• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengembangan Karyawan Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengembangan Karyawan Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 REGULER MEDAN

ANALISIS PENGEMBANGAN KARYAWAN DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PADA

PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

CABANG MEDAN

SKRIPSI

OLEH

JUWITA SARI 050502057 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Juwita Sari, 2009. Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan. Dibawah bimbingan : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Dra. Komariah Pandia, M.Si selaku Dosen pembimbing, Dra. Lucy Anna,M.Si selaku Dosen Penguji I, dan Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan karyawan terhadap kualitas kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan dan variabel pengembangan karyawan manakah yang paling berpengaruh terhadap kualitas kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan. Pengembangan Karyawan yang terdiri dari Peserta, Instruktur, Materi dan Fasilitas serta Kualitas Kerja adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Hipotesis penelitian yaitu pengembangan karyawan yang dilaksanakan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan. Instruktur merupakan variabel pengembangan karyawan yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

Metode penelitian yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis regresi linear berganda yang menghasilkan output Uji F, Uji t dan Identifikasi Determinan dan Uji Asumsi Klasik yaitu Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Multikolinearitas. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 13.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan variabel peserta, instruktur dan materi secara parsial menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kualitas kerja sedangkan variabel fasilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kualitas kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan secara serentak antara pengembangan karyawan terhadap kualitas kerja sebesar 16,853 dan ada pengaruh pengembangan karyawan sebesar 61,9%. Materi merupakan variabel pengembangan karyawan yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan hidayah-Nya

kepada penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian

tugas akhir. Serta tidak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW yang merupakan Uswatun suri tauladan buat kita dalam

kehidupan sehari-hari.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi yang mengangkat masalah “Analisis Pengembangan

Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda (Alm) Ir. Darwis Zein dan Ibunda Ismawati serta keluarga, yang selain

menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis setelah Allah SWT, juga telah

banyak memberikan dorongan moril dan materil serta doa, kasih sayang dan

dukungan yang tiada terhingga kepada penulis.

Selama proses penyelesaian skripsi dan juga selama mengikuti pendidikan

di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, penulis banyak menerima

tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal

tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

(4)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Komariah Pandia, MSi, selaku dosen pembimbing, yang telah

meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan

pengarahan, bimbingan, saran yang berguna dan dukungan moril dalam

proses pengerjaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Lucy Anna, MSi, selaku dosen Penguji I, yang telah menguji dan

memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.

6. Ibu Dra. Yulinda, MSi, selaku dosen Penguji II, yang telah menguji dan

memberikan banyak masukan dari awal hingga akhir proses penelitian.

7. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya

Departemen Manajemen.

8. Seluruh Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

telah membantu dalam menyelesaikan segala administrasi perkuliahan

penulis.

9. Bapak dan ibu Pimpinan dan karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Medan.

10. Seluruh keluarga besar penulis : Deasy, Riny, Bang Firza, Bang Derry, Kepe,

(5)

11. Teman-temanku : Anggi, Susi dan Izul terima kasih atas persahabatan dan

dukungannya selama ini kepada penulis semasa kuliah.

12. Sahabat terbaikku yang selalu siap membantu especially Yuni dan Rifa,

terima kasih atas persahabatan yang tulus.

13. Seluruh rekan-rekan di Departemen Manajemen stambuk 2005, khususnya

rekan-rekan yang di Konsentrasi Sumberdaya Manusia, terima kasih atas

motivasi dan dukungannya.

Akhirnya Penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada

Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya Penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan hati Penulis

mempersembahkan karya ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti

selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, Maret 2009

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

A. Tujuan Penelitian ... 8

B. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ...10

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ...12

5. Populasi dan Sampel ...12

6. Jenis data ...12

7. Teknik Pengumpulan Data ...13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ...13

9. Teknik Analisis data ...14

BAB II URAIAN TEORITIS ... 20

A. Penelitian Terdahulu ...20

B. Pengembangan Karyawan ...20

1. Pengertian Pengembangan Karyawan...20

2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karyawan ...22

3. Prinsip-prinsip Pengembangan Karyawan ...25

4. Metode-metode Pengembangan Karyawan ...28

5. Kendala-kendala Pengembangan Karyawan ...33

C. Kualitas Kerja...34

1. Pengertian Kualitas Kerja ...34

2. Faktor-faktor untuk meningkatkan Kualitas Kerja ...36

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN ...38

A. Sejarah dan Dasar Pemikiran Berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia...38

(7)

2. Dasar Pemikiran berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia ...39

B. Tujuan dan Strategi Usaha PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ...42

C. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan ...46

D. Visi dan Misi Perusahaan ...46

E. Struktur Organisasi ...47

F. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ...50

G. Kebijakan yang diambil dalam Pengembangan Karyawan ...58

H. Pelaksanaan Pengembangan Karyawan ...61

I. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan guna meningkatkan Kualitas Kerja karyawan ...63

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 65

A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 65

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 65

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 68

B. Analisis Deskriptif ... 69

1. Karakteristik Responden ... 69

2. Deskriptif Variabel ... 72

C. Uji asumsi Klasik ... 76

1. Uji Normalitas ... 76

2. Uji Heteroskedastisitas ... 78

3. Uji Multikolinearitas ... 80

D. Analisis Regresi Linear Berganda ... 81

1. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 82

2. Uji Signifikan Individual (Uji t) ... 83

3. Model Regresi Berganda ... 86

4. Analisis Koefisien Determinasi ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran...90

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Progam Pengembangan Internal PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Medan ... 4

Tabel 1.2. Instrumen Skala Likert ... 11

Tabel 1.3. Definisi Operasional Variabel ... 11

Tabel 3.1. Perbedaan sistem bunga bank konvensional dengan sistem bagi hasil bank syariah ... 38

Tabel 4.1. Validitas Instrumen ... 66

Tabel 4.2. Validitas Butir Pertanyaan Pengembangan Karyawan ... 67

Tabel 4.3. Validitas Butir Pertanyaan Kualitas Kerja ... 68

Tabel 4.4. Reliabilitas Instrumen ... 69

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 70

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 71

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 71

Tabel 4.9. Jawaban Responden Tentang Variabel Peserta ... 72

Tabel 4.10. Jawaban Responden Tentang Variabel Instruktur ... 73

Tabel 4.11. Jawaban Responden Tentang Variabel Materi ... 74

Tabel 4.12. Jawaban Responden Tentang Variabel Fasilitas ... 75

Tabel 4.13. Jawaban Responden Tentang Variabel Kualitas Kerja... 76

Tabel 4.14. One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test ... 78

Tabel 4.15. Uji Glesjer ... 80

Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinearitas ... 81

Tabel 4.17. Uji F ... 83

Tabel 4.18. Koefisien regresi dan tingkat signifikansi ... 83

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 7 Gambar 3.1. Visualisasi Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 47 Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Medan ... 50 Gambar 4.1. Pengujian Normalitas P-P Plot ... 77 Gambar 4.2. Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot ... 79

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya manusia tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu aset

terpenting bagi perusahaan, peranan sumberdaya manusia bagi perusahaan tidak

hanya dilihat dari hasil produktivitas kerja tetapi juga dapat dilihat dari kualitas

kerja yang dihasilkan. Bahkan lebih jauh keunggulan suatu perusahaan sangat

ditentukan oleh keunggulan daya saing manusianya, bukan ditentukan lagi oleh

sumberdaya alamnya. Semakin kuat pengetahuan dari sumberdaya manusia suatu

perusahaan akan semakin kuat daya saing perusahaan tersebut.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan cara

melalui proses pengembangan sumberdaya manusia. Hal itu tentu saja

membutuhkan komitmen dan konsistensi keterlibatan staf sumberdaya manusia

yang lebih besar, sehingga akan mendukung kompetensi sumberdaya manusia

dalam mengelola organisasi usaha yang bertahan.

Pengembangan tenaga kerja dirasakan semakin penting pada suatu perusahaan

karena tuntutan pekerjaan atau jabatan. Hal ini dapat dilakukan dengan

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja yang diwujudkan

dalam berbagai bentuk nyata, misalnya: pemberian pelatihan, mengadakan

seminar-seminar, pemberian kursus keterampilan dan lain-lain.

Perusahaan harus memilih cara pengembangan yang sesuai dengan tujuan

(11)

diketahui oleh perusahaan sebelum melakukan program pengembangan karena

dengan mengetahui potensi ini, dapat diarahkan jenjang karir yang sesuai dengan

kemampuannya sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang optimal.

Setiap karyawan harus mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat

berkembang dan mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang

memadai guna mencapai kualitas kerja dan peningkatan karir yang secara

langsung akan memajukan perusahaan.

Pimpinan yang efektif menyadari bahwa pengembangan adalah suatu proses

yang berjalan secara terus-menerus dan tidak hanya proses sesaat saja.

Masalah-masalah baru, pengetahuan dan jabatan baru selalu timbul di dalam oganisasi yang

dinamis dan merupakan tantangan bagi manajemen untuk menempatkan karyawan

yang memiliki profesionalitas yang baik untuk mencapai target atau tujuan yang

telah diberikan oleh manajemen tersebut.

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan Bank Syari’ah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan. Produk yang terdapat pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk cabang

Medan dapat berupa produk penghimpunan dana dan penyaluran dana. Produk

penghimpunan dana seperti : Shar--‘e, Tabungan Ummat, Tabungan Haji Arafah,

Deposito Mudharabah, Deposito Fulinves, Giro Wadi‘ah dan Dana Pensiun

Muamalat. Sedangkan Produk penyaluran dana seperti : Murabahah, Salam,

Istishna, Musyarakah, Mudharabah, Ijarah, Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn dan

Qardh.

Guna menghadapi persaingan dalam bidang perbankan maka PT. Bank

(12)

memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan kualitas kerja karyawan

adalah hal penting yang mendukung pencapaian target perusahaan dan tentunya

didukung dengan program pengembangan karyawan yang efektif.

Pihak Manajemen Sumber Daya Manusia pada PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk Cabang Medan mengatakan bahwa terjadi permasalahan terhadap

kualitas kerja karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan

yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pengetahuan karyawan terhadap pengoperasian alat teknologi yang

mendukung pelaksanaan tugas pegawai.

2. Umumnya karyawan yang dipekerjakan masih relatif muda, belum banyak

pengalaman dan tingkat kompetensi yang belum memadai.

3. Sering terjadi perubahan struktur organisasi yang cepat.

4. Kualitas karyawan perbankan syariah yang memahami operasionalisasi

banknya sekaligus teguh menjalankan prinsip syariah masih sangat terbatas

karena masih banyak menempatkan karyawan dari perbankan konvensional

tanpa bekal pemahaman atas prinsip-prinsip operasionalisasi perbankan

syariah secara memadai. Kondisi ini akan membawa dampak terhadap pola

pikir yang masih cenderung konvensional.

Permasalahan-permasalahan tersebut membuat PT. Bank Muamalat

Indonesia,Tbk Cabang Medan perlu melakukan pengembangan karyawan untuk

menyelesaikan masalah secara berkesinambungan agar kualitas kerja karyawan

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan meningkat sehingga

(13)

Program pengembangan karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Medan menerapkan tujuh standar kefasihan yang harus dikuasai oleh

seluruh karyawan mulai dari pimpinan hingga pelaksana. Tujuh kefasihan tersebut

adalah kefasihan konsep umum tentang perbankan syariah, kefasihan data dan

strategi, kefasihan informasi dan teknologi, kefasihan bahasa asing dengan toefl

score rata-rata 500, kefasihan konsep sistem dan prosedur, kefasihan konsep

muamalat spirit, serta kefasihan komunikasi dan presentasi.

Program berikutnya, dalam bentuk pengembangan dan pelatihan, Bank

Muamalat membagi dalam dua jenis. Pertama adalah pelatihan khusus untuk

melatih para calon pemimpin dalam wadah yang disebut MODP (Muamalat

Officer Development Program). Kedua adalah program untuk officer yang

biasanya dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil penempatan. Pelaksanaan

program pengembangan dilakukan di dalam perusahaan (Internal) dan di luar

perusahan (Eksternal).

Berikut disajikan program pengembangan yang dilaksanakan di dalam

perusahaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

Tabel 1.1

Pengembangan Internal Tahun 2006 s/d 2008 Jenis

Pengembangan

Jumlah peserta pengembangan Fokus Karyawan

(14)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peserta pengembangan program muamalat

spirit pada tahun 2007 meningkat dari tahun 2006 sebesar 5 orang dari 23 orang

menjadi 28 orang. Tetapi pada tahun 2008 terjadi penurunan peserta

pengembangan sebesar 4 orang dari 28 orang menjadi 24 orang. Dengan

menurunnya peserta pengembangan, menurun pula kesempatan karyawan untuk

mendapatkan pengembangan. Hal ini dapat menurunkan kualitas kerja kayawan

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.

Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Analisis Pengembangan Karyawan dalam meningkatkan

kualitas kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. “Apakah pengembangan karyawan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas kerja pada PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Medan ?”

2. “Variabel pengembangan karyawan manakah yang paling dominan dalam

mempengaruhi kualitas kerja karyawan?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara

(15)

Menurut Hasibuan (2007:69) pengembangan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan

meningkatkan keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan sedangkan latihan

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan

karyawan. Indikator yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan karyawan

adalah peserta, instruktur, materi, fasilitas dan dana pengembangan. Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Bagian Personalia PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan mengenai pengembangan karyawan di

perusahaan tersebut kualitas kerja karyawan lebih dipengaruhi oleh peserta,

instruktur, materi dan fasilitas.

Menurut Matutina (2001:205) Kualitas kerja karyawan mengacu pada kualitas

Sumberdaya manusia. Kualitas Sumberdaya manusia mengacu pada pengetahuan

(knowledge) yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi

pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki

karyawan, keterampilan (Skill) yaitu kemampuan dan penguasaan teknis

operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan dan ability (abilities) yaitu

kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang

karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.

Adanya kualitas kerja Sumberdaya manusia yang handal maka kualitas kerja

karyawan akan tinggi dapat berpengaruh mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan

yang mempunyai karyawan dengan kualitas kerja dan berdaya guna tinggi akan

mendorong aktivitas operasional perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan dan

(16)

Menurut Saydam (2005:496) pengembangan sumber daya manusia merupakan

kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan agar pengetahuan (knowledge),

kemampuan (ability) dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan

pekerjaan yang mereka lakukan. Artinya dengan adanya pengembangan karyawan

dapat berpengaruh pada kualitas kerja karyawan.

Secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini, berdasarkan teori

yang dikemukakan di atas bahwa variabel pengawasan yang secara langsung

mempengaruhi disiplin kerja karyawan yang ditunjukan pada Gambar 1.1 sebagai

berikut:

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber: Hasibuan (2007:69), Matutina (2001:205) dan Saydam (2005:496), diolah oleh peneliti.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah

maka, hipotesis penelitian ini adalah :

1. Pengembangan karyawan yang dilaksanakan oleh PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Medan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas kerja karyawan.

Pengembangan karyawan a. Peserta (X1)

b. Instruktur (X2)

c. Materi (X3)

d. Fasilitas (X4)

(17)

2. Instruktur merupakan variabel pengembangan karyawan yang paling dominan

dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengembangan karyawan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja karyawan

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.

b. Untuk mengetahui variabel pengembangan karyawan manakah yang

paling dominan dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan sehingga dapat

bermanfaat dalam penyusunan program pengembangan karyawan

selanjutnya.

b. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang

pengembangan karyawan khususnya pengaruhnya terhadap kualitas

kerja karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi.

(18)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pedoman dan

menjadi sumbangan pemikiran atau referensi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian selanjutnya.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan

menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada pengembangan

karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan untuk

meningkatkan kualitas kerja karyawan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam

penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) yaitu pengembangan karyawan

Pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Indikator dari

pengembangan karyawan adalah:

(19)

Yaitu karyawan baru dan lama baik karyawan operasional maupun

karyawan manajerial yang mengikuti program pengembangan.

2. Instruktur (X2)

Yaitu seseorang atau tim yang memberikan latihan dan pendidikan

kepada para karyawan yang mengikuti pengembangan.

3. Materi (X3)

Yaitu rumusan pemikiran yang membicarakan dan menerangkan

tentang suatu tema atau pokok bahasan dalam pengembangan.

4. Fasilitas (X4)

Yaitu sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kegiatan

pengembangan karyawan.

b. Variabel tidak bebas (Y) yaitu kualitas kerja

Kualitas kerja karyawan mengacu pada kualitas Sumberdaya manusia.

Kualitas Sumberdaya manusia mengacu pada pengetahuan (knowledge)

yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada

intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki

karyawan, keterampilan (Skill) yaitu kemampuan dan penguasaan teknis

operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan dan ability (abilities)

yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki

seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan

tanggung jawab (Matutina, 200:205).

3. Skala Pengukuran variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk

(20)

tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis

kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban

kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat

dilihat pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2

Instrumen Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2005:105).

Berdasarkan definisi operasional yang diterapkan maka penulis

merumuskan mekanisme penganalisaan variabel sebagai berikut :

Tabel 1.3 Operasional Variabel

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(21)

No Variabel Dimensi Indikator Variabel Skala Pengukuran a. Motivasi belajar

b. Kemampuan

c. Minat dan semangat belajar d. Kuantitas dan kualitas e. Partisipasi

a. Penguasaan Materi b. Kemampuan Penyajian c. Kecakapan berkomunikasi d. K emampuan menarik minat e. S tabilitas emosi Kualitas kerja a. Pengetahuan

b. Keterampilan

Sumber : Hasibuan (2007:73) dan Matutina (2001:205), diolah oleh peneliti.

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan oktober 2008 sampai dengan Maret

2009. Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Medan yang beralamat di Jalan Balai Kota No: 10 D-E,

Medan Sumatera Utara.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

(22)

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono

(2005:89). Pada penelitian ini Populasinya adalah seluruh jumlah

karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Medan yang

berjumlah 40 orang karena merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dan harus saling mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.

b. Sampel

Prosedur penarikan sampel menggunakan metode sensus artinya

seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Hal ini

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2005:78). Jadi,

sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang.

6. Jenis Data

Menurut cara memperolehnya data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan

memberikan kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen

dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di

perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

(23)

Kuesioner yaitu seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh

peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang variabel

pengembangan karyawan dan kualitas kerja.

b. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen

perusahaan dan beberapa karyawan yang menjadi responden

penelitian, yang berkaitan dengan pengembangan karyawan dan

kualitas kerja.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap

dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang

telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid

dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0, dengan

kriteria sebagai berikut:

• Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid • JIka r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen

penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila

(24)

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Uji reliabilitas

akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden

yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas

dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0, dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel, maka pertanyaan reliabel

2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pertanyaan tidak reliabel

Sampel uji validitas adalah minimal 10% dari populasi

(Saifuddin, 2007:82). Uji Validitas dan realibilitas dilakukan terhadap

20 orang karyawan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Cabang Medan

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang

telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian

diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang

dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari

data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden

penelitian.

b. Metode analisis kuantitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis Statistik Regresi Linear Berganda. Metode analisis regresi

(25)

yaitu kualitas kerja dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variable

bebas yaitu pengembangan yang terdiri dari peserta, Instruktur, materi

dan fasilitas sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif

pengembangan karyawan terhadap Kualitas kerja. Analisis regresi

linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi

Software SPSS 13.00 for Windows. Adapun model persamaan yang

digunakan adalah menurut Sugiyono (2005:211):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = Kualitas kerja

a = Konstanta

b1 - b2 = Koefisien regresi

X1 = Skor dimensi variabel peserta

X2 = Skor dimensi variabel Instruktur

X3 = Skor dimensi variabel materi

X4 = Skor dimensi variabel fasilitas

e = Standar error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistic

apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah

dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:

(26)

Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas

secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji–t

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Peserta (X1),

Instruktur (X2), Materi (X3) dan Fasilitas (X4) terhadap variabel

terikat yaitu Kualitas kerja (Y).

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas yaitu Peserta (X1), Instruktur

(X2), Materi (X3) dan Fasilitas (X4) terhadap variabel terikat yaitu

Kualitas kerja (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t tabelpada = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada = 5%

2. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji–F)

Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji – F digunakan untuk

melihat secara bersama-sama variabel bebas yaitu peserta (X1),

Instruktur (X2), Materi (X3) dan Fasilitas (X4) terhadap variabel

(27)

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas

yaitu Peserta (X1), Instruktur (X2), Materi (X3) dan Fasilitas (X4)

terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerja(Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu

Peserta (X1), Instruktur (X2), Materi (X3) dan Fasilitas (X4)

terhadap variabel terikat yaitu Kualitas kerja(Y).

3. Koefisien Determinasi (R2)/ Identifikasi Determinan (R2)

Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas(X)

terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai koefisen

determinan, maka semakin baik kemampuan variabel terikat (Y).

Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas yaitu Peserta (X1), Instruktur (X2), Materi (X3) dan

Fasilitas(X4) serta variabel terikat yaitu Kualitas kerja (Y) semakin

besar. Sebaliknya jika determinan (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas yaitu Peserta (X1), Instruktur (X2), Materi (X3) dan

(28)

kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

menerangkan variabel bebas yaitu peserta (X1), Instruktur (X2),

Materi (X3) dan Fasilitas(X4) serta variabel terikat yaitu Kualitas

kerja (Y).

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu

model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam

penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat dalam model regresi,

variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal

atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual

pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan

lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda

disebut haterokedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas.

(29)

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi

korelasi maka dinamakan terjadi masalah multikolinearitas. Cara

mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF

lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan

multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Situngkir (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengembangan Pegawai dalam meningkatkan prestasi kerja pada Universitas

(30)

mutasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja sedangkan promosi

berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Universitas HKBP Nommensen.

Toruan (2006) melakukan penelitian yang berjudul : “Analisis Pengembangan

karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja pada PT.(Persero) Pelabuhan

Indonesia I medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Keberhasilan pencapaian tujuan suatu perusahaan yang ditetapkan dipengaruhi

oleh manusia, modal, manajemen, metode dan lainnya. Dari sekian banyak

faktor yang mempengaruhi maka manusia adalah faktor yang sangat penting

diperhatikan oleh pimpinan perusahaan.

2. Terdapat pengaruh yang besar antara pengembangan karyawan dalam

meningkatkan prestasi kerja karyawan.

B. Pengembangan karyawan

1. Pengertian Pengembangan Karyawan

Dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang

semakin cepat dan kompleks, setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka

terhadap perubahan tersebut. Perusahaan yang dinamis akan berusaha

mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap segala pengaruh dari

lingkungan organisasi baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro.

Salah satu usaha untuk mengantisipasi perubahan lingkungan organisasi

tersebut adalah dengan mengembangkan kualitas dan kemampuan sumberdaya

manusia dalam organisasi melalui program pengembangan.

Menurut Moekijat (1994:8), pengembangan adalah usaha untuk

(31)

dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap atau menambah

kecakapan.

Menurut Sastradipoera (2002:51), pengembangan sumber daya manusia

mencakup baik pendidikan yang meningkatkan pengetahuan umum dan

lingkungan keseluruhan maupun pelatihan yang menambah keterampilan

dalam melaksanakan tugas yang spesifik

Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Hasan (1997:77)

menyatakan bahwa pengembangan karyawan sering diartikan dengan

usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi

karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien.

Menurut Yuli (2005:73), pengembangan merupakan suatu proses

pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan

terorganiosir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan

konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan

karyawan adalah pendidikan dan latihan untuk memperbaiki kerja seorang

karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

guna mencapai peningkatan kualitas kerja yang diharapkan.

2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karyawan

Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan,

karyawan, konsumen atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang

dihasilkan perusahaan.

Tujuan pengembangan menurut Hasibuan (2007:70) hakikatnya

(32)

1. Produktivitas Kerja

Melalui pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkatkan

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill,

human skill dan manajerial skill karyawan yang semakin baik

2. Efisiensi

Untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi

ausnya mesin-mesin, pemborosan berkurang, biaya produksi relative kecil

sehingga daya saing perusahaan semakin besar.

3. Kerusakan

Mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin karena

karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.

4. Kecelakaan

Tingkat kecelakaan karyawan dapat dikurangi sehingga jumlah biaya

pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.

5. Pelayanan

Peningkatan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah

perusahaan karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya

penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan yang

bersangkutan.

6. Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian

dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

(33)

Kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena

keahlian, keterampilan dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah

biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.

8. Konseptual

Manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih

baik karena technical skill, human skill dan manajerial skillnya lebih baik.

9. Kepemimpinan

Kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relationsnya lebih

luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerjasama vertical

dan horizontal semakin harmonis.

10. Balas jasa

Balas jasa (Gaji, upah, insentif dan benefit) karyawan akan meningkat

karena prestasi kerja mereka semakin besar.

11. Konsumen

Memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka

akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu.

Manfaat yang perusahaan peroleh dalam melaksanakan penyelenggaraan

suatu pelatihan adalah sebagai berikut (Soeprihanto,2001:88):

1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain

karena tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan

tugas, tumbuh suburnya kerjasama antara berbagai satuan kerja yang

melaksanakan berbagai kegiatan yang berbeda dan bahkan spesialistik,

(34)

lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan

yang bulat dan utuh.

2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain

karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pada

sikap dewasa yang baik secara teknikal maupun intelektual, saling

menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berfikir dan

bertindak secara inovatif.

3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat

dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar

diperintahkan oleh manajer

4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi

dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.

5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya

manajemen yang partisipatif.

6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya

memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan

operasionalisasinya.

7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh

suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para

anggota organisasi.

(35)

Prinsip-prinsip Pengembangan karyawan yang akan digunakan sebagai

pedoman dalam mengembangkan karyawan agar berjalan dengan baik

menurut Soeprihanto (2001:88) antara lain :

1. Adanya dorongan motivasi dari trainer, misalnya persiapan transfer atau

promosi.

2. Adanya laporan kemajuan (Program Report).

3. Adanya penguatan (Reinforcement).

4. Adanya partisipasi aktif dari trainer (Active Participation).

5. Latihan diberikan sebagian demi sebagian (Participle Of Learning).

6. Latihan harus mengingat adanya perbedaan individual (Individual

Differents).

7. Trainer yang selektif (mau dan mampu).

8. Diusahakan training method yang sesuai.

Prinsip-prinsip pendidikan dan latihan menurut Manullang (2001:56)

antara lain :

a. Individual differences (Perbedaan Individu)

Perbedaan individu dalam latar belakang pendidikan, pengalaman, dan

minat harus diperhatikan dalam perencanaan program-program

pengembangan khususnya dalam latihan dan pengawasan ataupun

supervisory training. Latar belakang pendidikan dan pengalaman dapat

menunjukkan perbedaan yang luas dan banyak artinya.

(36)

Pengembangan pegawai harus diumumkan dengan kebutuhan-kebutuhan

suatu jabatan. Analisis jabatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

untuk mempelajari, mengumpulkan dan mencatat keterangan-keterangan

atau fakta yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara

sistematis dan teratur.

Pada umumnya data atau informasi yang diperoleh melalui analisa jabatan

dapat digunakan sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan pegawai yang tepat yang diperlukan untuk

mencapai tujuan organisasi.

2. Untuk mengadakan penilaian jabatan atau pekerjaan.

3. Untuk menyusun program latihan.

4. Sebagai dasar untuk mengadakan kenaikan pangkat atau pemindahan.

5. Untuk memperbaiki produktivitas pegawai.

c. Motivation (Motivasi)

Perhatian khusus diarahkan oleh seorang pemimpin dalam suatu

perusahaan untuk memberikan motivasi pegawai dalam suatu program

pengembangan. Dengan adanya motivasi terhadap pegawai

memungkinkan dia untuk bekerja keras.

d. Active Participation (Partisipasi Aktif)

Partisipasi aktif dalam proses belajar mengajar akan dapat menambah

minat dan semangat belajar. Sehubungan dengan itu, maka kebanyakan

program pendidikan dan latihan berusaha mengarahkan peserta dalam

pembicaraan-pembicaraan atau pernyataan-pernyataan mengenai

(37)

e. Selectim of Trainers (Pemilihan para pelatih)

Efektivitas dari kebanyakan program pengembangan secara langsung

mencerminkan minat dan kemampuan pengajar daripada pelatih.

Meskipun ada alasan-alasan untuk menunjuk pemimpin-pemimpin atau

pengawas.

f. Training of Trainers (Latihan bagi para pelatih)

Banyak pengawas, pemimpin baru dan manajemen puncak diminta untuk

ikut serta memberikan latihan tanpa mempertimbangkan bahwa

orang-orang ini tidak mengetahui bagaimana harus mengajar. Oleh sebab itu

pelatihan untuk para pelatih sangat penting dilakukan untuk menghindari

kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

g. Training Methods (Metode-metode Latihan)

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk melatih para supervisor

dan manajer. Metode yang umum digunakan adalah :

a) Metode Konferensi

b) Metode pemberian kuliah

c) Rotasi jabatan

d) Metode khusus

e) Proses Insiden

f) Metode Simulasi

Metode kuliah merupakan yang paling banyak digunakan untuk mengajar

pegawai-pegawai baru, akan tetapi tidak efektif untuk melatih

(38)

bantuan untuk mengajar seperti bagan-bagan, grafik-grafik dan beberapa

alat lainnya yang dapat digunakan.

h. Principles of Learning (Prinsip-prinsip Belajar)

Para pelatih (Pengajar) harus mengetahui pentingnya minat belajar dan

harus dapat mencegah kekacauan yang merintangi proses belajar.

4. Metode-metode Pengembangan Karyawan

Pelaksanaan pengembangan (Latihan dan pendidikan) harus didasarkan

pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan

perusahaan. Program pengembangan ditetapkan oleh penanggung jawab

pengembangan, yaitu manajer personalia dan atau suatu tim. Dalam program

pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode

pelaksanaanya. Supaya lebih baik program ini hendaknya disusun oleh

manajer personalia dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide maupun kritik

yang bersifat konstruktif. Metode-metode pengembangan harus didasarkan

kepada sasaran yang ingin dicapai.

Sasaran pengembangan karyawan adalah :

1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan

pekerjaan atau technical skills;

2. Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil

keputusan atau managerial skills dan conceptual skills.

Metode Pengembangan terdiri atas :

1. Metode Latihan atau Training

Metode-metode Latihan yang dapat dilaksanakan menurut Hasibuan

(39)

a. On the Job

Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru

suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.

b. Vestibule

Vestibule adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel

yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk

memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka

mengerjakan pekerjaan tersebut.

c. Demonstration and Example

Demonstration and Example adalah metode latihan yang dilakukan dengan

cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu

pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.

d. Simulation

Simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin

terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpainya.

e. Apprenticeship

Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan

sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala

aspek dari pekerjaannya.

f. Classroom Methods

(40)

Metode kuliah diberikan kepada peserta yang banyak di dalam kelas.

Pelatih mengajarkan teori-teori yang diperlukan sedang yang dilatih

mencatatnya serta mempersepsikannya.

2) Conference (rapat)

Pelatih memberikan suatu makalah tertentu dan peserta pengembangan

ikut serta berpartisipasi dalam memecahkan makalah tersebut. Mereka

harus mengemukakan ide dan sarannya untuk didiskusikan serta

diterapkan kesimpulannya.

3) Programmed instruction

Program instruksi merupakan bentuk training sehingga peserta dapat

belajar sendiri karena langkah-langkah pengerjaan sudah diprogram,

biasanya dengan komputer, buku, atau mesin pengajar.

4) Metode studi kasus

Dalam teknik studi kasus, pelatih memberikan suatu kasus kepada peserta

pengembangan yang tidak disertai dengan data yang lengkap atau sengaja

disembunyikan, tujuannya agar peserta terbiasa mencari data/informasi

dari pihak eksternal dalam memutuskan suatu kasus yang dihadapinya.

Peserta ditugaskan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi,

dan merumuskan penyelesaiannya.

5) Role Playing

Teknik dalam metode ini, beberapa orang peserta ditunjuk untuk

memainkan suatu peran dalam sebuah organisasi tiruan, jadi semacam

sandiwara.

(41)

Metode diskusi dilakukan dengan melatih peserta untuk berani

memberikan pendapat dan rumusannya serta cara-cara bagaimana

meyakinkan orang lain percaya terhadap pendapatnya.

7) Metode seminar

Metode seminar bertujuan mengembangkan keahlian dan kecakapan

peserta unuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif

mengenai pendapat orang lain (pembawa makalah). Peserta dilatih agar

dapat mempersepsi, mengevaluasi, dan memberikan saran-saran serta

menerima atau menolak pendapat atau usul orang lain.

2. Metode Pendidikan (Education Method)

Metode pendidikan dalam arti sempit yaitu untuk meningkatkan

keahlian dan kecakapan manajer memimpin para bawahannya secara

efektif. Seorang manajer yang efektif pada jabatannya akan mendapatkan

hasil yang optimal. Hal inilah yang memotivasi perusahaan memberikan

pendidikan terhadap karyawan manajerialnya.

Metode pendidikan/development menurut Hasibuan (2007:80) yaitu :

a. Training Methods

Training methods merupakan metode latihan di dalam kelas yang juga

dapat digunakan sebagai metode pendidikan (development) seperti rapat,

studi kasus, ceramah dan role playing.

(42)

Under Study adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktek

langsung bagi seseorang yang dipersiapkan untuk menggantikan jabatan

atasannya.

c. Job Rotation and Planned Progression

Job Rotation adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan cara

memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan lainnya secara periodik

untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada setiap jabatan.

Sedangkan Planned Progression sama dengan Job Rotation. Letak

perbedaannya adalah setiap pemindahan tidak diikuti dengan kenaikan

pangkat dan gaji, tetapi tugas serta tanggung jawab semakin besar.

d. Coaching and Counseling

Coaching adalah suatu metode pendidikan dengan cara atasan

mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya.

Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara

pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti

keinginannya, ketakutannya dan aspirasinya.

e. Junior Board of Executive or Multiple Management

Merupakan suatu komite penasihat tetap yang terdiri dari calon-calon

manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan masalah-masalah

perusahaan untuk kemudian direkomendasikan kepada manajer lini (Top

Management). Komite penasihat ini hanya berperan sebagai staf.

f. Committee Assignment

Yaitu komite yang dibentuk untuk menyelidiki, mempertimbangkan,

(43)

g. Business Games

Business games adalah pengembangan yang dilakukan dengan diadu untuk

bersaing memecahkan masalah tertentu.

h. Sensitivity Training

Sensitivity Training dimaksudkan untuk membantu para karyawan agar

lebih mengerti tentang diri sendiri, menciptakan pengertian yang lebih

mendalam di antara para karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap

karyawan yang spesifik.

5. Kendala-kendala Pengembangan Karyawan

Kendala-kendala yang biasanya dihadapi menurut Hasibuan (2007:85)

yaitu:

a. Peserta

Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau

heterogen, seperi pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan usianya.

Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan latihan

dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan daya nalar mereka

terhadap pelajaran yang diberikan berbeda.

b. Pelatih atau Instruktur

Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya

kepada para peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya,

sasaran yang diinginkan tidak tercapai.

(44)

Fasilitas sarana dan praasarana pengembangan yang dibutuhkan untuk

latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Misalnya

buku-buku, alat-alat, dan mesin-mesin yang akan digunakan untuk praktek

kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat

lancarnya pengembangan.

d. Kurikulum

Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau menyimpang

serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh

pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan. Untuk menetapkan

kurikulum dan waktu mengajarkannya yang tepat sangat sulit.

e. Dana Pengembangan

Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas, sehingga sering

dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya kurang

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

C. Kualitas Kerja

1. Pengertian Kualitas Kerja

Kualitas kerja mengacu pada kualitas Sumberdaya manusia

(Matutina,2001:205), kualitas Sumberdaya manusia mengacu pada :

a. Pengetahuan (Knowledge) yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang

lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang

(45)

b. Keterampilan (Skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional di

bidang tertentu yang dimiliki karyawan.

c. Abilities yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang

dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama

dan tanggung jawab.

Menurut Hasibuan (2007:87) menyatakan bahwa :”Penilaian adalah kegiatan

manajemen untuk mengevaluasi perilaku dan hasil kerja karyawan serta

menetapkan kebijaksanaan selanjutnya.”

Berdasarkan definisi diatas ada dua hal yang dievaluasi dalam menilai kinerja

karyawan yaitu perilaku dan kualitas kerja karyawan. Yang dimaksud dengan

penilaian perilaku yaitu kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas,

dedikasi dan partisipasi karyawan. Sedangkan kualitas kerja adalah suatu standar

fisik yang diukur karena hasil kerja yang dilakukan atau dilaksanakan karyawan

atas tugas-tugasnya.

Menurut Flippo (1995:28) berpendapat tentang kualitas kerja sebagai berikut:

“Meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang standar dari kualitas kerja

pegawai, tetapi pada intinya efektifitas dan efisiensi menjadi ukuran yang umum.”

Bertitik tolak dari definisi yang diberikan oleh Flippo (1995: 28) tersebut

maka dapat dikatakan bahwa inti dari kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat

diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh

Sumberdaya manusia atau sumberdaya lainnya dalam pencapaian tujuan atau

sasaran perusahaan dengan baik dan berdaya guna.

Kualitas Sumberdaya manusia memiliki manfaat ditinjau dari pengembangan

(46)

1. Perbaikan kinerja.

2. Penyesuaian kompensasi.

3. Keputusan penempatan.

4. Kebutuhan pelatihan.

5. Perencanaan dan pengembangan karier.

6. Efisiensi proses penempatan staf.

7. Kesempatan kerja yang sama.

2. Faktor-faktor untuk meningkatkan Kualitas Kerja

Menurut Bitner dan Zeithaml (dalam Riorini, 2004:22) menyatakan untuk

dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja) ada beberapa cara yang

dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan atau

training, memberikan insentive atau bonus dan mengaplikasikan atau menerapkan

teknologi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

Menurut Sunu (dalam Flippo, 1995: 91) menyatakan bahwa penting untuk

menciptakan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kerja, yaitu:

a. Tanggung jawab dan kepentingan pimpinan untuk menciptakan lingkungan

peningkatan kualitas

b. Nilai, sikap dan perilaku yang disetujui bersama diperlukan untuk

meningkatkan mutu

c. Sasaran peningkatan kualitas yang diterapkan oleh organisasi

d. Komunikasi terbuka dan kerja sama tim baik

e. Pengakuan dapat mendorong tindakan yang sesuai dengan nilai, sikap dan

(47)

Menurut Leiter (1997) berpendapat bahwa enam faktor utama yang

menyebabkan menurunnya kualitas kerja karyawan yaitu:

a. Beban kerja berlebihan yaitu terlalu banyaknya pekerjaan, sedikitnya waktu

yang tersedia dan tidak adanya dukungan sistem manghabiskan cadangan

sumber daya dan berdampak pada menurunnya kualitas kerja.

b. Kurangnya wewenang yaitu besarnya tanggung jawab yang harus dipikul

namun tidak disertai wewenang dalam membuat keputusan.

c. Imbalan yang tidak memadai yaitu kecilnya upah dibandingkan dengan

volume pekerjaan, tidak menariknya skema insentif dari target yang ingin

dicapai, terjadinya perubahan kebijakan yang lebih buruk dari kebijakan

sebelumnya.

d. Hilangnya sambung rasa yaitu terjadinya pengkotak-kotakan penugasan yang

berdampak pada meningkatnya isolasi sosial dalam lingkungan kerja.

e. Perlakuan yang tidak adil yaitu perlakuan yang tidak sama dan bukan

berdasarkan kompetensi.

f. Terjadinya konflik nilai yaitu ketidak-sesuaian antara prinsip pribadi dengan

tuntutan pekerjaan.

BAB III

(48)

A. Sejarah dan Dasar Pemikiran berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia

1. Sejarah berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Gagasan berdirinya Bank Islam di Indonesia lebih kongkrit pada saat

lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Ide

tersebut ditindak lanjuti dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV Majelis

Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Sahid tanggal 22-25 Agustus 1990.

MUI membentuk suatu TIM Steering Committee yang diketuai oleh Dr. Ir. M.

Amin Azis. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan berdirinya Bank Islam di Indonesia. Untuk membantu kelancaran

tugas-tugas Tim MUI ini dibentuklah tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia (ICMI) dibawah ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini

bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum

dari Bank Islam, karena baik pada proses berdirinya maupun pada saat

beroperasinya, Bank Islam selalu berhubungan dengan aspek hukum.

Tim MUI selain mempersiapkan proses berdirinya Bank Islam baik segi

administrasi maupun pendekatan-pendekatan dan konsolidasi dengan pihak-pihak

terkait juga mempersiapkan aspek sumber daya manusianya, yaitu

menyelenggarakan training calon staf PT. Bank Muamalat Indonesia melalui

Management Development Program (MODP) di Lembaga Pendidikan Perbankan

Indonesia (LPPI) yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda

Keuangan Sumerutapura.

Tahap awal berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai lembaga

keuangan tentu membutuhkan dana. Oleh karena itu tugas Tim MUI juga melobi

(49)

Tim MUI ternyata dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, terbukti dalam

waktu satu tahun sejak ide berdirinya Bank Islam tersebut, dukungan umat islam

dari berbagai pihak sangat kuat. Setelah semua persyaratan terpenuhi pada tanggal

1 November 1991 dilakukan penandatanganan Akte pendirian Bank Muamalat

Indonesia di Sahid Jaya Hotel dengan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte

Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No.

C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992

No.34).

Dengan adanya izin prinsip surat Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha

keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992, PT. Bank

Muamalat Indonesia bisa memulai operasi untuk melayani kebutuhan masyarakat

melalui jasa-jasanya.

2. Dasar Pemikiran Berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

PT. Bank Muamalat Indonesia selain berdiri dengan berdasarkan pada

ketentuan syariat Islam, juga didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai

berikut:

1. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebagian besar masih

meragukan hukumnya bunga pada bank konvensional. Keraguan ini berimbas

pada sikap mereka yang tidak maksimal memanfaatkan jasa-jasa perbankan

konvensional yang ada. Hal ini tentu saja tidak menunjang bagi sasaran

pembangunan.

Tabel 3.1

(50)

No. Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil

1. Penentuan Bunga dibuat

sewaktu perjanjian tanpa berdasarkan untung atau rugi

Penentuan bagi hasil dibuat sewaktu perjanjian dengan berdasarkan untung atau rugi

2. Jumlah persen bunga

berdasarkan jumlah uang (modal) yang ada

Jumlah nisbah bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang dicapai

3. Pembayaran bunga tetap

seperti perjanjian, tanpa diambil pertimbangan apakah proyek yang dilaksanakan pihak kedua untung atau rugi

Bagi hasil tergantung pada hasil proyek, jika proyek tidak mendapat keuntungan atau mengalami kerugian, maka resikonya ditanggung oleh kedua belah pihak 4. Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat walaupun yang di dapat (bank dan debitur) 5. Pengambilan/pembayaran

bunga adalah haram menurut hukum Islam

Penerimaan/pembagian keuntungan adalah halal

Sumber: Personalia PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan (2009).

2. Meningkatnya pembangunan di sektor agama akan meningkatkan kesadaran

bagi umat Islam untuk melaksanakan nilai-nilai dan ajaran agamanya.

Peningkatan kesadaran beragama ini akan menimbulkan tuntutan umat yang

semakin besar terhadap adanya bank yang beroperasi berdasarkan prinsip

syariat. Selain itu, peningkatan kesadaran beragama juga akan meningkatkan

pembangunan sarana-sarana keagamaan seperti madrasah-madrasah,

mesjid-mesjid, musholla, baitul maal,dsb yang pada umumnya belum berani

menyimpan dananya di bank konvensional yang sudah ada.

3. Bank Konvensional yang telah beroperasi di Indonesia dirasakan kurang

berperan secara optimal dalam membantu mengurangi kemiskinan dan dalam

meratakan pendapatan, karena operasi bank dengan perangkat bunga kurang

memberi peluang kepada orang-orang miskin untuk mengembangkan

(51)

memberatkan nasabah khususnya yang berekonomi lemah dan memberi

peluang mengalirnya arus sumber pendapatan dari debitur yang pada

umumnya miskin ke kreditur yang pada umumnya lebih mampu secara

ekonomis daripada debitur.

4. Policy pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan sangat

mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia. Policy-policy

tersebut misalnya Deregulasi Perbankan 1 Juni 1983 membebaskan untuk

menetapkan sendiri tingkat bunganya bahkan sampai tingakat 0%. Pakto 22

Oktober 1988 membuka peluang bagi berdirinya bank-bank swasta baru.

Penjelasan lisan pemerintah dalam Rapat Kerja dengan komisi VII DPR RI

tanggal 5 Juli 1990, menegaskan bahwa tidak ada halangan untuk

mengoperasikan bank-bank yang sesuai dengan prinsip syariah, asalkan

operasionalisasinya dapat memenuhi kriteria kesehatan bank di Indonesia.

5. Undang-undang No. 7 tahun 1992 pasal 1 Butir 12 memberi peluang

beroperasinya bank dengan system bagi hasil keuntungan. Peluang tersebut

lebih mendapatkan pijakan hukum yang pasti dengan keluarnya Peraturan

Pemerintah No.72 Tahun 1992 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi hasil.

6. Konsep yang melekat (Build in Concept) pada Bank Muamalat Indonesia

sebagai salah satu wujud Bank Islam sejalan dengan kebutuhan dan orientasi

pembangunan di Indonesia. Orinetasi tersebut adalah:

a. Kebersamaan antara bank dengan nasabah

b. Mendorong kegiatan investasi dan menghambat simapanan yang tidak

produktif melalui sistem operasi profit dan lost sharing sebagai pengganti

(52)

c. Mengurangi kemiskinan dengan membina ekonomi lemah dan tertindas

d. Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan memperluas

kesempatan kerja melalui kredit pemilikan barang modal.

B. Tujuan dan Strategi Usaha PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Tujuan Bank Muamalat Indonesia harus disesuaikan dengan bermuamalat

menurut ketentuan syariat Islam serta situasi dan kondisi di Indonesia, baik di

bidang ekonomi, social budaya, hukum maupun politik. Tujuan PT. Bank

Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia,

sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan

demikian akan melestarikan pembangunan nasional, sebagai akibat dari

praktik-praktik kegiatan ekonomi yang tidak Islami.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama

dalam bidang ekonomi keuangan. Partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan

lembaga perbankan selama ini dirasakan masih kurang sebagai akibat dari

sikap keraguan terhadap hukum bunga bank.

3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem Perbankan yang sehat berdasarkan

efisiensi dan keadilan, sehingga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat

untuk menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas

jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah pedesaan yang terpencil.

4. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi,

(53)

Selain mempunyai tujuan umum, Bank Muamalat Indonesia juga mempunyai

tujuan khusus sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada umat Islam khususnya dan tidak menutup

peluang bagi selain yang beragama Islam, untuk berhubungan dengan

perbankan yang lebih menjamin adanya kebersamaan, keadilan dan

pemerataan pendapatan. Kesempatan tersebut tidak hanya diberikan kepada

kelompok ekonomi menengah ke atas, tetapi justru mengutamakan kelompok

ekonomi menengah ke bawah.

2. Memberikan lapangan kerja yang sekaligus mendidik kepada orang-orang

yang kurang mampu atau pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya

sehingga mampu berwirausaha dan memiliki prospek bisnis yang cerah.

3. Memberikan pembinaan kepada pengusaha produsen baik kecil maupun besar,

petani maupun pengrajin berupa kredit pemilikan barang-barang modal dan

bahan baku.

4. Memberikan pembinaan kepada pedagang perantara guna membantu

pemecahan masalah pemasaran bagi produsen dalam memberikan kredit

berupa barang dagangan kepada para perantara yang berminat menjualkan

barang hasil produksi pengusaha yang dibina bank Islam.

5. Mengembangkan usaha bersama dengan jalan memberikan pembiayaan

investasi berupa barang modal dan bahan baku dengan sistem bagi hasil Al –

Murabahah. Untuk pembiayaan pengembangan usaha ini tidak dikenakan

biaya apapun, hanya berupa pembagian keuntungan.

PT. Bank Muamalat Indonesia dalam upaya mencapai tujuan operasionalnya

Gambar

Gambar 4.2. Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot .....................................
Tabel 1.1 Pengembangan Internal Tahun 2006 s/d 2008
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber: Hasibuan (2007:69), Matutina (2001:205) dan Saydam (2005:496), diolah oleh
Tabel 1.2 Instrumen Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bank Muamalat Indonesia cabang Malang melakukan evaluasi terhadap pengembangan sumber daya manusia dengan melihat pada kinerja karyawan yaitu dari kualitas, dan kemampuan

situasional dengan judul, “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar

Monica Citra: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT Bank Buana Indonesia Tbk Cabang Medan, 2005... Monica Citra: Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada PT Bank Buana Indonesia

Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Kabanjahe sedang/cukup baik, 7 orang (11,29%) menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan kontrak pada PT.. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang

Bank Muamalat Cabang Gorontalo Tbk agar tetap mempertahankan kebijaksanaan sistem pemberian insentif yang baik sehingga karyawan akan lebih termotivasi untuk meningkatkan

Bank Muamalat Indonesia cabang Palu, dan pengaruh yang lebih dominan dari variabel kualitas jasa dengan model CARTER terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia cabang

Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Pematang Siantar dengan kriteria yang digunakan adalah nasabah yang sudah menjadi nasabah sejak awal Bank Muamalat Cabang Pematang

Analisis pekerjaan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada Divisi Primary Care PT.. Kalbe Farma Tbk Cabang