MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS
KECAMATAN TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
NURHAYATI NPM 0913069073
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
S1 PGSD DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS V SD N 1 WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENANG
BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI NURHAYATI NPM 0913069073
Nilai rata-rata mata Pelajaran IPA sangat rendah yaitu rata-rata kelas adalah 4,0, hal ini disebabkan karena guru dalam pembelajaran masih banyak menggunakan metode mengajar yang kurang tepat. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Melalui metode Jigsaw Pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata IPA melalui metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang dilakukan adalah perangkat tes, lembar observasi, catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan dalam proses belajar mengajar IPA dengan menggunakan metode jigsaw. Hasil aktivitas, hasil belajar serta kinerja pendidik yang meningkat yaitu aktivitas siswa pada siklus I rata-rata sebesar 64,8 lalu meningkat pada siklus II menjadi 76,48. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata sebesar 63, kemudian pada siklus II menjadi 75. Peningkatan juga terjadi pada kinerja pendidik yaitu pada siklus I sebesar 66,3, dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Ruang Lingkup ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian pustaka ... 7
1. Kinerja Guru ... 7
2. Pengertian Belajar ... 8
3. Pengertian Aktivitsa Belajar ... 9
4. Pengertian Hasil Belajar ... 10
5. Metode jigsaw ... 11
6. Pengertian IPA ... 12
7. Penerapan Metode Jigsaw dalam pengajaran IPA ... 13
B. Hipotesis Tindakan ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 15
A. Hakekat PTK ... 15
B. Subyek Penelitian ... 16
C. Waktu Penelitian ... 16
D. Tempat Penelitian ... 16
E. Teknik Pengumpulan Data ... 16
F. Alat Pengumpulan Data ... 16
G. Teknik Analisis Data ... 17
H. Prosedur PTK ... 17
I. Indikator Keberhasilan PTK ... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
A. Prosedur Penelitian ... 22
B. Hasil Penelitian ... 23
1. Siklus I ... 23
2. Siklus II ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 24
4.2Hasil aktivitas siswa siklus I ... 25
4.3Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 27
4.4Hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA siklus I ... 27
4.5Hasil aktivitas dan hasil belajar siswa siklus I ... 28
4.6 Hasil Observasi Kinerja Pendidik Pada Siklus I ... 29
4.7Hasil kinerja guru Siklus I... 30
4.8Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 33
4.9 Hasil aktivitas siswa siklus II ... 34
4.9Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 36
4.11 Hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA siklus II ... 36
4.12 Persentasi aktivitas dan hasil belajar siswa sikllus II ... 37
4.13 Hasil Observasi Kinerja Pendidik Pada Siklus II ... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran
keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.
Perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan
dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami
kemajuan. Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan
pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan
tersebut, sehingga di dalam pembelajaran, guru selalu ingin menemukan
metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi
semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen
yang ada. Pembangunan dibidang pendidikan barulah ada artinya apabila
2
dan bangsa Indonesia yang sedang membangun. Pada hakekatnya kegiatan
belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang
sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih
dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur
sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan
bagaimana proses belajar mengajar dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat
membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa
perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan
dan berkepribadian yang terpuji. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan
mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun
dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Depdikbud (1999 : 45). Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh
banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi,
membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk
mengatasi permasalah diatas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara
3
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau
cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan
prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dalam membimbing
siswa untuk terlibat bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya
akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya hal
tersebut maka tidak dapat memberikan pemecahan masalah yang efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh
sejumlah siswa yang tidak memiliki motivasi belajar. Sehingga nilai rata-rata
mata Pelajaran IPA sangat rendah yaitu rata-rata kelas adalah 4,0 hal ini
disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar masih banyak
menggunakan metode mengajar yang kurang tepat. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya
meningkatkan motivasinya kepada siswa. Melihat pentingnya motivasi
tersebut maka guru hendaknya terlibat dalam kegiatan akademik. Siswa yang
termotivasi untuk belajar akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan prestasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPA Melalui metode Jigsaw Pada siswa kelas V SDN 1 Way
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya aktivitas siswa dalam menerima pelajaran.
2. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran IPA.
3. Siswa bersifat pasif dalam menerima pelajaran.
4. Minat belajar siswa kurang.
5. Penggunaan metode mengajar kurang bervariatif
6. Sistem pembelajaran di kelas cenderung berpusat pada guru.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka
penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPA
melalui Metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar
Lampung.
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA melalui
Metode Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata IPA melalui metode
Jigsaw pada siswa kelas V SDN 1 Way Kandis Bandar Lampung.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata IPA melalui metode Jigsaw
5
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan metode
jigsaw pada siswa kelas V mata pelajaran IPA.
b. Memperoleh kemudahan dalam belajar dengan menggunakan metode
jigsaw pada siswa kelas V mata pelajaran IPA.
2. Bagi Guru
a. Memberi motivasi serta inovasi pembelajaran untuk lebih
meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam
pembelajaran.
b. Mengoptimalkan penggunaan metode Jigsaw pada pembelajaran IPA
sebagai alat untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan kualitas keterampilan dengan menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran, sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu bagi pembelajaran di sekolah.
b. Memiliki guru yang dapat mengajar professional.
c. Memiliki kepercayaan dari masyarakat karena kualitas hasil pendidikan
yang baik.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam
perbaikan pembelajaran IPA, khususnya upaya peningkatan aktivitas dan
6
F. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Peningkatan aktivitas siswa
2. Peningkatan hasil belajar siswa.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Way
Kandis
4. Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas V semester II pada bulan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka di bawah ini akan dijelaskan tentang beberapa teori yang
mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan
diteliti antara lain mengenai kinerja guru, belajar, aktivitas belajar, hasil
belajar, metode jigsaw, IPA, penerapan metode jigsaw dalam pengajaran IPA
1. Pengertian Kinerja Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja memiliki arti tentang
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja.
Dachniel menyatakan bahwa kinerja berarti kemauan dan kemampuan
melakukan suatu pekerjaan. Kinerja merupakan semangat, intensitas,
kemauan serta kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dalam kata kinerja juga terkandung makna profesionalitas, sebab dalam
mewujudkan kinerja, keterampilan seseorang dalam bidang yang ia
kerjakan sangat menentukan. Dalam UU no 20 tahun 2003 dan UU no 14
tahun 2005 telah memberikan gambaran bahwa kinerja guru berada dalam
rumusan melaksanakan tugas utama dan menunaikan beban kerja, serta
8
di pudaknya. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru bukan hanya sebatas melaksanakan kurikulum sebagai
beban kerja, tetapi justru banyak tugas lain yang harus dilaksanakan dan
itu terwujud dalam bentuk kinerja seorang guru. Inilah hakikatnya tuntutan
profesionalitas yang telah di sematkan kepada beban dan tanggung jawab
kepada mereka.
2. Pengertian Belajar
Belajar sangat penting bagi manusia, karena dengan belajar seseorang akan
mengalami perubahan denagn baik. Menurut Sudjana (2000 : 28), belajar
bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilan dan kecerdasannya.
Slameto (2003 : 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan berdasarkan atas tanggapan
bawaan. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah
9
efektivitasnya tinggi. Sekolah yang menerapkan MBS memiliki
efektifitasnya proses belajar yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh sifat
proses belajar mengajar yang menenkankan pada pemberdayaan siswa.
Dalam buku Managemen Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdiknas
(2006 : 15) menyatakan bahwa proses belajar mengajar bukan sekedar
memorisasi, atau penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa
yang diajarkan, akan tetapi lebih menekankan pada interalisasi tentang apa
yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan dan
dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa. Proses
belajar mengajar yang efektif juga lebih menekankan pada belajar
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar
hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk diri sendiri
( learning to be).
3. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas menurut Munir Yusuf (2005 : 57) adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang dalam menyelesaikan urusannya. Sedangkan
menurut Paul B.Diedric (Sardiman,2011:101), menyatakan bahwa
aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani
maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar. Abdurrahman
membuat daftar kegiatan siswa yang berisi 177 macam, namun penulis
hanya mengambil 5 macam yaitu :
1. Visual Aktivities yaitu membaca, memperhatikan.
10
3. Writing Activities yaitu menjawab pertanyaan, bertanya pada
teman/guru, membuat laporan.
4. Motor Activities yaitu melakukan percobaan, persentase, berkebun,
beternak.
5. Mental Activities yaitu menanggapi, mengingat, memecahkan masalah
(berdiskusi).
Berdasarkan pendapat teori aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
dalam menyelesaikan urusannya baik kegiatan jasmani maupun rohani.
4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1998 : 39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
siswa itu dan dan faktor yang berasal dari luar diri siswa terutama
kemampuan yang dimiliki. Sudjana (1998 : 40) berpendapat bahwa salah
satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar
pada hakekatnya tersirap dalam tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Depdikbud (1995 : 787), Hasil belajar berasal dari kata “Hasil” dan
“Belajar”, Hasil berarti sesuatu yang telah dicapai, Sedangkan menurut
Depdikbud (1995 : 14) mengatakan belajar adalah berusaha memperoleh
pengetahuan atau ilmu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
hasil belajar adalah sesuatu yang didapat dari ilmu pengetahuan yang
11
5. Metode Jigsaw
Pembelajaran dalam pendidikan sangat memerlukan model pembelajaran
yang tepat agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan menyenagkan
sehingga prestasi belajar yang dihasilkan baik. Menurut Oemar Hamalik
(2001 : 89) model jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana
siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk
mempelajari semua materi sendirian.
1. Langkah-langkah metode pembelajaran jigsaw
Menurut Arends (1997 : 46), Langkah-langkah metode pembelajaran jigsaw
dalam IPA yaitu :
a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.
b. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk
membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.
c. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan
saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
d. Kemudian kelompok ahli kembali ke kelompok masing-masing,
kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.
e. Guru memberikan tes induvidual pada akhir pembelajaran tentang
12
2. Kelebihan metode pembelajaran jigsaw
Menurut Ibrahim dkk (2000 : 67), mengatakan bahwa kelebihan metode
pembelajaran jigsaw yaitu :
a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif
b. Menjalin atau mempererat hubungan lebih baik antar siswa.
c. Mengembangkan kemampuan akademik siswa.
3. Kekurangan metode pembelajaran jigsaw menurut Ibrahim dkk yaitu :
a. Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena terbiasa
menggunakan metode konvensional di mana pemberian materi dengan
satu arah.
b. Memerlukan waktu yang relatif lama.
c. Tidak efektifnya untuk siswa yang banyak memerlukan perhatian
ekstra ketat dari guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran jigsaw membantu
murid dalam mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu
menjadi nara sumber satu sama lain. Dengan menggunakan metode jigsaw
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri, mempererat hubungan antara guru dan siswa karena terjalin rasa
kerja sama yang kuat.
6. Pengertian IPA
Pendidikan sains di SD sangat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari
13
pangalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara alamiah. Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004 : 33).
7. Penerapan Metode Jigsaw dalam Pengajaran IPA
Dalam proses pengajaran IPA, semua upaya yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan pengajarannya merupakan rangkaian proses
yang menentukan pencapaian hasil pengajaran, termasuk pemilihan metode
yang tepat untuk setiap pertemuan. IPA sebagai bagian dari ilmu ynag ada,
merupakan ilmu yang sarat dengan fakta sehingga pengajarannya menuntut
kemampuan pengetahuan dari guru di samping ketrampilan pengajaran
lainnya. Penerapan metode Jigsaw dalam pengajaran IPA, umumnya
dimaksudkan untuk melatih siswa agar mereka dapat aktif mengikuti sajian
pokok bahasan yang telah diberikan, dengan cara membagi siswa dalam
beberapa kelompok dan salah satunya adalah kelompok ahli yang dapat
menjelaskan dengan anggota kelompok lainnya. Ada beberapa hal yang
perlu diketahui bahwa bagi seorang guru mengajar siswa di sekolah sangat
terbatas waktunya, untuk menyajikan sejumlah materi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum, sehingga untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu
mensiasati dengan menggunakan metode yang tepat. Penggunaan metode
Jigsaw ini diharapkan memberikan manfaat yang banyak bagi siswa,
14
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
tindakan dalam proposal ini adalah : “Apabila dalam pembelajaran IPA
menggunakan metode Jigsaw dilaksanakan dengan memperhatikan
langkah-langkah yang tepat dan benar, maka aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah
terkandung di dalamnnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas berkolaborasi dengan guru kelas. Ada 3 kata yang membentuk nama
tersebut yaitu : Penelitian adalah mencermati pada sesuatu kegiatan yang
mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau metedelogi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah
menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian bentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.
Kelas adalah adalah ruangan kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.
Menurut Suharsimi, (2006 : 3) istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dengan guru yang sama juga.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
16
B. Subyek penelitian
Subyek penelitian dalam pembelajaran IPA adalah siswa kelas V SDN 1 Way
Kandis yang berjumlah 25 siswa, yaitu terdiri dari 20 siswa perempuan dan 5
siswa laki-laki.
C. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari samapai
Februari yang dimulai dari tahap persiapan (silabus, pemetaan, penyususnan
RPP, LKS) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
D. Tempat Penelitian
Peneliti telah melaksanakan penelitian ini di SDN 1 Way Kandis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui berbagai alat pengumpulan data
antara lain catatan hasil pengamatan (observasi), angket dan hasil belajar.
F. Alat Pengumpulan Data
Lembar panduan observasi, instrumen dirancang oleh peneliti yang
berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan motivasi belajar siswa selama
Penilitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
menggunakan Metode jigsaw.
1. Angket siswa, yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa selama
17
2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data siswa
mengenai peningkatan dalam pembelajaran IPA melalui Metode Jigsaw
khususnya pada materi IPA.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini telah menganalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif dan analisis kuantitaf. Analisis kuantitatif ini digunakan untuk
menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan
pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan
penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, motivasi siswa. Sedangkan analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan hasil belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Analisis data untuk pedoman observasi penggunaan metode pemberian tugas
dengan data kuantitatif, data yang diperoleh didiskripsikan dengan statistik
deskripsif, meliputi penentuan skor maksimal, selanjutnya dipersentasikan
dengan rumus :
x 100 ( Suharsimi Arikunto 2001 : 236)
Selanjutnya metode Jigsaw didiskripsikan berhasil bila perolehan ≥75%,
berarti pengguan metode Jigsaw sudah terlaksana dengan baik.
H. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas, dalam penelitian ini peneliti mengunakan model
18
yaitu berbentuk spiral artinya penelitian yang dilakukan secara bertahap dan
melalui proses sampai tercapainya ketuntasan belajar yang ditentukan dari
siklus satu siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Langkah pada berikutnya adalah
perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi yang sudah direvisi. Sikus
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Siklus I
Siklus II
Model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto (2002:83)
Refleksi
Perencanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi Observasi
19
1. Siklus I
a.Perencanaan
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menyusun siklus, dan
pemetaan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan
materi untuk siklus I, dan mempersiapkan lembar observasi.
b.Pelaksanaan
Proses tindakan dalam siklus I adalah :
1) Guru mempersiapkan siswa dalam memulai pelajaran
2) Guru mempersiapkan RPP, Silabus dan materi serta metode
pembelajaran yang akan digunakan.
3) Guru mempersiapkan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta memulai kegiatan pembelajaran yang akan digunakan.
4) Guru menjelaskan materi pelajaran yang ingin disampaikan secara
ringkas.
5) Guru memberi waktu kepada siswa untuk bertanya jawab seputar
materi yang kurang jelas.
6) Guru mulai menggunakan metode jigsaw dalam materi pembelajaran
7) Guru memberikan penguatan atas pendapat yang disampaikan.
8) Mendiskusikan antara teman sebangku seputar materi dengan guru
sebagai narasumber.
9) Guru mengevaluasi hasil penjelasan dengan menggunakan metode
20
c. Tahap Observasi
1) Kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran IPA dengan
bantuan alat peraga sederhana IPA.
2) Tingkat kolaborasi antara guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Penguasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan Model
jigsaw.
4) Observasi dilaksanakan oleh observer dan peneliti dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Tahap refleksi
1) Mengukur kelemahan-kelemahan dari kegiatan pembelajaran,
2) Mencari apakah terjadi kolaborasi yang baik antara guru dan siswa.
3) Menandai kegiatan yang kurang efektif dalam proses pembelajaran.
4) Mengukur hasil evaluasi yang didapat dari tes siswa.
2. Siklus II
Kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I hanya kegiatan
perencanaan kegiatan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I yang
masih memiliki kekurangan pada pembelajaran, sehingga peneliti akan lebih
mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus II. Pada pelaksanaan
siklus II yang lebih baik, diharapkan tidak ditemukan lagi kendala atau
masalah. Dengan penggunaan metode jigsaw dalam pembelajaran IPA yang
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Way
21
I. Indikator Keberhasilan PTK
Peneliti menentukan bahwa indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah siswa dapat dikatakan berhasil jika aktivitas dan hasil belajar
siswa di SDN 1 Way Kandis telah mencapai KKM yaitu 65, dan dicapai oleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode jigsaw telah dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Way Kandis
sesuai dengan KKM yang telah ditentukan, Siswa menjadi aktif dan kreatif,
serta tercipta rasa saling menolong sesama teman. Hasil belajar siswa juga
meningkat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semua ini dapat dilihat pada
hasil aktivitas, hasil belajar serta kinerja pendidik yang meningkat yaitu
aktivitas siswa pada siklus I rata-rata sebesar 64,8 lalu meningkat pada siklus
II menjadi 76,48. Hasil belajar siswa pada siklus I rata-rata sebesar 63,
kemudian pada siklus II menjadi 75. Peningkatan juga terjadi pada kinerja
pendidik yaitu pada siklus I sebesar 66,3, dan pada siklus II meningkat
menjadi 80. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka
pembelajaran ini dikatakan tuntas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan sebagai berikut :
1. Guru dapat menggunakan media dan berbagai sumber agar dapat
45
2. Guru dapat menggunakan metode jigsaw yang sesuai dalam
pembelajaran agar dapat menyenangkan bagi siswa sehingga
pembelajaran berlangsung aktif dan multi arah.
3. Guru akan mengadakan remedial bagi siswa yang belum berhasil
mencapai KKM.
4. Sekolah dapat menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat terus
DAFTAR PUSTAKA
Arends. 1997. Langkah-langkah Metode Pembelajaan Jigsaw. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rikena Cipta
---. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Rikena Cipta
---. 2002. Siklus spiral. Jakarta; Rikena Cipta
Dachniel http://junaidi678.blogspot.com/2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html
Depdikbud. 1995. Hasil Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
---. 1995. Hasil Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
---. 1999. Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
Depdiknas. 2004. Alam Sekitar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
---. 2006. Belajar. http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
Djamarah, Syaiful Bahri. 2003. Belajar. http.www.gooegle com.(7 Januari 2013)
Hamalik,Oemar.2001.http://kojong.blogspot.com/2012/01/pengertian.aktivitas. pembelajaran.html
Ibrahim dkk. 2000. Kelebihan dan kekurangan metode Jigsaw. . http//www. gooegle.com.diakses tanggal 7 Januari 2013
Kamus Besar Bahasa Indonesia http://junaidi678.blogspot.com/2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html
Soedjiono. 2009.Penilaian Aktivitas.http.www. gooegle.com. (9 Januari 2013)
Sudjana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung
---. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung
---. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo Bandung.
UU no 20 tahun 2003 dan UU no 14 tahun 2005 http://junaidi678.blogspot.com /2013/05/pengertian-kinerja-guru-menurut-uu-no.html