• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS

KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

NURHAYATI NPM 0913069073

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

S1 PGSD DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW

PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG

BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI NURHAYATI NPM 0913069073

Nilai rata-rata mata Pelajaran IPA sangat rendah yaitu rata-rata kelas adalah 4,0, hal ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran masih banyak menggunakan metode mengajar yang kurang tepat. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Melalui metode Jigsaw Pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata IPA melalui metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang dilakukan adalah perangkat tes, lembar observasi, catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan dalam proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan metode jigsaw. Hasil aktivitas, hasil belajar serta kinerja pendidik yang meningkat yaitu aktivitas siswa pada siklus I rata-rata sebesar 64,8 lalu meningkat pada siklus II menjadi 76,48. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata sebesar 63, kemudian pada siklus II menjadi 75. Peningkatan juga terjadi pada kinerja pendidik yaitu pada siklus I sebesar 66,3, dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian pustaka ... 7

1. Kinerja Guru ... 7

2. Pengertian Belajar ... 8

3. Pengertian Aktivitsa Belajar ... 9

4. Pengertian Hasil Belajar ... 10

5. Metode jigsaw ... 11

6. Pengertian IPA ... 12

7. Penerapan Metode Jigsaw dalam pengajaran IPA ... 13

B. Hipotesis Tindakan ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

A. Hakekat PTK ... 15

B. Subyek Penelitian ... 16

C. Waktu Penelitian ... 16

D. Tempat Penelitian ... 16

E. Teknik Pengumpulan Data ... 16

F. Alat Pengumpulan Data ... 16

G. Teknik Analisis Data ... 17

H. Prosedur PTK ... 17

I. Indikator Keberhasilan PTK ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Prosedur Penelitian ... 22

B. Hasil Penelitian ... 23

1. Siklus I ... 23

2. Siklus II ... 32

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 24

4.2Hasil aktivitas siswa siklus I ... 25

4.3Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 27

4.4Hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA siklus I ... 27

4.5Hasil aktivitas dan hasil belajar siswa siklus I ... 28

4.6 Hasil Observasi Kinerja Pendidik Pada Siklus I ... 29

4.7Hasil kinerja guru Siklus I... 30

4.8Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 33

4.9 Hasil aktivitas siswa siklus II ... 34

4.9Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 36

4.11 Hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA siklus II ... 36

4.12 Persentasi aktivitas dan hasil belajar siswa sikllus II ... 37

4.13 Hasil Observasi Kinerja Pendidik Pada Siklus II ... 38

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran

keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

Perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan

dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami

kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan

pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat

pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan

tersebut, sehingga di dalam pembelajaran, guru selalu ingin menemukan

metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi

semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa

pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen

yang ada. Pembangunan dibidang pendidikan barulah ada artinya apabila

(11)

2

dan bangsa Indonesia yang sedang membangun. Pada hakekatnya kegiatan

belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai salah satu

komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang

sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih

dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur

sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan

bagaimana proses belajar mengajar dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat

membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan

pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa

perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan

nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan

dan berkepribadian yang terpuji. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan

mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun

dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Depdikbud (1999 : 45). Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh

banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses

belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi,

membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk

mengatasi permasalah diatas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara

(12)

3

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau

cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan

prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dalam membimbing

siswa untuk terlibat bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran

dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya

akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang

diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya hal

tersebut maka tidak dapat memberikan pemecahan masalah yang efektif.

Berdasarkan hasil penelitian, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh

sejumlah siswa yang tidak memiliki motivasi belajar. Sehingga nilai rata-rata

mata Pelajaran IPA sangat rendah yaitu rata-rata kelas adalah 4,0 hal ini

disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar masih banyak

menggunakan metode mengajar yang kurang tepat. Oleh karena itu

dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya

meningkatkan motivasinya kepada siswa. Melihat pentingnya motivasi

tersebut maka guru hendaknya terlibat dalam kegiatan akademik. Siswa yang

termotivasi untuk belajar akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi

dalam mempelajari materi pembelajaran.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan prestasi Belajar Siswa

Mata Pelajaran IPA Melalui metode Jigsaw Pada siswa kelas V SDN 1 Way

(13)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya aktivitas siswa dalam menerima pelajaran.

2. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran IPA.

3. Siswa bersifat pasif dalam menerima pelajaran.

4. Minat belajar siswa kurang.

5. Penggunaan metode mengajar kurang bervariatif

6. Sistem pembelajaran di kelas cenderung berpusat pada guru.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka

penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPA

melalui Metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar

Lampung.

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA melalui

Metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata IPA melalui metode

Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata IPA melalui metode Jigsaw

(14)

5

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan metode

jigsaw pada siswa kelas V mata pelajaran IPA.

b. Memperoleh kemudahan dalam belajar dengan menggunakan metode

jigsaw pada siswa kelas V mata pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

a. Memberi motivasi serta inovasi pembelajaran untuk lebih

meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam

pembelajaran.

b. Mengoptimalkan penggunaan metode Jigsaw pada pembelajaran IPA

sebagai alat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

c. Meningkatkan kualitas keterampilan dengan menggunakan alat peraga

dalam pembelajaran, sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu bagi pembelajaran di sekolah.

b. Memiliki guru yang dapat mengajar professional.

c. Memiliki kepercayaan dari masyarakat karena kualitas hasil pendidikan

yang baik.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam

perbaikan pembelajaran IPA, khususnya upaya peningkatan aktivitas dan

(15)

6

F. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Peningkatan aktivitas siswa

2. Peningkatan hasil belajar siswa.

3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Way

Kandis

4. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas V semester II pada bulan

(16)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka di bawah ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang

mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan

diteliti antara lain mengenai kinerja guru, belajar, aktivitas belajar, hasil

belajar, metode jigsaw, IPA, penerapan metode jigsaw dalam pengajaran IPA

1. Pengertian Kinerja Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja memiliki arti tentang

sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja.

Dachniel menyatakan bahwa kinerja berarti kemauan dan kemampuan

melakukan suatu pekerjaan. Kinerja merupakan semangat, intensitas,

kemauan serta kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.

Dalam kata kinerja juga terkandung makna profesionalitas, sebab dalam

mewujudkan kinerja, keterampilan seseorang dalam bidang yang ia

kerjakan sangat menentukan. Dalam UU no 20 tahun 2003 dan UU no 14

tahun 2005 telah memberikan gambaran bahwa kinerja guru berada dalam

rumusan melaksanakan tugas utama dan menunaikan beban kerja, serta

(17)

8

di pudaknya. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja guru bukan hanya sebatas melaksanakan kurikulum sebagai

beban kerja, tetapi justru banyak tugas lain yang harus dilaksanakan dan

itu terwujud dalam bentuk kinerja seorang guru. Inilah hakikatnya tuntutan

profesionalitas yang telah di sematkan kepada beban dan tanggung jawab

kepada mereka.

2. Pengertian Belajar

Belajar sangat penting bagi manusia, karena dengan belajar seseorang akan

mengalami perubahan denagn baik. Menurut Sudjana (2000 : 28), belajar

bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan

sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah

lakunya, keterampilan dan kecerdasannya.

Slameto (2003 : 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan berdasarkan atas tanggapan

bawaan. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah

(18)

9

efektivitasnya tinggi. Sekolah yang menerapkan MBS memiliki

efektifitasnya proses belajar yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh sifat

proses belajar mengajar yang menenkankan pada pemberdayaan siswa.

Dalam buku Managemen Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdiknas

(2006 : 15) menyatakan bahwa proses belajar mengajar bukan sekedar

memorisasi, atau penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa

yang diajarkan, akan tetapi lebih menekankan pada interalisasi tentang apa

yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan dan

dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Proses

belajar mengajar yang efektif juga lebih menekankan pada belajar

mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar

hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk diri sendiri

( learning to be).

3. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas menurut Munir Yusuf (2005 : 57) adalah suatu pekerjaan yang

dilakukan oleh seseorang dalam menyelesaikan urusannya. Sedangkan

menurut Paul B.Diedric (Sardiman,2011:101), menyatakan bahwa

aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani

maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Abdurrahman

membuat daftar kegiatan siswa yang berisi 177 macam, namun penulis

hanya mengambil 5 macam yaitu :

1. Visual Aktivities yaitu membaca, memperhatikan.

(19)

10

3. Writing Activities yaitu menjawab pertanyaan, bertanya pada

teman/guru, membuat laporan.

4. Motor Activities yaitu melakukan percobaan, persentase, berkebun,

beternak.

5. Mental Activities yaitu menanggapi, mengingat, memecahkan masalah

(berdiskusi).

Berdasarkan pendapat teori aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang

dalam menyelesaikan urusannya baik kegiatan jasmani maupun rohani.

4. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1998 : 39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang

dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor utama yaitu faktor dari dalam diri

siswa itu dan dan faktor yang berasal dari luar diri siswa terutama

kemampuan yang dimiliki. Sudjana (1998 : 40) berpendapat bahwa salah

satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar

pada hakekatnya tersirap dalam tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut

Depdikbud (1995 : 787), Hasil belajar berasal dari kata “Hasil” dan

“Belajar”, Hasil berarti sesuatu yang telah dicapai, Sedangkan menurut

Depdikbud (1995 : 14) mengatakan belajar adalah berusaha memperoleh

pengetahuan atau ilmu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

hasil belajar adalah sesuatu yang didapat dari ilmu pengetahuan yang

(20)

11

5. Metode Jigsaw

Pembelajaran dalam pendidikan sangat memerlukan model pembelajaran

yang tepat agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan menyenagkan

sehingga prestasi belajar yang dihasilkan baik. Menurut Oemar Hamalik

(2001 : 89) model jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana

siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan

pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,

ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk

mempelajari semua materi sendirian.

1. Langkah-langkah metode pembelajaran jigsaw

Menurut Arends (1997 : 46), Langkah-langkah metode pembelajaran jigsaw

dalam IPA yaitu :

a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.

b. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk

membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.

c. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan

saling membantu untuk menguasai topik tersebut.

d. Kemudian kelompok ahli kembali ke kelompok masing-masing,

kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

e. Guru memberikan tes induvidual pada akhir pembelajaran tentang

(21)

12

2. Kelebihan metode pembelajaran jigsaw

Menurut Ibrahim dkk (2000 : 67), mengatakan bahwa kelebihan metode

pembelajaran jigsaw yaitu :

a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif

b. Menjalin atau mempererat hubungan lebih baik antar siswa.

c. Mengembangkan kemampuan akademik siswa.

3. Kekurangan metode pembelajaran jigsaw menurut Ibrahim dkk yaitu :

a. Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena terbiasa

menggunakan metode konvensional di mana pemberian materi dengan

satu arah.

b. Memerlukan waktu yang relatif lama.

c. Tidak efektifnya untuk siswa yang banyak memerlukan perhatian

ekstra ketat dari guru.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran jigsaw membantu

murid dalam mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu

menjadi nara sumber satu sama lain. Dengan menggunakan metode jigsaw

dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri, mempererat hubungan antara guru dan siswa karena terjalin rasa

kerja sama yang kuat.

6. Pengertian IPA

Pendidikan sains di SD sangat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari

(22)

13

pangalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan

kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara alamiah. Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004 : 33).

7. Penerapan Metode Jigsaw dalam Pengajaran IPA

Dalam proses pengajaran IPA, semua upaya yang dilakukan oleh guru

dalam melaksanakan kegiatan pengajarannya merupakan rangkaian proses

yang menentukan pencapaian hasil pengajaran, termasuk pemilihan metode

yang tepat untuk setiap pertemuan. IPA sebagai bagian dari ilmu ynag ada,

merupakan ilmu yang sarat dengan fakta sehingga pengajarannya menuntut

kemampuan pengetahuan dari guru di samping ketrampilan pengajaran

lainnya. Penerapan metode Jigsaw dalam pengajaran IPA, umumnya

dimaksudkan untuk melatih siswa agar mereka dapat aktif mengikuti sajian

pokok bahasan yang telah diberikan, dengan cara membagi siswa dalam

beberapa kelompok dan salah satunya adalah kelompok ahli yang dapat

menjelaskan dengan anggota kelompok lainnya. Ada beberapa hal yang

perlu diketahui bahwa bagi seorang guru mengajar siswa di sekolah sangat

terbatas waktunya, untuk menyajikan sejumlah materi yang telah ditetapkan

dalam kurikulum, sehingga untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu

mensiasati dengan menggunakan metode yang tepat. Penggunaan metode

Jigsaw ini diharapkan memberikan manfaat yang banyak bagi siswa,

(23)

14

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis

tindakan dalam proposal ini adalah : “Apabila dalam pembelajaran IPA

menggunakan metode Jigsaw dilaksanakan dengan memperhatikan

langkah-langkah yang tepat dan benar, maka aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

terkandung di dalamnnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di

kelas berkolaborasi dengan guru kelas. Ada 3 kata yang membentuk nama

tersebut yaitu : Penelitian adalah mencermati pada sesuatu kegiatan yang

mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau metedelogi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah

menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dengan tujuan tertentu.

Dalam penelitian bentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.

Kelas adalah adalah ruangan kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.

Menurut Suharsimi, (2006 : 3) istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam

waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dengan guru yang sama juga.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

(25)

16

B. Subyek penelitian

Subyek penelitian dalam pembelajaran IPA adalah siswa kelas V SDN 1 Way

Kandis yang berjumlah 25 siswa, yaitu terdiri dari 20 siswa perempuan dan 5

siswa laki-laki.

C. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari samapai

Februari yang dimulai dari tahap persiapan (silabus, pemetaan, penyususnan

RPP, LKS) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

D. Tempat Penelitian

Peneliti telah melaksanakan penelitian ini di SDN 1 Way Kandis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui berbagai alat pengumpulan data

antara lain catatan hasil pengamatan (observasi), angket dan hasil belajar.

F. Alat Pengumpulan Data

Lembar panduan observasi, instrumen dirancang oleh peneliti yang

berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan motivasi belajar siswa selama

Penilitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

menggunakan Metode jigsaw.

1. Angket siswa, yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa selama

(26)

17

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data siswa

mengenai peningkatan dalam pembelajaran IPA melalui Metode Jigsaw

khususnya pada materi IPA.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini telah menganalisis dengan menggunakan analisis

kualitatif dan analisis kuantitaf. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk

menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan

pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan

penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, motivasi siswa. Sedangkan analisis

kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan hasil belajar

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Analisis data untuk pedoman observasi penggunaan metode pemberian tugas

dengan data kuantitatif, data yang diperoleh didiskripsikan dengan statistik

deskripsif, meliputi penentuan skor maksimal, selanjutnya dipersentasikan

dengan rumus :

x 100 ( Suharsimi Arikunto 2001 : 236)

Selanjutnya metode Jigsaw didiskripsikan berhasil bila perolehan ≥75%,

berarti pengguan metode Jigsaw sudah terlaksana dengan baik.

H. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas, dalam penelitian ini peneliti mengunakan model

(27)

18

yaitu berbentuk spiral artinya penelitian yang dilakukan secara bertahap dan

melalui proses sampai tercapainya ketuntasan belajar yang ditentukan dari

siklus satu siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi Perencanaan,

Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Langkah pada berikutnya adalah

perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi yang sudah direvisi. Sikus

spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Siklus I

Siklus II

Model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2002:83)

Refleksi

Perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi Observasi

(28)

19

1. Siklus I

a.Perencanaan

Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menyusun siklus, dan

pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan

materi untuk siklus I, dan mempersiapkan lembar observasi.

b.Pelaksanaan

Proses tindakan dalam siklus I adalah :

1) Guru mempersiapkan siswa dalam memulai pelajaran

2) Guru mempersiapkan RPP, Silabus dan materi serta metode

pembelajaran yang akan digunakan.

3) Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai serta memulai kegiatan pembelajaran yang akan digunakan.

4) Guru menjelaskan materi pelajaran yang ingin disampaikan secara

ringkas.

5) Guru memberi waktu kepada siswa untuk bertanya jawab seputar

materi yang kurang jelas.

6) Guru mulai menggunakan metode jigsaw dalam materi pembelajaran

7) Guru memberikan penguatan atas pendapat yang disampaikan.

8) Mendiskusikan antara teman sebangku seputar materi dengan guru

sebagai narasumber.

9) Guru mengevaluasi hasil penjelasan dengan menggunakan metode

(29)

20

c. Tahap Observasi

1) Kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA dengan

bantuan alat peraga sederhana IPA.

2) Tingkat kolaborasi antara guru dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Penguasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan Model

jigsaw.

4) Observasi dilaksanakan oleh observer dan peneliti dengan

menggunakan lembar observasi.

d. Tahap refleksi

1) Mengukur kelemahan-kelemahan dari kegiatan pembelajaran,

2) Mencari apakah terjadi kolaborasi yang baik antara guru dan siswa.

