Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh
Ali Umar
NIM 109011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA
MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)
Oleh
Ali Umar
NIM 109011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Di Susun Oleh
Ali Umar
109011000052
Di bawah bimbingan
Drs. Rusdi Jamil, M.A
NIP. 19621231 199503 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH
Skripsi berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta” disusun oleh Ali Umar, Nim 109011000052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah
pada tanggal 21 April 2014 di hadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada
Jurusan Pendidikan Islam.
Jakarta, 24 April 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005 ... ...
Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)
Marhamah Saleh, Lc. MA
NIP. 19720313 200801 2 010 ... ...
Penguji I
Dra. Hj. Sofiah, MS., M.Ag
NIP. 19491123 198903 1 006 ... ...
Penguji II
Drs. Masan AF., M. Pd.
NIP. 19510716 198103 1 005 ... ...
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA. Ph.D
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Umar
NIM :109011000052
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jl. Pertanian Raya no. 27 Rt 003 Rw 04 Lebak Bulus
Cilandak Jaksel
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta adalah benarhasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Drs. Rusdi Jamil, MA.
NIP. : 19621231 199503 1 005
Jurusan /Program Studi : Pendidikan Agama Islam/Fiqih
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 14 April 2014
Yang menyatakan
ABSTRACT
Ali Umar ( 109011000052 ) . Attitude Through Leadership Development Activities Student Council Student SMP Bakti Mulya 400 Jakarta .
This study aims to determine the attitude of the leadership of the
implementation of coaching students through the activities of the student council
in junior Bakti Mulya 400 Jakarta , knowing coaching programs leadership
attitude toward students , and to investigate the activities of the student council
leadership in fostering attitudes of students and determine the function of the
attitude of the leadership council in coaching students . This study was conducted
in November 2013 to March 2014 at SMP Bakti Mulya 400 Jakarta . Study is a
qualitative research , which is research that produces descriptive data in the form
of words written or spoken from those observed .
The results showed that the implementation of attitudes fostering leadership
in students through junior high student council activities Bakti Mulya 400 Jakarta
has been running quite well and effectively , schools have programs in the
coaching canoes , but the coaching should be done and requires supervision of all
teachers in the school board the attitude that there is a continuous student
leadership in students . The program is implemented by the SMP service Mulya
among others involve council officials in each school agenda . In the council 's
own activities there are plenty of activities for fostering student leadership
attitudes among other basic exercises leadership students ( LDKS ) , OSIS
working meeting , Activity Out Bond , Comparative Study council activities and
annual events in SMP Bakti Mulya 400 as BM Cup and Loketa , Sketch and
closed with Hakata .
Thus it can be said that the SMP Bakti Mulya 400 Jakarta has been effective
and well in implementing leadership development to students through student
council activities . It can be seen that the OSIS they were able to behave discipline
and have responsibilities and be able to run and organize an event to run properly .
ABSTRAK
Ali Umar (109011000052). Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, mengetahui program-program pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa, serta untuk mengetahui kegiatan-kegiatan OSIS dalam membina sikap kepemimpinan siswa dan mengetahui fungsi OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Maret 2014 di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta sudah berjalan cukup baik dan efektif, sekolah memiliki program-program dalam rangkan pembinaan tersebut, namun pembinaan tersebut harus terus dilakukan dan membutuhkan pengawasan dari seluruh dewan guru di sekolah tersebut agar sikap kepemimpinan siswa terus menerus ada dalam diri siswa. Program yang dilaksanakan oleh SMP bakti Mulya antara lain melibatkan para pengurus OSIS dalam setiap agenda kegiatan sekolah. Dalam kegiatan OSIS sendiri terdapat banyak kegiatan untuk pembinaan sikap kepemimpinan siswa antara lain Latihan dasar kepemimpinan Siswa (LDKS), rapat kerja pengurus OSIS, Kegiatan Out Bond, kegiatan Study Banding OSIS serta kegiatan tahunan di SMP Bakti Mulya 400 seperti BM Cup dan Loketa, Sketsa dan ditutup dengan Hakata.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam
yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam
memperjuangkan Islam hingga akhir hayat .
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja
keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Sebagai Rektor yang senantiasa berjuang
dengan penuh ketulusan dan tanpa kenal lelah demi kemajuan Universitas
Islam Negeri Jakarta.
2. Nurlena Rifa’I Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Rusdi Jamil, MA. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan,
semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.
7. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya
yang telah membantu penulis dalam mendapatkan referensi.
8. Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah Bid. Kesiswaan dan guru pembina
OSIS dan Para pengurus OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, yang telah
memberikan informasi-informasi dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua, yaitu Ayahanda H.Kasunah dan Ibunda Hj. Yani, yang telah
banyak berjasa mendidik, membimbing, mengasuh, memberikan kasih sayang
yang tak pernah putus dalam membesarkan putranya, adik-adikku tercinta
Muhammad Abduh dan Mutia Nuraini, Kakek dan Nenekku tercinta alm. H.
