• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kerja Tim, Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. United Tractors Tbk Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kerja Tim, Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. United Tractors Tbk Medan"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KERJA TIM, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA

PT. UNITED TRACTORS TBK MEDAN

TESIS

Oleh

GELORA MULIA LUBIS

087019069/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

S E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS PENGARUH KERJA TIM, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA

PT. UNITED TRACTORS TBK MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

GELORA MULIA LUBIS

087019069/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KERJA TIM, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP PRESTASI

KERJA KARYAWAN PADA PT. UNITED

TRACTORS TBK MEDAN Nama Mahasiswa : Gelora Mulia Lubis

Nomor Pokok : 087019069

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Sumono, MS) Ketua

(Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 3 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sumono, MS Anggota : 1. Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec

2. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS 3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“ANALISIS PENGARUH KERJA TIM, PELATIHAN DAN

PENGEMBANGAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. UNITED TRACTORS TBK MEDAN”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapa pun juga sebelumnya. Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan

dinyatakan jelas dan benar.

Medan, September 2010

Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Prestasi kerja karyawan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan antara lain melalui pelatihan dan pengembangan serta mengoptimalkan kerja tim yang baik.

PT. United Tractors Tbk Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam penjualan fisik alat-alat berat seperti traktor, dump truck, crane, forklift dan suku cadang serta pelayanan purnajual terhadap konsumen. PT. United Tractors Tbk Medan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja para karyawan selama ini telah melakukan berbagai pelatihan dan pengembangan baik itu yang dilaksanakan pada tingkat daerah maupun pusat serta membudayakan kerja tim dengan baik.

Dalam mengembangkan penelitian ini digunakan teori-teori pendukung tentang kerja tim, pelatihan dan pengembangan. Selain itu untuk lebih mengetahui sejauhmana pengaruh adanya kerja sama, kepercayaan dan kekompakan dalam sebuah tim, diperlukan pendalaman tentang teori-teori kerja tim.

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sensus, dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat dari penelitian ini adalah penjelasan (explanatory). Jumlah sampel yang digunakan terdiri dari 34 karyawan dengan persyaratan terlibat dalam kerja tim dan telah mengikuti pelatihan dan pengembangan yang diberikan oleh perusahaan minimal dua kali.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0.667, serta nilai Fhitung sebesar 31.014, lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (3.320) dan sig á (0.000) lebih kecil dari alpha 5% (0.05). Dengan

demikian kerja tim, pelatihan dan pengembangan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. United Tractors Tbk Medan, dan secara parsial kerja tim lebih dominan berpengaruh daripada pelatihan dan pengembangan. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0.694, serta nilai Fhitung sebesar 22.672, lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (2.920) dan sig á (0.000) lebih kecil dari alpha 5% (0.05). Hasil

ini menyatakan kerja sama, kepercayaan dan kekompakan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kerja tim, dan secara parsial kekompakan berpengaruh lebih dominan.

Kesimpulan penelitian ini adalah kerja tim, pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap prestasi kerja. Kerja tim dilaksanakan sudah cukup baik. Kerja sama, kepercayaan dan kekompakan telah dilaksanakan sangat baik sebagai kekuatan kerja tim. Kekompakan telah membuktikan berpengaruh signifikan terhadap kerja tim.

(7)

ABSTRACT

Working achievement of employee is absolutely needed in a firm. One of the efforts on increasing such case is through training, improving the worker skill also making the best of a good teamwork as well.

PT. United Tractors Tbk Medan is a firm runs in the sale of heavy-duty equipment such as tractors, dump truck, crane, forklipt, sparepart, and services after sale on the consumers. The firm which is in the efforts of improving the achievement of its employee so far has involved in any training and development either in the level of region or central as well as bringing into mainstream of the good.

In intensifying of this research is used some supporting theories on team trainings and developments carried out by the firm at list twice.

The result of first test hypothesis shows the value of determination coefficient Rsquare is 0.667 and the value of Fcount is 31.014 higher than Ftabel value (3.320), and sig. (0.000) is lower than alpha 5% (0.05). Therefore team work, training and development all together have a significant influence on working achievement of employees. The result of the second hypothesis regression test shows that value of determine coefficient Rsquare is 0.694, Fcount is 22.672 higher than Ftabel (2.920) and sig á (0.000) is lower than alpha 5% (0.05). This result shows that cooperation,

trust and cohesiveness all together have a significant influence on teamwork. The result states that the team work and partially cohesiveness influence more dominant.

The conclusion of this thesis is that the teamwork, training and development influenced significantly at working achievement. The teamwork has been conducted well. Cooperation, trust and cohesiveness have been done well. The cohesiveness has improved to influence the teamwork significantly.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji dan syukur Penulis ucapkan hanya bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan tesis ini dengan judul Analisis Pengaruh Kerja Tim, Pelatihan dan

Pengembangan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. United Tractors Tbk Medan.

Dalam penulisan tesis ini, Penulis telah banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, dan pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc., (CTM)., Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., M.S., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah banyak

memberi masukan untuk perbaikan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, M.S., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada Penulis dalam menyelesaikan

(9)

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

6. Ibu Dr. Alina Nurbaity Lubis, MBA dan Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku

Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk

perbaikan tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Josef Tarigan (Manajer Cabang Medan), Isaac Antony (Administration

Head) dan Abanganda Nursalim (Supervisor Mekanik) PT. United Tractors Tbk

Medan yang telah banyak membantu memberikan data dan keterangan dalam

proses penelitian.

9. Khususnya teristimewa kepada Istri tercinta Holijah Noplia Silvana Batubara dan

ketiga anak-anak; Nada Amaliah Sifana Lubis, Raihan Ahmad Zikri Lubis dan

Rafiq Khalid Izzulhaq Lubis yang telah sabar dan mendukung dengan doa

selama Penulis menjalani pendidikan ini.

10. Kedua orang tua (Basyaruddin Lubis dan Dermawan Batubara) dan kedua

mertua (Zainal Harpan Batubara dan Susilawati) yang telah memberikan

motivasi dan doa dalam proses penyelesaian pendidikan.

11. Saudara-saudara tercinta Ahmadsyah Harahap, Rahma, Ratna Wati Lubis,

Nurhaida Lubis, Erlina Lubis, Rosmaliana Lubis, Juan Ferry Batubara, Huailid

(10)

12. Rekan-rekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen Angkatan XV seperti T.

Nurhaida, Supriyanto, Fajar Bahusni, Muhammad Alfahmi, Rismaida, Fuad,

Eftariana Tarigan dan lain-lain, yang telah memberikan semangat dalam belajar

dan menyelesaikan pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

limpahan rahmat dan kasih sayangNya kepada kita semua.

Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, oleh karena itu sangat

mengharapkan masukan bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta

penelitian dalam bidang sumber daya manusia.

Amin ya rabbal’alamin.

Medan, 3 September 2010

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Gelora Mulia Lubis, dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal 1 Agustus

1973, anak ke tujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Ayahanda Basyaruddin

Lubis dan Ibunda Dermawan Batubara.

Menikah dengan Holijah Noplia Silvana Batubara pada tahun 2000.

Dikaruniai seorang putri bernama Nada Amaliah Sifana Lubis dan dua orang putra

bernama Raihan Ahmad Zikri Lubis dan Rafiq Khalid Izzulhaq Lubis.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 064992 Medan tamat dan lulus pada

tahun 1986. Melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 20

Medan tamat dan lulus pada tahun 1989. Selanjutnya pendidikan Sekolah Menengah

Umum di SMA Negeri 9 Medan tamat dan lulus pada tahun 1992, dan melanjutkan

Studi di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Medan pada Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Jurusan Pendidikan Dunia Usaha Program Studi

Administrasi Perkantoran tamat dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun 2008

melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara (USU).

Saat ini bekerja sebagai guru SMK Istiqlal Delitua dan dosen pada Politeknik

Mandiri Bina Prestasi (MBP) Medan serta LP3I Medan.

Medan, 3 September 2010

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT... ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... ... vi

DAFTAR ISI... ... vii

DAFTAR TABEL... ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 6

I.3. Tujuan Penelitian . ... 6

I.4. Manfaat Penelitian . ... 6

I.5. Kerangka Berpikir... 7

I.6. Hipotesis . ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

II.1. Teori tentang Kerja Tim ... ... 15

II.1.1. Pengertian Kerja Tim ... ... 15

(13)

II.1.3. Karakteristik Tim yang Sukses ... 23

II.2. Teori tentang Pelatihan dan Pengembangan . ... 24

II.2.1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan . ... 24

II.2.2. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan ... 26

II.2.3. Metode Pelatihan dan Pengembangan ... 29

II.2.4. Indikator-indikator Pelatihan dan Pengembangan... 33

II.2.5. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pelatihan dan Pengembangan... 34

II.3. Teori tentang Prestasi Kerja .. ... 35

II.3.1. Pengertian Prestasi Kerja ... 35

II.3.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Prestasi Kerja.. ... 37

II.3.3. Penilaian Prestasi Kerja.. ... 38

II.3.4. Indikator-indikator Prestasi Kerja.. ... 43

II.3.5. Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja .. ... 44

II.4. Teori tentang Kerja Sama………..…… 45

II.4.1. Pengertian Kerja Sama……….. 45

II.4.2. Indikator-indikator Kerja Sama………. 46

II.5. Teori tentang Kepercayaan..……….. 47

II.5.1. Pengertian Kepercayaan……… 47

II.5.2. Indikator-indikator Kepercayaan……….. 49

II.6. Teori tentang Kekompakan……….. 49

(14)

II.6.2. Indikator-indikator Kekompakan……….. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 52

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... .. 52

III.2. Metode Penelitian ... 52

III.3. Populasi dan Sampel . ... 53

III.4. Metode Pengumpulan Data . ... 53

III.5. Jenis dan Sumber Data . ... 54

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 54

III.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama... 54

III.6.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 54

III.6.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua... .... 56

III.6.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 56

III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.. ... 58

III.7.1. Uji Validitas Instrumen... ... 58

III.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel kerja tim ... 59

III.7.1.2. Uji validitas instrumen variabel pelatihan dan pengembangan... 60

III.7.1.3. Uji validitas instrumen variabel prestasi kerja 61 III.7.1.4. Uji validitas instrumen variabel kerja sama... 62

III.7.1.5. Uji validitas instrumen variabel kepercayaan... 62

III.7.1.6. Uji validitas instrumen variabel kekompakan.. 63

(15)

III.8. Metode Analisis Data... 65

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... ... .... 65

III.8.2. Pengujian Hipotesis Pertama... ... 66

III.8.2.1. Uji F (uji serempak)... . ... 66

III.8.2.2. Uji t (uji parsial)... . ... 66

III.8.3. Model Analisis Data Hipotesis Kedua... 68

III.8.4. Pengujian Hipotesis Kedua... 68

III.8.4.1. Uji F (uji serempak)... 68

III.8.4.2. Uji t (uji parsial)... 69

III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 71

III.9.1. Uji Normalitas ... 71

III.9.2. Uji Multikolinieritas... ... 71

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 73

IV.1. Hasil Penelitian... 73

IV.1.1. Gambaran Umum PT. United Tractors Tbk Medan... 73

IV.1.1.1. Sejarah singkat berdirinya perusahaan... 73

IV.1.1.2. Visi dan misi perusahaan... 76

IV.1.1.3. Struktur organisasi perusahaan... 77

IV.1.2. Karakteristik Responden PT. United Tractors Tbk Medan... 83

(16)

IV.1.2.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin... 85

IV.1.2.3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir... 86

IV.1.2.4. Karakteristik responden berdasarkan departemen... 87

IV.1.2.5. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi mengikuti pelatihan... 88

IV.1.3. Penjelasan Responden PT. United Tractors Tbk Medan 89

IV.1.3.1. Penjelasan Responden atas variabel kerja tim. 89 IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel pelatihan dan pengembangan... 93

IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel prestasi kerja... 95

IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel kerja sama... 97

IV.1.3.5. Penjelasan responden atas variabel kepercayaan... 99

IV.1.3.6. Penjelasan responden atas variabel kekompakan... 101

IV.2. Pembahasan... 102

IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 102

IV.2.1.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis pertama... 102

IV.2.1.2. Hasil regresi hipotesis pertama... 105

IV.2.1.3. Uji F (simultan) hipotesis pertama... 108

(17)

IV.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua... 112

IV.2.2.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis kedua... 112

IV.2.2.2. Hasil regresi hipotesis kedua... 115

IV.2.2.3. Uji F (serempak) hipotesis kedua... 117

IV.2.2.4. Uji t (parsial) hipotesis kedua... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 122

V.1. Kesimpulan... 122

V.2. Saran... 122

(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 55

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua... 57

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kerja Tim... 59

III.4. Hasil Uji Validitas Pelatihan dan Pengembangan... 60

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja ... 61

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kerja Sama ... 62

III.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepercayaan ... 62

III.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kekompakan ... 63

III.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 64

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 84

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 85

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir . ... 86

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen ... 87

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Pelatihan... 88

IV.6. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama ... 104

IV.7. Koefisien Regresi Hipotesis Pertama... 106

IV.8. Nilai Koefisien Hipotesis Pertama. ... 107

(19)

IV.10. Hasil Uji t Secara Parsial Hipotesis Pertama ... 110

IV.11. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua... 113

IV.12. Koefisien Regresi Hipotesis Kedua. ... 115

IV.13. Nilai Koefisien Hipotesis Kedua... 117

IV.14. Hasil Uji F Secara Simultan Hipotesis Kedua ... 117

IV.15. Hasil Uji t Secara Parsial Hipotesis Kedua ... 118

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama... ... 11

I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... ... 14

II.1 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja... ... 40

IV.1. Struktur Organisasi dan Anak Perusahaan PT. United Tractors Tbk 75 IV.2 Struktur Organisasi PT. United Tractors Tbk Medan ... 78

IV.3. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama. ... 103

IV.4. Hasil Uji Heteroskedasitas Hipotesis Pertama. ... 105

IV.5. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua. ... 112

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas... 128

2. Deskriptif Variabel……… 130

(22)

ABSTRAK

Prestasi kerja karyawan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan antara lain melalui pelatihan dan pengembangan serta mengoptimalkan kerja tim yang baik.

PT. United Tractors Tbk Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam penjualan fisik alat-alat berat seperti traktor, dump truck, crane, forklift dan suku cadang serta pelayanan purnajual terhadap konsumen. PT. United Tractors Tbk Medan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja para karyawan selama ini telah melakukan berbagai pelatihan dan pengembangan baik itu yang dilaksanakan pada tingkat daerah maupun pusat serta membudayakan kerja tim dengan baik.

Dalam mengembangkan penelitian ini digunakan teori-teori pendukung tentang kerja tim, pelatihan dan pengembangan. Selain itu untuk lebih mengetahui sejauhmana pengaruh adanya kerja sama, kepercayaan dan kekompakan dalam sebuah tim, diperlukan pendalaman tentang teori-teori kerja tim.

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sensus, dan jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Adapun sifat dari penelitian ini adalah penjelasan (explanatory). Jumlah sampel yang digunakan terdiri dari 34 karyawan dengan persyaratan terlibat dalam kerja tim dan telah mengikuti pelatihan dan pengembangan yang diberikan oleh perusahaan minimal dua kali.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0.667, serta nilai Fhitung sebesar 31.014, lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (3.320) dan sig á (0.000) lebih kecil dari alpha 5% (0.05). Dengan

demikian kerja tim, pelatihan dan pengembangan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. United Tractors Tbk Medan, dan secara parsial kerja tim lebih dominan berpengaruh daripada pelatihan dan pengembangan. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0.694, serta nilai Fhitung sebesar 22.672, lebih besar dibandingkan dengan nilai Ftabel (2.920) dan sig á (0.000) lebih kecil dari alpha 5% (0.05). Hasil

ini menyatakan kerja sama, kepercayaan dan kekompakan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kerja tim, dan secara parsial kekompakan berpengaruh lebih dominan.

Kesimpulan penelitian ini adalah kerja tim, pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap prestasi kerja. Kerja tim dilaksanakan sudah cukup baik. Kerja sama, kepercayaan dan kekompakan telah dilaksanakan sangat baik sebagai kekuatan kerja tim. Kekompakan telah membuktikan berpengaruh signifikan terhadap kerja tim.

(23)

ABSTRACT

Working achievement of employee is absolutely needed in a firm. One of the efforts on increasing such case is through training, improving the worker skill also making the best of a good teamwork as well.

PT. United Tractors Tbk Medan is a firm runs in the sale of heavy-duty equipment such as tractors, dump truck, crane, forklipt, sparepart, and services after sale on the consumers. The firm which is in the efforts of improving the achievement of its employee so far has involved in any training and development either in the level of region or central as well as bringing into mainstream of the good.

In intensifying of this research is used some supporting theories on team trainings and developments carried out by the firm at list twice.

The result of first test hypothesis shows the value of determination coefficient Rsquare is 0.667 and the value of Fcount is 31.014 higher than Ftabel value (3.320), and sig. (0.000) is lower than alpha 5% (0.05). Therefore team work, training and development all together have a significant influence on working achievement of employees. The result of the second hypothesis regression test shows that value of determine coefficient Rsquare is 0.694, Fcount is 22.672 higher than Ftabel (2.920) and sig á (0.000) is lower than alpha 5% (0.05). This result shows that cooperation,

trust and cohesiveness all together have a significant influence on teamwork. The result states that the team work and partially cohesiveness influence more dominant.

The conclusion of this thesis is that the teamwork, training and development influenced significantly at working achievement. The teamwork has been conducted well. Cooperation, trust and cohesiveness have been done well. The cohesiveness has improved to influence the teamwork significantly.

(24)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Prestasi kerja karyawan sangat diperlukan dalam suatu perusahaan. Beberapa

upaya untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan antara lain melalui kerja tim, serta

pelatihan dan pengembangan. PT. United Tractors Tbk Medan merupakan anak

perusahaan PT. Astra International yang berpusat di Jakarta, bergerak dalam

penjualan fisik alat-alat berat seperti traktor, dump truck, crane, forklift dan suku

cadang serta pelayanan purnajual terhadap konsumen.

Kerja tim (teamwork) sangat melekat sebagai budaya kerja di PT. United

Tractors Tbk Medan, hal ini mengingat jenis pekerjaan yang mengharuskan karyawan

bekerja secara tim. Anggota tim belum maksimal menumbuhkembangkan

kebersamaan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Masing-masing anggota

masih lebih menonjolkan kemampuan individualnya. Hal ini disebabkan manajemen

perusahaan memberikan reward (penghargaan) bagi setiap karyawan yang berprestasi

baik, sehingga masing-masing karyawan ingin menunjukkan kemampuannya tanpa

mengabaikan suasana kerja tim yang baik.

Program pelatihan dan pengembangan yang efektif dapat meningkatkan

kinerja, keterampilan, sikap/moral dan potensi organisasi. Untuk melihat efektivitas

program pelatihan dan pengembangan, maka perusahaan perlu melakukan penilaian

(25)

sesudah mengikuti program pelatihan dan pengembangan sehingga diharapkan dapat

meningkatkan prestasi kerja. Penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan

harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis pekerjaan dan kemampuan karyawan

dalam mengikutinya, hal ini tentu tidak terlepas dari materi dan metode yang

digunakan.

Peningkatan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan karyawan dapat

dilakukan dengan program pelatihan dan pengembangan, terutama dalam upaya

meningkatkan prestasi kerja karyawan dan mencapai keunggulan perusahaan.

PT. United Tractors Tbk Medan dalam upaya meningkatkan prestasi kerja para

karyawan selama ini telah melakukan berbagai pelatihan dan pengembangan baik itu

yang dilaksanakan pada tingkat cabang maupun pusat. Kegiatan-kegiatan pelatihan

dan pengembangan yang telah dilakukan PT. United Tractors Tbk Medan selama ini

seperti bekerja sama dengan PT. Astra International di Jakarta. Selain itu pelatihan

dan pengembangan bagi setiap karyawan diselenggarakan pada unit-unit training

centre yang dimiliki perusahaan seperti di kantor pusat Jakarta, kantor cabang

Pekanbaru dan Samarinda.

Dalam mempersiapkan karyawan yang terlatih dan berkembang, PT. United

Tractors Tbk Medan memiliki dan mengelola unit pendidikan yang disebut UT

School dengan pola program magang selama 1 (satu) tahun. Melalui pendidikan ini

siswa-siswa yang merupakan hasil seleksi dan dinilai berbakat dilatih bekerja secara

teknis pengoperasian mesin-mesin alat berat. Setelah direkrut, pelatihan dan

(26)

pekerjaan teknik) maupun nonteknis atau pelatihan dan pengembangan sikap maupun

tingkah laku (behavior) yang biasa disebut dengan managerial training and

development.

Adapun materi behavior training yang mendukung pengembangan diri

karyawan diselenggarakan pada PT. United Tractors meliputi Brand Personality

(menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam UT Brand Personality), Discipline

(mengembangkan sikap disiplin dalam bekerja dan kehidupan sehari-hari), Hard

Work (mengembangkan sikap kerja keras dan berinisiatif dalam upaya melaksanakan

tanggung jawab perusahaan), Work Ethos (Mengembangkan sikap etos kerja dengan

kemauan yang tinggi, tekun, serta gigih dalam bekerja), Work Effectiveness

(menyusun dan melaksanakan rencana pekerjaan, secara komprehensif, realistis dan

efektif untuk mencapai tujuan, sesuai prinsip Quality, Cost, Delivery, Safety, dan

Moral), dan Innovation (mampu mengembangkan kreativitas dalam lingkungan

pekerjaan dengan menghasilkan ide baru serta berpikir lateral dan terbuka dengan

ide-ide baru).

Pelatihan juga diberikan dalam mengembangkan kerja tim di perusahaan

seperti Building Relationship (mengembangkan sikap terbuka serta menghormati

hasil karya serta masukan dari orang lain), Listen to Others (mampu menggunakan

ketrampilan mendengar yang empatik saat berkomunikasi dengan orang lain),

Leadership (menetapkan tujuan/visi/misi yang akan dicapai, mengkomunikasikan

strategi dengan rencana kerja dan memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai

(27)

anggota untuk berkontribusi secara optimal dan memberikan contoh sikap kerja yang

positif serta menunjukkan keinginan untuk mencapai yang terbaik).

Substansi materi pelatihan teknis yang diperuntukkan kepada tenaga mekanik

menjurus pada skill teknik penggunaan dan pemeliharaan mesin-mesin produk

alat-alat berat hingga keselamatan, dan kesehatan kerja (K3) dengan metode workshop.

Adapun materi pelatihan meliputi Basic Mechanic Course (pelatihan mekanik tingkat

dasar), Basic Mechanic Course Maintenance (pelatihan pemeliharaan mesin-mesin

tingkat dasar) dan Preventive Maintenance (pemeliharaan mesin-mesin secara

preventif).

Selain itu teknik penjualan dan pelayanan purnajual diberikan karyawan sales

dan marketing demi menjaga kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Demikian pula

pada bagian administrasi yang berkonsentrasi menangani bidang administrasi

personalia, surat-menyurat dan keuangan, pelatihan dan pengembangan diberikan

dengan metode yang sesuai dengan karakteristik organisasi; seperti metode on the job

training dan classroom. Lokasi pelatihan dan pengembangan pun dilaksanakan

di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) atau dengan

melaksanakan latihan kebugaran fisik dan psikis sekaligus memupuk kebersamaan

dalam kelompok atau tim di alam terbuka (outbond).

Persoalan yang timbul dalam pelatihan dan pengembangan yang diberikan

perusahaan seringkali belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, tugas dan

kemampuan individu menerimanya, sehingga belum mendukung prestasi kerja

(28)

mendapatkan pelatihan dan pengembangan, mereka belum merasakan manfaat yang

maksimal dalam menunjang kemampuan menjalankan tugas. Materi pelatihan yang

cukup padat sehingga sebagian karyawan merasa kelelahan dan kurang efektif

mengikutinya.

Selanjutnya, dalam mewujudkan kerja tim yang solid, perlu dikembangkan

kerja sama, kepercayaan dan kekompakan. Kerja sama yang dibangun masih belum

maksimal, hal ini masih terdapatnya anggota tim bekerja secara individu. Demikian

pula tanggung jawab pekerjaan masih dilaksanakan secara perseorangan, hal ini

karena interaksi anggota dalam tim masih kurang.

Dalam hal pemberian tugas, pimpinan tim masih belum memberikan tanggung

jawab seutuhnya kepada anggota. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran anggota

belum mampu menjalankannya. Pemberian tugas diberikan kepada anggota tim yang

dipercaya mampu menjalankannya. Sehingga sebagian anggota merasakan

kekurangpercayaan pimpinan terhadap kemampuannya.

Kerja tim sangat dituntut pada PT. United Tractors Tbk Medan. Beberapa

karyawan masih kurang merasakan adanya kekompakan dalam tim. Rasa saling

ketergantungan dan menjadi bagian dari sebuah tim belum sepenuhnya dimiliki. Hal

ini juga terkait dengan kurangnya dibangun kerja sama dan kepercayaan sebagai

(29)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Sejauhmana pengaruh kerja tim, pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi

kerja karyawan PT. United Tractors Tbk Medan?

b. Sejauhmana pengaruh kerja sama, kepercayaan dan kekompakan terhadap kerja

tim karyawan PT. United Tractors Tbk Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kerja tim, pelatihan dan

pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan PT. United Tractors Tbk

Medan.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kerja sama, kepercayaan, dan

kekompakan terhadap kerja tim karyawan PT. United Tractors Tbk Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. United Tractors Tbk Medan

dalam mengatasi masalah kerja tim karyawan sehingga perusahaan mampu

memperbaikinya dan menemukan metode pelatihan dan pengembangan yang

(30)

b. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

c. Sebagai menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang Manajemen

Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh kerja tim, pelatihan dan

pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang

sama di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Kerja tim karyawan sangat diperlukan dalam suatu perusahaan. Menurut

Williams (2008) “Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerjasama menuju suatu visi

yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran

organisasi. Setiap anggota tim berkontribusi mengerahkan kemampuannya dalam

mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga prestasi kerja individual dan kelompok

dapat terwujud”.

Hubungan kerja tim terhadap prestasi kerja diperkuat dengan pendapat

Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa, “Kerja tim menghasilkan sinergi yang

positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka

menghasilkan satu tingkat hasil kerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan

individual”.

(31)

tim menjadi sebuah kekuatan agar lebih banyak dan lebih besar. Hal ini dapat dimaknakan dengan kerja tim dapat menciptakan prestasi yang lebih baik lagi”.

Selanjutnya Wibowo (2007) menyatakan bahwa, “Kerja tim atau kerja

kelompok merupakan strategi kunci untuk memberdayakan orang dan memperbaiki

pencapaian organisasional. Kerja tim yang baik sangat dipengaruhi kerja sama, saling

mempercayai, dan kekompakan antaranggota, sehingga hasil yang akan dicapai lebih

tinggi”.

Tingkat pencapaian yang lebih tinggi dapat diartikan sebagai sebuah prestasi.

Karyawan bekerja dengan kerja tim yang terkoordinasi akan menciptakan prestasi

kerja melalui kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Selain kerja tim, pelatihan dan pengembangan juga sangat penting dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan dan pengembangan merupakan

bagian dari tahapan pengelolaan sumber daya manusia. Dalam sebuah organisasi,

walaupun karyawan telah direkrut melalui seleksi yang baik, namun dalam

melaksanakan tugasnya masih selalu menghadapi persoalan seperti terdapat

kekurangan kemampuan dan keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan

sesuai yang diinginkan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memberikan

pelatihan dan pengembangan bagi karyawannya untuk meningkatkan prestasi

kerjanya.

Dessler (2006) menyatakan bahwa, “Pelatihan adalah proses terintegrasi yang

digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para karyawan bekerja untuk

(32)

Selanjutnya Sulistiyani dan Rosidah (2009) menyatakan bahwa “Pelatihan adalah proses sistemik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi. Pengembangan didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang baik dan suksesi posisi yang ditemuinya selama karirnya. Pelatihan dan pengembangan penting karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan, menjaga, memelihara pegawai untuk kemudian meraih prestasi kerjanya”.

Pelatihan dan pengembangan pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi

kerja. Hal ini diperkuat pernyataan Harianja (2009), “Pelatihan dan pengembangan

adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua

konsep yang sama dapat meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja karyawan”.

Demikian pula Rachmawati (2008) memandang hubungan yang positif

pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja dengan menyatakan, “Pelatihan

dan pengembangan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja para karyawan.

Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini, sedangkan

pengembangan ditujukan untuk meningkatkan prestasi kerja saat ini dan masa yang

akan datang”.

Karyawan merupakan kekayaan bagi organisasi. Oleh karena itu karyawan

dapat terus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat lebih berdaya guna, prestasi

kerjanya semakin meningkat untuk mencapai tujuan organisasi (Sedarmayanti, 2009).

Pengertian pelatihan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk

meningkatkan prestasi kerja karyawan pada saat ini dan prestasi kerja karyawan

(33)

karyawan mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap yang dapat membantu

karyawan untuk memegang tanggung jawab di masa yang akan datang. Kegiatan

pelatihan dan pengembangan memberikan keuntungan kepada karyawan dan

perusahaan, berupa keahlian dan keterampilan yang selanjutnya akan meningkatkan

prestasi kerja karyawan.

Menurut Mangkunegara (2007), “Prestasi kerja karyawan adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Selanjutnya Sutrisno (2009) menyatakan bahwa, “Prestasi kerja adalah hasil

kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan

aktivitas kerja. Seseorang akan dinyatakan berprestasi bila memiliki pencapaian atau

hasil yang lebih baik dari biasanya. Pencapaian ini biasanya diukur dari kualitas dan

kuantitas hasil yang diperoleh”.

Berdasarkan teori-teori di atas menunjukkan bahwa kerja tim serta pelatihan

dan pengembangan memiliki pengaruh terhadap terciptanya prestasi kerja karyawan.

Oleh karena itu kerangka berpikir hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat

(34)

Kerja Tim

Prestasi Kerja Karyawan

Pelatihan dan Pengembangan

Gambar I.1. K erangka Berpikir Hipotesis Pertama

Selanjutnya dalam melihat terciptanya kerja tim yang baik, Posner dan

Kouzes (2004) menyatakan bahwa, “Kerja sama adalah kompetensi penting untuk

mencapai keberhasilan kerja tim. Dalam beberapa kasus yang telah diteliti, belum

pernah ditemukan pencapaian luar biasa yang terjadi tanpa keterlibatan aktif dan

dukungan banyak orang dalam tim”.

Buhler (2006) mendukung teori di atas dengan menyatakan, “Kerja tim

bergantung pada kerja sama setiap individu. Anggota tim bekerja sama untuk

mengumpulkan sumber daya mereka, biasanya dalam hal ini kecakapan untuk

mencapai sasaran dan tujuan dalam tim”.

Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki

energi dan sinergi bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Tanpa

kerja sama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu

(35)

dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul

berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan.

Kerja sama memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan kerja tim,

sebagaimana West (2002) menyatakan bahwa, “Kerja sama anggota sangat

mendukung keberhasilan kerja tim. Kerja tim akan lebih efektif dalam organisasi bila

melibatkan kerja sama setiap anggota. Berkerja sama dalam sebuah tim berarti

memberi tanggung jawab dan otoritas kepada tim untuk membuat keputusan tentang

bagaimana bekerja paling efisien”.

Selanjutnya kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan,

orang-orang tidak akan berbuat terbaik jika mereka tidak percaya bahwa mereka akan

diperlakukan secara adil, bahwa tak ada kronisme dan setiap orang memiliki sasaran

yang nyata. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan

semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan apa yang

telah dibicarakan.

Posner dan Kouzes (2004) menyatakan bahwa, “Kepercayaan sangat mendorong keberhasilan kerja dalam tim. Kepercayaan merupakan masalah sentral hubungan antarmanusia, baik di dalam maupun luar organisasi. Tanpa saling mempercayai, pimpinan dan anggota tim tidak dapat melakukan hal yang luar biasa”.

(36)

Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa, “Dalam kerja tim, para anggota yang efektif harus saling mempercayai. Kepercayaan antarpersonal di antara para anggota tim memudahkan kerja sama, mengurangi kebutuhan untuk mengawasi perilaku satu sama lain. Kepercayaan adalah penting karena memungkinkan tim tersebut untuk bersedia menerima dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan keputusan pemimpin mereka”.

Selain kerja sama yang baik dalam tim, memiliki kepercayaan yang kuat

di antara pimpinan dan anggota tim, kekompakan juga merupakan unsur yang tak

kalah penting dalam membangun tim. Sebagaimana Moses (2009) menyatakan

bahwa, “Kekompakan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam kerja tim.

Tidak boleh ada satu orangpun yang menganggap bahwa dirinya lebih tinggi atau

paling rendah dalam kelompoknya”.

Kekompakan (cohesiveness) merupakan sebuah proses di mana rasa

kebersamaan muncul untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif

individual. Anggota-anggota dari kelompok yang kompak saling mendukung satu

sama lain. Kekompakan antar anggota menimbulkan kekuatan dalam sebuah tim

(West, 2002).

Selanjutnya Williams (2008) menyatakan bahwa, “Kekompakan adalah salah satu komponen yang penting dalam kerja tim (teamwork). Kekompakan ditunjukkan dengan adanya saling membutuhkan antaranggota dan merasakan bagian dalam tim. Jika kekompakan terus dibina maka kerja tim semakin kuat”.

Secara rinci kerja sama, kepercayaan dan kekompakan sangat mendukung

terciptanya kerja tim, hal ini berkaitan dengan pernyataan Jones (2001), “The

Successful teamwork is any cooperation, a amount of trust and cohesiveness in a

(37)

understand each other’s responsibilities and goals”. (Keberhasilan kerja tim adalah

adanya kerja sama, sejumlah kepercayaan dan kekompakan dalam tim.

Masing-masing anggota tim sebaiknya merasa bernilai. Anggota tim yang baik juga sebaiknya

mengerti masing-masing tanggung jawab dan tujuan”.

Kerja sama, kepercayaan dan kekompakan memiliki hubungan yang erat

terhadap kerja tim yang baik, sehingga kerangka berpikir hipotesis kedua dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Kerja tim, pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan PT. United Tractors Tbk Medan.

2. Kerja sama, kepercayaan, dan kekompakan berpengaruh terhadap kerja tim

karyawan PT. United Tractors Tbk Medan. Kerja Sama

Kepercayaan

Kekompakan

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori tentang Kerja Tim II.1.1. Pengertian Kerja Tim

Penyelenggaraan kerja tim dilakukan karena pada saat sekarang ini

tekanan-tekanan persaingan yang semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa

keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada kerja tim daripada bergantung

pada individual-individual yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada

ekspresi yang menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang

mengikatkan diri dalam kelompok yang disebut dengan tim.

Tracy (2006) menyatakan bahwa, “Kerja tim merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Kerja tim dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Biasanya kerja tim beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan”.

Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007), “Kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan kerja tim diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara perorangan”.

Sebuah perusahaan dengan jumlah orang yang sama, mengerjakan tugas yang

sama dengan teknologi yang sama, berhasil meningkatkan produktivitas secara luar

(39)

dimilikinya dan bekerja bersama di dalam tim. Dalam kerja tim biasanya anggota

berupaya maksimal mengerahkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, bila

mereka diberdayakan dengan baik. Oleh karena itu kerja tim disebut juga sebagai

kekuatan dalam mengelola proses kerja dalam mencapai tujuan.

Kerja tim sebagai proses kerja dinyatakan Buchholz (2000), “Teamwork is the

process of working in a group by participative leadership, shared responsibility,

aligned on purpose, intensive communication, future focused, focused on task,

creative talents and rapid response to get the aims of the organization”. (Kerja tim

adalah proses kerja dalam kelompok dengan adanya kepemimpinan yang partisipatif,

tanggung jawab yang terbagi, penyamaan tujuan, komunikasi yang intensif, fokus

pada masa depan, fokus pada tugas, bakat kreatif dan tanggapan yang cepat untuk

mencapai tujuan organisasi).

Proses kerja dalam tim perlu dikelola dengan baik, oleh karena itu dibutuhkan

kepemimpinan. Kepemimpinan sangat mendukung keberhasilan dalam kerja tim,

sebab peranannya dapat menyatukan misi dan mendorong interaksi antaranggota agar

lebih berkontribusi dengan maksimal.

Pimpinan tim yang efektif mendorong timnya agar lebih berkinerja. Pimpinan

harus mampu mengelola perbedaan kemampuan, bakat dan keahlian anggotanya

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Durbin, 2005).

Keberhasilan pimpinan dalam tim akan lebih meningkat produktivitas

anggotanya, dengan menetapkan kondisi orang bersedia memberikan yang terbaik

(40)

sinergis agar terwujud tim yang efektif. West (2002) merinci ada 4 (empat) kekuatan

dalam membangun tim yang efektif, yaitu:

1. Kelompok hendaknya mempunyai tugas-tugas yang menarik secara intrinsik agar

berhasil. Anggota tim akan bekerja lebih keras jika tugas-tugas yang harus

dikerjakannya secara intrinsik menarik minat, memotivasi, menantang, dan

menyenangkan.

2. Individu seharusnya merasa dirinya penting bagi nasib kelompok. Satu hal yang

akan menjadikan anggota tim bahwa kerjanya sangat penting bagi kelangsungan

nasib kelompoknya adalah melalui penggunaan teknik penjelasan peran (role

clarification) dan negosiasi (negotiation).

3. Kontribusi individual seharusnya sangat diperlukan, unik, dan teruji. Dampak

keengganan sosial sangat berkurang pada anggota tim yang merasa kerja mereka

bermanfaat bagi keberhasilan tim secara menyeluruh.

4. Seharusnya ada tujuan tim yang jelas dengan umpan balik kinerja yang tetap.

Penting bagi para individu mempunyai tujuan yang jelas dan umpan balik kinerja

(performance feedback) yang sama pentingnya bagi tim secara keseluruhan.

Tujuan dapat berfungsi sebagai motivator keberhasilan tim jika umpan balik

kinerja tercapai secara akurat.

Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang menunjukkan

(41)

1. Para anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan

baik pula dengan dukungan bersama, dan oleh karena itu mempunyai rasa saling

ketergantungan, rasa saling memiliki tim dalam melaksanakan tugas.

2. Para anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan

pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja dengan secara terbuka, dapat

mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan

pertanyaannya disambut dengan baik.

3. Para anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk

mengembangkan keterampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk itu

mendapat dukungan dari tim.

4. Para anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang

biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan konstruktif

(bersifat memperbaiki).

5. Para anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa

pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak berhasil

membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan merupakan persesuaian.

Pelaksanaan kerja tim secara efektif akan berdampak pada kesuksesan tim

dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu kerja tim harus dikelola

dengan baik agar tetap solid. Teamwork yang solid akan memudahkan manajemen

dalam mendelegasikan tugas-tugas organisasi. Namun demikian untuk membentuk

sebuah tim yang solid dibutuhkan komitmen yang tinggi dari manajemen. Hal

(42)

harus dikembangkan dan dibina sama seperti sumber daya lain yang ada dalam

perusahaan. Proses pembentukan, pemeliharaan dan pembinaan teamwork harus

dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari tim tersebut sehingga segala sesuatu

berjalan secara normal sebagai suatu aktivitas sebuah teamwork, meskipun pada

kondisi tertentu manajemen dapat melakukan intervensi.

Seseorang ketika bekerja di dalam kelompok (team), akan ada dua isu yang

muncul. Pertama adalah adanya tugas-tugas (tasks) dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik

utama yang menjadi perhatian team. Kedua adalah proses yang terjadi di dalam

teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah

team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan

lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi,

prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang

berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antarindividu dalam kelompok itu.

Tanpa memperhatikan proses maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai

apa-apa bagi perusahaan dan hanya akan menjadi sumber masalah bagi perusahaan dalam

pembentukan sebuah teamwork.

Kerja tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan

berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan.

selain itu keterampilan dan pengetahuan yang beraneka ragam yang dimiliki oleh

anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih

(43)

Sebuah tim dapat dilihat sebagai suatu unit yang mengatur dirinya sendiri.

Rentangan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki anggota dan self monitoring

yang ditunjukkan oleh masing-masing tim memungkinkannya untuk diberikan suatu

tugas dan tanggung jawab. Bahkan ketika suatu masalah tersebut dapat diputuskan

oleh satu orang saja, melibatkan teamwork akan memberikan beberapa keuntungan.

Keuntungan tersebut adalah: Pertama, keputusan yang dibuat secara bersama-sama

akan meningkatkan motivasi tim dalam pelaksanaannya. Kedua, keputusan bersama

akan lebih mudah dipahami oleh tim dibandingkan jika hanya mengandalkan

keputusan dari satu orang saja.

Berdasarkan perspektif individu, dengan masuknya individu tersebut ke dalam

suatu kelompok, maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasi untuk

mencapai suatu prestasi yang mungkin tidak akan pernah dapat dicapai seorang diri

oleh individu tersebut. Hal ini dapat terjadi karena tim mendorong setiap anggotanya

untuk memiliki wewenang dan tanggung jawab sehingga meningkatkan harga diri

setiap orang. Keberadaan seseorang akan lebih bernilai apabila ia dapat memberi

kontribusi pada tim, dan anggota tim juga menghargai kontribusinya berupa tenaga

dan pikirannya (West, 2002).

Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar

dapat berkinerja dan berdaya guna, perancangan tim yang baik sangat diperlukan.

Pentingnya perancangan tim yang baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke

(44)

1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk

bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang

membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat

jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada

anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih

pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).

2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul

di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan

kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti

pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi

pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat

masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing

orang tidak mau lagi menjadi pendengar.

3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan

sub-group yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan

berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena

semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk

mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.

4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana

team sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat

bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat

(45)

Selain keempat fase di atas, Sopiah (2008) menambahkan satu fase terakhir

pembentukan tim yaitu Anjourning (pengakhiran). Fase ini merupakan fase terakhir

yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi

berkenaan dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.

II.1.2. Indikator-indikator Kerja Tim

Berdasarkan definisi kerja tim yang dinyatakan Buchholz (2000) maka

indikator-indikatornya sebagai berikut:

1. Kepemimpinan partisipatif (participative leadership), yaitu terciptanya kebebasan

dengan mendorong, memberikan kebebasan memimpin dan melayani orang lain.

2. Tanggung jawab yang dibagikan (shared responsibility), yaitu terciptanya

lingkungan yang menjadikan anggota tim merasa bertanggung jawab seperti

tanggung jawab seorang manajer dalam pelaksanaan unit kerja.

3. Penyamaan tujuan (aligned on purpose), yaitu memiliki rasa tujuan yang sama

sebagaimana dalam tujuan awal dan fungsi pembentukan tim.

4. Komunikasi yang intensif (intensive communication) yaitu terciptanya iklim

kepercayaan dan komunikasi yang terbuka serta jujur.

5. Fokus pada masa yang akan datang (future focused), yaitu adanya perubahan

sebagai sebuah kesempatan untuk berkembang (tumbuh).

6. Fokus pada tugas (focused on task), yaitu terciptanya fokus perhatian anggota tim

pada tugas-tugas yang dilaksanakan.

7. Pengerahan bakat (talents), yaitu adanya perubahan rintangan-rintangan secara

(46)

8. Tanggapan yang cepat (rapid response), yaitu adanya pengidentifikasian dan

pelaksanaan setiap respon secara cepat.

II.1.3. Karakteristik Tim yang Sukses

Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kerja Tim terdiri dari

sekumpulan karyawan yang dikoordinasi oleh ketua tim dan atau seorang manajer”.

Pada umumnya kerja tim dibentuk sebagai suatu kebutuhan organisasi agar tujuan

perusahaan dapat tercapai. Dengan kerja tim diharapkan fungsi kontrol akan berjalan

lebih efektif dan efisien. Konflik-konflik atau deviasi kerja bisa ditekan seminim

mungkin dengan kepemimpinan yang kuat dari seorang manajer. Mekanisme

hubungan sesama mitra kerja pun dapat berjalan intensif. Ketangguhan sebuah tim

kerja dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu

menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya.

Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses dan prestasi kerja setiap

karyawan. Hal ini merupakan tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang

sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara karyawan dan manajer semakin

tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan dalam pekerjaan pun dapat ditekan

sekecil mungkin.

Sopiah (2008) menyatakan bahwa, “Ada 6 (enam) karakteristik tim yang sukses yaitu: 1) mempunyai komitmen terhadap tujuan bersama, 2) menegakkan tujuan spesifik, 3) kepemimpinan dan struktur, 4) menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab, 5) evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar, dan 6) mengembangkan kepercayaan timbal balik”.

(47)

memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam mengerjakan tugas perusahaan. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil. Walau debat di antara karyawan tidak bisa dihindarkan namun selalu diarahkan pada bagaimana target hasil bisa dicapai. Perbedaan pendapat dianggap sebagai sesuatu yang wajar. 2) Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi yaitu tim memandang baik buruknya kinerja perusahaan merupakan akumulasi dari kinerja tim. Sementara kalau perusahaan memiliki kinerja (profitability) yang baik maka akan berpengaruh terhadap kompensasi yang diberikan kepada karyawan. Semakin besar kompensasi semakin puas karyawan dalam bekerja. Pada gilirannya kinerja karyawan juga akan meningkat. Untuk itu tim yang baik adalah tim yang mampu mempertahankan bahkan mencapai tujuan organisasi yang lebih besar secara taat asas (konsisten). 3) Karyawan berkomitmen tinggi pada pekerjaan, yaitu pada umumnya tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan kepentingan para karyawannya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara seimbang. Mereka tidak saja bekerja untuk kepentingan memperoleh taraf kehidupan keluarga yang semakin baik tetapi juga buat kesehatan organisasi. 4) Tim yang kuat sebagai magnit talenta, yaitu dalam bekerja, setiap anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra kerja. Idealnya setiap orang ingin siap untuk demikian, namun dalam kenyataannya ada saja yang tidak bisa dan tidak biasa bekerja keras”.

II.2. Teori tentang Pelatihan dan Pengembangan II.2.1. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan program terencana yang

dilaksanakan manajemen perusahaan agar karyawannya lebih berkinerja dan

berprestasi. Kedua program ini penting didesain sedemikian rupa sesuai kebutuhan

organisasi atau perusahaan.

Berkaitan dengan hal di atas, Gomes (2003) memberikan definisi bahwa,

(48)

Menurut Mangkuprawira (2004) bahwa “Pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Biasanya pelatihan merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vocational) yang dapat digunakan dengan segera. Sedangkan pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas, dapat berupa upaya meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan”.

Selanjutnya Sikula (dalam Mangkunegara, 2006) menyatakan bahwa

Training is short-terms educational procces utilizing a systematic and organized procedure by which nonmanagerial personnel lear technical knowledge and skills for a definite purpose. Development, in reference to staffing and personnel matters, is along-terms educational procces utilizing a systematic and organized procedure by which managerial personnel learn conceptual and theoretical knowledge for general purpose”.

“Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang umum”.

Pelatihan merupakan istilah ditujukan pada pegawai pelaksana untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, sedangkan pengembangan

ditujukan pada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan kemampuan

konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan memperluas hubungan

kemanusiaan.

Pelatihan dan pengembangan karyawan juga dimaksudkan sebagai program

mengurangi atau menghilangkan kesenjangan antara kemampuan karyawan dan yang

dikehendaki organisasi. Usaha tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan

(49)

serta merubah sikap karyawan dengan materi dan metode yang sesuai kebutuhan

organisasi (Sedarmayanti, 2009).

Lebih spesifik Wexley dan Yukl (dalam As’ad, 2003) menyatakan “Training

and development are terms referring to planned efforts designed to facilitate the

acquisition of relevant skills, knowledge, and attitudes by organizational members”

(Pelatihan dan pengembangan adalah istilah-istilah yang menyangkut usaha-usaha

yang terencana yang diselenggarakan agar tercapai penguasaan akan keterampilan,

pengetahuan dan sikap-sikap yang relevan dari anggota-anggota organisasi).

Dengan demikian pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang

sama dan terencana dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.

Tetapi dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dibedakan, pelatihan

lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan saat ini,

dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan pada masa yang

akan datang (Harianja, 2009).

II.2.2. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan

Secara umum tujuan diadakannya pelatihan dan pengembangan terhadap

karyawan disebabkan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi

kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan (Sofyandi, 2008).

Setiap kegiatan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan harus

terintegrasi dengan strategi sumber daya manusia dalam perusahaan jika ingin hal itu

(50)

Simamora (2004) menyatakan bahwa, “Tujuan pelatihan dan pengembangan dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu a) Memperbaiki kinerja, b) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, c) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan agar kompeten dalam pekerjaannya, d) Membantu memecahkan masalah operasional, e) Mempersiapkan karyawan untuk promosi”.

Menurut Mangkunegara (2006), “Tujuan pelatihan dan pengembangan adalah a). Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi, b) Meningkatkan produktivitas kerja, c) Meningkatkan kualitas kerja, d) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia, e) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja, f) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal, g) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, h). Menghindarkan keusangan, i) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai”.

Selanjutnya Achmad (2009) menyatakan bahwa, “Penentuan tujuan pelatihan dan pengembangan harus memperhatikan 3 (tiga) hal yaitu untuk pada pelatihan dan pengembangan tersebut dilakukan, obyek pelatihan dan pengembangan (karyawan), dan faktor pelatihan dan pengembangan seperti dana, fasilitas, kesiapan manajemen, waktu, dan pengganti karyawan yang melakukan pelatihan dan pengembangan tersebut”.

Dilihat dari tujuannya, Achmad (2009) membagi 3 (tiga) kelompok besar

pelatihan dan pengembangan ini, yaitu: 1) Pelatihan dan pengembangan pengetahuan,

2) Pelatihan dan pengembangan keterampilan, dan 3) Pelatihan dan pengembangan

sikap. Berikut ini akan diuraikan tujuan-tujuan tersebut, yaitu:

1. Pelatihan dan pengembangan pengetahuan

Karyawan sangat memerlukan pengetahuan yang luas karena proses manajemen

yang paling banyak diperlukan adalah membuat keputusan. Oleh sebab itu

karyawan perlu memiliki pengetahuan luas agar dapat memilih secara tepat

berdasarkan alternatif-alternatif yang telah ada. Metode yang dipergunakan

Gambar

Gambar I.1. K erangka Berpikir Hipotesis Pertama
Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua
Gambar II.1. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dan variabel pengembangan karyawan manakah yang paling berpengaruh terhadap kualitas kerja pada PT.. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kerja Tim, Pengalaman Kerja, Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan terhadap Prestasi Kerja

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Kerja Tim, Pengalaman Kerja, Pelaksanaan Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan terhadap Prestasi Kerja

40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Direksi PT United Tractors Tbk (“Perseroan”), dengan ini mengumumkan bahwa Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan

Dari hasil rekapitulasi data pada United Tractors cabang Pekanbaru dengan metode analisis Du Pont System diketahui secara keseluruhan kinerja perusahaan

Analisis pekerjaan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada Divisi Primary Care PT.. Kalbe Farma Tbk Cabang

PT United Tractors Tbk, perseroan terbatas yang telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Timur (selanjutnya disebut dengan

United Tractors Tbk, Anggita Nauli Marpaung, Universitas Multimedia Nusantara HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik