• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

FITRIA

Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SMP Negeri 1 Way Lima merupakan

permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti

melakukan penelitian tindakan dengan cara menggunakan media gambar guna

meningkatkan kemampuan menulis puisi. Untuk itu, tujuan dalam penelitian ini

adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi melalui

pemanfaatan media gambar, khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way

Lima, Pesawaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi .

Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Way Lima tahun

pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 24 orang, terdiri atas 12 laki-laki dan 12

(2)

Pada siklus I setiap siswa menulis puisi melalui media gambar yang belum

berwarna. Aspek yang dinilai setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil

refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa

belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan menulis puisi guru

menggunakan media gambar yang berwarna dan ditayangkan melalui LCD. Hasil

refleksi siklus II menunjukkan prestasi belajar siswa meningkat karena sesuai

dengan indikator kerja yang menyatakan penelitian tindakan kelas berhasil, jika

hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan klaksikal sebesar 80%.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prasiklus siswa dalam menulis

puisi di bawah KKM sekolah tersebut yaitu 65,00 dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai sebesar 50,36 dari 24 siswa yang tuntas 2 siswa dengan persentase

8% dan yang belum tuntas 22 siswa dengan persentase 90%. Setelah dilakukan

tindakan pembelajaran dengan media gambar, kemampuan menulis puisi pada

siklus I dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai sebesar 62,33 atau meningkat sebesar 13,00% sedangkan siswa yang tuntas 14 dari 24 siswa atau

60%. Selanjutnya, kemampuan menulis puisi pada siklus II diperoleh nilai

rata-rata sebesar 73,16 dengan kategori baik atau mengalami peningkatan sebesar 11,53% dengan ketuntasan klasikal 22 siswa atau sebesar 90%. Dari hasil

penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar

dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way

(3)
(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

SISWA KELAS VIII SMPN 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

FITRIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTO

“Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan,

maka bagi mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh

hidayah”

(HR. Al-Baihaqi)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memiliki segala

keindahan dan kesempurnaan yang hakiki yang telah menghamparkan cinta dan

kasih sayang kepada kami semua. Kupersembahkan karyaku ini kepada kedua

orang tuaku dan kedua mertuaku yang selalu mencurahkan cinta kepada seluruh

keluarga, kepada suamiku Sutikno dan putriku tercinta Shifa Mutiara Indah yang

selalu memberi semangat dan dorongan, kepada kakak dan adikku, serta kepada

teman-teman seperjuangan di S-1 dalam jabatan FKIP Unila jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kepada

guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten

Pesawaran, dan almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Semoga Allah seantiasa menaungi kita dengan cinta dan mengumpulkan kita di

(10)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kalibata, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat pada

17 September 1984. Jenjang pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 2

Sumber Agung 1996, SMP Negeri 1 Liwa 1999, SMU Swasta Adiguna 2002, dan

D-3 Bahasa dan Sastra Daerah Lampung FKIP Unila 2006.

Pada 2006 sampai dengan 2009 peneliti menjadi guru honor di SDN 3 Sukadadi.

Sejak 1 Januari 2010 peneliti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten Pesawaran sampai

dengan sekarang.

Pada 22 Agustus 2006 peneliti menikah dengan Sutikno dan telah dikaruniai satu

orang putri yang bernama Shifa Mutiara Indah yang saat ini bersekolah di SDN 3

(11)

SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah Yang Mahaagung atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi

Melalui Pemanfaatan Media Gambar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Way Lima”. Sholawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Solallohualaihiwasallam, beserta para

sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Peneliti telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan atas segala bantuan, peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Ni Nyoman Wetty S., M.Pd. selaku pembimbing I dalam menyelesaikan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan penuh ketegasan dan memberi

motivasi yang kuat, serta arahan yang membuat peneliti termotivasi untuk

menyelesaikan PTK ini dengan segera;

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II dalam penyelesaian

PTK ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh

kesabaran sehingga memacu semangat peneliti;

3. Drs. Iqbal Hilal, M. Pd. sebagai pembahas yang telah memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyelesaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini;

4. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(12)

5. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni;

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unila yang telah

membekali peneliti dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama

mengikuti perkuliaha;.

7. Dr. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Unila;

8. Guru-guru SMP Negeri 1 Way Lima Kecamatan Wai Lima, Kabupaten

Pesawaran, terutama Suhermiati, S.Pd selaku kepala sekolah dan Mega

Faivayanti, S.Pd. sebagai guru mitra yang telah banyak memberi motivasi

dalam menyelesaikan PTK ini;

9. Kedua orang tuaku tersayang, atas segala kasih sayang dan doa;

10.Suamiku Sutikno dan Shifa Mutiara Indah, atas segala doa, dorongan dan

motivasi serta dukunganya;

11.Sahabatku Siti Alauyah semoga kebersamaan kita selama kuliah adalah

kenangan tersendiri untuk masa depan kita;

12.Anak-anak didikku kelas VIII SMPN 1 Way Lima Pesawaran Tahun Pelajaran

2014/2015 kalian memberi cerita tersendiri dalam kehidupan gurumu ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara,

teman-teman, adik-adik serta orang-orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

per satu. Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, karya kecil ini bisa

bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengajaran Bahasa dan Sastra

(13)

Bandar Lampung, November 2014 Peneliti

(14)

DAFTAR ISI

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 19

(15)
(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 44

4.2 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kemampuan Menulis Siswa Per Indikator Prasiklusl ke Siklus I ... 49

4.3 Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 58

4.4 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa Siklus II ... 62

4.5 Peningkatan Persentase Rata-Rata Kompetensi Menulis Siswa ... 68

4.6Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar 32

3.2 Instrumen Aktivitas Siswa ... 33

3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi ... 34

3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 36

4.1 Hasil Skor Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 42

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Anak Siklus 1 ... 43

4.3 Data Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar .... 45

4.4 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Judul ... 46

4.5 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Tema Siklus I ... 46

4.6 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Diksi Siklus I ... 47

4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar untuk Aspek Rima Siklus I ... 47

4.8 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Per Aspek Pada Prasiklus Ke Siklus I ... 48

4.9 Refleksi Siklus 1 ... 49

4.10 Hasil Skor Perencanaan Pembelalajaran Siklus 2 ... 56

4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 57

4.12 Kemampuan Siswa Menulis Puisi melalui media Gambar Siklus 2 ... 58

(18)

4.14 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

Aspek Tema Siklus 2 ... 60

4.15 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

untuk Aspek Diksi Siklus 2 ... 60

4.16 Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Media Gambar

untuk Aspek Rima Siklus 2 ... 61

4.17 Refleksi Siklus 2 ... 62

4.18 Peningkatan Hasil Desain Perencanaan Pembelajaran Persiklus .. 65

4.19 Data Hasil Aktivitas Siswa dalam pembelajaran Prasiklus, Siklus 1

Siklus 1 ke Siklus 2 ... 66

4.20 Analisis Tingkat Kompetensi Menulis Puisi Siswa Kelas VIII

SMPN 1 Way Lima ... 67

4.21 Data Ketuntasan Belajar Menulis Puisi Siswa Kelas VIII

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Satu. ... 76

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Dua ... 82

3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Prasiklus ... 88

4. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Satu ... 89

5. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siklus Dua ... 90

6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 91

7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 95

8. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Satu ... 99

9. Hasil Rata-Rata Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siklus Dua ... 100

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sastra ialah karya tulis yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain,

memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta

keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

di sekolah menengah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki rasa peka

terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk

menulisnya. Dengan menulis sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian

yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai, dan

mendapatkan ide-ide baru.

Pembelajaran sastra direncanakan untuk melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Pengalaman sastra itu merupakan wujud dari apa diketahui dan

dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan gagasan-gagasan. Saat

pembelajaran berlangsung siswa harus diikutsertakan dalam pemecahan masalah

sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, sehingga siswa dapat mencapai

kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan

secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu: membantu

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan

cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Pembelajaran sastra

sebenarnya bukan hanya bermanfaat dalam menunjang kemampuan berbahasa

murid dan mengembangkan kepekaan pikiran serta perasaan murid, melainkan

(21)

2

Salah satu tujuan pembelajaran kesusastraan ialah menanamkan apresiasi seni

pada anak didik. Dengan mengapresiasi sastra, siswa dapat secara langsung

menikmati sebuah karya sastra, dari teori-teori tentang sastra sampai penerapan

teori tersebut untuk memahami sebuah karya sastra.

Sastra meliputi prosa, puisi, dan drama (Santosa, 2008: 8.13). Puisi ialah jenis

sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu

mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Salah satu keterampilan

yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis puisi.

Dalam Kurikulum 13 sekolah menengah pertama semester 1 kelas VIII, tepatnya

pembelajaran dengan tema menulis puisi subtema tentang binatang. Kenyataan

yang terjadi, kompetensi menulis puisi siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima,

Kabupaten Pesawaran masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata 55,8 masih di

bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu 65,00.

Faktor penyebab kesulitan siswa dalam menulis puisi, dalam pembelajaran menulis

puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan memberi

tugas siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru memberi tugas untuk

membacakannya di depan kelas. Selanjutnya siswa tidak diberi kesempatan untuk

menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri.

Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya

aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas

pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa

(22)

3

Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi perlu

diperbaiki oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan menulis puisi, peneliti

menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi. Solusi

penggunaan media gambar ini diperkuat oleh pendapat yang menyatakan

“Penggunaan media pembelajaran menimbulkan gairah belajar, berinteraksi

secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar” (Daryanto, 2011: 5).

Dengan gairah belajar dengan sendirinya dapat mempertinggi proses belajar siswa

dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya.

Media pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti

yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan mengahadirkan media sebagai perantara.

Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan

dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru

ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Salah satu di antaranya adalah

media gambar.

Pembelajaran melalui media gambar digunakan untuk mengembangkan berbagai

potensi kebermaknaan siswa dan membantu siswa dalam menuangkan ide,

gagasan, dan daya imajinasi dalam bentuk naskah tulisan yang baik. Media

(23)

4

membantu siswa dalam menulis puisi. Aktivitas menulis yang dilakukan siswa

sebagian dibimbing oleh guru. Ini dimaksudkan untuk membantu kesulitan siswa

dalam menulis. Media gambar yang ditampilkan di sini, yakni gambar yang

berkaitan dengan keindahan alam yang dekat dengan skemata siswa serta mudah

dipahami dan diapresiasi siswa.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya

tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar

mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar siswa (Djamarah

dan Zain, 2010: 122). Berarti kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan

menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian

tindakan kelas, yaitu ”Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui

Pemanfaatan Media Gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima Tahun

Pelajaran 2014/2015”

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yakni

secara khusus dan umum. Rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut

“Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan

media gambar siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?”

Selanjutnya, secara khusus rumusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1

(24)

5

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1

Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1

Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

1.3 Tujuan Penelitian Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dibagi dua, yakni

khusus dan umum. Tujuan umum penelitian tindakan ini adalah “Mendeskripsikan

peningkatan kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media gambar pada

siswa kelas VIII SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015.”

