• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa inggris pada TK Al-Fath cirendeu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa inggris pada TK Al-Fath cirendeu"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah

107051003147

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 Juni 2011

(5)

KHOLISATUL FATCHIYAH

Implementasi Komunikasi Instruksional dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu

Komunikasi merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga manusia dapat saling mengenal dan saling silaturrahmi. Salah satu alat untuk berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. Komunikasi bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di dalam pendidikan yang sering disebut dengan komunikasi instruksional. Dalam hal ini TK Al-Fath mengajarkan dan mendidik murid-muridnya untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. TK Al-Fath adalah salah satu sekolah Islam yang menggunakan metode dwibahasa dan bernuansakan Islami. Di dalam komunikasi pendidikan (komunikasi instruksional) terdapat beberapa unsur yaitu guru, mata pelajaran, media atau alat untuk menyampaikan pesan atau mata pelajaran dan kemudian terjadi effek

atau feedback yang dihasilkan. Dalam proses belajar mengajar seorang guru haruslah dapat berkomunikasi dengan baik terhadap muridnya supaya murid dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Apalagi murid yang diajarkan adalah murid yang bisa dibilang usianya masih sangat muda. Maka dari itu guru harus mengetahui berbagai metode yang dapat membantu dalam memahamkan muridnya. Karena pendidikan adalah kunci masa depan bagi individu.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui komunikasi instruksional yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, lalu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, selain itu juga ingin mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori Laswell, bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Di dalam komunikasi terdapat lima unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan effek.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian menafsirkan data yang ada dari hasil observasi dan wawancara berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku orang yang diamati.

(6)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah

107051003147

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(7)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam

Oleh:

Kholisatul Fatchiyah 107051003147

Pembimbing

Drs. Yusra Kilun, M.Pd Nip: 19576051991031004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(8)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan jiplakan

dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 Juni 2011

(9)

i

Tak ada kata yang pantas penulis panjatkan kecuali rasa syukur kepada

Allah SWT atas semua nikmat, maghfiroh serta inayah-Nya yang selalu dikaruniakan

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath, Cirendeu”. Semoga syukur ini senantiasa melekat dalam kolbu,

berdetak pada setiap hembusan nafas dan menyertai di setiap langkah penulis hingga

tercapainya tujuan akhir yaitu tercapainya keberhasilan yang selalu mendapat ridha

Allah SWT. Penulisan skripsi ini bukanlah merupakan tugas akhir dalam perjalanan

penulis, dan bukan pula hanya goresan tinta di atas lembaran kertas putih, melainkan

penulisan skripsi ini merupakan pengabdian penulis dan rasa cinta penulis kepada

Allah SWT.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada pejuang agama

Islam yaitu nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang selalu membela Islam dan

menyelamatkan kita dari kejahiliahan.

Dalam proses penyusunan karya tulis ini, tentu saja banyak sekali pihak

yang telah membantu dan mendukung, baik secara moril maupun material. Oleh

(10)

ii

menemani penulis saat suka maupun duka.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. Arief

Subhan, MA, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pudek 1, Bapak

Drs. Mahmud Djalal, MA selaku pudek II, dan Bapak Drs. Study Rizal

LK,MA selaku pudek III.

3. Drs. Jumroni, M.Si. selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam. Beliau selalu memberikan semangat dan motivasi supaya penulis

menampilkan sebuah karya yang berkualitas

4. Drs. Yusra Kilun, M.Pd. Selaku pembimbing penulis. Beliau yang telah

memberikan banyak ilmu, masukan, arahan dan memberikan waktunya di

sela-sela kesibukan beliau kepada penulis. Masukan dan arahannya

membuat penulis terus memperbaiki dan memberikan yang terbaik untuk

penulis khususnya dan untuk jurusan umumnya

5. Seluruh dosen di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Beliau yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pengalaman dan motivasi belajar selama penulis menuntut

ilmu di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

6. Seluruh jajaran staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

(11)

iii

bidang bahasa Inggris. yang telah bersedia membantu dan memberikan

data-data yang dibutuhkan penulis dari awal sampai akhir dalam penulisan

skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman anggota IMM cabang Ciputat, yang telah

mengajarkan betapa pentingnya kebersamaan dalam sebuah kekeluargaan

dan keorganisasian..

9. Calon suamiku Muhammad Rifakul Anwar yang selalu memberikan doa,

motivasi, dukungan semangat, cinta dan kasih sayangnya kepada penulis

10.Adikku Ahmad Khorin Junaidi, yang telah memberikan doa, cinta dan

kasih sayangnya kepada penulis. Semoga Allah selalu mengabulkan

cita-citamu adikku sayang.

11.Semua teman-teman penulis di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam angkatan 2007. Semoga Allah senantiasa membimbing

dan memberikan kita kesuksesan, kemudahan dan kelancaran di setiap hal

amiiin

Ciputat, 13 Juni 2011

(12)
(13)

iv

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Implementasi………12

B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi ... 13

2. Pengertian Komunikasi Instruksional ... 16

3. Unsur-unsur Komunikasi ... 19

4. Bentuk-bentuk Komunikasi ... 23

5. Jenis-Jenis Komunikasi ... 25

6. Metode Komunikasi Instruksional ... 27

7. Hambatan Komunikasi Instruksional ... 29

(14)

v

D. Pengertian Bahasa ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU A. Sejarah TK Al-Fath ... 36

B. Visi Misi ... 38

C. Sarana Prasarana ... 39

D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath... 41

E. Struktur Organisasi TK Al-Fath ... 49

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ... 50

B. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ... 67

C. Faktor Penunjang dan Penghambat Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran-Saran ... 79

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sejak lahir sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak

dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar pada manusia, dengan berkomunikasi

manusia dapat melakukan hubungan, manusia adalah makhluk sosial tidak dapat

hidup sendiri, satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu

yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi.

Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial. Tanpa

komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan

menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba

mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi manusia melaksanakan

kewajibannya.

