• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA KEGIATANKU KELAS 1 SDS TRI SUKSES KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA KEGIATANKU KELAS 1 SDS TRI SUKSES KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA KEGIATANKU KELAS 1

SDS TRI SUKSES KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

DIAN MARDIATY

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Keadaan ini berdasarkan temuan pada survey sebelum diadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dalam pembelajaran tema kegiatanku dengan memanfaatkan model pembelajaran Picture and picture.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dua kali pertemuan setiap siklus dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi pada setiap pertemuan. Pengumpulan data aktivitas belajar siswa menggunakan lembar observasi sedangkan hasil belajar menggunakan rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan teknik kualitatif, sedangkan hasil belajar siswa dianalisis dengan teknik kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan Model Pembelajaran Picture and picture tema kegiatanku kelas 1, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Hal ini terlihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 : 66%, pertemuan 2 meningkat menjadi 76%. Meningkat lagi pada siklus II pertemuan 1 yaitu 84% dan siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 90%. Dari hasil tes pengetahuan siswa siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata 60,2 dan pada siklus I pertemuan 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 66,96. Kemudian pada siklus II pertemuan 1 rata-rata nilai 74,52 dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 80,16.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Penulis bernama Dian Mardiaty lahir di Tanjung Karang pada tanggal 09 Oktober 1981, anak ke 5 dari 10 bersaudara dari pasangan Ibu Hj. Mardianis dan Bapak H. Ahmad Syamsuri.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 2 Tanjung Gading Kota Bandar Lampung lulus pada tahun1994, Sekolah Menengah Pertama Budi Utomo Jombang Jawa Timur lulus pada tahun 1997, SMK Negeri 3 Bandar Lampung lulus pada tahun 2000.

(7)

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAH SWT, kupersembahkan karya ini kepada:

Ibunda tercinta atas pengorbanan dan curahan kasihnya

Ayahanda tercinta motivatorku

Suami dan anak-anakku atas doa dan dukungan untuk keberhasilanku

Guru dan dosen atas curahan ilmunya kepadaku

(8)

Tak henti-hentinya manusia dalam keadaan baik selama generasi tua masih hidup dan generasi muda giat belajar, ketika generasi tua telah mati sebelum generasi muda sempat

belajar maka rusaklah manusia (Tsalman Al-farisy)

Barang siapa yang ingin sukses di dunia maka dengan ilmu, barang siapa yang ingin sukses di akherat maka dengan ilmu,

barang siapa yang ingin sukses kedua-duanya maka dengan ilmu

(9)

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S.1 PGSD dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun tugas akhir ini, namun pasti terdapat kekurangan disana-sini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dimasa-masa mendatang. Penyusunan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung.

4. Drs. Tambat Usman, MH. selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir.

5. Drs. Rapani, M.Pd. selaku Dosen Pembahas Penyusunan Laporan Tugas Akhir.

(10)

8. Ali Widodo, S.Pd. selaku rekan sejawat/ kolaborator dalam pelaksanaan penelitian. Serta,

9. Semua fihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan sumbangsih dan saran serta masukan.

Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga tulisan ini berguna bagi kemajuan dibidang pendidikan.

Bandar Lampung , 3 Januari 2015 Penulis

(11)

Abstrak...ii

b. Model Pembelajaran Picture and Picture...15

c. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture...16

d. Peranan Gambar Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture...17

(12)

2. Kekurangan... 19

f. Sistem Komunikasi Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture...19

1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa...26

2. Penilaian Kompetensi Siswa...27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SDS Tri sukses...50

(13)

Tabel Halaman

1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa...26

2. Rubrik Penilaian Sikap...28

3. Rubrik Penilaian Kompetensi Pengetahuan...29

4. Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan...29

5. Kreteria Hasil Belajar Siswa Kompetensi Pengetahuan... 31

6. Data Keadaan Guru SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan...51

7. Data Siswa Kelas I SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan TP. 2014/2015...51

8. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I...61

9. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I...63

10. Data Nilai Sikap Pertemuan 1 dan 2 Siklus I...65

11. Daftar Nilai Tes Pertemuan 1 Siklus I... 66

12. Daftar Nilai Tes Pertemuan 2 Siklus I... 67

13. Persentase Hasil Belajar Siswa Pertemuan 1 dan 2 Siklus I...68

14. Penilaian Keterampilan Pertemuan 1 Siklus I Mengamati Suasana Pagi... 69

15. Penilaian Keterampilan Pertemuan 2 Siklus I Keterampilan Unjuk Kerja Mengenal Pagi... 69

16. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus II...80

17. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus II...81

18. Data Nilai Sikap Pertemuan 1 dan 2 Siklus II...83

19. Daftar Nilai Tes Pertemuan 1 Siklus II... 84

20. Daftar Nilai Tes Pertemuan 2 Siklus II... 85

21. Persentase Hasil Belajar Siswa Pertemuan 1 dan 2 Siklus II...87

22. Penilaian Keterampilan Pertemuan 1 Siklus II Keterampilan Mewawancarai Teman Sekelompok...87

23. Penilaian Keterampilan Pertemuan 2 Siklus II Keterampilan Menentukan Kondisi Lebih Lama Dan Lebih Cepat... 88

24. Persentase Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II...89

25. Persentase Hasil Tes Siswa Siklus I dan II...91

(14)

Lampiran Halaman

1 Lampiran...98

2 Lampiran 1 Surat-Surat...99

3 Lampiran 2 Perangkat Pembelajaran...104

4 Lampiran 3 Soal Uji Kompetensi Siklus I...132

5 Lampiran 4 Soal Uji Kompetensi Siklus II...137

6 Lampiran 5 Hasil Penilaian Siklus I...142

7 Lampiran 6 Hasil Penilaian Siklus II...155

8 Lampiran 7 Persentase Perkembangan Siklus I Dan II...168

9 Lampiran 8 IPKG...170

10 Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian... 179

(15)

Gambar Halaman

1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian...22 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas...24

(16)

Grafik Halaman 1. Persentase Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa... 90 2. Nilai Rata-Rata Hasil Tes Pengetahuan Siswa Per-Siklus...92 3. Penurunan Jumlah Siswa Bernilai Rendah Siklus I Dan Siklus II... 93

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (undang-undang republik indonesia no. 20 tahun 2003). Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. (Mohammad Nur, 2003). Teknologi pembelajaran inovasi seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup dengan standar lokal atau nasional saja.

