• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Desvaliza

ABSTRAK

Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R

Di Bandar Lampung Oleh

Yudi Hendra Utama AR

Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha produsen sebagai penyedia alat pemenuhan kebutuhan bagi konsumen untuk lebih kreatif dan inovatif menghasilkan produk yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang mereka hasilkan. Industri sepeda motor yang semakin berkembang pesat di Indonesia saat ini mengakibatkan permintaan terhadap sepeda motor semakin tinggi. PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki memasarkan produknya di Indonesia meliputi berbagai tipe untuk segmen pasar yang berbeda-beda. Tahun 1997, pasar sepeda motor tipe sportmulai terbentuk. Kawasaki Ninja 150 merupakan perintis pasar sportdi Indonesia.

(2)

Yudi Hendra Utama AR

Hipotesis pada penelitian ini adalah kepercayaan merek berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah pengguna sepeda motor merek Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas, analisis kualitatif dengan menggunakan skor, dan analisis kuantitatif menggunakan regresi Linier Berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepercayaan merek berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung. Hasil perhitungan regresi berganda menunjukan bahwa sumbangan kepercayaan merek berperan dalam mempengaruhi setiap variabel Y (loyalitas merek) sebesar 52,3%. Sedangkan sisanya sebesar 47,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t dan secara bersama-sama uji f pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5% di peroleh semua kepercayaan merek t

hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil print outternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik bahwa semua variable kepercayaan merek (X) memiliki pengaruh yang positif terhadap loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150R di Bandar Lampung.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF PRODUCTS AND SERVICES TO CUSTOMER LOYALTY

FRONTLINER SAVINGS BANK SYARIAH MANDIRI IN TULANG BAWANG

By

AHMAD MUZAKKIR

Islamic Bank as set forth in Act No. 10 of 1998, is a General Bank activities provided services in payment traffic. Bank Syariah Mandiri serving society Tulang Bawang since 2010 have to compete directly with its Syariah Bank has opened a branch inTulang Bawang, accounting for commercial banks, the Agency Leasing, as well ascooperatives and BMT who also serve the needs of financial services. The problems that can be addressed is: "what is the quality of products and services to customerloyalty frontliner Savings Bank syariah Mandiri Tulang Bawang?".

Goals to be achieved from this research is to know the influence of the quality of service and product quality Liner Front against customer loyalty savings on BankSyariah Mandiri Tulang Bawang.

Hypothesis used in this study is that the quality of service and product quality Fronliner effect on the loyalty of asabah savings in Bank Syariah Mandiri Tulang Bawang.

Data obtained on Banking Statistics Indonesia Bank Indonesia, published annual report Bank Syariah Mandiri by 2014, as well as questionnaires to 100 clients a SavingsBank Syariah Mandiri in July and August 2014. Analysis of the techniques used in this research are multiple Linear Regression to obtain an overall picture of the relationships between variables tested.

The results showed that statistically variable reliability, responsiveness, assurance, empathy, and the physical evidence did not influence significantly to customer loyalty Savings Bank Syariah Mandiri. It is expected that the research results are of variablequality of referable and guidelines by the company management in the management of the company's operations.

(4)
(5)

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK SEPEDA MOTOR KAWASAKI NINJA 150 R

DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

YUDI HENDRA UTAMA AR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)
(7)
(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Baturaja pada tanggal 1 Januari 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Amroni SY dan Ibu Asnaria.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah, SD Negeri 11 Baturaja OKU (1997-2003), SMP Negeri 20 Lubuk Batang OKU (2003- 2006) dan SMA Negeri 3 Baturaja OKU (2006-2009).

(10)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan ketulusan dan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini untuk Sang Pencipta Allah SWT dan orang-orang yang tak pernah henti memberi dukungan, do’a dan kasih sayang mereka untukku :

Mamah dan Papa tercinta

Adik-adikku tersayang, Fessi Febriyani Rose Mary AR dan Opi Trio Saputra AR Sahabat- sahabat HIMATOL

Sahabat-sahabat yang selalu ku repotkan Seluruh teman-teman Manajemen 2009

(11)

MOTTO

Selalu ada harapan, bagi mereka yang berdoa. Selalu ada

jalan, bagi mereka yang meminta.

(12)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim,

Pujisyukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan, namun dengan adanya bimbingan, dukungan serta saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembimbing 1 Dan Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, saran dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

5. IbuRA Fiska Huzaimah, S.E., M.Si.,selaku Pembimbing Akademik selama Penulis menjadi Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.

7. Seluruh staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuan yang diberikan kepada Penulis.

8. Mama dan Papa yang tidak pernah henti memberikan kasih sayang, dukungan dan doa kepadaku, adikku Fessy AR dan Oppi Trio AR atas semangat yang diberikan. 9. Saudara sepupuku Yogi Aditya Nugraha, dan Alvin, terimakasih atas semangat

dan doanya.

10. Ria Zantika yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa serta telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat- sahabatku di HIMATOL, Amos Richard Sitanggang, Lucky Charaka Br, Stevian Mushar, Dea Permana, Randy Adi Nugraha, Erry Yudiman, Richard Susanto, M. Giffary, Rio Bayu Indrawan, dan Sasi Ngati Ningrum atas semua bantuan, nasehat yang diberikan kepada penulis, dan saling memotivasi untuk terus maju menjadi lebih baik.

(14)

13. Teman-teman Manajemen Angkatan 2009 yaitu Laurentius Wendi S, Andri Ismawanto,Rofi Zunizar, M. Rizki Ramadhan, Agung Trisetia, Baga Raja guk guk, I Made Jananuraga Yatra, Made Sunada, Agung Rizky, Arbha Febrian, Senopati Raja Partogi, Daniel Yunggo, Gusti Ketut Agung Darmawan, Rudi Irawan, Khairul Fadhli, Ivan Kurnia, Uska Wyanov, Ivandi Hartha, MZ. Jalaludin, Catra Novanda, Boy Rivando, Denny Indrajit, Denmas Pongki, Dedi Wahyudi, Eka Jayanti, Lidya Putri Oktaria , Vina Ariesta, Vicky Esti, Ratih Ancera, Tri Rahayu, Selvy Astuti, Sarrah Annisa, Cathrine Nathania, Annisa Widita, Rosa Satya, Anggraeni, Putri Eka Rahim, Octamelia, Cya Tresia, Gita Prima, Elis Yulianti, Avin Christy, Lupita Caesari, Dewi Marini, Nuzul Inas, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

14. Almamater yang kubanggakan, Universitas Lampung.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... ... 10

1.3 Masalah ... 10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Kerangka Pemikiran... 11

1.6 Hipotesis... 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produk ... 14

2.1.1. Pengertian Produk ... 14

2.2 Merek ... 15

2.2.1 Definisi Merek ... 15

2.2.2 Manfaat Merek ... 15

2.2.3 Ekuitas Merek ... 16

2.3 Kepercayaan Merek ... 17

2.4 Loyalitas Merek ... 22

2.5 Fungsi Loyalitas Merek... 25

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 31

3.2 Populasi dan Sampel... 31

3.3 Metode Pengumpulan Data... 32

3.4 Operasional Variabel... 33

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.6 Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.7 Metode Analisis ... 36