Dengan komunikasi manusia bisa saling mengenal dan dapat

mempererat tali silaturrahmi antara satu dengan yang lainnya, baik antara

individu, kelompok, kota, suku dan negara. Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang artinya:

Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

(16)

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara

kamu.Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Qs. Al-Hujarat:13).1

Komunikasi tidak lepas dari pengertian bahasa, bahasa merupakan salah

satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia.

Harimurti mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang arbriter yang

dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan

mengidentifikasi diri.2

Dalam dunia pendidikan dikenal komunikasi instruksional sebagai salah

satu aspek fungsi komunikasi untuk meningkatkan kualitas berfikir pelajar.

Fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah pengalihan ilmu pengetahuan yang

mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak dan pendidikan

keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi antara guru atau

komunikator dan murid atau komunikan. Karena pendidikan melibatkan

komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat menyampaikan

pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan yang

disampaikan guru dapat direncanakan terlebih dahulu kepada para murid selaku

komunikan. Pihak komunikator atau guru dalam hal ini mengharapkan feed back

dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang disampaikan, pesan-pesan

1

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media). 2

(17)

yang disampaikan tersebut menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku

ataupun potensi yang diharapkan. Seorang guru mengupayakan perubahan sikap

peserta didik selaku komunikan dalam membentuk kepribadian berdasarkan

nilai-nilali tertentu yang disampaikan melalui proses kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar mengajar belakangan ini juga tidak terlepas dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak membawa

murid-murid dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Komunikasi juga

memberikan respon yang sangat positif bagi perkembangan proses

belajar-mengajar. Komunikasi yang baik akan menciptakan suatu komunikasi efektif bagi

komunikator dan komunikan.

Faktor komunikasi sangat mendukung dalam perkembangan proses belajar

mengajar. Komunikasi yang baik dan efektif akan menimbulkan hasil yang

positif. Komunikasi yang baik antara guru dan murid akan menciptakan proses

belajar mengajar yang efektif.

Proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap muka dengan

kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antar guru dan murid dalam

kelas termasuk komunikasi kelompok, sang guru bisa mengubahnya menjadi

komunikasi interpersonal dengan menggunakan metode komunikasi dua arah.

Pada komunikasi, terkadang guru tidak dapat menyampaikan pesannya

dengan baik karenanya siswa sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Kesulitan komunikan memahami pesan disebabkan oleh berbagai kendala yang

(18)

Melihat perkembangan zaman seperti sekarang ini bahwa dunia

pendidikan harus memperhatikan dan menyelaraskan antara IMTEK, IMTAQ,

dan kemampuan berbahasa internasional guna mengantisipasi datangnya era

globalisasi yang mana bahasa internasional telah menjadi bahasa dunia.

TK Al-Fath Cirendeu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membantu

anak-anak berusia dini menjadi bertaqwa, terampil dalam teknologi dan berbahasa

Inggris. TK Al-Fath telah membuat murid-muridnya terampil berbahasa Inggris,

walaupun mereka terbilang masih anak-anak usia dini.

Kita ketahui bahwa berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris

merupakan hal yang cukup sulit. Walaupun terbilang sulit dalam berbicara bahasa

Inggris, tapi TK Al-Fath telah berhasil menciptakan anak didik yang terampil

berbahasa Inggris. Keberhasilan para pengajar atau guru-guru TK Al-Fath tidak

terlepas dari peran komunikasi dan metode yang dirancang dan direncanakan

dalam penerapan dan proses pengajaran berbahasa Inggris.

Dari uraian di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang

(19)

B. Fokus dan Perumusan Masalah 1. Fokus Masalah

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan masalah pada komunikasi

instruksional antara guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris

pada TK B Al-Fath Cirendeu..

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka perumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimana implementasi komunikasi instruksional yang digunaka guru

dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu.

b. Bagaimana metode komunikasi instruksional yang digunakan guru dengan

murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu

c. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui implementasi komunikasi instruksional yang

digunakan guru dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK

Al-Fath Cirendeu

b. Untuk mengetahui metode komunikasi instruksional yang digunakan

guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath

(20)

c. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam

pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis

yaitu dapat menambah wawasan keilmuan Islam, khususnya tentang

komunikasi intrusional di sekolah TK Al-Fath Cirendeu

b. Secara Praktis

penelitian ini diharapkan supaya komunikasi instruksional dalam

pengajaran bahasa Inggris dapat diterapkan di sekolah TK lainnya dan

dapat meningkatkan wawasan pikiran dalam melaksanakan komunikasi

dan penyiaran Islam.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis

dengan pendekatan kualitatif, yakni mengungkapkan atau menggambarkan

fenomena sosial tentang penerapan atau penggunaan komunikasi instruksional

dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath.

2. Jenis dan Sumber Data

Pembahasan mengenai hal ini akan menggunakan penelitian studi kasus

dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan

(21)

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

berupa hasil temuan dari observaasi serta wawancara dengan pihak

instansi yang bersangkutan.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis

seperti buku-buku, jurnal, kutipan-kutipan, arsip atau dokumen.

Adapun sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah

a. Sumber primer, yaitu peneliti mewawancarai guru bidang bahasa

Inggris, kepala sekolah dan wali murid TK Al-Fath Cirendeu.

b. Sumber sekunder, yaitu peneliti menggunakan buku-buku atau

arsip-arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian

tentang implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran

bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru

bahasa Inggrtis TK B Al-Fath Cirendeu. Sedangkan yang menjadi objek dari

penelitian ini adalah implementasi komunikasi instruksinal yang digunakan

guru bahasa Inggris TK B Al-Fath Cirendeu.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah TK Al-Fath Cirendeu, dan dimulai

(22)

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data

yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen.

a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki. Dengan observasi ini penulis mengamati

langsung terhadap fenomena-fenomena tentang komunikasi

instruksional yang dilakukan TK Al-Fath Cirendeu dalam

pembelajaran bahasa Inggris, sehingga penulis mendapatkan data-data

yang diperlukan.

b. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara penanya dan

penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara.