(18)

menarik dan memberikan kesan serta pengalaman secara langsung kepada siswa ialah proses pembelajaran yang diharapkan saat ini. Proses pembelajaran hendaknya memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan aktual siswa sehingga pembelajaran itu lebih bermakna.

Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang bermakna harus dapat diciptakan oleh seorang guru sehingga dapat memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru harus memilih metode dan model pembelajaran yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dengan menarik, merangsang aktifitas siswa dan membuat siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebab, metode dan model pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode dan model pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan tujuan, jenis, sifat materi pelajaran dan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode dan model pembelajaran tersebut (Usman dan Setyawati, 1993: 120).

(19)

Selain kekurangan tersebut, kekurangan itu timbul juga dari guru, diantaranya guru kurang tepat dalam memilih metode dan model pembelajaran, guru kurang kreatif dalam melibatkan peran siswa agar lebih bergaiarah dan aktif dalam proses pembelajaran. Guru masih jarang menggunakan metode dan model pembelajaran yang menarik, model pembelajaran yang memberi peluang siswa berfikir kritis, kreatif dan cerdas. Sehingga gurunya saja yang aktif sementara siswanya tidak aktif, bahkan siswa banyak yang cenderung tidak mengikuti alur proses pembelajaran.

Fenomena siswa yang tidak aktif mengikuti proses pembelajaran ini terlihat misalanya pada saat proses belajar berlangsung :

1. Ada siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung. 2. Ada siswa yang berpindah-pindah tempat duduk.

3. Ada siswa yang mengganggu teman yang ada di sebelahnya.

4. Dan sebagainya perilaku yang tidak diharapkan dalam pembelajaran.

(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dipaparan diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain sebagai berikut :

1. Kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. 2. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 3. Sedikitnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Hasil belajar rendah.

5. Proses pembelajaran kurang menarik bahkan membosankan. 6. Jarang digunakan model pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa. Sehingga rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?.

2. Bagaimana model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015 ?.

D. Tujuan penelitian

(21)

1. Membuktikan bahwa model model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015.

2. Membuktikan bahwa model pembelajaran picture and picture cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses TP. 2014/2015.

E. Manfaat Penelitian

Setelah terlaksananya penelitian ini diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang bermanfaat antara lain :

1. Bagi siswa :

a. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.

b. Hasi penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.

c. Dengan menerapakan model pembelajaran picture and picture

proses pembelajaran jadi menyenangkan.

d. Dengan menerapakan model pembelajaran picture and picture menjadikan suasana belajar tidak membosankan.

(22)

2. Bagi guru :

a. Model pembelajaran picture and picture menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Model pembelajaran picture and picture dapat memperbaiki kwalitas pembelajaran yang dikelola.

c. Model pembelajaran picture and picture menambah wawasan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.

d. Model pembelajaran picture and picture menjadikan guru lebih profesional dalam mengemban amanah.

3. Bagi sekolah :

a. Model pembelajaran picture and picture dapat memperbaiki kualitas pembelajaran disemua pembelajaran pada SDS Tri Sukses Natar - Lampung Selatan.

b. Model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan kwalitas proses pembelajaran sehingga akan membantu dalam meningkatkan kwalitas pendidikan di SD Tri Sukses.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Teori belajar adalah beberapa teori hasil penelitian yang dilakukan para ahli yang juga mendapat pengakuan karena telah terbukti kesesuaiannya. Kajian tentang teori belajar yang muncul dari para ahli peneliti teori belajar manusia ada beberapa macam, antara lain : teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Teori Belajar Behaviorisme

Konsep dasar teori belajar behavirisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku (behavior) individu atau peserta didik yang dilakukan secara sadar. Individu berperilaku apabila ada rangsangan (stimuli), sehingga dapat dikatakan peserta didik di sekolah dasar (SD) akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru, semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan oleh guru akan semakin tepat dan intensif pada kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

(24)

disebut salah atau tidak profesional apabila hukuman tidak difungsikan sebagai penguat reinforcement.

Peserta didik seringkali melakukan perilaku meniru apa yang dilihatnya dari perilaku orang-orang disekitarnya seperti menirukan perilaku saudara kandungnya, orang tuanya, teman sekolahnya, bahkan gurunya. Hal itu merupakan akibat dari lingkungan sekitar, lingkungan sosial turut berperan dalam terbentuknya perilaku peserta didik. Sehingga lingkungan yang mengkondisikan secara efektif suasana belajar maka akan memungkinkan perilaku belajar peserta didik secara efektif pula.

2. Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitivisme pada wacana psikologi kognitif, belajar didasarkan pada kegiatan kognitif. Para ahli menyebut teori belajar ini cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (Lefracois, 1985 : 73).

(25)

menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasarkan schemata dan struktur menial individu yang mengorganisasikan hasil pengamatannya.