(16)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 39

4.1.1 Uji Validitas dengan... 39

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 40

4.2 Analisis Kualitatif ... 41

4.2.1 Hasil Analisis Variabel Demografi ... 43

4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden... 43

4.3.1 Tanggapan Tentang Kepercayaan Merek (X)... 44

4.3.1.1 Tanggapan Tentang Karakteristik Merek (X1) 44 4.3.1.2 Tanggapan Tentang Karakteristik Perusahaan (X2) ... 47

4.3.1.3 Tanggapan Tentang Karakteristik Merek Pelanggan(X3)... 50

4.3.2 Tanggapan tentang Loyalitas Merek (Y)... 56

4.4 Analisis Kuantitatif ... 59

4.4.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 59

4.4.2 Uji F (Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama) ... 61

4.4.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 65

5.2 Saran... 66

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2009-2013 ... 2

Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2012 ... 3

Tabel 1.3 Penjualan Sepeda Motor Provinsi Lampung Tahun 2010-2013 .. 8

Tabel 1.4 Penjualan Kawasaki Ninja 150 R Tahun 2009-2013 Di Bandar Lampung ... 9

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 34

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas... 40

Tabel 4.3 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 41

Tabel 4.4 Persentase Berdasarkan Usia Responden... 41

Tabel 4.5 Persentase Berdasarkan Pekerjaan Responden ... 42

Tabel 4.6 Persentase Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan Responden 42 Tabel 4.7 Persentase Berdasarkan Lama Penggunaan ... 43

Tabel 4.8 Hasil Jawaban responden tentang Reputasi Merek... 44

Tabel 4.9 Hasil Jawaban responden tentang Karakteristik Merek... 44

Tabel 4.10 Hasil Jawaban responden tentang Ramalan Merek... 45

Tabel 4.11 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Merek... 46

Tabel 4.12 Hasil Jawaban responden tentang Kepercayaan terhadap Perusahaan... 47

Tabel 4.13 Hasil Jawaban responden tentang Reputasi Perusahaan ... 47

Tabel 4.14 Hasil Jawaban responden tentang Motivasi yang Dirasakan Peruhaan ... 48

Tabel 4.15 Hasil Jawaban responden tentang Integritas Perusahaan ... 48

Tabel 4.16 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Perusahaan (X2) .... 49

(18)

Merek ... 50

Tabel 4.18 Hasil Jawaban responden tentang Kegemaran Terhadap Suatu Merek ... 51

Tabel 4.19 Hasil Jawaban responden tentang Pengalaman Merek ... 51

Tabel 4.20 Hasil Jawaban responden tentang Kepuasan terhadap Merek ... 52

Tabel 4.21 Hasil Jawaban responden tentang Rekomendasi Merek Orang Terdekat... 52

Tabel 4.22 Total Skor Indikator Variabel Karakteristik Merek Pelanggan (X3... 53

Tabel 4.23 Total Skor masing-masing Variabel Kepercayaan Merek (X)... 55

Tabel 4.24 Hasil Jawaban responden tentang Memberi Referensi Kepada Teman... 56

Tabel 4.25 Hasil Jawaban responden tentang Perpindahan Harga ... 57

Tabel 4.26 Hasil Jawaban responden tentang Pengukuran Kepuasan ... 57

Tabel 4.27 Hasil Jawaban responden tentang Kesukaan terhadap Merek ... 58

Tabel 4.28 Total Skor masing-masing Indikator Loyalitas Merek (Y)... 58

Tabel 4.29 Analisis Determinasi (R2 ) ... 59

Tabel 4.30 Hasil Uji F... 61

Tabel 4.31 Hasil Uji t ... 62

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Pangsa Pasar Sepeda Motor Berdasarkan Jenis Sepeda Motor 3

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha

produsen sebagai penyedia alat pemenuhan kebutuhan bagi konsumen untuk lebih

kreatif dan inovatifmenghasilkan produk yang mampu untuk menarik konsumen

membeli produk yang mereka hasilkan. Produk yang mampu bersaing menarik

konsumen untuk membeli, tentunya produk yang memberikan kepuasan bagi

konsumen, sehingga produsen harus mampu mempelajari perilaku konsumennya.

Menurut Swastha dan Handoko (2007:10) perilaku konsumen adalah :

“Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tertentu”

Perilaku konsumen memberikan informasi mengenai sikap dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, misalnya dalam membeli suatu produk. Konsumen memiliki

akan memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menggunakan produk berdasarkan

merek yang memberikan ketertarikan konsumen melakukan pembelian. Salah satu

produk yang memiliki alternatif pilihan berdasarkan merek adalah sepeda motor.

Industri sepeda motor yang semakin berkembang dengan pesat di Indonesia saat

ini adalah akibat dari permintaan masyarakat terhadap sepeda motor semakin

tinggi. Faktor inilah yang mempengaruhi jumlah produksi sepeda motor semakin

(21)

2

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Penjualan (Unit) Total (Unit) Persentase

Perubahan (%) Semesester 1 Semester 2

2009 3.739.431 2.142.346 5.881.777

-2010 4.820.750 2.674.701 7.495.451 27,4 %

2011 5.082.910 2.960.625 8.043.535 7,3 %

2012 3.871.359 3.270.227 7.141.586 -11,2 % 2013 4.411.652 3.320.022 7.731.674 8,2 % sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2013

Tabel 1.1 menunjukkan penjualan sepeda motor di Indonesia sangat tinggi. Tahun

2009 penjualan sepeda motor hanya sebesar 5.881.777 unit, lalu meningkat

menjadi 7495.451 unit Tahun 2010. Penjualan tertinggi di Indonesia yaitu sebesar

8.043.535 unit pada Tahun 2011. Sedangkan pada Tahun 2012 penjualan

menagalami penurunan, menjadi 7.141.586 unit. Selanjutnya sampai Bulan

Desember 2013, penjualan sepeda motor mencapai 7.731.674 unit, atau

meningkat sebesar 8,2 % dibandingkan penjualan Tahun 2012..

Potensi penjualan sepeda motor di Indonesia mengakibatkan persaingan perebutan

pasar sepeda motor oleh produsen. Sepeda motor yang ada menjadi semakin

kompetitif dan masing-masing produsen baik pemimpin maupun pengikut pasar

bersaing untuk merebut pangsa pasar di Indonesia, dengan menawarkan produk

yang variatif dan inovatif untuk masuk ke semua segmen pasar konsumen,

terlebih lagi didukung oleh fakta bahwa Indonesia tidak memiliki sepeda motor

produksi dalam negeri. Berikut pangsa pasar sepeda motor di Indonesia Tahun

(22)

3

Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2012 Merek Penjualan (Unit) Pangsa Pasar (%)

Honda 4.092.693 57,31%

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2014

Tabel 1.2 menunjukkan penjualan tertinggi sepeda motor di Indonesia pada Tahun

2012 adalah Honda dengan jumlah penjualan sebesar 4.092.693 unit. Jumlah

tersebut melebihi penjualan Yamaha dengan total penjualan sebesar 2.433.354

unit. Tempat ketiga dan keempat Suzuki dan Kawasaki, dengan masing-masing

penjualan sebesar 465.630 unit dan 131.657 unit.

Berdasarkan tipe produk sepeda motor di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis

yaitu, motor jenis automatic, motor cub atau motor bebek, dan jenis sport. Untuk

pasar jenis bebek dan sportsudah ada di Indonesia sudah sejak lama, sedangkan

untuk pasar jenis automaticmulai muncul di Indonesia Tahun 2005 dengan

Kymco sebagai pelopor sepeda motor automatic. Berikut pangsa pasar sepeda

motor di Indonesia berdasarkan jenis atau tipe;

Gambar 1.1 Pangsa Pasar Sepeda Motor Berdasarkan Jenis Sepeda Motor

(23)

4

Gambar 1.1 menunjukkan Tahun 2012 pangsa pasar sepeda motor tertinggi yaitu

jenis automaticdengan pangsa pasar sebesar 59%. Untuk pangsa pasar jenis

bebek sebesar 30%, sedangkan pangsa pasar Sepeda motor jenissportmasih

rendah yaitu sebesar 11 % dari pasar nasional yang terjual oleh anggota Asosiasi

Industri Sepeda Motor Indonesia.

Produsen sepeda motor yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor

Indonesia (AISI) yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan Piaggio,

TVS, dan Kanzen memproduksi ketiga jenis motor tersebut, kecuali Kymco dan

Piaggio yang lebih fokus ke pasar motor automatic. Sementara produsen

pendatang baru dari India yaitu Bajaj konsisten pada pasar motor sport.

PT Kawasaki Motor Indonesia merupakan salah satu anggota AISI yang didirikan

pada tanggal 18 Februari 1994 sebagai perusahaan joint venture antara Kawasaki

Heavy Industries, Ltd. – Jepang dengan salah satu perusahaan di Indonesia yaitu

PT Sumber Selatan Nusa. Bisnis perusahaan bergerak dibidang kendaraan beroda

dua dengan merek Kawasasaki. Produksi pertama dimulai pada Maret 1995,

kemudian diikuti dengan penjualan unit, spare partserta fasilitas servis . Unit

bisnis yang dimiliki oleh Kawasaki Motorsadalah industry otomotif, perakitan

sepeda motor termasuk komponennya.

PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Kawasaki

memasarkan produknya di Indonesia meliputi berbagai tipe untuk segmen pasar

yang berbeda-beda. Tahun 1997, pasar sepeda motor tipe sportmulai terbentuk.

Kawasaki mencoba untuk masuk ke pasar tersebut dan fokus ke pasar sepeda

(24)

5

Indonesia. Berkapasitas 150 CC merupakan terbesar di kelasnya. Didukung

teknologi DOCH (Double OverHead Camshaft) 2 tak dengan sistem transmisi 6

kecepatan.

Kawasaki Ninja 150 diproduksi di Indonesia meski mayoritas komponen masih

dipasok dari Kawasaki Thailand. Tahun 1996 Kawasaki Ninja mempunyai ciri

mendasar dengan pelek jari-jari, lampu bulat dan pengereman cakram di depan.

Satu tahun kemudian setelah peluncuran Ninja 150 berubah menjadi Ninja 150 R.

Ninja 150 R menggunakan cakram depan-belakang dan pelek jari-jari. Ini disebut

Ninja 150 yang memang lebih mahal. Meski selisih setahun, Ninja 150 waktu itu

berbeda dari kode produksi. Keluaran 1996 punya kode produksi KR150C dan

yang 1997 ditandai KR150J. Tapi, kode mesin sama, yakni 1855.

Di generasi ini Ninja 150 menggunakan karburator Keihin PWL 26 sampai

produksi September 2006. Ukuran pilot-jet 45, main-jet 132 dan kode jarum skep

F33 45H dipakai sampai September 2006.

Keunggulan spesifikasi produk tersebut yang membuat konsumen untuk

Kawasaki Ninja 150 R masih tetap ada sampai saat ini. Hal yang cukup unik,

karena sebenarnya untuk perkembangan teknologi sepeda motor saat ini sudah

sangat berkembang. Beberapa produsen sudah meninggalkan teknologi mesin 2

Tak, dan beralih ke 4 Tak dengan menawarkan teknologi yang lebih ekonomis

dan lebih ramah lingkungan.

Beberapa pesaing untuk Kawasaki Ninja 150 R untuk pasar sepeda motor sport

antara lain, Yamaha RX King, Yamaha RX Z, Suzuki RGR, dan Honda RZ. Dari

(25)

6

Kawasaki Ninja 150 R dan Kawasaki Ninja 150 RR yang masih tetap diproduksi

secara massal dan dipasarkan secara komersil kepada konsumen. Sisanya sudah

tidak dikembangkan lagi oleh masing-masing produsen.

Kawasaki masih mempertahankan pasar sepeda motor Sport2 Tak ini dengan

sedikit merubah model dan sistem mesin saja, namun dari segi inovasi

keseluruhan tidak ada yang berubah. Konsumen masih menganggap bahwa inilah

keunggaulan dari Kawasaki Ninja 150 R sehingga harus tetap dipertahankan.

Sepeda motor yang mampu berakselerasi dengan spontan dan dengan kecepatan

yang tinggi, serta dengan desain sporty, masih menjadikan sepeda motor yang

sudah berusia sekitar 17 Tahun di Indonesia ini masih memiliki peminat yang

cukup tinggi dan konsumen yang loyal sehingga Kawasaki Ninja 150 R masih

dipertahankan oleh Kawasaki Motorssampai saat ini.

Merek telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan di

dalam pemasaran. Sebuah merek lebih dari sekedar elemen dari produk. Produk

adalah sesuatu yang diproduksi di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang

dibeli konsumen. Konsumen biasanya tidak menjalin relasi dengan produk atau

jasa, namun sebaliknya membina hubungan yang kuat dengan merek spesifik.

Perbedaan pandangan atau persepsi konsumen terhadap berbagai merek

merupakan hasil dari penglihatan serta pengalaman konsumen terhadap atribut–

atribut produk. Atribut produk akan berbeda antara merek yang satu dengan

merek produk yang lain. Konsumen pada posisi ini secara mutlak mempunyai

kebebasan untuk melakukan keputusan pembelian terhadap merek produk yang

(26)

7

Beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan

pembelian suatu produk.

Tahap-tahap proses keputusan pembelian produk menurut Kotler (2007:235 )

adalah; Pengenalan masalah, Pencarian informasi, Evaluasi berbagai alternatif,

Keputusan pembelian, dan Perilaku pasca pembelian. Salah satu tahapan dalam

pembelian yaitu perilaku pasca pembelian. Tahapan pasca pembelian merupakan

hal yang penting karena pada tahapan ini akan terlihat bagaimana respon

konsumen terhadap ekuitas merek.

Aaker dalam Kotler dan Keller (2007:339) memandang ekuitas merek sebagai

satu perangkat dari lima kategori aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan

merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk

kepada perusahaan atau pelanggan. Menurut Duriantoet al.(2004:4) ekuitas

merek dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori:

1) Kesadaran Merek.

2) Asosiasi Merek

3) Persepsi Kualitas

4) Loyalitas Merek

5) Aset-Aset kepemilikan merek lainnya.

Ketika konsumen menggunakan sebuah merek tentunya konsumen akan memiliki

sebuah penialaian terhadap sebuah merek. Respon ketika menggunakan merek

inilah kemudian akan diketahui seberapa puas konsumen terhadap merek sehingga

akan ada kepercayaan terhadap merek. Menurut Delgado dan Walzuch dalam

(27)

8

harapan dengan keyakinan akan reliabilitas dan niat suatu merek dalam situasi

yang melibatkan risiko bagi konsumen.

Kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang

konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi

atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan

kepuasan (Riset Costabile dalam Ferinnadewi, 2008). Menurut Schiffman et al.

(2004:227) loyalitas merek adalah:

"Brand loyalty must be measured by attitudes toward a brand rather than by purchase consistensy." Bahwa kesetiaan merek dinilai dari sikap terhadap suatu merek dengan pembelian secara berulang-ulang”

Adanya hubungan antara brand trust, danbrand loyaltydi dukung penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Irawan (2011) yang meneliti tentang pengaruh

kepercayaan merek terhadap loyalitas minuman isotonik Vitazone. Hasilnya

menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap brand loyality.

Kawasaki 150 R merupakan merek yang masih digemari dan dipercaya oleh

konsumen sebagai sepeda motor Sport2 Tak. Provinsi Lampung merupakan salah

satu daerah yang menjadi area distribusi penjualan produk Kawasaki. Berikut data

penjualan Sepeda motor di Provinsi Lampung Tahun 2010-2012;

Tabel 1.4. Penjualan Sepeda Motor Provinsi Lampung Tahun 2010-2013

Merek

Penjualan / Tahun (Unit)

2010 2011 2012 2013

Honda 74.594 102.420 70.871 113.871

Yamaha 17.346 29.485 46.564 52.731

Suzuki 16.541 8.934 12.082 10.059

Kawasaki 1.539 1.636 1.442 1.614

Lainnya 2.957 2.609 4.467 7.352

(28)

9

Tabel 1.4 menunjukkan penjualan Kawasaki di Lampung masih rendah dan

berada pada peringkat ke-empat sesudah Honda dan Yamaha dan Suzuki. Tahun

2010 Kawasaki mampu menjual produk sebesar 1.539 unit, selanjutnya Tahun

2011 penjualan mengalami kenaikan dari jumlah sebelumnya yaitu sebesar 1.636

unit. Tahun 2012 penjualan Kawasaki mengalami penurunan sebesar 1.442 unit

dari penjualan di Lampung sebesar 171.426 unit. Tahun 2013 penjualan Kawasaki

menunjukkan peningkatan sebesar 1.614 unit dari total penjualan sebesar 185.627

unit. Berikut data penjualan Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung Tahun

2009-2013:

Tabel 1.5 Penjualan Kawasaki Ninja 150 R Tahun 2009-2013 Di Bandar Lampung

Sumber: PT. Sumber Trada Motor (Kawasaki Centre Lampung),2014

Tabel 1.5 menunjukan Kawasaki Ninja 150 R terjual sebanyak 235 unit Tahun

2009, kemudian menurun menjadi 186 unit. Tahun 2011 penjualan kembali

meningkat menjadi 201 unit, namun menurun kembali Tahun 2012 menjadi 168

unit. Sampai Bulan Desember 2013, Kawasaki Ninja 150 R masih terjual sebesar

127 unit atau kembali menurun sebesar 24,4%.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dijelaskan apa yang telah dilakukan

Kawasaki Motorsagar memiliki kepercayaan merek sehingga akan timbul adanya

(29)

10

Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor

Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung.”

1.2 Identifikasi Masalah

PT Kawasaki Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek sepeda

motor merek Kawasaki, dalam empat tahun terakhir penjualan Kawasaki

menunjukkan penjualan yang kurang baik. Tabel 1.5 menunjukkan Kawasaki

Ninja 150 R mengalami penurunan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa

Kawasaki Ninja 150 R masih kalah bersaing dengan produk yang lain. Sehingga

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Penurunan penjualan Sepeda

motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung.

1.3 Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini

adalah: Apakah kepercayaan merek berpengaruh pada Loyalitas merek sepeda

motor Kawasaki Ninja 150 R di Bandar Lampung?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Pengaruh Kepercayaan merek

(30)

11

b. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan kepada PT. Kawasaki Motor Indonesia selaku ATPM

Kawasaki tentang faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek pada

loyalitas merek sepeda motor Kawasaki Ninja 150 R.

2. Bagi Akademisi

Sebagai referensi akademisi yang membutuhkan informasi kepercayaan

merek dan loyalitas merek yang mempengaruhi pembelian sepeda motor.

3. Bagi Peneliti

Sebagai syarat kelulusan pendidikan Sarjana Strata 1 Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

I.5. Kerangka Pemikiran

Ketika memasarkan sebuah produk, perusahaan harus memberikan identitas

kepada produk tersebut. Identitas ini akan memudahkan konsumen untuk

membedakan produk satu dan yang lain. Identitas inilah yang dinamakan merek.

Menurut Kotler dan Keller (2007:332), merek adalah produk atau jasa penambah

dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa

lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Semakin baik suatu

produk maka merek yang melekat pada produk tersebut akan dijadikan prioritas

oleh konsumen tersebut ketika akan membeli produk kembali. Hal itu dilakukan

konsumen karena konsumen tersebut memiliki kepercayaan terhadap merek

(31)

12

Kepercayaan merek adalah sebagai kesediaan dan kemauan pelanggan dalam

menghadapi resiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli, dalam hal ini

disebabkan karena pelanggan berharap bahwa merek yang mereka beli akan

memberikan hasi yang positif dan menguntungkan bagi pelanggan. (Lau dan Lee,

1999:341). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek adalah:

1. Karakteristik Merek

a. Reputasi merek

b. Dapat diramalkan

c. Kompetensi merek

2. Karakteristik Perusahaan

a. Kepercayaan terhadap perusahaan

b. Reputasi perusahaan

c. Motivasi yang dirasakan perusahaan

d. Interigeritas perusahaan

3. Karakteristik Merek Pelanggan

a. Persamaan konsep diri dan merek

b. Kegemaran terhadap suatu merek

c. Pengalaman merek

d. Kepuasan terhadap merek

e. Rekomendasi merek orang dekat

Ketika seseorang sudah merasa puas terhadap sebuah produk kemudian memiliki

kepercayaan terhadap sebuah merek, maka akibat dari kepercayaan tersebut adalah

akan adanya pembelian ulang, rekomendasi terhadap orang terdekat, dan loyalitas

(32)

13

Rangkuti (2004:39) menjelaskan loyalitas merek dapat diukur melalui:

1. Behavior measures

2. Measuring switch cost

3. Measuring satisfaction

4. Measuring liking brand

Adanya hubungan kepercayaan merek dan loyalitas merek ini adalah sebuah

gambaran antara konsumen dan produsen. Berdasarkan kerangka pemikiran

sebelumnya, maka peneliti mecoba untuk meneliti apakah ada pengaruh

kepercayaan merek pada loyalitas merek Kawasaki Ninja 150 R di Bandar

Lampung. Berikut model penelitian yang akan dilaksnakan:

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Sumber: Lee and Lau (1999:344)

1.6. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Kepercayaan

Merek Berpengaruh terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Kawasaki

Ninja 150 R di Bandar Lampung”. KEPERCAYAAN MEREK (X)

Karakteristik Merek (X1)

Karakteristik Perusahaan (X2)

Karakteristik Merek Pelanggan (X3)

(33)

14

II. LANDASAN TEORI

2.1. Produk

2.1.1. Pengertian Produk

Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,

sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa yang dirancang untuk

memuaskan keinginan konsumen. Maka dari itu perusahaan harus berusaha

mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi.

Konsumen biasanya menginginkan produknya dapat membuat hati para konsumen

terpuaskan dan mempunyai kualitas produk. Menurut Kotler dan Keller (2007 : 4)

produk adalah :

“Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan / semua kebutuhan”

Dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap

memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk dapat berupa suatu benda (object),

rasa (service), kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi dan

gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen,jika

(34)

15

2.2 Merek.

2.2.1 Definisi Merek

Menurut Kotler dan Keller (2007:332) merek adalah produk atau jasa penambah

dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk atau jasa

lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.

Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono (2005:2)

merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna

atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Sedangkan Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Tjiptono (2005:2) mendefinisikan

merek sebagai pengidentifikasi produk atau jasa dan pembeda dengan pesaing.

Dengan demikian, merek dapat disimpulkan sebagai tanda yang dimiliki oleh

produk atau jasa untuk mengidentifikasi produknya dan membedakannya dengan

produk pesaing.

Rangkuti (2004:60) mengatakan bahwa merek merupakan janji penjual secara

konsisten memberikanfeature,manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek

terbaik akan memberikan jaminan kualitas.

2.1.2.2 Manfaat Merek

Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen (Keller dalam Tjiptono,

2005:20). Bagi produsen, merek bermanfaat sebagai berikut :

1) Sarana identifikasi untuk memudahkan proses pelacakan produk bagi

(35)

16

2) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek

bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual.

3) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka

bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

4) Makna unik yang membedakan produk dari pesaing.

5) Sumber keunggulan kompetitif,terutama melalui perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra yang terbentuk dalam benak konsumen.

Sedangkan bagi konsumen, manfaat merek seperti ;

1) Identifikasi sumber produk.

2) Penempatan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu.

3) Pengurang resiko.

4) Penekan biaya pencarian.

5) Signal kualitas.

6) Alat simbolis yang memproyeksikan citra.

7) Janji atau ikatan khusus dengan produsen.

2.1.3 Ekuitas Merek

Kotler dan Keller (2007:334) mendefinisikasn merek sebagai nilai tambah yang

diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini dapat dicerminkan dalam cara konsumen

berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan

profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset tak

berwujud yang penting, memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan.

Sedangkan Aaker dalam Kotler dan Keller (2007:339) memandang ekuitas merek

(36)

17

dengan merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah

produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan.

Menurut Duriantoet al.(2004:4) ekuitas merek adalah seperangkat aset dan

liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan produk atau jasa baik pada

perusahaan maupun pelanggan.

Menurut Aaker dalam Duriantoet al. (2004:4) ekuitas merek dapat

dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu :

1) Kesadaran Merek; menunjukkan kesanggupan calon pembeli untuk

mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan bagian dari

kategori produk tertentu.

2) Asosiasi Merek; mencerminkan pencitraan merek terhadap suatu kesan

tertentu.

3) Persepsi Kualitas; mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas / keunggulan suatu produk.

4) Loyalitas Merek : mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan

merek produk.

5) Aset-Aset kepemilikan merek lainnya.

2.2 Kepercayaan Merek

Kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang

konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi

atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan

(37)

18

Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, menurut Delgado

(dalam Ferrinnadewi, 2008), kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk

dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa

produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek

(brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek

tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen.

Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan

pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko-resiko yang

dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang

positif (Lau dan Lee, 1999: 344).

Brand trust dapat diukur melalui dimensi viabilitas (dimension of viability) dan

dimensi intensionalitas (dimension of intentionality).

1. Dimension of Viability

Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat

memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini

dapat diukur melalui indikator kepuasan dan nilai.

2. Dimension of Intentionality

Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seorang individu terhadap

suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust.

Kepercayaan terhadap merek sebagai kesediaan dan kemauan pelanggan dalam

menghadapi resiko yang berhubungan dengan merek yang dibeli, dalam hal ini

(38)

19

memberikan hasi yang positif dan menguntungkan bagi pelanggan. (Lau dan Lee,

1999:343).Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek menurut Lau

dan Lee (1999:343) adalah;

1. Karakteristik Merek (Brand Characteristic)

Karakteristik Merek (Brand Characteristic) mempunyai peran yang penting

dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu

merek. Hal ini disebabkan konsumen melakukan penilain sebelum membelinya.

Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi reputasi

(reputation), dapat diramalkan (predictability) dan kompetensi (competence).

a. Reputasi merek (brand reputation)

Reputasi merek (brand reputation) adalah opini orang lain bahwa merek baik dan

dapat dipercaya. Bila konsumen merasa bahwa orang lain berpendapat bahwa

perusahaan yang berada dibalik merek yang dipilihnya terkenal adil dan bijaksana,

konsumen tersebut akan merasa lebih aman dalam menerima dan menggunakan

produk perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, persepsi

konsumen bahwa perusahaan memiliki reputasi kesetaraan sangat berkaitan erat

dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

b. Peramalan terhadap merek (brand predictability)

Kemungkinan peramalan terhadap suatu merek (brand predictability) adalah

kemampuan satu bagian untuk meramalkan kebiasaan bagian lain. Sebuah merk

yang dapat diramalkan adalah satu dari acuan pengguna merek (konsumen) untuk

mengantisipasi dan membentuk kepercayaan yang rasional sehingga akan

(39)

20

c. Kompetensi Merek (Brand Competence)

Kompetensi merek adalah merek yang memiliki kemampuan untuk dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapi konsumen dan memenuhi segala

kebutuhannya. Jika diyakini bahwa mereka mampu memecahkan permasalahnnya

maka konsumen akan percaya terus pada merek tersebut.

2. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic)

Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi

tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Karakteristik perusahaan

yang diperkirakan dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap

perusahaan (trust in company) adalah reputasi perusahaan (company reputation),

motivasi yang dirasakan oleh perusahaan (perceive motive of the company) dan

integritas perusahaan yang dirasakan (company integration)

a. Kepercayaan terhadap perusahaan (trust in company)

Ketika suatu entitas dipercaya oleh konsumen, maka bagian-bagian kecil dari

entitas tersebut juga cenderung dipercaya oleh konsumen. Dilihat dari sudut

perusahaan dan produk yang dihasilkan, perusahaan yang lebih besar merupakan

entitas yang lebih besar pula, sementara merek merupakan bagian kecil. Jadi

konsumen yang menaruh kepercayaan pada perusahaan maka akan menaruh pula

kepercayaan pada merek produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

b. Reputasi Perusahaan (company reputation)

Jika konsumen menganggap pendapat orang lain bahwa perusahaan dibalik

sebuah merek adalah benar dan jujur, maka konsumen akan merasakan lebih aman

dalam memakai dan menggunakan merek perusahaan tersebut. Dengan kata lain

(40)

21

c. Motif yang menguntungkan bagi perusahaan (Company Perceived Motives)

Motif yang dirasakan dari partner jual beli mempengaruhi kepercayaan tehadap

partner tersebut. Dengan demikian bahwa pandangan konsumen bahwa

perusahaan memiliki motif yang menguntungkan sangat berkaitan dengan

kepercayaan konsumen terhadap merek yang diluncurkan perusahaan tersebut.

d. Integritas Perusahaan (Company Integrity)

Integritas perusahaan merupakan persepsi konsumen yang sesuai dengan

prinsip-prinsip yang logis, misalnya berlaku jujur. Jika perusahaan dirasakan mempunyai

integritas, maka merek produknya akan dipercaya oleh konsumen.

3. Karakteristik merek pelanggan (consumer brand characteristic)

Hubungan bukanlah suatu cara yang mutlak, karena kedua kelompok saling

mempengaruhi hubungan diantara mereka. Oleh karena itu karakteristik

konsumen merek dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu

merek. Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan

acuan dirinya sebagai suatu obyek. Sebuah analogi popular yang digunakan dalam

konteks pemasaran adalah merek sama dengan orang. Jadi suatu merek dapat

memiliki kesan antar kepribadian. Kepribadian merek adalah asosiasi yang terikat

dengan merek yang diingat oleh konsumen dalam menerimanya.

a. Persamaan antara konsep diri dan merek (Similarity between consumer self

concept and brand)

Jika ciri-ciri fisik suatu merek dinilai sesuai dengan kesan dari konsumen erhadap

suatu produk, kemungkinan besar konsumen akan percaya pada merek tersebut.

(41)

22

konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan

knsumen terhadap merek tersebut.

b. Kegemaran terhadap suatu merek (brand liking)

Liking menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap

kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tariknya. Secara formal dapat

dinyatakan, simpati konsumen terhadap suatu merek sangat berhubungan dengan

kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

c. Pengalaman merek (brand experience)

Brand experience adalah pengalaman masa lalu konsumen dengan merek tersebut,

khususnya dalam lingkup pemakaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengalaman konsumen terhadap suatu merek sangatlah berkaitan dengan

kepercayaan terhadap merek tersebut.

d. Kepuasan terhadap merek (brand satisfaction)

Kepuasan terhadap suatu merek dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi

subyektif terhadap apa yang telah dicapai oleh merek terpilih dalam rangka

memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen.

2.4 Loyalitas Merek

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 227), loyalitas merek adalah preferensi

konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama

pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek

adalah sebuah komitmen yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu

(42)

23

Menurut Lau dan Lee (1999: 351), loyalitas merek adalah sebagai pola aktual

perilaku pembelian dari suatu merek, atau perilaku niat beli terhadap merek. Lau

dan Lee, (1999) menemukan sebuah hubungan yang sangat kuat antara perilaku

niat beli terhadap suatu merek dan perilaku aktual pembelian merek.

Menurut Aaker dalam Ardha (2008: 61) mendefinisikan loyalitas merek

merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran

ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan

beralih ke produk lain terutama pada suatu merek tersebut didapatinya adanya

perubahan, baik menyangkut harga atau atribut lain.

Rangkuti (2004:39) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat diukur melalui:

1. Behavior measures

Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk habitual behavior

(perilaku kebiasaan) adalah memperhitungkan pola pembelian aktual.

2. Measuring switch cost

Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifiksikan loyalitas pelanggan dalam

suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat mahal,

pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan kelompok

pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.

3. Measuring satisfaction

Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek

merupakan indikator paling penting dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan

(43)

24

bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor penarik

yang cukup kuat.

4. Measuring liking brand

Kesukaan terhadap merek, kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat dengan

suatu merekmembangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam perasaan

pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan yang berada

dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan untuk membayar

harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut.

Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian

barang dan jasa secara terus-menerus harus selalu diperhatikan oleh perusahaan

dengan demikian perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat

memenuhi kebutuhan mereka.

Sebaliknya pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek, pada saat mereka

melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan

karena ketertarikan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan pada

karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya ataupun berbagai

atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternatif.

Loyalitas merek (brand loyalty) “merupakan suatu ukuran keterlibatan pelanggan

kepada sebuah merek”. (Duriantoet al, 2001 : 126). Ukuran ini mampu

memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke

merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan,

(44)

25

2.5 Fungsi Loyalitas Merek

Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyaltydapat menjadi

aset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi brand loyalty

kepada perusahaan: (Duriantoet al2001 : 127).

a. Reduced marketing cost (mengurangi biaya pemasaran)

Dalam kaitanya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah mempertahankan

pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan baru,

jadi biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyaltymeningkat. Ciri yang

paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk

karena harganya murah.

b. Trade leverage(meningkatkan perdagangan)

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek menghasilkan peningkatan perdagangan

dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa

pembeli ini akan membeli merek didasarkan kebiasaan mereka selama ini.

c. Attracting new customers(menarik minat pelanggan baru)

Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada

merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakni bagi calon pelanggan untuk

mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan

mengandung resiko tinggi. Disamping itu, pelanggan yang puas umumnya akan

merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga

(45)

26

d. Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu untuk

merespon ancaman persaingan)

Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon

gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul,

pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk

memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisirkan.

Dalam kaitanya dengan brand loyalty suatu produk, didapat adanya beberapa

tingkatan brand loyalty. Adapun tingkat brand loyaltytersebut adalah sebagai

berikut : (Duriantoet al, 2001 : 128)

a. Switcher (berpindah – pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan

yang berada pada tingkat paling tinggi. Pada tingkatan ini merek apapun mereka

anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan

pembelian.

b. Habitual buyer(pembeli yang bersifat biasa)

Pembeli yang berada dalam tingkatan loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai

pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsi atau setidaknya

mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk

tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dapat membeli suatu merek

didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.

c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka

mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja memindahkan

(46)

27

yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan

tindakan mereka beralih merek.

d. Likes the brand (menyukai merek)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang

sungguh- sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka pembeli biasanya didasari

oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam

penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya

ataupun disebabkan oleh perceived qualityyang tinggi.

e. Committed buyer (pembeli yang komit)

Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Pada tingkatan ini, salah

satu aktualitas loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan

dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.

Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek. Merek dapat

dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli baik

melalui periklanan maupun kegiatan promosi yang dilakukan.

Apabila konsumen sudah mendapatkan bahwa merek yang dipakai pada saat ini

dapat dipercaya, ini menjadi informasi penting baginya. Maka tidak ada inisiatif

untuk mencari merek lain. Ia akan kembali dan membeli setiap kali kebutuhannya

timbul dan loyal pada merek tersebut, walaupun pada suatu saat akan ada

perubahan pada merek tersebut.

Agar suatu merek dapat mencerminkan makna yang ingin disampaikan maka ada

(47)

28

1. Merek harus khas dan unik.

2. Merek harus menggambarkan mengenai manfaat produk dan

pemakaiannya.

3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.

4. Merek mudah diucapkan, dikenal dan diingat.

5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk didengar dan dalam

bahasa lain.

6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk

baru yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk.

Merek disini berarti suatu ciri-ciri khusus pada barang sehingga mudah untuk

dibedakan dengan merek lain sehingga konsumen tidak sukar untuk

mendapatkannya dan tidak beralih ke merek lainnya.

Mendapatkan konsumen loyal merek adalah sesuatu yang paling berharga jika

konsumen tersebut ternyata adalah pengguna berat produk. Konsumen loyal pada

merek perusahaan atau merek pesaing, ada beberapa strategi yang dapat

digunakan dan sangat berguna yaitu : ( Peteret al, 2000 : 163)

a) Jika satu-satunya segmen yang paling menguntungkan adalah pengguna berat

loyal merek, berfokuslah pada pengalihan loyalitas konsumen kepada merek

perusahaan.

b) Jika ada pengguna sedang loyal merek yang cukup besar jumlahnya,

berfokuslah untuk meningkatkan tingkat penggunaan merek atas merek

perusahaan.

c) Jika ada pengguna berat pengabai merek dengan jumlah cukup besar, cobalah

(48)

29

suatu keunggulan relatif yang baru.

d) Jika ada pengguna sedang pengabai merek dalam jumlah yang cukup, upayakan

untuk membuat nama merek perusahaan sebagai satu ciri yang utama, dan

tingkatan pengguna merek perusahaan diantara konsumen mungkin dengan

menemukan keunggulan relatif yang dapat bertahan lama.

2.8 Penelitian Terdahulu

 Sugiarto, Herman. 2011. Pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas

Merek sepeda motor Suzuki Smash di Nganjuk Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.

Hasil penelitian : Hasil pnegujian hipotesis menunjukkan nilai Rxy =

0,477 dengan nilai p = 0,0000. Hal ini menunjukkan kepercayaan merek

berpengaruh positif pada loyalitas merek sepeda motor Suzuki Smash di

Nganjuk.

 Pudyastowo, Henry Cahya. 2008. Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap

Loyalitas Merek Pada Konsumen Sepeda Motor Honda Di Kabupaten

Purworejo.

Hasil Penelitian : Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan

adjusted R2 sebesar 0,533 (53,3%). Artinya loyalitas konsumen terhadap

merek pada konsumen sepeda motor Honda di kabupaten Purworejo

dipengaruhi oleh perubahan variabel karakteristik merek, karakteristik

perusahaan, dan karakteristik konsumenmerek, sedangkan sisanya 46,7%

(49)

30

menunjukkan Kepercayaan Merek Berpengaruh Positif Pada Loyalitas

Merek Konsumen Sepeda Motor Honda Di Kabupaten Purworejo.

 Septria, Rivita .2012. Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Atas

Pengembangan Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor

Honda Vario Techno Di Kabupaten Pasaman Barat. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang.

Hasi Penelitian: Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai Konstanta sebesar

5,045 menunjukkan tanpa adanya kepercayaan dan kepuasan atas

pengembangan produk maka tingkat loyalitas konsumen sebesar 5,045,

kepercayaan, memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,299. Dengan

demikian semakin tinggi tingkat kepercayaan maka semakin tinggi

loyalitas konsumen. Jika kepercayaan meningkat sebesar satu satuan maka

loyalitas konsumen akan mengalami kenaikan sebesar 0,299 dengan

anggapan variabel bebas lainnya tetap, dan variabel kepuasan atas

pengembangan produk, memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,151.

Hal ini menunjukkan Kepercayaan Dan Kepuasan Atas Pengembangan

Produk Berpengaruh Positif Pada Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor

(50)

31

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan penggambaran atau

pemaparan tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk

menarik kesimpulan.

3.2.Populasi dan Sampel

A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61). Populasi

dalam penelitian ini adalah pengguna sepeda motor merek Kawasaki Ninja 150 R

di Bandar Lampung

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

Sugiyono (2011:62). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

metode non-probability samplingdengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel

yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan penelitian. Teknik

ini merupakan teknik pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri khusus,

1. Pengguna Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R,

(51)

32

3. Merekomendasikan kepada teman atau saudara untuk membeli motor

Kawasaki Ninja 150 R.

Teknik ini dipilih oleh peneliti karena peneliti juga memiliki keterbatasan dana

dan waktu. Hair (2006:112) menyarankan bahwa jumlah sampel penelitian yang

tidak diketahui jumlah populasi pastinya, minimal berjumlah lima kali variabel

yang dianalisa atau indikator. Indikator dari penelitian ini berjumlah 16, dan

pertanyaan pada kuesioner berdasarkan jumlah indikator variabel yang diteliti

maka jumlah pertanyaannya sebanyak 16 pertanyaan, sehingga diperoleh hasil

perhitungan sampel sebagai berikut:

Jumlah Sampel = 5 x 16 Indikator Penelitian

= 80 sampel

Syarat karakteristik sampel dalam pengambilan sampel penelitian adalah:

1. Pengguna Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 R

2. Bertempat tinggal di Bandar Lampung

3. Merekomendasikan kepada teman atau saudara untuk membeli motor

Kawasaki Ninja 150 R

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis metode penelitian yaitu:

1. Penelitian Pustaka (library reseach)

Penelitian pustaka adalah metode penelitian yang dilakukan dengan

mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang

mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang diajukan dalam

(52)

33

2. Penelitian Lapangan

Penelitian dilakukan penulis melalui wawancara, yaitu mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada perusahaan mengenai berbagai hal

yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian juga dilakukan untuk

memperoleh data primer dengan mengambil sampel dari suatu target atau

objek dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok.

Kemudian jawaban dari setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya

dengan menggunakan Skala Likert yaitu : (1, 2, 3, 4, 5) dengan kriteria

umum untuk skor yang digunakan untuk jawaban adalah :

• Sangat setuju = 5

• Setuju = 4

• Cukup Setuju = 3

• Tidak setuju = 2

• Sangat tidak setuju = 1

3.4 Operasional Variabel

Variabel adalah sesuatu yang diteliti dan mempunyai variasi nilai, dimana dalam

melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sebagai objek

penelitian, yaitu :

1. Variabel Kepercayaan Merek (X)

Dalam menyusun sekripsi ini variabel bebasnya adalah kepercayaan merek

produk yang terdiri dari Karakteristik merek (X1), Karakteristik

Perusahaan (X2), Karakteristik Merek Pelanggan (X3). (Lee and Lau

(53)

34

2. Variabel Loyalitas Merek (Y)

Dalam skripsi ini variabel dependen nya yaitu Loyalitas Merek. (Lee and

Lau (19

Tabel 3.1 Operasional Variabel Kepercayaan Merek (X)

Variabel Penjelasan Indikator Skala

Karakeristik Merek (X1)

Karakteristik Merek (Brand

Characteristic) mempunyai peran yang penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek.

Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.

4). Kepercayaan Terhadap Perusahaan

5). Reputasi Perusahaan 6). Motivasi yang dirasakan Perusahaan

Hubungan bukanlah suatu cara yang mutlak, karena kedua kelompok saling mempengaruhi hubungan diantara mereka.

8) Persamaan Konsep Diri dan Merek

9) Kegemaran Terhadap Suatu Merek

loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu

13). Memberi referensi kepada teman

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(54)

35

kepada responden diberi alternatif jawaban dengan menggunakan skala 1 sampai

5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Instrument Skala Likert Pertanyaan Skala

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

3.6 Validitas dan Reliabilitas

A. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.

Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.. Tujuan

pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa

kuisioner yang disusun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan

menghasilkan data valid (Purbayu dan Ashari, 2005:247).

Validitas didefinisikan sebagai suatu pengukuran terkait dengan sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Penelitian ini menggunakan factor analysis untuk uji validitasnya dengan menguji

responden awal sebanyak 30 responden, dengan derajat keyakinan sebesar 95%

(55)

36

Hasil perhitungan dengan signifikansi dibawah 0,05 dan Kaiser-Meyer-Olkin

(KMO) serta Measure of Sampling Adequacy(MSA) minimal 0.5 dinyatakan

valid dan sampel bisa di teliti lebih lanjut ,Santoso (2002:101)

B. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah kejituan atau ketepatan instrumen pengukur. Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran,

apabila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan

instrumen yang sama. Untuk menilai reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini,

digunakan rumus Alpha Cronbachyang di hitung dengan bantuan SPSS 20.0,

sebuah instrumen dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi jika nilai Cronbach’s

Coefficient Alpha >0,6 dan Cronbach’s Alpha If Item Deleted <Cronbach’s

Coefficient Alpha,Gozali (2003:133).

3.6 Metode Analisis

A. Analis1is Kuantitatif

Dalam penelitian ini analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui

berapa besar pengaruh variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek sepeda

motor Kawasaki Ninja 150R di Bandar Lampung. Data diolah secara statistik

untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu

program SPSS 20.0 for WindowsSedangkan metode regresi berganda yang

(56)

37

Y = Loyalitas Merek

A = Konstanta

b1-b3 = Koefisien regresi berganda

X1 = Karakteristik Merek

X2 = Karakteritik Perusahaan

X3 = Karakteristik Merek Pelanggan

E = Standar error

B. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010: 206) analsisis deskriptif adalah analisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau digeneralisasi.

3.7 Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya,

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana Ho

diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yang harus

dilakukan yaitu :

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)

Uji - t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat.

(57)

38

Ho: b1= b2= b3= 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).

H0 : b1, b2, b3≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung < t tabel

Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung > t tabel.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)

Uji - F pada dasarya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1= b2= b3= 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y).

H0 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek (Y). (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima dan Ha ditolak bila F hitung < F tabel

Ho ditolak dan Ha diterima bila F hitung > F tabel

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan

(58)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Kepercayaan Merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek Sepeda

Motor Kawasaki Ninja 150 R Di Bandar Lampung.

2. Berdasarkan analisis kuantitatif diketahui bahwa, hasil uji R2 variabel

Kepercayaan Merek terhadap loyalitas merek Sepeda Motor Kawasaki

Ninja 150 R Di Bandar Lampung sebesar 0.523. Hal ini berarti sumbangan

variabel kepercayaan merek (X) berperan dalam mempengaruhi setiap

variabel Y (loyalitas merek) sebesar 52,3% dan sisanya dipengaruhi

variabel lain di luar variabel kepercayaan merek (X).

3. Hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama dengan uji F pada tingkat

kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5% di peroleh F hitung > F tabel

27,751 > 2,72) maka Ho ditolak dan Ha diterima, nilai signifikansi hasil

print outternyata dibawah alpha yang ditentukan 5% maka secara statistik

bahwa secara keseluruhan variabel bebas (kepercayaan merek)

berpengaruh terhadap loyalitas merek Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150

Gambar

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2009-2013
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2012
Tabel 1.4. Penjualan Sepeda Motor Provinsi Lampung Tahun 2010-2013
Tabel 1.5 Penjualan Kawasaki Ninja 150 R Tahun 2009-2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Meanwhile, the aim of this research are (1) to observe the influence on the applied different heat flux and volumetric rate to heat transfer performance, (2) to evaluate heat

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE :

Hasil regresi yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa quick ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap imbal hasil saham, sedangkan kapitalisasi pasar, bid

HUBUNGAN PENGUASAAN KONSEP D ENGAN KEMAMPUAN MENILAI KRED IBILITAS SUMBER INFORMASI MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) D ALAM MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN..

Kandungan kimia lainnya yang terdapat pada daun kepayang ( Pangium edule ) antara lain: vitamin C, ion besi, betakaroten, asam hidnokarpat,. asam khaulmograt, asam glorat,

Dari kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa masih ada perbedaan kemiringan (slop e ) yang cukup besar, sehingga kalau dibandingkan antara grafik hasil pengujian alat ukur

To fulfill these integration objectives, several methods, techniques, patterns, and technologies have been developed over the years, ranging from point-to-point integration over

Pada halaman ini petugas melakukan transaksi pemesanan barang untuk stock gudang, pemesanan yhang dilakukan sudah ditentukan secara otomastis jumlah produk yang.