• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ETNIS JAWA-CINA ARAB: ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ETNIS JAWA-CINA ARAB: ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Usia kanak-kanak awal merupakan masa peka bagi seorang anak di dalam mengembangkan berbagai kemampuannya. Pada masa peka terdapat pematangan fungsi-fungsi psikis yang siap untuk merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama serta sosial dan emosional (Diknas, 2004). Pada dasarnya setiap anak berbeda, mereka berbeda dalam tingkat kinerja, kecepatan belajar, dan gaya belajar. Anak-anak berada dalam kesukuan, budaya, kelas sosial, dan bahasa dalam keluarga. (Slavin, 2006). Slavin juga menjelaskan bahwa pada saat anak-anak memasuki sekolah, mereka telah menyerap banyak aspek budaya di tempat mereka dibesarkan, seperti bahasa, ataupun tata laku tertentu. Latar belakang budaya masing-masing anak dipengaruhi oleh kesukuan, status sosioekonomi, agama, bahasa keluarga, jender dan identitas serta pengalaman kelompok lainnya.

(2)

2 yang membuat anak akan berhasil dalam melakukan adaptasi sosial dan penyesuaian diri ( Sarason, dalam Berman, 1992).

Ladd (dalam McClelland, dkk, 1992) menyebutkan adanya beberapa penelitian tentang anak-anak yang kurang mempunyai kompetensi sosial sampai dengan usia enam tahun. Anak-anak ini kemungkinan akan menjadi orang dewasa yang mempunyai risiko tinggi mengalami gangguan dalam beberapa hal, misalnya gangguan perilaku dan kurangnya motivasi berprestasi.

(3)

3 B. Perumusan Masalah

(4)

47 DAFTAR PUSTAKA

Berk, L.E. (2005). Infants, Children, and Adolescence. 5th Ed. America : Pearson Education, Inc.

Cartledge & Milburn. (1995). Teaching Social Skills to Children and Youth. Massachusets : Allyn & Bacon.

Cornelia, Gressy S. (2001). Kompetensi Sosial yang Buruk pada Anak Taman Kanak-kanak dan Kaitannya dengan Gaya Pengasuhan Ibu. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia.

Diknas. (2004). Kurikulum : Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini.

Hurlock, E.B. (1980). Developmental Psycology : A Life Span Approach, fifth edition. Mc Graw Hill.

Kent, M.W & Rolfs, J.E. (1979). Social Competence in Children. London : University Press of New England.

Mclelland, Kant, Lunt. 1992. Assesing Young Children’s Social Competence. www.athealth.com.

Mulyani, Sri. 2006. Hubungan antara Konsep Diri dengan Motivasi Belajar pada Siswa Program Akselerasi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ormrod, J.E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners. New Jersey: Pearson Education

Papalia, D.E. (2003). A Child’s World : Infancy through Adollesence 9th. America : McGrawHill.

Parke & Lad (1992). Taking a Closer look at Promoting Social Competence

Reinchbach & Master. (1983). Children Understanding of Emotion. Http://epm.sagepub.com.

Santrock, John W. 2004. Educational Education. 2th.ed.USA: Mc Graw Hill.

Schwart, Z. (1995). Developing Social Competence In Children. Http://epm.sagepub.com. Slavin, Robert. 2006. Educational Psychology: Theory and Practices. Boston: Allyn and

Bacon

(5)

48 Sylva, K & Lunt, I. (1994). Child Development A First Course. Britain : TJ Press LTD. Yin, Ping and Fan, Xitao. 2002. Journal of Educational and Measurement, Vol.63 No2. William, B.K; Sawyer, S.C & Wahlstrom, C.M. 2006. Marriages, Families and Intimate

(6)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI

PADA ETNIS JAWA-CINA ARAB:

ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK

Oleh :

Rosana Dewi Yunita, M.Si, Psikolog Miwa Patnani, M.Si, Psikolog Lisnawati R Purtojo, M.Si, Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(7)
(8)

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian

Dr. Markhamah,M.Hum

(9)

RINGKASAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ETNIS JAWA-CHINA-ARAB: ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK

Oleh:

Rosana Dewi Yunita Miwa Patnani Lisnawati Ruhaena

Usia kanak-kanak awal merupakan masa peka bagi seorang anak di dalam

mengembangkan berbagai kemampuannya. Pada masa peka terdapat pematangan fungsi-fungsi

psikis yang siap untuk merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan

masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,

Konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama serta sosial dan emosional

(Diknas, 2004). Pada dasarnya setiap anak berbeda, mereka berbeda dalam tingkat kinerja,

kecepatan belajar, dan gaya belajar. Anak-anak berada dalam kesukuan, budaya, kelas sosial, dan

bahasa dalam keluarga. (Slavin, 2008). Slavin juga menjelaskan bahwa pada saat anak-anak

memasuki sekolah, mereka telah menyerap banyak aspek budaya di tempat mereka dibesarkan,

seperti bahasa. Berk dan Winshler (dalam McClelland, Kant, & Lunt, 1992) mengemukakan

bahwa perkembangan sosial yang dimulai sejak lahir akan berkembang pesat selama masa

kanak-kanak awal.

