• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS PROSA NONFIKSI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS V SD NEGERI 4 ADIPURO TRIMURJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS PROSA NONFIKSI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS V SD NEGERI 4 ADIPURO TRIMURJO"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENULIS PROSA NONFIKSI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS V

SD NEGERI 4 ADIPURO TRIMURJO

Oleh

SITA BUDI MASRURI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan keterampilan menulis prosa nonfiksi siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro.

Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

Metode yang digunakan ialah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui siklus berdaur ulang dan masing-masing siklus melalui 4 tahapan kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, dan hasil belajar, serta analisis data dalam penelitian menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, perolehan nilai aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat semakin meningkat. Nilai rata-rata aktivitas siswa di siklus I (56,67%), siklus II (70,00%), dan siklus III (86,25%), mengalami peningkatan disetiap siklusnya, sehingga mampu mencapai kategori

nilai “sangat tinggi”. Begitu pula dengan hasil belajar siswa yang meningkat pada

setiap siklusnya, dimana nilai rata-rata kelas mampu mencapai nilai KKM dan mencapai indikator keberhasilan lebih dari 75%.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan dan Pemecahan Masalah... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 9

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar ... 10

2.3 Hakekat Menulis ... 11

2.3.1 Pengertian Menulis... 12

2.3.2 Pengertian Keterampilan Menulis ... 13

2.3.3 Tujuan Menulis ... 13

2.3.4 Jenis-jenis Tulisan ... 14

2.4 Menulis Prosa Nonfiksi ... 16

2.4.1 Pengertian Prosa ... 16

2.4.2 Pengertian dan Jenis-jenis Prosa Nonfiksi ... 16

2.4.3 Jenis-jenis Menulis ... 18

2.5 Pengertian Menulis Pengalaman Pribadi ... 19

2.6 Langkah-langkah Menulis Prosa Nonfiksi ... 20

2.7 Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 24

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3 Sumber Data ... 25

3.4 Alat Pengumpulan Data ... 25

(7)

3.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 27

3.7.1 Siklus I ... 27

3.7.2 Siklus II ... 30

3.7.3 Siklus III ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Awal ... 34

4.1.1 Refleksi Awal ... 34

4.1.2 Persiapan Pembelajaran ... 35

4.1.3 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I, II dan III ... 35

4.2 Hasil Analisis Siklus I, II dan III ... 58

4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran... 58

4.2.2 Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 61

4.2.3 Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 64

4.3 Pembahasan ... 68

4.3.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 68

4.3.2 Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 70

4.3.3 Keterampilan Menulis Prosa Nonfiksi Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

(8)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia ... 4

3.1 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru dalam (%) 26 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 39

4.2 Presentase Kinerja Guru Siklus I... 41

4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 42

4.4 Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 47

4.5 Presentase Kinerja Guru Siklus II... .. 49

4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 50

4.7 Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 55

4.8 Presentase Kinerja Guru Siklus III... 56

4.9 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 57

4.10 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 58

4.11 Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 62

(9)

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 60 4.2Grafik Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus ... 63 4.3Grafik Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 66 4.4Grafik Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-Rata Hasil Belajar

(10)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ... 80

2. Surat Penelitian Pendahuluan ... 81

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 82

4. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 83

5. Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 84

6. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 85

SIKLUS I 1. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran ... 84

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan I ... 88

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan II ... 90

4. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pertemuan I ... 92

5. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pertemuan II ... 94

6. Hasil Test ... 96

7. Daftar Nilai Tes ... 102

8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 104

SIKLUS II 1. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan I ... 111

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan II ... 113

4. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pertemuan I ... 115

5. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pertemuan II ... 117

6. Hasil Test ... 119

7. Daftar Nilai Test ... 122

8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 126

SIKLUS III 1. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran ... 130

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan I ... 134

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Pertemuan II ... 136

4. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Pertemuan I ... 138

(11)

iv

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah membantu, membimbing, dan memimpin. Melalui proses pembelajaran yang bermutu, siswa akan memperoleh kematangan pribadi yang handal. Untuk mencapai pribadi yang matang, setiap individu manusia memerlukan sejumlah kecakapan dan keterampilan tertentu yang harus dikembangkan melalui proses pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

(13)

Lerner (dalam Mulyono, 2003: 182-183) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan salah satu keterampilan terpenting manusia yang memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh seseorang untuk dapat menggunakan bahasa dengan baik. Keterampilan tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 951) merupakan kegiatan reseptif yang bersifat menerima, terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran dan anjuran dari orang lain. Sedangkan kegiatan produktif merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu karya dari hasil ungkapan dari gagasan pikiran seseorang.

(14)

3

Meningkatkan keterampilan menulis siswa dapat dilakukan dengan menulis pengalaman pribadi sebagai bentuk kreativitas menulis. Dalam keseharian sering terjadi pengalaman yang lucu, aneh, mendebarkan, mengharukan, memalukan, dan menyakitkan. Berbagai pengalaman itu tidak akan menjadi lucu, aneh dan lain dari yang lain apabila tidak dikomunikasikan dengan orang lain (Hastuti, 2008: 4).

Keterampilan menulis bisa dikatakan sebagai keterampilan mengarang (prosa) yang termasuk dalam salah satu apresiasi sastra. Kaitannya dengan sastra meliputi prosa, puisi, dan drama, menulis. Prosa terdiri dari dua ragam bentuk yaitu prosa fiksi dan prosa nonfiksi. Prosa fiksi berupa cerita khayalan atau imajinasi penulis yang telah dikembangkan, sedangkan prosa nonfiksi berupa cerita nyata atau hal-hal yang pernah dialami oleh penulis (Widjojoko, dkk., 2006: 34-35).

(15)

diberikan oleh guru dalam menulis prosa nonfiksi dan pengembangan pengalaman pribadi ke dalam sebuah prosa nonfiksi.

Guru sebagai fasilitator hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang bervariasi dan memberikan kejelasan materi dan konsep dalam pembelajaran menulis prosa. Karena kegiatan menulis prosa di sekolah tidak hanya sebatas kegiatan sebagai pengisi waktu luang saja, namun kegiatan menulis prosa juga merupakan suatu kegiatan penting yang mengandung banyak materi, pengetahuan serta mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa. Guru harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan keterampilannya dalam mengaplikasikan pemahaman mereka ke dalam karangan yang baik.

[image:15.595.162.449.634.729.2]

Dari hasil wawancara penulis dengan guru kelas dan dokumentasi nilai-nilai yang diberikan oleh guru, terungkap bahwa hasil belajar siswa khususnya untuk pembelajaran menulis masih rendah, terlihat pada hasil rata-rata nilai ulangan tengah semester pelajaran bahasa Indonesia di semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 yang dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini.

Tabel 1.1 : Distribusi frekuensi nilai ulangan tengah semester mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Interval Frekuensi

43 – 48 49 – 54 55 – 60 61 – 66 67 – 72 73 – 78

2 3 7 4 5 3

Jumlah siswa 24

Sumber: rekap nilai kelas V SDN 4 Adipuro tahun 2011/2012

(16)

5

Bahwa dengan kriteria kentuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan di kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo yaitu 65.00, sebanyak 14 siswa (58.33%) hanya memperoleh nilai rata-rata di bawah 65.00 dan tergolong ke dalam kriteria belum tuntas belajar dengan nilai terendah 43.00, dan hanya 10 siswa (41.67%) yang mampu memperoleh nilai di atas 65.00 atau telah tuntas belajar dengan nilai tertinggi 78.00, sehingga jumlah siswa yang tuntas belajar belum mencapai 50% dari jumlah siswa seluruhnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi pada siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1.2.1 Rendahnya aktivitas siswa dalam menulis prosa nonfiksi kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

1.2.2 Kurangnya latihan dalam kegiatan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi.

1.2.3 Pembelajaran yang kurang bervariasi dalam pembelajaran menulis prosa nonfiksi.

(17)

1.2.5 Siswa yang tuntas belajar belum mencapai 50% dari nilai KKM, terdapat 14 siswa yang belum tuntas dari jumlah 24 siswa.

1.3 Batasan dan Pemecahan Masalah

Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar penelitian dapat terarah dan terfokus secara cermat. Masalah tersebut difokuskan pada rendahnya aktivitas dan keterampilan menulis prosa nonfiksi pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Siswa yang tuntas belajar belum mencapai 50% dari nilai KKM, terdapat 14 siswa yang belum tuntas dari jumlah 24 siswa. Berdasarkan hal terebut alternatif pemecahan masalah pada penelitian ini disolusikan dengan upaya peningkatan aktivitas dan keterampilan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo?

1.4.2 Apakah pengalaman pribadi dapat meningkatkan keterampilan menulis prosa nonfiksi siswa kelas V SD Negri 4 Adipuro Trimurjo?

