• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA

SMA 1 NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh Julianto

Perkembangan metode pembelajaran di sekolah saat ini terus mengalami kemajuan. Kemajuan dibidang pembelajaran pada akhirnya memberikan dampak pada proses belajar mengajar. Dampak perkembangan tersebut dapat terlihat dengan banyaknya metode-metode pembelajaran baru yang diterapkan guru. Metode-metode pembelajaran ini bertujuan agar pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih menarik dan memiliki hasil yang lebih maksimal. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode belajar resitasi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘Apakah metode belajar resitasi

berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014?

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian pretes-postest control grup desain. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian diberi pretest

untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (X).

(2)

PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA

SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh

Julianto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekon Sanggi pada tanggal 05 Juli 1991.

Merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak

Ishak dan Ibu Asimah. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh

penulis adalah:

Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri 1 Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus selesai pada tahun 2003,

selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2

Wonosobo yang terletak di Pekon Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus, dan

selesai pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tahun 2011 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah, Yogyakarta dan

Jakarta. Kemudian tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMP PGRI 4 Labuhan Ratu Lampung Timur yang terintegrasi

dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Tansmigrasi Pramuka

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap alhamdulillahirobbil’alamin, syukur kepada Allah SWT. yang

tak terhingga atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi

Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung

Tahun Pelajaran 2013-2014” ini. Dengan segala kerendahan hati penulis

persembahkan karya sederhana ini untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Ishak dan ibunda Asimah yang telah

mendidik, membesarkan dan selalu menyayangiku serta tak henti-hentinya

selalu berdoa untuk keberhasilanku dalam setiap sujud lima waktunya ;

2. Kakak-kakakku tersayang Mas’an, Susilawati, Heryani, dan Iskandarsyah

dan keponakan-keponakanku tercinta ; Muhammad Chairul Fahmi,

Muhammad Fadli Azizi, Zahwa, Rama, dan Raisya.

3. Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah

mengajarkanku banyak hal tentang kepribadian, ilmu, iman dan

pengetahuan;

(8)

MOTTO

Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya

(9)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang

selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan

tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu

merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang patut penulis

ucapkan kecuali ucapan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar

Resitasi Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1

Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014”pada Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tetesan keringat dari setiap

perjuangan yang melelahkan, demi keinginan melihat orang-orang yang terkasih

tersenyum bahagia karena kesuksesan, selalu kujadikan motivasi untuk

melanjutkan harapan walau tak jarang pasang surut semangat dan rasa penat itu

selalu ada. Hadirnya, sahabat-sahabat dan mengenal banyak orang dengan

keberagamannya membuat cerita hidup ini semakin indah, dan ini adalah sebuah

(10)

Penulis menyadari akan segala bentuk keterbatasan dan kemampuan yang

dimiliki, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Hi. Tontowi Amsia, M.Si., Dosen pada Program Studi

Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus

Pembimbing Akademik (PA) penulis dan pembimbing skripsi pertama

(11)

saran, motivasi, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian

skripsi ini.

8. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si., Dosen pada Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai Pembimbing

kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan,

kritik, saran, motivasi, dan nasihat serta ilmu yang sangat bermanfaat

dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini.

9. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Dosen pada Program Studi Pendidikan

Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai pembahas

utama, terimakasih atas kesediaannya, serta saran dan kritiknya dalam

penyelesaian skripsi ini.

10.Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Bapak Drs. Hi. Ali Imron, M.Hum., Bapak

M. Basri, S.Pd., M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Bapak Dr.

Henry Susanto, M.Si., Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., serta

Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum. sebagai dosen Pendidikan

Sejarah FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama menjadi

mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

11.Bapak Drs. Muhammad Yusuf, Kepala SMA Negeri 1 Kotaagung yang

telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan, memberi

bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.

12.Ibu Diana Ekawati, S.Pd., Guru mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1

(12)

memberi arahan, dan motivasi kepada penulis selama melakukan

penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.

13.Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah

FKIP UNILA angkatan 2009: Guskannur, Khatmi Fadilah, Sobri, Charles,

Ardi Yudhistira, Eni Samiasih, Putu Maryanto, Adi Sanjaya. Terima kasih

atas kebersamaan dan pengalaman-pengalaman berharga selama mengikuti

perkuliahan.

14.Rekan-rekan KKN dan PPL Kecamatan Labuhan Ratu; Decky Saputra,

Cinde Futriyah, Yulia Florentina, Devi, Risdianto Farahat, Ayu

Nurjannah. Terimakasih atas pengalaman yang penuh perjuangan selama

tiga bulan yang telah menginspirasiku.