Ladd (dalam McClelland, dkk, 1992) menyebutkan adanya beberapa penelitian tentang

anak-anak yang kurang mempunyai kompetensi sosial sampai dengan usia enam tahun.

Anak-anak ini kemungkinan akan menjadi orang dewasa yang mempunyai risiko tinggi mengalami

gangguan dalam beberapa hal, misalnya gangguan perilaku dan kurangnya motivasi berprestasi.

Indonesia merupakan negara yang tergolong multikultural, dimana berpengaruh terhadap

kebiasaan dan perilaku masyarakatnya. Berbagai studi menunjukkan adanya perbedaan

pandangan dan pola asuh orangtua terhadap anak dari berbagai latar budaya yang ada. Hal ini

akan mempengaruhi bagaimana peran mereka dalam mengembangkan konsep diri anak yang

berpengaruh terhadap kompetensi sosial mereka. Tanpa memahami latar belakang budaya yang

ada, ada kecenderungan memberi perlakuan yang sama pada anak didik, dimana hal tersebut bisa

menimbulkan masalah di kemudian hari.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran orangtua dalam mengembangkan

(10)

golongan etnis dalam mengembangkan salah satu aspek dari kompetensi sosial, yaitu aspek

konsep diri. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

Berdasar hasil analisa data, nampak bahwa kemampuan anak telah sesuai dengan taraf

perkembangannya. Pencapaian kemampuan itu tampaknya tidak lepas dari pengaruh keluarga.

Dari hasil observasi dan wawancara, nampak bahwa pola asuh orangtua menjadi faktor utama

bagaimana pola perilaku anak. Tujuan awal dari penelitian ini untuk melihat kompetensi anak

dan konsep diri anak berdasarkan keturunan/etnis, belum terlihat dengan jelas. Konsep diri pada

subjek penelitian sudah berkembang dengan cukup baik, hanya saja rasa percaya diri yang masih

perlu dikembangkan. Dari hasil penelitian, nampak bahwa tidak ada perbedaan konsep diri atau

kompetensi pada subjek penelitian.

Pada peneliti selanjutnya dapat berupaya lebih dalam mengetahui perbedaan etnis dengan

aneka ragam latar belakang budaya dan pengaruhnya terhadap pengasuhan maupun konsep diri

(11)

Prakata

Alhamdulillah, Syukur kepada Allah, SWT yang telah memberikan kelancaran bagi

peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini masih banyak kekurangan, namun

diharapkan akan tetap dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk meningkatkan kualitas

bangsa pada umumnya dan perkembangan anak pada khususnya.

Peneliti menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

• Bapak Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psikolog sebagai Dekan Fakultas Psikologi UMS yang telah memberi kesempatan dan mendukung peneliti dalam melakukan penelitian • Miwa Patnani, MSi, Psikolog dan Mbak Lisnawati, S.Psi, MSi, Psikolog yang telah

banyak membantu penelitian ini hingga dapat berjalan dengan lancar

• Setya Asyanti, MSi, Psikolog yang banyak mendukung dan memberi masukan yang berarti.

• Pak Nafi, yang banyak membantu sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar • Seluruh mahasiswa asisten peneliti yang telah berusaha untuk mendapatkan data yang

berguna bagi penelitian ini

• Ibu Dra. Partini, M.Si, atas bantuannya dalam mencarikan subjek penelitian • Ayah-Ibu dan Adik peneliti atas segala doa dan dukungannya

• Suami serta anak-anakku atas begitu besarnya perhatian, pengertian serta segala bentuk dukungannya

• Mbak Lusi Nuryanti, Mbak Usmi, Mbak Tari, Bu Nanik, Mbak Eny, Mbak Hertin dan semua teman-teman di Fakultas Psikolog UMS atas kebersamaan serta diskusi yang

sangat bermanfaat.

• Peneliti juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungannya

(12)
(13)

ii RINGKASAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ETNIS JAWA-CHINA-ARAB:

ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK

Oleh:

Rosana Dewi Yunita Miwa Patnani Lisnawati Ruhaena

Usia kanak-kanak awal merupakan masa peka bagi seorang anak di dalam

mengembangkan berbagai kemampuannya. Pada masa peka terdapat pematangan fungsi-fungsi

psikis yang siap untuk merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan

masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,

Konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama serta sosial dan emosional

(Diknas, 2004). Pada dasarnya setiap anak berbeda, mereka berbeda dalam tingkat kinerja,

kecepatan belajar, dan gaya belajar. Anak-anak berada dalam kesukuan, budaya, kelas sosial, dan

bahasa dalam keluarga. (Slavin, 2008). Slavin juga menjelaskan bahwa pada saat anak-anak

memasuki sekolah, mereka telah menyerap banyak aspek budaya di tempat mereka dibesarkan,

seperti bahasa. Berk dan Winshler (dalam McClelland, Kant, & Lunt, 1992) mengemukakan

bahwa perkembangan sosial yang dimulai sejak lahir akan berkembang pesat selama masa

kanak-kanak awal.

Ladd (dalam McClelland, dkk, 1992) menyebutkan adanya beberapa penelitian tentang

anak-anak yang kurang mempunyai kompetensi sosial sampai dengan usia enam tahun.

Anak-anak ini kemungkinan akan menjadi orang dewasa yang mempunyai risiko tinggi mengalami

gangguan dalam beberapa hal, misalnya gangguan perilaku dan kurangnya motivasi berprestasi.

Indonesia merupakan negara yang tergolong multikultural, dimana berpengaruh terhadap

kebiasaan dan perilaku masyarakatnya. Berbagai studi menunjukkan adanya perbedaan

pandangan dan pola asuh orangtua terhadap anak dari berbagai latar budaya yang ada. Hal ini

akan mempengaruhi bagaimana peran mereka dalam mengembangkan konsep diri anak yang

(14)

iii ada, ada kecenderungan memberi perlakuan yang sama pada anak didik, dimana hal tersebut bisa

menimbulkan masalah di kemudian hari.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran orangtua dalam mengembangkan

kompetensi sosial anak. Fokus penelitian ini lebih pada meneliti peran orangtua dari berbagai

golongan etnis dalam mengembangkan salah satu aspek dari kompetensi sosial, yaitu aspek

konsep diri. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

Berdasar hasil analisa data, nampak bahwa kemampuan anak telah sesuai dengan taraf

perkembangannya. Pencapaian kemampuan itu tampaknya tidak lepas dari pengaruh keluarga.

Dari hasil observasi dan wawancara, nampak bahwa pola asuh orangtua menjadi faktor utama

bagaimana pola perilaku anak. Tujuan awal dari penelitian ini untuk melihat kompetensi anak

dan konsep diri anak berdasarkan keturunan/etnis, belum terlihat dengan jelas. Konsep diri pada

subjek penelitian sudah berkembang dengan cukup baik, hanya saja rasa percaya diri yang masih

perlu dikembangkan. Dari hasil penelitian, nampak bahwa tidak ada perbedaan konsep diri atau

kompetensi pada subjek penelitian.

Pada peneliti selanjutnya dapat berupaya lebih dalam mengetahui perbedaan etnis dengan

aneka ragam latar belakang budaya dan pengaruhnya terhadap pengasuhan maupun konsep diri

(15)
(16)

ii   

RINGKASAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN KONSEP DIRI PADA ETNIS JAWA-CHINA-ARAB:

ASPEK KOMPETENSI SOSIAL PADA ANAK

Oleh:

Rosana Dewi Yunita Miwa Patnani Lisnawati Ruhaena

Usia kanak-kanak awal merupakan masa peka bagi seorang anak di dalam

mengembangkan berbagai kemampuannya. Pada masa peka terdapat pematangan fungsi-fungsi

psikis yang siap untuk merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan

masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif,

Konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama serta sosial dan emosional

(Diknas, 2004). Pada dasarnya setiap anak berbeda, mereka berbeda dalam tingkat kinerja,

kecepatan belajar, dan gaya belajar. Anak-anak berada dalam kesukuan, budaya, kelas sosial, dan

bahasa dalam keluarga. (Slavin, 2008). Slavin juga menjelaskan bahwa pada saat anak-anak

memasuki sekolah, mereka telah menyerap banyak aspek budaya di tempat mereka dibesarkan,

seperti bahasa. Berk dan Winshler (dalam McClelland, Kant, & Lunt, 1992) mengemukakan

bahwa perkembangan sosial yang dimulai sejak lahir akan berkembang pesat selama masa

kanak-kanak awal.

Ladd (dalam McClelland, dkk, 1992) menyebutkan adanya beberapa penelitian tentang

anak-anak yang kurang mempunyai kompetensi sosial sampai dengan usia enam tahun.

Anak-anak ini kemungkinan akan menjadi orang dewasa yang mempunyai risiko tinggi mengalami

gangguan dalam beberapa hal, misalnya gangguan perilaku dan kurangnya motivasi berprestasi.

Indonesia merupakan negara yang tergolong multikultural, dimana berpengaruh terhadap

kebiasaan dan perilaku masyarakatnya. Berbagai studi menunjukkan adanya perbedaan

pandangan dan pola asuh orangtua terhadap anak dari berbagai latar budaya yang ada. Hal ini

akan mempengaruhi bagaimana peran mereka dalam mengembangkan konsep diri anak yang

(17)

iii   

ada, ada kecenderungan memberi perlakuan yang sama pada anak didik, dimana hal tersebut bisa

menimbulkan masalah di kemudian hari.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran orangtua dalam mengembangkan

kompetensi sosial anak. Fokus penelitian ini lebih pada meneliti peran orangtua dari berbagai

golongan etnis dalam mengembangkan salah satu aspek dari kompetensi sosial, yaitu aspek

konsep diri. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif.

Berdasar hasil analisa data, nampak bahwa kemampuan anak telah sesuai dengan taraf

perkembangannya. Pencapaian kemampuan itu tampaknya tidak lepas dari pengaruh keluarga.

Dari hasil observasi dan wawancara, nampak bahwa pola asuh orangtua menjadi faktor utama

bagaimana pola perilaku anak. Tujuan awal dari penelitian ini untuk melihat kompetensi anak

dan konsep diri anak berdasarkan keturunan/etnis, belum terlihat dengan jelas. Konsep diri pada

subjek penelitian sudah berkembang dengan cukup baik, hanya saja rasa percaya diri yang masih

perlu dikembangkan. Dari hasil penelitian, nampak bahwa tidak ada perbedaan konsep diri atau

kompetensi pada subjek penelitian.

Pada peneliti selanjutnya dapat berupaya lebih dalam mengetahui perbedaan etnis dengan

aneka ragam latar belakang budaya dan pengaruhnya terhadap pengasuhan maupun konsep diri

(18)
(19)

47 DAFTAR PUSTAKA

Berk, L.E. (2005). Infants, Children, and Adolescence. 5th Ed. America : Pearson Education, Inc.

Cartledge & Milburn. (1995). Teaching Social Skills to Children and Youth. Massachusets : Allyn & Bacon.

Cornelia, Gressy S. (2001). Kompetensi Sosial yang Buruk pada Anak Taman Kanak-kanak dan Kaitannya dengan Gaya Pengasuhan Ibu. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia.

Diknas. (2004). Kurikulum : Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini.

Hurlock, E.B. (1980). Developmental Psycology : A Life Span Approach, fifth edition. Mc Graw Hill.

Kent, M.W & Rolfs, J.E. (1979). Social Competence in Children. London : University Press of New England.

Mclelland, Kant, Lunt. 1992. Assesing Young Children’s Social Competence. www.athealth.com.

Mulyani, Sri. 2006. Hubungan antara Konsep Diri dengan Motivasi Belajar pada Siswa Program Akselerasi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ormrod, J.E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners. New Jersey: Pearson Education

Papalia, D.E. (2003). A Child’s World : Infancy through Adollesence 9th. America : McGrawHill.

Parke & Lad (1992). Taking a Closer look at Promoting Social Competence

Reinchbach & Master. (1983). Children Understanding of Emotion.

Http://epm.sagepub.com.

Santrock, John W. 2004. Educational Education. 2th.ed.USA: Mc Graw Hill.

Schwart, Z. (1995). Developing Social Competence In Children. Http://epm.sagepub.com.

Slavin, Robert. 2006. Educational Psychology: Theory and Practices. Boston: Allyn and Bacon

(20)

48 Sylva, K & Lunt, I. (1994). Child Development A First Course. Britain : TJ Press LTD.

Yin, Ping and Fan, Xitao. 2002. Journal of Educational and Measurement, Vol.63 No2.

William, B.K; Sawyer, S.C & Wahlstrom, C.M. 2006. Marriages, Families and Intimate

Relationship: a practical Introduction. USA: Pearson Education

Referensi

Dokumen terkait

Nasehat, teguran, dorongan, dan ajaran dari perspektif Kristen (Alkitab) yang didalamnya terdapat upaya menyampaikan pertimbangan yang memberikan kemampuan kepada

- Apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan Ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14 (empat

Dalam mengembangkan game education untuk berwirausaha, terbukti bahwa interpersonal skill kita sangat dibutuhkan, apalagi dalam hal pemasaran untuk

babar sebuah tanda yang terbuat dari daun kelapa muda yang ditancapkan di pematang, sebagai isyarat bahwa rumput di pematang itu tidak boleh dicabut. badung sebangsa pohon

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui tingkat ketergantungan media sosial pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan A

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Lembar Magelang dan Semarang, 1991.. Peta Geologi Tata Lingkungan Indonesia,Jawa pada Lembar

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa