• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kesadahan Total Air Minum Isi Ulang Dan Air Bersih Dari Sumur Bor Secara Titrimetris Di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kesadahan Total Air Minum Isi Ulang Dan Air Bersih Dari Sumur Bor Secara Titrimetris Di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KESADAHAN TOTAL PADA AIR MINUM DAN

AIR BERSIH PADA SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS

DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN

KARYA ILMIAH

NURHAMIDAH SAGALA

092401039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN

AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI

LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

NURHAMIDAH SAGALA 092401039

DEPERTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR

MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI

LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN

Nama : NURHAMIDAH SAGALA

Nomor Induk Mahasiswa : 092401039

Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2012

Diketahui/Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua Pembimbing

DR. Rumondang Bulan, M S Drs.JohanesH Simorangkir, M S NIP. 19540830198503200 NIP. 195307141980031004

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI LABORATORIUM

DINAS KESEHATAN MEDAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2012

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN”. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan salawat beriring salam untuk nabi Muhammad SAW yang telah menerangi setiap jalan kehidupan manusia.

Dalam penulisan karya ilimiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, petunjuk serta arahan dari berbagai pihak sehingga karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih dan teristimewa buat ibunda tercinta J.Pasaribu yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, serta doa restunya yang senantiasa kepada penulis.

Dan tidak lupa pula penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Sutarman, MSc selaku dekan FMIPA USU.

2. Ibu DR. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA USU 3. Drs. Johanes H Simorangkir, M S, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan senantiasa memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sifatnya membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.

4. Seluruh dosen dan pegawai Program Diploma lll Kimia Analis FMIPA USU yang telah bnayak berjasa selama perkuliahan penulis.

5. Seluruh staf dan pegawai LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN, yang telah banyak membantu penulis selama PKL dan membantu dalam pemberian data-data yang dibutuhkan penulis.

6. Buat kakak dan abang-abangku tersayang yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis yang telah memberikan semangat kepada penulis dan seluruh keluarga yang telah banyak membantu sehingga selesainya karya ilmiah ini dengan baik.

(6)

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, semoga kiranya Allah SWT membalasnya. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012

Penulis

(7)

ABSTRAK

(8)

DETERMINATION OF TOTAL HARDNESS AT DRINKS WATER AND CLEANS WATER FROM ARTESIAN WELL WITH TITRATION IN

DEPARTEMEN RESEARCH LABORATORY

ABSTRACT

(9)

DAFTAR ISI

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 20

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Hasil Percobaan 22

(11)

ABSTRAK

(12)

DETERMINATION OF TOTAL HARDNESS AT DRINKS WATER AND CLEANS WATER FROM ARTESIAN WELL WITH TITRATION IN

DEPARTEMEN RESEARCH LABORATORY

ABSTRACT

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Air merupakan salah salah satu kebutuhan penting hidup manusia, dimana tubuh

manusia terdiri dari air, kira-kira 60- 70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan

hidup, manusia membutuhkan air yang jumlahnya tergantung pada berat badannya.

Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme,

mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan

menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Selain untuk diminum air juga digunakan

untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri dan lain-lain. Oleh sebab itu

Laboratorium Dinas Kesehatan Medan mengadakan pemeriksaan terhadap

parameter-parameter yang terdapat di dalam standart mutu air, baik itu yang digunakan untuk

minum maupun air bersih dari berbagai sumur bor di beberapa wilayah di kota

(14)

Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya

ion-ion(kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun

membentuk kerak air.Katin-kation penyebab utama dari kesadahan Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Sedangkan anion-anion yang biasa terdapat dalam air adalah HCO3-,

SO4, NO3- dan SiO32-.

Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan

pembentukan batuan.Pada umumnya air sadah berasal dari daerah di mana lapis tanah

atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur.Air lunak berasal dari daerah di

mana lapisan tanah atas tipis, dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak ada.

Yang dimaksud dengan kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan

oleh adanya ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama.Ini disebabkan karena kebanyakan kesadahan dalam air alam adalah disebabkan oleh dua kation tersebut.

Ketentuan standart dari Dep. Kes untuk kesadahan pada air minum adalah 5-100C. (Sutrisno, 1991)

Air sadah dapat menyebabkan kerak pada pipa-pipa dan dapat membentuk

endapan yang dapat mengurangi luas penampang pipa dan dapat menyebabkan

berkurangnya daya kerja sabun sehingga pemakaian sabun akan bertambah.

Kesadahan air yang tinggi juga dapat merusak peralatan-peralatan yang terbuat dari

(15)

terganggu.Karena air yang di anggap bermutu baik adalah air yang mempunyai

kesadahan yang rendah.

Oleh karena pentingnya mengetahui kadar kesadahan di dalam air, maka

penulis mengambil judul “PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM

ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRI

DI BALAI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN”.

1.2.Permasalahan

Pada umumnya jumlah kesadahan air harus rendah,karena air sadah yang mengandung

ion kalsium dan magnesium dengan konsentrasi yang tinggi tidak baik digunakan

karena dapat menyebabkan kerak pada dinding peralatan pada sistem pemanasan

sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan industri.Permasalahannya

apakah air tersebut telah memenuhi standar mutu dari pemerintah dan layak untuk

digunakan ataupun dikonsumsi masyarakat.

1.3.Tujuan

(16)

bor di beberapa daerah di kota Medan

- Untuk mengetahui kualitas air minum dan air bersih yang digunakan, apakah telah

memenuhi standart kualitas air yang layak digunakan

1.4 Manfaat

- Mengetahui apakah air yang kita minum atau yang digunakan benar-benar telah

memenuhi standar kualitas air yan telah ditentukan

- Mengetahui akibat-akibat dari tingginya kesadahan pada air minum dan air bersih

- Mengetahui proses pelunakan air sadah sehingga air tersebut layak dikonsumsi

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Air

Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia,yang berarti besar sekali

peranannya dalam kesehatan manusia.Tubuh manusia sebagian terdiri dari air,

kira-kira 60-70 % dari berat badannya.

Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses

pencernaan,metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur

keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan.Apabila

tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian.Selain untuk

dikonsumsi, air juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain.

Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah

penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang

mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya

(18)

akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada di

dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun sekarang ini,

khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak

mungkin mempergunakan cara demikian. Dimana-mana air sudah tercemar, dan ini

berarti harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air

minum agar terbebas dari berbagai penyakit ( Sutrisno,2006).

2.1.1 Sumber-Sumber Air

Secara garis besar sumber-sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Air laut

2. Air Atmosfir, air materiologik

3. Air permukaan

4. Air tanah

1. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air

laut 3%.Dengan keadaan ini; maka air laut tak dapat memnuhi syarat untuk air

minum.

(19)

Untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu

menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih

mengandung banyak kotoran

Selain itu air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa

penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempunyai sifat lunak, sehingga

akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini

akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu,

daun-daun, kotoran industri dan sebagainya.

Air permukaan ada 2 macam yakni :

a. Air sungai

b. Air rawa/ danau

a. Air sungai

Dalam penggunaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang

(20)

pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan

air minum pada umumnya dapat mencukupi.

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang

telah membusuk.

Dengan adanya pembusukan ini maka kadar zat organis tinggi, maka

umumnya Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali

(anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Dan untuk pengambilan air,

sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan

Mn tak terbawa.

4.Air Tanah

Terbagi atas :

a. Air tanah dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air di permukaan tanah.Air tanah dangkal dapat

pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari

(21)

b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama.

Kualitas dari air tanah dalam :

Pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempuran

dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah

yang dilalui. Jika melalui kapur, maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung

Ca (HCO3 )2 dan Mg (HCO3)2. Dan jika melalui batuan granit , maka air itu lunak dan

agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3 ). ( Sutrisno, 2006).

Disebut pula air tanah dalam yaitu air yang tersimpan di dalam lapisan tanah;

termasuk air sumur gali dan sumur bor.

1. Sumur gali

Diameter sumur gali antara 0,8-1 meter; lazim 0,8 meter, kedalaman sumur gali

tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, ada tidaknya air bebas di

bawah lapisan tanah.

Keadaan/sifat sumur gali :

- Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 meter dari dasar sumur.

- Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil, tergantung

(22)

- Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada : tanah sawah airnya

kekuning-kuningan; tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk; tanah liat airnya terasa

sedikit sepat; tanah kapur airnya terasa sedikit sepat, dan warnannya

kehijau-hijauan.

- Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur.

- Mengandung bakteri cukup banyak.

2. Sumur bor

Sumur yang terbentuk melalui pengeboran disebut sumur bor.

Keadaan/sifat sumur bor :

- Air jernih dan rasa sejuk

- Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi

- Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali

- Jumlah algae jauh lebih kecil ( Gabriel, 2001).

c. Mata air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan , tanah. Mata air yang

berasal dari dalam tanah hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/

kualitasnya sama dengan keaadaan air dalam

Berdasarkan keluarnya( munculnya permukaan tanah ) terbagi atas :

(23)

- umbul, di mana air keluar ke permukaan pada suatu dataran.

2.2 Syarat-Syarat Air Minum

Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi :

a. Syarat fisik

- Air tak boleh berwarna

- Air tak boleh berasa

- Air tak boleh berbau

- Suhu air hendaknya di bawah sela udara ( sejuk ± 250C) - Air harus jernih

b. Syarat kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu

dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

c. Syarat-syarat bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit(patogen) sama sekali

dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang

(24)

2.2.1 Tinjauan Tentang Standar Kualitas Fisik Air Minum

Dalam standart persyaratan fisis air-minum tampak adanya unsur persyaratan

meliputi; suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan.

1. Suhu

Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat tersebut dan dapat

mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur

tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 500F-600F atau 100C -150C, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air, dan jenis dari sumber-sumber

air akan mempengaruhi temperatur ini.

2. Warna

Bahan-bahan yang menimbulkan warna pada air tersebut dihasilkan dari kontak antara

air dengan reruntuhan organis seperti daun, duri pohon jarum dan kayu, yang

semuanya berbagai tingkat-tingkat pembusukan.

Bahan-bahan tersebut berisikan kentalan tumbuh-tumbuhan dalam variasi yang

besar. Tannin, asam humus, dan bahan-bahan yang berasal dari humus , bahan

(25)

3. Bau dan Rasa

Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air adalah:

a. Serupa dengan unsur warna ,dengan air minum yang berbau dan berasa ini,

masyarakat akan mencari sumber-sumber air lain yang kemungkinan besar

bahkan tidak”safe”

b. Ketidaksempurnaan usaha untuk menghilangkan bau dan rasa pada cara

pengolahan yang mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksi.

4. Kekeruhan

Air dikatakan keruh , apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan

yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor.

Standart yangg ditetapkan oleh U.S. public Health Service mengenai

kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm (Sutrisno, 2006)

2.2.2 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak

berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala

makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang

(26)

merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan

endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk

mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air ( Slamet, 1994)

2.3 Jenis Air

Menurut kandungan mineralnya, air dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu air

sadah dan air lunak. Air sadah adalah air yang mengandung beberapa garam-garam

mineral yang konsentrasinya cukup tinggi. Sedangkan air lunak adalah air yang

sedikit sekali mengandung garam-garam mineral seperti kalsium dan magnesium.

Kesadahan (hadrness) adalah gambaran kation logam divalen (valensi dua).

Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun (soap) membentuk endapan (presipitasi)

maupun dengan anion-aniaon yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau

karat pada peralatan logam.

Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan

magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan

magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas,

(27)

Kesadahan pada awalnya ditentukan dengan titrasi menggunakan sabun

standar yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam

perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA

(ethylene diaminine tetra acetic acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan

kalsium dan magnesium.

Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan tanah dan bebatuan. Air

hujan sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan ion-ion penyusun

kesadahan yang banyak terikat di dalam tanah dan batuan kapur (limestone), meskipun

memiliki kadar karbondioksida yang relatif tinggi. Larutnya ion-ion yang dapat

meningkatkan nilai kesadahan tersebut lebih banyak disebabkan oleh aktivitas bakteri

di dalam tanah, yang banyak mengeluarkan karbondioksida.

Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya merupakan perairan

yang berada di wilayah yang memiliki lapisan tanah pucuk (top soil) tebal dan batuan

kapur. Perairan lunak berada pada wilayah dengan lapisan tanah atas tipis dan batuan

kapur relatif sedikit atau bahkan tidak ada.

Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion logam (metal)

dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam. Berdasarkan ion logam,

(28)

yang berasosiasi dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat

dan kesadahan non-karbonat (Efendi, 2001)

1. Kesadahan Kalsium dan Magnesium

Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan

magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak disebabkan oleh

kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu

diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam

proses pelunakan air.

Pada penentuan nilai kesadahan(baik kesadahan total, kesadahan kalsium,

maupun kesadahan magnesium), keberadaan besi dan mangan dianggap sebagai

pengganggu karena dapat bereaksi dengan pereaksi yang digunakan. Oleh karena itu,

kesadahan kalsium menjadi lebih besar daripada kadar ion magnesium.

2. Kesadahan Karbonat dan Non-karbonat

Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan ion CO32- dan

HCO3-. Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan

SO42-, Cl-, dan NO3. Kesadahan karbonat sangat sensitif terhadap panas dan

mengendap dengan mudah pada suhu tinggi. Oleh karena itu kesadahan karbonat

(29)

Kesadahan non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan magnesium

yang berikatan dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai kesadahan tidak

berubah meskipun pada suhu yang tinggi.

Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa.

Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena

terjadi presipitasi.

Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan

mengedap. Pada kondisi ini, air mengalami pelunakan (softening) atau penurunan

kesadahan yang disebabkan oleh sabun.

Perairan yang berada di sekitar batuan karbonat memiliki nilai kesadahan

tinggi.Perairan lunak yang bersifat asam memiliki kandungan kalsium, magnesium,

karbonat dan sulfat yang rendah. Jika dipanaskan, perairan lunak akan mengakibatkan

terjadinya korosi pada perairan logam. Pada perairan sadah (hard) kandungan

kalsium, magnesium, karbonat, dan sulfat biasanya tinggi. Jika dipanaskan perairan

(30)

Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan

Kesadahan(mg/liter CaCO3) Klasifikasi Perairan

< 50

50 – 150

150 – 300

> 300

Lunak(soft)

Menengah(moderately hard)

Sadah(hard)

Sangat sadah(very hard)

Nilai kesadahan air diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk kepentingan

domestik dan industri. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik dari

logam berat karena kation-kation penyusun kesadahan( kalsium dan magnesium)

membentuk senyawa kompleks dengan logam berat tersebut.

Air permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil daripada air

tanah. Perairan dengan nilai kesadahan kurang dari 120 mg/liter CaCO3 dan lebih dari

500 mg/liter CaCO3 dianggap kurang baik bagi peruntukan domestik, perairan, dan

industri. Namun, air sadah lebih disukai oleh organisme daripada air lunak

(31)

2.3.1 Penentuan Kesadahan Air

Kesadahan pada awalnya ditentukan dengan titrasi menggunakan sabun standart yang

dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan

ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan EDTA(ethylene diamine tetra acetic

acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium, dan

dengan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan

juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan ion Ca2+ dan Mg2+ ( Santika, 1987)

Pada penetuan kesadahan air, diperlukan sedikit motivasi dari cara titrasi

langsung Mg – Ca murni, karena dalam air sering dijumpai sedikit pengotoran oleh

ion besi dan logam-logam lain, dan bila digunakan Erio Black T sebagai indikator

akan terjadi blocking indikator oleh ion besi. Maka ditambahkanlah buffer pH 10

dalam titrasi ini dapat menyingkirkan besi sebagai endapan.

