• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus Di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus Di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI

F34102074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI

F34102074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI F34102074

Dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1985 Di Cibubur, Jakarta Timur

Tanggal lulus :

Menyetujui , Bogor, Februari 2007

(4)

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1985, Penulis merupakan anak dari pasangan Andang Sofyan dan Eti Kusumawati. Penulis merupakan sulung dari dua bersaudara.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Kelapa Dua Wetan 05 Petang pada tahun 1990-1996, Sekolah Menengah Pertama Negeri 147, Cibubur pada tahun 1996-1999, Sekolah Menengah Umum Negeri 58 Ciracas pada tahun 1999-2002. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Profesi Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN). Penulis pernah menjabat sebagai anggota dan pengurus di Departemen Kesekretariatan HIMALOGIN periode 2003-2004. pada periode yang sama penulis juga aktif sebagai salah satu reporter buletin mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (TIN) yang bernama AgroTech. Pada periode 2004-2005 penulis aktif sebagai Ketua Badan Khusus (BK) HIMALOGIN. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitian kegiatan dan mengikuti berbagai seminar antara lain : Seminar ISO 14001, SIX SIGMA, BLUE OCEAN STRATEGY maupun training Pembuatan Sabun Transparan.

Pada bulan Juli 2006 hingga Agustus 2006, penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang (PL) di PT. NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA dengan judul “Penataan Kembali Tata Letak Penyimpanan pada Gudang Karplindo, PT. NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA, Jakarta “.

(5)

VERA INTAN ANGGRAENI. F34102074. Calculating Strategy in Developing Biopharmaca Base Instant Beverage Business (Case Study in Cempaka Farmer Group, Paseban area, Senen, Central Jakarta)

SUMMARY

The concept of back to nature becomes trend globally including Indonesia that shows trend of using traditional medicine. Traditional medicine is much known as nature medicine. Which has been sold extensively based on bipharmaca or much known as herbal medicine. Generally biopharmaca is used as base material for jamu. With the development of technology, bipharmaca is started to

be sold as processed product, such as instant beverages.

Instant beverages based on bipharmaca material is started to produced by a small industry or home industry. One of the home industries is the Cempaka Farmer Group (KTC). This farmer group is a group that has been guided by the North Jakarta Region Government by the Division of Agriculture and Forestry, the Division of Industry and the Division of Micro Businesses. Several challenges must be faced by Cempaka Farmer Group in developing their business, internal and external challenges. Therefore, the Cempaka Farmer Group must be able to use wisely the opportunity in business by the internal strength they had.

The internal strength factor the Cempaka Farmer Group is nature based product and without preservative, various products, can be consumed by various society, simple package and attractive, affiliation with some institute in research and product development, made good relationship with the government, relatively cheaper price, cheaper labor, family hood and open minded, and increases production. The internal weakness in the Cempaka Farmer Group is in the curative effect of the products that hasn’t been tested for pre-clinic test and clinical test, limited market and distribution, only simple promotion, the high cost for good packaging, management capacity, unclear structure of the organization, still use of simple technology, poor financial record accounting, the ability to get work capital and investment capital.

Besides the internal factor, external factor also has affect in developing the businesses. The opportunities is the way of life by the society which is back to nature, big market potential, and the increase usage of nature medicine by the society, guidance and support from the North Jakarta Region Government, given technology facilities form the North Jakarta Region Government, easy access to the raw materials. The threat that must be faced by the Cempaka Farmer Group is the high price of transportation and production because of increasing fuel price and electricity, the expensive cost for standardization or the curative effects test and product composition, cheaper base price from the competitor, the increase of other industries and become new coming threat, many similar product in the market, threat from product substitution (modern patent drugs), costumer that’s easy to turn for other product.

(6)

the development of Cempaka Farmer Group as a small industry when it is officially registered.

Formulating strategic systems for developing small biopharmaca base instant beverage business for the Cempaka Farmer Group is done by several analyses, which is: necessity analysis, identify system, problem formulation, developing alternative strategic and priority prefer strategic. In the steps of developing alternative strategic, SWOT matrix is use as an analyze tool. Priority prefer strategic used Analytical Hierarchy Process (AHP)

Selecting strategy which done by paired comparison method gives strategy ways that become priority is increasing and sustains product quality, product quantity and developed product attribute through partnership. This result shows that Cempaka Farmer Group Strategy in developing their business prefer increasing the internal factor.

(7)

VERA INTAN ANGGRAENI. F34102074. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat)

RINGKASAN

Konsep kembali ke alam kini mulai digaungkan kembali oleh masyarakat dunia termasuk di Indonesia, yang salah satunya ditunjukkan melalui trend penggunaan obat tradisional. Obat tradisional saat ini lebih dikenal dengan sebutan obat bahan alam. Obat bahan alam yang beredar luas dipasaran berbahan baku biofarmaka atau lebih dikenal dengan tanaman obat. Pada umumnya biofarmaka ini dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu. Seiring dengan perkembangan teknologi, biofarmaka mulai disajikan dalam berbagai bentuk produk olahan. Salah satunya adalah minuman instan.

Minuman instan berbahan baku biofarmaka kini mulai diproduksi oleh Industri kecil dan rumah tangga. Salah satu industri rumah tangga tersebut adalah Kelompok Tani Cempaka (KTC). Kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan, Suku Dinas Perindustrian dan Suku Dinas Koperasi dan UKM. Berbagai kendala harus dihadapi oleh Kelompok Tani Cempaka dalam pengembangan usahanya, baik secara internal maupun eksternal. Kelompok Tani Cempaka harus dapat memanfaatkan dengan baik peluang usaha dengan kekuatan internal yang dimiliki.

Faktor kekuatan internal yang dimiliki Kelompok Tani Cempaka adalah produk berbahan baku alami dan tanpa zat pengawet, varian produknya beragam, dapat dikonsumsi masyarakat luas, kemasan yang praktis dan menarik, kemitraan dengan Perguruan Tinggi dalam penelitian dan pengembangan produk, berhubungan baik dengan instansi pemerintah, harga produk relatif lebih murah, tenaga kerja yang murah, bersifat kekeluargaan dan terbuka, volume produksi meningkat. Kelemahan internal Kelompok Tani Cempaka adalah khasiat produk belum melalui uji pra klinis dan uji klinis, pemasaran dan jalur distribusi yang terbatas, kegiatan promosi sederhana, mahalnya biaya kemasan berkualitas dan berkompeten dalam bidang manajemen, struktur organisasi yang belum jelas, teknologi produksi yang masih sederhana, sistem pencatatan dan pembukuan keuangan yang belum baik, kemampuan mendapatkan modal kerja dan modal investasi rendah

Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi pengembangan usaha KelompokTani Cempaka. Faktor eksternal memberikan peluang dan ancaman bagi Kelompok Tani Cempaka. Peluang yang dimiliki Kelompok Tani Cempaka adalah pola hidup masyarakat yang ‘Back to nature’, pasar potensialnya

(8)

kandungan produk, harga dasar pesaing yang lebih rendah, peningkatan jumlah pelaku industri dan merupakan ancaman pendatang baru, banyaknya produk serupa di pasaran, ancaman produk subtitusi (obat paten modern), kemudahan pembeli untuk beralih ke produk pesaing.