Selanjutnya, tujuan lebih khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media

gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII

SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran melalui pemanfaatan media

gam-bar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII

SMPN 1 Way Lima tahun pelajaran 2014/2015?

3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran melalui pemanfaatan media gambar

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMPN 1

(25)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut.

1. Siswa

Siswa lebih bersemangat dalam menggali kemampuan dan dapat menciptakan

suasana belajar yang menarik, siswa menjadi aktif dan inovatif dalam

pembe-lajaran menulis puisi, sehingga siswa mampu menulis puisi dengan baik.

2. Guru

Membantu guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia khususnya

keteram-pilan menulis. Guru dapat memberikan gambaran tentang penggunaan media

gambar untuk menulis puisi.

3. Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ide untuk memecahkan

masalah pembelajaran menulis puisi di kelas sehingga akan membantu

terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Menulis

Bahasa tulis merupakan suatu jenis perekaman bahasa lisan. Di dalam

pembelajaran bahasa, hal itu merupakan suatu proses keterampilan berbahasa

yang kompleks, yang merupakan keterampilan berbahasa yang rumit dikuasai.

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.

Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri

dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991: 9). Menulis adalah menuangkan

gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas,

2003: 6).

Menulis adalah sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2008: 1.3).

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

(27)

8

lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan dalam Yulinar, 2009: 8).

Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkapkannya secara tersurat (Akhadiah, 1988: 2). Menulis adalah aktivitas

mengemukakan gagasan melalui media bahasa tulis (Nurgiyantoro dalam

Kusmana, 2011: 99). Menulis adalah berkomunikasi secara tertulis (Kusmana,

2011:99). Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, maka menulis harus

mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran

(Parera, 1993: 3).

Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti mengacu pada pengertian menulis

yang dikeluarkan oleh Depdiknas yaitu menulis adalah menuangkan gagasan,

pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah

hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri

seperti apa yang ia baca.

2.1.2 Tujuan Menulis

Menulis karangan bertujuan untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan maksud

kepada orang lain secara jelas dan efektif. Hal-hal dari tujuan menulis itu sendiri

dapat dibedakan menjadi:

1. Menggerakkan hati, perasaan, mengharukan karangan yang memang

ditujukan untuk menggugah perasaan atau mempengaruhi dan

membang-kitkan simpatik

(28)

9

3. Merupakan campuran keduanya, yaitu memberitahu dan mempengaruhi

(Widyamartaya, 1992: 3).

2.1.3 Keuntungan dan Manfaat Kegiatan Menulis

Banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegitan menulis menurut

Akhadiah (1988: 1-2) keuntungannya adalah sebagai berikut.

1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.

Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik.

2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan.

3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta

mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkannya secara tersurat.

5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri

secara objektif.

6. Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan

permasalahan, yaitu dengan menganalisnya secara tersurat, dalam konteks yang

lebih konkret.

7. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif.

Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta

(29)

10

2.2 Puisi

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama.

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang

yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.

Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus

merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang

tersembunyi.

2.2.1 Pembelajaran Puisi

Puisi merupakan eskpresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan

manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik yang secara padu

dan utuh dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks (Zulfahnur, 1998: 79-80).

Puisi adalah buah pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair yang diekspresikan

dengan media bahasa yang khas dan unik (Wetty, 2009: 45). Puisi adalah jenis

sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu

mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus (Sugono, 2011: 159).

Menurut Astuti dan Krisnawati (2008: 10) unsur yang membangun atau

mempengaruhi munculnya puisi tersebut ada dua. Pertama unsur yang

membangun dari dalam karya sastra sendiri yang disebut dengan unsur intrinsik.

(30)

11

ekstrinsik. Kalau kita ingin mengetahui makna sebuah puisi dari dalam (unsur

intrinsik), kita harus membaca puisi tersebut sampai dengan selesai.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Zulfahnur (1998:

79-80), yang mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman batin (jiwa)

penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa

yang estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan. Dikatakan padu karena tidak

dapat dipisahkan tanpa dikaitkan dengan unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut

adalah unsur batin dan unsur fisik. Unsur puisi merupakan segala elemen (bahan)

yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya.

2.2.2 Unsur-Unsur yang Membangun Puisi

Unsur puisi sesungguhnya merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan

penyair dalam membangun atau menciptakan puisinya. Segala bahan, baik unsur

dalam (imajinasi, emosi, bahasa) maupun unsur luar (objek seni) disintetikkan

menjadi satu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks

puisi. Unsur-unsur tadi dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan

tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur puisi tersebut terdiri dari tema,

amanat, diksi, pengimajian, rima, dan majas, larik dan bait.

1) Tema dan Amanat

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya.

Tema terkadang mengacu kepada penyair. Tema yang banyak terdapat dalam

puisi adalah tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme,

perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan

(31)

12

keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam

sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya (Zulfahnur,

1998: 81).

Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca atau

pendengar setelah membaca atau mendengar pembacaan puisi (Aminudin, 2010:

6). Amanat atau pesan merupakan nasihat atau perintah secara halus dari penyair

kepada pembacanya. Amanat dalam sebuah puisi dapat disampaikan secara

langsung dan tidak langsung. Amanat atau pesan ini sengaja disampaikan oleh

pengarang untuk pembaca. Sebuah pesan yang ingin disampaikan penyair pada

pembaca disebut amanat puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Untuk dapat menyimak

pesan-pesan penyair didalam puisinya pembaca mestilah dapat menangkap dan

memahami makna lugas dan makna utuh dari puisi.

