• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BASKET DRUM DALAM PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BASKET DRUM DALAM PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 2013"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PERMAINAN

BASKET DRUM

DALAM PENDIDIKAN JASMANI

PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA

KABUPATEN KENDAL

TAHUN 2012/2013

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Pambuko Septiardri 6101408261

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

SARI

Pambuko Septiardri, 2013. Model Pembelajaran Bola Basket Melalui Permainan Basket Drum Dalam Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas VIII

SMP N 1 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun 2012/2013. Jurusan

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang : Pembimbing : (1) Drs. Uen Hartiwan, M. Pd. (2) Andry Akhiruyanto, S.Pd, M. Pd.

Kata Kunci : Pengembangan, Permainan Bola Basket, Basket Drum

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model pengembangan permainan bola basket melalui modifikasi permainan basket drum pada pembelajaran penjas untuk siswa kelas VIII SMP N 1 Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengembangan dari model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam penjas untuk kelas VIII SMP N 1 Boja kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Metode penelitian menggunakan penelitian pengembangan ( research-based development), yaitu (1) analisis kebutuhan, termasuk observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka, (2) mengembangkan produk awal, (3) evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuisioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil (24 siswa), (5) uji lapangan (48 siswa), (6) revisi produk akhir berdasarkan hasil uji lapangan, (7) hasil akhir model modifikasi permainan basket drum pada pembelajaran Penjas untuk siswa kelas VIII SMP N 1 Boja yang dihasilkan melalui uji produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh ahli (satu ahli penjas dan dua ali pembelajaran), uji coba kelompok kecil (24 siswa), dan uji coba Lapangan (48 siswa). Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, dan hasil pengisian kuisioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentasi untuk mengungkap aspek psikomotor, kognitif, dan afektif siswa setelah menggunakan produk.

Data uji coba diperoleh data evaluasi ahli yaitu ahli penjas 81,3 % (baik), ahli pembelajaran I 93,3 % (sangat baik), ahli pembelajaran II 84,4 % (baik), uji coba kelompok kecil 79,1 % ( baik), dan uji lapangan 81,4 % (baik).

(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar – benar merupakan hasil karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya siap menerima sangsi akademik dari UNNES dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Semarang, Februari 2013 Peneliti

(4)

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : NIM : Judul : Pada Hari : Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. H. Harry Pramono, M.Si Supriyono, S.Pd, M.Or. NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19720127 199802 1 001

Dewan Penguji

1. Agus Widodo Suripto, S.Pd, M.Pd (Ketua) NIP.198009072008121002

2. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd (Anggota) NIP.19530411 198303 1 001

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Nikmatilah setiap moment dalam hidup.

2. Sukses bukan diukur dari apa yang kita dapat melainkan dari apa yang telah kita perbuat untuk memperoleh kesuksesan tersebut.

PERSEMBAHAN

1. Orang tua yang saya hormati dan kasihi: Bapak Djoko Unteanto, terimakasih atas segala dukungan, do’a, cinta, kasih sayang, dan nasehatnya

2. Semua keluarga besar Djoko Mulyono 3. Teman-teman dekat dan seperjuangan:

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam menyusun skripsi.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES yang telah memberikan ijin untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan petunjuk, dorongan dan motivasi dengan penuh sabar, jelas, mudah dipahami serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang

telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan khususnya dan Dosen Universitas Negeri Semarang pada umumnya atas ilmu yang telah diberikan.

7. Drs. Agus Chrismoro, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Boja yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Sutarti, S.Pd dan Sutaryo, selaku Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri 1

Boja yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Boja yang telah bersedia berpartisipasi

(7)

vii

10.Terimakasih untuk teman-teman yang telah membantu saya dalam penelitian ini : Galih Pangaji, Gentur Tri Basuki, Edwin Fatah, Agung Prastowo, Hendra Febriatmoko dan Aditya Ilyas.

atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan penulis, semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Februari 2013

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

SARI ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Pengembangan ... 6

1.4Spesifikasi Produk ... 6

1.5Pentingnya Pengembangan ... 7

1.5.1 Bagi Peneliti ... 8

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan ... 8

1.5.3 Bagi Guru Penjas ... 9

(9)

ix

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan... 10

2.1.2 Model Pembelajaran... 10

2.1.2.1Model Pembelajaran Rumpun Sosisal ... 11

2.1.2.2Model Pembelajaran Rumpun Proses Interaksi ... 12

2.1.2.3Model Pembelajaran Rumpun Personal ... 12

2.1.2.4Model Pembelajaran Rumpun Behavioral (Tingkah Laku) 13

2.1.3 Pendidikan Jasmani ... 13

2.1.3.1Tujuan Penjas ... 15

2.1.3.2Pelaksanaan Pendidikan Jasmani ... 16

2.1.4 Permainan Bola Basket ... 18

2.1.4.1 Asas Tujuan Permainan Bola Basket ... 18

2.1.4.2 Peraturan Permainan Bola Basket ... 19

2.1.4.3 Teknik Dasar Bola Basket ... 23

2.1.5 Modifikasi Pembelajaran penjas ... 25

2.1.6 Permainan ... 26

2.1.7 Memilih dan Mengevaluasi Modifikasi Permainan dan Olahraga .. 27

2.1.8 Hakikat Permainan Basket Drum ... 28

2.1.9 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Lanjutan ... 29

2.1.9.1Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun ... 30

2.1.9.2Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar ... 30

(10)