Kelompok Tani Cempaka memerlukan strategi dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat diupayakan melalui perumusan strategi pengembangan usaha. Pentingnya perumusan strategi ini untuk mendukung langkah dan arah pengembangan usaha Kelompok Tani Cempaka sebagai industri kecil pada saat telah berbadan hukum.

Sistem perumusan strategi pengembangan usaha minuman instant berbahan baku biofarmaka untuk Kelompok Tani Cempaka melalui beberapa tahap analisa, yaitu : analisa kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi masalah, pengembangan alternatif strategi dan pemilihan strategi prioritas. Pada tahap pengembangan Alternatif strategi digunakan Matriks SWOT sebagai alat analisis. Pemilihan strategi prioritas menggunakan metode perbandingan berpasangan (AHP).

Pemilihan strategi yang dilakukan dengan metode komparasi berpasangan menghasilkan strategi yang menjadi rioritas adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas, kuantitas produk serta mengembangkan atribut produk baru melalui kemitraan. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi Kelompok Tani Cempaka dalam pengembangan usahanya memprioritaskan peningkatan dalam factor produksi.

(9)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel...vii

Daftar Lampiran ... ..viii

I. PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

D. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 3

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 4

a. Biofarmaka... 4

B. Obat Bahan Alam ... 5

C. Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka ... 9

D. Strategi... 10

E. Manajemen Strategi... 12

F. Model Manajemen Strategi ... 15

G. Perumusan Strategi ... 16

H. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... 16

I. Pengamatan Lingkungan Internal dan Eksternal ... 18

1. Analisis Internal ... 18

2. Analisis Eksternal... 20

J. Analisis SWOT ... 24

K. Kelompok Tani... 25

L. Usaha Kecil... 26

M. Perusahaan Komanditer (CV)... 30

(10)

III.METOLOGI PENELITIAN ... 33

a. Pendekatan Sistem ... 33

1. Analisa Kebutuhan ... 33

2. Formulasi Permasalahan ... 33

3. Identifikasi Sistem... 34

4. Pengembangan Alternatif Strategi... 39

5. Pemilihan Strategi Prioritas... 40

B. Tata Laksana... 44

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

2. Jenis dan Sumber Data ... 44

3. PenentuanResponden... 45

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 39

IV.GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI CEMPAKA ... 46

A. Kelompok Tani ... 46

B. Kelompok Tani Cempaka ... 49

1. Sejarah Umum ... 49

2. Kelompok Tani Cempaka Saat Ini ... 51

a. Produk...52

b. Produksi...55

c. Penelitian dan Pengembangan... 57

V.Analisis Sistem Perumusan Strategi ... 58

A. Analisa Kebutuhan ... 58

B. Formulasi Permasalahan ... 59

C. Identifikasi Sistem ... 59

1. Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan...59

2. Identifikasi Lingkungan Usaha...62

a. Analisis Lingkungan Internal... 62

1). Pemasaran...62

2). Sumber Daya Manusia... 68

3). Produksi dan Operasi...69

4). Keuangan...70

(11)

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI

F34102074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI

F34102074

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

(Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

VERA INTAN ANGGRAENI F34102074

Dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1985 Di Cibubur, Jakarta Timur

Tanggal lulus :

Menyetujui , Bogor, Februari 2007

(14)

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 1985, Penulis merupakan anak dari pasangan Andang Sofyan dan Eti Kusumawati. Penulis merupakan sulung dari dua bersaudara.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Kelapa Dua Wetan 05 Petang pada tahun 1990-1996, Sekolah Menengah Pertama Negeri 147, Cibubur pada tahun 1996-1999, Sekolah Menengah Umum Negeri 58 Ciracas pada tahun 1999-2002. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Profesi Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN). Penulis pernah menjabat sebagai anggota dan pengurus di Departemen Kesekretariatan HIMALOGIN periode 2003-2004. pada periode yang sama penulis juga aktif sebagai salah satu reporter buletin mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (TIN) yang bernama AgroTech. Pada periode 2004-2005 penulis aktif sebagai Ketua Badan Khusus (BK) HIMALOGIN. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitian kegiatan dan mengikuti berbagai seminar antara lain : Seminar ISO 14001, SIX SIGMA, BLUE OCEAN STRATEGY maupun training Pembuatan Sabun Transparan.

Pada bulan Juli 2006 hingga Agustus 2006, penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang (PL) di PT. NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA dengan judul “Penataan Kembali Tata Letak Penyimpanan pada Gudang Karplindo, PT. NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA, Jakarta “.

(15)

VERA INTAN ANGGRAENI. F34102074. Calculating Strategy in Developing Biopharmaca Base Instant Beverage Business (Case Study in Cempaka Farmer Group, Paseban area, Senen, Central Jakarta)

SUMMARY

The concept of back to nature becomes trend globally including Indonesia that shows trend of using traditional medicine. Traditional medicine is much known as nature medicine. Which has been sold extensively based on bipharmaca or much known as herbal medicine. Generally biopharmaca is used as base material for jamu. With the development of technology, bipharmaca is started to

be sold as processed product, such as instant beverages.

Instant beverages based on bipharmaca material is started to produced by a small industry or home industry. One of the home industries is the Cempaka Farmer Group (KTC). This farmer group is a group that has been guided by the North Jakarta Region Government by the Division of Agriculture and Forestry, the Division of Industry and the Division of Micro Businesses. Several challenges must be faced by Cempaka Farmer Group in developing their business, internal and external challenges. Therefore, the Cempaka Farmer Group must be able to use wisely the opportunity in business by the internal strength they had.

The internal strength factor the Cempaka Farmer Group is nature based product and without preservative, various products, can be consumed by various society, simple package and attractive, affiliation with some institute in research and product development, made good relationship with the government, relatively cheaper price, cheaper labor, family hood and open minded, and increases production. The internal weakness in the Cempaka Farmer Group is in the curative effect of the products that hasn’t been tested for pre-clinic test and clinical test, limited market and distribution, only simple promotion, the high cost for good packaging, management capacity, unclear structure of the organization, still use of simple technology, poor financial record accounting, the ability to get work capital and investment capital.

Besides the internal factor, external factor also has affect in developing the businesses. The opportunities is the way of life by the society which is back to nature, big market potential, and the increase usage of nature medicine by the society, guidance and support from the North Jakarta Region Government, given technology facilities form the North Jakarta Region Government, easy access to the raw materials. The threat that must be faced by the Cempaka Farmer Group is the high price of transportation and production because of increasing fuel price and electricity, the expensive cost for standardization or the curative effects test and product composition, cheaper base price from the competitor, the increase of other industries and become new coming threat, many similar product in the market, threat from product substitution (modern patent drugs), costumer that’s easy to turn for other product.

(16)

the development of Cempaka Farmer Group as a small industry when it is officially registered.

Formulating strategic systems for developing small biopharmaca base instant beverage business for the Cempaka Farmer Group is done by several analyses, which is: necessity analysis, identify system, problem formulation, developing alternative strategic and priority prefer strategic. In the steps of developing alternative strategic, SWOT matrix is use as an analyze tool. Priority prefer strategic used Analytical Hierarchy Process (AHP)

Selecting strategy which done by paired comparison method gives strategy ways that become priority is increasing and sustains product quality, product quantity and developed product attribute through partnership. This result shows that Cempaka Farmer Group Strategy in developing their business prefer increasing the internal factor.

(17)

VERA INTAN ANGGRAENI. F34102074. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat)

RINGKASAN

Konsep kembali ke alam kini mulai digaungkan kembali oleh masyarakat dunia termasuk di Indonesia, yang salah satunya ditunjukkan melalui trend penggunaan obat tradisional. Obat tradisional saat ini lebih dikenal dengan sebutan obat bahan alam. Obat bahan alam yang beredar luas dipasaran berbahan baku biofarmaka atau lebih dikenal dengan tanaman obat. Pada umumnya biofarmaka ini dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu. Seiring dengan perkembangan teknologi, biofarmaka mulai disajikan dalam berbagai bentuk produk olahan. Salah satunya adalah minuman instan.

Minuman instan berbahan baku biofarmaka kini mulai diproduksi oleh Industri kecil dan rumah tangga. Salah satu industri rumah tangga tersebut adalah Kelompok Tani Cempaka (KTC). Kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan, Suku Dinas Perindustrian dan Suku Dinas Koperasi dan UKM. Berbagai kendala harus dihadapi oleh Kelompok Tani Cempaka dalam pengembangan usahanya, baik secara internal maupun eksternal. Kelompok Tani Cempaka harus dapat memanfaatkan dengan baik peluang usaha dengan kekuatan internal yang dimiliki.

Faktor kekuatan internal yang dimiliki Kelompok Tani Cempaka adalah produk berbahan baku alami dan tanpa zat pengawet, varian produknya beragam, dapat dikonsumsi masyarakat luas, kemasan yang praktis dan menarik, kemitraan dengan Perguruan Tinggi dalam penelitian dan pengembangan produk, berhubungan baik dengan instansi pemerintah, harga produk relatif lebih murah, tenaga kerja yang murah, bersifat kekeluargaan dan terbuka, volume produksi meningkat. Kelemahan internal Kelompok Tani Cempaka adalah khasiat produk belum melalui uji pra klinis dan uji klinis, pemasaran dan jalur distribusi yang terbatas, kegiatan promosi sederhana, mahalnya biaya kemasan berkualitas dan berkompeten dalam bidang manajemen, struktur organisasi yang belum jelas, teknologi produksi yang masih sederhana, sistem pencatatan dan pembukuan keuangan yang belum baik, kemampuan mendapatkan modal kerja dan modal investasi rendah

Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi pengembangan usaha KelompokTani Cempaka. Faktor eksternal memberikan peluang dan ancaman bagi Kelompok Tani Cempaka. Peluang yang dimiliki Kelompok Tani Cempaka adalah pola hidup masyarakat yang ‘Back to nature’, pasar potensialnya

(18)

kandungan produk, harga dasar pesaing yang lebih rendah, peningkatan jumlah pelaku industri dan merupakan ancaman pendatang baru, banyaknya produk serupa di pasaran, ancaman produk subtitusi (obat paten modern), kemudahan pembeli untuk beralih ke produk pesaing.

Kelompok Tani Cempaka memerlukan strategi dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dapat diupayakan melalui perumusan strategi pengembangan usaha. Pentingnya perumusan strategi ini untuk mendukung langkah dan arah pengembangan usaha Kelompok Tani Cempaka sebagai industri kecil pada saat telah berbadan hukum.

Sistem perumusan strategi pengembangan usaha minuman instant berbahan baku biofarmaka untuk Kelompok Tani Cempaka melalui beberapa tahap analisa, yaitu : analisa kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi masalah, pengembangan alternatif strategi dan pemilihan strategi prioritas. Pada tahap pengembangan Alternatif strategi digunakan Matriks SWOT sebagai alat analisis. Pemilihan strategi prioritas menggunakan metode perbandingan berpasangan (AHP).

Pemilihan strategi yang dilakukan dengan metode komparasi berpasangan menghasilkan strategi yang menjadi rioritas adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas, kuantitas produk serta mengembangkan atribut produk baru melalui kemitraan. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi Kelompok Tani Cempaka dalam pengembangan usahanya memprioritaskan peningkatan dalam factor produksi.

(19)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel...vii

Daftar Lampiran ... ..viii

I. PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

D. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 3

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 4

a. Biofarmaka... 4

B. Obat Bahan Alam ... 5

C. Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka ... 9

D. Strategi... 10

E. Manajemen Strategi... 12

F. Model Manajemen Strategi ... 15

G. Perumusan Strategi ... 16

H. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan... 16

I. Pengamatan Lingkungan Internal dan Eksternal ... 18

1. Analisis Internal ... 18

2. Analisis Eksternal... 20

J. Analisis SWOT ... 24

K. Kelompok Tani... 25

L. Usaha Kecil... 26

M. Perusahaan Komanditer (CV)... 30

(20)

III.METOLOGI PENELITIAN ... 33

a. Pendekatan Sistem ... 33

1. Analisa Kebutuhan ... 33

2. Formulasi Permasalahan ... 33

3. Identifikasi Sistem... 34

4. Pengembangan Alternatif Strategi... 39

5. Pemilihan Strategi Prioritas... 40

B. Tata Laksana... 44

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

2. Jenis dan Sumber Data ... 44

3. PenentuanResponden... 45

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 39

IV.GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI CEMPAKA ... 46

A. Kelompok Tani ... 46

B. Kelompok Tani Cempaka ... 49

1. Sejarah Umum ... 49

2. Kelompok Tani Cempaka Saat Ini ... 51

a. Produk...52

b. Produksi...55

c. Penelitian dan Pengembangan... 57

V.Analisis Sistem Perumusan Strategi ... 58

A. Analisa Kebutuhan ... 58

B. Formulasi Permasalahan ... 59

C. Identifikasi Sistem ... 59

1. Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan...59

2. Identifikasi Lingkungan Usaha...62

a. Analisis Lingkungan Internal... 62

1). Pemasaran...62

2). Sumber Daya Manusia... 68

3). Produksi dan Operasi...69

4). Keuangan...70

(21)

b. Analisis Lingkungan Eksternal...71

1). Lingkungan umum... 71

2). Lingkungan Industri... 78

3. Identifikasi Matriks EFI dan EFE...84

VI.PERUMUSAN STRATEGI... 89

A. Pengembangan Alternatif Strategi... 89

B. Pemilihan Strategi Prioritas... . 94

VII.KESIMPULAN DAN SARAN... 97

(22)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Tingkatan Strategi Dalam Organisasi Bisnis...11 Gambar 2. Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis ... 15 Gambar 3. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri (Model

Lima Kekuatan Bersaing) ... 24 Gambar 4. Diagram Tahap Identifikasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam

Perumusan Strategi... 35 Gambar 5. Matriks SWOT... 39 Gambar 6. Aneka Produk Minuman Instan Tradisional Berbahan Baku

Biofarmaka Kelompok Tani Cempaka ... 55 Gambar 7. Kemasan produk Kelompok Tani Cempaka ...64 Gambar 7. Kemasan produk Kelompok Tani Cempaka ...64 Gambar 8. Tampilan Kemasan Produk Kelompok Tani Cempaka dan Kemasan

Produk Pesaing... 65 Gambar 9. Kegiatan Promosi Kelompok Tani Cempaka... 66 Gambar 10. Matriks SWOT Kelompok Tani Cempaka... ...90

(23)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Industri Obat Bahan Alam di Indonesia ... 1 Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 37 Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ...37 Tabel 4. Matriks IFE... 38 Tabel 5. Matriks EFE... 39 Tabel 6. Skala Komparasi Saaty ... 41 Tabel 7. Nilai Indeks Acak (RI) Berorde 1-15 dengan Sample 100... 43 Tabel 8. Daftar Produk-Produk Kelompok Tani Cempaka ... 49 Tabel 9. Daftar Harga Kelompok Tani Cempaka...56 Tabel 10. SNI Untuk Serbuk Minuman Tradisional... 61 Tabel 11. Biaya produksi Kelompok Tani Cempaka... 67 Tabel 12. Daftar perbandingan harga produk Kelompok Tani Cempaka dengan

harga produk dipasaran... 68 Tabel 13. Kapasitas produksi Kelompok Tani Cempaka... 70 Tabel 14. Populasi Penduduk Indonesia Periode 2002-2006... 72 Tabel 15. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Kuesioner Penilaian Bobot ...101 Lampiran 2. Rating rata-rata faktor strategis internal ... 113 Lampiran 3. Penilaian bobot rata-rata faktor strategis internal ....114

Lampiran 4. Matriks IFE Kelompok Tani Cempaka ...115 Lampiran 5. Rating rata-rata faktor strategis eksternal... .116 Lampiran 6. Penilaian bobot rata-rata faktor strategis eksternal ... .117 Lampiran 7. Matriks EFE Kelompok Tani Cempaka ...118 Lampiran 8. Kuesioner Pemilihan Strategi prioritas... .119

(25)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul “ Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Berbahan Baku Biofarmaka (Studi Kasus di Kelompok Tani Cempaka, Jakarta Pusat). Tugas akhir ini disusun berdasarkan pengamatan langsung, wawancara, serta telaah pustaka yang dilakukan di Kelompok Tani Cempaka sejak akhir bulan Mei 2006 hingga akhir bulan Juli 2006.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Elisa Anggraeni, S.TP, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingannya selama penulis meyele-saikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dr. Ir. Erliza Hambali, MSc dan Dr. Dwi Setyaningsih, S.TP, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi perbaikan tugas akhir ini

3. Papah dan Mamah serta adik-adiku Pungkas dan Yusni beserta seluruh keluar-ga yang selalu membantu dan memberikan dukunkeluar-gan kepada penulis baik mo-ril maupun matemo-ril.

4. Ibu Lia, Selaku Ketua Kelompok Tani Cempaka atas izin dan dukungannya selama penelitian.

5. Bapak Lili Purnama, selaku wakil dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Pusat atas bantuannya kepada penulis

6. Bapak Sukarso, selaku wakil dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakar-ta Pusat aJakar-tas bantuannya kepada penulis

7. Bapak Ibrahim, selaku wakil dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakar-ta Pusat aJakar-tas bantuannya kepada penulis

8. Ibu Ning Harmanto (PT. Mahkota Dewa Indonesia), selaku wakil praktisi atas bantuannya kepada penulis

(26)

10. Atih kurniasih atas dukungannya kepada penulis

11. Teman-teman TINers 39 atas dukungan, kerjasama dan persahabatannya selama penulis melaksanakan studi di IPB

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Kritik dan saran amat penulis harapkan guna perbaikan tugas akhir ini

Bogor, Februari 2007

Penulis

(27)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama melaksanakan studi di IPB hingga penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah mendukung dan membantu hingga akhirnya skripsi ini mampu dirampungkan oleh penulis. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya pada :

1. ALLAH SWT, yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani hari-hari yang penuh ujian dariMu. Semoga aku selalu dapat memberikan manfaat yang terbaik bagi orang-orang yang berada disekelilingku dengan rahmatMu...

2. Ibu Elisa Anggraeni, yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan dan arahannya dengan sabar kepada penulis.

3. Mamah dan Papah, yang selalu memberikan do’a, dukungan, semangat, kasih sayang dan pelipur lara bagi penulis. Karya ini teteh persembahkan untuk mamah dan papah...Semoga ini dapat menjadi bekal masa depanku....

4. Adik-adikku Pungkas dan Yusni, yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabat karibku Atih Kurniasih, yang selalu memberikan bantuan, dukungan, semangat, kasih sayang dan persahabatannya selama ini.

6. Dhodi Pranajaya, yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan, semangat, do’a, kesabaran, perhatian dan kasih sayang kepada penulis. Terima kasih untuk segalanya....U’re very best friend ever....

7. Saifullah (Ipul) dan Adriel (Sotoy), yang selalu menemani dalam suka duka menjalani perkuliahan dan bimbingan bersama. Kalian harus tetap semangat yah....

8. Seluruh TINers 39, terima kasih atas segala perhatian, kerjasama, persahabatan dan kekeluargaan yang terjalin selama ini. (Fitri, Tia, Memey, M U, Evi, Yuli, Bana, Euis, Vico, Iwal, Jenni, Arif, Amin, Dina, Deby, Hadi (Bim2), Irham, Santo, Desi).

(28)

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

BAB I

PENDAHULUAN

(29)

A. LATAR BELAKANG

Konsep kembali ke alam kini mulai digaungkan kembali oleh masyarakat dunia termasuk di Indonesia, yang salah satunya ditunjukkan melalui trend penggunaan obat tradisional. Obat tradisional saat ini lebih dikenal dengan sebutan obat bahan alam. Trend penggunaan obat bahan alam oleh masyarakat berdampak pada industri obat bahan alam nasional yang berkembang dengan pesat. Menurut data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pasar obat bahan alam nasional pada tahun 2002 mencapai Rp 2 triliun dengan jumlah industri sebanyak 1.012 dan di tahun 2004 jumlah industri meningkat menjadi 1.166 dengan pangsa pasar Rp. 2,9 triliun. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah industri obat bahan alam di Indonesia

Tahun

Industri Obat Bahan Alam Industri kecil dan

rumah tangga

Industri besar dan menengah

Jumlah

2002 907 105 1012

2004 1037 129 1166

Sumber : BPPT (2005)

Berdasarkan data diatas, industri obat bahan alam nasional didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga meskipun perkembangannya lebih besar dalam skala industri besar dan menengah. Obat bahan alam yang beredar luas dipasaran berbahan baku biofarmaka atau lebih dikenal dengan tanaman obat. Pada umumnya biofarmaka ini dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu.

Seiring dengan perkembangan teknologi, biofarmaka mulai disajikan dalam berbagai bentuk produk olahan. Salah satunya adalah minuman instan. Minuman instan berbahan baku biofarmaka memiliki keunggulan selain sebagai minuman penyegar juga memiliki daya preventif terhadap serangan penyakit dan daya promotif untuk meningkatkan kondisi kesehatan serta memiliki khasiat yang bersifat kuratif yaitu dapat memberi daya penyembuhan terhadap penyakit.

(30)

adalah Kelompok Tani Cempaka. Kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang dibina oleh Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan, Suku Dinas Perindustrian dan Suku Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Kondisi usaha Kelompok Tani Cempaka yang ditetapkan sebagai objek penelitian ini merupakan gambaran dari beberapa kelompok tani binaan lainnya di berbagai wilayah di DKI Jakarta yang memproduksi minuman instan berbahan baku biofarmaka dan saat ini sedang berusaha untuk mencapai kemandirian usaha. Kelompok Tani Cempaka yang berlokasi di pusat kota Jakarta sedang memulai langkah kemandirian usaha dengan mengubah bentuk usahanya dari kelompok tani menjadi perusahaan komanditer (CV).

Dalam pengembangan usahanya, Kelompok Tani Cempaka menghadapi berbagai macam ancaman eksternal dan kelemahan internal, serta harus dapat memanfaatkan berbagai peluang dengan kekuatan internal yang dimilikinya. Berdasarkan hal tersebut, maka Kelompok Tani Cempaka memerlukan strategi dalam pengembangan usahanya berdasarkan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhinya.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mempelajari faktor pendukung dan penghambat pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka Kelompok Tani Cempaka 2. Merumuskan strategi yang dibutuhkan Kelompok Tani Cempaka dalam

pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka

C. MANFAAT

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

(31)

1. Memberikan informasi kepada Kelompok Tani Cempaka mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha minuman instan berba-han baku biofarmaka.

2. Memberikan alternatif strategi untuk Kelompok Tani Cempaka dalam mendukung langkah dan arah pengembangan usahanya.

3. Sebagai bahan dan informasi bagi penelitian selanjutnya dan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan minuman instan berbahan baku biofar-maka Kelompok Tani Cempaka.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk studi kasus di Kelompok Tani Cempaka, yang meliputi :

1. Identifikasi dan analisis faktor pendukung dan penghambat internal maupun eksternal di bidang minuman instan berbahan baku biofarmaka dengan menggunakan matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE).

2. Perumusan alternatif strategi dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka dengan menggunakan matriks SWOT (Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats).

3. Pemilihan prioritas alternatif strategi menggunakan matriks pendapat den-gan metode perbandinden-gan berpasanden-gan (AHP).

BAB II

(32)

Menurut Darusman (2003), Biofarmaka adalah semua makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme yang berpotensi sebagai obat, makanan dan minuman maupun nutraceutical bagi manusia, hewan dan

tumbuhan. Produk biofarmaka, terutama yang berasal dari tumbuhan telah banyak dimanfaatkan dan semakin meningkat penggunaannya oleh masyarakat umum. Pemanfaatan biofamaka berupa tumbuhan, diolah dalam bentuk obat tradisional (jamu), makanan dan minuman sebagai pangan fungsional maupun obat luar.

Penggunaan kata ‘jamu’ untuk menunjukkan ‘obat tradisional’, yang telah lama digantikan dengan kata ‘obat asli Indonesia’ dan kini berganti menjadi ‘obat bahan alam’ (Winarto, 2006). Menurut Subarnas dan Sidik dalam Andarwulan (2002), berdasarkan pengamatan terhadap obat bahan alam yang beredar dipasaran, biofarmaka yang biasanya digunakan sebagai ramuan jamu kebanyakan adalah dari famili Zingiberaceae, seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, lempuyang, lengkuas dan temu-temuan lainnya.

Menurut Indriani dalam Prasetyawan (2005), menyatakan bahwa kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh produk minuman instan berbahan baku biofarmaka antara lain adalah :

1. Terbuat dari bahan-bahan alami,

2. Memiliki aspek fungsional bagi kesehatan dan rasa yang enak, 3. Praktis dalam penggunaan, dan

4. Dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat.

Kendala-kendala yang dihadapi antara lain karena rendahnya pengetahuan masyarakat yang menganggap minuman instan berbahan baku biofarmaka rasanya pahit bahkan tidak ada rasanya, sehingga beberapa masyarakat banyak yang tidak menyukainya dan harganya masih mahal serta promosi yang kurang intensif.

Menurut Furnawanthi (2002), pemanfaatan biofarmaka dalam bentuk obat bahan alam masih menghadapi beberapa kendala, antara lain:

1. Penelitian terhadap obat bahan alam khususnya biofarmaka masih kurang intensif

(33)

2. Produk-produk berbahan baku biofarmaka dari luar negeri yang memban-jiri pasar dalam negeri

3. Biofarmaka masih digunakan untuk pengobatan keluarga 4. Tidak ada jaminan manfaat dan khasiatnya

5. Komitmen dan dorongan dari pemerintah dalam pengembangan biofarma-ka masih rendah

6. Pengujian biofarmaka pada manusia masih sulit mendapat legalitas, dan 7. Masih mahalnya biaya pengujian biofarmaka hingga mejadi fitofarmaka

yang terbukti secara klinis khasiat dan keamanannya.

B. OBAT BAHAN ALAM

Definisi dari obat bahan alam seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 179/ MENKES/Per/VII/1976 tentang Produksi dan Distribusi Obat bahan alam, disebutkan bahwa obat bahan alam adalah obat jadi atau berbungkus yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang mempunyai data klinis dan digunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.

Pengertian obat bahan alam diatas disempurnakan lagi dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246/1992 yang meliputi beberapa hal yaitu :

1. Obat bahan alam mencakup obat jadi atau obat terbungkus, serta bahan baku atau ramuan bahan, sedangkan pada definisi lama hanya mencakup bahan jadi (ramuan) saja

2. Obat bahan alam mencakup semua ramuan yang berasal dari alam, baik yang belum maupun yang sudah memiliki data klinis. Sedangkan pada definisi lama, terbatas pada bahan-bahan yang belum memiliki data klinis. 3. Obat bahan alam dapat digunakan dalam pengobatan formal yang

(34)

Produksi obat bahan alam di Indonesia kini mengacu kepada Peraturan Kepala Badan POM RI No.HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tatalaksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka diwajibkan memenuhi hal-hal berikut ini :

1. Jamu/Obat Tradisional Indonesia

Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Jamu/obat tradisional Indonesia harus memenuhi kriteria: a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris. c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya, yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata : ''Secara tradisional digunakan untuk ... '' atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.

Kelompok jamu harus mencantumkan logo dan tulisan ''JAMU'' sebagaimana contoh terlampir. Logo dimaksud berupa ''RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN'', dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/pembungkus/brosur. Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan ''JAMU'' sebagaimana dimaksud harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan ''JAMU''.

2. Obat Herbal Terstandar

Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah

(35)

distandardisasi.

Obat herbal terstandar harus memenuhi kriteria: a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik

c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.

d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Obat herbal terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan ''OBAT HERBAL TERSTANDAR''.

Logo dimaksud berupa ''JARI-JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN'', dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/pembungkus/brosur. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan ''OBAT HERBAL TERSTANDAR'' sebagaimana dimaksud harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan ''OBAT HERBAL TERSTANDAR''.

3. Fitofarmaka

Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria:

a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik

c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.

d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

(36)

Logo dimaksud berupa ''JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN'', dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/pembungkus/ brosur. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan "FITOFARMAKA" sebagaimana dimaksud harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan "FITOFARMAKA".

Keputusan Menteri Kesehatan No.661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan obat bahan alam yaitu :

1. Rajangan adalah sediaan obat bahan alam berupa potongan simplisia, cam-puran simplisia, atau camcam-puran simpisia dengan sediaan galenik yang penggunaanya dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas dengan kadar air tidak lebih dari 10 persen

2. Serbuk adalah sediaan obat bahan alam berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik atau campurannya dengan kadar air tidak lebih dari 10 persen

3. Pil adalah sediaan padat obat bahan alam berupa massa bulat, bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik atau campurannya kadar air tidak lebih dari 10 persen

4. Pastiles adalah sediaan padat obat bahan alam berupa lempeng pipih umumnya berbentuk segiempat, bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik atau campurannya kadar air tidak lebih dari 10 persen 5. Tablet adalah sediaan obat bahan alam padat kompak, dibuat secara kempa

cetak dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain kedua per-mukaannya rata atau cembung terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan

6. Sari jamu adalah cairan obat dalam, dengan tujuan tertentu diperbolehkan mengandung etanol, dengan kadar etanol tidak lebih dari 1 persen v/

v pada

suhu 200 metanol tidak lebih dari 0,1 persen dihitung dari kadar etanol

(37)

7. Kapsul adalah sediaan obat bahan alam yang terbungkus cangkang keras atau lunak, bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan, kandungan isi kapsul tidak lebih dari 10 persen dan kap-sul memilki waktu hancur tidak lebih dari 15 menit.

C. MINUMAN INSTAN BERBAHAN BAKU BIOFARMAKA

Menurut Larasati (2002), minuman instan berbahan baku biofarmaka termasuk dalam kategori pangan fungsional (food supplement) karena dilihat dari definisinya, pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung didalamnya.

Pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mengandung bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Produk pangan fungsional adalah produk yang tergolong sebagai suatu produk pangan yang memiliki nilai gizi dan citarasa (bukan kapsul atau tablet), layak konsumsi sebagai bagian dari diet atau menu setiap hari, serta mampu memberikan peran khusus dalam proses metabolisme tubuh. Meskipun produk pangan fungsional mampu meningkatkan ketahanan tubuh terhadap berbagai penyakit, produk tersebut tidak termasuk kategori obat, karena obat bersifat mengobati, sementara pangan fungsional lebih bersifat memperkecil resiko (Indriani, 2002).

Berbagai jenis minuman instan berbahan baku biofarmaka diproduksi oleh industri besar dan industri kecil. Minuman instan yang diproduksi oleh industri besar misalnya PT Nyonya Meneer, PT Air Mancur, PT. Sido Muncul dengan produk kunyit asam instan, jahe instan, STMJ (Susu Telor Madu Jahe), jamu komplit instan, jamu pelangsing instant, kuku bima, tolak angin, jamu komplet, anak sehat, dan aneka instan lainnya. Sedangkan PT. Jamu Jago dengan produk minuman instan buyung upik untuk anak-anak.

(38)

putih, temu mangga, temulawak, dan lain-lain. Untuk wilayah Bogor Taman Sringganis dengan instan temulawak, cabe puyang dan jati belanda serta aneka instan produksi sub divisi Pusat Studi Biofarmaka Intitut Pertanian Bogor (PSB IPB) yaitu instan lidah buaya, ganoderma rasa jahe dan jeruk, pelangsing instan dari tanaman bangle dan pegagan instan.

D. STRATEGI

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), strategi perusahaan adalah rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Penempaan misi perusahan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai merupakan pengertian strategi menurut Steiner dan Meiner (1997).

Menurut Pearch dan Robinson (1997),strategi dipengaruhi oleh tingkat oganisasi bisnis. Organisasi bisnis ini dibagi dalam dua kategori yaitu :

1. Organisasi yang memiliki satu bidang usaha, maka strateginya memiliki dua tingkat yaitu tingkat korporat dan fungsional.

[image:38.595.137.515.398.815.2]

2. Organisasi yang memiliki lebih dari satu bidang usaha, maka tingkatan strategi memiliki tiga tingkat yaitu tingkat korporat, unit bisnis dan fung-sional. Gambaran posisi tingkatan strategi ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1.

Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang.

60 60 Organisasi bisnis tunggal

Tingkat Korporat

Tingkat Fungsional

Organisasi multi bisnis

Tingkat korporat Tingkat unit bisnis Strategi produksi/ operasi Strategi

(39)
[image:39.595.183.448.149.318.2]

Sumber : Pearch dan Robinson (1997)

Gambar 1. Tingkatan strategi dalam organisasi bisnis

Perusahaan kecil hanya memfokuskan diri pada satu produk atau satu lini bisnis saja sehingga strategi hanya dilakukan pada tingkat korporat (perusahaan). Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga, wiraswastanya berperan sebagai general manager dan kepala perencana strategi. Oleh sebab itu, perusahaan kecil yang merupakan perusahaan keluarga termasuk kategori bisnis tunggal dan umumnya strategi yang dipergunakan adalah strategi tingkat korporasi (Jauch dan Glueck, 1991).

E. MANAJEMEN STRATEGI

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Fokus dalam manajemen strategi terletak pada memadukan manajemen, pemasaran,

Bisnis 1 Bisnis 2

(40)

keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2004).

Pearch dan Robinson (1997) mengatakan bahwa manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan atau formulasi dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran-sasaran tersebut terdiri dari sembilan tugas penting , yaitu :

1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (Goal).

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi item dan kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum.

4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya den-gan lingkunden-gan ekstern.

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi seti-ap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (Grand Strategy) yang akan mencapai pilihan yang dikehendaki.

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

8. Mengeimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan sum-ber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, teknologi dan sistem imbalan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengambil keputusan yang akan datang.

Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategis (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategis, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan (Hunger, 2001).

(41)

Manajemen strategi menurut Dess dan Lumpkin dalam Kuncoro (2005), terdiri dari analisis, keputusan dan aksi yang diambil oleh organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Atribut kunci dalam manajemen strategi yaitu :

1. Mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya 2. Melibatkan semua stakeholders dalam pengambilan keputusan

3. Membutuhkan penggabungan perspektif jangka pendek dan jangka pan-jang

4. Menyadari trade-off antara efisiensi dan efektifitas.

Manfaat manajemen strategi menurut Pearch dan Robinson (1997) adalah sebagai berikut :

1. Formulasi strategi meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencegah masalah.

2. Keputusan strategi berbasis kelompok akan dapat ditarik dari berbagai al-ternatif yang terbaik. Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang lebih bagus karena interaksi kelompok dalam perusahaan meng-hasilkan variasi strategis yang lebih banyak. Selain itu, prediksi berdasarkan perspektif anggota kelompok dapat meningkatkan seleksi atas berbagai pilihan strategi.

3. Dilibatkannya karyawan dalam formulasi strategi akan meningkatkan pemahaman mengenai hubungan produktivitas dan bonus dalam setiap rencana strategi sehingga mampu meningkatkan motivasi.

4. Penolakan atas perubahan dapat dikurangi. Partisipasi dalam formulasi strategi akan membuat proses pengambilan keputusan menjadi demokratis dan jauh dari kesan otoriter.

(42)

mengantisipasi pertumbuhan. Kurangnya manajemen strategis secara keseluruhan, mulai dari ketidakmampuan merencanakan strategi efektif untuk mencapai pelanggan sampai kegagalan untuk mengembangkan sistem pengukuran dan kontrol kinerja merupakan masalah yang mendasar pada perusahaan kecil maupun rumah tangga (Hunger dan Wheelen, 2003).

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), terdapat empat alasan mengapa perusahaan-perusahaan kecil belum menggunakan konsep manajemen strategi dalam perencanaan strategis yang efektif yaitu :

1. Tidak cukup waktu.

Masalah operasional sehari-hari menyita waktu yang diperlukan untuk perencanaan jangka panjang. Dari situasi inilah perusahaankecil lebih mudah mencari pembenaran untuk tidak menggunkan perencanaan strategis

2. Tidak mengenal dengan baik perencanaan strategis.

Pimpinan perusahaan kecil mungkin tidak menyadari arti penting perencanaan strategis atau bahkan memandangnya sebagai hal yang tidak relevan. Perencanaan mungkin dipandang sebagai sesuatu yang tidak fleksibel

3. Kurangnya keahlian

Manajer perusahaan kecil sering tidak mempunyai keahlian yang memadai untuk memulai perencanaan strategis dan tidak mempunyai atau tidak ingin mengeluarkan sejumlah uang guna meminta bantuan konsultan. Ketidakpastian masa depan justru digunakan untuk mmbenarkan tidak adanya perencanaan.

4. Kurangnya rasa percaya dan keterbukaan

Banyak pemilik dan manajer perusahaan kecil yang sensitif terhadap informasi kunci bisnisnya dan tidak mau mengembangkan perencanaan strategisnya bersama dengan karyawan ataupun dengan pihak luar. Dengan alasan ini dewan komisaris sering terdiri dari teman-teman dekat dan saudara pemilik manajer, dimana orang-orang tersebut tidak mungkin dapat memberikan saran secara obyektif dan professional.

(43)

F. MODEL MANAJEMEN STRATEGI

Proses manajemen strategi paling baik dapat dipelajari dan diterapkan dengan menggunakan sebuah model yang menggambarkan sebuah proses. Model ini tidak menjamin sukses, tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), Proses manajemen strategis meliputi empat elemen dasar seperti yang terlihat pada gambar 2, yaitu :

1. Pengamatan Lingkungan 2. Perumusan strategi 3. Implementasi strategi 4. Evaluasi dan pengendalian

[image:43.595.132.514.369.472.2]

Sumber : Hunger dan Wheelen (2003)

Gambar 2.Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis

Manajemen perusahaan mengamati lingkungan eksternal untuk dapat melihat kesempatan dan ancaman serta mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis yang terdiri dari: kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman. Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan merupakan sekumpulan komitmen, keputusan dan aksi yang diperlukan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai strategic competitiveness dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata (Kuncoro,

2005).

Pengamatan

(44)

G. PERUMUSAN STRATEGI

Proses manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan untuk memperebutkan perhatian konsumen. Lingkungan bisnis yang kompetitif mengakibatkan pergolakan perusahaan yang berlangsung secara terus menerus. Lingkungan yang demikian menyebabkan perusahaan memerlukan sistem yang dapat digunakan untuk mengamati trend perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis dan untuk memperkirakan dampaknya terhadap strategi yang dipakai oleh perusahaan untuk mewujudkan visinya (Mulyadi and Setyawan, 2001).

Strategi dirumuskan melalui enam tahap utama berikut ini : (1) Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki perusahaan di masa depan, (2) Penentuan visi, misi, keyakinan dasar, nilai dasar dan tujuan, (3) Analisis SWOT, (4) Perumusan peluang dan masalah utama, (5) Identifikasi dan evaluasi alternative strategi, (6) perumusan strategi (Mulyadi and Setyawan, 2001).

H. VISI, MISI dan TUJUAN PERUSAHAAN

Visi merupakan hasil akhir dari suatu aktivitas atau kinerja, visi menyatakan secara tegas apa yang akan dicapai, kapan dan berapa yang harus dicapai. Menurut David (2004), pernyataan misi mengungkapkan visi jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa.

Menurut David (2004), pernyataan misi pada model manajemen strategis diperlukan sebelum strategi alternatif dapat dirumuskan dan diimplementasikan. Pentingnya pernyataan misi bagi manajemen strategis karena misi merupakan dasar untuk menetapkan prioritas, strategi, rencana, dan penugasan kerja.

Misi menentukan (1) bagaimana kehendak organisasi berinteraksi dengan lingkungan, (2) Bagaimana kehendak organisasi untuk mencapai visi tertentu. Misi akan membedakan sebuah bisnis dari usaha lain yang serupa

(45)

dilihat dari pernyataan jangka panjangnya mengenai tujuan (Jauch dan Glueck, 1991)

Pernyataan misi yang efektif mengandung komponen-komponen antara lain : (1) Siapa konsumen pemakai produk, (2) Apa produk atau jasa yang dihasilkan, (3) Pasar yang akan dimasuki, (4) Teknologi apa yang dipakai, (5) Perhatian untuk bertahan hidup, pertumbuhan dan keuntungan, (6) Filsafat organisasi, (7) Konsep diri, (8) Perhatian terhadap citra perusahaan, (9) Perhatian terhadap pekerja (David, 2004). Oleh sebab itu pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam pengambilan keputusan manajemen yang penting.

Tujuan adalah hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi operasinya. Selain itu tujuan merupakan titik sentral kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi dan juga untuk keputusan strategi. Umumnya suatu perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain : (1) Keuntungan, (2) efisiensi, (3) kepuasan dan pembinaan karyawan, (4) kualitas produk atau jasa untuk konsumen dan pelanggan, (5) menjadi anggota perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan hubungan baik dengan masyarakat, (6) pemimpin pasar, (7) maksimisasi deviden atau harga saham untuk para pemegang saham, (8) survival atau kelngsungan hidup, (9) Kemampuan adaptasi, (10) Pelayanan masyarakat (Jauch dan Glueck, 1991)

Menurut Supriyono (1998) manfaat dari penetapan tujuan adalah : (1) dapat membantu menetapkan organisasi yang sesuai dengan lingkungannya, (2) dapat membantu koordinasi keputusan-keputusan dan para pembuat keputusan, (3) dapat menyediakan standar untuk menilai prestasi organisasi, (4) memudahkan proses perumusan dan implementasi strategi. Tujuan perusahaan atau suatu organisasi akan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan.

(46)

1. Analisis Internal

Menurut Imran (2003), lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan. Di dalam suatu organisasi terdapat kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Melalui analisis lingkungan internal kekuatan dan lelemahan tersebut dapat diidentifikasi dan dievaluasi sehingga perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan dengan cara efektif dan dapat mengatasi kelemahan yang dimilikinya.

Menurut Pearce dan Robinson (1997) kekuatan adalah suatu sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan dan kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.

Menurut David (2004), lingkungan internal ini meliputi produksi, sumber daya manusia dan keuangan dan pemasaran. Bidang funngsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :

1. Manajemen.

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian.

2. Pemasaran.

Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Joel Evans dan Barry Bergman dalam David (2004), menyatakan bahwa terdapat sembilan dasar fungsi pemasaran : (1) analisis pelanggan, (2) membeli sediaan, (3) menjual produk/jasa, (4) merencanakan produk dan jasa, (5) menetapkan harga,

(47)

(6) distribusi, (7) riset pemasaran, (8) analisis peluang, (9) tanggung jawab sosial. Dengan memahami fungsi-fungsi ini akan membantu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.

3. Keuangan.

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif yaitu dengan menghitung likuiditas, solvabilitas, modal kerja profitabilitas, pemanfaatan harta, arus kas dan modal perusahaan. Faktor-faktor keuangan sering merupakan bagian terbesar dari asset manusia dan modal.

4. Produksi dan Operasi.

Aktivitas produksi/operasi sering merupakan bagian terbesar dari asset manusia dan modal. Dalam kebanyakan industri, biaya utama untuk menghasilkan produk dan jasa berasal dari operasi, jadi produksi dan operasi dapat mempunyai nilai tinggi sebagai senjata persaingan dalam strategi perusahaan secara keseluruhan. Kekuatan dan kelemahan dalam lima fungsi produksi yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu dapat berarti sukses atau gagal dalam suatu usaha.

5. Penelitian dan pengembangan

Suatu perusahaan harus mempunyai orientasi litbang yang kuat dalam mengembangkan strategi pengembangan produk. Selain dilakukan analisis terhadap bidang fungsional bisnis, pada analisis internal penting juga dilakukan analisis terhadap struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu pola hubungan di dalam suatu perusahaan atau bentuk formal peraturan-peraturan dan hubungan orang, sehingga pekerjaan dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan (Imran, 2003).

(48)

Menurut Hunger (2001) lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel berupa peluang dan ancaman yang berada diluar organisasi dan tidak langsung ada dalam pengendalian jangka pendek oleh manajemen puncak. Menurut David (2004), lingkungan eksternal ini meliputi sosial, ekonomi, pemerintah, teknologi.

Menurut Pearce dan Robinson (1997), tujuan analisis lingkungan eksternal ini yaitu melihat peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat memperkirakan perubahan yang kemungkinan akan terjadi agar perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut. Lingkungan eksternal perlu dianalisis karena diluar kendali perusahaan. Sedangkan lingkungan industri ini meliputi ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, dan produk subtitusi, serta persaingan perusahaan dalam industri (Jauch dan Glueck, 1991).

Menurut Pearce dan Robinson (1997), lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan operasional. Penjelasan dari lingkungan eksternal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Umum

Lingkungan umum adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor tersebut pada dasarnya diluar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

a. Faktor Politik

Faktor politik ini meliputi peraturan-peraturan, undang-undang dan kebijaksanaan pemerintah baik pada tingkat nasional, propinsi maupun daerah yang menentukan beroperasinya perusahaan. Kebijaksanaan pemerintah dapat memberikan peluang dapat juga menjadi kendala.

b. Faktor Ekonomi

(49)

Faktor ekonomi mengacu kepada variabel-variabel yang mempengaruhi arah ekonomi dimana perusahaan beroperasi. Variabel faktor ekonomi antara lain : siklus ekonomi, tingkat inflasi, kebijakan moneter, fiscal, tingkat suku bunga, neraca pembayaran dan pertumbuhan ekonomi

c. Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan dimana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologi, pendidikan dan kondisi etnis

d. Faktor Teknologi

Faktor teknologi perlu diperhatikan untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi serta dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran

2. Lingkungan Operasional

Pearce dan Robinson (1997) menyatakan strategi dan tujuan perusahaan dipengaruhi oleh daya tarik industri dimana mereka memilih untuk menjalankan bisnis dan posisi daya saingnya dalam industri tersebut. Suatu industri dapat digambarkan sebagai serangkaian perusahaan yang bersaing satu sama lain untuk konsumen barang dan jasa serta mengandalkan pihak lain yaitu pemasok. Lingkungan operasional terdiri dari pelanggan, kreditor, tenaga kerja, pemasok dan pesaing.

(50)

mengembangkan strategi bersaing yang tepat untuk mempertahankan dan merebut pelanggan (Kotler, 1997)

Pemasok adalah perusahaan bisnis dan invidu-individu yang menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa. Sumber daya yang disediakan pemasok ini dapat berupa bahan baku, energi, peralatan, modal, tenaga kerja, jasa dan sebagainya. Perkembangan harga dan ketersediaan semua faktor produksi yang digunakan dalam perusahaan akan mempengaruhi strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan akan mencoba mengambil keuntungan dari persaingan antar pemasok untuk memperoleh harga yang lebih rendah, kerja yang lebih bermutu dan penyerahan yang lebih cepat (Kotler, 1997).

Pesaing adalah perusahaan lain yang menawarkan suatu produk atau kelas produk yang merupakan subtitusi dekat satu sama lain. Mengenal dan memonitor perkembangan pesaing adalah hal penting bagi perencanaan pemasaran yang efektif agar dapat terus bertahan dan meningkatkan usahanya serta memperoleh loyalitas dan kepuasan pelanggan (Kotler, 1997).

3

Gambar

Gambar 1. Organisasi multi bisnis
Gambar 1. Tingkatan strategi dalam organisasi bisnis
Gambar 2. Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis
Gambar 3 merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan arah perpindahan dari stasiun pengamatan terletak di bagian utara pulau Sumatera, yang disebabkan oleh gempa bumi Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004

Dalam penelitian ini gempa yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dijadikan subjek untuk melihat pergeseran salah satu stasiun SuGAr (UMLH) yang terletak di Provinsi

Pengaruh tidak langsung lingkungan kelembagaan terhadap pengelolaan usaha ramah lingkungan dengan peubah mediasi orientasi pasar, orientasi keberwirausahaan, teknologi ramah

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Koch et al., (2011) dan Lindpaintner et al., (2013) bahwa apabila pada hasil amplifikasi menggunakan primer

Data nilai yang telah diperoleh dari kelas eksperimen dan kontrol dianalisis secara deskriptif kuantitatif, berupa kurva rata-rata hasil belajar kognitif, untuk

Pencatatan dilakukan sesuai nomor rekening pembiayaan, tanggal tagihan angsuran, jumlah berapa kali nasabah menunggak, tanggal transaksi, jumlah nominal pembayaran

Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu transisi padat-padat, maka akan terjadi stress dalam bahan.. Bila malam dipanaskan, terjadi pelepasan

Pertama, untuk mengembalikan (restore) data yang mengalami kerusakan akibat bencana alam (misalkan, banjir, gempa bumi). Kedua, untuk mengembalikan file