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai guru bidang mata

pelajaran bahasa Inggris, kepala sekolah, wali kelas TK Al-Fath

Cirendeu.

c. Study dokumen

Untuk mendapatkan data-data yang lebih lengkap, penulis juga

menggunakan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak

pengelola TK Al-Fath yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui

media maupun non media, yakni berupa, jadwal pelajaran, arsip-arsip

dan majalah buletin yang telah dibuat oleh TK Al-Fath, dan penulis

juga merekam hasil wawancara..

(23)

6. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun

metode yang penulis pakai dalam menganalisis data adalah menggunakan

deskriptif analisis, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan

menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara

apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

Sedangkan penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun

2010

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya

menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji

terlebih dahulu beberapa skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir

sama dengan yang penulis teliti. Adapun tinjauan pustaka tersebut diantaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Falih dengan judul skripsi “Komunikasi Instruksional dalam Pengajaran Islam di Sekolah Dasar Islam Al-Ikhlas

Cipete Jakarta Selatan”. Skripsi ini menemukan bahwa komunikasi instruksional dikemas dengan menerapkan kompetensi untuk menarik

perhatian siswa agar mereka tertarik dengan pelajaran agama. Skripsi ini

terbitan jurusan komunikasi penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

(24)

Skripsi ini meneliti tentang komunikasi instruksional yang dipakai oleh guru

dalam proses belajar mengajar ketika mengajar murid autis dengan

mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. Skripsi ini terbitan

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Dengan adanya beberapa skripsi yang menulis judul tentang komunikasi

instruksional, pada penulisan skripsi kali ini berbeda dengan skripsi yang

sudah ada, pada skripsi yang akan ditulis dibatasi pada komunikasi

instruksional dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, sedangkan objek

yang diteliti adalah aktivitas komunikasi itu sendiri yang dilakukan oleh guru

bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. Jadi skripsi yang penulis tulis kali ini

adalah komunikasi instruksional yang dikemas oleh guru dalam pembelajaran

bahasa Inggris.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam

penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima

bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Yang memuat: Latar belakang masalah, fokus dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

(25)

BAB II Tinjauan Teoritis

Yang memuat: Implementasi, komunikasi yang meliputi: pengertian

komunikasi, pengertian komunikasi instruksional, unsur-unsur

komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, jenis-jenis komunikasi,

metode komunikasi instruksional, hambatan komunikasi

instruksional. Pengajaran yang meliputi: pengertian pembelajaran

dan tujuan pembelajaran. Pengertian bahasa.

BAB III Gambaran Umum TK Al-Fath Cirendeu

Meliputi: sejarah TK Al-Fath, visi, misi, sarana prasarana, program

pembelajaran bahasa Inggris TK Al-Fath Cirendeu, struktur

organisasi TK Al-Fath.

BAB IV Analisis Hasil Penelitian

Yang meliputi: Implementasi komunikasi instruksional dalam

pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, metode

pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, faktor

penunjang dan penghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris

pada TK Al-Fath Cirendeu..

BAB V Penutup: Kesimpulan dan Saran

(26)
(27)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai

evaluasi. Sedangkan menurut Brown dan Wildavsky (1983) mengemukakan

bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi

merupakan sistem rekayasa.

Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan.

Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara

pada aktifitas, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme

mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas tetapi juga kegiatan

yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh.1 Berdasarkan dalam

kamus Ilmiah Populer bahwa implementasi diartikan dengan penerapan atau

pelaksanaan.2

1

Syafruddun nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.70

2

(28)

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu Communico,

secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cimmunicare yang

berarti “partisipasi atau pemberitahuan”.3

Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi terjemahanan dari

Bahasa Inggris yaitu communication. Kata ini berasal dari bahasa latin

communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pemikiran”.

Makna hakiki dari communication ini adalah communis yang berarti sama atau

kesamaan arti.4

Sedangkan secara terminology, para ahli mendefinisikan bahwa

“komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan

perilaku, baik secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung

melalui media”.5

Cherry Stuart, (1983) menyatakan bahwa komunikasi berpangkal dari

perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun

3

Astrid. S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947), h. 67

4

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-1, h. 4

5

(29)

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar

kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.6

Pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah

dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan

makna antara dua pihak yang dikatakan minimal. Kegiatan komunikasi tidak

hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasif,

yaitu agar orang lain mau menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang

mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (Human

Communication) menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun

hubungan antara sesama manusia (2) melalui pertukaran komunikasi (3) untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah

sikap dan tingkah laku itu”.7

Carl Hoveland (1953) menyatakan bahwa komunikasi adalah “proses bilamana seorang individu atau komunikator pengoperan stimuli yang biasanya

6

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet ke-1, h. 18

7

(30)

berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku individu lainnya atau

komunikan”.8

Menurut Wibur Schram dalam uraiannya seperti dikutip oleh T.A

Lathief Rosyidi mengatakan bahwa sebenarnya definisi komunikasi berasal dari

bahasa latin yaitu”communis” bilamana kita mengadakan komunikasi, itu

artinya kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Jadi esensi dari

komunikasi itu adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama

dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan.9

Menurut Harold Lasswell (1948) dalam karyanya, “The structure and function of communication in society ” menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut “Who says what in which channel to whom with what effect?”. Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator, pesan,

komunikan, media dan efek. Jadi pada dasarnya Lasswell menyatakan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.10

Dari uraian beberapa tokoh di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

komunikasi adalah suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang

informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan

8

H.A.Wijaya. Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan, (Jakarta:Bumi Aksara, 1997), h.11

9

T.A Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985), h. 48

10

(31)

yang diinginkan oleh komunikator. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang

berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau

bertindak sesuai dengan tujuan, harapan dari isi pesan yang disampaikan. Oleh

sebab itu diantara orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi harus

memiliki kesamaan makna atau arti pada lambang-lambang yang digunakan

untuk berkomunikasi, dan harus bersama-sama mengetahui hal yang

dikomunikasikan.

2.Pengertian Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional berarti komunikasi yang bersifat perintah.

Pembicaraan komunikasi instruksional tidak bisa lepas dari pembahasan

mengenai kata atau instruksional itu sendiri. Apa dan bagaimana komunikasi

instruksional serta tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai dalam sistem

komunikasi instruksional.

Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Weber’s third new

internasional dictionary of the English language mencantumkan kata

instruksional dari kata (to instruct) dengan arti “ memberikan pengetahuan atau

informasi khusus dengan maksud melatih dalam berbagai bidang khusus,

memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau

spesialisasi tertentu”. Disini juga dicantumkan dengan makna lain yang

(32)

Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan sebagai

perintah, tetapi lebih mendekati kedua arti yang pertama, yakni pengajaran atau

pelajaran. Bahkan akhir-akhir ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran.11

Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan

sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau

keterampilan tertentu. Dalam komunikasi instruksional yang formal, tujuan

utama yang harus dicapai di dalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta

didik.12

Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang pendidikan

dan pengajaran. Agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif, maka dalam

kegiatan berkomunikasi diharuskan adanya komunikator, komunikan dan pesan

yang akan disampaikan. Pada komunikasi instruksional ini yang menjadi

komunikator adalah guru mata pelajaran yang mampu mengajar dalam

menggambarkan, menerangkan dan memberikan sebuah metode dalam

menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses pendidikan yang

disampaikan oleh guru dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan

kurikulum yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun yang

berperan sebagai komunikannya adalah siswa itu sendiri yang menerima apapun

yang diinstruksikan oleh gurunya di dalam kelas.

11

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet ke-1 h. 57

12

(33)

Istilah instruksional berasal dari kata instruction yang artinya

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Pengajaran yang bisa

diartikan sebagai orang yang mengajarkan atau dalam istilah komunikasi

pendidikan ialah guru. Sedangkan pelajaran adalah bahan pelajaran yang akan

disampaikan atau disebut pesan pada komunikasi instruksional.13

Jadi pada dasarnya dalam komunikasi instruksional, pengajar

(komunikator) dan pelajar (komunikan atau sasaran) sama-sama melakukan

interaksi psikologis yang nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya

pengetahuan, sikap dan keterampilan di pihak komunikan. Pada kegiatan

instruksional pada intinya juga adalah proses pembantuan agar terjadi

perubahan perilaku pada anak didik.

Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif, atau tepatnya

mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan,

namun, bukan berarti fungsi-fungsi lain terabaikan. Komunikasi instruksional

merupakan subset dan komunikasi secara keseluruhan. Bahkan apabila

dikaitkan dengan bidang pendidikan sekalipun, ia merupakan subset dari

komunikasi pendidikan. Ia bersifat metodis-teoretis. Artinya, kajian atau

garapan-garapannya berpola tertentu sehingga akhirnya bisa diterapkan

langsung untuk kepentingan di lapangan. Komunikasi pendidikan berarti

sebagai proses komunikasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, baik

13

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) Cet ke-1 h. 72

(34)

secara teoretis maupun secara praktis. Komunikasi instruksional lebih

ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang

didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku

pada pihak sasaran (komunikan). Efek perubahan perilaku inilah yang

tampaknya merupakan tujuan pokok dari pelaksanaan komunikasi instruksional.

Uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi intruksioanal adalah

pembelajaran yang pada prinsipnya merupakan proses belajar yang terjadi

akibat tindakan pengajar dalam melakukan fungsinya, yaitu fungsi yang

memandang pihak belajar sebagai subjek yang sedang berproses menuju

cita-citanya mencapai sesuatu yang bermanfaat kelak. Tujuan akhir proses belajar

mengajar yang direncanakan pada sistem instruksional mengacu pada tujuan

yang lebih luas, yaitu tujuan pendidikan.

3.Unsur-Unsur Komunikasi

a. Komunikator. Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat

kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Dalam komunikator

menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi

komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.14 Komunikator

14

(35)

berfungsi sebagai encoder yaitu sebagai orang yang memformulasikan

pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain.15

Dalam proses komunikasi, komunikator (guru) sangat berperan

penting untuk kelancaran komunikasi. Sebab komunikator (guru) sebagai

pioner membentuk komunikasi seperti apa yang akan dijalankan agar

tujuan komunikasi yang diharapkan tercapai. Komunikator (guru) yang

baik dan pandai akan menghasilkan komunikasi yang baik. Sebaliknya

jika komunikator (guru) yang semaunya tanpa diimbangi dengan ilmu

yang memadai, maka hasil komunikasi yang diharapkan akan jauh

didapatkan.

b. Pesan. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan

dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa

berupa ilmu penetahuan, hiburan informasi, nasihat atau propaganda.

Dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan dengan kata message,

content atau information.16 Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan

kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai

pesan kepada murid atau siswa selaku komunikan atau penerima pesan.

15

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Sebuah Perspektif Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) Cet ke-1, h.12

16

(36)

Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang

disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada

siswa atau murid selaku komunikan atau yang penerima pesan.

c. Media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media yang dimaksud

disini adalah dapat mengandung pengertian: bentuk pesan yang

disampaikan (verbal atau non verbal), media penerima pesan yaitu kelima

indera manusia dan cara penyajian pesan secara langsung atau melalui

media cetak (surat kabar, majalah) atau juga media elektronik ( TV, radio,

OHP, sound system multimedia, LCD dan lainnya).17

Sedangkan menurut A.W. Widjaya, media adalah saluran

penyampaian pesan yang diterima melalui panca indra atau menggunakan

alat. Media komunikasi dapat dikatagorikan dalam dua bagian:

1) Media umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk

komunikasi, contohnya adalah TV, radio, OHP, dan lain-lain

2) Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi

massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massa, contohnya

adalah pers, radio, film, dan televis.18

17

H. loyd goodall dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 86 18

(37)

d. Penerima/Komunikan. Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan berfungsi sebagai decoder yakni menerjemahkan

lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.19 Komunikan

mempunyai peranan sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang

menjadi sasaran komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri

dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga

tercapai tujuan komunikasi.20

Komunikan bisa juga disebut dengan penerima (receiver), sasaran

(destination), kommunikate (communicate), penyandi balik (decoder),

khalayak (audience), pendengar (listener), yaitu orang yang menerima

pesan dari sumber.21

Penerima atau komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran

pesan yang dikirim oleh sumber atau komunikator. Penerima bisa dalam

bentuk satu orang, kelompok, atau negara.22Seorang komunikan di dalam

pendidikan adalah murid atau orang yang menjadi sasaran pada proses

belajar mengajar.

