TUGAS AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENETAPAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA OLEH KANTOR PELAYANAN
TERPADU SATU ATAP KABUPATEN MANDAILING NATAL
OLEH
NAMA : SAHARA BULAN NST NIM : 082600074
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pertemun kita di suatu hari
Menitiskan Ukhwah yang sejati
Bersyukur ku kehadrat Ilahi
Diatas jalinan yang suci
Namun kini perpisahan yeng terjadi
Dugaan yang menimpa diri
Bersabarlah diatas suratan
Ku tetap pergi jua..
Kan kuutuskan salam ingatanku
Dalam doa kudusku sepanjang waktu
Ya Allah bantulah hambamu
Mencari hidayah daripadamu
Dalam mendidikkan kesabaranku
Ya Allah tabahkan hati hambamu
Diatas perpisahan
Temanbetapa pilunya hati
Menghadapi perpisahan ini
Pahit dan manisnya perjuangan
Telah kita rasa bersama
Semoga Allah meridhai
Persahabatan dan perpisahan ini
Teruskan perjuangan
Senyuman yang tersirat dibibirmu
Menjadi ingatan setiap waktu
Tanda kemesraan bersimpul padu
Kenangku didalam doamu
Semoga tuhan berkatimu
(song by: brother)
Sahara, fahmi, baluat dan tina
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini
yang berjudul”Tata Cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi Izin
Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis ucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya
Kepada Ayahanda H. Mutiara Nasution dan Ibunda Hj. Nurahayati
Nasutionyang telah membesarkan dan mendidik dan menyemangati penulis
tanpa pamrih. Doa dan harapannya selalu melekat dihati penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak
2. Bapak Drs. Alwi Hasim Batubara selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan.
3. Bapak D.rs Zakaria, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan sran dan arahan dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
4. Bapak Drs. M. Husni Thamrin selaku mantan Ketua Jurusan Program
5. Para Dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang
telah mengajarkan dan membagi Ilmunya kepada penulis.
6. Para pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di
Kantor Jurusan yang telah banyak membantu walaupun
banyak”iming-imingnya” hehehe….
7. Para Pegawai Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Mandailing Natal terutama pak Riswan yang telah meluangkan waktuya
untuk mencari data-data yang penulis butuhkan.
8. Keluarga Kecilku: Ibunda dan Ayahanda yang telah mengajarkan rara
Ilmu Tauhid mengenal Allah dan Agama. InsyaAllah rara akan mengingat
semua wasiat ibu dan ayah. Terimaksih juga karena engkau, telah
membesarkan, membiayai hidup serta kuliah rara selama ini.
“Wo aini Ayah, ibu,..rara dapat merasakan betapa besarnya kasih sayang
serta kekhawatiran ayah dan ibunda terhadap keselamatan rara selama ini,
apalagi 6 tahun terakhir ini rara hidup di rantau orang, jauh dari ayah dan
ibu..DOAon au da inang amang anso burju-burju serta copat dapot karejo
amin...
Abang-abangku ”H. Binsar” terimakasih atas dukungan dan perhatiannya
selama ini. Semoga jadi pemimpin yang bijaksana bagi warga Madina,
sekses y bro….! jangan sungkan-sungkan membantu orangtua serta
adek-dekmu ini. “Alm.Sautan” terimakasih atas kasihsayang yang engkau
berikan selama hidupmu abangku, semoga engkau ditempatkan disisi
,perhatian dan bantuannya dalam membiayai pendidikan rara. Maaf, klo
salama ini rara banyak menyusahkan abang. Cepat married y…jgn lp
nikah gara2 karir. ingat lho! nikah tu sunnah rosul bro! “Romaito”
makasih atas keusilanmu selama ini, aku tau usilmu tu menunjukkan rasa
kasih sayangmu kepadaku, tp jg b’lebihan dong bang….! Lama2 rara bisa
darah tinggian…klo diusilin tiap jam..! rara minta tolong jangan nakal
sama ibu, sayang dan kasihilah beliau selamanya. Terimakasih juga telah
merawat ibu selama rara SMA dan Kuliah diluar kota. Moga cpat dapat
momongan ya bang…
Rara bangga sama kalian semua, doain rara biar bisa jadi yang terbaik
diantara orang2 yang baik seperti kalian..amin..
9. Terimakasih juga “tante, om, uak, udak, bou, dan sepupu-sepupu” atas
perhatiannya selama ini, rajin-rajin nelpon rara y….
10.Sahabat-sahabatku “Fahmi Affandy Siregar, Baluat Parinduri,dan Rustina
Nasution” terimakasih matahari yang menemani hari2 rara diperkuliahan.
Maaf jika ada kesalahan rara selama ini. rara tahu, rara sering
menyusahkan kalian. “Fahmi” makasi ya atas bantuannya selama ne,
kapan qta mam Pizza lg? hehe “Baluat” makasi y atas ilmu yang diajarkan,
makasi juga uda mau dengarin curhatan rara. “Tina” jeng…makasi atas
bantuannya selama ne y jeng…maaf sering ngrepotin…hihi. Semoga kita
menjadi orang2 sukses da harapan rara,smga persahabatan ini tidak putus
11.Dara-dara sofyan No 2…(bidadari surga yang hidup didunia..amin..),
Mawaddah, Ranni, Vina, Eka, Mita, Popo, Nnda, Putri…terutama
mawaddah tempat berkeluh kesah, yang uda nemani hari dan
malam-malam yang penulis lalui dikosan. Semoga dara2 sofyan jadi ukhti2 yg
PENYABARRRR n selalu dalam lindungan Allah Swt. The best lah untuk
dara2 sofyan…
12.Kak Ami (ibu kos) dan bang Hendri (bpk kos), semoga jadi ibu dan bapak
kos yang baek dan bijaksana…”maaf uang listrik rara sering telat” jarang
liat tanggal kak…hehe
13.Temant-teman seperjuangan stambuk 08, terutama Raisya, semoga kita
semua jadi oarang2 sukses, berguna bagi Agama, keluarga, nusa dan
bangsa…Amiiin y Rabb…
14.Adik-adik stambuk 09 dan 0’10, sukses y dek….
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……… KATA PENGANTAR………
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...
B. Tujuan dan Manfaat praktik...
C. Uraian Teoritis...
D. Ruang Lingkup...
E. Metode Praktik...
F. Metode penumpulan data...
G. Sistematika Penulisan...
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIA
A. Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu…..
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu………...
C. Uraian tugas dan fungsi……..……….
D. Gambaran struktur………..……….
BAB III GAMBARAN DATA
A. Ketentuan...
B. Objek dan Subjek……….
C. Cara perhitungsn………...
D. Tata Cara Pemungutan Reribusi Izin Tempat Usaha………...
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Reribusi Izin Tempat Usaha...
B. Kendala dalam Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha...
C. Upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Izin Tempat Usah……….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKLM)
Bila kita berbicara mengenai pajak, maka terdapat dua pihak yang selalu
bersinggungan yaitu pemerintah di satu pihak dan masyarakat dipihak lain, dalam
rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata dan dinamis serasi
dan bertanggung jawab. Sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlaku di
Negara kita, Pajak dikelola pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pajak yang
dikelola pemerintah pusat merupakan sumber utama kas Negara yang dapat dilihat
melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) . Sedangkan Pajak yang
dikelola pemerintah daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan
sumber utama pendapatan daerah.
Selain Pajak Daerah terdapat juga Retribusi Daerah yang merupakan sumber
Pendapatan Asli Daerah dan berfungsi untuk pembiayaan pemerintah dan
pembangunan daerah. Secara umum mungkin retribusi masih termasuk yang
kurang populer bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah. Dan mungkin kalau boleh masyarakat tidak membayar retribusi, dan
seandainya membayar retribusi harus dalam jumlah yang kecil. Pemungutan
retribusi tidak boleh dilakukan dengan semena-mena karena akan menimbulkan
Baik Pemerintah maupun masyarakat mempunyai posisi yang sama kuatnya
untuk menentukan bagaimana sebaiknya retribusi harus diterapkan, sehingga
pemenuhan kewajiban retribusi seperti, berapa jumlah retribusi yang harus
dibayar sesuai dengan tarif retribusi yang ditentukan berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 28 Tahun 2001 J.o Nomor 18 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin
Tempat Usaha.
Dunia Usaha merupakan dunia yang sangat penting untuk mempercepat
pertumbuhan dan pembangunan Kabupaten Mandailing Natal. Dunia usaha dapat
memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena dapat
memperluas lapangan kerja, serta didukung dengan memberikan pelayanan
ekonomi yang luas bagi masyarakat yang pada akhirnya berperan dalam
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dampak rasio ekonomi dari dunia usaha yaitu terciptanya lapangan usaha,
peningkatan kualitas hidup, peningkatan pemerataan kehidupan, pemanfaatan
serta mobilitasi sumber daya usaha. Meningkatkan kesejahteraan pemerintah
melalui program peningkatan pendapatan Pajak dan Retribusi . Retribusi sama
halnya dengan pajak yaitu dapat dipaksakan. Namun walaupun demikian dalam
hal penetapan tarif dan pemungutan retribusi, kadang kala masih menjadi beban
bagi masyarakat yang ingin bergerak di bidang usaha.
Hal ini dikarenakan masyarakat kurang memahami bagaimana sistem atau
tata cara pemungutan dan penetapan tarif Retribusi Izin Tempat Usaha yang
sebenarnya. Tetapi dengan adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001, Surat keputusan pemerintah, serta Surat
Keputusan Bupati, akan mempermudah wajib retribusi memahami sistem
pemungutan serta besarnya tarif Retribusi yang dikenakan. Sehingga wajib
retribusi dapat memenuhi kewajibannya.
Dengan demikian diharapkan tidak terjadi simpangsiur dalam hal
pelaksanaan pemungutan tarif Retribusi Daerah khususnya Kabupaten Mandailing
Natal. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka disini penulis merasa tertarik
untuk mengadakan praktik dengan judul : “Tata Cara Pemungutan dan
Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha Oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) :
1. Untuk memperdalam pengetahuan dibidang Retribusi khususnya mengenai
Retribusi Izin Tempat Usaha.
2. Untuk mengetahui tata cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi
Izin Tempat Usaha dilingkungan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Mandailing Natal.
3. Untuk mengetahui peranan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya
dalam membayar Retribusi Izin Tempat Usaha di Kabupaten Mandailing
4. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya-upaya untuk mengatasi
masalah yang dihadapi dalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha.
Dan disini juga disebutkan Manfaat dari pelakasanaan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) yaitu:
a. Bagi Mahasiswa
- Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam
mengaplikasikan teori ke dalam permasalahan yang timbul selama
melaksanakan PKLM pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Mandailing Natal.
- Mempelajari prilaku-prilaku baru serta keahlian baru.
- Meningkatkan komunikasi dan mempelajari kerjasama tim.
- Mengembangkan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan
dunia kerja.
- Mendorong untuk belajar mempertinggi prestasi.
- Merangsang aktifitas dan efisiensi.
b. Bagi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.
- Memperoleh ide-ide baru maupun meningkatkan
pemikiran-pemikiran baru untuk perbaikan pengelolaan Retribusi Izin Tempat
Usaha pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Mandailing Natal.
- Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
(FISIP USU).
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
- Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai bidang
keahliannya.
- Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah diberikan
diwaktu perkuliahan.
- Membuka interaksi antara dosen dengan Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.
- Mengusahakan adanya perbaikan penyempurnaan kurikulum pada
Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
- Memperbaiki Pandangan masyarakat terhadap sumber daya
manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP
C. Uraian Teoritis
Defenisi Retribusi Daerah, yang selanjutnya di sebut Retribusi Menurut
Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009, Retribusi adalah Pungutan Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang dikhusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
Pribadi dan Badan.
Menurut Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pengertian Pemerintahan
Daerah adalah Penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsif
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang
-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Sesuai Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Jasa adalah Kegiatan
Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,
fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
Badan.
Sesuai Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 Retribusi Daerah terbagi atas
tiga kelompok yaitu:
1. Retribusi Jasa Umum yaitu Pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2. Retribusi Jasa Usaha yaitu Pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah
yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/tau
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta
3. Perizinan Tertentu yaitu Kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Wajib Retribusi Menurut Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah
Orang Pribadi atau Badan yang menurut Peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi tertentu.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28
Tahun 2001 Tempat usaha adalah Setiap tempat yang dipergunakan orang atau
badan hokum di suatu tempat untuk memperoleh keuntungan dari hasil usaha.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun
2001 Izin Tempat Usaha selanjutnya disebut Izin adalah Izin tempat usaha yang
dikeluarkan Kepala Daerah kepada setiap usaha baik orang pribadi maupun Badan
yang memiliki atau yang menguasai suatu perusahaan atau menggunakan tempat
Dasar Pengenaan Retribusi Izin Tempat Usaha Kabupaten Mandailing Natal
adalah Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 28 Tahun 2001
tentang RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN SURAT IZIN
TEMPAT USAHA KABUPATEN MANDAILING NATAL. .
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal nomor 28 Tahun
2001 Badan adalah Suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan
bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan,Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan
atau Organisasi yang sejenis lembaga dan pension, Bentuk usaha tetp serta bentuk
usaha lainnya.
D. Ruang Lingkup PKLM
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut:
1. .Untuk memperdalam pengetahuan dibidang Retribusi khususnya
mengenai Retribusi Izin Tempat Usaha.
2. Untuk mengetahui tata cara Pemungutan dan Penetapan Tarif Retribusi
Izin Tempat Usaha dilingkungan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Mandailing Natal.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya-upaya untuk mengatasi
masalah yang di hadapi dalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha.
4. Sejauh mana peran serta masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan.
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari
pengajuan judul, penentuan judul Peraktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM), penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),
mencari bahan untuk pembuatan proposal, sehingga ada konsultasi dengan
Dosen.
2. Studi Literatur.
Penulis mencari berbagai sumber-sumber, seperti buku-buku, majalah,
Undang -Undang maupun literatur yang berhubungan dengan objek
PKLM.
3. Observasi Lapangan.
Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data yang ada di Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandilling Natal dengan
pelaksanaan Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah khususnya Retribusi Izin Tempat Usaha.
4. Pengumpula Data.
Penulis melakukan pengumpulan data melalui:
a. Data Primer, yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan atau pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
langsung baik lisan maupun tulisan pada Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal.
b. Data Sekunder, yaitu dengan melalakukan penelitian terhadap berbagai Laporan, dan agenda.
5. Analisis dan Evaluasi Data.
Setelah Penulis memperoleh data yang diperlukan penulis akan
menganalisis dan mengevaluasi data yang diperoleh agar sesuai dengan
tujuan yang diharapkan, maka penulis menggunakan analisis yang bersifat
kualitatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara objektif, jelas dan
sistematis .
F. Metode Pengumpulan Data
1.Metode wawancara (Interview)
Yaitu melakukan interview langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal dan karyawan Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal yang dapat
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Dearah dan Retribusi
Daerah serta Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Tempat Usaha.
2. Metode Observasi
Pada bagian ini penulis mengadakan observasi lapangan di Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailing Natal tentang
3. Metode Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan data mencari data dengan membuat daftar
dokumtasi yang telah diperoleh dari Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Mandailing Natal
G. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang
menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan
manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktik, metode
pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum lokasi
praktik, dalam hal ini penulis melakukannya pada Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailin Natal.
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang telah
dikumpulkan sehubungan dengan Tata Cara Pemungutan dan
Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha yang sesuai
dengan Undang-Undang serta Peraturan Daerah Kabupaten
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menjelaskan dan membandingkan penerapan teori
yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai
penerapan tata cara pemungutan dan penentuan besarnya tarif
Retribusi Izin Tempat Usaha oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Atap Kabupaten Mandailing Natal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan
dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya untuk meningkatkan
pendapatan daerah melalui Retribusi Daerah.
BAB ll
GAMBARAN DATA UMUM DAN PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Sebelum Mandailing Natal menjadi Kabupaten, wilayah ini masih termasuk
Kabupaten Tapanuli Selatan.Setelah terjadi pemekaran dibentuklah Kabupaten
Mandailing Natal atau sering di sebut dengan MADINA.Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998, Secara Formal diresmikan Menteri Dalam Negeri
Pada Tanggal 9 Maret 1999. Kabupaten Mandailing Natal adalah salah satu
Kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan
Sumatera Barat.Ibukota Kabupaten Mandailing Natal adalah Panyabungan.
Keadaan Iklim dipengaruhi oleh iklim tropis yakni musim hujan dan musim
kemarau. Dengan suhu udara berkisar antara 23 C – 32C dengan kelembapan
antara 80 – 85%. Jumlah penduduk Kabupaten Mandailing Natal 403.894 Jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk 61 jiwa/km2.
Dalam melaksanakan azasdesentralisasi, maka urusan –urusan Pemerintah
yang telah diserahkan Kepada Daerah pada dasarnya menjadi wewenang dan
tanggungjawab daerah sepenuhnya, sehingga prakarsa sepenuhnya diserahkan
kepada daerah baik yang menyangkut penentuan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan maupun yang menyangkut pembiayaan. Penyelenggaaan Pemerintah
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan,makadibentuklah beberapa dinas,kantor, dan bagian–bagiannya.
Salah satu penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten Mandailing
Kabupaten Mandailing Natal Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Susunan dan Tata
Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Daerah Kabupaten
Mandailing Natal Nomor 41 Tahun 2008 tentang Lembaga Tekhnisi Daerah yang
tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkaitan
dengan pelayanan perizinan.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu didasarkan pada
keinginan masyarakat. Karena masyarakat umum, terutama kalangan pengusaha
sering mengeluhkan proses pelayanan perizinan oleh pemerintahan yang
berbelit-belit, melalui banyak instansi yang berurutan, tidak transparan, waktu dan biaya
tidak jelas. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat dan akibatnya kinerja
pemerintah dinilai buruk oleh masyarakat.Sekarang Kantor Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal mudah dijangkau atau diakses oleh
masyarakat karena Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing
Natal Berlokasi di Pusat Pasar Baru Panyabungan.
Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akandicapai atau yang akan dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai lima tahun kedepan. Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu berkewajiban memberikan dukungan dan ikut bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan Pemerintahan Daerah. Adapun tujuan yang merupakan
fungsi/bidang kewenangan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah
“Terwujudnya pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan yang
melalui pengembangan industri perdagangan investasi serta kemitraan antar
Dalam mendukung kelancaran tugas telah dibentuk struktur organisasi Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal yang disebutkan
untuk semua jenis perizinan yang dikelola oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Mandilining Natal.Penandatanganan perizinan menjadi
tanggungjawab Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu PintuKabupaten
MandailingNatal.
Pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan dimaksudkan untuk:
1. Mewujudkan pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti
dan terjangkau.
2. Meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
Secara Umum Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini mengelola
segala usaha yang berbentuk Perizinan.Sehingga nantinya memperlancar kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan.
Dengan terbentuknya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Mandailing Natal Melalui Peraturan Bupati Mandailing Natal Nomor 32 Tahun
2007 tentang Pelimpahan Sebagai Kewenangan Dibidang Perizinan Kepada
Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
dilimpahkan pengelolaan sebanyak 12 jenis izin yang terdiri dari :
1. Izin Medirikan Bangunan
2. Izin Gangguan
3. Surat Izin Usaha Perdagangan
4. Surat Izin Tempat Usaha
6. Izin Usaha Industri
7. Tanda Daftar Perusahaan
8. Izin Penggilingan Padi,Huller, dan Penyosohan Beras
9. Izin Usaha Jasa Kontruksi
10.Izin Trayek
11.Izin Bengkel
Kemudian pada Tahun 2009 melalui peraturan Bupati Mandailing Natal
Nomor 10 Tahun 2009 tentang pelimpahan Sebagai Kewenangan Di Bidang
Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Mandailing Natal terdapat penambahan sebanyak 19 Jenis Izin yang terdiri dari :
1. Izin Pengelolaan dan PemanfaataN Sarang Burung Walet
2. Izin Pengobatan Tradisional
3. Izin Apotik
4. Izin Toko Obat
5. Izin Optikal
6. Izin Usaha Objek Wisata dan Hiburan Umum
7. Izin Usaha Taman Rekreasi
8. Izin Usaha Gelanggang / Kolam Renang
9. Izin Usaha Kolam Pancing
10.Izin Usaha Panti Mandi Uap
11.Izin Usaha Pemandian Alam
12.Izin Usaha Salon Kecantikan
14.Izin Hotel Dengan Tanda Melati
15.Iizin Pondok Wisata
16.Izin Usaha Perjalanan Wisata
17.Izin Usaha Restoran dan Café
18.Izin Pendaftaran Becak Mesin dan Becak Tidak Bermesin
19.Izin Pengglian Jalan Umum Kabupaten.
Pernyataan Visi dan Misi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
1. Pernyataan Visi
Visi merupakan suatu gambaran jauh kedepan, kemana instansi hendak
dibawa. Gambaran kedepan tersebut dibangun melalui proses refleksi dan
proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen
stakeholder.Berawal dari cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
didukung peran serta seluruh elemen instansi, masukan-masukan dari stakeholder,
dan nilai-nilai luhur yang dianut dan dinilai lingkungan yang mempengaruhi
ataupun upaya yang trintegrasi dalam mengimplementasikan visi ke dalam suatu
misi yang jelas.
maka dirumuskan visi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:
“TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA DALAM BIDANG PERIZINAN GUNA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
2. Pernyataan Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Mandailing Natal mempunyai Misi:
1. Mewujudkan penyederhanaan perizinan.
2. Mewujudkan dan meningkatkan iklim investasi.
3. Menciptakan pelayanan perizinan yang prima melalui peningkatan
kompetensi aparatur yang propesional dan sistem kerja yang baik.
Berdasarkan tujuan diatas serta pernyataan visi dan misi Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu ditetapkan tujuan sebagai berikut:
Misi pertama “Mewujudkan Penyederhanaan Perizinan” dengan tujuan:
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melengkapi dokumen
perizinan
Misi Kedua “Mewujudkan dan Meningkatkan Iklim Investasi” dengan tujuan:
1. Mewujudkan Kabupaten Mandailing Natal sebagai daerah investasi
melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif;
2. Menggali kembali potensi asset perizinan yang ada guna peningkatan
Pendapatan Asli Daerah;
Misi Ketiga “Menciptakan Pelayanan Perizinan yang prima melalui peningkatan
kompetensi aparatur yangprofesional dan sistem kerja yang baik” dengan tujuan:
1. Mewujudkan Pelayanan Publik yang prima melalui kompetensi aparatur
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Struktur merupakan wadah bagi sekelompok orng yang bekerja sama dalam
usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur Organisasi
menyediakan pengadaan Personil yang memegang jabatan tertentu dimana
masing-masing pihak diberi tugas, wewenang dan tanggungjawab sesuai
jabatannya.Hubungan kerja dituangkan dalam struktur organisasi dimana
merupakan gambaran sistematika tentang hubungan kerja dari orang-orang yang
menggerakkan organisasi tersebut.
Struktur organisasi diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
pemberian tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungan antar bagian
berdasarkan susunan tingkat hirarki.Struktur Organisasi juga diharapkan dapat
menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya
komunikasi, koordinasi dan integritas secara efisien dan efektif dalam segenap
SEKSI INFORMASI
SEKSI PELAYANAN SEKSI PENGADUAN DAN EVALUASI Gambar Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mndailing Natal
KEPALA KANTOR
JABATAN FUNGSIONAL SUBBAGIANTATA USAHA
TIM TEKHNIS
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal
Nomor 6 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal dipandang perlu
menetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Mandailing Natal yang diatur sesuai dengan Peraturan Bupati
Rincian Tugas Pokok Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu 1. Kepala Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah
Daerah dibidang Pelayanan Terpadu yang meliputi perizinan dan bukan perizinan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan terpadu;
b. Penunjang penyelenggara Pemerintahan Daerah di bidang pelayanan
terpadu;
c. Penyelenggaraan pembinaan karir dan kesejahteraan bawahan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;
e. Penyiapan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud diatas,
Kepala Kantor dibantu oleh:
a. Kepala Bagian Tata Usaha;
b. Kepala Seksi Pelayanan;
c. Kepala Seksi Informasi;
d. Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi;
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengelola urusan
administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Kepala Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga dan
perjalanan dinas;
b. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
c. Pelaksanaan urusan keuangan dan perbendaharaan;
d. Pengkoordinasian dan penyusunan pelaksanaan perencanaan dan
pelaporan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
3. Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan tugas dibagian
perizinan dan bukan perizinan yang meliputi penerimaan permohonan, mengecek,
memproses perizinan atau dokumen lain serta memproses surat keputusan dan
menyerahkan kepada pemohon.
Untuk menyelenggarakana tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi
Pelayanan mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis perizinan dan pelayanan koordinasi dengan
b. Penerimaan permohonan perizinan dan pelayanan bukan perizinan,
mengecek kelengkapan administrasi dan persyaratan teknis sesuai aturan
yang berlaku;
c. Pemprosesan penyelesaian dokumen bukan izin;
d. Pelaksanaan pelayanan perizinan;
e. Penetapan Surat Keterangan Pajak Daerah (SKPD)/Surat Keterangan
Retribusi Daerah(SKRD) dan memproses surat keputusan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
4. Kepala Seksi Informasi
Kepala Seksi Informasi mempunyai tugas melaksanakan tugas dibidang
pengumpulan dan pengolahan data perizinan dan bukan perizinan, serta
memberikan informasi kepada pemohon.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaiman dimaksud diatas, Kepala Seksi
Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberian Informasi;
b. Pengumpulan, pengolahan data menjadi informasi;
c. Perencanaan dan pelaporan;
d. Pengembangan sistem;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor sesuai dengan
5. Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi
Kepala Seksi Pengaduan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan tugas
dibidang penanganan pengaduan pemohon dan pengaduan masyarakat serta
melaksanakan evaluasi terhadap pelayanan perizinan dan bukan perizinan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi
Pengaduan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanganan pengaduan;
b. Pengumpulan data dan pengolahan data pengaduan;
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepal Kantor sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu sesuai dengan keahlian dan
keterampilannya.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan yang terbagi dalam berbagi kelompok sesuai dengan bidang keahliannya
dan Jabatan Fungsional dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Mandailing Natal, serta jumlah Jabatan Fungsional sebagaiman
7. Tim Tekhnis
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
melaksanakan tugas pemprosesandan penerbitan izin sedangkan tugas pembinaan
dan pengawasan terhadap perizinan tetap menjadi wewenang Satuan Kerja
Perangkat Daerah Teknis.
Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah teknis melalui
pembentukan Tim Teknis yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. Tim teknis
tersebut terdiri dari perwakilan unsur perangkat daerah teknisterkait yang
mempunyai kompetensi dibidangnya dan mempunyai kewenangan untuk
mengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi mengenai diterima atau
ditolaknya suatu permohonan izin yang memerlukan pertimbangan teknis
Adapun izin yang memerlukan Tim Teknis adalah izin bagi kegiatan usaha
yang pada dasarnya akan menimbulkan dampak yang besar terhadap lingkungan
sekitarnya. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu memberikan laporan kegiatan
perizinan setiap satu bulan pada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis
Terkait.Target retribusi perizinan tetap menjadi wewenang Satuan Kerja
Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Unit Organisasi dan Kelompok
Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan Instansi lain di luar
Pemerintahan Daerah dengan tugas masing-masing.
Pimpinan satuan Oraganisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.Pimpinan Organisasi
bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasi bawahan masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan Organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Dalam
menyiapkan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan pula pada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja dan dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan Organisasi
dibantu oleh satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian
D. GambaranPegawai/Karyawan/AnggotaPersonil
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi), Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Atap Kabupaten Mandailing Natal didukung dengan 29
orang pegawai yang terdiri dari 17 PNS dan 12 orang Tenaga Honor dengan
rincian sebagai berikut:
Pegawai Negeri Sipil
Honorer Jumlah Golongan Ruang
I II III IV
- 10 6 1 12 29
Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sedangkan Latar Belakang Pendidikan Formal Pegawai adalah sebagai
berikut:
No. Jenjang Pendidikan Pegawai
PNS Honorer
Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Mandailing Natal
Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa pegawai Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal paling banyak berpendidikan
SLTA yaitu 14 Orang, sedangkan yang lain S-1 6 orang, Diploma 1 orang.
Dari 17 Orang PNS yang ada, baru 2 orang yang telah mengikuti dan lulus
No. Jenis Diklat
Struktural Fungsional Nama Diklat Peserta
1 2 3 4 5
1 - Diklat PIM III/SPAMA 1
2 - Diklat PIM IV/ADUM 1
Jumlah 2
Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
BAB III
A.KETENTUAN
Ketentuan Umum
1. Perusahaan adalah Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis
usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan,
bekerja serta berkedudukan dalam wilayah RI untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba.
2. Pemungutan adalah Suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data objek dan subjek retribusi, penentuan besarnya
retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada
Wajib Retribusi sampai pengawasan penyetorannya;
3. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah Surat Keputusan
yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang;
4. Surat Tagihan Retribusi (STRD) adalah Suarat untuk melakukan
tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa Bunga dan atau
denda;
5. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Jabatan yang selanjutnya disebut
SKRD Jabatan adalah Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang
dikenakan karena jabatan akibat tidak menyampaikan permohonan
surat izin;
KetentuanPenggolongan
Dalam Pembuatan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Terdapat 4 Golongan,
1. SITU golongan A (Perusahaan Besar), yaitu modal diluar tanah dan
bangunan berjumlah diatas Rp 500.000.000, seperti Bank, HPH,
Perusahaan Ekspor/Impor dan Perusahaan yang biasa dipersamakan
dengan klasifikasi ini.
2. SITU golongan B (Perusahaan Menengah) yaitu modal diluar tanah
dan bangunan berjumlah Rp 200.000.000 - Rp 500.000.000, seperti
Pedagang-pedagang perantara baik grosir maupun eceran, Toko-toko,
Rumah Sakit Swasta/Klinik Swasta, Pergudngan, Wartel Tipe A, dan
Perusahaan lain yang dipersamakan dengan klasifikasi ini.
3. SITU golongan C (Perusahaan Sedang) yaitu modal diluar tanah dan
bangunan berjumlah Rp 150.000.000 – Rp 200.000.000, seperti
Kios-kios, Praktek Dokter, Notaris, Pengacara, Biro Jasa, Perusahaan
Ekspedisi, Salon Kecantikan, Wisma Pangkas, Kursus-Kursus, Usaha
RentaL CD, Wartel tipe B, Usaha Playstation. Rumah Makan,
Restoran, Perbengkelan Roda dua dan empat, Kantor Perusahaan
Angkutan, Kontraktor dan usaha lain yang bisa dipersamakan dengan
klasifikasi ini.
4. SITU golongan D yaitu modal diluar tanah dan bangunan berjumlah
Rp 100.000.000 – Rp 150.000.000 warung-warung kecil dan usaha
lain yang bisa dipersamakan dengan klasifikasi ini.
5. SITU golongan E yaitu modal diluar tanah dan bangunan berjumlah
Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000.
1. Setiap orang atau Badan Hukum baik BUMN, BUMD maupun Swasta
yang mendirikan, membuka dan menjalankan kegiatan usaha baik
perdagangan maupun jasa wajib memperoleh Izin Tempat Usaha dari
Kepala Daerah kecuali bagi usaha yang memiliki Izin Gangguan (HO).
2. Surat Izin Tempat Usaha diterbitkan berdasarkan tempat kedudukan
(domisili) perusahaan.
3. Formulir surat permohonan untuk medapatkan SITU disediakan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal dan diisi serta
ditandatangani oleh pemohon pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
4. Dokumen yang diperlukan untuk melengkapi permohonan atau untuk
mengetahui identitas pemohon, status legal/tidaknya Kegiatan Usaha
dan Hak Atas Tempat Usaha yang digunakan:
a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk sebanyak 1 lembar
b. FotocopyKartu Keluarga sebanyak 1 lembar
c. Pasfoto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar
d. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebanyak 1 lembar
e. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan/Perubahan Akta sebanyak 1
lembar
f. Fotocopy Bukti Penguasaan Tanah sebanyak 1 lembar
5. Surat Izin Tempat Usaha berlaku selama 5 (lima) Tahun dan wajib
didaftar ulang sekaligus membayar Retribusinya sekali dalam 1 (satu)
tahun.
Ketentuan Yang Wajib Dipatuhi
1. Pengusaha pemegang Surat Izin Tempat Usaha (SITU) ini wajib
mematuhi segala ketentuan peraturan yang berlaku atas pengusahaan
perusahaan tersebut.
2. Surat Izin Tempat Usaha ini berlaku untuk dan atas nama perusahaan
tersebut dan tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain untuk
mencari keuntungan.
3. Surat Izin Tempat Usaha ini dapat dicabut apabila:
a. Terjadi perubahan nama/merk usaha, nama pengusaha (pimpinan
perusahaan), alamat tempat/lokasi usaha, luas tempat usaha,
golongan perusahaan dan jenis kegiatan usaha.
b. Lokasi tempat usaha tersebut tidak sesuai lagi dengan
perkembangan penataan lingkungan dan atau berdasarkan
pertimbangan lain menurut Pemerintah Kabupaten Mandailing
Natal.
Apabila Wajib retribusi tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan daerah diancam pidana kurungan paling lama
6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali
B.Objek dan Subjek
Objek Retribusi Izin Tempat Usaha adalah Pemberian izin kepada orang
atau Badan Usaha di lokasi tertentu untuk melakukan aktifitas perdagangan.
Subjek Retribusi Izin Tempat Usaha adalah Setiap Orang atau Badan
hukum yang memperoleh dan atau mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha. Yang
artinya Setiap Orang atau perorangan yang melakukan usaha, sedangkan
pengertian Badan adalah Suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas
(PT), Comanditer Venoottschap (CV), BUMN atau BUMD dengan nama dan
bentuk apapun, Firma, Koperasi, Yayasan atau organisasi sejenisnya dan lain-lain.
Permohonan Izin tersebut dilengkapi dengan syarat:
1. Mengisi formulir permohonan bermaterai Rp.6000 yang ditandatangani
pemilik atau direktur utama atau penanggungjawab perusahaan.
2. Bagi Usaha Perseorangan melampirkan Surat Keterangan dari Kepala
Desa/Kelurahan Tempat Usaha dan Keterangan tersebut dibenarkan Camat
setempat.
3. Bagi Usaha yang berbadan hukum melampirkan akte pendirian
perusahaan.
4. Pasfoto ukuran 4X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar
Penetapan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutupi biaya
penyelenggaraan pemberian izin tempat usaha dengan mempertimbangkan aspek
kemampuan dan aspek keadilan.
Biaya sebagaimana dimaksudkan adalah biaya survey ke lapangan/lokasi
tempat usaha, biaya transportasi dan biaya pendataan.
Struktur besarnya tarif retribusi atas Surat Izin Tempat Usaha yang baru
dihitung berdasarkan kelas jenis usaha, sebagai berikut:
1. SITU Golongan A Rp. 1.500.000
2. SITU Golongan B Rp. 500.000
3. SITU Golongan C Rp. 150.000
4. SITU Golongan D Rp. 100.000
5. SITU Golongan E Rp 50.000
6. Usaha Jasa Kontruksi
• Golongan B Rp. 1.000.000
• Golongan M1 Rp. 750.000
• Golongan M 2 Rp. 500.000
• Golongan K 1 Rp. 300.000
• Golongan K 2 Rp. 200.000
• Golongan K 3 Rp. 100.000
Penetapan atas besarnya retribusi terhutang dihitung berdasarkan atas kelas
jenis usaha.Penetapan ini didasarkan atas permohonan yang diajukan oleh wajib
Guna pendataan, pengawasan pembinaan dan pengendalian izin wajib
didaftar ulang setiap tahun.Pendaftaran ulang Izin ini dikenakan biaya retribusi
sebesar 50% dari jumlah retribusi yang dipungut waktu penerbitan Surat Izin atau
pembayaran retribusi pertama.
D. Tata Cara Pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha
PENDAFTARAN
Setiap wajib retribusi wajib mengisi Surat Pendaftaran Objek Retribusi
daerah (SPORD). SPORD harus diisi dengan benar dan lengkap serta
ditandatangani oleh wajib retribusi atau kuasanya. Berdasarkan SPORD retribusi
terhutang ditetapkan dengan menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.
Diwilayah Daerah Kabupaten Mandailing Natal setiap Wajib Retribusi baik
yang berdomisili di Kabupaten Mandailing Natal maupun yang berdomisili diluar
wilayah Kabupaten Mandailing Natal dan memiliki objek retribusi diwilayah
Daerah Kabupaten Mandailing Natalwajib menyampaikan data objek dan subjek
retribusi. Data ini akan digunakan sebagai bahan pendataan bagi unit pemungut
retribusi.
Pemohon mendapatkan nilai tarif sebelum permohonan di proses. Penetapan
atas besarnya tarif retribusi terhutang dihitung berdasarkan atas kelas jenis
usaha..Penetapan ini didasarkan atas permohonan yang diajukan oleh Wajib
Retribusi.Setelah disepakati besarnya retribusi maka akan diterbitkan Surat
Penandatanganan perizinan di lakukan Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Pintu kecuali untuk izin lokasi ditandatangani oleh Bupati.
JANGKA WAKTU
Jangka waktu penyelesaian perizinan maksimal 14 hari dengan jenis dan
karakteristik perizinan.Untuk perizinan yang memerlukan pembahasan Tim
Teknis ditetapkan maksimal 14 hari kerja.Untuk perizinan yang tidak memerlukan
pembahasan Tim Teknis ditetapkan maksimal 4 hari kerja.Apabila terjadi
penolakan proses permohonan, pemberitahuan penolakan harus deberitahukan
kepada pemohon segera atau pada hari yang sama dengan waktu penolakan
diputuskan.
PEMUNGUTAN
Retribusi di pungut dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi Daerah
(SKRD).Setelah SKRD diterbitkan Kemudian dilakukan pemungutan yang
dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pemungut. Apabila Wajib
Retribusi tidak mengajukan permohonan dalam penetapan tarif dan kemudian
dilakukan pemeriksaan maka diterbitkan Surat Keterangan Retribusi Dearah
(SKRD) secara jabatan oleh pihak pemungut dan dilakukan pengenaan retribusi
sebesar jumlah pokok retribusi terhutang ditambah sanksi administrasi 50% dari
pokok retribusi terhutang. Bentuk dan isi SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SKRD jabatan diserahkan kepada wajib retribusi.
PEMBAYARAN
Setelah dilakukan pemungutan maka pembayaran retribusi secara tunai/lunas
dan Aset Daerah sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan menggunkan
SKRD. Hasil penerimaan retribusi harus disetor ke kas daerah
selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala
Daerah.Apabila Wajib Retribusi tidak dapat memenuhi kewajibannya secara
lunas/sekaligus, maka Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan
pembayaran secara angsuran kepada pejabat yang ditunjuk disertai alasan
ketidaksanggupan dalam pembayaran retribusi secara keseluruhan.
Dan apabila Wajib Retribusi tidak dapat membayar sesuai waktu pembayaran
yang telah ditentukan maka Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan
penundaan pembayaran. Dan apabila disetujui maka penetapan besarnya tarif dan
penentuan waktu pembayaran retribusi akan dilakukan pihak atau pejabat yang
telah ditunjuk. Kemudian tata cara penyelesaian pembayaran secara angsuran
ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk.
Namun apabila Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang bayar maka Wajib Retribusi dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
2% setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang bayar dan dipungut
dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).
PENGADUAN
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
menyediakan loket penerima pengaduan, brosur, papam informasi tentang
prosedur pengaduan serta personil staf pengaduan yang akan melayani Wajib
Retribusi. Selain melayani pengaduan dengan bertamu langsung dengan staf
Kabupaten Mandailing Natal juga melayani pengaduan melalui telepon.Kantor
Pelayanan terpadu Satu Pintu wajib menindaklanjuti pengaduan masyarakat
secara tepat, cepat dan memberikan jawaban serta penyelesaiannya kepada
pengadu paling lama 10 hari kerja.
PENAGIHAN
Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,
SKRDKBT, STRD, dan Surat Keterangan yang menyebabkan jumlah Retribusi
yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara. Penagihan dilaksanakan setelah diterbitkan Surat
Peringatan/Surat Teguran. Penerbitan surat teguran tersebut dilakukan dengan
jangka waktu 7 hari sebelum jatuh tempo pembayaran. Dalam waktu 7 hari setelah
tanggal Surat Teguran, maka Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang
terhutang dan apabila tidak dilunasi maka retribusi akan dikenai sanksi tindak
pidana.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan
retribusi daerah.Pihak yang melakukan pemeriksaan retribusi adalah Pemerintah
Daerah atau pejabat yang ditunjuk.Mereka berwewenang melakukan pemeriksaan
yang bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam
rangka melaksanakan Peraturan Daerah.
1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan serta dokumen
lain yang berhubungan dengan objek retribusi
2. Memberikan kesempatan kepada petugaspetunjuk untuk memasuki tempat
atau ruangan yang dianggap perlu untuk memberikan bantuan dan guna
kelancaran pemeriksaan.
3. Memberikan keterangan yang dianggap perlu selama dilakukan
pemeriksaan retribusi.
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran (Pidana) maka
Wajib Retribusi ini diancam kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) yaitu tindakan yang merampas barang
tertentu untuk daerah.
PENYIDIKAN
Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah Serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh penyidik (Pegawai Negeri Sipil) yang selanjutnya disebut
penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan
tersangka.Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintahan Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah.
1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti bukti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
4. Memeriksa Buku-buku dan catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut;
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
7. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlanngsung dan memeriksa
identitas orang atau dokumen yang dibawa;
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi
Daerah;
9. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersngka atau saksi;
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan;
ANALISIS DAN EVALUASI RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA
Bab ini akan menyajikan data yang bersumber dari bab sebelumnya. Pada bab
sebelumnya telah membahas mekanisme dalam penetapan tarif dan pemungutan
Retribusi Daerah. Maka untuk menjelaskannya penulus penguraikannya
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan disertai dengan penjelasan yang
objek dan sistematis.
A.Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha
Retribusi Izin Tempat Usaha pengelolaannya ditangani oleh Pemerintah
melalui Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan menyetor retribusi terutang ke
kas daerah melalui Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah Kabupaten Mandailing Natal dengan jangka waktu yang ditentukan
dengan menggunakan Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD).
Untuk pembayaran tagihan retribusi yang terutang dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda dengan menggunankan Surat Tagihan
Retribusi Daerah (STRD). Dengan kata lain pengutipan Retribusi oleh Pemerintah
Daerah melalui Retribusi Daerah yaitu Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian perizinan tertentu khususnya disediakan Pemerintah Daerah
untuk kepentingan pribadi atau badan.
Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha ini sesuai dengan target yang
diingin dicapai oleh Pemeintah Daerah. Pelaksanaan Retribusi Izin Tempat Usaha
Retribusi Izin Tempat Usaha sekitar Rp. 35.000.000,-(tiga puluh lima juta rupih)
sementara realisasinya Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa kesadaran dari Wajib Retribusi
Izin Tempat Usaha untuk melaksanakan kewajibannya membayar retribusi sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil yang memenuhi target yang telah
ditentukan oleh Pemerintah Daerah
TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA
NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) PERSEN (%)
1 2007 35.000.000,- 40.000.000,- 114,28
2 2008 35.000.000,- 50.545.000,- 144,41
3 2009 45.000.000,- 60.350.000,- 134,11
4 2010 45.000.000,- 72.500.000,- 161,11
Sumber Data: Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal menetapkan target Retribusi
Izin Tempat Usaha dengan nominal yang rendah agar target dari Retribusi tersebut
tercapai. Karena salah satu perizinan yang dikelola Kantor Pelayanan Terpadu
Satu Pintu yang penerimaannya besar adalah Retribusi Izin Tempat Usaha.
Sedangkan perizinan yang lain masih jauh dari target yang ditentukan oleh
Petunjuk Pelaksanaan Teknis Retribusi Izin Tempat Usaha pada Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan Bupati Mandailing Natal
Nomor 31 Tahun 2007.
PEMOHON
1. Membuat permohonan yang ditujukan kepada Kantor Pelayanan Terapadu
Satu Pintu dengan melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan
Pemerintah Daerah.
2. Mengisi Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) yang telah
ditandatangani.
3. Surat Pemberitahuan Retribusi dikirim kebagian keuangan untuk
diterbitkan tanda penerimaan izin dengan perincian sebagai berikut:
7. SITU Golongan A Rp. 1.500.000
8. SITU Golongan B Rp. 500.000
9. SITU Golongan C Rp. 150.000
10. SITU Golongan D Rp. 100.000
11. SITU Golongan E Rp. 50.000
12. Usaha Jasa Kontruksi:
• Golongan B Rp. 1.000.000
• Golongan M1 Rp. 750.000
• Golongan M 2 Rp. 500.000
• Golongan K 1 Rp. 300.000
• Golongan K 2 Rp. 200.00
Sedangkan Pendaftaran ulang Izin ini dikenakan biaya retribusi sebesar
50% dari jumlah retribusi yang dipungut waktu penerbitan Surat Izin atau
pembayaran retribusi pertama.
4. Tanda Penerimaan Tersebut:
a. 1 (satu) lembar untuk pemohon;
b. 1 (satu) lembar untuk pertinggal (sebagai lampiran dalam
penandatanganan izin);
5. Bagian keuangan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu menyetorkan
Retribusi Izin Tempat Usaha ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Mandailing Natal. Dalam pengurusan Izin
Tempat Usaha di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu terdapat prosedur
pelayanan yang telah ditetapkan yaitu Pemohon langsung berhubungan
dengan petugas baik dalam penyerahan semua pemohonan dan
persyaratan, maupun biaya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan sekaligus menerima hasil pelayanan. Untuk memperoleh
pelayanan yang baik , dibuat prosedur tetap dan penentuan syarat-syarat
yang harus dipenuhi pemohon berkaitan dengan jenis izin yang
dimohonkan, baik berupa persyaratan administrasi maupun persyaratan
non teknis.
Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan dikenakan biaya sesuai
dengan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati, dan petugas tidak dibenarkan
Dari Data diatas dapat diketahui bahwa pihak yang langsung berhubungan
dengan wajib retribusi adalah Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Karena
Retribusi Surat Izin Tempat Usaha ditangani Sendiri oleh Pemerintah Daerah
maka pengutipan dilakukan melalui retribusi. Yang artinya apabila Wajib
Retribusi baik orang pribadi maupun badan yang ingin menjalankan usaha tertentu
dari bidang Usaha Golongan A, B, C, D, E Usaha jasa kontruksi Golongan B, M1,
M2, K1, K2, K3, maka wajib mendaftarkan dirinya ke Kantor Pelayanan Terpadu
Satu Pintu kemudian izin usaha dari Wajib Retribusi tersebut langsung dapat
diproses. Kemudian baru dapat diketahui jenis usaha yang merupakan pedoman
untuk menetapkan besarnya tarif retribusi yang akan dipungut olek Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dalam penetapan besarnya tarif retribusi, Pemerintah Daerah harus
memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan
retribusi. Sehingga apabila dilakukan pemungutan atas retribusi tidak akan
ditemukan kendala-kendala yang menghambat pemungutan retribusi tersebut
Misalnya, dalam penetapan tarif Wajib Retribusi merasa tidak mampu untuk
membayar secara keseluruhan atas besarnya tarif, maka Pemerintah Daerah dapat
memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan tarif atas permohonan
yang diajukan wajib retrebusi atau tanpa adanya permohonan dari wajib retribusi
terhadap hal-hak tertentu.
Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Apaila Wajib Retribusi ingin mengajukan
Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SKRD, SKRD
Jabatan, dan STRD serta memberitahukan alasan yang jelas atas pengajuan
permohonan tersebut.
Kemudian Pemerintah Daerah atau pejabat yang ditunjuk memberikan
balasan atas permohonan yang diajukan Wajib Retribusi paling lama 3 (tiga)
bulan sejak permohonan diterima.Apabila lewat 3 (tiga) bulan maka permohonan
di anggap diterima.
Mengenai pemungutan retribusi ini sama halnya dengan pengenaan tarif,
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemungutan Retribusi Izin Tempat
Usaha ini dikenakan terhadap para pemilik usaha baik yang berdomisili dalam
daerah maupun di luar daerah yang kegiatan usahanya berada diwilayah
Kabupaten Mandailing Natal.
Penandatanganan perizinan di lakukan Kepala Dinas, Badan, Kantor
Pelrizinan kecuali untuk izin lokasi ditandatangani oleh Bupati.
B. Kendala Dalam Pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha
Didalam pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha sering medapat
kendala-kendala yang menghambat proses pemungutan, baik yang bersal dari Wajib
Retribusi maupun dari pihak pemungut sendiri.
Kendala-kendala dari pihak Wajib Retribusi tersebut disebabkan oleh beberapa
1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman dari Wajib Retribusi akan Retribusi
Izin Tempat Usaha sehingga mereka enggan untuk berurusan dengan
prosedur yang ada pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
2. Masih banyak wajib retribusi yang belum mendaftarkan dirinya untuk
memperoleh NPWP, karena tanpa adanya NPWP akan mempersulit
petugas untuk mengetahui keberadaan usaha yang dijalankkan Wajib
Retribusi sehingga pemungutan retribusi tidak dapat dilakukan.
3. Kurangnya informasi yang diterima oleh Wajib Retribusi mengenai
pengenaan, pelaksanaan dan pemungutan Retribusi Izin Tempat Usaha
tersebut.
4. Pengusaha yang telah menjalankan usahanya adakalanya tidak mendaftar
ulang usahanya, sehingga menghambat proses pemungutan retribusi.
Sedangkan kendala-kendala yang berasal dari pihak Kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu sendiri yaitu:
1. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana serta fasilitas yang mendukung
kelancaran tugas Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
2. Belum optimalisasinya aspek penegakan hukum (Law Enforcement)
terhadap penyimpangan perizinan.
3. Terbatasnya sumber daya manusia dalam pengelolaan Retribusi Izin
Tempat Usaha.
C. Upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Pendapatan Retribusi Izin Tempat Usaha
Dalam upaya peningkatan pendapatan di bidang Retribusi Izin Tempat Usaha,
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mandailing Natal
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan sosialisasi di bidang retribusi khususnya kepada para
pengusaha agar memahami hak dan kewajibannya selaku pelaku yang
menjalankan usaha
2. Mengundang para pemilik usaha yang masa berlaku perizinannya telah
habis dan sekaligus melaksanakan pendaftaran ulang perizinan yang telah
jatuh tempo
3. Melakukan observasi kepada para pengusaha agar tertib dalam
menjalankan usahanya.
4. Melaksanakan sanksi yang tegas sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Mandailing Natal.
5. Membentuk Tim Gabungan dalam melaksanalan Operasional Lapangan
dengan melakukan tinjauan ke lapangan.
Selain dari upaya diats Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu melakukan
upaya lain yaitu:
1. Cara Intensifikasi
Cara ini dilakukan dengan pengenaan tarif retribusi terhadap jenis retribusi
tertentu. Dalam Retribusi Izin Tempat Usaha pihak Kantor Pelayanan Terpadu
retribusi tidak boleh asal ditetapkan tetapi harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Selain itu Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintujuga meningkatkan pelayanan
administrasi dengan mendirikan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada pusat
pasar sehinga menarik Wajib Retribusi untuk melibatkan dirinya dalam hal
pembayaran retribusi daerah karena tempat pelayanan yang mudah dijangkau
masyarakat.
2. Cara Ekstensifikasi
Cara ekstensifikasi ini yaitu dengan merumuskan rancangan peraturan daerah
yang baru, terutama terhadap objek-objek retribusi izin tempat usaha yang dapat
memenuhi kriteria-kriteria sebagai sarana pendukung kelancaran peningkatan