ABSTRAK
PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA
SMA 1 NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh Julianto
Perkembangan metode pembelajaran di sekolah saat ini terus mengalami kemajuan. Kemajuan dibidang pembelajaran pada akhirnya memberikan dampak pada proses belajar mengajar. Dampak perkembangan tersebut dapat terlihat dengan banyaknya metode-metode pembelajaran baru yang diterapkan guru. Metode-metode pembelajaran ini bertujuan agar pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih menarik dan memiliki hasil yang lebih maksimal. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode belajar resitasi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘Apakah metode belajar resitasi
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014?
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian pretes-postest control grup desain. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (X).
PENGARUH METODE BELAJAR RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPA
SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh
Julianto
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekon Sanggi pada tanggal 05 Juli 1991.
Merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak
Ishak dan Ibu Asimah. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh
penulis adalah:
Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD
Negeri 1 Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus selesai pada tahun 2003,
selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2
Wonosobo yang terletak di Pekon Sanggi Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus, dan
selesai pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung selesai pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tahun 2011 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah, Yogyakarta dan
Jakarta. Kemudian tahun 2012 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMP PGRI 4 Labuhan Ratu Lampung Timur yang terintegrasi
dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Tansmigrasi Pramuka
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap alhamdulillahirobbil’alamin, syukur kepada Allah SWT. yang
tak terhingga atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung
Tahun Pelajaran 2013-2014” ini. Dengan segala kerendahan hati penulis
persembahkan karya sederhana ini untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Ishak dan ibunda Asimah yang telah
mendidik, membesarkan dan selalu menyayangiku serta tak henti-hentinya
selalu berdoa untuk keberhasilanku dalam setiap sujud lima waktunya ;
2. Kakak-kakakku tersayang Mas’an, Susilawati, Heryani, dan Iskandarsyah
dan keponakan-keponakanku tercinta ; Muhammad Chairul Fahmi,
Muhammad Fadli Azizi, Zahwa, Rama, dan Raisya.
3. Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah
mengajarkanku banyak hal tentang kepribadian, ilmu, iman dan
pengetahuan;
MOTTO
Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang
selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan
tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang yang selalu
merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang patut penulis
ucapkan kecuali ucapan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar
Resitasi Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014”pada Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung (FKIP UNILA). Tetesan keringat dari setiap
perjuangan yang melelahkan, demi keinginan melihat orang-orang yang terkasih
tersenyum bahagia karena kesuksesan, selalu kujadikan motivasi untuk
melanjutkan harapan walau tak jarang pasang surut semangat dan rasa penat itu
selalu ada. Hadirnya, sahabat-sahabat dan mengenal banyak orang dengan
keberagamannya membuat cerita hidup ini semakin indah, dan ini adalah sebuah
Penulis menyadari akan segala bentuk keterbatasan dan kemampuan yang
dimiliki, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Hi. Tontowi Amsia, M.Si., Dosen pada Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus
Pembimbing Akademik (PA) penulis dan pembimbing skripsi pertama
saran, motivasi, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian
skripsi ini.
8. Bapak Drs. Syaiful M., M.Si., Dosen pada Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai Pembimbing
kedua yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan,
kritik, saran, motivasi, dan nasihat serta ilmu yang sangat bermanfaat
dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini.
9. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Dosen pada Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai pembahas
utama, terimakasih atas kesediaannya, serta saran dan kritiknya dalam
penyelesaian skripsi ini.
10.Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Bapak Drs. Hi. Ali Imron, M.Hum., Bapak
M. Basri, S.Pd., M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Bapak Dr.
Henry Susanto, M.Si., Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., serta
Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum. sebagai dosen Pendidikan
Sejarah FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama menjadi
mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.
11.Bapak Drs. Muhammad Yusuf, Kepala SMA Negeri 1 Kotaagung yang
telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan, memberi
bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
12.Ibu Diana Ekawati, S.Pd., Guru mata pelajaran sejarah SMA Negeri 1
memberi arahan, dan motivasi kepada penulis selama melakukan
penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.
13.Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah
FKIP UNILA angkatan 2009: Guskannur, Khatmi Fadilah, Sobri, Charles,
Ardi Yudhistira, Eni Samiasih, Putu Maryanto, Adi Sanjaya. Terima kasih
atas kebersamaan dan pengalaman-pengalaman berharga selama mengikuti
perkuliahan.
14.Rekan-rekan KKN dan PPL Kecamatan Labuhan Ratu; Decky Saputra,
Cinde Futriyah, Yulia Florentina, Devi, Risdianto Farahat, Ayu
Nurjannah. Terimakasih atas pengalaman yang penuh perjuangan selama
tiga bulan yang telah menginspirasiku.
15.Seluruh Kakak tingkat angkatan 2006, 2007, 2008 dan Adik tingkat
angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014
16.Sahabat dan saudaraku pengurus BEM FKIP 2011/2012.
17.Pengurus FOKMA Sejarah 2011/2012, serta kakanda dan ayunda HMI
Komisariat KIP Unila: Amerza Fransiska, Reki Fahlevi, Aas Lailah, Esti
Wulandini, Siti Nurfitriana, Umar Sabiring, Wiwid Ferdiawan, Ginanjar
Saputro, Aditya Murdani, Ikhwan Nurhakim, Jeni Firawan, Heri Setiawan,
Sagita Markawira, terima kasih selalu memberiku insipirasi dan motivasi
selama menempuh studi.
18.Adek-adek SMA Negeri 1 Kotaagung, terima kasih atas partisipasinya
dalam proses pembelajaran dan penelitian saya, semoga kita dapat meraih
19.Semua pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, terima
kasih atas segalanya, semoga kita semua mendapat jalan yang diridhoi
Allah SWT.
Semoga ALLAH SWT kelak memberikan tempat yang mulia kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Penulis sadar
akan segala bentuk keterbatasan yang ada, namun besar harapan penulis bahwa
untaian goresan-goresan tinta sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Amin
Wassalamu`alaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, 2015
Penulis
DAFTAR ISI A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
1. Variabel Penelitian ... 27
2. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas) ... 39
L. Teknik Analisis Data ... 40
a. Uji Hipotesis ... 41
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kotaagung ... 43
2. Visi Misi SMA Negeri 1 Kotaagung ... 45
C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 53
D. Deskripsi Data... 56
1. Pretest Hasil Belajar Sejarah Siswa ... 56
2. Posttest Hasil Sejarah Belajar Siswa ... 57
3. Data Gain Hasil Belajar Sejarah Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 59
4. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 60
E. Analisis Data ... 61
1. Uji Normalitas ... 61
2. Uji Homogenitas ... 62
F. Uji Hipotesis ... 63
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………. ... 69 B. Saran ………. ... 70
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Taksonomi Bloom ... 15
2.1. Desain penelitian pretest-postest control group design ... 24
2.2 Jumlah anggota populasi ... 25
2.3 Sampel penelitian ... 27
2.4 Koefisien validitas tes ... 34
2.5 Koefisien realibilitas tes ... 36
2.6 Interpretasi nilai tingkat kesukaran ... 37
2.7 Interpretasi nilai daya pembeda ... 38
2.8 Klasifikasi gain (n) ... 41
3.1 Daftar nama-nama kepala sekolah ... 44
3.2 Keadaan siswa SMA Negeri 1 Kotaagung ... 49
3.3 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol .... 56
3.4 Distribusi frekuensi pretest hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 57
3.5 Distribusi frekuensi postest hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 58
3.7 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol ... 59
3.8 Distribusi frekuensi gain hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen ... 60
3.9 Rekapitulasi perbandingan rata-rata ... 60
3.10 Uji normalitas data pretest ... 61
3.11 Uji normalitas data postest ... 62
3.12 Uji normalitas data n (gain) ... 62
3.13 Nilai varians untuk distribusi data postest ... 63
3.14 Hasil uji perbedaan dua rata-rata data postest ... 65
DAFTAR LAMPIRAN
C.1. Uji Validitas Instrumen
C.2. Uji Reabilitas Instrumen
C.3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
C.4. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
C.5. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
C.6. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
C.7. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
C.8. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
C.9. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
C.10. Uji Normalitas Gain Posttest Kelas Kontrol
C.11. Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen
C.12. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
C.13. Uji Mann Whitney
C.14. Uji Beda Dua Rata-Rata
C.15. Indikator Pencapaian Kognitif Siswa
18. Tes Kemampuan Awal
19. RPP
20. Tes Kemampuan Akhir
21. Rencana Judul Penelitian Kaji Tindak/Skripsi
22. Izin Penelitian Pendahuluan
23. Izin Penelitian
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan
pengajaran dan atau pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau
melatih (Depdiknas, 2008: 353). Dalam kehidupan sehari-hari, proses
tersebut kita kenal dengan sebutan belajar-mengajar.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar dapat dilihat dari nilai
yang diperolehnya selama kurun waktu tertentu yang diberikan oleh guru
melalui mekanisme penilaian yang telah ditetapkan, misalnya dengan
menggunakan cara ujian tertulis. Dengan kalimat lain, nilai hasil belajar
tersebut merupakan salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui
seberapa berhasilnya siswa dalam kegiatan proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
Tinggi maupun rendahnya hasil belajar siswa tidak semata-mata hanya
ditentukan oleh usaha siswa itu sendiri melalui kegiatan belajar yang intens,
melainkan juga ditentukan oleh kemampuan gurunya dalam menyampaikan
pembelajaran. Artinya, upaya siswa untuk memahami materi pembelajaran
2
pengampu dalam hal menyampaikan materi pembelajaran tersebut. Semakin
bagus penyampaian yang dilakukan seorang guru, akan semakin besar tingkat
pencapaian pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan, begitu pula
sebaliknya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sejarah kelas X IPA SMA
Negeri 1 Kotaagung Ibu Diana Ekawati, S.Pd., pada saat penelitian
pendahuluan tanggal 27 Februari 2014, diketahui bahwa pembelajaran sejarah
yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh pembelajaran dengan
metode konvensional dan diskusi kelompok. Guru menjelaskan materi dan
setelah menjelaskan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Sementara itu,
hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa kelas X IPA,
diketahui bahwa pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang
masih dianggap kurang menarik. Para siswa menginginkan pembelajaran
dengan suasana belajar yang baru agar materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru lebih menarik, memotivasi, dan mudah dipahami.
Diduga, rendahnya hasil belajar ranah kognitif siswa tersebut disebabkan oleh
Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum bervariasi. Guru yang
mengajarkan materi pembelajaran tersebut masih dominan menerapkan Model
pembelajaran konvensional. Murid kurang dilibatkan dalam pelaksanaan
peroses belajar mengajar sehingga menyebabkan murid kurang aktif dalam
mengikuti materi pembelajaran. Keadaan demikian, dikarenakan guru belum
mampu menerapkan pendekatan / strategi / metode / teknik / taktik
pembelajaran yang relevan. Sebagaiamana diungkapkan oleh Kokom
3
proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau
didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik /
pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien (Kokom Komalasari, 2011:3).
Lebih lanjut diungkap oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen
yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian
kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Pembelajaran
juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya
atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut
meliputi :
1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa alat
peraga dan alat-alat evaluasi.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahapan ini, strukur dan situasi
pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah
dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen
guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa.
3. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan
pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa
4
Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa dapat mempengaruhi hasil akhir yang maksimal. Salah
satunya adalah dengan penerapan strategi-strategi dan metode-metode
pembelajaran yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa.
Guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak siswa secara
optimal.salah satu strategi yang bisa digunakan adalah dengan mengggunakan
metode-metode pembelajaran yang relevan. Ada banyak jenis metode
pembelajaran. Beberapa diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Zainal
Aqib dalam dalam bukunya yang berjudul Metode-metode dan model-model
pembelajaran.
Metode-metode tersebut adalah; a) metode ceramah (Lecture), b) metode Demonstrasi, c) metode tanya jawab, d) metode penampilan, e) metode Diskusi, f) metode studi Mandiri, g) metode pembelajaran tugas atau resitasi, p) metode kerja kelompok, w) metode penemuan, x) metode sumbang saran, y) metode inquiri, z) metode karya wisata, aa) metode penyajian lapangan, bb) metode penyajian secara sistem regu, cc) metode mengajar dengan penggunaan komputer, dd) metode Andragogi. (Zainal Aqib. 2013 :117)
Metode resitasi adalah metode pemberian tugas dalam bentuk daftar
pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus
dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu
seperti yang dikatakan Zainal Aqib.
5
dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen (Zainal Aqib, 2013 : 117).
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1
Kotaagung penerapan metode resitasi diduga menjadi relevan saat ini melihat
faktor jam belajar yang semakin sedikit karena bertambahnya jumlah mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa khususnya kelas IPA. Karena teknik
pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap dengan melaksanakan latihan-latihan,
mengerjakan tugas. Hal ini agar pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu
dapat lebih terintegrasi (Zainal Aqib, 2013:177).
Maka, berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian
yang berjudul ” Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran
2013-2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar
Afektif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014
2. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1
6
3. Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar
Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA
Negeri 1 Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah pada “Bagaimana Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri
1 Kotaagung 2013-2014
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Metode Belajar Resitasi Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014?
E. Tujuan Penelitian, Kegunaan dan Ruang Lingkup E.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui Pengaruh Metode Belajar Resitasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung
Tahun Pelajaran 2013-2014.
E.2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah
7
b. Sebagai referensi disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk
penelitian berikutnya.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
terutama bagi pihak-pihak potensial yang terkait yaitu guru dan seluruh
komponen pengelola X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.
E.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pendidikan, khususnya pendidikan sejarah,
karena yang akan dilihat hasil belajarnya pada mata pelajaran sejarah. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung. Sementara
Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh metode resitasi dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1
8
REFERENSI
Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka Penugasan
Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur.
Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
dijadikan topik penelitian. Dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau
konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan
teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam
penelitian ini antara lain :
1. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan
subjek didik / pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2011: 3).
Pembelajaran atau pengajaran menurut Sardiman, adalah upaya menciptakan
kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa.
(Sardiman, 2011: 48). Pengertian pembelajaran seperti ini memberikan
petunjuk bahwa fungsi pokok pengajar itu adalah menyediakan kondisi yang
kondusif sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah
9
mengajar seperti ini memberikan indikator bahwa pembelajarannya lebih
bersifat pupil centered.
Menurut Trianto, Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar
lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, (Trianto, 2009 : 17).
Sedangkan, menurut Zainal Aqib Pembelajaran adalah upaya secara sistematis
yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran secara efektif
dan efesien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Zainal
Aqib, 2013 : 67).
Pendapat lain menyatakan, Pembelajaran adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Hamalik, 2004: 27). Pada bagian yang sama
beliau juga mengemukakan bahwa, ”pembelajaran merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”.
Dari pendapat di atas belajar dikatakan proses, karena adanya usaha untuk
mangadakan perubahan dalam diri manusia yang melakukan, dengan maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan
maupun sikap. Menurut Hakim, Pembelajaran adalah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tempatkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
pengetahuan, sikap, pemahaman, daya pikir dan pengetahuan”. Segala
kegiatan belajar yang dilakukan seseorang yang berupa kegiatan
mendengarkan, merenungkan, menganalisa, berpikir, membandingkan,
menghubungkan, dan menyimpul dengan demikian dia akan berubah kedalam
10
Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran
dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen
yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran / alat peraga,
pengoragisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran
(remedial dan pengayaan). Kedua pembelajaran dipandang sebagai suatu
proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian atau kegiatan guru dalam
rangka membuat siswa belajar.
Proses dalam pembelajaran menurut Kokom Komalasari (2010: 3) proses tersebut meliputi : (1). Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan pengajaran (lesson plan) berikut penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasi. Persiapan pembelajaran juga mencakup kegiatan guru untuk membaca buku-buku atau media cetak lainnya, yang akan disajikan kepada para siswa dan mengecek jumlah dan kebermanfaatan alat peraga yang akan digunakan. (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa. (3) menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegitan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichmen (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang kesulitan belajar.
Dari konsep diatas jelas terlihat bahwa pembelajaran memusatkan perhatian
pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari
siswa”.
2. Konsep Metode Belajar Resitasi
Metode pembelajaran Resitasi adalah suatu Metode mengajar dimana siswa
11
siswa memiliki pemahaman yang bersifat long term memory. tujuan utama dari
metode ini, yaitu siswa mampu mencurahkan segala idenya melalui tulisannya
sendiri berdasarkan pengetahuan dan pemahamannya yang didapat dari proses
pembelajaran didalam kelas.
Metode resitasi adalah pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain serta dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. (Zainal Aqib:2013)
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar
siswa memilki hasil belajar yang lebih mantap. Oleh karena itu, siswa
melaksanakan latihan-latihan, selalu melaksanakan tugas. Hal ini agar
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Senada
dengan pernyataan diatas Djamarah dan Zain, mengemukakan bahwa metode
resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Tugas yang dilaksanakan siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan atau dimana saja.
Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. (Djamarah dan Zain : 2010)
Adapun langkah-langkah metode resitasi menurut Subana, adalah :
1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu.
2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak
perlu bertanya-tanya lagi.
3. Mengontrol apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh
12
4. Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja
yang lebih luas.
Langkah-langkah pembelajaran metode resitasi
1. Mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu. 2. Memberikan tugas yang cukup jelas dipahami siswa sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi.
3.Mengevaluasi hasil siswa untuk menumbuhkembangkan semangat kerja yang lebih luas. (Subana : 1995)
Kemudian fase-fase dalam pemberian tugas tersebut menurut Djamarah dkk, hendaknya mempertimbangkan
1. Tujuan yang akan dicapai;
Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
Sesuai dengan kemampuan siswa
Ada petunjuk/ sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2. Fase pelaksanaan tugas, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru
Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:
Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
Ada tanya jawab/diskusi kelas
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun dengan non tes atau cara lainnya. Rancangan penilaian yang ditetapkan harus menjadi tolak ukur kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan resitasi (Djamarah, dkk : 2010)
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ ulangan atau ujian yang
13
yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai prinsip
di muka, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar. Agar
siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya. Menghadapi tugas/ ujian perlu dilaksanakan cara-cara belajar yang
baik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 89) sebagai berikut.
