ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR
SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
FITRIA
Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SMP Negeri 1 Way Lima merupakan
permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti
melakukan penelitian tindakan dengan cara menggunakan media gambar guna
meningkatkan kemampuan menulis puisi. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini
adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi melalui
pemanfaatan media gambar, khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way
Lima, Pesawaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi .
Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima tahun
pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 24 orang, terdiri atas 12 laki-laki dan 12
Pada siklus I setiap siswa menulis puisi melalui media gambar yang belum
berwarna. Aspek yang dinilai setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil
refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa
belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan menulis puisi guru
menggunakan media gambar yang berwarna dan ditayangkan melalui LCD. Hasil
refleksi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai
dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika
hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan klaksikal sebesar 80%.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prasiklus siswa dalam menulis
puisi di bawah KKM sekolah tersebut yaitu 65,00 dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai sebesar 50,36 dari 24 siswa yang tuntas 2 siswa dengan persentase
8% dan yang belum tuntas 22 siswa dengan persentase 90%. Setelah dilakukan
tindakan pembelajaran dengan media gambar, kemampuan menulis puisi pada
siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 62,33 atau meningkat sebesar 13,00% sedangkan siswa yang tuntas 14 dari 24 siswa atau
60%. Selanjutnya, kemampuan menulis puisi pada siklus II diperoleh nilai
rata-rata sebesar 73,16 dengan kategori baik atau mengalami peningkatan sebesar 11,53% dengan ketuntasan klasikal 22 siswa atau sebesar 90%. Dari hasil
penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar
dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR
SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
(Skripsi)
Oleh
FITRIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
MOTO
“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan,
maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh
hidayah”
(HR. Al-Baihaqi)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala
keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan
kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua
orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh
keluarga, kepada suamiku Sutikno dan putriku tercinta Shifa Mutiara Indah yang
selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada
teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada
guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten
Pesawaran, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.
Semoga Allah seantiasa menaungi kita dengan cinta dan mengumpulkan kita di
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Kalibata, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat pada
17 September 1984. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 2
Sumber Agung 1996, SMP Negeri 1 Liwa 1999, SMU Swasta Adiguna 2002, dan
D-3 Bahasa dan Sastra Daerah Lampung FKIP Unila 2006.
Pada 2006 sampai dengan 2009 peneliti menjadi guru honor di SDN 3 Sukadadi.
Sejak 1 Januari 2010 peneliti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten Pesawaran sampai
dengan sekarang.
Pada 22 Agustus 2006 peneliti menikah dengan Sutikno dan telah dikaruniai satu
orang putri yang bernama Shifa Mutiara Indah yang saat ini bersekolah di SDN 3
SANWACANA
Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
Melalui Pemanfaatan Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Way Lima”. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para
sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. selaku pembimbing I dalam menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi
motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk
menyelesaikan PTK ini dengan segera;
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II dalam penyelesaian
PTK ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh
kesabaran sehingga memacu semangat peneliti;
3. Drs. Iqbal Hilal, M. Pd. sebagai pembahas yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini;
4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
5. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni;
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah
membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama
mengikuti perkuliaha;.
7. Dr. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Unila;
8. Guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten
Pesawaran, terutama Suhermiati, S.Pd selaku kepala sekolah dan Mega
Faivayanti, S.Pd. sebagai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi
dalam menyelesaikan PTK ini;
9. Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa;
10.Suamiku Sutikno dan Shifa Mutiara Indah, atas segala doa, dorongan dan
motivasi serta dukunganya;
11.Sahabatku Siti Alauyah semoga kebersamaan kita selama kuliah adalah
kenangan tersendiri untuk masa depan kita;
12.Anak-anak didikku kelas VIII SMPN 1 Way Lima Pesawaran Tahun Pelajaran
2014/2015 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara,
teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu
per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa
bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra
Bandar Lampung, November 2014 Peneliti
DAFTAR ISI
2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 19
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 44
4.2 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kemampuan Menulis Siswa Per Indikator Prasiklusl ke Siklus I ... 49
4.3 Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 58
4.4 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa Siklus II ... 62
4.5 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa ... 68
4.6Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar 32
3.2 Instrumen Aktivitas Siswa ... 33
3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi ... 34
3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 36
4.1 Hasil Skor Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 42
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Anak Siklus 1 ... 43
4.3 Data Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar .... 45
4.4 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Judul ... 46
4.5 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Tema Siklus I ... 46
4.6 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Diksi Siklus I ... 47
4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Rima Siklus I ... 47
4.8 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Per Aspek Pada Prasiklus Ke Siklus I ... 48
4.9 Refleksi Siklus 1 ... 49
4.10 Hasil Skor Perencanaan Pembelalajaran Siklus 2 ... 56
4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 57
4.12 Kemampuan Siswa Menulis Puisi melalui media Gambar Siklus 2 ... 58
4.14 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar
Aspek Tema Siklus 2 ... 60
4.15 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar
untuk Aspek Diksi Siklus 2 ... 60
4.16 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar
untuk Aspek Rima Siklus 2 ... 61
4.17 Refleksi Siklus 2 ... 62
4.18 Peningkatan Hasil Desain Perencanaan Pembelajaran Persiklus .. 65
4.19 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Prasiklus, Siklus 1
Siklus 1 ke Siklus 2 ... 66
4.20 Analisis Tingkat Kompetensi Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
SMPN 1 Way Lima ... 67
4.21 Data Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 76
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 82
3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Prasiklus ... 88
4. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Satu ... 89
5. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Dua ... 90
6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 91
7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 95
8. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 99
9. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 100
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sastra ialah karya tulis yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain,
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta
keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra
di sekolah menengah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki rasa peka
terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk
menulisnya. Dengan menulis sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian
yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai, dan
mendapatkan ide-ide baru.
Pembelajaran sastra direncanakan untuk melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Pengalaman sastra itu merupakan wujud dari apa diketahui dan
dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan gagasan-gagasan. Saat
pembelajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam pemecahan masalah
sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga siswa dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan
secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu
keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan
cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra
sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa
murid dan mengembangkan kepekaan pikiran serta perasaan murid, melainkan
2
Salah satu tujuan pembelajaran kesusastraan ialah menanamkan apresiasi seni
pada anak didik. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat secara langsung
menikmati sebuah karya sastra, dari teori-teori tentang sastra sampai penerapan
teori tersebut untuk memahami sebuah karya sastra.
Sastra meliputi prosa, puisi, dan drama (Santosa, 2008: 8.13). Puisi ialah jenis
sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu
mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Salah satu keterampilan
yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis puisi.
Dalam Kurikulum 13 sekolah menengah pertama semester 1 kelas VIII, tepatnya
pembelajaran dengan tema menulis puisi subtema tentang binatang. Kenyataan
yang terjadi, kompetensi menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima,
Kabupaten Pesawaran masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata 55,8 masih di
bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu 65,00.
Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menulis puisi, dalam pembelajaran menulis
puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan memberi
tugas siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru memberi tugas untuk
membacakannya di depan kelas. Selanjutnya siswa tidak diberi kesempatan untuk
menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri.
Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya
aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas
pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa
3
Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu
diperbaiki oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan menulis puisi, peneliti
menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Solusi
penggunaan media gambar ini diperkuat oleh pendapat yang menyatakan
“Penggunaan media pembelajaran menimbulkan gairah belajar, berinteraksi
secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar” (Daryanto, 2011: 5).
Dengan gairah belajar dengan sendirinya dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya.
Media pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa. Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan mengahadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Salah satu di antaranya adalah
media gambar.
Pembelajaran melalui media gambar digunakan untuk mengembangkan berbagai
potensi kebermaknaan siswa dan membantu siswa dalam menuangkan ide,
gagasan, dan daya imajinasi dalam bentuk naskah tulisan yang baik. Media
4
membantu siswa dalam menulis puisi. Aktivitas menulis yang dilakukan siswa
sebagian dibimbing oleh guru. Ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan siswa
dalam menulis. Media gambar yang ditampilkan di sini, yakni gambar yang
berkaitan dengan keindahan alam yang dekat dengan skemata siswa serta mudah
dipahami dan diapresiasi siswa.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya
tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar
mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa (Djamarah
dan Zain, 2010: 122). Berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian
tindakan kelas, yaitu ”Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Pemanfaatan Media Gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima Tahun
Pelajaran 2014/2015”
1.2 Perumusan Masalah
Bertolak dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yakni
secara khusus dan umum. Rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut
“Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan
media gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?”
Selanjutnya, secara khusus rumusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1
5
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1
Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?
3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1
Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan Penelitian Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dibagi dua, yakni
khusus dan umum. Tujuan umum penelitian tindakan ini adalah “Mendeskripsikan
peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media gambar pada
siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015.”
Selanjutnya, tujuan lebih khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media
gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII
SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media
gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII
SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?
3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1
6
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut.
1. Siswa
Siswa lebih bersemangat dalam menggali kemampuan dan dapat menciptakan
suasana belajar yang menarik, siswa menjadi aktif dan inovatif dalam
pembe-lajaran menulis puisi, sehingga siswa mampu menulis puisi dengan baik.
2. Guru
Membantu guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia khususnya
keteram-pilan menulis. Guru dapat memberikan gambaran tentang penggunaan media
gambar untuk menulis puisi.
3. Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ide untuk memecahkan
masalah pembelajaran menulis puisi di kelas sehingga akan membantu
terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Menulis
Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Di dalam
pembelajaran bahasa, hal itu merupakan suatu proses keterampilan berbahasa
yang kompleks, yang merupakan keterampilan berbahasa yang rumit dikuasai.
2.1.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.
Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri
dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991: 9). Menulis adalah menuangkan
gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas,
2003: 6).
Menulis adalah sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2008: 1.3).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
8
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan dalam Yulinar, 2009: 8).
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat (Akhadiah, 1988: 2). Menulis adalah aktivitas
mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis (Nurgiyantoro dalam
Kusmana, 2011: 99). Menulis adalah berkomunikasi secara tertulis (Kusmana,
2011:99). Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, maka menulis harus
mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran
(Parera, 1993: 3).
Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti mengacu pada pengertian menulis
yang dikeluarkan oleh Depdiknas yaitu menulis adalah menuangkan gagasan,
pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah
hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri
seperti apa yang ia baca.
2.1.2 Tujuan Menulis
Menulis karangan bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud
kepada orang lain secara jelas dan efektif. Hal-hal dari tujuan menulis itu sendiri
dapat dibedakan menjadi:
1. Menggerakkan hati, perasaan, mengharukan karangan yang memang
ditujukan untuk menggugah perasaan atau mempengaruhi dan
membang-kitkan simpatik
9
3. Merupakan campuran keduanya, yaitu memberitahu dan mempengaruhi
(Widyamartaya, 1992: 3).
2.1.3 Keuntungan dan Manfaat Kegiatan Menulis
Banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegitan menulis menurut
Akhadiah (1988: 1-2) keuntungannya adalah sebagai berikut.
1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.
Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik.
2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan.
3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta
mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkannya secara tersurat.
5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri
secara objektif.
6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisnya secara tersurat, dalam konteks yang
lebih konkret.
7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif.
Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta
10
2.2 Puisi
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama.
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang
yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus
merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang
tersembunyi.
2.2.1 Pembelajaran Puisi
Puisi merupakan eskpresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu
dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks (Zulfahnur, 1998: 79-80).
Puisi adalah buah pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang diekspresikan
dengan media bahasa yang khas dan unik (Wetty, 2009: 45). Puisi adalah jenis
sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu
mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus (Sugono, 2011: 159).
Menurut Astuti dan Krisnawati (2008: 10) unsur yang membangun atau
mempengaruhi munculnya puisi tersebut ada dua. Pertama unsur yang
membangun dari dalam karya sastra sendiri yang disebut dengan unsur intrinsik.
11
ekstrinsik. Kalau kita ingin mengetahui makna sebuah puisi dari dalam (unsur
intrinsik), kita harus membaca puisi tersebut sampai dengan selesai.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Zulfahnur (1998:
79-80), yang mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman batin (jiwa)
penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa
yang estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan. Dikatakan padu karena tidak
dapat dipisahkan tanpa dikaitkan dengan unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut
adalah unsur batin dan unsur fisik. Unsur puisi merupakan segala elemen (bahan)
yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya.
2.2.2 Unsur-Unsur yang Membangun Puisi
Unsur puisi sesungguhnya merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan
penyair dalam membangun atau menciptakan puisinya. Segala bahan, baik unsur
dalam (imajinasi, emosi, bahasa) maupun unsur luar (objek seni) disintetikkan
menjadi satu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks
puisi. Unsur-unsur tadi dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan
tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur puisi tersebut terdiri dari tema,
amanat, diksi, pengimajian, rima, dan majas, larik dan bait.
1) Tema dan Amanat
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya.
Tema terkadang mengacu kepada penyair. Tema yang banyak terdapat dalam
puisi adalah tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme,
perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan
12
keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam
sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya (Zulfahnur,
1998: 81).
Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau
pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi (Aminudin, 2010:
6). Amanat atau pesan merupakan nasihat atau perintah secara halus dari penyair
kepada pembacanya. Amanat dalam sebuah puisi dapat disampaikan secara
langsung dan tidak langsung. Amanat atau pesan ini sengaja disampaikan oleh
pengarang untuk pembaca. Sebuah pesan yang ingin disampaikan penyair pada
pembaca disebut amanat puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Untuk dapat menyimak
pesan-pesan penyair didalam puisinya pembaca mestilah dapat menangkap dan
memahami makna lugas dan makna utuh dari puisi.
Makna lugas merupakan makna yang sebenarnya dari kata-kata yang tersurat
(eksplisit) di dalam puisi. Makna utuh ialah makna makna keseluruhan dari puisi.
Makna utuh dapat berupa pesan-pesan (seperti nilai-nilai kemanusiaan, moral, ide
dan gagasan).
2) Diksi
Diksi (atau diction ) berarti pilihan kata (Tarigan, 1985: 29). Penempatan serta penggunaan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih
tepat. Kata-kata yang dipergunakan dalam dunia persajakan tidak seluruhnya
bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna denotatif.
Konotasi atau nilai kata inilah justru lebih banyak memberi efek bagi para
13
amanat, efek, nada sesuatu puisi dengan tepat (Tarigan, 1985: 30). Kemampuan
memilih dan menyusun kata amat penting bagi penyair. Sebab, pilihan dan
susunan kata yang tepat dapat menghasilkan :
1. Rangkaian bunyi yang merdu.
2. Makna yang dapat menimbulkan rasa estetis (keindahan).
3. Kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Misalnya, kata-kata aduhai, mega, berarak, teratak, musyafir, lata, beta, awan
yang terdapat dalam puisi Amir Hamzah yang berjudul Buah Rindu II kita ganti dengan sinonim-sinonimnya wahai, awan, beriring, pondok, pengembara, hina, aku, embun, yang sama denotasinya tetapi berbeda konotasinya, maka akan hilanglah keindahan puisi tersebut, dan efeknya akan berubah sama sekali.
3) Pengimajian (citraan)
Pengimajian, yakni penataan kata yang menyebabkan makna-makna abstrak
menjadi konkret dan cermat (Aminudin, 2010: 29). Imaji adalah segala yang
dirasai atau dialami secara imajinatif (Tarigan, 1985: 30). Citraan/imaji adalah
gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkrit dalam
tatanan kata-kata puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Dalam karyanya, sang penyair
berusaha sekuat daya agar penikmat dapat melihat, merasakan, mendengar,
menyentuh, bahkan kalau perlu mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam
puisinya.
4) Rima
Rima ialah persajakan atau pola bunyi yang terdapat dalam puisi (Zulfahnur,
14
rima atau sajak adalah persamaan bunyi (Tarigan, 1985: 34). Irama ialah
pertentangan suara tinggi rendah, keras, lembut, panjang pendek, yang
berulang-ulang dengan teratur (Husnan, 1987:29).
Di dalam puisi rima mempunyai fungsi menimbulkan irama yang merdu, sehingga
memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Selain itu rima berfungsi
mengintensifkan dan menyatakan suasana yang digambarkan.
5) Larik dan Bait
Baris atau larik puisi adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan
telah mendukung satuan makna tertentu (Aminudin, 2010: 30). Baris dalam puisi,
pada dasarnya merupakan pewadah, penyatu, dan pengemban ide penyair yang
diawali lewat kata. Akan tetapi, sesuai dengan keberadaan baris dalam puisi, maka
penataan baris juga harus memperhitungkan masalah rima serta penataan pola
persajakan. Sebagai salah satu elemen puisi, keberadaan larik di dalamnya tidak
dapat dilepaskan antara satu dengan lainnya.
Bait adalah kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka
mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait)
lainnya (Aminudin, 2010: 31). Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah
mutlak. Peranan bait dalam puisi adalah membentuk satu kesatuan makna dalam
rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna
dalam kelompok larik lainnya.
2.2.3 Jenis-Jenis Puisi
Bentuk-bentuk puisi, yaitu: puisi lama dan puisi baru. Puisi lama dan puisi baru
15
2.2.3.1Puisi Lama
Mantera, doa dan bidal dapat dianggap sebagai bentuk puisi lama yang paling tua.
Sesudah itu bentuk puisi lama sebenarnya baru kita dapati, seperti: pantun,
gurindam, syair dan sebagainya (Husnan, 1987: 32).
Ciri-ciri puisi lama menurut Husnan (1987: 32) adalah sebagai berikut:
1. bersifat statis dan terikat; (bentuk dan sajak tetap, terikat tidak berubah);
2. isinya bersifat didaktis dan religius;
3. kalimat-kalimatnya penuh dengan kata-kata pilihan (kata-kata lama atau kata-
kata sukar), bahasa klise, yang lebih diutamakan daripada isinya;
4. merupakan kepandaian atau hasil bersama, mengutamakan kegotong-royongan, bukan perseorangan (karena itu “anonim”).
2.2.3.2 Puisi Baru
Menurut Krisnawati (2008: 7), puisi baru berdasarkan isinya adalah sebagai
berikut.
1. Ode : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada seseorang
(tokoh), bangsa, atau perbuatan kemanusiaan;
2. Hymne : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada Tuhan;
3. Elegi : puisi berisi duka nestapa (ratapan);
4. Epigram : puisi yang serba ringkas;
5. Satire : puisi berisi kecaman, ejekan dengan sindiran kasar;
6. Roman : puisi berisi kasih mesra, cinta kasih;
16
Pada umumnya ciri-ciri puisi baru menurut Husnan (1987: 50) adalah sebagai
berikut.
1. Tidak terikat oleh jumlah suku kata (jumlah suku kata pada tiap baris tidak
tentu).
2. Tidak terikat oleh sajak (ada yang bersajak sama, sajak silang, sajak peluk,
sajak kembar, dan sebagainya, bahkan ada yang bersajak patah).
3. Isinya berupa: pengucapan pribadi.
2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Puisi
Dalam menulis puisi ada beberapa langkah yang perlu dipelajari agar dihasilkan
suatu puisi yang indah. Menurut Krisnawati (2008: 25) langkah-langkahnya
sebagai berikut.
1. Menentukan tema puisi
Memilih tema dapat dilakukan dengan cara:
- Mencatat semua hal yang menarik yang ada di sekitar kita,
- Mencatat semua benda yang menarik yang ada di sekitar kita,
- Mencatat semua kenginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang baru
diusahakan,
- Mencatat semua peristiwa yang berkesan (baik yang menyenangkan
maupun yang tidak) yang pernah kita alami atau pernah kita lihat dan kita
dengar,
- Mencatat semua harapan atau cita-cita kita.
2. Memilih kata
Mendaftar kata yang berhubungan dekat dengan tema yang sudah kita pilih.
17
susah-sedih), lawan kata (suka-duka, tua-muda, siang-malam), kata yang
bunyinya mirip (serang, terjang), jenis warna (putih, merah, hitam),
jenis-jenis rasa (manis, pahit, getir, asam), jenis-jenis-jenis-jenis rabaan (empuk, keras, kasar),
benda-benda di sekitar objek puisi (rumah, halaman, komputer, jam dinding,
gunung, sungai).
3. Memilih gaya bahasa
Gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa yang dikuasai dan pas dengan
maksud kita. Apabila kita tidak suka dengn gaya bahasa jangan memaksakan
diri untuk memilih, tanpa gaya bahasa pun puisi dapat juga terkesan indah.
4. Menentukan imaji atau daya bayang
Daya bayang penglihatan, pendengaran dan rabaan yang kita gunakan akan
mempermudah pembaca menangkap objek puisi dan pembaca memahami
ungkapan perasaan kita.
5. Menyusun baris menjadi bait
Menyusun baris-baris puisi secara bebas tidak terikat oleh bentu-bentuk yang
sudah ada. Kita diberi kebebasan dalam menyusun baris puisi secara lurus,
zig-zak, atau satu menjorok yang lain menonjol, dan sebagainya.
6. Memeriksa lagi penggunaan kata dan gaya bahasa
Setelah bait puisi tersusun rapi, kita perlu memeriksa kembali penggunaan
kata-kata dan gaya bahasanya. Misalnya, apakah kata-kata yang kita gunakan
telah sesuai? Apakah gaya bahasa yang digunakan telah tepat? Pemeriksaan ini
18
7. memberi judul.
Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh juga
ditentukan sesudah puisi tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi haruslah
mencerminkan isi puisi secara keseluruhan. Bacalah berulang-ulang puisi yang
kita buat dan periksalah apakah judul itu sudah tepat atau perlu diganti.
2.3 Media dalam Pembelajaran
Media sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya
wawasan anak didik. Berikut akan dijelaskan pengertian media, fungsi dan
manfaat media.
2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55). Pendapat lain
mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, kemauan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi (Sadiman, 2005: 7). Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima, (Arsyad, 2010: 3).
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan
19
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis
untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual (ganda)
atau verbal, (Geralach dalam Arsyad, 2010: 3).
Dari berbagai pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat yang
mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55).
2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Daryanto (2011: 4-5) media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut.
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik
dan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Manfaat praktis penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
20
1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dari hasil belajar.
2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.
4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.
Media pendidikan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hamalik (dalam
Arsyad, 2010: 15) pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat, serta motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar. Media pengajaran bahkan membawa pengaruh-pergaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media terhadap orientasi pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pengajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa,
media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
:nenyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
21
2.4.1 Media Gambar
Gambar adalah bahasa bentuk atau rupa yang umum (Daryanto, 2011: 18).
Gambar merupakan media visual yang paling sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk
membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas
media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.
Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam atau bergerak
(Hernawan, 2010: 11.20). Gambar merupakan media visual yang paling sering
digunakan dalam proses pembelajaran. Gambar menyajikan ilustrasi yang hampir
sama dengan kenyataan dari sesuatu objek dan situasi (Arsyad, 2010: 106).
2.4.1 Tujuan Pemakaian Media Gambar
Ada beberapa tujuan dalam pemakaian media gambar menurut Wetty (2004: 71)
antara lain sebagai berikut: a) untuk menerjemahkan simbol verbal, b)
memper-kaya bacaan, c) untuk membangkitkan motivasi belajar, d) memperbaiki
kesan-kesan yang salah, e) merangkum suatu unit bacaan, f) menyentuh dan
menggerak-kan emosi.
a) Menerjemahkan simbol verbal artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin
abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga
verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.
b) Memperkaya bacaan maksudnya adalah dapat digunakan melatih siswa
mengeja dan memperkaya kosa kata. Gambar tersebut menjadi petunjuk dan
22
c) Membangkitkan motivasi belajar. Artinya, media gambar dapat
menumbuhkan ketertarikan siswa sehingga membangkitkan motivasi belajar
siswa.
d) Memperbaiki kesan-kesan yang salah. Artinya, suatu gambar yang sulit untuk
dideskripsikan dengan kata-kata akan menjadi mudah dan sederhana bila
dengan menggunakan gambar atau tiruanya diperlihatkan kepada siswa.
e) Merangkum suatu unit bacaan. Misalnya, guru ingin menjelaskan tentang
daur hidup kupu-kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat
membuat atau memperlihatkan gambar tentang proses terbentuknya
kupu-kupu. Tanpa guru menjelaskan panjang-lebar, siswa akan menjadi lebih
mengerti tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru.
f) Menyentuh dan menggerakkan emosi. Artinya, suatu media gambar yang
digunakan guru di depan kelas, siswa akan memperoleh pengalaman sosial
dan emosional.
2.4.2 Kriteria Memilih Gambar sebagai Media Pembelajaran
Menurut Wetty (2004: 72), kriteria pemilihan gambar untuk pembelajaran perlu
memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut.
1) Apakah gambar itu akan membantu guru dalam mencapai tujuan
pem-belajaran?
2) Apakah gambar itu menyajikan tanggapan yang benar?
3) Apakah gambar itu memberikan kesan yang benar mengenai ukuran relatif?
4) Apakah gambar itu akan menambah wawasan anak?
5) Apakah gambar itu akan merangsang imajinasi anak?
23
7) Apakah gambar itu memusatkan perhatian terhadap suatu ide tertentu?.
8) Apakah gambar itu menunjukkan detail secara tepat?.
Menurut Sadiman dkk (2011: 31-32) ada enam syarat yang perlu dipenuhi gambar
yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
1) Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang
melihat benda sebenarnya.
2) Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar.
3) Ukuran relatif
Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya
4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi
memperlihatkan aktivitas tertentu.
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering kali lebih
baik.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media
yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan media yang
24
dengan gambar pengalaman dan pengertian anak menjadi lebih luas, lebih jelas,
dan tidak mudah dilupakan.
2.4.3 Syarat-Syarat untuk Memilih Media Gambar
1. Gambar harus bagus, jelas dan menarik, mudah dimengerti dan cukup besar
untuk memperhatikan detail.
2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang dipelajari
atau masalah yang sedang dihadapi.
3. Gambar harus benar dan autentik, artinya menggambarkan situasi yang serupa
jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya.
4. Kesederhanaan, maksudnya hindari gambar yang rumit dan sulit.
5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan yang melihatnya.
6. Warna, walaupun tidak mutlak, dapat meningkatkan nilai sebuah gambar.
Menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya.
7. Perhatikan ukuran perbandingan. (Danim dalam Nurazizah, 2007: 36).
2.4.4 Jenis-Jenis Media Gambar
Menurut Arsyad (2010: 113) media gambar termasuk foto, lukisan atau gambar
dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini
adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.
Selanjutnya menurut Sadiman (2011: 29) media gambar termasuk dalam media
grafis selain sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik, poster, kartun, dan peta dan
globe. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2010: 124) jenis media gambar
25
2.5 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas sebagai hasil dari belajar ditunjukkan dalam
berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi,
atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Dalam kegiatan belajar, berpikir dan
berbuat merupakan serangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Sardiman,
2011: 96). Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri,
baik secara rohani maupun teknis.
Aktivitas belajar menulis puisi berdasarkan media gambar diharapkan mampu
membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi sesuai dengan media
gambar yang diamati. Dengan adanya media ini, peneliti mengharapkan proses
pembelajaran menulis puisi aktivitas siswa akan efektif untuk meningkatkan
kemahiran dalam menulis serta dapat menumbuhkan minat siswa dalam menulis
puisi. Proses menulis puisi ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif
serta dapat memberikan hasil yang diharapkan.
Aktivitas belajar digolongkan dalam delapan golongan dan diuraikan seperti di
bawah.
1. Aktivitas visual (visual activities), seperti membaca dan memperhatikan gambar demontrasi.
2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
26
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), contohnya mendengarkan uraian, percakapan, dan diskusi.
4. Aktivitas menulis (writing activities), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5. Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.
6. Aktivitas motorik (motor activities), yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,
bermain, berkebun, berternak.
7. Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh menanggapi, mengingat, memecahkan soal, dan menganalisis.
8. Aktivitas emosi (emotional activities), misalnya, menaruh minat (Sardiman, 2011: 101).
Berdasarkan teori di atas dalam penelitian ini peneliti mengacu aktivitas belajar
siswa dalam menulis puisi pada aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengarkan, aktivitas menulis, dan aktivitas emosi. Selanjutnya, aktivitas
27
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap,
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya
dipandang sebagai sebuah siklus. Untuk jelasnya, siklus kegiatan dengan
rancangan PTK model Arikunto (2011: 16) adalah sebagai berikut.
28
Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan
berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan
dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian
refleksi melalui diskusi antara peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga
menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang akan berlangsung
secara terus menerus. Apabila pembelajaran menulis puisi melalui media gambar
belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus
kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.
3.1.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis puisi
dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja
atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, peneliti menyiapkan media gambar
sebagai alat bantu siswa dalam menulis puisi. Peneliti juga menyiapkan
instrument penelitian yang berupa lembar observasi. Setelah menyiapkan alat tes
dan nontes, peneliti berkoordiansi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
1. Membuat skenario pembelajaran yaitu membuat rencana pembelajaran menulis
puisi melalui media gambar
29
3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika media gambar digunakan.
3.1.2 Pelaksanan Tindakan dan Pengamatan
Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegitan awal,
kegiatan inti, dan penutup/kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah dalam
penelitian ini menempuh tahapan sebagai berikut.
1. Kegiatan Awal
Pada tahap ini, peniliti memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pengertian,
sistematika, dan penggunaan bahasa menulis puisi. Kemudian, peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a) Pada proses pembelajaran, siswa diminta berkelompok yang terdiri atas
lima sampai enam orang. Peneliti memberikan media gambar. Siswa
berdiskusi berlatih membuat puisi.
b) Siswa secara individu dibagikan media gambar. Selanjutnya, siswa
menulis puisi berdasarkan gambar.
3. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus
30
Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan
selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa
dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui
media gambar. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati
dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar
yang berlangsung di sekolah.
3.1.3 Refleksi
3.1.4 Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi
dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus
tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun
negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan
refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru.
Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus
berikutnya.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Way Lima tahun
pelajaran 2013/ 2014. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 11 siswa perempuan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi aktivitas
31
Langkah-langkah pengumpulan data observasi siswa dan guru adalah sebagai
berikut.
1. Observer mengamati pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.
2. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa oleh guru pada saat proses pembelajaran.
3. Observer mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian.
4. Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.
5. Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.
Langkah-langkah pengumpulan data hasil tes siswa sebagai berikut.
1. Menugasi siswa menulis puisi setelah mengamati media gambar.
2. Mengoreksi dan menilai hasil menulis puisi siswa.
3. Guru mengevaluasi menulis puisi siswa secara keseluruhan dengan
menggunakan indikator penilaian yang telah ditentukan.
3.4 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengamati dan menskor aktivitas guru dan siswa sesuai dengan instrumen
aktivitas siswa dan guru.
2. Mengamati dan menskor teks menulis puisi siswa peraspek ( judul, tema, diksi,
rima ).
3. Menjumlah skor secara utuh.
4. Menentukan tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat
32
Nilai Akhir (NA) =
5. Menghitung tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat
kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar.
6. Menghitung rata-rata kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar
dengan rumus.
7. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur yang
digunakan.
Tabel 3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi melalui Media Gambar
No Rentang Nilai Keterangan
1 80-100 Baik Sekali
Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila keterampilan menulis puisi yang
diperoleh siswa mencapai 80% nilai 65,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dapat melanjutkan kemampuan dasar
berikutnya.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan
data. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan
sifat data yang diambil, seperti: lembar observasi, tes hasil belajar.
3.5.1Instrumen Observasi Siswa
Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah. X Skor Ideal (100) Skor yang diperoleh
33
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Siswa
No Unsur yang
Dinilai Kriteria Penilaian Skor
Skor Maks
1. Aktivitas Visual
Semua siswa terlihat mengamatai serta memperhatikan gambar.
Ada 1-3 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.
Ada 4-6 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.
Ada 7-9 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.
Ada >10 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.
Semua siswa terlihat bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Ada 1-3 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Ada 4-6 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Ada 7-9 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Ada >10 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Semua siswa terlihat fokus mendengarkan penjelasan guru.
Ada 1-3 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.
Ada 4-6 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.
Ada 7-9 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.
34
No Unsur yang
Dinilai Kriteria Penilaian Skor
Skor Maks
4. Aktivitas
Menulis
Semua siswa terlihat mandiri dalam menulis puisi.
Ada 1-3 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.
Ada 4-6 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.
Ada 7-9 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.
Ada >11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.
Ada 1-3 siswa yang tidak berminat/antusias.
Ada 4-6 siswa yang tidak berminat/antusias.
Ada 7-9 siswa yang tidak berminat/antusias.
Ada >10 siswa yang tidak berminat/antusias.
5
3.5.2 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Puisi
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor
Maksimal 1 Judul Judul puisi sangat sesuai dengan isi
puisi. Judul menarik dan singkat.
Judul puisi sesuai dengan isi puisi. Judul cukup menarik dan singkat.
Judul puisi kurang sesuai dengan isi puisi. Judul kurang menarik namun singkat.
Judul puisi tidak sesuai dengan isi puisi. Judul tidak menarik dan panjang.
35
2 Tema Tema menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.
Tema hampir menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.
Tema cukup menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.
Tema kurang menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.
Tema tidak menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan
3 Diksi Seluruh kata sesuai dengan tema puisi
Terdapat 1-3 kata yang tidak sesuai dengan tema puisi
Terdapat 4-6 kata tidak sesuai dengan tema puisi
Terdapat > 7 kata tidak sesuai tema puisi
Keseluruhan kata tidak sesuai dengan tema puisi merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan.
Rima menimbulkan irama yang merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan.
Rima menimbulkan irama cukup merdu, sehingga memberi kesan cukup estetik pada pendengaran dan perasaan.
5
4
3
36
Rima menimbulkan irama yang kurang merdu, sehingga memberi kesan kurang estetik pada pendengaran dan perasaan.
Rima menimbulkan irama yang tidak merdu, sehingga memberi kesan tidak estetik pada pendengaran dan perasaan.
2
1
3.5.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru
Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah.
Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru
No Aspek Skor
1 2 3 4 5
I PRAPEMBELAJARAN
1.Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran
3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa
pembelajaran melalui media gambar dapat diimplementasikan untuk
meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa. Hal ini didasarkan pada temuan
sebagai berikut.
1. Pembelajaran menulis puisi jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan
media gambar akan membantu siswa untuk mengembangkan ide-ide yang
berkaitan dengan puisi yang akan ditulis sehingga dapat meningkatkan
kompetensi menulis puisi siswa.
2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi yang didesain
secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam menulis puisi,
siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran
menulis puisi yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi
efektif dan siswa aktif.
3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara
terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis
puisi, kompetensi siswa dalam menulis puisi cenderung meningkat.
4. Skor rata-rata kemampuan menulis puisi pada pra siklus, di kelas VIII SMP
71
ketuntasan belajar kelas VIII pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase
6%, 14 atau 60% pada siklus I, dan 22 atau 90,62% pada siklus II; (b) nilai
tertinggi yang diperoleh siswa di kelas VIII pada pra siklus 60, 80 pada siklus
I, dan 85 pada siklus II.
5.2 Saran
Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada
guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas VIII SMP Negeri 1 Way LIama
Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis puisi, hendaknya guru
menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif.
Pembelajaran melalui media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu
altenatif pembelajaran di sekolah.
2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan
kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar
pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target
materi yang harus diselesaikan.
3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan
72
pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi
sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.
4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya
pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif,
efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Aminudin. 2010. Mahir Menulis Puisi. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Ashar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hernawan, Asep Herry. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Husnan, Ema. 1987. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung. Krisnawati, Erlin. 2008. Menulis Puisi. Jakarta: Pacu Minat Baca.
Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Muda.
Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Lampung: Unila.
... 2009. Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lampung: Unila.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.