ANALISIS PEREKONOMIAN DAN POTENSI WILAYAH
PASCA PEMEKARAN KABUPATEN KUTAI
OLEH
YOGI ANDI WIBOWO H14052630
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
RINGKASAN
YOGI ANDI WIBOWO. Analisis Perekonomian dan Potensi Wilayah Pasca Pemekaran Kabupaten Kutai (dibimbing oleh FIFI DIANA THAMRIN).
Sejak otonomi daerah diberlakukan, proses pemekaran terjadi begitu pesat dan cenderung tidak terkendali. Pemekaran wilayah dirasakan dapat mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Meskipun demikian, pemekaran wilayah terkadang merupakan ambisi sejumlah kelompok untuk memperoleh konsesi sumber daya atau cerminan kekecewaan atas hasil pembangunan sebelumnya. Pemekaran daerah yang tujuannya untuk memperpendek rentang kendali dan terlebih untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat, pada kenyataannya hanya menjadi komoditi politik elite lokal untuk memperebutkan kekuasaan. Sehingga subtansi pemekaran tidak menyentuh pada inti dan hakikat pemekaran itu sendiri, melainkan hanya menghadirkan raja-raja kecil di tingkat lokal. Sering kali pemekaran lebih dimotivasi oleh obsesi daerah mengejar kucuran dana dari pusat yang pada akhirnya merangsang korupsi.
Berkaitan dengan pelaksanaan pemekaran wilayah, Kabupaten Kutai merupakan salah satu kabupaten yang mengalami pemekaran wilayah di Propinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi empat daerah otonom, yakni: Kabupaten Kutai Kartanegara (sebelum pemekaran bernama Kabupaten Kutai), Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. Dalam penelitian ini, diindikasikan terdapat eksploitasi SDA khususnya SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) yang dikhawatirkan akan habis karena melimpahnya hasil alam yang dimiliki daerah pasca pemekaran Kabupaten Kutai. Sehingga perlu dilakukan suatu kajian yang relevan mengenai analisis perekonomian dan potensi wilayah agar dapat membantu dalam upaya peningkatan perekonomian pasca pemekaran wilayah.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan dan perkembangan perekonomian wilayah dan kapasitas fiskal daerah pasca pemekaran Kabupaten Kutai. Selain itu menganalisis sektor unggulan wilayah pasca pemekaran Kabupaten Kutai.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data PDRB dan APBD Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang. Data PDRB dimulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2008*. Data APBD dimulai hanya tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 saja disebabkan data tahun 2008 belum tersedia.
Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif, analisis
sumber-sumber Pendapatan Daerah. Sedangkan analisis LQ digunakan untuk menentukan apakah sektor-sektor ekonomi tersebut termasuk ke dalam sektor basis atau non-basis, sehingga dapat melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam kategori sektor unggulan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB selama tahun 2000 hingga 2008 tumbuh negatif hanya pada Kota Bontang sebesar -1,4 persen setiap tahunnya. Hal ini disebabkan sangat mengandalkan SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) berupa gas alam cair. Perkembangan perekonomian wilayah merata hanya pada Kabupaten Kutai Barat yang nilai IDE PDRB-nya lebih dari satu. Sementara daerah lainnya belum sepenuhnya terjadi pemerataan perkembangan sektor-sektor ekonomi terutama pada Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang.
Pertumbuhan kapasitas fiskal daerah seluruhnya rata-rata tumbuh positif selama tahun 2000 hingga 2007, hal ini tercermin dari laju pertumbuhan PAD yang tumbuh positif. Namun proporsi dalam pembentukan pendapatan daerah didominasi oleh dana perimbangan yang sebagian besar disumbangkan oleh bagi hasil bukan pajak SDA yang bersifat unrenewable. Pada seluruh daerah belum terjadi pemerataan perkembangan kapasitas fiskal daerah yang ditunjukkan dengan nilai IDE pendapatan daerah yang kecil kurang dari satu. Hal ini disebabkan pemerintah daerah setempat lebih terfokus pada peningkatan dan perkembangan dana perimbangan terutama bagi hasil bukan pajak daripada PAD. Berdasarkan analisis LQ, sebagian besar sektor basis pada daerah pasca pemekaran Kabupaten Kutai berasal dari sektor ekonomi yang bersifat
unrenewable seperti sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan yang nilai LQ-nya lebih dari satu. Pada Kabupaten Kutai Barat memiliki enam sektor basis yang jumlahnya lebih banyak daripada wilayah lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dalam upaya peningkatan perekonomian pasca pemekaran wilayah, Pemerintah Daerah setempat harus sudah mulai memikirkan pergeseran leading sector dari yang bersifat pertambangan dan energi kepada sektor-sektor pembangunan lain yang mengandalkan SDA yang dapat diperbaharui. Selain itu masing-masing daerah perlu mengalokasikan ruang budidaya bagi pengembangan kegiatan pariwisata yang memberikan nilai tambah secara internal. Pemerintah Daerah setempat perlu mengurangi ketergantungan pada bagi hasil bukan pajak yang bersifat
unrenewable. Selanjutnya melakukan program peningkatan produktivitas budidaya komoditas potensial dan unggulan.
ANALISIS PEREKONOMIAN DAN POTENSI WILAYAH
PASCA PEMEKARAN KABUPATEN KUTAI
OLEH
YOGI ANDI WIBOWO H14052630
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Judul Skripsi : Analisis Perekonomian dan Potensi Wilayah Pasca Pemekaran Kabupaten Kutai
Nama Mahasiswa : Yogi Andi Wibowo
Nomor Registrasi Pokok : H14052630
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Fifi Diana Thamrin, M.Si. NIP. 19730424 200604 2 006
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Dedi Budiman Hakim NIP. 19641022 198903 1 003
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Februari 2010
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Yogi Andi Wibowo lahir pada tanggal 20 Februari 1987
di Wonosobo, sebuah kabupaten di propinsi Jawa Tengah. Penulis adalah anak
terakhir dari tiga bersaudara, dari pasangan (alm.) ayahanda Slamet Rachmanto
dan ibunda Sri Multini. Jenjang pendidikan penulis dimulai ketika penulis
diterima masuk di SD Kristen III Wonosobo pada tahun 1993 dan lulus pada
tahun 1999. Kemudian penulis diterima di SMP Negeri II Wonosobo dan lulus
pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan jenjang pendidikan
di SMA Negeri I Wonosobo dan lulus pada tahun 2005.
Penulis melanjutkan jenjang perguruan tinggi dan diterima sebagai
mahasiswa IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis
memulai studinya di Tingkat Persiapan Bersama (TPB) selama satu tahun dimana
penulis belum memiliki program mayor. Pada tahun 2006, penulis diterima
sebagai mahasiswa program mayor Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di beberapa unit kegiatan
mahasiswa, seperti KEMAKI (Keluarga Mahasiswa Katolik IPB), kelompok
paduan suara (koor) KEMAKI, dan organisasi mahasiswa daerah IKAMANOS
(Ikatan Mahasiswa Wonosobo) IPB. Penulis juga sebagai salah satu penerima
beasiswa Bhumiksara Komisi Pendidikan Keuskupan Bogor tahun 2005. Sempat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Perekonomian dan Potensi Wilayah Pasca Pemekaran Kabupaten Kutai”. Pemekaran wilayah merupakan topik yang sangat menarik karena diharapkan berdampak positif terhadap pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah pasca pemekaran Kabupaten
Kutai. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Fifi Diana Thamrin, M.Si, selaku dosen pembimbing atas waktu, kesabaran,
masukan, dan arahan selama bimbingan baik secara teknis maupun teoritis
dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, M.Sc, selaku dosen penguji utama yang telah
bersedia menguji dan memberikan masukan serta kritik yang sangat
bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
3. Dr. Lukytawati Anggraeni, selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah
bersedia menguji dan memberikan masukan serta kritik yang sangat
bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Kedua orang tua penulis, (alm.) Bapak Slamet Rachmanto dan Ibu Sri Multini,
kedua kakak penulis Dedi Hermanto dan Erni Yulinawati, serta keluarga besar
atas doa, bimbingan, nasihat, kesabaran, dukungan dan kasih sayangnya
selama ini.
5. Prof. Dr. Ir. E.K.S. Harini Muntasib beserta Komisi Pendidikan Keuskupan
Bogor, dan Drs. B. Djokodwihatmono, M.A. serta Yayasan Bhumiksara yang
telah memberikan bantuan, dukungan, kepercayaan dan bimbingan baik dari
ii
6. Teman-teman penulis: Andri, Adi, Hengky, Noufal, Frans, Masrukin, Tanto,
Puguh, Iqbal, Kak Rian, Kak Tia, Rina, Elza, Fitri, Vero, Silver, Tjan, Adit,
Lusy, Monika, Tuti, Hefrina, Rani, Antoni, Nikson, serta teman-teman lainnya
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa,
semangat, bantuan, serta kebersamaannya selama ini. Selain itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan seluruh pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2010
iii
2.1.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 24
2.1.5. Konsep Desentralisasi Fiskal ... 25
2.1.6. Pendapatan Daerah ... 28
3.2.2. Analisis Indeks Diversitas Entropi (IDE) ... 39