• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH MAKAN WONG SOLO

MEDAN

OLEH

JUNI RONALD PURBA 070521175

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,

Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.

(3)

ABSTRACT

The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies

This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan

The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUMUSAN

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP CITRA MEREK PADA RUMAH

MAKAN WONG SOLO MEDAN”

Penulis juga menghaturkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sullistya Rini , SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. F Dalimunthe, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang banyak

membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh teman-teman stambuk 2007 Manajemen Ekstensi,. Terima kasih atas

dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terapat kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapakan guna menyempurnakan skripsi ini.

Medan, Juni 2011

Penulis

(5)
(6)

4.1.3. Struktur Organisasi ... 45

4.1.5. Marketing Mix ... 47

4.1.6. Cabang Rumah Makan Wong Solo... 51

4.2. Hasil Penelitian ... 55

4.2.1. Analisis Deskriptif ... 55

4.3. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN ... 79

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 1.2 : Matriks SWOT ... 13

Gambar 2.1 : Diagram SWOT ... 41

(8)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran Terhadap Citra Merek Pada Rumah Makan Wong Solo Medan”. Rumah Makan Wong Solo Medan merupakan usaha rumah makan cepat saji yang berlokasi di Jl. Gajah Mada No. 22 Medan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui adalah dengan melakukan wawancara kepada manager Rumah Makan Wong Solo Medan,

Hasil analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan bahwa semua perusahan memiliki kekuatan, kelemahan, kesempatan, tantangan dalam menjalankan usahanya.. Hasil analis menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan dapat menutupi kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Wong Solo Medan.

(9)

ABSTRACT

The title of this study is "The Effect of Competitive Advantage In Marketing Strategy Formulation Of Brand Image In Field Wong Solo Restaurant". Restaurant Wong Solo, Medan is a fast-food restaurant business is located on Jl. Gajah Mada No.. 22 Medan. The purpose of this study was to determine the strategy of competitive advantage that can be used by the company to further enhance the company's position by analyzing the strengths and weaknesses, as well as opportunities and threats faced by companies

This type of research is a type of descriptive research, the data used are primary data and secondary data. Primary data collection through interviews managers Wong Solo Restaurant Medan

The results of SWOT analysis (Strenghth-Weaknesses-Opportunities-Threats) shows that all companies have strengths, weaknesses, opportunities, challenges in running their business .. The results showed that the strength of the analyst is owned by Wong Solo Restaurant Medan can cover the weakness which is owned by Wong Solo Restaurant Medan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan akan

semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

memiliki keunggulan bersaing dibandingkan dengan perusahaan lain. Dalam

keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua yang bergerak

dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya pesaing yang

potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga potensial

sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila memiliki

keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan rangsangan untuk

meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney, dkk, 1989).

Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam

pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang

dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang

sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang

lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik

yang melebihi harga yang ditawarkan (Porter, 2003).

Persaingan terjadi karena merupakan salah satu cara untuk mempertahankan

akan produk dan layanan yang dimiliki oleh setiap unit usaha baik usaha mikro, kecil

(11)

tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi bersaingnya. Strategi

bersaing adalah suatu bidang yang menjadi perhatian utama para manajer yang sangat

tergantung pada pemahaman yang mendalam mengenai industri dan para pesaing.

Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha adalah menemukan posisi dalam

suatu industri dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan

sebaik-baiknya terhadap tekanan (daya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan

tersebut secara positif.

Rumah Makan Wong Solo merupakan satu usaha yang bergerak dalam

menjual makanan. Makanan yang dijual mempunyai keanekaragaman rasa dan

dilengkapi dengan berbagai minuman bagi penggemarnya. Keanekaragaman produk

yang di hasilkan Rumah Makan Wong Solo diharapkan mampu menarik minat setiap

pembeli untuk dapat menikmati kembali akan makanan yang dijual.

Rumah Makan Wong Solo mempunyai banyak pesaing yang harus di

antisipasi. Hal ini dilihat dengan semakin banyaknya warung yang menjual ayam

bakar yang merupakan makanan yang diunggulkan Rumah Makan Wong Solo. Salah

satu usaha yang menjadi pesaing adalah Warung Nenek merupakan usaha yang

bergerak dalam bidang yang sama dengan Rumah Makan Wong Solo. Usaha ini

memiliki cabang usaha yang banyak sehingga efektif dan efisien yang meberikan

kemudahan bagi pelanggan atau pembeli.

Perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang berbeda dengan yang

dilakukan oleh perusahaan saingan. Ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan

hidup bahkan memenangkan persaingan. Strategi yang efektif adalah strategi yang

(12)

lingkungannya dan antara organisasi dengan pencapaian dari tujuan strategisnya.

(Griffin, 2004 : 226).

Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran.

Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan

perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat

tentang siapa konsumen perusahaan.

Merancang strategi pemasaran dalam rangka menarik minat beli akan semakin

efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang bisa menjadi pengikat antara

pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek didasarkan pada pengalaman para

pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber

bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya pada merek dan pengalaman ini akan

mempengaruhui evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasaan

secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek (Costabile, 2002).

Kepercayaan konsumen pada merek hanya dapat diperoleh bila pemasar dapat

menciptakan dan mempertahankan hubungan emosional yang positif dengan

konsumen. Hubungan emosional yang positif ini harus dibangun selama jangka

waktu yang tidak pendek namun harus dilakukan secara konsisten.

Kepercayaan merek merefleksikan 2 (dua) komponen penting yakni brand

reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang

bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu

memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut

mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability

(13)

kemampuan merek memenuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen

menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions

didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan

kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak

terduga.

Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen

yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi yaitu:

1. persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/ merek (

Delgado, 2004).

2. persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan

kepentingan dirinya dengan penjual, dan persepsi mereka pada sejauh mana

konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi (Walzuch, 2001;

Teltzwroz et.al., 2007).

Awal dari memformulasikan strategi biasanya adalah analisis SWOT. SWOT

adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities

(peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan dan

kelemahan internal suatu organisasi yang dilakukan secara hati-hati dan juga evaluasi

terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan. Dalam analisis SWOT, strategi

terbaik untuk mencapai misi suatu organisasi adalah dengan :

(1) mengeksploitasi peluang dan kekuatan suatu organisasi, dan pada saat yang sama,

(2) menetralisasikan ancamannya, dan

(14)

Analisis SWOT akan menghasilkan empat kemungkinan strategi yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk semakin meningkatkan posisinya. Tipe-tipe strategi

tersebut antara lain : Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan

pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk

memanfaatkan peluang. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan

yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman. Strategi WO

merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Strategi WT merupakan

strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997 :

34).

Diagram SWOT memperlihatkan dimana posisi perusahaan saat ini apakah

berada di kuadran pertama, kuadran kedua, kuadran ketiga, atau kuadran keempat.

Pada kuadran pertama menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan dimana

perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang bisa diterapkan perusahaan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Pada kuadran kedua, keadaan ini

menunjukkan behwa perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun perusahaan

masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang dapat diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/jasa). Pada kuadran ketiga, dalam kondisi ini

perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia

(15)

perusahaan pada kondisi ini adalah dengan menerapkan strategi intensif. Sedangkan

pada kuadran keempat, perusahaan menghadapi situasi yang sangat tidak

menguntungkan yaitu dihadapkan pada berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Strategi yang bisa diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung strategi defensif

(Rangkuti, 1997 : 27).

Penulis ingin menganalisis keunggulan bersaing yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk memaksimalkan startegi pemasaran serta kualitas merek yang dapat

dipakai perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing.. Dengan

demikian akan diketahui strategi bersaing seperti apa yang sesuai dengan perusahaan

agar dapat lebih meningkatkan posisinya di masa yang akan datang.

1.2. Perumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

”Bagaimanakah pengaruh keunggulan bersaing dari strategi pemasaran terhadap

Merek pada Rumah Makan Wong Solo untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi Keunggulan bersaing

yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan

melalui penganalisisan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang

(16)

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan saran

dan memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori

yang diterima di bangku kuliah kemudian memperdalam pengetahuan dan

memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang pemasaran khususnya yang

berkaitan dengan strategi bersaing.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi dalam

melakukan penelitian dengan objek ataupun masalah yang sama di masa yang

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Keunggulan Bersaing

Dalam keunggulan bersaing yang ada dalam lingkungan usaha, tidak semua

yang bergerak dalam bidang tersebut dianggap sebagai pesaing, melainkan hanya

pesaing yang potensial serta mereka yang baru masuk dalam persaingan yang juga

potensial sebagai pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat senang apabila

memiliki keunggulan bersaing yang terus menerus dan tidak mendapatkan

rangsangan untuk meninjau ulang keunggulannya dari pesaing (Barney,dkk,1989

dalam Mahir 2003)

Keunggulan bersaing yang terus menerus adalah keunggulan yang tidak

memiliki batas waktu, berbeda dengan keunggulan bersaing sesaat. Jadi keunggulan

bersaing lestari merupakan keunggulan yang memiliki jangka waktu yang yang

sangat lama dalam periode waktu (Porter, 1985 dan Jacobsen, 1988).

Keunggulan bersaing adalah merupakan suatu persatuan yang kuat antara

keunggulan perusahaan dan efektifitas organisasi dalam mengadaptasi perubahan

lingkungan (South,1981). Keunggulan bersaing merupakan penjabaran kenyataan dari

manajemen yang merupakan proses untuk mengidentifikasi, mengembangkan serta

meletakkan keunggulan yang nyata.

Segala sumber daya perusahaan yang mendukung keunggulan bersaing sering

(18)

perusahaan (Rumelt,1984 dan Porter,1985). Day dan Wensley (1998) menyatakan

bahwa penyatuan dasar keunggulan bersaing dari kemampuan-kemampuan serta

sumber-sumberorganisasi merupakan faktor penentu dari posisi dan performanya

relative lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Aktivitas dari performa perusahaan

secara khusus akan menjadi dasar untuk membangun sumber-sumber yang memiliki

keunggulan bersaing.

Keunggulan bersaing akan membangun kecakapan untuk performa aktivitas

yang ebih dari lawan usaha atau lebih efektif dari pesaing, dengan kata lain

perusahaan membangun keunggulan bersaing ketika memanfaatkan kekuatan untuk

beberapa aktivitas lebih dari performanya (A Pit,1996).

Daydan Wensley (1988) mengemukakan bahwa meningkatkan kemampuan

yang tinggi dari sumber-sumber dimana menghasilkan biaya yang rendah serta

meningkatkan nilai untuk pelanggan, hal ini merupakan pengendali posisi

keunggulan. Sumber-sumber perusahaan menurut Barney (1991) terdapat tiga

sumber utama, yaitu : (1). Sumber modal fisik (teknologi,

bangunan,perlengkapan,lokasi serta akses untuk mendapatkan material); (2). Sumber

modal manusia (pelatihan, pengalaman, penilaian, kepandaian, hubungan, kerja

individual); (3). Sumber modal organisasi (struktur, perencanaan formal dan

informal, pengawasan, dan sisitem koordinasi, antara lain hubungan kelompok

dengan perusahaan serta hubungan antara perusahaan dengan lingkungan).

Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan untuk

pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Keunggulan

(19)

mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.

Masing-masing aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan

menciptakan diferensiasi.

Ada dua jenis keunggulan bersaing yaitu :

1. Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi bersaing. Untuk

mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan bharus bersiap menjadi

produsenberbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki

banyak segemen, bahkan beroperasi dalm industri terkait. Sumber keunggualn

biaya bervariasi dan tergantung kepada struktur industri. Sumber tersebut

mencakup: pengerjaan skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses ke bahan

mentah, dan lain-lain. Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan

keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengankinerja rata-rata

dalmindustri asal dapat menguasai harga pada, atau dekat, rata-rata industri.

2. Diferensiasi. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan

pada umumnya dapat di dasarkan kepada produk, sistem penyerahan,

pendekatan pemasaran dan lain-lain. Tiga kondisi yang memungkinkan

perusahaan secara serentak mencpai keunggulan biaya dan diferensiasi

adalah:

a. Para pesaing terperangkap di tengah, sehingga tidak memiliki posisi yang

cukup baikuntuk mencapai keunggulan (tidak konsisten).

b. Perusahaan merintis inovasi besar yang memungkinkan penurunan biaya

(20)

c. Perusahaan memungkinkan biaya tambahan di tempat laindan

mempertahankan keunggulan biaya keseluruhan atau mengurangi biaya

diferensiasi dibanding pesaing.

Dalam mempertahankan keunggulan bersaing banyak tantangan yang terbuka

demikian juga banyak cara untuk mempertahankan keunggulan bersaing. Beberapa

cara mempertahankan keunggulan bersaing yang bisa di identifikasikan daintaranya

adalah:

1) Keunggulan Operasioanal. Keunggulan ini mengacu kepada strategik generik

yaitu kepada strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada

efesiensi. Bila perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil

menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa,

sehingga bisa menjadi yang terendah dalam industrinya, maka kemungkinan

besar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula dalam industri.

Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan akan mendapatkan produk dengan

biaya kepemilikan terendah serta waktu yang diperlukan sampai ketangan

pelanggan adalah waktu yang tersingkat. Terdapat tiga hal utama yang

menyebabkan perusahaan-perusahaan dengan keunggulan operasional

memilki kualifikasi untuk berhasil memberikan pelayanan yang unggul

kepada pelanggan. Pertama, perusahaan-perusahaan harus berfokus kepada

usaha untuk memberikan pelayanan yang sederhana dan bebas dari hal-hal

yang justru akan menimbulkan keruwetan. Kedua, perusahaan- perusahaan

menerapkan model operasi yang menekankan kepada efesiensi serta berusaha

(21)

defect baik dalm produk maupun pelayanan. Ketiga, keberhasilan

perusahaan- perusahaan tersebut dalam memanfaatkan teknologi informasi

2) Keunggulan Produk dan teknologi. Satu hal yang mungkin menjadi pegangan

bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan kesuksesan

dari perusahaan- perusahaan yang menjadi pemimpin produk. Agar dapat

menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukan arus yang konsisten

dari produk-produk yang menonjol yang akan mampu membuat para

pelanggan akan terus menanti dengan penuh harap produk-produk baru yang

akan di luncurkan. Hal lain yang ahrus diperhatikan adalah perusahaan

perusahaan tidak boleh terlena dengan terus-menerus melakukan inovasi

produk tanpa memperdulikan pasar.

3) Kedekatan dengan pelanggan. Perusahaan yang ingin membangun keunggulan

melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya

untuk membangun citra atau image tentang perusahaan kedalam benak

pelanggan. Ketika pelanggan berpikir tentang suatu produk yang ingin

dimiliki dalam rangka memenuhui keinginannya maka yang ada di benaknya

pertama kali adalah produk - produk serta nama perusahaan tersebut. Untuk

membangun keekatan dan keakraban dengan pelanggan, amak perusahaan

harus mau menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukanlah

menjadi bagian bagian dari problem mereka. Perusahaan-perusahaan yang

dekat dengan pelanggan dan sukses adalah mereka yang dalam

pengalamannya berhasil menjadi ahli dalam bisnis pelangganya serta berhasil

(22)

2.1.2 Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing

Pemilihan produk di antara banyaknya tawaran yang ada di pasar selalu

didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur

Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan

suatu produk akan merangsang daya ingat karena perbedaan tersebut akan

diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu

melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka

panjang. Pre-emptive di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru

bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat

menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau

menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya

(Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).

Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata

pelanggan, misalnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu,

perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service

delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam

pemasaran jasa yaitu :

1. orang (people)

2. lingkungan fisik (physical environment)

3. proses (process)

Keunggulan bersaing yang berkesinambungan adalah kemampuan suatu perusahaan

(23)

akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada saat perusahaan

menerapkan strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan

menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi

tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan bersaing yang

berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor

keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga menerapkan

strategi marketing mix yang meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi

strategis, dan promosi yang memadai.

2.1.3. Merek Sebagai Unsur Strategi Produk

Merek yang baik pada dasarnya memberi nilai tambah bagi suatu produk yang

nantinya akan memperlancar penjualan. Perusahaan yang tidak memperhatikannya

sulit menciptakan ”brand image” bagi konsumen yang berarti akan menghambat

tercapainya kesetian konsumen terhadap merek produknya. Merek sangat berkaitan

erat dengan produk sebagai salah satu unsur penting dalam pemasaran.

Menurut Keller (1993, p.3) adalah: "Brandimage is perception about a brand

as reflected by the brand associations held in customer memory." Berul brand image

adalah sekumpulan asosiasi yang biasanya di organisasikan dalam beberapa cara yang

berarti, namun bukan merupakan kumpulan dari beberapa kekuatan dan kelemahan

melainkan asosiasi yang diorganisasikan ke dalam kelompok kelompok yang

memiliki arti. Menurut Kotler (1997, p.443)'. "Brand is a name sign symbol, or

design, or combination of them, intenfud to identifl the goods or services of one seller

(24)

merupakan suatu nama simbol, atau desain atau kombinasi dari ketiganya untuk

membedakan antara produk atau jasa yang satu dengan yang lalrL sehingga terlihat

berbeda dengan pesarngnya.

Pengertian Image menurut Kotler (1994, p.57Q): "Image is the set of beliefs, ideas,

and impressions that a person holds of an object." J Bertolak dari pernyataan

tersebut, jelaslah image sangat berpengaruh dalam pemasaran suafu produk dimana

kepercayaan, ide, dan kesan konsumen terhadap merek menghasilkan sikap dan

tindakan yang diambil terhadap produk tersebut. Apabila image konsumen terhadap

suatu produk baik maka konsumen akan membeli produk atau jasa tersebut. Brand

image menurut Joel (1992, p.306) adalah sebagai berikut: "Perception aboul a brand

as reflected by the brand associations held in corutumerms emory." Berarti persepsi

konsumen terhadap suatu merek itu ditentukan oleh asosiasi merek yang ada di dalam

ingatan konsumen.

Menurut Aaker dan Joachimstahler (2000:51) merek memiliki karakteristik

yang lebih luas dari pada produk yaitu citra pengguna produk, country of origin,

asosiasi perusahan, brand personality, simbol-simbol dan hubnungan merek/

pelangan. Kotler dan Amstrong (1999:244) juga Keller (2001) berpendapat bahwa

merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya,

yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan

perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Sementara Keegan al. (1995:318)

berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak

konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk yang

(25)

Keller (2003) mengajukan beberapa kriteria dalam memilih dan merancang

elemen-elemen merek untuk membangun brand equty yaitu:

a. Mudah diingat.

b. Memiliki arti tertnetu.

c. Mengandung daya tarik secara estetika.

d. Dapat digunkan baik untuk maupun dalam kategori produk, lintas

geografis dan budaya serta segmen pasar.

e. Mudah diadaptasi dan fleksibel sepanjang waktu.

f. Terlindung secara hukum dari pesaing.

Menurut Kotler mutu yang diinginkan untuk merek adalah sebagai berikut:

a. Merek sebaiknya menonjolkan manfaat produk.

b. Merek menonjolkan mutu produk.

c. Merek sebaiknya mudah diucapkan, dikenal dan diingat.

d. Merek sebaiknya distinktif.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lain

diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan

dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan

terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau

(26)

2.1.4. Merek Dalam Keunggulan Bersaing

Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang. Sehingga, citra merek yang kuat adalah penting dalam keberadaannya. Berbagai strategi pemberian merek dapat dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek. Strategi yang dimaksudkan diantaranya terdapat enam pilihan sebagai alternatif pemberian merek.

1. Pertama, strategi tanpa identitas yang dilakukan dengan cara mengandalkan para grosir maupun pengecernya untuk mendorong konsumen.

2. Strategi merek sendiri,yaitu, dengan cara mengadakan perjanjian penempatan merek pada produk-produk yang dibuat.

3. Strategi merek bisnis menjadi alternatif ketiga yang dilaksanakan dengan cara membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi seluruh produk yang ditawarkan.

4. Strategi lini produk yang menempatkan nama produk pada suatu lini produk berkaitan.

5. Strategi merek khusus,yaitu, memperhatikan produk tertentu yang diproduksi dan atau produk yang sering dibeli konsumen.

6. Strategi kombinasi yang tidak lain integrasi dari kelima strategi telah dikemukakan atau dengan kata lain menggunakan lebih dari satu strategi merek.

(27)

oleh konsumen dapat digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk lain di dalam portofolio bisnis. Ini berarti dari nama merek tampak mudahnya konsumen mengenali produk. Merek yang sudah mapan dapat dikenakan terhadapnya perluasan

Sebuah perusahaan memiliki pilihan strategi pemberian merek, berikut :

1. Merek produk individual (individual branding), perusahaan perlu memberikan nama berbeda untuk setiap produk. Merek individual menurunkan resiko perusahaan berkaitan dengan kegagalan satu produk yang tidak terkait dengan produk lain dari perusahaan tersebut.

2. Merek kelompok (family branding), memberikan nama merek yang sama untuk sekelompok produk. Argumentasinya, pemberian nama merek kelompok dapat menurunkan biaya dan mentransfer kepuasan konsumendari suatu produk ke produk yang lainnya dengan nama yang sama. Manfaatnya memberikan kemudahan pada modifikasi produk dan juga dapat meningkatkan tampilan atau daya tarik produk sehingga memungkinkan pengurangan biaya promosi.

3. Nama merek tanpa merek (no-brand brand name), popularitas produk tanpa merek semakin menurun pada dekade ini, karena produk tanpa merek identik dengan produk generik. Pembeli mengasumsikan produk tanpa merek adalah produk yang dihasilkan oleh distributor yang menyalurkan produk tersebut. Produsen produk tanpa merek akan menitik beratkan pemasarannya pada pengecer daripada konsumen ke konsumen.

(28)

5. Merek sendiri (private labels), pengecer dengan nama yang sudah terkenal mengadakan kontrak dengan sebuah perusahaan produsen untuk memakai namanya sebagai merek produk. Sebuah perusahaan yang menerapkan strategi merek sendiri tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga biaya perunit yang lebih rendah dari merek mereka sendiri. Bagi pengecer menggunakan merek pribadi adalah untuk membangun loyalitas konsumen, kerugian bagi produsen adalah ketergantungan kepada pengecer semakin tinggi.

Dalam menunjukan keunggulan bersaing, suatu merek haruslah memiliki kekuatan yang dapat dirasakan oleh konsumen. Merek yang kuat adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan laba di atas rata-rata secara terus menerus dan menghasilkan

keuntungan yang bersifat emosional, bukan hanya yang bersifat rasional. Merek dapat

menghemat waktu penggunaannya, karena melalui merk pengguna dapat langsung

mengetahui kualitas produk, fitur yang diharapkan, dan jasa yang dapat diperoleh.

Neil Fitzgerald, Komisaris Unilever Amerika, berpendapat bahwa :”Merek adalah

gudang menyimpan kepercayaan yang semakin penting peranannya seiring dengan

meningkatnya jumlah pilihan yang dihadapi masyarakat. Tantangan sebenarnya bagi

manajemen bisnis dalam membangun kekuatan merk bukanlah bagaimana

mengiklankan suatu merk, tetapi bagaimana membuat media massa ramai

membicarakan merk kita. Begitu mereka membicarakan dan memuatnya, masyarakat

akan segera mengetahui dan membagi cerita tersebut dengan teman-teman mereka.

Mengenal merk melalui orang lain akan menciptakan kredibilitas, sedangkan

mengenal merk hanya dari iklan komersial akan mudah sekali terkikis karena sifat

(29)

2.1.5. Strategi Pemasaran

Jantung dari perencanaan pemasaran adalah strategi pemasaran. Strategi

pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer pemasaran.

Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan. Dalam

merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusan

mengenai bagaimana dia akan menggunakan alat-alat pemasaranyang dimilikinya

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada 2 (dua) tipe faktor (variabel) yang

dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaannya yaitu:

1. Faktor yang dapat dikendalikan (controllable) misalnya, manajer dapat

memutuskan apakah memakai iklan atau tidak, berapa banyak dan apa jenisnya.

Manajer harus pula mengambil keputusan yang sama untuk garis produk,

distribusi, harga promosi penjualan, dan penggunaan penjualan perorangan

(personal selling). Manajer harus dapat menyusun ini ke dalam suatu program

pemasaran yang menyeluruh dengan cara-cara yang tak terbatas jumlahnya.

Faktor yang dapat dikendalikan dalam strategi pemasaran adalah:

a) Produk.

Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh

manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang efektif bagi

manajer pemasaran. Produk itu dapat diubah dengan berbagai cara untuk

meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah

(30)

a. Distribusi

Distribusi ialah berkenaan dengan tersediannya produk, dimana konsumen

dari pasar sasaran bisa membelinya, sehingga pembeli akan mudah

menemukan.

b. Harga

Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalh faktor yang dapat

dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Seorang penjual dapat memilih

untuk bersaing dalam harga dan menetapkan harganya lebih rendah dari

harga pesaingnya.

c. Promosi

Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat-alat promosi dalam

berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan

sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen, atau ia dapat

memakainya hanya sebagai pelengkap untuk bentuk mkomunikansi lainnya.

2. Faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) yaitu yang terdapat

dalm lingkungan dimana strateginya itu haruslah dilaksanakan. Contohnya

manajer dihadapkan pada cirri-ciri tertentu dari permintaan (demand) yang

terdapat dipasar. Strateginya haruslah sesuai dengan ciri-ciri permintaan ini, kalu

tidak manajer tidak akan berhasil. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan

(31)

a. Permintaan (demand)

Permintaan akan barang dan jasa pada dasarnya tidaklah diciptakan oleh

aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh penjual. Permintaan itu adalah

hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Strategi pemasaran dapat

digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi

permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa-jasa dengan

cara yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam.

b) Persaingan

Keadaan persaiangan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan

antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingannya, tentulah akan

mempengaruhui perencanaan strategi pemasaran. Jika seorang saingan

memakai suatu strategi pemasaran tertentu, ini mungkin menunjukan bahwa

adalah bijaksana untuk mengubah strategi sendiri untuk menghindari

konfrontasi langsung di pasar.

c) Stuktur ditribusi

Kebanyakan para penjual harus mencapai pasar untuk produk mereka,

melalui struktur distribusi yang sudah ada.

d) Hukum pemasaran

Banyak hambatan hokum yang telah dikenakan terhadap para penjual, demi

untuk melindungi kepentingan masyarakat. Misalnya seorang penjual

mungkin memutuskan akan menjual produknya kepada masing-masing

segmen pasar dengan harga ayang maksimum yang bersedia dibayar oleh

(32)

e) Biaya non-pemasaran.

Dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya-biaya non pemasarn seperti

biaya produksi, dan overhead (umum) juga menimbilkan keterbatasan pada

strategi yang dapat direncanakan.

Persaingan pemasaran adalah ciri khas pasar, terutama yang bersifat

monopolistik, sehingga lingkungan persaingan menjadi salah satu aspek eksternal.

Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang

menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan

bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi berikut

ini

a. Diferensiasi Produk

Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik,

sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan,

dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen

dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.

b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan

Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product,

place, price,promotion, people, packaging, programming patnership sehingga

(33)

c. Diferensiasi Citra

Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda

dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat

dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan

harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan

dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki

prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).

Porter (1995) menyatakan bahwa strategi apapun yang diterapkan perusahaan

akan sia-sia bila tidak diarahkan pada persaingan. Manajemen perlu memepelajari

kelemahan, kekuatan strategi pesaing agar agar bisa merumuskan, menerapkan

strategi persaingan yang efektif dan sekaligus menempatkan diri dalm lingkungan

persaingan secara kompetitif.

Lingkungan pemasaran yang berkembang semakin kompetitif diakibatkan

oleh pesatnya perkembangan teknologi dan sofsifikasi pemasaran. Tanpa kemampuan

teknologi dan pemasaran akan mengurangi daya saing suatu perusahaan walaupun

tidak berarti keunggulan kompetitfnyaseperti permodalan, skala ekonomi, dan harga

yang tidak perlu diperhitungkan. Perkembang teknologi telah mengakibatkan produk

teknologi tinggi dalam pemasaran modern. Kemajuan teknologi tinggi telah

memperpendek daur hidup produk teknolgi tinggi dalam pemasaran modern.

Kegagalan perusahaan untuk mengembangkan atau menginovasi produk ataupun

memperpanjang daur hidup produk bisa menyebabkan pasarnya direbut produk

(34)

2.1.6.Perumusan/ Pengembangan Strategi Pemasaran

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh

terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga

melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang dating dari pesaing utama

maupun iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor

eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan tersebut.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhui oleh berbagai

faktor social, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai

faktor tersebut diatas adalah masing- masing individu maupun kelompok

mendapatkan kebutuhan dan keinginan menciptakan, menawarkan dan menukarkan

produk yang dimiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2006:48).

Manajer perusahaan harus menyusun suatu strategi pemasaran dalam bentuk

bauran pemasaran (marketing mix) yang memungkinkan perusahaan

untukmemuaskan kebutuhan dari pasar sasarannya dan mencapai sasaran

pemasarannya. Menurut Stanton (2000:147), penegrtian marketing mix secara umum

adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi emapat besar pembentuk

inti system pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsure tersebut adalah penawaran

produk/jasa, struktur harga , kegiatan promosi, dan system distribusi. Senada dengan

itu Kotler (2001:98) mengatakan marketing mix adalah campuran dari variaabel

pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk

(35)

defenisi dan karakteristik jasa, marketing mix produk/barang mencakup 4P ( product,

price, place, dan promotion) masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada

produk/jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu : orang

(people), proses (proses), dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa

penulis memasukan bukti-bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P.

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasaran

untuk karakteristik produk/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono,

2005:30). Peralatan pemasaran itu (Tjiptono, 2005:31) adalah :

1. Produk merupakan bentuk penawaran organisasi produk/ jasa yang ditunjukan

untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

2. Harga merupakan keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan

strategis dan taktis.

3. Promosi, bauran harga promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat produk/jasa kepada pelanggan.

4. Tempat, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa

bagi para pelanggan potensial.

5. Orang merupakan unsure vital dalam bauran pemasaran.

6. Bukti-bukti fisik.

7. Proses, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi

perusahaan.

8. Pelayanan pelanggan adalah kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh

(36)

Bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran

pada produk jasa. Hal ini karena jasa mempunyai beberapa karakteristik yang

membedakannya dengan barang. Lima karakteristik yang paling sering dijumpai

dalam jasa (Tjiptono:18) adalah :

1. Tidak berwujud, jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu

objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,

pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium atau dirabasebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Heterogenitas, jasa bersifat sangat variable karena merupakan

non-standartized ouput, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,

tergantung kepada siapa, kapan dan dimana saja tersebut di produksi.

3. Tidak dapat dipisahkan, jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

4. Tidak tahan lama, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

5. Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada

pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas pengggunaan dan

manfaat produk yang akan dibelinya. Mereka bias mengkonsumsi,

menyimpan atau menjualnya. Dilain pihak, pada pembelian jasa pelanggan

mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untik jangka waktu

terbatas.

Kotler (Tjiptono, 2005:16) menyatakan jasa sebagai “setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak yang pada dasarnya bersifat tidak

(37)

produk jasa bias dikaitkan dengan produk fisik maupun tidak. Berdasarkan defenisi

dan karakteristik jasa yang telah disajikan sebelumnya, maka marketing mix produk

yang mencakup 4P (produk, harga, tempat, dan promosi) masih dirasakan kurang

mencukupi untuk diterapkan pada produk jasa. Untuk itu para ahli pemasaran

menambahkan empat unsure lagi yaitu: orang (people), proses (process), bukti-bukti

fisik (physical evidence) dan pelayanan pelanggan (customer service).

2.1.7. Analisis SWOT

Penyusunan strategi meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk

mencapai tujuan perusahaan dan pengembangan rencana strategis tertentu.

Penyusunan strategi dapat meliputi pemeriksaan lingkungan eksternal dan lingkungan

internal yang mengintegrasikan hasil ke dalam tujuan dan strategi. Penyusunan

strategi sering diawali dengan analisis faktor internal dan faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi situasi kompetitif perusahaan.

Lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar, yaitu

lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan.

1. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal organisasi mencakup faktor-faktor yang memiliki ruang

lingkup luas, yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.

Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu

organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain : faktor ekonomi; faktor sosial,

budaya, demografi, dan lingkungan; faktor politik, pemerintah, dan hukum; faktor

(38)

a. Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan

industri. Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian

dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator dari kesehatan

perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga,

difisit, atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta

produk domestik bruto. Dalam era globalisasi ini, para analis juga harus menilai,

memonitor dan meramalkan keadaan perekonomian negara-negara lain.

b. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai,

sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan

dimana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari

kondisi kultural, ekologus, pendidikan, dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial

berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga ikut

mengalami perubahan.

c. Faktor Politik, Pemerintah, dan Hukum

Arah dan stabilitas dari faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan utama

bagi manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Faktor politik dan

hukum mendefinisikan parameter-parameter hukum dan bagaimana pengaturan

perusahaan harus beroperasi. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap

perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan,

penentuan upah miinimum, kebijakan polusi dan harga serta banyak tindakan

(39)

umum, dan lingkungan. Karena berbagai peraturan tersebut cenderung

mengurangi laba potensial perusahaan. Namun beberapa tindakan politik dan

hukum juga didesain untuk memberi manfaat dan melindungi perusahaan.

Tindakan tersebut diantaranya adalah hak paten, subsidi pemerintah, dan lain

sebagainya.

d. Faktor Teknologi

Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum

merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi

secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor,

pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran, dan posisi

persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan

produk, serta membuat barang dan jasa menjadi cepat usang. Perubahan teknologi

dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan,

menciptakan proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada

tenaga teknisi serta mampu merubah nilai-nilai dan harapan stakeholders

e. Faktor Kompetitif

Faktor kompetitif menyangkut tentang bagimana mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi tentang pesaing. Identifikasi pesaing tidak selalu mudah

karena banyak perusahaan yang memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri

yang berbeda. Kebanyakan perusahaan biasanya tidak memberikan informasi

untuk alasan kompetitif. Tetapi banyak bisnis menggunakan Internet untuk

mendapatkan sebagian besar informasi mengenai pesaingnya karena alasan lebih

(40)

2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam

organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan

khusus pada perusahaan. Perusahaan sendiri merupakan kumpulan dari berbagai

macam sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi yang nantinya dapat digunakan

untuk membentuk market position tertentu. Dengan demikian analisis lingkungan

internal akan mencakup analisis mengenai sumber daya, kapabilitas, dan

kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Sumber Daya (Resources)

Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan

untuk suatu proses produksi. Secara sederhana sumber daya perusahaan dapat

dikelompokkan menjadi tangible, intangible, dan human resources.

Tangible resources merupakan sumber daya yang nilainya terlihat dalam data

akuntansi dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya adalah

sumber daya keuangan, sumber daya fisik dan organisasi. Sedangkan intangible

resources merupakan sumber daya yang tidak terlihat dalam neraca keuangan

perusahaan misalnya, teknologi, inovasi, dan reputasi. Sedangkan yang termasuk

dalam sumber daya menusia antara lain keterampilan, pengetahuan, dan

kemampuan dalam mengambil keputusan. Kemampuan dan keterampilan

seseorang dapat diukur melalui prestasi kerja, pengalaman, dan kualifikasi.

b. Kapabilitas (Capability)

Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumber daya yang menampilkan suatu tugas

(41)

menentukan kapabilitas perusahaan secara relatif terhadap fungsi-fungsi usaha

perusahaan seperti pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi,

sumber daya manusia, produksi, serta organisasi secara umum.

c. Kompetensi Inti (Core Competence)

Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang

memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada

pelanggan. Kompetensi inilah yang membuat perusahaan memiliki daya saing

yang terus berkelanjutan. Kompetensi ini bisa bersumber dari kapabilitas dan

sumber daya perusahaan.

Alat analisis yang biasa digunakan adalah penggunaan Analisis SWOT

(Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis

Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Analisis ini dapat membantu para manajer mengembangkan

empat tipe strategi (David, 2006 : 285) yaitu :

1. Strategi SO (kekuatan-peluang-strengths-opportunities)

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada

pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan tren dan kejadian

eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT

agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika

suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan

menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia

(42)

2. Strategi WO (kelemahan-peluang-weaknesses-threats)

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci

tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk

mengeksploitasi peluang tersebut.

3. Strategi ST (kekuatan-ancaman-strengths-threats)

Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang

kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkunngan eksternalnya secara langsung.

4. Strategi WT (kelemahan-ancaman-weaknesses-threats)

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi

menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada

posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti itu harus berusaha

bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau

memilih likuidasi.

Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT antara lain :

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO

(43)

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi

WO dalam sel yang ditentukan.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST

dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi

WT dalam sel yang ditentukan.

KEKUATAN

(44)

2.2 Penelitian Terdahulu

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan

dan meningkatkan keuntungan atu laba perusahaan. Tujuan ini hanya dapat dicapai,

apabila bagian pemasaran melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan

kesempatan atau peluang yang ada dalam perusahaan, sehingga posisi atau

kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.

Hasil penelitian Denok Almukaromah Rambe (2007) dalam skripsinya dengan

judul Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing pada PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan, menunjukkan

bahwa PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan dapat melaksanakan

sepuluh strategi alternatif berdasarkan prioritas yang dihasilkan dari analisis matriks

SWOT

2.3. Kerangka Konseptual

Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan untuk bersaing dalam

pasar. Keungggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang

dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang

sedia dibayar oleh pembeli, dan nilai yang unggul berasal dari penawaran harga yang

lebih rendah ketimbang pesaing untuk manfaat setara atau penawaran manfaat unik

(45)

Keunggulan bersaing sangat erat kaitannya dengan strategi pemasaran.

Strategi pemasaran adalah rencana tindakan didasarkan atas analisis situasi dan tujuan

perusahaan. Strategi pemasaran yang efektif selalu diawali oleh informasi akurat

tentang siapa konsumen perusahaan. Merancang strategi pemasaran dalam rangka

menarik minat beli akan semakin efektif jika pemasar dapat menciptakan merek yang

bisa menjadi pengikat antara pelanggan dan perusahaan . Kepercayaan merek

didasarkan pada pengalaman para pelanggan dengan merek terebut. Pengalaman

dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen bagi terciptanya rasa percaya

pada merek dan pengalaman ini akan mempengaruhui evaluasi konsumen dalam

konsumsi, penggunaan atau kepuasaan secara langsung dan kontak tidak langsung

dengan merek (Costabile, 2002).

Kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yakni brand

reliability dan brand intentions. Brand reliability atau kehandalan merek yang

bersumber pada keyakianan konsumen konsumen bahwa produk tersebut mampu

memenuhui nilai yang dijanjikan atau dengan kata lainpersepsi bahwa merek tersebut

mampu memenuhui kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability

merupakan hal yang esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena

kemampuan merek memnuhui nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen

menaruh rasa yakin akan kepuasaan yang sama di masa depan. Brand intentions

didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan

kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak

(46)

Alat analisis yang biasa digunakan untuk menganalisis lingkungan ini adalah

Analisis SWOT (Strenghth-Weakness-Opportunities-Threats) atau Analisis

Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman. Dengan menggunakan matrik Analisis

SWOT maka akan dapat dihasilkan empat tipe strategi yang bisa diterapkan oleh

perusahaan untuk meningkatkan posisinya, antara lain : strategi SO, strategi WO,

strategi ST, dan strategi WT (David, 2006 : 285).

Secara skematis kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Melalui pengidentifikasian SWOT ,

maka perumusan strategi pemasaran akan citra merek yang dilaksanakan oleh Rumah

Makan Wong Solo akan semakin efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat

meningkatkan posisi perusahaan Strategi Bersaing :

1. Analisis kekuatan dan kelemahan 2. Analisis peluang dan ancaman

Strategi Pemasaran

Citra Merek

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk analisis deskriptif, yaitu jenis penelitian survei yang

bertujuan menjelaskan strategi Keunggulan bersaing yang bisa digunakan oleh

perusahaan untuk lebih meningkatkan posisi perusahaan melalui penganalisisan

kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Wong Solo, jl. Gajah Mada No

20M Medan. Penelitian ini direncanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli

2011

3.3. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini dibatasi pada analisis keunggulan bersaing yang dimiliki oleh

perusahaan melalui penggunaan merek yang dipakai oleh perusahaan untuk

menciptakan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan yang dapat meningkatkan

(48)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel-veriabel yang sudah

diidentifikasi, maka diperlukan defenisi operasional dari masing-masing variabel

tersebut antara lain :

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah yang memberikan suatu keunggulan kompetitif dan kemampuan

kepada perusahaan untuk mempertahankan posisinya dengan melakukan aktivitas

pada tingkat yang sama.

b. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh

perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapabilitas untuk melakukannya,

sementara pesaing memiliki kapabilitas tersebut.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan yang

dapat meningkatkan kinerja Rumah Makan Wong Solo.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak menguntungkan

yang dapat merugikan perusahaan.

e. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah “rencana tindakan” yang hendak di ikuti oleh manajer

pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan

(49)

f. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya,

yang ditujukan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan

perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk

e. Posisi perusahaan

Posisi adalah suatu keadaan perusahaan relatif dibandingkan dengan pesaing.

3.5. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Manager Pemasaran

Rumah Makan Wong Solo.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, internet, dan skripsi yang

berhubungan dengan penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, internet, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

(50)

6. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara

umum.

b. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,

sehingga dapat ditetapkan strategi bersaing yang tepat.

Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis :

Kekuatan

Gambar 1.2 Matriks SWOT Sumber : Fred R. David (2006 : 287)

a. Strategi SO

Strategi SO yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

(51)

b. Strategi WO

Strategi WO adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi ST

Strategi ST diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada,

d. Strategi WT

Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan

internal dan menghindari ancaman eksternal.didasarkan pada kegitan yang

bersifat defensit dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Usaha.

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Makan Wong Solo Medan

Sejarah Berdirinya Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Rumah Makan Ayam

Bakar Wong Solo merupakan usaha waralaba dalam payung usaha PT. Sarana Bakar

Digdaya yang didirikan oleh Puspo Wardoyo seorang pria kelahiran Surakarta, 30

November 1957. Pada awalnya Puspo Wardoyo memulai usahanya dengan membuka

warung lesehan di kota Solo Jawa Tengah sekitar tahun 1990 selapas mengundurkan diri

dari pegawai Negeri Sipil sebagai guru sebuah SMA di Muntilan, Kabupaten Magelang.

Melihat peluang usaha warung makan di kota Medan, Sumatera Utara sangat bagus,

maka warung makan lesehan yang yang termasuk perintis warung makan di kota Solo

pun dijual. Pada tahun 1991 dengan modal awal Rp. 700.00,00 Puspo Wardoyo

membuka warung kaki lima di bilangan polonia medan dengan menyewa lahan seluas

4x4 m, yang menyediakan menu ayam bakar plus nasi. Warung inilah yang kelak akan

melahirkan jaringan Rumah Makan “ Ayam Bakar Wong Solo”.

Pada awal berdirinya usaha yang dijalankan oleh Bapak Puspo Wardoyo

mengalami masa-masa sulit, berjalan lambat dan tidak memberikan keuntungan. Tetapi

lambat laun Rumah Mkan Ayam Bakar Wong Solo memulai melejit dan sukses karena

(53)

berkembang dengan melebarakan ushanya ke beberapa kota lain melalui cabang-cabang

yang didirikan dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun. Berbekal citra atau brand image

Rumah Makan Ayam Bakar wong Solo yang sangat bagus dan kekayaan menu yang

disajikan sangat variatif serta memiliki cita rasa yang khas dan sangat cocok untuk semua

segmen masyarakat, maka pada tahun 1997 Puspo Wardoyo mengembangkan bisnisnya

dengan mewaralabakan Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo. Dan ternyata langkah

tersebut mendapat sambutan yang sangat tinggi dari masyarakat calon investor. Sehingga

sampai sekarang Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo yang berkantor di kota medan,

telah memiliki outlet-outlet cabang lebih dari 48 tempat, terbesar di kota-kota di

Indonesia seperti : Jakarta, Bandung, Padang, Makasar, Bandar Lampung dan lain-lainya,

bahkan telah membuka outlet di luar negeri, tepatnya di Selangor, Malaysia.

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Manajemen Ayam bakar Wong Solo Pusat mempunyai visi perusahaan

sebagai berikut : “ Menjadi Bisnis Waralaba Makanan Bernuansa Islami yang

profesional dan maju. Misi manajemen Ayam Bakar Wong Solo Pusat antara lain:

a. Mengelola usaha atau bisnis dengan menerapkan bisnis secara Islami

b. Mencetak generasi insani Ayam Bakar Wong Solo yang unggul dan sukses baik di

dunia maupun di akhirat dengan penanaman akhlak yang baik dan penerapan budaya

Islami.

Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang memadai guna

membiayaai pertumbuhan perusahaan dan menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan

(54)

ABWS yang halalan toyyiban. Halal artinya produk-produk yang disajikan berasal

dari bahan-bahan yang halal dan diproses dengan memperhatikan hukum-hukum

agama Islam. Sedangkan toyyiban (baik) artinya menu-menu yang disajikan berasal

dari bahan-bahan yang segar (fresh) dan memiliki nilai gizi yang tinggi.

4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Makan Wong Solo

Didalam pencapaian tujuan perusahaan diperlukan adanya hubungan kerja yang jelas,

sehingga memudahkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu maka

perusahaan menjalankan suatu fungsi manajemen yaitu pengorganisasian dimana

didalamnya mencakup pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab karena

dengan struktur organisasi memungkinkan tidak terjadi kesalahan atau perbedaan

interprestasi sehingga diharapkan terjadi efisiensi operasional atau kinerja

perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai

berikut :

1. Manager

Sebagai seorang pemimpin usaha, manager perusahaan bertugas memimpin dan

mengorganisasikan seluruh kegiatan perusahaan, serta menentukan kebijakan yang

akan dijalankan oleh perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya

operasi perusahaan. Selain itu juga terjun langsung mengawasi jalannya operasi

(55)

2. Personalia

Bagian ini bertugas mengatur karyawan, mengatur hubungan ketenagakerjaan,

melayani kebutuhan dan keluhan dari karyawan.

3. Costumer Service

Bertugas melayani tamu, membersihkan tempat atau meja yang telah dipakai oleh

pelanggan.

4. Kasir

Kasir bertugas mencatat dan menerima semua uang yang masuk dari konsumen

sebagai hasil dari penjualan.

5. Cleaning Service

Bertugas untuk menjaga keberhasilan semua tempat usaha seperti lantai dan

peralatan rumah makan.

6. Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas membuat laporan keuangan yang kemudian dikirimkan ke

kantor pusat.

7. Bagian Produksi

Gambar

Gambar 2.1 Matriks SWOT  Sumber :  Fred R. David (2006 : 287)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Gambar 1.2 Matriks SWOT Sumber : Fred R. David (2006 : 287)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh strategi diferensiasi citra terhadap keunggulan bersaing?.. Untuk mengetahui pengaruh strategi diferensiasi saluran distribusi

Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk Melalui Orientasi Pasar, Inovasi dan orientasi Kewirausahaan Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Perusahaan.. Tesis S2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diferensiasi berpengaruh positif terhadap Keunggulan bersaing namun tidak berpengaruh sigifikan, adapun diferensiasi yang dilakukan

Strategi memakai kekuatan industri buat memperoleh kesempatan yang terdapat, ialah Menghasilkan produk yang unik serta bermacam- macam buat memperoleh pelanggan

Strategi Pengembangan Kinerja Teknologi Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berdasarkan hasil dari pemetaan kontribusi tiap item komponen teknologi, diketahui bahwa

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Keunggulan Bersaing sebagai Variabel Intervening (Survey pada UKM Pangan

Strategi diferensiasi berpengaruh pada keunggulan bersaing suatu perusahaan, karena dengan adanya perbedaan suatu perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan yang lain.

Mengelola Strategi Global Menuju Terciptanya Keunggulan Bersaing Perusahaan dalam Bisnis Internasional.. Armiati (FE - Universitas Negeri