15.Seluruh Kakak tingkat angkatan 2006, 2007, 2008 dan Adik tingkat

angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014

16.Sahabat dan saudaraku pengurus BEM FKIP 2011/2012.

17.Pengurus FOKMA Sejarah 2011/2012, serta kakanda dan ayunda HMI

Komisariat KIP Unila: Amerza Fransiska, Reki Fahlevi, Aas Lailah, Esti

Wulandini, Siti Nurfitriana, Umar Sabiring, Wiwid Ferdiawan, Ginanjar

Saputro, Aditya Murdani, Ikhwan Nurhakim, Jeni Firawan, Heri Setiawan,

Sagita Markawira, terima kasih selalu memberiku insipirasi dan motivasi

selama menempuh studi.

18.Adek-adek SMA Negeri 1 Kotaagung, terima kasih atas partisipasinya

dalam proses pembelajaran dan penelitian saya, semoga kita dapat meraih

(13)

19.Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima

kasih atas segalanya, semoga kita semua mendapat jalan yang diridhoi

Allah SWT.

Semoga ALLAH SWT kelak memberikan tempat yang mulia kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Penulis sadar

akan segala bentuk keterbatasan yang ada, namun besar harapan penulis bahwa

untaian goresan-goresan tinta sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Amin

Wassalamu`alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 2015

Penulis

(14)

DAFTAR ISI A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

(15)

1. Variabel Penelitian ... 27

2. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) ... 39

L. Teknik Analisis Data ... 40

a. Uji Hipotesis ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kotaagung ... 43

2. Visi Misi SMA Negeri 1 Kotaagung ... 45

C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 53

D. Deskripsi Data... 56

1. Pretest Hasil Belajar Sejarah Siswa ... 56

2. Posttest Hasil Sejarah Belajar Siswa ... 57

3. Data Gain Hasil Belajar Sejarah Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 59

4. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 60

E. Analisis Data ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 62

F. Uji Hipotesis ... 63

(16)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. ... 69 B. Saran ………. ... 70

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Taksonomi Bloom ... 15

2.1. Desain penelitian pretest-postest control group design ... 24

2.2 Jumlah anggota populasi ... 25

2.3 Sampel penelitian ... 27

2.4 Koefisien validitas tes ... 34

2.5 Koefisien realibilitas tes ... 36

2.6 Interpretasi nilai tingkat kesukaran ... 37

2.7 Interpretasi nilai daya pembeda ... 38

2.8 Klasifikasi gain (n) ... 41

3.1 Daftar nama-nama kepala sekolah ... 44

3.2 Keadaan siswa SMA Negeri 1 Kotaagung ... 49

3.3 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol .... 56

3.4 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 57

3.5 Distribusi frekuensi postest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 58

(18)

3.7 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 59

3.8 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 60

3.9 Rekapitulasi perbandingan rata-rata ... 60

3.10 Uji normalitas data pretest ... 61

3.11 Uji normalitas data postest ... 62

3.12 Uji normalitas data n (gain) ... 62

3.13 Nilai varians untuk distribusi data postest ... 63

3.14 Hasil uji perbedaan dua rata-rata data postest ... 65

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

C.1. Uji Validitas Instrumen

C.2. Uji Reabilitas Instrumen

C.3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

C.4. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

C.5. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

C.6. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

C.7. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

C.8. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

C.9. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

C.10. Uji Normalitas Gain Posttest Kelas Kontrol

C.11. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen

C.12. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

C.13. Uji Mann Whitney

C.14. Uji Beda Dua Rata-Rata

C.15. Indikator Pencapaian Kognitif Siswa

18. Tes Kemampuan Awal

19. RPP

20. Tes Kemampuan Akhir

21. Rencana Judul Penelitian Kaji Tindak/Skripsi

22. Izin Penelitian Pendahuluan

23. Izin Penelitian

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan

pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau

melatih (Depdiknas, 2008: 353). Dalam kehidupan sehari-hari, proses

tersebut kita kenal dengan sebutan belajar-mengajar.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai

yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru

melalui mekanisme penilaian yang telah ditetapkan, misalnya dengan

menggunakan cara ujian tertulis. Dengan kalimat lain, nilai hasil belajar

tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui

seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

Tinggi maupun rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata hanya

ditentukan oleh usaha siswa itu sendiri melalui kegiatan belajar yang intens,

melainkan juga ditentukan oleh kemampuan gurunya dalam menyampaikan

pembelajaran. Artinya, upaya siswa untuk memahami materi pembelajaran

(21)

