(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015)
SKRIPSI
Oleh:
Arini Leviani Sri Wahyuni NPM: 20130730259
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN
UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE
DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
(DEA)
(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Arini Leviani Sri Wahyuni NPM: 20130730259
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
PENGESAHAN
Judul Skripsi
TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT
ANALYSIS (DEA)
(Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015
)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Arini Leviani Sri Wahyuni NPM : 20130730259
telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsenterasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 7 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:
Sidang Dewan Seminar Proposal Skripsi
Ketua Sidang : Sutrisno, S.E.I, M.S.I. (………….…) Pembimbing : Satria Utama, S.E.I, M.E.I. (………….…)
Penguji : M. Sobar, S.E.I, M.Sc. (………….…)
Yogyakarta, Desember 2016 Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Arini Leviani Sri Wahyuni Nomor Mahasiswa : 20130730259
Program Studi : Muamalat
Judul Skripsi : TINGKAT EFISIENSI KINERJA KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015
)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 November 2016 Yang membuat pernyataan
MOTTO
Bapak, Ibu, Kalian tetap segalanya.
Kebahagiaan keluargaku adalah kebahagiaanku.
Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa
pedihnya rasa sakit hati. –Ali bin Abi Thalib-
Oh Allah, when I lose my hopes and plans, help me remember that Your love for me is greater than my disappointments and Your plans for me are
PERSEMBAHAN
Karya ini merupakan pencapaian atas usaha, kerja keras dan pengorbanan yang telah saya lakukan, dari saya datang kuliah, bimbingan, revisi dan diujikan sampai akhirnya memperoleh gelar sarjana. Dengan bangga karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta
Bapak Sukrisno dan Ibu Tumini
Terima kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah di berikan sejak kecil hingga sekarang serta selalu mendoakan dan mengusahakan yang
terbaik untukku.
Adik-adikku
Afiana Sri Rahayu dan Bimo Tri Wicaksono
Kalian akan menjadi seseorang yang selalu aku usahakan atas keberhasilanku kelak.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Tingkat Efisiensi Kinerja Keuangan Unitt Usaha Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Tahun 2011-2015) sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses menyusun sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penuh rasa tulus dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., M.SI selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Satria Utama, S.EI, M.EI selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan pengarahannya demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak M. Sobar, S.EI, M.Sc selaku dosen penguji yang telah dengan sabar mengoreksi skripsi saya sehingga dapat terselesaikan dengan sempurna.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dengan penuh pengabdian telah memberikan ilmu dan pengetahuan.
7. Bapak dan Ibu yang selalu di hati yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan bahkan pengorbanan hingga dapat menyelesaikan studi di bangku kuliah dan kedua adikku yang sangat nakal, kalian semua adalah semangatku. 8. Semua keluarga besar Klaten, Jepara dan Jakarta yang tak henti-hentinya
selalu memberikan perhatian, semangat dan doanya untukku.
9. Belahan jiwaku Vera Septinawati yang selama 3 tahun ini menghabiskan waktunya bersamaku, aku takkan bisa sampai sejauh ini tanpamu.
10.Abang Gilang Firdiansyah yang tak henti-hentinya memberikan semangat pada adeknya yang selalu merepotkan ini.
12.Semua teman-teman EXCELLENT & EPI 2013, KKN 13 UMY 2016, Anak Kos Puspita kesayangannya Eyang dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas kasih sayang kalian semua.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ekonomi dan Perbankan Islam.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 22 November 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... Error! Bookmark not defined.
7. Dalil Al-Qur’an tentang Efisiensi ... Error! Bookmark not defined. 8. Pengukuran Efisiensi ... Error! Bookmark not defined.
9. Data Envelopment Analysis (DEA) ... Error! Bookmark not defined.
C. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Jenis Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. D. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
D. Penyebab Ketidakefisienan Unit Usaha Syariah yang Diteliti ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 1 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 5 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 7 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 8 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 9 ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 1 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 3 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 4 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 5 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 6 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 7 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 8 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 9 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 10 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 11 ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 12 ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi unit usaha syariah di Indonesia dilihat dari variabel input, variabel output dan perbandingan keduanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel dari tahun 2011-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan non-parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) yang dipilih karena dapat menangani banyak input dan output, tidak perlu adanya hubungan fungsi serta penggunaannya yang lebih sederhana.
Hasil penelitian pada kelima unit usaha syariah yang diteliti yaitu Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank CIMB NIAGA, Bank DKI dan BPD Yogyakarta menunjukkan bahwa dilihat dari variabel input (Dana Pihak Kedua, Dana Pihak Ketiga, Aset dan Beban Operasional) dan variabel output
(Pembiayaan dan Pendapatan Operasional) serta perbandingan keduanya secara keseluruhan (CRS) masih mengalami inefisiensi. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi yaitu dengan pengoptimalan pada kelebihan dana pada variabel input agar variabel output dapat lebih maksimal dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan.
ABSTRACT
This study aims to determine the level of efficiency of sharia business unit in Indonesia in terms of input variables, output variables and comparison of both. The kind of this research is a quantitative research that using panel data from 2011 to 2015. The analysis used in this research is a non-parametric approach to Data Envelopment Analysis (DEA) which chosen due to be able handle a lot of input and output, it does not need an association function and it is use is more simply.
The research results of five Islamic business units studied on Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank DKI and BPD Yogyakarta indicate that in the input variables (Second Party Funds, Third Party Funds, Assets and Operating Expenses) and output variables (Financing and Operating Income) and a comparison of both overall (CRS) are still inefficient. The Efforts which be able to be done for increasing the level of efficiency is optimize the excess funds in the input variable in order to be able maximize the output variable with minimized costs.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian suatu bangsa karena bank selaku stabilisator moneter
mempunyai kewajiban ikut serta menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs, atau
harga barang-barang untuk relatif stabil atau tetap. Bank juga sebagai
dinamisator perekonomian yang maksudnya bahwa bank merupakan pusat
perekonomian, sumber dana, pelaksana lalu lintas pembayaran,
memproduktifkan tabungan, dan pendorong kemajuan perdagangan nasional
dan internasional.1
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam ke dalam transaksi
keuangan perbankan serta bisnis lain yang terkait.2 Seiring dengan berjalannya
waktu, perbankan syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat
dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti di tahun 2009, bank syariah mengalami
penambahan sebanyak 45 jaringan kantor dan sampai dengan September 2014
jumlahnya bertambah menjadi 2.997 jaringan kantor perbankan syariah.
Tetapi, perkembangan bank syariah di Indonesia juga mengalami fluktuasi
dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, seperti terlihat pada Grafik di bawah ini:
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015, diolah
Gambar 1. 1
Perkembangan Jumlah Perbankan Syariah di Indonesia
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan jaringan kantor
perbankan syariah di Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS)
maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mengalami fluktuasi
dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Di mana BUS merupakan lembaga
syariah yang memiliki jaringan kantor paling banyak daripada UUS dan
BPRS.
Penambahan jumlah bank tentu akan disertai dengan peningkatan
modal, sehingga kemampuan untuk melakukan ekspansi meningkat. Semakin
luas jangkauan pelayanan, tentu akan semakin meningkat kemampuan dalam
menghimpun dana nasabah. Tetapi, laju pertumbuhan jaringan kantor
perbankan syariah mulai mengalami perlambatan pada tahun 2013, khususnya 0
500 1000 1500 2000 2500
2010 2011 2012 2013 2014 2015
UUS yang diwajibkan oleh Bank Indonesia harus spin off pada tahun 2023.3 Pelambatan ini tentunya berdampak terhadap kemampuan akselerasi
penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah.
Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang
masih tinggi, terjadi konsolidasi cabang di mana ada kantor yang ditutup juga
menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah perbankan syariah. Selain itu,
penurunan laba menjadi faktor yang melatarbelakangi, yaitu biaya
pencadangan yang naik dan pendapatan operasional yang tidak tumbuh
signifikan.
Unit usaha syariah dituntut untuk meningkatkan kinerja usahanya.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja usaha perbankan syariah yaitu melalui
tingkat efisiensi. Tingkat efisiensi dapat memberikan gambaran mengenai
kinerja perbankan syariah. Perbankan yang tidak efisien berarti kinerjanya
masih kurang baik. Bank yang efisien dapat memberikan keyakinan kepada
para investor bahwa dana yang diinvestasikan di bank tersebut akan
memberikan hasil atau keuntungan. Sedangkan bagi para nasabah, perbankan
yang efisien dapat memberikan keuntungan karena biaya transaksi di
perbankan tersebut lebih murah dibandingkan perbankan yang lain (yang tidak
efisien). Bagi pemerintah, bank yang efisien akan memberikan keuntungan
berupa pajak perusahaan. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan
3 Ditegaskan dalam Pasal 40 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang
khususnya pemerintah, otoritas moneter serta manajemen bank harus
memberikan perhatian terhadap masalah efisiensi perbankan tersebut.4
Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien
untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Kinerja perbankan adalah hasil
yang dicapai suatu bank dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen.5
Tabel 1. 1
Hasil DEA Production Approach – Kredit dan Dana Tahun 2011-2014
Nama Bank 2011 2012 2013 2014
Sumber : www.ojk.go.id 2015, diolah
Tabel di atas merupakan pengukuran tingkat efisiensi bank
menggunakan pendekatan production approach. Pendekatan production
approach digunakan untuk menilai kemampuan bank menyalurkan kredit dan
menghimpun dana masyarakat. Dalam pendekatan ini peran bank dianalisis
4 Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, Jawa Barat: Gramata
Publishing, 2014, hal. 64.
5 Sulistyoningsih Maisyaroh, 2006. “Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah
sebagai produsen jasa keuangan, berbagai bentuk kredit, dana dan jasa
lainnya dimasukkan sebagai output sedangkan inputnya adalah modal, tenaga kerja, aktiva tetap, dan biaya operasional.6
Bank dikatakan efisien apabila seluruh indikator yang digunakan untuk
mengukur efisiensi lebih dari sama dengan 100 persen.7 Dapat dilihat bahwa
pada tahun 2014, Bank Danamon mengalami inefisiensi dengan nilai 88,80
persen. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa Unit Usaha Syariah (UUS)
yang telah diteliti masih mengalami inefisiensi, sedangkan pada Bank Umum
(BUS) Syariah seluruhnya telah efisien dilihat dari Production Approach –
Kredit dan Dana. Pertumbuhan UUS yang tergolong masih lambat dari BUS
menjadi salah satu penyebab utama operasional UUS yang tidak efisien.
Sehingga, perlu dilakukan penelitian apakah Unit Usaha Syariah yang lain
juga mengalami inefisiensi.
Dalam beberapa kasus yang terekam, antara UUS dan bank induk
adalah adanya fenomena dan problematika yang tidak dapat ditemukan dalam
BUS. Beberapa fenomena dan problematika tersebut misalnya, secara umum
skala bisnis usaha UUS dibandingkan dengan bank induk relatif masih terlalu
kecil yang tentunya akan berdampak pada efek kausalitas terhadap rendahnya
6 J.M.V Mulyadi, 2015. “Penilaian Efisiensi Bank dengan Data Envelopment Analysis pada 10 Bank Berperingkat Besar Di Indonesia”,Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal. 117.
komitmen bank induk untuk terus mengembangkan UUS.8 Secara langsung ataupun tidak langsung, akan berpengaruh terhadap pencapaian profitabilitas
dari bank tersebut.