Maksudi dan Almarhumah Hj. Anah yang telah memberikan fasilitas dan
motivasi serta do’anya kepada penulis sehingga meraih gelar Sarjana S1 di
UIN Syarif Hidayatullah.
10. Adinda Khoirunnisa Fadliah dan keluarga yang telah memberikan motivasi
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh teman Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas B PAI
2009 khusunya (Ocid, Ozi, Saprul, Dhowi, Adnan) yang selalu membantu,
memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada Guru-guru dan teman-temanku dari TK Al-Barkah, MI Al-Hidayah,
MTs & MA Al-Hamidiyah depok yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Kepada Kepala Sekolah, Guru-guru dan Siswa-siswi SDIT Al-Hidayah 1 dan
2 Cilandak, yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah
membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang tel;ah mereka
lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di
Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 14 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH iii HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH iv
ABSTRAK v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembinaan Sikap kepemimpinan 1. Pengertian Pembinaan 9
2. Pengertian Sikap 10
3. Pengertian Kepemimpinan 11 4. Sikap Kepemimpinan 15 5. Pandangan Islam tentang kepemimpinan 17
6. Tipe-tipe Kepemimpinan 22
7. Fungsi kepemimpinan 26
B. Organisasi Siswa intra Sekolah 1. Pengertian OSIS 28
3. Fungsi OSIS 33
4. Struktur Organisasi OSIS 35
C. Hasil Penelitian yang Relevan 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 39
B. Latar Penelitian 39
C. Metode Penelitian 39
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 40
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data 42
E. Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 46
2. Profil Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 47
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMP Bakti Mulya 400 47
4. Guru dan Tenaga Kependidikan 49
5. Keadaan Siswa 53
6. Sarana dan Prasarana 54
B. Pembahasan
1. Bentuk Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 56
2. Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan siswa
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 61
3. Kegiatan OSIS dalam Pembinaan Sikap kepemimpinan
siswa 65
4. Fungsi OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan
Siswa 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 71
C. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA 74
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Tahun Ajaran2012-2013 47
Tabel 4.2 Data siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Kantor OSIS, Gedung Sekolah dan Taman 53
Gambar 4.2 Siswa pengurus OSIS saat Mengikuti LDKS 54
Gambar 4.3 Salah satu kegiatan Olahraga Futsal 56
Gambar 4.4 Kegiatan Apresiasi Seni 57
Gambar 4.5 Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu pengurus OSIS 58
Gambar 4.6 Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen pedoman wawancara
Lampiran 2 Transkripsi Hasil wawancara
Lampiran 3 Profil Sekolah
Lampiran 4 Struktur SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 5 Struktur Kepengurusan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 6 AD/ART OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 7 Proposal Kegiatan LDKS OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Izin/Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran 11 surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan telah Wawancara
Lampiran 13 Foto-foto
Lampiran 14 Uji Referensi
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah
pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat
meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,
terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan
nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman.
Menurut H. A. R. Tilaar, pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran atas tanggung jawab setiap warga negara terhadap lingkungan
masyarakatnya, negara dan terhadap umat manusia. Pendidikan lingkungan dan kependudukan merupakan salah satu penunjang ke arah kesadaran di era globalisasi sekarang ini. Peningkatan rasa tanggung jawab tersebut memerlukan informasi yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang memadai. Tingkat kecerdasan suatu bangsa yang rendah sukar untuk dapat meningkatkan tanggung jawabnya terhadap perbaikan kehidupannya sendiri apalagi kehidupan global. Oleh karena itu, negara dituntut untuk adanya pendidikan berkualitas.1
Pendidikan adalah merupakan suatu usaha pembinaan, bimbingan,
pengajaran dan pembentukan mental serta kedisiplinan yang dilakukan secara
sadar oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah yang berlangsung di
lingkungan rumah, sekolah, dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat berperan secara aktif dalam berbagai
lingkungan hidup dengan penuh kreatif, inovatif yang berwawasan ilmu
pengetahuan, karena memang tujuan utama pendidikan yaitu mencerdaskan
anak yang berbudi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT yang nantinya
dapat tercipta generasi muda yang handal dan professional dalam menghadapi
berbagai macam keadaan.
1H. A. R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan,
Generasi muda merupakan sumber daya manusia (SDM) yang begitu
potensial dalam upaya membangun bangsa, karena keberlangsungan bangsa
ada pada diri seorang remaja sebagi estafet perjuangan bangsa dalam mengisi
kemerdekaan sebagai upaya membangun bangsa. Remaja merupakan unsur
yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Demikian juga mengenai
remaja di Negara Republik Indonesia.