Struktur menial individu tersebut berkembang sesuai dengan tingkatan perkembangan kognitif seseorang. Semakin tinggi tingkst kognitif seseorang semakin tinggi pula kemampuan dan keterampilannya dalam memproses berbagai informasi atau pengetahuan yang diterimanya dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun linkungan sosial. Itulah sebabnya teori belajar kognitivisme dapat disebut sebagai (1) teori perkembangan kognitif, (2) teori kognitif sosial, dan (3) teori pemrosesan informasi.

3. Teori Belajar Humanisme

Kajian konsep dasar belajar dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, pengharapan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Dalam proses pembelajran, kebutuhan – kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar peserta didik tidak merasa dikecewakan, apabila peserta didik tidak tumbuh berprestasi dalam belajarnya (Dinn Wayuddin, 2008 : 37).

B. Pembelajaran

(26)

Pembelajaran dikelola oleh pengelola belajar (guru atau lembaga belajar) yang tujuan utamanya adalah terbentuknya proses belajar.

Menurut para pakar dan ahli ilmu teori pendidikan, belajar diuraikan dalam uraian – uraian antaralain bahwa :

Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu, belajar sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya.

Belajar adalah tindakan melakukan sesuatu yang dengan kata lain belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar terjadi perubahan positif pada dirinya, dengan belajar seseorang dapat mencapai suatu hasil belajar, Dimyati dan Mudjiono (2006 : 5).

Belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu itu, anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil, Sidiq dkk (2009: 1-30).

(27)

melakukan, berbuat untuk mengubah tingkah laku, melakukan kegitan untuk suatu tujuan tertentu yang disebut sebagai hasil dari belajar.

Pada hakekatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi setelah melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa. Pengukuran terhadap kemampuan siswa sebagai hasil belajar antara lain dilakukan melalui evaluasi hasil belajar siswa, dengan demikian salah satu indikator dari hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegitan fisik sampai kegiatan psikis. Dalam kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar adalah tidak mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas memegang peranan penting dalam proes belajar karena dengan aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan.

Beberapa pendapat tentang aktivitas belajar yang dikemukakan oleh ahli ilmu pendidikan antara lain :

1. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, Sardiman (2000 : 95).

(28)

3. Aktifitas belajar adalah seluruh kegitan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberasilan belajar, Abdurrahman (2006 : 34).

Setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Hasil belajar akan terwujud sesuai dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hasil belajar sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Jadi, tidak mungkin hasil belajar itu baik jika siswa tidak melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh. Karena tanpa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin seseorang akan tahu banyak tentag materi pelajaran. Sehingga dalam hal ini aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman belajar yang sungguh-sungguh dengan bertumpu pada kemampuan diri dibawah bimbingan guru.

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Soedijanto (1997 : 49).

(29)

Hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek - aspek : pengetahuan, pemgertian, kebiasaan, ketrampilan, emosional, budi pekerti dan sikap, Oemar Hamalik (2004 : 47).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang terarah oleh proses pembelajaran yang dia alami. Dalam bentuk yang lain hasil belajar juga berupa pengetahuan yang diperoleh atau capaian kompetensi yang dapat diukur dengan nilai yang disajikan.

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah model yang dirancang atau dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajan dikelas menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Model dapat juga diartikan corak yang meliputi warna dan bentuk sesuatu. Dalam kontek pembelajaran maka model pembelajaran berbentuk dan berwarna seiring dengan kebutuhann dan perkembangan dunia pendidikan.

(30)

dunia perkuliahan bidang ilmu pendidikan. Penerapannya di beberapa sekolah telah terbukti manfaatnya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Manfaat dari penerapan model pembelajaran ini sudah dapat dirasakan oleh berbagai unsur terkait bidang pendidikan.

a. Macam-Macam Model Pembelajaran

Adapun macam-macam model pembelajaran yang dikenal hingga saat ini yaitu :

1. Picture and picture (rangkaian gambar), yaitu: model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk merangkai konsep pembelajaran.

2. Numbered heads together (kepala bernomor), yaitu : model pembelajaran menggunakan nomor. Nomor tersebut dibagikan kepada masing-masing siswa dimana siswa telah dibagi di dalam kelompok belajar siswa.

3. Cooperative scrip (skip kooperatif), yaitu: metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

4. Kepala bernomor struktur (modifikasi dari number heads togheder). 5. Student Team Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa

Kelompok Prestasi.

6. Model token (kupon waktu).

(31)

8. Dan lain – lain.

b. Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu bentuk dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture cocok digunakan pada proses pembelajaran di kelas rendah.

Namun tidak menutup kemungkinan diterapkan di kelas tinggi.

Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran picture and picture ini mulai menyebar di lingkungan pendidikan. Dengan

menerapkan model pembelajaran picture and picture, proses pembelajaran berlangsung menarik dan banyak melibatkan peran siswa. Bila selama ini sering terjadi dalam proses pembelajaran hanya guru yang seolah – olah sebagai sumber belajar, dengan diterapkan model pembelajaran picture and picture akan banyak alternatif yang mengarahkan siswa memperoleh lebih

banyak hasil belajar.

(32)

Hal penting yang harus selalu diperhatikan dalam menerapkan model pembelajaran picture and picture adalah persiapan yang matang, proses yang terprogram dengan baik serta upaya menarik kesimpulan. Langkah-langkah ini harus terkontrol dan terlaksana dengan seksama untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.

Dalam model pembelajaran picture and picture, gambar menjadi kekuatan besar dalam mengarahkan perhtian siswa. Maka mempersiapkan gambar yang menarik dan sesuai dengan konteks pembelajaran menjadi hal yang sangat penting. Hal ini seiring dengan pendapat yang diungkapkan oleh salah satu ahli dibidang pendidikan, bahwa : model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang dikontruksi dengan

rangkaian gambar secara logis, (Miftahul Huda 2010 : 176).

c. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran picture and picture dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru menyajikan pengantar pembelajaran.

3) Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi ajar.

(33)

5) Siswa (penyusun urutan gambar) menyampaikan alasan/ dasar pemikiran atas urutan gambar yang telah disusunnya.

6) Dari berbagai alasan guru bersama siswa menentukan dasar pemikiran yang sesuai/ logis.

7) Guru menanamkan konsep sesuai kompetensi yang akan dicapai.

8) Siswa dengan bimbingan guru membuat suatu kesimpulan hasil pembelajaran.

d. Peranan Gambar Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture Pemanfaatan gambar ( picture ) dalam model pembelajaran picture and picture sangat membantu guru dalam menampilakan sesuatu yang diamati, unik, memperjelas sesuatu yang bersifat abstrak, mengilustrasikan suatu proses dan menarik perhatian, Heinick,et.al, (1996 : 28).

Pada umumnya semua orang senang melihat gambar ( picture ). Dengan melihat gambar ( picture ) tampak gambaran konkrit dari suatu obyek abstrak yang tidak mudah langsung dimengerti. Bahkan keunikan suatu obyek tampak secara langsung. Gambar (picture) dapat langsung memberi informasi dengan jelas kepada yang melihatnya walaupun tanpa penjelasan. Gambar (picture) paling umum dipakai untuk menyampaikan berbagai pesan yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja secara lansung, Sadirman (1996 : 29).

(34)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Gambar (picture) sebagai perwujudan lambang peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, ide, situasi yang divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi memiliki peranan penting dalam membentuk temuan sebuah konsep yang merupakan hasil pembelajaran. Gambar (picture) disini dapat berupa gambaran situasi, lukisan, foto, simbol dan sebangsanya yang sesuai dengan pokok bahasan, sehingga dapat menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh siapa saja yang melihatnya.

e. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture And Picture

1. Kelebihan

Seperti halnya model pembelajaran pada umumnya, model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapaun kelebihan dalam penerapan model pembelajaran picture and picture sebagai berikut :

1) Kemampuan masing-masing siswa dapat langsung diketahui. 2) Siswa terlatih berfikir logis dan sistematis.

3) Menarik perhatian dan menumbuhkan aktivitas belajar. 4) Banyak melibatkan peran siswa.

(35)

2. Kekurangan

Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture antaralain :

1) Memerlukan banyak waktu.

2) Menuntut kesungguhan dalam persiapan.

3) Menyita banyak konsentrasi dalam proses pembelajaran.

4) Memerlukan kejelian tinggi untuk memunculkan konsep yang diinginkan.

5) Bisa terjadi salah persepsi konsep.

f. Sistem Komunikasi Dalam Model Pembelajaran Picture And Picture Ada dua pandangan mengenai proses pembelajaran, yaitu (1) belajar menerima dan (2) belajar menemukan atau discovery. Dilihat dari besarnya kelas pada saat proses pembelajaran, pendekatan discovery dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunkasi, yaitu sistem satu arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing), Hamalik (2004 : 56).

1. Sistem Satu Arah

(36)

menentukan aturan yang harus dilakukan oleh siswa tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk melakukan aturan yang harus dilakukannya.

2. Sistem Dua Arah

Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing mereka ke arah konsep yang diinginkan. Gaya pengajaran ini diungkapakan oleh Gagne dengan sebutan guide discovery (penemuan terbimbing).

Penemuan terbibing memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan bimbingan guru, menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dalam sistem guide discovery guru memerlukan ketrampilan memberikan

bimbingan dalam mengarahkan siswa menemukan dan memahami konsep pembelajaran. Pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran :

a. Kegiatan awal

(37)

pembelajaran itu. Membuat siswa sadar dengan apa yang akan mereka pelajari, membantu mereka membuat hubungan antara satu materi tertentu dan relevansinya terhadap kehidupan sehari-hari, (Kardi dan Nur, 2000 : 26).

Kesadaran itu juga akan membantu siswa memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan diikutinya. Kegiatan ini selain menyiapkan siswa untuk belajar juga akan memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

b. Kegiatan inti

Penemuan dan penerapan konsep keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep akan sangat berarti sebagai pengalaman belajar dengan syarat penemuan tersebut dibawah bimbingan dan arahan guru.

c. Kegiatan akhir/ evaluasi

(38)

g. Kerangka Pikir

Model pembelajran picture and picture dapat digali melalui gagasan guru sebagai pengelola pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanyajawab dan pemberian tugas. Disertai penggunaan berbagai gambar sebagai alat pemuncul konsep, atau benda konkrit dan lingkungan sekitar. Dalam prosesnya guru juga memberikan rangsangan/ stimulus berupa motivasi ataupun pancingan supaya dalam berkreativitas siswa lebih bersemangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Sebagai gambaran untuk memperlihatkan bentuk kerangka pikir ini dapat dibuat dengan diagram berikut :

Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir Penelitian

Penjelasan :

Model pembelajaran picture and picture dapat digali melalui bantuan guru dengan menggunakan metode ceramah, demontrasi, tanyajawab, dan pemberian tugas. Serta menggunakan alat peraga berupa gambar, benda konkrit dan lingkungan sekitar, sehingga guru juga

Model Pembelajaran Picture and Picture

(39)

memberikan rangsangan supaya siswa dalam berkreativitas lebih semangat sehingga meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

h. Hipotesis Tindakan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 1 SDS Tri Sukses kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ini menggunakan konsep model kemmis dan Mc taggart (dalam Hopkins 1993:48).