x

2.1.9.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi ... 31

2.1.10 Perkembangan Anak Usia SMP ... 32

2.1.10.1 Perkembangan Aspek Kognitif ... 32

2.1.10.2 Perkembangan Aspek Afektif ... 33

2.1.10.3 Perkembangan Aspek Psikomotor ... 33

2.2 Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ... 35

3.2Prosedur Pengembangan ... 36

3.2.1 Analisis Kebutuhan ... 36

3.2.2 Pembuatan Produk Awal ... 38

3.2.3 Uji Coba Produk ... 38

3.2.4 Revisi Produk Pertama ... 38

3.2.5 Uji Coba Pemakaian ... 39

3.2.6 Revisi Produk Akhir ... 39

3.2.7 Hasil Akhir ... 39

3.3Uji Coba Produk ... 39

3.3.1 Desain Uji Coba ... 40

3.3.1.1Validasi Ahli .... ... 40

3.3.1.2Uji Kelompok Kecil ... 41

3.3.1.3Revisi Produk Pertama ... 41

3.3.1.4Uji Coba Lapangan ... 42

(11)

xi

3.4Jenis Data ... 42

3.5Instrumen Pengumpulan Data ... 43

3.6Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil ... 48

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 48

4.1.2 Diskripsi Draf Produk Awal ... 49

4.1.2.1Pengertian Model Pengembangan Permainan Basket drum ... 50

4.1.2.2 Sarana dan Prasana ... 50

4.1.2.3 Data Validasi Para Ahli ... 54

4.1.2.4 Revisi Draf Awal sebelum Uji Coba Skala Kecil ... 56

4.1.3 Data Uji Coba Skala Kecil ... 56

4.1.4 Draf Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 61

4.1.4.1 Hakikat Model Permainan Basket Drum... 61

4.1.4.2 Sarana dan Prasarana Model Permainan Basket Drum 62 4.1.4.3 Peraturan Permainan Basket Drum ... 63

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Lapangan ... 65

4.3 Revisi Produk ... 69

4.3.1 Revisi Produk Uji Coba Skala Kecil ... 69

4.4 Penyajian Data Uji Coba Lapangan ... 70

(12)

xii BAB V KAJIAN DAN SARAN

5.1Kajian Produk yang telah di Revisi ... 78

5.2Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Justifikasi Model Permainan Basket Drum ... 28

3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner ... 44

3.2 Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “tidak” ... 44

3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesoner ... 44

3.4 Teknik Dasar, Indikator, dan Jumlah Skor ... 46

3.5 Indikator Penilaian Sikap dan Jumlah Skor ... 45

3.6 Klasifikasi Presentase ... 47

4.1 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Ahli Draf Awal ... 54

4.2 Revisi Draf Produk Awal ... 57

4.3 Frekuensi Siswa melakukan Permainan Basket Drum ... 58

4.4 Aspek Psikomotor, Kognitif, dan Afektif Siswa Skala Kecil ... 59

4.5 Hasil Jawaban Kuesioner Siswa ... 60

4.6 Revisi Skala Kecil ... 60

4.7 Frekuensi Siswa melakukan Permainan Basket Drum ... 71

4.8 Aspek Psikomotor, Kognitif Dan Afektif ... 72

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani... 16

2.2 Bola Basket ... 20

2.3 Ring Basket dan Ukuranya ... 20

3.1 Prosedur Alur Model Penelitian Pengembangan ... 37

4.1 Draft Awal Lapangan Basket Drum ... 51

4.2 desain ring untuk Basket Drum ... 52

4.3 Lapangan Basket DrumSetelah Uji Coba Skala Kecil... 62

4.4 Ring Basket Drum Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 63

4.5 Lapangan UntukModel Permainan Basket Drum ... 74

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Observasi ... 86

2. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing ... 87

3. Surat Penelitian ... 88

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 89

5. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara ... 90

6. Pedoman Wawancara Untuk Guru Penjasorkes ... 91

7. Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 93

8. Hasil observasi ... 94

9. Lembar Evaluasi Ahli ... 96

10.Kuesioner Untuk Siswa ... 100

11.Saran Untuk Perbaikan Model Permainan... 103

12.Hasil Evaluasi Ahli ... 104

13.Data Siswa Uji Skala Kecil ... 106

14.Data Hasil Uji Coba Skala kecil ... 107

15.Lembar Pengamatan Siswa Skala Kecil ... 114

16.Data Siswa Uji Skala Besar ... 116

17.Data hasil Uji Coba Skala Besar ... 126

18.Lembar Pengamatan Siswa Skala Besar ... 128

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius. Dalam hal ini dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat dilihat dan dirasakan secara instan, sehingga sekolah sebagai ujung tombak dilapangan harus memiliki arah pengembangan jangka panjang dengan tahapan pencapaiannya yang jelas dan tetap mengakomodir tuntutan permasalahan faktual kekinian yang ada di masyarakat.

(17)

Dengan kata lain pendidikan pada jaman sekarang ini lebih menekankan pada pengembangan individu secara utuh. Guru tidak hanya memperhatikan pada aspek kognisi saja akan tetapi juga kemampuan bicara, koordinasi, dan keterampilan sosialnya. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

(18)

pembelajaran tidak melupakan pengembangan kemampuan pemahaman siswa terhadap hakikat permainan itu sendiri (Danu Hoedaya 2004 :1-4)

Pada penyelenggaraan pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara keseluruhan belum memenuhi unsur dari pada pendidikan jasmani yaitu belum memenuhi unsur afektif, psikomotor dan kognitif karena dalam penyampaian materi belum disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

Pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada hakekatnya mempunyai arti, peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan keterampilan gerak siswa. Karena siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah anak pada usia remaja. Pada tahap perkembangan usia ini baik untuk pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang berhubungan dengan kesegaran jasmani (Sugiyanto dan Sudjarwo 1993 : 155).

(19)

tingkat kesulitan mulai dari yang sederhana sampai teknik dasar formal dalam olahraga.

Penyajian pembelajaran dengan pendekatan teknik membuat anak keluar dari suasana bermain akibat terpusat pada penguasaan teknik dasar dalam olahraga. Porsi terbesar waktu pembelajaran dihabiskan untuk mempelajari dan mempraktikan keterampilan melalui drill teknik dasar yang tidak mudah di transfer dalam permainan sebenarnya. Pembelajaran mengarah pada keterampilan bagian teknik dasar sempit, sedangkan pada pengaplikasiannya siswa diorganisasikan untuk memainkan tetapi keanggotaan timnya berubah setiap saat. Pada saat praktik keterampilan setiap bagian teknik awalnya menunjukan bebarapa siswa mampu melakukan drill keterampilan dengan baik mereka tidak dapat mentransfer keterampilan mereka pada konteks permainan yang komplek akibatnya hampir semua permainan selalu dimainkan dengan kurang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas pembelajaran penjasorkes melalui permainan olahraga bola basket belum efektif sebagai media pembelajaran gerak, dikarenakan materi pembelajaran bola basket belum mampu membuat anak bergerak secara efektif, selama pengajaran penjas siswa hanya malakukan gerakan beberapa menit saja karena harus menunggu giliran. Keadaan ini berakibat pada terbatasnya waktu dalam bergerak sehingga pembelajaran gerak kurang optimal.

(20)

menggunakan sarana dan prasaranan yang ada tanpa memperhitungkan standar dan efek terhadap perkembangan siswa.

Sarana dan prasarana standar kurang mampu membuat siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, padahal dengan melihat karakteristik anak pada jenjang sekolah menengah pertama kurang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Siswa sulit untuk mentransfer materi untuk diaplikasikan kedalam konteks permainan terkendala alat seperti bola dianggap masih terlalu berat dan keras, ring basket yang tinggi memberi untuk siswa untuk memasukan bola, ukuran lapangan yang cupuk luas membuat siswa malas bergerak terlebih untuk siswa putri.

(21)

1.2. Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diteliti dan dianalisis untuk memecahkan permasalahan. Setelah mencermati dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan di kaji sebagai berikut: bagaimana bentuk pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam pembelajaran penjas untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Boja?

1.3. Tujuan Penelitian Pengembangan

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut: menghasilkan bentuk pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam pembelajaran penjas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Boja sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

1.4. Spesifikasi Produk

Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian

pengembangan ini adalah model pembelajaran permainan bola basket berupa

permainan bola basket yang sudah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik siswa

Sekolah Menengah Pertama, yaitu permainan bola basket dengan satu sasaran

tembak atau sasaran serangan dengan drum karton sebagai media yang dapat

mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif,afektif,dan psikomotor)

pada hasil penelitian efektif dan efisien , dan dapat meningkatkan kemampuan

fisik sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan

(22)

1.5. Pentingnya Pengembangan

Pendidikan Jasmani pada saat sekarang ini masih jauh dari tujuan pendidikan jasmani itu sendiri. Pendidikan jasmani masih mengacu pada teknik-teknik dasar olahraga tertentu sehingga siswa masih merasa kesulitan dalam menjalankan materi pendidikan jasmani tersebut.

Pemecahan masalah seperti ini dapat melalui penerapan model pengembangan. Dalam bentuk modifikasi permainan yang diharapkan dapat digunakan serta dapat membantu guru pendidikan jasmani, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun keuntungan dari mengembangkan dan memodifikasi permainan sebagai berikut:

1) Menunjukkan kemampuan mengkombinasi keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non-lokomotor baik yang dilakukan secara perorangan maupun dengan orang lain.

2) Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktifitas jasmani. 3) Menunjukan penguasaan pada beberapa bentuk aktifitas jasmani.

4) Memiliki kemampuan tentang bagaimana caranya mempelajari keterampilan baru.

5) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengembangan keterampilan gerak.

(23)

7) Memahami bahwa aktifitas jasmani memberi peluang untuk mendapatkan kesenangan, menyatakan diri pribadi, dan berkomunikasi.

8) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari pertisipasi dalam aktifitas jasmani.

(Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:15-16).

1.5.1. Bagi Peneliti

1) Sebagai bekal pengalaman di bidang penelitian dalam memodifikasi salah satu cabang olahraga pada umumnya dan olahraga permainan bola basket pada khususnya.

2) Sebagai dasar pengembangan hasil penelitian di masa yang akan datang. 3) Sebagai bekal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar

kesarjanaan bidang studi pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi.

1.5.2. Bagi Peneliti Lanjutan

1) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang serupa atau sehubungan.

3) Sebagai bahan untuk dikaji kebenarannya.

(24)

5) Membuka paradigma baru dalam pembelajaran penjas di mana tujuan pembelajaran bukan untuk mempunyai skill yang mumpuni tapi membuat siswa bergerak dan senang.

1.5.3. Bagi Guru Penjas

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar penjasorkes pada umumnya dan cabang olahraga permainan bola basket pada khususnya.

2) Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam bermain bola basket.

3) Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru penjas untuk menciptakan terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta siswa lebih aktif bergerak.

1.5.4. Bagi Lembaga (FIK UNNES)

(25)

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1. Landasan Teori

Dalam rangka pemecahan masalah, maka sebagai acuan berfikir secara ilmiah, pada landasan teori ini akan dimuat beberapa pendapat dari pakar. Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang : penelitian dan pengembangan, model pembelajaran, hakikat pendidikan jasmani, permainan bola basket, modifikasi pembelajaran penjas, hakikat permainan, memilih dan mengevaluasi modifikasi permainan dan olahraga, hakikat permainan basket drum karakteristik perkembangan gerak anak sekolah lanjutan, karakteristik perkembangan gerak anak remaja (adolesensi), perkembangan gerak anak SMP.

2.1.1. Penelitian dan Pengembangan

Menurut Borg and Gall (1988) dalam Sugiyono (2009 :10), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

2.1.2. Model Pembelajaran

Menurut Kemp (1995) dalam Rusman (2010:132), model pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapai dicapai secara efektif dan efisien. Model pembelajaran

(26)

pembelajaran. Salah satu buku yang cukup banyak menyediakan informasi khusus

tentang model pembelajaran berjudul Models of Teaching. Didalam buku ini mereka

mendefinisikan proses pembelajaran sebagai pengorganisasian lingkungan yang dapat

menggiring siswa berinteraksi dan mempelajari bagaimana belajar. Oleh karena setiap

siswa adalah unik memiliki cara belajar yang beraneka ragam sesuai dengan

perkembangan dan latar belajar sejarahnya, maka model pembelajaran yang mereka

kembangkan disesuaikan dengan suatu rujukan yang disebut model belajar. Dengan

kata lain mereka mempunyai keyakinan bahwa model pembelajaran sebenarnya

merupakan cerminan dari model belajar (models of teaching are really models of

learning), yang terdiri dari empat rumpun, yaitu: rumpun sosial, proses informasi,

personal, dan system behavioral Rusman (2010:138).

2.1.2.1.Model Pembelajaran Rumpun Sosial (Interaksi Sosial)

Model pembelajaran pada rumpun ini mengambil keuntungan dari fitrah

manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau

interaksi sesamanya untuk belajar lebih jauh dan memperluas kemampuan hubungan

kerjasama secara produktif satu dengan yang lainnya. Model pembelajaran pada

model ini merentang dari mulai model yang sederhana sampai dengan model yang

kompleks dalam menanggapi fenomena - fenomena sosial yang muncul dan untuk

mengajarkan nilai-nilai demokrasi, analisis masalah-masalah sosial, dan nilai-nilai

sosial. Model-model ini menggabungkan antara belajar dan masyarakat.

kedudukan belajar/pengajaran disini adalah bahwa perlaku kooperatif tidak hanya

(27)

2.1.2.2.Model Pembelajaran Rumpun Proses Interakasi

Model Pembelajaran rumpun proses informasi menekankan pada cara

memperluas dorongan belajar terhadap segala sesuatu secara lebih bermakna

dengan cara mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masalah dan

solusinya, mengembangkan konsep yang bermakna untuk melakukannya. Setiap

model memiliki penekanan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya lebih

menekankan pada perolehan informasi dan konsep, yang lainnya menekankan

pada pembuatan konsep dan uji hipotesis termasuk menekankan para kreativitas

berpikir.

2.1.2.3 Model Pembelajaran Rumpun Personal

Kenyataan dari hidup manusia pada akhirnya akan ditentukan oleh

individu-individunya. Pemahaman tentang kehidupan pada dasarnya merupakan

produk negosiasi antar individu yang harus hidup, bekerja dan membangun suatu

keluarga. Model Pembelajaran rumpun personal berangkat dari pandangan

individunya. Model ini menekankan pada pemahaman diri sendiri secara

memadai, tanggung jawab terhadap pendidikan dan kemajuannya, dan belajar

meraih yang lebih baik dari pada yang sudah dicapai sekarang agar lebih kuat,

lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam rangka mencari kualitas hidup yang lebih

baik. Model-model ini menekankan/memfokuskan pada pengembangan pribadi.

menekankan pada proses “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita,

(28)

2.1.2.4 Model Pembelajaran Rumpun Behavioral (Tingkah Laku)

Teori yang mendasari model ini antara lain adalah Social learning

theory, behavioral modification, behavioral theraphy, dan cybernetics. Konsep

dasar dari model ini adalah bahwa manusia memiliki system koreksi sendiri yang

mampu memodifikasi prilaku sesuai dengan informasi keberhasilan yang

diperolehnya. Misal pada kasus seseorang naik tangga pada kegelapan. Orang

tersebut akan mengatur panjang langkah sesuai dengan informasi yang diperoleh

dari kaki saat melangkah tanpa harus melihatnya. Rusman (2010:138).

2.1.3. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dan seluruh proses pendidikan (Subagiyo 2008 : 1.18).

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:1).

Pendidikan jasmani dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu: 1) Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2

(29)

rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelengkap saja (Adang Suherman, 2000 : 17),

(30)

2.1.3.1.Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara keseluruhan. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Mata pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

(31)

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

2.1.3.2. Pelaksanaan Pendidikan Jasmani

Bagan di bawah ini menunjukan cakupan tujuan ideal pendidikan jasmani yang pelaksanaanya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

(32)

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktifitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri.

Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotor yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan, sistem metabolisme).

Perkembangan motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk meneerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah dan diprogram sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktifitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaaan sistem saraf.

(33)

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih diantaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainya seperti intelegensia emosional dan watak (Rusli Lutan, 2000 : 4).

2.1.4. Permainan Bola Basket

2.1.4.1.Asas Tujuan Permainan Bola Basket

Bola Basket merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu. Masing – masing regu terdiri dari lima pemain, di mana tiap regu berusaha memasukan bola kedalam keranjang dan mencegah lawan untuk mencetak angka.

(34)

2.1.4.2.Peraturan Permainan Bola Basket

Menurut PERBASI dalam peraturan resmi bola basket (2004:1) lapangan permainan harus rata dan bebas dari gangguan atau halangan dengan ukuran panjang 28 meter, lebar 15 meter yang diukur dari sudut dalam garis lapangan. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.

Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire. Waktu permainan 4 X 10 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor atau angka. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.

Bola yang digunakan adalah bola yang bundar terbuat dari kulit, karet atau sintetis. Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter (Imam Sodikun, 1992 : 84).

(35)

Gambar 2.2 Bola Basket

(sumber: http//id.Wikipedia.org/Wiki/Bola_Basket)

Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter. Bagian papan terbuat dari bahan solid baik berupa papan maupun fiber glass yang tembus pandang.

Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.

(36)

Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.

Aturan dasar pada permainan bola basket adalah sebagai berikut:

1) Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.

2) Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).

3) Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.

4) Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.

(37)

bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.

6) Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.

7) Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).

8) Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.

(38)

10) Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.

11) Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.

12) Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit

13) Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.

2.1.4.3.Teknik Dasar Bola Basket

Gerakan yang efektif dan efisien dalam permainan bola basket adalah merupakan suatu tujuan dalam penguasaan teknik dasar. Dalam pembelajaran permainan bola basket sendiri terdapat beberapa teknik dasar yang perlu dipelajari yaitu : Teknik passing, Teknik dribbling, Teknik pivot, Teknik shooting, Teknik lay-up shoot, Teknik rebound.

1) Teknik Dribbling

(39)

arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan. 2) Teknik Pivot

pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.

3) Teknik Shooting

Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan.

4) Teknik lay – up shoot

Lay-up shoot adalah usaha memasukkan bola ke ring atau keranjang basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih poin. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang.

5) Teknik rebound

(40)

menjadi dua yaitu : 1) Defensive Rebound (merayah bola pada saat bertahan), 2) Offensive Rebound (merayah bola pada saat menyerang).

2.1.5. Modifikasi Pembelajaran Penjas

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, “ Developmentally

Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik.

(41)

2.1.6. Permainan

Banyak teori yang dikembangkan untuk menerangkan tentang bermain. Tiap teori yang dirumuskan kebanyakan menyinarkan semangat, dan menggambarkan kekuasaan pada saat teori permainan itu dirumuskan.

Menurut Bigot et all (1950) dalam Sukintaka (1982: 59) mengutarakan beberapa pendapat tentang bermain sebagai berikut :

1) Teori rekreasi atau teori pelepasan.

Teori ini diutarakan oleh bangsa Jerman, yang bernama Scaller dan Lazarus, menerangkan bahwa permainan itu merupakan kegiataan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dan istirahat.

2) Teori surplus atau teori kelebihan tenaga.

Teori ini diutarakan oleh herbert Spencer, seorang bangsa Inggris, ia mengatakan bahwa kelebihan tenaga (kekuatan atau vitalitas) pada anak atau orang dewasa yang belum digunakan, disalurkan untuk bermain. Kelebihan tenaga dimaksudkan sebagai kelebihan energi, kelebihan kekuatan hidup, dan vitalitas, yang dianggap oleh manusia untuk memelihara lewat permainan. 3) Teori teleologi.

(42)

4) Teori sublimasi

Teori ini diutarakan oleh seorang bangsa Swiss yang bernama Ed Claparede. Ia mengutarakan bahwa permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup, tetapi juga merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi, atau indah), ialah dengan bermain, insting rendah akan menjadi tingkat perbuatan yang tinggi.

5) Teori buhler

Teori ini diutarakan oleh Carl Buhler seorang Jerman, mengatakan bahwa permainan itu kecuali mempelajari fungsi hidup (teori Groos), juga merupakan “Funktion Lust” (nafsu berfungsi, dan juga merupakan “Aktifitas

Drang” (kemauan untuk aktif). Selanjutnya ia mengatakan bahwa bila

perbuatan seperti berjalan, lari, dan lompat itu mempunyai kegunaan bagi kehidupanya kelak, disamping itu haruslah anak mempunyai kemauan untuk berjalan, lari dan lompat.

6) Teori Reikarnasi

Teori ini mengatakan bahwa anak-anak selalu bermain dengan permainan yang dilakukan oleh nenek moyangnya.

2.1.7. Memilih dan Mengevaluasi Modifikasi Permainan dan Olahraga

(43)

menentukan pilihannya. Setiap guru akan mempunyai kriteria masing-masing dan biasanya bersifat subjektif. (1) Mendorong Partisipasi Maksimal, (2) Memperhatikan keselamatan, (3) Mengajar efektifitas dan efisiensi gerak, (4) Memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan anak (5) sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, (6) memperkuat keterampilan yang sudah dipelajari sebelumnya, (7) Meningkatkan keterampilan emosional dan sosial.

2.1.8. Hakekat Permainan Basket Drum

Permainan Basket Drum dengan adalah modifikasai dari permainan bola basket dengan menggunakan media drum karton yang dimodifikasi sebagai ring. Model permainan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar anak dalam bermain bola basket agar lebih aktif bergerak sehingga anak merasa gembira dan tertarik untuk melakukan teknik-teknik yang digunakan dalam bermain bola basket. Selain itu anak merasa menikmati permainan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan dari penjas itu sendiri.

Berikut adalah perbedaan antara bola basket dengan basket drum dengan

sasaran berada di tengah lapangan permianan.

