PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG
KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT
GALLERY INTERNATIONAL WILDLIFE
MUSEUM & GALLERY DI
KOTA MEDAN
KERTAS KARYA
OLEH
TRI SUCI PAKARTI
102204014
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT GALLERY
INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN
OLEH
TRI SUCI PAKARTI 102204014
Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,
Budi Santoso, S.Sos
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI
PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK
WISATA RAHMAT GALLERY INTERNATIONAL
WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN
Nama : TRI SUCI PAKARTI
Nim : 102204014
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
Ketua,
ABSTRAK
Sumatera Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia yang memiliki potensi dan peluang dalam pembangunan kepariwisataannya. Di daerah ini banyak pilihan wisata yang dapat diandalkan sebagai destinasi wisatawan, salah satunya objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Pemandu wisata mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pariwisata Indonesia. Dengan memberikan pelayanan yang baik, sehingga dapat memuaskan wisatawan. Sehubungan dengan upaya peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara, maka penting sekali pengadaan pemandu wisata pada objek-objek wisata di Sumatera Utara untuk melengkapi prasarana dan sarana objek wisata yang tersedia, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada wisatawan. Dengan adanya pemandu wisata pada setiap objek wisata akan dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai sejarah serta hal-hal yang berkaitan dengan objek dan atraksi wisata, selain itu juga sebagai kawan yang menyenangkan bagi wisatawan selama mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan pertimbangan di atas, diharapkan pemandu wisata akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang selalu setia
menemani dan memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kertas karya ini dengan judul, “Peranan Pemandu Wisata Lokal Sebagai Penunjang
Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat International Wildlife Museum
& Gallery Di Kota Medan”.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, banyak dukungan dan bantuan baik
dari segi moril, doa dan materi yang penulis peroleh dari berbagai pihak selama
menjalankan perkuliahan dan sampai selesainya. Penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Margono
dan Ibunda Suryani Putri yang selama ini telah membesarkan, menjaga, mendidik
dan memberikan segenap kasih sayang yang tulus dan murni kepada penulis.
Dalam kesempatan yang berharga ini, penulis tidak lupa mengucapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan dosen pembaca yang
telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas
karya ini.
mengoreksi kertas karya ini, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
kertas karya ini.
4. Bapak Budi Santoso, S.Sos, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi kertas karya ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama masa perkuliahan, dan para Staff Pegawai dan Pegawai Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh karyawan SILK AIR khususnya di Kualanamu International Airport
dan di bagian pelayanan yang telah membimbing penulis selama Praktek
Kerja Lapangan.
7. Seluruh karyawan PT. Best Tour and Travel yang telah memberi izin selama
Praktek Kerja Lapangan.
8. Buat saudara-saudara penulis, Abang dan adik yang tercinta, Firmansyah
suhada, Gunawan Wibisono dan M. Agus Salim Mayusa yang memberikan
hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis, serta Anak Tercinta
Ali Sakha Zahrani yang karenanya penulis bersemangat dalam mengerjakan
Kertas Karya ini.
9. Buat teman- teman seperjuangan Usaha Wisata angkatan 2010, Intan, atul,
Erta, Zaza dan Said Fahrin. Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian
selama ini yang membuat penulis selalu merasa bahagia apabila berada di
10.Buat sahabat-sahabat penulis, Ayu Dinata, Yuda, Daning, Dede, Nazli dan
Ica. Kalian adalah sahabat terhebat yang pernah ada.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi
maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.
Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Medan, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata ... .. 6
2.2 Pengertian Wisatawan ……… 7
2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ………....…... 8
2.4 Pengertian Museum ...……… 10
2.4.1 Fungsi Museum ... 13
2.4.2 Jenis-Jenis Museum ... 13
2.4.3 Tipe Museum ... 14
2.5 Pengertian Pemandu Wisata ..………... 18
2.5.1 Peranan Pemandu Wisata ……….. 20
2.5.2 Pesyaratan Pemandu Wisata Secara Umum………... 21
BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT
INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM & GALLERY
3.1 Letak Geografis Kota Medan Secara Umum ... 27 3.2 Sejarah Singkat Rahmat Wildlife International Museum & Gallery ... 27 3.3 Rahmat International Wildlife International Museum & Gallery Sebagai Objek Dan Daya Tarik Wisata ...30
BAB IV : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI
PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK
WISATA RAHMAT INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM
& GALLERY DI KOTA MEDAN
4.1 Tugas-Tugas Pokok Pemandu Wisata pada objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery... 40
4.2 Sikap Pemandu Wisata dalam Menghadapi Wisatawan yang Komplain ... 45
4.3 Meningkatkan Sikap Pemandu Wisata dalam Memberi Pelayanan... 47
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...50 5.2 Saran ...51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rahmat International Wildlife Museum & Gallery tampak
depan ... 28
Gambar 3.2 Tatapan Marah Harimau Sumater...29
Gambar 3.3 Cats Of The World ...32
Gambar 3.4 9African Big Five ...32
Gambar 3.5 Satwa Burung Yang Diawetkan ... 33
Gambar 3.6 Serangga Penghuni Museum ... 33
Gambar 3.7 Night Safari ... 34
Gambar 3.8 The Goats Of Mountain ... ...35
ABSTRAK
Sumatera Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia yang memiliki potensi dan peluang dalam pembangunan kepariwisataannya. Di daerah ini banyak pilihan wisata yang dapat diandalkan sebagai destinasi wisatawan, salah satunya objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Pemandu wisata mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan pada pariwisata Indonesia. Dengan memberikan pelayanan yang baik, sehingga dapat memuaskan wisatawan. Sehubungan dengan upaya peningkatan kepariwisataan di Sumatera Utara, maka penting sekali pengadaan pemandu wisata pada objek-objek wisata di Sumatera Utara untuk melengkapi prasarana dan sarana objek wisata yang tersedia, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada wisatawan. Dengan adanya pemandu wisata pada setiap objek wisata akan dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat mengenai sejarah serta hal-hal yang berkaitan dengan objek dan atraksi wisata, selain itu juga sebagai kawan yang menyenangkan bagi wisatawan selama mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan pertimbangan di atas, diharapkan pemandu wisata akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Di Indonesia, sektor pariwisata merupakan salah satu andalan pemasukan
devisa, penyedia lapangan kerja dan penggerak pada perekonomian disekitar
objek wisata. Karena itu komponen bangsa harus turut mendukung kemajuan
sektor pariwisata, baik menyangkut tata kelola kebijakannya maupun
pengembangan potensi dan pelestarian objek wisatanya. Meskipun sudah
memiliki Bali sebagai salah satu objek wisata yang sangat terkenal, saat ini
Indonesia sedang berusaha untuk mengembangkan dan mempromosikan
objek-objek wisata di provinsi lain ke dunia internasional. Sebagai layaknya komoditi
lain, yang dapat menghasilkan devisa dan memperbaiki neraca pembayaran
hutang luar negeri.
Pariwisata dapat dikategorikan sebagai komoditi ekspor. Pariwisata dapat
mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Indonesia bisa mendapat pemasukan
yang luar biasa dari sektor pariwisata jika dikelola dengan baik dan benar. Salah
satu provinsi yang mempunyai potensi pariwisata yang menjanjikan adalah
Provinsi Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Kota medan di kenal
sebagai kota terbesar ke-4 terbesar di Indonesia yang di huni oleh masyarakat
dari berbagai suku, agama, bahasa yang hidup berdampingan.
Kota Medan juga memiliki banyak objek wisata, salah satunya adalah
lokal yang terletak di jantung kota Medan. Berbagai objek wisata menarik
terdapat di kota ini, salah satunya adalah Rahmat International Wildlife Museum
& Gallery. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery adalah museum
yang istimewa. Didirikan pada tahun 1999 oleh seorang pemburu profesional
dan seorang pecinta alam, Rahmat Shah, sampai sekarang museum ini memiliki
koleksi kurang lebih 1000 species satwa dengan jumlah kurang lebih 3000 satwa
yang diawetkan yang berasal dari berbagai negara. Koleksi ini mayoritas
didapatkan oleh Rahmat Shah dari perburuan legal dengan konsep “Konservasi
dengan Pemanfaatan” yang telah dilakukan bertahun-tahun di berbagai belahan
dunia. Selain itu, koleksi di museum ini juga didapat dari pemberian dan
sumbangan dari berbagai kalangan, satwa yang mati di kebun binatang atau
taman satwa, dan beberapa pembelian secara legal.
Demi menunjang kemajuan objek wisata Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery, maka sangat dibutuhkan peran pemandu wisata yang
berkualitas untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap dan
terperinci segala sesuatunya yang berkaitan dengan objek wisata tersebut. Serta
berbagai kebijakan setiap tahunnya ditempuh agar lebih meningkatan mutu,
pelayanan informasi, teknologi, komunikasi, sarana prasarana dan peningkatan
kualitas pemandu wisata dapat menjadi lebih baik. Berdasarkan sudut pandang
tersebut, penulis tertarik mengurai secara mendetail mengenai segala hal yang
diperlukan untuk dapat menjadi seorang pemandu wisata. Oleh karena itu
Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery Di Kota Medan”.
1.2 Pembatasan Permasalahan
Berbicara mengenai pariwisata dewasa ini, pembahasannya akan sangatlah luas
dan beranekaragam maka penulis tidak membicarakan secara menyeluruh.
Karena itu penulis membatasi penulisan ini hanya mengenai “Peranan Pemandu
Wisata Lokal Sebagai Penunjang Kualitas Pelayanan Pada Objek Wisata Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery Di Kota Medan”.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Program pendidikan Diploma III, Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya peranan
pramuwisata(umum) sebagai penunjang kualitas pelayanan kepada
wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya peranan pemandu
wisata(lokal) terhadap kualitas pelayanan informasi Objek Wisata
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
4. Menambah pengetahuan penulis di bidang kepariwisataan umumnya
5. Menambah pengetahuan penulis dan wawasan penulis terhadap Objek
Wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
1.4Metode penulisan
Dalam menyusun kertas karya ini penulis mengumpulkan data dengan
dua cara, yaitu :
1. Studi pustaka (library research), yaitu pengumpulan data/teori dengan
membaca buku-buku perkuliahan dan bahan yang ada sangkut pautnya
dengan kepariwisataan, serta yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
2. Studi lapangan (field research), yaitu metode yang dilakukan dengan
secara langsung ke lapangan, guna memperoleh data-data dan
informasi dengan mengadakan wawancara langsung ke narasumber.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya
ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mengurai tentang alasan Pemilihan Judul Pembatasan
Permasalahan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA
pengertian pemandu wisata, peranan pemandu wisata, persyaratan
pemandu wisata secara umum, serta penggolongan pemandu wisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT
INTERNATIONAL MUSEUM & GALLERY
Dalam bab ini akan membahas tentang letak geografis Kota Medan secara
umum, sejarah singkat Rahmat International Wildlife Museum &
Gallery, dan Rahmat International Wildlife Museum & Gallery sebagai
objek dan daya tarik wisata.
BAB IV : PERANAN PEMANDU WISATA LOKAL SEBAGAI
PENUNJANG KUALITAS PELAYANAN PADA OBJEK
WISATA RAHMAT INTERNATIONAL WILDLIFE MUSEUM
& GALLERY DI KOTA MEDAN
Dalam bab ini akan membahas tentang tugas-tugas pokok pemandu
wisata pada objek wisata Rahmat International Wldlife Museum &
Gallery, sikap pemandu wisata dalam menghadapi wisatawan yang
komplain, dan meningkatkan sikap pemandu wisata dalam memberi
pelayanan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini membahs tentang kesimpulan dan saran yang ditunjukkan
kepada pengelola objek wisata Rahmat International Wildlife Museum
&Gallery.
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN PRAMUWISATA
2.1 Pengertian Pariwisata
Istilah ”Pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta terdiri
dari dua suku kata yaitu ”Pari dan Wisata”. Pari berarti berkali-kali atau
berulang-ulang, sedangkan wisata berarti perjalanan. Maka Pariwisata adalah sebagai
perjalanan yang dilakukan berulang-ulang dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk
lebih jelas, penulis telah mengutip beberapa pendapat para ahli tentang Pariwisata.
Weaver dan Opperman (dalam Pitana, 2009 : 45) memberikan batasan tentang
pengertian pariwisata sebagai berikut :
”Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the
interaction among tourists, business suppliers, host government, host communities,
origin governments, universities, community colleges and non-governmental
organisations, in the process of attracting, transporting, hosting, and managing these
tourist and others visitors”.
Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti (1996 : 114)
telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sum of
operations,mainly of an economic nature,Which directly related to the entry,stay and
movement of foreigner, Inside certain country,city or region”.
Freuler (dalam Yoeti, 1996 : 115 ) merumuskan pengertian pariwisata dengan
“Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan ( cinta ) terhadap keindahan alam dan pada
khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas
masyarakat. Manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri,
perdagangan, serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”.
Menurut Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117), “… Pariwisata
merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing
untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau
menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau mekipun sementara waktu,
yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.”
Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal
yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga biasa ditemui
pada berbagai disiplin ilmu lain. Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pariwisata yang sesungguhnya adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dan pariwisata adalah segala
sesuatu yang berhubugan dengan wisata, termasuk pengelola dan penyelenggara
objek serta daya tarik sehingga dengan usaha itu orang/wisatawan datang untuk
2.2Pengertian Wisatawan
Ditinjau dari segi etimologi, wisatawan berasal dari kata “wisata”, yang
artinya “perjalanan” dapat disamakan dengan kata travel dalam bahasa inggris.
Dalam pengertian ini orang melakukan perjalanan, maka wisatawan sama artinya
dengan traveller.
Menurut Dirjen Pariwisata ( 1980 : 10 ) Wisatawan adalah: “Setiap orang
yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di luar tempat tinggalnya
untuk keperluan apapun kecuali mencari nafkah tetap/gaji”. Seseorang dapat
dikatakan wisatawan apabila melakukan perjalanan dari tempat asalnya ke tempat
lain dengan berbagai tujuan tetapi bukan untuk tinggal menetap.
Panitia Statistik Liga Bangsa-Bangsa (dalam Yoeti, 1996 : 137) pada sidang
dewan yang diselenggarakan tanggal 22 Januari 1937, telah pula memberikan batasan
tentang wisatawan sebagai berikut: “...Istilah wisatawan hendaklah dimaksudkan,
setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu
negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal”.
Instruksi Presiden (InPres) No.9 Tahun 1969 mengatakan wisatawan adalah:
“...setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat
lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.
Pendapat Soekadijo (1997 : 3) mengatakan wisatawan adalah : “…orang yang
mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang
Holloway (dalam Pendit, 1986 : 30), mendefenisikan wisatawan sebagai:
“…seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan
kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.
Dari berbagai defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa wisatawan
sebenarnya adalah seseorang ataupun sekelompok orang yang melakukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan motif yang berbeda-beda tetapi
bukan untuk tinggal menetap ataupun mencari nafkah.
2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek Wisata dan atraksi wisata atau “tourism resources” adalah segala
sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang –
orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Membicarakan objek wisata dan
daya tarik wisata ada baiknya dikatikan dengan pengertian produk dari industri
pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu, karena sampai sekarang masih dijumpai
perbedaan pendapat antara beberapa ahli mengenai produk usaha pariwisata disatu
pihak dan objek daya tarik wisata dilain pihak. Menurut UU No. 9 tahun 1990 objek
wisata ialah segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan manusia yang
diciptakan oleh alam, sedangkan daya tarik wisata ialah segala sesuatu yang
membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut, dimana manusia
harus mempersiapkan terlebih dahulu.
Bentuk objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari:
1. Objek wisata dan daya tarik ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud
2. Objek wisata dan dan daya tarik hasil karya manusia, yang berwujud
bangunan bersejarah, museum, peninggalan purbakala, seni budaya, wisata
agro, wisata rekreasi, wisata alam, dan tempat hiburan.
Jenis objek wisata dan daya tarik wisata terdiri dari:
1. Objek dan daya tarik wisata alam.
2. Objek dan daya tarik wisata budaya.
3. Objek dan daya tarik wisata minat khusus.
Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan
wisata diantaranya:
1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah:
a. Iklim, misalnya cuaca daerah, banyaknya sinar matahari dan sebagainya.
b. Bentuk tanah dan pemandangan, misalnya lembah pegunungan, danau,
sungai, air terjun, gunung merapi dan lain-lain.
c. Hutan belukar, misalnya lautan yang luas, banyak pohon-pohon dan lain
sebagainya.
d. Flora dan Fauna, seperti tanaman yang aneh, burung-burung cagar alam,
daerah perkebunan, dan sebagainya.
e. Pusat-pusat kesehatan (Health Center), dan yang termasuk dalam
kelompok ini, misalnya sumber air mineral, mandi air sulphur, sumber air
panas. Semuanya itu dapat diharapkan meyembuhkan macam-macam
2. Hasil ciptaan manusia (Man made Suply) berupa benda-benda yang
bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural, dan religius),
misalnya:
a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau manusia.
b. Museum, Art Gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handy carft.
c. Upacara tradisional, pameran festival, upacara perkawinan, dan lain-lain.
d. Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, gereja, kuil, candi, dan pura.
3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life)
Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat adalah salah satu sumber
yang sangat penting untuk ditawarkan pada wisatawan, bagaimana keadaan hidupnya,
adat istiadat, semuanya merupakan daya tarik bagi wisatawan di daerah itu.
2.4Pengertian Museum
Secara etimologis, museum berasal dari kat Μουσεῖον atau
mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi
Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian.Bangunan
lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian
kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama
Museum berkembang seiring berkembangnya
manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catata
yang terlengkap koleksinya di Indonesia
koleksi seni rupa modern Indonesia. Pada awalnya, museum bermula sebagai
tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya.
Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda
yang langka, atau kumpulan benda alam da
Museum adalah tempat penyimpanan benda artistik dan pendidikan bagi
keperluan umum. Benda yang disimpan itu disebut koleksi.-koleksi museum
terdiri atas spesimen yang berupa karya seni, bebatuan bumi, teknologi, makhluk
hidup, peninggalan bersejarah, dan lain-lain.
Museum adalah
dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian,
mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata
kepada
itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalanga
masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikira
depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai
Sedangkan menurut Internasional Council of Museum (ICOM) : Museum
adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat,
Museum juga merupakan lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat
umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta
melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan
kesenangan atau hiburan. Berdasarakan peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 1995,
Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan
pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya
bangsa.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
“Museum adalah tempat penyimpanan benda-benda penting atau bersejarah yang
mempunyai nilai kebudayaan tinggi, berguna untuk masyarakat umum sebagai sarana
pendidikan dan rekreasi”.
2.4.1 Fungsi Museum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : Museum
memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi
museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki 2
fungsi besar yaitu:
a) Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
• Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi,
• Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi
kerusakan koleksi.
• Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi
dari gangguan atau kerusakan oleh factor alam dan ulah manusia.
b) Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan
melalui penelitian dan penyajian.
• Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
• Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan
pengamanannya.
2.4.2 Jenis-Jenis Museum
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melalui beberapa jenis
klasifikasinya yakni sebagai berikut :
a. Jenis Museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat 2 jenis :
i. Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai
cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
ii. Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material manusia atau lingkungannya yang berkaitan denagn suatu cabang
seni, satu cabang lmu atau satu cabang teknologi.
i. Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan
atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
ii. Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan
atau lingkungannya dari wilayah Provinsi dimana museum itu berada.
iii. Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda
yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan
atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana
museum tersebut berada.
Dan juga ada 4 macam museum , yaitu museum seni, sejarah, ilmu
pengetahuan, dan umum. Museum seni mengoleksi karya lukisan, patung,dan
karya seni lain. Museum sejarah mengoleksi benda sejarah, seperti
singgasana,mahkota, dan kendaraan raja. Museum Ilmu Pengetahuan mengoleksi
hasil pengetahuan, misalnya Museum tekstil, museum zoologi.
2.4.2 Tipe Museum
Museum memiliki beragam tipe, dari institusi yang besar dan mencakup
banyak kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subyek
tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu terdapat museum universal yang
koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya koleksinya diantaranya seni,
ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe dan ukuran museum tercermin
merupakan benda terpenting di bidangnya. Kategori museum-museum tersebut
diantaranya:
1. Museum arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri
untuk memaja
bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau
Open Air Museum).
2. Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan
sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari
yaitu diantaranya
lainnya adalah seni
3. Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada
benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok
orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi.
Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait
dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup.
4. Museum anak
Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran
dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal
Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan
memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak.
Museum anak kebanyakan merupakan organisasi
ole
5. Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai
Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai.
Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan
memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi
dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan
rasa keingin-tahuan terhadap dunia.
6. Museum etnologi
Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari,
mengumpulkan, merawat, dan memamerka
berhubungan denga
biasanya dibangun di negara yang memiliki
minoritas yang berjumlah banyak.
7. Museum rumah bersejarah
Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah
bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari
kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana
yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh
relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum
8. Museum sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahua
masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut
memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen,
artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan
even kesejarahan tersebut.
9. Museum maritime
Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri
kepada peresentasi
menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang
berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat beberapa jenis museum
maritim, diantaranya:
• Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan
arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan
mengawetkan kapal karam da
lingkungannya.
• Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi
masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau
masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San
Francisco dan Mystic Seaport.
• Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adala
10.Museum militer dan perang
Museum militer merupakan museum yang mengkhususkan diri
terhadap sejarah militer. Benda yang biasa dipamerkan pada museum
ini contohnya adala
2.5 Pengertian Pemandu Wisata
Pemandu wisata merupakan orang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan dan petunjuk tentang suatu objek wisata. Sesuai dengan pengertian
pemandu wisata yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi No:KM/82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, yang
dimaksud pemandu wisata adalah: “Seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,
penerangan dan petunjuk tentang objek wisata, serta membantu segala sesuatu yang
diperlukan wisatawan” .(Yoeti 2000:11)
Dari sudut pandang wisatawan, pemandu wisata adalah seseorang yang
bekerja pada suatu biro perjalanan atau suatu kantor pariwisata (Tourist Office) yang
bertugas memberikan informasi, petunjuk dan advis secara langsung kepada
wisatawan sebelum dan selama dalam perjalanan wisata berlangsung.
Di dalam perjalanan tugas seorang pemandu wisata selalu berusaha agar para
anggota rombongannya, mereka yang mendengarkannya, dapat mengerti dan selalu
memperhatikan apa yang selalu disampaikannya. Oleh karena pemandu wisata itu
Apa yang dibicarakan, dikomentari, harus dapat memberi kesan (image) tentang kota
atau daerah dan bahkan keharuman nama negara dan bangsanya.
Berikut ini pengertian pemandu wisata menurut beberapa sumber:
1. International Travel Dictionary
From the point of tourist view, the tour guide is a person employed, either
directly by the traveller, an official or private tourist organization or travel
agent to infrom directly and advice the tourists before and during his journey.
2. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English
A person employed to point bout interesting sights on a journey or visit.
3. R.S Damardjati (Istilah-istilah Dunia Pariwisata, 2001:101)
Seoarang yang telah memiliki serifikat tanda lulus ujian profesi dari instansi
atau lembaga resmi pariwisata dan telah memiliki tanda pengenal (badge),
sehingga berhak untuk menyelenggarakan bimbingan perjalanan serta
pemberian penerangan tentang kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi
kehidupan bangsa Indonesia atau penduduk suatu wilayah dan mengenai suatu
objek spesialisasi khusus terhadap para wisatawan baik sebagai perorangan
atau dalam suatu kelompok, dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa
tertentu.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemandu wisata adalah
seseorang yang mengarahkan sebuah tour. pemandu wisata merupakan kunci utama
yang akan membawa wisatawan mendapat pengalaman-pengalaman selama tour.
memberikan informasi tentang segala sesuatu yang memilii daya tarik bagi wisatawan
dengan komitmen, keyakinan diri, persiapan yang baik dan tidak buru-buru.
2.5.1 Peranan Pemandu Wisata
Di dalam kepariwisataan seorang pemandu wisata dituntut sedemikian rupa
agar citra pariwisata Indonesia, citra negara dan bangsa Indonesia berada
dipundaknya. Karena itu, peranan pemandu wisata sangat penting. Ibarat dalam
pertempuran, pemandu wisata merupakan pasukan tempur yang harus memenangkan
perang.
Dilihat dari pihak wisatawan yang akan diberikan pelayanan, maka pemandu
wisata adalah teman dalam perjalanan yang dianggap serba tahu dan kepadanya nasib
diserahkan selama perjalanan wisata yang diselenggarakan. Bagi wisatawan,
pemandu wisata dianggap sebagai “guru besar” yang ahli dalam bidangnya untuk
memberikan penjelasan tentang Indonesia secara umum, termasuk penduduk, sejarah,
potensi ekonomi, politik, seni budaya, lambang negara, dan falsafah Pancasila.
Kenyamanan wisatawan selama perjalan merupakan tujuan utama seoarang
pemandu wisata. Apabila pelayanan yang diberikan oleh seorang pemandu wisata
selama penyelenggaraan wisata kurang memuaskan wisatawan, maka sudah
sewajarnya jika wisatawan mengeluh (complaint) kepada perusahaan perjalanan yang
dipakai wisatawan tersebut. Wisatawan akan meminta pertanggungjawaban
perusahaan atas perjanjian yang telah disepakati bersama.
Itulah yang harus diingat oleh pemandu wisata, bahwa ia tidak dapat
yang diberikan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pemandu wisata
bertanggungjawab terhadap semua kegiatan perjalanan kepada perusahaan yang
memperkerjakannya. Majunya suatu perusahaan perjalanan juga tergantung kepada
pelayanan yang diberikan oleh pemandu wisata. Pelayanan yang diberikan baik maka
image yang muncul juga baik. Sebaliknya pelayanan yang diberikan buruk, maka
akan memberikan image yang buruk pula terhadap suatu perusahaan perjalanan.
Dalam industri pariwisata, seorang pemandu wisata harus memberikan
cerminan dari kehidupan bangsa sendiri dengan segala kepribadiannya dan selalu
dapat dan ingin bekerja sama dengan segala jenis bangsa yang datang ke Indonesia.
Dalam memberikan pelayanan, seorang pemandu wisata dipantangkan membedakan
pemberian pelayanan kepada wisatawan yang dilayaninya. Bagi seorang pemandu
wisata semua manusia adalah sama tanpa membedakan ras, bangsa, dan agama,
karena dalam kepariwisataan orang hanya dikenal secara universal.
Secara lebih luas pemandu wisata adalah duta bangsa atau duta daerah tempat
bertugas. Pengekspresian pemandu wisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan
karakter masyarakat setempat. Demikian pula dengan segala sesuatu yang
disampaikan oleh pemandu wisata. Mengingat hal tersebut, maka seorang pemandu
wisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan benar dan baik menyangkut
negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya dan lain-lain.
2.5.2 Persyaratan Pemandu Wisata Secara Umum
Secara formal untuk menjadi seorang pemandu wisata (Tour Guide) sesuai
No.KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1998, khususnya dalam Pasal 8
Bab III, syarat-syarat untuk menjadi pemandu wisata ditentukan sebagai berikut:
1. Untuk menjadi pemandu wisata dan pengatur wisata diisyaratkan memiliki
sertifikasi sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberika tanda
pengenal (badge) sebagai ijin operasional.
2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge) pemandu
wisata dan pengatur wisata ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata.
3. Sertifikat dan tanda penegenal (badge) pramuwisata oleh Gubernur
Kepala daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pengatur Wisata disyaratkan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Umur serendah-rendahnya 25 (duapuluh lima) tahun;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;
d. Memiliki keterampilan membawa rombongan wisata;
e. Memiliki sertifikat pemandu wisata Madya atau telah berpengalaman di
bidang pemandu wisata selama 5 (lima) tahun;
f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan
serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia;
g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pemandu Wisata Muda disyaratkan:
a. Warga Negara Indonesia;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa aing dengan lancar;
d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan
daerah Tingkat II tempat Pemandu WisataMuda dan Daerah Tingkat I
secara umum;
e. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Untuk mengikuti kursus dan ujian Pemandu Wisata Madya disyaratkan sebagai
berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Umur serendah-rendahnya 22 (duapuluh dua) tahun;
c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan lancar;
d. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam mengenai ilmu
bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah dan kebudayaan
daerah Tingkat I tempat Pemandu Wisata Madya dan Indonesia secara
umum;
e. Memiliki kemampuan membawa rombongan wisata;
f. Memiliki sertifikat Pemandu Wisata Muda atau telah berpengalaman di
bidang Pemandu Wisata selama 3 (tiga) tahun;
g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Oleh karena itu setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang
pemandu wisata harus melalui prosedur tersebut diatas. Hal ini dianggap perlu karena
2.5.3 Penggolongan Pemandu Wisata
Pada Pasal 2 Bab II Surat Keptutusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi tersebut di atas atau sesuai dengan penggolongan yang diberikan
oleh Direktorat Jendral Pariwisata, pemandu wisata dapat digolongkan sebagai
berikut:
Pertama : Pemandu Wisata Muda, yakni pemandu wisata yang bertugas di wilayah
Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat
keahliannya diberikan.
Kedua : Pemandu Wisata Madya, yaitu pemandu wisata yang bertugas dan
beroperasi dalam Wilayah Daerah Tingkat I, tempat sertifikat keahliannya
dikeluarkan.
Kita mengenal ada macam-macam pemandu wisata, yang dibedakan dari
keahlian dan tempat objek pemandu wisata bekerja. Oleh karena itu, pemandu wisata
dapat dikelompokkan sesuai dengan sudut pandang berikut ini:
1. Berdasarkan Status, yaitu:
a. Payroll Guide
Payroll Guide adalah pemandu wisata yang berstatus sebagai pegawai
tetap perusahaan perjalanan (travel agency) dengan mendapat gaji tetap
disamping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan.
b. Part timer/Free lance Guide
Part timer/Free lance Guide adalah pemandu wisata yang bekerja pada
yang dilakukan serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan
tertentu.
c. Member of guide Association
Member of guide Association adalah pemandu wisata yang berstatus
sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan
kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut.
d. Government Officials
Government Officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk
memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek, atau
suatu wilayah tertentu.
e. Company Guide
Company Guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek
perusahaan.
2. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu, yaitu:
a. Individual Tourist Guide
Individual Tourist Guide adalah pemandu wisata yang khusus memandu
wisatawan individu.
b. Group Tour Guide
Group Tour Guide adalah pemandu wisata yang khusus memandu
c. Domestic Tourist Guide
Domestic Tourist Guide adalah pemandu wisata yang memandu
wisatawan nusantara/domestik.
d. Foreign Tourist Guide
Foreign Tourist Guide adalah pemandu wisata yang memandu wisatawan
mancanegara.
3. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya, yaitu:
a. Transfer Guide
Transfer Guide adalah pemandu wisata yang kegiatannya menjemput
wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke
hotel atau sebaliknya mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel
lainnya.
b. Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide
Walking Guide/Escourt Guide/Tour Guide adalah pemandu wisata yang
kegiatannya memandu wisata dalam suatu tour.
c. Local/Expert Guide
Local/Expert Guide adalah pemandu wisata yang kegiatannya khusus
memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu,
misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah dan
lain-lain.
d. Common Guide
Common Guide adalah pemandu wisata yang dapat melakukan kegiatan
e. Driver Guide
Driver Guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai
pemandu wisata. Pemandu wisata yang bertugas mengantar wisatawan ke
objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan
informasi yang diperlukan.
Pemandu Wisata Lokal pada objek wisata Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery: Seseorang yang memandu dan menjelaskan kepada wisatawan
tentang sejarah objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, juga
menjelaskan tentang hewan-hewan yang terdapat di museum & gallery tersebut,
bagaimana proses memburu sampai dengan diawetkan hingga hewan-hewan awetan
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN RAHMAT INTERNATIONAL
WILDLIFE MUSEUM & GALLERY
3.1 Letak Geografis Kota Medan Secara Umum
Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur
dari provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah
permukaan laut. Kota ini di lalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai
Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada
3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara.
Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang.
Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini
menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan
barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis
basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota
Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Kota Medan memiliki 21
Kecamatan dan 158 Kelurahan. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Labuhan
dengan luas sebesar 36,67 km². Luas Kota Medan secara keseluruhan adalah sebesar
3.2 Sejarah Singkat Rahmat International Wildlife Museum&Gallery
Didirikan oleh seorang pemburu profesional dan seorang pecinta alam
yaitu Bapak Rahmat Shah, yang diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia Prof. Dr. Juwono
Sudarsono, MA. Saat itu H.E Duta Besar Turki, Pangdam I BB, KRMH Yapto S
Soerjosoemarsono SH dan tokoh-tokoh masyarakat serta tokoh-tokoh lingkungan
juga turut hadir. Rahmat International Wildlife Museum & Gallery satu-satunya
di Asia yang memiliki ± 1000 spesies hewan dari berbagai negara . Sekarang ,
setelah membangun pembangunan yang selesai pada tanggal 23 Oktober 2007,
Museum & Gallery memiliki luas bangunan 2.970 m² . Rahmat adalah orang
Indonesia pertama yang menerima beberapa penghargaan dan pengakuan
internasional seperti The Big Five Grand Slam Awards dan penghargaan
internasional di bidang konservasi dalam upaya pencegahan kepunahan satwa
liar dunia.
Rahmat Gallery buka dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB hari
selasa sampai minggu Museum ini terletak di Jl. S. Parman 309, Medan. Harga
tiket untuk museum sejarah alam ini yang wajar - Rp 25.000 untuk dewasa dan
Rp.20, 000 untuk anak-anak dan kalau mau nambah Night Safari jadi Rp.
Gambar 3.1 Rahmat International wildlife Museum & Gallery tampak depan
Sumbe
Melalui Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, Rahmat
Shah(pemilik) mengajak kita untuk lebih memahami keragaman satwa liar yang
ada di dunia, memperkenalkannya kepada anak-anak kita , sehingga kita lebih
peduli dan melestarikan satwa liar yang hidup di dunia. Tempat yang dibangun
sebagai sarana penelitian pendidikan serta tempat wisata . Koleksi ini mayoritas
didapatkan oleh Rahmat Shah dari perburuan legal dengan konsep “Konservasi
dengan Pemanfaatan” yang telah dilakukan bertahun-tahun di berbagai belahan
dunia. Selain itu, koleksi di museum ini juga didapat dari pemberian dan
sumbangan dari berbagai kalangan, satwa yang mati di kebun binatang atau
taman satwa, dan beberapa pembelian secara legal.
Tidak seperti banyak museum sejarah alam dengan pameran diasingkan
bentuk diorama, sejumlah skenario yang agak dramatis. Pameran pada kucing
liar seperti hidup, harimau ganas dengan memamerkan gigi taring yang masih
asli, singa mengambil mangsa mereka dan sejenisnya di ruang Cats of The
World.
Gambar 3.2 Tatapan marah Harimau Sumatera
Sumbe
Sumbe
3.3 Rahmat International Wildlife Museum&Gallery Sebagai Objek dan
Daya Tarik Wisata
Tidak banyak tempat atau lembaga yang sangat berkonsentrasi pada
dedikasinya dalam bidang konversi satwa liar. Namun di Kota Medan terdapat
tempat bernama Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang
merupakan sebuah tempat wisata yang sangat menarik dengan beragam koleksi
mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat
berburu di berbagai penjuru dunia. Rahmat International Wildlife Museum &
Gallery, juga merupakan galeri satwa liar yang pertama di Asia.
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery berbeda dengan
Gallery berfungsi untuk pendidikan, riset dan penelitian juga sebagai tempat
rekreasi.
Berikut merupakan fungsi dari Rahmat International Wildlife Museum &
Gallery:
1. Pendidikan :
• Sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat luas
mengenai pentingnya konservasi alam dan lingkungan melalui peragaan
maupun pertunjukan satwa.
• Menanamkan rasa cinta dan peduli terhadap satwa serta alam “flora &
fauna” sejak dini kepada siswa sekolah dan berbagai kalangan
masyarakat lainnya, melalui program pengenalan satwa liar &
lingkungan.
2. Riset dan Penelitian :
• Sarana penelitian bagi berbagai disiplin ilmu, Kedokteran Hewan,
Biologi, Peternakan & Pariwisata dari berbagai tingkatan pendidikan.
• Sarana penelitian para pakar konservasi dari lembaga konservasi
nasional maupun internasional.
3. Rekreasi :
• Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan objek
wisata dengan harga terjangkau yang memiliki banyak manfaat untuk
berbagai belahan dunia dan juga mendidik anak-anak sedari dini agar
lebih perduli terhadap satwa yang terancam punah.
Saat pertama kali wisatwan masuk ke dalam Rahmat International
Wildlife Museum & Gallery wisatawan langsung disuguhkan suara rekaman riuh
satwa-satwa dan ruangan-ruangan yang dipenuhi dengan diorama berisi awetan
satwa di setiap ruangan yang dikunjungi membuat semakin betah menjelajah. Di
dalam ruangan bernama Bear Room ada beberapa spesies beruang dari Beruang
Grizzly (Ursus arctos horribili) sampai Beruang Kutub (Ursus maritimus). Ada
juga satwa eksotis yang terancam punah seperti Harimau Sumatra (Panthera
tigris sumatrae) di ruang Cats of The World. Yang tidak boleh ketinggalan
adalah melihat lebih dekat ruang African Big Five yang berisi 5 satwa yang
paling susah untuk diburu dan keberadaannya pun hampir punah di Afrika, yaitu
Singa (Phantera leo), Gajah Afrika (Loxodonta africana), Banteng (Syncerus
caffer), Macan Tutul (Phantera pardus) dan Badak Putih (Ceratotherium
Gambar 3.4 African Big Five
Sumbe
Beberapa ruangan lainnya adalah Kingdom of Birds yang berisi koleksi
berbagai jenis burung, Pheasant of The World yang menyuguhkan
keanekaragaman ayam, Varieties Bird of Paradise yang penuh dengan koleksi
burung cendrawasih, serta Dry Aquarium yang menyajikan berbagai jenis satwa
Gambar 3.5 Satwa burung yang diawetkan
Sumbe
Gambar 3.6 Serangga penghuni museumSumber :
Sumbe
Bukan hanya satwa-satwa besar yang menjadi koleksi museum ini.
Bahkan satwa-satwa yang berukuran mungil dan mini pun dipamerkan di sini.
Dari kelompok burung, dan kelompok serangga seperti kupu-kupu, kumbang,
wajib dikunjungi adalah Night Safari. Suasana ruangan yang gelap dan dingin
cukup membuat perasaan was-was begitu memasuki ruangan. Suara-suara satwa
buas seperti ular, harimau, dan predator-predator lain menambah tegang suasana.
Dengan tatanan lampu yang apik, ruang yang semula gelap menjadi terang
seiring dengan laju jalan. Nampak di kanan kiri satwa-satwa buas seperti muncul
tiba-tiba dari kegelapan. Dan begitu melangkah ke depan, lampu yang sudah
terlewati mendadak padam memberikan efek satwa buas yang secara misterius
menghilang.
Gambar 3.7 Night Safari
Sumbe
Namun sayang ruangan ini tidaklah luas, apabila melangkahkan kaki
dengan cepat dalam waktu kurang dari lima menit sudah selesai menikmatinya.
jerapah di samping tangga ini adalah ide yang brilian sekali karena bisa
mengamati anatomi jerapah dari jarak dekat. Tidak hanya hewan yang biasa
yang kita lihat namun, beberapa dari hewan-hewan yang tidak biasa seperti
kucing bermata tiga , domba berkepala dua , kerbau berkepala dua , dan ayam
berkaki empat juga ada di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Gambar 3.8 The goats of mountain
Sumbe
Gambar 3.9 Koleksi buku di perpustakaan museum
Di lantai dua, diutamakan sebagai ruang perpustakaan dan ruang
penyimpanan ratusan piala, penghargaan, dan piagam hasil dari prestasi sang
pemilik museum selama bertahun-tahun. Buku-buku yang kebanyakan berbahasa
Inggris tentang satwa dan alam tertata rapi di dalam sebuah lemari besar tetapi
lemarinya dikunci. Jadi hanya bisa membaca artikel-artikel yang dibingkai di
dinding. Selain itu, disini juga terdapat koleksi jersey asli para pemain sepakbola
dunia seperti Christiano Ronaldo dan Zinedine Zidane. Ada pula koleksi
potongan 35mm film cell dari film-film terkenal Hollywood seperti Harry Potter,
Twilight, dan Shrek. Sepertinya selain berburu, Rahmat Shah juga memiliki hobi
memorabilia.
Setiap wisatawan yang datang ke museum ini pasti ada satu pertanyaan
yang mengusik pikiran. Bagaimana mungkin perburuan (walaupun legal) seperti
ini berperan dalam pelestarian satwa-satwa langka? Bukankah perburuan ini
adalah bentuk perampasan hak makhluk hidup? Terutama bagi satwa-satwa
terancam punah? Jawabannya dari beberapa artikel yang tergantung di dinding
museum. Perburuan legal internasional di bawah Safari Club International
ternyata memiliki aturan yang sangat ketat.
Berdasarkan sebuah artikel wawancara dengan Rahmat Shah, beliau
menjelaskan bahwa harus ada prosedur jika ingin berburu dan biasanya ada
pemberitahuan terlebih dahulu dari Safari Club International, jadi tidak bisa
sembarangan asal berburu. Harus di sesuaikan dengan musim perburuan di
kalau menyalahi prosedur bias dikenai sanksi penjara atau dikeluarkan dari
Safari Club Member Indonesia.
Bahkan di artikel lain disebutkan bahwa satwa dilindungi pun apabila
sudah overpopulasi, harus dikontrol dengan cara diburu. Seperti di Amerika
Serikat, untuk mengontrol populasi beruang dilakukan perburuan pada waktu
tertentu. Bagi yang pernah menonton film animasi Open Season yang dibintangi
oleh Martin Lawrence dan Ashton Kutcher pasti tahu tentang hal ini.
Dan mengutip juga dari artikel wawancara dengan Rahmat Shah,
mengenai pengawetan satwa, beliau menjelaskan, hewan-hewan yang boleh
diburu itu sudah ditentukan izin serta jumlah yang diperbolehkan untuk diburu
sehingga bisa menjadi koleksi bagi sang pemburu. Seorang pemburu sejati
adalah seorang yang konservasionis dan penyayang binatang karena tidak
menembak sesuka hati, jika menembak harus tepat pada titik bunuh (killing
point) juga senjatanya tidak boleh under power hingga tidak menyiksa binatang
tersebut. Satwa yang boleh ditembak adalah sawa jantan yang sudah tua dan
tidak produktif lagi. Pemburu hanya boleh membawa kulit dan taring atau
tanduk satwa buruannya sementara dagingnya ditinggal untuk hewan pemangsa
lainnya sehigga tidak memangsa satwa muda yang masih produktif. Proses dari
menembak hingga diawetkan membutuhkan waktu sekitar 3-5tahun dengan
biaya sekitar $4000-$5000.
Selain ruangan museum ini di isi oleh koleksi-koleksi satwa langka, di
beberapa bagian juga terdapat ruangan khusus yang disediakan bagi pengunjung
1. Perpustakaan
Ruangan perpustakaan museum ini dilengkapi dengan berbagai macam
katalog serta buku pengetahuan tentang satwa-satwa di Dunia dan habitatnya.
Pengunjung dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman satwa-satwa
tersebut. Di beberapa bagian juga terdapat berbagai macam penghargaan,
piala dan piagam milik Dr.H. Rahmat Shah atas ide dan kontribusinya dalam
pembangunan museum ini.
2. Photo Studio
Museum ini juga menyediakan fotografer handal bagi pengunjung yang
berminat mengabadikan moment-moment di setiap sudut ruangan bersama
satwa-satwa di dalamnya. Dan yang lebih menariknya, Pengunjung juga dapat
berpose layaknya pemburu dengan kostum yang lengkap, karena museum ini
juga menyediakan fasilitas kostum pemburu bagi pengunjung.
3. Souvenir Shop
Di salah satu sudut museum, terdapat berbagai macam Gift yang diperjual
belikan. Pengunjung dapat memperoleh Gift tersebut dengan harga yang
cukup terjangkau. Gift tersebut merupakan Gift Khas museum.
4. Hunter’s Café
Setelah menyaksikan berbagai macam satwa liar di dalam museum,
pengunjung dapat beristirahat sejenak di Hunter’s Cafe yang disediakan oleh
pihak pengelola. Di Hunter’s Cafe pengunjung juga dapat menyaksikan
legal dan tayangan Program pelestarian alam. Hunter’s Cafe juga
menyediakan berbagai macam makanan ringan bagi pengunjung.
5. Legend Room
Legend Room terletak di lantai 3 museum, merupakan ruangan serbaguna
dan dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan seperti Meeting
BAB IV
PERANAN PRAMUWISATA LOKAL SEBAGAI PENUNJANG KUALITAS
PELAYANAN PADA OBJEK WISATA RAHMAT INTERNATIONAL
WILDLIFE MUSEUM & GALLERY DI KOTA MEDAN
4.1 Tugas-Tugas Pokok Pemandu Wisata Lokal Pada Objek Wisata Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery
Pemandu Wisata mempunyai peranan yang cukup penting pada suatu objek
wisata khususnya dalam memperkenalkan objek wisata Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery, disamping tugas-tugas pokok yang terdiri atas :
a. Mengantarkan wisatawan baik perorangan ataupun rombongan yang
mengunjungi objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
b. Memberikan penjelasan secara lebih lengkap dan terinci segala sesuatunya
yang berkenaan dengan objek wisata yang di maksud.
c. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang mendapat musibah selama
melakukan kunjungan pada objek wisata tersebut.
Pemandu Wisata juga mempunyai misi tersendiri selama menjalankan
tugasnya, yaitu memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam dengan
jalan memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai objek wisata yang
bersangkutan. Cara penyampaian informasi yang dilakukan oleh pemandu wisata
harus dibuat semenarik mungkin supaya wisatawan yang dibawanya mengerti apa
wisatawan dapat menikmati kunjungannya ke objek wisata tersebut sehingga
terpenuhilah tujuan dari Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) untuk memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi wisatawan.
Di lain pihak, wisatawan akan merasa bahwa kunjungannnya ke objek wisata
tersebut tidak sia-sia, karena mereka memperoleh apa yang mereka inginkan, yaitu
informasi yang benar mengenai objek wisata yang mereka kunjungi dan juga
pengetahuan baru mengenai kebudayaan Indonesia yang disampaikan melalui
pemandu wisata. Oleh karena itu, pemandu wisata yang bertugas diharapkan
betul-betul menguasai materi mengenai objek wisata yang bersangkutan, sehingga tidak
mengecewakan wisatawan karena tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka yang berhubungan dengan objek wisata tersebut.
Hal yang penting pada saat pertama kali bertemu dengan dengan wisatawan
adalah bagaimana cara pemandu wisata supaya wisatawan tersebut menaruh
kepercayaan terhadapnya dengan sikap dan perkataannya. Hal ini penting artinya bagi
pemandu wisata, karena kalau pada saat pertama kali bertemu wisatawan sudah tidak
mempercayainya, maka selanjutnya ia tidak akan begitu memperhatikan apa yang
diucapkan oleh pemandu wisata.
Seorang pemandu wisata juga harus mengetahui kebiasaan-kebiasaan
wisatawan dari berbagai negara. Pengetahuan ini penting, supaya pemandu wisata
dapat cepat beradaptasi dengan rombongannya. Dengan demikian proses
penyampaian informasi akan lebih berhasil. Dalam tugasnya sehari-hari, pemandu
wisata di objek wisata Rahmat International Wildlife Museum & Gallery rata-rata
waktu musim liburan. Status dari pemandu wisata pada objek wisata tersebut adalah
karyawan tetap, mereka bekerja mulai dari pukul 09.00 s/d 17.00 setiap hari kecuali
hari senin dikarenakan museum tutup pada hari itu.
Pemandu Wisata di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery
berjumlah 3 orang, yaitu Siti Hajar Pulungan (pemandu wisata senior), Widya
Hadiyanti dan Sari Ramadhani. Sistem kerja mereka yaitu sistem perpos dimana pos
dibagi menjadi 3, pos pertama berada dilobby, pos kedua berada diruang tengah
(depan night safari) dan pos yang terakhir berada di lantai atas (lantai dua). Cara
membawa wisatawan dengan cara bergilir jika wisatawan meminta kepada pemandu
wisata untuk menjelaskan secara terperinci tentang Rahmat International Widlife
Museum & Gallery.
Wisatawan akan diberi penjelasan tentang objek-objek di sekitar pos pertama
oleh pemandu wisata yang berada di pos pertama sampai dengan pemandu wisata di
pos kedua dan begitu seterusnya sampai pos ketiga. Jadi, di tiap-tiap pos akan tetap
ada pemandu wisatanya untuk menjelaskan ke wisatawan yang lain. Jika wisatawan
yang datang merupakan tamu khusus pimpinan biasanya yang membawa wisatawan
tersebut adalah pemandu wisata senior karena fasih berbahasa inggris dan lebih
berpengalaman untuk membawa tamu khusus pimpinan. Dan apabila pemandu wisata
senior sedang membawa tamu khusus, pemandu wisata lainnya akan berjaga di pos
yang kosong.
Kalau wisatawan yang berkunjung adalah anak sekolah biasanya pemandu
apabila wisatawan tersebut bertanya kepada pemandu wisata sesuai dengan pos
mereka masing-masing. Pemandu wisata di Rahmat International Wildlife Museum &
Gallery akan tarik ulur dalam memberikan informasi, misal ada informasi tentang
satwa yang kurang diketahui oleh pemandu wisata dan wisatawan tersebut lebih
mengetahui tentang satwa itu, pemandu wisata harus bisa menerima informasi yang
diberikan oleh wisatawan tersebut karena menambah wawasan dan pengetahuan.
Begitu juga sebaliknya pemandu wisata akan memberikan informasi yang
sebenar-benarnya kepada wisatawan agar menambah wawasan wisatawan tentang
satwa-satwa yang terancam punah dan wisatawan akan lebih perduli terhadap satwa-satwa.
Seorang pemandu wisata yang baik tidak akan memberikan informasi yang
asal-asalan dan tidak boleh sok tau itu membuat wisatawan cepat merasa bosan dengan
penjelasan pemandu wisata tersebut dan tidak akan berkunjung lagi ke objek wisata
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery.
Pemandu wisata pada objek wisata Rahmat International Wildlife Museum &
Gallery tidak ada diberikan pelatihan khusus apabila telah menjadi seorang pemandu
wisata di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Tetapi, jika ada seminar
tentang pemandu wisata ataupun museum seluruh pemandu wisata di Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery pasti ikut seminar tersebut umtuk
menambah wawasan mereka. Pemandu wisata di Rahmat International Wildlife
Museum & Gallery juga tidak diharuskan memiliki sertifikasi seorang pemandu
wisata, namun jika memiliki sertifikasi akan lebih bagus untuk menunjang karir
dan statusnya, gaji standart UMK & UMP. Tiap-tiap karyawan tetap juga diberikan
tunjangan kesehatan JAMSOSTEK dan In Health.
Gambaran seorang pemandu wisata yang profesional menurut mereka adalah
seseorang yang tahu apa yang dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung serta
mengetahui segala informasi mengenai objek wisata yang bersangkutan secara rinci,
serta objek wisata lain yang berhubungan dengan objek wisata tersebut. Yang
dimaksud dengan tahu apa yang dibutukan oleh wisatawan adalah mengetahui apa
tujuan wisatawan datang ke objek wisata tersebut, apakah untuk mengetahui sejarah
tempat tersebut, apakah ingin mengambil gambar-gambar objek wisata, atau hanya
ingin bersantai-santai saja. Apabila wisatawan bermaksud mengambil
gambar-gambar objek wisata, pemandu wisata dapat menunjukkan tempat yang cocok untuk
pengambilan gambar. Hal lain yang perlu diingat, yaitu tidak mengganggu
kesenangan wisatawan. Selama wisatawan asyik dengan kesibukannya, pemandu
wisata tidak boleh mengganggunya, misalnya dengan mengatakan waktunya sudah
habis.
Disamping itu pengetahuan yang bersangkutan dengan lalu lintas, sarana dan
prasarana yang tersedia, angkutan yang dipakai serta hotel, objek dan atraksi wisata
yang perlu dilihat dengan prioritas didahulukan hendaknya sudah di luar kepala yang
bersangkutan. Secara lebih rinci pemandu wisata perlu mengetahui :
a. Jaringan transportasi yang menghubungkan objek-objek wisata, baik yang
berada dalam daerah operasinya maupun di luar jalur operasinya sehari-hari.