Jelaslah bahwa sejarah telah mencatat, betapa negara ini telah disusun
atas jerih payah, bahkan pengorbanan jiwa remaja masa lalu. Ini berarti
bahwa remaja telah ikut serta bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa
dan negara.
Oleh karena itu, remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki
potensi dan vitalitas serta semangat patriotis. Syekh Musthafa Al Ghalayani
mengatakan :
ْقا ىف َمأرْما ْمك ي ىف َنا غْ ا اجر مْ يْ ا ناَبش
ا ايح ْم ما
اْ ض ْنا سابْ ا س ْْا ما ْقا اْ م ْقأف
َر ا
ْ ن
ا ْح ايا
َمْا م ب صََ ا
Pemuda masa kini adalah bakal pemimpin masa depan. Sesungguhnya pada tangan kekuasaanmu memecahkan problema masyarakat. Karena itu, maju teruslah kamu, bagaikan majunya seekor harimau yang gagah berani. Dan bangkitlah semangat juang bergemuruh dan gegap gempita, niscaya dengan karyamu itu masyarakat hidup sejahtera.2Remaja sebagai generasi muda yang akan memegang tongkat estafet
untuk menegakkan dan mewarisi cita-cita luhur bangsa di masa depan.
Apalagi pada saat ini jumlah remaja di Indonesia adalah cukup besar. Yaitu
sekitar sepertiga dari jumlah penduduk seluruhnya.
Dengan adanya potensi remaja yang sangat besar itu, maka pemerintah
telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan daripada
pembinaan dan pengembangan generasi muda.
2 Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja,
Salah satu usaha dalam pembinaan generasi muda adalah membekali
mereka dengan beberapa ketrampilan antara lain adalah pembinaan sikap
kepemimpinan siswa. Pembinaan sikap kepemimpinan siswa ini dilaksanakan
melalui sebuah wadah yang ada di sekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).
“Pembinaan terhadap siswa mempunyai arti khusus yakni usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan
terhadap pola pikir, sikap mental dan perilaku siswa serta minat dan bakat dan
ketrampilan para siswa”. 3
Pembinaan sikap kepemimpinan siswa sangat penting dalam dunia
pendidikan hal ini dikarenakan siswa sebagai “agent of change” harus dapat memberikan perubahan di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan salah
satu sumber kebudayaan yang harus terus digali dan dikembangkan dan hal
ini akan sangat optimal jika para siswanya mempunyai jiwa kepemimpinan
yang kuat serta berkarakter karena dengan sikap seperti itu siswa akan terus
mempunyai sikap tidak mudah putus asa, berfikir kritis, mampu
mengungkapkan pendapat dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya adanya kepemimpinan adalah untuk mengatur manusia
secara lebih efektif dalam pencapaian tujuan. Seorang pemimpin akan sukses
apabila mampu mempengaruhi orang lain yang ada di bawahnya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam membina sikap kepemimpinan yang baik sangatlah terkait
dengan proses pendidikan yang telah ditempuh. Baik dalam pendidikan
agama maupun umum, pembinaan sikap kepemimpinan ini selayaknya pula
diselaraskan dengan perkembangan anak sejak dini, terutama pada masa
remaja yang penuh gejolak, dengan demikian anak akan lebih mampu untuk
memimpin dirinya dan mengendalikan ke arah yang lebih positif serta
terhindar dari gejolak yang negatif. Dengan demikian, berbagai upaya yang
3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
ada dalam membina sikap kepemimpinan tak luput dari lingkungan
pendidikan, baik bersifat informal, formal maupun non formal.
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir
terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan
dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Student Leadership (Kepemimpinan Siswa) merupakan upaya untuk membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa agar menjadi siswa yang
bertanggung jawab, siswa yang dapat menjalankan perannya sebagai siswa
serta siswa yang dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi.
Student leadership dapat dibangun melalui berbagai macam kegiatan seperti
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Raker, Outbond dan study banding. Secara tidak langsung kegiatan –kegiatan tersebut dapat memberikan bekal terhadap siswa bagaimana mereka bertangggung jawab untuk menjadi
siswa yang cerdas, siswa yang kreatif serta mampu menjadi “agent of change” di masyarakat. Melalui Student Leadership siswa akan mengerti bagaimana berorganisasi bagaimana memimpin dan bagaimana memilih
pemimpin yang baik. Pembelajaran disekolah diharapkan tidak hanya menjadi
proses transfer pengetahuan melainkan bagaimana belajar yang diartikan
sebagai perubahan tingkah laku. Sehingga pembelajaran disekolah tidak
hanya mementingkan keberhasilan “kognitif” melainkan afektif serta psikomotor harus dapat dibangun secara bersama-sama. Sehingga siswa akan
menjadi siswa yang utuh artinya siswa yang cerdas serta mampu berkiprah di
masyarakat
Organisasi siswa yang biasa disebut OSIS adalah salah satu pendidikan
informal atau pembelajaran intra sekolah merupakan organisasi yang
keberadaannya sangat bermanfaat bagi setiap siswa yang berkecimpung di
dalamnya. Salah satu manfaatnya adalah dapat membina sikap kepemimpinan
siswa. Organisasi siswa adalah organisasi di bawah lembaga pendidikan
dengan wadah inilah organisasi siswa dengan keorganisasiannya dapat
mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dengan penuh rasa tanggung
jawab terhadap masing-masing tugasnya serta dapat menjadikan bekal untuk
hidup bersosial dalam lingkungan masyarakat.
Pada hakikatnya semua kegiatan dalam organisasi siswa diarahkan
untuk membina watak, kesehatan, kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan
peserta didik, sehingga mereka dapat memaksimalkan semua kreativitas yang
ada dalam diri mereka, mampu memimpin diri dan teman di sekitarnya
dengan aktifitas yang lebih kreatif, inovatif, dan edukatif serta penuh rasa
tanggung jawab.
SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di
bawah Yayasan BKSP Bakti Mulya 400 dengan organisasi siswanya yaitu
OSIS merupakan salah satu wadah siswa dalam berorganisasi, berinteraksi
dalam sistem kerjasama. Dalam organisasi ini pula merupakan wadah bagi
siswa untuk mengembangkan sikap kepemimpinan khususnya bagi siswa
SMP Bakti Mulya 400 yang baru beranjak menelusuri lingkungan organisasi.
Kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 memiliki bentuk-bentuk
kegiatan untuk melatih sikap kepemimpinan siswa, terutama dalam bentuk
kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan lain sebagainya.
Siswa-siswa yang terpilih menjadi calon penerus pengurus OSIS dilatih
dan dibekali dengan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),
melalui kegiatan ini diharapkan agar para siswa dapat memiliki sikap
kepemimpinan di dalam diri mereka untuk siap menjadi pemimpin dan siap
untuk dipimpin serta mengetahui kehidupan dalam berorganisasi.
Latar belakang kondisi sosial ekonomi Siswa-siswi BM 400 Jakarta
yang menengah keatas membuat perilaku dalam keseharian mereka agak
sedikit lebih manja, hal inilah yang menjadi perhatian sekolah untuk melatih
mental mereka dengan menjadi pengurus OSIS melalui tahap kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa.
Namun pada kenyataanya, ketika pihak sekolah sudah memiliki
anaknya untuk berpartisipasi dalam wadah OSIS dikarenakan kekhawatiran
mereka terhadap prestasi belajar anak-anaknya. Hal ini patut disayangkan,
karena melalui kegiatan OSIS ini mereka dapat belajar tentang banyak hal
yang mungkin sulit didapatkan ketika jam sekolah.
Selanjutnya, ketika mereka menjadi pengurus OSIS masih terlihat
belum maksimalnya peran siswa para pengurus OSIS dalam menjalankan
beberapa agenda kegiatan mereka, dikarenakan tugas utama mereka adalah
belajar sehingga pembina OSIS lebih banyak terlibat dalam menjalankan
beberapa agenda kegiatan mereka.
Oleh karena itu, melihat pentingnya keberadaan organisasi siswa
dengan segala macam kegiatannya, terutama dalam rangka pembinaan
kepemimpinan siswa, perlulah kiranya mengetahui lebih lanjut pelaksanaan
sikap pembinaan kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS SMP Bakti
Mulya 400. Dalam hal ini, penulis akan menuangkan dalam skripsi yang
berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan
masalah masalah penelitian ini, sebagai berikut :
1. Kurangnya pembekalan keterampilan dan pembinaan dalam sikap
kepemimpinan siswa.
2. Belum maksimalnya peran para pengurus OSIS dalam melaksanakan
sebuah tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Kurangnya dukungan para orang tua siswa karena khawatir mengganggu
kegiatan belajar mengajar para siswa yang menjadi pengurus OSIS.
4. Kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya OSIS dalam
pendidikan siswa.
C.
Pembatasan dan Perumusan MasalahBerdasarkan uraian identifikasi diatas, untuk lebih memperjelas dan
memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka diberikan
batasan yang berkaitan dan sesuai judul yang ada. Penulis hanya akan
membahas fokus masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Bakti mulya 400 Jakarta Jl.
Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan
dikarenakan efesiensi waktu dan tersedianya objek penelitian yang
dimaksud.
2. Kegiatan OSIS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk
kegiatan OSIS dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa
antara lain kegiatan LDKS, Rapat Kerja (Raker), Out Bond dan
Study banding.
3. Kepemimpinan yang dimaksud adalah aktualisasi sikap siswa yang
diwujudkan dalam bentuk tingkah laku fisik maupun psikis dalam
sikap siap dipimpin dan siap memimpin, sikap Disiplin,
bertanggung jawab, dan sikap sosial dalam hubungan kerjasama.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka
perumusan masalah pada penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ?
D.
Tujuan dan Kegunaan PenelitianPenelitian ini dilakukan bertujuan, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Kegiatan OSIS dalam rangka
Pembinaan sikap kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan
siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
3. Untuk menganalisa fungsi OSIS dalam pembinaan sikap
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi Kepala sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi akan
pentinya pembinaan sikap kepemimpinan siswa dan kegiatan OSIS.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan masukan bagi
guru untuk berpartisipasi aktif dalam membina siswa melalui
kegiatan-kegiatan OSIS.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam
menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya kegiatan-kegiatan OSIS
dalam mengembangkan sikap kepemimpinan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta wawasan ilmu
pengetahuan dan memberikan data-data untuk pengembangan ilmu
A.
Pembinaan Sikap Kepemimpinan
1. Pengertian PembinaanDalam mengartikan definisi pembinaan secara bahasa, penulis
mengambil dari beberapa sumber yang berbeda-beda antara lain :
Menurut Mahmud Yunus, “Pembinaan berasal dari bahasa arab banaa, yabnaa, banaa’un, yang artinya membangun, membina, memperbaiki, mendirikan”.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pembinaan” memiliki arti usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan
efektif untuk memperoleh hasil yang baik.2
Sedangkan menurut Zakiah Drajat, “Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar,
berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan, prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan, dan
mengembangkan ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.3
Dari beberapa pengertian tersebut dapat penulis ambil kesimpulan
bahwa pembinaan adalah sebuah usaha atau kegiatan memberikan bimbingan,
arahan yang terencana untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik.
1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,1972), Cet. Ke I, h.
73.
2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), h. 152.
2. Pengertian Sikap
Secara etimologi sikap dalam bahasa Inggris di sebut attitude. Sedangkan pengertian sikap secara istilah menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Menurut definisi sederhana Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk bertingkah laku atau berfikir di dalam suatu cara
tertentu.4
Sedangkan menurut Akyas Azhari, “Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Bagaimana reaksi seseorang jika
ia terkena suatu rangsangan baik dari orang, benda-benda, ataupun situasi
mengenai dirinya.5
Dari berbagai macam pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwasannya sikap adalah suatu tindakan sseseorang atau kecenderungannya
untuk mereaksi terhadap suatu objek. Adapun objeknya tersebut bisa orang
atau benda dengan cara tertentu yang dipilihnya. Dengan demikian
mengindikasikan bahwa sikap selalu diarahkan kepada suatu objek, tanpa
objek maka tidak akan ada sikap.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan oleh
Sarlito Wirawan yang mengatakan bahwa sikap adalah “kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.”6
Selanjutnya, sikap itu merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga
komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku.
a. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang
berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal
yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau
keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap tadi.
4 A Budiarjo dkk, Kamus Psikologi, (Semarang: Dahara Prize, 1991), h. 42.
5 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Teraju, 2004), cet. I, h.
161.
6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet.
b. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek sikap. Adanya komponen afeksi dari sikap, dapat
diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak
senang terhadap objek sikap.
c. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang
berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa
tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi
atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan
objek sikap.7
Selanjutnya Sikap tidak dapat terbentuk dengan sendirinya atau terjadi
begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi sosial baik
yang terjadi di dalam kelompok maupun diluar kelompok, baik berjalan
secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi. Secara Umum
pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi melalui empat cara,
masing-masing:
1) Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang.
2) Diferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan
Intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain.
3) Integrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap,
dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu
hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4) Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan biasanya
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan,
sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.8
3. Pengertian Kepemimpinan
Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kepemimpinan baik
menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selama menjalani
7 Ibid, h. 96-97.
masa hidupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah peran sebagai
orang yang dipimpin maupun menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapa pun
menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu dia
berinteraksi dengan orang lain.
Para peneliti biasanya mendefinisikan “kepemimpinan” menurut
pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan
yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan. Bahkan stodgil
membuat kesimpulan, bahwa: There are almost as many definitions of leadership as there are person who have attempted to define the concept.9
Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, antara lain
Stephen Robinson (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B. Uno
yang mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan. Di
pihak lain, Massi dan Doughlas (1975) mengemukakan bahwa seorang
pemimpin memiliki determin kepemimpinan yang terdiri atas (1) orang, (2)
posisi, dan (3) situasi atau tempat.10
Menurut Yukl (1987) sebagaimana yang dikutip oleh Husaini Usman
beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad
adalah sebagai berikut :
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas- aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared Goal).
b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam
situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi kearah
pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur
dalam harapan dan interaksi.
9 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 16-17.
10 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan,
d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada
dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan
rutin organisasi.
e. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang
berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan
kontribusi yang efektif terhadap orde social, serta yang diharapkan dan
dipersepsikan melakukannya.11
Sedangkan Sudarwan Danim (2004) mendefinisikan kepemimpinan
adalah setiap Tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang
tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.12 Kepemimpinan dalam sebuah organisasi
mempunyai kewenangan dan berfungsi untuk memandu, mengarahkan,
membimbing, membangun komunikasi yang baik, melakukan pengawasan
secara periodik, dan mengendalikan para pengikutnya secara baik dan
terarah.13
Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan manusia yaitu, hubungan
mempengaruhi (pemimpin), dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut
atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibaan pemimpin. Para pengikut
11 Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008),hal. 273.
12 Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004),hal. 55-56
13 Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja
pustakawan UI, (Berkala Ilmu perpustakaan dan komunikasi”). (Jogjakarta : UPT perpustakaan
terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan
rasa ketaatan kepada pemimpin.14
Definisi kepemimpinan sebagaimana telah dikemukakan diatas
mengandung tiga implikasi penting yaitu 1) kepemimpinan melibatkan orang
lain baik bawahan maupun pengikut, 2) kepemimpinan melibatkan
pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara
seimbang karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, 3) adanya
kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang
berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.15
Dalam satu situasi kepemimpinan dapat dilihat adanya unsur-unsur
yang harus dipenuhi sebagai berikut :
1) Pengikut/ Followership
Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya followership. Pada umumnya followership ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu : (1) Followership berdasarkan naluri (2) Followership yang berdasarkan agama (3) Followership yang berdasarkan tradisi (4) Followership yang berdasarkan rasio (5) Followership berdasarkan peraturan.
2) Tujuan
Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan
kerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.
Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbullah kerja sama dan timbul
pimpinan untuk mengaturnya.
3) Kegiatan mempengaruhi
Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktifitasnya membimbing, mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju sasaran
tertentu.16
14 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, hal. 2.
15 La Ode Turi, Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, November No. 075, 2008, h. 1096.
Dari beberapa penjelasan tokoh mengenai definisi kepemimpinan dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan ialah suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, mengkordinir,
melayani serta melindungi individu lainnya dalam proses pencapaian tujuan
organisasi. Sebuah kepemimpinan di dalamnya juga terdapat unsur seperti
pemimpin, orang yang dipimpin serta sebuah situasi atau keadaan dan pula
tujuan bersama di dalam suatu organisasi.
Sedangkan Pembinaan Sikap Kepemimpinan memiliki arti sebuah
kegiatan atau usaha dalam rangka memberikan bimbingan serta arahan untuk
membangun komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi, agar dapat
mempengaruhi, menggerakkan serta mengarahkan suatu tindakan pada diri
seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi. Karena dalam sebuah organisasi terdapat pengikut dan diperlukan
pembinaan dalam mengarahkan para pengikut dalam mencapai sebuah tujuan
organisasi.
4. Sikap Kepemimpinan
Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir
terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap kepemimpinan ini
tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Terdapat beberapa indikator terbentuknya sikap Kepemimpinan.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
a. Jujur atau dapat dipercaya
Kejujuran adalah hal yang sangat pokok dalam kehidupan, karena
dengan kejujuran yang melekat pada seseorang akan melekat pula
kepercayaan yang akan diberikan oleh pihak lain. Dari kemampuan
dapat dipercaya seseorang sebetulnya merupakan awal arah karier
b. Disiplin
Kemampuan yang menunjukkan konsisten dalam memilki
komitmen yang tinggi untuk berusaha menyelesaikan segala masalah
dengan mengacu pada nilai – nilai disiplin. Disiplin adalah kebiasaan yang akan terbangun menjadi sifat seseorang, adapun nilai – nilai disiplin yang terkait meliputi:
1) Disiplin terhadap fungsi diri.
2) Disiplin terhadap standard an ilmu yang dimiliki.
3) Disiplin melaksanakan perintah atasan.
4) Disiplin tehadap peraturan yang berlaku.
5) Disiplin dalam menggunakan waktu kerja.
Tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan baik jika tidak
ada komitmen dari si pekerja atas komitmen untuk menyelesaikan
dengan sempurna dan sebaik mungkin.
c. Terampil
Diperlukan sikap terampil dalam membentuk jiwa kepemimpinan,
karena kepemimpinan ini tidak hanya diperlukan sikap tegas,disiplin,
jujur. Diperlukan sikap terampil yang diperlukan dalam melakukan
sesuatu karena pengurus OSIS adalah organisasi siswa yang ruang
lingkupnya berorientasi pada siswa. OSIS sebagai tenaga terampil
adalah sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan
penguasaan iptek serta memilki kemampuan produktif yang mampu
sebagai faktor keunggulan kompetitif di bidang dan tingkat keahlian
yang sesuai dengan job assesmentnya.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah suatu bagian resiko dari suatu perbuatan,
dalam suatu kehidupan bertanggung jawab atas kehidupan yang kita
pilih adalah suatu tuntutan dalam kehidupan. Tanggung jawab akan
akal sehat adalah benar. Karena dari kebenaran inilah suatu
pembelajaran kehidupan akan terus berjalan.
Dari keberanian bertanggung jawab seseorang pada dasar adalah
keberanian seseorang akan seberapa bisa kita menikmati suatu
kehidupan yang enak atau tidak enak.
e. Kerjasama
Membangun kemampuan dalam bekerja sama dengan orang lain
dan menjadi bagian dari kelompok serta berperan aktif sebagai anggota
kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan adalah suatu kemampuan
yang sangat penting. Adapun salah satu ciri – ciri orang yang mudah diajak kerjasama adalah yang bersangkutan tersebut, disamping banyak
ide pandai yang ia sampaikan namun ia juga pandai mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain. Begitu pula dalam berorganisasi
dalam OSIS, kerja sama itu sangat penting dalam membangun OSIS
yang baik.
5. Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan
Hakikat diutusnya para Rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah
untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya.
Tidak satupun umat yang eksis kecuali Allah mengutus orang yang
mengoreksi akidah dan meluruskan penyimpangan para individu umat
tersebut.
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl, 16:36).
Makna hakiki kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mewujudkan
khilafah di muka bumi, demi terwujudnya kebaikan dan reformasi.17
Didalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah rasulullah wafat menyentuh
juga maksud yang terkandung di dalam perkataan “amir” (yang jamaknya
umara) atau penguasa. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa
Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika merujuk kepada firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 berbunyi :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: „Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30)Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak bisa
dipisahkan lagi. Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya ditujukan
kepada para khalifah sesudah nabi, tetapi adalah penciptaan nabi adam a.s
yang disebut sebagai manusia dengan tugas untuk memakmurkan bumi yang
meliputi tugas menyeru orang lain berbuat amar ma’ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar.
Selain kata Khalifah disebutkan juga kata Ulil Amri yang satu akar dengan kata amir sebagaimana disebutkan diatas. Kata Ulil amri berarti
17 Jamal Madhi, Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh: tinjauan manajemen
pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat an Nisa ayat 59 :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa :59)
Dalam hadis Rasulullah SAW, istilah pemimpin dijumpai dengan kata
raa’in atau amir , seperti dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim :
ّ ك ع ْم ّ ك َأ ق مه س ْي ع هّ ه ص هّ س ه أ ع ْب هّ دْ ع ْ ع
ْسم ْم
ع س ه ع ه يم ْْ ف تهيع ْ ع
ْ أ ع ع جه ْم ْ ع ْسم ْم ْي ع
ْ ْم ْ ع
ْسم
د ْعب تْيب ع يع أْ ْ ْم ْ ع ْسم
تْيب
دْ ع
ف ْ ع ْسم
دّيس م ع ع
تهيع ْ ع ْسم ْم ّ ك ع ْم ّ
)م سم
(
18“Dari Abdillah bin Umar dari Rasulullah SAW bersabda : Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang Amir (penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya dan seorang llelaki adalah pemimpin bagi istri dan anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya. Dan seorang istri adalah pemimpin didalam rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Dan seorang hamba adalah pimpinan bagi harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Muslim)19
18 Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Albukhari, shahihul Bukhari, (Beirut:
Daar al Fikr, t.t), Jilid I, h. 242.
19Ma’mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, ( Semarang: CV. Adi Grafika, 1996), cet.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kepemimpinan dalam Islam adalah kegiatan menuntun,
membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT.20
Sedangkan dalam Islam kepemimpinan didasari oleh kepercayaan serta
menekankan pada ketulusan,integritas dan kepedulian. Kepemimpinan dalam
islam berakar pada kepercayaan dan kesediaan berserah diri kepada Allah
yang Maha Pencipta.21
Dua peran utama kepemimpinan menurut perspektif Islam adalah
pemimin sebagai pelayan (servant leader) dan pemimpin sebagai pelindung/wali (guardian leader). Peran pertama adalah sebagai pelayan masyarakat yaitu pemimpin bertugas memelihara kesejahteraan masyarakat
dan membimbing mereka kepada kebaikan. Selanjutnya, peran kedua yaitu
sebagai pelindung masyarakat yang bertugas untuk melindungi komunitas
mereka dari penjajahan dan ancaman.22
Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan sukses, seorang
pemimpin harus memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah :
a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan perusahaannya.
b. Mempunyai keistimewaan yang lebih dibanding dengan orang lain. c. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mempunyai kharisma dan wibawa di hadapan manusia.
e. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu. f. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap yang
dipimpinnya, agar orang lain simpatik kepadanya. Kasih sayang adalah salah satu sifat Rasulullah SAW.
g. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu merekla agar segera terlepas dari kesalahan.
h. Bermusyawarah dengan para pengikutnya serta mintalah pengalaman dan pendapat mereka.
