ABSTRACT
THE EFFECT OF BIOFLOC ON CARP LARVAE(Cyprinus carpio) SURVIVAL RATE
By
Restu Annisa
The aim of this study was to analyze the effect of biofloc on carp larvae (Cyprinus carpio) survival rate. The research was conducted on October until December 2015 in Fishery Laboratory, Aquaculture Department, Agriculture Faculty, Lampung University. The used experimental design was completely randomized design with 3 treatments and 3 replicates: A (biofloc 36 ml/day), B (biofloc 60 ml/day), C (biofloc 84 ml/day). The research used aquarium of 20 x 20 x 30 cm3. The tested animals were carp larvae day 5. The stocking density was 36 larvae per aquarium. The feeding frequency was done in 3 stages, day 1 to day 2, 12 times a day, treatment A (3 ml), B (5 ml) and C (7 ml). Day 3 to day 6, 6 times a day with the addition of biofloc, the volume becomes doubled, A (6 ml), B (10 ml), C (14 ml) and day 7 to day 20, four times a day with the addition of biofloc, the volume becomes tripled, A (9 ml), B (15 ml), C (21 ml ). The results showed that the survival rate of carp larvae were significantly different (P <0.05). The biofloc with volume 60 ml/day gives the best effect with survival rate 70%.
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN BIOFLOK TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Oleh
Restu Annisa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian bioflok terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2015 di Laboratorium Perikanan, Program Studi Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu: A (bioflok 36 ml/hari), B (bioflok 60 ml/hari), C (bioflok 84 ml/hari). Akuarium yang digunakan berukuran 20 x 20 x 30 cm3. Hewan uji yang digunakan yaitu larva ikan mas berumur lima hari. Padat penebaran larva ikan mas pada penelitian ini yaitu 36 ekor/akuarium. Frekuensi pemberian pakan dilakukan dalam tiga tahap yaitu hari ke-1 sampai ke-2, 12 kali sehari, yaitu perlakuan A (3 ml), B (5 ml) and C (7 ml). Hari ke-3 sampai ke-6, 6 kali sehari dengan penambahan bioflok, volume menjadi dua kali lipat, A (6 ml), B (10 ml), C (14 ml) dan hari ke-7 sampai ke-20, sebanyak 4 kali sehari dengan penambahan bioflok, volume menjadi tiga kali lipat, A (9 ml), B (15 ml), C (21 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas berbeda nyata (P<0,05). Pemberian bioflok dengan volume 60 ml/hari memberikan pengaruh terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup 70%.
PENGARUH PEMBERIAN BIOFLOK TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Skripsi
Oleh RESTU ANNISA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE EFFECT OF BIOFLOC ON CARP LARVAE(Cyprinus carpio) SURVIVAL RATE
By
Restu Annisa
The aim of this study was to analyze the effect of biofloc on carp larvae (Cyprinus carpio) survival rate. The research was conducted on October until December 2015 in Fishery Laboratory, Aquaculture Department, Agriculture Faculty, Lampung University. The used experimental design was completely randomized design with 3 treatments and 3 replicates: A (biofloc 36 ml/day), B (biofloc 60 ml/day), C (biofloc 84 ml/day). The research used aquarium of 20 x 20 x 30 cm3. The tested animals were carp larvae day 5. The stocking density was 36 larvae per aquarium. The feeding frequency was done in 3 stages, day 1 to day 2, 12 times a day, treatment A (3 ml), B (5 ml) and C (7 ml). Day 3 to day 6, 6 times a day with the addition of biofloc, the volume becomes doubled, A (6 ml), B (10 ml), C (14 ml) and day 7 to day 20, four times a day with the addition of biofloc, the volume becomes tripled, A (9 ml), B (15 ml), C (21 ml ). The results showed that the survival rate of carp larvae were significantly different (P <0.05). The biofloc with volume 60 ml/day gives the best effect with survival rate 70%.
