• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemandu Wisata Lokal Sebagai Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat Gallery International Wildlife Museum & Gallery Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pemandu Wisata Lokal Sebagai Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat Gallery International Wildlife Museum & Gallery Di Kota Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG

KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT

GALLERY INTERNATIONAL WILDLIFE

MUSEUM & GALLERY DI

KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

TRI SUCI PAKARTI

102204014

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT GALLERY

INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN

OLEH

TRI SUCI PAKARTI 102204014

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Budi Santoso, S.Sos

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI

PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK

WISATA RAHMAT GALLERY INTERNATIONAL

WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN

Nama : TRI SUCI PAKARTI

Nim : 102204014

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

ABSTRAK

Sumatera Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia yang memiliki potensi dan peluang dalam pembangunan kepariwisataannya. Di daerah ini banyak pilihan wisata yang dapat diandalkan sebagai destinasi wisatawan, salah satunya objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Pemandu wisata mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pariwisata Indonesia. Dengan memberikan pelayanan yang baik, sehingga dapat memuaskan wisatawan. Sehubungan dengan upaya peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara, maka penting sekali pengadaan pemandu wisata pada objek-objek wisata di Sumatera Utara untuk melengkapi prasarana dan sarana objek wisata yang tersedia, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada wisatawan. Dengan adanya pemandu wisata pada setiap objek wisata akan dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai sejarah serta hal-hal yang berkaitan dengan objek dan atraksi wisata, selain itu juga sebagai kawan yang menyenangkan bagi wisatawan selama mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan pertimbangan di atas, diharapkan pemandu wisata akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang selalu setia

menemani dan memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

kertas karya ini dengan judul, “Peranan Pemandu Wisata Lokal Sebagai Penunjang

Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat International Wildlife Museum

& Gallery Di Kota Medan”.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, banyak dukungan dan bantuan baik

dari segi moril, doa dan materi yang penulis peroleh dari berbagai pihak selama

menjalankan perkuliahan dan sampai selesainya. Penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Margono

dan Ibunda Suryani Putri yang selama ini telah membesarkan, menjaga, mendidik

dan memberikan segenap kasih sayang yang tulus dan murni kepada penulis.

Dalam kesempatan yang berharga ini, penulis tidak lupa mengucapkan rasa

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan dosen pembaca yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas

karya ini.

(6)

mengoreksi kertas karya ini, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

kertas karya ini.

4. Bapak Budi Santoso, S.Sos, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi kertas karya ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama masa perkuliahan, dan para Staff Pegawai dan Pegawai Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh karyawan SILK AIR khususnya di Kualanamu International Airport

dan di bagian pelayanan yang telah membimbing penulis selama Praktek

Kerja Lapangan.

7. Seluruh karyawan PT. Best Tour and Travel yang telah memberi izin selama

Praktek Kerja Lapangan.

8. Buat saudara-saudara penulis, Abang dan adik yang tercinta, Firmansyah

suhada, Gunawan Wibisono dan M. Agus Salim Mayusa yang memberikan

hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis, serta Anak Tercinta

Ali Sakha Zahrani yang karenanya penulis bersemangat dalam mengerjakan

Kertas Karya ini.

9. Buat teman- teman seperjuangan Usaha Wisata angkatan 2010, Intan, atul,

Erta, Zaza dan Said Fahrin. Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian

selama ini yang membuat penulis selalu merasa bahagia apabila berada di

(7)

10.Buat sahabat-sahabat penulis, Ayu Dinata, Yuda, Daning, Dede, Nazli dan

Ica. Kalian adalah sahabat terhebat yang pernah ada.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi

maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.

Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata ... .. 6

2.2 Pengertian Wisatawan ……… 7

2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ………....…... 8

2.4 Pengertian Museum ...……… 10

2.4.1 Fungsi Museum ... 13

2.4.2 Jenis-Jenis Museum ... 13

2.4.3 Tipe Museum ... 14

2.5 Pengertian Pemandu Wisata ..………... 18

2.5.1 Peranan Pemandu Wisata ……….. 20

2.5.2 Pesyaratan Pemandu Wisata Secara Umum………... 21

(9)

BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT

INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM & GALLERY

3.1 Letak Geografis Kota Medan Secara Umum ... 27 3.2 Sejarah Singkat Rahmat Wildlife International Museum & Gallery ... 27 3.3 Rahmat International Wildlife International Museum & Gallery Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata ...30

BAB IV : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI

PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK

WISATA RAHMAT INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM

& GALLERY DI KOTA MEDAN

4.1 Tugas-Tugas Pokok Pemandu Wisata pada objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery... 40

4.2 Sikap Pemandu Wisata dalam Menghadapi Wisatawan yang Komplain ... 45

4.3 Meningkatkan Sikap Pemandu Wisata dalam Memberi Pelayanan... 47

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...50 5.2 Saran ...51

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rahmat International Wildlife Museum & Gallery tampak

depan ... 28

Gambar 3.2 Tatapan Marah Harimau Sumater...29

Gambar 3.3 Cats Of The World ...32

Gambar 3.4 9African Big Five ...32

Gambar 3.5 Satwa Burung Yang Diawetkan ... 33

Gambar 3.6 Serangga Penghuni Museum ... 33

Gambar 3.7 Night Safari ... 34

Gambar 3.8 The Goats Of Mountain ... ...35

(11)

ABSTRAK

Sumatera Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia yang memiliki potensi dan peluang dalam pembangunan kepariwisataannya. Di daerah ini banyak pilihan wisata yang dapat diandalkan sebagai destinasi wisatawan, salah satunya objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Pemandu wisata mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pariwisata Indonesia. Dengan memberikan pelayanan yang baik, sehingga dapat memuaskan wisatawan. Sehubungan dengan upaya peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara, maka penting sekali pengadaan pemandu wisata pada objek-objek wisata di Sumatera Utara untuk melengkapi prasarana dan sarana objek wisata yang tersedia, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada wisatawan. Dengan adanya pemandu wisata pada setiap objek wisata akan dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai sejarah serta hal-hal yang berkaitan dengan objek dan atraksi wisata, selain itu juga sebagai kawan yang menyenangkan bagi wisatawan selama mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan pertimbangan di atas, diharapkan pemandu wisata akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Di Indonesia, sektor pariwisata merupakan salah satu andalan pemasukan

devisa, penyedia lapangan kerja dan penggerak pada perekonomian disekitar

objek wisata. Karena itu komponen bangsa harus turut mendukung kemajuan

sektor pariwisata, baik menyangkut tata kelola kebijakannya maupun

pengembangan potensi dan pelestarian objek wisatanya. Meskipun sudah

memiliki Bali sebagai salah satu objek wisata yang sangat terkenal, saat ini

Indonesia sedang berusaha untuk mengembangkan dan mempromosikan

objek-objek wisata di provinsi lain ke dunia internasional. Sebagai layaknya komoditi

lain, yang dapat menghasilkan devisa dan memperbaiki neraca pembayaran

hutang luar negeri.

Pariwisata dapat dikategorikan sebagai komoditi ekspor. Pariwisata dapat

mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Indonesia bisa mendapat pemasukan

yang luar biasa dari sektor pariwisata jika dikelola dengan baik dan benar. Salah

satu provinsi yang mempunyai potensi pariwisata yang menjanjikan adalah

Provinsi Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Kota medan di kenal

sebagai kota terbesar ke-4 terbesar di Indonesia yang di huni oleh masyarakat

dari berbagai suku, agama, bahasa yang hidup berdampingan.

Kota Medan juga memiliki banyak objek wisata, salah satunya adalah

(13)

lokal yang terletak di jantung kota Medan. Berbagai objek wisata menarik

terdapat di kota ini, salah satunya adalah Rahmat International Wildlife Museum

& Gallery. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery adalah museum

yang istimewa. Didirikan pada tahun 1999 oleh seorang pemburu profesional

dan seorang pecinta alam, Rahmat Shah, sampai sekarang museum ini memiliki

koleksi kurang lebih 1000 species satwa dengan jumlah kurang lebih 3000 satwa

yang diawetkan yang berasal dari berbagai negara. Koleksi ini mayoritas

didapatkan oleh Rahmat Shah dari perburuan legal dengan konsep “Konservasi

dengan Pemanfaatan” yang telah dilakukan bertahun-tahun di berbagai belahan

dunia. Selain itu, koleksi di museum ini juga didapat dari pemberian dan

sumbangan dari berbagai kalangan, satwa yang mati di kebun binatang atau

taman satwa, dan beberapa pembelian secara legal.

Demi menunjang kemajuan objek wisata Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery, maka sangat dibutuhkan peran pemandu wisata yang

berkualitas untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap dan

terperinci segala sesuatunya yang berkaitan dengan objek wisata tersebut. Serta

berbagai kebijakan setiap tahunnya ditempuh agar lebih meningkatan mutu,

pelayanan informasi, teknologi, komunikasi, sarana prasarana dan peningkatan

kualitas pemandu wisata dapat menjadi lebih baik. Berdasarkan sudut pandang

tersebut, penulis tertarik mengurai secara mendetail mengenai segala hal yang

diperlukan untuk dapat menjadi seorang pemandu wisata. Oleh karena itu

(14)

Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery Di Kota Medan”.

1.2 Pembatasan Permasalahan

Berbicara mengenai pariwisata dewasa ini, pembahasannya akan sangatlah luas

dan beranekaragam maka penulis tidak membicarakan secara menyeluruh.

Karena itu penulis membatasi penulisan ini hanya mengenai “Peranan Pemandu

Wisata Lokal Sebagai Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat

International Wildlife Museum & Gallery Di Kota Medan”.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya

Program pendidikan Diploma III, Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya peranan

pramuwisata(umum) sebagai penunjang kualitas pelayanan kepada

wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya peranan pemandu

wisata(lokal) terhadap kualitas pelayanan informasi Objek Wisata

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

4. Menambah pengetahuan penulis di bidang kepariwisataan umumnya

(15)

5. Menambah pengetahuan penulis dan wawasan penulis terhadap Objek

Wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

1.4Metode penulisan

Dalam menyusun kertas karya ini penulis mengumpulkan data dengan

dua cara, yaitu :

1. Studi pustaka (library research), yaitu pengumpulan data/teori dengan

membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada sangkut pautnya

dengan kepariwisataan, serta yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas.

2. Studi lapangan (field research), yaitu metode yang dilakukan dengan

secara langsung ke lapangan, guna memperoleh data-data dan

informasi dengan mengadakan wawancara langsung ke narasumber.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya

ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengurai tentang alasan Pemilihan Judul Pembatasan

Permasalahan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

(16)

pengertian pemandu wisata, peranan pemandu wisata, persyaratan

pemandu wisata secara umum, serta penggolongan pemandu wisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT

INTERNATIONAL MUSEUM & GALLERY

Dalam bab ini akan membahas tentang letak geografis Kota Medan secara

umum, sejarah singkat Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery, dan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery sebagai

objek dan daya tarik wisata.

BAB IV : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI

PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK

WISATA RAHMAT INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM

& GALLERY DI KOTA MEDAN

Dalam bab ini akan membahas tentang tugas-tugas pokok pemandu

wisata pada objek wisata Rahmat International Wldlife Museum &

Gallery, sikap pemandu wisata dalam menghadapi wisatawan yang

komplain, dan meningkatkan sikap pemandu wisata dalam memberi

pelayanan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini membahs tentang kesimpulan dan saran yang ditunjukkan

kepada pengelola objek wisata Rahmat International Wildlife Museum

&Gallery.

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah ”Pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta terdiri

dari dua suku kata yaitu ”Pari dan Wisata”. Pari berarti berkali-kali atau

berulang-ulang, sedangkan wisata berarti perjalanan. Maka Pariwisata adalah sebagai

perjalanan yang dilakukan berulang-ulang dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk

lebih jelas, penulis telah mengutip beberapa pendapat para ahli tentang Pariwisata.

Weaver dan Opperman (dalam Pitana, 2009 : 45) memberikan batasan tentang

pengertian pariwisata sebagai berikut :

Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the

interaction among tourists, business suppliers, host government, host communities,

origin governments, universities, community colleges and non-governmental

organisations, in the process of attracting, transporting, hosting, and managing these

tourist and others visitors”.

Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti (1996 : 114)

telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sum of

operations,mainly of an economic nature,Which directly related to the entry,stay and

movement of foreigner, Inside certain country,city or region”.

Freuler (dalam Yoeti, 1996 : 115 ) merumuskan pengertian pariwisata dengan

(18)

“Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman

sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,

penilaian yang sadar dan menumbuhkan ( cinta ) terhadap keindahan alam dan pada

khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

masyarakat. Manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri,

perdagangan, serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”.

Menurut Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117), “… Pariwisata

merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing

untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau

menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau mekipun sementara waktu,

yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.”

Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal

yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga biasa ditemui

pada berbagai disiplin ilmu lain. Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pariwisata yang sesungguhnya adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dan bukan

untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dan pariwisata adalah segala

sesuatu yang berhubugan dengan wisata, termasuk pengelola dan penyelenggara

objek serta daya tarik sehingga dengan usaha itu orang/wisatawan datang untuk

(19)

2.2Pengertian Wisatawan

Ditinjau dari segi etimologi, wisatawan berasal dari kata “wisata”, yang

artinya perjalanan dapat disamakan dengan kata travel dalam bahasa inggris.

Dalam pengertian ini orang melakukan perjalanan, maka wisatawan sama artinya

dengan traveller.

Menurut Dirjen Pariwisata ( 1980 : 10 ) Wisatawan adalah: “Setiap orang

yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di luar tempat tinggalnya

untuk keperluan apapun kecuali mencari nafkah tetap/gaji”. Seseorang dapat

dikatakan wisatawan apabila melakukan perjalanan dari tempat asalnya ke tempat

lain dengan berbagai tujuan tetapi bukan untuk tinggal menetap.

Panitia Statistik Liga Bangsa-Bangsa (dalam Yoeti, 1996 : 137) pada sidang

dewan yang diselenggarakan tanggal 22 Januari 1937, telah pula memberikan batasan

tentang wisatawan sebagai berikut: “...Istilah wisatawan hendaklah dimaksudkan,

setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu

negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal”.

Instruksi Presiden (InPres) No.9 Tahun 1969 mengatakan wisatawan adalah:

“...setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat

lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.

Pendapat Soekadijo (1997 : 3) mengatakan wisatawan adalah : “…orang yang

mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang

(20)

Holloway (dalam Pendit, 1986 : 30), mendefenisikan wisatawan sebagai:

“…seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan

kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.

Dari berbagai defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa wisatawan

sebenarnya adalah seseorang ataupun sekelompok orang yang melakukan

perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan motif yang berbeda-beda tetapi

bukan untuk tinggal menetap ataupun mencari nafkah.

2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Objek Wisata dan atraksi wisata atau “tourism resources” adalah segala

sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang –

orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Membicarakan objek wisata dan

daya tarik wisata ada baiknya dikatikan dengan pengertian produk dari industri

pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu, karena sampai sekarang masih dijumpai

perbedaan pendapat antara beberapa ahli mengenai produk usaha pariwisata disatu

pihak dan objek daya tarik wisata dilain pihak. Menurut UU No. 9 tahun 1990 objek

wisata ialah segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan manusia yang

diciptakan oleh alam, sedangkan daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang

membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut, dimana manusia

harus mempersiapkan terlebih dahulu.

Bentuk objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari:

1. Objek wisata dan daya tarik ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud

(21)

2. Objek wisata dan dan daya tarik hasil karya manusia, yang berwujud

bangunan bersejarah, museum, peninggalan purbakala, seni budaya, wisata

agro, wisata rekreasi, wisata alam, dan tempat hiburan.

Jenis objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari:

1. Objek dan daya tarik wisata alam.

2. Objek dan daya tarik wisata budaya.

3. Objek dan daya tarik wisata minat khusus.

Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan

wisata diantaranya:

1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang termasuk ke

dalam kelompok ini adalah:

a. Iklim, misalnya cuaca daerah, banyaknya sinar matahari dan sebagainya.

b. Bentuk tanah dan pemandangan, misalnya lembah pegunungan, danau,

sungai, air terjun, gunung merapi dan lain-lain.

c. Hutan belukar, misalnya lautan yang luas, banyak pohon-pohon dan lain

sebagainya.

d. Flora dan Fauna, seperti tanaman yang aneh, burung-burung cagar alam,

daerah perkebunan, dan sebagainya.

e. Pusat-pusat kesehatan (Health Center), dan yang termasuk dalam

kelompok ini, misalnya sumber air mineral, mandi air sulphur, sumber air

panas. Semuanya itu dapat diharapkan meyembuhkan macam-macam

(22)

2. Hasil ciptaan manusia (Man made Suply) berupa benda-benda yang

bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural, dan religius),

misalnya:

a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau manusia.

b. Museum, Art Gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handy carft.

c. Upacara tradisional, pameran festival, upacara perkawinan, dan lain-lain.

d. Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, gereja, kuil, candi, dan pura.

3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life)

Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat adalah salah satu sumber

yang sangat penting untuk ditawarkan pada wisatawan, bagaimana keadaan hidupnya,

adat istiadat, semuanya merupakan daya tarik bagi wisatawan di daerah itu.

2.4Pengertian Museum

Secara etimologis, museum berasal dari kat Μουσεῖον atau

mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi

Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.Bangunan

lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian

kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama

Museum berkembang seiring berkembangnya

manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catata

(23)

yang terlengkap koleksinya di Indonesia

koleksi seni rupa modern Indonesia. Pada awalnya, museum bermula sebagai

tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya.

Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda

yang langka, atau kumpulan benda alam da

Museum adalah tempat penyimpanan benda artistik dan pendidikan bagi

keperluan umum. Benda yang disimpan itu disebut koleksi.-koleksi museum

terdiri atas spesimen yang berupa karya seni, bebatuan bumi, teknologi, makhluk

hidup, peninggalan bersejarah, dan lain-lain.

Museum adalah

dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,

mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata

kepada

itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalanga

masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikira

depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai

Sedangkan menurut Internasional Council of Museum (ICOM) : Museum

adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani

masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,

(24)

Museum juga merupakan lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat

umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta

melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan

kesenangan atau hiburan. Berdasarakan peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 1995,

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan

pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan

lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya

bangsa.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

“Museum adalah tempat penyimpanan benda-benda penting atau bersejarah yang

mempunyai nilai kebudayaan tinggi, berguna untuk masyarakat umum sebagai sarana

pendidikan dan rekreasi”.

2.4.1 Fungsi Museum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : Museum

memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi

museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki 2

fungsi besar yaitu:

a) Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai

berikut :

• Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi,

(25)

• Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi

kerusakan koleksi.

• Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi

dari gangguan atau kerusakan oleh factor alam dan ulah manusia.

b) Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan

melalui penelitian dan penyajian.

• Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu

pengetahuan dan teknologi.

• Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan

pengamanannya.

2.4.2 Jenis-Jenis Museum

Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melalui beberapa jenis

klasifikasinya yakni sebagai berikut :

a. Jenis Museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat 2 jenis :

i. Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti

material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai

cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

ii. Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti

material manusia atau lingkungannya yang berkaitan denagn suatu cabang

seni, satu cabang lmu atau satu cabang teknologi.

(26)

i. Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda

yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan

atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.

ii. Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda

yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan

atau lingkungannya dari wilayah Provinsi dimana museum itu berada.

iii. Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda

yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan

atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana

museum tersebut berada.

Dan juga ada 4 macam museum , yaitu museum seni, sejarah, ilmu

pengetahuan, dan umum. Museum seni mengoleksi karya lukisan, patung,dan

karya seni lain. Museum sejarah mengoleksi benda sejarah, seperti

singgasana,mahkota, dan kendaraan raja. Museum Ilmu Pengetahuan mengoleksi

hasil pengetahuan, misalnya Museum tekstil, museum zoologi.

2.4.2 Tipe Museum

Museum memiliki beragam tipe, dari institusi yang besar dan mencakup

banyak kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subyek

tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu terdapat museum universal yang

koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya koleksinya diantaranya seni,

ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe dan ukuran museum tercermin

(27)

merupakan benda terpenting di bidangnya. Kategori museum-museum tersebut

diantaranya:

1. Museum arkeologi

Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri

untuk memaja

bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau

Open Air Museum).

2. Museum Seni

Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan

sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari

yaitu diantaranya

lainnya adalah seni

3. Museum Biografi

Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada

benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok

orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi.

Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait

dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup.

4. Museum anak

Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran

dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal

Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan

(28)

memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak.

Museum anak kebanyakan merupakan organisasi

ole

5. Museum Universal

Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai

Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai.

Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan

memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi

dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan

rasa keingin-tahuan terhadap dunia.

6. Museum etnologi

Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari,

mengumpulkan, merawat, dan memamerka

berhubungan denga

biasanya dibangun di negara yang memiliki

minoritas yang berjumlah banyak.

7. Museum rumah bersejarah

Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah

bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari

kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana

yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh

relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum

(29)

8. Museum sejarah

Museum sejarah mencakup pengetahua

masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut

memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen,

artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan

even kesejarahan tersebut.

9. Museum maritime

Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri

kepada peresentasi

menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang

berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat beberapa jenis museum

maritim, diantaranya:

• Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan

arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan

mengawetkan kapal karam da

lingkungannya.

• Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi

masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau

masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San

Francisco dan Mystic Seaport.

• Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adala

(30)

10.Museum militer dan perang

Museum militer merupakan museum yang mengkhususkan diri

terhadap sejarah militer. Benda yang biasa dipamerkan pada museum

ini contohnya adala

2.5 Pengertian Pemandu Wisata

Pemandu wisata merupakan orang yang bertugas memberikan bimbingan,

penerangan dan petunjuk tentang suatu objek wisata. Sesuai dengan pengertian

pemandu wisata yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan

Telekomunikasi No:KM/82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, yang

dimaksud pemandu wisata adalah: “Seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,

penerangan dan petunjuk tentang objek wisata, serta membantu segala sesuatu yang

diperlukan wisatawan” .(Yoeti 2000:11)

Dari sudut pandang wisatawan, pemandu wisata adalah seseorang yang

bekerja pada suatu biro perjalanan atau suatu kantor pariwisata (Tourist Office) yang

bertugas memberikan informasi, petunjuk dan advis secara langsung kepada

wisatawan sebelum dan selama dalam perjalanan wisata berlangsung.

Di dalam perjalanan tugas seorang pemandu wisata selalu berusaha agar para

anggota rombongannya, mereka yang mendengarkannya, dapat mengerti dan selalu

memperhatikan apa yang selalu disampaikannya. Oleh karena pemandu wisata itu

(31)

Apa yang dibicarakan, dikomentari, harus dapat memberi kesan (image) tentang kota

atau daerah dan bahkan keharuman nama negara dan bangsanya.

Berikut ini pengertian pemandu wisata menurut beberapa sumber:

1. International Travel Dictionary

From the point of tourist view, the tour guide is a person employed, either

directly by the traveller, an official or private tourist organization or travel

agent to infrom directly and advice the tourists before and during his journey.

2. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English

A person employed to point bout interesting sights on a journey or visit.

3. R.S Damardjati (Istilah-istilah Dunia Pariwisata, 2001:101)

Seoarang yang telah memiliki serifikat tanda lulus ujian profesi dari instansi

atau lembaga resmi pariwisata dan telah memiliki tanda pengenal (badge),

sehingga berhak untuk menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta

pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi

kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk suatu wilayah dan mengenai suatu

objek spesialisasi khusus terhadap para wisatawan baik sebagai perorangan

atau dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa

tertentu.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemandu wisata adalah

seseorang yang mengarahkan sebuah tour. pemandu wisata merupakan kunci utama

yang akan membawa wisatawan mendapat pengalaman-pengalaman selama tour.

(32)

memberikan informasi tentang segala sesuatu yang memilii daya tarik bagi wisatawan

dengan komitmen, keyakinan diri, persiapan yang baik dan tidak buru-buru.

2.5.1 Peranan Pemandu Wisata

Di dalam kepariwisataan seorang pemandu wisata dituntut sedemikian rupa

agar citra pariwisata Indonesia, citra negara dan bangsa Indonesia berada

dipundaknya. Karena itu, peranan pemandu wisata sangat penting. Ibarat dalam

pertempuran, pemandu wisata merupakan pasukan tempur yang harus memenangkan

perang.

Dilihat dari pihak wisatawan yang akan diberikan pelayanan, maka pemandu

wisata adalah teman dalam perjalanan yang dianggap serba tahu dan kepadanya nasib

diserahkan selama perjalanan wisata yang diselenggarakan. Bagi wisatawan,

pemandu wisata dianggap sebagai “guru besar” yang ahli dalam bidangnya untuk

memberikan penjelasan tentang Indonesia secara umum, termasuk penduduk, sejarah,

potensi ekonomi, politik, seni budaya, lambang negara, dan falsafah Pancasila.

Kenyamanan wisatawan selama perjalan merupakan tujuan utama seoarang

pemandu wisata. Apabila pelayanan yang diberikan oleh seorang pemandu wisata

selama penyelenggaraan wisata kurang memuaskan wisatawan, maka sudah

sewajarnya jika wisatawan mengeluh (complaint) kepada perusahaan perjalanan yang

dipakai wisatawan tersebut. Wisatawan akan meminta pertanggungjawaban

perusahaan atas perjanjian yang telah disepakati bersama.

Itulah yang harus diingat oleh pemandu wisata, bahwa ia tidak dapat

(33)

yang diberikan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pemandu wisata

bertanggungjawab terhadap semua kegiatan perjalanan kepada perusahaan yang

memperkerjakannya. Majunya suatu perusahaan perjalanan juga tergantung kepada

pelayanan yang diberikan oleh pemandu wisata. Pelayanan yang diberikan baik maka

image yang muncul juga baik. Sebaliknya pelayanan yang diberikan buruk, maka

akan memberikan image yang buruk pula terhadap suatu perusahaan perjalanan.

Dalam industri pariwisata, seorang pemandu wisata harus memberikan

cerminan dari kehidupan bangsa sendiri dengan segala kepribadiannya dan selalu

dapat dan ingin bekerja sama dengan segala jenis bangsa yang datang ke Indonesia.

Dalam memberikan pelayanan, seorang pemandu wisata dipantangkan membedakan

pemberian pelayanan kepada wisatawan yang dilayaninya. Bagi seorang pemandu

wisata semua manusia adalah sama tanpa membedakan ras, bangsa, dan agama,

karena dalam kepariwisataan orang hanya dikenal secara universal.

Secara lebih luas pemandu wisata adalah duta bangsa atau duta daerah tempat

bertugas. Pengekspresian pemandu wisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan

karakter masyarakat setempat. Demikian pula dengan segala sesuatu yang

disampaikan oleh pemandu wisata. Mengingat hal tersebut, maka seorang pemandu

wisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan benar dan baik menyangkut

negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya dan lain-lain.

2.5.2 Persyaratan Pemandu Wisata Secara Umum

Secara formal untuk menjadi seorang pemandu wisata (Tour Guide) sesuai

(34)

No.KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, khususnya dalam Pasal 8

Bab III, syarat-syarat untuk menjadi pemandu wisata ditentukan sebagai berikut:

1. Untuk menjadi pemandu wisata dan pengatur wisata diisyaratkan memiliki

sertifikasi sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberika tanda

pengenal (badge) sebagai ijin operasional.

2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge) pemandu

wisata dan pengatur wisata ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata.

3. Sertifikat dan tanda penegenal (badge) pramuwisata oleh Gubernur

Kepala daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.

Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Umur serendah-rendahnya 25 (duapuluh lima) tahun;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;

d. Memiliki keterampilan membawa rombongan wisata;

e. Memiliki sertifikat pemandu wisata Madya atau telah berpengalaman di

bidang pemandu wisata selama 5 (lima) tahun;

f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu

bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan

serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia;

g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Untuk mengikuti kursus dan ujian Pemandu Wisata Muda disyaratkan:

a. Warga Negara Indonesia;

(35)

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa aing dengan lancar;

d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu

bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan

daerah Tingkat II tempat Pemandu WisataMuda dan Daerah Tingkat I

secara umum;

e. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Untuk mengikuti kursus dan ujian Pemandu Wisata Madya disyaratkan sebagai

berikut:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Umur serendah-rendahnya 22 (duapuluh dua) tahun;

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;

d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu

bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan

daerah Tingkat I tempat Pemandu Wisata Madya dan Indonesia secara

umum;

e. Memiliki kemampuan membawa rombongan wisata;

f. Memiliki sertifikat Pemandu Wisata Muda atau telah berpengalaman di

bidang Pemandu Wisata selama 3 (tiga) tahun;

g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Oleh karena itu setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang

pemandu wisata harus melalui prosedur tersebut diatas. Hal ini dianggap perlu karena

(36)

2.5.3 Penggolongan Pemandu Wisata

Pada Pasal 2 Bab II Surat Keptutusan Menteri Pariwisata, Pos, dan

Telekomunikasi tersebut di atas atau sesuai dengan penggolongan yang diberikan

oleh Direktorat Jendral Pariwisata, pemandu wisata dapat digolongkan sebagai

berikut:

Pertama : Pemandu Wisata Muda, yakni pemandu wisata yang bertugas di wilayah

Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat

keahliannya diberikan.

Kedua : Pemandu Wisata Madya, yaitu pemandu wisata yang bertugas dan

beroperasi dalam Wilayah Daerah Tingkat I, tempat sertifikat keahliannya

dikeluarkan.

Kita mengenal ada macam-macam pemandu wisata, yang dibedakan dari

keahlian dan tempat objek pemandu wisata bekerja. Oleh karena itu, pemandu wisata

dapat dikelompokkan sesuai dengan sudut pandang berikut ini:

1. Berdasarkan Status, yaitu:

a. Payroll Guide

Payroll Guide adalah pemandu wisata yang berstatus sebagai pegawai

tetap perusahaan perjalanan (travel agency) dengan mendapat gaji tetap

disamping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan.

b. Part timer/Free lance Guide

Part timer/Free lance Guide adalah pemandu wisata yang bekerja pada

(37)

yang dilakukan serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan

tertentu.

c. Member of guide Association

Member of guide Association adalah pemandu wisata yang berstatus

sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan

kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut.

d. Government Officials

Government Officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk

memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek, atau

suatu wilayah tertentu.

e. Company Guide

Company Guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas

memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek

perusahaan.

2. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu, yaitu:

a. Individual Tourist Guide

Individual Tourist Guide adalah pemandu wisata yang khusus memandu

wisatawan individu.

b. Group Tour Guide

Group Tour Guide adalah pemandu wisata yang khusus memandu

(38)

c. Domestic Tourist Guide

Domestic Tourist Guide adalah pemandu wisata yang memandu

wisatawan nusantara/domestik.

d. Foreign Tourist Guide

Foreign Tourist Guide adalah pemandu wisata yang memandu wisatawan

mancanegara.

3. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya, yaitu:

a. Transfer Guide

Transfer Guide adalah pemandu wisata yang kegiatannya menjemput

wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke

hotel atau sebaliknya mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel

lainnya.

b. Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide

Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide adalah pemandu wisata yang

kegiatannya memandu wisata dalam suatu tour.

c. Local/Expert Guide

Local/Expert Guide adalah pemandu wisata yang kegiatannya khusus

memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu,

misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah dan

lain-lain.

d. Common Guide

Common Guide adalah pemandu wisata yang dapat melakukan kegiatan

(39)

e. Driver Guide

Driver Guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai

pemandu wisata. Pemandu wisata yang bertugas mengantar wisatawan ke

objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan

informasi yang diperlukan.

Pemandu Wisata Lokal pada objek wisata Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery: Seseorang yang memandu dan menjelaskan kepada wisatawan

tentang sejarah objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, juga

menjelaskan tentang hewan-hewan yang terdapat di museum & gallery tersebut,

bagaimana proses memburu sampai dengan diawetkan hingga hewan-hewan awetan

(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT INTERNATIONAL

WILDLIFE MUSEUM & GALLERY

3.1 Letak Geografis Kota Medan Secara Umum

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur

dari provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah

permukaan laut. Kota ini di lalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai

Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada

3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara.

Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang.

Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini

menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan

barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis

basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota

Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kota Medan memiliki 21

Kecamatan dan 158 Kelurahan. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Labuhan

dengan luas sebesar 36,67 km². Luas Kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar

(41)

3.2 Sejarah Singkat Rahmat International Wildlife Museum&Gallery

Didirikan oleh seorang pemburu profesional dan seorang pecinta alam

yaitu Bapak Rahmat Shah, yang diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia Prof. Dr. Juwono

Sudarsono, MA. Saat itu H.E Duta Besar Turki, Pangdam I BB, KRMH Yapto S

Soerjosoemarsono SH dan tokoh-tokoh masyarakat serta tokoh-tokoh lingkungan

juga turut hadir. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery satu-satunya

di Asia yang memiliki ± 1000 spesies hewan dari berbagai negara . Sekarang ,

setelah membangun pembangunan yang selesai pada tanggal 23 Oktober 2007,

Museum & Gallery memiliki luas bangunan 2.970 m² . Rahmat adalah orang

Indonesia pertama yang menerima beberapa penghargaan dan pengakuan

internasional seperti The Big Five Grand Slam Awards dan penghargaan

internasional di bidang konservasi dalam upaya pencegahan kepunahan satwa

liar dunia.

Rahmat Gallery buka dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB hari

selasa sampai minggu Museum ini terletak di Jl. S. Parman 309, Medan. Harga

tiket untuk museum sejarah alam ini yang wajar - Rp 25.000 untuk dewasa dan

Rp.20, 000 untuk anak-anak dan kalau mau nambah Night Safari jadi Rp.

(42)

Gambar 3.1 Rahmat International wildlife Museum & Gallery tampak depan

Sumbe

Melalui Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Rahmat

Shah(pemilik) mengajak kita untuk lebih memahami keragaman satwa liar yang

ada di dunia, memperkenalkannya kepada anak-anak kita , sehingga kita lebih

peduli dan melestarikan satwa liar yang hidup di dunia. Tempat yang dibangun

sebagai sarana penelitian pendidikan serta tempat wisata . Koleksi ini mayoritas

didapatkan oleh Rahmat Shah dari perburuan legal dengan konsep “Konservasi

dengan Pemanfaatan” yang telah dilakukan bertahun-tahun di berbagai belahan

dunia. Selain itu, koleksi di museum ini juga didapat dari pemberian dan

sumbangan dari berbagai kalangan, satwa yang mati di kebun binatang atau

taman satwa, dan beberapa pembelian secara legal.

Tidak seperti banyak museum sejarah alam dengan pameran diasingkan

(43)

bentuk diorama, sejumlah skenario yang agak dramatis. Pameran pada kucing

liar seperti hidup, harimau ganas dengan memamerkan gigi taring yang masih

asli, singa mengambil mangsa mereka dan sejenisnya di ruang Cats of The

World.

Gambar 3.2 Tatapan marah Harimau Sumatera

Sumbe

(44)

Sumbe

3.3 Rahmat International Wildlife Museum&Gallery Sebagai Objek dan

Daya Tarik Wisata

Tidak banyak tempat atau lembaga yang sangat berkonsentrasi pada

dedikasinya dalam bidang konversi satwa liar. Namun di Kota Medan terdapat

tempat bernama Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang

merupakan sebuah tempat wisata yang sangat menarik dengan beragam koleksi

mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat

berburu di berbagai penjuru dunia. Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery, juga merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery berbeda dengan

(45)

Gallery berfungsi untuk pendidikan, riset dan penelitian juga sebagai tempat

rekreasi.

Berikut merupakan fungsi dari Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery:

1. Pendidikan :

• Sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi.

• Memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat luas

mengenai pentingnya konservasi alam dan lingkungan melalui peragaan

maupun pertunjukan satwa.

• Menanamkan rasa cinta dan peduli terhadap satwa serta alam “flora &

fauna” sejak dini kepada siswa sekolah dan berbagai kalangan

masyarakat lainnya, melalui program pengenalan satwa liar &

lingkungan.

2. Riset dan Penelitian :

• Sarana penelitian bagi berbagai disiplin ilmu, Kedokteran Hewan,

Biologi, Peternakan & Pariwisata dari berbagai tingkatan pendidikan.

• Sarana penelitian para pakar konservasi dari lembaga konservasi

nasional maupun internasional.

3. Rekreasi :

• Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan objek

wisata dengan harga terjangkau yang memiliki banyak manfaat untuk

(46)

berbagai belahan dunia dan juga mendidik anak-anak sedari dini agar

lebih perduli terhadap satwa yang terancam punah.

Saat pertama kali wisatwan masuk ke dalam Rahmat International

Wildlife Museum & Gallery wisatawan langsung disuguhkan suara rekaman riuh

satwa-satwa dan ruangan-ruangan yang dipenuhi dengan diorama berisi awetan

satwa di setiap ruangan yang dikunjungi membuat semakin betah menjelajah. Di

dalam ruangan bernama Bear Room ada beberapa spesies beruang dari Beruang

Grizzly (Ursus arctos horribili) sampai Beruang Kutub (Ursus maritimus). Ada

juga satwa eksotis yang terancam punah seperti Harimau Sumatra (Panthera

tigris sumatrae) di ruang Cats of The World. Yang tidak boleh ketinggalan

adalah melihat lebih dekat ruang African Big Five yang berisi 5 satwa yang

paling susah untuk diburu dan keberadaannya pun hampir punah di Afrika, yaitu

Singa (Phantera leo), Gajah Afrika (Loxodonta africana), Banteng (Syncerus

caffer), Macan Tutul (Phantera pardus) dan Badak Putih (Ceratotherium

(47)

Gambar 3.4 African Big Five

Sumbe

Beberapa ruangan lainnya adalah Kingdom of Birds yang berisi koleksi

berbagai jenis burung, Pheasant of The World yang menyuguhkan

keanekaragaman ayam, Varieties Bird of Paradise yang penuh dengan koleksi

burung cendrawasih, serta Dry Aquarium yang menyajikan berbagai jenis satwa

(48)

Gambar 3.5 Satwa burung yang diawetkan

Sumbe

Gambar 3.6 Serangga penghuni museumSumber :

Sumbe

Bukan hanya satwa-satwa besar yang menjadi koleksi museum ini.

Bahkan satwa-satwa yang berukuran mungil dan mini pun dipamerkan di sini.

Dari kelompok burung, dan kelompok serangga seperti kupu-kupu, kumbang,

(49)

wajib dikunjungi adalah Night Safari. Suasana ruangan yang gelap dan dingin

cukup membuat perasaan was-was begitu memasuki ruangan. Suara-suara satwa

buas seperti ular, harimau, dan predator-predator lain menambah tegang suasana.

Dengan tatanan lampu yang apik, ruang yang semula gelap menjadi terang

seiring dengan laju jalan. Nampak di kanan kiri satwa-satwa buas seperti muncul

tiba-tiba dari kegelapan. Dan begitu melangkah ke depan, lampu yang sudah

terlewati mendadak padam memberikan efek satwa buas yang secara misterius

menghilang.

Gambar 3.7 Night Safari

Sumbe

Namun sayang ruangan ini tidaklah luas, apabila melangkahkan kaki

dengan cepat dalam waktu kurang dari lima menit sudah selesai menikmatinya.

(50)

jerapah di samping tangga ini adalah ide yang brilian sekali karena bisa

mengamati anatomi jerapah dari jarak dekat. Tidak hanya hewan yang biasa

yang kita lihat namun, beberapa dari hewan-hewan yang tidak biasa seperti

kucing bermata tiga , domba berkepala dua , kerbau berkepala dua , dan ayam

berkaki empat juga ada di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Gambar 3.8 The goats of mountain

Sumbe

Gambar 3.9 Koleksi buku di perpustakaan museum

(51)

Di lantai dua, diutamakan sebagai ruang perpustakaan dan ruang

penyimpanan ratusan piala, penghargaan, dan piagam hasil dari prestasi sang

pemilik museum selama bertahun-tahun. Buku-buku yang kebanyakan berbahasa

Inggris tentang satwa dan alam tertata rapi di dalam sebuah lemari besar tetapi

lemarinya dikunci. Jadi hanya bisa membaca artikel-artikel yang dibingkai di

dinding. Selain itu, disini juga terdapat koleksi jersey asli para pemain sepakbola

dunia seperti Christiano Ronaldo dan Zinedine Zidane. Ada pula koleksi

potongan 35mm film cell dari film-film terkenal Hollywood seperti Harry Potter,

Twilight, dan Shrek. Sepertinya selain berburu, Rahmat Shah juga memiliki hobi

memorabilia.

Setiap wisatawan yang datang ke museum ini pasti ada satu pertanyaan

yang mengusik pikiran. Bagaimana mungkin perburuan (walaupun legal) seperti

ini berperan dalam pelestarian satwa-satwa langka? Bukankah perburuan ini

adalah bentuk perampasan hak makhluk hidup? Terutama bagi satwa-satwa

terancam punah? Jawabannya dari beberapa artikel yang tergantung di dinding

museum. Perburuan legal internasional di bawah Safari Club International

ternyata memiliki aturan yang sangat ketat.

Berdasarkan sebuah artikel wawancara dengan Rahmat Shah, beliau

menjelaskan bahwa harus ada prosedur jika ingin berburu dan biasanya ada

pemberitahuan terlebih dahulu dari Safari Club International, jadi tidak bisa

sembarangan asal berburu. Harus di sesuaikan dengan musim perburuan di

(52)

kalau menyalahi prosedur bias dikenai sanksi penjara atau dikeluarkan dari

Safari Club Member Indonesia.

Bahkan di artikel lain disebutkan bahwa satwa dilindungi pun apabila

sudah overpopulasi, harus dikontrol dengan cara diburu. Seperti di Amerika

Serikat, untuk mengontrol populasi beruang dilakukan perburuan pada waktu

tertentu. Bagi yang pernah menonton film animasi Open Season yang dibintangi

oleh Martin Lawrence dan Ashton Kutcher pasti tahu tentang hal ini.

Dan mengutip juga dari artikel wawancara dengan Rahmat Shah,

mengenai pengawetan satwa, beliau menjelaskan, hewan-hewan yang boleh

diburu itu sudah ditentukan izin serta jumlah yang diperbolehkan untuk diburu

sehingga bisa menjadi koleksi bagi sang pemburu. Seorang pemburu sejati

adalah seorang yang konservasionis dan penyayang binatang karena tidak

menembak sesuka hati, jika menembak harus tepat pada titik bunuh (killing

point) juga senjatanya tidak boleh under power hingga tidak menyiksa binatang

tersebut. Satwa yang boleh ditembak adalah sawa jantan yang sudah tua dan

tidak produktif lagi. Pemburu hanya boleh membawa kulit dan taring atau

tanduk satwa buruannya sementara dagingnya ditinggal untuk hewan pemangsa

lainnya sehigga tidak memangsa satwa muda yang masih produktif. Proses dari

menembak hingga diawetkan membutuhkan waktu sekitar 3-5tahun dengan

biaya sekitar $4000-$5000.

Selain ruangan museum ini di isi oleh koleksi-koleksi satwa langka, di

beberapa bagian juga terdapat ruangan khusus yang disediakan bagi pengunjung

(53)

1. Perpustakaan

Ruangan perpustakaan museum ini dilengkapi dengan berbagai macam

katalog serta buku pengetahuan tentang satwa-satwa di Dunia dan habitatnya.

Pengunjung dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman satwa-satwa

tersebut. Di beberapa bagian juga terdapat berbagai macam penghargaan,

piala dan piagam milik Dr.H. Rahmat Shah atas ide dan kontribusinya dalam

pembangunan museum ini.

2. Photo Studio

Museum ini juga menyediakan fotografer handal bagi pengunjung yang

berminat mengabadikan moment-moment di setiap sudut ruangan bersama

satwa-satwa di dalamnya. Dan yang lebih menariknya, Pengunjung juga dapat

berpose layaknya pemburu dengan kostum yang lengkap, karena museum ini

juga menyediakan fasilitas kostum pemburu bagi pengunjung.

3. Souvenir Shop

Di salah satu sudut museum, terdapat berbagai macam Gift yang diperjual

belikan. Pengunjung dapat memperoleh Gift tersebut dengan harga yang

cukup terjangkau. Gift tersebut merupakan Gift Khas museum.

4. Hunter’s Café

Setelah menyaksikan berbagai macam satwa liar di dalam museum,

pengunjung dapat beristirahat sejenak di Hunter’s Cafe yang disediakan oleh

pihak pengelola. Di Hunter’s Cafe pengunjung juga dapat menyaksikan

(54)

legal dan tayangan Program pelestarian alam. Hunter’s Cafe juga

menyediakan berbagai macam makanan ringan bagi pengunjung.

5. Legend Room

Legend Room terletak di lantai 3 museum, merupakan ruangan serbaguna

dan dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti Meeting

(55)

BAB IV

PERANAN PRAMUWISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS

PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT INTERNATIONAL

WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN

4.1 Tugas-Tugas Pokok Pemandu Wisata Lokal Pada Objek Wisata Rahmat

International Wildlife Museum & Gallery

Pemandu Wisata mempunyai peranan yang cukup penting pada suatu objek

wisata khususnya dalam memperkenalkan objek wisata Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery, disamping tugas-tugas pokok yang terdiri atas :

a. Mengantarkan wisatawan baik perorangan ataupun rombongan yang

mengunjungi objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

b. Memberikan penjelasan secara lebih lengkap dan terinci segala sesuatunya

yang berkenaan dengan objek wisata yang di maksud.

c. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang mendapat musibah selama

melakukan kunjungan pada objek wisata tersebut.

Pemandu Wisata juga mempunyai misi tersendiri selama menjalankan

tugasnya, yaitu memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam dengan

jalan memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai objek wisata yang

bersangkutan. Cara penyampaian informasi yang dilakukan oleh pemandu wisata

harus dibuat semenarik mungkin supaya wisatawan yang dibawanya mengerti apa

(56)

wisatawan dapat menikmati kunjungannya ke objek wisata tersebut sehingga

terpenuhilah tujuan dari Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) untuk memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi wisatawan.

Di lain pihak, wisatawan akan merasa bahwa kunjungannnya ke objek wisata

tersebut tidak sia-sia, karena mereka memperoleh apa yang mereka inginkan, yaitu

informasi yang benar mengenai objek wisata yang mereka kunjungi dan juga

pengetahuan baru mengenai kebudayaan Indonesia yang disampaikan melalui

pemandu wisata. Oleh karena itu, pemandu wisata yang bertugas diharapkan

betul-betul menguasai materi mengenai objek wisata yang bersangkutan, sehingga tidak

mengecewakan wisatawan karena tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan

mereka yang berhubungan dengan objek wisata tersebut.

Hal yang penting pada saat pertama kali bertemu dengan dengan wisatawan

adalah bagaimana cara pemandu wisata supaya wisatawan tersebut menaruh

kepercayaan terhadapnya dengan sikap dan perkataannya. Hal ini penting artinya bagi

pemandu wisata, karena kalau pada saat pertama kali bertemu wisatawan sudah tidak

mempercayainya, maka selanjutnya ia tidak akan begitu memperhatikan apa yang

diucapkan oleh pemandu wisata.

Seorang pemandu wisata juga harus mengetahui kebiasaan-kebiasaan

wisatawan dari berbagai negara. Pengetahuan ini penting, supaya pemandu wisata

dapat cepat beradaptasi dengan rombongannya. Dengan demikian proses

penyampaian informasi akan lebih berhasil. Dalam tugasnya sehari-hari, pemandu

wisata di objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery rata-rata

(57)

waktu musim liburan. Status dari pemandu wisata pada objek wisata tersebut adalah

karyawan tetap, mereka bekerja mulai dari pukul 09.00 s/d 17.00 setiap hari kecuali

hari senin dikarenakan museum tutup pada hari itu.

Pemandu Wisata di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery

berjumlah 3 orang, yaitu Siti Hajar Pulungan (pemandu wisata senior), Widya

Hadiyanti dan Sari Ramadhani. Sistem kerja mereka yaitu sistem perpos dimana pos

dibagi menjadi 3, pos pertama berada dilobby, pos kedua berada diruang tengah

(depan night safari) dan pos yang terakhir berada di lantai atas (lantai dua). Cara

membawa wisatawan dengan cara bergilir jika wisatawan meminta kepada pemandu

wisata untuk menjelaskan secara terperinci tentang Rahmat International Widlife

Museum & Gallery.

Wisatawan akan diberi penjelasan tentang objek-objek di sekitar pos pertama

oleh pemandu wisata yang berada di pos pertama sampai dengan pemandu wisata di

pos kedua dan begitu seterusnya sampai pos ketiga. Jadi, di tiap-tiap pos akan tetap

ada pemandu wisatanya untuk menjelaskan ke wisatawan yang lain. Jika wisatawan

yang datang merupakan tamu khusus pimpinan biasanya yang membawa wisatawan

tersebut adalah pemandu wisata senior karena fasih berbahasa inggris dan lebih

berpengalaman untuk membawa tamu khusus pimpinan. Dan apabila pemandu wisata

senior sedang membawa tamu khusus, pemandu wisata lainnya akan berjaga di pos

yang kosong.

Kalau wisatawan yang berkunjung adalah anak sekolah biasanya pemandu

(58)

apabila wisatawan tersebut bertanya kepada pemandu wisata sesuai dengan pos

mereka masing-masing. Pemandu wisata di Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery akan tarik ulur dalam memberikan informasi, misal ada informasi tentang

satwa yang kurang diketahui oleh pemandu wisata dan wisatawan tersebut lebih

mengetahui tentang satwa itu, pemandu wisata harus bisa menerima informasi yang

diberikan oleh wisatawan tersebut karena menambah wawasan dan pengetahuan.

Begitu juga sebaliknya pemandu wisata akan memberikan informasi yang

sebenar-benarnya kepada wisatawan agar menambah wawasan wisatawan tentang

satwa-satwa yang terancam punah dan wisatawan akan lebih perduli terhadap satwa-satwa.

Seorang pemandu wisata yang baik tidak akan memberikan informasi yang

asal-asalan dan tidak boleh sok tau itu membuat wisatawan cepat merasa bosan dengan

penjelasan pemandu wisata tersebut dan tidak akan berkunjung lagi ke objek wisata

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.

Pemandu wisata pada objek wisata Rahmat International Wildlife Museum &

Gallery tidak ada diberikan pelatihan khusus apabila telah menjadi seorang pemandu

wisata di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Tetapi, jika ada seminar

tentang pemandu wisata ataupun museum seluruh pemandu wisata di Rahmat

International Wildlife Museum & Gallery pasti ikut seminar tersebut umtuk

menambah wawasan mereka. Pemandu wisata di Rahmat International Wildlife

Museum & Gallery juga tidak diharuskan memiliki sertifikasi seorang pemandu

wisata, namun jika memiliki sertifikasi akan lebih bagus untuk menunjang karir

(59)

dan statusnya, gaji standart UMK & UMP. Tiap-tiap karyawan tetap juga diberikan

tunjangan kesehatan JAMSOSTEK dan In Health.

Gambaran seorang pemandu wisata yang profesional menurut mereka adalah

seseorang yang tahu apa yang dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung serta

mengetahui segala informasi mengenai objek wisata yang bersangkutan secara rinci,

serta objek wisata lain yang berhubungan dengan objek wisata tersebut. Yang

dimaksud dengan tahu apa yang dibutukan oleh wisatawan adalah mengetahui apa

tujuan wisatawan datang ke objek wisata tersebut, apakah untuk mengetahui sejarah

tempat tersebut, apakah ingin mengambil gambar-gambar objek wisata, atau hanya

ingin bersantai-santai saja. Apabila wisatawan bermaksud mengambil

gambar-gambar objek wisata, pemandu wisata dapat menunjukkan tempat yang cocok untuk

pengambilan gambar. Hal lain yang perlu diingat, yaitu tidak mengganggu

kesenangan wisatawan. Selama wisatawan asyik dengan kesibukannya, pemandu

wisata tidak boleh mengganggunya, misalnya dengan mengatakan waktunya sudah

habis.

Disamping itu pengetahuan yang bersangkutan dengan lalu lintas, sarana dan

prasarana yang tersedia, angkutan yang dipakai serta hotel, objek dan atraksi wisata

yang perlu dilihat dengan prioritas didahulukan hendaknya sudah di luar kepala yang

bersangkutan. Secara lebih rinci pemandu wisata perlu mengetahui :

a. Jaringan transportasi yang menghubungkan objek-objek wisata, baik yang

berada dalam daerah operasinya maupun di luar jalur operasinya sehari-hari.

Gambar

Gambar 3.1 Rahmat International wildlife Museum & Gallery tampak depan
Gambar 3.2 Tatapan marah Harimau Sumatera
Gambar 3.4 African Big Five
Gambar 3.5 Satwa burung yang diawetkan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Pengembangan Objek Wisata Istana Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar sudah bisa dilaksanakan dengan baik hal ini berkaitan erat dengan berbagai

Dengan adanya teknologi augmented reality tersebut maka diadakan penelitian yang membahas tentang sejarah atau penjelasan objek dan benda bersejarah di Museum Kretek

Hasil wawancara dengan Dinas Pariwisata “Hal pertama yang menjadi kendala dalam mengembangkan objek wisata seribu Rumah Gadang adanya keberatan dan ketidak sediaan masyarat dalam

Berdasarkan penjelasan setiap tahap kesiapan pengelola objek wisata Cipanas Kabupaten Garut, tahap Preparation memiliki pengertian sebagai berikut: 1 Hampir semua orang terkait dengan