Desvaliza
ABSTRAK
Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R
Di Bandar Lampung Oleh
Yudi Hendra Utama AR
Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha produsen sebagai penyedia alat pemenuhan kebutuhan bagi konsumen untuk lebih kreatif dan inovatif menghasilkan produk yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang mereka hasilkan. Industri sepeda motor yang semakin berkembang pesat di Indonesia saat ini mengakibatkan permintaan terhadap sepeda motor semakin tinggi. PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki memasarkan produknya di Indonesia meliputi berbagai tipe untuk segmen pasar yang berbeda-beda. Tahun 1997, pasar sepeda motor tipe sportmulai terbentuk. Kawasaki Ninja 150 merupakan perintis pasar sportdi Indonesia.
Yudi Hendra Utama AR
Hipotesis pada penelitian ini adalah kepercayaan merek berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah pengguna sepeda motor merek Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, analisis kualitatif dengan menggunakan skor, dan analisis kuantitatif menggunakan regresi Linier Berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepercayaan merek berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Hasil perhitungan regresi berganda menunjukan bahwa sumbangan kepercayaan merek berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (loyalitas merek) sebesar 52,3%. Sedangkan sisanya sebesar 47,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t dan secara bersama-sama uji f pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5% di peroleh semua kepercayaan merek t
hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil print outternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik bahwa semua variable kepercayaan merek (X) memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150R di Bandar Lampung.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF PRODUCTS AND SERVICES TO CUSTOMER LOYALTY
FRONTLINER SAVINGS BANK SYARIAH MANDIRI IN TULANG BAWANG
By
AHMAD MUZAKKIR
Islamic Bank as set forth in Act No. 10 of 1998, is a General Bank activities provided services in payment traffic. Bank Syariah Mandiri serving society Tulang Bawang since 2010 have to compete directly with its Syariah Bank has opened a branch inTulang Bawang, accounting for commercial banks, the Agency Leasing, as well ascooperatives and BMT who also serve the needs of financial services. The problems that can be addressed is: "what is the quality of products and services to customerloyalty frontliner Savings Bank syariah Mandiri Tulang Bawang?".
Goals to be achieved from this research is to know the influence of the quality of service and product quality Liner Front against customer loyalty savings on BankSyariah Mandiri Tulang Bawang.
Hypothesis used in this study is that the quality of service and product quality Fronliner effect on the loyalty of asabah savings in Bank Syariah Mandiri Tulang Bawang.
Data obtained on Banking Statistics Indonesia Bank Indonesia, published annual report Bank Syariah Mandiri by 2014, as well as questionnaires to 100 clients a SavingsBank Syariah Mandiri in July and August 2014. Analysis of the techniques used in this research are multiple Linear Regression to obtain an overall picture of the relationships between variables tested.
The results showed that statistically variable reliability, responsiveness, assurance, empathy, and the physical evidence did not influence significantly to customer loyalty Savings Bank Syariah Mandiri. It is expected that the research results are of variablequality of referable and guidelines by the company management in the management of the company's operations.
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR KAWASAKI NINJA 150 R
DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
YUDI HENDRA UTAMA AR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Baturaja pada tanggal 1 Januari 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Amroni SY dan Ibu Asnaria.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah, SD Negeri 11 Baturaja OKU (1997-2003), SMP Negeri 20 Lubuk Batang OKU (2003- 2006) dan SMA Negeri 3 Baturaja OKU (2006-2009).
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan ketulusan dan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini untuk Sang Pencipta Allah SWT dan orang-orang yang tak pernah henti memberi dukungan, do’a dan kasih sayang mereka untukku :
Mamah dan Papa tercinta
Adik-adikku tersayang, Fessi Febriyani Rose Mary AR dan Opi Trio Saputra AR Sahabat- sahabat HIMATOL
Sahabat-sahabat yang selalu ku repotkan Seluruh teman-teman Manajemen 2009
MOTTO
Selalu ada harapan, bagi mereka yang berdoa. Selalu ada
jalan, bagi mereka yang meminta.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Pujisyukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan, namun dengan adanya bimbingan, dukungan serta saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembimbing 1 Dan Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, saran dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. IbuRA Fiska Huzaimah, S.E., M.Si.,selaku Pembimbing Akademik selama Penulis menjadi Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.
7. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuan yang diberikan kepada Penulis.
8. Mama dan Papa yang tidak pernah henti memberikan kasih sayang, dukungan dan doa kepadaku, adikku Fessy AR dan Oppi Trio AR atas semangat yang diberikan. 9. Saudara sepupuku Yogi Aditya Nugraha, dan Alvin, terimakasih atas semangat
dan doanya.
10. Ria Zantika yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa serta telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat- sahabatku di HIMATOL, Amos Richard Sitanggang, Lucky Charaka Br, Stevian Mushar, Dea Permana, Randy Adi Nugraha, Erry Yudiman, Richard Susanto, M. Giffary, Rio Bayu Indrawan, dan Sasi Ngati Ningrum atas semua bantuan, nasehat yang diberikan kepada penulis, dan saling memotivasi untuk terus maju menjadi lebih baik.
13. Teman-teman Manajemen Angkatan 2009 yaitu Laurentius Wendi S, Andri Ismawanto,Rofi Zunizar, M. Rizki Ramadhan, Agung Trisetia, Baga Raja guk guk, I Made Jananuraga Yatra, Made Sunada, Agung Rizky, Arbha Febrian, Senopati Raja Partogi, Daniel Yunggo, Gusti Ketut Agung Darmawan, Rudi Irawan, Khairul Fadhli, Ivan Kurnia, Uska Wyanov, Ivandi Hartha, MZ. Jalaludin, Catra Novanda, Boy Rivando, Denny Indrajit, Denmas Pongki, Dedi Wahyudi, Eka Jayanti, Lidya Putri Oktaria , Vina Ariesta, Vicky Esti, Ratih Ancera, Tri Rahayu, Selvy Astuti, Sarrah Annisa, Cathrine Nathania, Annisa Widita, Rosa Satya, Anggraeni, Putri Eka Rahim, Octamelia, Cya Tresia, Gita Prima, Elis Yulianti, Avin Christy, Lupita Caesari, Dewi Marini, Nuzul Inas, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
14. Almamater yang kubanggakan, Universitas Lampung.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, November 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... ... 10
1.3 Masalah ... 10
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10
1.5 Kerangka Pemikiran... 11
1.6 Hipotesis... 13
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produk ... 14
2.1.1. Pengertian Produk ... 14
2.2 Merek ... 15
2.2.1 Definisi Merek ... 15
2.2.2 Manfaat Merek ... 15
2.2.3 Ekuitas Merek ... 16
2.3 Kepercayaan Merek ... 17
2.4 Loyalitas Merek ... 22
2.5 Fungsi Loyalitas Merek... 25
2.6 Penelitian Terdahulu ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 31
3.2 Populasi dan Sampel... 31
3.3 Metode Pengumpulan Data... 32
3.4 Operasional Variabel... 33
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34
3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 35
3.7 Metode Analisis ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 39
4.1.1 Uji Validitas dengan... 39
4.1.2 Uji Reliabilitas ... 40
4.2 Analisis Kualitatif ... 41
4.2.1 Hasil Analisis Variabel Demografi ... 43
4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden... 43
4.3.1 Tanggapan Tentang Kepercayaan Merek (X)... 44
4.3.1.1 Tanggapan Tentang Karakteristik Merek (X1) 44 4.3.1.2 Tanggapan Tentang Karakteristik Perusahaan (X2) ... 47
4.3.1.3 Tanggapan Tentang Karakteristik Merek Pelanggan(X3)... 50
4.3.2 Tanggapan tentang Loyalitas Merek (Y)... 56
4.4 Analisis Kuantitatif ... 59
4.4.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 59
4.4.2 Uji F (Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama) ... 61
4.4.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65
5.2 Saran... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2009-2013 ... 2
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2012 ... 3
Tabel 1.3 Penjualan Sepeda Motor Provinsi Lampung Tahun 2010-2013 .. 8
Tabel 1.4 Penjualan Kawasaki Ninja 150 R Tahun 2009-2013 Di Bandar Lampung ... 9
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 34
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas... 39
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas... 40
Tabel 4.3 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 41
Tabel 4.4 Persentase Berdasarkan Usia Responden... 41
Tabel 4.5 Persentase Berdasarkan Pekerjaan Responden ... 42
Tabel 4.6 Persentase Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan Responden 42 Tabel 4.7 Persentase Berdasarkan Lama Penggunaan ... 43
Tabel 4.8 Hasil Jawaban responden tentang Reputasi Merek... 44
Tabel 4.9 Hasil Jawaban responden tentang Karakteristik Merek... 44
Tabel 4.10 Hasil Jawaban responden tentang Ramalan Merek... 45
Tabel 4.11 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Merek... 46
Tabel 4.12 Hasil Jawaban responden tentang Kepercayaan terhadap Perusahaan... 47
Tabel 4.13 Hasil Jawaban responden tentang Reputasi Perusahaan ... 47
Tabel 4.14 Hasil Jawaban responden tentang Motivasi yang Dirasakan Peruhaan ... 48
Tabel 4.15 Hasil Jawaban responden tentang Integritas Perusahaan ... 48
Tabel 4.16 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Perusahaan (X2) .... 49
Merek ... 50
Tabel 4.18 Hasil Jawaban responden tentang Kegemaran Terhadap Suatu Merek ... 51
Tabel 4.19 Hasil Jawaban responden tentang Pengalaman Merek ... 51
Tabel 4.20 Hasil Jawaban responden tentang Kepuasan terhadap Merek ... 52
Tabel 4.21 Hasil Jawaban responden tentang Rekomendasi Merek Orang Terdekat... 52
Tabel 4.22 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Merek Pelanggan (X3... 53
Tabel 4.23 Total Skor masing-masing Variabel Kepercayaan Merek (X)... 55
Tabel 4.24 Hasil Jawaban responden tentang Memberi Referensi Kepada Teman... 56
Tabel 4.25 Hasil Jawaban responden tentang Perpindahan Harga ... 57
Tabel 4.26 Hasil Jawaban responden tentang Pengukuran Kepuasan ... 57
Tabel 4.27 Hasil Jawaban responden tentang Kesukaan terhadap Merek ... 58
Tabel 4.28 Total Skor masing-masing Indikator Loyalitas Merek (Y)... 58
Tabel 4.29 Analisis Determinasi (R2 ) ... 59
Tabel 4.30 Hasil Uji F... 61
Tabel 4.31 Hasil Uji t ... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Sepeda Motor Berdasarkan Jenis Sepeda Motor 3
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha
produsen sebagai penyedia alat pemenuhan kebutuhan bagi konsumen untuk lebih
kreatif dan inovatifmenghasilkan produk yang mampu untuk menarik konsumen
membeli produk yang mereka hasilkan. Produk yang mampu bersaing menarik
konsumen untuk membeli, tentunya produk yang memberikan kepuasan bagi
konsumen, sehingga produsen harus mampu mempelajari perilaku konsumennya.
Menurut Swastha dan Handoko (2007:10) perilaku konsumen adalah :
“Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tertentu”
Perilaku konsumen memberikan informasi mengenai sikap dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, misalnya dalam membeli suatu produk. Konsumen memiliki
akan memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menggunakan produk berdasarkan
merek yang memberikan ketertarikan konsumen melakukan pembelian. Salah satu
produk yang memiliki alternatif pilihan berdasarkan merek adalah sepeda motor.
Industri sepeda motor yang semakin berkembang dengan pesat di Indonesia saat
ini adalah akibat dari permintaan masyarakat terhadap sepeda motor semakin
tinggi. Faktor inilah yang mempengaruhi jumlah produksi sepeda motor semakin
2
Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2009-2013
Tahun Penjualan (Unit) Total (Unit) Persentase
Perubahan (%) Semesester 1 Semester 2
2009 3.739.431 2.142.346 5.881.777
-2010 4.820.750 2.674.701 7.495.451 27,4 %
2011 5.082.910 2.960.625 8.043.535 7,3 %
2012 3.871.359 3.270.227 7.141.586 -11,2 % 2013 4.411.652 3.320.022 7.731.674 8,2 % sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2013
Tabel 1.1 menunjukkan penjualan sepeda motor di Indonesia sangat tinggi. Tahun
2009 penjualan sepeda motor hanya sebesar 5.881.777 unit, lalu meningkat
menjadi 7495.451 unit Tahun 2010. Penjualan tertinggi di Indonesia yaitu sebesar
8.043.535 unit pada Tahun 2011. Sedangkan pada Tahun 2012 penjualan
menagalami penurunan, menjadi 7.141.586 unit. Selanjutnya sampai Bulan
Desember 2013, penjualan sepeda motor mencapai 7.731.674 unit, atau
meningkat sebesar 8,2 % dibandingkan penjualan Tahun 2012..
Potensi penjualan sepeda motor di Indonesia mengakibatkan persaingan perebutan
pasar sepeda motor oleh produsen. Sepeda motor yang ada menjadi semakin
kompetitif dan masing-masing produsen baik pemimpin maupun pengikut pasar
bersaing untuk merebut pangsa pasar di Indonesia, dengan menawarkan produk
yang variatif dan inovatif untuk masuk ke semua segmen pasar konsumen,
terlebih lagi didukung oleh fakta bahwa Indonesia tidak memiliki sepeda motor
produksi dalam negeri. Berikut pangsa pasar sepeda motor di Indonesia Tahun
3
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2012 Merek Penjualan (Unit) Pangsa Pasar (%)
Honda 4.092.693 57,31%
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2014
Tabel 1.2 menunjukkan penjualan tertinggi sepeda motor di Indonesia pada Tahun
2012 adalah Honda dengan jumlah penjualan sebesar 4.092.693 unit. Jumlah
tersebut melebihi penjualan Yamaha dengan total penjualan sebesar 2.433.354
unit. Tempat ketiga dan keempat Suzuki dan Kawasaki, dengan masing-masing
penjualan sebesar 465.630 unit dan 131.657 unit.
Berdasarkan tipe produk sepeda motor di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis
yaitu, motor jenis automatic, motor cub atau motor bebek, dan jenis sport. Untuk
pasar jenis bebek dan sportsudah ada di Indonesia sudah sejak lama, sedangkan
untuk pasar jenis automaticmulai muncul di Indonesia Tahun 2005 dengan
Kymco sebagai pelopor sepeda motor automatic. Berikut pangsa pasar sepeda
motor di Indonesia berdasarkan jenis atau tipe;
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Sepeda Motor Berdasarkan Jenis Sepeda Motor
4
Gambar 1.1 menunjukkan Tahun 2012 pangsa pasar sepeda motor tertinggi yaitu
jenis automaticdengan pangsa pasar sebesar 59%. Untuk pangsa pasar jenis
bebek sebesar 30%, sedangkan pangsa pasar Sepeda motor jenissportmasih
rendah yaitu sebesar 11 % dari pasar nasional yang terjual oleh anggota Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia.
Produsen sepeda motor yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia (AISI) yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan Piaggio,
TVS, dan Kanzen memproduksi ketiga jenis motor tersebut, kecuali Kymco dan
Piaggio yang lebih fokus ke pasar motor automatic. Sementara produsen
pendatang baru dari India yaitu Bajaj konsisten pada pasar motor sport.
PT Kawasaki Motor Indonesia merupakan salah satu anggota AISI yang didirikan
pada tanggal 18 Februari 1994 sebagai perusahaan joint venture antara Kawasaki
Heavy Industries, Ltd. – Jepang dengan salah satu perusahaan di Indonesia yaitu
PT Sumber Selatan Nusa. Bisnis perusahaan bergerak dibidang kendaraan beroda
dua dengan merek Kawasasaki. Produksi pertama dimulai pada Maret 1995,
kemudian diikuti dengan penjualan unit, spare partserta fasilitas servis . Unit
bisnis yang dimiliki oleh Kawasaki Motorsadalah industry otomotif, perakitan
sepeda motor termasuk komponennya.
PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki
memasarkan produknya di Indonesia meliputi berbagai tipe untuk segmen pasar
yang berbeda-beda. Tahun 1997, pasar sepeda motor tipe sportmulai terbentuk.
Kawasaki mencoba untuk masuk ke pasar tersebut dan fokus ke pasar sepeda
5
Indonesia. Berkapasitas 150 CC merupakan terbesar di kelasnya. Didukung
teknologi DOCH (Double OverHead Camshaft) 2 tak dengan sistem transmisi 6
kecepatan.
Kawasaki Ninja 150 diproduksi di Indonesia meski mayoritas komponen masih
dipasok dari Kawasaki Thailand. Tahun 1996 Kawasaki Ninja mempunyai ciri
mendasar dengan pelek jari-jari, lampu bulat dan pengereman cakram di depan.
Satu tahun kemudian setelah peluncuran Ninja 150 berubah menjadi Ninja 150 R.
Ninja 150 R menggunakan cakram depan-belakang dan pelek jari-jari. Ini disebut
Ninja 150 yang memang lebih mahal. Meski selisih setahun, Ninja 150 waktu itu
berbeda dari kode produksi. Keluaran 1996 punya kode produksi KR150C dan
yang 1997 ditandai KR150J. Tapi, kode mesin sama, yakni 1855.
Di generasi ini Ninja 150 menggunakan karburator Keihin PWL 26 sampai
produksi September 2006. Ukuran pilot-jet 45, main-jet 132 dan kode jarum skep
F33 45H dipakai sampai September 2006.
Keunggulan spesifikasi produk tersebut yang membuat konsumen untuk
Kawasaki Ninja 150 R masih tetap ada sampai saat ini. Hal yang cukup unik,
karena sebenarnya untuk perkembangan teknologi sepeda motor saat ini sudah
sangat berkembang. Beberapa produsen sudah meninggalkan teknologi mesin 2
Tak, dan beralih ke 4 Tak dengan menawarkan teknologi yang lebih ekonomis
dan lebih ramah lingkungan.
Beberapa pesaing untuk Kawasaki Ninja 150 R untuk pasar sepeda motor sport
antara lain, Yamaha RX King, Yamaha RX Z, Suzuki RGR, dan Honda RZ. Dari
6
Kawasaki Ninja 150 R dan Kawasaki Ninja 150 RR yang masih tetap diproduksi
secara massal dan dipasarkan secara komersil kepada konsumen. Sisanya sudah
tidak dikembangkan lagi oleh masing-masing produsen.
Kawasaki masih mempertahankan pasar sepeda motor Sport2 Tak ini dengan
sedikit merubah model dan sistem mesin saja, namun dari segi inovasi
keseluruhan tidak ada yang berubah. Konsumen masih menganggap bahwa inilah
keunggaulan dari Kawasaki Ninja 150 R sehingga harus tetap dipertahankan.
Sepeda motor yang mampu berakselerasi dengan spontan dan dengan kecepatan
yang tinggi, serta dengan desain sporty, masih menjadikan sepeda motor yang
sudah berusia sekitar 17 Tahun di Indonesia ini masih memiliki peminat yang
cukup tinggi dan konsumen yang loyal sehingga Kawasaki Ninja 150 R masih
dipertahankan oleh Kawasaki Motorssampai saat ini.
Merek telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan di
dalam pemasaran. Sebuah merek lebih dari sekedar elemen dari produk. Produk
adalah sesuatu yang diproduksi di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang
dibeli konsumen. Konsumen biasanya tidak menjalin relasi dengan produk atau
jasa, namun sebaliknya membina hubungan yang kuat dengan merek spesifik.
Perbedaan pandangan atau persepsi konsumen terhadap berbagai merek
merupakan hasil dari penglihatan serta pengalaman konsumen terhadap atribut–
atribut produk. Atribut produk akan berbeda antara merek yang satu dengan
merek produk yang lain. Konsumen pada posisi ini secara mutlak mempunyai
kebebasan untuk melakukan keputusan pembelian terhadap merek produk yang
7
Beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan
pembelian suatu produk.
Tahap-tahap proses keputusan pembelian produk menurut Kotler (2007:235 )
adalah; Pengenalan masalah, Pencarian informasi, Evaluasi berbagai alternatif,
Keputusan pembelian, dan Perilaku pasca pembelian. Salah satu tahapan dalam
pembelian yaitu perilaku pasca pembelian. Tahapan pasca pembelian merupakan
hal yang penting karena pada tahapan ini akan terlihat bagaimana respon
konsumen terhadap ekuitas merek.
Aaker dalam Kotler dan Keller (2007:339) memandang ekuitas merek sebagai
satu perangkat dari lima kategori aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan
merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk
kepada perusahaan atau pelanggan. Menurut Duriantoet al.(2004:4) ekuitas
merek dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori:
1) Kesadaran Merek.
2) Asosiasi Merek
3) Persepsi Kualitas
4) Loyalitas Merek
5) Aset-Aset kepemilikan merek lainnya.
Ketika konsumen menggunakan sebuah merek tentunya konsumen akan memiliki
sebuah penialaian terhadap sebuah merek. Respon ketika menggunakan merek
inilah kemudian akan diketahui seberapa puas konsumen terhadap merek sehingga
akan ada kepercayaan terhadap merek. Menurut Delgado dan Walzuch dalam
8
harapan dengan keyakinan akan reliabilitas dan niat suatu merek dalam situasi
yang melibatkan risiko bagi konsumen.
Kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi
atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
kepuasan (Riset Costabile dalam Ferinnadewi, 2008). Menurut Schiffman et al.
(2004:227) loyalitas merek adalah:
"Brand loyalty must be measured by attitudes toward a brand rather than by purchase consistensy." Bahwa kesetiaan merek dinilai dari sikap terhadap suatu merek dengan pembelian secara berulang-ulang”
Adanya hubungan antara brand trust, danbrand loyaltydi dukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Irawan (2011) yang meneliti tentang pengaruh
kepercayaan merek terhadap loyalitas minuman isotonik Vitazone. Hasilnya
menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap brand loyality.
Kawasaki 150 R merupakan merek yang masih digemari dan dipercaya oleh
konsumen sebagai sepeda motor Sport2 Tak. Provinsi Lampung merupakan salah
satu daerah yang menjadi area distribusi penjualan produk Kawasaki. Berikut data
penjualan Sepeda motor di Provinsi Lampung Tahun 2010-2012;
Tabel 1.4. Penjualan Sepeda Motor Provinsi Lampung Tahun 2010-2013
Merek
Penjualan / Tahun (Unit)
2010 2011 2012 2013
Honda 74.594 102.420 70.871 113.871
Yamaha 17.346 29.485 46.564 52.731
Suzuki 16.541 8.934 12.082 10.059
Kawasaki 1.539 1.636 1.442 1.614
Lainnya 2.957 2.609 4.467 7.352
9
Tabel 1.4 menunjukkan penjualan Kawasaki di Lampung masih rendah dan
berada pada peringkat ke-empat sesudah Honda dan Yamaha dan Suzuki. Tahun
2010 Kawasaki mampu menjual produk sebesar 1.539 unit, selanjutnya Tahun
2011 penjualan mengalami kenaikan dari jumlah sebelumnya yaitu sebesar 1.636
unit. Tahun 2012 penjualan Kawasaki mengalami penurunan sebesar 1.442 unit
dari penjualan di Lampung sebesar 171.426 unit. Tahun 2013 penjualan Kawasaki
menunjukkan peningkatan sebesar 1.614 unit dari total penjualan sebesar 185.627
unit. Berikut data penjualan Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung Tahun
2009-2013:
Tabel 1.5 Penjualan Kawasaki Ninja 150 R Tahun 2009-2013 Di Bandar Lampung
Sumber: PT. Sumber Trada Motor (Kawasaki Centre Lampung),2014
Tabel 1.5 menunjukan Kawasaki Ninja 150 R terjual sebanyak 235 unit Tahun
2009, kemudian menurun menjadi 186 unit. Tahun 2011 penjualan kembali
meningkat menjadi 201 unit, namun menurun kembali Tahun 2012 menjadi 168
unit. Sampai Bulan Desember 2013, Kawasaki Ninja 150 R masih terjual sebesar
127 unit atau kembali menurun sebesar 24,4%.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dijelaskan apa yang telah dilakukan
Kawasaki Motorsagar memiliki kepercayaan merek sehingga akan timbul adanya
10
“Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor
Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung.”
1.2 Identifikasi Masalah
PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek sepeda
motor merek Kawasaki, dalam empat tahun terakhir penjualan Kawasaki
menunjukkan penjualan yang kurang baik. Tabel 1.5 menunjukkan Kawasaki
Ninja 150 R mengalami penurunan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa
Kawasaki Ninja 150 R masih kalah bersaing dengan produk yang lain. Sehingga
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Penurunan penjualan Sepeda
motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung.
1.3 Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini
adalah: Apakah kepercayaan merek berpengaruh pada Loyalitas merek sepeda
motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Pengaruh Kepercayaan merek
11
b. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan kepada PT. Kawasaki Motor Indonesia selaku ATPM
Kawasaki tentang faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek pada
loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R.
2. Bagi Akademisi
Sebagai referensi akademisi yang membutuhkan informasi kepercayaan
merek dan loyalitas merek yang mempengaruhi pembelian sepeda motor.
3. Bagi Peneliti
Sebagai syarat kelulusan pendidikan Sarjana Strata 1 Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
I.5. Kerangka Pemikiran
Ketika memasarkan sebuah produk, perusahaan harus memberikan identitas
kepada produk tersebut. Identitas ini akan memudahkan konsumen untuk
membedakan produk satu dan yang lain. Identitas inilah yang dinamakan merek.
Menurut Kotler dan Keller (2007:332), merek adalah produk atau jasa penambah
dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa
lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Semakin baik suatu
produk maka merek yang melekat pada produk tersebut akan dijadikan prioritas
oleh konsumen tersebut ketika akan membeli produk kembali. Hal itu dilakukan
konsumen karena konsumen tersebut memiliki kepercayaan terhadap merek
12
Kepercayaan merek adalah sebagai kesediaan dan kemauan pelanggan dalam
menghadapi resiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli, dalam hal ini
disebabkan karena pelanggan berharap bahwa merek yang mereka beli akan
memberikan hasi yang positif dan menguntungkan bagi pelanggan. (Lau dan Lee,
1999:341). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek adalah:
1. Karakteristik Merek
a. Reputasi merek
b. Dapat diramalkan
c. Kompetensi merek
2. Karakteristik Perusahaan
a. Kepercayaan terhadap perusahaan
b. Reputasi perusahaan
c. Motivasi yang dirasakan perusahaan
d. Interigeritas perusahaan
3. Karakteristik Merek Pelanggan
a. Persamaan konsep diri dan merek
b. Kegemaran terhadap suatu merek
c. Pengalaman merek
d. Kepuasan terhadap merek
e. Rekomendasi merek orang dekat
Ketika seseorang sudah merasa puas terhadap sebuah produk kemudian memiliki
kepercayaan terhadap sebuah merek, maka akibat dari kepercayaan tersebut adalah
akan adanya pembelian ulang, rekomendasi terhadap orang terdekat, dan loyalitas
13
Rangkuti (2004:39) menjelaskan loyalitas merek dapat diukur melalui:
1. Behavior measures
2. Measuring switch cost
3. Measuring satisfaction
4. Measuring liking brand
Adanya hubungan kepercayaan merek dan loyalitas merek ini adalah sebuah
gambaran antara konsumen dan produsen. Berdasarkan kerangka pemikiran
sebelumnya, maka peneliti mecoba untuk meneliti apakah ada pengaruh
kepercayaan merek pada loyalitas merek Kawasaki Ninja 150 R di Bandar
Lampung. Berikut model penelitian yang akan dilaksnakan:
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Sumber: Lee and Lau (1999:344)
1.6. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Kepercayaan
Merek Berpengaruh terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki
Ninja 150 R di Bandar Lampung”. KEPERCAYAAN MEREK (X)
Karakteristik Merek (X1)
Karakteristik Perusahaan (X2)
Karakteristik Merek Pelanggan (X3)
14
II. LANDASAN TEORI
2.1. Produk
2.1.1. Pengertian Produk
Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,
sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa yang dirancang untuk
memuaskan keinginan konsumen. Maka dari itu perusahaan harus berusaha
mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi.
Konsumen biasanya menginginkan produknya dapat membuat hati para konsumen
terpuaskan dan mempunyai kualitas produk. Menurut Kotler dan Keller (2007 : 4)
produk adalah :
“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan / semua kebutuhan”
Dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap
memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda (object),
rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan
gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen,jika
15
2.2 Merek.
2.2.1 Definisi Merek
Menurut Kotler dan Keller (2007:332) merek adalah produk atau jasa penambah
dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa
lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono (2005:2)
merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna
atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Sedangkan Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Tjiptono (2005:2) mendefinisikan
merek sebagai pengidentifikasi produk atau jasa dan pembeda dengan pesaing.
Dengan demikian, merek dapat disimpulkan sebagai tanda yang dimiliki oleh
produk atau jasa untuk mengidentifikasi produknya dan membedakannya dengan
produk pesaing.
Rangkuti (2004:60) mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual secara
konsisten memberikanfeature,manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek
terbaik akan memberikan jaminan kualitas.
2.1.2.2 Manfaat Merek
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen (Keller dalam Tjiptono,
2005:20). Bagi produsen, merek bermanfaat sebagai berikut :
1) Sarana identifikasi untuk memudahkan proses pelacakan produk bagi
16
2) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek
bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual.
3) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
4) Makna unik yang membedakan produk dari pesaing.
5) Sumber keunggulan kompetitif,terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan, dan citra yang terbentuk dalam benak konsumen.
Sedangkan bagi konsumen, manfaat merek seperti ;
1) Identifikasi sumber produk.
2) Penempatan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu.
3) Pengurang resiko.
4) Penekan biaya pencarian.
5) Signal kualitas.
6) Alat simbolis yang memproyeksikan citra.
7) Janji atau ikatan khusus dengan produsen.
2.1.3 Ekuitas Merek
Kotler dan Keller (2007:334) mendefinisikasn merek sebagai nilai tambah yang
diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini dapat dicerminkan dalam cara konsumen
berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan
profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset tak
berwujud yang penting, memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan.
Sedangkan Aaker dalam Kotler dan Keller (2007:339) memandang ekuitas merek
17
dengan merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah
produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan.
Menurut Duriantoet al.(2004:4) ekuitas merek adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan produk atau jasa baik pada
perusahaan maupun pelanggan.
Menurut Aaker dalam Duriantoet al. (2004:4) ekuitas merek dapat
dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu :
1) Kesadaran Merek; menunjukkan kesanggupan calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
2) Asosiasi Merek; mencerminkan pencitraan merek terhadap suatu kesan
tertentu.
3) Persepsi Kualitas; mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas / keunggulan suatu produk.
4) Loyalitas Merek : mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan
merek produk.
5) Aset-Aset kepemilikan merek lainnya.
2.2 Kepercayaan Merek
Kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang
konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi
atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan
18
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, menurut Delgado
(dalam Ferrinnadewi, 2008), kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk
dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa
produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek
(brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek
tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen.
Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan
pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko-resiko yang
dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang
positif (Lau dan Lee, 1999: 344).
Brand trust dapat diukur melalui dimensi viabilitas (dimension of viability) dan
dimensi intensionalitas (dimension of intentionality).
1. Dimension of Viability
Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini
dapat diukur melalui indikator kepuasan dan nilai.
2. Dimension of Intentionality
Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap
suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.
Kepercayaan terhadap merek sebagai kesediaan dan kemauan pelanggan dalam
menghadapi resiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli, dalam hal ini
19
memberikan hasi yang positif dan menguntungkan bagi pelanggan. (Lau dan Lee,
1999:343).Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek menurut Lau
dan Lee (1999:343) adalah;
1. Karakteristik Merek (Brand Characteristic)
Karakteristik Merek (Brand Characteristic) mempunyai peran yang penting
dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu
merek. Hal ini disebabkan konsumen melakukan penilain sebelum membelinya.
Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi reputasi
(reputation), dapat diramalkan (predictability) dan kompetensi (competence).
a. Reputasi merek (brand reputation)
Reputasi merek (brand reputation) adalah opini orang lain bahwa merek baik dan
dapat dipercaya. Bila konsumen merasa bahwa orang lain berpendapat bahwa
perusahaan yang berada dibalik merek yang dipilihnya terkenal adil dan bijaksana,
konsumen tersebut akan merasa lebih aman dalam menerima dan menggunakan
produk perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, persepsi
konsumen bahwa perusahaan memiliki reputasi kesetaraan sangat berkaitan erat
dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
b. Peramalan terhadap merek (brand predictability)
Kemungkinan peramalan terhadap suatu merek (brand predictability) adalah
kemampuan satu bagian untuk meramalkan kebiasaan bagian lain. Sebuah merk
yang dapat diramalkan adalah satu dari acuan pengguna merek (konsumen) untuk
mengantisipasi dan membentuk kepercayaan yang rasional sehingga akan
20
c. Kompetensi Merek (Brand Competence)
Kompetensi merek adalah merek yang memiliki kemampuan untuk dapat
memecahkan permasalahan yang dihadapi konsumen dan memenuhi segala
kebutuhannya. Jika diyakini bahwa mereka mampu memecahkan permasalahnnya
maka konsumen akan percaya terus pada merek tersebut.
2. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic)
Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi
tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Karakteristik perusahaan
yang diperkirakan dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan (trust in company) adalah reputasi perusahaan (company reputation),
motivasi yang dirasakan oleh perusahaan (perceive motive of the company) dan
integritas perusahaan yang dirasakan (company integration)
a. Kepercayaan terhadap perusahaan (trust in company)
Ketika suatu entitas dipercaya oleh konsumen, maka bagian-bagian kecil dari
entitas tersebut juga cenderung dipercaya oleh konsumen. Dilihat dari sudut
perusahaan dan produk yang dihasilkan, perusahaan yang lebih besar merupakan
entitas yang lebih besar pula, sementara merek merupakan bagian kecil. Jadi
konsumen yang menaruh kepercayaan pada perusahaan maka akan menaruh pula
kepercayaan pada merek produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
b. Reputasi Perusahaan (company reputation)
Jika konsumen menganggap pendapat orang lain bahwa perusahaan dibalik
sebuah merek adalah benar dan jujur, maka konsumen akan merasakan lebih aman
dalam memakai dan menggunakan merek perusahaan tersebut. Dengan kata lain
21
c. Motif yang menguntungkan bagi perusahaan (Company Perceived Motives)
Motif yang dirasakan dari partner jual beli mempengaruhi kepercayaan tehadap
partner tersebut. Dengan demikian bahwa pandangan konsumen bahwa
perusahaan memiliki motif yang menguntungkan sangat berkaitan dengan
kepercayaan konsumen terhadap merek yang diluncurkan perusahaan tersebut.
d. Integritas Perusahaan (Company Integrity)
Integritas perusahaan merupakan persepsi konsumen yang sesuai dengan
prinsip-prinsip yang logis, misalnya berlaku jujur. Jika perusahaan dirasakan mempunyai
integritas, maka merek produknya akan dipercaya oleh konsumen.
3. Karakteristik merek pelanggan (consumer brand characteristic)
Hubungan bukanlah suatu cara yang mutlak, karena kedua kelompok saling
mempengaruhi hubungan diantara mereka. Oleh karena itu karakteristik
konsumen merek dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu
merek. Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan
acuan dirinya sebagai suatu obyek. Sebuah analogi popular yang digunakan dalam
konteks pemasaran adalah merek sama dengan orang. Jadi suatu merek dapat
memiliki kesan antar kepribadian. Kepribadian merek adalah asosiasi yang terikat
dengan merek yang diingat oleh konsumen dalam menerimanya.
a. Persamaan antara konsep diri dan merek (Similarity between consumer self
concept and brand)
Jika ciri-ciri fisik suatu merek dinilai sesuai dengan kesan dari konsumen erhadap
suatu produk, kemungkinan besar konsumen akan percaya pada merek tersebut.
22
konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan
knsumen terhadap merek tersebut.
b. Kegemaran terhadap suatu merek (brand liking)
Liking menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap
kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tariknya. Secara formal dapat
dinyatakan, simpati konsumen terhadap suatu merek sangat berhubungan dengan
kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
c. Pengalaman merek (brand experience)
Brand experience adalah pengalaman masa lalu konsumen dengan merek tersebut,
khususnya dalam lingkup pemakaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengalaman konsumen terhadap suatu merek sangatlah berkaitan dengan
kepercayaan terhadap merek tersebut.
d. Kepuasan terhadap merek (brand satisfaction)
Kepuasan terhadap suatu merek dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi
subyektif terhadap apa yang telah dicapai oleh merek terpilih dalam rangka
memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen.
2.4 Loyalitas Merek
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 227), loyalitas merek adalah preferensi
konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama
pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek
adalah sebuah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu
23
Menurut Lau dan Lee (1999: 351), loyalitas merek adalah sebagai pola aktual
perilaku pembelian dari suatu merek, atau perilaku niat beli terhadap merek. Lau
dan Lee, (1999) menemukan sebuah hubungan yang sangat kuat antara perilaku
niat beli terhadap suatu merek dan perilaku aktual pembelian merek.
Menurut Aaker dalam Ardha (2008: 61) mendefinisikan loyalitas merek
merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran
ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan
beralih ke produk lain terutama pada suatu merek tersebut didapatinya adanya
perubahan, baik menyangkut harga atau atribut lain.
Rangkuti (2004:39) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat diukur melalui:
1. Behavior measures
Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk habitual behavior
(perilaku kebiasaan) adalah memperhitungkan pola pembelian aktual.
2. Measuring switch cost
Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifiksikan loyalitas pelanggan dalam
suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat mahal,
pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan kelompok
pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.
3. Measuring satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek
merupakan indikator paling penting dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan
24
bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor penarik
yang cukup kuat.
4. Measuring liking brand
Kesukaan terhadap merek, kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat dengan
suatu merekmembangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam perasaan
pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan yang berada
dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan untuk membayar
harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut.
Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian
barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu diperhatikan oleh perusahaan
dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat
memenuhi kebutuhan mereka.
Sebaliknya pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek, pada saat mereka
melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan
karena ketertarikan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan pada
karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya ataupun berbagai
atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternatif.
Loyalitas merek (brand loyalty) “merupakan suatu ukuran keterlibatan pelanggan
kepada sebuah merek”. (Duriantoet al, 2001 : 126). Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke
merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan,
25
2.5 Fungsi Loyalitas Merek
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyaltydapat menjadi
aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi brand loyalty
kepada perusahaan: (Duriantoet al2001 : 127).
a. Reduced marketing cost (mengurangi biaya pemasaran)
Dalam kaitanya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan
pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan baru,
jadi biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyaltymeningkat. Ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk
karena harganya murah.
b. Trade leverage(meningkatkan perdagangan)
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek menghasilkan peningkatan perdagangan
dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa
pembeli ini akan membeli merek didasarkan kebiasaan mereka selama ini.
c. Attracting new customers(menarik minat pelanggan baru)
Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada
merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakni bagi calon pelanggan untuk
mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan
mengandung resiko tinggi. Disamping itu, pelanggan yang puas umumnya akan
merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga
26
d. Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk
merespon ancaman persaingan)
Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon
gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul,
pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk
memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisirkan.
Dalam kaitanya dengan brand loyalty suatu produk, didapat adanya beberapa
tingkatan brand loyalty. Adapun tingkat brand loyaltytersebut adalah sebagai
berikut : (Duriantoet al, 2001 : 128)
a. Switcher (berpindah – pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan
yang berada pada tingkat paling tinggi. Pada tingkatan ini merek apapun mereka
anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan
pembelian.
b. Habitual buyer(pembeli yang bersifat biasa)
Pembeli yang berada dalam tingkatan loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsi atau setidaknya
mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dapat membeli suatu merek
didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja memindahkan
27
yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan
tindakan mereka beralih merek.
d. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh- sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka pembeli biasanya didasari
oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya
ataupun disebabkan oleh perceived qualityyang tinggi.
e. Committed buyer (pembeli yang komit)
Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Pada tingkatan ini, salah
satu aktualitas loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan
dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.
Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek. Merek dapat
dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli baik
melalui periklanan maupun kegiatan promosi yang dilakukan.
Apabila konsumen sudah mendapatkan bahwa merek yang dipakai pada saat ini
dapat dipercaya, ini menjadi informasi penting baginya. Maka tidak ada inisiatif
untuk mencari merek lain. Ia akan kembali dan membeli setiap kali kebutuhannya
timbul dan loyal pada merek tersebut, walaupun pada suatu saat akan ada
perubahan pada merek tersebut.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna yang ingin disampaikan maka ada
28
1. Merek harus khas dan unik.
2. Merek harus menggambarkan mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4. Merek mudah diucapkan, dikenal dan diingat.
5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk didengar dan dalam
bahasa lain.
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk
baru yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk.
Merek disini berarti suatu ciri-ciri khusus pada barang sehingga mudah untuk
dibedakan dengan merek lain sehingga konsumen tidak sukar untuk
mendapatkannya dan tidak beralih ke merek lainnya.
Mendapatkan konsumen loyal merek adalah sesuatu yang paling berharga jika
konsumen tersebut ternyata adalah pengguna berat produk. Konsumen loyal pada
merek perusahaan atau merek pesaing, ada beberapa strategi yang dapat
digunakan dan sangat berguna yaitu : ( Peteret al, 2000 : 163)
a) Jika satu-satunya segmen yang paling menguntungkan adalah pengguna berat
loyal merek, berfokuslah pada pengalihan loyalitas konsumen kepada merek
perusahaan.
b) Jika ada pengguna sedang loyal merek yang cukup besar jumlahnya,
berfokuslah untuk meningkatkan tingkat penggunaan merek atas merek
perusahaan.
c) Jika ada pengguna berat pengabai merek dengan jumlah cukup besar, cobalah
29
suatu keunggulan relatif yang baru.
d) Jika ada pengguna sedang pengabai merek dalam jumlah yang cukup, upayakan
untuk membuat nama merek perusahaan sebagai satu ciri yang utama, dan
tingkatan pengguna merek perusahaan diantara konsumen mungkin dengan
menemukan keunggulan relatif yang dapat bertahan lama.
2.8 Penelitian Terdahulu
Sugiarto, Herman. 2011. Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas
Merek sepeda motor Suzuki Smash di Nganjuk Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.
Hasil penelitian : Hasil pnegujian hipotesis menunjukkan nilai Rxy =
0,477 dengan nilai p = 0,0000. Hal ini menunjukkan kepercayaan merek
berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Suzuki Smash di
Nganjuk.
Pudyastowo, Henry Cahya. 2008. Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap
Loyalitas Merek Pada Konsumen Sepeda Motor Honda Di Kabupaten
Purworejo.
Hasil Penelitian : Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan
adjusted R2 sebesar 0,533 (53,3%). Artinya loyalitas konsumen terhadap
merek pada konsumen sepeda motor Honda di kabupaten Purworejo
dipengaruhi oleh perubahan variabel karakteristik merek, karakteristik
perusahaan, dan karakteristik konsumenmerek, sedangkan sisanya 46,7%
30
menunjukkan Kepercayaan Merek Berpengaruh Positif Pada Loyalitas
Merek Konsumen Sepeda Motor Honda Di Kabupaten Purworejo.
Septria, Rivita .2012. Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Atas
Pengembangan Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor
Honda Vario Techno Di Kabupaten Pasaman Barat. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.
Hasi Penelitian: Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai Konstanta sebesar
5,045 menunjukkan tanpa adanya kepercayaan dan kepuasan atas
pengembangan produk maka tingkat loyalitas konsumen sebesar 5,045,
kepercayaan, memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,299. Dengan
demikian semakin tinggi tingkat kepercayaan maka semakin tinggi
loyalitas konsumen. Jika kepercayaan meningkat sebesar satu satuan maka
loyalitas konsumen akan mengalami kenaikan sebesar 0,299 dengan
anggapan variabel bebas lainnya tetap, dan variabel kepuasan atas
pengembangan produk, memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,151.
Hal ini menunjukkan Kepercayaan Dan Kepuasan Atas Pengembangan
Produk Berpengaruh Positif Pada Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor
31
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran atau
pemaparan tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk
menarik kesimpulan.
3.2.Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Populasi
dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor merek Kawasaki Ninja 150 R
di Bandar Lampung
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Sugiyono (2011:62). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
metode non-probability samplingdengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel
yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Teknik
ini merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri khusus,
1. Pengguna Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R,
32
3. Merekomendasikan kepada teman atau saudara untuk membeli motor
Kawasaki Ninja 150 R.
Teknik ini dipilih oleh peneliti karena peneliti juga memiliki keterbatasan dana
dan waktu. Hair (2006:112) menyarankan bahwa jumlah sampel penelitian yang
tidak diketahui jumlah populasi pastinya, minimal berjumlah lima kali variabel
yang dianalisa atau indikator. Indikator dari penelitian ini berjumlah 16, dan
pertanyaan pada kuesioner berdasarkan jumlah indikator variabel yang diteliti
maka jumlah pertanyaannya sebanyak 16 pertanyaan, sehingga diperoleh hasil
perhitungan sampel sebagai berikut:
Jumlah Sampel = 5 x 16 Indikator Penelitian
= 80 sampel
Syarat karakteristik sampel dalam pengambilan sampel penelitian adalah:
1. Pengguna Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R
2. Bertempat tinggal di Bandar Lampung
3. Merekomendasikan kepada teman atau saudara untuk membeli motor
Kawasaki Ninja 150 R
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis metode penelitian yaitu:
1. Penelitian Pustaka (library reseach)
Penelitian pustaka adalah metode penelitian yang dilakukan dengan
mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang
mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang diajukan dalam
33
2. Penelitian Lapangan
Penelitian dilakukan penulis melalui wawancara, yaitu mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada perusahaan mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian juga dilakukan untuk
memperoleh data primer dengan mengambil sampel dari suatu target atau
objek dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok.
Kemudian jawaban dari setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya
dengan menggunakan Skala Likert yaitu : (1, 2, 3, 4, 5) dengan kriteria
umum untuk skor yang digunakan untuk jawaban adalah :
• Sangat setuju = 5
• Setuju = 4
• Cukup Setuju = 3
• Tidak setuju = 2
• Sangat tidak setuju = 1
3.4 Operasional Variabel
Variabel adalah sesuatu yang diteliti dan mempunyai variasi nilai, dimana dalam
melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sebagai objek
penelitian, yaitu :
1. Variabel Kepercayaan Merek (X)
Dalam menyusun sekripsi ini variabel bebasnya adalah kepercayaan merek
produk yang terdiri dari Karakteristik merek (X1), Karakteristik
Perusahaan (X2), Karakteristik Merek Pelanggan (X3). (Lee and Lau
34
2. Variabel Loyalitas Merek (Y)
Dalam skripsi ini variabel dependen nya yaitu Loyalitas Merek. (Lee and
Lau (19
Tabel 3.1 Operasional Variabel Kepercayaan Merek (X)
Variabel Penjelasan Indikator Skala
Karakeristik Merek (X1)
Karakteristik Merek (Brand
Characteristic) mempunyai peran yang penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek.
Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
4). Kepercayaan Terhadap Perusahaan
5). Reputasi Perusahaan 6). Motivasi yang dirasakan Perusahaan
Hubungan bukanlah suatu cara yang mutlak, karena kedua kelompok saling mempengaruhi hubungan diantara mereka.
8) Persamaan Konsep Diri dan Merek
9) Kegemaran Terhadap Suatu Merek
loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu
13). Memberi referensi kepada teman
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
35
kepada responden diberi alternatif jawaban dengan menggunakan skala 1 sampai
5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Instrument Skala Likert Pertanyaan Skala
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3.6 Validitas dan Reliabilitas
A. Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.. Tujuan
pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa
kuisioner yang disusun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan
menghasilkan data valid (Purbayu dan Ashari, 2005:247).
Validitas didefinisikan sebagai suatu pengukuran terkait dengan sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Penelitian ini menggunakan factor analysis untuk uji validitasnya dengan menguji
responden awal sebanyak 30 responden, dengan derajat keyakinan sebesar 95%
36
Hasil perhitungan dengan signifikansi dibawah 0,05 dan Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO) serta Measure of Sampling Adequacy(MSA) minimal 0.5 dinyatakan
valid dan sampel bisa di teliti lebih lanjut ,Santoso (2002:101)
B. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah kejituan atau ketepatan instrumen pengukur. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran,
apabila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan
instrumen yang sama. Untuk menilai reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini,
digunakan rumus Alpha Cronbachyang di hitung dengan bantuan SPSS 20.0,
sebuah instrumen dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi jika nilai Cronbach’s
Coefficient Alpha >0,6 dan Cronbach’s Alpha If Item Deleted <Cronbach’s
Coefficient Alpha,Gozali (2003:133).
3.6 Metode Analisis
A. Analis1is Kuantitatif
Dalam penelitian ini analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
berapa besar pengaruh variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek sepeda
motor Kawasaki Ninja 150R di Bandar Lampung. Data diolah secara statistik
untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu
program SPSS 20.0 for WindowsSedangkan metode regresi berganda yang
37
Y = Loyalitas Merek
A = Konstanta
b1-b3 = Koefisien regresi berganda
X1 = Karakteristik Merek
X2 = Karakteritik Perusahaan
X3 = Karakteristik Merek Pelanggan
E = Standar error
B. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010: 206) analsisis deskriptif adalah analisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau digeneralisasi.
3.7 Pengujian Hipotesis
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya,
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho
diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yang harus
dilakukan yaitu :
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)
Uji - t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
38
Ho: b1= b2= b3= 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).
H0 : b1, b2, b3≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung < t tabel
Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung > t tabel.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)
Uji - F pada dasarya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
H0 : b1= b2= b3= 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).
H0 : b1≠ b2≠ b3≠ 0
Artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y). (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima dan Ha ditolak bila F hitung < F tabel
Ho ditolak dan Ha diterima bila F hitung > F tabel
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka
diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Kepercayaan Merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek Sepeda
Motor Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung.
2. Berdasarkan analisis kuantitatif diketahui bahwa, hasil uji R2 variabel
Kepercayaan Merek terhadap loyalitas merek Sepeda Motor Kawasaki
Ninja 150 R Di Bandar Lampung sebesar 0.523. Hal ini berarti sumbangan
variabel kepercayaan merek (X) berperan dalam mempengaruhi setiap
variabel Y (loyalitas merek) sebesar 52,3% dan sisanya dipengaruhi
variabel lain di luar variabel kepercayaan merek (X).
3. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama dengan uji F pada tingkat
kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5% di peroleh F hitung > F tabel
27,751 > 2,72) maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil
print outternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik
bahwa secara keseluruhan variabel bebas (kepercayaan merek)
berpengaruh terhadap loyalitas merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150