1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya). 2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur
sehari atau dua hari sebelumnya.
3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang
sedang dipelajari kembali itu.
4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah
dikerjakan.
5. Peliharalah kondisi kesehatan.
6. Konsentrasikan seluruh pehatian terhadap tugas yang akan
ditempuh.
7. Siapkanlah segala alat/ perlengkapan-pelengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu , bereskan seawal
mungkin (Slameto : 2003: 89)
Belajar dapat dilakukan dengan cara atau gaya yang dianggap sesuai dengan
apa yang siswa anggap dapat memahami dan mengerti serta dapat menyerap
materi secara optimal. Cara belajar itu bersifat individual (suatu cara yang
tepat bagi seseorang belum tepat pula bagi orang lain) dalam arti yang
berhubungan dengan aspek khusus tertentu. Misalnya, kebiasaan membaca,
waktu belajar, dan hal lain yang bersifat teknis. Tetapi untuk sesuatu yang
menyangkut metode umum, dapatlah dijumpai hal-hal yang dapat
dipraktekkan oleh siapapun.
3. Konsep Hasil Belajar Kognitif Siswa
Hasil belajar merupakan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
14
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Jadi hasil
belajar merupakan hasil pencapaian yang diperoleh siswa dan guru setelah
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Menurut Sukmadinata, Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di
sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata
pelajaran yang ditempuhnya. (Sukmadinata : 2007: 102)
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti
yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan
keluaran (outputs) dari suatu sitem pemerosesan masukan (input). Masukan
dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin
S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Jihad dan
Haris, 2008:14).
Lantas seperti apa bentuk hasil belajar tersebut, apakah hanya sebatas berubah
dari tidak tahu menjadi tahu saja. Hamalik dalam Amali, menyatakan bahwa
“Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan tingkah laku manusia yang
terdiri dari sejumlah aspek”. Aspek tersebut selanjutnya dikelompokkan ke
15
adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. (Hamalik dalam Amali, 2001:
35).
Hal tersebut lebih terperinci lagi dijelaskan oleh Bloom dalam Dimyati (2002:
26), ada tiga ranah yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan
kemampuan internal akibat belajar, yaitu ;
a. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah Psikomotor, terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas (Bloom dalam Dimyati: 2002: 26).
Keenam aspek / kategori kognitif yang tersebut diatas tetap saja merupakan
suatu hirarkis (berurutan dari yang terendah ke yang tertinggi), dari C1 hingga
C6, sesuai dengan Taksonomi Bloom yang digambarkan dalam bentuk
Piramida. Piramida Taksonomi Bloom yang dimaksud dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Sumber : (Dimyati, 2002 : 26)
Penulis berpendapat bahwa setelah melaksanakan aktivitas belajar, siswa akan
16
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diteliti dan diukur secara terpisah
dengan teknik dan instrumen yang berbeda. Sementara dalam penelitian ini
peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh dari salah satu metode
pembelajaran yakni metode pembelajaran resitasi terhadap hasil belajar
kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Kotaagung.
Mengingat banyak aspek dari hasil belajar kognitif lebih mudah dicapai apabila
pembelajaran menggunakan metode ini.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang menunjang penelitan ini adalah penelitian yang dilakukan
Emiliah tahun 2011 yang berasal dari Universitas Lampung dengan judul
“Penggunaan Metode Pembelajaran Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Jenis penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan (1) untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ips di kelas VIII SMP Negeri 13
Bandar Lampung melalui penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas.
(2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan
penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas. Hasil penelitian, yaitu. Nilai
rata-rata penguasaan materi pelajaran IPS siswa pada siklus I adalah sebesar
54,44 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 11 orang siswa (36,67%)
atau dari 30 siswa terdapat 19 orang siswa (63,33%) yang belum mendapat nilai
17
siswa adalah sebesar 77,67 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 26
oraang siswa (86,67%) atau dari 30 siswa terdapat 4 siswa (13,33%) yang belum
mendapat nilai lebih dari sama dengan 65.
