegiatan dalam pembelajaran, bertanya adalah

cerminan dalam kondisi berpikir. Melalui bertanya jendela ilmu pengetahuan

menjadi terbuka, karena dengan bertanya bisa melakukan bimbingan,

dorongan, evaluasi, atau. konfirmasi. Di samping itu dengan bertanya bisa

mencairkan ketegangan, menambah pengetahuan, mendekatkan hati, menggali

informasi, meningkatkan motivasi, dan memfokuskan perhatian.

Pendekatan kontekstual sangat penting artinya dalam proses pembelajaran

matematika di sekolah. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang

belum memahami pendekatan kontekstual. Hal ini mengakibatkan minat

belajar matematika yang rendah, sehingga pada soal-soal matematika nilai

siswa banyak yang kurang baik. Demikian pula halnya pada siswa kelas VI

SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung. Hasil ulangan harian Tahun Pelajaran

2014/2015 dalam pelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata kelas adalah

(21)

5

Hal tersebut diatas disebabkan kurangnya pemahaman guru tentang

pendekatan kontekstual dalam pembelajaran yang mengakibatkan aktivitas

belajar matematika siswa rendah yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi

belajar matematika siswa. Sedangkan harapan guru yaitu kemampuan siswa

kelas VI mengalami peningkatan atau lebih baik dari sebelumnya. Soal-soal

yang berkaitan dengan pendekatan kontekstual pada pelajaran matematika

antara lain pada soal-soal operasi hitung campuran seperti penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. Berdasakan latar belakang masalah

tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lajut dalam penelitian tindakan

kelas yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru

Bandar Lampung”.

B.Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

maka masalah di dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika pada siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung?

2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar

(22)

6

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika pada siswa

kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika pada siswa

kelas VI SDN 1 Susunan Baru Bandar Lampung.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini anatara lain adalah :

1. Merupakan sumbangan pemikiran bagi guru untuk lebih meningkatkan

kinerja dan kemampuannya di dalam pembelajaran matematika dengan

menerapkan metode yang bervariasi khususnya pada pendekatan

kontekstual.

2. Sebagai bahan masukan kepada guru, untuk mensiasati agar siswanya lebih

giat lagi dalam belajar matematika terutama pada pendekatan kontekstual

yaitu dengan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari dan menjabarkannya melalui operasi hitung sehingga

kemampuan menghitung siswa menjadi lebih baik.

3. Sebagai tambahan bahan bacaan bagi guru-guru SDN 1 Susunan Baru

Bandar Lampung terutama tentang peningkatan prestasi belajar matematika

(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar

Learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif

tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman (Fontana

dalam Winataputra, 1995:2). Pengertian belajar juga dikemukakan oleh

Slameto (2003:2), yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Sukardi, (1983:15), pengertian dari belajar adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman, kecuali perubahan

tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang

atau perubahan yang instinktif atau yang bersifat temporer.

Sehubungan dengan pengertian di atas, selanjutnya penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang

terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari latihan dan pengalaman yang

(24)

8

b. Prinsip – prinsip Belajar

Menurut Winataputra (2004 : 210), prinsip belajar merupakan ketentuan

atau hokum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan

belajar.

Beberapa prinsip – prinsip belajar adalah : 1. Motivasi

Motivasi adalah suatu proses untuk menggerakkan motif-motif menjadi

perilaku yang mengatur perilaku untuk memuaskan kebutuhann dalam

rangka mencapai tujuan. Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak

aktivitas.

2. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan energy psikis (fikiran dan perasaan)

terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran proses

semakin baik.

3. Aktivitas

Seperti telah dibahas didepan, bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas

yaitu aktivitas mental dan aktivitas emosional. Kegiatan mendengarkan

penjelasan guru sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar.

4. Umpan Balik

Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di

dalam proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses

(25)

9

memperoleh umpan balik dengan segera agar ia tidak terlanjur

membuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan belajar.

5. Perbedaan Individual

Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar berarti

tidak akan memperoleh kemampuan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:12), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah yang berasal

dari dalam diri siswa yang terbagi dalam beberapa bagian yaitu :

1. Intelegensi kemampuan untuk mencapai prestasi

2. Minat yaitu kecenderungn yang mantap pada subyek untuk tertarik

pada bidang tertentu

3. Keadaan fisik dan psykis yaitu keadaan fisik menunjukkan pada tahap

pertumbuhan kesehatan jasmani, keadaan psykis menunjukkan pada

keadaan stabilitas mental siswa.

Faktor eksternal adalah faktor dari luar dimana siswa yang mempengaruhi

prestasi belajar terbagi beberapa bagian :

1. Faktor guru : guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki tugas

menyelenggarakan kegiatan belajar

2. Faktor lingkungan : lingkungan sangat penting dan sangat berpengaruh

(26)

10

3. Faktor sumber-sumber belajar : ketersediaan sumber belajar yang

memadai

B. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran dimana guru

dalam mengajar tidak hanya dengan memberikan soal di dalam kelas dan

langsung di jawab oleh siswa melainkan suatu proses pembelajaran dimana

guru tidak hanya mengajar di dalam kelas melainkan yang juga melaksanakan

tugas mengajar di sekitar kelas, di luar kelas dilingkungan sekolah maupun di

lingkungan rumah (Nurhadi, 2002:1). Pada pendekatan kontekstual ini pada

dasarnya menekankan pada kegiatan sehari-hari yang dialami siswa kemudian

diangkat kedalam konsep matematika dan di bahas dalam kegiatan

pembelajaran dengan tidak mengilangkan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Menurut Depdiknas (2006:18), pendekatan

kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan mengambil

(mensimulasikan, menceritakan) kejadian pada dunia nyata kehidupan

sehari-hari yang dialami siswa kemudian diangkat ke dalam konsep matematika

yang dibahas.

Pengertian di atas mengandung arti bahwa pada pembelajaran kontekstual

sesuai dengan tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan, konsep dikonstruksi

oleh siswa melalui proses tanya jawab dalam bentuk diskusi. Pembelajaran

(27)

11

antara lain membangun kreatifitas siswa, aktifitas siswa bertanya,

menemukan permasalahan, belajar bermasyarakat, refleksi dan pengenalan

diri.

Pendekatan kontekstual merupakan aktivitas insani, pembelajaran matematika

tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah,

mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran.

Menurut Supinah (2002:22) langkah pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual menekankan proses pembelajaran pada kehidupan nyata yang ada

di sekitar siswa dimana guru tidak hanya aktif mengajarkan tetapi antar guru

dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran

kontekstual, guru dituntut tidak hanya menyalahkan siswa dan siswa tidak

takut berbuat salah melainkan sama-sama mencari jalan keluar sehingga akan

tumbuh semangat untuk mencoba memecahkan masalah yang akan

diselesaikan.

Pemecahan masalah merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu

dimiliki siswa dan pembelajaran hendaknya dimulai dengan pengenalan atau

pengajuan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah

kontektual, peserta didik secara bertahap dibimbing menguasai matematika.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual cocok atau mendukung apa

(28)

12

pembelajaran matematika dan penekanan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual. Untuk itu, agar tujuan mata pelajaran tercapai dengan optimal,

maka guru perlu merencanakan dengan sungguh-sungguh.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa

perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Menyiapkan materi pembelajaran yang dapat membangun kemampuan

berpikir dan berargumentasi yang dapat dipakai siswa selamanya, diperlukan

kesungguhan dari guru. Untuk itu, guru dalam merencanakan kegiatan

pembelajarannya seperti yang dituangkan dalam RPP hendaknya dilakukan

dengan benar dan sungguh-sungguh sesuai dengan strategi, pendekatan

ataupun model yang dipilih. Sementara itu, untuk merencanakan atau

menyusun RPP yang mengacu pada pendekatan pembelajaran kontekstual

atau realistik perlu memperhatikan komponen, ciri, ataupun karakteristik

pembelajarannya.

C. Aktivitas Belajar

Menurut W.S Winkel ( 1993:48) Aktivitas belajar adalah segala kegiatan

belajar. Siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar

(29)

13

Jenis – jenis aktivitas belajar menurut Sardiman (1987:100) dapat digolongkan antara lain : Visual activities, Oral activities, Listening activities,

Writing activities, Drawing activities, Emosional activities, Mental activities,

dan Motor activities.

Aktivitas yang dimaksudkan adalah pada siswa, sebab dengan adanya

aktivitas belajar siswa terutama dalam proses pembelajaran terciptalah situasi

belajar aktif. Belajar aktif (Depdiknas, 2002:31) adalah Suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual

dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek

kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:110) hasil belajar dibedakan menjadi

tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

a. Kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan

peserta didik yang telah dicapai selama pembelajaran berlangsung.

b. Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku

dan pengembanan diri siswa dalam pembelajaran yang diberikan oleh

guru

c. Psikomotorik adalah aspek yang menilai tentang perkembangan anak

untuk mengubah dirinya memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta

latihan-latihan yang diarahkan sesuai dengan keberadaan dirinya

sehingga terpenuhi kebutuhan psikologis, serta perasaan dicintai oleh

(30)

14

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi

yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal

ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana

masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal

mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi.

Penjelasan diatas maka aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini

dikategorikan sebagai berikut:

a. Bertanya kepada guru atau siswa lain

b. Mengerjakan tugas yang diberikan guru

c. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru

d. Berdiskusi dengan teman

e. Mengerjakan LKS

D. Pengertian Prestasi Belajar

Hasil belajar atau keberhasilan setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar di

sekolah identik dengan prestasi di sekolah. Hamalik (1983:84)

mengemukakan bahwa prestasi adalah perubahan tingkah laku yang

diharapkan pada murid setelah melakukan proses belajar mengajar.

Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,

(31)

15

Prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai atau prestasi adalah hasil yang

dicapai pada suatu saat (WS. Winkel, 1984: 161), dan menurut

Poerwadarminta (2004:768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai

(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).

Berdasarkan pengertian-pengertian prestasi yang telah dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai siswa setelah ia

mengikuti aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran. Sedangkan prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas VI SDN 1 Susunan Baru

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi

belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang

meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

(32)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1

Susunan Baru Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

dengan jumlah siswa 23 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13

siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Susunan Baru Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

B.Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas dan prestasi belajar

matematika siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru dalam pembelajaran melalui

(33)

18

C.Data Penelitian

Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

diperoleh melalui hasil tes / hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir

siklus, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengamatan atau

observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

D.Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan pengamatan (observasi).

1. Tes

Seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang di tes, dan

berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik

kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwati, dkk,

2008). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan

data-data nilai siswa guna mengetahui minat dan prestasi belajar siswa

mata pelajaran Matematika pada kelas VI SD Negeri 1 Susunan Baru

Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung khusunya tes

kemampuan tentang menghitung luas bangun.

2. Observasi

Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung

maupun tidak langsung (Poerwati, dkk, 2008). Secara sederhana, observasi

dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan baku untuk

(34)

19

menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran di kelas akan lebih

efisien, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan

dilakukan.

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat peneliti menggunakan instrumen

penelitian. Untuk mempermudah penelitian penulis menggunakan alat bantu

pengumpul data antara lain :

1. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam operasi pecahan

2. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas

siswa maupun peneliti saat pembelajaran berlangsung

3. Lembar kerja siswa adalah berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan

diajukan oleh peneliti kepada siswa.

F. Rencana Tindakan

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur yang terdiri

dari empat kegiatan pokok, yaitu : merencanakan, melakukan tindakan,

mengamati (observasi) dan melakukan refleksi yang diilustrasikan melalui alur

(35)

20

G.

H.

Gambar 1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelass oleh Arikunto (2007:16)

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan :

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

c. Menentukan materi

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(36)

21

Pertemuan pertama

Penyampaian materi pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang suatu yang berhubungan

dengan materi sebagai apersepsi untuk membimbing pemikiran dan

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

2) Membentuk kelompok belajar

3) Guru menginformasikan pokok bahasan yang akan dipelajari bersama

4) Membuat rangkuman materi yang akan diberikan dan membuat tentang

soal cerita dan menghitung luas bangun dalam materi memcahkan

masalah sehari-hari.

3. Tahap Pengamatan

Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat

untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal

yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat

kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada

(37)

22

Pertemuan Kedua Perencanaan Tindakan :

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi

c. Menentukan materi

Berdasarkan kajian tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan

dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan

bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

5. Tahap Pengamatan

Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat

untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran.

6. Tahap refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi dalam membahas hal-hal

yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat

kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada

perencanaan tindakan untuk siklus II. Sedangkan kelebihan yang sudah

(38)

23

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan :

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

c. Menentukan materi

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus II adalah sebagai berikut :

Pertemuan Pertama

Mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang

berkaitan dengan yang akan dipelajari.

1. Mengemukakan tujuan pembelajaran

2. Menyiapkan tentang soal cerita dan menghitung pecahan dalam materi

memecahkan masalah sehari-hari

3. Menyiapkan tugas kelompok

4. Menyiapkan lembar observasi

3. Tahap Pengamatan

Dalam kegiatan tahap ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat

untuk mengadakan pengamatan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Pada

(39)

24

4. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan

pada siklus I. Hasil dan refleksi siklus ini akan dijadikan pedoman dalam

melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus III.

G.Teknik Analisis Data

Penilaian adalah satu proses kegiatan untuk mengukur ketercapaian dan suatu

tujuan pembelajaran. Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Data hasil belajar yaitu: nilai yang diperoleh dari hasil tes pembelajaran

matematika pada materi pecahan.

Prestasi belajar siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

� = 100

Keterangan :

� =�

= �� ℎ � �

(40)

25

2. Data aktivitas

Aspek yang diamati dalam proses pembelajaran, terdiri dari 5 aspek yaitu:

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Bertanya tentang penjelasan guru

c. Berdiskusi kelompok

d. Menjawab pertanyaan guru dengan benar

e. Mengerjakan LKS

a. = memperhatikan penjelasan guru b. = bertanya tentang penjelasan guru c. = berdiskusi kelompok

d. = menjawab pertanyaan guru dengan benar e. = mengerjakan LKS

A = Aktif

(41)

26

Aktivitas siswa dihitung dengan rumus :

As = Banyaknya siswa yang aktif x 100%

Banyaknya siswa

Siswa dikatakan aktif jika melakukan aktivitas minimal 3 indikator yang di

amati.

H.Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila :

a. Rata-rata hasil belajar siswa serendah-rendahnya 60

b. Banyaknya siswa yang tuntas sekurang-kurangnya 75%

(42)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan :

1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar matematika pada siswa kelas VI

yaitu siklus 1 yaitu 63,04% siklus 2 yaitu 78,25% sehingga mengalami

peningkatan sebesar 15,21%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

pada siswa kelas VI SDN 1 Susunan Baru.

2. Terjadi peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VI dari siklus

1 ke siklus 2 sebesar 14,03% yaitu dari 69,56% menjadi 82,60%. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SDN 1 Susunan

Baru.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan bahwa untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar hendaknya guru menggunakan

pendekatan kontekstual. Guru hendaknya lebih membimbing siswa dalam

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara: Jakarta

Depdiknas, 2005, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

________, 2006, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Pembelajaran Matematika.

Hamalik Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito:Bandung.

Nurhadi. 2002. Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta : Depdiknas

Poerwati, dkk. 2008. Evaluasi Belajar. Bandung : Sinar Baru

Poerwadarminta, WJS. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:

Jakarta.

Sardiman. AM. 1992. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar. Tarsito: Bandung.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bhineka Cipta. Jakarta.

Sukardi. 1983. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta

Supinah. 2002 Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika|

PPPPTK Matematika | Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan

Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP

(44)

49

Winataputra, Udin S. 1995. Pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka: Jakarta.

---, 2004. Teori Belajar dan Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka: Jakarta.

Winkel,WS. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia: Jakarta

Gambar

Gambar 1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelass oleh Arikunto (2007:16)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model bamboo dancing meliputi memperhatikan ketika guru menerangkan dan ketika temannya

Penelitian oleh Yaacob dan Che Ahmad (2011) juga menguji tentang penerapan IFRS di Malaysia, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan IFRS di

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengguna- an KIT IPA dalam mata pelajaran IPA terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SD.. Variabel dalam penelitian

Media pembelajaran Fun Lyrics (FL) dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media yang interaktif dan menyenangkan. Terdapat lirik 2 bahasa yaitu