Tabel 1. 2
Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah Tahun 2012-2015
Indikator
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 BUS UUS BUS UUS
Aset (milliar) 145.467 195.018 242.276 204.961 67.383 213.423 82.839
DPK (milliar) 115.415 147.512 183.534 170 723 47.136 174.895 56.280
Pembiayaan (milliar) 102.655 147.505 184.122 147.944 51.386 153.968 59.028
FDR (%) 88,94 100 100,32 86,66 109,02 88,03 104,88
NPF (%) 2,52 2,22 2,62 4,95 2,55 4,84 3,03
BOPO (%) 78,41 74,97 78,21 96,97 80,19 97,01 83,41
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015, diolah
Perkembangan perbankan syariah mengalami peningkatan kinerja dari
tahun 2011-2015 dilihat dari indikator aset, DPK, dan pembiayaan yang
nilainya terus bertambah yang menunjukkan semakin baik kinerja perbankan
syariah. Tetapi, dilihat dari Non Performing Financing (NPF) atau kredit
bermasalah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang menunjukkan
bahwa tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank semakin
tinggi karena semakin tingginya rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan
8Iman Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
bank syariah yang semakin buruk meskipun angkanya masih di bawah 5
persen. Bank Indonesia (2008) menjelaskan bahwa kinerja bank tergolong
relatif baik apabila perbankan memiliki tingkat NPF di bawah 5 persen. Serta
dilihat dari rasio BOPO yang semakin tinggi, menunjukkan bank tersebut
semakin tidak efisien.
Dalam kegiatan mobilisasi dan penanaman dana sangat ditentukan oleh
mampu tidaknya bank mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan usaha
bank. Pengelolaan bank dilaksanakan melalui langkah-langkah pencegahan
atas terjadinya risiko kerugian yang sewaktu-waktu dapat timbul. Dengan
kondisi seperti ini, maka penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting,
karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu perusahaan sekaligus
menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam
meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam menghadapi kegiatan
operasinya.
Efisiensi merupakan salah satu cara ukuran menilai kinerja keuangan
suatu bank. Salah satu sasaran yang harus dicapai oleh perbankan syariah
khususnya Unit Usaha Syariah yaitu peningkatan fungsi intermediasi,
efisiensi, dan daya saing industri perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan
efisiensi merupakan salah satu fokus kegiatan penting dalam pengembangan
Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input.9
Ukuran kinerja yang diharapkan adalah kemampuan menghasilkan output
yang maksimal dengan input yang ada. Salah satu indikator efisiensi dapat
dilihat dengan memperhatikan besarnya rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF).
Kinerja perbankan dapat dikatakan efisiensi apabila rasio BOPO dan NPF
mengalami penurunan. Namun, penilaian efisiensi perbankan khususnya
perbankan syariah peru dikaji ulang tidak hanya melihat dari rasio BOPO dan
NPF, akan tetapi dengan menggabungkan variabel input dan output.10
Efisiensi dapat dilihat juga dengan memperhatikan pertumbuhan
tingkat indikator kinerja bank seperti jumlah simpanan, pembiayaan, dan total
aktiva. Semakin besar jumlah pembiayaan menunjukkan semakin baik dan
produktif bank dalam kegiatan operasinya serta semakin optimal sebuah bank
dalam mengelola dananya. Keuntungan dari pembiayaan yang diberikan
kepada masyarakat tersebutlah yang disebut pendapatan operasional.
Pembiayaan dan pendapatan operasional merupakan variabel output dalam
penelitian ini.
Dana pihak kedua dan ketiga merupakan sumber dana dalam kegiatan
operasi suatu bank dan merupakan keberhasilan bank jika mampu membiayai
9 Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten
Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002”, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 1 No. 2 / Desember 2004: 95-110.
10 Rino Adi Nugroho, 2009, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah
operasinya dari sumber dana ini. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk seluruh biaya operasional usaha suatu perusahaan. Dalam kegiatan
operasionalnya, setiap bank memiliki aktiva untuk kegiatan operasi,
pembiayaan ataupun untuk investasi. Tanpa aktiva, bank tidak dapat
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Dana pihak kedua dan pihak ketiga,
biaya operasional serta total aktiva merupakan variabel input dalam penelitian
ini.
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat
efisiensi bank, yaitu pendekatan parametrik dan non-parametrik.11 Dengan
menggunakan pendekatan parametrik maupun non-parametrik, tujuan dari
penelitian mengenai efisiensi perbankan adalah untuk memperoleh suatu
frontier yang akurat. Prosedur parametrik untuk melihat hubungan antara
biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel exogen
lainnya. Pendekatan non-parametrik tidak dapat memperhitungkan
faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku
baik buruknya data, observasi yang ekstrim dan lain sebagainya sebagai
faktor-faktor ketidakefisienan. Dengan demikian, pendekatan non-parametrik
dapat digunakan untuk mengukur inefisiensi secara lebih umum.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
non-parametrik yaitu Data Envelopment Analysis (DEA), pendekatan
non-parametrik dipilih karena tidak perlu menetapkan syarat-syarat tertentu,
misalnya parameter populasi yang menjadi induk sampel penelitiannya dan
11 Harjun Muharam dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal
penggunaannya lebih sederhana serta mudah digunakan karena tidak
membutuhkan banyak spesifikasi bentuk fungsi sehingga kemungkinan
kesalahan pembentukan fungsi akan lebih kecil. Pendekatan non-parametrik
dengan teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif
suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dalam kondisi banyak input maupun
output. Hal ini disebabkan DEA menggunakan teknik seperti pemograman
matematika yang dapat menangani banyak variabel maka teknik DEA menjadi
pilihan yang tepat untuk mengukur efisiensi dengan beberapa input dan
output. Selain itu penelitian ini hanya mengukur dan menganalisis efisiensi
teknik dan DEA ini menjadi alat manajemen paling populer untuk mengukur
efisiensi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka
peneliti tertarik mengambil judul “TINGKAT EFISIENSI KINERJA
KEUANGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA DENGAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)” (Studi Kasus Unit
Usaha Syariah Tahun 2011-2015).
Penelitian ini dianggap penting karena dengan adanya penelitian ini,
peneliti dapat mengetahui dan menyampaikan tingkat efisiensi tiap Unit Usaha
Syariah di Indonesia yang masih belum banyak diteliti oleh peneliti terdahulu
dan peneliti dapat menemukan variabel apa saja yang masih harus dikoreksi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari variabel input
dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?
2. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari variabel output
dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?
3. Bagaimana tingkat efisiensi unit usaha syariah dilihat dari perbandingan
variabel output dan variabel input dengan menggunakan metode Data
Envelopment Analysis (DEA)?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat
dari variabel input dengan menggunakan metode Data Envelopment
Analysis (DEA).
2. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat
dari variabel output dengan menggunakan metode Data Envelopment
3. Menganalisis tingkat efisiensi kinerja keuangan unit usaha syariah dilihat
dari perbandingan variabel input dan variabel output dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah dan meningkatkan kemampuan
peneliti dalam permasalahan efisiensi perbankan syariah dengan
menggunakan metode DEA.
b. Bagi Akademisi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu ekonomi
Islam dan manajemen keuangan terkait pengukuran efisiensi dengan
menggunakan metode DEA serta dapat dijadikan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Praktisi
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi nasabah untuk
melakukan transaksi di unit-unit usaha syariah di seluruh Indonesia.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi pertimbangan bagi seluruh
perbankan syariah khususnya unit usaha syariah di Indonesia untuk
meningkatkan efisiensi pada periode berikutnya sejalan dengan
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disajikan untuk memberikan gambaran dari
keseluruhan isi penelitian ini. Sistematika yang jelas dan terarah dapat dengan
mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan dalam penelitian ini dibagi ke
dalam lima (5) bab, di antaranya sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan,
serta sistematika pembahasan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori
yang relevan dan terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil
penelitian maupun buku.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta
justifikasi/alasannya; jenis penelitian, desain, lokasi, populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, definisi konsep dan variabel serta analisis data
yang digunakan.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dengan analisis data menggunakan pendekatan
BAB V: PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan, saran-saran atau rekomendasi. Kesimpulan
menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang terkait mengenai
pengukuran efisiensi perbankan syariah, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2015) meneliti tentang “Penilaian
Efisiensi Bank dengan Data Envelopment Analysis pada 10 Bank
Berperingkat Besar Di Indonesia”,Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan
JRAP Vol. 2, No. 2, Desember 2015, hal 113 – 126. Berdasarkan hasil
analisisnya menunjukkan bahwa 10 bank besar yang diteliti masih
ditemukan inefisiensi. DEA menghasilkan rekomendasi pengembangan
yang dapat dilakukan bank untuk mencapai efisiensi optimum.
Berdasarkan rekomendasi tersebut diharapkan bank dapat
memaksimumkan profit yang diinginkan melalui efisiensi.
Adapun perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada objek
kajiannya yaitu peneliti menggunakan Unit Usaha Syariah (UUS) yang
masih jarang diteliti oleh peneliti terdahulu. UUS menarik untuk diteliti
karena skala bisnis usahanya dibandingkan dengan bank induk masih
sangat kecil yang tentunya akan berdampak pada efek kausalitas terhadap
rendahnya komitmen manajemen bank induk untuk terus mengembangkan
UUS. Penelitian ini penting dibedakan karena pemilihan objek yang
digunakan untuk penelitian akan menjadi salah satu tolok ukur bagi objek
digunakan lebih baru sehingga dapat melihat perkembangan tingkat
efisiensi bank yang diteliti selama 5 tahun terakhir, terlebih lagi apabila
objek penelitian belum pernah diteliti lebih dalam tentang efisiensi.
2. Penelitian yang dilakukan Himawan Arif Sutanto (2015) meneliti tentang
“Analisis Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah”, Journal of
Economics and Policy. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa efisiensi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia
menunjukkan belum seluruhnya mencapai efisien dengan rata-rata tingkat
efisiensi sebesar 93,2 persen. Sebanyak 12 Bank dari 26 BPD seluruh
Indonesia telah mencapai efisiensi 100 persen. Sedangkan 14 BPD lainnya
tidak efisien (<100 persen) dalam menjalankan operasionalnya. Bank
Jateng merupakan BPD yang memiliki tingkat efisiensi terendah yaitu 78,6
persen. Beban suku bunga merupakan penyebab dari sebagian besar BPD
tidak efisien.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu asumsi yang digunakan. Jika
penelitian sebelumya menggunakan asumsi VRS, penelitian ini
menggunakan asumsi CRS. Penelitian ini penting dibedakan karena pada
asumsi CRS (constan return to scale) dalam pembagian Unit Kegiatan
Ekonomi untuk mencapai batas efisiensinya tidak dipengaruhi variasi nilai
input dan output sehingga dapat mengatasi masalah input yang bernilai nol
atau negatif, perbedaan dengan model VRS (variabel return to scale)
adalah adanya tambahan fungsi kendala yang penting untuk dibedakan
3. Penelitian yang dilakukan Rafika Rahmawati (2015) yang meneliti tentang
“Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Berbasis
Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.7 No. 4, April 2015. Berdasarkan
hasil penelitiannya diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil tingkat
efisiensi biaya dengan metode SFA dan DEA. Pada penelitian ini SFA
lebih sesuai untuk digunakan yaitu hasil regresi menunjukkan bahwa
variabel Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, Total Pembiayaan, dan Surat
Berharga yang dimiliki berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi
pada BMI. Pada BSM hanya Beban Bagi Hasil dan Surat Berharga yang
Dimiliki yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi.