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN BIOFLOK TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Oleh
Restu Annisa
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian bioflok terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2015 di Laboratorium Perikanan, Program Studi Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu: A (bioflok 36 ml/hari), B (bioflok 60 ml/hari), C (bioflok 84 ml/hari). Akuarium yang digunakan berukuran 20 x 20 x 30 cm3. Hewan uji yang digunakan yaitu larva ikan mas berumur lima hari. Padat penebaran larva ikan mas pada penelitian ini yaitu 36 ekor/akuarium. Frekuensi pemberian pakan dilakukan dalam tiga tahap yaitu hari ke-1 sampai ke-2, 12 kali sehari, yaitu perlakuan A (3 ml), B (5 ml) and C (7 ml). Hari ke-3 sampai ke-6, 6 kali sehari dengan penambahan bioflok, volume menjadi dua kali lipat, A (6 ml), B (10 ml), C (14 ml) dan hari ke-7 sampai ke-20, sebanyak 4 kali sehari dengan penambahan bioflok, volume menjadi tiga kali lipat, A (9 ml), B (15 ml), C (21 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas berbeda nyata (P<0,05). Pemberian bioflok dengan volume 60 ml/hari memberikan pengaruh terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup 70%.
PENGARUH PEMBERIAN BIOFLOK TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Oleh
RESTU ANNISA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN
Pada
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Lampung pada
tanggal 04 Januari 1993 sebagai anak bungsu dari pasangan
Bapak Momon Saputra dan Ibu Muisah.
Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Bumi
Waras Teluk Betung Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 03 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun
2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 03 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2011. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
jenjang S1 di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian (FP) Universitas
Lampung pada tahun 2011 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun 2016.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan UNILA (HIDRILA) sebagai anggota bidang Kerohanian pada
periode 2012/2013 sampai periode 2013/2014. Penulis melaksanakan Praktik
Umum di Dunia Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur dengan
judul “Pembenihan Ikan Maanvis (Pterophyllum scalare) di Dunia Air Tawar
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur” pada tahun 2014. Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa
Batu Patah, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus pada tahun
2015.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Manajemen Kualitas
Air pada tahun 2013/2014. Penulis melaksanakan penelitian akhir di
Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
dengan judul“Pengaruh Pemberian Bioflok Terhadap Tingkat Kelangsungan
Dengan penuh rasa syukur kepada
Allah SWT yang telah mengabulkan
doa dan harapan-harapan kedua orang
tuaku, Kupersembahkan karya ini
untuk kedua orang tuaku tersayang,
kakak-kakak, dan keluargaku yang
selalu memberikan kasih sayang dan
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka
apabila kamu selesai (dari satu pekerjaan), lakukanlah dengan
sungguh-sungguh (pekerjaan) yang lain
QS. Al Insyirah:6-7
No matter how sad or depressed today, tomorrow is a
different start
LJH
However difficult life may seem, there is always something
you can do and succeed at.
Stephen Hawking
The thornbush is the old obstacle in the road. It must catch
fire if you want to go further.
Franz Kafka
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Bioflok Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan mas (Cyprinus carpio)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Perikanan (S.Pi.) pada Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Berta Putri, S. Si., M. Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan
meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan,
masukan berupa kritik dan saran selama penelitian hingga penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Henni Wijayanti Maharani, S. Pi., M.Si., selaku Pembimbing II dan
sebagai Pembimbing Akademik atas kesediaan meluangkan waktu dan
kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan, masukan berupa kritik
dan saran selama penelitian hingga penyelesaian skripsi.
4. Bapak Dr. Supono, S. Pi., M .Si. selaku penguji yang telah memberikan
masukan berupa kritik dan saran dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi.
5. Seluruh dosen dan staf jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung yang
telah memberikan pengetahuan dan pengalaman selama penulis menuntut
6. Kedua orang tua tercinta, Mama (Momon Saputra) dan Ibu (Muisah), serta
Kakak-kakak tersayang, A diri, Ce Tati, A Nana, Mba Lis, Ce Dadah, Ka
Ferry, Ce Ea, Ce Lina, Ka Sirad, A Waung, A Wawan, Ce Maya, Ce Yayah
yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan
dukungan serta doa yang tak henti-hentinya untuk penulis.
7. Sepupu-sepupuku, Aan, Adit, Ayu, Bella, Dinda, Kiki, Osa, dan Zaza atas
kasih sayang, doa dan motivasinya.
8. Sahabat seperjuangan, Garin Fatayanti dan Putri Endang yang telah
berjuang bersama dan membantu dalam menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi.
9. Sahabat-sahabat terbaik, Swarna Novianti, Rizky Alfiany dan Diena Puspita
Sari atas bantuan, dukungan, saran dan motivasi yang diberikan kepada
penulis.
10. Sahabat-sahabat, Miranda Poetri, Nur Azizah Aziz, Anita Sofiranika dan
Ade Ayu Winanda yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi dan
bantuan kepada penulis.
11. Teman-teman terbaik, Indah Wahyuningtias, Benedikta Erlinda, Mbok
Martini, Warih Prastiwi, Elsa Puspita, Mbak Melisha, Utami Wijaya,
Melinda Oktafiani, Anggun Savitri, Septi Malidda, Cindy Ria Nuari,
Ahadiftita Hafsha, Ahmad Mustawa, Widi Indra, Tina Purnamasari,
Bestania Putri, Ristiani, Sulvina, Nurhasanah, Dhanny Darmawan, Dimas
Rizki, Acib Saputra, Moly Dian, Rizka Dian dan Yola Afrina atas perhatian,
dukungan, semangat dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
12. Teman-Teman satu angkatan 2011, Senior-senior angkatan 2010, 2009 serta
adik-adik Budidaya Perairan angkatan 2012, 2013 yang tak terlupakan
kebersamaannya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan
ii Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 20 April 2016
i
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 6
2.2 Alat dan Bahan Penelitian... 6
2.3 Rancangan Percobaan ... 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10
3.1 Kelangsungan Hidup Larva Ikan Mas ... 10
3.2 Parameter Kualitas Air Akuarium Larva Ikan Mas... 15
3.2.1 Oksigen Terlarut (DO)... 15
3.2.2 Derajat Keasaman (pH) ... 17
ii DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka pikir penelitian... 4
2. Data populasi larva ikan mas selama pemeliharaan... 10
3. Persentase tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas ... 11
4. Konsentrasi oksigen terlarut (DO) selama pemeliharaan... 16
iii DAFTAR TABEL
Tabel halaman
vii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Pengamatan Bioflok Hari Ke-10 dibawah Mikroskop... 22
2. Kondisi Akuarium Pemeliharaan pada Semua Perlakuan... 23
3. Proses Pemeliharaan Ikan Uji Selama Pemeliharaan... 24
4. Perhitungan Statistik Persentase Kelangsungan Hidup/Survival Rate(SR) Larva Ikan Mas(Cyprinus carpio)... 25
5. Tata Letak Akuarium Selama Pemeliharaan... 28
6. Data Kualitas Air Selama Pemeliharaan ... 29
1
pembesaran maupun pembenihan. Kegiatan budidaya pembenihan ikan mas,
memiliki permasalahan seperti tingginya mortalitas. Hal tersebut dapat disebabkan
karena fase larva merupakan fase kritis dimana pada fase ini, larva ikan mas
mengalami proses pergantian fase endogenous (asupan makanan berasal dari kuning telur) menjadi fase exogenous (asupan makanan berasal dari luar) (Wang et al.,
2009).
Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya pembenihan adalah mengetahui
tingkah laku larva, ukuran bukaan mulut, dan kualitas pakan. Kualitas pakan dapat
mengurangi tingginya mortalitas dan meningkatkan pertumbuhan (Yousefian et al.,
2013). Menurut Peteri (2006), larva ikan mas memakan plankton dan pakan alami
lain yang berukuran 150-180 µm. Larva ikan mas dapat memakan pakan buatan (300
µm) (Dabrowski & Bardega, 1984) namun pada tingkat pemberian yang tinggi
(Jeckie et al., 2012). Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kualitas air yaitu meningkatkan kandungan amoniak akibat penumpukan pakan yang tak
termanfaatkan.
Sistem budidaya ramah lingkungan seperti teknologi bioflok dapat diaplikasikan
sebagai pakan alternatif bagi larva ikan mas. Teknologi bioflok adalah sistem
budidaya efisien karena nutrien dapat terus diproduksi dan digunakan kembali
(Emerenciano et al., 2013) serta dapat meningkatkan kualitas air (Ekasari, 2009). Bioflok merupakan komunitas mikroba yang terdiri atas bakteria, protozoa dan
2 2012) dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan (Azim dan Little, 2008) bagi larva ikan
mas.
Mikroorganisme dalam bioflok memiliki dua peran penting yaitu dapat menjaga
kualitas air, dengan mengubah kandungan nitrogen menjadi protein bakteri dan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi sehingga dapat mengurangi konversi biaya
pakan (Emerenciano et al., 2013). Menurut Ju et al., (2008), bioflok yang didominasi oleh bakteri dan mikroalga hijau memiliki kandungan protein 38 dan 42%. Bioflok
mengandung sejumlah asam amino methionine, vitamin, mineral dan enzim yang
dapat membantu proses pencernaan pakan (Rangka dan Gunarto, 2012) bagi larva ikan mas yang organ pencernaannya masih mengalami perkembangan (Wang et al.,
2009). Pemberian bioflok sebagai pakan diharapkan dapat meningkatkan
kelangsungan hidup larva ikan mas.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian
bioflok terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas (Cyprinus carpio).
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan
pembudidaya tentang pengaruh pemberian bioflok terhadap tingkat kelangsungan
hidup larva ikan mas (Cyprinus carpio).
1.4 Kerangka Pikir
Kegiatan budidaya pembenihan merupakan fase kritis dalam produksi budidaya.
Hal terpenting dalam budidaya pembenihan adalah mempersiapkan pakan yang
mudah dikonsumsi dan dicerna bagi larva serta memiliki kualitas yang baik (Kim,
1996). Pakan awal bagi larva sangat menentukan keberhasilan budidaya pembenihan
ikan mas yang membutuhkan pakan tertentu untuk pertumbuhan optimal. Pakan
3 Menurut Sedwick (1990), larva ikan golongan Cyprinidae membutuhkan protein
lebih dari 50 % untuk pertumbuhan yang optimal.
Teknologi bioflok dapat diaplikasikan sebagai pakan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi larva ikan mas. Prinsip teknologi bioflok yaitu dengan
menumbuhkan mikroorganisme dalam air (Emerenciano et al., 2013) dengan bantuan bakteri aktivator. Bakteri tersebut akan berkembang pesat apabila dilakukan
penambahan sumber karbon (Rangka dan Gunarto, 2012). Sumber karbon dapat
berupa gula pasir atau molase (Samocha et al., 2007). Bioflok dapat terbentuk apabila rasio C/N pada air > 10 : 1 (Emerenciano et al., 2012). Bakteri dalam air akan memanfaatkan N anorganik berupa ammonia dalam air kemudian akan disentesa
menjadi protein bakteri dan sel tunggal protein yang dapat digunakan sebagai sumber
pakan (Rangka dan Gunarto, 2012) bagi larva ikan mas.
Bioflok tersusun atas protozoa, bakteria, mikroalga, zooplankton dan
mikroorganisme lainnya (Crab et al., 2009). Menurut Peteri (2006) larva ikan mas memakan plankton dan pakan alami lain, sehingga larva ikan mas dapat
memanfaatkan bioflok sebagai pakan alami. Pemberian bioflok diharapkan dapat
meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan mas. Berdasarkan uraian tersebut,
4 Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Kelangsungan Hidup Larva
Ikan Mas Bakteri
Sumber Nutrisi Terbentuk Bioflok Kebutuhan Nutrisi
5 1.5 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H0 = 0 : Pemberian bioflok tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kelangsungan
hidup larva ikan mas
H1 ≠ 0 : Pemberian bioflok memiliki pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup
6
II. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2015, bertempat di
Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium ukuran 20 x 30 x 30
cm3 sebanyak 9 buah dilengkapi instalasi aerasi, termometer, DO-meter, pH-meter, selang sifon, Imhoff Cone, Spektrofotometer, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan mas (Cyprinus carpio) berumur lima hari sebanyak 324 ekor, bioflok, bakteri aktivator (EM4), gula pasir, dan pakan ikan
(pelet).