1.5 Tujuan Penelitian

(18)

7

1.5.1 Meningkatkan aktivitas menulis prosa nonfiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pengalaman pribadi siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

1.5.2 Meningkatkan keterampilan menulis prosa nonfiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pengalaman pribadi siswa kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.6.1 Siswa

Meningkatkan aktivitas dan ketrampilan siswa dalam menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi yang pernah dialami siswa. Memberikan pembelajaran yang berkesan pada siswa, karena siswa bisa mengungkapkan cerita-cerita yang pernah dialami ke dalam suatu bentuk prosa nonfiksi dengan kalimat dan cara penulisan yang benar.

1.6.2 Guru

(19)

1.6.3 Lembaga Sekolah (SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo)

Memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SD Negeri 4 Adipuro dapat meningkat.

1.6.4 Penulis

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain keterampilan (Hakim dalam Munawar, 2009: 06). Sejalan dengan pendapat tersebut Daryanto (2009: 2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(21)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu secara menyeluruh, sebagai bentuk pengalaman individu tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar

Dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah.

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan meng- komunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antarvariabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen (Juliantara, 2010: 04).

(22)

11

Dengan demikian aktivitas merupakan kegiatan atau kesibukan siswa sebagai objek dalam penelitian ini.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar ialah kegiatan yang dilakukan sehingga terjadi perubahan tingkah laku, nilai-nilai sikap dan keterampilan pada siswa sebagai akibat dari latihan yang disengaja.

2.3 Hakikat Menulis

2.3.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual (Lerner dalam Mulyono, 2004: 224). Dalam buku yang sama definisi lain diungkapkan oleh Tarigan (dalam Mulyono, 2004: 224) yang menyatakan bahwa menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, dalam KBBI (2005: 1219) tertulis bahwa menulis merupakan suatu kegiatan membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena, pensil, kapur dan sebagainya. Dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang cerita, membuat surat, dan berkirim surat.

(23)

penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan.

2.3.2 Pengertian Keterampilan Menulis

Berdasarkan definisi yang diungkapkan para ahli tentang keterampilan dan menulis, maka pengertian keterampilan menulis itu sendiri merupakan kemampuan yang didapat atau dimiliki seseorang setelah melalui proses latihan secara intens khusus dalam bidang menulis, dengan berlatih secara intens, maka seseorang dapat terampil menulis (Ahira, 2010: 2).

Berdasarkan pendapat dan pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan kecakapan seseorang yang diperoleh dari lahir maupun hasil dari berlatih dalam mengungkapkan suatu ide/gagasannya ke dalam sebuah bentuk tulisan atau karangan.

2.3.3 Tujuan Menulis

Menurut Tarigan (dalam Maarif (2011: 6), tujuan menulis (the writer‘s intention) adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca. Berdasarkan batasan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah:

1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse);

2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse);

3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (literary discourse);

(24)

13

Selain itu, Hartig (dalam Cahyani, 2006: 98) menyatakan tujuan dari menulis, yaitu:

(a) Tujuan penugasan (assignment purpose)

Kegiatan menulis dilakukan karena ditugaskan menulis sesuatu, bukan atas kemauan sendiri

(b) Tujuan altruistic (altruisticpurpose)

Kegiatan menulis dilakukan untuk menyenangkan atau menghindarkan kedukaan pembaca

(c) Tujuan persuasif (persuasivepurpose)

Kegiatan menulis bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan

(d) Tujuan penerangan (informational purpose)

Kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan informasi atau keterangan kepada pembaca.

(e) Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)

Kegiatan menulis bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.

(f) Tujuan kreatif (creative purpose)

Kegiatan menullis bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistic atau nilai-nilai kesenian.

(g) Tujuan pemecahan masalah (problemsolvingpurpose). Dalam tulisan seperti ini, penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta meneliti secara cermat pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari menulis ialah menginformasikan, menyampaikan atau mengungkapkan suatu kegiatan, kejadian atau pengalaman seseorang kepada pembaca melalui media tulis.