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau

dengan membentuk molekul netral yang terisosiasi dalam larutan. Kalsium dapat

ditetapkan dengan adanya Mg (magnesium) dengan menggunakan EDTA

(32)

Eriochrom Black T (EBT) adalah jenis indikator yang berwarna merah muda

dan apabila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada

pH 10.

2.3.2 Cara-cara Titrasi EDTA

1. Cara tirasi langsung

Cara ini terbatas pada kation yang bereaksi cepat dengan EDTA. Contoh cara ini

adalah penentuan kesadahanan air.

2. Cara titrasi kembali

Cara ini digunakan untuk kation yang bereaksi dengan EDTA atau apabila terdapat

indikator yang cocok. Dalam cara ini analat yang diberi larutan baku EDTA

berlebih lalu kelebihan itu ditentukan dengan menitrasinya dengan larutan baku

suatu kation yang cocok, misalnya larutan baku untuk titrasi kembali itu larutan

Mg2+ dengan indikator Eriochrom Blact T (EBT).

3. Cara tidak langsung

Cara tidak langsung digunakan pada penentuan sulfat dengan menambahkan larutan

(33)

4. Cara pergeseran

Cara ini baik untuk kation yang membentuk khelat-EDTA yang lebih kuat dari

Mg-EDTA atau Zn-Mg-EDTA.

5. titrasi alkalimetri

Dalam metode ini ditambahkan larutan Na2H2Y berlebih kepada larutan analat yang

bereaksi netral. Ion hidrogen yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku basa.

(Hardjadi, 2001)

2.3.3 Kerugian Air Sadah

1. Bila sabun digunakan dalam air sadah maka tidak akan timbul busa secara

mudah, sebagai gantinya hanya terbentuk “scum”.Sabun tersusun oleh garam

natrium dari asam lemak. Bila sabun ditempatkan dalam air sadah, beberapa

sabun akan bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium yang terdapat

dalam air dan membentuk garam kalsium dan magnesium dari asam lemak

yang tidak larut. Garam-garam tersebut melekat pada serat-serat tekstil dan

membentuk “scum” pada permukaan air yang mengakibatkan pemborosan

(34)

2. Bila air yang mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat dipanaskan,

akan terbentuk garam kalsium dan magnesium karbonat yang tidak

larut.Karbonat yang tidak larut nampak sebagai kerak dalam ketel.

3. Air sadah tidak cocok untuk digunakan dalam industri tertentu misalnya

industri tekstil.

2.3.4 Penghilangan Kesadahan Air

1. Pendidihan

Jika air didihkan, hanya kesadahan sementara yang dapat dihilangkan. Bikarbonat

dipecah menjadi karbonat, air dan karbondioksida

Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2

Kalsium kalsium air karbon

bikarbonat karbonat dioksida

2. Penambahan kapur mati (proses Clark)

Kapur mati (kalsium hidroksida) juga hanya memisahkan kesadahan

sementara. Kapur harus ditambahkan pada jumlah yang telah diperhitungkan

sehingga kapur tersebut hanya cukup menetralkan bikarbonat. Terbentuk

(35)

Ca(HCO3) + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O

Kalsium Kalsium kalsium air

Bikarbonat Hidroksida karbonat

(air sadah) (kapur mati) (tidak larut)

3. Penambahan soda pencuci

Metoda ini menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Soda

pencuci(natrium karbonat) bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium

dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut dan garam kalsium dan

magnesium yang tidak larut, yang tertinggal sebagai endapan.

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4

Kalsium natrium kalsium sodium

Sulfat karbonat karbonat sulfat

(air sadah) (soda pencuci) (tidak larut) (larut)

4. Proses Penukaran ion

Metoda ini digunakan dalam rumah tangga dan industri untuk menghilangkan

kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Proses ini meliputi penggunaan

resin alami dan resin buatan seperti permutit dan zeolit. Air sadah dilewatkan

(36)

kalsium dan magnesium dalam air ditukar dengan ion natrium dalam resin.

5. Penggunaan agensia pengikat logam

Agensia pengikat logam seperti natrium heksametafosfat bila ditambahkan

pada air sadah akan membalut ion kalsium dan magnesium dalam bentuk

kompleks yang stabil dan bersifat larut tetapi tidak bereaksi dengan

sabun (Gaman, 1981)

(37)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-Alat

- Erlenmeyer

- Gelas ukur

- Pipet volume

- Buret digital

- Spatula

- Botol aquadest

- Bola karet

3.2 Bahan-Bahan

- Sampel air minum isi ulang

- Sampel air bersih sumur bor

- Larutan standart Na2EDTA

(38)

- Larutan penyangga(buffer pH 10)

- Aquadest

3.3.Prosedur

- Diambil 25 ml contoh uji, dimasukkan ke dalam erlenmeyer

- Ditambahkan 1 ml sampai 2 ml larutan penyangga pH 10 ± 0,2

- Ditambahkan seujung spatula( 30 mg sampai 50 mg indikator EBT)

- Dititrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 N secara perlahan sampai terjadi

perubahan warna dari Keunguan menjadi biru

- Dicatat volume larutan baku Na2EDTA yang terpakai

(39)

3.4 Data

Hasil analisis kesadahan total dinyatakan sebagai CaCO3 pada air minum dan air

bersih yang dianalisa di LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4.1 Hasil Percobaan

(40)

3.5. Perhitungan

Kesadahan total mg CaCO3/L

Sampel V.

1000

V.EDTA x M EDTA x 100

Keterangan :

- V EDTA = Volume rata-rata larutan baku Na2EDTA (ml)

- M EDTA= Konsentrasi larutan baku Na2EDTA (mmol/ml)

Contoh :

- Sampel A (air minum)

Diketahui :

V EDTA 0,10 ml

M EDTA 0,01 N

Penyelesaian :

=

100025 x 0,10 ml x 0,01 N x 100

=

4,0 mg/l CaCO3

- Sampel A (air bersih)

Diketahui :

V EDTA 0,23 ml

(41)

Penyelesaian :

= 1000

25 x 0,23 ml x 0,01 N x 100

= 9,2 mg/CaCO3

Dengan cara yang sama diperoleh nilai kesadahan air pada sampel B, sampel C,

(42)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan

(43)

4.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kadar kesadahan total pada air minum

dan air bersih yang di analisa di BALAI LABORATORIUM KESEHATAN MEDAN

masih memenuhi standar yakni untuk air minum sekitar 4,0 mg/l- 19,2 mg/l dan air

bersih berkisar antara 8,8 mg/l- 86,8 mg/l. Dimana menurut peraturan menteri

kesehatan No. 492/ Menkes/ Per/IV/ 2010 kadar maksimum yang diperbolehkan

untuk kesadahan total pada air minum adalah 500 mg/l. Ini berarti bahwa kesadahan

air tersebut masih memenuhi standar dan layak untuk digunakan dan dikonsumsi.

Dari data terlihat bahwa kesadahan air minum lebih rendah dibandingkan dengan

kesadahan air bersih, hal ini dikarenakan air bersih dari sumur bor lebih mudah

tercemar oleh bakteri karena kondisi dan tempatnya, sementara air minum isi ulang

sudah dikemas dalam kemasan yang bersih sehingga kontaminasi bakteri lebih kecil.

Dimana kita ketahui semakin banyak jumlah bakteri dalam air maka semakin tinggi

(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

- Dari hasil analisis yang dilakukan pada LABORATORIUM DINAS

KESEHATAN MEDANmenunjukkan bahwa kesadahan yang diperoleh untuk

air minum : 4,0 mg/L- 19,2 mg/L dan untuk air bersih sebesar 8,8 mg/L- 86,8

mg/L.

- Air minum dan air bersih dari sumur bor yang telah di analisa di LABORATORIUM

DINAS KESEHATAN MEDAN dari segi kesadahan telah memenuhi persyaratan

kualitas air minum dan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/

Menkes/ Per/ IV/ 2010 dan layak untuk

digunakan dan dikonsumsi.