2.3 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dimana terdiri atas tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan. Adapun
perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Perlakuan A pemberian bioflok sebanyak 36 ml/hari
2. Perlakuan B pemberianbioflok sebanyak 60 ml/hari
7 2.4 Pelaksanaan Penelitian
2.4.1 Pembuatan Bioflok
Pembuatan bioflok menggunakan C/N rasio 20. Tahap pertama dalam
pembuatan bioflok yaitu dengan mendiamkan pakan yaitu dengan mencampurkan
pakan 15 gram dengan 30 ml air ke dalam wadah terbuka dan didiamkan selama 2
hari. Tahap selanjutnya yaitu mempersiapkan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm,
akuarium dicuci hingga bersih dan diisi air dengan volume 30 liter lalu diberi aerasi
dan didiamkan selama 24 jam sebelum dimasukkan bahan-bahan pembentuk bioflok.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut yang ada
dalam media pembuatan bioflok. Bahan-bahan pembentuk bioflok seperti pakan yang
telah didiamkan, gula pasir dengan komposisi 14,72 gram dan bakteri aktivator (EM4)
sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam akuarium. Bioflok mulai terbentuk pada hari
ke-10 dan diberikan kepada larva ikan mas. Bioflok yang telah terbentuk diamati
dibawah mikroskop dan dapat dilihat pada (Lampiran 1).
2.4.2 Persiapan Wadah
Akuarium yang digunakan berukuran 20 x 30 x 30 cm3 sebanyak 9 buah. Akuarium dibersihkan dan diisi air dengan ketinggian air 20 cm dengan volume air
12 liter. Kemudian masing-masing akuarium diberi aerasi.
2.4.3 Penebaran Larva
Larva ikan mas (Cyprinus carpio) yang digunakan berumur lima hari. Larva ikan mas yang digunakan berasal dari indukan yang sama dan didapatkan dari
pembudidaya di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Penebaran larva
dilakukan melalui proses aklimatisasi terlebih dahulu agar larva dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru. Padat tebar larva ikan mas adalah 3 ekor/liter (36
ekor/akuarium). Hal tersebut mengacu pada penelitian Shaheen et al., (2011), yang menggunakan jumlah padat tebar larva ikan mas sebanyak 7000 ekor larva/2047 liter
8 2.4.4 Pemeliharaan Ikan Uji
Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 20 hari. Prosedur pemeliharaan ikan
uji yaitu ikan uji ditebar ke dalam akuarium dengan padat tebar 36 ekor/akuarium.
Bioflok diberikan dalam tiga tahap, pada hari ke-1 sampai ke-2 dilakukan frekuensi 2
jam sekali (pukul 18.00, 20.00, 22.00, 00.00, 02.00, 04.00, 06,00, 08.00, 10.00, 12.00,
14.00, dan 16.00 WIB) dengan pemberian bioflok pada perlakuan A (3 ml), B (5 ml)
dan C (7 ml).
Frekuensi pemberian bioflok pada hari ke-3 sampai ke-6 dilakukan 4 jam
sekali dengan pemberian bioflok menjadi dua kali lipat yaitu perlakuan A (6 ml), B
(10 ml), C (14 ml) dengan jadwal pemberian pakan (pukul 18.00, 22.00, 02.00, 06.00,
10.00, dan 02.00 WIB). Frekuensi pemberian bioflok pada hari ke-7 sampai ke-20
dilakukan 6 jam sekali dengan pemberian bioflok menjadi tiga kali lipat yaitu pada
perlakuan A (9 ml), B (15 ml), C (21 ml) dengan jadwal pemberian pakan (pukul
18.00, 00.00, 06.00 dan 12.00 WIB).
Pemberian bioflok dilakukan dengan cara menyifon bioflok menggunakan
selang sifon yang kemudian dimasukan ke dalam Imhoff Cone. Bioflok tersebut diendapkan selama 10 menit, lalu diberikan pada larva ikan mas sesuai dengan
perlakuan. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas dilakukan setiap
hari. Adapun gambar kondisi masing-masing akuarium pada saat pemeliharaan dapat
dilihat pada (Lampiran 2) dan proses pemeliharaan ikan uji dapat dilihat pada
(Lampiran 3).
2.5 Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, pH, DO dan amoniak.
Pengukuran suhu dan pH dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari (pukul 06.00
WIB) dan sore hari (pukul 18.00 WIB). Pengukuran DO dilakukan dua hari sekali,
yaitu pada pagi hari (06.00 WIB). Pengukuran amoniak dilakukan sebanyak empat
kali selama pemeliharaan berlangsung, yaitu pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14 dan
9 SR = ��
��x 100 % 2.6 Pengambilan Data
2.6.1 Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie,
2002) :
Keterangan :
SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt : Jumlah larva ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No : Jumlah larva ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
2.7 Analisis Data
Variansi data penelitian berupa tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas
(Cyprinus carpio) selama pemeliharaan diuji normalitas dan diuji homogenitas terlebih dahulu menggunakan uji kolmogrov dan uji Levene. Data yang berdistribusi
normal dan homogen selanjutnya diuji menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui
perbedaan setiap perlakuan. Perlakuan yang berbeda selanjutnya diuji menggunakan
uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan selang kepercayaan 95 % untuk
21 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pemberian bioflok dalam jumlah berbeda berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan
hidup larva ikan mas. Pemberian bioflok sebanyak 60 ml/hari menghasilkan
kelangsungan hidup sebesar 70 %.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh
pemberian bioflok pada pertumbuhan larva ikan mas sampai dengan berukuran benih
serta ketahanan larva ikan mas terhadap penyakit dengan konsentrasi bioflok lebih
DAFTAR PUSTAKA
Avnimcleeh, Y. 2007. Feeding with Microbial Flocs by Tilapia in Minimal Discharge Bio-flocs Technology Ponds.Aquaculture264,140-147.
Azim, M. E. and D. C. Little. 2008. The biofloc technology (BFT) in indoor tanks: Water quality, biofloc composition, and growth and welfare of Nile tilapia (Oreochromis niloticus).Aquaculture283:29–35.
Bachtiar, Y. (2003). Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Tim Lentera. Agromedia Pustaka. Bogor. Hal. 5,6,7,8,38,39.
Cholik, F., Artati dan R. Arifudin. 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. INFIS Manual Seri nomor 26. Dirjen Perikanan. Jakarta. 52 hal.
Crab, R., Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. Bossier, and W. Verstraete. 2009. Nitrogen Removal Techniques In Aquaculture for a Sustainable Production.
Aquaculture. 270: 1-14.
Dabrowski, H., C. Grudniewski and K. Dabrowski. 1979. Artificial Diets for Common Carp: Effect of the Addition of Enzyme Extracts. Prog. Fish. Cult.,
41, (4), 196-200.
Dabrowski, K., and R. Bardega. 1984. Mouth Size and Recommendation of Feed Size Preferences in Three Cyprinid Fish. Aquaculture, 40, 41-46.
Defoirdt, T., D. Halet, H. Vervaeren, N. Boon, T. Van de Wiele, P. Sorgeloos, P. Bossier, and W. Verstraete. 2007. The Bacterial Storage Compound of Poly-b-Hydrobutyrate Protects Artemia fransiseana from Pathogenic Vibrio campbellii.Environ. Microbiol. 9 (2), 445-452.
Dvimurti, N. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami Bioflok sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Aeromonas Hydrophila pada Benih Ikan Mas Koki. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.Skripsi.
Effendi, I. Widanarni dan D. Augustine. 2003. Perkembangan Enzim Pencernaan Ikan Patin, Pangasius hypophthalmus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Institut Pertanian Bogor, Indonesia.
Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air:Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.Kanisius. Yogyakarta.
Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Utama. Bogor.
Ekasari. J. 2009. Teknologi Biotlok: Teori dan Aplikasi dalam Perikanan Budidaya Sistem Intensif.Jumal Akuakultur Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
El-Hakim A. E. E. 2009. Effect of Temperature on Hatvhing and Larval Development and Mucin Secretion in Common Carp, Cyprinus Carpio (Linnaeus, 1758). National Institute of Oceanography and Fishery, Anfoushy, Alexandria, Egypt.Global veterania. 3 (2) : 80-90.
Emerenciano M, E. L. C. Ballester, R. O. Cavalli, and W. Wasielesky. 2012. Biofloc technology application as a food source in a limited water exchange nursery system for pink shrimp Farfantepenaeus brasiliensis (Latreille, 1817). Aquac Res43:447-457.
Emerenciano, M., G. Gaxiola and G. Cuzon. 2013. Biofloc Technology (BFT): A Review for Aquaculture Application and Animal Food Industry.FAO paper.
Flajšhans M. and G. Hulata. 2007. Common carp – Cyprinus carpio. Gen
Impact-Evaluation of Genetic Impact of Aquaculture Activities on Native Populations. Gen Impact Final Scientific Report. 176 p.
Hofer, R. and A. N. Uddin. 1985. Digestive Processes during the Development of Roach,Rutilus rutilusL.J. Fish Biol., 26: 683-689.
Jelkié, D., A. Opacak, Stevié, S. Ozimec, J. Jug-Dujakovié, and R. Safner. 2012. Rearing Carp Larvae (Cyprinus carpio) in Closed Recirculatory System (RAS).Original Scientific Paper. 9-17.
Ju Y. Z. Ian F., L. Conquest., W. Dominy., W. C. Kuo., and F. D. Horgen. 2008. Determination of Microbial Community Structures of Shrimp Floc Cultures by Biomarkers and Analysis of Floc Amino Acid Profiles. Aquaculture Research. 39 : 118-133.
Kelabora, D.M. 2009. Pengaruh Suhu terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Mas(Cyprinus carpio). Berkala Perikanan Terubuk. 38 (1) : 71-81.
Kim J., K. G. Massee and W.H. Hardy. 1996. Adult artemia as food for first feeding Coho salmon(Onchorhynchus kisutch). Aquaculture,144: 217-226.
Koltai, T., C. Hanez, I. Magyary, and P. Horn. 2002. Studies on the Effect of Nitrate Selective Resin on the Water Quality and Growth Rate of Common Carp (Cyprinus carpio L.) Reared in Recirculating System. Acta Agraria Kaposvariensis. 6 : 277-283.
Kordi, M. G. H. K dan A. B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan.PT Rineka Cipta. Jakarta.
Lingga, P. 1985. Ikan Mas dalam Kolam Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 hal.
Mara, D. 2004. Domestic waste water treatment in developing countries. Earthscan.
UK. 293p.
McIntosh, R. P. 2001. Changing Paradigms in Shrimp Farming: Estabisment of Heterotrophic Bacterial Communities.Global Aquaculture Alliance.
Oktafiani, M. 2015. Tepung Bioflok sebagai Agen Imunostimulan pada Sistem Pertahanan Non Spesifik Ikan Lele Sangkuriang(Clarias gariepinus). Skripsi. Budidaya Perairan, Universitas Lampung.
Peteri, A. 2006. Inland Water Resources and Aquacultures Service (FIRI). Cultured Aquatic Species Information Programme–Cyrpinus carpio. Cultured Aquatic Species Fact sheets. FAO–Rome.
Rangka, N. A. dan Gunarto. 2012. Pengaruh Penumbuhan Bioflok Pada Budidaya Udang Vaname Pola Intensif di Tambak. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 4 (2) : 141-149.
Saanin, H. 1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.Bina Cipta. Jakarta.
Sakkaravarthi, K. 2015. Determination of Effective Microbial Community for Biofloc Shrimp Culture System. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies.Marine Biology, Annamalai University, India.
Samocha, T. M., S. Patnaik, M. Speed., A. M. Ali, J. M. Burger, R. V. Almeida, Z. Ayub, M. Harisanto, A. Horowitz, and D. L. Brock. 2007. Use of molasses as Carbon Source in Limited Discharge Nursery and Grow Out Systems For
Sedwick S. D. 1990. Trout farming handbook, 5 ed. Fishing News Book. Pp. 101-113.
Shaheen T., I. Javed, K. Manawar, and A. Tanveer Akhtar. 2011. Induced Spawning and Larval Rearing of Cyprinus carpio on Three Different Feeds. Fish Seed Hatchery, Satyana Road, Pakistan. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences.11 : 469-472.
Stroband, H. W. J. and K. R. Dabrowski. 1984. Morphological and Physiological Aspects of the Digestive System and Feeding in Fresh-water Fish Larvae., pp: 355-376. In, M. Fontain (Ed.) La Nutrition des Poisons, CNERNA, Paris.
Supono. 2014. Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan (Buku Ajar).
Bandar Lampung. Universitas Lampung. 109 hal.
Verstraete, W., P. De Schryver, T. Deroirdt, and R. Crab. 2008. Added Value of Microbial Life in Flocs. Presented in World Aquaculture Society Meeting, San Antonio, Texas, USA.
Wang Y. Hu., W. Wang and L. Cao. 2009. Effects on growth and survival of loach
(Misgurnus anguilli caudatus) larvae when co-fed on live and micro particle diets.Aquaculture Research. 40: 385-394.