Metode ini secara proses terdapat langkah-langkahnya terdiri dari perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun langkahnya dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Identifikasi masalah

Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan

Refleksi

Observasi Observasi

Pelaksanaan Perencanaan

(41)

Metode penelitian ini adalah cara atau teknik yang akan digunakan dalam proses penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan masalah dan tujuan penelitian yang diteliti. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif, metode yang menjelaskan data berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran di dalam kelas.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas guna memperbaiki kinerja guru dan profesinya serta meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa di SD Tri Sukses. Adapau setting penelitian yaitu mengenai subyek, waktu dan tempat penelitian adalah :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas 1 SD Tri Sukses Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 25 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

(42)

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas 1 SDS Tri Sukses Natar pada proses pembelajaran tema “Kegiatanku” yang mengacu pada pedoman pelaksanaan kurikulum 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan intrumen penilaian kurikulum 2013 pada beberapa obyek penelitian yang diperlukan. Selanjutnya secara umum tergambar sebagaimana berikut :

1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dilaporkan dalam bentuk tabel observasi yang menggambarkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang menjadi obyek observasi. Aktivitas siswa yang sesuai aspek yang seharusnya dilakukan diberi point (1) dan yang tidak sesuai tidak diberi point (-). Bentuk tabel laporan observasi adalah berikut ini :

Tabel 1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa

(43)

Keterangan :

Aktivitas siswa yang diamati :

A = Memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh – sungguh B = Mengamati gambar yang ditunjukkan guru dengan seksama C = Mengajukan pertanyaan terkait gambar

D = Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Skor :

(1) jika melakukan yang semestinya ( = aktif )

(0) jika tidak melakukan yang semestinya ( = tidak aktif )

Prosentase = Jumlah skor diperoleh x 100 Skor maksimum

(44)

Selajutnya data penilaian dianalisis untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa, selanjutnya dilaporkan dalam bentuk rubrik penilaian sebagai berikut :

Tabel 2. Rubrik Penilaian Sikap

Hasil Observasi Penilaian Kompetensi Sikap

NO NAMA SISWA LINGKUNGAN PEDULI DISIPLIN TANGGUNG JAWAB JUMLAH SKOR

1

Kreteria dan Skor Penilaian :

(45)

Tabel 3. Rubrik Penilaian Kompetensi Pengetahuan

No Nama Nilai

Tes

Kategori

Rendah Sedang Tinggi

1

1. Tes tertulis pada lembar kerja siswa.

2. Beri tanda ceklis (√)pada kategori yang sesuai.

Tabel 4. Rubrik Penilaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian Keterampilan : ...

1. Beri tanda ceklis (√) pada kreteria yang sesuai.

2. Kreteria penilaian mengikuti objek keterampilan, meliputi : - Sangat Baik : apabila ...

(46)

D. Alat Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data penelitian berupa :

1. Lembar observasi aktivitas siswa. 2. Lembar penilaian sikap.

3. Lembar tes tertulis.

4. Lembar penilaian pengetahuan. 5. Lembar penilaian keterampilan. E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul terlebih dahulu data dianalisa secara kualitatif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka analisa data dilakukan dengan cara, memilah, memilih dan mengelompokkan data. Selanjutnya, disajikan dalam bentuk data yang mudah dibaca atau di fahami.

1. Data kualitatif

(47)

setiap pertemuan. Untuk menghitung presentase aktivitas belajar siswa digunakan rumus :

% A = A x N 100

Keterangan : % = prosentase A = Aktivitas siswa N = Jumlah siswa

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Hasil penilaian ini merupakan gambaran secara umum mengenai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar yaitu nilai yang diperoleh siswa setelah tes dan nilai keterampilan. Nilai pengetahuan diukur dengan kriteria berikut ini :

Tabel 5. Kriteria Hasil Belajar Siswa Kompetensi Pengetahuan

Tingkat Keberhasilan Keterangan

86 – 100 % Sangat Baik

71 – 85 % Baik

56 – 70 % Cukup

41 – 55 % Kurang

F. Indikator Keberhasilan

(48)

dinyatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa mencapai kreteria baik sekurang-kurangnya 80% dari seluruh siswa, hasil belajar siswa kompetensi sikap dan keterampilan mencapai kreteria baik sekurang-kurangnya 80% dari seluruh siswa, serta hasil belajar siswa pada kompetensi pengtahuan mencapai rata-rata kreteria baik sekurang-kurangnya 80% dari seluruh siswa.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi atau refleksi. Siklus yang dimaksud adalah :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari :

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk 2 kali pertemuan.

2. Membuat silabus dan menyusun RPP model pembelajaran picture and picture dengan pendekatan saintific (mengamati, menanya, mengasosiasi/mengeksplorasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan).

(49)

4. Membuat observasi aktivitas siswa untuk mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas siswa.

5. Membuat observasi hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar pada setiap pembelajaran.

6. Menyiapkan rubrik penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

7. Membuat lembar kerja dan tes untuk mengukur pengetahuan dan penguasan materi pelajaran siswa dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan tindakan penelitian dilaksanakan dalam kegiatan mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Secara garis besar prosedur yang dilakukan adalah pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

Langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I, sebagai berikut :

1. Kegiatan pertemuan 1 siklus I: a. Pendahuluan :

1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

(50)

4. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan inti

Mengamati Suasana Pagi melalui Teks dan Gambar

1. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan mengajak berdoa bersama. (Menanya)

2. Siswa mengdengarkan penjelasan guru bahwa mereka akan mempelajari suasana pagi hari. (Mengamati)

3. Siswa mengikuti guru membacakan teks yang tertera di buku siswa. (Mengamati)

4. Siswa berlatih membaca teks berulang-ulang. (Mengekplorasi)

5. Setelah itu guru mengajak siswa mengamati suasana pagi melalui gambar. (Mengamati)

6. Siswa berbagi pengalaman tentang keadaan pagi hari di lingkungan rumahnya masing-masing. (Mengasosiasi)

7. Siswa mengamati gambar dan membedakan malam hari, menjelang fajar, dan pagi hari. (Mengamati)

8. Siswa diminta untuk mengamati buku siswa halaman selanjutnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalamnya. (Mengamati)

Mengenal Pagi melalui Percobaan

(51)

10.Siswa menjawab pertanyaan guru tentang dari mana bumi menerima cahaya sehingga menjadi terang. (Menanya)

11.Guru menyampaikan bahwa matahari menyinari bumi serta memberikan cahaya dan panas bagi bumi. (Mengekplorasi)

12.Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang proses terbit dan terbenamnya matahari serta penjelasan bahwa bumi selalu berputar. (Mengamati)

13.Siswa mengamati gambar percobaan di buku siswa. (Mengamati)

14.Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal berikut: (Menanya)

15.Di mana gambar matahari?

16.Di mana posisi Lani?

17.Di mana posisi Justine?

18.Guru menjelaskan bagian bumi yang menghadap matahari mengalami siang, dan bagian bumi yang membelakangi matahari mengalami malam. (Mengasosiasi)

19.Siswa mengamati gambar pada buku siswa. Bila memungkinkan, siswa diharapkan melakukan percobaan ini. Bila tidak ada globe, bisa menggunakan bola plastik. (Mengamati)

20.Siswa mengerjakan lembar kerja yang berhubungan dengan percobaan. (Mengekplorasi)

(52)

22.Pelajaran diakhiri dengan berdoa bersama dan bersalaman secara bergiliran. (Mengkomunikasikan)

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

3. Melakukan penilaian hasil belajar

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

5. Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara membacanya, cara melafalkannya dsb)

6. Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi nasehat

agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan

2. Kegiatan pertemuan 2 siklus I: a. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

3. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak.

(53)

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan inti

Bernyanyi dan Bercerita tentang Kebiasaan pada Pagi Hari

1. Guru membuka pelajaran dengan mengajak siswa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat matahari pagi. (Mengkomunikasikan)

2. Guru mengingatkan kembali fungsi matahari yang merupakan sumber panas dan cahaya. Matahari membuat bumi terang dan hangat, karena ada cahaya matahari, maka kita bisa melihat. Matahari adalah ciptaan Tuhan yang harus kita syukuri. (Mengkomunikasikan)

3. Guru menanyakan apakah siswa biasa bangun pagi sendiri atau

dibangunkan? (Mengamati)

- Adakah yang susah dibangunkan?

- Adakah yang mudah dibangunkan?

- Adakah yang ketika dibangunkan marah-marah?

4. Sampaikan ucapan terima kasih jika kita dibangunkan oleh orangtua, karena mereka membantu kita agar tidak terlambat untuk memulai kegiatan. (Mengkomunikasikan)

5. Siswa mengamati gambar dan berdiskusi tentang ekspresi bangun tidur. (Mengamati)

6. Siswa memeragakan ekspresinya ketika bangun tidur. (Mengasosiasi)

(54)

8. Guru dan siswa bertanya jawab tentang isi lagu. (Menanya)

9. Guru membimbing siswa dengan diskusi bersama tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik setelah bangun tidur. (Mengekplorasi)

10. Setelah itu siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan kegiatan yang dilakukannya di rumah sejak bangun tidur hingga berangkat ke sekolah dan siswa lain dapat bertanya kepada siswa yang maju tersebut. (Mengekplorasi)

11. Guru meminta siswa mengamati gambar pada buku siswa. (Mengamati)

12. Guru meminta siswa mengurutkan gambar dengan memberikan nomor pada kotak yang tersedia di bawah gambar tersebut sesuai dengan kebiasaan masing-masing. (Mengasosiasi)

13. Guru mengingatkan siswa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena setiap bangun tidur masih diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan. (Mengasosiasi)

Mengurutkan Gambar Berseri dan Menggambar tentang Kegiatan Pagi di Rumah

14. Guru menyampaikan bahwa setiap anak memiliki kegiatan pada pagi hari yang berbeda. (Mengasosiasi)

(55)

16. Guru membagi kelas menjadi lima kelompok. (Mengekplorasi)

17. Masing-masing kelompok diberikan satu set gambar yang menunjukkan kegiatan pada pagi hari. (Mengekplorasi)

18. Lalu, masing-masing kelompok mengurutkan gambar-gambar tersebut. (Mengekplorasi)

19. Selesai kegiatan, masing-masing perwakilan kelompok menceritakan

sesuai urutan gambar yang sudah dibuatnya. (Mengasosiasi)

20. Siswa memperhatikan apakah semua kelompok mempunyai kegiatan pagi hari yang sama atau berbeda (jika ada perbedaan guru bisa mengembangkan kembali dengan pertanyaan-pertanyaan). (Mengasosiasi)

21. Setelah itu, guru meminta siswa membuat gambar bertema kebiasaan pagi hari di rumah. (Mengasosiasi)

22. Guru menyimpulkan pelajaran hari ini dan mengapresiasi hasil karya siswa serta mengingatkan mereka bahwa dengan sering berlatih, mereka semakin bisa mengekspresikan diri lewat gambar. (Mengkomunikasikan)

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

(56)

3. Melakukan penilaian hasil belajar

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

5. Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara

membacanya, cara melafalkannya dsb)

6. Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam

berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi

nasehat agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh yang bertindak sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi juga menjadi bahan dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pada akhir kegiatan pembelajaran, dilaksanakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana ketercapaian dari proses pembelajaran yang telah dilakukan dan juga sebagai bahan pertimbangan mengenai hal-hal apa saja yang kurang atau belum sempurna sehingga perlu diperbaiki. Selanjutnya, kegiatan perbaikan itu dilaksanakan dalam kegiatan pada siklus II.

d. Evaluasi Atau Refleksi

(57)

refleksi dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian hasil evaluasi atau refleksi dibutuhkan sebagai bahan untuk menyusun perencanaan pada siklus selanjutnya. 2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan akan dimulai dari :

1. Menkaji secara detail beberapa kendala yang menjadi hambatan dan kurang optimalnya hasil yang dicapai pada siklus I.

2. Menyiapkan perencanaan perbaikan yang diperlukan pada siklus II untuk 2 kali pertemuan.

3. Membuat silabus dan menyusun RPP model pembelajaran picture and picture dengan pendekatan saintific (mengamati, menanya, mengasosiasi/mengeksplorasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan).

4. Menyiapkan alat peraga dan alat bantu pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas.

5. Membuat lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang teah dicapai.

6. Menyiapkan rubrik penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

(58)

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah melakukan perencanaan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II, diadakan tindakan yang merupakan perbaiakan dari yang sudah dilaksanakan pada siklus I. Perbaikan pada siklus II ini merupakan kegiatan mengelola proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu picture and picture. Hal-hal berupa kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I menjadi perhatian utama dengan tidak mengesampingkan hal-hal yang sudah dinilai baik. Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II, sebagai berikut :

Kegiatan pertemuan 1 siklus II: a. pendahuluan

1. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

3. Mengajak berdinamika dengan tepuk semangat.

4. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan inti

Sarapan Pagi

1. Guru membuka pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan doa. (Mengkomunikasikan)

(59)

3. Guru mengajak siswa untuk mengamati langit di pagi hari dan mendiskusikannya di kelas. (Mengamati)

4. Guru menjelaskan bahwa udara pagi hari terasa segar, matahari terasa hangat, dan langit cerah. Matahari, langit, dan udara adalah karunia Tuhan. Tuhan menciptakan matahari sehingga pohon bias tumbuh di bumi. Semua makanan yang kita makan berasal dari bumi. Kita harus selalu bersyukur atas karunia Tuhan yang tak ternilai ini. (Mengasosiasi)

5. Guru bertanya: (Menanya)

- Siapa yang sudah sarapan pagi ini? (Menanya)

6. Siswa berbagi pengalaman tentang

- Menu sarapan pagi mereka.

- Apa yang mereka rasakan bila tidak sarapan.

- Mengapa mereka harus sarapan. (Mengekplorasi)

7. Guru menjelaskan bahwa makanan dapat membuat tubuh sehat dan kuat. Dalam makanan, ada zat-zat yang baik untuk tubuh. Nasi memberi tenaga untuk manusia; tempe, tahu, dan susu baik untuk pertumbuhan tubuh; buah dan sayur baik untuk melawan penyakit, dan sebagainya. (Mengkomunikasikan)

8. Siswa membaca teks bacaan dari buku siswa dengan bimbingan guru. (Mengasosiasi)

(60)

10. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai isi bacaan dan menuliskannya di buku siswa. (Menanya)

11. Guru mengingatkan siswa untuk selalu mensyukuri karunia Tuhan yang telah menciptakan aneka bahan makanan.

(Mengkomunikasikan)

Mewawancarai Teman tentang Kebiasaan Sarapan Pagi

12. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kebiasaan sarapan pagi. (Menanya)

13. Siswa berbagi pengalaman tentang kebiasaan sarapan pagi. (Mengekplorasi)

14. Guru menjelaskan bahwa sarapan pagi baik untuk kesehatan. (Mengasosiasi)

15. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa setiap daerah memiliki menu sarapan yang khas. (Mengamati)

16. Siswa menyebutkan beberapa menu sarapan yang mereka ketahui.

(Mengekplorasi)

17. Siswa membentuk kelompok terdiri dari 5 orang lalu melakukan

wawancara secara bergantian tentang kebiasaan sarapan pagi. (Mengekplorasi)

18. Siswa menanyakan temannya apakah selalu sarapan pagi, kadang-kadang, atau tidak pernah. (Menanya)

(61)

20. Siswa menghitung jumlah anak pada tabel hasil wawancara. (Mengekplorasi)

21. Siswa membuat grafik gambar (piktograf) berdasarkan data hasil wawancara. (Mengekplorasi)

22. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

(Mengekplorasi)

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

3. Melakukan penilaian hasil belajar

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

5. Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara membacanya, cara melafalkannya dsb)

6. Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam

berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi

nasehat agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan

Kegiatan pertemuan 2 siklus II :

a. Pendahuluan

(62)

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

3. Mengajak berdinamika dengan tepuk semangat

4. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

b. Kegiatan inti

Mempraktikkan Jalan Cepat pada Pagi Hari

1. Siswa bercerita tentang bagaimana mereka datang ke sekolah (diantar, berangkat sendiri, bersama teman, berjalan kaki, berjalan sambil berlari, naik sepeda, dan lain-lain). (Mengekplorasi)

2. Siswa menceritakan jarak antara rumah mereka dengan sekolah. (Mengekplorasi)

3. Siswa membaca nyaring teks pada buku siswa dengan mengikuti guru. (Mengekplorasi)

4. Siswa mengamati dan menjawab pertanyaan sesuai isi cerita. (Mengamati)

5. Siswa berdiskusi mengenai perbedaan antara berjalan dan berlari. (Mengekplorasi)

6. Siswa memperhatikan contoh dan penjelasan guru tentang gerak jalan biasa, jalan lambat, jalan cepat, dan berlari. (Mengamati)

(63)

8. Guru menilai kemampuan gerak siswa satu per satu. (Mengasosiasi)

9. Guru mengapresiasi siswa atas kesungguhan mereka mengikuti kegiatan. (Mengasosiasi)

10. Siswa melakukan refleksi kegiatan dengan arahan guru. (Mengasosiasi)

11. Guru juga mengingatkan siswa untuk bersyukur, saling membantu serta

menghargai satu sama lain. (Mengkomunikasikan)

Menentukan Waktu Lebih Lama dan Lebih Singkat

12. Guru menanyakan kembali kepada siswa tentang bermacam cara

mereka berangkat ke sekolah. (Menanya)

13. Siswa membandingkan mana yang lebih cepat dan yang lebih lambat

jika berangkat sekolah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. (Mengekplorasi)

14.Kemudian, siswa secara bergantian memberikan contoh perbandingan lama antara dua kegiatan. (Mengekplorasi)

15. Siswa mengerjakan latihan yang tertera di buku siswa tentang lebih

lama dan lebih cepat. (Mengasosiasi)

16. Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan gambar-gambar tersebut.

(Mengekplorasi)

17. Guru menjelaskan bahwa waktu harus dimanfaatkan untuk melakukan

hal-hal yang baik. (Mengkomunikasikan)

18. Guru memberi penguatan pentingya mengatur kegiatan dengan

(64)

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

3. Melakukan penilaian hasil belajar

4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing -masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

5. Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara membacanya, cara melafalkannya dsb)

6. Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam

berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi nasehat

agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan.

7. Menertibkan siswa saat bersalaman dan berpamitan untuk pulang.

c. Observasi

(65)

d. Evaluasi Atau Refleksi

(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas 1 SDS Tri Sukses Kecamatan Natar Kabupaten Lampung selatan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada Siklus I pertemuan 1 rata-rata aktivitas belajar siswa 66 %. Siklus I pertemuan 2 rata-rata aktivitas belajar

siswa meningkat menjadi 76 %. Selanjutnya, pada siklus II pertemuan 1

rata-rata aktivitas belajar siswa 84 % dan pada siklus II pertemuan 2 rata-rata-rata-rata

aktivitas belajar siswa meningkat lagi menjadi 90 %.

2. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Dari hasil tes pengetahuan siswa siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata 60,2 dan pada siklus I pertemuan 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 66,96. Kemudian pada siklus II pertemuan 1 rata-rata nilai 74,52 dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 80,16.

B. Saran 1. Siswa

(67)

baik dari aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang maksimal.

2. Guru

Supaya lebih berani berinovasi dalam menerapkan model pembelajaran yang menarik dan kreatif dalam mengelola pembelajaran yang menyenangkan sehingga merangsang siswa semangat belajar.

3. Sekolah

Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan proses belajat aktif, inovatif dan menyenangkan sangat dibutuhkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang menunjang.

4. Peneliti

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture tema “Kegiatanku” subtema “Kegiatan pagi hari”

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. 2006.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Renika Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Dinn Wayuddin. 2008.Pengantar Pendidikan. Universitas Terbuka. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta. Jakarta.

Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Heinich, et. al. 1996.Instructional Media and Technologies for Learning.New Jersey: Prentice Hakk, Englewood Chiffs.

Kardi dan Nur. 2000.Guru Profesional. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lefracois. 1985.The Theory of Learning. Gramedia. Jakarta.

Miftahul Huda. 2010.Model-Model Pembelajaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Moedjiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mohammad Nur. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Rineka Cipta. Jakarta.

Mulyono. 2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Renika Cipta. Jakarta.

Oemar, Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Sadirman, Arif S. 1996. Media Pendidikan. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Sardiman. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan. Bumi Aksara. Jakarta.

Siddiq M. Djuahar dkk. 2009.Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta. Soedijanto. 1997. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka.

(69)

Universitas Lampung.2012.Format Penulisan Karya Ilmiah.Universitas Lampung.Bandar Lampung

Usman, dan Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Gambar

TabelHalaman
GambarHalaman
GrafikHalaman
Gambar  – gambar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karuniaNya peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kepuasan Pelanggan

The present study aimed at evaluating the effect of replacing fish meal with SBM on growth, feed utilization and carcass composition of cuneate drum reared in net pens.. Material

Perbedaan nilai ay dari hasil perhitungan pacta teras berbahan bakar silisida clan oksida menunjukkan bahwa dari harga koefisien reaktivitas void teras berbahan bakar silisida

Hasil dari penulisan ini, menunjukan bahwa subyek mampu menerima dirinya dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya pemahaman tentang diri sendiri dan mengenali apa

pengelolaan pembangunan nasional dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah guna mempercepat peningkatan kesejahteraan.. rakyat, dengan ini

Pembahasan penelitian ini mengenai peran pemuda dalam mengidentifikasi pengaruh keberadaan anak muda dengan adanya tempat pariwisata di kawasan pedesaan terhadap

Mutasi kepegawaian Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada perguruan tinggi swasta ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan peraturan

Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi 8 Monitoring siswa praktek.. kerja industri di Dunia Usaha