Makna lugas merupakan makna yang sebenarnya dari kata-kata yang tersurat

(eksplisit) di dalam puisi. Makna utuh ialah makna makna keseluruhan dari puisi.

Makna utuh dapat berupa pesan-pesan (seperti nilai-nilai kemanusiaan, moral, ide

dan gagasan).

2) Diksi

Diksi (atau diction ) berarti pilihan kata (Tarigan, 1985: 29). Penempatan serta penggunaan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih

tepat. Kata-kata yang dipergunakan dalam dunia persajakan tidak seluruhnya

bergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna denotatif.

Konotasi atau nilai kata inilah justru lebih banyak memberi efek bagi para

(32)

13

amanat, efek, nada sesuatu puisi dengan tepat (Tarigan, 1985: 30). Kemampuan

memilih dan menyusun kata amat penting bagi penyair. Sebab, pilihan dan

susunan kata yang tepat dapat menghasilkan :

1. Rangkaian bunyi yang merdu.

2. Makna yang dapat menimbulkan rasa estetis (keindahan).

3. Kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Misalnya, kata-kata aduhai, mega, berarak, teratak, musyafir, lata, beta, awan

yang terdapat dalam puisi Amir Hamzah yang berjudul Buah Rindu II kita ganti dengan sinonim-sinonimnya wahai, awan, beriring, pondok, pengembara, hina, aku, embun, yang sama denotasinya tetapi berbeda konotasinya, maka akan hilanglah keindahan puisi tersebut, dan efeknya akan berubah sama sekali.

3) Pengimajian (citraan)

Pengimajian, yakni penataan kata yang menyebabkan makna-makna abstrak

menjadi konkret dan cermat (Aminudin, 2010: 29). Imaji adalah segala yang

dirasai atau dialami secara imajinatif (Tarigan, 1985: 30). Citraan/imaji adalah

gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkrit dalam

tatanan kata-kata puisi (Zulfahnur, 1998: 81). Dalam karyanya, sang penyair

berusaha sekuat daya agar penikmat dapat melihat, merasakan, mendengar,

menyentuh, bahkan kalau perlu mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam

puisinya.

4) Rima

Rima ialah persajakan atau pola bunyi yang terdapat dalam puisi (Zulfahnur,

(33)

14

rima atau sajak adalah persamaan bunyi (Tarigan, 1985: 34). Irama ialah

pertentangan suara tinggi rendah, keras, lembut, panjang pendek, yang

berulang-ulang dengan teratur (Husnan, 1987:29).

Di dalam puisi rima mempunyai fungsi menimbulkan irama yang merdu, sehingga

memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan. Selain itu rima berfungsi

mengintensifkan dan menyatakan suasana yang digambarkan.

5) Larik dan Bait

Baris atau larik puisi adalah satuan yang pada umumnya lebih besar dari kata dan

telah mendukung satuan makna tertentu (Aminudin, 2010: 30). Baris dalam puisi,

pada dasarnya merupakan pewadah, penyatu, dan pengemban ide penyair yang

diawali lewat kata. Akan tetapi, sesuai dengan keberadaan baris dalam puisi, maka

penataan baris juga harus memperhitungkan masalah rima serta penataan pola

persajakan. Sebagai salah satu elemen puisi, keberadaan larik di dalamnya tidak

dapat dilepaskan antara satu dengan lainnya.

Bait adalah kesatuan larik yang berada dalam satu kelompok dalam rangka

mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait)

lainnya (Aminudin, 2010: 31). Keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah

mutlak. Peranan bait dalam puisi adalah membentuk satu kesatuan makna dalam

rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna

dalam kelompok larik lainnya.

2.2.3 Jenis-Jenis Puisi

Bentuk-bentuk puisi, yaitu: puisi lama dan puisi baru. Puisi lama dan puisi baru

(34)

15

2.2.3.1Puisi Lama

Mantera, doa dan bidal dapat dianggap sebagai bentuk puisi lama yang paling tua.

Sesudah itu bentuk puisi lama sebenarnya baru kita dapati, seperti: pantun,

gurindam, syair dan sebagainya (Husnan, 1987: 32).

Ciri-ciri puisi lama menurut Husnan (1987: 32) adalah sebagai berikut:

1. bersifat statis dan terikat; (bentuk dan sajak tetap, terikat tidak berubah);

2. isinya bersifat didaktis dan religius;

3. kalimat-kalimatnya penuh dengan kata-kata pilihan (kata-kata lama atau kata-

kata sukar), bahasa klise, yang lebih diutamakan daripada isinya;

4. merupakan kepandaian atau hasil bersama, mengutamakan kegotong-royongan, bukan perseorangan (karena itu “anonim”).

2.2.3.2 Puisi Baru

Menurut Krisnawati (2008: 7), puisi baru berdasarkan isinya adalah sebagai

berikut.

1. Ode : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada seseorang

(tokoh), bangsa, atau perbuatan kemanusiaan;

2. Hymne : puisi berisi pujian yang ditujukan kepada Tuhan;

3. Elegi : puisi berisi duka nestapa (ratapan);

4. Epigram : puisi yang serba ringkas;

5. Satire : puisi berisi kecaman, ejekan dengan sindiran kasar;

6. Roman : puisi berisi kasih mesra, cinta kasih;

(35)

16

Pada umumnya ciri-ciri puisi baru menurut Husnan (1987: 50) adalah sebagai

berikut.

1. Tidak terikat oleh jumlah suku kata (jumlah suku kata pada tiap baris tidak

tentu).

2. Tidak terikat oleh sajak (ada yang bersajak sama, sajak silang, sajak peluk,

sajak kembar, dan sebagainya, bahkan ada yang bersajak patah).

3. Isinya berupa: pengucapan pribadi.

2.2.4 Langkah-Langkah Menulis Puisi

Dalam menulis puisi ada beberapa langkah yang perlu dipelajari agar dihasilkan

suatu puisi yang indah. Menurut Krisnawati (2008: 25) langkah-langkahnya

sebagai berikut.

1. Menentukan tema puisi

Memilih tema dapat dilakukan dengan cara:

- Mencatat semua hal yang menarik yang ada di sekitar kita,

- Mencatat semua benda yang menarik yang ada di sekitar kita,

- Mencatat semua kenginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang baru

diusahakan,

- Mencatat semua peristiwa yang berkesan (baik yang menyenangkan

maupun yang tidak) yang pernah kita alami atau pernah kita lihat dan kita

dengar,

- Mencatat semua harapan atau cita-cita kita.

2. Memilih kata

Mendaftar kata yang berhubungan dekat dengan tema yang sudah kita pilih.

(36)

17

susah-sedih), lawan kata (suka-duka, tua-muda, siang-malam), kata yang

bunyinya mirip (serang, terjang), jenis warna (putih, merah, hitam),

jenis-jenis rasa (manis, pahit, getir, asam), jenis-jenis-jenis-jenis rabaan (empuk, keras, kasar),

benda-benda di sekitar objek puisi (rumah, halaman, komputer, jam dinding,

gunung, sungai).

3. Memilih gaya bahasa

Gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa yang dikuasai dan pas dengan

maksud kita. Apabila kita tidak suka dengn gaya bahasa jangan memaksakan

diri untuk memilih, tanpa gaya bahasa pun puisi dapat juga terkesan indah.

4. Menentukan imaji atau daya bayang

Daya bayang penglihatan, pendengaran dan rabaan yang kita gunakan akan

mempermudah pembaca menangkap objek puisi dan pembaca memahami

ungkapan perasaan kita.

5. Menyusun baris menjadi bait

Menyusun baris-baris puisi secara bebas tidak terikat oleh bentu-bentuk yang

sudah ada. Kita diberi kebebasan dalam menyusun baris puisi secara lurus,

zig-zak, atau satu menjorok yang lain menonjol, dan sebagainya.

6. Memeriksa lagi penggunaan kata dan gaya bahasa

Setelah bait puisi tersusun rapi, kita perlu memeriksa kembali penggunaan

kata-kata dan gaya bahasanya. Misalnya, apakah kata-kata yang kita gunakan

telah sesuai? Apakah gaya bahasa yang digunakan telah tepat? Pemeriksaan ini

(37)

18

7. memberi judul.

Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh juga

ditentukan sesudah puisi tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi haruslah

mencerminkan isi puisi secara keseluruhan. Bacalah berulang-ulang puisi yang

kita buat dan periksalah apakah judul itu sudah tepat atau perlu diganti.

2.3 Media dalam Pembelajaran

Media sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya

wawasan anak didik. Berikut akan dijelaskan pengertian media, fungsi dan

manfaat media.

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55). Pendapat lain

mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, kemauan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga

proses belajar terjadi (Sadiman, 2005: 7). Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima, (Arsyad, 2010: 3).

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan

(38)

19

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis

untuk menangkap, memperoses dan menyusun kembali informasi visual (ganda)

atau verbal, (Geralach dalam Arsyad, 2010: 3).

Dari berbagai pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat yang

mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kamauan siswa sehingga

dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya (Wetty, 2004: 55).

2.3.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2011: 4-5) media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut.

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik

dan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori, dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik

(komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Manfaat praktis penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar

(39)

20

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dari hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung

antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.

4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan

terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

Media pendidikan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi

keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas. Menurut Hamalik (dalam

Arsyad, 2010: 15) pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat, serta motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar. Media pengajaran bahkan membawa pengaruh-pergaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media terhadap orientasi pengajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pengajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa,

media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

:nenyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,

(40)

21

2.4.1 Media Gambar

Gambar adalah bahasa bentuk atau rupa yang umum (Daryanto, 2011: 18).

Gambar merupakan media visual yang paling sering digunakan dalam proses

pembelajaran. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh guru-guru untuk

membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas

media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.

Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam atau bergerak

(Hernawan, 2010: 11.20). Gambar merupakan media visual yang paling sering

digunakan dalam proses pembelajaran. Gambar menyajikan ilustrasi yang hampir

sama dengan kenyataan dari sesuatu objek dan situasi (Arsyad, 2010: 106).

2.4.1 Tujuan Pemakaian Media Gambar

Ada beberapa tujuan dalam pemakaian media gambar menurut Wetty (2004: 71)

antara lain sebagai berikut: a) untuk menerjemahkan simbol verbal, b)

memper-kaya bacaan, c) untuk membangkitkan motivasi belajar, d) memperbaiki

kesan-kesan yang salah, e) merangkum suatu unit bacaan, f) menyentuh dan

menggerak-kan emosi.

a) Menerjemahkan simbol verbal artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin

abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga

verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.

b) Memperkaya bacaan maksudnya adalah dapat digunakan melatih siswa

mengeja dan memperkaya kosa kata. Gambar tersebut menjadi petunjuk dan

(41)

22

c) Membangkitkan motivasi belajar. Artinya, media gambar dapat

menumbuhkan ketertarikan siswa sehingga membangkitkan motivasi belajar

siswa.

d) Memperbaiki kesan-kesan yang salah. Artinya, suatu gambar yang sulit untuk

dideskripsikan dengan kata-kata akan menjadi mudah dan sederhana bila

dengan menggunakan gambar atau tiruanya diperlihatkan kepada siswa.

e) Merangkum suatu unit bacaan. Misalnya, guru ingin menjelaskan tentang

daur hidup kupu-kupu mulai dari larva/ulat. Agar lebih konkret, guru dapat

membuat atau memperlihatkan gambar tentang proses terbentuknya

kupu-kupu. Tanpa guru menjelaskan panjang-lebar, siswa akan menjadi lebih

mengerti tentang daur hidup kupu-kupu dari media yang diperlihatkan guru.

f) Menyentuh dan menggerakkan emosi. Artinya, suatu media gambar yang

digunakan guru di depan kelas, siswa akan memperoleh pengalaman sosial

dan emosional.

2.4.2 Kriteria Memilih Gambar sebagai Media Pembelajaran

Menurut Wetty (2004: 72), kriteria pemilihan gambar untuk pembelajaran perlu

memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut.

1) Apakah gambar itu akan membantu guru dalam mencapai tujuan

pem-belajaran?

2) Apakah gambar itu menyajikan tanggapan yang benar?

3) Apakah gambar itu memberikan kesan yang benar mengenai ukuran relatif?

4) Apakah gambar itu akan menambah wawasan anak?

5) Apakah gambar itu akan merangsang imajinasi anak?

(42)

23

7) Apakah gambar itu memusatkan perhatian terhadap suatu ide tertentu?.

8) Apakah gambar itu menunjukkan detail secara tepat?.

Menurut Sadiman dkk (2011: 31-32) ada enam syarat yang perlu dipenuhi gambar

yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

1) Autentik

Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang

melihat benda sebenarnya.

2) Sederhana

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok

dalam gambar.

3) Ukuran relatif

Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek atau benda sebenarnya

4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.

Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi

memperlihatkan aktivitas tertentu.

5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering kali lebih

baik.

6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media

yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gambar merupakan media yang

(43)

24

dengan gambar pengalaman dan pengertian anak menjadi lebih luas, lebih jelas,

dan tidak mudah dilupakan.

2.4.3 Syarat-Syarat untuk Memilih Media Gambar

1. Gambar harus bagus, jelas dan menarik, mudah dimengerti dan cukup besar

untuk memperhatikan detail.

2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang dipelajari

atau masalah yang sedang dihadapi.

3. Gambar harus benar dan autentik, artinya menggambarkan situasi yang serupa

jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya.

4. Kesederhanaan, maksudnya hindari gambar yang rumit dan sulit.

5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan yang melihatnya.

6. Warna, walaupun tidak mutlak, dapat meningkatkan nilai sebuah gambar.

Menjadikannya lebih realistis dan merangsang minat untuk melihatnya.

7. Perhatikan ukuran perbandingan. (Danim dalam Nurazizah, 2007: 36).

2.4.4 Jenis-Jenis Media Gambar

Menurut Arsyad (2010: 113) media gambar termasuk foto, lukisan atau gambar

dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini

adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.

Selanjutnya menurut Sadiman (2011: 29) media gambar termasuk dalam media

grafis selain sketsa, diagram, bagan atau chart, grafik, poster, kartun, dan peta dan

globe. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2010: 124) jenis media gambar

(44)

25

2.5 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa saat proses

pembelajaran berlangsung. Aktivitas sebagai hasil dari belajar ditunjukkan dalam

berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi,

atau gabungan dari aspek-aspek tersebut. Dalam kegiatan belajar, berpikir dan

berbuat merupakan serangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Sardiman,

2011: 96). Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

penyelidikan sendiri, dan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri,

baik secara rohani maupun teknis.

Aktivitas belajar menulis puisi berdasarkan media gambar diharapkan mampu

membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi sesuai dengan media

gambar yang diamati. Dengan adanya media ini, peneliti mengharapkan proses

pembelajaran menulis puisi aktivitas siswa akan efektif untuk meningkatkan

kemahiran dalam menulis serta dapat menumbuhkan minat siswa dalam menulis

puisi. Proses menulis puisi ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif

serta dapat memberikan hasil yang diharapkan.

Aktivitas belajar digolongkan dalam delapan golongan dan diuraikan seperti di

bawah.

1. Aktivitas visual (visual activities), seperti membaca dan memperhatikan gambar demontrasi.

2. Aktivitas lisan (oral activities), seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan

(45)

26

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities), contohnya mendengarkan uraian, percakapan, dan diskusi.

4. Aktivitas menulis (writing activities), seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

5. Aktivitas menggambar (drawing activities), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

6. Aktivitas motorik (motor activities), yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,

bermain, berkebun, berternak.

7. Aktivitas mental (mental activities), sebagai contoh menanggapi, mengingat, memecahkan soal, dan menganalisis.

8. Aktivitas emosi (emotional activities), misalnya, menaruh minat (Sardiman, 2011: 101).

Berdasarkan teori di atas dalam penelitian ini peneliti mengacu aktivitas belajar

siswa dalam menulis puisi pada aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas

mendengarkan, aktivitas menulis, dan aktivitas emosi. Selanjutnya, aktivitas

(46)

27

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap,

yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya

dipandang sebagai sebuah siklus. Untuk jelasnya, siklus kegiatan dengan

rancangan PTK model Arikunto (2011: 16) adalah sebagai berikut.

(47)

28

Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan

berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan

dengan tindakan yang telah direncanakan disertai dengan observasi kemudian

refleksi melalui diskusi antara peneliti dan siswa (jika diperlukan) sehingga

menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang akan berlangsung

secara terus menerus. Apabila pembelajaran menulis puisi melalui media gambar

belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus

kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,

jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.

3.1.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis puisi

dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan

yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja

atau pedoman peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, peneliti menyiapkan media gambar

sebagai alat bantu siswa dalam menulis puisi. Peneliti juga menyiapkan

instrument penelitian yang berupa lembar observasi. Setelah menyiapkan alat tes

dan nontes, peneliti berkoordiansi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat skenario pembelajaran yaitu membuat rencana pembelajaran menulis

puisi melalui media gambar

(48)

29

3. Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika media gambar digunakan.

3.1.2 Pelaksanan Tindakan dan Pengamatan

Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegitan awal,

kegiatan inti, dan penutup/kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah dalam

penelitian ini menempuh tahapan sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

Pada tahap ini, peniliti memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pengertian,

sistematika, dan penggunaan bahasa menulis puisi. Kemudian, peneliti

menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a) Pada proses pembelajaran, siswa diminta berkelompok yang terdiri atas

lima sampai enam orang. Peneliti memberikan media gambar. Siswa

berdiskusi berlatih membuat puisi.

b) Siswa secara individu dibagikan media gambar. Selanjutnya, siswa

menulis puisi berdasarkan gambar.

3. Kegiatan Akhir

Guru dan siswa melakukan refleksi hasil pembelajaran pertemuan pertama siklus

(49)

30

Observasi atau pengamatan terhadap keterampilan proses yang dikembangkan

selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja siswa

dalam pembelajaran dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran melalui

media gambar. Data aktifitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati

dilakukan selama kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar

yang berlangsung di sekolah.

3.1.3 Refleksi

3.1.4 Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi

dan belum terjadi atau kekeliruan dan kekurangan dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus

tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun

negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu

tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan

refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru.

Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus

berikutnya.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Way Lima tahun

pelajaran 2013/ 2014. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 siswa

laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi aktivitas

(50)

31

Langkah-langkah pengumpulan data observasi siswa dan guru adalah sebagai

berikut.

1. Observer mengamati pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

2. Observer melakukan pengamatan terhadap siswa oleh guru pada saat proses pembelajaran.

3. Observer mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan instrumen penelitian.

4. Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

5. Mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran dan refleksi.

Langkah-langkah pengumpulan data hasil tes siswa sebagai berikut.

1. Menugasi siswa menulis puisi setelah mengamati media gambar.

2. Mengoreksi dan menilai hasil menulis puisi siswa.

3. Guru mengevaluasi menulis puisi siswa secara keseluruhan dengan

menggunakan indikator penilaian yang telah ditentukan.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengamati dan menskor aktivitas guru dan siswa sesuai dengan instrumen

aktivitas siswa dan guru.

2. Mengamati dan menskor teks menulis puisi siswa peraspek ( judul, tema, diksi,

rima ).

3. Menjumlah skor secara utuh.

4. Menentukan tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat

(51)

32

Nilai Akhir (NA) =

5. Menghitung tingkat ketercapaian aktivitas siswa dan guru serta tingkat

kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar.

6. Menghitung rata-rata kemampuan siswa menulis puisi melalui media gambar

dengan rumus.

7. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolok ukur yang

digunakan.

Tabel 3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi melalui Media Gambar

No Rentang Nilai Keterangan

1 80-100 Baik Sekali

Siklus dalam penelitian ini akan berakhir apabila keterampilan menulis puisi yang

diperoleh siswa mencapai 80% nilai 65,00. Berarti siswa tersebut sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dapat melanjutkan kemampuan dasar

berikutnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan

data. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan

sifat data yang diambil, seperti: lembar observasi, tes hasil belajar.

3.5.1Instrumen Observasi Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah. X Skor Ideal (100) Skor yang diperoleh

(52)

33

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Siswa

No Unsur yang

Dinilai Kriteria Penilaian Skor

Skor Maks

1. Aktivitas Visual

Semua siswa terlihat mengamatai serta memperhatikan gambar.

Ada 1-3 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada 4-6 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada 7-9 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Ada >10 siswa yang tidak mengamati serta memperhatikan gambar.

Semua siswa terlihat bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 1-3 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 4-6 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada 7-9 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Ada >10 siswa yang tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Semua siswa terlihat fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 1-3 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 4-6 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Ada 7-9 siswa yang tidak fokus mendengarkan penjelasan guru.

(53)

34

No Unsur yang

Dinilai Kriteria Penilaian Skor

Skor Maks

4. Aktivitas

Menulis

Semua siswa terlihat mandiri dalam menulis puisi.

Ada 1-3 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada 4-6 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada 7-9 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada >11 siswa yang tidak mandiri dalam menulis puisi.

Ada 1-3 siswa yang tidak berminat/antusias.

Ada 4-6 siswa yang tidak berminat/antusias.

Ada 7-9 siswa yang tidak berminat/antusias.

Ada >10 siswa yang tidak berminat/antusias.

5

3.5.2 Instrumen Penilaian Kegiatan Menulis Puisi

Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi

No Indikator Deskripsi Penilaian Skor Skor

Maksimal 1 Judul Judul puisi sangat sesuai dengan isi

puisi. Judul menarik dan singkat.

Judul puisi sesuai dengan isi puisi. Judul cukup menarik dan singkat.

Judul puisi kurang sesuai dengan isi puisi. Judul kurang menarik namun singkat.

Judul puisi tidak sesuai dengan isi puisi. Judul tidak menarik dan panjang.

(54)

35

2 Tema Tema menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema hampir menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema cukup menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema kurang menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan selaras dengan unsur-unsur lain.

Tema tidak menunjukkan gagasan atau ide tentang tema yang dipilih dan

3 Diksi Seluruh kata sesuai dengan tema puisi

Terdapat 1-3 kata yang tidak sesuai dengan tema puisi

Terdapat 4-6 kata tidak sesuai dengan tema puisi

Terdapat > 7 kata tidak sesuai tema puisi

Keseluruhan kata tidak sesuai dengan tema puisi merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan.

Rima menimbulkan irama yang merdu, sehingga memberi kesan estetik pada pendengaran dan perasaan.

Rima menimbulkan irama cukup merdu, sehingga memberi kesan cukup estetik pada pendengaran dan perasaan.

5

4

3

(55)

36

Rima menimbulkan irama yang kurang merdu, sehingga memberi kesan kurang estetik pada pendengaran dan perasaan.

Rima menimbulkan irama yang tidak merdu, sehingga memberi kesan tidak estetik pada pendengaran dan perasaan.

2

1

3.5.3 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

Data aktivitas guru diperoleh dari lembar observasi yang diamati selama kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar berlangsung di sekolah.

Table 3.4 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

No Aspek Skor

1 2 3 4 5

I PRAPEMBELAJARAN

1.Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3.Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5.Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa 6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Strategi Pembelajaran

(56)

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran melalui media gambar dapat diimplementasikan untuk

meningkatkan kompetensi menulis puisi siswa. Hal ini didasarkan pada temuan

sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis puisi jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan

media gambar akan membantu siswa untuk mengembangkan ide-ide yang

berkaitan dengan puisi yang akan ditulis sehingga dapat meningkatkan

kompetensi menulis puisi siswa.

2. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi yang didesain

secara bertahap dan terprogram dapat membantu siswa dalam menulis puisi,

siswa lebih senang belajar Bahasa Indonesia, terutama pada pembelajaran

menulis puisi yang selama ini tidak disukai siswa, pembelajaran menjadi

efektif dan siswa aktif.

3. Penilaian hasil kerja siswa yang dipantau dan ditindak lanjuti secara

terus-menerus akan membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi menulis

puisi, kompetensi siswa dalam menulis puisi cenderung meningkat.

4. Skor rata-rata kemampuan menulis puisi pada pra siklus, di kelas VIII SMP

(57)

71

ketuntasan belajar kelas VIII pada prasiklus sebanyak 2 siswa atau persentase

6%, 14 atau 60% pada siklus I, dan 22 atau 90,62% pada siklus II; (b) nilai

tertinggi yang diperoleh siswa di kelas VIII pada pra siklus 60, 80 pada siklus

I, dan 85 pada siklus II.

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan penelitian ini, peneliti mengemukakan saran kepada

guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas VIII SMP Negeri 1 Way LIama

Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis puisi, hendaknya guru

menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif.

Pembelajaran melalui media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu

altenatif pembelajaran di sekolah.

2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan memperhatikan

kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi agar

pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target

materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan

(58)

72

pelatihan, dan mengetahui letak kelemahan yang perlu mereka benahi

sehingga siswa dapat meningkatkan kompertensinya.

4. Dalam membelajarkan siswa hendaknya selalu mengupayakan adanya

pembiasaan kecakapan hidup, agar siswa memiliki kompetensi kognitif,

efektif, dan psikomotor yang baik dalam bidang menulis, khususnya menulis

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Aminudin. 2010. Mahir Menulis Puisi. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Ashar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hernawan, Asep Herry. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Husnan, Ema. 1987. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung. Krisnawati, Erlin. 2008. Menulis Puisi. Jakarta: Pacu Minat Baca.

Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Muda.

Jakarta: Bumi Aksara.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

(60)

Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2004. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Lampung: Unila.

... 2009. Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Lampung: Unila.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Tabel 3.1 Tolok Ukur Kemampuan Menulis Puisi melalui Media Gambar
Tabel 3.2 Instrumen Observasi Siswa
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Puisi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Susu evaporasi dan susu krimer evaporasi mempunyai aroma yang khas dan merupakan sangat cocok untuk digunakan untuk roti, kopi, teh dan minuman lainnya yang membutuhkan

KPU Kota Yogyakarta melakukan kooordinasi dengan penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan terkait dengan pemaksimalan daftar pemilih

Langkah pembuatan instrumen ini digunakan untuk menentukan data kuisoner diperoleh dari mana. Dalam pembuatan instrumen kecerdasan emosional terlebih dahulu mencari

Pada konteks penelitian ini, penulis akan meneliti korelasi antara self confidence dengan adversity quotient mahasiswa pasca drop out, harapannya mahasiswa pasca

Berdasarkan asumsi bahwa penghambatan absorbsi oleh fitosterol akan menurunkan kadar kolesterol intrasel enterosit yang akhirnya dapat menurunkan kadar kilomikron

Pada bagian ini pembaca sekalian bisa menemukan kesan yang nyaris sama: “Sangat bersyukur” (Abdul Aziz Tata Pangarsa), “Indahnya jalinan ukhuwah islamiyah”, “Cara SPN

Pemanfaatan sistem pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memberikan jawaban tentang salah satu penyebab stroke dari sembilan penyakit yang telah ditetapkan

Za zmanjševanje in prepre ˇcevanje neenakosti bo gotovo treba narediti še veliko. Vsekakor pa šola pri tem potrebuje tudi podporo širše družbene skupnosti. Zato smo vsi, ki skrbimo