2.3.4 Jenis-jenis Tulisan

Tulisan memiliki jenis-jenis sesuai dengan tujuan dari tulisan itu sendiri. Jenis-jenis tulisan dapat diklasifikasikan berdasarkan isi tulisan. Menurut Syarief, dkk., (2009: 7) berdasarkan sudut pandang isi, jenis tulisan yaitu:

(25)

b. Deskripsi, yaitu bentuk karangan yang berisi pengambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. c. Narasi, yaitu karangan yang berisi pengisahan suatu

pengalaman atau peristiwa dari waktu ke waktu.

d. Argumentasi, yaitu suatu bentuk karangan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis untuk meyakinkan pembaca agar menerima pendapatnya.

e. Persuasi, yaitu karangan yang berisi paparan yang mengajak, menghimbau, membangkitkan motivasi pembaca untuk mengikuti dan menerima serta meyakini ajakan dari penulis. Sejalan dengan itu Suparno dan Yusuf (2006: 4.6) mengemukakan bahwa jenis tulisan adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi, yaitu suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

b. Narasi, yaitu jenis karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusa menyampaikan serangkaian kajadian menurut urutan terjadinya, dengan maksud memberi arti pada serangkaian kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmahnya.

c. Persuasi, yaitu jenis karangan yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya- ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat mengakibatkan ketertarikan pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.

d. Argumentasi, yaitu jenis karangan yang berisi paparan, alasan, dan pendapat untuk membangun kesimpulan.

e. Eksposisi, yaitu jenis tulisan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu agar pembaca memperoleh pengetahuan.

(26)

15

2.4 Menulis Prosa Nonfiksi 2.4.1 Pengertian Prosa

Prosa adalah suatu karangan bebas tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi (KBBI, 2005: 899). Lebih lanjut Kumpulan istilah.com (2010:1) menjelaskan bahwa prosa ialah karya sastra dalam bentuk bahasa yang terurai tidak terikat oleh rima, ritma, jumlah baris dan sebagainya. Selanjutnya dalam Binabangsa.sch.id (2011: 1) dijelaskan bahwa prosa memiliki karakteristik yang berbeda dengan puisi. Dalam menuliskannya tidak terikat oleh kalimat-kalimat yang padat atau oleh aturan-aturan seperti yang mengikat dalam puisi. Kekuatan prosa ada dalam paparan tokoh, latar, dan peristiwa yang dirangkaikan. Prosa dapat berupa kisah nyata dan khayalan atau imajinasi yang dikembangkan penulis.

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat simpulkan bahwa prosa ialah karya sastra yang tidak terikat pada rima, ritma dan jumlah baris seperti yang ada dalam puisi. Prosa lebih terikat pada kalimat-kalimat yang tersusun padat dan dirangkai secara sistematis serta terkandung tokoh, latar, peristiwa dan lain sebagainya.

2.4.2 Pengertian dan Jenis-Jenis Prosa Nonfiksi 2.4.2.1 Pengertian Prosa Nonfiksi

(27)

dijelaskan oleh Wiki Berita (2011: 1) bahwa prosa nonfiksi adalah cerita inspiratif yang mengangkat kisah nyata dari diri atau orang lain.

Sejalan dengan definisi di atas, Aldonsamosir (2009: 10) mengungkapkan bahwa karangan nonfiktif yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya. Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektivitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa prosa nonfiksi ialah karya sastra yang berdasarkan fakta, kenyataan yang telah terjadi.

2.4.2.2 Jenis-jenis Prosa Nonfiksi

Dalam Wiki Berita (2011: 1) nonfiksi dibagi menjadi 2 yaitu: 1) nonfiksi murni, ialah buku yang berisi pengembangan berdasarkan data-data yang otentik, 2) nonfiksi kreatif berawal dari data yang otentik kemudian pengembangannya berdasarkan imajinasi yang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi, prosa. Menurut tingkat pemakaiannya nonfiksi kreatif dibagi menjadi dua kelompok: (a) nonfiksi kreatif yang sering dipakai, (b) nonfiksi kreatif yang jarang dipakai.

(28)

17

(b) Biografi dan otobiografi, biografi ialah suatu cerita (novel biografi yang melukiskan riwayat hidup seorang tokoh, bagaimana masa kecilnya, cita-cita, perjuangan dan sukses hidupnya, pengalaman hidupnya, kehidupan keluarganya dan lain-lain yang ditulis orang lain, sedangkan otobiografi ialah suatu cerita yang melukiskan seseorang tokoh yang ditulisnya sendiri.

(c) Kisah atau lukisan, merupakan cerita yang mengisahkan suasana, keadaan, dan kejadian-kejadian yang dilihatnya, dialami penulisnya, tetapi di dalamnya tidak menceritakan persoalan jiwa sang tokoh.

(d) Sejarah (tambo/babat), adalah karangan yang berisi uraian sejarah suatu kerajaan yang umumnya mengenai silsilah raja dan keturunannya, asal-usul kerajaan yang acapkali bercampur dengan dongeng.

(e) Esei (Essay), karangan yang mengupas, membahas persoalan-persoalan di bidang seni dan budaya umumnya.

(f) Kritik Sastra, adalah sebuah karangan yang memberikan penilaian objektif terhadap suatu karya sastra seperti novel, cerpen, puisi, drama, dan lain-lain.

Dari beberapa jenis prosa di atas, dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis prosa kedua yaitu, prosa nonfiksi yang menceritakan atau mengisahkan suasana, keadaan dan kejadian yang dilihat dan dialami sebagai bentuk pengalaman pribadi siswa.

2.4.3 Jenis-jenis Menulis

Menurut Syarif (2008: 1) keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah, 1) kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan, 2) hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu:

(a) Karangan narasi

(29)

(b) Karangan eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.

(c) Karangan deskripsi

Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya,

melalui tulisannya, dapat „melihat‟ apa yang dilihatnya, dapat „mendengar‟ apa yang didengarnya, „merasakan‟

apa yang dirasakanya, serta sampai kepada „kesimpulan‟ yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)

(d) Karangan argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil- hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).

2.5 Pengertian Menulis Pengalaman Pribadi

(30)

19

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentunya pernah mengalami kejadian yang mereka anggap lucu, khas, unik, aneh, menyedihkan, mengharukan, dan menggembirakan. Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda satu sama lain. Adapun kemungkinan kesamaan pengalaman secara persis sifatnya jarang terjadi. Berbagai pengalaman tersebut akan lebih bermakna apabila dapat dikomunikasikan dengan orang lain. Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa dalam suasana yang diceritakan. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan melalui bahasa tulisan. Namun demikian sebenarnya pengalaman pribadi dapat pula dikomunikasikan secara lisan dengan orang lain (Maarif, 2011: 10).

Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa menulis pengalaman pribadi ialah kegiatan seseorang menuangkan segenap imajinasi dan pemikirannya, berdasarkan peristiwa yang pernah dialami atau dirasa oleh panca indra penulis.

2.6 Langkah-langkah Menulis Prosa Nonfiksi

Menurut Wijaya (2006: 3) terdapat beberapa langkah mudah untuk menulis prosa nonfiksi, mulai dari ide sampai menghasilkan tulisan dalam waktu singkat, yaitu sebagai berikut.

(a) Temukan Ide

Pertama-tama penulis harus menemukan topik apa yang ingin ditulis. Dengan menentukan topik tertentu, berarti penulis sudah mengetahui apa saja yang ingin disampaikan.

(b) Lakukan Riset

Setelah mendapatkan ide, saatnya penulis mencari bahan-bahan tulisan yang berkaitan dengan ide tersebut. Penulis bisa mendapatkan materi tulisan dari catatan pengalaman atau riset yang dilakukan sendiri, referensi dari buku, majalah atau koran, atau dari internet.

(c) Lakukan Brainstorming

(31)

diketik bisa berupa kata kunci, frasa, fakta, atau pertanyaan penting tentang topik tersebut.

(d) Kelompokkan Ide-ide tersebut

Setelah semua ide tersebut diketik, penulis dapat membaca ulang dan menyeleksi mana yang akan dipertahankan, dibuang atau direvisi. Setelah itu kelompokkan ide yang berkaitan dalam satu kelompok. Setiap kelompok merefleksikan satu pokok pikiran yang akan ditulis. Biasanya satu pokok pikiran ini akan menjadi satu bab bila penulis menulis dalam bentuk buku. Penulis juga dapat memberi nama khusus untuk masing-masing pokok pikiran, yang akan menjadi judul bab.

(e) Urutkan Pokok-pokok Pikiran tersebut

Setelah penulis mengelompokkan, urutkan semua pokok pikiran. Tentukan mana yang menjadi bagian pembuka, isi dan penutup. Di sini, seakan penulis membuat "daftar isi" dari naskah yang akan ditulis.

(f) Cek Kembali Pokok Pikiran tersebut

Baca kembali urutan pokok pikiran tersebut. Urutkan dan tambahkan keterangan tambahan untuk detail bila diperlukan. Bila pokok pikiran tersebut memerlukan data tambahan, lakukan riset lagi seperlunya.

(g) Langkah Terakhir, mulailah menulis

Berdasarkan catatan pokok pikiran tersebut, mulailah menulis. Buat transisi yang baik dari pokok pikiran yang satu ke pokok pikiran yang lain.

(32)

21

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia khususnya keterampilan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi siswa, maka aktivitas dan keterampilan menulis prosa

(33)

PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan tiga siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan diadakan tes formatif. Adapun alur siklus PTK ini adalah sebagai berikut.

Alur Siklus PTK

Analisis & Refleksi Perencanaan Tindakan

Siklus1

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Analisis & Refleksi Perbaikan Rencana Tdkn

Siklus2

Observasi Pelaksanaan Tindakan

(Sumber: Zainal, 2006: 30.31).

(34)

23

3.1 Setting Penelitian 3.5.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 4 Adipuro Trimurjo berjumlah 24 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

3.5.4 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 4 Adipuro Trimurjo, Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

3.5.5 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, dimulai dari bulan Maret dan berakhir di bulan Juni tahun 2012.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

3.2.1 Teknik Nontes

Teknik nontes dilakukan melalui observasi yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang terkumpul berupa data kualitatif.

3.2.2 Teknik Tes

(35)

keterampilan menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi. Data yang terkumpul melalui teknik tes berupa data kuantitatif.

3.3 Sumber Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan nontes yaitu dokumen hasil belajar siswa dan observasi.

3.4 Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Lembar observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru saat mengajar dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).

3.4.2 Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis prosa nonfiksi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3.4.3 Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas

belajar siswa dan juga aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

3.5.1 Analisis Kualitatif

Digunakan untuk menganalisis data persentase aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

a) Rumus analisis aktivitas belajar siswa

N R

(36)

25

Keterangan:

N = Nilai yang dicari atau diharapkan. R = Skor mentah yang diperoleh siswa.

SM= Skor maksimum. 100= Bilangan tetap. (Purwanto, 2008: 102).

b) Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Skor akhirJumlah skor yang diperoleh x100%

Jumlah skor maksimal

[image:36.595.173.513.352.481.2]

Persentase aktivitas memiliki kriteria keberhasilan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1: Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%)

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1 86–100 Sangat Tinggi

2 71–85 Tinggi

3 56–70 Sedang

4 41–55 Rendah

5 26–40 Sangat Rendah

(Sumber: Aqib dkk, 2009: 41) 3.5.2 Analisis Kuantitatif

(37)

3.6 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan keterampilan Menulis prosa nonfiksi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM.

3.7 Urutan Tindakan Penelitian 3.7.1 Siklus I

3.7.3.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan materi.

2) Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

3) Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi.

3.7.3.2 Pelaksanaan

Pada siklus pertama, materi pembelajarannya ialah “Menulis Prosa Nonfiksi” dengan materi pokokMenulis Kejadian Penting. Siklus ini meliputi beberapa tahap antara lain:

1) Kegiatan Awal

(38)

27

b. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang bagaimana mengembangkan tema menjadi prosa nonfiksi yang berdasarkan pengalaman pribadi siswa.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

c. Siswa bermain tongkat bergilir sambil menyanyikan sebuah lagu yang dibuat guru dengan mengganti lirik lagu anak-anak. Siswa yang mendapat giliran memegang tongkat di saat lagu berhenti, maka siswa tersebut diminta untuk maju memilih amplop berisi cerita pendek yang telah dibuat oleh guru.

d. Siswa tersebut diminta untuk membacakan cerita yang ada dalam amplop. Dengan bimbingan guru, siswa lain bersama-sama menyimak dan berdiskusi tentang tema yang ada di dalam cerita tersebut.

e. Kegiatan tersebut dilakukan sampai sekitar 3 siswa yang mendapat giliran untuk maju.

3) Kegiatan Penutup

(39)

b. Di akhir siklus guru memberikan sebuah tema yang harus dikembangkan oleh siswa menjadi sebuah prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi siswa sebagai tes,dan dikerjakan secara individu serta dikumpul di hari itu juga untuk mengukur pemahaman siswa pada penjelasan konsep awal yang disampaikan guru.

3.7.3.3 Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini observer atau peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat ke dalam lembar observasi yang telah disepakati. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari kinerja guru selama proses pembelajaran, dan antusias serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3.7.3.4 Refleksi

(40)

29

3.7.2 Siklus II

3.7.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I, kemudian pada siklus II ini akan dilakukan beberapa perbaikan dari berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus I.