e. Efek. De Fleur mengatakan bahwa pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima

19

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), cet ke-13, h. 59

20

Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka 1993), cet. Ke-4. h. 30

21

H. loyd goodall jr dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 157-158

22

(38)

sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada

pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa

diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap

dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.23

Pengaruh (effek) adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.24

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah ia

menerima pesan tersebut. Misalkan menambah pengetahuan, perubahan

sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan (dari tidak

bersedia menjadi bersedia).25

Dalam proses belajar mengajar efek adalah hasil dari apa yang

diajarkan oleh guru yang disampaikan kepada murid supaya murid

tersebut dapat mengerti dan memahami pelajaran.

4. Bentuk-Bentuk Komunikasi a. Komunikasi Antarpribadi

Yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara

seseorang dengan orang lain atau secara tatap muka (face to face).

23

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet Ke-1, h. 25

24

Ibid, h. 26

25

(39)

Misalnya: percakapan secara tatap muka diantara dua orang seperti guru

dengan murid ketika sedang konsultasi, surat menyurat pribadi dan

percakapan melalui telepon. Corak komunikasinya juga bersifat pribadi,

dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk

kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat.

b. Komunikasi Kelompok

Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara

anggota-anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang terlibat

masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya

dalam kelompok. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan juga

menyangkut semua kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat

pribadi misalnya: ngobrol-ngobrol dalam keluarga antar bapak, ibu dan

anak-anaknya, diskusi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

seorang guru dengan murid-muridnya di dalam kelas.26

c. Komunikasi Massa

Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang

menggunakan media massa. Massa adalah kumpulan orang-orang yang

hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur

tertentu. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau

daerah yang luas dan audiensi yang praktis tak terbatas. Namun

26

(40)

komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sifat persona karena

komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa, tetapi

melalui opinion leader, ialah yang kemudian menerjemahkan apa yang

disampaikan dalam komunikasi massa itu kepada komunikan.27

5. Jenis-Jenis Komunikiasi a. Komunikasi Verbal

Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa dan tulisan. Menurut

Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan

penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan.

Lambang-lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk

menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa).

Dalam proses belajar mengajar komunikasi verbal dapat dilangsungkan

dengan kata-kata, seperti: ceramah, bercerita, berdiskusi dan lain-lain.

Bisa juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku,

majalah, koran dan lain-lain. Bahasa lisan dan tulisan adalah lambang

yang paling banyak digunakan dalam komunikasi seperti komunikasi yang

terjadi antara guru dan murid. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat

mewakili kenyataan yang konkrit dan obyektif dalam dunia sekeliling kita,

juga dapat mewakili hal yang abstrak sekalipun. Yakni bahasa verbal

27

(41)

adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, gagasan, perasaan dan

maksud kita.28

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah jenis komunikasi yang

menggunakan symbol, lambang, gerakan-gerakan, sikap, ekspresi wajah

dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pelaksanaan

komunikasi non verbal inipun tidak kalah pentingnya, namun dalam

kenyataannya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang

ada, maka akan salah arti, dan akibatnya akan fatal. Dalam prakteknya

yang lebih efektif itu adalah komunikasi verbal dan non verbal saling

mengisi. Seperti halnya jika ada gambar di surat kabar, maka akan lebih

jelas jika ada keterangannya dengan verbal. Karena jika tidak ada

keterangan, mungkin akan salah.29

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas

dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi

non verbal ternyata jauh banyak dipakai dari pada komunikasi verbal,

dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis

komunikasi non verbal ikut terpakai, karena itu komunikasi non verbal

28

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1 h. 93

29

(42)

bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur

mengungkapkan hal yang mau dianggap secara sepontan.30

6. Metode Komunikasi Instruksional

Metode yang digunakan oleh guru dalam komunikasi instruksional

sangat penting sekali dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun

metode komunikasi instruksional yang bisa digunakan oleh guru baik di

dalam kelas maupun di luar kelas diantaranya adalah:31

a. Metode Ceramah

Metode ceramah pada mulanya banyak dipergunakan di kalangan

dosen yang memberi kuliah kepada mahasiswa yang berjumlah banyak.

Metode ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan diakhiri

dengan tanya jawab antara pengajar dan siswa tentang isi pelajaran yang

kurang jelas.

b. Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan

kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian

mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru. Setelah

30

Agus M. Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003) cet ke-1, h.26

31

(43)

didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan

keterampilan atau proses yang sama di bawah bimbingan guru.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan interaksi siswa dengan siswa, atau siswi

dengan guru untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topik

atau permasalahan tertentu

d. Metode Studi Mandiri

Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau

penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.

e. Metode Pemecahan Masalah

Metode ini mempergunakan pikiran atau wawasan tanpa melihat

kualitas pikiran atau wawasan tersebut. Guru disarankan untuk tidak

berorientasi pada metode, tetapi melihat jalan pikiran dan pendapat siswa

serta mendorongnya untuk terus mengeluarkan pikiran dan pendapatnya.

Begitu seterusnya para semua siswa. Pendapat para siswa lalu ditampung.

f. Metode Studi Kasus

Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau

situasi tertentu, kemudian siswa ditugaskan mencari alternatif

pemecahannya. Metode studi kasus digunakan untuk menggambarkan

kemampuan berpikir kritis dan menemukan prestasi baru dari suatu

(44)

Metode ini dapat dilakukan bila siswa memiliki kemampuan dan

latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah yang dibicarakan.

g. Metode Bermain Peran

Metode ini berbentuk interaksi antara dua siswa atau lebih tentang

suatu topik atau situasi. Dalam interaksi itu setiap siswa melakukan peran

terbuka. Metode ini sering digunakan untuk memberikan kepada siswa

untuk mempraktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya dalam

rangka menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi pada

pelaksanaan sesungguhnya nanti.

Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari guru untuk

menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa.

7. Hambatan-Hambatan Komunikasi Instruksional a. Hambatan Pada Sumber

Sumber disini maksudnya adalah pihak penggagas, komunikator,

dan juga termasuk pengajar. Seorang komunikator adalah seorang

pemimpin, manajer, dan organisator, setidaknya pemimpin dalam

pengelolaan informasi yang sedang disampaikannya kepada orang lain.

Tanpa dikelola dengan baik, sistematis dan terancana, informasi yang

dikemukakannya tidak bisa diterima dengan efektif oleh pihak sasaran.

Beberapa kesalahan yang bisa terjadi pada pihak sumber sehingga

(45)

misalnya penggunaan bahasa, perbedaan pengalaman, keahlian, kondisi

mental, sikap dan penampilan fisik. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai

dengan kondisi sasaran, misalnya terlalu tinggi, bertele-tele, tidak

sistematis dan tekanan suara lemah bisa menghambat penerimaan

informasi oleh sasaran.

b. Hambatan Pada Saluran

Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidakberesan pada

saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media

karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan.

Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio

tidak jelas, tulisan tak jelas, suara gaduh di ruang kelas, gambar pada layar

televisi tidak jelas dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan

saluran komunikasi atau media tadi.

Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar

kemampuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini guru,

atau instruktur dan sejenisnya, yang paling penting adalah persiapannya

dalam menentukan atau memilih media yang akan digunakannya. Di

samping itu mutu peralatan dan media yang akan digunakan harus baik,

yang juga tidak kalah pentingnya ialah pemilihan media tersebut secara

tepat dengan memperhatikan kesesuaiannya untuk kegiatan instruksional

yang sedang dijalankannya. Suasana gaduh akibat audiens cukup banyak,

(46)

menjangkau ke seluruh ruangan, atau bisa juga menggunakan media

komunikasi yang menarik seperti multimedia instruksional secara efektif.

c. Hambatan Pada Komunikan Atau Sasaran

Maksud komunikan disini adalah orang yang menerima pesan atau

informasi dari komunikator, misalnya audiens, mahasiswa, peserta

penataran dan sekelompok orang tertentu lainnya yang siap menerima

sejumlah informasi dari komunikator. Di dalam sisitem instruksional,

hambatan-hambatan yang mungkin terjadi sehingga mengganggu proses

kelancarannya saluran, tetapi pihak sasaran pun bisa berpeluang untuk

menghambat, bahkan kemungkinannya lebih besar dari lainnya cowley,

1982).

Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik dilihat

dari kacamata fisiologi maupun lebih-lebih lagi dari kacamata psikologi.

Fisiologi banyak berkaitan dengan masalah-masalah fisik dengan segala

jenis kebutuhan biologisnya seperti kondisi indra, lapar, kurang istirahat,

dan haus. Sedangkan yang kedua banyak berhubungan dengan masalah

kejiwaan seperti kemampuan dan kecerdasan, minat dan bakat, motifasi

dan perhatian, sensasi dan persepsi, ingatan, retensi dan lupa, kemampuan

mentransfer dan berfikir kognitif. Beberapa ciri khas tertentu, baik dari

aspek fisiologis maupun dari aspek psikologis, memiliki potensi

keunggulan dan kemampuan yang berbeda pada setiap manusia, dan hal

(47)

komunikator: dosen, guru, instruktur ataupun praktisi komunikasi lainnya,

perlu memerhatikan hal-hal di atas sebelum dan dalam melaksanakan

kegiatan instruksionalnya. Anak lapar mungkin tidak dapat menerima

pelajaran secara optimal karena perhatiannya terganggu.

d. Hambatan Teknologis dan Literacy

Hambatan teknologis adalah semua hambatan yang secara sistem

terjadi akibat dari unsur human error yang dilatarbelakangi oleh

faktor-faktor teknologi. Human error akibat literacy ini sekarang banyak

menimpa siapa pun yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi

dan komunikasi.

Dalam dunia instruksional, adanya kesenjangan teknologi dan

kesenjangan digital sebenarnya tidak terlalu mengganggu proses

instruksional yang kita lakukan. Sebab teknologi hanyalah alat yang jika

kita gunakan dengan benar bisa meningkatkan tingkat keberhasilannya

dalam pelaksanaan instruksional. Namun, jika pada saat menggunakannya

terjadi hambatan seperti teruraikan di atas, proses instruksional bisa

terganggu, dengan demikian secara sistem, kegiatan instruksional tidak

berjalan dengan lancar.32

32

(48)

B. Pembelajaran

1. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran diambil dari kata “belajar”. Pengertian belajar sendiri

sangat bermacam-macam tergantung dari sudut mana pengertian itu ditinjau

dan teori mana yang digunakan sebagai acuan, namun secara umum belajar

bisa diartikan sebagai suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai

sejumlah pengetahuan.33

Pengertian pembelajaran adalah meningkatkan

kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan siswa.34Adapun pengertian

pembelajaran menurut Gagne mendefinisikan sebagai seperangkat acara

peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa

proses belajar yang sifatnya internal.35

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pembelajaran adalah sebagai pengumpulan pengetahuan,

penanaman konsep, keterampilan sikap dan perbuatan.36

Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen pertama yang harus

ditetapkan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator

keberhasilan pengajar. Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah

laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki murid setelah ia

33

Imron Ali, Belajar dan Membelajarkan, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 2 34

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 159 35

Margaret E.BEEL Gradler, belajar dan membelajarkan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994), h.207

36

(49)

menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar dalam proses

pengajaran. Tujuan dari belajar mengajar pada hakikatnya adalah hasil belajar

mengajar.37

C. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari

seluruh kehidupan manusia. Harimurti mendefinisikan bahasa adalah sebagai

sistem lambang arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerjasama,

berinteraksi dan mengidentifikasi diri.

Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan

pengertian “bahasa” ke dalam tiga batasan yaitu: (1) sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang

(arbriter, pen) dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk

melahirkan perasaan dan pikiran. (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh

suatu bangsa (suku bangsa, daerah, negara, dsb), (3) percakapan (perkataan)

yang baik: sopan santun, tingkah laku yang baik.

Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa adalah

“sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (Language is a system of

arbitray vocal symbols by means of which a social group cooperates). Senada

37

(50)

dengan Bloch dan Tragrer, Joseph Bram mengatakan bahwa bahasa adalah

suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang

dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu

sama lain (a language is a structured system of arbitrary vocal symbols by

means of which of social group interact). Ronald Wardhaugh, seorang linguis

Barat, dalam instruction to linguistcs mendefinisikan bahasa adalah suatu

sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi

manusia.38

38

(51)

`BAB III

GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU

A. Sejarah TK Al-Fath

Al-Fath berdiri pada tanggal 1 Febuari 2001 yang di bawah naungan

yayasan Bina Insani Sakina yang diketuai oleh ibu Hj. Harsoyo. Sebelum

didirikannya TK Al-Fath, ibu Hj. Harsoyo sudah membangun lembaga bahasa

asing di kawasan Pondok Labu. Namun keinginan ibu Hj. Harsoyo tidak

hanya sekedar mendirikan lembaga saja, tetapi beliau ingin mengembangkan

keinginannya untuk mendirikan sebuah sekolahan formal dan kemudian

didirikanlah sebuah sekolah formal yang dibantu oleh ibu Evita Mayanti dan

sekolah tersebut diberi nama Al-Fath yang terdiri dari beberapa tingkatan,

yaitu SMP, SD dan TK.1

Pada awal berdirinya Al-Fath jumlah muridnya tidak sebanyak seperti

sekarang ini yang hanya berjumlah 64 siswa, terdiri dari empat kelas, yaitu

kelas buterflay, beetle, bear dan bee. Dan masing-masing kelas berjumlah

kurang lebih 18 siswa. Kemudian ibu Hj. Harsoyo memilih ibu Sudiaryati

Sudarto untuk menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath tersebut. 2

Ibu Sudiaryati Sudarto menjabat sebagai kepala sekolah sejak awal

berdirinya TK Al-Fath yakni sejak tahun 2001 hingga sekarang. Beliau adalah

1

Wawancara pribadi dengan ibu Diar, Cirendeu, 28 Maret 2011 2

(52)

sosok kepala sekolah yang sangat mencintai dunia anak-anak. Sebelum

menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath beliau mengawali karirnya sebagai

seorang sekretaris, dan pernah mengajar di Star Bright Internasional

Preschool. Beliau juga pernah mengajar di beberapa tempat yaitu Alfa

Foundation English Center, YPII Annissa Bintaro, SD Madania dan ia juga

sempat menjadi konsultan Evita Jakarta dan pusat pelatihan guru Al-Fath

sebagai dosen, kemudian beliau menjadi kepala sekolah TK Al-Fath

Cirendeu.

Langkah dan perjalanan Sudiaryati Sudarto untuk memajukan TK

Al-Fath tidak selalu mulus. Dalam perjalanannya banyak sekali halangan dan

rintangan, walau demikian beliau tidak lantas mengurungkan niatnya untuk

memajukan sekolah dan potensi anak didiknya. Berjuang, bersabar dan

berusaha itulah motto ibu kepala sekolah yang tidak bisa dihalangi oleh

siapapun dan apapun. Beliau dapat memajukan TK Al-Fath yang dibantu oleh

guru-guru professional, dan membuat TK tersebut menjadi TK yang

berkonsepkan dwibahasa dan berwawasan islami.

Dengan membuat konsep dwibahasa dan berwawasan islami, kini TK

Al-Fath sudah menjadi pelopor sekolah yang bermetode aktif learning di

Ciputat dan sekitarnya. Tk Al-Fath adalah sekolah yang menggunakan

kombinasi kurikulum nasional dan internasional dengan pendekatan bilingual

dan bernafaskan islami.3

3

(53)

Berkat usaha dan perjuangan para guru, kini TK Al-Fath sudah mulai

mengepakkan sayapnya yakni dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin

bertambah. Pada tahun 2001-2002 hanya ada 64 siswa, kemudian pada tahun

2002-2003 jumlah siswanya meningkat drastis hingga hampir 200% menjadi

126 siswa, dan sekarang jumlah murid TK Al-Fath berjumlah 284 siswa yang

terdiri dari dua tingkatan yaitu TK A dan TK B, dan masing-masing tingkatan

mempunyai empat kelas. TK A terdiri dari kelas alligator, allosaurus, ant,

antelope. TK B terdiri dari kelas buterflay, beetle, bear dan bee.4

B. Visi dan Misi 1. Visi

a. Membentuk lembaga pendidikan Islam yang moderat dan

berwawasan internasional.

b. Menanamkan moral Islami dan pembiasaan beribadah setiap saat.

c. Membangun anak Indonesia yang mandiri, kreatif, inovatif dan

berakhlakul karimah. 5

2. Misi

a. Membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim

berwawasan luas dan berjiwa akhlakul karimah.

b. Menjadikan Al-Fath sebagai sekolah yang mampu

mengembangkan potensi siswa dalam aspek intelektual, emosional

dan spiritual

4

Ibid, Cirendeu, 8 Maret 2011 5

(54)

c. Membentuk siswa yang up to date seiring dengan perkembangan

IPTEK dengan menggunakan active learning sesuai yang

ditetapkan oleh sekolah

d. Membentuk sumber daya manusia yang profesional di bidangnya

dalam lingkungan pendidikan. 6

C. Sarana Prasarana

1. Wifi

Lingkungan KB/TK Al-Fath Cirendeu adalah Zona wifi. Siswa atau

parents dapat membawa personal laptop untuk mengakses internet di area

sekolah.

2. Mini Sports

Mini sports ini meliputi fantastic swimming pool, mini siccer field, mini

basketball court, mini hall

3. Library

TK Al-Fath memiliki lebih dari 3000 buku dan berbagai macam sumber

belajar (resource)

4. Computer room

Lab komputer ini memiliki LCD monitor dan bekerjasama dengan

program khusus computerkid.

5. Video room

Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan audio-visual sebagai pendukung

kegiatan belajar, terdiri dari layar TV LCD 39 INC, DVD player, sound

6

(55)

speaker dan audio tape, terhubung pula dengan internet sebagai tambahan

sumber belajar

6. Musical instrument

Perkusi sederhana sebagai perlengkapan ensamble, gitar, keyboard dan

angklung

7. Technology support

Teknologi ini yaitu peralatan soundsystem lengkap LCD projector dan

screen, peralatan recording dan audio atau video editing.

8. Play area

Area ini meliputi outdoor playground, playing room, shared area.7

9. class room

kelas ini tempat murid-murid melakukan aktifitas belajar mengajar yang

dilengkapi dengan peralatan belajar yaitu kursi dan meja belajar, rak tas,

gambar-gambar hasil karya murid, komputer guru, locker anak, mesin air,

pencuci tangan, karper belajar, white board. TK Al-Fath memiliki dua

belas kelas yaitu TK A (alligator, allosaurus, ant, antelope), TK B (bee,

bear, butterfly, dan beetle), KB (blue, purple, yellow dan red)

Mata Pelajaran TK Al-fath

1. Math Indonesian language

2. Science IPA

3. Islamic religion and iqra’ 4. Social science IPS

7

(56)

5. Computer

6. Performing art

7. English language ( in math/ fun games, cookery, video time)

8. Library

9. Swimming

10.Music

11.Physical education

Kegiatan ekstra kurikuler TK Al-Fath

1. Soccer

2. Choir/nasyid

3. Art drawing

4. Dance

5. Basketball

6. Fun musik

7. Fun English

D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath 1. Video time

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media video,

yakni guru memutarkan kaset-kaset menarik yang berbahasakan Inggris.

dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris video time ini melalui:

a. Listening, dalam hal ini murid-murid menyimak dan mendengarkan

(57)

b. Reading, setelah mendengarkan materi atau kaset yang telah diputar,

selanjutnya murid membaca dan mengucapkan pronouncition secara

benar

c. Latihan adalah guru bertanya kembali kepada murid tentang materi

yang sudah didengar dari kaset video tersebut

2. Math

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan konsep matematika yakni

belajar berhitung dengan berbahasa Inggris, dan guru memperkenalkan

angka-angka yang berbentuk jumlah, kurang dan lain lain yang disertai

dengan gambar-gambar yang dapat mendukung dalam proses belajar

mengajar. Prosesnya melalui:

a. Listening adalah murid mendengarkan, menyimak materi yang

disampaikan oleh guru dengan memperkenalkan angka dan tulisan

yang benar dalam bahasa Inggris

b. Speaking adalah siswa dilatih untuk mengikuti guru dan mengucapkan

angka-angka dalam bahasa Inggris yang telah diberikan oleh guru

secara bersama-sama

c. Writing yaitu murid menulis angka dalam bahasa Inggris yang sesuai

dengan angka yang diajarkan

d. Menghafal yaitu murid dituntut untuk menghafal urutan angka dan

cara penulisan yang benar dalam bahasa Inggris.

e. Latihan yaitu guru memberikan tugas atau latihan dengan

(58)

3. Cookery time

Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan mengenalkan cara dan

resep-resep masakan. Dalam proses belajar mengajar melalui:

a. Listening, guru menjelaskan dan murid mendengarkan atau

menyimak materi yang disampaikan oleh guru.

b. Watching, murid harus melihat dan memperhatikan cara masak dan

resep-resep masakan tersebut.

c. Pengenalan vocabularies, guru mengenalkan kosa kata kepada siswa

tentang bahan dan alat-alat masakan tersebut.

d. Testing, yaitu guru memberikan kesempatan kepada murid untuk

mencicipi hasil masakan yang telah dibuat.

4. Fun games

Adalah pembelajaran dengan cara permainan dan hal ini meliputi

a. Listening, guru menjelaskan materi dan murid mendengarkan atau

menyimak

b. Latihan dan permainan, guru memberikan latihan kepada murid

dengan memberikan media atau selembar gambar kepada setiap murid

c. Intruksi, guru memberikan intruksi kepada murid dengan menghitung

waktu agar mereka tahu kapan waktu harus berhenti dan pindah dan

kapan waktunya masih lanjut.8

8

Gambar

gambar-gambar hasil karya murid, komputer guru, locker anak, mesin air,
gambar atau benda yang disediakan.
6.gambar  Menyusun benda dari besar-kecil
Senin, 21 Maret 2011 (Pembelajaran English Math)Tabel. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary slack, kecukupan anggaran memoderasi hubungan antara

2) Adapun mandi besar yang disunatkan (mandi besar yang dianjurkan) diantaranya : Mandi hari Jum’at, mandi untuk shalat Jum’at ini hukumnya sunat muakat (ditekankan), kecuali

Ketersediaan arah kiblat di hotel dan wisma di kota Pekanbaru juga menunjukkan prestasi yang bagus karena pihak pengelola hotel telah dapat memasang dan menyediakan fasilitas arah

Demikian Perjanjian Kinerja Kecamatan Kuta selatan tahun 2021 ini dibuat sebagai bahan acuan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai sasaran dan tujuan

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kumala Devi, mahasiswi Universitas Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Setelah guru mendemonstrasikan cara menganyam , anak dapat bekreasi menganya dengan kacang panjang... Bercakap-cakap tentang pemanfaatan ciptaan Tuhan

Audit Awal adalah audit lapangan yang dilakukan dalam rangka proses registrasi terhadap perusahaan fumigasi yang akan ditetapkan sebagai pelaksana perlakuan fumigasi

Pandangan penduduk tempatan juga perlu dilihat sebagai elemen yang penting dalam perancangan dan pelaksanaan, khususnya sebelum projek pembangunan bermula supaya