2

pengampu dalam hal menyampaikan materi pembelajaran tersebut. Semakin

bagus penyampaian yang dilakukan seorang guru, akan semakin besar tingkat

pencapaian pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan, begitu pula

sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sejarah kelas X IPA SMA

Negeri 1 Kotaagung Ibu Diana Ekawati, S.Pd., pada saat penelitian

pendahuluan tanggal 27 Februari 2014, diketahui bahwa pembelajaran sejarah

yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh pembelajaran dengan

metode konvensional dan diskusi kelompok. Guru menjelaskan materi dan

setelah menjelaskan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Sementara itu,

hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa kelas X IPA,

diketahui bahwa pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang

masih dianggap kurang menarik. Para siswa menginginkan pembelajaran

dengan suasana belajar yang baru agar materi pelajaran yang diajarkan oleh

guru lebih menarik, memotivasi, dan mudah dipahami.

Diduga, rendahnya hasil belajar ranah kognitif siswa tersebut disebabkan oleh

Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum bervariasi. Guru yang

mengajarkan materi pembelajaran tersebut masih dominan menerapkan Model

pembelajaran konvensional. Murid kurang dilibatkan dalam pelaksanaan

peroses belajar mengajar sehingga menyebabkan murid kurang aktif dalam

mengikuti materi pembelajaran. Keadaan demikian, dikarenakan guru belum

mampu menerapkan pendekatan / strategi / metode / teknik / taktik

pembelajaran yang relevan. Sebagaiamana diungkapkan oleh Kokom

(22)

3

proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau

didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik /

pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien (Kokom Komalasari, 2011:3).

Lebih lanjut diungkap oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran

dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen

yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian

kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Pembelajaran

juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya

atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut

meliputi :

1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,

semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa alat

peraga dan alat-alat evaluasi.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan

pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahapan ini, strukur dan situasi

pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh

pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah

dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen

guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa.

3. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa

(23)

4

Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka dalam proses pembelajaran

diharapkan siswa dapat mempengaruhi hasil akhir yang maksimal. Salah

satunya adalah dengan penerapan strategi-strategi dan metode-metode

pembelajaran yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.

Guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu

mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak siswa secara

optimal.salah satu strategi yang bisa digunakan adalah dengan mengggunakan

metode-metode pembelajaran yang relevan. Ada banyak jenis metode

pembelajaran. Beberapa diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Zainal

Aqib dalam dalam bukunya yang berjudul Metode-metode dan model-model

pembelajaran.

Metode-metode tersebut adalah; a) metode ceramah (Lecture), b) metode Demonstrasi, c) metode tanya jawab, d) metode penampilan, e) metode Diskusi, f) metode studi Mandiri, g) metode pembelajaran tugas atau resitasi, p) metode kerja kelompok, w) metode penemuan, x) metode sumbang saran, y) metode inquiri, z) metode karya wisata, aa) metode penyajian lapangan, bb) metode penyajian secara sistem regu, cc) metode mengajar dengan penggunaan komputer, dd) metode Andragogi. (Zainal Aqib. 2013 :117)

Metode resitasi adalah metode pemberian tugas dalam bentuk daftar

pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus

dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu

seperti yang dikatakan Zainal Aqib.

(24)

5

dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen (Zainal Aqib, 2013 : 117).

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1

Kotaagung penerapan metode resitasi diduga menjadi relevan saat ini melihat

faktor jam belajar yang semakin sedikit karena bertambahnya jumlah mata

pelajaran yang diberikan kepada siswa khususnya kelas IPA. Karena teknik

pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa

memiliki hasil belajar yang lebih mantap dengan melaksanakan latihan-latihan,

mengerjakan tugas. Hal ini agar pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu

dapat lebih terintegrasi (Zainal Aqib, 2013:177).

Maka, berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul ” Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar

Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran

2013-2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar

Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1

Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014

2. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar

Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1

(25)

6

3. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar

Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA

Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi

masalah pada “Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil

Belajar Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri

1 Kotaagung 2013-2014

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Metode Belajar Resitasi Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar

Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1

Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014?

E. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup E.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

Mengetahui Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung

Tahun Pelajaran 2013-2014.

E.2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah

(26)

7

b. Sebagai referensi disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk

penelitian berikutnya.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas

terutama bagi pihak-pihak potensial yang terkait yaitu guru dan seluruh

komponen pengelola X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.

E.3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pendidikan, khususnya pendidikan sejarah,

karena yang akan dilihat hasil belajarnya pada mata pelajaran sejarah. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung. Sementara

Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh metode resitasi dalam

meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1

(27)

8

REFERENSI

Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka Penugasan

Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur.

Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

dijadikan topik penelitian. Dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan

teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam

penelitian ini antara lain :

1. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

subjek didik / pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan

dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2011: 3).

Pembelajaran atau pengajaran menurut Sardiman, adalah upaya menciptakan

kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa.

(Sardiman, 2011: 48). Pengertian pembelajaran seperti ini memberikan

petunjuk bahwa fungsi pokok pengajar itu adalah menyediakan kondisi yang

kondusif sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah

(29)

9

mengajar seperti ini memberikan indikator bahwa pembelajarannya lebih

bersifat pupil centered.

Menurut Trianto, Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar

lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, (Trianto, 2009 : 17).

Sedangkan, menurut Zainal Aqib Pembelajaran adalah upaya secara sistematis

yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran secara efektif

dan efesien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Zainal

Aqib, 2013 : 67).

Pendapat lain menyatakan, Pembelajaran adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2004: 27). Pada bagian yang sama

beliau juga mengemukakan bahwa, ”pembelajaran merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”.

Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses, karena adanya usaha untuk

mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud

memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan

maupun sikap. Menurut Hakim, Pembelajaran adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan”. Segala

kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan

mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan,

menghubungkan, dan menyimpul dengan demikian dia akan berubah kedalam

(30)

10

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran

dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen

yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran / alat peraga,

pengoragisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran

(remedial dan pengayaan). Kedua pembelajaran dipandang sebagai suatu

proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian atau kegiatan guru dalam

rangka membuat siswa belajar.

Proses dalam pembelajaran menurut Kokom Komalasari (2010: 3) proses tersebut meliputi : (1). Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan pengajaran (lesson plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guru untuk membaca buku-buku atau media cetak lainnya, yang akan disajikan kepada para siswa dan mengecek jumlah dan kebermanfaatan alat peraga yang akan digunakan. (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa. (3) menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegitan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichmen (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang kesulitan belajar.

Dari konsep diatas jelas terlihat bahwa pembelajaran memusatkan perhatian

pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari

siswa”.

2. Konsep Metode Belajar Resitasi

Metode pembelajaran Resitasi adalah suatu Metode mengajar dimana siswa

(31)

11

siswa memiliki pemahaman yang bersifat long term memory. tujuan utama dari

metode ini, yaitu siswa mampu mencurahkan segala idenya melalui tulisannya

sendiri berdasarkan pengetahuan dan pemahamannya yang didapat dari proses

pembelajaran didalam kelas.

Metode resitasi adalah pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. (Zainal Aqib:2013)

Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar

siswa memilki hasil belajar yang lebih mantap. Oleh karena itu, siswa

melaksanakan latihan-latihan, selalu melaksanakan tugas. Hal ini agar

pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Senada

dengan pernyataan diatas Djamarah dan Zain, mengemukakan bahwa metode

resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Tugas yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan atau dimana saja.

Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. (Djamarah dan Zain : 2010)

Adapun langkah-langkah metode resitasi menurut Subana, adalah :

1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu.

2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak

perlu bertanya-tanya lagi.

3. Mengontrol apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh

(32)

12

4. Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja

yang lebih luas.

Langkah-langkah pembelajaran metode resitasi

1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu. 2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi.

3.Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja yang lebih luas. (Subana : 1995)

Kemudian fase-fase dalam pemberian tugas tersebut menurut Djamarah dkk, hendaknya mempertimbangkan

1. Tujuan yang akan dicapai;

 Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut

 Sesuai dengan kemampuan siswa

 Ada petunjuk/ sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

 Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

2. Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

 Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru

 Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

 Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

 Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

3. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:

 Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya

 Ada tanya jawab/diskusi kelas

 Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun dengan non tes atau cara lainnya. Rancangan penilaian yang ditetapkan harus menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (Djamarah, dkk : 2010)

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ ulangan atau ujian yang

(33)

13

yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai prinsip

di muka, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar. Agar

siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya. Menghadapi tugas/ ujian perlu dilaksanakan cara-cara belajar yang

baik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 89) sebagai berikut.

1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya). 2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur

sehari atau dua hari sebelumnya.

3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang

sedang dipelajari kembali itu.

4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah

dikerjakan.

5. Peliharalah kondisi kesehatan.

6. Konsentrasikan seluruh pehatian terhadap tugas yang akan

ditempuh.