3.7.2.2 Pelaksanaan

Pada siklus kedua, materi pembelajarannya ialah “Menulis Prosa Nonfiksi” dengan materi pokokPengalaman Menyenangkan. Dalam rencana perbaikan pembelajaran melalui pengalaman pribadi meliputi beberapa tahap antara lain:

1) Kegiatan awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. b. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi tentang langkah-langkah dalam menulis prosa nonfiksi berdasarkan pengalaman pribadi siswa, seperti membuat kerangka karangan dan lain-lain.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

3) Kegiatan Penutup

(41)

memperhatikan langkah-langkah penulisan prosa nonfiksi sebagai tes. Dikerjakan secara individu serta dikumpul di hari itu juga untuk mengukur pemahaman siswa pada penjelasan konsep awal yang disampaikan guru.

3.7.2.3 Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini observer atau peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat ke dalam lembar observasi yang telah disepakati. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran, dan antusias serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3.7.2.4 Refleksi

Tahap ini merupakan kegiatan akhir pada siklus ini. Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan ini ialah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus II. Kelebihan ataupun kelemahan yang terjadi merupakan acuan bagi tim dalam merancang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam siklus selanjutnya, sehingga kegiatan pada siklus selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi.

3.7.3 Siklus III

3.7.3.1 Perencanaan

(42)

31

3.7.3.2 Pelaksanaan

Pada siklus III, materi pembelajarannya ialah “Menulis Prosa Nonfiksi” dengan materi pokokPengalaman Menyedihkan. Dalam rencana perbaikan pembelajaran melalui pengalaman pribadi meliputi beberapa tahap antara lain:

1) Kegiatan awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2) Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan materi tentang pemilihan kata, tanda baca dan EYD yang benar dalam menulis prosa nonfiksi berdasarkan pengalaman pribadi siswa.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti.

3) Kegiatan penutup

(43)

3.7.3.3 Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini observer atau peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat ke dalam lembar observasi yang telah disepakati. Observasi mencakup berbagai aspek yaitu dari kinerja guru selama proses pembelajaran, dan antusias serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3.7.3.4 Refleksi

(44)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN 4 Adipuro Trimurjo dapat disimpulkan :

5.1.1 Melalui pengalaman pribadi siswa pada keterampilan menulis prosa nonfiksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 4 Adipuro Trimurjo, hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan di setiap siklusnya sehingga mampu mencapai kategori nilai“sangat tinggi”.

(45)

mencapai indikator keberhasilan lebih dari 75%, walaupun pada umumnya masih belum mendapat nilai yang istimewa.

5.1.3 Pembelajaran menulis prosa nonfiksi melalui pengalaman pribadi, juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam proses pembelajarannya siswa terlibat secara aktif dan kreatif. 5.1.4 Dengan adanya kolaborasi, partisipasi, dan refleksi, hasil penelitian

ini dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan profesional guru.

5.2. Saran

5.2.1 Kepada guru, untuk senantiasa menggali potensi yang ada pada setiap siswa dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya setiap siswa mempunyai potensi yang baik jika guru pandai mengenalinya, dan siswapun akan lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang kreatif.

5.2.2 Kepada pihak sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. Pahamilah Keterampilan Menulis Dasar. Anneahira.com. November. 2010. Anneahira. 11 Februari 2012 http://www.anneahira. com/pengertian-keterampilan-menulis.htm.

Akhmad, Sudrajat. Keterampilan Individu. Wordpress.com. Januari. 2008. Wordpress. 1 November 2011 http://www.akhmadsudrajat.wordpress. com/2008/01/25/keterampilan-individu.

Aldonsamosir. Karangan Fiksi dan Nonfiksi. Blogger.com. Oktober. 2010. Blogger. 1 November 2011 http://www.aldonsamosir.com.cc/2009/10/ karangan-fiksi-dan-nonfiksi.html.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Keterampilan Profesi. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Berita, Wiki.Pengertian Pengalaman Pribadi.Wiki Berita.Net. September. 2011. Wikipedia. 22 Oktober 2011 http://wikiberita.net/sitemap/t-165867.html. , Perbedaan Prosa Fiksi dan Nonfiksi. Wiki Berita.Net. September. 2011.

Wikipedia. 22 Oktober 2011 http://wikiberita.net/news/166039-perbedaan-prosa-fiksi-dan-non-fiksi.html.

Bina Bangsa SBY. Menulis Puisi, Prosa dan Artikel. SCH. Maret 2011. Blogger 22 Oktober 2011 http://www.binabangsa-sby.sch.id/site/ruang-bahasa/ menulis-puisi-prosa-dan-artikel/.

Cahyani, Isah, dkk. 2006.Pendidikan Bahasa Indonesia.Upi Press. Bandung. Chaplin.Pengertian Keterampilan. Wordpress.com. Desember. 2010. Wordpress.