Tabel 2.1 Justifikasi Model Permainan Basket Drum

Permainan Bola Basket Permainan Basket Drum Keterangan

(44)

Ukuran lapangan Panjang : 28 meter Lebar : 15 meter

Tinggi ring : 2,75 meter

Ukuran lapangan Panjang : 28 meter Lebar : 15 meter

Tinggi ring : 1,65 meter

Mengarah pada ukuran lapangan sesungguhnya menurut peraturan PERBASI, dengan fokus pada modifikasi area dengan pertimbangan salah satu olahraga modifikasi bola basket yaitu korf ball. standart siswa sekolah dasar

Bola lebih ringan, dan menghilangkan rasa takut pada saat terkena bola.

Poin kemenangan yaitu mencetak angka sebanyak –banyaknya dalam 4 quarter

Poin kemenangan yaitu mencetak angka sebanyak-banyaknya dalam 2 babak

Waktu permainan disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah siswa.

Peraturan permainan mengacu pada peraturan FIBA

Permainan ini mengacu pada peraturan bola basket bekerjasama dengan baik dan permainan lebih mudah dari peraturan bola basket

2.1.9. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Menengah

Pertama

2.1.9.1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun

(45)

terjadi pada anak laki-laki pada masa adolesensi. Akhirnya anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-ukuran yang lain, seperti tinggi togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung secara cepat.

2.1.9.2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram 1992 : 42).

2.1.9.3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)

(46)

ketrampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah dan lingkungan rumah (Yanuar Kiram, 1992 : 43).

2.1.9.4. Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi (12-20 Tahun)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan, dan fungsi fisiologis. Peredaan-perbedaan dalam penampilan keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak laki-laki menunjukkan peningkatan yang terus berlangsung,sedangkan anak perempuan menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.

(47)

peningkatan yang terhenti, bahkan mulai menurun pada anak perempuan, sedangkan anak laki-laki terus meningkat.

2.1.10. Perkembangan Anak Usia SMP

Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadapi oleh guru. (http://wordpress.com/2011/05/13/karakteristik perkembangan-anak-smp).

2.1.10.1. Perkembangan Aspek Kognitif

Aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.

2.1.10.2. Perkembangan Aspek Afektif

(48)

sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.

2.1.10.3. Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan, sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak

memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses

pencarian jati diri.

2.2 Kerangka Berfikir

Menurut Suriasumantri (1986) dalam Sugiono (2010:60), kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalah.

(49)

proses pembelajaran. Oleh karena itu, model pengmbangan permainan basket drum dalam pembelajaran penjasorkes menjadi solusi yang tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah, khususnya siswa

(50)

35

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum bagi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian dan pengembangan menurut Brog & Gall (1988) adalah suatu

proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk – produk

yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian dan

pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang

efektif berupa material pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk

digunakan di sekolah bukan untuk menguji teori. Produk-produk yang dihasilkan

dalam penelitian dan pengembangan antara lain materi-materi penelitian untuk

guru, materi belajar untuk siswa, media pembelajaran untuk memudahkan belajar,

sistem pembelajaran, dan lain-lain. Penelitian pengembangan mengembangkan

permainan basket drum disesuaikan dengan keadaan atau luas lapangan yang

tersedia, serta dari jumlah pemain itu sendiri. Dan penelitian ini juga disesuaikan

dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak mengambil subjek

yang besar.

Langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan basket drum

(51)

1. Analisis kebutuhan yaitu melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. Termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka. 2. Mengembangkan bentuk produk awal berupa peraturan permainan basket

drum

3. Validasi desain dilakukan oleh evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran, dalam hal ini ahli pembelajaran yaitu dosen dan guru sedangkan ahli penjas adalah dosen ahli gerak bola basket

4. Perbaikan desain setelah produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahlinya

5. Uji coba produk

6. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.

7. Uji coba pemakaian

8. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan atau pemakaian.

9. Desiminasi dan implementasi hasil akhir model pembelajaran bola basket melalui permainan Bola Basket drum bagi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

3.2 Prosedur Pengembangan

(52)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Pengembangan (Sumber: Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2009 : 9) 3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran permainan Basket Drum ini dibutuhkan atau tidak dengan mengumpulkan

Analisis Kebutuhan

Desain Produk

uji coba produk

revisi produk awal

uji pemaikaian

revisi produk akhir

desiminasi dan implementasi hasil validasi dan evaluasi

desain produk

uji coba dasain produk

revisi desain produk Penelitian

Pendahuluan dan Pengumpulan

Informasi

(53)

berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menunjang perencanaan produk awal. Pada tahap ini peneliti mengumpulan informasi dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan kepala sekolah dan guru pendidikan jasmani di SMP N 1 Boja tentang pelaksanaan pembelajaran penjas di sekolah tersebut.

3.2.2 Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk model permainan Basket Drum. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP N 1 Boja Kabupaten Kendal dengan jumlah subyek 24 siswa.

3.2.3 Uji Coba Produk

Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.

3.2.4 Revisi Produk Pertama

(54)

3.2.5 Uji Coba Lapangan

Pada tahap ini dilakukan uji pemakaian terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas VIII A,B dan D SMP Negeri 1 Boja Kecamtan Boja Kabupaten Kendal dengan jumlah subyek 48 siswa.

3.2.6 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji pemakaian yang telah diuji cobakan siswa kelas VII A, B dan D SMP Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal

3.2.7 Hasil Akhir

Hasil akhir produk pengambagan dari uji lapangan yang berupa

modifikasi model permainan Basket Drum dengan satu gawang di tengah

lapangan.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dimasudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut : menguji cobakan model draf

awal ke subjek uji coba dengan menganalisis kekurangan yang ada kemudian

hasil di evaluasikan oleh ahli untuk mendapat saran perbaikan terhadap model

untuk bisa di lanjutkan ketahap prosedur penelitian pengembangan yang

selnjutnya.

(55)

Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingjat

kefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangakan. Desain uji coba

yang dilaksanakan terdiri dari :

3.3.1.1 Validasi Ahli

Sebelum produk pembelajaran dikembangkan diujicobakan kepada subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh satu ahli penjas (Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes) dan dua ahli pembelajaran (Sutarti S.pd dan Sutaryo) dengan kualifikasi : (1) Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes adalah dosen pembelajaran gerak bola basket jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNNES, (2) Sutarti S.Pd dan Sutaryo adalah guru penjasorkes di SMP Negeri 1 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

Variabel yang dievaluasi ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, perlengkapan pemain, lama permainan dan cara memulai permainan, wasit, cara mencetak angka dan peraturan permainan serta model pembelajaran atau metode dalam menyampaikan pembelajaran. Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan cara memberikan draf model awal yang diseratai lembar evaluasi kepada para ahli penjas dan ahli pembelajarn. Hasil evaluasi para ahli yang berupa penilaian dan saran terhadap produk yang dibuat dan dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

(56)

karena dalam perkembanganya, siswa laki-laki dan perempuan mempunyai karakteritik perkembangan yang berbeda.

Pertama-tama siswa diberikan penjelasan peraturan permianan basket drum yang kemudian dilakukan uji coba permainan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.

Pertama-tama siswa diberikan penjelasan peraturan permianan basket drum yang kemudian dilakukan uji coba permainan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.

3.3.1.3Revisi Produk Pertama

Hasil dari data evaluasi ahli penjas dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil tersebut dianalisis, selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat.

3.3.1.4 Uji Coba Lapangan

(57)

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran. 2. Uji coba kelompok kecil terdiri dari siswa kelas VIII D putri dan putra dengan

jumlah subyek 24 siswa.

3. Uji coba lapangan yang terdiri dari siswa kelas VII B putra dan putri, D putra dan putri dengan jumlah subyek 48 siswa.

3.4 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk

bahan revisi produk serta lembar pengamatan sebagai penilaiaan aspek

psikomotor dan afektif.

3.5 Instrumen Pengumpulan data

Instrumen penelitian sangat penting dalam melakukan penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto 2010 : 192).

(58)

Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli Penjas dan ahli pembelajaran. Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuisioner adalah jumlah subjek yang relative banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat.

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas rentangan evaliusi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan

cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.

1) Tidak baik 2) Kurang baik 3) Cukup baik 4) Baik 5) Sangat baik

Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada kuesioner ahli :

Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

Faktor Indikator Jumlah

Kualitas Model

Kualitas produk terhadap standar kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SMP

15

(59)

Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “Tidak”.

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner dan lembar pengamatan yang akan digunakan pada siswa :

Tabel 3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah

No. Indikator Jumlah

1 Kemampuan siswa mempraktekan variasi gerak dalam

bermain model permainan Basket Drum 10

2 Kemampuan siswa memahami peraturan dan

pengetahuan tentang model permainan Basket Drum 10

3 Menampilkan sikap dalam bermain model permainan Basket Drum, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

10

(60)

psikomotor dan afektif siswa ditunjukan dengan indikator seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Teknik Dasar, Indikator, dan Jumlah Skor

No Jenis teknik dasar Indikator keberhasilah Nilai skor 1 Chest Pass Sikap, awalan, teknik dan ketepatan arah 2 2 Bounce Pass Sikap, awalan, teknik dan ketepatan arah 2 3 Over head pass Sikap, awalan, teknik dan ketepatan arah 2 4 Dribble Sikap, awalan, teknik dan dinamisasi

gerak

2

5 Shoot Sikap, awalan, teknik dan ketepatan arah serta hasil

2

Berikut ini adalah cara pemberian skor untuk lembar pengamatan terhadap aspek afektif:

Tabel 3.5 Indikator Penilaian Sikap dan Jumlah Skor

No Indikator Skor

1 Mematuhi peraturan permainan basket drum 2 2 Menghargai tugas wasit/guru pada saat melakukan permainan

basket drum

2

3 Bersungguh – sungguh dalam melakukan kegiatan dan memainkan permainan basket drum

2

4 Disiplin dalam sikap dan perilaku 2

5 Menghargai teman dengan bekerjasama 2

3.6 Teknik Analisi Data

(61)

data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

Dalam pengolahan data, presentase diperoleh dengan rumus dari Galih Pangaji (2013 : 32), yaitu:

Keterangan:

P : Frekuensi relatif / angka presentase

f : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : Jumlah data

100% : Konstanta

Dari hasil presentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel berikut akan disajikan klasifikasi presentase.

Tabel 3.6 Klasifikasi Presentase

(62)

47

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada salah satu sekolah menengah pertama di kecamatan boja yaitu SMP Negeri 1 Boja melalui proses pengamatan langsung dan wawancara tidak terstruktur diperoleh informasi bahwa metode yang digunakan guru dalam menyampaikan meteri pembelajaran basket, secara umum metode yang digunakan adalah pengajaran tradisional dimana sebagian anak melakukan aktifitas pembelajaran sesuai dengan instruksi guru dan sebagian lain menunggu giliran melakukan aktivitas. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan teknis yaitu guru menyajikan pengalaman belajar berbagai teknik dasar dengan tingkat kesulitan mulai dari yang sederhana sampai teknik dasar yang umum dalam olahraga.

(63)

melakukan drill keterampilan dengan baik mereka tidak dapat mentransfer keterampilan mereka pada konteks permainan yang komplek akibatnya hampir semua permainan selalu dimainkan dengan kurang baik. Pembelajaran penjasorkes melalui permainan olahraga bolabasket belum efektif sebagai media pembelajaran gerak, dikarenakan materi pembelajaran bolabasket belum mampu membuat anak bergerak secara efektif, selama pengajaran penjas siswa hanya malakukan gerakan beberapa menit saja karena harus menunggu giliran. Keadaan ini berakibat pada terbatasnya waktu dalam bergerak sehingga pembelajaran gerak kurang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berusaha mengembangkan model permainan melalui model pengembangan permainan basket drum bagi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa, serta siswanya dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalam permainan tersebut baik berupa moral, etika dan lainnya. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran permainan lebih bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan ini.

4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal

(64)

pengembangan permainan basket drum untuk siswa SMP sebelum divalidasi oleh ahli dan guru penjas SMP.

4.1.2.1 Pengertian Model Pengembangan Permainan Basket Drum

Permainan Basket Drum merupakan permainan yang dikembangkan dari permainan bola basket yang sesungguhnya dengan cara memodifikasi mulai dari, sarana dan prasarananya, waktu, serta aturan yang digunakan. Permainan ini digunakan khususnya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama sebagai variasi permainan bola besar. Untuk itu dibuatlah permainan basket drum agar siswa di Sekolah Menengah Pertama dapat melakukannya dengan mudah dan dapat mencapai tujuan pendidikan jasmani.

4.1.2.2 Sarana dan Prasarana

1) Lapangan

(65)

Keterangan :

= Clear Area; = Daerah Bersyarat ; = Zone Defend

Gambar 4.1 Lapangan Permainan Basket Drum

(Sumber : Draf Pengembangna Pemainan Basket Drum 2013) 2)Perlengkapan Permainan

Rompi untuk membedakan antar tim, peluit, drum, bola dalam permainan ini bola yang digunakan adalah bola tangan ukuran standart.

3) Sasaran

Sasaran dalam permainan ini menggunakan sebuah drum yang berdiameter 40 cm terbuat dari bahan kardus padat dengan pertimbangan memanfaatkan media drum sebagai sasaran pengganti ring sebenarnya. Dengan kaki-kaki di beri pemberat atau timbal, adapun desainnya adalah sebagai berikut.

28 M

15 M daerah bersyarat

Clear area Free Throw Area

8 M 5 M

(66)

40 CM

50 CM

150 CM DRUM

Tiang Penyangga

Kaki-kaki

DESAIN RING

Gambar 4.2 Desain Ring untuk Drum Basket

(Sumber : Draf Pengembangna Pemainan Basket Drum 2013) 4) Peraturan Permainan

(67)

penyerang. Pada daerah clear area adalah area terlarang untuk kedua tim dan hanya diperkenan hanya salah satu dari kedua tim yang berada didalamnya sewaktu melakukan rebon sedang yang lain berada di luar area tersebut. Dalam permainan ini setiap pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan secara aturan bola berpindah hak, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Poin diperoleh tim apabila berhasil memasukan bola ke dalam drum selama durasi waktu yang di tentukan untuk setiap timnya dan kemudian di kalkulasi dihitung hasil akhir. Apabila terjadi poin waktu diberhentikan dan dimulai kembali oleh pemain penyerang dari luar sektor defend. Dalam permainan ini diberlakukan perlakuan kesamaan gender dengan diberlakukannya peraturan permainan sebagai kontrol untuk laki-laki berhadapan dengan laki-laki begitu sebaliknya sehingga meminimalisasi kontak fisik.

5) Waktu Permaianan

(68)

4.1.2.3Data Validasi Para Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ahli, merupakan pedoman untuk menyatakan apakah model permainan basket drum pada pembelajaran penjas untuk siswa kelas VIII SMP N 1 Boja dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba lapangan.

Tabel 4.1

Rekapitulasi hasil Kuesioner Ahli Draft Awal

No Aspek yang dinilai Ahli Skor Penilaian pembelajaran dengan karakteristik siswa.

4 5 5

7 Mendorong perkembangan keterampilan gerak dasar siswa.

4 5 4

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa.

4 5 5

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa.

4 5 4

Gambar

Gambar 2.2 Bola Basket
Tabel 2.1 Justifikasi Model Permainan Basket Drum
Gambar 3.1 Alur Penelitian Pengembangan (Sumber: Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2009 : 9)
Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli (satu ahli prototype dan dua ahli kepelatihan), uji coba kelompok kecil (12 atlet),

(lemparan ke dalam) yang dilakukan dari titik tengah lapangan karena bentuk lapangan yang sederhana dan kecil serta ukuran ring yang besar lebih ideal apabila hukuman

Metode penelitian menggunakan penelitian pengembangan , yaitu (1) analisis kebutuhan, termasuk observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka, (2) mengembangkan

Dan pada tahap pengembangan hal yang harus dilakukan peneliti adalah; validasi ahli, revisi I (Draft II), uji coba I, analisis hasil uji coba, I, revisi II (Draft III),

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diperoleh dari evaluasi ahli (3 ahli materi, 1 ahli pembelajaran, dan 1 ahli media), uji coba kelompok kecil (34

Sementara itu data untuk uji coba terbatas dikumpulkan dengan teknik angket di mana kedua teknik angket tersebut akan dilakukan dua kali yaitu sebelum model

Uji coba yang dilakukan yaitu (1) uji coba perorangan, (2) uji coba kelompok kecil, dan (3) uji coba lapangan. Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan

Uji coba yang dilakukan yaitu (1) uji coba perorangan, (2) uji coba kelompok kecil, (3) uji coba lapangan. Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan