PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN POLITIK DR. BURHANUDDIN AL-HELMY
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
MUHAMMAD AMIR NAIM BIN SAMSUDIN NIM: 108045200014
KONSENTRASI SIYASAH SYARIYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: ______03 Agustus 2010 M
22 Sya’ban 1431 H
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat-Nya, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah dianugerahkan-Nya kepada penulis.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah
Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul "Pemikiran dan Perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy" ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara
khusus yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. H.
Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, serta staf-stafnya.
memberikan kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal
perkuliahan, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
3. Prof. Dr. Masykuri Abdillah selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan masa, perhatian bimbingan kritikan dan saran dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum, para karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah Dan Hukum, juga para karyawan Perpustakaan Utama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga kapada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah memberikan izin tinggal, UIN Syarif
Hidayatullah yang telah menerima kami untuk menimba ilmu.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta, Samsudin A. Rahman dan Faridah Abd. Hamid,
atas kasih sayang dan pengorbanan kepada penulis selama menimba ilmu, juga kepada Kak long, Kak tan, Tikah, Balqis, Iman, Kak yang, Amir, Mewan, Sarah, Jabbar yang penulis sayangi. Begitu juga dengan Mazlan A. Hamid (cik Lan) dan
keluarga, Khairul A. Hamid (cik rol) dan semua kerabat keluarga yang telah memberikan 100 peratus sokongan untuk penulis menghabiskan kuliah di Bumi
Indonesia.
6. Ust. Muhaiyat, ust. Md. Zain, Ustz. Hasanah, Ustz Jun, Ust. Zai dan semua staf dari Institut Pengajian Al-Azhar (IPA). Tidak lupa juga kepada Ustaz dan Ustazah
Al-Islamiyyah P. Pinang yang telah mendidik penulis dalam ilmu agama dengan
penuh kesabaran. Tidak dapat penulis lupakan juga jasa-jasa mereka yang berada dikampung seperti Ust. Omar, Cik Rais, Aca, Angah, Along (dan keluarga) Nali (dan Keluarga), semua teman-teman dari kampung di Malaysia, penduduk
disekitar rumah penulis di Indonesia yang telah banyak memberi support.
7. Teman-teman seperjuangan dari IPA; Man, Khalil, Syamil, Munir, Farid, Nas,
Najmi, Syuk, Hanz, Us. Azhari, Madan, Wan, emi, apis, fuad, teman-teman dari APID; Pijol, Mizi, Muiz, Muhibburrahman dan semua yang tidak dapat disebutkan. Begitu juga dengan teman-teman dari KUDQI; Puloh, Faiz, Zaki,
Fawwaz, Keri, Pian, Ukasyah, Sabri, Ridhuan, Muaz, Zailani dan semua yang tidak disebut disini. Juga kepada semua teman yang tidak dapat penulis sebut
semuanya di sini karena keterbatasan ruang, semoga teguran dan tunjuk ajar dari kalian semua mendapat ganjaran dari-Nya.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya dan kepada semua pihak pada umumnya. Penulis juga menyampaikan harapan yang besar
Akhir kata, segala yang baik datang dari-Nya dan yang kurang baik terbit dari
kelemahan dan kekurangan diri penulis sendiri.
Jakarta: ______03 Agustus 2010 M
22 Sya’ban 1431 H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Review Studi ... 6
E. Metode Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM MALAYSIA A. Kondisi Sosial ... 11
B. Sejarah Perkembangan Politik ... 13
BAB III RIWAYAT HIDUP A. Biografi ... 27
B. Latar Belakang Pendidikan ... 31
BAB IV IDEALISME DAN PERJUANGAN
A. Idealisme Politik ... 36
1. Islam ... 39
2. Kebangsaan Melayu ... 42
3. Kemerdekaan ... 46
B. Perjuangan politik ... 49
1. Masa Pendudukan Jepang ... 52
2. Pasca Pendudukan Jepang ... 54
3. Partai Islam se-Malaysia ... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-saran ... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-18 dan 19 telah menyaksikan masa keghairahan
perluasan kuasa Barat keatas Negara Timur, dan mereka telah bersaing diantara satu sama lain untuk melaksanakan Imperialisme. Kuasa yang
bersaing itu seperti Inggris, Belanda, Jerman, Portugis, Itali dan beberapa Negara lain.1
Malaysia adalah satu dari kebanyakan Negara yang menjadi korban
penjajahan ini, sebagaimana dituliskan dalam sejarah, dimulai dengan penjajahan Portugis, Belanda, Inggris. Malaysia juga adalah satu diantara
banyak Negara yang mayoritasnya penduduk Muslim. Jepang juga tidak terlepas dari catatan sejarah yang mana menjadi salah satu dari
penjajah-penjajah yang telah menjajah Tanah Melayu pada masa itu. Dan pada masa pendudukan Jepang ini dapat dilihat perjuangan-perjuangan para ulama’ yang telah sekian lama berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan yang akan
menemui kejayaan. Diantara para ulama’ Islam yang turut berjuang pada masa
penjajahan Jepang ini, ialah Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan sahabatnya.
Akan tetapi Inggris kembali menjajah, dan menyebabkan kemerdekaan yang
1
akan dicapai ini terbantut. Jepang akhirnya menyerah kalah pada 14 Agustus
1945.
Dan masa kemerdekaan yang mimpikan oleh seluruh rakyat akhirnya telah datang. Yang mana Tanah Melayu telah mendapatkan kemerdekaannya
dari penjajah Inggris pada 31 Agustus 1957. Tetapi amat disayangkan pabila golongan-golongan yang turut memperjuangkan untuk mendapatkan
kemerdekaan ini tidak diberi apresiasi oleh masyarakat. Dan
golongan-golongan yang dimaksudkan ini ialah golongan-golongan para ulama’ yang turut
berjuang, hanya karena perjuangan golongan para ulama tidak sehaluan
dengan cara yang digunakan oleh pemerintah pada masa itu. Dan diantara orang didalam golongan yang seakan dilupakan ini ialah Dr. Burhanuddin
Al-Helmy, yang suatu ketika dahulu dimasa penjajahan Jepang, dialah salah satu orang yang banyak berjasa dalam mendapatkan kemerdekaan, tetapi nasib
tidak memihaknya pabila gagal mendapatkan kemerdekaan yang sepertinya hampir didapatinya dimasa Jepang. Tapi oleh kerana Inggris kembali menjajah, maka proses itu terbantut. Tapi bukanlah kegagalan yang akan
dilihat didalam ini, sebaliknya perjuangan yang telah dilakukan oleh tokoh ulama ini.
Dalam sejarah Malaysia, nama Dr. Burhanuddin Al-Helmy sangat sulit didengar dan dikenal sebagai antara salah seorang pejuang kemerdekaan di Malaysia. Dan mungkin juga jarang ditemui namanya dalam tulisan-tulisan
bahwa mungkin banyak masyarakat di Malaysia yang tidak mengenali tokoh
ini. Sumbangannya, jasa-jasanya dan banyak lagi tentang tokoh ini yang masih menjadi persoalan atau yang masih tidak diketahui.
Peranan yang dimainkan oleh Dr. Burhanuddin ketika menuntut
kemerdekaan untuk Tanah Melayu (sekarang Malaysia) seharusnya mendapat apresiasi masyarakat Malaysia khususnya, setelah berbagai macam halangan
untuk mendapatkan kemerdekaan yang dilalui oleh beliau. Walaupun kemerdekaan yang dituntut pada masanya tidak tercapai oleh kerana nasib yang tidak memihaknya. Bukanlah kegagalan yang ingin dilihat, tapi
perjuangan-perjuangannya dalam menuntut kemerdekaan sangatlah penting dan harus diperhatikan oleh semua masyarakat di Malaysia khususnya. Jika
dilihat dari penulisan dan perjuangannya, maka akan didapati bahwa ciri pemikiran Dr. Burhanuddin mempunyai tiga ciri utama yaitu Islam,
Kebangsaan Melayu dan Semangat menentang penjajahan.
Diatas ini adalah deskripsi singkat mengenai pemikiran dan perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan masih banyak lagi
perkara-perkara mengenai Dr. Burhanuddin Al-Helmy samada dari segi perjuangannya, pemikirannya dan tentang diri beliau sendiri yang masih
Atas sebab-sebab diatas, penulis sebagai mahasiswa hanya boleh
memberi sumbangan peringatan dan penghargaan dalam bentuk kajian dan penulisan mengenai tokoh kemerdekaan ini sekaligus tokoh politik di Malaysia sebagai satu usaha untuk mengingatkan kembali masyarakat,
mahasiswa khususnya terhadap pengorbanan yang telah dilakukan oleh sesosok pejuang ini. Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih mendalam lagi
tentang sosok pejuang kemerdekaan di Malaysia ini, maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam, sehingga terdorong untuk menganalisa lebih jauh
melalui penelitian skripsi dengan judul “Pemikiran dan Perjuangan Politik
Dr. Burhanuddin Al-Helmy”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Sebagai pengkaji, maka penulis akan membuat kajian terhadap
perjuangan yang telah dilalui oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan pemikirannya tentang Islam, kebangsaan Melayu dan kemerdekaan.
2. Perumusan Masalah
Penulis akan merumuskan kajian terhadap berikut:
a) Bagaimanakah posisi Islam dalam pemikiran Dr. Burhanuddin?.
b) Apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam pemikiran Dr. Burhanuddin?.
d) Bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin?.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:
1. Untuk memberikan kefahaman tentang bagaimanakah posisi Islam dalam
pemikiran Dr. Burhanuddin.
2. Supaya dapat diketahui apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam
pemikiran Dr. Burhanuddin.
3. Untuk mendapatkan kefahaman tentang bagaimanakah pentingnya kemerdekaan dalam pemikiran beliau.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Secara akademis untuk mendapatkan pendedahan tentang antara salah satu antara tokoh kemerdekaan sekaligus tokoh politik di Malaysia ini, dan
memberikan pengetahuan dan informasi tentang tokoh ini.
2. Sebagai sumbangan untuk mengingati dan mengingatkan kembali pejuang ini yang semakin dilupai jasa-jasanya. Dan sebagai penulisan untuk
pengembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang ketatanegaraan di Malaysia khususnya dan memberikan manfaat kepada seluruh dunia Islam
D. Review Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan
penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun
penulisan-penulisan, di antaranya:
“Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran” karya saudara Ishak Saat.2
Didalam buku ini menceritakan asal permulaan politik Melayu yang berbagai
aliran. Termasuklah gerakan politik pejuang berhaluan kiri atau yang disebut sebagai radikalisme Melayu yang mana dalam gerakan radikalisme Melayu ini
antara sosok pejuangnya adalah Dr. Burhanuddin dan beberapa orang lagi. Dalam buku ini dijelaskan siapa antara tokoh-tokoh berhaluan kiri, dari mana
gerakannya dimulakan, dasar pejuangan gerakan ini dan banyak lagi. Dalam buku ini tidak menyentuh perjuangan Dr. Burhauddin secara spesifik, karena buku ini menceritakan semua tokoh yang terlibat dalam gerakan berhaluan
kiri. Dalam erti kata yang lain, buku ini membahaskan secara umum tentang perjuangan Dr. Burhanuddin.
2
“Gagasan Nasionalisme Melayu Raya” karya saudara Roslan
Saadon.3 Dalam buku ini menceritakan seputar sejarah permulaan gagasan nasionalisme Melayu Raya, permasalahannya, aliran-aliran nasionalisme, tokoh-tokoh yang berjuang atas gagasan ini dan berbagai lagi. Dalam
penulisan ini hanya menyinggung tentang perjuangan Dr. Burhanuddin dalam Partai Islam se-Malaysia.
“Ulama’ Dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan” penulisan
saudara Riduan Mohamad Nor dan Mohd Fadli Ghani.4 Dalam buku ini menceritakan peranan ulama-ulama dalam perjuangan menuntut kemerdekaan
diseluruh dunia. Dan dalam buku ini ada menyinggung tentang peranan Dr. Burhanuddin dalam memartabatkan Islam pada masa pendudukan Jepang.
“Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM
1946-1948” hasil karya Ramlah Adam.5 dalam buku ini menuliskan tentang
perjuangan Dr. Burhanuddin ketika beliau berada dalam Partai Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM) selama dua tahun dan pada ketika itu beliau menjadi ketua tertinggi dalam Partai itu.
Begitu juga dengan beberapa artikel dalam internet yang secara keseluruhannya hanya menyinggung tentang Dr. Burhanuddin pada
3
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangannya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2009). 4
Riduan Mohamad Nor MA UKM, Mohd Fadli Ghani MA UKM, Ulama’ Dalam Sorotan
Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication 1547386-K, 2007). 5
Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya Dalam PKMM 1946-1948,
biografinya sahaja. Dari beberapa hasil pembacaan di atas, penulis masih tidak
menjumpai kajian mengenai pemikiran Dr. Burhanuddin dan perjuangannya yang ditulis secara bersamaan. Yang ada kebanyakannya hanya menyinggung seputar perjuangan Dr. Burhanuddin yang merupakan fakta yang akan
dijadikan bahan rujukan oleh penulis sendiri.
E. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(library research), pendekatan yang digunakan deskriptif analisis. Deskriptif
analisis ialah mencakup segala macam bentuk penelitian baik historis atau penelitian eksperimental dalam arti luas.6 Penelitian deskriptif adalah dengan mengkaji pemikiran Dr. Burhanuddin terkait Islam, kebangsaan Melayu dan kemerdekaan.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah pemikiran dan perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan studi dokumenter dari bahan-bahan tertulis yakni dengan
6
mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai kaitan dengan obyek
penelitian. Termasuk buku-buku dari kalangan politisi, tulisan-tulisan mahasiswa, dan situs internet yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Data yang diperolehi dapat dibedakan menjadi data primer dan
sekunder. Termasuk ke dalam sumber data primer adalah buku Perjuangan
Kita dan Falsafah Kebangsaan Melayu, sedangkan Sumber data sekunder
adalah artikel-artikel dan yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis penulis menggunakan teknik deskriptif
analitis. Teknik deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok, obyek, set kondisi ataupun suatu sistem pemikiran. Pendekatan yang bersifat
deskriptif dalam pendekatan ini diperlukan untuk menggambarkan pemikiran dan perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan metode analitis
dimaksudkan untuk menelaah pemikiran beliau tentang Islam, kebangsaan Melayu, kemerdekaan dan perjuangannya.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas (5) lima bab, tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Pada bab ini menceritakan tentang gambaran umum tentang Malaysia yang berisi Kondisi sosial di Malaysia dan latar belakang politik serta perkembangannya di Malaysia.
Bab III Menceritakan tentang biografi, latar belakang pendidikan, karir dan karya.
Bab IV Merupakan bab yang membahaskan tentang idealisme dan perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
BAB II
GAMBARAN UMUM MALAYSIA
A. Kondisi Sosial
Malaysia merupakan sebuah gambaran umum akan realitas kamunitas
Melayu yang merupakan penduduk asli Malaysia pada saat kejayaan kerajaan Melaka sekitar abad ke-16. Semenanjung Malaya merupakan wilayah
religio-Islam namun kedatangan Portugis disusul Belanda dan akhirnya Inggris, Semenanjung Malaya perlahan berubah menjadi wilayah multirasial dengan datangnya berbagai kelompok etnis dan agama. Kedatangan imigran India dan
Cina yang didatangkan Inggris akhirnya mencampuri homogenitas etnis Melayu yang terbesar sepanjang kepulauan Tanah Melayu. Kedatangan
imigran Cina tentu merupakan tidak semata-mata kepentingan percepatan produksi di perusahaan-perusahaan Inggris, melainkan juga upaya pemetaan
politik lokal oleh Inggris untuk menghindari sentimen-sentimen komunitas Melayu yang sudah menyatu dengan tradisi pertanian. Demikian juga etnis India, sengaja didatangkan untuk hal yang sama, bahwa jika etnis Melayu
dipaksakan untuk menjadi buruh pabrik maupun perkebunan, akan mempercepat kesadaran mereka untuk menuntut hak dan pergerakan menuju
menilai dengan terlibatnya etnis Melayu dalam kegiatan bisnis akan
mempermudah mereka mengatur massa.7
Maka dengan strategi Kolonial Inggris, para sultan yang memiliki legitimasi kekuasaan mengakar di rakyat Melayu, tetap dipertahankan sebagai
klaim simbolik kebesaran Melayu, namun pada saat yang sama mereka adalah boneka-boneka dari etnis Melayu dalam program Kolonial termasuk
penarikan pajak.
Komunitas Melayu sendiri hampir tidak ada pengecualian, kecuali semuanya adalah menganut agama Islam yang beraliran Sunni. Etnis Cina
hampir semuanya adalah panganut Kristen bawaan Inggris dan setengahnya Budha, sementara etnis India tetap dengan agama bawaan mereka, Hindu.
Kenyataan etnis yang begitu jelas dengan kepercayaan yang jelas berbeda pula, maka Malaysia adalah multirasial sekaligus multi religious.
Dengan demikian Malaysia, sebagaimana yang telah dijelaskan merupakan fenomena etnis yang selalu mewarnai dinamika politik bangsa Malaysia. Agama dalam titik tertentu nampak lebih kecil perannya sebagai
sebuah instrument politik bila dibandingkan besarnya pengaruh etnis.
7
B. Sejarah Perkembangan Politik
Secara politik, Malaysia adalah sebuah Negara yang berbentuk Monarki konstitusional, yaitu sebuah Negara Kerajaan yang dibatasi oleh konstitusi atau undang-undang.8 Artinya bahwa seorang Raja yang berkuasa tidak bersifat absolut karena seorang Raja adalah lebih berrsifat sebagai simbol Negara, sedangkan urusan pemerintahan dijalankan oleh Perdana
Menteri yang dilantik secara rasmi oleh Yang di-Pertuan Agong dan biasanya Perdana Menteri merupakan pimpinan partai politik yang berkuasa dalam Parlemen atau yang menang dalam pemilihan umum (di Malaysia disebut
sebagai pilihanraya).
Partai-partai politik di Malaysia mempunyai asal-usul dan bertitik
tolak daripada konflik kelompok. Orang-orang Melayu bersatu untuk membentuk UMNO9 sebagai sebuah benteng pertahanan terhadap ancaman hak-hak orang Melayu oleh Malayan Union pada tahun 1946. Maka kaum Cina (Tionghua) telah memberi reaksi terhadap perjanjian Melayu-Inggris 1947 dan langkah drastis yang telah diambil terhadap penduduk Cina pada
zaman darurat yang menyebabkan orang-orang Cina telah mewujudkan
8
Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 26.
9
MCA10 untuk menjaga kepentingan dan memberi perlindungan kepada orang Cina. Inilah permulaan terwujudnya partai politik yang mencoba untuk masuk dalam urusan pemerintahan Negara yang asalnya ditangani oleh penjajah. Oleh karena hendak membela hak dan kepentingan etnis masing-masing,
maka bermulalah perjalanan politik yang menimbulkan perlawanan antar etnis dibidang politik di Malaysia. Perkembangan politik di Malaysia boleh dibagi
kepada beberapa tahapan yaitu gagasan Malayan Union yang menjadi satu diantara lain yang menjadi pembangkit semangat etnis Melayu untuk bangun dan lebih peka terhadap perpolitikan.
Malayan Union ini merupakan gagasan yang telah diperkenalkan oleh Partai Buruh Inggris beberapa bulan setelah Inggris menduduki semula Tanah
Melayu setelah Jepang mundur. Bagi Inggris, Malayan Union adalah satu langkah kebijakan dan politik yang sangat maju.11 Pelaksanaan Malayan Union pada April 1946 di Tanah Melayu telah menaikkan semangat nasionalisme penduduk setempat khususnya orang Melayu, yang merasakan adat dan tradisi mereka terancam. Malayan Union juga secara drastis menukar
taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri dibawah Inggris kepada jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istemewa orang Melayu sebagai
10
Malaysian Chinese Association (MCA) Ditubuhkan pada ditubuhkan pada 27 Februari 1948 dan Tun Tan Cheng Lok sebagai Presiden pertama. pada mulanya didirikan hanyalah untuk menjaga kepentingan mayarakat Cina, tapi pada tahun 1950-an beralih perannya menjadi aliran politik yang kemudiannya berkoalisi dengan partai UMNO. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 149
11
Bumiputra dengan memperkenalkan konsep kerakyatan “Jus Soli” 12,serta menghapuskan kedaulatan Raja-Raja Melayu. Orang-orang Melayu merasa terancam berikutan langkah Inggris yang mempersilahkan orang bukan Melayu terutama etnis Cina dan etnis India menjadi rakyat di Tanah Melayu.
Hal ini telah menimbulkan perlawanan yang dipimpin oleh pegawai-pegawai dan golongan cendekiawan Melayu seperti Dato’ Onn Jaafar, Dr
Burahnauddin Al-Helmy dan beberapa lagi orang yang berpendidikan. Orang-orang Melayu khususnya golongan berpendidikan ini merasa terhina dengan tindakan pihak Inggris yang angkuh dan bertindak sesuka hati dalam
menjalankan pembaruan. Dan perlawanan ataupun kritikan tidak hanya diterima dari etnis Melayu, akan tetapi turut menerima kritikan dari pihak
Inggris sendiri yaitu golongan pegawai Inggris yang telah pensiun seperti Frank Swettanham, George Maxwell dan Winstedt yang diekspresikan
melalui tulisan mereka di koran-koran Inggris yang menyatakan kekesalan mereka terhadap cara ketidakadilan Inggris melakukan pembahruan perlembagaan. Begitu juga etnis Melayu melakukan penentangan dengan
lebih teratur dan bersifat kolektif, antaranya berbentuk demonstrasi jalanan. Dan begitu juga dengan perjumpaan yang dilakukan oleh orang Melayu pada
11 Maret 1946 yaitu Kongres Melayu pertama yang menggabungkan 41
12“Jus soli” ialah kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang lahir di Tanah Melayu setelah Malayan Union ditubuhkan maka mereka berhak menerima kerakyatan. Sila rujuk
pertubuhan Melayu termasuklah PKMM13 dan sepakat membentuk Kongres Melayu seluruh Tanah Melayu. Kongres ini bertujuan menyatukan orang Melayu dalam satu perjuangan supaya kuat dalam menentang Malayan Union.14 Akhirnya setelah melakukan perlawanan yang berat dari etnis Melayu yang membantah Malayan Union, Inggris pun akur hingga akhirnya satu perubahan perundangan pun dilakukan yang kemudiannya melahirkan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1948. Dan tahapan selanjutnya yang berlaku setelah terjadi penentangan terhadap Malayan Union ciptaan Inggris oleh golongan-golongan Melayu yang berpendidikan adalah lahirnya
persekutuan Tanah Melayu.
Lahirnya Persekutuan Tanah Melayu 1 Februari 194815 adalah hasil daripada rundingan jawatankuasa kerja yang dianggotai wakil-wakil kerajaan, Sultan-Sultan dan UMNO, telah berjaya membentuk perlembagaan baru yaitu
Persekutuan Tanah Melayu 1948. Antara ciri-cirinya ialah pemerintahan Negeri-Negeri Melayu Bersekutu, Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Negeri-Negeri Selat diletakkan dibawah satu pemerintahan manakala
Singapura menjadi tanah jajahan Inggris. Mengenai pemerintahan, kerajaan
13
PKMM ialah Partai Kebangsaan Melayu Malaya didirikan pada 17 Oktober 1945 di Ipoh Negara Bagian Perak. Didirikan oleh Dr. Burhanuddin dan rekan-rekannya dan Dr. Burhanuddin pada mulanya memegang jabatan Timbalan Presiden, kemudian beliau diangkat menjadi Presiden. Sila
rujuk Kamaruddin Ja’far, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), h. 5.
14
Ibid, h, 9. 15
persekutuan diperintah oleh Pesuruhjaya Inggris. Manakala berkenaan
hak-hak orang Melayu dan agama Islam diletakkan dibawah Raja-Raja Melayu. Dengan ini maka dengan ini hak-hak bumiputra (orang-orang Melayu) diakui, dan ini telah membolehkan orang-orang Melayu memegang tampuk pimpinan
dalam Negara.
Begitu juga dengan kemunculan partai etnis selain Melayu yang
mencoba memberi reaksi terhadap penubuhan partai etnis Melayu yang coba membela hak etnis Melayu, begitulah juga yang coba dilakukan oleh etnis lain. Ini boleh didapati dengan berdirinya partai MCA yang mewakili
kepentingan etnis Cina, yang mana mendapat dukungan dari pihak Inggris untuk mengimbangi dan menarik etnis Cina yang menyokong pergerakan dan
perjuangan etnis Melayu. Pada mulanya MCA hanyalah sebuah badan kebajikan yang diasaskan oleh tauke-tauke Cina untuk menjaga kepentingan
diri mereka. MCA telah berubah menjadi partai politik pada 1952, dan partai yang membawa kepentingan etnis Cina ini mempunyai dua sebab. Alasan pendiriannya yang pertama, sebagai reaksi kepada politik Melayu yang sudah
mempunyai sebuah partai. Dan yang keduanya ialah untuk menyatukan masyarakat Cina supaya mempunyai kesetiaan politik terhadap MCA dan
Dan begitu juga dapat dilihat kepada etnis India yang mendirikan
partai MIC16 pada Agustus 1946. Partai MIC ini asalnya adalah merupakan persatuan kelas pertengahan India yang dianggotai oleh ahli professional berpendidikan Inggris yang mempunyai kepentingan diri sendiri. pada
mulanya partai ini dilihat meyertai perjuangan bersama orang-orang Melayu yang tergabung dalam AMCJA,17 tapi dalam masa keadaan darurat partai ini menjadi partai yang berbasis kelompok juga. Jelaslah disini jika dilihat partai-partai yang ditubuhkan setelah perang semuanya adalah partai-partai yang berbasis kelompok semata dan hanya untuk membela kepentingan masing-masing.
Pernah suatu ketika Dato’ Onn Jaafar mendirikan satu partai untuk
menyatukan semua etnis, tapi tidak dapat diterima oleh semua etnis karena
jelas pada ketika itu kepentingan kelompok lebih menguasai politik dan menjadi perjuangan untuk hanya membela etnis masing-masing.
Walaupun usaha yang pernah dilakukan oleh Dato’ Onn Jaafar untuk
menyatukan semua etnis menemui kegagalan, pada hakikatnya telah menimbulkan semangat untuk bersama antar etnis. Ini dapat dilihat pada masa
16
MIC ialah Malaysia Indian Congress, ditubuhkan pada 1946dan Presien pertamanya ialah Tun V.T Sambanthan. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 149.
17
Tunku Abdul Rahman18 yang mendirikan Partai Perikatan19 yang tergabung didalamnya Partai UMNO dan Partai MCA yang bersama untuk menuntut kemerdekaan.20 Begitu juga dengan bergabungnya Partai MIC kedalam Partai Perikatan ini pada Oktober 1954. Dan dengan penyatuan partai antar etnis ini
adalah merupakan partai yang terbesar dalam Tanah Melayu pada masa itu. Setelah berlaku penyatuan tiga partai dalam Partai Perikatan ini,
akhirnya UMNO menuntut untuk diadakan pemilihan umum Majelis Menyuarat Persekutuan, yang mana majlis ini mempunyai 52 anggota. Maka pada Juli 1955 pun berlakulah pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam
sejarah Tanah Melayu. Dan yang mengambil bagian dalam pemiliham ini selain Partai Perikatan seperti Partai Negara, Partai Islam se-Tanah Melayu,
Partai Progresif Rakyat, Partai Buruh se-Malaya, Ikatan Melayu Perak dan lain-lain lagi. Dan setelah pemilihan ini, akhirnya keputusan pemilihan umum
ini berpihak kepada Partai Perikatan yang memenangi 51 daripada 52 kekosongan yang ada.21 Dan setelah lama melalui keadaan penjajahan, Tanah Melayu akhirnya merdeka dari Inggris pada 31 Agustus 1957 dengan Tunku
Abdul Rahman menjadi Perdana Menteri yang pertama.
18
Tunku Abdul Rahman ialah Perdana Menteri Malaysia yang pertama, dari Partai UMNO. 19
Perikatan adalah koalisi antara Partai UMNO dan MCA yang ditubuhkan pada awal-awal tahun 1952. Sila rujuk Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 343.
20
Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM 1946-1948, (Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti Malaya), 1993, h. 14.
21
Pada 9 Juli 1963, satu perjanjian penting telah dipersetujui di
Malborough House, London. Malborough ini merupakan tempat perhubungan Komanwel, yang mana perjanjian penubuhan Malaysia telah dipersetujui oleh kerajaan Inggris, Persekutuan Tanah Melayu, Sabah, Sarawak dan
Singapura.22
Pembentukan Malaysia ini menunjukkan persefahaman yang wujud
dalam Negara Malaysia yang baru ini. Kestabilan politik dan ekonomi menjadi agenda utama disamping mengukuhkan keselamatan Negara. Setelah pembentukan Malaysia ini, akhirnya Singapura menarik diri persekutuan ini
dan menjadi Negara sendiri yang merdeka dan berdaulat.
Setelah merdekanya Tanah Melayu hingga akhirnya menjadi Malaysia
yang ada pada hari ini, dan peristiwa pemisahan Singapura dari Malaysia, telah berlaku juga satu peristiwa berdarah yang amat di ingati oleh rakyat
Malaysia, yaitu peristiwa berdarah 13 Mei 1969 yang hampir-hampir saja menjadi peruntuh politik dan kestabilan Malaysia. Dan peristiwa ini antara satu sebabnya adalah politik itu sendiri. Peristiwa ini berlaku pada pemilihan
umum 10 Mei 1969 yang mana sentimen kelompok yang mengacau kembali dibangkitkan dengan keras.23 Keadaan kekacauan politik ini telah diambil kesempatan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan politik mereka. Hasil dari pemiliham umum itu telah dimenangi oleh Partai Perikatan dan Partai
22
Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 37. 23
Perikatan telah bisa memimpin kerajaan sekali lagi tetapi kali ini tanpa
perwakilan dari MCA.24
Akibat peristiwa yang berlatarbelakang kekacauan politik ini telah menyebabkan banyak nyawa yang tidak berdosa menjadi korban dan banyak
yang dirugikan karena peristiwa ini. Dan peristiwa ini juga merupakan satu sebab perubahan sosio-politik dan ekonomi Malaysia. Juga menyadarkan
semua pihak betapa jurang perbedaan sosial, ekonomi dan kelompok sempit adalah merupakan masalah asas bagi masyarakat Malaysia saat itu. Untuk mengawal keadaan tindakan cepat telah diambil oleh kerajaan dengan
mengisytiharkan darurat di seluruh Negara oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agung sebagai kepala pimpinan Negara.25
Pada keesokan harinya setelah pengishtiharan darurat, MAGERAN26 telah didirikan, dan pada 16 Mei 1969 wakil Perdana Menteri pada masa itu
yaitu Tun Abdul Razak telah dilantik sebagai pengarah MAGERAN.27 Oleh karena darurat, maka DYMM Yang di-Pertuan Agung melakukan pembubaran parlemen. Dan MAGERAN pun mendirikan Majelis Perundingan
Negara pada Januari 1970 yang terdiri dari 66 orang ahli dari
24
www.beritasemasa.com- sejarah hitam peristiwa 13 Mei 1969, diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.
25
Ahmad Boestaman, Merintis Jalan Ke Puncak, (Kuala Lumpur: Pustaka Kejora,1972), h. 30.
26
Majlis Gerakan Negara atau singkatnya MAGERAN, ialah majlis yang ditubuhkan untuk bertindak sebagai badan pemerintah pada masa darurat dan telah memerintah selama 18 bulan. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 124.
27
semua golongan masyarakat beebagai kelompok. Majlis Perundingan Negara
ini berfungsi sebagai tempat dialog untuk mencari jalan penuntasan terhadap peristiwa berdarah ini oleh anggotan-anggotanya. Dan dialog ini juga bertujuan mencari jalan perpaduan Negara dan untuk mencari asas yang
kukuh dan kekal untuk kembali kepada demokrasi berparlemen, dan mendapatkan satu panduan yang positif dan praktikal dalam usaha menggapai
kesetaraan antar etnis dan identitas masyarakat yang sejati. Daripada perbincangan dari semua kaum ini, maka lahirlah konsep Rukun Negara (seperti Pancasila) sebagai manifestasi ideologi kebangsaan.28 Berdasarkan kepada semangat Rukun Negara maka lahirlah kebijakan baru yang disebut
“The New Economic Policy”.29
Begitu juga dengan perkembangan keadaan politik yang dilihat setelah terjadi peristiwa 13 Mei itu, Partai Perikatan telah diatur semula dan menjadi
Barisan Nasional (BN) oleh Tunku Abdul Razak sebagai barisan dengan bidang yang luas dalam spektrum partai-partai politik. Dan oleh karena kebijakannya, Tunku Abdul Razak juga berjaya menarik Parti Islam
se-Malaya untuk masuk bergabung bersama Barisan Nasional.
28
Ibid, h. 37. 29
Kebijakan yang dicetuskan oleh Tun Razak ini diteruskan di-era
pemerintahan Tun Dr. Mahathir Mohamad30 yang mencanangkan bahwa Malaysia harus menjadi Negara Industri berat pada tahun 2020 (terkenal dengan disebut sebagai wawasan 2020).
Dasar Ekonomi Baru (DEB) diwujudkan untuk membasmi kemiskinan tanpa memandang etnis dan penyusunan semula masyarakat bagi
mengurangkan dan menghapuskan perbedaan kelompok mengikut fungsi-fungsi ekonomi. DEB telah beroperasi sehingga tahun 90-an dengan harapan masyarakat Melayu memiliki sekurang-kurangnya 30% sektor ekonomi
modern yaitu bidang perniagaan dan pelaburan.31 Jika dilihat tulisan Tun Dr. Mahathir ini, jelas dapat dilihat semangat etnis atau kaum yang kuat, dalam
erti kata lain, semangat untuk meperbaiki kondisi dan membangunkan ekonomi etnis atau kaum Melayu.
Begitu juga dengan perkembangan politik yang dilihat dalam kondisi politik Malaysia hari ini, Partai BN telah memegang kekuasaan dengan tiga komponen utama didalamnya yaitu UMNO,MCA, MIC dan beberapa partai
lain didalamnya.
Pada tahun 1998, sekali lagi skenario politik Malaysia berubah setelah
pemecatan Dato’ Seri Anwar Ibrahim oleh Tun Dr. Mahathir yang mana
30
Dr. Mahathir Mohamad ialah Perdana Menteri Malaysia yang keempat, dari Partai UMNO. Seorang yang kuat berpegang kepada semangat Melayu.
31
Dato’ Seri Anwar merupakan wakil Perdana Menteri pada masa itu atas
tuduhan korupsi.32 Tapi menurut Dato’ Seri Anwar Ibrahim (DSAI) pula, penyingkirannya atau pemecatannya adalah dikarenakan perbedaan politik antaranya dan Tun Dr. Mahathir. DSAI pernah melancarkan beberapa siri
demonstrasi yang mendesak diadakan reformasi pada sistem politik Malaysia. Dan akhirnya DSAI ditangkap dan dijatuhkan hukuman penjara selama 9
tahun. Dan hukuman ini dipandang oleh pengamat lokal dan antarabangsa sebagai tidak adil.33 Oleh karena penangkapan yang dipandang tidak adil ini, maka terjadi gerakan-gerakan reformasi yang dipimpin oleh partai oposisi dan
disertai oleh rakyat yang menuntut keadilan ditegakkan.
Dalam pemiliham umum 1999, BN sekali lagi berkuasa dengan
kemenangan tiga perempat dari pemilihan tersebut. Tapi popularitas BN khususnya UMNO telah jatuh. Kelompok oposisi yaitu Barisan Alternatif
(BA) yang menggabungkan PAS dan Partai Keadilan tapi dipimpin oleh PAS, kembali menguasai Negara Bagian Kelantan dan berjaya memenangkan pula Negara Bagian Terengganu.
Setelah pengunduran Tun Dr. Mahathir Mohamad dari kursi
pemerintahan, penggantinya yaitu Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi
(DSAAB) mengambil kursi pemerintahan Negara. Dalam pemilihan umum tahun 2004, dibawah pemerintahannya yang mengetuai BN telah
32
Utusan Malaysia, Kuala Lumpur ,1998. 33
memperolehi hasil kemenangan yang besar dengan kemenangan dua pertiga,
yang mana telah memenangkan kembali Negara Bagian Terengganu dari PAS dan mengurangi mayoritas PAS di Negara Bagian Kelantan. Dan ini dilihat satu perubahan yang besar dalam perpolitikan Malaysia, yang mana kebijakan
yang dibuat oleh DSAAB diterima oleh rakyat.
Sekali lagi perubahan berlaku dalam perpolitikan Malaysia dilihat juga
dalam pemilihan umum pada tahun 2008, yang mana Kelompok oposisi berhasil menghalang BN dari meraih majoritas dua pertiga, yaitu Kelompok Oposisi mendapatkan 82 kursi dari 222 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat
(Parlemen). Kelompok oposisi setelah berhasil menghalang BN, akhirnya membentuk satu koalisi yang disebut dengan Kelompok Rakyat (PR), yang
mana komponen PR ini terdiri dari tiga partai utama oposisi yaitu, Partai Islam se-Malaysia (PAS), Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Democratic
Action Party (DAP).34
Hari ini politik Malaysia berada dalam kondisi tidak menentu. Pemecahan Melayu kini jelas dilihat. Dan ini merupakan kerugian kepada
UMNO yang dahulunya menjadi partai yang mendapat suara mayoritas Melayu. Justeru berbeda dengan PAS dan PKR, ini merupakan satu kelebihan
bagi kedua Partai ini yang menjadi alternatif baru bagi orang Melayu untuk berpolitik. Walaupun hakikatnya masih ada orang Melayu yang menyokong
34
UMNO, tetapi jelas semakin hari semakin banyak yang meninggalkan
perjuangan bersama UMNO dan terjun bersama Kelompok Rakyat Khususnya PAS yang dilihat satu kejayaan yang amat besar pabila dapat memerintah tiga Negara Bagian di Malaysia.
Sekarang ini UMNO hanya dapat mengandalkan sokongan dari Partai koalisisnya untuk terus duduk ditampuk pemerintahan Negara, yang
dahulunya UMNO cukup memimpin dengan dirinya sendiri.secara teorinya jika dilihat UMNO sekarang seakan mempertaruhkan rekan komponennya dalam kemelut politik yang dibuat oleh UMNO sendiri. Bagi UMNO,
sokongan etnis Cina dan India kepada BN adalah harapan dan nyawa bagi mereka untuk terus memerintah Negara. Pengamat politik memprediksikan
bahwa penubuhan partai politik yang berbasis kelompok-kelompok tidak lagi
relevan untuk 10 tahun akan datang.35
35
BAB III RIWAYAT HIDUP
A. Biografi
Namanya ialah Burhanuddin bin Hj. Muhammad Noor, Dibelakang
nama Dr. Burhanuddin ada diletakkan “Al-Helmy”, dikatakan bahwa itu
adalah gelaran masyarakat kepada bapanya. Pada asalnya Dr. Burhanuddin
meletakkan “Al-Hulaim” pada hujung namanya, kemudiannya dipopulerkan
oleh masyarakat dengan panggilan “al-Helmy”, yang bermaksud “orang yang
bersabar”.36 Karena itulah namanya menjadi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
dilahirkan di Changkat Tualang, Negara Bagian Kelantan Malaysia pada
tanggal 29 Agustus 1911. Bapanya ialah (seorang Ulama’ dan juga ahli
Tasawuf) adalah seorang petani, dan dikatakan juga bahwa ia berketurunan daripada keluarga bangsawan di Sumatera. Ibunya pula bernama Sharifah
Zahrah yang juga berasal dari keluarga yang ternama di kampung tersebut.37
Dalam buku “Hundred Muslim Heroes of The World” menuliskan, Dr.
Burhanuddin dilahirkan pada tanggal 29 November 1911 di Kota Taiping,
Negara bagian Perak.38 Dan dalam buku yang sama juga menuliskan, bahwa
36
Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997), h. 20.
37
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda SDN. BHD., 1980), h. 4.
38
Dr. Burhanuddin mendapat didikan awal dari ibunya sendiri, dalam
bidang pendidikan Islam dan begitu juga dengan pendidikan Sekular.39
Dr. Burhanuddin mempunyai ketertarikan dalam mencari ilmu secara umum. Dan beliau juga amat tertarik untuk menjadi pemerhati keadaan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dan Dr. Burhanuddin juga mempelajari bahasa Cina dan India,40 yang merupakan bahasa minoritas yang ada di Malaysia. Kepandaiannya dalam berbahasa Cina dan India adalah bukti bahwa dia adalah seorang yang amat peka dan ramah dengan keadaan lingkungan. Dan begitu juga dengan bahasa-bahasa lain yang dapat dikuasai oleh Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Mengenai perkara ini Dr. Burhanuddin menukilkan dalam penulisannya bahwa, “masa saya di India saya dapat mempelajari
bahasa Inggris dan Perancis, dan dalam mempelajari ilmu kedokteran Homeopathy asas bahasa Belanda memudahkan saya mempelajari bahasa
Jerman”.41
Berdasarkan penulisan ini dapatlah diketahui bahwa Dr. Burhanuddin selain ahli dalam ilmu perubatan Homeopathy, beliau juga ahli dalam banyak bahasa. Maka dapatlah dipastikan bahwa Dr. Burhanuddin
dapat menguasai enam bahasa, yaitu Cina, India, Arab, Inggris, Perancis, Belanda dan Jerman. Dr. Burhanuddin juga dikenal dalam masyarakat pada
ketika itu sebagai seorang yang mempunyai sifat terus terang, jujur, tulus dan
39
Ibid, h. 226. 40
Ibid, h. 226. 41
seorang yang bekerja keras.42 Sifat yang dimiliki oleh Dr. Burhanuddin ini menunjukkan beliau adalah seorang yang disukai oleh masyarakat, dan mungkin juga menjadi contoh kepada anak-anak muda masyarakat seusianya pada ketika itu.
Dijelaskan oleh Mustapha Hussin (yaitu seorang rekan Dr. Burhanuddin dalam perjuangan) tentang peribadi seorang yang bernama Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Katanya, “dalam perdampingan saya dengan Dr. (dikalangan para sahabatnya, Dr. Burhanuddin digelar Pak Doktor)43, saya dapati bahwa beliau ialah seorang yang rajin, amat berjiwa rakyat, tulus dan
ikhlas. Ilmu agama yang dipelajarinya di Sumatera dan India, telah digunakan sepenuhnya untuk perjuangan rakyat. Tetapi beliau ada satu kelemahan.
Orang-orang yang dicurigai oleh puak kiri sebagai “musang berbulu ayam”, telah diterima dan dilayan seperti adik kandungnya sendiri, sehinggakan
banyak rahasia partai yang diketahui oleh pihak penentang”.44
Dari perkataan banyak sahabat Dr. Burhanuddin tentang dirinya, menunjukkan bahwa Dr. Burhanuddin tidak suka bersangka buruk terhadap
orang lain. Ini menunjukkan betapa Dr. Burhanuddin ini seorang yang menjunjung apa yang diperintah dan dilarang Islam dalam kehidupan
42
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan Publication, Dhaka, 2007), h. 225.
43
Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997), h. 20.
44
bermasyarakat. Karena Islam tidak membenarkan untuk berprasangka buruk
terhadap orang lain.
Dan begitu juga dengan pernyataan teman Dr. Burhanuddin tentang pribadi dirinya. Temannya ini menyatakan bahwa, “saya belum pernah lagi
bertemu dengan orang-orang yang berkebolehan seperti Dr. Burhanuddin. Ramai ahli Sufi tapi tidak ahli dalam banyak bahasa, ramai pula yang ahli
dalam banyak bahasa, tapi tidak Sufi. ramai yang ahli dalam banyak bahasa tapi tidak ahli politik. Ramai pula ahli politik tapi bukannya ahli Sufi. Ada juga agaknya yang ahli bahasa dan politik tapi bukannya seorang Doktor
perubatan, atau mungkin ada yang memiliki segala-galanya yang dimiliki oleh
Dr. Burhanuddin, tetapi tidak serendah hati beliau terhadap semua manusia”.45
Begitulah diantara pengakuan atau pernyataan yang diberikan oleh rekan-rekan perjuangan Dr. Burhanuddin tentang peribadinya yang dianggap
berakhlak mulia oleh rakan-rakannya dam masyarakat sekitar.
Berbagai penulis dari kalangan masyarakat tentang seorang yang bernama Burhanuddin, menunjukkan bahwa pupolaritasnya kepada
masyarakat, hinggakan ada pelbagai penulisan mengenainya. Dan ini juga menunjukkan popularitas Dr. Burhanuddin juga tidak kurang hebatnya jika
dibandingkan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang lain. Jika tidak
45
masakan Dr. Burhanuddin turut termasuk dalam 100 pahlawan Muslim yang
mengubah dunia dalam konteks perjuangannya untuk memartabatkan Islam.
B. Latar Belakang Pendidikan
Dr. Burahnuddin Al-Helmy menerima pendidikan awal di Sekolah
Melayu di Behrang Ulu, kemudian di Bakap selama tahun 3. Selepas itu dia melanjutkan pengajiannya di Kota Bahru, dan disinilah dia pertama kali terjun
diri dalam bidang penulisan dengan menerbitkan sebuah koran mingguan
“Berita Minggu” yang menyiarkan berita-berita didalam dan sekitar kampung.
Kemudian pada tahun 1924, setelah tamat Sekolah Melayu, Dr. Burhanuddin
diantar pula ke Sungai Jambu di Sumatera untuk pendidikan Islam. Selama dua tahun belajar, dia dididik dan dipengaruhi oleh guru-guru dan
ajaran-ajaran kaum muda. Sekembalinya dia setelah tamat pengajiannya, bapanya mengantar pula ke sebuah Sekolah Pondok (pesantren) di Pulau Pisang, Jitra,
Negara bagian Kedah Darul Aman. Tetapi Dr. Burhanuddin tidak tinggal lama disini karena dia mendapati yang metode mengajar, guru-guru dan sukatan pelajaran adalah terlalu rendah ataupun tidak cocok dengannya. Oleh karena
jangka waktu yang singkat, Dr. Burhanuddin telah berjaya menguasai bahasa
Arab.46
Kemudian, pada tahun 1928, Dr. Burhanuddin pergi ke India untuk mengembara dan juga menuntut ilmu. Di antara pengalamannya disana ialah
mengikuti pergerakan Mahatma Ghandi dan juga berkenalan dengan Mohd Ali Jinnah dan Pandit Nehru serta beberapa pemimpin-pemimpin
kemerdekaan India yang lain47.
Dalam bidang ilmu pula, Dr. Burhanuddin berhasil memperoleh kepakaran dalam bidang yang amat diminatinya yaitu bidang pengobatan
Homeopathy. Ijazah didalam bidang perubatan Homeopathy ini diperoleh dari Ismaeliah Medical College, New Delhi.48 Dan ada juga menyebutkan bahwa Dr. Burhanuddin telah menuntut di Aligarh Muslim University dalam Filsafat dan Metafizik,49 hingga beliau berjaya mendapat ijazah Ph.D.50 dalam buku yang lain juga ada yang menuliskan bahwa, Dr. Burahanuddin menerima Doctorate of Naturopathy dari London School of Naturopathy dan Doctorate of Divinity dari International Academy of Canada.51
46
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda SDN. BHD., 1980), h. 4.
47
Ibid, h. 4. 48
Ibid, h. 4. 49
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Dhaka: Al-Furqan Publication,2007), h. 225.
50
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD., 2009), h. 199. 51
Dari berbagai bahan bacaan yang menuliskan tentang latar belakang
pendidikan Dr. Burhanuddin, jelaslah bahwa Dr. Burhanuddin bukan hanya seorang yang pandai dalam bidang agama Islam, akan tetapi turut mahir dalam bidang-bidang akademik yang lain, seperti kedoktoran, filasafat dan lain-lain.
Dan pengalamannya yang lama dalam perantauan menunjukkan bahwa, Dr. Burahanuddin ialah seorang yang amat berpengalaman dengan keadaan
lingkungan masyarakat setelah lamanya beliau mengembara dan dapat melihat keadaan masyarakat diluar Tanah Melayu.
C. Karier dan Karya
Sekembalinya Dr. Burhanuddin dari pengembaraannya pada tahun 1935, dia bekerja sebagai guru bahasa Arab di Sekolah Arab Al-Juned,
Singapura. Dan pada tahun 1937 beliau telah menerbitkan sebuah majalah (magazine) bernama “Taman Bahagia”. Majalah ini nyata sekali dianggap
berbahaya oleh pemerintah Inggris. Kekhuatiran Inggris ini dapat dilihat pada penahanan Dr. Burhanuddin selepas satu jam nomor pertama majalahnya dipublikasikan. Selepas itu Dr. Burhanuddin telah membuka Rumah Sakit
kecil (Klinik) di Singapura dan Johor Bharu (Negara Bagian di Malaysia) dengan bantuan seorang doktor India bernama Dr. Rajah.52 Dan beliau juga terus aktif dalam bidang penulisan selepas pembebasannya sebagai
52
Penyunting majalah. Antara majalah yang terbit semasa Dr. Burhanuddin
menjadi penyunting seperti, Kehidupan Dunia Akhirat, Mutu Kerajinan,
Asuhan Kesihatan, Mencari Allah53dan berbagai lagi.
Selama penjajahan Jepang di Tanah Melayu, Dr. Burhanuddin telah
diberikan salah satu jawatan tertinggi bagi seorang Melayu yaitu sebagai Penasihat Adat Istiadat dan Kebudayaan Melayu (Advisor on Malay Custom
and Culture) dan bertempat di Markas Pemerintahan Tentera Jepang di
Taiping, Perak. Dr. Burahanuddin juga semasa menjabat jabatan ini, beliau telah mendampingi sekaligus melindungi dan membantu Maahad Il-Ihya
As-Syarif, yaitu sebuah madrasah pendidikan Islam yang terkenal dari segi sosial dan politik, yang terletak di Gunung Semanggol, Taping, Perak.54
Mengenai karya, Dr. Burahanuddin adalah salah seorang ahli politik yang banyak mengeluarkan buku-buku hasil nukilannya sendiri. Dalam hal
tentang karya Dr. Burhanuddin Al-Helmy, saudara Kamaruddin Jaffar menuliskan bahwa, “Dr. Burhanuddin adalah “bahan” yang agak senang untuk dikaji karena beliau telah menulis beberapa buah buku. Malah adalah
53
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD. 2009), h. 199. 54
merupakan satu fakta yang jarang tertulis bahwa Dr. Burhanuddin salah
seorang tokoh politik Malaysia yang paling banyak menghasilkan karya.55 Antara penulisan Dr. Burhanuddin yang dikenal ialah, seperti
Perjuangan Kita,56 dan yang tidak kurang karangannya yang dikenali yang
menceritakan tentang falsafah perjuangan bangsa Melayu yaitu “Falsafah
Kebangsaan Melayu,57 Ugama dan Politik58 Dan banyak lagi buku-buku yang
ditulis Dr. Burhanuddin Al-Helmy, samada mengenai perjuangan Bangsa Melayu dalam menentang penjajah, dalam bidang perubatan Homeopathy, dalam bidang tasawuf (juga seorang ahli Tasawuf karena beliau mengikut
jejak langkah ayahnya yang merupakan seorang Ulama’ dan ahli Taswauf)
seperti “Simposium Tasawuf”. Banyaknya buku yang ditulis oleh Dr.
Burhanuddin, menjelaskan bahwa inilah diantara satu lagi kebolehan dan betapa spesialnya tokoh politik ini. dan beberapa lagi karyanya yang mungkin
penulis belum jumpai saat penulisan kajian ini.
55
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: terbitan Yayasan Anda SDN. BHD. 1980), h. 6.
56
Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946).
57
Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Pulau Pinang: pustaka Semenanjung, 1954).
58
BAB IV
IDEALISME DAN PERJUANGAN
A. Idealisme Politik
Dr. Burhanuddin ialah sosok pejuang yang telah lama berada dalam
arena politik di Tanah Melayu. Segala ilmu dan pengalaman hidup yang dipelajari ketika beliau belajar di luar Negeri seperti mengikuti
pergerakan-pergerakan dan berkenalan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan dari Negeri luar menjadikan beliau seorang pejuang yang kuat. Segala pengalaman dan ilmu yang ditimba ketika beliau belajar, diimplimentasikan ke dalam
perjuangannya dalam belajar kemerdekaan untuk Tanah Melayu. Biografi hidupnya juga menggambarkan beliau ialah seorang yang taat dan alim
mengenai Islam. Hasil dari keikut sertaan dan pembacaan yang banyak tentang gerakan-gerakan kemerdekaan dan pendidikan-pendidikan Islam,
menjadikan beliau seorang yang mempunyai kesadaran yang tinggi tentang agama, bangsa dan Negara. Bagi Dr. Burhanddin politik ialah alat kepada agama, karena politik boleh berubah dan agama adalah tetap, ini terdapat
dalam tulisannya yang bertajuk Ugama dan Politik59 beliau menuliskan bahwa politik berubah-ubah tetapi agama tetap. Agama tidak boleh disesuaikan
dengan politik, tetapi politik itulah yang mesti disesuaikan dengan agama. Jelas disini bahwa Dr. Burhanuddin menekankan politiklah yang harus
59
mengikuti acuan agama dan bukanlah politik yang harus mengikuti perubahan
politik beliau berargumen bahwa politik adalah berdasarkan kepada akal dan kebijaksanaan, maka tiadalah tetap, malah ia berubah dan berganti caranya mengikut keadaan zaman dan tempat.60 Jelas dari tulisannya, Dr. Burhanuddin berpendapat bahwa politik penting dan diperlukan untuk dapat meninggikan agama.
Dari apa yang boleh didapati dari penulisan dan perjuangannya, Dr. Burhanuddin secara umumnya mempunyai tiga ciri dasar pemikiran yaitu Islam, Kebangsaan Melayu dan Kemerdekaan. Dan ini dipertegaskan lagi
dengan pendapat ilmuan yang lain. Menurut W. Mohd Azam Mohd Amin bahwa idealisme politik Dr.Burhanuddin mempunyai tiga dasar utama yaitu,
semangat keislaman, semangat kebangsaan yang luas dan penentangan terhadap penjajah.61 Dan ditegaskan disini, bahwa adalah agak sukar untuk mendapati bahwa yang mana dari tiga ciri di atas yang lebih diutamakan oleh Dr. Burhanuddin. Tetapi secara umumnya dapatlah dilihat bahwa Islam adalah landasan utama dalam pemikirannya.
Dr. Burhanuddin ada mengutip satu kata arab yang terkenal mengenai
Negeri yang berbunyi “Kasihkan watan (Tanah Air) itu daripada iman.”62 Dan
ini dilihat sebagai kesesuaian terhadap pemikirannya. Dan beliau juga
60
Ibid, h. 9. 61
http// Zabidin13.wordpress.com/page/9 artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy. pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.
62
menyambung dalam tulisannya bahwa, kita pandang dari segi falsafah dan
kita susunkan dengan pemandangan yang dekat adalah begini: 1- Iman (nyawa) 2- Tubuh 3- Bangsa 4- Watan (Tanah Air).63 Dan beliau menyebutkan susunan ini sebagai empat serangkai dalam binaan watan. Dr.
Burhanuddin juga memberikan sebab kenapa harus empat serangkai ini. Beliau menyebutkan bahwa iman berdiri di atas tubuh. Tubuh berdiri di atas
bangsa dan bangsa berdiri di atas watan.salah satu daripada yang empat ini tidak boleh bercerai tinggal dalam binaannya tetapi watan jadi pokok. Ada watan ialah dengan kuat bangsa. Kuat bangsa keluar dari tubuh diri yang sehat
kuat dan perkasa seperti pekerja, pahlawan, prajurit dan lain-lainnya. Maka dalam jiwa pekerja pahlawan prajuritnya terletak iman.64 Jelas disini bahwa kempat di atas yaitu iman, tubuh, bangsa dan watan dalam pendangan Dr. Burhanuddin adalah satu kesatuan. Dimulai dengan kekuatan iman
menguatkan tubuh, tubuh menguatkan bangsa hingga akhirnya menguatkan watan. Dan ini jika dilihat dari susunan atas ke bawah yang digambarkan oleh Dr. Burhanuddin, jika dilihat dari susunan sebaliknya akan didapatkan bahwa
kekuatan watan menjamin kekuatan bangsa dan hingglah kekuatan iman. Ini penjelasan yang cuba dibuat oleh Dr. Burhanuddin bahwa watan memerlukan
iman dan sebaliknya iman juga memerlukan watan. Karena Dr. Burhanuddin menyebut bahwa kebebasan dan kemerdekaan bangsa barulah betul merdeka
63
Ibid, h. 18. 64
ugama yang dianuti oleh seseorang itu.65 Karena bagi Dr. Burhanuddin, agama akan lemah dan diperendah pabila bangsanya lemah. Jelas disini bahwa
untuk memelihara agama adalah dengan hanya “bebas dan merdeka bangsa
dan watan.” Dan jelas juga disini bahwa merdeka itu adalah antara matlamat
utama beliau.
Di atas ini ialah sedikit gambaran singkat mengenai pemikiran Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Untuk mengkaji lebih dalam maka sebagai pengkaji, penulis membuat beberapa bagian pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Yang pertama mengenai Islam, yang kedua mengenai kebangsaan Melayu dan
yang ketiga mengenai kemerdekaan.
1. Islam
Ciri pertama dari pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy ialah Islam. Beliau selalu akan mengaitkan Islam dengan segala sesuatu. Ini dapat
dipastikan dari tulisan Dr. Burhanuddin, beliau menyebutkan bahwa Islam memandang kebangsaan itu sebagai suatu alat dan bukan tujuan. Kebangsaan hendaklah mengambil tempat yang sederhana dan bulat sebagai suatu
lambang yang boleh menarik dan menyatukan suatu bagian tenaga untuk mencapai cita-cita mulia yang besar dan abadi, sebagaimana Islam
memandang Dunia bukan tujuan tetapi sebagai satu alat perantara yang
65
menyampaikan ke Akhirat.66 ini jelas dilihat perbedaan pandangan antara Dr. Burhanuddin dengan pejuang nasionalis yang lain dalam soal kebangsaan. Dr. Burhanuddin selalu akan mengaitkan sesuatu itu dengan Islam, apakah bertepatan atau pun berseberangan dengan Islam. Dan dalam hal kebangsaan
Melayu, Dr. Burhanuddin dalam tulisannya banyak memetik ayat Al-Quran yang menceritakan tentang kebangsaan. Dr. Burhanuddin mempertahankan
kebangsaannya dengan menggunakan ayat Al-Quran, Hadith dan kisah-kisah dari sejarah Islam. Antara ayat Al-Quran yang dipetik oleh Dr. Burhanuddin ialah ayat 13 dari Surah al-Hujurat, Allah Berfirman :
/
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ialah supaya kamu berkenal-kenalan (Diantara satu bangsa dengan bangsa yang lain)
sesungguhnya yang lebih mulia diantara kamu ialah yang lebih bertakwa.67
(QS. Al-Hujurat / 49:13)
Dari ayat ini Dr. Burhanuddin mentafsirkan apakah artinya perkenalan jika tidak terlebih dahulu terdiri kekuatan dan kelayakan gabak, kaum dan bangsa yang hari ini terkenal dengan kebangsaan itu dengan suatu kebangsaan
66
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka Semenanjung, 1954), h. 24.
67
yang lain.68 Dan dalam perkara kebangsaan Melayu ini Dr. Burhanuddin menolak fahaman kebangsaan yang sempit atau racist nationalism atau
Assabiyyah Jahiliyyah. Dr. Burhanuddin telah memetik sebuah Hadith Nabi
untuk mentafsirkan perkara assabiyyah jahiliyyah atau kebangsaan sempit ini
yang bermaksud: Bukan dari kami (orang Islam) orang yang menyeru kepada
assabiyyah. Dr. Burhanuddin mentafsir hadith ini bahwa assabiyyah yang
dimaksud disini katanya perasaan membuta tuli dan degil, atau boleh disebut dengan kebangsaan sempit, atau faham berdaerah-daerah sebagaimana yang pernah berlaku kepada kaum jahiliyyah terdahulu.69 Dan beliau menyebut juga bahwa assabiyyah ini ialah terambil dari kata “ta’sub” yang disebut dalam bahasa Inggris “fanatic”. Jelas di atas ini bahwa Dr. Burhanuddin
menekankan kebangsaan yang diperjuangkan adalah kebangsaan dalam erti yang luas, dan bukannya fahaman perkauman sempit yang hanya memandang
kaum lain lebih hina dari kaumnya, dan Dr. Burhanuddin juga memberikan contoh seperti arab jahiliyyah dizaman dahulu.
Dr. Burhanuddin juga menegaskan bahwa agama Islam diturunkan
untuk menyusun hidup manusia, mengatur hubungan dengan Allah, menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia. Beliau menyebutkan
lagi, dan bagaimanakah kita akan mengembalikan agama kita, hingga agama
68
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka Semenanjung, 1954), h. 27.
69
dapat berjalan menurut yang dikehendaki Allah, jika kita belum bebas
merdeka dan berdaulat? Tentu tidak boleh, melainkan sudah bebas merdeka dan berdaulat.70 dalam penulisan ini juga dilihat perhubungan antara Islam dan ciri pemikirannya yang lain. Dan telah dijelaskan dahulu bahwa
ketiga-tiga ciri pemikiran Dr. Burhanuddin adalah berkait rapat dan tidak dapat diketahui manakah yang menjadi keutamaan kepada Dr. Burhanuddin.
Walaupun secara luasnya terkadang dilihat secara luasnya Islam menjadi keutamaan dan terkadang ciri-ciri pemikirannya yang lain menjadi keutamaan kepada sosok pejuang yang turut diiktiraf oleh sesetengah masyarakat sebagai
antara 100 pahlawan Muslim yang mengubah Dunia. 2. Kebangsaaan Melayu
Sebelum mengkaji lebih jauh, haruslah diketahui bahwa aliran nasionalisme ada dua aliran. Pentingnya untuk diketahui aliran-aliran
nasionalisme ini adalah mudah untuk mengetahui aliran nasionalisme manakah yang Dr. Burhanuddin (sebagai bahan kajian) pilih sebagai pegangan perjuangannya. Dalam hal ini saudara Sidek Fazil membagi nasionalisme
kepada dua aliran, yang pertama nasioanalisme Islam dan yang kedua ialah nasionalisme Sekular.71
70
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954), h. 15. 71
Yang lalu telah dituliskan mengenai hubungan antara Islam dan kebangsaan
Melayu dalam pemikiran Dr. Burhanuddin. Sebagai pemimpin PKMM yang dipengaruhi dengan sejarah Nusantara, Dr. Burhanuddin mencoba memaparkan ide penyatuan Alam Melayu dan perlunya didirikan semula yang
dinamakan dengan Alam Melayu atau Melayu Raya. Dr. Burhanuddin dalam Koran Pelita Hidup ada menuliskan idenya yang menyebut bahwa bersatu itu
ialah kekuatan kita. Dan apabila ada kekuatan kita akan berupaya membuat atau menghasilkan apa yang kita cita-citakan, menyeberang Selat Melaka, mengibarkan bendera Merah Putih, Merdeka bahkan mendirikan kembali
Kerajaan Melayu yang maha besar itu pun boleh dan tentu akan berhasil.72 Dari tulisannya dalam Koran Pelita Malaya ini, Dr. Burhanuddin merasakan
penting dan perlu dibangunkan semula Melayu Raya untuk memartabatkan bangsa Melayu yang berada di bawah penjajahan. Dan Dr. Burhanuddin turut
menyuarakan cita-citanya mengenai kebangsaan Melayu yaitu memunculkan kembali nasib bangsa Melayu yang tenggelam dan terkandas selama
beratus-ratus tahun sudah dengan slogan “membela hak dan keadilan Putra Melayu”
dan beserta itu terus maju menuju cita-cita mulia dan suci yaitu mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air.73
72
Ibid, h. 201. 73
Dalam membicarakan konsep Kebangsaan Melayu, Dr. Burhanuddin
telah mengemukakan satu konsep kebangsaan Melayu yang luas, menurut beliau, Kebangsaan Melayu itu bukan dibina hanya karena seseorang itu bangsa Melayu atau bapanya Melayu, keturunannya Melayu dan bakanya
Melayu. Di sini Dr. Burhanuddin cuba menerangkan bahwa menjadi bangsa Melayu itu bukan dipandang dari aspek darah keturunannya. Dan beliau
menyebutkan lagi tiap-tiap orang dari apa puak (etnis) atau bangsa pun yang telah putus atau memutuskan pertalian dan perhubungannya dengan kebangsaan asalnya, lalu menumpahkan taat setia dan memenuhi syarat dan