SKRIPSI
PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH MAKAN WONG SOLO
MEDAN
OLEH
JUNI RONALD PURBA 070521175
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,
Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.
ABSTRACT
The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies
This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan
The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN
STRATEGI PEMASARAN TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH
MAKAN WONG SOLO MEDAN”
Penulis juga menghaturkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Endang Sullistya Rini , SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. F Dalimunthe, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang banyak
membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh teman-teman stambuk 2007 Manajemen Ekstensi,. Terima kasih atas
dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapakan guna menyempurnakan skripsi ini.
Medan, Juni 2011
Penulis
4.1.3. Struktur Organisasi ... 45
4.1.5. Marketing Mix ... 47
4.1.6. Cabang Rumah Makan Wong Solo... 51
4.2. Hasil Penelitian ... 55
4.2.1. Analisis Deskriptif ... 55
4.3. Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN ... 79
5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ... 8
Gambar 1.2 : Matriks SWOT ... 13
Gambar 2.1 : Diagram SWOT ... 41
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,
Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.
ABSTRACT
The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies
This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan
The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan akan
semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu
memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan perusahaan lain. Dalam
keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua yang bergerak
dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya pesaing yang
potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga potensial
sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila memiliki
keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan rangsangan untuk
meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney, dkk, 1989).
Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam
pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang
dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang
sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang
lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik
yang melebihi harga yang ditawarkan (Porter, 2003).
Persaingan terjadi karena merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
akan produk dan layanan yang dimiliki oleh setiap unit usaha baik usaha mikro, kecil
tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya. Strategi
bersaing adalah suatu bidang yang menjadi perhatian utama para manajer yang sangat
tergantung pada pemahaman yang mendalam mengenai industri dan para pesaing.
Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha adalah menemukan posisi dalam
suatu industri dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan
sebaik-baiknya terhadap tekanan (daya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan
tersebut secara positif.
Rumah Makan Wong Solo merupakan satu usaha yang bergerak dalam
menjual makanan. Makanan yang dijual mempunyai keanekaragaman rasa dan
dilengkapi dengan berbagai minuman bagi penggemarnya. Keanekaragaman produk
yang di hasilkan Rumah Makan Wong Solo diharapkan mampu menarik minat setiap
pembeli untuk dapat menikmati kembali akan makanan yang dijual.
Rumah Makan Wong Solo mempunyai banyak pesaing yang harus di
antisipasi. Hal ini dilihat dengan semakin banyaknya warung yang menjual ayam
bakar yang merupakan makanan yang diunggulkan Rumah Makan Wong Solo. Salah
satu usaha yang menjadi pesaing adalah Warung Nenek merupakan usaha yang
bergerak dalam bidang yang sama dengan Rumah Makan Wong Solo. Usaha ini
memiliki cabang usaha yang banyak sehingga efektif dan efisien yang meberikan
kemudahan bagi pelanggan atau pembeli.
Perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan yang
dilakukan oleh perusahaan saingan. Ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan
hidup bahkan memenangkan persaingan. Strategi yang efektif adalah strategi yang
lingkungannya dan antara organisasi dengan pencapaian dari tujuan strategisnya.
(Griffin, 2004 : 226).
Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan
perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat
tentang siapa konsumen perusahaan.
Merancang strategi pemasaran dalam rangka menarik minat beli akan semakin
efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang bisa menjadi pengikat antara
pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek didasarkan pada pengalaman para
pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber
bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya pada merek dan pengalaman ini akan
mempengaruhui evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasaan
secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek (Costabile, 2002).
Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasar dapat
menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan
konsumen. Hubungan emosional yang positif ini harus dibangun selama jangka
waktu yang tidak pendek namun harus dilakukan secara konsisten.
Kepercayaan merek merefleksikan 2 (dua) komponen penting yakni brand
reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang
bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu
memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut
mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability
kemampuan merek memenuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen
menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions
didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan
kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak
terduga.
Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen
yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi yaitu:
1. persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/ merek (
Delgado, 2004).
2. persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan
kepentingan dirinya dengan penjual, dan persepsi mereka pada sejauh mana
konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi (Walzuch, 2001;
Teltzwroz et.al., 2007).
Awal dari memformulasikan strategi biasanya adalah analisis SWOT. SWOT
adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan dan
kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan juga evaluasi
terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan. Dalam analisis SWOT, strategi
terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan :
(1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama,
(2) menetralisasikan ancamannya, dan
Analisis SWOT akan menghasilkan empat kemungkinan strategi yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk semakin meningkatkan posisinya. Tipe-tipe strategi
tersebut antara lain : Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman. Strategi WO
merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Strategi WT merupakan
strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997 :
34).
Diagram SWOT memperlihatkan dimana posisi perusahaan saat ini apakah
berada di kuadran pertama, kuadran kedua, kuadran ketiga, atau kuadran keempat.
Pada kuadran pertama menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan dimana
perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang bisa diterapkan perusahaan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Pada kuadran kedua, keadaan ini
menunjukkan behwa perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun perusahaan
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang dapat diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/jasa). Pada kuadran ketiga, dalam kondisi ini
perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia
perusahaan pada kondisi ini adalah dengan menerapkan strategi intensif. Sedangkan
pada kuadran keempat, perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak
menguntungkan yaitu dihadapkan pada berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Strategi yang bisa diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung strategi defensif
(Rangkuti, 1997 : 27).
Penulis ingin menganalisis keunggulan bersaing yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memaksimalkan startegi pemasaran serta kualitas merek yang dapat
dipakai perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing.. Dengan
demikian akan diketahui strategi bersaing seperti apa yang sesuai dengan perusahaan
agar dapat lebih meningkatkan posisinya di masa yang akan datang.
1.2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
”Bagaimanakah pengaruh keunggulan bersaing dari strategi pemasaran terhadap
Merek pada Rumah Makan Wong Solo untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing
yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan
melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan saran
dan memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori
yang diterima di bangku kuliah kemudian memperdalam pengetahuan dan
memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang pemasaran khususnya yang
berkaitan dengan strategi bersaing.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi dalam
melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1. Definisi Keunggulan Bersaing
Dalam keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua
yang bergerak dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya
pesaing yang potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga
potensial sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila
memiliki keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan
rangsangan untuk meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney,dkk,1989
dalam Mahir 2003)
Keunggulan bersaing yang terus menerus adalah keunggulan yang tidak
memiliki batas waktu, berbeda dengan keunggulan bersaing sesaat. Jadi keunggulan
bersaing lestari merupakan keunggulan yang memiliki jangka waktu yang yang
sangat lama dalam periode waktu (Porter, 1985 dan Jacobsen, 1988).
Keunggulan bersaing adalah merupakan suatu persatuan yang kuat antara
keunggulan perusahaan dan efektifitas organisasi dalam mengadaptasi perubahan
lingkungan (South,1981). Keunggulan bersaing merupakan penjabaran kenyataan dari
manajemen yang merupakan proses untuk mengidentifikasi, mengembangkan serta
meletakkan keunggulan yang nyata.
Segala sumber daya perusahaan yang mendukung keunggulan bersaing sering
perusahaan (Rumelt,1984 dan Porter,1985). Day dan Wensley (1998) menyatakan
bahwa penyatuan dasar keunggulan bersaing dari kemampuan-kemampuan serta
sumber-sumberorganisasi merupakan faktor penentu dari posisi dan performanya
relative lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Aktivitas dari performa perusahaan
secara khusus akan menjadi dasar untuk membangun sumber-sumber yang memiliki
keunggulan bersaing.
Keunggulan bersaing akan membangun kecakapan untuk performa aktivitas
yang ebih dari lawan usaha atau lebih efektif dari pesaing, dengan kata lain
perusahaan membangun keunggulan bersaing ketika memanfaatkan kekuatan untuk
beberapa aktivitas lebih dari performanya (A Pit,1996).
Daydan Wensley (1988) mengemukakan bahwa meningkatkan kemampuan
yang tinggi dari sumber-sumber dimana menghasilkan biaya yang rendah serta
meningkatkan nilai untuk pelanggan, hal ini merupakan pengendali posisi
keunggulan. Sumber-sumber perusahaan menurut Barney (1991) terdapat tiga
sumber utama, yaitu : (1). Sumber modal fisik (teknologi,
bangunan,perlengkapan,lokasi serta akses untuk mendapatkan material); (2). Sumber
modal manusia (pelatihan, pengalaman, penilaian, kepandaian, hubungan, kerja
individual); (3). Sumber modal organisasi (struktur, perencanaan formal dan
informal, pengawasan, dan sisitem koordinasi, antara lain hubungan kelompok
dengan perusahaan serta hubungan antara perusahaan dengan lingkungan).
Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan untuk
pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Keunggulan
mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.
Masing-masing aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan
menciptakan diferensiasi.
Ada dua jenis keunggulan bersaing yaitu :
1. Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi bersaing. Untuk
mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan bharus bersiap menjadi
produsenberbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki
banyak segemen, bahkan beroperasi dalm industri terkait. Sumber keunggualn
biaya bervariasi dan tergantung kepada struktur industri. Sumber tersebut
mencakup: pengerjaan skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses ke bahan
mentah, dan lain-lain. Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan
keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengankinerja rata-rata
dalmindustri asal dapat menguasai harga pada, atau dekat, rata-rata industri.
2. Diferensiasi. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan
pada umumnya dapat di dasarkan kepada produk, sistem penyerahan,
pendekatan pemasaran dan lain-lain. Tiga kondisi yang memungkinkan
perusahaan secara serentak mencpai keunggulan biaya dan diferensiasi
adalah:
a. Para pesaing terperangkap di tengah, sehingga tidak memiliki posisi yang
cukup baikuntuk mencapai keunggulan (tidak konsisten).
b. Perusahaan merintis inovasi besar yang memungkinkan penurunan biaya
c. Perusahaan memungkinkan biaya tambahan di tempat laindan
mempertahankan keunggulan biaya keseluruhan atau mengurangi biaya
diferensiasi dibanding pesaing.
Dalam mempertahankan keunggulan bersaing banyak tantangan yang terbuka
demikian juga banyak cara untuk mempertahankan keunggulan bersaing. Beberapa
cara mempertahankan keunggulan bersaing yang bisa di identifikasikan daintaranya
adalah:
1) Keunggulan Operasioanal. Keunggulan ini mengacu kepada strategik generik
yaitu kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada
efesiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil
menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa,
sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan
besar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam industri.
Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan akan mendapatkan produk dengan
biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan sampai ketangan
pelanggan adalah waktu yang tersingkat. Terdapat tiga hal utama yang
menyebabkan perusahaan-perusahaan dengan keunggulan operasional
memilki kualifikasi untuk berhasil memberikan pelayanan yang unggul
kepada pelanggan. Pertama, perusahaan-perusahaan harus berfokus kepada
usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas dari hal-hal
yang justru akan menimbulkan keruwetan. Kedua, perusahaan- perusahaan
menerapkan model operasi yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha
defect baik dalm produk maupun pelayanan. Ketiga, keberhasilan
perusahaan- perusahaan tersebut dalam memanfaatkan teknologi informasi
2) Keunggulan Produk dan teknologi. Satu hal yang mungkin menjadi pegangan
bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan kesuksesan
dari perusahaan- perusahaan yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat
menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukan arus yang konsisten
dari produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para
pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang
akan di luncurkan. Hal lain yang ahrus diperhatikan adalah perusahaan
perusahaan tidak boleh terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi
produk tanpa memperdulikan pasar.
3) Kedekatan dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan
melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya
untuk membangun citra atau image tentang perusahaan kedalam benak
pelanggan. Ketika pelanggan berpikir tentang suatu produk yang ingin
dimiliki dalam rangka memenuhui keinginannya maka yang ada di benaknya
pertama kali adalah produk - produk serta nama perusahaan tersebut. Untuk
membangun keekatan dan keakraban dengan pelanggan, amak perusahaan
harus mau menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukanlah
menjadi bagian bagian dari problem mereka. Perusahaan-perusahaan yang
dekat dengan pelanggan dan sukses adalah mereka yang dalam
pengalamannya berhasil menjadi ahli dalam bisnis pelangganya serta berhasil
2.1.2 Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing
Pemilihan produk di antara banyaknya tawaran yang ada di pasar selalu
didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur
Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan
suatu produk akan merangsang daya ingat karena perbedaan tersebut akan
diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu
melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka
panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru
bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat
menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau
menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya
(Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).
Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata
pelanggan, misalnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu,
perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service
delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam
pemasaran jasa yaitu :
1. orang (people)
2. lingkungan fisik (physical environment)
3. proses (process)
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan adalah kemampuan suatu perusahaan
akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada saat perusahaan
menerapkan strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan
menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi
tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan bersaing yang
berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor
keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga menerapkan
strategi marketing mix yang meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi
strategis, dan promosi yang memadai.
2.1.3. Merek Sebagai Unsur Strategi Produk
Merek yang baik pada dasarnya memberi nilai tambah bagi suatu produk yang
nantinya akan memperlancar penjualan. Perusahaan yang tidak memperhatikannya
sulit menciptakan ”brand image” bagi konsumen yang berarti akan menghambat
tercapainya kesetian konsumen terhadap merek produknya. Merek sangat berkaitan
erat dengan produk sebagai salah satu unsur penting dalam pemasaran.
Menurut Keller (1993, p.3) adalah: "Brandimage is perception about a brand
as reflected by the brand associations held in customer memory." Berul brand image
adalah sekumpulan asosiasi yang biasanya di organisasikan dalam beberapa cara yang
berarti, namun bukan merupakan kumpulan dari beberapa kekuatan dan kelemahan
melainkan asosiasi yang diorganisasikan ke dalam kelompok kelompok yang
memiliki arti. Menurut Kotler (1997, p.443)'. "Brand is a name sign symbol, or
design, or combination of them, intenfud to identifl the goods or services of one seller
merupakan suatu nama simbol, atau desain atau kombinasi dari ketiganya untuk
membedakan antara produk atau jasa yang satu dengan yang lalrL sehingga terlihat
berbeda dengan pesarngnya.
Pengertian Image menurut Kotler (1994, p.57Q): "Image is the set of beliefs, ideas,
and impressions that a person holds of an object." J Bertolak dari pernyataan
tersebut, jelaslah image sangat berpengaruh dalam pemasaran suafu produk dimana
kepercayaan, ide, dan kesan konsumen terhadap merek menghasilkan sikap dan
tindakan yang diambil terhadap produk tersebut. Apabila image konsumen terhadap
suatu produk baik maka konsumen akan membeli produk atau jasa tersebut. Brand
image menurut Joel (1992, p.306) adalah sebagai berikut: "Perception aboul a brand
as reflected by the brand associations held in corutumerms emory." Berarti persepsi
konsumen terhadap suatu merek itu ditentukan oleh asosiasi merek yang ada di dalam
ingatan konsumen.
Menurut Aaker dan Joachimstahler (2000:51) merek memiliki karakteristik
yang lebih luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, country of origin,
asosiasi perusahan, brand personality, simbol-simbol dan hubnungan merek/
pelangan. Kotler dan Amstrong (1999:244) juga Keller (2001) berpendapat bahwa
merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya,
yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan
perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Sementara Keegan al. (1995:318)
berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak
konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk yang
Keller (2003) mengajukan beberapa kriteria dalam memilih dan merancang
elemen-elemen merek untuk membangun brand equty yaitu:
a. Mudah diingat.
b. Memiliki arti tertnetu.
c. Mengandung daya tarik secara estetika.
d. Dapat digunkan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas
geografis dan budaya serta segmen pasar.
e. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu.
f. Terlindung secara hukum dari pesaing.
Menurut Kotler mutu yang diinginkan untuk merek adalah sebagai berikut:
a. Merek sebaiknya menonjolkan manfaat produk.
b. Merek menonjolkan mutu produk.
c. Merek sebaiknya mudah diucapkan, dikenal dan diingat.
d. Merek sebaiknya distinktif.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain
diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan
dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan
terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau
2.1.4. Merek Dalam Keunggulan Bersaing
Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang. Sehingga, citra merek yang kuat adalah penting dalam keberadaannya. Berbagai strategi pemberian merek dapat dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek. Strategi yang dimaksudkan diantaranya terdapat enam pilihan sebagai alternatif pemberian merek.
1. Pertama, strategi tanpa identitas yang dilakukan dengan cara mengandalkan para grosir maupun pengecernya untuk mendorong konsumen.
2. Strategi merek sendiri,yaitu, dengan cara mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat.
3. Strategi merek bisnis menjadi alternatif ketiga yang dilaksanakan dengan cara membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi seluruh produk yang ditawarkan.
4. Strategi lini produk yang menempatkan nama produk pada suatu lini produk berkaitan.
5. Strategi merek khusus,yaitu, memperhatikan produk tertentu yang diproduksi dan atau produk yang sering dibeli konsumen.
6. Strategi kombinasi yang tidak lain integrasi dari kelima strategi telah dikemukakan atau dengan kata lain menggunakan lebih dari satu strategi merek.
oleh konsumen dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk lain di dalam portofolio bisnis. Ini berarti dari nama merek tampak mudahnya konsumen mengenali produk. Merek yang sudah mapan dapat dikenakan terhadapnya perluasan
Sebuah perusahaan memiliki pilihan strategi pemberian merek, berikut :
1. Merek produk individual (individual branding), perusahaan perlu memberikan nama berbeda untuk setiap produk. Merek individual menurunkan resiko perusahaan berkaitan dengan kegagalan satu produk yang tidak terkait dengan produk lain dari perusahaan tersebut.
2. Merek kelompok (family branding), memberikan nama merek yang sama untuk sekelompok produk. Argumentasinya, pemberian nama merek kelompok dapat menurunkan biaya dan mentransfer kepuasan konsumendari suatu produk ke produk yang lainnya dengan nama yang sama. Manfaatnya memberikan kemudahan pada modifikasi produk dan juga dapat meningkatkan tampilan atau daya tarik produk sehingga memungkinkan pengurangan biaya promosi.
3. Nama merek tanpa merek (no-brand brand name), popularitas produk tanpa merek semakin menurun pada dekade ini, karena produk tanpa merek identik dengan produk generik. Pembeli mengasumsikan produk tanpa merek adalah produk yang dihasilkan oleh distributor yang menyalurkan produk tersebut. Produsen produk tanpa merek akan menitik beratkan pemasarannya pada pengecer daripada konsumen ke konsumen.
5. Merek sendiri (private labels), pengecer dengan nama yang sudah terkenal mengadakan kontrak dengan sebuah perusahaan produsen untuk memakai namanya sebagai merek produk. Sebuah perusahaan yang menerapkan strategi merek sendiri tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga biaya perunit yang lebih rendah dari merek mereka sendiri. Bagi pengecer menggunakan merek pribadi adalah untuk membangun loyalitas konsumen, kerugian bagi produsen adalah ketergantungan kepada pengecer semakin tinggi.
Dalam menunjukan keunggulan bersaing, suatu merek haruslah memiliki kekuatan yang dapat dirasakan oleh konsumen. Merek yang kuat adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan laba di atas rata-rata secara terus menerus dan menghasilkan
keuntungan yang bersifat emosional, bukan hanya yang bersifat rasional. Merek dapat
menghemat waktu penggunaannya, karena melalui merk pengguna dapat langsung
mengetahui kualitas produk, fitur yang diharapkan, dan jasa yang dapat diperoleh.
Neil Fitzgerald, Komisaris Unilever Amerika, berpendapat bahwa :”Merek adalah
gudang menyimpan kepercayaan yang semakin penting peranannya seiring dengan
meningkatnya jumlah pilihan yang dihadapi masyarakat. Tantangan sebenarnya bagi
manajemen bisnis dalam membangun kekuatan merk bukanlah bagaimana
mengiklankan suatu merk, tetapi bagaimana membuat media massa ramai
membicarakan merk kita. Begitu mereka membicarakan dan memuatnya, masyarakat
akan segera mengetahui dan membagi cerita tersebut dengan teman-teman mereka.
Mengenal merk melalui orang lain akan menciptakan kredibilitas, sedangkan
mengenal merk hanya dari iklan komersial akan mudah sekali terkikis karena sifat
2.1.5. Strategi Pemasaran
Jantung dari perencanaan pemasaran adalah strategi pemasaran. Strategi
pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer pemasaran.
Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan. Dalam
merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusan
mengenai bagaimana dia akan menggunakan alat-alat pemasaranyang dimilikinya
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada 2 (dua) tipe faktor (variabel) yang
dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaannya yaitu:
1. Faktor yang dapat dikendalikan (controllable) misalnya, manajer dapat
memutuskan apakah memakai iklan atau tidak, berapa banyak dan apa jenisnya.
Manajer harus pula mengambil keputusan yang sama untuk garis produk,
distribusi, harga promosi penjualan, dan penggunaan penjualan perorangan
(personal selling). Manajer harus dapat menyusun ini ke dalam suatu program
pemasaran yang menyeluruh dengan cara-cara yang tak terbatas jumlahnya.
Faktor yang dapat dikendalikan dalam strategi pemasaran adalah:
a) Produk.
Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh
manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang efektif bagi
manajer pemasaran. Produk itu dapat diubah dengan berbagai cara untuk
meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah
a. Distribusi
Distribusi ialah berkenaan dengan tersediannya produk, dimana konsumen
dari pasar sasaran bisa membelinya, sehingga pembeli akan mudah
menemukan.
b. Harga
Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalh faktor yang dapat
dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Seorang penjual dapat memilih
untuk bersaing dalam harga dan menetapkan harganya lebih rendah dari
harga pesaingnya.
c. Promosi
Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam
berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan
sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen, atau ia dapat
memakainya hanya sebagai pelengkap untuk bentuk mkomunikansi lainnya.
2. Faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) yaitu yang terdapat
dalm lingkungan dimana strateginya itu haruslah dilaksanakan. Contohnya
manajer dihadapkan pada cirri-ciri tertentu dari permintaan (demand) yang
terdapat dipasar. Strateginya haruslah sesuai dengan ciri-ciri permintaan ini, kalu
tidak manajer tidak akan berhasil. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
a. Permintaan (demand)
Permintaan akan barang dan jasa pada dasarnya tidaklah diciptakan oleh
aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh penjual. Permintaan itu adalah
hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Strategi pemasaran dapat
digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi
permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan
cara yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam.
b) Persaingan
Keadaan persaiangan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan
antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingannya, tentulah akan
mempengaruhui perencanaan strategi pemasaran. Jika seorang saingan
memakai suatu strategi pemasaran tertentu, ini mungkin menunjukan bahwa
adalah bijaksana untuk mengubah strategi sendiri untuk menghindari
konfrontasi langsung di pasar.
c) Stuktur ditribusi
Kebanyakan para penjual harus mencapai pasar untuk produk mereka,
melalui struktur distribusi yang sudah ada.
d) Hukum pemasaran
Banyak hambatan hokum yang telah dikenakan terhadap para penjual, demi
untuk melindungi kepentingan masyarakat. Misalnya seorang penjual
mungkin memutuskan akan menjual produknya kepada masing-masing
segmen pasar dengan harga ayang maksimum yang bersedia dibayar oleh
e) Biaya non-pemasaran.
Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non pemasarn seperti
biaya produksi, dan overhead (umum) juga menimbilkan keterbatasan pada
strategi yang dapat direncanakan.
Persaingan pemasaran adalah ciri khas pasar, terutama yang bersifat
monopolistik, sehingga lingkungan persaingan menjadi salah satu aspek eksternal.
Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang
menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan
bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi berikut
ini
a. Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik,
sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan,
dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen
dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.
b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product,
place, price,promotion, people, packaging, programming patnership sehingga
c. Diferensiasi Citra
Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda
dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat
dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan
harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan
dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki
prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).
Porter (1995) menyatakan bahwa strategi apapun yang diterapkan perusahaan
akan sia-sia bila tidak diarahkan pada persaingan. Manajemen perlu memepelajari
kelemahan, kekuatan strategi pesaing agar agar bisa merumuskan, menerapkan
strategi persaingan yang efektif dan sekaligus menempatkan diri dalm lingkungan
persaingan secara kompetitif.
Lingkungan pemasaran yang berkembang semakin kompetitif diakibatkan
oleh pesatnya perkembangan teknologi dan sofsifikasi pemasaran. Tanpa kemampuan
teknologi dan pemasaran akan mengurangi daya saing suatu perusahaan walaupun
tidak berarti keunggulan kompetitfnyaseperti permodalan, skala ekonomi, dan harga
yang tidak perlu diperhitungkan. Perkembang teknologi telah mengakibatkan produk
teknologi tinggi dalam pemasaran modern. Kemajuan teknologi tinggi telah
memperpendek daur hidup produk teknolgi tinggi dalam pemasaran modern.
Kegagalan perusahaan untuk mengembangkan atau menginovasi produk ataupun
memperpanjang daur hidup produk bisa menyebabkan pasarnya direbut produk
2.1.6.Perumusan/ Pengembangan Strategi Pemasaran
Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh
terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga
melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang dating dari pesaing utama
maupun iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor
eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan tersebut.
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhui oleh berbagai
faktor social, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai
faktor tersebut diatas adalah masing- masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan menciptakan, menawarkan dan menukarkan
produk yang dimiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2006:48).
Manajer perusahaan harus menyusun suatu strategi pemasaran dalam bentuk
bauran pemasaran (marketing mix) yang memungkinkan perusahaan
untukmemuaskan kebutuhan dari pasar sasarannya dan mencapai sasaran
pemasarannya. Menurut Stanton (2000:147), penegrtian marketing mix secara umum
adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi emapat besar pembentuk
inti system pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsure tersebut adalah penawaran
produk/jasa, struktur harga , kegiatan promosi, dan system distribusi. Senada dengan
itu Kotler (2001:98) mengatakan marketing mix adalah campuran dari variaabel
pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk
defenisi dan karakteristik jasa, marketing mix produk/barang mencakup 4P ( product,
price, place, dan promotion) masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada
produk/jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu : orang
(people), proses (proses), dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa
penulis memasukan bukti-bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P.
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasaran
untuk karakteristik produk/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono,
2005:30). Peralatan pemasaran itu (Tjiptono, 2005:31) adalah :
1. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi produk/ jasa yang ditunjukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
2. Harga merupakan keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan
strategis dan taktis.
3. Promosi, bauran harga promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat produk/jasa kepada pelanggan.
4. Tempat, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan potensial.
5. Orang merupakan unsure vital dalam bauran pemasaran.
6. Bukti-bukti fisik.
7. Proses, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi
perusahaan.
8. Pelayanan pelanggan adalah kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh
Bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran
pada produk jasa. Hal ini karena jasa mempunyai beberapa karakteristik yang
membedakannya dengan barang. Lima karakteristik yang paling sering dijumpai
dalam jasa (Tjiptono:18) adalah :
1. Tidak berwujud, jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,
pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu tidak dapat dilihat,
dirasa, dicium atau dirabasebelum dibeli dan dikonsumsi.
2. Heterogenitas, jasa bersifat sangat variable karena merupakan
non-standartized ouput, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung kepada siapa, kapan dan dimana saja tersebut di produksi.
3. Tidak dapat dipisahkan, jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
4. Tidak tahan lama, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
5. Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas pengggunaan dan
manfaat produk yang akan dibelinya. Mereka bias mengkonsumsi,
menyimpan atau menjualnya. Dilain pihak, pada pembelian jasa pelanggan
mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untik jangka waktu
terbatas.
Kotler (Tjiptono, 2005:16) menyatakan jasa sebagai “setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak yang pada dasarnya bersifat tidak
produk jasa bias dikaitkan dengan produk fisik maupun tidak. Berdasarkan defenisi
dan karakteristik jasa yang telah disajikan sebelumnya, maka marketing mix produk
yang mencakup 4P (produk, harga, tempat, dan promosi) masih dirasakan kurang
mencukupi untuk diterapkan pada produk jasa. Untuk itu para ahli pemasaran
menambahkan empat unsure lagi yaitu: orang (people), proses (process), bukti-bukti
fisik (physical evidence) dan pelayanan pelanggan (customer service).
2.1.7. Analisis SWOT
Penyusunan strategi meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk
mencapai tujuan perusahaan dan pengembangan rencana strategis tertentu.
Penyusunan strategi dapat meliputi pemeriksaan lingkungan eksternal dan lingkungan
internal yang mengintegrasikan hasil ke dalam tujuan dan strategi. Penyusunan
strategi sering diawali dengan analisis faktor internal dan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi situasi kompetitif perusahaan.
Lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar, yaitu
lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan.
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal organisasi mencakup faktor-faktor yang memiliki ruang
lingkup luas, yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu
organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain : faktor ekonomi; faktor sosial,
budaya, demografi, dan lingkungan; faktor politik, pemerintah, dan hukum; faktor
a. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan
industri. Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian
dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator dari kesehatan
perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
difisit, atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta
produk domestik bruto. Dalam era globalisasi ini, para analis juga harus menilai,
memonitor dan meramalkan keadaan perekonomian negara-negara lain.
b. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai,
sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan
dimana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari
kondisi kultural, ekologus, pendidikan, dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial
berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga ikut
mengalami perubahan.
c. Faktor Politik, Pemerintah, dan Hukum
Arah dan stabilitas dari faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan utama
bagi manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Faktor politik dan
hukum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana pengaturan
perusahaan harus beroperasi. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap
perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan,
penentuan upah miinimum, kebijakan polusi dan harga serta banyak tindakan
umum, dan lingkungan. Karena berbagai peraturan tersebut cenderung
mengurangi laba potensial perusahaan. Namun beberapa tindakan politik dan
hukum juga didesain untuk memberi manfaat dan melindungi perusahaan.
Tindakan tersebut diantaranya adalah hak paten, subsidi pemerintah, dan lain
sebagainya.
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum
merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi
secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor,
pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran, dan posisi
persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan
produk, serta membuat barang dan jasa menjadi cepat usang. Perubahan teknologi
dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan,
menciptakan proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada
tenaga teknisi serta mampu merubah nilai-nilai dan harapan stakeholders
e. Faktor Kompetitif
Faktor kompetitif menyangkut tentang bagimana mengumpulkan dan
mengevaluasi informasi tentang pesaing. Identifikasi pesaing tidak selalu mudah
karena banyak perusahaan yang memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri
yang berbeda. Kebanyakan perusahaan biasanya tidak memberikan informasi
untuk alasan kompetitif. Tetapi banyak bisnis menggunakan Internet untuk
mendapatkan sebagian besar informasi mengenai pesaingnya karena alasan lebih
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan. Perusahaan sendiri merupakan kumpulan dari berbagai
macam sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi yang nantinya dapat digunakan
untuk membentuk market position tertentu. Dengan demikian analisis lingkungan
internal akan mencakup analisis mengenai sumber daya, kapabilitas, dan
kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Sumber Daya (Resources)
Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan
untuk suatu proses produksi. Secara sederhana sumber daya perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi tangible, intangible, dan human resources.
Tangible resources merupakan sumber daya yang nilainya terlihat dalam data
akuntansi dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya adalah
sumber daya keuangan, sumber daya fisik dan organisasi. Sedangkan intangible
resources merupakan sumber daya yang tidak terlihat dalam neraca keuangan
perusahaan misalnya, teknologi, inovasi, dan reputasi. Sedangkan yang termasuk
dalam sumber daya menusia antara lain keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan dalam mengambil keputusan. Kemampuan dan keterampilan
seseorang dapat diukur melalui prestasi kerja, pengalaman, dan kualifikasi.
b. Kapabilitas (Capability)
Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan suatu tugas
menentukan kapabilitas perusahaan secara relatif terhadap fungsi-fungsi usaha
perusahaan seperti pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi,
sumber daya manusia, produksi, serta organisasi secara umum.
c. Kompetensi Inti (Core Competence)
Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang
memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada
pelanggan. Kompetensi inilah yang membuat perusahaan memiliki daya saing
yang terus berkelanjutan. Kompetensi ini bisa bersumber dari kapabilitas dan
sumber daya perusahaan.
Alat analisis yang biasa digunakan adalah penggunaan Analisis SWOT
(Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Analisis ini dapat membantu para manajer mengembangkan
empat tipe strategi (David, 2006 : 285) yaitu :
1. Strategi SO (kekuatan-peluang-strengths-opportunities)
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada
pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian
eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT
agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika
suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan
menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia
2. Strategi WO (kelemahan-peluang-weaknesses-threats)
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci
tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk
mengeksploitasi peluang tersebut.
3. Strategi ST (kekuatan-ancaman-strengths-threats)
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkunngan eksternalnya secara langsung.
4. Strategi WT (kelemahan-ancaman-weaknesses-threats)
Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi
menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada
posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu harus berusaha
bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau
memilih likuidasi.
Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT antara lain :
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi
WO dalam sel yang ditentukan.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST
dalam sel yang ditentukan.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi
WT dalam sel yang ditentukan.
KEKUATAN
2.2 Penelitian Terdahulu
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan
berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan
dan meningkatkan keuntungan atu laba perusahaan. Tujuan ini hanya dapat dicapai,
apabila bagian pemasaran melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan
kesempatan atau peluang yang ada dalam perusahaan, sehingga posisi atau
kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.
Hasil penelitian Denok Almukaromah Rambe (2007) dalam skripsinya dengan
judul Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan, menunjukkan
bahwa PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan dapat melaksanakan
sepuluh strategi alternatif berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari analisis matriks
SWOT
2.3. Kerangka Konseptual
Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam
pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang
dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang
sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang
lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik
Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan
perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat
tentang siapa konsumen perusahaan. Merancang strategi pemasaran dalam rangka
menarik minat beli akan semakin efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang
bisa menjadi pengikat antara pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek
didasarkan pada pengalaman para pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman
dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya
pada merek dan pengalaman ini akan mempengaruhui evaluasi konsumen dalam
konsumsi, penggunaan atau kepuasaan secara langsung dan kontak tidak langsung
dengan merek (Costabile, 2002).
Kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yakni brand
reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang
bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu
memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lainpersepsi bahwa merek tersebut
mampu memenuhui kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability
merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena
kemampuan merek memnuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen
menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions
didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan
kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak
Alat analisis yang biasa digunakan untuk menganalisis lingkungan ini adalah
Analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Dengan menggunakan matrik Analisis
SWOT maka akan dapat dihasilkan empat tipe strategi yang bisa diterapkan oleh
perusahaan untuk meningkatkan posisinya, antara lain : strategi SO, strategi WO,
strategi ST, dan strategi WT (David, 2006 : 285).
Secara skematis kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Melalui pengidentifikasian SWOT ,
maka perumusan strategi pemasaran akan citra merek yang dilaksanakan oleh Rumah
Makan Wong Solo akan semakin efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat
meningkatkan posisi perusahaan Strategi Bersaing :
1. Analisis kekuatan dan kelemahan 2. Analisis peluang dan ancaman
Strategi Pemasaran
Citra Merek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk analisis deskriptif, yaitu jenis penelitian survei yang
bertujuan menjelaskan strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh
perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan
kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Wong Solo, jl. Gajah Mada No
20M Medan. Penelitian ini direncanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli
2011
3.3. Batasan Operasional Variabel
Penelitian ini dibatasi pada analisis keunggulan bersaing yang dimiliki oleh
perusahaan melalui penggunaan merek yang dipakai oleh perusahaan untuk
menciptakan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan yang dapat meningkatkan
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel-veriabel yang sudah
diidentifikasi, maka diperlukan defenisi operasional dari masing-masing variabel
tersebut antara lain :
a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah yang memberikan suatu keunggulan kompetitif dan kemampuan
kepada perusahaan untuk mempertahankan posisinya dengan melakukan aktivitas
pada tingkat yang sama.
b. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh
perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapabilitas untuk melakukannya,
sementara pesaing memiliki kapabilitas tersebut.
c. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan yang
dapat meningkatkan kinerja Rumah Makan Wong Solo.
d. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak menguntungkan
yang dapat merugikan perusahaan.
e. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer
pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan
f. Merek
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya,
yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan
perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk
e. Posisi perusahaan
Posisi adalah suatu keadaan perusahaan relatif dibandingkan dengan pesaing.
3.5. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Manager Pemasaran
Rumah Makan Wong Solo.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, internet, dan skripsi yang
berhubungan dengan penelitian.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.
6. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara
umum.
b. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,
sehingga dapat ditetapkan strategi bersaing yang tepat.
Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis :
Kekuatan
Gambar 1.2 Matriks SWOT Sumber : Fred R. David (2006 : 287)
a. Strategi SO
Strategi SO yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
b. Strategi WO
Strategi WO adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi ST
Strategi ST diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada,
d. Strategi WT
Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal.didasarkan pada kegitan yang
bersifat defensit dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Usaha.
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Makan Wong Solo Medan
Sejarah Berdirinya Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo merupakan usaha waralaba dalam payung usaha PT. Sarana Bakar
Digdaya yang didirikan oleh Puspo Wardoyo seorang pria kelahiran Surakarta, 30
November 1957. Pada awalnya Puspo Wardoyo memulai usahanya dengan membuka
warung lesehan di kota Solo Jawa Tengah sekitar tahun 1990 selapas mengundurkan diri
dari pegawai Negeri Sipil sebagai guru sebuah SMA di Muntilan, Kabupaten Magelang.
Melihat peluang usaha warung makan di kota Medan, Sumatera Utara sangat bagus,
maka warung makan lesehan yang yang termasuk perintis warung makan di kota Solo
pun dijual. Pada tahun 1991 dengan modal awal Rp. 700.00,00 Puspo Wardoyo
membuka warung kaki lima di bilangan polonia medan dengan menyewa lahan seluas
4x4 m, yang menyediakan menu ayam bakar plus nasi. Warung inilah yang kelak akan
melahirkan jaringan Rumah Makan “ Ayam Bakar Wong Solo”.
Pada awal berdirinya usaha yang dijalankan oleh Bapak Puspo Wardoyo
mengalami masa-masa sulit, berjalan lambat dan tidak memberikan keuntungan. Tetapi
lambat laun Rumah Mkan Ayam Bakar Wong Solo memulai melejit dan sukses karena
berkembang dengan melebarakan ushanya ke beberapa kota lain melalui cabang-cabang
yang didirikan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Berbekal citra atau brand image
Rumah Makan Ayam Bakar wong Solo yang sangat bagus dan kekayaan menu yang
disajikan sangat variatif serta memiliki cita rasa yang khas dan sangat cocok untuk semua
segmen masyarakat, maka pada tahun 1997 Puspo Wardoyo mengembangkan bisnisnya
dengan mewaralabakan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Dan ternyata langkah
tersebut mendapat sambutan yang sangat tinggi dari masyarakat calon investor. Sehingga
sampai sekarang Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo yang berkantor di kota medan,
telah memiliki outlet-outlet cabang lebih dari 48 tempat, terbesar di kota-kota di
Indonesia seperti : Jakarta, Bandung, Padang, Makasar, Bandar Lampung dan lain-lainya,
bahkan telah membuka outlet di luar negeri, tepatnya di Selangor, Malaysia.
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Manajemen Ayam bakar Wong Solo Pusat mempunyai visi perusahaan
sebagai berikut : “ Menjadi Bisnis Waralaba Makanan Bernuansa Islami yang
profesional dan maju. Misi manajemen Ayam Bakar Wong Solo Pusat antara lain:
a. Mengelola usaha atau bisnis dengan menerapkan bisnis secara Islami
b. Mencetak generasi insani Ayam Bakar Wong Solo yang unggul dan sukses baik di
dunia maupun di akhirat dengan penanaman akhlak yang baik dan penerapan budaya
Islami.
Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang memadai guna
membiayaai pertumbuhan perusahaan dan menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
ABWS yang halalan toyyiban. Halal artinya produk-produk yang disajikan berasal
dari bahan-bahan yang halal dan diproses dengan memperhatikan hukum-hukum
agama Islam. Sedangkan toyyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal
dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi.
4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Makan Wong Solo
Didalam pencapaian tujuan perusahaan diperlukan adanya hubungan kerja yang jelas,
sehingga memudahkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu maka
perusahaan menjalankan suatu fungsi manajemen yaitu pengorganisasian dimana
didalamnya mencakup pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab karena
dengan struktur organisasi memungkinkan tidak terjadi kesalahan atau perbedaan
interprestasi sehingga diharapkan terjadi efisiensi operasional atau kinerja
perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
1. Manager
Sebagai seorang pemimpin usaha, manager perusahaan bertugas memimpin dan
mengorganisasikan seluruh kegiatan perusahaan, serta menentukan kebijakan yang
akan dijalankan oleh perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya
operasi perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya operasi
2. Personalia
Bagian ini bertugas mengatur karyawan, mengatur hubungan ketenagakerjaan,
melayani kebutuhan dan keluhan dari karyawan.
3. Costumer Service
Bertugas melayani tamu, membersihkan tempat atau meja yang telah dipakai oleh
pelanggan.
4. Kasir
Kasir bertugas mencatat dan menerima semua uang yang masuk dari konsumen
sebagai hasil dari penjualan.
5. Cleaning Service
Bertugas untuk menjaga keberhasilan semua tempat usaha seperti lantai dan
peralatan rumah makan.
6. Bagian Keuangan
Bagian ini bertugas membuat laporan keuangan yang kemudian dikirimkan ke
kantor pusat.
7. Bagian Produksi