7. Siapkanlah segala alat/ perlengkapan-pelengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu , bereskan seawal

mungkin (Slameto : 2003: 89)

Belajar dapat dilakukan dengan cara atau gaya yang dianggap sesuai dengan

apa yang siswa anggap dapat memahami dan mengerti serta dapat menyerap

materi secara optimal. Cara belajar itu bersifat individual (suatu cara yang

tepat bagi seseorang belum tepat pula bagi orang lain) dalam arti yang

berhubungan dengan aspek khusus tertentu. Misalnya, kebiasaan membaca,

waktu belajar, dan hal lain yang bersifat teknis. Tetapi untuk sesuatu yang

menyangkut metode umum, dapatlah dijumpai hal-hal yang dapat

dipraktekkan oleh siapapun.

3. Konsep Hasil Belajar Kognitif Siswa

Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

(34)

14

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Jadi hasil

belajar merupakan hasil pencapaian yang diperoleh siswa dan guru setelah

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.

Menurut Sukmadinata, Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya,

baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di

sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata

pelajaran yang ditempuhnya. (Sukmadinata : 2007: 102)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti

yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan

keluaran (outputs) dari suatu sitem pemerosesan masukan (input). Masukan

dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan

keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin

S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Jihad dan

Haris, 2008:14).

Lantas seperti apa bentuk hasil belajar tersebut, apakah hanya sebatas berubah

dari tidak tahu menjadi tahu saja. Hamalik dalam Amali, menyatakan bahwa

“Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang

terdiri dari sejumlah aspek”. Aspek tersebut selanjutnya dikelompokkan ke

(35)

15

adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. (Hamalik dalam Amali, 2001:

35).

Hal tersebut lebih terperinci lagi dijelaskan oleh Bloom dalam Dimyati (2002:

26), ada tiga ranah yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan

kemampuan internal akibat belajar, yaitu ;

a. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

c. Ranah Psikomotor, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas (Bloom dalam Dimyati: 2002: 26).

Keenam aspek / kategori kognitif yang tersebut diatas tetap saja merupakan

suatu hirarkis (berurutan dari yang terendah ke yang tertinggi), dari C1 hingga

C6, sesuai dengan Taksonomi Bloom yang digambarkan dalam bentuk

Piramida. Piramida Taksonomi Bloom yang dimaksud dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Sumber : (Dimyati, 2002 : 26)

Penulis berpendapat bahwa setelah melaksanakan aktivitas belajar, siswa akan

(36)

16

diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diteliti dan diukur secara terpisah

dengan teknik dan instrumen yang berbeda. Sementara dalam penelitian ini

peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh dari salah satu metode

pembelajaran yakni metode pembelajaran resitasi terhadap hasil belajar

kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Kotaagung.

Mengingat banyak aspek dari hasil belajar kognitif lebih mudah dicapai apabila

pembelajaran menggunakan metode ini.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang menunjang penelitan ini adalah penelitian yang dilakukan

Emiliah tahun 2011 yang berasal dari Universitas Lampung dengan judul

“Penggunaan Metode Pembelajaran Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan

Aktivitas Dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Jenis penelitian ini menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan (1) untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ips di kelas VIII SMP Negeri 13

Bandar Lampung melalui penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas.

(2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan

penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas. Hasil penelitian, yaitu. Nilai

rata-rata penguasaan materi pelajaran IPS siswa pada siklus I adalah sebesar

54,44 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 11 orang siswa (36,67%)

atau dari 30 siswa terdapat 19 orang siswa (63,33%) yang belum mendapat nilai

(37)

17

siswa adalah sebesar 77,67 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 26

oraang siswa (86,67%) atau dari 30 siswa terdapat 4 siswa (13,33%) yang belum

mendapat nilai lebih dari sama dengan 65.

Adapun penelitian yang hampir sama berikutnya adalah penelitian yang

dilakukan oleh A. Thamrin Nasier tahun 2011 yang berasal dari Universitas

Lampung dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Sebagai Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa/I Kelas X Jurusan Akutansi Pada SMK PGRI

4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011”. Jenis penelitian menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan untuk mengetahui

pengaruh metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar Akutansi pada siswa

kelas X SMK PGRI 4 Bandar Lampung. Hasil penelitian yang diperoleh siswa

yang mendapat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 59,29, siklus II sebesar 60,14,

sedangkan pada siklus III mendapatkan rata-rata 66,69, ini berarti bahwa siswa

sebagai standar KKM sebesar 65 dari jumlah siswa 35 pada siklus III tercapai,

dengan persentase 73,33% ini berarti sudah nampak peningkatan keberhasilan

dengan penerapan metode pemberian tugas sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa/i kelas X pada SMK PGRI 4 Bandar Lampung tahun pelajaran

2010/2011.

Sementara itu yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian dengan jenis

penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1

Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014” yang bertujuan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X

(38)

18

C.Kerangka Pikir

Metode resitasi adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa dituntut untuk

bekerja baik secara kelompok maupun perorangan dengan menggunakan

kemampuan sebaik-baiknya terutama dalam hal mengingat dan pemahaman

pembelajaran.

Dalam metode pembelajaran resitasi, terdapat beberapa tahapan yakni sebagai

berikut :

1. Persiapan, yang dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,

semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa instrumen

soal dan alat-alat evaluasi setiap pertemuan.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan

pembelajaran yang telah dibuatnya.

3. Pelakukan pengawasan selama berlangsung aktivitas pembelajaran.

4. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan

pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa

pemberian layanan remidial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.

Dari keempat tahapan proses pembelajaran diatas yang meliputi

persiapan/perencanaan, penerapan/pelaksanaan, kontrol/pengawasan dan tindak

lanjut/evaluasi, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

konitif siswa yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Atas dasar itulah, peneliti mengadakan penelitian tentang

pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa pada kelas X IPA

SMA Negeri 1 Kotaagung dengan menggunakan metode penelitian

(39)

19

metode pembelajaran resitasi (selanjutnya disebut X) dan sebagai varibel

(40)

20

D. Paradigma

Keterangan :

: Garis Pengaruh

Hasil Belajar Kognitif : 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Metode

(41)

21

E. Hipotesis

Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sukardi, yang dimaksud

dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji

kebenarannya dengan kegiatan penelitian dilapangan. (Sukardi : 2003)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 :Metode belajar resitasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif

siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung

tahun pelajaran 2013-2014.

H1 : Metode belajar resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif

siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung

(42)

22

REFERENSI

Komalasari. 2011. Model Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama.

Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo

Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi /RAD. Refika Aditama.

Zainal Aqib.2013. model-model, media dan strategi pembelajaran konstekstual

(inovativ). Bandung: Yrama Widya.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta

Sukmadinata. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Belajar. Yogyakarta: Multi Media

Hamalik dalam Amali. 2001. Pendekatan Baru Srategi Pembelajaran

Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

(43)

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sumadi

Suryabrata merupakan “suatu metode penelitian untuk mengetahui atau

menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata

pelajaran tertentu di dalam kelas” (Sumadi Suryabrata, 2012:88). Sedangkan

Sugiyono menyatakan bahwa di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan

(treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan

demikian metode penelitian eksperimen adalah “sebuah metode yang

digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap

objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono,

2013:107).

Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest dan posttest antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya data pretest dan posttest dari

kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh

positif yang signifikan antara metode pembelajaran pada kelas eksperimen

(44)

23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotaagung yang beralamatkan

di Jalan Bhayangkara no. 77, Kotaagung, kode Pos 35384. Kegiatan

penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober,

yaitu pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014.

C. Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian

dengan metode pretest-posttest control group design. Dalam desain ini,

Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random, yang sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:112).

Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka

pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol

tidak diberikan perlakuan (X).

Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada salah satu kelompok sampel

(kelompok eksperimen) dilanjutkan dengan pemberian posttest pada kedua

kelas atau kedua kelompok sampel yang digunakan. Pengaruh perlakuan

disimbolkan dengan (O2-O1)-(O4-O3) dan selanjutnya untuk melihat pengaruh

perlakuan berdasarkan signifikansinya adalah dengan menggunakan uji

statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Jika terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

(45)

24

Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

KELAS PRETEST PERLAKUAN POST-TEST

Eksperimen a1 Ex b1

b1 = hasil posttest kelas eksperimen

b2 = hasil posttest kelas kontrol

Sumber : (Sugiyono, 2013:112)

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui dan

menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model

atau metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti

dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok

pada kontrol yang telah ditentukan.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel,

baik berupa orang, barang, maupun peristiwa” (Komaruddin dalam Mardalis,

2009:53). Arikunto (2006:130), menyatakan bahwa populasi merupakan

“keseluruhan subjek penelitian”. (Suharsimi Arikunto :2006:130),

(46)

25

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya berdasarkan kepentingan dalam penelitian” (Sugiyono,

2012:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri

1 Kotaagung pada tahun pelajaran 2013-2014, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Jumlah anggota populasi

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014

Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang menjadi populasi adalah siswa kelas

X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun ajaran 2013-2014 yang terdistribusi

dalam 4 (empat) kelas (dari kelas X IPA1 sampai kelas X IPA4) dengan

jumlah siswa sebanyak 143 orang siswa. Populasi dalam penelitian ini terdiri

dari 42 orang siswa laki-laki dan 101 orang siswa perempuan.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, Mardalis

menyatakan bahwa “tiap-tiap peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel

dalam populasi berkedudukan sama” (Mardalis, 2009:57), sedangkan

(47)

26

penelitian, “Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada

setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel”

(Suharsimi Arikunto, 2006:134). Oleh karena itu, maka asumsi peneliti

adalah setiap subjek sama dan memiliki kemampuan yang hampir seimbang,

yaitu siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara

pengundian yang sebelumnya telah mengalami proses pemilihan. Hasil dari

pengundian yang telah mengalami proses pemilihan tersebut merupakan

sampel yang terpilih dan akan digunakan dalam penelitian.

3. Sampel

Sampel adalah “sebagian contoh yang diambil dari populasi” (Sudjana,

2005:6). Sedangkan menurut Mardalis, sampel merupakan “sebagian dari

seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 2009:55).

Sugiyono menyatakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam

penelitian ini cukup banyak, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu,

tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian

ini. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada

(48)

27

Tabel 2.3. Sampel penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan

Laki-laki Perempuan

1. X IPA1 10 26 36 orang Eksperimen

2. X IPA2 11 25 36 orang Kontrol

Jumlah 21 orang 51 orang 72 orang

Sumber : Hasil pengolahan sampel yang dilakukan oleh peneliti

Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA1 dan siswa kelas X IPA2,

dengan siswa kelas X IPA2 sebagai kelas eksperimen yang mendapat

perlakuan dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran Resitasi dan

siswa kelas X IPA1 sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan

dengan tidak diajarkan menggunakan metode pembelajaran tersebut, tetapi

diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel menurut Sutrisno Hadi adalah “gejala-gejala yang menunjukkan

variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatnya”(Hadi, 2001:224),

sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian

atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Arikunto,

2006:118). Hatch dan Farhady menyatakan bahwa variabel merupakan

“sebuah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu

orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain” (Hatch dan

(49)

28

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi

sebab perubahan atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependen.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh metode

belajar Resitasi pada pembelajaran sejarah. Sedangkan Variabel terikat adalah

variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat

spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai

dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti

harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan

untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Resitasi

pada kelas eksperimen yang merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan

dengan cara pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata

pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang

perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa

(50)

29

mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan

observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.

Variabel bebas pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah pembelajaran

dengan metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah sebuah

metode mengajar atau cara belajar dimana siswa dihadapkan kepada suatu

masalah yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau

pernyataan-pernyataan yang bersifat problematik sesuai dengan taraf kemampuan untuk

dibahas bersama-sama. Diskusi kelompok merupakan sebuah metode belajar

dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 2-5 orang atau lebih. Diskusi kelompok bertujuan untuk

membahas permasalahan dengan cara bersama-sama di dalam kelompok.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah

diberikan treatment atau perlakuan berupa metode pembelajaran Resitasi.

Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh

siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi

pelajaran sejarah yang telah ditentukan.

F. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari:

1. Data awal berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai

pembelajaran.

2. Data akhir berupa skor yang diperoleh melalui posttest yang dilakukan di

akhir pembelajaran atau setelah pemberian treatment, dan

(51)

30

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat teknik

pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Tes

Tes atau kuis merupakan “alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang

sudah ditentukan” (Arikunto, 2011:52). Tes yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil belajar siswa di bidang

aspek kognitif siswa pada pembelajaran sejarah. Tes yang digunakan berupa

pilihan ganda yang berjumlah 18 soal dan diadakan pada waktu yang telah

ditentukan. Tes diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan

sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen maupun pada kelas

kontrol.

Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil

belajar siswa di bidang aspek kognitif pada pembelajaran sejarah setelah

mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau

perlakuan, yaitu dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran

Resitasi

b. Observasi

Observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses

pengamatan dan ingatan” (Sutrisno Hadi, 1986). Untuk mendapatkan data

(52)

31

observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik

penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada

objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama peneliti

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara

mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara

pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas X IPA SMA

Negeri 1 Kotaagung dan nilai-nilai tes siswa pada materi pelajaran sejarah

sebelum menggunakan metode pembelajaran Resitasi

d. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan

dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung,

konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil dari

berbagai referensi.

H. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian

seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam

penelitian.

(53)

32

5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan perbaikan instrument tes.

7. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas.

9. Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.

10. Menganalisis data.

11. Membuat kesimpulan.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur

maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2012:148). Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengolah data agar pekerjaannya menjadi

lebih mudah dan hasilnya pun menjadi lebih baik, dalam artian menjadi lebih

cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data lebih mudah diolah”

(Arikunto, 2006:160).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa instrumen

penelitian ini adalah sebuah alat ukur yang digunakan peneliti dalam

mengolah data ataupun mengukur sebuah gejala yang diamati, sehingga

membantu peneliti dalam mengukur gejala yang diamati tersebut. Jumlah

instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang

ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

(54)

33

pada aspek kognitif, yaitu tes hasil belajar siswa (nilai posttest) pada

pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu diajarkan

dengan menggunakan metode pembelajaran Resitasi sesuai dengan materi

yang telah ditentukan.

Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa yang dimaksud diatas,

diketahui bahwa pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang

“Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia”. Jumlah item soal yang digunakan

berjumlah 18 soal, dengan soal bertipe pilihan ganda dan dibedakan

kategorinya dari tipe C1 Sampai dengan C6. Selanjutnya agar mendapatkan

data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu,

sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji

reliabilitas, penghitungan tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes

pada instrumen penelitian ini.

J. Uji Alat ukur 1. Uji Validitas

Pengertian validitas adalah “ukuran sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang telah diinginkan secara mantap dan sebuah tes

dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”

(Suharsimi Arikunto, 2011:65), sedangkan menurut Oemar Hamalik, validitas

merupakan “alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang

(55)

34

Karena instrumen test yang digunakan dalam bentuk pilihan ganda, maka

untuk mengetahui tingkat validitas instrumen menggunakan uji korelasi poin

biserial. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

r =

Keterangan:

r : koefisien korelasi poin biserial Mp: rerata skor untuk jawaban benar Mt : rerata skor total

St : standar deviasi skor total p : proporsi jawaban benar q : proporsi jawaban salah

(UjiKorelasi Poin Biserial: Pearson, dalam Suharsimi Arikunto,( 2011:72)

Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien

validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00

sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4. Koefisien Validitas tes

Koefisien Kualifikasi

Dengan alpa 5% maka diperoleh rtabel = 0,43 kriteria uji jika rhitung > rtabel maka

maka item dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan sebuah

(56)

35

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut

Suharsimi Arikunto, reliabilitas adalah “ketetapan suatu tes yang dapat

diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada

dasarnya harus melihat kesejajaran hasil” (Arikunto, 2011: 86), sedangkan

Oemar Hamalik menyatakan reliabilitas “suatu alat evaluasi yang

menunjukkan ketetapan hasil yang sama” (Hamalik, 2005:158).

Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya

dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi

lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat

skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama

pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel

ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Salah satu rumus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes)

k : banyaknya item

2

b

 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2

t

 : varians total

Taraf reliabilitas suatu tes butir soal dinyatakan dalam suatu koefisien yang

disebut dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas

(57)

36

Tabel 2.5. Koefisien Reliabilitas tes

Koefisien Kualifikasi Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2006:195)

Instrumen tes dapat dikatakan mempunyai reliable yang baik, apabila nilai

kriteria soal yang digunakan dalam instrumen antara 0,6 sampai dengan 1,00.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus

sebagai berikut:

TK =

Keterangan:

TK: angka indeks kesukaran item

Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul

N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

(Sudijono, 2008: 372).

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat

ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat

(58)

37

Tabel 2.6. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

Sumber : Sudijono (2008: 372)

Untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penilitian ini masuk

dalam katagori sukar, sedang atau mudah untuk tiap-tiap item soal maka

dilakukan uji tingkat kesukaran item soal.

4. Daya Pembeda

Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari

siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai

terendah. Kemudian diambil (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang

memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan (20%, 27%, ataupun

33%) siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan

dengan rumus sebagai berikut:

DP = PA - PB ; dimana PA= dan PB =

Keterangan:

DP: indeks diskriminasi satu butir soal

PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal

yang diolah

Gambar

gambar berikut ini:
Tabel 2.2. Jumlah anggota populasi
Tabel 2.3. Sampel penelitian
Tabel 2.4. Koefisien Validitas tes
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder akan diperoleh dari tegalkota.bps.go.id dan Disperindag atau

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket

Mohon agar seluruh peserta pelamar CPNS BPPT 2017 yang telah lulus seleksi.. administrasi, agar selalu memantau pengumuman selanjutnya melalui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran berupa produk susu bubuk dan merek susu bubuk berpengaruh terhadap perilaku ibu rumah tangga dalam membeli susu

(3) Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi penurunan mutu Jurnal Ilmiah, Direktur Jenderal dapat memberikan teguran tertulis,

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

Semua perubahan dalam aset atau kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas. Semua perubahan dalam aset atau kewajiban yang tidak dibarengi

Menyampaikan keberatan terhadap Data Tenaga Honorer Kategori II di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang telah diumumkan, atas nama :.. Demikian penyampaian