20 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), cet. VIII, h. 5-6.
21 Fuad Nashori, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam pengembangan
Moralitas Pemimpin,(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009), h. .3.
i. Menertibkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk kemudian bertawakkal (menyerahkan urusan) kepada Allah.
j. Membangun kesadaran akan adanya muraqqobah (pengawasan dari Allah) hingga terbina sikap ikhlas di mana pun, walaupun tidak ada yang mengawasinya kecuali Allah.
k. Memberikan takaful ijtima’i santunan sosial kepada para anggota, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata social yang merusak.
l. Mempunyai power pengaruh yang dapat memerintah dan mencegah, karena seorang pemimpin harus melakukan control
„pengawasan’ atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan serta
mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
m. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak ladang, keturunan dan lingkungan.
n. Mau mendengar nasihat dan tidak sombong karena nasihat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh.23
Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya “Secercah Cahaya Ilahi” menuturkan bahwa setidaknya ada lima sifat pokok yang hendaknya dimiliki
oleh sang pemimpin/imam. Kelima sifat tersebut terungkap dalam dua ayat,
yaitu Surah As-Sajdah (32):24 dan Al-Anbiya (21): 73.
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”(QS. As-Sajdah(32):24).
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
23 Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur’an, ( Jakarta : Gema Insani,
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.” (QS. Al-Anbiya(21):73)
Sifat yang dimaksud adalah :
a. Kesabaran dan ketabahan, Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin ketika mereka tabah/sabar.
b. “Yahduna bi amrina”, mengantar (masyarakatnya) ke tujuan yang
sesuai dengan petunjuk Kami (Allah).
c. “ Wa auhaina ilaihim fi’la al khairat”, (telah membudaya pada diri mereka kebaikan).
d. “Abidin”(Beribadah, termasuk melaksanakan shalat dan menunaikan
zakat)
e. “Yuqinun” (Penuh keyakinan).
6. Tipe-tipe Kepemimpinan
Bertolak dari perilaku pemimpin dalam sekelompok manusia
organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang dalam
tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun
tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah seperti dijelaskan di bawah ini:
a. Tipe Pemimpin Otokratik
Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasaan absolut.24 Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai
penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya
sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak kepemimpinan.
Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan
bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah sehingga
dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.25
Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
1) Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
24 Kartono, op. Cit., h. 71.
2) Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
3) Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4) Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja.
5) Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
6) Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7) Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.26
b. Tipe Pemimpin Demokratis
Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memposisikan
pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe kepemimpinan demokratis
bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan
yang bermutu dapat dicapai.27
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis
dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat
mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di
dalam unit masing-masing.
Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan
ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional, perilakunya
mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya
inovasi dan kreativitasnya.28
Dan ciri-ciri kepemimpinan demokratis antara lain :
1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia
organisasi itu.
2. Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai komponen pelaksana, dan
secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
3. Disiplin, akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
4. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung
jawab pengawasan.
26 Danim, op. Cit., h. 75.
27 Ibid., h. 75.
28 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010),
5. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
c. Tipe Pemimpin Permisif
Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba meng-iya-kan, tidak
ingin ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan
apatis. Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya
serba boleh.
Dan ciri-ciri pemimpin yang permisif antara lain adalah:
1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2. Mengiyakan semua saran.
3. Lambat dalam membuat keputusan.
4. Banyak “mengambil muka” kepada bawahan. 5. Ramah dan tidak menyakiti bawahan. 29
d. Tipe Paternalistis
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat yang
agraris.30
Pemimpin paternalistik menganggap bawahannya sebagai “anak yang belum dewasa”, anak yang tidak mampu menjadi dewasa. Karena itu, ia
selalu bersikap sebagai seorang bapak (pater artinya bapak), yang selalu membuat sesuatu untuk anak. Ia yang mengatur, ia yang mengambil prakarsa,
ia yang merencanakan, dan ia pula yang melaksanakan menurut pahamnya
sendiri.31
Dan sifat-sifat pemimpin paternalistik antara lain sebagai berikut:
1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
2. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
29 Danim, op. Cit., h. 76.
30 Siagian, op. Cit., h. 33-35.
31 J. Riberu, Dasar-dasar kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman ilmu jaya:1992), cet. Ke-IV,
3. Dia jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. 32
e. Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak
memiliki keterampilan teknis.33
Perilaku seorang pemimpin yang laissez faire cenderung mengarah kepada tindak-tanduk yang memperlakukan bawahan sebagai rekan sekerja,
hanya saja kehadirannya sebagai pimpinan diperlukan sebagai akibat dari
adanya struktur dan hirarki organisasi.34
f. Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih sekasama, tipe ini mirip
sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah:
1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya; keras sangat otoriter; kaku dan seringkali kurang bijaksana. 2. Menghendaki kepatuhan mut