1 November 2011 http://ian43.wordpress.com/2010/12/23/pengertian-keterampilan/.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Publisher. Jakarta.

Dimyati. Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Ditjen Kemendiknas. 2010. Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran

(47)

Faisal, M, dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Guru.Hakikat Proses Belajar Mengajar. Pak Guru Blogger. Juni. 2010. Blogger. 11 Februari 2012. http://www.blog-guru.web.id/2010/06/hakikat-proses-belajar-mengajar.html

Habibah, Siti Wardah. Non Fiksi. Ayo tulis. 2009. Blogger. 1 November 2011 http://ayotulis.host22.com/non%20fiksi%201.html.

Hasanah. Penilaian Tes Keterampilan Menulis. Agu pena jateng. Maret. 2011. Blogger. 27 November 2011. http://agupenajateng.net/070311/09.30. Hastuti, Kusuma. 2008. Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Sebagai

Kreativitas Mengarang Siswa Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Boyolali (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Juliantara, Ketut. Aktivitas Belajar. Edukasi Kompasiona. April. 2010. Blogger.

20 Oktober 2011 http: //edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitas-belajar/.html.

Kumpulan Istilah.Com.Pengertian Prosa.Shvoong. September 2010. Blogger. 22 Oktober 2011 http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2050683-pengertian -prosa/.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Maarif, Samsul.Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis.Unjabisbis.Net. Juni. 2011. Blogger. 1 November 2011 http://www.unjabisnis.net/2011/06/ upaya-peningkatan-pembelajaran-menulis.html.

Mbahbrata. Keterampilan Menulis. Edukasi Kompasiona. Maret. 2010. Blogger. 20 Oktober 2011 http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/03/ keterampilan-menulis.html.

Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Munawar, Indra. Pengertian Belajar. Indra Munawar Blogspot. Juni. 2009. Blogger. 21 Oktober 2011 http: //indramunawar.blogspot.com/2009/06/ pengertian-belajar.html.

Nasution, S. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa. Webcache. Juni. 2009. Google User Content. 20 Oktober 2011 http: //webcache.googleusercontent.

com/search.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktivitas-belajar/+pengertian+aktivitas+belajar+siswa&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl= id.html.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL).

, Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(48)

77

Resmini, Novi. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.UPI PRESS. Bandung.

Ridwan, Gunawan. 2011. Akivitas Belajar dalam Pendekatan Kontekstual.

http://id.shvoong.com/socialsciences1961162-aktifitasbelajar/. Diakses

pada Senin, 2/1/2011@ 11.00 WIB.

Robbins. Pengertian Keterampilan. Wordpress.com Desember. 2010. Wordpress. 1 November 2011

http://ian43.wordpress.com/2010/12/23/pengertian-keterampilan/.

Sabarti, dkk. Pembelajaran Menulis. Slideshare.net. Juni. 2008. Slideshare. 1 Desember 2011. http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis.

Suparno dan Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka. Jakarta.

, 2006.Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka. Jakarta. Syarif, Elina, dkk. 2009.Keterampilan Menulis.Depdiknas. Jakarta.

Syarif Z., Elina. Pembelajaran Menulis. Slideshare.net. Juni. 2008. Slideshare. 1 Desember 2011. http://www.slideshare.net/NASuprawoto/pembelajaran-menulis.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka. Jakarta.

Wardhani. I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Widjojoko, Endang Hidayat. 2006. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. UPI Press. Bandung.

Gambar

Tabel 1.1 :   Distribusi frekuensi nilai ulangan tengah semester mata
Tabel 3.1: Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Adapun saran yang diberikan adalah bahwa sebaiknya Rahmat Jeans Collection meninjau kembali metode perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional dan

Tahapan-tahapan proses produksi papan sirkuit tercetak satu sisi tipe WA-1822 yaitu persiapan material, proses pemotongan material, proses pembersihan panel, proses pencetakan

bahwa sehubungan dengan hal terse but pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan

Penulisan ilmiah ini menggunakan perangkap lunak (software) MACROMEDIA FLASH MX karena software ini merupakan salah satu softwere animasi yang paling banyak di kenal dan di gunakan

Dari hasil kedua proses tersebut, dilakukan analisis pada social network antar aktor yang didapat dari event log yang direkam oleh Sistem Informasi Rumah

Penulisan ilmiah ini menjelaskan tentang mengenal huruf dan warna dalam bahasa Inggris untuk anak-anak usia 4 7 tahun dengan menggunakan Visual Basic 6.0. Manfaat dari aplikasi