Adapun penelitian yang hampir sama berikutnya adalah penelitian yang
dilakukan oleh A. Thamrin Nasier tahun 2011 yang berasal dari Universitas
Lampung dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa/I Kelas X Jurusan Akutansi Pada SMK PGRI
4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011”. Jenis penelitian menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar Akutansi pada siswa
kelas X SMK PGRI 4 Bandar Lampung. Hasil penelitian yang diperoleh siswa
yang mendapat nilai rata-rata pada siklus I sebesar 59,29, siklus II sebesar 60,14,
sedangkan pada siklus III mendapatkan rata-rata 66,69, ini berarti bahwa siswa
sebagai standar KKM sebesar 65 dari jumlah siswa 35 pada siklus III tercapai,
dengan persentase 73,33% ini berarti sudah nampak peningkatan keberhasilan
dengan penerapan metode pemberian tugas sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa/i kelas X pada SMK PGRI 4 Bandar Lampung tahun pelajaran
2010/2011.
Sementara itu yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian dengan jenis
penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Metode Belajar Resitasi Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1
Kotaagung Tahun Pelajaran 2013-2014” yang bertujuan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas X
18
C.Kerangka Pikir
Metode resitasi adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa dituntut untuk
bekerja baik secara kelompok maupun perorangan dengan menggunakan
kemampuan sebaik-baiknya terutama dalam hal mengingat dan pemahaman
pembelajaran.
Dalam metode pembelajaran resitasi, terdapat beberapa tahapan yakni sebagai
berikut :
1. Persiapan, yang dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa instrumen
soal dan alat-alat evaluasi setiap pertemuan.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya.
3. Pelakukan pengawasan selama berlangsung aktivitas pembelajaran.
4. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan
pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa
pemberian layanan remidial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Dari keempat tahapan proses pembelajaran diatas yang meliputi
persiapan/perencanaan, penerapan/pelaksanaan, kontrol/pengawasan dan tindak
lanjut/evaluasi, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
konitif siswa yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Atas dasar itulah, peneliti mengadakan penelitian tentang
pengaruh metode resitasi terhadap hasil belajar sejarah siswa pada kelas X IPA
SMA Negeri 1 Kotaagung dengan menggunakan metode penelitian
19
metode pembelajaran resitasi (selanjutnya disebut X) dan sebagai varibel
20
D. Paradigma
Keterangan :
: Garis Pengaruh
Hasil Belajar Kognitif : 1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Metode
21
E. Hipotesis
Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto, adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sukardi, yang dimaksud
dengan hipotesis adalah rumusan jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya dengan kegiatan penelitian dilapangan. (Sukardi : 2003)
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H0 :Metode belajar resitasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung
tahun pelajaran 2013-2014.
H1 : Metode belajar resitasi berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung
22
REFERENSI
Komalasari. 2011. Model Pembelajaran Konstekstual. Bandung: Refika Aditama.
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo
Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi /RAD. Refika Aditama.
Zainal Aqib.2013. model-model, media dan strategi pembelajaran konstekstual
(inovativ). Bandung: Yrama Widya.
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta:
Rineka Cipta
Sukmadinata. 2007. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Belajar. Yogyakarta: Multi Media
Hamalik dalam Amali. 2001. Pendekatan Baru Srategi Pembelajaran
Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sumadi
Suryabrata merupakan “suatu metode penelitian untuk mengetahui atau
menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata
pelajaran tertentu di dalam kelas” (Sumadi Suryabrata, 2012:88). Sedangkan
Sugiyono menyatakan bahwa di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan
(treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan
demikian metode penelitian eksperimen adalah “sebuah metode yang
digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap
objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono,
2013:107).
Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest dan posttest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya data pretest dan posttest dari
kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh
positif yang signifikan antara metode pembelajaran pada kelas eksperimen
23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotaagung yang beralamatkan
di Jalan Bhayangkara no. 77, Kotaagung, kode Pos 35384. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober,
yaitu pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014.
C. Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain.
Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian
dengan metode pretest-posttest control group design. Dalam desain ini,
Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random, yang sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:112).
Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka
pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol
tidak diberikan perlakuan (X).
Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada salah satu kelompok sampel
(kelompok eksperimen) dilanjutkan dengan pemberian posttest pada kedua
kelas atau kedua kelompok sampel yang digunakan. Pengaruh perlakuan
disimbolkan dengan (O2-O1)-(O4-O3) dan selanjutnya untuk melihat pengaruh
perlakuan berdasarkan signifikansinya adalah dengan menggunakan uji
statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Jika terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
24
Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design
KELAS PRETEST PERLAKUAN POST-TEST
Eksperimen a1 Ex b1
b1 = hasil posttest kelas eksperimen
b2 = hasil posttest kelas kontrol
Sumber : (Sugiyono, 2013:112)
Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui dan
menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model
atau metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti
dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok
pada kontrol yang telah ditentukan.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel,
baik berupa orang, barang, maupun peristiwa” (Komaruddin dalam Mardalis,
2009:53). Arikunto (2006:130), menyatakan bahwa populasi merupakan
“keseluruhan subjek penelitian”. (Suharsimi Arikunto :2006:130),
25
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya berdasarkan kepentingan dalam penelitian” (Sugiyono,
2012:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri
1 Kotaagung pada tahun pelajaran 2013-2014, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2. Jumlah anggota populasi
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Kotaagung tahun pelajaran 2013-2014
Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang menjadi populasi adalah siswa kelas
X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung tahun ajaran 2013-2014 yang terdistribusi
dalam 4 (empat) kelas (dari kelas X IPA1 sampai kelas X IPA4) dengan
jumlah siswa sebanyak 143 orang siswa. Populasi dalam penelitian ini terdiri
dari 42 orang siswa laki-laki dan 101 orang siswa perempuan.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, Mardalis
menyatakan bahwa “tiap-tiap peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel
dalam populasi berkedudukan sama” (Mardalis, 2009:57), sedangkan
26
penelitian, “Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada
setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel”
(Suharsimi Arikunto, 2006:134). Oleh karena itu, maka asumsi peneliti
adalah setiap subjek sama dan memiliki kemampuan yang hampir seimbang,
yaitu siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Kotaagung.
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara
pengundian yang sebelumnya telah mengalami proses pemilihan. Hasil dari
pengundian yang telah mengalami proses pemilihan tersebut merupakan
sampel yang terpilih dan akan digunakan dalam penelitian.
3. Sampel
Sampel adalah “sebagian contoh yang diambil dari populasi” (Sudjana,
2005:6). Sedangkan menurut Mardalis, sampel merupakan “sebagian dari
seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 2009:55).
Sugiyono menyatakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam
penelitian ini cukup banyak, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu,
tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian
ini. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada
27
Tabel 2.3. Sampel penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. X IPA1 10 26 36 orang Eksperimen
2. X IPA2 11 25 36 orang Kontrol
Jumlah 21 orang 51 orang 72 orang
Sumber : Hasil pengolahan sampel yang dilakukan oleh peneliti
Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA1 dan siswa kelas X IPA2,
dengan siswa kelas X IPA2 sebagai kelas eksperimen yang mendapat
perlakuan dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran Resitasi dan
siswa kelas X IPA1 sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan
dengan tidak diajarkan menggunakan metode pembelajaran tersebut, tetapi
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel menurut Sutrisno Hadi adalah “gejala-gejala yang menunjukkan
variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatnya”(Hadi, 2001:224),
sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian
atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Arikunto,
2006:118). Hatch dan Farhady menyatakan bahwa variabel merupakan
“sebuah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain” (Hatch dan
28
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi
sebab perubahan atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependen.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh metode
belajar Resitasi pada pembelajaran sejarah. Sedangkan Variabel terikat adalah
variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat
spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai
dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti
harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan
untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Resitasi
pada kelas eksperimen yang merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan
dengan cara pemberian tugas dalam bentuk daftar pertanyaan mengenai mata
pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi yang
perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran tertentu. dapat juga berupa berupa
29
mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu mengadakan sesuatu, mengadakan
observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen.
Variabel bebas pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah pembelajaran
dengan metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah sebuah
metode mengajar atau cara belajar dimana siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan yang bersifat problematik sesuai dengan taraf kemampuan untuk
dibahas bersama-sama. Diskusi kelompok merupakan sebuah metode belajar
dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 2-5 orang atau lebih. Diskusi kelompok bertujuan untuk
membahas permasalahan dengan cara bersama-sama di dalam kelompok.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah
diberikan treatment atau perlakuan berupa metode pembelajaran Resitasi.
Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh
siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi
pelajaran sejarah yang telah ditentukan.
F. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari:
1. Data awal berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai
pembelajaran.
2. Data akhir berupa skor yang diperoleh melalui posttest yang dilakukan di
akhir pembelajaran atau setelah pemberian treatment, dan
30
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat teknik
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
a. Tes
Tes atau kuis merupakan “alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan” (Arikunto, 2011:52). Tes yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil belajar siswa di bidang
aspek kognitif siswa pada pembelajaran sejarah. Tes yang digunakan berupa
pilihan ganda yang berjumlah 18 soal dan diadakan pada waktu yang telah
ditentukan. Tes diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan
sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen maupun pada kelas
kontrol.
Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil
belajar siswa di bidang aspek kognitif pada pembelajaran sejarah setelah
mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau
perlakuan, yaitu dengan diajarkan menggunakan metode pembelajaran
Resitasi
b. Observasi
Observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses
pengamatan dan ingatan” (Sutrisno Hadi, 1986). Untuk mendapatkan data
31
observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada
objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama peneliti
melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kotaagung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara
mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara
pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas X IPA SMA
Negeri 1 Kotaagung dan nilai-nilai tes siswa pada materi pelajaran sejarah
sebelum menggunakan metode pembelajaran Resitasi
d. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan
dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung,
konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil dari
berbagai referensi.
H. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian
seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.
2. Menentukan populasi dan sampel.
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
32
5. Membuat instrumen tes penelitian.
6. Melakukan perbaikan instrument tes.
7. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas.
9. Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.
10. Menganalisis data.
11. Membuat kesimpulan.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur
maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2012:148). Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengolah data agar pekerjaannya menjadi
lebih mudah dan hasilnya pun menjadi lebih baik, dalam artian menjadi lebih
cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data lebih mudah diolah”
(Arikunto, 2006:160).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian ini adalah sebuah alat ukur yang digunakan peneliti dalam
mengolah data ataupun mengukur sebuah gejala yang diamati, sehingga
membantu peneliti dalam mengukur gejala yang diamati tersebut. Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang
ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
33
pada aspek kognitif, yaitu tes hasil belajar siswa (nilai posttest) pada
pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu diajarkan
dengan menggunakan metode pembelajaran Resitasi sesuai dengan materi
yang telah ditentukan.
Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa yang dimaksud diatas,
diketahui bahwa pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang
“Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia”. Jumlah item soal yang digunakan
berjumlah 18 soal, dengan soal bertipe pilihan ganda dan dibedakan
kategorinya dari tipe C1 Sampai dengan C6. Selanjutnya agar mendapatkan
data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu,
sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji
reliabilitas, penghitungan tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes
pada instrumen penelitian ini.
J. Uji Alat ukur 1. Uji Validitas
Pengertian validitas adalah “ukuran sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang telah diinginkan secara mantap dan sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”
(Suharsimi Arikunto, 2011:65), sedangkan menurut Oemar Hamalik, validitas
merupakan “alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang
34
Karena instrumen test yang digunakan dalam bentuk pilihan ganda, maka
untuk mengetahui tingkat validitas instrumen menggunakan uji korelasi poin
biserial. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
r =
√
Keterangan:
r : koefisien korelasi poin biserial Mp: rerata skor untuk jawaban benar Mt : rerata skor total
St : standar deviasi skor total p : proporsi jawaban benar q : proporsi jawaban salah
(UjiKorelasi Poin Biserial: Pearson, dalam Suharsimi Arikunto,( 2011:72)
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien
validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00
sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4. Koefisien Validitas tes
Koefisien Kualifikasi
Dengan alpa 5% maka diperoleh rtabel = 0,43 kriteria uji jika rhitung > rtabel maka
maka item dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan sebuah
35
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut
Suharsimi Arikunto, reliabilitas adalah “ketetapan suatu tes yang dapat
diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada
dasarnya harus melihat kesejajaran hasil” (Arikunto, 2011: 86), sedangkan
Oemar Hamalik menyatakan reliabilitas “suatu alat evaluasi yang
menunjukkan ketetapan hasil yang sama” (Hamalik, 2005:158).
Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya
dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi
lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat
skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama
pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel
ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.
Salah satu rumus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r : koefisien reliabilitas instrumen (tes)
k : banyaknya item
2b
: jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2
t
: varians total
Taraf reliabilitas suatu tes butir soal dinyatakan dalam suatu koefisien yang
disebut dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas
36
Tabel 2.5. Koefisien Reliabilitas tes
Koefisien Kualifikasi Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2006:195)
Instrumen tes dapat dikatakan mempunyai reliable yang baik, apabila nilai
kriteria soal yang digunakan dalam instrumen antara 0,6 sampai dengan 1,00.
3. Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus
sebagai berikut:
TK =
Keterangan:
TK: angka indeks kesukaran item
Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul
N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
(Sudijono, 2008: 372).
Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat
ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat
37
Tabel 2.6. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi
Sumber : Sudijono (2008: 372)
Untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penilitian ini masuk
dalam katagori sukar, sedang atau mudah untuk tiap-tiap item soal maka
dilakukan uji tingkat kesukaran item soal.
4. Daya Pembeda
Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari
siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai
terendah. Kemudian diambil (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang
memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan (20%, 27%, ataupun
33%) siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).
Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:
DP = PA - PB ; dimana PA= dan PB =
Keterangan:
DP: indeks diskriminasi satu butir soal
PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal
yang diolah
PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal
yang diolah