5.2 Saran

- Diharapkan dilakukan percobaan secara duplo atau triplo pada analisa kesadahan

(45)

- Mengingat adanya pengaruh tingginya kadar kesadahan dalam air, maka

sebaiknya kesadahan pada air itu harus tetap diperhatikan

- Sebaiknya dilakukan pengenceran terlebih dahulu apabila sampel terlalu pekat,

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kalsius.

Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit

Hipokrates.

Gaman, M. 1981. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrbiologi. Edisi Kedua.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Hardjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Cetakan Ketiga. Jakarta :

PT. Gramedia.

Santika, S. S. 1987. Metodologi Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.

Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Bandung : Gadjah

Mada University Press.

Sutrisno, C. T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Keenam.

(47)
(48)

Lampiran

Peraturan Menteri Kesehatan

NOMOR : 492/ Menkes/ Per/ 2010 Tanggal : 19 April 2010

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM DAN AIR BERSIH

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan a.Parameter Mikrobiologi

1. E.Coli Jumlah per 100 ml sampel

0

2. Total Bakteri Koloform Jumlah per 100 ml sampel

0

b. Kimia an-organik mg/l

1. Arsen mg/l 0,01

2 Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan

a. Parameter Fisik

1. Bau Tidak berbau

2. Warna TCU 15

3.Total zat padat terlarut(TDS) Mg/l 500

(49)

4. Khorida mg/l 250

5. Mangan mg/l 0,4

6. pH mg/l 6,5-8,5

7. Seng mg/l 3

8. Sulfat mg/l 250

9. Tembaga mg/l 2

(50)

PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM

27 Mei 2010

PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM

NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990

TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990

Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar

(51)

Nitrat, sebagai N mg/L 10 10

Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar

(52)

Pentachloropheno

Koliform tinja Jumlah/1000 ml

Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar

maksimum

(53)

Lampiran I

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002

Tanggal : 29 Juli 2002

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

1. BAKTERIOLOGIS

Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

1. Air minum

E. Coli atau fecal coli

Kuman per 100 ml sampel

0

1. Air yang masuk distribusi

E. coli atau fecal coli

1. Air pada sistem distribusi

E. coli atau fecal coli

(54)

2. KIMIAWI

2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan

a. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar

(55)

b. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar Naksimum yang 1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000 Chlorinated Ethenes Monochlorobenzene mg/liter 300 1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000 1,4-dichlorobenzene mg/liter 300 Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20

Lain lain

(56)

Pestisida

Parameter Satuan Kadar

maksimum yang

(57)

Mecoprop g/liter 10

2,4,5-T g/liter 9

1. desinfektan dan hasil sampingannya

Gambar

Tabel 3.4.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rerata pretest dan posttest, sehingga dapat dikatakan bahwa massa otot lengan peserta

1) Meningkatkan penjualan. 2) Mempertahankan dan memperbaiki market share. 3) Mencapai target pengembalian investasi. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

Sintesis dan Karakterisasi Bahan Magnet Barium Hexaferit (BaFe12O19) Menggunakan Bahan Dasar Barium Karbonat (BaCO3) dan Pasir Besi Dari Daerah Pesisir Selatan

Begitu juga dengan cerita rakyat yang tersebar pada masyarakat Banyumas, cerita rakyat pun menjadi media pendokumentasian cablaka sebagai sistem nilai kebudayaan

Dalam penelitian ini kurikulum 2013 dimaknai sebagai kurikulum tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi yang bertujuan untuk.. merekonstruksi pengalaman dan

Persepsi keluarga pasien terhadap kegiatan bimbingan kerohanian yang dilakukan rohaniawan berkisar pada apakah rohaniawan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang mampu

Saat ini belum ada galeri khusus yang mewadahi kebutuhan seni dan lingkungan hidup yang menerapkan material bekas sebagai elemen bangunan, sedangkan sudah banyak karya

8/PUU-VI/2008 terlihat bahwa MK melakukan penafsiran sistematis melalui (i) konstitusionalitas Pasal 58 huruf o UU Pemda yang mengatur masa jabatan kepala daerah atau wakil