Sedangkan pada BMS, Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, dan Total
Pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi. Adapun pada
BRIS, Beban Bagi Hasil, Total Pembiayaan, dan Surat Berharga yang
Dimiliki berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi. Pada BSB,
Beban Personalia, Beban Bagi Hasil, dan Total Pembiayaan berpengaruh
signifikan terhadap tingkat efisiensi.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada metode yang
digunakan. Penelitian kali ini menggunakan pengukuran dengan metode
yang berbeda yaitu metode Data Envelopment Analysis (DEA), di mana
DEA di desain khusus untuk menilai efisiensi unit yang memiliki multi
input dan multi output yang biasanya sulit diatasi secara sempurna oleh
penting dibedakan karena peneliti menggunakan salah satu metode
pendekatan frontier non-parametrik DEA yang sudah jelas digunakan
untuk menangani banyak input dan output tanpa memperhatikan hubungan
antar fungsi input dan output sehingga cocok digunakan dalam penelitian
ini dan dapat mengkaji lebih dalam efisiensi dari objek penelitian.
4. Penelitian yang digunakan Imam Hartono dkk (2008) yang meneliti
tentang “Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat di wilayah
Jabodetabek dengan pendekatan Data Envelopment Analysis”, Jurnal
Manajemen dan Agribisnis, Vol. 5 No.2, Oktober 2008. Berdasarkan hasil
penelitiannya BPR masih diklasifikasikan sehat dengan perhitungan rasio
BOPO karena nilai rasio BOPO masih di bawah 94 persen, namun hasil
perhitungan non-parametrik DEA menunjukkan bahwa BPR di wilayah
Jabodetabek selama periode tahun 2005-2007 relatif belum efisien yaitu
lebih dari 80 persen BPR yang diamati tidak efisien.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada variabel yang
diteliti. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dilihat dari variabel input
(Dana Pihak Kedua, Ketiga, Aset dan Biaya Operasional) dibandingkan
dengan variabel output (Pembiayaan dan Pendapatan Operasional)
sehingga tingkat efisiensi dapat terlihat lebih jelas. Penelitian ini penting
dibedakan karena apabila variabel pengukuran yang digunakan berbeda,
maka akan semakin banyak hal yang dapat dilihat dari indikator DEA
telah efisien dan variabel mana yang belum efisien dan perlu ditingkatkan
lagi sehingga diperlulan kajian yang lebih dalam.
5. Penelitian yang dilakukan Muharam dan Pusvitasari (2007) meneliti
tentang “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. II No.3, Desember 2007.
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi dengan metode DEA diperoleh
nilai efisiensi yang beragam pada Bank Syariah yang ada di Indonesia
sepanjang tahun 2005, tercatat hanya 3 bank yang senantiasa dalam
kondisi efisien 100 persen yaitu BTN Syariah, Niaga Syariah, dan Permata
Syariah. Sembilan bank lainnya memiliki tingkat efisiensi yang
berfluktuasi di sepanjang tahun 2005 dan Bank Syariah Mandiri menjadi
bank yang senantiasa inefisien di tahun 2005.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terdapat pada jenis penelitian
yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-statistik yaitu
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain
seperti penelitian yang dilakukan oleh Muharam dan Pusvitasari yaitu
jenis penelitian komparatif. Penelitian ini penting dibedakan dengan
penelitian terdahulu, karena walaupun metode yang digunakan sama yaitu
DEA, apabila jenis penelitian yang digunakan berbeda, hasil yang
penelitian yang akan diteliti dan dapat terlihat jelas di mana letak
perbedaannya.
B. Kerangka Teori
1. Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank syariah didirikan
dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan
prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan
dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.1 Prinsip utama yang diikuti
oleh bank Islami adalah:
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah
c. Memberi zakat
2. Manajemen Perbankan Syariah
Bank mempunyai kegiatan utama, yaitu pengumpulan dana dan
penyaluran kredit yang harus dilakukan dengan baik dan benar.
Manajemen sangat berpengaruh penting dalam pengumpulan dana dan
penyaluran kredit untuk mendukung tercapainya tujuan.2
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.3
Manajemen perbankan adalah ilmu dan seni mengatur kegiatan
pengumpulan dana, penyaluran kredit dan pelaksanaan lalu lintas
pembayaran agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Manajemen perbankan syariah berarti seni dan ilmu mengelola
usaha jasa perbankan syariah. Dikatakan seni karena sering terjadi hal
khusus dan unik berdasarkan karakteristik masing-masing lembaga. Di sisi
lain, dikatakan ilmu karena dapat dipelajari, dapat ditiru, dan dapat
didokumentasikan. Implementasi manajemen sangat diperlukan untuk
kemajuan organisasi perbankan syariah.4
Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Perbankan Syariah
dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Kegiatan usaha yang
2 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, hal.
54.
3Ibid., hal. 54.
4 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
berasaskan Prinsip Syariah antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur:
a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain
dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas,
kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi
pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas
mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena
berjalannya waktu (nasi’ah);
b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang
tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
d. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak
lainnya.
Demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi syariah yang
mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan.
Yang dimaksud dengan “prinsip kehati-hatian” adalah pedoman
pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan
3. Pola Manajemen Bank Syariah
Manajemen adalah suatu aktifitas khusus menyangkut
kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan
pengawasan terhadap pekerja-pekerja yang berkenaan dengan unsur pokok
dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-hasil yang ditargetkan
dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien.5
Terkait dengan manajemen sebagai suatu sistem, unsur-unsur
manajemen menurut Zainul Arifin meliputi:6
a. Perencanaan
Sebuah proses perencanaan yang baik akan memudahkan
pencapaian tujuan suatu manajemen. Semua dasar dan tujuan
manajemen harus selalu terintegrasi, konsisten dan saling menunjang
satu sama lain.
b. Perorganisasian
Perorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang
dalam digerakkan dalam rangka mencapai tujuan.
c. Struktur Organisasi
Bank Umum Syariah dan BPR Syariah wajib memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS) di samping Dewan Komesaris dan Direksi
5 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: YKPN, 2011, hal. 197.
yang ditempatkan dikantor pusat masing-masing bank. Dalam
pelaksanaannya, DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan
otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian
produk dan jasa bank dengan ketentuan dan prinsip syariah.
d. Perencanaan Organisasi
Perencanaan organisasi merupakan suatu pengelompokan yang
menunjukan tanggung jawab dan wewenang atas suatu tindakan untuk
mencapai suatu hasil. Dalam struktur organisasi, tanggung jawab dan
wewenang setiap orang di dalamnya berbeda-beda sesuai dengan
tugasnya. Sehingga, struktur organisasi mencerminkan pandangan
suatu manajemen dalam mengoperasikan bank dengan cara yang
paling efektif.
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan segala kegiatan penelitian, pengamatan
dan pengukuran terhadap jalannya suatu operasional berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan. Melalui pengawasan, para manajer
dapat memastikan tercapai atau tidaknya tujuan mereka. Pengawasan
dapat membantu mengambil keputusan yang lebih baik.
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi
manajemen puncak (top management). Suatu penafsiran dan
perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,
perbandingan antara hasil (output) yang dicapai dengan memasukkan
(input) yang digunakan.
4. Pengelolaan Dana Bank Syariah
Lembaga syariah didirikan sebagai lembaga perantara
(intermediary) yang berfungsi sebagai perantara antara pemilik dana dan
pemakai dana. Dengan demikian, bank adalah lembaga pengganti pemilik
dana dan pemakai dana. Peran sebagai pemilik dana adalah kewajiban
untuk membayar kepada pemilik dana jika pemakai dana tidak melunasi
kewajibannya. Peran sebagai pemakai dana adalah apabila pemilik dana
menarik dananya sebelum jatuh tempo atau sebelum waktu yang
ditentukan. Oleh karena itu, bank harus selalu menjaga penarikan dana
dari sumber dana yang dititipkannya dalam bentuk tabungan dan deposito.
Sementara di sisi lain, bank harus menjaga penarikan permintaan dana
seperti pembiayaan yang diberikan. Untuk menjaga kemungkinan tersebut,
bank harus mempunyai aset yang likuid sebanyak kewajibannya. Aset
likuid tergolong sebagai non-earning asset (aset yang tidak
menghasilkan). Dengan demikian, apabila bank memiliki aset likuid yang
besar maka aspek profitabilitas bank akan terganggu.7
Di sisi lain, profitabilitas yang tinggi dapat dicapai jika bank
memiliki earning asset (aset yang dihasilkan) atas pendapatan yang tinggi,
aset yang panjang, dan operasi bank yang ditopang dengan dana baru,
namun tindakan seperti ini akan sangat berisiko jika dana yang terlanjur
7Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
digunakan tidak dapat ditarik kembali, sedangkan dana baru yang
diharapkan tidak tersedia dan pasti akan mengganggu likuiditas dari bank
tersebut.8 Pengendalian likuiditas bank dilakukan setiap hari, di mana
berupa penjagaan semua alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh bank
misalnya, uang tunai kas, tabungan, deposito dan giro pada antar aset bank
yang dapat digunakan untuk memenuhi apabila nasabah atau masyarakat
menarik dananya sewaktu-waktu.
Bank Syariah sebagai lembaga keuangan harus mempersiapkan
strategi dalam penggunaan dana-dana yang dihimpun sesuai dengan
rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan. Alokasi ini
mempunyai tujuan, yaitu:9
a. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang
rendah.
b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman.
Untuk mencapai kedua keinginan tersebut maka alokasi dana
(input dan output) bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat
diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Serta harus selalu
memperhatikan risiko-risiko yang akan timbul yang menyertai
8Ibid., hal.137.
keputusan manajemen tentang struktur aset dan liabilitasnya. Risiko-risiko
yang berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank antara lain:10
a. Risiko Likuiditas
Risiko yang berhubungan dengan kewajiban bank dalam
memenuhi kebutuhan nasabah menarik dananya atau bila menarik
fasilitas kreditnya sewaktu-waktu. Bank tidak dapat dengan leluasa
memaksimumkan pendapatan karena adanya kewajiban kebutuhan
likuiditas. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan jumlah
likuiditas yang tepat. Terlalu banyak likuiditas akan mengorbankan
tingkat pendapatan dan terlalu sedikit akan berpotensi untuk
meminjam dana dengan harga yang tidak dapat diketahui sebelumnya
yang dapat berakibat meningkatnya biaya dan pada akhirnya
menurunkan profitabilitas. Terlebih lagi bank syariah dilarang untuk
melakukan peminjaman dana yang berbasis bunga yang tentu akan
berdampak semakin sulitnya memperoleh dana.
b. Risiko Kredit
Risiko yang berhubungan dengan menurunnya pendapatan
yang dapat akibat kerugian atas kredit atau kegagalan tagihan atas
surat-surat berharga. Pengendalian risiko kredit adalah diversifikasi
dari tipe-tipe kredit, diversifikasi dalam wilayah geografis, jenis-jenis
industri yang dibiayai, kebijakan agunan dan yang terpenting adalah
standar pengendalian kredit yang diterapkan. Kredit yang diberikan
dalam lingkungan yang sangat bersaing tingkat pendapatan kredit yang
lebih tinggi maka umumnya melibatkan risiko yang lebih tinggi juga.
c. Risiko Modal
Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang
menggunakan sebagian besar dananya untuk mendanai aset yang
berisiko perlu memiliki modal penyangga yang besar untuk sandaran
apabila kinerja aset tidak baik. Fungsi modal yaitu melindungi para
penyimpan dana terhadap kerugian yang sewaktu-waktu terjadi pada
bank. Tingkat modal juga penting dalam menjaga risiko likuiditas.
5. Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi atas fungsi
pekerjaan tertentu atau aktivitas selama periode waktu tertentu.11 Kinerja
keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan
dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas
yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar.12
11 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009, hal. 9.
Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.
Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi:13
a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun
dalam persentase (relatif).
b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan
atau penurunan.
c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik
analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal
kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas
pada suatu periode waktu tertentu.
f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun
laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
6. Konsep Efisiensi
Efisiensi adalah salah satu cara perusahaan dalam mengelola
sumber keuangan, material, proses, peralatan, tenaga kerja, maupun biaya
secara efektif.14 Secara garis besar, inti setiap bisnis adalah melakukan
usaha dengan menggunakan uang dengan tujuan menghasilkan
keuntungan dalam bentuk uang.
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan
hasilnya. Seorang ahli T.A.Ryan dalam bukunya “Work and Effort”
memberikan rumus arti efisiensi yang berikut:15
= MasukanHasil
Pengukuran Kinerja (performance) merupakan salah satu strategi
perusahaan atau organisasi dalam memberikan keputusan yang
menyangkut pada pengembangan perusahaan yang akan mendatang.
Pengembanganya telah banyak dilakukan dalam meningkatkan kualitas
14 Fransiscus Xaverius Sadikin, Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan
Profitabilitas, Yogyakarta: ANDI, 2005, hal. 153.
pelayanan bagi para konsumen. Efisiensi produksi tidak hanya dapat
dilakukan dengan melakukan kontrol pada minimalisasi biaya-biaya input
saja, namun juga dapat dilakukan dengan memerhatikan produktivitas
output secara maksimal.16
Konsep efisiensi diawali dari konsep mikro, yaitu teori produsen
dan konsumen. Teori produsen cenderung untuk memaksimumkan
keuntungan dan meminimalkan biaya. Sedangkan teori konsumen
cenderung untuk memaksimalkan utilitasnya atau tingkat kepuasannya.
Pada teori produsen dikenal dengan adanya garis frontier produksi. Garis
ini menggambarkan hubungan antara input dan output. Garis frontier ini
menggambarkan tingkat output maksimum yang dicapai pada setiap level
input.17
Sumber : Coelli, et. Al
Gambar 2. 1
Garis Frontier Produksidan Efisiensi Teknis
16 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2014, hal. 263.
17 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori, kebijakan dan studi empiris di
Gambar di atas menunjukkan tingkat output maksimum yang dapat
dicapai pada tingkat input tertentu. Dapat diilihat dari garis O ke F’ yang
merupakan garis frontier produksi menghubungkan antara input dan
output. Titik B dan C merupakan titik efisiensi dengan produktivitas
(Y1/X0) dan (Y0/X1), di mana titik B merupakan hasil dari suatu input (X0)
tertentu dalam menghasilkan tingkat output (Y1) yang maksimal. Titik C
merupakan tingkat efisiensi di mana input (X1) yang sedikit dalam
menghasilkan tingkat output (Y0) yang sama. Sedangkan titik A
merupakan tingkat inefisiensi secara teknis pada suatu perusahaan atau
organisasi. Perusahaan dapat meningkatkan output (A) ke tingkat output
yang sama (B) tanpa membutuhkan input yang lebih besar. Dan dapat
mengurangi input (A) ke tingkat input (C) tanpa menaikan atau
mengurangi tingkat output.18
Dapat diketahui bahwa input pada perbankan syariah terdiri dari
tiga pihak. Dana pihak pertama adalah berasal dari dana yang berasal dari
para pemodal, pemegang saham. Dana pihak kedua adalah dana yang
berasal dari pinjaman lembaga keuangan (bank dan bukan bank), pinjaman
dari Bank Indonesia. Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari dana
simpanan, tabungan dan deposito.19
Dana pihak pertama, kedua dan ketiga merupakan sumber dana
dalam kegiatan operasi suatu bank dan merupakan keberhasilan bank jika
18 Coelli, T., Prasada Rao, D. & Battese, G. E., “An introduction to efficiency and
productivity analysis”, Massachusetts, USA: Kluwer Academic Publishers, 2005, hal. 4.
19 Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Biaya operasi adalah
biaya yang dikeluarkan untuk seluruh biaya operasional usaha suatu
perusahaan. Dalam kaitannya dengan efisiensi, bank dituntut mampu
mengoptimalkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat
(intermediasi) serta mampu membayar seluruh kewajiban bebannya dan
mendapat keuntungan (pendapatan) yang paling maksimal. Dalam
kegiatan operasionalnya, setiap bank memiliki aktiva untuk kegiatan
operasi, pembiayaan ataupun untuk investasi. Tanpa aktiva, bank tidak
dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Dalam neraca pada laporan keuangan triwulan unit usaha syariah,
ekuitas atau modal tidak dicantumkan sehingga tidak dapat masuk sebagai
variabel input dan dihitung dalam penelitian ini. Setelah input bank
tersedia, selanjutnya bank syariah dapat menghasilkan output. Output
tersebut berupa penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dalam
bentuk pembiayaan, kredit dan jasa.
7. Dalil Al-Qur’an tentang Efisiensi
Islam telah mensyaratkan kepada manusia untuk berperilaku hemat
dan efisien diberbagai hal dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berikut
ini dalil Al-Qur’an yang berkaitan dengan sikap hemat dan efisiensi.
a. Al-A’raf (7) ayat 31
ﻻ َو اﻮُﺑَﺮْﺷاَو اﻮُﻠُﻛ َو ٍﺪ ِﺠْﺴَﻣ ِّﻞُﻛ َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻜَﺘَﻨﯾ ِز اوُﺬُﺧ َمَدآ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ
َﻦﯿِﻓ ِﺮْﺴُﻤْﻟا ﱡﺐ ِﺤُﯾ ﻻ ُﮫﱠﻧِإ اﻮُﻓ ِﺮْﺴُﺗ
)
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan
berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.”20
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan
dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”21
Dari dalil-dalil di atas dapat disimpulkan bahwa Allah telah
menyeru kepada hamba-Nya untuk tidak berlebihan atau efisien. Berkaitan
dengan penelitian ini, perbankan syariah sebaiknya dapat mengaplikasikan
sikap efisien dalam menggunakan input yang dihimpun secara optimal
untuk menghasilkan output yang maksimal. Efisiensi dalam perbankan
merupakan salah satu tolok ukur dalam mengukur kinerja bank. Analisis
perbandingan khususnya antar bank akan memperlihatkan sejauh mana
keefektifan bank dalam penggunaan jumlah input sehingga mempengaruhi
jumlah output yang dihasilkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi bank tidak efisien dalam
operasionalnya, antara lain struktur organisasi bank yang biasanya masih
20 Al-Qur’an dan terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia Badan Litbang dan
Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
terlalu gemuk yang dalam artian jajaran organisasi dalam bank tersebut
cukup melebar sehingga dalam pembiayaan operasionalnya juga terus
membengkak, atau yang paling sering dilakukan tidak hanya oleh pejabat
bank yaitu sering melakukan kegiatan di luar pekerjaan tetapi masih
menggunakan fasilitas perusahaan (mobil atau motor) yang berdampak
pada pemborosan dalam pembiayaan operasional. Pihak manajemen bank
harus mengeluarkan kebijakan atau aturan yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut jika tidak ingin mengalami pemborosan yang berlarut-larut.
Mengelola efisiensi kinerja bank bertujuan agar operasional bank
dapat berjalan lebih optimal dalam melayani para nasabahnya. Dengan
efisiensi yang dilakukan, sebuah bank dapat meminimalisir angka
pengeluaran dan memaksimalkan angka pendapatan.
8. Pengukuran Efisiensi
Terdapat tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya
perbankanyaitu:22
a. Pendekatan rasio
Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan
cara menghitung perbandingan output dengan input yang digunakan.
Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi, apabila
dapat memproduksi jumlah output yang maksimum dengan input
tertentu.
22 Harjun Muharam dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi Semarang. Universitas Diponegoro Semarang
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak
input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga
banyak perhitunganyang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b. Pendekatan regresi
Pendekatan yang menggunakan sebuah model dari tingkat
output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu.
Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:
y = f (X1, X2, X3, X 4, . . . Xn)
Di mana :
y = output, X = input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang
dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan
sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu.
UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan
jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi.
Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak output,
karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam
sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak
output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak
c. Pendekatan frontier
Terdapat 2 jenis pendekatan dalam pendekatan frontier yaitu
parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari
Stochastic Frontier Approuch (SFA), Distribution Free Approach
(DFA) dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan
non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA). Pendekatan
forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana
kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat relatif terhadap perkiraan
kinerjanya yang”terbaik” dari industri tersebut.
Pendekatan frontier lebih superior karena penggunaan teknik
program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan
harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja
yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih
luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari
merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,
pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan
akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah
dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan
pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang
mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi
9. Data Envelopment Analysis (DEA)
Menurut Cooper, Lawrance dan Kaoru, Data Envelompment
Analysis (DEA) merupakan alat untuk mengukur efisiensi dalam kegiatan
organisasi Decision Marking Unit (DMU) yang dilihat dari ukuran rasio
input dan outputnya.23
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan sebuah
metode non-parametrik yang menggunakan model program linier untuk
menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit yang
dibandingkan. Metode ini diketahui untuk pertama kali oleh Charnes,
Cooper dan Rhodes (CCR) melalui papernya yang dipublikasikan oleh
European Journal of Operation Research pada tahun 1978. Paper CCR
tersebutmengoperasionalkan dan mengembangkan gagasan Farrel (1957).
Sejak tahun1978, teori dan aplikasi DEA telah berkembang sangat
pesat. Salah satu faktor pendorong dari perkembangan yang pesat tersebut
bahwa DEA berhasil menciptakan kondisi saling mendukung yang
dinamis antara teori dan aplikasi. Metode ini tidak memerlukan fungsi
produksi dan hasil perhitungannya disebut nilai efisiensi relatif. Efisiensi
relatif suatu UKE yaitu efisiensi suatu UKE dibandingkan dengan UKE
yang lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang
sama.
23 Cooper, William W., Lawrance M. Seiford dan Kaoru Tone., “DATA ENVELOPMENT
Konsep awal dari Charnes, Cooper dan Rhodes (1978)
mengetengahkan sebuah model yang berorientasi pada input berdasarkan
asumsi constant return to scale (CRS). Asumsi CRS menyatakan bahwa
asumsi ini hanya sesuai untuk kondisi di mana seluruh DMU beroperasi
pada skala optimal. Padahal terdapat beberapa faktor yang bisa
mengakibatkan sebuah DMU tidak beroperasi pada skala optimal,
misalnya kondisi persaingan tidak sempurna (imperfect competition) dan
hambatan-hambatan keuangan. Jika asumsi CRS tetap digunakan untuk
DMU yang tidak beroperasi pada skala optimal maka akan terjadi
ketidakjelasan karena technical efficiency akan menyatu dengan scale
efficiency. Dengan adanya kelemahan pada asumsi CRS maka muncul
asumsialternatif yaitu variable return to scale (VRS) yang dipublikasikan
pertamakali oleh Banker, Charnes dan Cooper (BCC) pada tahun 1984.
Perbedaan utama antara CRS (model CCR) dan VRS (model BCC),
yaitu model pertama yang menghasilkan evaluasi terhadap overall
efficiency,sedangkan model kedua dapat memisahkan technical efficiency
dengan scale efficiency. Penggunaan model CCR dianggap sudah
memenuhi skala optimal, sedangkan penggunaan model BCC
dimaksudkan untuk menutupi kelemahan model CCR dalam hal terdapat
DMU yang diteliti tidak beroperasi pada skalaoptimal. Model CCR dalam
pengukurannya mutlak variabel yang diteliti adalah angka, sedangkan