• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.BANK

RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk CABANG

MEDAN ISKANDAR MUDA

SKRIPSI OLEH

AGUNG RUJIAN UTAMA 070502095 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Universitas Sumatera Utara

(2)

ABSTRAK

Agung Rujian Utama (2011) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”, di bawah bimbingan Dra. Komaria Pandia, Msi. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi. (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Lucy Anna, Msi. (Penguji I), dan Drs. Ami Dilham, Msi. (Penguji II).

Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik dengan uji normalitas dengan pendekatan grafik dan Kolmogorov-Smirnov, uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik dan statistik, uji multikolinieritas, metode analisis regresi berganda dengan uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional konsultasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda serta pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,509 berarti hubungan antara gaya kepemimpinan situasional (instruksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi) terhadap kinerja karyawan sebesar 50,9 %, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,213 berarti 21,3 % faktor-faktor kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan situasional (instruksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi). Sedangkan sisanya 78,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat hidayah dan inayah-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang peneliti beri judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda, tidak lupa pula salawat beriring salam atas junjungan dan suritauladan sekalian alam Nabi Besar Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa’at-nya di yaumil akhir nanti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Untuk itu peneliti dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi yang memerlukan dikemudian hari untuk melakukan penelitian yang sama dan bagi para pembaca pada umumnya.

(4)

dengan hati yang tulus peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Komaria Pandia, Msi. selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, Msi. selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Drs. Ami Dilham, Msi. selaku dosen penguji II saya yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen dan seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu, mendidik, membimbing peneliti selama masa perkuliahan.

8. Seluruh karyawan Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan terutama bapak Supratman yang telah membantu penulis dalam memperoleh data serta banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(5)

Ir. Relly Ujianto dan Ita Sulistari. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

10. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh teman-teman jurusan manajemen stambuk 2007 terutama – Budi, Thomy, Maya dan sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang berlipat atas amal bantuan yang penulis terima dari semua pihak. Penulis berharap kiranya apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya bagi para Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen. Amin.

Terima Kasih

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Medan, Februari 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Kepemimpinan ... 21

C. Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan ... 22

D. Teori Situasional ... 23

E. Kinerja Karyawan ... 28

F. Indikator Kinerja ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 30

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 34

C. Struktur Organisasi ... 34

D. Produk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda ... 42

(7)

C. Uji Asumsi Klasik ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Heteroskedastitas ... 62

3. Uji Multikolinearitas ... 64

D. Analisis Regresi Linear Berganda ... 65

1. Koefisien Determinasi (R2) ... 65

2. Uji Simultan/Serempak (Uji F) ... 67

3. Uji Secara Parsial (Uji t) ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kinerja Karyawan ... 4

Tabel 1.2 Data NPL BRI ... 5

Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 11

Tabel 1.4 Skor Pendapat Responden... 12

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 49

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Instruksi ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Konsultasi ... 51

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Partisipasi ... 52

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Delegasi ... 53

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan ... 55

Tabel 4.9 Uji Validitas 1 ... 58

Tabel 4.10 Uji Validitas 2 ... 59

Tabel 4.11 Uji Reabilitas ... 60

Tabel 4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 62

Tabel 4.13 Uji Glejser ... 64

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ... 65

Tabel 4.15 Pengujian Koefisien Determinasi ... 66

Tabel 4.16 Hubungan Antar Variabel ... 66

Tabel 4.17 Uji Simultan/Serempak (Uji F) ... 67

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan ... 24 Gambar 2.2 Empat Tingkat Kematangan ... 26 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia

(10)

ABSTRAK

Agung Rujian Utama (2011) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”, di bawah bimbingan Dra. Komaria Pandia, Msi. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi. (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Lucy Anna, Msi. (Penguji I), dan Drs. Ami Dilham, Msi. (Penguji II).

Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik dengan uji normalitas dengan pendekatan grafik dan Kolmogorov-Smirnov, uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik dan statistik, uji multikolinieritas, metode analisis regresi berganda dengan uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional konsultasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda serta pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,509 berarti hubungan antara gaya kepemimpinan situasional (instruksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi) terhadap kinerja karyawan sebesar 50,9 %, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,213 berarti 21,3 % faktor-faktor kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan situasional (instruksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi). Sedangkan sisanya 78,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Kinerja karyawan yang sangat rendah akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian yang kemudian dapat berakhir dengan penutupan perusahaan. Melihat besarnya pengaruh kinerja karyawan tersebut terhadap perusahaan maka penting bagi setiap perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja para karyawannya sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut A. Dale Timpe (dalam Mangkunegara 2009:14) faktor-faktor yang mempegaruhi kinerja terdiri dari:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang seperti tipe pekerja keras.

2. Faktor eksternal, berasal dari lingkungan seperti rekan kerja, pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.

(12)

Pada masa perubahan yang begitu cepat dan kompleks seperti sekarang ini, perusahaan memerlukan pemimpin yang dapat mengarahkan dan mengembangkan usaha-usaha bawahan sesuai dengan sasaran organisasi. Sasaran tersebut dapat terwujud jika orang-orang yang berada di dalamnya mampu bekerjasama dengan orang lain dengan koordinasi seorang pimpinan yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan anggotanya. Kepemimpinan yang efektif akan memberikan kontribusi besar kepada kinerja karyawan, sebaliknya kepemimpinan yang tidak efektif dapat menghambat kemajuan dan kinerja karyawan.

Robbins (2007:49) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan.

(13)

bahwa baik teori-teori sifat kepemimpinan maupun teori-teori perilaku kepemimpinan memiliki kelemahan yang sama, yaitu mengabaikan peranan penting faktor-faktor situasional dalam menentukan efektifitas kepemimpinan, kemudian muncul teori-teori kepemimpinan situasional (situasional theories).

Di antara beberapa teori kepemimpinan di atas, menurut peneliti terdapat satu gaya kepemimpinan yang sangat menarik untuk diteliti, yaitu gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard. Gaya kepemimpinan ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam menyesuaikan/beradaptasi dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal ini sesuai dengan kondisi persaingan saat ini. Dalam era persaingan global saat ini kondisi lingkungan selalu berubah sehingga agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan harus dituntut untuk lebih adaptif terhadap lingkungan.

(14)

yang dapat dengan cepat memahami kondisi organisasi yang dipimpinnya agar pemimpin tersebut dapat langsung bekerja sama dengan bawahannya dan karyawan menjadi tidak tertekan dengan lingkungan barunya yang dapat berdampak kepada kinerja karyawan tersebut.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda adalah salah satu cabang dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang berlokasi di Medan. Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Iskandar Muda memiliki 29 unit kantor pelayanan yang bertugas menghimpun dana dan menyalurkan kredit kepada masyarakat.

Tabel 1.1 Kinerja Karyawan

Keterangan Perbandingan

Perbandingan antara laba dengan jumlah pekerja 1:6 Perbandingan antara laba dengan remunerasi 1:6

Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan perbandingan antara laba dengan jumlah pekerja dan remunerasi. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa remunerasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan tinggi sedangkan laba yang dihasilkan rendah, hal ini berarti kinerja karyawan masih rendah.

Tabel 1.2 Data NPL BRI

Keterangan Tingkat NPL (%)

BRI 5,97

Batas aman ketentuan Bank Indonesia 5

Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (diolah)

(15)

yang masih cukup tinggi yaitu 5,97 % dimana masih berada diatas batas aman ketentuan dari Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Semakin tinggi tingkat NPL maka menunjukkan bahwa terdapat banyak nasabah yang tidak dapat melunasi pinjamannya. Tingginya angka kredit bermasalah pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda tersebut disebabkan oleh ketidakakuratan karyawan dalam menilai kemampuan nasabah untuk dapat membayar pinjaman yang akan diberikan. Hal ini juga menunjukkan kinerja karyawan yang rendah.

Peran pemimipin menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yaitu dengan mengelola bawahannya agar bekerja secara maksimal sehingga tercapai kinerja yang tinggi. Untuk dapat mengelola bawahan dan bekerja sama dengan baik harus menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat yaitu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi bawahan dimana tercermin dari gaya kepemimpinan situasional.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitan yang berkaitan dengan kinerja karyawan dan kepemimpinan situasional dengan judul, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”.

B. Perumusan Masalah

(16)

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda?”.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan objek yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah dalam penelitian serta merumuskan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi data kualitatif.

Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2007:63) didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut ini:

1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, 2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan,

3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melakasanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

Konsepsi ini dikembangkan untuk membantu orang menjalankan kepemimpinan dengan memperhatikan peranannya, yang lebih efektif di dalam interaksinya dengan orang lain setiap harinya. Berdasarkan hal tersebut Hersey dan Blanchard (dalam Miftah Thoha, 2007:66) mengidentifikasi empat gaya perilaku pemimpin yang khusus, yaitu:

1. Instruksi: Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas.

(17)

perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka.

3. Partisipasi: pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.

4. Delegasi: Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.

Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Mathis dan Jacson (2004:378) menyatakan kinerja dalam perusahaan dapat diukur melalui:

1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama

Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat diperlihatkan pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Thoha (2007), Matis dan Jakson (2006) (Diolah)

Gaya Kepemimpinan Situasional 1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

(18)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah: “Gaya Kepemimpinan Situasional Konsultasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

a. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

Sebagai sarana informasi dan masukan bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti/Penulis

Suatu kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dan memperluas cara berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

(19)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional bertujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti hanya membahas mengenai gaya kepemimpinan situasional dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.

2. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah:

1. Instruksi (X1) 2. Konsultasi (X2) 3. Partisipasi (X3) 4. Delegasi (X4)

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Karyawan. Indikatornya yaitu:

1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

(20)

Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala

Instruksi (X1) Pemimpin memberikan

batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas

1. Penegasan tugas

2. Selalu melakukan pengarahan secara spesifik

3. Selalu melakukan pengawasan secara ketat

4. Komunikasi satu arah

Likert

Konsultasi (X2) Pemimpin banyak memberikan pengarahan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan

Partisipasi (X3) Pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan

1. Pemecahan masalah dilakukan secara

Delegasi (X4) Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi

bawahan untuk

1. Menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada bawahan

(21)

Sumber: Thoha (2007), Mathis dan Jackson (2006) (diolah)

G. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, setiap jawaban akan diberi skor (Sugiono, 2006:105).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4 Skor Pendapat Responden

No Jawaban Skor

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda jalan Iskandar Muda No. 173 Medan.

Kinerja (Y) Hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan standart kerja yang ditetapkan.

1. Kuantitas dari hasil 2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama

(22)

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2011.

I. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Objek dalam penelitian ini adalah karyawan yang termasuk dalam kategori Low Management. Hal ini disebabkan pada level tersebut karyawan akan berinteraksi secara langsung dengan pimpinan sehingga penerapan suatu gaya kepemimpinan akan berdampak kepada kinerja karyawan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 121 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono 2006:73). Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.

Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi

(23)

Maka jumlah sampel yang diperoleh digenapkan menjadi 69 orang.

J. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari literature, buku dan internet.

K. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertayaan mengenai variabel yang diteliti di dalam penelitian ini yang akan diisi oleh responden.

b. Wawancara

(24)

L. Uji Validitas dan Realibilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang et al., 2010:69). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Situmorang et al., 2010:72).

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda di luar sampel penelitian yaitu pada Unit Simalingkar, Unit Gatot Subroto, Unit Kapten Muslim, Unit Setiabudi dan Unit Katamso dengan menggunakan program SPSS 16.

M. Metode dan Analisa Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: a. Metode Penelitian Deskriptif

(25)

mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik.

Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al., 2010:95).

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.

2. Uji Heteroskedastitas

Uji homoskedastitas bertujuan untuk menguji apakan sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastitas (Situmorang et al., 2010:95).

Uji heteroskedastitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.

(26)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna di antara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factor) melalui program SPSS.

Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence>0,1 atau nilai VIF<5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al., 2010:136).

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual.

Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang et al., 2010:141).

Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta

(27)

b = Koefisien Regresi e = Standar Error

Dalam analisis regresi linear berganda terdapat tiga jenis ketepatan, yaitu: 1. Uji Determinan (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin

baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. 2. Uji F (Uji Secara Simultan)

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen (Perilaku Instruksi, Perilaku Konsultasi, Perilaku Partisipasi dan Perilaku Delegasi) terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan).

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Ho : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap kinerja karyawan. Dengan kriteria pangambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

H1diterima jika t hitung > t table pada α = 5% 3. Uji T (Uji secara parsial)

(28)

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap penilaian kinerja. Dengan kriteria pangambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Retno Prasetyorini (2003) melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru SLTP Negeri Se Kota Samarinda”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien ry1 = 0,0870 dan persamaan regresi Yˆ=12,952+0,789X1; (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien ry2 =0,810 dan persamaan regresi Yˆ=16,373+0,665X2; dan (3) terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) secara bersama–sama dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien ry1.2 = 0,892 dan persamaan regresiYˆ =9,197+0,552X1 +0,262X2.

(30)

B. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor intern maupun faktor-faktor ekstern (Winardi, 2000:47).

Robbins (2007:49) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan.

Menurut Stoner (dalam Handoko 2003:294) kepemimpinan manajerial didefenisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang berhubungan tugasnya. Ada tiga imlikasi penting dari defenisi tersebut:

Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menemukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kuliatas kepemimpinan seseorang akan menjadi tidak relevan.

Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.

(31)

pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.

C. Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan

Penelitian-penelitian dan teori-teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional (contingency) dalam studi tentang kepemimpinan.

Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat yang tampak. Seorang pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Sifat-sifat ini mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk fisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan lain-lain.

Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif. Pendekatan ini mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif yaitu bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dengan dan memotivasi bawahan mereka, bagaimana mereka menjalankan tugas-tugas, dan sebagainya.

(32)

Pendekatan ketiga yaitu pandangan situasional menganggap bahwa kondisi yang menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dangan situasi (tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan organisasi, pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan dan sebagainya).

D. Teori Situasional

Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2007:63) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut ini:

1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,

Perilaku pengarahan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa dikerjakan, di mana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukannya, dan melakukan pengawasan secara ketat kepada pengikutnya.

2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan,

Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut dalam mengambil keputusan.

(33)

Tinggi Dukungan dan

Gambar 2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan Sumber: Miftah Thoha ( 2007:65)

Dalam gaya 1 (G1), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan namun sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi para pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.

Dalam gaya 2 (G2), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat pengikutnya. Tetapi pemimpin dalam gaya ini masih tetap harus memberikan pengawasan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas-tugas pengikutnya.

Dalam gaya 3 (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyak memberikan dukungan namun sedikit dalam pengarahan. Dalam gaya seperti ini pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para pengikutnya, dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyeelsaikan tugas.

(34)

3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

Kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri. Kemampuan yang merupakan salah satu unsur dalam kematangan, berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, latihan dan atau pengalaman. Adapun unsur yang lain dari kematangan bertalian dengan keyakinan diri dan motivasi seseorang.

Ada empat tingkat kematangan menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2007:71), yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini:

Mampu dan Mau

Gambar 2.2 Empat Tingkat Kematangan Sumber: Thoha (2007:71)

Gambar 2.2 menggambarkan hubungan antara tingkat kematangan para pengikut atau bawahan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan ketika para pengikut bergerak dari kematangan yang sedang ke kematangan yang telah berkembang (dari M1 sampai dengan M4).

(35)

1. Instruksi.

Gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin. Perilaku pemimpin ini digunakan untuk situasi G1 dan M1.

2. Konsultasi.

Pada gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin. Perilaku pemimpin ini digunakan untuk situasi G2 dan M2. 3. Partisipasi.

(36)

4. Delegasi.

Pada gaya ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. Perilaku pemimpin ini digunakan untuk situasi G4 dan M4.

E. Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Mahsun (2006:25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja (performance) dapat dipengaruhi oleh tiga faktor (Hennry Simamora dalam Mangkunegara 2009:14), yaitu:

(37)

- Latar belakang - Demografi

b. Faktor psikologis yang terdiri dari: - Persepsi

- Attitude - Personality - Pembelajaran - Motivasi

c. Faktor organisasi yang terdiri dari: - Sumber daya

- Kepemimpinan - Penghargaan - Struktur - Job design F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP dalam Mahsun 2006:71).

Mathis dan Jackson (2006:378) menyatakan beberapa indikator kinerja yaitu: 1. Kuantitas dari hasil

2. Kualitas dari hasil 3. Ketepatan waktu 4. Kehadiran

(38)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

"De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden" (Bank

Penolong dan Tabungan bagi Priayi Purwokerto) didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 oleh Raden Wiriatmadja dan kawan-kawan dengan akta

otentik yang di buat oleh E. Sieburgh, Asisten Residen pada waktu itu. Tahun 1896 W. P. D. de Wolf Van Westenrode, yang menggantikan E.Sieburgh bersama Al. Schiff, mendirikan "De Poerwokertosche Hulp Spaatr-en Spaarbank de Inlandsche Hoofden".

Pada tahun 1898 dengan bantuan dari Pemerintah Hindia Belanda didirikan Volksbanken (Bank Rakyat Daerah Kertajaya meliputi wilayah administrasi kabupaten atau Afdelling), sehingga kemudian Volksbanken disebut pula sebagai Afdelling Bank. Ternyata Voiksbanken saat itu mengalami kesulitan, sehingga Pemerintah Hindia Belanda turut campur tangan dalam Perkreditan Rakyat, dengan mendirikan Dienest de Volkskredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang membantu Volksbanken secara materil dan inmateril dengan tambahan modal, bimbingan, pengawasan dan pembinaan. Dengan demikian Perkreditan Rakyat sejak tahun 1904 menjadi Regerngzrong (Tugas Pemerintah).

(39)

dapat bejalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 didirikaniah Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Modal pertama dari hasil likuidasi Central Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari Volksbanken. Pada zaman kedudukan Jepang, berdasarkan Undang-Undang tanggal 3 Oktober 1942 AVB di Pulau Jawa diganti namanya dengan Syoomin Ginko (Bank Rakyat).

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dengan Peraturan Pemerintah No.l tahun 1946 maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank pemerintah. Sementara itu, di pihak NICA di Jakarta didirikan Kantor Besar AVB. Pada tahun 1948 ibukota Republik Indonesia Yogyakarta diduduki oteh Belanda maka Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia dihapuskan oleh NICA. Pada saat itu kegiatan Bank Rakyat Indonesia terhenti untuk sementara waktu.

Dengan tercapainya Room-Royen, maka Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia aktif kembali, tetapi wilayah kerjanya hanya daerah yang dikembalikan kepada Republik Indonesia tahun 1945 (Daerah Renville). Sedangkan daerah lainnya nama AVB diganti menjadi BARRIS (Bank Rakyat Republik Indonesia Serikat). Kemudian Direksi Bank Rakyat Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi BARRIS, sesuai surat keputusan Mentri Kemakmuran Rakyat Indonesia Serikat tanggal 16 Maret 1959. Keputusan itu mendapat protes dari federalis karena kantor BAKRIS belum ada sehinga diralat dengan nama Direksi AVB/BRI.

(40)

tetapi AVB dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkan Undang Undang No. 12 tahun 1951. Selain itu, peraturan pemerintah No. 25 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat Indonesia sebagai bank menengah.

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke UUD 1945, maka dengan PERPU No. 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober lembaran negara No. 128-190 dibentuk BKTN (Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan). Pada integrasi ketiga bank pemerintah ini terlaksana, semua Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos disatukan dengan Bank Indonesia berdasarkan PENPRES No. 8 tanggal 4 Januari 1965 sebagai kebijakan pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal.

Pada PENPRES baru No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Dan BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit 11 Bidang Exim. Pada tahun 1968 UU No. 14 tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan, dengan UU No. 13 Tahun 1968 tentang UU Bank Sentral fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dikemhalikan, dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Exim/Rural dijadikan bank negara dengan nama :

a. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia bidang Rural dengan UU No. 21 tahun 1968.

(41)

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Rakyat Indonesia Kep:S.67-DR/12/1982 Direksi Bank Rakyat Indonesia menetapkan, bahwa hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 desember 1995.

Bank Rakyat Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 kantor pusat, 12 kantor wilayah,12 kantor inspeksi/SPI, 170 kantor cabang, 145 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang khusus, 1 New York Agency, 1 Cayman Island Agency, 1 kantor perwakilan Hongkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.Point, 3.705 BRI Unit dan 357 pos pelayanan desa.

Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% sahamnya di bank tersebut. Bank ini kemudian menjadi perusahaan publik dengan nama yang dipakainya sekarang. Salah satu kantor cabang yang didirikan di Indonesia adalah kantor cabang yang terletak di Jl. Iskandar Muda No. 173, Medan, Sumatera Utara.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Bank Rakyat Indonesia mempunyai visi untuk menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

(42)

a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk perkembangan ekonomi masyarakat.

b) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

c) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah meialui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good coorperate governance. C. Struktur Organisasi

Setiap organisasi baik berbentuk organisasi perusahaan maupun organisasi perkumpulan biasa, pasti akan mempunyai struktur organisasi. Salah satu tujuannya adalah untuk menggambarkan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab, serta bagaimana hubungan satu bagian dengan bagian lainnya dalam organisasi tersebut guna mencapai tujuan bersama. Untuk menggerakkan organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing personil diberi wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dapat dilihat dalam struktur organisasi.

(43)

Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Medan Iskandar Muda berbentuk organisasi garis yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawab serta hubungan pelaporan yang terdapat di dalam perusahaan.

Adapun struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Medan Iskandar Muda adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin Cabang (Pinca)

a. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi, merevisi rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam rangka mencapai target bisnis yang ditetapkan.

b. Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

c. Memfungsikan semua unit kerja di bawahnya dan pekerja binaannya dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabahnya.

d. Mengawasi semua bawahannya dan unit-unit kerja di bawahnya dalam rangka melaksanakan dan mencapai sasaran dari rencana kerja yang telah ditetapkan.

e. Melaksanakan kegiata pemasaran dana, jasa serta kredit dalam rangka memperluas pangsa pasar.

(44)

a. Membantu Pinca dalam mempersiapkan RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

b. Mendukung Pinca dalam membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, terutama yang terkait dengan bidang pemasaran.

c. Menerapkan proses kredit sesuai dengan kebijakan umum perkreditan (KUP) BRI dan pedoman pelaksanaan kredit (PPK) ritel yang telah ditetapkan terhadap account yang termasuk portofolioya untuk mencapai target Kanca dan mewujudkan portofolio kredit yang berkembang, sehat dan menguntungkan.

d. Melaporkan masalah-masalah perkreditan kepada Pinca dalam rangka mendapatkan jalan keluar permasalahan yang ada.

e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan monitoring kredit yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari kredit direalisasi sampai kredit dilunasi dalam rangka mendapatkan portofolio kredit yang berkembang, sehat dan menguntungkan.

Wewenang:

a. Bertindak sebagai pemrakarsa kredit.

b. Mengusulkan, merekomendasikan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

c. Mengusulkan dan merekomendasikan pemberian promosi, reward dan punishment bagi pekerja binaannya.

(45)

b. Account Officer Konsumer c. Account Officer Program

d. Account Officer Reskuntrukrisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah (RPKB)

e. Funding Officer

3. Manajer Operasional Tugas-tugas:

a. Membantu Pinca dalam mempersiapkan RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.

b. Mendukung Pinca dalam membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, terutama yang terkait dengan bidang operasional dan pelayanan.

c. Memfungsikan bawahannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan Pinca guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabahnya.

d. Mengkoordinasi dan mengawasi semua bawahannya dalam rangka melaksanakan dan mencapai sasaran rencana kerja yang telah ditetapkan. e. Memastikan bahwa pengelolaan kas Kanca dan surat-surat berharga telah

benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjaga aset bank. f. Memastikan bahwa pelayanan kas, pelayanan dana jasa (termasuk devisa

(46)

g. Memastikan bahwa semua keluhan nasabah atas pelayanan yang diberikan sudah ditindak lanjuti dengan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan kepuasan nasabah dengan tetap memperhatikan kepentingan bank.

h. Melayani seluruh kebutuhan unit kerja di bawah Kanca/unit kerja lainnya dengan cara yang sebaik-baiknya sesuai denan ketentuan yang berlaku untuk mencapai kepuasan nasabah dan menjaga kepentingan bank.

Wewenang:

a. Mengelola kas Kanca dan surat-surat berharga.

b. Menyetujui pengeluaran biaya eksploitasi sesuai dengan kewenangannya. c. Menyetujui pembayaran transaksi tunai serta Kliring serta mengesahkan

transaksi pembukuan sesuai dengan kewenangannya. d. Mengelola test key transaksi Rupiah dan Valas. e. Memegang salah satu kunci kluis dan brankas. f. Memberi izin transaksi dan koreksi

g. Menandatangani semua nota hubungan BRI unit, dokumen dan laporan.

Manajer operasional dalam pelaksanaannya dibantu oleh: a. Asisten Manajer Penunjang Bisnis (AMPB) terdiri dari:

1. Supervisor Administrasi Kredit (ADK) 2. Petugas ADK Komersial

3. Petugas ADK Konsumer 4. Petugas ADK KRK

(47)

7. Petugas Logistik 8. Petugas Laporan Arsip 9. Pramubakti

10. Satpam

b. Asisten Manajer Operasional (AMO) terdiri dari: 1. Supervisor Pelayanan Kas

2. Teller

3. Supervisor Pelayanan Dana dan Jasa (DJS) 4. Customer Services

5. Petugas Adminitrasi DJS

6. Petugas Tambahan Kas Keluar (TKK) 7. Petugas Kliring

8. Petugas Devisa 9. Payment Point 10. Petugas NIK 4. Manajer Bisnis Mikro

Manajer Bisnis Mikro dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh: a. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM), terdiri dari:

1. Superviser Adminstrasi Unit 2. Petugas Administrasi Umum 3. Petugas Rekonsiliasi

4. Petugas Cadangan 5. BRI Unit

(48)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda, (diolah)

Manajer Pemasaran Manajer

(49)

D. Produk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Medan Iskandar Muda

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) saat ini memiliki 3 jenis produk, yaitu:

1. Produk Dana, terdiri dari:

a. Deposito BRI (Depo BRI)

Deposito BRI adalah tabungan berjangka yang dikeluarkan oleh Bank Rakyat Indonesia yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang teah diperjanjikan antara nasabah penyimpan dengan bank. Deposito BRI dapat dibagi atas: Deposito On Call, Deposito Automatic Roal-Over (ARO), Deposito berjangka dan sertefikat deposito.

b. Tabungan Britama

Britama adalah salah satu jenis tabungan masyarakat di Bank Rakyat Indonesia yang penyetorannya dapat diakukan setiap saat serta frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldonya mencukupi dan memenuhi syarat yang ditentukan.

Britama dengan sistem time on line di seluruh Indonesia dapat melakukan penyetoran dan penarikan tunai di kantor-kantor cabang BRI dan dilengkapi dengan fasilitas kartu Britama, selain itu tabungan Britama juga memberikan fasilitas transfer otomatis untuk mempermudah urusan nasabah BRI. Tersedia 3 pilihan transfer otomatis sebagai berikut:

(50)

sendiri maupun di Kanca lain, setiap tanggal tertentu dengan nominal tertentu yang bersifat rutin.

2. Account Sweep, adalah fasilitas untuk mentransfer dana dari suatu rekening ke rekening lainnya di Kanca sendiri ataupun di Kanca lainnya secara otomatis yang sebelumnya di set-up saldo minimal atau maksimalnya. Transfer otomatis terjadi apabila saldo minimal atau maksimal tersebut terlampaui

3. Automation Grab Fund (AGF), yaitu fasilitas transfer otomatis untuk menarik (mendebet) dana secara otomatis oleh suatu rekening dari debet rekening baik di Kanca sendiri maupun di Kanca lain. Inisiatif pendebetan berasal dari rekening yang mendebet dengan transaksi yang tetap. Fasilitas ini dapat digunakan untuk pembayaran angsuran pinjaman secara otomatis. c. Tabungan Haji

Tabungan haji adalah salah satu simpanan di BRI yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat yang bertujuan sebagai dana untuk menunaikan ibadah haji. Tabungan haji dapat ditarik oleh nasabah setelah dana yang dikumpulkan mencapai dana yang dibutuhkan dalam menunaikan ibadah haji.

d. Giro

(51)

2. Produk Kredit, terdiri dari:

a. Kredit Pegawai Tetap/Kredit kepada Golongan Berpenghasilan Tetap (KRETAP), merupakan salah satu layanan kredit yang ditawarkan BRI untuk para pegawai yang berpenghasilan tetap. Nasabah dapat mempergunakan fasilitas KRETAP untuk memenuhi berbagai keperluan baik produktif maupun konsumtif.

Keuntungan yang dinikmati nasabah KRETAP adalah:

1. Dilindungi asuransi jiwa. KRETAP akan dilunasi pihak asuransi apabila nasabah meninggal dunia pada masa jangka waktu kredit. 2. Jangka waktu yang lama, sehingga jumlah plafon kredit menjadi

optimal dengan angsran yang tidak memberatkan nasabah.

3. Angsuran kredit bersifat tetap dengan suku bunga berlaku hitungan flat rate sejak awal persetujuan akat kredit sampai dengan jatuh

tempo.

b. Kredit Pegawai Pensiunan (KRESUN) merupakan kredit yang diberikan khusus kepada pegawai pensiunan.

c. KPR Griya Multi, digunakan untuk berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah atau kebutuhan lainnya.

3. Produk Layanan dan Jasa, terdiri dari: a. Western Union

Western Union adalah pengiriman uang secara cepat yang dilakukan melalui lintas negara atau dalam satu negara.

(52)

1. Cara termudah mengirim uang. Pengiriman uang dengan Western Union dapat dilakukan oleh siapa saja di seluruh dunia.

2. Handal. Setiap pengiriman uang dilindungi oleh sistem keamanan berstandar internasional.

3. Cepat. Western Union menggunakan teknologi terbaru dan jaringan komputer yang melayani pengiriman secara cepat di seluruh dunia.

b. Kartu ATM Britama

Kartu ATM Britama dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama penarikan uang.

c. Kiriman Uang

Kiriman uang (transfer) merupakan jasa pengiriman uang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui jaringan on-line di BRI seluruh Indonesia dan media elektronik untuk pengiriman uang keluar negeri yang didukung oleh korespondensi di seluruh dunia.

d. Kliring

(53)

e. Inkaso

Inkaso adalah penagihan yang dilakukan oleh pihak bank karena bank mendapat kuasa dari suatu perusahaan atau perseorangan untuk melakukan penagihan kepada pihak lain seperti cek dan bilyet giro.

f. Safe Deposit Box

Safe deposit box adalah pelayanan bank dalam bentuk menyewakan box atau kotak dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barang-barang berharga dalam jangka waktu tertentu dan nasabah memegang sendiri kunci kotak penyimapanan tersebut.

g. Money Changer

Money changer adalah layanan yang diberikan bank yaitu dengan jual beli mata uang asing tertentu yang memiliki catatan kurs pada Bank Indonesia.

h. Bank Garansi

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner berisikan 18 pernyataan yang terdiri dari 3 butir untuk instruksi (X1), 3 butir untuk konsultasi (X2), 3 butir untuk partisipasi (X3), 4 butir untuk delegasi (X4) dan 5 butir untuk variabel kinerja karyawan (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda. Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif responden dan analisis deskriptif variabel.

1. Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Laki-laki 25 36,2

Perempuan 44 63,8

Jumlah 69 100

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)

(55)

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden

(Orang)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan dengan usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 47 orang atau sebesar 68,1%. Selain itu responden dalam penelitian ini memiki usia 31-40 tahun sebanyak 16 orang atau sebesar 23,2% dan usia diatas 40 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 8,7%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Responden

(Orang)

(56)

sebanyak 4 orang atau sebesar 5,8% dan dibawah 1 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 4,3%.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert untuk menanyakan tanggapan responden terhadap variabel Instruksi (X1), variabel Konsultasi (X2), variabel Partisipasi (X3), variabel Delegasi (X4) dan variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y).

a. Instruksi

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Instruksi

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 9 13,0 50 72,5 7 10,1 3 4,3 - -

2 14 20,3 46 66,7 8 11,6 1 1,4 - -

3 4 5,8 43 62,3 18 26,1 4 5,8 - -

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011) Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :

1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 9 responden (13,0%) menjawab sangat setuju, 50 responden (72,5%) menjawab setuju, 7 responden (10,1%) menjawab kurang setuju, 3 responden (4,3) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

(57)

(1,4%) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 4 responden (5,8%) menjawab sangat setuju, 43 responden (62,3%) menjawab setuju, 18 responden (26,1%) menjawab kurang setuju dan 4 responden (5,8%) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

b. Konsultasi

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Konsultasi

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 12 17,4 52 75,4 5 7,2 - - - -

2 19 27,5 49 71,0 1 1,4 - - - -

3 23 33,3 41 59,4 5 7,2 - - - -

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011) Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 12 responden (17,4%) menjawab sangat setuju, 52 responden (75,4%) menjawab setuju, 5 responden (7,2%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 19 responden (27,5%)

(58)

ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 23 responden (33,3%) menjawab sangat setuju, 41 responden (59,4%) menjawab setuju, 5 responden (7,2%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

c. Partisipasi

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Partisipasi

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 14 20,3 47 68,1 7 10,1 1 1,4 - - 2 12 17,4 49 71,0 7 10,1 1 1,4 - -

3 19 27,5 46 66,7 4 5,8 - - - -

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :

1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 14 responden (20,3%) menjawab sangat setuju, 47 responden (68,1%) menjawab setuju, 7 responden (10,1%) menjawab kurang setuju, 1 responden (1,4%) menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

(59)

menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 19 responden (27,5%) menjawab sangat setuju, 46 responden (66,7%) menjawab setuju dan 4 responden (5,8%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Delegasi

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Delegasi

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 4 5,8 17 28,6 33 47,8 13 18,8 2 2,9 2 3 4,3 13 18,8 34 49,3 12 17,4 7 10,1 3 4 5,8 6 8,7 37 53,6 18 26,1 4 5,8 4 5 7,2 17 24,6 34 49,3 12 17,4 1 1,4 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :

1) Pada pernyataan butir 1 (satu) terdapat 4 responden (5,8%) menjawab sangat setuju, 17 responden (28,6%) menjawab setuju, 33 responden (47,8%) menjawab kurang setuju, 13 responden (18,8%) menjawab tidak setuju dan 2 responden (2,9%) menjawab sangat tidak setuju.

(60)

(17,4%) menjawab tidak setuju dan 7 responden (10,1%) menjawab sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 4 responden (5,8%) menjawab sangat setuju, 6 responden (8,7%) menjawab setuju, 37 responden (53,6%) menjawab kurang setuju dan 18 responden (26,1%) menjawab tidak setuju dan 4 responden (5,8%) menjawab sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan butir 4 (empat) terdapat 5 responden (7,2%)

menjawab sangat setuju, 17 responden (24,6%) menjawab setuju, 34 responden (49,3%) menjawab kurang setuju, 12 responden

(17,4%) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1,4 %) menjawab sangat tidak setuju.

e. Kinerja Karyawan

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan

Butir Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 12 17,4 56 81,2 1 1,4 - - - -

2 21 30,4 46 66,7 2 2,9 - - - -

3 16 23,2 39 56,5 10 14,5 3 4,3 1 1,4

4 22 31,9 44 63,8 3 4,3 - - - -

5 16 23,2 41 59,4 12 17,4 - - - - Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, Febuari 2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :

(61)

responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan butir 2 (dua) terdapat 21 responden (30,4%)

menjawab sangat setuju, 46 responden (66,7%) menjawab setuju, 2 responden (2,9%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak

ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan butir 3 (tiga) terdapat 16 responden (23,2%) menjawab sangat setuju, 39 responden (56,5%) menjawab setuju, 10 responden (14,5%) menjawab kurang setuju, 3 responden (4,3%) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1,4%) menjawab sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan butir 4 (empat) terdapat 22 responden (31,9%) menjawab sangat setuju, 44 responden (63,8%) menjawab setuju dan 3 responden (4,3%) menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(62)

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0.

1. Uji Validitas

Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang, dkk (2010:68) yaitu :

a. Korelasi tiap faktor positif b. Nilai rhitung≥ 0,361

Instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik jika telah memenuhi syarat di atas. Butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan, dan apabila semua butir pernyataan telah dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.

(63)

Tabel 4.9 Uji Validitas 1

Pernyataan Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 (Febuari,2011)

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat dari 19 butir pernyataan yang ada

(64)

Tabel 4.10 Uji Validitas 2

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)

Pada Tabel 4.10 seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai corrected item-total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan

0,361.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2008:58), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,8. Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Uji Reabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

(65)

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16. (Febuari, 2011)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha 0,872 lebih besar dari 0,8. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan reliabel, sehingga dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov Smirnov.

a. Pendekatan Grafik

Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila pola-pola terletak di sepanjang garis diagonal, maka sebaran data dinyatakan normal. Pengujian Normalitas P-P Plot dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(66)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan data berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig > 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,249 yang lebih besar dari 0,05 (0,249 > 0,05) yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal.

Tabel 4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized

Residual

N 69

Normal

Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 1.70930295

Most Extreme

Differences

Absolute .087

Positive .087

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .725

Asymp. Sig. (2-tailed) .670

(67)

Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,670 atau lebih besar dari 0,05 (0,670 > 0,05) yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat diuji dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan statistik.

a. Pendekatan Grafik

(68)

Gambar 4.2 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 (Febuari, 2011)

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

b. Pendekatan Statistik

Tabel 4.13

Pada Tabel 4.13 menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 % (Sig>0,05). Jadi dapat disimpulkan model ini tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Gambar

Tabel 1.1 Kinerja Karyawan Keterangan
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Thoha (2007), Matis dan Jakson (2006)  (Diolah)
Tabel 1.4 Skor Pendapat Responden Jawaban Sangat Setuju (SS)
Gambar 2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan Sumber: Miftah Thoha ( 2007:65)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan fase-fase tersebut diatas,penelitian ini akan lebih diarahkan pada fase pengembangan dimana obyek penelitian adalah beberapa KPH yang sudah

mengenai tindak pidana penipuan yang rumusan perbuatannya tertera secara formal di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pada pasal 378 tentang penipuan,

Arah hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru yang artinya semakin tinggi motivasi kerja (X) yang dimiliki oleh seorang guru maka semakin

Berdasarkan hasil pengamatan saya dan yang saya alami terhadap keadaan yang saat ini sudah dipengaruhi oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penggunaan

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah ketertarikan peneliti terhadap dua tokoh jurnalis foto yaitu dua orang kakak beradik Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto

Variabel dependen yang digunakan yaitu nilai perusahaan Perbedaan Proksi nilai perusahaan penelitian menggunakan Tobins’Q Hasil 1 2 3 4 Sudiyanto dan Puspitasari (2010)

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang mengenai hubungan riwayat menyusui dengan kejadian kanker

OF SOCIAL NETWORKING (FACEBOOK) (A Correlation Study on the Second Grade Students of SMP 1 Muhammadiyah Purwokerto in Academic Year 2015/2016) ‖ is my original