3) Menandai kegiatan yang kurang efektif dalam proses pembelajaran.

4) Mengukur hasil evaluasi yang didapat dari tes siswa.

2. Siklus II

Kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I hanya kegiatan

perencanaan kegiatan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I yang

masih memiliki kekurangan pada pembelajaran, sehingga peneliti akan lebih

mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Pada pelaksanaan

siklus II yang lebih baik, diharapkan tidak ditemukan lagi kendala atau

masalah. Dengan penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA yang

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Way

(30)

21

I. Indikator Keberhasilan PTK

Peneliti menentukan bahwa indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini adalah siswa dapat dikatakan berhasil jika aktivitas dan hasil belajar

siswa di SDN 1 Way Kandis telah mencapai KKM yaitu 65, dan dicapai oleh

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode jigsaw telah dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Way Kandis

sesuai dengan KKM yang telah ditentukan, Siswa menjadi aktif dan kreatif,

serta tercipta rasa saling menolong sesama teman. Hasil belajar siswa juga

meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semua ini dapat dilihat pada

hasil aktivitas, hasil belajar serta kinerja pendidik yang meningkat yaitu

aktivitas siswa pada siklus I rata-rata sebesar 64,8 lalu meningkat pada siklus

II menjadi 76,48. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata sebesar 63,

kemudian pada siklus II menjadi 75. Peningkatan juga terjadi pada kinerja

pendidik yaitu pada siklus I sebesar 66,3, dan pada siklus II meningkat

menjadi 80. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka

pembelajaran ini dikatakan tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan sebagai berikut :

1. Guru dapat menggunakan media dan berbagai sumber agar dapat

(32)

45

2. Guru dapat menggunakan metode jigsaw yang sesuai dalam

pembelajaran agar dapat menyenangkan bagi siswa sehingga

pembelajaran berlangsung aktif dan multi arah.

3. Guru akan mengadakan remedial bagi siswa yang belum berhasil

mencapai KKM.

4. Sekolah dapat menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat terus

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. Langkah-langkah Metode Pembelajaan Jigsaw. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rikena Cipta

---. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Rikena Cipta

---. 2002. Siklus spiral. Jakarta; Rikena Cipta

Dachniel http://junaidi678.blogspot.com/2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html

Depdikbud. 1995. Hasil Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

---. 1995. Hasil Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

---. 1999. Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

Depdiknas. 2004. Alam Sekitar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

---. 2006. Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Belajar. http.www.gooegle com.(7 Januari 2013)

Hamalik,Oemar.2001.http://kojong.blogspot.com/2012/01/pengertian.aktivitas. pembelajaran.html

Ibrahim dkk. 2000. Kelebihan dan kekurangan metode Jigsaw. . http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013

Kamus Besar Bahasa Indonesia http://junaidi678.blogspot.com/2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html

(34)

Soedjiono. 2009.Penilaian Aktivitas.http.www. gooegle.com. (9 Januari 2013)

Sudjana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung

---. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung

---. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung.

UU no 20 tahun 2003 dan UU no 14 tahun 2005 http://junaidi678.blogspot.com /2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html

Referensi

Dokumen terkait

Tanah  di  seluruh  dUrlla  memiliki  kapasitas  yang  luar  biasa  daJam  penyimpanan  karbon .  Oi  Amerika  Serikat,  diperkirakan  100  juta  ton  karbon 

The Construction of Violent Identity of Black People in Inner City Neighborhood of America in 2000 s as Represented in 50 Cent Songs. Faculty of Letters and

Pemberian motivasi belajar dari orang tua adalah dorongan yang berasal dari orang tua untuk membantu dalam memperoleh prestasi belajar yang baikb. Karena siswa

Distribusi hasil tangkapan ikan yaitu untuk konsumen luar kota (Jakarta dan Bogor) dan lokal (sekitar Serang). Aspek sosial berkaitan erat dengan kehidupan

Media dekak FPB merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang faktor pesekutuan terbesar. Media dekak FPB ini mampu membantu siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengguna- an KIT IPA dalam mata pelajaran IPA terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SD.. Variabel dalam penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran Probing-Prompting dan Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar, (2)

Aspek estetika : Daya pikat dari T-shirt di atas serat berbahan katun combed dan sangat nyaman dikenakan pada saat event tahunan antar komunitas capoeira pemilihan